sistem dagang islam vs kapitalisme

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faham kapitalisme telah mewarnai perekonomian dunia. Dimana sebuah aliran atau teori yang lebih mengedepankan akan adanya keberadaan modal sebagai alat untuk mengapresiakan diri. Keberadaaannya kini juga merambah bukan saja kepada bidang ekonomi namun juga hampir masuk dan berasimilasi dengan bidang lainnya. Kapitalisme juga dapat menjadi suatu budaya di mana interaksi, komunikasi, plus kolaborasi berjalan dengan capital sebagai pusat orbit. Kita berkompetisi untuk mengumpulkan, mengelola, dan menguasai kapital. Kita mengukur keberhasilan- keberhasilan kita dengan indikator-indikator kapitalisme. Kita berteman, bergaul dan saling membantu dengan motivasi-motivasi kapitalisme. Hari ini, kapital ini bukan hanya seonggok keping emas, uang atau harta kekayaan. Dalam makna lebih luas, ada setidaknya 10 kapital yang kita berkompetisi untuk meraihnya! Setidaknya ada 10 kapital yang, yang kita jadikan bahan evaluasi, bagi aktivitas sehari-hari kita baik dalam belajar, sekolah, bekerja, berbisnis, ataupun berpolitik, dan bahkan dalam pergaulan kita sehari-hari. Banyak pihak pihak yang mendukung diberlakukannya paham ini, karena diangap mampu untuk lebih meningkatkan produktifitas dan juga keefektifan serta efisiensi untuk lebih me-manusia-kan manusia secara umum. Namun tidak sedikit juga Hukum Dagang| 1

Upload: faizal-husen

Post on 09-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ekonomi islam

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faham kapitalisme telah mewarnai perekonomian dunia. Dimana sebuah aliran atau

teori yang lebih mengedepankan akan adanya keberadaan modal sebagai alat untuk

mengapresiakan diri. Keberadaaannya kini juga merambah bukan saja kepada bidang

ekonomi namun juga hampir masuk dan berasimilasi dengan bidang lainnya.

Kapitalisme juga dapat menjadi suatu budaya di mana interaksi, komunikasi, plus

kolaborasi berjalan dengan capital sebagai pusat orbit. Kita berkompetisi untuk

mengumpulkan, mengelola, dan menguasai kapital. Kita mengukur keberhasilan-keberhasilan

kita dengan indikator-indikator kapitalisme. Kita berteman, bergaul dan saling membantu

dengan motivasi-motivasi kapitalisme.

Hari ini, kapital ini bukan hanya seonggok keping emas, uang atau harta kekayaan.

Dalam makna lebih luas, ada setidaknya 10 kapital yang kita berkompetisi untuk meraihnya!

Setidaknya ada 10 kapital yang, yang kita jadikan bahan evaluasi, bagi aktivitas sehari-hari

kita baik dalam belajar, sekolah, bekerja, berbisnis, ataupun berpolitik, dan bahkan dalam

pergaulan kita sehari-hari.

Banyak pihak pihak yang mendukung diberlakukannya paham ini, karena diangap

mampu untuk lebih meningkatkan produktifitas dan juga keefektifan serta efisiensi untuk

lebih me-manusia-kan manusia secara umum. Namun tidak sedikit juga yang tidak menerima

penerapan paham ini, bahkan melarang dan mengharamkan adanya paham ini untuk

dilakukan karena dianggap tidak adil dan hanya dapat menimbulkan kesjahteraan didalam

masyarakat.

Perdebatan terus bergulir bahkan juga memanas sehingga menimbulkan adanya

pembagian kelompok antara kaum kapitalis yang menguasai modal dan kaum non-

kapitalis,baik itu sosialis, komunis, dan lainnya yang secara jelas menolak keberadaan dari

kapitalisme. Perbedaan yang timbul jelas karena kehidupan masyarakat yang kapitalis lebih

baik daripada masyarakat non-kapitalis, misalnya; kehidupan masyarakat America secara

ekonomi liberal dan kapitalis lebih baik daripada kehidupan masyarakat di Rusia, yang

cenderung lebih konservatif dan sosialis.

Memang tidak dapat dipungkiri kehidupan masyarakat yang menganut sistem

kapitalis secara umum lebih baik, misalnya; USA, Singapura, UE, dll. Namun tidak

Hukum Dagang| 1

Page 2: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

sepenuhnya, walau mereka secara umum lebih baik, harus ditiru dalam segala hal. Beberapa

budaya mereka tidak sesuai dengan kepribadian bangsa lainya. Budaya kaum kapitalis lebih

condong kepada budaya barat yang memiliki banyak perbedaan dengan budaya timur. Kita

bisa mengambil sedikit contoh dimana budaya barat lebih cenderung egoistik atau cuek

dibandingkan dengan budaya timur yang lebih ramah dan kekeluargaan.

Budaya itu juga yang membuat paham ini terkadang sulit untuk diterapkan secara

umum dalam kehidupan bermasyarakat. Kadang kala perbedaan itu banyak didiskusikan

didalam panel kemasyarakatan kita. Isu-isu juga banyak timbul sebagai dampak begitu

banyaknya persepsi yang hadir di dalam measyarakat mengenai hal tersebut.

Hal besar yang mungkin dapat kita lihat adalah bagaimana belakangan ini negara-

negara yang menganut paham kapitalis cenderung untuk lebih lagi menguasai dunia. Mereka

kemudian meluaskan sayap perekonomian mereka hingga beribu mil atau malah hingga

ujung dunia.

Dampak yang dihasilkan ialah adanya persaingan yang tidak seimbang antara negara

kapitalis yang sudah maju dibanding negara non-kapitalis yang kehidupan perekonomiannya

kurang kokoh. Selain itu dengan adanya “globalisasi”, yang kemungkinan besar akan terjadi

ditahun yang akan datang, negara-negara tersebut bukan saja membawa sistem perkonomian

mereka namun juga budaya mereka.

Di kota-kota besar akan berdiri perusahaan multinasional yang kepemilikan sahamnya

lebih besar dimiliki oleh kaum kapitalis dibandingkan oleh pengusaha dalam negeri. Toko-

toko dengan brand terkenal yang selalu mengikuti trend luar negeri juga akan hadir sampai

kepinggiran kota. Dari contoh diatas dapat kita lihat kapitalisme bukan saja akan berdampak

secara luas dalam bidang perkonomian namun juga dalam bidang budaya secara khusus.

B. Identifikasi Masalah

Telah muncul beberapa hal penting dalam judul “Konsep Dasar Hukum Dagang Islam

Dan Kapitalisme” yang mesti kita ketahui bersama dengan identifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana konsep dasar kapitalisme tentang pemahaman hukum perdagangan?

2. Bagaimana konsep dasar islam tentang pemahaman hukum perdagangan?

3. Bagaimana islam memandang konsep kapitalisme?

4. Apakah selaras antara sistem hukum dagang islam dengan sistem hukum dagang

kapitalisme?

Hukum Dagang| 2

Page 3: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

BAB II

TEORI PEMBAHASAN

A. Pemahaman Hukum Dagang

Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut

melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur

hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan

perdagangan. Sistem hukum dagang menurut arti luas dibagi dua yaitu tertulis dan tidak

tertulis tentang aturan perdagangan.

Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli barang dari

suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu

yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.

Di zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada

produsen dan konsumen untuk membelikan menjual barang-barang yang memudahkan dan

memajukan pembelian dan penjualan.

Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah di mulai sejak abad pertengahan

Eropa (1000/ 1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di

Italia dan perancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan (Genoa, Florence,

Vennetia, Marseille, Barcelona dan Negara-negara lainnya ) .

Tetapi pada saat itu hukum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat menyelsaikan

perkara-perkara dalam perdagangan, maka dibuatlah hukum baru di samping hukum Romawi

yang berdiri sendiri pada abad ke-16 dan ke- 17 yang berlaku bagi golongan yang disebut

hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur perkara di bidang perdagangan

(peradilan perdagangan ) dan hukum pedagang ini bersifat unifikasi.

Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan

kodifikasi dalam hukum dagang oleh mentri keuangan dari raja Louis XIV (1613-1715) yaitu

Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada tahun 1681

disusun ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tenteng kedaulatan.

Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum sipil

yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du commerce

(1673) dan ordonnance du la marine(1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan adanya

hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda, dan pada tahun 1819 direncanakan dalam

Hukum Dagang| 3

Page 4: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838 akhirnya

di sahkan.

KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi KUHD belanda 1838 menjadi contoh

bagi pemmbuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848. Dan pada akhir abad ke-19 Prof.

molengraaff merancang UU kepailitan sebagai buku III di KUHD Nederlands menjadi UU

yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2

kitab yaitu, tentang dagang umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari

pelayaran.

Sistematika Hukum dagang di Indonesia terutama bersumber pada :

1. Hukum tertulis yang sudah di kodifikasikan

a. KUHD (kitab undang-undang hukum dagang) atau wetboek van koophandel

Indonesia (W.K)

b. KUHS (kitab undang-undang hukum sipil) atau Burgerlijk wetboek Indonesia

(B.W)

2. Hukum-hukum tertulis yang belum dikoodifikasikan, yakni :

a. Perudang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan

dengan perdagangan.

3. Kebiasaan (custom)

4. Yurisprudensi

5. Traktat

6. Doktrin

Hukum dagang di atas terkait dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit

dari pelajaran, dan dagang pada umumnya.

KUHD di Indonesia kira-kira satu abad yang lalu di bawa dari Belanda ke tanah air

kita, dan KUHD ini berlaku di Indonesia pada 1 Mei 1848 yang kitabnya terbagi atas dua,

masing-masing kitab di bagi menjadi beberapa bab tentang hukum dagang itu sendiri. Dan

terbagi dalam bagian-bagian, dan masing-masing bagian itu di bagi dalam bagian-bagian dan

masing menjadi pasal-pasal atau ayat-ayat.

Pada bagian KUHS itu mengatur tentang hukum dagang. Hal-hal yang diatur dalam

KUHS adalah mengenai perikatan umumnya seperti :

1. Persetujuan jual beli (contract of sale)

2. Persetujuan sewa-menyewa (contract of hire)

Hukum Dagang| 4

Page 5: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

3. Persetujuan pinjaman uang (contract of loun)

Hukum dagang selain di atur KUHD dan KUHS juga terdapat berbagai peraturan-

peraturan khusus (yang belum di koodifikasikan) seperti :

1. Peraturan tentang koperasi

2. Peraturan pailisemen

3. Undang-undang oktroi

4. Peraturan lalu lintas

5. Peraturan maskapai andil Indonesia

6. Peraturan tentang perusahaan negara

Pendapat Ahmad Ihsan hukum dagang adalah hukum yang mengatur tentang masalah

perdagangan atau perniagaan. Pendapat Purwo Sucipto hukum dagang adalah hukum

perikatan yang timbul dalam lapangan perusahaan. Dan Secara umum hukum dagang adalah

hukum yang mengatur hubungan hukum antara satu orang dengan orang yang lain dalam

bidang perdagangan atau perusahaan.

Hukum dagang itu, tidak hanya membicarakan masalah kegiatan dagang (jual beli)

tetapi juga membicarakan dan membahas hal-hal lain yang langsung maupun tidak langsung

berkaitan dengan organisasi atau badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan/ jual

beli itu. Hukum dagang juga mengatur pelaku perdagangan, (PT, FIRMA).

Akhir-akhir ini istilah hukum bisnis lebih populer. Hukum bisnis berasal dari

BUSSINESS yg artinya kegiatan usaha. Jadi kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha

yang dijalankan oleh perorangan ataupun oleh suatu perkumpulan (badan usaha, perusahaan)

secara teratur dan terus menerus berupa kegiatan pengadaan barang maupun jasa. Dengan

demikian, hukum bisnis adalah kumpulan peraturan2 yang berkaitan secara langsung

maupun tidak langsung dengan kegiatan-kegiatan perusahaan di dalam menjalankan roda

perekonomian.

B. Sistem Hukum Dagang Islam

Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli.

Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut

menggunakan tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya

seorang Muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah

SWT di dunia dan akhirat.

Hukum Dagang| 5

Page 6: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Aturan main perdagangan Islam, menjelaskan berbagai etika yang harus dilakukan

oleh para pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli. Dan diharapkan dengan

menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan

seorang Muslim akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah

SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun

pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.

Adapun etika perdagangan Islam tersebut antara lain:

1. Shidiq (Jujur)

Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam

arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta

tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur? Karena berbagai

tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan

dalam berdagang juga akan mewarnal dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan

keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu

akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Dalam Al Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual

beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebu –di

beberapa ayat dihuhungkan dengan pelaksanaan timbangan, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya:”Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (Q.S Al

An’aam(6): 152)

Firman Allah SWT:

Artinya:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang

merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan

manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan

membuat kerusakan.” (Q.S AsySyu’araa(26): 181-183)

Dengan hanya menyimak kedua ayat tersebut di atas, maka kita sudah dapat

mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada

seluruh ummat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku

Hukum Dagang| 6

Page 7: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam

menimbang, menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan,

sekalipun tidak begitu nampak kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya pada manusia

ketimbang tindak kejahatan yang lebih besar lagi seperti; perampokan, perampasan, pencu

rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah

SWT dan Rasul-Nya. Mengapa? Jawabnya adalah; karena kebiasaan melakukan kecurangan

menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi cikal baka! dari

bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya

pengharaman serta larangan dari Islam tersebut, merupakan pencerminan dan sikap dan

tindakan yang begitu bijak yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia

yang akan merugikan manusia itu sendiri.

2. Amanah (Tanggungjawab)

Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan

sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan

mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban

di pundaknya.

Sudah kita singgung sebelumnya bahwa –dalam pandangan Islam– setiap pekerjaan

manusia adalah mulia. Berdagang, berniaga dan ataujual beli juga merupakan suatu pekerjaan

mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan

barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.

Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain:

menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah

yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang

sangat dilarang oleh Islam –sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan tanggung jawab

dan para pedagang tersebut– adalah menimbun barang dagangan.

3. Tidak Menipu

Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ini lantaran

pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di

dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan

keburukan tingkah polah manusia lainnya.

Sabda Rasulullah SAW:

Hukum Dagang| 7

Page 8: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

“Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburk-buruk tempat adalah pasar”. (HR. Thabrani)

“Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku”. (HR. Bukhari)

Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Dan jika

sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya

sangatlah fatal. Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan kepada para

pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung

mengada-ngada, semata-mata agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang

pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian.

4. Menepati Janji

Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada para

pembeli maupun di antara sesama pedagang, terlebih lagi tentu saja, harus dapat menepati

janjinya kepada Allah SWT.

Janji yang harus ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya; tepat

waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan

atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi layanan puma jual, garansi dan

lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya;

pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat.

Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pedagang Muslim

misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur’an:

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: ”Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik pemberi rezki” (Q.S Al Jumu’ah (62):10-11)

Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani –sebagai pedagang Muslim– janganlah pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas

Hukum Dagang| 8

Page 9: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT banyak- banyak supaya beruntung.

5. Murah Hati

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu

bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah,

sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.

Sabda Rasulullah SAW:

“Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan

atau ketika menuntut hak”. (HR. Bukhari)

“Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang

mudah dan penagihan yang mudah”. (HR. Aththahawi)

6. Tidak Melupakan Akhirat

Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban Syariat Islam

adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan

dunia. Maka para pedagang Muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya

semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.

Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya.

Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah,

ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi

rukun Islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang Muslim hendaknya tidak melalaikan

kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan perdagangan.

Sejarah telah mencatat, bahwa dengan berpedoman kepada etika perdagangan Islam

sebagaimana tersebut di atas, maka para pedagang Arab Islam tempo dulu mampu mengalami

masa kejayaannya, sehinga mereka dapat terkenal di hampir seluruh penjuru dunia.

Perlu kita ketahui bahwa dalam konsep dagang islam ada batasan dengan penerapan

tarif umum atau harga eceran tertinggi (HET) (yang memang wajib diterapkan secara umum,

misalnya tarif bahan-bahan pokok seperti beras, gula, minyak, dan semacamnya, atau produk

apa saja yang menjadi hajat orang banyak). Barang kebutuhan pokok, demi kemaslahatan

umum, tidak bisa tidak, harus diatur dengan menentukan HET, dan yang punya hak

menentukan itu tentu tiada lain adalah pemerintah. Kalau tidak, dikhawatirkan akan terjadi

manipulasi harga, penipuan dan lain-lain. Jadi kalau mau menjual bahan-bahan pokok,

Hukum Dagang| 9

Page 10: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

misalnya, ya harus mengikuti aturan resmi pemerintah, atau hendak memproduksi sebuah

produk yang akan beredar luas, maka tentu harus mengikuti aturan (mendapat ijin)

pemerintah.

Mengenai ketentuan HET ini, kalau dirujuk ke hadis Nabi memang tidak bisa

ditemukan. Karena pada masa Nabi sendiri belum pernah terjadi penentuan HET (tas'iir).

Ketika suatu kali pada masa Nabi harga-harga pada naik, lantas para sahabat datang ke Nabi:

"Wahai Rasulullah, tentukanlah harga-harga untuk kita." Jawab Nabi: "Sesungguhnya

Allahlah yang menentukan harga, Maha Penggenggam, Maha Pembentang, Maha Pemberi

rizki..." (Sunan Abu Dawud) Atau jawaban Nabi yang lain yang senada ketika ditanya

mengenai hal yang sama: "Hanya Allahlah yang menaikkan dan menurunkan harga-harga"

(Ibnu al-Qayyim, al-Thuruq al-Hakiimah). Nabi selalu mengembalikannya kepada Allah swt.

Itu karena pada aslinya sebuah transaksi hanya berdasar kerelaan antara pihak-pihak

yang terkait, tidak boleh ada pemaksaan dan penipuan (lihat al-Nisaa' : 29). Setelah saling

rela tidak diperlukan dan tidak diperbolehkan campur tangan orang lain yang sifatnya

memaksa, walaupun itu pemerintah. Karena intervensi seperti itu tentu akan membatasi

kebebasan yang pada gilirannya akan menghilangkan prasyarat saling rela.

Kendati demikian, yang menyamai HET pada zaman sekarang adalah adanya

ketentuan "tsaman al-mitsl" (harga standard) pada masa Nabi. Tsaman al-mitsl ini adalah

harga yang berlaku umum, yang wajar dan hanya mekanisme pasar yang mengontrol. Sampai

Nabi pun mengakui tidak memiliki otoritas untuk menentukan harga-harga. Semuanya

dibiarkan berjalan secara alami menuruti mekanisme pasar. Baru ketika, misalnya, terjadi

praktek penimbunan barang dagangan (ihtikaar), si penimbun harus dipaksa menjual barang-

barangnya sesuai tsaman al-mitsl.

Di dalam Al-Qur'an ketentuan-ketentuan berdagang (Arab = tijaarah) diberikan secara

umum (tidak berupa teori-teori yang terperinci). Itu terdapat dalam beberapa ayat :

1. Prinsip jangan sampai memakan riba, al-Baqarah: 275.

2. Pencatatan transaksi yang rapi dan jujur, al-Baqarah: 282.

3. Perniagaan itu berdasar suka-sama suka, tidak ada pemaksaan, al-Nisaa': 29.

4. Perniagaan tidak boleh melalaikan ibadah, al-Nur :34; al-Jum'ah : 9 - 11.

C. Sistem Hukum Dagang Kapitalisme

Kapitalisme merupakan paham di bidang ekonomi yang berpendapat bahwa

meningkatkan pendapatan perlu didukung dengan jumlah modal atau kapital yang banyak

untuk ditanamkan pada berbagai bidang usaha. Kapitalisme juga bisa disebut sebagai sistem

Hukum Dagang| 10

Page 11: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

ekonomi yang individunya secara privat melakukan kegiatan produksi, pertukaran barang,

dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar. Menurut Karl Marx, kapitalisme adalah

sistem ketika pemilik modal menjadi penentu seluruh kebijakan pasar dan harga barang

dengan meminimalisasi kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

Kapitalisme kuno berkembang pada abad XIII-XIV di Italia yang ditandai dengan

munculnya kota-kota dagang seperti Venesia dan Genoa. Para pemilik modal (kapitalis)

hanya merupakan pedagang perantara. Kapitalisme modern berkembang setelah Revolusi

Industri pada abad XVIII. Kapitalis merupakan produsen sekaligus pedagang dan distributor.

Mereka menguasai peralatan industri dan mempekerjakan manusia untuk menjalankan mesin.

Tujuan kapitalisme adalah menekan biaya semurah mungkin dan memperoleh keuntungan

setinggi mungkin.

Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan

ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang

dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu

bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang

menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang

mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti

komunisme.

a. Ciri-ciri kapitalisme antara lain sebagai berikut:

1. Modal dan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi dimiliki secara pribadi.

2. Aktivitas ekonomi dilakukan secara bebas dan hanya ditentukan penjualan dan pembelian.

3. Kapitalis bebas menggunakan cara untuk meningkatkan keuntungan.

4. Pengawasan negara diupayakan seminimal mungkin.

Para kapitalis sebagai produsen sangat membutuhkan bahan mentah dan bahan baku

untuk menjalankan industri. Selain itu, mereka juga membutuhkan pasar. Mereka kemudian

mendesak pemerintah untuk mencari tanah jajahan guna memenuhinya. Dari sinilah

kemudian muncul imperialisme modern.

Dalam sumber lain dikatakan bahwa Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem

ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik

pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak

melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan

campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia

b. Adapun Segi-segi Negatif Kapitalisme :

Hukum Dagang| 11

Page 12: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

1. Sitem buatan manusia. Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.

2. Egoistik. Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.

3. Monopolostik. Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya untuk dijual dengan harga mahal yang berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.

4. Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.

Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.

5. Persaingan. Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yang kuat menerkam yang lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.

6. Perampasan tenaga produktif. Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yang harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yang dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dengan orang lain yang upahnya lebih rendah dan mampu bekerja lebih banyak dan pengabdiannya lebih baik.

7. Pengangguran. Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya pengangguran yang mendorong pemilik perusahaan untuk menambah tenaga yang akan memberatkannya.

8. Kehidupan yg penuh gejolak. Ini adalah akibat logis dari persaingan yang berlangsung antara dua kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dengan segala cara. Sedangkan yang satu lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas kasihan.

9. Penjajahan. Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru untuk memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan penjajahan.

10. Peperangan dan malapetaka. Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya.

Hukum Dagang| 12

Page 13: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan yang menimpa ummat manusia di bumi yang melahirkan bencana paling keji dan kejam.

11. Didominasi hawa nafsu. Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yang mereka gembar-gemborkan dibarengi dengan hawa nafsu yang mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.

12. Riba. Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit yang membuat seluruh dunia menderita.

13. Tidak bermoral. Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.

14. Kejam. Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih dengan cara dibakar atau dibuang ke laut karena khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yang menjerit kelaparean.

15. Boros. Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yang mereka cari keuntungan belaka.

16. Tidak berperikemanusiaan. Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh karena alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini dengan adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.

Kita perlu mengenal paham Neoliberalisme yang merupakan Paham Ekonomi yang

mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan

BUMN, Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara

dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS

(Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi

perahan AS dan sekutunya/MNC.

“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas

utama. Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di

Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.Memberikan “kebijakan”

pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan

bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea

Hukum Dagang| 13

Page 14: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Utara, dan Iran adalah contoh utama. Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara

terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa

menghentikan spekulasi minyak.

Secara sosiologis paham  kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal,

salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit

Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan

semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther

King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat

menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin

Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia

hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.

Perkembangan kapitalisme tidak bisa lepas Dari sang maestro, yaitu Adam Smith

dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari kapitalisme :

1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas – batas tertentu.

2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status

sosial ekonomi.

3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan

semaksimal mungkin.

4. Kebebasan melakukan kompetisi.

5. Mengakui hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.

c. Kelebihan Kapitalisme

Suatu paham tentu mempunyai nilai lebih sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat

secara umum. Namun unsur-unsur apakah yang dikandung kapitalisme sehingga ia saat ini

tetap tangguh? Terdapat beberapa kekuatan yang memungkinkan kapitalisme masih bertahan

hingga kini melalui berbagai kritikan tajam dan rintangan.

Hukum Dagang| 14

Page 15: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Pertama, daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang sangat tinggi, sehingga ia

mampu menyerap dan memodifikasi setiap kritik dan rintangan untuk memperkuat

eksistensinya. Sebagai contoh, bagaimana ancaman pemberontakan kaum buruh yang

diramalkan Marx tidak terwujud, karena di satu sisi, kaum buruh mengalami pembekuan

kesadaran kritis (reifikasi), dan di lain sisi, kelas borjuasi kapital melalui negara memberikan

"kebaikan hati" kepada kaum buruh dengan konsep "welfare state". Pada gilirannya, kaum

kapitalis memperoleh persetujuan (consent) untuk mendominasi masyarakat melalui apa yang

disebut Gramsci sebagai hegemoni ekonomi, politik, budaya; atau seperti yang disebutkan

Heilbroner bahwa rezim kapital memiliki kemampuan untuk memperoleh kepatuhan massa

dengan memunculkan "patriotisme" ekonomik.

Kedua, berkaitan dengan yang pertama, tingginya kemampuan adaptasi kapitalisme

dapat dilacak kepada waktu inheren pada hakekat kapitalisme, yaitu dorongan untuk berkuasa

dan perwujudan diri melalui kekayaan. Atas dasar itulah diantaranya, maka Peter Berger

dalam Revolusi Kapitalis (1990) berani bertaruh bahwa masa depan ekonomi dunia berada

dalam genggaman kapitalisme.

Ketiga, kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide serta

toleransi terhadap berbagai pemikiran. Menurut Rand, kebebasan dan hak individu memberi

ruang gerak manusia dalam berinovasi dan berkarya demi tercapainya keberlangsungan hidup

dan kebahagiaan. Dengan dasar pemikiran ini, Bernard Murchland dalam Humanisme dan

Kapitalisme (1992) dengan penuh keyakinan menaruh harapan bahwa kapitalisme demokratis

adalah humanisme yang dapat menyelamatkan peradaban manusia di masa depan.

d. Kelemahan Kapitalisme

Setiap hal tentu tidak hanya mempunyai kelebihan saja. Tidak ada gading yang tidak

retak, oleh sebab itu kapitalisme juga mempunyai problematikanya sendiri sehingga kadang

mengalami kendala untuk diterpakan. Mengacu kepada asumsi-asumsi dasar kapitalisme,

klaim-klaim pendukung kapitalisme dan praktek kapitalisme, terdapat beberapa kelemahan

mendasar kapitalisme, antara lain;

Pertama, pandangan epistemologinya yang positivistik mekanistik. Positivisme yang

memisahkan fakta dan nilai, bahkan hanya terpaku pada apa yang disebut fenomena fakta dan

mengabaikan nilai, terbukti sudah ketidakmampuannya menjelaskan perkembangan sains

Hukum Dagang| 15

Page 16: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

modern dan kritikan dari fenomenologi hermeneutik (human sciences). Pola pikir positivistik

hanya satu dimensi, yaitu dialektika positif, yang pada gilirannya mereduksi kemampuan

refleksi kritis manusia untuk menari makna-makna tersembunyi di balik fenomena-fenomena.

Herbert Marcuse dalam One Dimensional Man (1991) berkata: "... Kapitalisme, yang didorng

oleh teknologi, telah mengembang untuk mengisi semua ruang sosial kita; telah menjadi

suatu semesta politis selain psikologis. Kekuasaan totalitarian ini mempertahankan

hegemoninya dengan merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi, yaitu kemampuannya

berpikir negatif mengenai sistem, dan dengan memaksakan kebutuhan-kebutuhan palsu

melalui iklan, kendali pasar, dan media. Maka, kebebasan itu sendiri menjadi alat dominasi,

dan akal menyembunyikan sisi gelap irasionalitas..."

Kedua, berkaitan dengan yang pertama, asumsi antropologis yang dianut kapitalisme

adalah pandangan reduksionis satu dimensi manusia yang berasal dari rasionalisme

Aufklarung. Temuan alam bawa sadar psikoanalisis menunjukkan bahwa banyak perilaku

manusia tidak didorong oleh kesadaran atau rasionalitas, melainkan oleh ketidaksadaran dan

irasionalitas. Asumsi kapitalisme yang mengandaikan bahwa distribusi kekayaan akan terjadi

dengan sendirinya bila masyarakat telah makmur (contoh: konsep trickle down effect)

melupakan aspek irasionalitas manusia yang serakah dan keji. Dorongan yang tidak pernah

puas menumpukkan kapital sebagai watak khas kapitalisme merupakan bentuk patologis

megalomania dan narsisisme.

Ketiga, keserakahan mengakumulai kapital berakibat pada eksploitasi yang melampau

batas terhadap alam dan sesama manusia, yang pada gilirannya masing-masing menimbulkan

krisis ekonologis dan dehumanisasi. Habermas (1988) menyebutkan kapitalisme lanjut

menimbulkan ketidakseimbangan ekologis, ketidakseimbangan antropologis (gangguan

sistem personaliti), dan ketidakseimbangan internasional.

Keempat, problem moral. Bernard Murchland (1992), seorang pembela gigih

kapitalisme, mengakui bahwa masalah yang paling serius yang dihadapi kapitalisme

demokratis adalah pengikisan basis moral. Ia lalu menoleh ke negara-negara Timur yang

kaya dengan komponen moral kultural. Atas dasar problem etis inilah, maka Mangunwijaya

(1998) dengan lantang berkata: "... ternyatalah, bahwa sistem liberal kapitalis, biar sudah

direvisi, diadaptasi baru dan diperlunak sekalipun, dibolak-balik diargumentasi dengan fasih

ilmiah seribu kepala botak, ternyata hanya dapat berfungsi dengan tumbal-tumbal sekian

milyar rakyat dina lemah miskin di seluruh duia, termasuk dan teristimewa Indonesia...."

Hukum Dagang| 16

Page 17: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Kelima, implikasi dari praktek mengkomoditikan segenap ide-ide dan kegiatan-

kegiatan sosial budaya, maka terjadilah krisis makna yang pada gilirannya menimbulkan

krisis motivasi. Habermas (1988) mengatakan bahwa pada tataran sistem politik, krisis

motivasi ini menimbulkan krisis legitimasi, atau menurut istilah Heilbroner (1991) dengan

krisis intervensi.

BAB III

ANALISIS

A. Kritik Islam Terhadap Paham Kapitalisme

Kalau kelompok Marxis dan non-Marxis  telah memberikan kritik bahwa praktek

kapitalisme itu tidak bermoral, serta ada kelompok moderat yang memberikan solusi

alternatif dari kapitalisme dan sosialisme, lantas bagaimana dengan Islam? Kapitalisme

mengakui adanya kepemilikan individual, dan sosialisme tidak mengakui adanya kepemilikan

Hukum Dagang| 17

Page 18: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

individual, lantas bagaimana dengan Islam? Di bawah ini akan dijelaskan beberapa point

yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang dipercaya sebagai

khalifah, yaitu mengemban amanat Allah untuk memakmurkan kehidupan di dunia (Q.S. al-

An’am/6: 175; Hud/11: 61).

Untuk manusia diberi kemampuan lebih dibanding makhluk-makhluk lain.

Amanat itu nantinya akan diminta pertanggungjawabannya (Q.S. al-Qiyamah/75: 36) di muka

mahkamah Ilahi.

Untuk dapat memakmurkan dunia, Allah menciptakan bumi, langit dan  alam

seisinya diperuntukkan kepada manusia (Q.S. Luqman/31: 20; al-Jasiyah/45: 13)  untuk

dinikmati secara baik dan merata sehingga manusia akan sejahtera secara ekonomi. Namun

Islam melarang melakukan eksploitas sumber daya alam secara berlebihan, lebih-lebih hanya

untuk diiinya sendiri, yang nantinya hanya akan mengakibatkan kerusakan alam semesta

(Q.S. al-Syu’ara/26: 183).

b. Memanfaatkan potensi alam dan bekerja bukan tujuan melainkan hanya sarana

untuk mencari keridhaan Allah. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja keras dan

beramal shaleh, hasil dari pekerjaan untuk dimanfaatkan sebaik-baik dalam kerangka ibadah

kepada Allah (Q.S. al-Kahfi/18: 110).

Maka harta benda yang dimiliki seseorang dari hasil kerja keras tersebut tidak

akan menimbulkan hak-hak istimewa. Tidaklah tepat bahwa kekayaan berarti suatu

kemuliaan dan kemiskinan merupakan kehinaan di mata Allah. Kemuliaan seseorang bukan

terletak pada kekayaannya yang berlimpah ruah, dan kemiskinan yang papa melainkan

terletak pada tingkat ketakwaannya.

Oleh karenanya Allah adalah pemilik mutlak atas segala-galanya. Harta benda

bukanlah milik pribadi (kapitalisme) dan bukan pula milik bersama (sosialisme) melainkan

milik Allah. Manusia hanya dititipi atau diberi amanah untuk membelanjakan harta benda

tersebut sesuai dengan aturan atau undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemilik harta

yaitu Allah. Harta benda adalah anugerah dari Allah kepada manusia untuk dinikmati dan

diurus dengan baik, maka manusia hanya berhak untuk mengelola dan menikmati saja. Selain

itu sifat kepemilikan harta benda atau kekayaan oleh manusia itu hanya sementara, sebatas

usia manusia di dunia. Kalau manusia meninggal dunia maka harta benda tersebut harus

segera dibagikan kepada ahli waris menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Hal ini

tidak ada dalam madzhab ekonomi kapitalisme dan sosialisme.

Hukum Dagang| 18

Page 19: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Islam melarang menumpuk-numpuk harta benda dan tidak menafkahkannya atau

menelantarkannya. Islam tidak menginginkan adanya penumpukkan harta benda tanpa

difungsikan sebagaimana mestinya, karena hal ini dapat mematikan roda perekonomian.

Penumpukkan harta benda (barang dagangan) dengan maksud supaya terjadi kelangkaan

barang di pasar, sehingga harga akan tinggi, dapat  menimbulkan kesengsaraan,penderitaan

rakyat sangat dilarang oleh Islam.

( مسلم ( رواه خاطئ فهو المسلمين على بها يغلي أن يريد حكرة احتكر من

Artinya : “Barangsiapa yang menumpuk-numpuk suatu barang sedang dia bermaksud

hendak menjualnya dengan mahal terhadap kaum muslimin,maka dia itu bersalah”

Rasa cinta yang berlebihan terhadap harta benda sangat dikutuk, karena itu dapat

menjadi sumber yang menimbulkan rasa tamak dan kikir. Riba dilarang dalam Islam karena

ia merupakan faktor utama timbulnya konsentrasi kekayaan. Terkonsentrasinya kekayaan

pada orang-orang tertentu atau penimbunan barang merupakan sesuatu yang tidak adil dan

merupakan kejahatan, karena menimbulkan kerugian produksi, konsumsi dan perdagangan

(Mustaq Ahmad: 2001: 72).

Dalam kapitalisme berlaku hukum mengeksploitasi tenaga kerja, baik laki-laki,

perempuan dan anak-anak dengan upah yang rendah. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam

yang menjunjung tinggi equality antara laki-laki dan perempuan. Upah atau gaji yang

diberikan kepada mereka bukan karena status kelaminnya, melainkan kualitas kerjanya, لها

مااكتسبت وعليها Manusia bekerja sesuai dengan kapasitas beban yang ada dalam . ماكسبت

diri manusia. Seluruh hidupnya tidak hanya untuk bekerja, melainkan juga untuk beribadah,

istirahat dan bermasyarakat. Islam tidak hanya memperbolehkan dan mendorong segala

bentuk kerja produktif, tetapi Islam menyatakan bahwa bekerja keras bagi seorang muslim

adalah suatu kewajiban. Penghargaan kerja keras ini sebagaimana tertera dalam hadis yang

artinya:

“Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu

lebih baik daripada kalau ia meminta-minta kepada seorang yang kadang-kadang diberi,

kadang pula ditolak” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hukum Dagang| 19

Page 20: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

“Barangsiapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan

tangannya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya”

Kalau dalam kapitalisme yang dipraktekkan di Amerika itu menimbulkan pola dan

gaya hidup yang mewah sehingga terjadi pemborosan, itu tidak dibenarkan dalam Islam.

Islam menekankan keseimbangan dalam membelanjakan harta benda, tidak boleh boros tetapi

tidak boleh kikir. Ada keseimbangan antara  hak dan kewajiban, kepentingan pribadi dan

kepentingan umum, kebutuhan jasmani dan rohani. Selain itu dalam kapitalisme walaupun

ada unsur keadilan, tetapi kenyataan tidak adil karena intervensi pemerintah yang begitu

besar dalam mengarahkan roda perekonomiannya. Islam sangat menganjurkan bertindak adil,

dengan memberikan kesempatan kepada umatnya untuk bekerja keras kemudian bertawakkal

kepada Allah. Hasil dari kerja keras itu sebagian didermakan kepada orang lain yang

membutuhkan.

Dalam dunia bisnis, tenaga kerja harus diperhatikan kesejahteraannya, makannya,

kesehatannya  sebagaimana perhatian manajer kepada dirinya sendiri. Hal ini tidak terjadi

dalam kapitalisme, karena tidak mungkin buruh akan makan sekualitas majikannya. Sampai-

sampai Nabi Muhammad Saw menegaskan kewajiban majikan terhadap buruh-buruhnya atau

karyawannya seperti yang diturukan oleh Ali bin Abi Thalib yang artinya:

“Wahai sekalian manusia! Ingatlah Allah, Ingatlah Allah, dalam agamamu dan amanatmu

sekalian. Ingatlah Allah, Ingatlah Allah, berkenaan dengan  orang-orang yang berada di 

bawah kekuasaanmu. Berilah mereka makan seperti yang kamu makan, dan berilah mereka

pakaian seperti yang kamu pakai. Dan janganlah kamu bebani mereka dengan beban yang

yang mereka tidak sanggup menanggungnya. Sebab sesungguhynya mereka adalah daging,

darah dan makhluk seperti halnya diri kamu sekalian sendiri. Awas barangsiapa bertindak

dzalim kepada mereka, maka akulah musuhnya di hari kiamat, dan Allah adalah Hakimnya”

Kapitalisme mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan sulit

berkembang karena pemilik modal memiliki kuasa penuh bahkan diatas aturan -aturan

pemerintah,  ambil contoh saja sekarang yang sedang rame yaitu Toko ritel waralaba sebut

saja xxxx-mart  (dilarang sebut merk).

Memang hadirnya toko ritel ber waralaba memudahkan pembeli untuk berbelanja

praktis dan nyaman tapi di sisi perdagangan ini jelas mematikan toko-toko dan kios kecil di

Hukum Dagang| 20

Page 21: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

sekitarnya terlebih lagi sekarang sudah sampai masuk wilayah kampung, hal ini jelas

merupakan persaingan bebas yang tidak ber etika.

Selain itu ditambah lagi dengan begitu mudahnya dibangun mall-mall dan

supermarket baru yang jelas akan mematikan pasar tradisional, memang jika saya disuruh

memilih antara berbelanja di pasar tradisional dengan belanja di supermarket tentu saya

memilih belanja di supermarket, karena lebih bersih, nyaman, dan aman, tapi sebenarnya

pasar tradisional pun jika dikelola dengan baik oleh pemerintah bukan mustahil bisa

menghadirkan suasana-suasana yang menyenangkan.

Maka,  Secara umum Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum

yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan

mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai dasar etika bisnis dalam Islam

adalah tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah dan ihsan. Dari nilai dasar ini dapat diangkat ke

prinsip umum tentang keadilan, kejujuran, keterbukaan (transparansi), kebersamaan,

kebebasan, tanggungjawab dan akuntabilitas.

Ada alternatif ekonomi yang lebih baik untuk rakyat ketimbang sistem Neoliberalisme

(kecenderungan terhadap paham kapitalisme). Sistem Ekonomi Alternatif ini memberikan

keadilan dalam pembagian modal dan sumber daya alam serta harga kebutuhan pokok yang

stabil dan terjangkau bagi rakyat. Sistem Ekonomi Islam, Sosialis, atau Pancasila memberi

negara wewenang untuk mendistribusikan modal dan SDA. Sistem ini juga memberi negara

hak untuk menguasai dan mengelola faktor produksi penting dan menguasai hajat hidup

orang banyak. Sementara pada sistem Neoliberal, itu dikuasai oleh MNC yang hanya

memikirkan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan merampas modal dan SDA

dari rakyat.

Kini telah dibangun pusat perbelanjaan Muslim pertama dan terbesar di Bosnia akan

segera dibuka di pusat Kota Sarajevo. Ciri keislaman pusat perbelanjaan ini terletak pada

sistem perdagangan yang ditetapkan oleh pihak manajemen, yaitu sistem perdagangan

berdasarkan prinsip hukum Islam.

Beberapa bank Islam yang bermarkas di negara-negara Teluk mengucurkan dana

sebesar 55 juta dolar Amerika untuk membiayai pembangunan gedungnya hingga rampung.

Hukum Dagang| 21

Page 22: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Dan, pihak manajemen telah bekerjasama dengan 100 perusahaan untuk memasarkan produk-

produknya yang berlebel halal.

Dalam pusat perbelanjaan tersebut terdapat supermarket, restauran, salon kecantikan,

pusat fitnes, tempat bermain anak-anak, serta tempat ibadah.

Regulasi yang ditetapkan manajemen melarang penjualan segala bentuk minuman

beralkohol dan lokasi praktek perjudian. "Islam melarang menjual dan mengkonsumsi

minuman beralkohol, sebagaimana mengharamkan perjudian dan pornografi. Semua pihak

yang terlibat dalam kegiatan bisnis di sini sepakat menanggung resiko dari sistem Islam ini,"

jelas salah seorang pengelola kepada Reuters. Umat Muslim di Sarajevo berperan penting

dalam menjalankan roda perekonomian sejak 1992. Fakta ini diperkuat dengan semakin

berkembangnya sistem perbankan Islam di kota tersebut. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan

Muslim diharapkan dapat berkembang dengan baik dan mampu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi masyarakat.

Kemudian Profesor Mubyarto merumuskan Ekonomi Pancasila sebagai sistem

ekonomi yang bermoral Pancasila, dengan lima platform sebagai manifestasi sila-sila

Pancasila yaitu moral agama, moral kemerataan sosial, moral nasionalisme ekonomi, moral

kerakyatan, dan moral keadilan sosial. Ekonomi Pancasila merupakan prinsip-prinsip moral

(ideologi) ekonomi yang diderivasikan dari etika dan falsafah Pancasila. Oleh karena itu,

selain berisi cita-cita visioner terwujudnya keadilan sosial, ia juga mengangkat realitas sosio-

kultur ekonomi rakyat Indonesia. Jika merujuk kepada penjelasan mengenai beberapa hal di

atas, maka sangat jelas pertentangan antara ideologi ekonomi hukum dagang islam dengan

kapitalisme.

BAB IV

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Kapitalisme merupakan suatu sistem perekonomian dimana modal memegang peranan

penting. Kapitalisme tidak hanya terjadi di bidang ekonomi namun juga di bidang sosial.

Hukum Dagang| 22

Page 23: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Kelebihan kapitalisme antara lain:

1. Daya adaptasi dan transformasi kapitalisme yang sangat tinggi, sehingga ia mampu

menyerap dan memodifikasi setiap kritik dan rintangan untuk memperkuat

eksistensinya.

2. Adanya dorongan untuk berkuasa dan perwujudan diri melalui kekayaan.

3. Kreativitas budaya kapitalisme dan kapasitasnya menyerap ide-ide serta toleransi

terhadap berbagai pemikiran.

Kekurangan kapitalisme antara lain:

1. Merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi,

2. Asumsi kapitalisme yang mengandaikan bahwa distribusi kekayaan akan terjadi

dengan sendirinya bila masyarakat telah makmur.

3. Keserakahan mengakumulai kapital berakibat pada eksploitasi yang melampau batas

terhadap alam dan sesama manusia.

4. Problem moral

Problem moral yang akan diciptakan oleh kapitalisme telah menciptakan ekses yang

negatif didalam kehidupan masyarakat misalnya, hedonisme, materialisme, egoisme, dan

sifat-sifat buruk lainnya yang menciptakan masyarakat yang berbeda kulturnya dengan

kehidupan masyrakat di zaman dulu.

Ekses negatif inilah yang harus ditanggulangi secara benar oleh semua pihak agar

jangan samapai bangsa ini kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang beradab dan terkenal

dengan ethnimologi yang beragam dan jiwa kebersamaan khas dunia timur tetap tertanam

dalam kehidupan masyarakat kita.

Islam tidak membenarkan adanya kepemilihan individual yang mengakibatkan

mereka menguasai kekayaan. Islam juga tidak membenarkan kepemilikan bersama, karena

hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan. Orang yang bekerja keras lebih berhak

membelanjakan kekayaan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Mereka yang

malas bekerja tidak akan mempunyai hak yang penuh atas harta benda orang lain, mereka

hanya berhak untuk menerima derma, infak, sadaqah dan zakat. Kepemilikan harta benda

mutlak hak Allah semata. Manusia hanya diberi wewenang untuk mengelola dan menikmati

sesuai dengan aturan-aturan Allah Swt.

Hukum Dagang| 23

Page 24: Sistem Dagang Islam vs Kapitalisme

Mulai sekarang dan selanjutnya  Islam sangat tepat dijadikan rujukan dalam

berbisnis, karena didalamnya menjunjung tinggi prinsip kejujuran, keadilan, kehalalan dan

tanggungjawab yang betumpu pada nilai-nilai tauhid.

Hukum Dagang| 24