sistem keamanan bangunan dan sistem transportasi dalam bangunan (studi kasus : mal araya malang)

12
Sistem Keamanan Bangunan dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan 1. Sistem Keamanan Bangunan (Fire Protection) Terdapat 2 macam proteksi dalam menghadapi kebakaran, yaitu : Proteksi aktif ketentuan alat deteksi dan alarm kebakaran, sprinkler, serta hidran. Proteksi pasif adanya pintu dan tangga darurat kebakaran, bahan penghambat api, dan sebagainya. Perlengkapan pencegah kebakaran: APAR / Fire Extinguishers / Racun Api Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. Fire Extinguishers (Foto. Zikri,Dkk) Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.

Upload: maulia1

Post on 27-Jul-2015

1.790 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Studi Kasus : Mal Araya Malang

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Sistem Keamanan Bangunan dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan

1. Sistem Keamanan Bangunan (Fire Protection)Terdapat 2 macam proteksi dalam menghadapi kebakaran, yaitu : Proteksi aktif ketentuan alat deteksi dan alarm kebakaran, sprinkler, serta hidran. Proteksi pasif adanya pintu dan tangga darurat kebakaran, bahan penghambat api, dan

sebagainya.

Perlengkapan pencegah kebakaran:

• APAR / Fire Extinguishers / Racun ApiBahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.

Fire Extinguishers(Foto. Zikri,Dkk)

• Detektor Asap / Smoke DetectorPeralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.

Smoke Detector (Foto. Zikri,Dkk)

Page 2: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

• Fire AlarmPeralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.

• SprinklerPeralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut . Alat ini sendiri hanya dapat digunakan sekali dalam pemakaiannya, cairan yang terdapat pada air ini yaitu air raksa. Setiap jarak 3 meter dipasang alat ini, karena daya semburannya berada pada radius 3 m2 . apabila terjadi kebakaran sprinkler menyala terus tergantung dari sumbernya.

• HydrantTerdapat dua jenis hydrant yaitu:Indoor Hydrant Box dan Outdoor Hydrant Box, biasanya pada Outdoor Hydrant Box disebelahnya terdapat Pillar Hydrant yang berfungsi untuk menambah pasokan air, apabila pasokan air dalam mobil pemadam sudah habis. Sumber air berasal dari Water Tank pada bagian basement gedung ini.

Page 3: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Kelengkapan pada Hydrant Box ini yaitu terdapat selang air dan Fire Alarm. Apabila terjadi kebakaran cara penggunaan alarm dengan cara memecahkan kaca yang ada pada box ini dengan demikian alarm akan berbunyi. Terdapat jack phone yang dapat digunakan dengan head phone untuk berkomunikasi dengan Ruang control.

Pemipaan pada SHAFT yaitu : pipa merah untuk mengalirkan air dari Sumber air di Water

Tank menuju ke sprinkler.

Pipa putih untuk air kotor

Kondisi pipa sprinkler pada bagian dalam plafond

Page 4: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Outdoor Hydrant Box dan Pillar HydrantPada Plaza ini terdapat 7 buah Outdoor Hydrant Box dan Pillar Hydrant yang tersebar mengelilingi gedung. Tutup sumur hydrant yang berada diatas permukaan tanah harus tetap terjaga dan terawat sehingga diperlukan pemeriksaan / uji kelayakan setiap 6 bulan sekali.

(Sumber. PT Plasa Araya Sentra Niaga)

Outdoor Hydrant Box Pillar Hydrant(Foto. Zikri,Dkk)

Page 5: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Flow Chart Penanggulangan Kebakaran

Alarm / Laporan Kebakaran

Teknik

Check di alarm sistem, dimana lokasi alarm terjadi dan laporkan ke POSKO

Sebagian personil teknik stand by di R. Genset, R. Panel, R. Pump, dan tunggu instruksi

INFORMASI PERSONAL SECURITY

Personal security yang terdekat dengan lokasi kebakaran, diinformasikan melalui HT untuk segera menuju lokasi dengan membawa tabung pemadam kebakaran

POSKO

Ada KebakaranTIDAK ADA KEBAKARAN

Informasikan ke Teknik dan Posko keadaan aman dan tidak ada kebakaran

SELESAI

KEBAKARAN KECIL

Lapor keadaan ke POSKO dan TEKNIK

Padamkan api dengan Tabung pemadam kebakaran sampai api padam dan bantuan datang

API TAMBAH BESAR KEBAKARAN BESAR

Lapor keadaan ke POSKO dan TEKNIK

Minta bantuan tambahan personil dan peralatan pemadam kebakaran

Gunakan Fire Hydrant hose

Page 6: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

yan

Tangga Darurat pada bangunan ini terdapat 2 buah yang kesemuanya terdapat pada sisi selatan bangunan.

SECURITY

SECURITY menuju ruang teknik untuk mengumumkan kepada pengunjung dengan menggunakan Emergency mic tentang adanya kebakaran dan pengunjung diarahkan untuk keluar melalui pintu dan tangga darurat dengan tidak panik, lakukan terus menerus sampai gedung kosong

AIR PADAM

Lapor keadaan ke POSKO dan TEKNIK api dapat dipadamkan dan keadaan aman

SELESAI

Semua anggota security dalam keadaan siaga dengan tugas-tugas

POSKO

Lapor petugas PMK terdekat Lapor Mall Manager Lapor Polisi Lapor Rumah sakit

LUAR DAN CARPARK

Mengontroldan mengatur lalu lintas kendaraan baik carpark maupun area luar gedung

SHOPPING

Mengatur dan mengarahkan pengunjung dan tenant untuk keluar gedung melalui tangga dan pintu darurat dengan tidak panik

Petugas yang lain membantu pemadaman sampai api padam

Bantuan PMK datang

Semua KOMANDO diambil alih oleh petugas PMK

Page 7: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Sistem Transportasi Dalam Bangunan

ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL

Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :

Elevator (Lift) Eskalator

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT

Lift Barang Kapasitas 500 Kg(Foto. Zikri,Dkk)

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.

Page 8: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Panel kontrol pada lift (Foto. Zikri,Dkk)

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Motor penarik pada lift (Foto. Zikri,Dkk)

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Page 9: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

Pompa motor di atap bangunan (Foto. Zikri,Dkk)

CARA KERJA ESKALATOR

Pendaratan/Landing Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang

mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

Landasan penopang/Truss Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan

bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.

Page 10: Sistem Keamanan Bangunan Dan Sistem Transportasi Dalam Bangunan (Studi Kasus : Mal Araya Malang)

Pijakan pada ekskalator

Sistem Pergerakan pada ekskaltor

Lintasan Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.