sistem informasi geografik

30
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK PENGENALAN PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK ARCGIS DALAM MEMBANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TANGGAL PRAKTIUM :25 FEBRUARI 2015 Disusun Oleh NAMA : GILANG RIZKY RAMADHAN NIM : 13/347488/TK/40730 KELAS : B JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Upload: gilangrizkyramadhan

Post on 23-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan SIG 2

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Informasi Geografik

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK

PENGENALAN PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK ARCGIS DALAM MEMBANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

TANGGAL PRAKTIUM :25 FEBRUARI 2015

Disusun Oleh

NAMA : GILANG RIZKY RAMADHAN NIM : 13/347488/TK/40730 KELAS : B

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Sistem Informasi Geografik

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengenal salah satu perangkat lunak SIG untuk

melakukan pengolahan dan pengelolaan data geospasial atau informasi

geospasial.

Mahasiswa dapat mengenal data vektor dan data raster, serta dapat

memodelkan dunia nyata ke dalam bentuk data geospasial/ informasi

geospasial.

Mahasiswa dapat melakukan proses transformasi koordinat informasi

geospasial dari sistem koordinat geodetis ke sistem koordinat kartesian

atau sebaliknya, serta dapat mengenal penggunaan sistem proyeksi

peta.

Mahasiswa dapat melakukan proses input data geospasial/ informasi

geospasial format data vektor dengan cara digitasi dari informasi

geospasial format raster.

II. DASAR TEORI

Sistem Informasi Geospasial (SIG) merupakan integrasi dari perangkat keras,

perangkat lunak, dan data geospasial yang dirancang untuk dapat dikumpulkan,

disimpan, dimutakhirkan, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk informasi yang

memiliki acuan geografis. SIG menyediakan fasilitas untuk melihat, memahami,

menginterpretasi, dan memvisualisasikan data dalam berbagai bentuk yang

menyatakan hubungan, pola, dan kecenderungan dalam bentuk peta, bola bumi,

laporan, dan grafik, serta mampu menjawab berbagai pertanyaan dan

menyelesaikan masalah yang beracuan lokasi geoagrafis (ESRI, 2012).

III. LANGKAH KERJA

1. Melakukan transformasi koordinat dengan ArcMap

a. Membuka Program Arcmap Start - All program- ArcGIS – ArcMap

Page 3: Sistem Informasi Geografik

b. Akan muncul kotak dialog Arc Map

c. Pilih Blank Map lalu Klik OK

Page 4: Sistem Informasi Geografik

d. Selanjutnya adalah memasukkan data dengan cara Klik Add Data

e. akan muncul jendela Add Data

Page 5: Sistem Informasi Geografik

f. Pilih data yang akan di atur

g. Maka akan muncul gambar seperti ini :

h. Ada berapa layer data dan tipe fitur apa masing-masing layer data

tersebut?

Terdapat 4 layer dan 2 fitur pada data tersebut yaitu :

Layer 1 : Batas Kabupaten, tipe fitur : Polyline

Layer 2 : Batas Kecamatan, tipe fitur : Polyline

Layer 3 : Batas Propinsi,

tipe fitur : Polyline

Layer 4 : Desa DIY

tipe fitur : Polygon

Page 6: Sistem Informasi Geografik

i. Dari hasil file tersebut, diketahui bahwa sistem koordinat yang

dipergunakan masih dalam sistem Latitude/Longitude (dari mana anda

bisa tahu ?).

Kita dapat melihat bahwa sistem koordinat melalu View Data Frame

properties Coordinate system. Lihat pada bagian Current Coordinate

system

Page 7: Sistem Informasi Geografik

j. Selanjutnya Melakukan transformasi koordinat dengan cara membuka map

kosong baru File New Blank map OK

k. Tambahkan fitur-fitur berupa batas kabupaten dll.

l. Lalu buka Arctoolbox

Page 8: Sistem Informasi Geografik

Data Management Tools Projections and Transformation

Feature Project

Page 9: Sistem Informasi Geografik

m. Maka akan muncul kotak dialog Project, isikan point-point berikut :

Input Dataset or Feature Class : isikan feature yang akan di

transformasi (Desa_DIY, Batas Propinsi, Batas_Kabupaten, Batas

Kecamatan)

Input Coordinate Sytem : akan terisi dengan sendirinya sesuai

dengan sistem koordinat pada feature asal yang dimasukkan.

Output Dataset or Feature Class : isikan nama dan tempat

penyimpanan

(Desa_DIY_region_UTM, Batas Kabupaten DIY_polyline_UTM, dst.......

Output Coordinate System : isiskan sistem koordinat yang akan dituju

yakni dengan klik pada , pilih Select Projected Coordinate

System UTM WGS 1984 Southern Hemisphere WGS 1984

Page 10: Sistem Informasi Geografik

Zone 49S.prj

Page 11: Sistem Informasi Geografik
Page 12: Sistem Informasi Geografik
Page 13: Sistem Informasi Geografik
Page 14: Sistem Informasi Geografik

n. Untuk melihat hasilnya maka remove layer Desa_DIY_region, Batas

Kabupaten, dll.

Page 15: Sistem Informasi Geografik

o. Setelah melakukan transformasi, mengecek koordinat yang berada di

pojok kanan bawah,

koordinat yang didefinisikan masih salah yakni bernilai negatif.

Memperbaikinya dengan cara : View data frame properties pilih

Pedefine klik pada Projected Coordinate System UTM

WGS 1984 Southern Hemisphere WGS 1984 Zone 49S.prj

OK.

Page 16: Sistem Informasi Geografik
Page 17: Sistem Informasi Geografik
Page 18: Sistem Informasi Geografik

p. Setelah penggantian coordinate system maka koordinat di bawah tidak

menjadi minus lagi

q. Melakukan proses transformasi ulang dari sistem koordinat

Latitude/Longitude (langkah 5) tersebut di atas ke sistem koordinat

proyeksi dengan Datum Geodesi Nasional 1995 (digunakan di Indonesia

dengan nama DGN 95) dan Sistem koordinat Polyconic.

r. Berdasarkan tampilan data geospasial hasil transformasi dengan

menggunakan datum DGN 95 dan dengan menggunakan datum WGS 84,

apa perbedaannya

s. Dari Kedua sistem diatas mempunyai perbedaan dikarenakan mempunyai

titik referensi yang berbeda, dalam praktikum kali ini saya menemukan

adanya perbedaan pada kedua sistem koordinat tersebut. Untuk

Page 19: Sistem Informasi Geografik

perbandingan dengan sistem koordinat polyconic sangat berbeda jauh

dalam tampilan gambar dan juga koordinatnya

t. Apa perbedaan antar sistem koordinat Latitude/Longitude dan

sistem koordinat Easting/Northing.

Perbedaan mendasar adalah perbedaan origin pada kedua sistem koodinat

tersebut. Untuk sistem koordinat Latitude/Longitude memiliki satuan

berupa derajat desimal sedangkan untuk Sistem koodinat Easting/Northing

memiliki satuan berupa panjangan

u. Melakukan proses transformasi ulang dari sistem koordinat

Latitude/Longitude (langkah 5) tersebut di atas ke sistem koordinat

proyeksi World dan proyeksinya Polyconic. Lihat hasilnya, apa

perbedaannya dengan sistem koordinat sebelumnya. Lakukan dengan

sistem koordinat proyeksi peta yang lain.

v. Penjelasan : karena memiliki origin yang berbeda jauh dengan sistem

koordinat UTM, dalam sistem koodinat World terdapat nilai minus pada

northing, sedang kan dalam sistem koordinat UTM semua nilai bernilai

positif.

2. Membuat folder baru dengan ArcCatalog

a. Membuka ArcCatalog Start - All program- ArcGIS – ArcCatalog

Page 20: Sistem Informasi Geografik

b. Membuat baru shapefile pada direktori tempat bekerja dengan cara :

menempatkan kursor di direktori kerja yang telah dibuat sebelumnya dan

Buat folder baru pada direktori kerja Anda dengan nama

Latihan_2_Digitasi, Kemudian klik kanan pada folder tempat

penyimpanan yang telah dibuat, pilih New Shapefile.

c. Mengisikan Nama Shapefile pada kotak dialog new shapefile dan memilih

tipe untuk shapefilenya, dalam hal ini nama shapefile jalan dan tipenya

Page 21: Sistem Informasi Geografik

adalah polyline

d. Setelah nama dan tipe shapefile dimasukkan, terlihat pada kotak dialog

tersebut untuk spatial referencenya masih Unknown Coordinate System.

Maka harus mendefinisikan sistem referensinya terlebih dahulu, dengan

cara klik edit pada kotak dialog tersebut. Setelah itu akan tampil kotak

dialog spatial reference properties. Pada kotak dialog tersebut klik tab

Page 22: Sistem Informasi Geografik

Select kemudian muncul kotak dialog browse for Coordinate System.

e. Kemudian pada kotak dialog Browse for coordinate system, double klik

pada folder Projected Coordinate System double klik UTMdouble

Page 23: Sistem Informasi Geografik

klik Indonesia DGN 1995 UTM Zone 49S.prj

f. Jika berhasil maka tampilan untuk kotak dialog create new shapefile

seperti di bawah ini.

Page 24: Sistem Informasi Geografik
Page 25: Sistem Informasi Geografik

g. Maka hasil catalog manjadi seperti ini

3. Proses Georeferensi Peta

a. Buka Peta dengan memilih Add Data pilih Data OK

Page 26: Sistem Informasi Geografik

b. Hasil peta setelah di add lalu aktifkan tools georeferencing. Klik kanan

pada bagian atas georeferencing

c. Menambahkan titik kontrol dengan cara mengklik add control point

pada toolbar georeferencing

d. Lakukan zooming ketika akan memasukkan koordinat, agar tepat sesuai

sasaran. Kemudian klik kanan kemudian input x dan y.

e. Lakukan hal yang sama untuk ketiga titik lainnya.

Page 27: Sistem Informasi Geografik

f. Melihat keseluruhan koordinat yang telah diinput dengan cara mengklik

link table

g. Hasil total RMS

h. Lakukan save sebagai text file; kita bisa membuka text file ini bila ingin

melakukan goereferensi lagi terhadap image, dari Link table pilih Save

(sebelumnya select (klik Ctrl+A) semua GCP yang sudah anda masukkan).

Page 28: Sistem Informasi Geografik

Save ke folder.

i. Kemudian pada toolbar georeferenceing, klik rectify

dialog save

j. Simpan dengan tipe TIFF dan nama : Peta_B

save.Remove layer data peta Kelas B.jpg (data yang belum

tergeoreferensi) dari jendela tampilan dengan cara klik kanan pada layer

Page 29: Sistem Informasi Geografik

dan pilih remove.

k. Langkah selanjutnya adalah menampilkan data peta atau image yang telah

tergeoreferensi (Peta_B.tiff) dengan menggunakan add Data dan

menambahkannya pada folder kerja Latihan_2.

Page 30: Sistem Informasi Geografik

l. Adapun hasil rectify seperti dibawah ini :

IV. KESIMPULAN

Mahasiswa telah mengenal dan menggunakan software ArcGIS 10 untuk

melakukan transformasi sistem koordinat dari file data geospasial dan melakukan

georeferensi pada foto dan merektifikasi foto tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA