sistem proyeksi peta

10
Nama : Hasna Syarifatul Rosyidah NPM : 143030005195 No. : 12 SISTEM PROYEKSI PETA DI INDONESIA Peta adalah gambaran permukaan bumi baik alami maupun buatan yang diperkecil dengan skala tertentu yang dituangkan dalam bidang datar dengan cakupan area yang sempit sehingga kelengkungan bumi dapat diabaikan. Proyeksi peta menggambarkan hubungan antara posisi titik- titik di permukaan bumi dan titik-titik di peta. Hubungan tersebut sulit dimodelkan secara matematis karena bentuk fisik bumi yang tidak teratur sehingga diperlukan pemodelan yang mendekati bentuk bumi yang sebenarnya, yaitu ellipsoid dengan dimensi tertentu, selain itu bola dengan panjang jari-jari 6.370,283 km. Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk, sehingga keadaan di permukaan bumi tergambar persis dengan peta. Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan atau disebut equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk disebut conform. Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau disebut Tugas I Ilmu Ukur Tanah I

Upload: hasna-syarifatul-rosyidah

Post on 13-Jul-2016

36 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Saya bukan ahli Pemetaan, upload materi ini semata-mata hanya tugas pemenuhan kuliah yang diambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Proyeksi Peta

Nama Hasna Syarifatul Rosyidah

NPM 143030005195

No 12

SISTEM PROYEKSI PETA

DI INDONESIA

Peta adalah gambaran permukaan bumi baik alami maupun buatan yang diperkecil dengan

skala tertentu yang dituangkan dalam bidang datar dengan cakupan area yang sempit sehingga

kelengkungan bumi dapat diabaikan

Proyeksi peta menggambarkan hubungan antara posisi titik-titik di permukaan bumi dan

titik-titik di peta Hubungan tersebut sulit dimodelkan secara matematis karena bentuk fisik bumi

yang tidak teratur sehingga diperlukan pemodelan yang mendekati bentuk bumi yang

sebenarnya yaitu ellipsoid dengan dimensi tertentu selain itu bola dengan panjang jari-jari

6370283 km

Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak sudut luas

dan bentuk sehingga keadaan di permukaan bumi tergambar persis dengan peta Jarak di peta

sama dengan jarak di lapangan atau disebut equidistant Sudutarah di peta sama dengan

arahsudut di lapangan atau sama bentuk disebut conform Luas di peta sama dengan luas di

lapangan atau disebut equalarea Namun pada kenyataannya keadaan ideal ini tidak akan dapat

dipenuhi oleh system proyeksi peta manapun Jadi distorsi tidak akan mungkin dapat

dihilangkan tetapi hanya dapat di minimalisir

A MACAM-MACAM SISTEM PROYEKSI PETA

a Sistem Polyeder

Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform Untuk mengatasi distorsi

yang besar maka diterapkan kerucut yang banyak yaitu dengan cara menyinggungkan kerucut-

kerucut tersebut pada paralel (garis sejajar equator) bumi yang berbeda-beda Inilah sebabnya

kenapa dikatakan sebagai Polyeder

Tugas IIlmu Ukur Tanah I

Pada proyeksi ini setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis

meridian yang masing-masing berjarak 20prime Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel

rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian

standar Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi lsquotitik

nolrsquo (ϕ0 λ0) bagian derajat tersebut Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor

dengan dua digit angka Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis

paralel standar (ϕ0) sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan garis

meridian standarnya (λ0) Sistem proyeksi ini banyak digunakan oleh Belanda untuk memetakan

Indonesia

Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah

1048707 Paralel standar dimulai dari I (ϕ0=6deg50prime LU) sampai LI (ϕ0=10deg50prime LU)

1048707 Meridian standar dimulai dari 1 (λ0=11deg50prime BT) sampai 96 (λ0=19deg50prime BT)

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta

(λjakarta=106deg48prime 27primeprime79 BT)

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

b Sistem Transvere Mercator

Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder tranversal

conform dan menyinggung Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung bumi

pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral Pada meridian sentral faktor skala (k)

adalah 1 (tidak terjadi distorsi) yang merupakan garis dengan skala yang benar Perbesaran

sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari meridian

sentral kearah timur maupun kearah barat Perbesaran sepanjang paralel semakin akan meningkat

pada lingkaran paralel yang semakin mendekati equator Dengan adanya distorsi yang semakin

membesar maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam

zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua meridian)

Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3ordm Setiap zone mempunyai meridian sentral

sendiri Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder

Sumber httpwwwgeoutexasedu

c Proyeksi Mercator

Proyeksi ini digunakan untuk navigasi di laut Proyeksi peta yang diterapkan oleh

Mercator adalah silinder normal conform di mana equator dinyatakan sebagai garis equidistant

Dalam sistem proyeksi Mercator ini meridian tergambar sebagai garis lurus yang berjarak

sama sedangkan parallel tergambar sebagai garis lurus yang berjarak tidak sama Seluruh muka

bumi dapat dipetakan walaupun daerah semakin jauh dari equator baik ke utara maupun ke

selatan semakin besar pengaruh distorsinya Terjadi masalah terbesar pada kutub yaitu bahwa

kutub utara maupun selatan seharusnya berupa titik tetapi pada proyeksi Mercator menjadi

suatu garis

Gambar Proyeksi Peta MercatorSumber httpresourcesarcgiscom

d Proyeksi Universal Transvere Mercator

Sistem proyeksi peta UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan

kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi)

sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis

bujur pada ellipsoid Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (xy)

menggunakan proyeksi silinder transversal dan conform yang memotong bumi pada dua

meridian standart Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM

zone Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6deg dan memiliki meridian tengah sendiri

Penomoran zona dalam UMT dimulai dengan zone 1 dari 180deg BB sd 174deg BBTzone 2

dari 174deg BB sd 168deg BB dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174deg B sd 180deg BT

Gambar Sistem UTM dunia

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

B LETAK INDONESIA

Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan

garis bujur Letak Astronomis Indonesia adalah 6deg LU (Lintang Utara) - 11deg LS (Lintang

Selatan) dan antara 95deg BT (Bujur Timur) - 141deg BT (Bujur Timur) Wilayah Indonesia

yang paling utara berada yang berada di 6deg LU terletak di Pulau Weh di Nanggroe Aceh

Darussalam untuk wilayah Indonesia paling Selatan berada di Pulau Roti di Nusa

Tenggara Timur yang berada pada 11deg LS untuk wilayah paling Barat Indonesia yaitu

95deg BT terletak di ujung utara puau Sumatera dan wilayah Indonesia paling Timur

berada di Kota Merauke yang berada pada 141deg BT

Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 2: Sistem Proyeksi Peta

Pada proyeksi ini setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis

meridian yang masing-masing berjarak 20prime Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel

rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian

standar Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi lsquotitik

nolrsquo (ϕ0 λ0) bagian derajat tersebut Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor

dengan dua digit angka Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis

paralel standar (ϕ0) sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan garis

meridian standarnya (λ0) Sistem proyeksi ini banyak digunakan oleh Belanda untuk memetakan

Indonesia

Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah

1048707 Paralel standar dimulai dari I (ϕ0=6deg50prime LU) sampai LI (ϕ0=10deg50prime LU)

1048707 Meridian standar dimulai dari 1 (λ0=11deg50prime BT) sampai 96 (λ0=19deg50prime BT)

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta

(λjakarta=106deg48prime 27primeprime79 BT)

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

b Sistem Transvere Mercator

Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder tranversal

conform dan menyinggung Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung bumi

pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral Pada meridian sentral faktor skala (k)

adalah 1 (tidak terjadi distorsi) yang merupakan garis dengan skala yang benar Perbesaran

sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari meridian

sentral kearah timur maupun kearah barat Perbesaran sepanjang paralel semakin akan meningkat

pada lingkaran paralel yang semakin mendekati equator Dengan adanya distorsi yang semakin

membesar maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam

zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua meridian)

Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3ordm Setiap zone mempunyai meridian sentral

sendiri Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder

Sumber httpwwwgeoutexasedu

c Proyeksi Mercator

Proyeksi ini digunakan untuk navigasi di laut Proyeksi peta yang diterapkan oleh

Mercator adalah silinder normal conform di mana equator dinyatakan sebagai garis equidistant

Dalam sistem proyeksi Mercator ini meridian tergambar sebagai garis lurus yang berjarak

sama sedangkan parallel tergambar sebagai garis lurus yang berjarak tidak sama Seluruh muka

bumi dapat dipetakan walaupun daerah semakin jauh dari equator baik ke utara maupun ke

selatan semakin besar pengaruh distorsinya Terjadi masalah terbesar pada kutub yaitu bahwa

kutub utara maupun selatan seharusnya berupa titik tetapi pada proyeksi Mercator menjadi

suatu garis

Gambar Proyeksi Peta MercatorSumber httpresourcesarcgiscom

d Proyeksi Universal Transvere Mercator

Sistem proyeksi peta UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan

kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi)

sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis

bujur pada ellipsoid Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (xy)

menggunakan proyeksi silinder transversal dan conform yang memotong bumi pada dua

meridian standart Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM

zone Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6deg dan memiliki meridian tengah sendiri

Penomoran zona dalam UMT dimulai dengan zone 1 dari 180deg BB sd 174deg BBTzone 2

dari 174deg BB sd 168deg BB dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174deg B sd 180deg BT

Gambar Sistem UTM dunia

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

B LETAK INDONESIA

Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan

garis bujur Letak Astronomis Indonesia adalah 6deg LU (Lintang Utara) - 11deg LS (Lintang

Selatan) dan antara 95deg BT (Bujur Timur) - 141deg BT (Bujur Timur) Wilayah Indonesia

yang paling utara berada yang berada di 6deg LU terletak di Pulau Weh di Nanggroe Aceh

Darussalam untuk wilayah Indonesia paling Selatan berada di Pulau Roti di Nusa

Tenggara Timur yang berada pada 11deg LS untuk wilayah paling Barat Indonesia yaitu

95deg BT terletak di ujung utara puau Sumatera dan wilayah Indonesia paling Timur

berada di Kota Merauke yang berada pada 141deg BT

Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 3: Sistem Proyeksi Peta

sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari meridian

sentral kearah timur maupun kearah barat Perbesaran sepanjang paralel semakin akan meningkat

pada lingkaran paralel yang semakin mendekati equator Dengan adanya distorsi yang semakin

membesar maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam

zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua meridian)

Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3ordm Setiap zone mempunyai meridian sentral

sendiri Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder

Sumber httpwwwgeoutexasedu

c Proyeksi Mercator

Proyeksi ini digunakan untuk navigasi di laut Proyeksi peta yang diterapkan oleh

Mercator adalah silinder normal conform di mana equator dinyatakan sebagai garis equidistant

Dalam sistem proyeksi Mercator ini meridian tergambar sebagai garis lurus yang berjarak

sama sedangkan parallel tergambar sebagai garis lurus yang berjarak tidak sama Seluruh muka

bumi dapat dipetakan walaupun daerah semakin jauh dari equator baik ke utara maupun ke

selatan semakin besar pengaruh distorsinya Terjadi masalah terbesar pada kutub yaitu bahwa

kutub utara maupun selatan seharusnya berupa titik tetapi pada proyeksi Mercator menjadi

suatu garis

Gambar Proyeksi Peta MercatorSumber httpresourcesarcgiscom

d Proyeksi Universal Transvere Mercator

Sistem proyeksi peta UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan

kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi)

sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis

bujur pada ellipsoid Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (xy)

menggunakan proyeksi silinder transversal dan conform yang memotong bumi pada dua

meridian standart Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM

zone Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6deg dan memiliki meridian tengah sendiri

Penomoran zona dalam UMT dimulai dengan zone 1 dari 180deg BB sd 174deg BBTzone 2

dari 174deg BB sd 168deg BB dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174deg B sd 180deg BT

Gambar Sistem UTM dunia

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

B LETAK INDONESIA

Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan

garis bujur Letak Astronomis Indonesia adalah 6deg LU (Lintang Utara) - 11deg LS (Lintang

Selatan) dan antara 95deg BT (Bujur Timur) - 141deg BT (Bujur Timur) Wilayah Indonesia

yang paling utara berada yang berada di 6deg LU terletak di Pulau Weh di Nanggroe Aceh

Darussalam untuk wilayah Indonesia paling Selatan berada di Pulau Roti di Nusa

Tenggara Timur yang berada pada 11deg LS untuk wilayah paling Barat Indonesia yaitu

95deg BT terletak di ujung utara puau Sumatera dan wilayah Indonesia paling Timur

berada di Kota Merauke yang berada pada 141deg BT

Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 4: Sistem Proyeksi Peta

Gambar Proyeksi Peta MercatorSumber httpresourcesarcgiscom

d Proyeksi Universal Transvere Mercator

Sistem proyeksi peta UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan

kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi)

sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis

bujur pada ellipsoid Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (xy)

menggunakan proyeksi silinder transversal dan conform yang memotong bumi pada dua

meridian standart Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM

zone Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6deg dan memiliki meridian tengah sendiri

Penomoran zona dalam UMT dimulai dengan zone 1 dari 180deg BB sd 174deg BBTzone 2

dari 174deg BB sd 168deg BB dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174deg B sd 180deg BT

Gambar Sistem UTM dunia

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

B LETAK INDONESIA

Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan

garis bujur Letak Astronomis Indonesia adalah 6deg LU (Lintang Utara) - 11deg LS (Lintang

Selatan) dan antara 95deg BT (Bujur Timur) - 141deg BT (Bujur Timur) Wilayah Indonesia

yang paling utara berada yang berada di 6deg LU terletak di Pulau Weh di Nanggroe Aceh

Darussalam untuk wilayah Indonesia paling Selatan berada di Pulau Roti di Nusa

Tenggara Timur yang berada pada 11deg LS untuk wilayah paling Barat Indonesia yaitu

95deg BT terletak di ujung utara puau Sumatera dan wilayah Indonesia paling Timur

berada di Kota Merauke yang berada pada 141deg BT

Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 5: Sistem Proyeksi Peta

Gambar Sistem UTM dunia

Sumber academiaedu ndash Artikel Fauziyah Nustiyani

B LETAK INDONESIA

Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan

garis bujur Letak Astronomis Indonesia adalah 6deg LU (Lintang Utara) - 11deg LS (Lintang

Selatan) dan antara 95deg BT (Bujur Timur) - 141deg BT (Bujur Timur) Wilayah Indonesia

yang paling utara berada yang berada di 6deg LU terletak di Pulau Weh di Nanggroe Aceh

Darussalam untuk wilayah Indonesia paling Selatan berada di Pulau Roti di Nusa

Tenggara Timur yang berada pada 11deg LS untuk wilayah paling Barat Indonesia yaitu

95deg BT terletak di ujung utara puau Sumatera dan wilayah Indonesia paling Timur

berada di Kota Merauke yang berada pada 141deg BT

Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 6: Sistem Proyeksi Peta

Gambar Letak Astronomis IndonesiaSumber wwwabelpetruswordpresscom

C SISTEM PROYEKSI YANG SERING DIGUNAKAN DI INDONESIA

Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum WGS-84 (World Geodetic System)

merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai

1 Kondisi geografis Indonesia yang membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang

equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang

2 Untuk kondisi seperti ini sistem proyeksi Universal Tansverse Mecator adalah paling ideal

(memberikan hasil dengan distorsi mnimal)

3 Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal

Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang antara dua garis bujur dan

ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 7: Sistem Proyeksi Peta

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM

Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6

Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia

Penyimpangannya cukup kecil antara -40 cm 1000m sampai dengan 70 cm 1000m

Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur X 12 lintang)

Gambar Peta UTM di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml

Page 8: Sistem Proyeksi Peta

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Ira A 2004 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota Surabaya

Larry Moore Transverse Mercator Projections And US Geological Survey Digital Products US Geological Survey

httpresourcesarcgiscom

httpgeostevblogspotcom201410sistem-proyeksi-petahtml

httpswwwacademiaedu9403460SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA

httpwwwgeoutexaseducourses420kPDF_filesLABSGISmap_projectpdf

httpsgeosigwordpresscom20091021sistem-proyeksi

httpsistempemerintahan-indonesiablogspotcom201312letak-astronomis-indonesia-

posisihtml