(sistem etika islam)

Upload: ikhsan-samba

Post on 09-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sistem Etika Islam

SISTEM etika Islam berbeda dan sistem etika sekuler dan dan ajaran moral yang diyakini oleh agama-agama lain. Sepanjang rentang sejarah peradaban, model-model sekuler ini mengasumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah-ubah karena didasarkan pada nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya, misalnya Epicunanisme atau ajaran tentang kebahagiaan demi kebahagiaan semata. Model-model ini pada umumnya membangun sebuah sistem etika yang terpisah dari agama. Pada saat yang sama, ajaran moral yang diyakini oleh sejumlah agama lain seringkali terlampau menekankan nilai-nilai yang mengabaikan keberadaan kita di dunia ini. Sebagai contoh, ajaran Kristen yang terlampau menekankan kedudukan biara telah mendorong pengikut- nya untuk menyingkir dari hiruk-pikuk dan kesibukan kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, ajaran Islam yang melekat dalam sistem etika Islam menekankan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Karena Allah Maha Sempuma dan Maha Mengetahui, kaum Muslim memiliki ajaran moral yang tidak terikat waktu dan tidak dipengaruhi oleh perilaku manusia. Ajaran etika Islam dapat diterapkan sampai kapan pun karena Sang Pencipta berada lebih dekat dari urat leher manusia, dan memiliki pengetahuan yang sempurna dan abadi. Untuk menjelaskan ajaran moral Islam, kita sekarang akan membandingkan berbagai pilihan sistematika dengan sistem etika Islam.Pilihan Sistem EtikaPandangan etika kontemporer berbeda dari sistemetika Islam dalam banyak hal. Terdapat enam sistem etika yang saat ini mendominasi pemikiran etika pada umumnya. Keenam sistem etika ini dipaparkan dalam Tabel 1.RelativismeRelativisme menekankan bahwa tidak ada kriteria tunggal, universal, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu tindakan disebut etis atau tidak. Setiap orang mempergunakan kriterianya masing-masing, dan kriteria ini mungkin sekali berbeda dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain. Akibacnya, karakter etis dalam nilai-nilai dan perilaku sosial yang berbeda harus dilihat dalam konteks budaya secara khusus. Karenanya, aktivitas bisnis di negara lain terikat oleh norma dan nilai-nilainya tersendiri.Sejumlah persoalan mengikuti sistem etika ini. Pertama, paham relativisme bersifat berpusat-pada diri sendiri; paham ini hanya menfokuskan perhatian semata-mata pada individu dan mengabaikan interaksi dengan ataupun masukan dari unsur luar. Pendekatan ini mengambil jalan yang berlawanan dengan Islam. Islam menekankan bahwa perilaku dan nilai-nilai etis seorang individu harus didasarkan pada kriteria-kriteria yang dinyatakan dalam Qur'an dan Sunnah Rasul.

Ringkasan 6Ststem Etika Terbesai24Tabel1

Sistem Etika AltematifKriteria Pengambilan@Keputusan

Relativisme(Kepentingan Pribadi)Keputusan etis dibuat berdasarkankepentingan pribadi dan kebutuhanpribadi

Utilitarianisme(Kalkulasi untungatau rugi)Keputusan etis dibuat berdasarkan hasilyang diberikan oleh keputusan-keputusan ini. Suatu tindakan disebutetis jika mennberikan keuntunganterbesar bagi sejumlah besar orang.

Universalisme(Kewajiban)Keputusan etis yang menekankanmaksud suatu tindakan atau keputusan.Keputusan yang sama harus dibuat olehsetiap orang dibawah kondisi yang sama.

Hak(KepentinganIndividu)Keputusan etika yang menekankan

niiai-nnai mdividu, kebebasan untukmemilih.

Keadilan Distributif(Keadilan danKesetaraan)Keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu, keadilan dan menegaskanpembagian yang adil atas kekayaan dankeuntungan.

Kedua, relativisme mengimplikasikan sikap pemalas secara inheren dalam diri si pembuat keputusan; ia bararigkali akan rnembenarkan perilakunya sekedar dengan merujuk kriteria yang didasarkan pada kepentingan pribadinya. Islam, sebaliknya, menghindarkan diri dari pembuatan keputusan-keputusan yang didasarkan semata-mata pada persepsi seseorang terhadap suatu situasi. Prinsip berkonsultasi atau shura dengan orang lain adalah sebuah aspek intrinsik dalam proses pembuatan keputusan bisnis Muslim. Egoisme tidak mendapat tempat dalam Islam.UtilitarianismeMulai dari Cicero sampai Jeremy Bentham dan J.S. Mill pendekatan utilitarian terhadap etika telah berusia hampir dua milenium. Pendekatan ini menyatakan bahwa "Arti penting moralitas yang menuntun seseorang dapat ditentukan hanya berdasarkan konsekuensi perilakunya". Suatu tindakan disebut etis jika memberikan hasil yang berupa keuntungan atau "kebaikan" terbesar bagi sebagian besar orang. Karenanya, pandangan utilitarian sangat berorientasi hasil.Permasalahan yang dihadapi sistem etika ini cukup bnyak Pertama, siapakah yang menentukan apa yang "baik bagi sebagian besar orang? Apakah itu kekayaan, kesenangan atau kesehatan? Kedua, bagaimana dengan kaum minoritas? Jika sebagian besar orang di Amerika memutuskan bahwa doktrin percintaan bebas dibenarkan di negara tersebut siapakah yang akan melindungi kepentingan kaum minoritas yang masih percaya kepada paham matrimoni dan hubungan monogami seperti yang diperintahkan Allah SWT? Ketiga, bagaimana kerugian dan keuntungan bisa dinilai ketika muncul persoalan yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, seperti misalnya kesehatan? Keempat, hak dan kewajiban individu diabaikan demi kepentmgan hak dan kewajiban kolektif. Hal ini bertentangan dengan Islam, karena keduanya, hak individu dan kolektif sama-sama penting Lebih jauh, seorang Muslim tidak dapat menyalahkan umat karena kesalahannya pribadi; setiap orang harus bertanggungjawab atas tindakannya sebagai individu."Pada suatu harisetiapjiwa akan bergelut untuk dirinya sendiri dan setiapjiwa akan ditimbang (sepenuhnya) untuk semua tindakannya dan tidak ada yang diperlakukan secara tidak adil".Akhimya, pandangan utilitarian menetapkan hakikat etis tindakan di masa depan dengan cara menimbang kerugian dan keuntungannya, dan dapat dengan mudah berubah ke arah sebaliknya. Bahaya ini dapat dengan mudah dilihat dalam pendekatan mikroekonomi etika bisnis yang mendominasi kebanyakan pemikiran bisnis Barat yang paling mendasar.Paham mikroekonomi menekankan hukum pareto optimality. Hukum ini menekankan efisiensi penggunaan sumber daya untuk memuaskan kebutuhan konsumen, mengesampingkan semua kebutuhan untuk mempertimbangkan persoalan-persoalan etis, dan menekankan secara berlebihan upaya maksimalisasi keuntungan. Milton Fried-man memaparkan pendekatan mikroekonomi terhadap etika manajemen sebagai berikut: "Sejumlah kecil kecenderungan mungkin melandasisepe-n uhnya dasar-dasar masyaraka t kita yang bebas sebagai penerimaan, oleh para pemilik perusahaan, tanggungjawab sosial ketimbang untuk menghasilkan sebanyak mungkin uang yang mungkin bagi para pemegang saham mereka.Bertentangan dengan pendekatan mikroekonomi terhadap etika bisnis/ maksimalisasi keuntungan bukanlah tujuan tertinggi ataupun satu-satunya prinsip etis perdagangan dalam Islam. Allah SWT telah berfirman dalam Qur'an: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan di dunia; namun amalan-amalan yang kekal dan saleh adalah lebih baik pahalanya di mata Allah SWT, dan lebih baik sebagai landasan harapan-harapan.

Universalisme

Berbeda dengan pandangan utilitarian yang menamakan aspek hasil suatu keputusan, universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan atau tindakan. Prinsip kunci yang mendasari mahzab universalisme adalah prinsip Kant mengenai imperatif kategoris.Alqamarah ibnu Waqqas al Laythi berkata, Saya mendengar Umar, keakaia sedang berada diatas mimbar membenkan khufbah, berkata, 'Saya mendengar Rasulallah saw berkata, 'Hai manusia! Ketahuilah, bahwa tidak ada tindakan yang dinilai kecuali dengan niat dan setiap manusia bisa berbuat kecuali yang ia niatkan'." "Sehingga ia yang berhijrah karena Allah SWT dan Rasulnya, maka hijrahnya adalah untuk Allah SWT dan Rasul-nya, dan ia yang berhijrah demi tujuan kemewahan duniawi atau demimendapatkan wanita sebagai istri, maka hijrahnya adalah untuk kepentingan itu pula".Namun demikian, dengan niat baik semata tindakan yang tidak etis tidak serta-merta menjadi bersifat etis. Seperti dikemukakan oleh Yusuf al Qaradawi, "niat baik tidak menjadikan yang haram menjadi bisa diterima". Manakala seorang Muslim menindaklanjuti niat baik dengan tindakan yang diperbolehkan agama, maka tindakannya menjadi sebuah tindakan amal. Bahkan Rasulallah saw berkata:Di pagi hari sedekah dihitung dari setiap tulang jari kaki dan tangan manusia. Memberi salam kepada setiap orang adalah sedekah; berbuat baik adalah sedekah; melarang kepada yang tercela adalah sedekah; memindahkan apa yang berbahaya darijalan adalah sedekah; berhubungan seks dengan istri adalah sedekah. Orang-orang bertanya, "la selalu memuaskan keinginannya, ya Rasulallah; apakah ini sedekah?" Rasulallah sawmenjawab, "Katakanlah kepada saya, jika ia selalu memuaskan keinginannya sementara ia tidak berhak untuk itu, apakah berarti ia berbuat dosa ?"Lebih jauh, jika suatu tindakan adalah haram, maka Islam tidak mengizinkan tindakan haram ini untuk dipergunakan sebagai sarana mencapai suatu tujuan yang baik. Sebagaimana dijelaskan Rasulallah saw, jika seseorang memperoleh kekayaan melalui sarana yang haram dan kemudian member! sedekah dari kekayaan tersebut, maka ia tidak akan mendapat keuntungan dari sedekahnya dan tanggungan dosanya akan tetap ada.Hak-HakPendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal: kebebasan. Agar disebut etis, keputusan-keputusan dan tindakan harus didasarkan pada hak-hakindividu yang menjamin kebebasan memilih. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak-hak moral yang bersifat tidak dapat ditawar-tawar. Sebagai misal, setiap orang Amerika secara hukum dijamin haknya untuk memiliki kebebasan, memiliki martabat dan memilih. Hak-hak ini, pada gilirannya, membawa kepada kewajiban yang saling menguntungkan di antara para pemegang hak tersebut. Dengan demikian, para pekerja memiliki hak untuk mendapatkan upah yang adil dan lingkungan kerja yang aman. Para majikan memiliki hak untuk berharap agar perdagangannya tetap rahasia dan tidak dibocorkan oleh para pekerjanya. Pendekatan hak terhadap etika dapat disalahgunakan. Sejumlah individu mungkin bersikeras mengatakan bahwa hak-hak mereka memiliki prioritas yang lebih tinggi dibanding hak orang lain, dan ketidakadilan akan terjadi. Hak juga membutuhkan pembatasan-pembatasan. Peraturan industri yang menguntungkan masyarakatbarangkali masih tetap menginjak-injak hak sejumlah individu atau kelompok tertentu. Sebagai contoh, peraturan industri yang terlalu ketat yang mengharuskan aturan pakaian khusus tertentu demi alasan keamananbarangkali sebaiknya tidak perlu mengesampingkan kepentingan kaum perempuan Muslim untuk berpakaian secara sopan.Bertentangan dengan mitos yang selalu diulang-ulang oleh para Orientalis, Islam datang untuk kebebasan. Sebagai contoh, Islam member! umat manusia kebebasan untuk memilih keyakinannya sendiri. Allah SWT berfirman dalam Al- Qur'an:"Tidak ada paksaan dalam beragama: Kebenaran telah jelas berbeda dari kesesatan: siapa pun yang menolak yang jahatdan percaya kepada Allah SWT, maka ia telah berpegang kepada seutas tali yang sangat bisa dipercaya, yang tidakakan pemah putus. Dan Allah Maha Mendengar dan Mengetahui segala sesuatu".Namun demikian, Islam hadir demi keseimbangan dan menolak gagasan mengenai kebebasan tanpa tanggung jawab. Manusia harus bertanggungjawab terhadap tindakannya. Secara intuitif, kebebasan terbesar sebenamya justru diperoleh melalui ketaatan. Bahkan, sekali seseorang percaya kepada Allah SWT/ ia akan memperoleh berbagai macam kebebasan:"Katakanlah: Dialah Allah, YangMaha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia ".

Islam membebaskan kaum Muslim dari perbudakan manusia atau apa pun kecuali Allah SWT.

Keadilan DistributifPendekatan terhadap etika ini berkisar pada satu nilai tunggal: keadilan. Agar disebut etis, keputusan-keputusan dan tindakan harus menjamin pembagian kekayaan,untungnya secara adil. Prinsip keadilan distributif Islam mencakup hal-hal sebagai berikut: Setiap orang berhak untuk menguasai hak milik secara individual atau dalam kelompok bersama orang lain. Kepemilikan sumber daya yang penting oleh negara hanya diperbolehkan jika demi kepentingan umum. Orang-orang miskin memiliki hak sebagian kekayaan yang dikumpulkan oleh orang-orang kaya sampai pada batas bahwa kebutuhan dasar setiap orang dalam masyarakat bisa terpenuhi. Karena Allah telah meninggikan anak keturunan Adam dan memberinya berbagai hal yang baik, maka kebutuhan dasar seluruh umat manusia harus terpenuhi. Inilah alasan mengapa rahmat infaq, yakni pengeluaran sukarela untuk kepentingan orang-orang miskin, ditekankan dalam Al-Qur'an dan juga dalam sejumlah hadist. Sebagai contoh, Rasulallah SAW berkata: "Sadaqah yang paling sempuma ada dalam kepuasan perut yang kosong". Meskipun demikian, Islam tidak bertujuan untuk mengubah semua perbedaan dalam hal penghasilan dan kekayaan. Perbedaan ini merupakan bagian dari rencana Allah SWT. Perbedaan ini juga berfungsi untuk menjaga berjalannya aktivitas ekonomi. Eksploitasi manusia pada semua tingkatan, dalam bentuk apa pun dan dalam kondisi apa pun adalah anti-Islam dan harus diakhiri. Sebagai contoh, pabrik-pabrik yang mengeksploitasi orang-orang miskin dengan upah yang sangat rendah demi kepentingan menurunkan biaya produksi adalah tidak Islami.Secara umum, Islam mendukung semua prinsip dalam pendekatan keadilan distributif terhadap etika, namun dalam proporsi yang seimbang. Islam tidak mendukung prinsip keadilan buta. Kebutuhan semata-mata tidak memerlukan keadilan. Karenanya, seorang Muslim yang tengah berusaha untuk keluar dari situasi yang menindas lebih membutuhkan bantuan dibanding orang yang sekedar menuntut hak sebagian kekayaan dari orang-orang kaya.Ketika malaikamengambiljiwa orang-orang meninggal dalam keadaan berdosa dan bergelut dengan jiwa mereka sendiri, para malaikat itu berkata, "Bagaimana keadaanmu di dunia dahulu?" Mereka menjawab, "Lemah dan tertindas". Para malaikat itu berkata, "Bukankah bumiAllah SWTcukup luas bagimu untuk berhijrah dari keadaan tertindas? Orang-orang seperti ini akan menemui persinggahan terakhirnya di Neraka. Demikianlah jika perlindungan diberikan oleh setan!""

Sekali lagi, jasa atau kontribusi sosial semata-mata tidak membutuhkan perhatian khusus karena keduanya sering kali dilihat sebagai hubungan saling bertingkat. Keadilan Islam tidak dapat diubah ataupun ditekan karena faktor tingkatan ataupun kedudukan khusus. Sebagai contoh,"Terdapat seorang perempuan pencuri selama masa hidup Rasulallah saw di ghazwah al Path (Makkah). Cerita mengenai dirinya sampai kepada Usamah ibn Zayd yang kemudian mempertemukannya (dengan Rasulallah). Ketika Usamab mempertemukannya dengan Rasulallah saw, wajah Rasulullah mendadak berubah dan ia berkata, "Apakah engkau ingin memohon ampunan dariku atas hukuman seperti yangdiperintahkan Allah SWT?" Usamah berkata, "Ya, Rasulullah! Mohonkanlah ampunan Allah untukku". Maka sore harinya, Rasulallah saw bangun dan menemui para pengikutnya. la berdoa kepada Allah SWTsebagaimana lapatutmendapatkannya dan kemudian berkata, "Amma ba'du Bangsa-bangsa kalian dihancurkan karena jika seorang bangsawan di antara mereka mencuri, mereka terbiasa mengampuninya, namun jika seorang miskin di antara mereka mencuri, mereka akan melaksanakan hukuman Allah kepadanya. Demi Allah SWT yang ditangan-Nya jiwa Muhammad berada.jika Fatimah, anak Muhammad, mencuri, maka aku akan memotong tangannya. Kemudian Rasulallah Saw mengeluarkan perintah berkaitan dengan kasus perempuan pencuri itu dan tangannya pun dipotong. Setelah kejadian tersebut perempuan itu menyesali perbuatannya dengan sangat tulus dan ia kemudian menikah. A'ishah berkata, "Perempuan tersebut sering mengunjungi saya dan saya pun soring menyampaikan kebutuhan-kebutuhannya kepada Rasulallah saw".Bandingkanlah pengambilan keputusan yang dilakukan Rasulallah saw di atas dengan sikap inkonsisten pengambil keputusan hukum di dunia Muslim kontemporer dan di Amerika. Pengadilan dan pembebasan O.J. Simpson baru-baru ini menggambarkan apa yang terjadi jika nilai-nilai etika diabaikan. Contoh inkonsistensi hukum yang lain adalah pengambilan keputusan bagi pemakai kokain dan ganja. Kedua jenis obat terlarang tersebut sama-sama haram dan membahayakan. Meskipun demikian, karena kokain adalah obat-obatan yang banyak dipakai orang-orang Kaukasian Amerika, hukuman bagi para pemakai kokain tidak terlalu berat dibanding bagi para pemakai ganja. Ganja adalah kokain mentah, yang banyak dikonsumsi orang-orang Afro-Amerika.Hukum TuhanKeputusan-keputusan etis dibuat berdasarkan hukum Tuhan yang ada di dalam kitab suci dan tanda-tanda alam. Banyak penults (termasuk Thomas Aquinas) percaya bahwa dengan mempelajari baik kitab suci maupun alam, manusia akan dapat bersikap etis.Islam memiliki perspektif yang berbeda. Dengan mendasarkan diri pada Qur'an surat 96: 1-5; 68: 1-2; dan 55:1-3, Taha Jabir al 'Alwani menyimpulkan bahwa manusia telah diperintahkan oleh Allah untuk melakukan dua bentuk pembacaan yang berbeda secara terus-menerus: pembacaan firman-firman Allah (Qur'an) dan pembacaan alam semesta. Mereka yang hanya melakukan pembacaan dalam bentuk yang pertama akan menjadi asketis. Kadang kala, pembacaan seperti ini akan membuat mereka tidak seimbang dan tidak mampu untuk berpikir sendiri. Mereka menyerah terhadap semua tindakan yang bersifat independen dan gagal mempertanggungjawabkan tugasnya sebagai hamba Allah SWT (istikhlaf) atau penjaga janji Allah SWT (amanah). Mereka yang hanya menekankan pembacaan dalam bentuk yang kedua "tidak memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan terdalam", dan seringkali menafikan segala sesuatu yang ada di luar kemampuan mereka untuk mencerap dengan sarana "supernatural". Yang lebih buruk lagi, jika mereka tidak percaya sama sekali, mereka percaya kepada tuhan yang mereka dapatkan sendiri, dan seringkali mempersamakan Tuhan dengan alam itu sendiri. Pembacaan satu sisi seperti ini hanya akan membawa kepada sikap shirk atau teori-teori abstrak seperti eksistensialisme, pantheisme, atau bahkan roaterialisme dialektis. Karenanya, kaum Muslim harus melakukan kedua bentuk pembacaan tersebut secara bersama-sama."Al-Qur'an adalah petunjuk menuju eksistensi-yang sejati, dan eksistensi-yang sejati adalah petunjuk menuju Qur'an. Pengetahuan yang (sejati) mungkin tidak akan bisa dicapai kecuali melalui pembacaan kedua sumber ini secara utuh".

Sebagai hasil dua pembacaan ini, aturan etika Islam berbeda dengan aturan moral seperti yang diyakini oleh agama lain. Agama Kristen, sebagaimana juga beberapa agama timur lain cenderung menekankan sifat kesementaraan kehidupan ini, dan nilai-nilai meditasi serta penyingkiran dari dunia ini. Islam, di sisi lain, menekankan bahwa kesalehan tidak diperoleh dengan cara melepaskan diri dari kehidupan dunia iniy Seorang Muslim harus membuktikan kesalehannya melalui partisipasi aktif dalam persoalan kehidupan sehari-hari dan melalui perjuangan dalam kehidupan untuk melawan kezaliman. Gagasan mengenai partisipasi aktif manusia dalam dunia material merupakan bagian konsep tazkiyah, yakni pertumbuhan dan pembersihan, dan sangat penting berkaitan dengan teori ekonomi Islam." Dengan kata lain, seorang Muslim diharapkan berpartisipasi aktif di dunya dengan satu tuntunan bahwa segala bentuk perkembangan dan pertumbuhan material harus ditujukan demi keadilan sosial dan peningkatan ketakwaan spiritual baik bagi ummah maupun bagi dirinya sendiri. Allah SWT menekankan tujuan tertinggi tersebut melalui cerita tentang Qarun:Pahala Allah SWT (Yang Kekal Selamanya) yang terbesar akan diberikan kepada mereka yang percaya dan bekerja dengan benar: namun semua ini tidak akan bisa diperoleh, kecuali oleh mereka yang menjaga tindakan dalam (kebaik-an).

Ketika berpartisipasi dalam kehidupan ini, seorang Muslim harus selalu menyadari pentingnya sikap konsisten baik dalam melaksanakan ibadah maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menjalankan lima pilar rukun Islam tidaklah cukup bagi seorang Muslim; ia juga perlu menerapkan nilai-nilai etis Islam.Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) berkata, "Tahukah engkau siapakah orang miskin?" Mereka (sahabat-sahabat Rasul) berkata, "Seorang miskin adalah seseorang yang tidak memiliki dirham ataupun kekayaan". La (Rasulallah saw) berkata, "Orang miskin dalam ummahku adalah mereka yang datang di Hari Pembalasan dengan sholat.puasa dan zakat namun (ia akan menemukan dirinya terperosokpada hari itu ketika tengah menghabiskan simpanan kebajikannya) karena ia suka menghasut orang lain, menfitnah orang lain, memakan harta orang lain secara tidak sah, menghisap darah orang lain, dan menghantam orang lain, dan kebajikannya akan diberikan kepada perhitungan orang lain (yang menderita karenanya). Dan jika perbuatannya terlalu sedikit untuk memenuhi perhitungannya, maka dosa-dosanya akan dimasukkan ke dalam (perhitungannya) dan ia akan dijerumuskan ke dalam Api Neraka "

Hukum Tuhan dalam Islam tidak terbatas pada persoalan keagamaan; ia menuntun seluruh aspek kehidupan seorang Muslim.

Sisem Etika IslamBerdasarkan pembahasan di atas/ sejumlah parameter kunci sistem etika Islam telah terungkap, dan dapat dirangkum sebagai berikut: Berbagai tindakan ataupun keputusan disebut etis bergantung pada niat individu yang melakukannya. Allah Maha Kuasa dan mengetahui apa pun niat kita sepenuhnya dan secara sempurna. Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan bertindak berdasarkan apa pun keinginannya, namun tidak dalam hal tanggungjawab dan keadilan. Percaya kepada Allah SWT member! individu kebebasan sepenuhnya dari hal apa pun atau siapa pun kecuali Allah. Keputusan yang menguntungkan kelompok mayoritas ataupun minoritas tidak secara langsung berarti bersifat etis dalam dirinya. Etika bukanlah permainan mengenai jumlah. Islam mempergunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai sistem yang tertutup, dan berorientasi-diri sendiri. Egoisme tidak mendapat tempat dalam ajaran Islam. Keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama antara Qur'an dan alam semesta. Tidak seperti sistem etika yang diyakini banyak agama lain, Islam mendorong umat manusia untuk melaksanakan tazkiyah melalui partisipasi aktif dalam kehidupan ini. Dengan berperilaku secara etis di tengah godaan ujian dunya, kaum Muslim harus mampu membuktikan ketaatannya kepada Allah SWT.

Berbeda dengan semua pendekatan seperti yang dirangkum dalam Tabel 1, sistem etika Islam tidak terfragmentasi namun juga tidak berdimensi tunggal. Sistem etika Islam merupakan bagian dari pandangan hidup Islami dan karenanya bersifat lengkap. Terdapat konsistensi internal, atau 'adi, atau keseimbangan, dalam konsep nilai-nilai penuntun individu. Pernyataan mengenai keseimbangan ini merupakan intisari ayat Qur'an di bawah ini:"Maka. Kamijadikan kalian ummah yang adil dan sejahtera agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasulallah saw menjadi saksi atas perbuatan kalian "

Untuk mengembangkan lebih jauh sistem etika Islam ini, kita harus menyelidiki aksioma-aksioma apakah yang menuntun pandangan fflsafat etika Islam. Hal ini sebenarnya telah dipaparkan secara implisit, namun akan dibahas secara terperinci dalam bagian berikut.

Konsep-konsep Filsafat Etika Islam

Lima konsep kunci yang membentuk sistem etika Islam adalah: keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, serta kebajikan, dan akan dirangkum dalam Keesaan, seperti dicerminkan dalam konsep tawhid, merupakan dimensi vertikal Islam. Kpnsep keesaan menggabungkan ke dalam sifat homogen semua aspek yang berbeda-beda dalam kehidupan seorang Muslim: ekonomi, politik, agama, dan masyarakat, serta menekankan gagasan mengenai konsistensi dan keteraturan. Konsep keesaan memiliki pengamh yang paling mendalam terhadap diri seorang Muslim.

1- Karena seorang Muslim memandang apa pun yang ada di dunia sebagai milik Allah SWT, Tuhan yang juga memilikinya, pemikiran dan perilakunya tidak dapat dibiaskan oleh apapun juga. Pandangannya menjadi lebih luas dan pengabdiannya tidak lagi terbatas kepada kelompok atau lingkungan tertentu. Segala bentuk pandangan rasisme ataupun sistem kasta menjadi tidak sejalan dengan pemikirannya.2- Karena hanya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Esa, maka kaum Muslim berbeda dengan, terbebas dari dan diakui a^an, semffa beit^^USSSSIl lam ^W^ Allah SWT. la tidak pernah disilaukan oleh kebesaran orang lain, dan tidak membiarkan dirinya dipaksa untuk bertindak tidak etis oleh siapa pun. Karena Allah SWT dapat mengambil dengan mudah apa pun yang telah ia berikan, maka kaum Muslim akan bersikap rendah hati dan hidup sederhanan.3- Karena ia percaya bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya, ia tidak pernah merasa putus asa akan datangnya Pertolongan dan Kemurahan Allah SWT. Tidak ada manusia atau binatang apa pun yang memiliki kekuasaan untuk mengambil nyawanya sebelum waktu yang digariskan-Nya; hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan untuk mengambil nyawanya. la akan bertindak penuh keyakinan dan keberanian untuk apa yang ia anggap etis dan Island.4- Pengaruh paling besar dari ucapan la ilaha ilia Allah adalah bahwa kaum Muslim akan mentaati dan melaksanakan hukum-hukum Allah SWT. la percaya bahwa Allah mengetahui segalanya yang terlihat ataupun yang tersembunyi, dan bahwa ia tidak dapat menyembunyikan apa pun, niat ataupun tindakan dari Allah SWT. Sebagai konsekuensinya, ia akan menghidarkan diri dari apa yang dilarang, dan berbuat hanya dalam kebaikan.

KeseimbanganKeseimbangan atau 'adi menggarnbarkan dimensi horizontal ajaran Islam, dan berhubungan dengan haram segala sesuatu di alam semesta.64 Hukum dan keteraturan yang kita lihat di alam semesta merefleksikan konsep keseimbangan yang rumit ini. Sebagaimana difirmankanAllah SWT,"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuata menurut ukuran ".

Sifat keseimbangan ini lebih dari sekedar karakteristik alam; ia merupakan karakter dinamik yang harus diperjuangkan oleh setiap Muslim dalam kehidupannya. Kebutuhan akan keseimbangan dan kesetaraan ditekankan Allah SWT ketika la menyebut kaum Muslim sebagai um-matun wasatun. Untuk menjaga keseimbangan antara mereka yang berpunya dan mereka yang tak berpunya, Allah SWT menekankan arti penting sikap saling memberi dan mengutuk tindakan mengkonsumsi yang berlebih-lebihan:"Dan belanjakanlah harta bendamu dijalan Allah SWT Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalaa kebinasaan; dan berbuat baiklah; karena sesungguhnya Aflafe SWTmenyukai orang-orang yang berbuat baik".

Pada saat yang sama, Allah SWT tidak berkenan dengan sikap-sikap asketisme ekstrim. Keseimbangan dan kesederhanaan adalah kunci segalanya; Allah SWT mengambarkan mereka "yang akan mendapat imbalan tempat tertinggi di surga" sebagai:"Mereka yang, ketika membelanjakan hartanya tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, namun sekedar menjaga keseimbangan diantara keduanya; mereka yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah SWT, [...]; dan mereka yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan jika mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melaluinya begitu saja dengan menjaga kehormatan dirinya; mereka yang jika diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan tidak menghadapinya seolah-olah mereka buta atau tuli: [.. .]".

Penerapan Konsep Keseimbangan dalam Etika Bisnis. Prinsip keseimbangan atau kesetaraan berlaku baik secara harfiah maupun kias dalam dunia bisnis. Sebagai contoh, Allah SWT memperingatkan para pengusaha Muslim untuk:"Sempumakanlah takaranmu apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar: itulah yang lebih utama dan lebih baik akibatnya "Sangat menarik untuk mengetahui bahwa makna lain kata 'adi adalah keadilan dan kesetaraan. Seperti yang dapat kita lihat pada ayat di atas, sebuah transaksi yang seimbang adalah juga setara dan adil. Al- Qur'an mempergunakan istilah 'adi dalam pengertian ini. Secara keseluruhan, Islam sebenarnya tidak ingin menciptakan sebuah masyarakat pedagang-syahid, yang berbisnis semata demi alasan kedermawanan. Sebaliknya, Islam ingin mengekang kecenderungan sikap serakah manusia dan kecintaannya untuk memiliki barang-barang. Sebagai akibatnya/baik sikap kikir maupun boros keduanya dikutuk baik dalam Qur'an maupun Hadist.

Kehendak BebasPada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannya ke bumi. Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, untuk memilih apa pun jalan hidup yang ia inginkan dan, yang paling penting, untuk bertindak berdasarkan aturan apa pun yang ia pilih. Tidak seperti halnya ciptaan Allah SWT yang lain di alam semesta, ia dapat memilih perilaku etis atau pun tidak etis yang akan ia jalankan.Katakanlah, "Kebenaran adalah dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir".Sekali ia memilih untuk menjadi seorang Muslim, ia harus tunduk kepada Allah SWT. la menjadi bagian umat secara keseluruhan, dan menyadari kedudukannya sebagai wakil Allah SWT di muka bumi. la setuju untuk berperilaku berdasarkan aturan-,aturan yang telah ditetapkan Allah SWT demi kehidupan pribadi maupun sosialnya Sekarang, "seluruh kehidupannya telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, dan tidak ada lagi konflik dalam dirinya sendiri". Konsep kehendak bebas berkedudukan sejajar dengan konsep kesatuan dan keseimbangan.

Penerapan Konsep Kehendak Bebas dalam Etika Bisnis Berdasarkan konsep kehendak bebas, manusia me miliki kebebasan untuk membuat kontrak dan menepati nya ataupun mengingkarinya. Seorang Muslim, yang telah menyerahkan hidupnya pada kehendak Allah SWT, akan menepati semua kontrak yang telah dibuatnya. "Hai orang-orang yang beriman! Pen uhilah sem ua perjanjian itu".Penting untuk dicatat bahv^a Allah SWT memerintahikan ayat di atas secara eksplisit kepada kaum Muslim. Sebagaimana dikemukakan oleh Yusuf 'Alt, kata 'uqud adalah sebuah konstruksi multidimensional. Kata tersebut mengandung arti (a) kewajiban suci yang muncul dari kodrat spiritual dan hubungan kita dengan Allah SWT, b) kewajiban sosial kita seperti misalnya dalam perjanjian perkawinan, (c) kewajiban politik kita seperti misalnya perjanjian hukum, dan (d) kewajiban bisnis kita seperti misalnya kontrak formal mengenai tugas-tugas tertentu yang harus dilakukan ataupun kontrak tak tertulis mengenai perlakuan layak yang harus diberikan kepada para pekerja. Kaum Muslim harus mengekang kehendak bebasnya untuk bertindak berdasarkan aturan-aturan moral seperti yang telah digariskan Allah SWT.Dari sudut pandang ekonomi, Islam menolak prinsip laissez-faire dan keyakinan Barat terhadap konsep "Tangan yang Tak Terlihat". Karena aspek kunci dalam diri manusia adalah nafs ammarah, maka ia akan cenderung menyalahgunakan sistem seperti ini. Contoh-contoh seperti kasus Ivan Boesky, Michael Milken dan kegagalan pembayaran obligasi, skandal Tabungan dan Pinjaman di Amerika Serikat, bencana BCCI, praktek-praktek korupsi pemerintah dan Mafia di Italia, sistem baqshish di Timur tengah, skandal pasar modal di Jepang, dan lain-lain, kesemuanya menggambarkan kelemahan-kelemahan dalam sistem kapitalisme. Prinsip homo Islamicus" yang dituntun oleh hukum Allah SWT harus dipilih agar dapat bertindak secara etis.

Tanggung Jawab

Kebebasan yang tak terbatas adalah sebuah absurditas; ia mengimplikasikan tidak adanya sikap tanggung jawab atau akuntabilitas. Untuk memenuhi konsep keadilan dan kesatuan seperti yang kita lihat dalam ciptaan Allah SWT, manusia harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya. Allah SWT menekankan konsep tanggung jawab moral tindakan seseorang ini dengan firmannya:"[...] Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi balasan dengan kejahatan itu. Dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah SWT. Barangsiapa mengerjakan amal saleb, baik laki-laki ma upun perempuan, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masukke dalam sorga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun".

Islam adalah agama yang adil: seperti telah dibicarakan sebelumnya, seseorang tidak bertanggungjawab terhadap tindakannya jika (a) ia belum mencapai usia dewasa, (b) ia sakit jiwa, atau (c) ia berbuat sesuatu ketika sedang tidur. Dalam konsep tanggungjawab, Islam membedakan antara fard al 'ayn (tanggung jawab individu yang tidak dapat dialihkan) dan fard al kifayah (tanggung jawab kolektif yang bisa diwakili oleh sebagian kecil orang). Sebagai contoh/ fard al kifayah menggariskan bahwa jika seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara cukup dan ingin belajar tentang ilmu agama namun "nerasa bahwa pekerjaannya tidak akan memungkinkanr untuk melakukan hal tersebut/ maka ia dapat diberi rakat karena mencari ilmu dianggap sebagai kewajiban kolektif. Sementara bagi seseorang yang melakukan ibadah yang berlebihan (nawafil) atau seseorang yang ingin melakukan nawafil tanpa ada waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri/ ia mungkin justru tidak mendapat zakat. Hal ini karena pahala ibadahnya hanya untuk diri-sya sendiri, berbeda dengan orang yang sedang mencari .2niu. Sementara itu, fard al 'ayn berarti perintah atau peramran yang bersifat tanpa syarat, secara umum diterapkan kepada setiap orang. Dengan demikian, berpuasa ataupun melaksanakan shalat adalah fard al 'ayn, dan seorang Muslim tidak dapat mengalihkan tanggung jawab pribadinya terhadap kewajiban melakukan shalat.Tanggung jawab dalam Islam bersifat multi-tingkat dan terpusat baik pada tingkat mikro (individu) maupun tingkat makro (organisasi dan masyarakat). Tanggung jawab dalam Islam bahkan juga secara bersama-sama ada dalam tingkat mikro maupun makro (misalnya, antara individu dan berbagai institusi dan kekuatan masyarakat). Seperti dikemukakan oleh Sayed Kotb,"Islam mendasarkan prinsip tanggung jawab timbal-balik dalam semua bentuk dan variasi. Di dalamnya kita bisa menemukan tanggungjawab yang ada antara manusia danhatinya, antara manusia dan keluarganya, antara individu dan masyarakat, antara satu komunitas dengan komunitas lainnya. [.. J".Kita nanti akan membicarakan jnakna luas tanggung jawab ini dengan rujukan khusus kepada tanggung jawab sosial kemasyarakatan.

Penerapan Konsep Tanggung jawab dalam Etika Bisnis. Jika seorang pengusaha Muslim berperilaku secara tidak etis, ia tidak dapat menyalahkan tindakannya pada persoalan tekanan bisnis ataupun pada kenyataan bahwa setiap orang juga berperilaku tidak etis. la harus memikul tanggung jawab tertinggi atas tindakannya sendiri. Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman:"Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya "Karenanya, konsep ini bertalian erat dengan konsep kesatuan, keseimbangan dan kehendak bebas. Semua kewajiban harus dihargai kecuali jika secara moral salah. Sebagai contoh, Ibrahim as menolak kewajiban keluarganya ketika ayahnya menginginkannya untuk berbuat shirk atau memuja berhala. Di sisi lain, Rasulallah Saw melaksanakan kesepakatan dalam Perjanjian Hudaybiyah meskipun hal itu berarti banwa Abu Jandal, seorang yang baru menjadi Muslim, harus dikembalikan kepada suku Qu-raysh. Sekali seorang Muslim mengucapkan janjinya atau terlibat dalam sebuah perjanjian yang sah, maka ia harusmenepatinya.Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) berkata, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: (1) apabila berkata, ia berdusta, (2) apabila berjanji, tidak dipenuhi, dan bila diberi diamanati, ia berkhianat".

KebajikanKebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan sebagai "tindakan yang menguntungkan yang lain lebih dibanding orang yang melakukan tindak tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban apa pun". KAaikan sangat didorong di dalam Islam. Rasulallah saw dBBiyatakan pernah berkata:"Penghuni surga terdiri dari tiga kelompok: yang pertama adalah mereka yang memiliki kekuasaan dan bertindak lurus dan adil; yang kedua adalah mereka yangjujur dan diberi ke-Sebihan kekuasaan untuk berbuat hal-hal yang baik; dan mereka yang berhati pemurah dan suka menolong keluarganya serta setiap Muslim yang saleh, dan yang ketiga adalah mereka yang tidak mengulurkan tangannya meskipun memiliki banyak keluarga yang harus dibantu ".Penerapan Konsep Kebajikan dalam Etika Bisnis. Menurut al Ghazzali,86 terdapat enam bentuk kebaikan:1. Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus memberikannya, dengan mengambil keuntungan yang sesedikit mungkin. Jika sang pemberi melupakan keuntungannya,' maka hal tersebut akan lebih baik baginya.2. Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik baginya untuk kehilangan sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga yang sebenarnya. Tindakan seperti ini akan memberikan akibat yang mulia, dan tindakan yang sebaliknya cenderung akan memberikan hasil yang juga berlawanan. Bukan suatu hal yang patut dipuji untuk membayar orang kaya lebih dari apa yang seharusnya diterima manakala ia dikenal sebagai orang" yang suka mencari keuntungan yang tinggi.3. Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang harus bertindak secara bijaksana dengan memberi waktu yang lebih banyak kepada sang peminjam untuk membayar hutangnya, dan jika diperlukan, seseorang harus membuat pengurangan pinjaman untuk meringankan beban sang peminjam.4. Sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-barang yang telah dibeli seharusnya diperbolehkan untuk melakukannya demi kebajikan.5. Merupakan tindakan yang sangat baik bagi sang peminjam jika mereka membayar hutangnya tanpa harus diminta, dan jika mungkin jauh-jauh hari sebelum jatuh waktu pembayarannya.6. Ketika menjual barang secara kredit seseorang harus cukup bermurah hati, tidak memaksa membayar ketika orang tidak mampu membayar dalam waktu yang telah ditetapkan.Meskipun konsep-konsep di atas menuntun kita dalam tingkah laku sehari-hari, konsep-konsep tersebut lebih merupakan deskripsi filsafat etika Islam. Qur'an dan Sunnah melengkapi konsep-konsep ini dengan merumuskan tingkat keabsahan hukum bentuk-bentuk perilaku penting sebagaimana juga wilayah haram dan halal bisnis pengusaha Muslim.

Tingkat Perilaku yang Halal dan yang Haram dalam Islam

Dalam menjelaskan aturan-aturan moral Islam, saat penting bagi kita untuk memahami bahwa tindakan dfepat dikategorikan menurut tingkatan yang halal atau yang haram. Dalam fiqh, terdapat lima jenis tindakan fagai berikut.1. Fard menunjukkan jenis tindakan yang bersifat wajib bagi setiap orang yang mengaku sebagai Muslim. Misalnya, melaksanakan shalat lima kali sehari, berpuasa, dan zakat adalah sejumlah tindakan wajib yang harus dilaksanakan seorang Muslim.2. {ustahabb menunjukkan tindakan yang tidak bersifat wajib namun sangat dianjurkan bagi kaum Muslim. Contoh tindakan ini mencakup puasa sunnah setelah Ramadhan, melaksanakan shalat nawafil, dan lain-lain.3. \fubah menunjukkan tindakan yang boleh dilakukan dalam pengertian tidak diwajibkan namun juga tidak dilarang. Sebagai contoh, seorang Muslim barangkali menyukai jenis makanan halal tertentu dibanding makanan halal yang lain. Atau seorang Muslim mungkin suka berkebun.4. ft \iakruh menunjukkan'tindakan yang tidak sepenuhnya dilarang, namun dibenci oleh Allah. Tingkatan makruh lebih kurang dibanding haram, dan hukumannya juga lebih kurang dibanding hukuman haram, kecuali jika dilakukan secara berlebihan dan dengan ? cara yang cenderung membawa kepada yang haram. Sebagai contoh, meskipun merokok tidak dilarang sebagaimana meminum alkohol, merokok merupakan tindakan makruh.5. Haram menunjukkan tindakan yang berdosa dan dilarang. Berbuat sesuatu yang haram adalah sebuah dosa besar, misalnya membunuh, berzinah dan meminum alkohol. Tindakan seperti ini cenderun& akan mendatangkan hukuman dari Allah SWT baik di akhirat maupun hukuman secara legal di dunia ini.

Yang menarik, hanya sedikit hal yang berada dalam kategori halal atau haram. Batas-batas antara kelima kategori yang telah disebutkan di atas tidak bersifat absolut. Sebagai contoh, apa yang haram dalam satu kondisi mungkin boleh dilakukan dalam kondisi yang lain. Seorang Muslim tidak diperbolehkan memakan daging babi. Namun demikian, jika ia dalam kondisi menghadapi maut karena bahaya kelaparan, dan tidak ada yang lain kecuali daging babi, maka ia diperbolehkan untuk memakan daging babi dalam situasi khusus tersebut.Prinsip-prinsip Islam yang berkaitan dengan persoalan halal dan haram seperti dipaparkan oleh Yusuf al Qaradawi. Berdasarkan kategori di atas dan prinsip keempat dan kelima, aturan yang pertama adalah bahwa apa yang halal adalah juga pasti bermanfaat dan suci. Sementara apa yang tidak halal akan melukai kita. Sebagai contoh, Islam telah lama melarang kaum Muslim untuk meminum alkohol. Baru-baru ini saja terdapat studi mengenai kelahiran anak yang menunjukkan bahwa berapa pun banyaknya alkohol yang dikonsumsi oleh seorang wanita selama masa kehamilan dapat mempengaruhi sang anak dalam kandungannya.Prinsip-prinsip Islam Mengenai Halal dan Haram :1. Prinsip dasarnya adalah diperbolehkannya segala sesuatu.2. Untuk membuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.3. Melarang yang halal dan membolehkan yang haram sama dengan shirk.4. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.5. Apa yangn halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah yang dilarang.6. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.7. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.8. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.9. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.10. Yang haram terlarang bagi siapapun.11. Keharusan menentukan adanya pengecualian.

Akibatkan sindrom alkohol bagi janin ataupun hambatan perkembangan mental. Secara implisit, apa yang halal adalah juga bermoral dan apa yang tidak halal adalah tidak bermoral. Sebagai contoh/ perzinahan adalah perbuatan yang tidak halal dan juga tidak bermoral. Aturan yang kedua adalah bahwa apa yang akan membawa kepada tindakan yang tidak halal adalah juga tidak halal. Karenanya/ pomografi adalah tidak halal dan juga tidak bermoral karena dapat membawa kepada perzinahan.Dalam memetakan perilaku etis seseorang, sangatlah penting bagi kaum Muslim baik untuk menghindari hal-hal yang tidak halal dan juga untuk menghindari hal-hal yang tidak halal menjadi sesuatu yang halal. Allah SWT sendiri berfirman:"Katakanlah: Terangkanlah kepadaku mengenai rezeki yang diturunkan Allah SWT kepadamu, lalu kamujadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal. Katakanlah: Apakah Allah SWT telah memberikan izin kepadamu mengenai hal ini ataukah kamu mengada-adakan saja terhadap Allah SWT?"

Hal yang sebaliknya juga berlaku sama. Kaum Muslim tidak boleh mengharamkan apa yang menurut Allah SWT halal. Sebagai contoh, kerbau barangkali merupakan spesies yang mulai langka. Seseorang mungkin akan berhenti memburunya agar spesies ini berkembang kembali, namun ia tidak dapat menyatakan bahwa memakan daging kerbau atau memperdagangkan kulit kerbau adalah dilarang.'

Wilayah Bisnis Halal dan Haram

BERDASARKAN aturan keempat dan keenam di atas, apa yang haram barangkali akan dianggap berhubungan dengan wilayah bisnis yang juga haram dan karenanya bersifat tidak etis. Hal yang sama, apa yang halal barangkali juga akan dianggap berhubungan dengan wilayah bisnis yang halal, dan bersifat etis.Mata Pencaharian yang HalalIslam, melalui tauladan Rasulallah SAW dan para Khalifah yang selalu terjaga-tindakannya, menunjukkan betapa pentingnya arti perdagangan atau bisnis. Abu Bakar menjalankan usaha perdagangan pakaian, 'Umar ra memiliki bisnis perdagangan jagung, dan 'Uthman ra juga memiliki usaha perdagangan pakaian. Kaum Anshar yang mengikuti Rasulullah Saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) menjalankan usaha pertanian. Sebenarnya, kecuali untuk perdagangan yang telah dilarang (lihat dibawah dan sumber-sumber lain seperti al Qaradawi), Islam secara aktif mendorong kaum Muslim untuk melakukan bisnis dan perdagangan:Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) ditanya mengenai apakah mata pencaharian yang paling baik, danmenjawab, "Pekerjaan yang dilakukan dengan tangannyasendiri dan setiap transaksi bisnis yang disepakati"

Mencari uang melalui perdagangan apa pun yang AaiaJ sangat dianjurkan ketimbang mengemis. Prinsip ini ditekankan dalam hadist di bawah ini:Seorang laki-laki Anshar datang kepada Rasulallah saw dan mengemis-ngemis kepadanya. Rasulallah saw bertanya, "Apakah kamu tidak memiliki apa pun di rumahmu? Laki-lakiAnsharitu menjawab, "Ya, kami hanya punya sepasangpakaian, sepotong yang kami pakai ini, dan sepotong yanglain sedang kamijemur diatas tanah, dan sebuah mangkukkayu un tuk min um air."Rasulallah saw berkata, "Berikan barang-barang itu kepadaku." Laki-Iaki itu kemudian memberikannya kepada Rasulullah saw dan Rasulallah saw berkata, "Siapa yang maumembelibarang-barang ini?" Seorang laki-laki berkata, "Sayamau membelinya seharga satu dirham." Rasulullah saw berkata dua sampai tiga kali, "Siapa yangmau menawar lebih darisatu dirham?" Seorang laki-laki berkata, "Saya maumem-belinya dua dirham."Rasulallah saw memberikan barang-barang tersebut kepadanya dan mengainbil uang dua dirham darinya dan memberikannya kepada laki-laki Anshar, sambil berkata, "Belilah makanan dengan uangsatu dirham, dan berikanlah kepada keluargamu, dan belilah sebuah kapak serta berikanlah kepadaku." la kemudian memberikannya kepada Rasulallah saw. Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) menerimanya dan berkata, "Pergilah, kumpulkan kayu bakar danjuallah, danjangan sampai aku melihatmu sampai dua minggu yang akan datang." Laki-laki itu kemudian pergi dan mengumpulkan kayu bakar dan menjualnya. Setelah ia mengumpulkan uangsepuluh dirham, ia datang kembali kepada Rasulullah saw dan membeli pakaian dan makanan bersama yang lain.Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) kemudian berkata, "Ini lebih baik bagimu daripada harus mengemis-ngemis karena itu akan menjadi noda di wajahmu diHari Pembalasan. Mengemis hanya dibenarkan bagi tiga golongan: orang-orang yang berada dalam kondisi kemiskinan yang parah, orang-orang yang terbelit hutang sangat serius, atau orang-orang yang berjanji untuk melunasi kewajibannya namun kesuli tan untuk membayamya".95

Pekerjaan dalam Bidang Pertanian

Allah SWT menjelaskan dalam Qur'an proses-proses yang mendasari bidang pertanian dan perkebunan: bagaimana hujan diturunkan dan mengalir di seluruh permukaan bumi, membuatnya subur dan dapat ditanami; bagaimana angin memainkan peranan penting dalam menyebarkan benih-benih, dan bagaimana tanaman bertumbuh."Dan Allah SWT telah meratakan bumi untuk makhluk-Nya: di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yangmempunyai kelopak mayang: dan biji-bijian yang berkulit danberbunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kam u dustakan ?"

Ayat-ayat Qur'an ini serta berbagai ayat yang lain telah memberikan motivasi untuk pekerjaan di bidang pertanian. Al Qaradawi juga menyebutkan hadist di bawah ini untuk mendukung pentingnya pekerjaan di bidang pertanian; Rasulallah Saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) berkata, "Tak seorang pun di antara kaum Muslim yang menanam sebuah pohon atau menyebarkan benih-benih, dan kemudian seekorburung, atau seorang manusia atau binatang apa pun memakannya, kecuali hal itu merupakan hadiah yang murah hati baginya "

Pekerjaan dalam Bidang Industri dan Profesional

Di samping bidang pertanian, kaum Muslimin juga didorong untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang industri/ kerajinan dan profesi yang sangat penting untuk mempertahankan hidup dan memperbaiki masyarakat. Sebenarnya/ pengembangan kemampuan dalam bidang ini hukumnya adalah fard kifayah. Imam al Ghazali menekankan hal ini:"Ilmu-ilmu yang dianggap fard kifayah meliputi setiap bidangyang tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan dunia ini.

Banyak profesi yang biasanya dipandang rendah mendapat kedudukan yang baik dalam Islam. Sebagai contoh, Nabi Musa as bekerja sebagai pekerja sewaan selama delapan tahun untuk dapat bertemu dengan istrinya di masa depan. Rasulallah Saw juga bekerja sebagai penggembala selama beberapa tahun:Rasulallah SAW semoga Allah SWT memberkahi dan memberinya kedamaian, berkata, "Tidak ada seorang pun nabi yang tidak menggiring domba," dan seseorang bertanya, "Apakah engkaujuga ya, Rasulallah?" Rasulallah saw berkata, "Demikian halnya saya".

Secara umum, dengan demikian, Islam melihat pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan yang halal dalam masyarakat sebagai sesuatu yang baik bila seseorang melakukannya menurut cara-cara Islam.

Mcrta Pencaharian yang Haram

Sejumlah bisnis yang harus dihindari kaum Muslim akan dipaparkan di bawah ini. Perdagangan Alkohol. Perdagangan dan konsumsi alkohol dilarang dalam Islam:"Sesungguhnya, Allah SWTmembenci khamr dan membenci orang yang memproduksinya, orang yang kepadanya khamr diproduksi, orang yang meminumnya, orang yang me- nyediakannya, orang yang membawanya, orang yang kepadanya khamr dibawa, orang yang menjualnya, orang yang mendapat uang dari penjualannya, orang yang membelinya,serta orang yang kepadanya khamr dibeli''.

Karenanya, seorang pengusaha Muslim tidak diperbolehkan menjalankan usaha apa pun yang mengimport atau mengekspor minuman beralkohol; ia tidak diperbolehkan memiliki usaha di mana alkohol diperjualbelikan, ataupun ia juga tidak diperbolehkan bekerja dalam usaha semacam ini.Transaksi dan Perdagangan Obat-obatan Terlarang. Yusuf Qaradawi mengklasifikasikan obat-obatan terlarang seperti mariyuana, kokain, opium dan berbagai jenis lainnya di bawah kategori khamr102 yang dilarang dalam Islam. Kriteria untutc mendefinisikan khamr berasal dari 'Umar ibn al Khattab: "Khamr adalah apa yang mengaburkan pikiran". Para hakim Muslim, termasuk Ibn Taymiyah, secara bulat melarang obat-obatan seperti ini karena pengaruhnya yang memabukkan dan menimbulkan halusinasi. Penggunaan obat-obatan ini dapat mengakibatkan timbulnya tindak kejahatan dan mempunyai pengaruh yang merusak bagi orang yang menggunakannya. Al Qaradawi mengutip sebuah ayat dari Qur'an: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri; sesungguhnya, Allah SWT Maha Penyayang kepadamumu"

Berdasarkan aturan umum mengenai perdagangan alkohol ini, bisnis yang meUbatkan alkohol dalam semua aspek perdagangannya tidak diperbolehkan bagi kaum Muslim.

Pematung dan Seniman. Merujuk aturan bahwa sesuatu yang membawa kepada hal yang dilarang adalah juga terlarang,^ maka bisnis yang melibatkan pembuatan gambar, patung, dan lain-lain, sebagai obyek pemujaan atau obyek yang mirip dengan ciptaan Allah SWT adalah juga dilarang dalam Islam. Dalam sebuah hadist yang dikisahkan oleh 'A'ishah ra,Allah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) baru kembah dari sebuah perjalanan ketika saya sedang memasang tvai bergambar dikamar saya. Ketika Rasulallah saw melihatnya ia merobeknya dan berkata, "Orang yang akan pat hukuman paling berat diHari Pembalasanadalah mereka yang mencoba membuat tiruan ciptaan Allah SWT

Pembuatan dan Penjualan Barang-barang Haram. Seperti dapat dilihat dari pelarangan khamr, maka perdagangan barang-barang yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan dosa juga haram, misalnya pornografi, ganja, dan obat-obatan lainnya, pembuatan patung dan lain-lain. Perdagangan semacam ini cenderung akan saksi jual-beli baik kepada pembeli maupun penjualnya.Pelacuran. Meskipun legal dibanyak negara, namun Islam melarang perdagangan ini. Sebenarnya, ketika Islam datang, Islam berusaha mengakhiri eksploitasi perempuan dalam praktek pelacuran ini.

Al-Gharar. Rasulullah SAW melarang semua bentuk perdagangan yang tidak pasti, berkaitan dengan jumlah yang tidak ditentukan secara khusus atas barang-barang yang akan ditukarkan atau dikirimkan.Tidak semua penjualan yang menyangkut sesuatu yang tidak pasti dilarang. Sebagai contoh/ seseorang mungkin akan membeli rumah tanpa harus mengetahui apa yang ada di dalamnya. Apa yang dilarang adalah penjualan di mana terdapat unsur-unsur ketidakpastian yang jelas yang dapat menyebabkan perselisihan, konflik atau pengambUan uang orang lain secara tidak adil. Penjualan di mana unsur-unsur ketidakpastiannya sangat sedikit masih diperbolehkan.Bentuk Bagi Hasil yang Dilarang. Praktek bagi hasil duzinkan dalam kondisi tertentu dan tidak diperbolehkan dalam kondisi yang lain. Marilah kita asumsikan sebuah situasi dimana seorang pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk ditanami. Penggarap tanah ini mempergunakan alat pertaniannya sendiri, benih dan binatang temaknya sendiri dan ia akan mendapatkan persentase tertentu dari hasil pertanian di tanah tersebut. Sang pemilik tanah juga dapat menyediakan benih, peralatan dan binatang-temak untuk menggarap tanah tersebut. Bentuk bagi hasil seperti ini diperbolehkan dalam Islam. Rasulallah SAW menyediakan tanah untuk ditanami bagi penduduk Khaybar dengan pembagian separuh hasil bagi mereka."' Bentuk kedua praktek bagi hasil yang disebut sebagai mukhabarah tidak diperbolehkan dalam Islam. Dalam praktek bagi hasil ini, sang pemilik tanah meminta ukuran atau takaran tertentu atas hasil panen padinya, dan sang penggarap tanah hanya memperoleh sisa hasil panen padi tersebut. Jika tanah tersebut hanya sebagian yang produktif maka sang penggarap tanah tidak mendapat bagian apa pun. Inilah mengapa Rasulallah saw meminta agar kedua belah pihak membagi keseluruhan hasil panen tersebut, banyak ataupun sedikit, dan melarang praktek bagi hasil seperti ini. Hadist yang dikisahkan oleh Rafi' ibn Khadij di bawah ini mendukung hal ini."Kami bekerja di bidang pertanian lebih dari siapa pun di Madinah. Kami terbiasa menggarap tanah sebagian yang dibatasi khusus dengan yang diberikan kepada pemilik tanah. Kadangkala tanaman di areal tersebut diserang hama dan penyakit, semen tara areal yang sebagian lagi tetap aman dan sebaliknya. Maka Rasulallah SAW melarang praktek bagi hasil seperti ini. Pada saat itu emas ataupun perak tidak dipergunakan untuk menyewa tanah".

Pelarangan terhadap bentuk kedua praktek bagi hasil di atas menggambarkan perhatian Islam terhadap konsep keseimbangan dan kebajikan. Baik pemilik tanah maupun penggarap tanah haruslah bertindak secara adil: sang pemilik tanah tidak diperbolehkan meminta bagian hasil pertanian yang terlalu tinggi, dan sang penggarap tanah juga harus memelihara tanah itu dengan bijaksana. Keduanya berbagi dalam keuntungan dan kerugian. Hal ini jelas lebih adil dibanding praktek sewa-menyewa di mana sang pemilik tanah bisa meminta'sewa berapa pun besamya, dan sang penyewa bisa memanen atau bahkan tidak memanen hasil apa pun.Untuk usaha-usaha yang tidak dijelaskan di atas, para pembaca diharapkan berkonsultasi dengan para hakim Muslim yang telah dikenal kemampuannya.*

PengembanganIklim Organisasi yang Etis

TUNTUNAN etis ataupun tidak etis tidak berada dalam sebuah mang hampa. Keduanya biasanya muncul dalam sebuah konteks organisasional yang memberinya peluang untuk tindakan para pelaku organisasi yang lain, sebagai mana norma dan nilai yang ada dalam kebudayaan yang telah mapan juga dapat menambah kepada ikiim etis dalam organisasi. Peribahasa Inggris, "burung yang sama selalu terbang bersama" berlaku di sini. Skandal Serpico terjadi ketika polisi-polisi kota New York memutuskan bahwa praktek suap adalah sebuah cara yang mudah untuk mendapatkan uang. Tidak terlalu lama^semua departemen dalam kantor kepolisian tersebut hampir-hampir seluruhnya korup.Skandal Milken, Levine dan Boesky kesemuanya adalah insi-den yang melibatkan pelaku-pelaku organisasi yang meremehkan etika karena pengawasan yang terlalu lemah atau mereka percaya bahwa hukum tidak akan pemah bisa menangkap mereka, Untuk perbuatan melanggar hukumnya ini, Michael Milken hams membayar uang sebesar lebih dari 500 Juta Dollar dan mendekam di penjara.Dalam membicarakan ikiim etis dalam organisasi/ seseorang harus memulainya dengan titik tolak nilai etika individu. Beberapa orang berkomitmen untuk berperilaku secara etis, dan tidak akan terlibat dalam praktek-praktek tindakan yang meragukan. Dan yang lain dipengaruhi oleh standart nilai yang tidak etis dari teman-teman sebaya atau atasan atau bahkan tekanan lingkungan ekstemal. Sebagai contoh, para pekerja dalam industri-industri yang sangat kompetitif barangkali akan merasa dipaksa untuk selalu unggul dengan cara apa pun yang mungkin dilakukan dan mungkin mengambil jalan tindakan yang tidak etis, seperti misalnya tindakan insider tradingBoesky, untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif. Jika seorang manager menyadari tindakan yang tidak etis seperti ini dan tidak melakukan apa-apa, ia sebenarnya tengah member! isyarat bahwa praktek-praktek semacam ini ditoleransi. Pada saat yang lain, banyak organisasi mungkin secara tidak sadar telah mendorong perilaku tidak etis melalui sistem pemberian imbalan mereka. Sebagai contoh. Eastern Airlines memberikan bonus kepada mekanik-mekaniknya untuk mendorong mereka mendapatkan pesawat-pesawat Eastern Airlines agar bisa kembal^ beroperasi secepat mungkin. Dengan demikian, pesawat-pesawat yang tidak mendapatkan perawatan memadai masih diterbangkan ketika pesawat-pesawat tersebut seharusnya sudah tidak layak terbang.Banyaknya skandal akhir-akhir ini di bursa Wall Street, dalam industri-industri tabungan dan peminjaman Amerika Serikat dan banyak sektor bisnis di negara-negara lain telah mendorong banyak perusahaan untuk memikirkan kembali standart etika mereka. Perhatian baru terhadap etika ini dapat lebih jelas dipahami dengan mendiskusikan persoalan ing jawab sosial organisasi berkaitan dengan beragamhak yang berkepentingan di dalamnya.

Pandangan IslamMengenal TanggungjawabSosial Organisasi

TANCGUNGJAWAB sosial merujuk pada "kewajiban-kewajiban sebuah organisasi untuk melindungi dan member! kontribusi kepada masyarakat di mana ia berada".114 Sebuah organisasi mengemban tanggungjawab sosial dalam tiga domain: pada pelaku organisasi, pada lingkungan alam, dan pada kesejahteraan sosial secara umum.Pelaku-pelaku OrganisasiPelaku organisasi meriajuk pada orang-orang dan/ atau organisasi yang dipengaruhi oleh tindakan-tindakan organisasi. Beberapa pelaku organisasi kunci dipaparkan dalam Tabel 4. Etika dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan berhubungan dengan para pekerja mereka, ba- gaimana para pekerja berhubungan dengan perusahaan, dan bagaimana perusahaan berhubungan dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain.

Hubungan Perusahaan dengan Pekerja

Dalam wilayah non-Islam, standar etis seringkali ditentukan oleh perilaku para manajer. Standar ini meliputi perekrutan dan pemecatan, upah, pelecehan seksual, dan hal-hal lain yang relevan dengan kondisi kerja seseorang.

Tabel4WllayahFokusEtikaKunci"5

WilayahFokusPihak-pihakMasalah

HubunganPerusahaanDenganPekerjanyaPekerjaPerekrutandanpemecatan;kondisiupahdantempatkerja;privasi

HubunganPekerjaDenganPerusahaannyaPemasokKonflikkepentingan;keraha-siaan;kejujuran;pelatihanke-mampuandankualifikasikemampuan.

PembeliBiayapemasukan.

PeminjamPenimbunandanmanipulasinarga;kuantitasdankualitasbarangyangterjual;strategipemasaran;penggunaanribadalammembiayaipenjualan.

MasyarakatUmumWaktupembayaran

Pemiliksaham/PemilikPenimbunan;pengrusakanlingkungan.

PartnerDistribusiuntung/rugi.Sadaqqah.

PesaingyangTamakKompetisiyangsehat.

'Keputusan Perekrutan, Promosi dan lain-lain bagi Pekerja. Islam mendorong kita untuk memperlakukan setiap Muslim secara adil sebagai contoh, dalam perekrutan, promosi atau keputusan-keputusan lain dimana seorang manajer harus menilai kinerja seseorang terhadap orang lain, kejujuran dan keadilan ('adi) adalah sebuah keharusan. Allah SWT memerintahkan kita untuk melakukan hal ini: "Sesungguhnya Allah SWTmenyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil"Upah Yang Adil: Ibn Taymiyah menyatakan bahwa seorang majikan memihki kewajiban untuk membayar upah yang adil kepada para pekerjanya. Sejumlah majikan mungkin mengambil keuntungan dari para pekerjanya dan membayar rendah kepada mereka karena tuntutan mereka untuk mendapat penghasilan. Islam menentang praktek eksploitasi semacam ini. Jika tingkat upah terlalu rendah, para pekerja mungkin tidak termotivasi untuk berusaha secara maksimal. Sama halnya, jika tingkat upah terlalu tinggi, sang majikan mungkin tidak mendapatkan keuntungan dan tidak dapat menjalankan perusahaannya. 'Dalam organisasi Islam, upah harus direncanakan dengan cara yang adil baik bagi pekerja maupun juga majikan. Pada Hari Pembalasan, RasulaUah SAW akan menjadi saksi terhadap "orang yang mempekerjakan buruh dan mendapatkan pekerjaannya diselesaikan olehnya namun tidak memberikan upah kepadanya". Penekanan terhadap masalah keadilan upah telah menjadi bagian sejarah Islam selama berabad-abad. Selama masa pemerintahan empat Khalifah hingga masa kebangkitan kolonialisme Barat, lembaga hisbah telah dikembangkan untuk menegakkan hukum dan aturan publik serta mengawasi hubungan antara pembeli dan penjual di pasar. Misi lembaga hisbah adalah untuk melindungi aturan-aturan yang benar dan melawan praktek ketidakjujuran. Hisbah berada di bawah tuntunan muhtasib yang bertanggungjawab "memelihara moralitas publik dan etika ekonomi". Salah satu tugas muhtasib adalah menjembatani perselisihan mengenai upah. Dalam beberapa kasus, muhtasib seringkali mengajukan konsep ujrat al mithi (upah yang diterima pekerja lain dalam bidang yang sama) sebagai standar upah yang adil. Ini adalah sebuah contoh lain prinsip keadilan atau kesetaraan di dunia kerja.Penghargaan terhadap Keyakinan Pekerja. Prinsip umum tawhid atau keesaan berlaku untuk semua aspek hubungan antara perusahaan dan pekerjanya. Fengusaha Muslim tidak boleh memperlakukan pekerjanya seolah-olah Islam tidak berlaku selama waktu kerja. Sebagai contoh, pekerja Muslim harus diberi waktu untuk melaksanakan shalat, tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan aturan moral Islam, harus diberi waktu istirahat bila mereka sakit dan tidak dapat bekerja, serta tidak boleh dilecehkan secara seksual, dan lain-lain. Untuk menegakkan keadilan dan keseimbangan, keyakinan para pekerja non-Muslim juga harus dihargai. "Allah SWT tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah SWTmenyukai orang-orang yang berlaku adil"Akuntabilitas. Meskipun majikan atau pekerja dapat secara sengaja saling menipu satu sama lain, namun mereka berdua harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan Allah SWT. Sebagai contoh, Rasulullah Saw tidak pernah menahan upah siapa pun.Hak Pribadi. Jika seorang pekerja memiliki masalah fisik yang membuatnya tidak dapat mengerjakan tugas-tugas tertentu atau jika seorang pekerja telah berbuat kesalahan di masa lalu, sang majikan tidak boleh menyiarkan berita tersebut. Hal ini akan melanggar hak pribadi sang pekerja. "Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan orang lain, mate sesungguhnya Allah SWTMaha PemaaflagiMaha Kuasa "

Kebajikan. Prinsip kebajikan (ihsan) seharusnya merasuk dalam hubungan antara bisnis dan pekerja. Pada suatu saat, sebuah usaha mungkin berjalan kurang memuaskan, dan para pekerjanya mungkin akan menangung pengurangan upah sementara untuk waktu kerja yang sama. Aspek lain prinsip kebajikan adalah tidak melakukan tekanan yang tidak semestinya terhadap para pekerja untuk bekerja secara membabi buta. Sebuah survey lerhadap 1.227 pembaca Harvard Business Review baru saru ini mengungkapkan bahwa para atasan seringkali relakukan tekanan terhadap para bawahannya untuk menandatangani dokumen palsu, membiarkan kesalahan atasan, dan melakukan bisnis dengan teman-teman atasan mereka. Ketika mendapat tekanan dari atas, para pekerja merasadipaksa untuk mengkompromikanintegritas mereka.Hubungan Pekerja dengan PerusahaanBerbagai persoalan etis mewarnai hubungan antara pekerja dengan perusahaan, terutama berkaitan dengan persoalan kejujuran, kerahasiaan, dan konflik kepentingan. Dengan demikian, seorang pekerja tidak boleh menggelapkan uang perusahaan, dan juga tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan kepada orang luar. Praktek tidak etis lain terjadi ketika para manajer menambahkan harga palsu untuk makanan dan pelayanan lain dalam pembukuan keuangan perusahaan mereka. Beberapa dari mereka melakukan penipuan karena merasa dibayar rendah, dan ingin mendapatkan upah yang adil. Pada saat yang lain, hal ini dilakukan semata karena ketamakan. Sebagai contoh, Albert Miano yang menggelapkan uang 1 Juta Dollar dari para pekerjanya mengakui bahwa factor pendorong utamanya adalah ketamakan.123 Bagi para pekerja Muslim, Allah SWT memberikan peringatan yang jelas di dalam Qur'an "Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkanperbuatan yang ken, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggarhak manusia tanpa alasan yang benar".Pekerja Muslim, yang menyadari makna ayat di atas, seharusnya tidak berbuat sesuatu dengan cara-cara yang tidak etis. Niat yang baik seringkali tergelincir oleh situasi yang ambigu dan jebakan-jebakan yang jelas. Survei terhadap para personil penjualan menunjukkan bahwa para pekerja kadangkala mendapatkan dirinya berada dalam situasi ambigu dimana tidak ada panduan aturan etis secara jelas. Sebagai contoh, seorang pemasok mungkin akan mengundang seorang tenaga penjualan untuk makan siang dengan harapan untuk mendapatkan keringanan kredit penjualan. Haruskah tenaga penjualan ini menerima undangan santap siang bisnis ini atau apakah ia harus bersikeras untuk membayar sendiri makan siangnya? Akankah ia melukai perasaan kliennya? Dalam situasi seperti ini, tenaga penjualan mungkin akan mengalami kesulitan yang lebih besar untuk mengambil keputusan yang tepat karena para pekerja seringkali memandang diri mereka lebih etis ketimbang yang lain. Sebagai akibatnya, mereka mungkin akan memaklumi acara santap siang bisnis dengan kliennya tersebut dengan alasan bahwa hal ini merupakan praktek bisnis yang telah umum diterima. Untuk meng-hindari kemungkinan penyimpangan tindakan pekerja, organisasi usaha Islam harus beranjak lebih jauh, dan mengembangkan sebuah kode etik yang lebih eksplisit.

Hubungan Perusahaan dan Pelaku Usaha yang Lain Sebuah perusahaan berada di dalam jaringan hubungan dengan sejumlah pelaku usaha yang lain. Mereka mencakup: pemasok, pembeli, pelanggan, serikat pekerja, aparat pemerintah dan pesaing. Tabel 4 merangkum wilayah-wilayah fokus utama dan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hubungan perusahaan dan pelaku usaha yang lain.Pemasok. Berkaitan dengan pemasok, etika bisnis menyatakan bahwa seseorang harus melakukan negosiasi dengan harga yang adil, dan tidak mengambil keuntungan berdasarkan bagian atau kekuasaan yang lebih besar. Untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan, Allah SWT telah memerintahkan kita untuk membuat perjanjian kewajiban bisnis secara tertulis."Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. [.. .]Hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan apa yang akan ditulis, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, danjanganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. "

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, transaksi gharar antara perusahaan dan pemasoknya juga dilarang dalam Islam. Pada zaman Marwan ibn al Hakam, kuitansi-kuitansi diberikan kepada orang-orang untuk barang-barang dipasar aljar. Orang-orang memperjualbelikan kuitansi-kuitansi tersebut di antara mereka sebelum membeli dan mendapatkan barang-barang. Zayd ibn Thabit dan salah satu sahabat Rasulullah saw, semoga Allah SWT memberkatinya dan memberinya kedamaian/datang kepada Marwan ibn al Hakam dan berkata, "Marwan! Apakah engkau telah menghalalkan riba?" Marwan berkata, "Saya berlindung kepada Allah SWT! Apakah artinya itu?"Zayd berkata, "Kuitansi-kuitansi yang diperjualbelikan sebelum mereka mengambil barang-barang.'" Marwan kemudian mengirim seorang pengawal untuk menemani mereka dan mengambil kuitansi-kuitansi dari tangan orang-orang dan mengembalikannya kepada pemiliknya//.

Selain persoalan diperbolehkannya praktek agensi secara umum, pedagang dilarang campur tangan dalam sistem pasar bebas melalui suatu bentuk perantaraan tertentu. Perantaraan semacam ini mungkin akan menyebabkan terjadinya inflasi harga. Marilah kita ambil contoh seorang petard yang pergi ke sebuah pasar di kota untuk menjual beberapa hasil pertaniannya. Seorang penduduk kota mungkin akan mendekatinya, dan menyarankan bahwa hasil pertaniannya sebaiknya dititipkan kepadanya untuk sementara waktu sampai harganya naik. Jika petani tersebut menjual hasil pertaniannya tanpa campur tangan sang penduduk kota/ maka masyarakat akan dapat membelinya dengan harga yang cukup rendah; dan baik masyarakat maupun sang petani akan mendapatkan keuntungan. Namun, ketika sang penduduk kota menyimpan hasil pertanian tersebut sampai harganya naik dan kemudian menjualnya, maka masyarakat harus membayar lebih mahal, dan sang perantara tersebut mendapatkan keuntungan berlebih. Bentuk perantaraan semacam ini dilarang dalam Islam: Rasulallah saw berkata: "Orang kota seharusnya tidak menjual sesuatu kepada orang dari padangpasir;biarkan mereka berusaha dengan caranya sendiri; Allah SWT akan memberi mereka ketentuan yang berbeda satu dari yang lain "

Meskipun demikian, Al Qaradawi menyatakan bahwa sebenarnya sistem perantaraan secara umum diperbolehkan kecuali ketika terdapat campur tangan dalam system pasar bebas sebagaimana diungkapkan dalam contoh di atas. Tidak ada yang salah dengan sistem pengenaan biaya bagi pelayanan yang diberikan sang perantara. Biaya ini bisa bersifat tetap ataupun sesuai dengan jumlah penjualan, atau berapa pun sesuai dengan persetujuan diantara kedua belah pihak yang berkepentingan.

Pembeli/Konsumen. Pembeli seharusnya menerima barang dalam kondisi baik dan dengan harga yang wajar. Mereka juga harus diberitahu bila terdapat kekurangan-kekurangan pada suatu barang. Islam melarang praktek-praktek di bawah ini ketika berhubungan dengan konsumen atau pembeli: Penggunaan alat ukur atau timbangan yang tidak tepat. Dalam kisah Nabi Shu'ayb, Allah SWT berfirman: "Sempumakanlah takaran danjanganlah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Danjanganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya.l...]"^ Para pengusaha Muslim tidak dapat menuntut kejujuran orang lain bila ia sendiri tidak jujur. Dengan kata lain, aturan moral Islam berlaku kepada siapa pun secara menyeluruh. Penimbunan dan Manipulasi Harga. Sebagaimana diungkapkan oleh Sheikh al Qaradawi, sistem pasar bersifat bebas dalam Islam, dan diperbolehkan menanggapi penawaran dan permintaan.130 Namun demikian, Islam tidak mentoleransi adanya campur tangan dalam sistem pasar melalui praktek penimbunan atau berbagai bentuk manipulasi harga yang lain. Rasulullah saw berkata: "la yang menimbun adalah orangyangberdosa"

Dalam kasus ketika seorang pengusaha teriibat dalam praktek penimbunan dan berbagai bentuk manipulasi harga yang lain, Islam mengizinkan pengontrolan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberikan perlindungan terhadap orang-orang yang serakah. Meskipun demikian, jika suatu komoditi telah dijual tanpa adanya praktek penimbunan, dan harganya naik karena terjadi kekurangan alamiah atau kelangkaan atau peningkatan permintaan, maka kondisi seperti ini merupakan takdir Allah SWT. Para pengusaha dengan demikian tidak dapat dipaksa untuk menjual barang dengan harga yang tetap. Penjualan Barang Palsu atau Rusak. Islam melarang semua bentuk transaksi curang baik dalam pembelian maupun penjualan. Pengusaha Muslim harus senantiasa jujur setiap saat. Hadist di bawah ini memaparkan bagaimana aturan moral Islam memandang praktek-praktek bisnis yang memperdayakan seperti dijelaskan di atas:"Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) secara kebetulan melewatisetumpukanjagung. la memasukkan tangannya ke dalam tumpukanjagungitu danjari-jarinya terasa basah. Rasulallah sawkemudian bertanya kepadapemilik tumpukanjagung tersebut, "Apa ini?" "Ya, Rasulallah, jagung-jagung itu basah karena hujan. "Rasulallah sawmenjawab, "Mengapa kamu tidak meletakkan jagung-jagung yang basah itu di atas sehingga orang bisa melihatnya?" la yang curang bukanlah di antara pengikutku"}

Situasi yang sama terjadi ketika 'Umar ibn al Khattab menghukum seseorang yang menjual susu bercampur air. 'Umar menumpahkan susu orang tersebut bukan karena tidak layak untuk diminum, melainkan lebih karena merasa bahwa pembeli tidak akan tahu jumlah perbandingan susu dan aimya.Karenanya, Islam mendorong para pengusaha Muslim untuk bersikap jujur, dan memperlihatkan kerusakan barang yang akan dijualnya. Jika salah satu pihak kemudian memutuskan untuk tidak ikut dalam proses transaksi, maka mereka pun boleh melakukannya tanpa paksaan. Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanyi) berkata, "Baikpembeli maupun penjual keduanya memiliki pilihan untuk membatalkan atau menerima penawaran kecuali jika keduanya dipisahkan"}Berkaitan dengan barang-barang yang tidak tahan lama, pembeli memiliki hak mendapatkan pengembalian uang pembelian secara utuh jika barang yang dibeii tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bersumpah untuk mendukung sebuah penjualan. Ketika menipu seorang pembeli, dosa yang diakibatkan oleh penipuan itu akan semakin bertambah jika sang penjual memperkuat keputusan penjualannya dengan sumpah palsu.

"Saya mendengar Rasulallah saw berkata, "Sumpah yang dibuat seorang penjual mungkin akan membuat seorang pembeli untuk membeli barangnya namun hal itu akan menghilangkan rahmat Allah SWT"}

Membeli Barang-Barang Curian. Seorang pengusaha Muslim tidak boleh secara sengaja membeli barang-barang curian baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk dijual kembali. Bila melakukan hal ini, berarti ia ikut membenarkan kejahatan yang dilakukan sang pencuri. Rasulallah saw berkata,"la yang membeli barang-barang curian, dan tahu bahwa barang tersebut adalah barang curian, turutmenanggungdosa dan malu atas pencurian tersebut"

Lebih jauh, berjalannya waktu tidak dapat mengubah barang yang haram menjadi halal. Pemilik asli barang- barang curian tetap berhak atas barang-barang tersebut. Larangan Mengambil Bunga atau Riba. Meskipun Islam mendorong pengusaha Muslim untuk memperbesar keuntungannya melalui perdagangan, Islam secara eksplisit melarang peminjaman dengan bunga. Nilai tingkat bunga yang dikenakan dalam pinjaman merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan; karenanya riba benar-benar dilarang. Tidak ada biaya waktu untuk meminjamkan uang dalam Islam. Sang pemberi pinjaman mendapatkan uang tanpa khawatir kehilangan uangnya. Lebih jauh, karena sang pemberi pinjaman cenderung merupakan orang yang lebih kaya dan sang peminjam adalah orang yang lebih miskin, maka praktek riba akan semakin memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Sementara Islam mendorong terjadinya sirkulasi kekayaan. Allah SWT menyatakan dalam Qur'an: "Orang-orang yang mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demi- kian itu, adalah disebabkan mereka berkata, "Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba "padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba "

Dosa akibat praktek riba menimpa semua pihak yang terlibat dalam sebuah transaksi riba: Rasulallah Saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) mengutuk baik penerima maupun pembayar bunga, dan orang yang mencatatnya, serta dua orang yang mengetahuinya; dan la berkata, "Mereka semua sama".

Orang yang Berhutang. Secara umum, Islam mendorong sikap bijaksana. Jika seseorang yang berhutang sedang dalam kesulitan keuangan, Allah SWT mendorong kebaikan hati:"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu, lebih baik bagimu.jika kamu mengetahui"}

Lebih jauh, sebuah hadist dari Rasulallah saw juga menegaskan arti penting kemurahan hati sang pemberi pinjaman. Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpab kepadanya) berkata, "Sebelum zamanmu para malaikat menerima jiwa seorang manusia dan bertanya kepadanya, 'Apakah engkau pemah melakukan sesuatu yang baik (selama hidupmu)?'Ia menjawab, 'Say a terbiasa memerintabkan para pekerja saya untuk memberi waktu kepada orang kaya untuk membayar hutangnya setelah ia mampu dan mengampuni orang yang sedang dalam kondisi kesulitan'. Maka Allah SWTberfirman kepada para malaikat, 'Ampuni dia'"}*

Pada saat yang sama, Islam mendorong orang-orang yang berhutang untuk tidak menangguh-nangguhkan pembayaran hutangnya. Hal ini ditujukan terutama bagi orang-orang kaya yang berhutang. Rasulallah saw berkata "Penangguhan pembayaran hutang oleh orang kaya adalah sebuah ketidakadilan"

Jika pengusaha Muslim itu sendiri berhutang demi usahanya, maka ia juga harus membayarnya. Dalam Islam, pembayaran hutang memiliki kedudukan yang sangat penting hingga dosa-dosa orang yang mati shahid akan diampuni kecuali untuk hutang-hutangnya yang belum terbayar.Masyarakat Umum. Seorang pengusaha memiliki kewajiban khusus jika ia menyediakan barang kebutuhan penting bagi masyarakat. Sebagai contoh/ masyarakat memiliki kebutuhan akan produk-produk pertanian, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Karena barang-barang ini merupakan komoditi penting, maka sang pengusaha harus member! harga secara wajar. Langkah-langkah apakah yang dapat diambil jika ia memberi harga terlalu tinggi kepada masyarakat? Islam menentang gagasan mengenai pengontrolan harga. Para ilmuwan yang mengemukakan gagasan mengenai pengontrolan harga mendasarkandirinya pada hadist di bawah ini: Seorang laki-laki datang dan berkata, "Rasulallah, harga tetap." Rasulallah saw berkata, "(Tidak), saya harus shalat." Laki-laki itu datang lagi dan berkata, "Rasulallah, harga tetap. " Rasulallah saw berkata, "Tiada yang lain kecuali Allah yang membuat harga menjadi rendah atau tinggi. Saya berharap bahwa ketika saya bertemu Allah SWT, tak satu pun diantara kamu yang menyalahkanku karena berbuatsalah berkaitan dengan darah atau barang milik."

Namun demikian, Ibn Taymiyah menyatakan bahwa hadist di atas tidak membicarakan situasi di mana seorang pedagang menolak membuat penjualan ketika berada di bawah kewajiban untuk melakukannya, atau untuk melakukan suatu tindakan yang secara legal harus dilakukan. Ibn Taymiyah menyimpulkan bahwa jika seorang pengusaha menolak untuk menjual barang-barangnya dengan harga yang wajar, maka ia dapat dipaksa oleh seorang imam untuk melaksanakannya dan bahkan dihukum bila tidak melaksanakannya.

Pihak yang Berkepentingan/Pemilik/Mitra. Islam mendorong terwujudnya hubungan kemitraan. Usaha-usaha yang bertujuan menguntungkan individu atau masyarakat atau untuk menghapuskan kejahatan adalah tindakan yang luhur, terutama jika niat usaha yang dilakukan juga merupakan niat yang luhur. Al Qaradawi menyatakan bahwa usaha-usaha semacam ini diberkati dalam Islam dan akan mendapat pertolongan Allah SWT: "[...] Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, danjangan tolong-menolong dalam berbua t dosa dan pelanggaran: [.. J" Al Mudarabah. Seringkali terjadi/ seorang pengusaha adalah wirausahawan yang terampil, namun tidak memiliki cukup dana untuk mewujudkan gagasan bisnisnya. Dalam kasus seperti ini, Islam mengizinkan hubungan kemitraan antara pemodal dan tenaga kerja. Hubungan kemitraan seperti ini disebut dengan al mudarabah atau al quad. Pemilik modal atau bank Islam dipahami sebagai pemilik modal yang diinvestasikan sementara sang wirausahawan memberikan keahlian dan keterampilannya. Berdasarkan Shari'ah, kedua belah pihak harus bersepakat terlebih dahulu mengenai bagaimana mereka akan membagi semua keuntungan ataupun kerugian. Jika pemilik modal meminta jaminan keuntungan atas dananya baik ketika mitranya mendapatkan keuntungan atau kerugian, maka hal itu sama dengan riba.149 Lebih jauh, tidak ada keuntungan yang bisa dibagi sampai semua kerugian telah ditutup dan hak pemilik modal diberikan sepenuhnya.Shankal151 Terdapat beberapa bentuk hubungan kemitraan shankat. Dalam salah satu bentuk hubungan kemitraan, bank Islam menyediakan sebagian modal yang diperlukan sementara sang pengusaha menyediakan sisanya. Sang pengusaha juga harus bertanggungjawab dalam hal pengawasan dan manajemen. Kedua belah pihak bersepakat untuk membagi keuntungan ataupun kerugian berdasarkan perbandingan keikutsertaan investasi mereka. Jika terjadi kerugian/maka akan lebih baik bila sang pengusaha mengorbankan pemberian upah kepada para pekerjanya. Musharakah. Bentuk hubungan kemitraan ini beriangsung dalam jangka waktu terbatas, dan berusaha untuk melaksanakan suatu tujuan tertentu.152 Hal ini mirip dengan model hubungan kerjasama atau konsorsium Barat. Kedua belah pihak bersepakat untuk bekerjasama baik dalam pengelolaan modal tetap maupun modal bergerak, sebagaimana dalam hal keahlian. Keduanya juga bersepakat mengenai bagaimana mereka akan membagi semua keuntungan yang diperoleh. Kerugian akan dibagi berdasarkan perbandingan modal yang dijalankan. Murabahah. Bank membeli barang-barang tertentu dari pemasok atas nama pengusaha dengan harga tetap sebagaimana persetujuan mengenai margin keuntungan. Aspek kunci bentuk pembiayaan ini adalah bahwa kedua belah pihak harus mengetahui harga pembelian awal serta harga kenaikan keuntungan. Kedua, bank harus membeli barang-barang tersebut sebelum mengenakan harga pada sang pengusaha. Manakala barang-barang tersebut dikirim, maka kedua belah pihak akan menandatangani kontrak jual beli berdasarkan basis biaya-plus, dan sang pengusaha akan memiliki barang-barang tersebut. Sang pengusaha harus membayar kembali harga barang-barang yang telah dijual kepada bank sebagaimana juga bersepakat mengenai pembagian keuntungan menurut jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Qard Hasan. Rencana keuangan ini dalam bentuk "pinjaman kebajikan"153 yang tidak dikenakan biaya dan tanpa-bunga. Jenis pinjaman ini diberikan kepada para konsumen atau pengusaha yang mengalami situasi yang sulit atau pengeluaran yang tidak direncanakan.Apa pun bentuk hubungan kemitraan yang ditempuh, kode etik Islam menuntut semua pihak untuk bersikap adil dan menghindari penipuan satu sama lain. Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) telah berkata, "Allah Yang Maha Agung, berfirman, 'Aku menjadi pihak yang ketiga di antara dua pihak yang bermitra selama mereka tidak saling menipu satu sama lain, namun jika salah satu pihak menipu pihak yang lain, maka aku akan meninggalkan mereka '"}Fakir Miskin. Seringkali terjadi, kaum fakir dan miskin akan mendekati seorang pengusaha dan meminta sadaqah. Kadangkala, sang pengusaha akan memberikan sisa-sisa barang atau barang-barang yang rusak yang menurutnya sudah tidak akan dipergunakannya lagi. Sebagai contoh, jika seorang pengusaha akan memberikan sebuah mobil tua di mana kondisinya sangat buruk sehingga niscaya akan membahayakan siapa pun yang mencoba mengendarainya, maka sang pemberi disebut sebagai orang yang telah berbuat-keliru. Allah memperingatkan kita mengenai hal ini:"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah SWT) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apayang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya"}

Para pengusaha Muslim harus memberikan kepada kaum miskin apa yang baik dan diperoleh dengan cara yang halal.

Pesaing. Meskipun negara-negara Barat menyatakan diri sebagai kawasan berdasarkan prinsip persaingan pasar, publikasi-publikasi bisnis utama akan memperlihatkan bahwa sebuah bisnis akan berusaha memenangkan dirinya dan mengeliminasi para pesaingnya. Dengan mengeliminasi para pesaingnya, sebuah perusahaan selanjutnya akan dapat memperoleh hasil ekonomi di atas rata-rata melalui praktek penimbunan dan monopoli harga. Sebagaimana telah dibicarakan sedikit dalam topik mengenai praktek penimbunan, monopoli dilarang dalam Islam. "Sangatlah tidak terpuji usaha untuk memonopoir* kebutuban-kebutuhan hidup, dan makanan untuk hewan ternak, di dalam kota di mana praktek monopoli terbukti cenderung merusak"}Lingkungan AlamRanah utama lain yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan persoalan tanggung jawab sosial adalahlingkungan alam. Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan telah membuang produk limbah mereka ke udara sungai dan tanah. Fenomena hujan asam, pemanasan global sebagai akibat penipisan lapisan ozon, dan teracuninya rantai makanan merupakan beberapa contoh akibat perilaku yang tidak bertanggungjawab ini. Dewasa ini, semakin banyak perusahaan yang menyadari akan ancaman praktek-praktek pencemaran lingkungan alam ini, dan semakin berhati-hati bagaimana mereka harus membuang limbah mereka. Perusahaan-perusahaan seperti misalnya Safeway menggunakan kertas daur ulang dalam produktas kertas mereka, dan McDonalds telah mengubah kertas pembungkus yangsekarang dipergunakan untuk membungkus makanan cepat sajinya.Kaum Muslim selalu didorong untuk menghargai alam. Bahkan, Allah SWT menunjuk keindahan alam sebagai salah satu dari tanda-tanda-Nya:"Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah SWTmenurunkan hujan dari langit lalu Kamihasilkan dengan hujanitu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam wamanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang temak ada yang bermacam-macam wamanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah SWT di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"}Islam menekankan peranan manusia atas lingkungan alam dengan membuatnya bertanggung jawab terhadap ingkungan'sekelilingnya sebagai khalifah Allah SWT.Ingatlah ketika Tuhanmu ber firman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi". Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kam u ketah ui". Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. [.. .]}

Dalam peranannya sebagai khalifah, seorang pengusaha Muslim diharapkan memelihara lingkungan alamnya. Kecenderungan mutakhir paham environmentalisme bisnis, dimana sebuah usaha secara proaktif memberi perhatian sangat cermat dalam memperhatikan lingkungan,sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Sejumlah contoh semakin memperjelas betapa pentingnya hubungan Islam dengan lingkungan alam: perlakuan terhadap binatang; polusi lingkungan dan hak-hak kepemilikandan polusi lingkungan terhadap sumber-sumber alam "bebas" seperti misalnya udara dan air.

Perlakuan terhadap BinatangPara pengusaha Muslim yang mempergunakan binatang harus sangat berhati-hati dalam memperlakukan mereka Penjagal hewan ternak, misalnya, harus menunjukkan sikap yang baik dalam membunuh hewan ternak:

Dua hal yang saya ingat diucapkan Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah kepadanya) adalah: "Sesungguhnya Allah SWT telah meniupkan kebaikan kepada segala sesuatu maka ketika kamu membunuh sesuatu, bunuhlah dengan cara yang baik, dan ketika kamu menyembelih binatang, sembelihlah Juga dengan cara yang baik. Maka setiapdi antara kamu harus mempertajam pisaunya dan buatlah hewan yang disembelih mati dengan tenang"

Ketika menyembeUh seekor binatang, kaum Muslim juga dilarang untuk menangkap binatang yang akan disembelih dengan kaki dan menyeretnya ke tempat dimanabinatang tersebut akan disembelih.Para petani juga harus berhati-hati. Bahkan dalam perlakuan sehari-hari kita terhadap binatang, RasulaUah saw telah mendorong kauirr Muslim untuk memperlihatkan sikap baik kepada mereka:Rasulallah saw (semoga rahmat terlimpah ^danya berkata, "Seorang pelacur telah diampuni Allah SWTketika melewati seekor anjingyang terengah-engah di dekat sebuah mata air dan melihat bahwa anjing itu hampir mati karena kehausan, ia melepas sepatunya danm,en^sln ngan air untuk diberikan kepada si anjing. Maka, Allah SWT mengampuninya karena perbuatannya itu"}

Beberapa jenis perilaku secara eksplisit telah dilarang:"Rasulallah saw (semoga damai bersamanya) melarang (binatang dimakan)pada bagian kepalanya atau membakar di bagian kepalanya".

Lebih jauh, kaum Muslim juga dilarang untuk memaksa binatang bertarung dengan binatang yang lain. Sebagai akibatnya, kaum Muslim tidak diperbolehkan terlibat dalam bisnis pertarungan banteng atau bentuk pertarungan binatang lainnya.Polusi Lingkungan dan Hak Kepemilikan Meskipun Islam menghargai hak kepemilikan, Islamtidak menganggap hak kepemilikan ini sebagai sesuatu yang bersifat absolut terutama jika hak-hak ter