sisi lain hankam kita - ramadhanpohan.net filetelah diapresiasi museum rekor indonesia ... rakyat,...
TRANSCRIPT
EDISI 03 / TAHUN I APRIL 2010
RAMADHAN POHAN
Suara Desa punTak Tertahan di Pintu
Gerbang Senayan
Forest Eleven, Indonesia’s Big Impact on
Global Community
SISI LAINHANKAM KITA
PUJI Syukur kepada Allah SWT. Setelah
melalui perjuangan dengan melibatkan
seluruh sumber daya yang ada, akhirnya
Buletin GARASI edisi ketiga ini bisa hadir di
hadapan Anda. Bentuknya yang sederhana
semoga tidak mengurangi inti dari keinginan
kami untuk mempersembahkan sebuah
kreativitas dalam rangka mendukung kinerja
anggota parlemen yang punya keinginan
kuat mengabdi kepada para konstituen
khususnya dan masyarakat keseluruhan.
Buletin yang hadir setiap bulan ini
merupakan satu dari sekian cara saya untuk
mempertanggungjawabkan amanah yang
saya emban sebagai wakil rakyat dari Dapil
Jawa Timur VII.
Selain buletin, saya juga memiliki website
personal, www.ramadhanpohan.com, yang
telah diapresiasi Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai “website anggota parlemen
pertama yang meliput dan melaporkan
kegiatan parlemen secara harian”.
Seiring gencarnya perkembangan
teknologi informasi yang otomatis juga
memengaruhi cara manusia berkomunikasi,
saya memanfaatkan pula media online
seperti jejaring facebook dan twitter untuk
berkomunikasi dengan masyarakat dari
segala penjuru dunia.
RAMADHANGARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
REDAKSI BULETIN GARASIRamadhan Pohan Veby Mega Astri Gautama, Imam Mahfudz
Irwan Supriadi Rambe, Ronald Siahaan, Sukandar Ronald Siahaan Mayke Sarasidya Irfan Riza, Setyo Utomo, Nunik, Suparno, Hadi Santoso, Suprayitno, Roni, Indah Larasati
Solichin Ferry ArdiantoSyahrizal Fahmi : Agung
: Jl. Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kel. Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp/Fax. (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
Jl. Imam Bonjol No. 49 Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan Ponorogo 63411, Telp-HP : 0813 5925 3999, Fax : (0352) 486 406 Jl Yos Sudarso No.34 Pacitan, Telp. (0357) 884916
Sigismond BPW NotodipuroAstri Gautama, Irfan Riza, Irwan Supriadi Rambe, Veby Mega Indah
Mayke Sarasidya Sukandar, Imam Mahfudz, Syahrizal Fahmi, Ronald Siahaan, Agung Hadi Santoso, Suprayitno, Roni (Ponorogo), Setyo Utomo (Ngawi),
Suparno (Magetan), Wiwit Rowi (Pacitan), Nunik (Trenggalek) Indah Larasati
Jalan Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp/Fax: (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
Selain kedua media tersebut, sebagai
bagian dari ikhtiar mengemban amanah
rakyat, saya rutin membuat laporan
pertanggungjawaban (LPJ) tahunan untuk
dilaporkan kepada konstituen di Dapil
Jatim VII pada tiap akhir tahun. Tentu
dibandingkan buletin dan website, LPJ
tersebut lebih sistematis dan komprehensif.
Semua itu merupakan ikhtiar saya
mewujudkan cita-cita menjadi wakil
rakyat yang benar-benar bisa menjadi
penyambung lidah rakyat. Tak ada yang
lebih membanggakan selain jika saya mampu
memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat luas demi kemajuan bangsa ini
pada masa mendatang.
Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses penerbitan Buletin GARASI edisi
ketiga ini. Semoga amal baik Anda bisa
menjadi investasi karya masa depan.
Akhirnya selamat menikmati edisi ketiga
buletin ini. Dengan kerendahan hati saya
membuka diri untuk semua kritik agar
buletin ini pada edisi-edisi berikutnya bisa
lebih baik.
Wassalam,
ISI& TIM
4
KOMISI I
5
KOMISI I
DI PARLEMEN
DAPIL
-JALAN
18
19
22
25
8
ASPIRASI
12
Dari Pawitan Golek ke Jakarta
Komisi I Bahas Pembinaan Teritorial Jawa Barat
Tak SemataPerjuangkan Kuota
Mengunjungi Rumah Masa Kecil SBY
Kementerian Perikanan dan Kelautan Segera Investigasi Pantai Tawang
Facebooker Reog Bidik Pengakuan UNESCO
ANDI TIMO PANGERANG
Anggaran Hankam Sebaiknya Transparan
Perubahan Iklim Ancam Pertanian Ponorogo
Ramadhan Pohan di kokpit pesawat tempur F-5 Tiger
saat berkunjung ke Lanud Iswahjudi, Magetan, dalam
kunjungan reses, 24 Maret 2010. Sebelumnya di sela-
sela Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke PT Pindad,
Ramadhan Pohan mencoba panser produksi Pindad,
Bandung, 11 Maret 2010.
FOTO-FOTO:
RONALD SIAHAAN/DOK. SEKRETARIAT KOMISI I
BULETIN BULANAN INI SALAH SATU REALISASI AKUNTABILITAS/PERTANGGUNGJAWABAN RAMADHAN POHAN SEBAGAI WAKIL RAKYAT ATAS AMANAH YANG DIBERIKAN KONSTITUEN DAN RAKYAT INDONESIA
28
Mugianto, Perjuangan Rp 60 Miliar
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 3RAMADHAN
lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 6
Desember 1966. Selama kuliah dia sudah menulis kolom dan artikel opini
di berbagai media. Inilah yang menuntun Ramadhan ke dunia jurnalisme.
Tahun 1990 atau dua tahun sebelum lulus Strata I dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), dia bergabung
dengan harian Jawa Pos sebagai reporter di Jakarta.
Karier di Jakarta Ramadhan jalani selama tiga tahun sebelum
ditugaskan ke Bulgaria pada 1993 sebagai koresponden di sana.
Kemudian dia ditugaskan di Turki pada 1996-1998.
Karena tidak ngepos hanya di satu negara, tentu berbagai
penugasan menuntut Ramadhan bergerak dari satu negara ke negara
lain. Yang tercatat di note-nya adalah Afrika, meliputi Senegal dan Afrika
Selatan. Liputan di Amerika Selatan meliputi Kuba, Meksiko, Peru, hingga
Brazil dan Bolivia.
Sedangkan di Timur Tengah dimulai dari Uni Emirat Arab hingga
Qatar dan Iran. Di Eropa pun tidak hanya di Bulgaria dan Turki, tetapi
juga Jerman, Finlandia, Hungaria, Rusia, Rumania, Norwegia, Macedonia,
hingga Serbia saat pergolakan perang.
Di antara negara-negara yang Ramadhan jelajahi, dia bersyukur bisa
melakukan liput an observasi untuk beberapa pemilihan di be berapa
negara, yang segera memberikan ke kayaan gambaran demokratisasi di
berbagai belah an bumi, di antaranya pemilihan parlemen di Rusia,
Yugoslavia, Bulgaria, Bosnia-Herze govina; Konvensi Partai Demokrat,
Boston, Massachusetts, USA 2004; Konvensi Partai Republik, New York,
USA 2004; Pemilihan Pre siden di Rusia, Bulgaria, USA, 2000 dan 2004.
Intensifikasi liputan luar negeri berakhir di Amerika Serikat saat
Ramadhan ditugasi menjadi Representatif Jawa Pos di USA hingga
Desember 2004. Bekal menjadi representatif di Amerika Serikat cukup
banyak. Selain meliput Pilpres tahun 2000 dan 2004, sebagai perwakilan
Jawa Pos di USA (2000-Desember 2004), Ramadhan juga ditugaskan
meliput dan mencatat peristiwa-peristiwa penting lainnya, di antaranya
adalah:
Laporan kunjungan dan pertemuan Pemerintah Indonesia (Presiden • dan Menteri), anggota parlemen (DPR), cendekiawan, dan tokoh
organisasi terkemuka dengan mitra Amerika.
Meliput acara dan mewawancarai Xanana Gusmao dan Ramos • Horta di Kantor Pusat PBB, New York (1998).
Meliput dan mewawancarai Wakil Utama Direktur Pelaksana • International Monetary Fund (IMF) Stanley Fischer saat rapat
pertemuan IMF dan the World Bank.
Menghadiri pertemuan Presiden Abdurrahman Wahid dengan • Presiden Bill Clinton (November 1999) serta pertemuan Presiden
Megawati Soekarnoputri dengan Presiden George Walker Bush
(September 2001) di Oval Office, White House.
Meliput pertemuan anggota parlemen (DPR-RI) Taufik Kiemas • dengan politisi, Senator, Anggota Kongres, serta pejabat Amerika
(April-Mei 2001).
Meliput pertemuan Jusuf Kalla dengan pejabat Pemerintah Amerika • (2003).
Meliput pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan pejabat • penting Pemerintah Amerika (Mei 2003).
Meliput politik lokal dan politik luar ne geri Amerika dengan • menghadiri ra pat serta aca ra politik di Gedung DPR Ame rika, De par-
temen Luar Negeri (State Depart ment), Gedung Putih (White House),
dan lain-lain.
Aktif melakukan kontak dan wawancara dengan LSM-LSM politik • seperti Amnesty International, East Timor Action Network, organisasi
untuk hubungan Muslim- Amerika, CAIR.
Satu-satunya wartawan Indonesia peliput tetap di Gedung Putih, • DPR- AS (Kongres), dan Senat (1998–2004).
Satu-satunya wartawan surat kabar dari Asia Tenggara yang • diundang berbuka puasa bersama di Gedung Putih, dijamu Presiden
George W Bush (2001–2004).
Satu-satunya wartawan Indonesia yang diundang khusus untuk • menghadiri Pelantikan Presiden Bush tahun 2001.
Melakukan serangkaian wawancara dengan para politisi dan pejabat • Amerika, Paul Wolfowitz, dan lain-lain.
Diundang memberikan ceramah politik kepada para calon diplomat • Amerika di Virginia.
Meliput • event-event Islam lokal maupun internasional Amerika,
seperti Islamic Society in North America (ISNA).
Wartawan Indonesia pertama yang menulis Barack Obama ketika • Konvensi Partai Demokrat di Boston, Juli 2004.
Setelah 4 tahun melakukan tugas jur nalis me di Amerika Serikat,
Ramadhan menerus kan pendidikan ke jenjang Strata 2 di American
University (AU) Washington DC antara Agustus 2002 hingga Mei 2004.
Tahun itu pula dia pulang ke Indonesia, ber gabung dengan The Blora
Institute (The Blo ra Center) di Jakarta pada Desember 2004, serta
menjabat Direktur Opini Publik & Studi Partai Politik.
Profesi dan posisi pun mulai berwarna-warni. Tahun 2005 Ramadhan
mulai me rambah dunia politik praktis dan menjadi Ketua Bidang Pusat
Informasi, BAPPILU DPP Partai Demokrat. Lalu pada tahun 2006 menjadi
Redaktur Pelaksana website kepresidenan, www.presidensby.info.
Pada tahun 2006 pula, Ramadhan diserahi tanggung jawab menjadi
Pemimpin Redaksi koran harian nasional Jurnal Nasional, Ja karta. Dunia
kewartawanan berjalan, begitu pu la karier politik dan organisasi. Pada
2008 hingga kini, dia menjadi Penasihat Forum Har moni Nusantara
(FORSAS), Jakarta. Di organ isasi kewartawanan, Ramadhan menjadi
Direk tur Program Hubungan & Kerja Sama Luar Ne geri, Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Jakarta, sejak 2008.
Pada 2009, Ramadhan terpilih menjadi anggota DPR RI (2009-2014)
dari Daerah Pemilihan Jatim VII yang meliputi Ponorogo, Magetan,
Ngawi, Pacitan, dan Trenggalek. Ramadhan ikhlas berbakti untuk negeri
dengan dunia yang dia pilih. Mudah-mudahan semua itu memberi
manfaat untuk Indonesia yang lebih baik kelak.
dan keluarga berlibur ke Pulau Putih, Sibolga, Sumatera Utara.
FOTO
: D
OK
UM
EN
TASI K
ELU
AR
GA
4 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
& TIM
SEBAGAI wakil rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) bertanggung jawab
kepada konstituennya. Tetapi bagaimana
mengatur manajemen tim agar aspirasi rakyat
dari daerah pemilihan (dapil) bisa terserap dan
sampai ke Jakarta?
Sejak Ramadhan Pohan diangkat sebagai
anggota DPR RI Periode 2009-2014, yang kali
pertama dilakukannya adalah membentuk tim
berlabel Gardu Aspirasi atau disingkat GARASI
RAMADHAN POHAN. GARASI pun menjadi
‘’rumah aspirasi’’ bagi konstituennya di Dapil
Jawa Timur (Dapil Jatim) VII.
GARASI dibiayai secara personal oleh
Ramadhan sebagai bagian dari ikhtiarnya agar
jangan sampai setelah duduk di Senayan, dia
justru menjauh dari konstituennya.
Untuk terus menjaga kedekatan itu,
GARASI membuka kantor pusat di Ponorogo.
Kantor pusat ini membawahi lima kabupaten di
Dapil Jatim VII yang meliputi konstituen di
Kabupaten Pacitan, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, dan Trenggalek –yang biasa kami
sebut dengan Pawitan Golek. Kantor GARASI
Ponorogo memiliki tiga staf yang didukung
masing-masing seorang staf penghubung (LO)
di tiap-tiap kabupaten di Pawitan Golek.
Kantor GARASI ini dikoordinasi oleh
seorang Manajer Konstituen yang
berkedudukan di Ibu Kota Jakarta. Manajer
tersebut bertugas sebagai penanggung jawab
semua urusan konstituen Dapil Jatin VII.
Mereka juga sebagai penghubung Ramadhan
Pohan, tim pusat, dan mitra-mitra kami dengan
Tim GARASI di Dapil Jatim VII.
Untuk menunjang aspek teknis dan
strategis dari program kerja Tim GARASI di
Pawitan Golek, Kantor GARASI juga memiliki
seorang staf ahli. Staf ahli inilah yang bertugas
mendukung aktivitas dan program semua staf
GARASI dan Staf Penghubung di Dapil VII.
Tim GARASI Pusat Ponorogo ini
mempunyai beberapa program kerja, yang
dimulai dengan menampung aspirasi rakyat
setempat. Proses ini mengalir dari menjaring
aspirasi masyarakat/konstituen,
mendistribusikan aspirasi, monitoring tindak
lanjut aspirasi, hingga sosialisasi ke masyarakat
tentang tindak lanjut dari aspirasi mereka di
tingkat pusat.
Selain itu, Tim GARASI Pusat Ponorogo
juga terus menyosialisasikan keberadaan
GARASI RAMADHAN POHAN dan hasil kerja
Ramadhan di DPR kepada masyarakat di dapil.
Sosialisasi tetap diperlukan agar masyarakat
mengetahui dan paham cara-cara
menyampaikan masalah serta aspirasinya
secara lebih spesifik. Bagaimanapun sosialisasi
kinerja anggota DPR juga merupakan wujud
akuntabilitas publik Ramadhan sebagai
anggota DPR.
Tim GARASI Ponorogo juga memfasilitasi
pertemuan Ramadhan Pohan dengan
masyarakat di Dapil Jatim VII. Selain itu, mereka
bertugas mengidentifikasi masalah dan lokasi
kunjungan serta mengoordinasi kegiatan-
kegiatan Ramadhan saat kunjungan reses,
kunjungan di luar jadwal resmi, maupun
kunjungan sebagai anggota Komisi DPR RI ke
Dapil Jatim VII.
Dengan manajemen yang ada dan
serangkaian program kerja itu, Tim GARASI di
dapil terus berusaha menjaga kekompakan dan
keselarasan dengan Tim GARASI di Jakarta
sembari terus belajar menyempurnakan
kekurangan di sana-sini. Semuanya demi
menjamin masalah maupun aspirasi rakyat dari
Pawitan Golek bisa mengalir lancar hingga
Jakarta, tertampung, dan terbantu pencapaian
solusinya.
Pawitan Golekdan tim GARASI RAMADHAN POHAN mengunjungi rumah masa kecil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan, 21 Maret 2010.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 5KOMISI I
DPR, Senin (22/2), mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan
Menteri Pertahanan (Menhan) dan Panglima Tentara Nasional
Indonesia (TNI) di Jakarta. Rapat itu membahas tugas dan wewenang
Menhan dan Panglima TNI.
Menhan menyampaikan beberapa agenda Kementerian Pertahan-
an (Kemenhan) ke depan, antara lain, kelanjutan pembuatan Pola In-
duk Industri Pertahanan dan pembentukan Komite Kebijakan Industri
Per tahanan (KKIP), pengelolaan wilayah perbatasan, penataan aktivitas
bisnis TNI, serta penataan perumahan dan sertifikasi tanah Kemenhan
dan TNI.
Menanggapi penjelasan Menhan, Ramadhan Pohan dari Komisi I
DPR RI mempertanyakan beberapa isu penting, antara lain, prediksi
anggaran alutsista (alat utama sistem persenjataan) 2010-2014
sebesar Rp 149,78 triliun, kemajuan kebijakan industri pertahanan,
transfer teknologi di bidang pertahanan, tingkat kesejahteraan prajurit
TNI, perkembangan penataan aktivitas bisnis TNI, serta keberadaan
Universitas Pertahanan. ‘’Terutama dari semuanya, kami menginginkan
peningkatan kesejahteraan prajurit TNI karena sekarang TNI dituntut
profesional, tak boleh ikut berpolitik atau berbisnis,’’ ujar Ramadhan.
Menhan Paparkan Pola Induk Pertahanan Nasional
Komisi I Bahas Pembinaan Teritorial Jawa Barat
merupakan unsur
pelaksana pemerintah dipimpin
oleh Menteri Pertahanan
(Menhan) yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kemenhan mempunyai tugas membantu
Presiden dalam menyelenggarakan sebagian
urusan pemerintahan di bidang pertahanan.
Realisasi program kerja 100 hari Ke-
menhan, antara lain, revitalisasi industri per-
tahanan, pengalihan bisnis TNI, penyusunan
cetak biru pertahanan atau Minimum
Essential Force, penetapan batas wilayah
nega ra, penyelesaian Peraturan Presiden (Per-
pres) Badan Nasional Pengelolaan Per batasan,
dan perumusan Renumerasi Prajurit TNI.
VISI TNI ke depan adalah
‘’TNI yang solid, profesional,
tangguh, modern, berwawasan
kebangsaan, serta mencintai
dan dicintai rakyat. Dengan demikian, TNI
mampu menjamin tetap tegaknya kedaulatan
negara, mempertahankan tetap utuhnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, serta menjamin keselamatan
bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia
dari segala bentuk ancaman dan gangguan.
Mabes TNI memprioritaskan tiga
program: penanggulangan terorisme,
penanggulangan bencana alam, dan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam kunjungan kerja
mereka ke Jawa Barat, 9-12 Maret, membahas isu-isu pembinaan
teritorial Jawa Barat dengan Komando Daerah Militer (Kodam) III/
Siliwangi.
Dalam kesempatan tersebut, Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR
mempertanyakan konsep redefinisi dan reaktualisasi pembinaan
teritorial pascareformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI), relevansi
atau signifikansi keberadaan dan fungsi Komando Kewilayahan saat
ini, serta berbagai program dan aktivitas Kodam III/Siliwangi dalam
rangka melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah propinsi Jawa
Barat itu sendiri.
‘’Pascareformasi TNI, tidak ada lagi dwifungsi ABRI sehingga
komando kewilayahan harus digunakan untuk pemberdayaan
wilayah pertahanan negara,’’ ujar Ramadhan.
Di Kodam III/Siliwangi itu, Ramadhan juga mendukung
peningkatan peranan TNI, terutama peningkatan peranan TNI
Angkatan Darat dalam menanggulangi bencana-bencana alam,
terutama longsor yang akhir-akhir ini sering terjadi di Jawa Barat.
pembangunan pos perbatasan. Terkait isu
perumahan TNI, Mabes TNI, Kemenhan, dan
Komisi I DPR RI sepakat untuk melakukan
moratorium tentang perumahan bagi
purnawirawan yang masih menempati rumah
dinas TNI/Kemenhan.
merupakan
lembaga pemerintah non-
departemen (LPND) yang berada
di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Lemhannas RI dipimpin
Gubernur Lemhannas RI dan dibantu seorang
Wakil Gubernur.
Visi Lemhannas adalah terwujudnya
pimpinan tingkat nasional dan warga ne-
gara yang memiliki watak, moral, etika
kebangsaan, keunggulan komparatif, serta
menguasai keunggulan kompetitif guna
menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Ne-
ga ra Kesatuan Republik Indonesia berdasar-
kan Pancasila dan UUD 1945.
VISI Lemsaneg adalah ‘’ter-
depan, terpercaya, mandiri, dan
profesional dalam persandian
demi kepentingan nasional’’.
Lemsaneg berusaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di bidang
persandian untuk menjawab perubahan era
globalisasi. Lemsaneg telah bekerja sama
dengan beberapa perguruan tinggi dalam
meningkatkan kapasitas pegawainya pada
jenjang S-1 dan S-2.
BIN merupakan lembaga
pemerintah nondepartemen
yang bertugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang
intelijen. Visi BIN adalah tercipta dan
terpeliharanya kondisi keamanan nasional
yang mampu menangkal berbagai ancam-
an, dari dalam maupun dari luar ne geri,
sehingga memungkinkan bangsa Indo-
nesia melaksanakan segala upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan agar setara
dengan bangsa lain yang telah maju. Saat ini
BIN bersama-sama Komisi I DPR membahas
agenda RUU Bidang Intelijen.
WANTANAS merupakan
lembaga pemerintah
nondepartemen yang berada di
bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden selaku ketua
Wantanas. Fungsi utama Wantanas adalah
memberikan masukan kepada Presiden dalam
merumuskan berbagai kebijakan nasional.
Kepada Presiden pula, Wantanas bisa
memberikan saran dan masukan sebagai
arahan dalam rangka penanganan masalah
keamanan, baik internal maupun eksternal,
serta untuk penanggulangan bahaya bencana
6 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
WARTA
KETUA Bidang
Pusat Informasi
Bappilu DPP Partai Demokrat Ramadhan
Pohan menilai positif rencana kedatangan
Presiden AS Barack Obama ke Indonesia.
Apalagi dia pernah tinggal di Indonesia
selama empat tahun.
‘’Itu modal utama bagi kita untuk meng-
ajak Obama lebih perhatian kepada Indo-
nesia, terkait dengan persoalan persoalan ki-
ta, khususnya dalam bidang pemberantasan
korupsi, terorisme, dan kemiskinan,’’ ujar
Ramadhan dari Komisi I DPR RI kepada Moh
Anshari dari INDONESIA MONITOR,
Sabtu(13/3).
Dalam hal ini tidak mungkin lagi.
Kebetula saya tahu persis posisi kebijakan
luar negeri Pak SBY. Namun persoalannya, di
Indonesia, apa pun langkah yang dilakukan
pemerinta selalu dicibir lawan politiknya.
Kalau di Ame rika, ketika bicara soal
kepentingan nasional, semua rakyatnya
bersatu-padu, baik yang oposisi maupun
pendukung pemerintah.
DPR RI
(Bidang Pertahan-
an, Kominfo, dan Politik Luar Negeri)
meminta Kementerian Pertahanan, Panglima
TNI, dan para kepala staf angkatan untuk
mempercepat implementasi pembangunan
perumahan bagi prajurit TNI. Pembangunan
perumahan TNI tersebut merupakan bagian
dari upaya meningkatkan kesejahteraan
prajurit TNI. Untuk itu, perlu dilakukan
secara sinergis antara pembangunan rumah
dinas TNI dan perumahan non dinas TNI.
Demikian pendapat Sekretaris Panitia
Kerja (Panja) Komisi I DPR untuk Aset Tanah
dan Perumahan Dinas TNI, Enggartiasto
Lukita (Fraksi Partai Golkar) dan anggota
Komisi I DPR (Fraksi Partai Demokrat)
Ramadhan Pohan saat dihubungi terpisah
Yang pasti pemerintah SBY tidak ada
upeti apa pun, karena hubungan kita dengan
AS adalah hubungan yang sejajar. Itu hanya
prasangka saja. Realitasnya tidak ada.
Apalagi kalau sampai menguntungkan
bangsa asing dan merugikan bangsa sendiri.
Tidak akan dilakukan Presiden SBY. Saya
jamin seratus persen.
Silakan saja Obama punya agenda
terselubung. Kita punya penangkalan kok
untuk mengantisipasi agenda terselubung
itu. Kunjungan Obama ini kan sebenarnya
kunjungan balasan karena sebelumnya SBY
melakukan kunjungan bilateral ke Amerika.
Jadi, nggak mungkin itu.
Itu dikenal dalam teori konspirasi. Sah-
sah saja orang memercayai teori itu. Tapi
saya pribadi tidak percaya teori semacam itu.
Hebat sekali Amerika bisa menentukan
Jurnal Nasional, Minggu (28/3).
Menurut Enggartiasto, kebutuhan pe-
rumahan yang layak huni bagi para pra jurit
TNI saat ini sudah sangat mendesak. Untuk
itu, Kementerian Pertahanan dan pemimpin
TNI harus serius memerhatikan kesejahteraan
prajurit khususnya menyelesaikan
permasalahan perumahan prajurit TNI.
‘’Hasil kunjungan kerja Komisi I DPR RI di
beberapa daerah memperlihatkan kondisi
permukiman anggota TNI sangat
memprihatinkan,’’ kata Enggartiasto.
Ramadhan Pohan menambahkan, pada
prinsipnya Komisi I DPR mendukung
kebijakan peningkatan kesejahteraan prajurit
TNI, khususnya terkait permasalahan
perumahan dinas baik prajurit aktif maupun
purnawirawan.
presiden kita. Wong kita pemilihan secara
langsung di sana masih dibagi ke electoral
college. Masak mereka mau mengajari kita
untuk memilih pemimpin. Wong demokrasi
kita lebih maju dibandingkan dengan
mereka. Itu fakta.
Pada saat pilpres, saya sedang berada di
Amerika. Sebelumya saya pernah enam
setengah tahun tinggal di sana. Orang-orang
di sana juga menebak-nebak siapa yang
akan jadi Presiden saat pemilihan itu.
Amerika boleh saja menjagokan seseorang
untuk menjadi Presiden, tapi yang
menentukan adalah rakyat Indonesia.
Pertama, saya minta HTI sebaiknya
mengurungkan niatnya. Kedua, mayoritas
diam di Indonesia menerima Obama. Saya
yakin masyarakat Indonesia sangat cinta
kepada Obama. Karena kalau kita lihat
perbedaan dengan Bush, itu ibarat bumi dan
langit.
Sebab sudah merupakan kewajiban
pemerintah untuk memerhatikan
kesejahteraan prajurit TNI sesuai amanat UU
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
‘’Komisi I DPR akan mendukung dan
mengawal persoalan kebijakan perumahan
TNI secara transparan dan akuntabel
sehingga tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan,’’ kata Ramadhan.
Ramadhan juga mengungkapkan, alokasi
anggaran bagi perumahan dan
kesejahteraan TNI harus paralel dengan
alokasi anggaran pengadaan alat utama
sistem persenjataan (alutsista). Dengan
demikian, prajurit TNI bukan hanya prajurit
pejuang, tetapi juga menjadi tentara
profesional.
Sebelumnya, Panglima Komando Armada
Sabtu 13 Maret 2010
Senin 29 Maret 2010
DPR Dukung Pembangunan Perumahan TNI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 7WARTA
PARTAI Demokrat
(PD) benar-benar
bersemangat mengevaluasi koalisi.
Selain memberi bonus menteri untuk
Partai Kebangkit an Bangsa (PKB),
memper timbangkan akan merangkul
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP).
’’PKB sangat kira apresiasi. Ada
usulan di dalam partai agar ditambah
menterinya,’’ kata anggota DPR dari FPD
Ramadhan Pohan.
Hal ini disampaikan Ramadhan
kepada wartawan sebelum rapat
Paripurna DPR di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Jumat (5/3).
Menurut dia, penambahan jatah
kursi untuk PKB tidak akan banyak.
‘’Mungkin satu atau dua,’’ ujar dia.
Ramadhan mengatakan, internal PD
justru mengarah untuk merangkul PDIP.
PDIP dinilai konsisten sebagai oposisi
dan bisa diharapkan konsisten saat
menjadi oposisi.
Meski demikian, menurut
Ramadhan, PD tetap akan
mengedepankan asas akomodir
kalangan profesional. ‘’Ya mungkin
kalau koalisi hanya PD, PKB, dan PAN,
mungkin untuk PDIP 6 kursi,’’ jelasnya.
Ramadhan menjelaskan perlunya
ada reward and punishment. ‘’Evaluasi
itu penting dilakukan untuk
memperbaharui komitmen koalisi itu.
Intinya komitmen koalisi itu adalah
menjaga soliditas dan efektivitas
jalannya pemeritnahan,’’ terangnya.
Ketua Deperpu PDIP Taufiq Kiemas
sebelumnya mengatakan, partainya
akan mencoba berkoalisi dengan PD.
Menurut Taufiq, posisi PD dan partai
koalisi di DPR kurang kuat untuk
menopang pemerintahan SBY-Boediono.
Jumat 5 Maret 2010
Rabu 24 Maret 2010
PD Pertimbangkan Rangkul PDIP, Tambah Menteri PKB
Lanud Iswahjudi Tidak Cengeng
RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana
Muda TNI Marsetio mengatakan, TNI AL
wilayah Koarmabar mendorong prajurit TNI
Angkatan Laut dan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang berdinas di TNI AL memiliki
rumah pribadi. Kepemilikan rumah pribadi
bagi prajurit TNI AL dinilai penting agar ke
depan tidak terjadi lagi permasalahan seperti
pengusiran-pengusiran bagi penghuni rumah
dinas yang sudah tidak berhak lagi.
‘’Oleh karena itu, TNI wilayah Koarmabar
menjalin kerja sama dengan para
pengembang perumahan yang memungkin-
kan prajurit dan PNS bisa memiliki rumah
pribadi,’’ kata Marsetio di Markas Komando
Koarmabar, Rabu, pekan lalu.
Menurut Marsetio, program penyediaan
perumahan tersebut merupakan salah satu
wujud perhatian pemimpin TNI AL kepada
masa reses DPR RI,
Ramadhan Pohan dari Komisi I
DPR RI mengadakan
kunjungan ke Lanud Iswahjudi untuk
mengetahui masalah signifikan Lanud
Iswahjudi, Rabu (24/3).
Sebelum mengadakan kunjungan ke
Skadron-Skadron yang berada di Lanud
Iswahjudi, Ramadhan Pohan beserta stafnya
mengadakan tanya jawab dengan Komandan
Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Ismono
Wijayanto di ruang Briefing Malanud.
Kesiapan operasional pesawat dan ma-
salah kesejahteraan prajurit di Lanud Iswah-
judi menjadi topik tanya jawab dalam kun-
jung an tersebut, termasuk masalah anggar an
yang dibutuhkan oleh Lanud Iswahjudi.
Dalam jawabannya Kolonel Pnb Ismono
mengatakan, meskipun anggaran 2009
terbatas Lanud mampu mewujudkan zero
accident. Selama ini Lanud Iswahjudi tidak
pernah menerima dukungan anggaran
berupa uang yang digunakan untuk
operasional pesawat, akan tetapi hanya
menerima suku cadang yang dibutuhkan.
Walaupun demikian Lanud Iswahjudi
tidak cengeng dengan meminta-minta du-
kung an anggaran yang lebih, berapa pun
anggaran yang diterima instansi militer yang
dulu berjuluk Lanud Maospati tersebut selalu
siap dan bertekad menggunakannya secara
optimal.
Lebih lanjut Kolonel Pnb Ismono
mengatakan, kesejahteraan anggota yang
terkait perumahan dinas bagi anggota
dirasakan sangat minim, karena dari 3.119
prajurit TNI AL di wilayah Jakarta, khususnya
yang belum memiliki tempat tinggal pribadi.
Ia berharap kerja sama yang telah
dilaksanakan TNI AL dengan para
pengembang dalam memberikan fasilitas
kemudahan bagi setiap anggota, sehingga
keinginan memiliki tempat tinggal dapat
terealisasi.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar,
Letkol Supriyono menambahkan, hasil kerja
sama TNI AL dengan para pengembang
perumahan melalui pameran perumahan
yang berlangsung di Markas Koarmabar
menunjukkan hasil yang baik.
‘’Banyak prajurit TNI AL di wilayah
Koarmabar yang berminat memesan rumah
kepada beberapa pengembang. Ke depan,
diharapkan bisa lebih banyak lagi,’’ kata
Supriyono
anggota TNI AU yang bertugas di Lanud
Iswahjudi baru tersedia sejumlah 968 unit
rumah dinas. Kemudian masalah sertifikasi
tanah yang ada di Lanud Iswahjudi,
disampaikan bahwa Lanud Iswahjudi hanya
bertugas untuk menjaga aset-aset negara
yang berada di dalamnya, termasuk aset-aset
tanah milik negara.
Menurut Ramadhan Pohan, Komandan
Lanud Iswahjudi merupakan sosok yang
reformis. Hal tersebut diucapkan Ramadhan
ketika Kolonel Ismono menjawab pertanyaan
stafnya mengenai keterbukaan anggaran bagi
TNI, jika pemerintah sanggup memenuhi
anggaran yang diajukan oleh Dephan.
Bersama staf Ramadhan Pohan sebelum
ke Lanud Iswahjudi mengadakan kunjungan
di jajaran TNI di Pacitan, Ponorogo,
Trenggalek, Magetan, dan Ngawi, guna
mengetahui permasalahan yang dihadapi
yang akan dijadikan bahan kajian di Komisi I
DPR RI, dengan harapan dapat membawa
perubahan.
PESAWAT F-16 menjalani perbaikan di hanggar Lanud
Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
8 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
KOMISI I
KUNJUNGAN Kerja (Kunker) Komisi I
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI), Rabu, 10 Maret 2010,
menemukan keterbatasan Alat Utama Sistem
Persenjataan (Alutsista) Komando Daerah
Militer III/Siliwangi.
Alutsista markas komando militer Jawa
Barat dan Banten ini bahkan tidak memenuhi
standar minimum kekuatan pokok minimum
atau minimum essential forces. Untuk
kendaraan tempur seperti tank dan meriam,
sebagian besar alutsista berusia tua buatan
tahun 1958-1963, sehingga tidak lagi dapat
dipergunakan.
“Komisi I akan meminta Menteri
Pertahanan dan Panglima TNI untuk
mengajukan peningkatan anggaran
pengadaan dan pemeliharaan alutsista
secara menyeluruh,” kata Ramadhan Pohan
dari Komisi I. Ramadhan juga menyatakan
Komisi I mengapresiasikan keterbukaan
Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/
Siliwangi Mayjen Pramono Edhie Wibowo
memaparkan kondisi Kodam III/Siliwangi
selama kunjungan kerja tersebut.
Komisi I DPR RI akan membawa masalah
keterbatasan anggaran pendidikan TNI
kepada pemerintah, dalam hal ini Menteri
Pertahanan dan Panglima TNI, untuk dapat
mengusulkan kenaikan anggaran bagi
perbaikan sarana/prasarana pendidikan TNI.
Sementara untuk kesejahteraan para
pendidik militer, Komisi I berusaha
mengusulkan kenaikan honorarium guru
militer atau pembina asuh serta uang saku
peserta didik.
jaminan kesejahteraan prajurit
dan pasokan alat utama sistem persenjataan
(alutsista) nasional menggugah Ramadhan
Pohan dari Komisi I DPR RI mengusulkan
agar anggaran Pertahanan Keamanan
(Hankam) Nasional dibuat lebih transparan.
‘’Kalau anggaran terbuka, dengan sendiri-
nya kita bisa tahu dengan jelas berapa yang
digunakan untuk alokasi alutsista dan berapa
untuk kesejahteraan prajurit,’’ kata Rama-
dhan usai berdialog dengan Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) di Pang-
kalan Udara Iswahjudi, Magetan, Rabu (24/3).
Data yang diterima Komisi I DPR RI,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2010 mengalokasikan Rp 42,3 triliun
untuk Kementerian Pertahanan. Namun dari
jumlah itu tidak dijabarkan alokasi untuk
kesejahteraan prajurit dan berapa yang
dialokasikan untuk pembelian alutsista.
Khusus untuk alutsista, anggaran
tersebut tidak menjabarkan secara rinci
rencana-rencana pembelian senjata tertentu
serta alasan untuk memilih membeli jenis
senjata tersebut. Akibatnya, selain masih
disibukkan oleh pembahasan tentang
jaminan kesejahteraan bagi para prajurit,
Komisi I juga mempertanyakan rencana
pembelian beberapa alutsista, seperti
pesawat Super Tucano dari Rusia.
‘’Kami di Komisi I DPR RI tidak ingin
hanya menandatangani surat persetujuan
pembelian alutsista itu tanpa tahu apa-apa,’’
kata Ramadhan.
Dalam dialog bersama Ramadhan,
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud)
Iswahjudi, Marsekal Pertama Ismono
Alutsista Kodam III/Siliwangi Terbatas
Wijayanto, mendukung usulan tersebut.
Ismono pribadi berharap transparasi
anggaran hankam itu bisa memperlancar
pasokan permintaan suku cadang ke Lanud
Iswahjudi yang selama ini tersendat. Selain
itu, transparasi anggaran juga diharapkan
dapat membuat alokasi kesejahteraan
prajurit semakin jelas.
‘’Saya tidak keberatan jika anggaran TNI
dibuka ke publik. Tapi mereka juga harus
menjamin anggaran terbuka mampu mem-
bawa perubahan dan memenuhi per mintaan
suku cadang kami selama ini,’’ kata Ismono.
Ismono mengakui transparasi anggaran
TNI bisa berbahaya dari sisi intelijen karena
akan membuka akses bagi negara-negara
asing untuk mengintip kondisi pertahanan
keamanan Indonesia. Namun, menurut dia,
risiko itu layak diambil jika tujuan akhirnya
adalah untuk memperbaiki kondisi hankam
nasional.
Selama ini Lanud Iswahjudi kesulitan
mendapatkan suku cadang untuk 10 buah
pesawat F-5 Tiger dan 12 buah pesawat
F-16 Falcon mereka. Pasokan suku cadang
yang mereka terima selama ini baru
memenuhi 30-40 persen dari permintaan
yang diajukan.
Akibatnya saat ini Lanud Iswahjudi hanya
mampu mengoperasikan 4 buah pesawat
F-5 Tiger dan 4 buah pesawat F-16 Falcon
meski semua pesawat dalam kondisi layak
pakai. Jelas kondisi ini sangat tidak
menguntungkan bagi hankam nasional
karena lebih dari 17 ribu kepulauan di
Indonesia dipantau hanya oleh delapan
pesawat tempur.
DANLANUD Iswahjudi, Marsekal
Pertama Ismono
Wijayanto (kiri),
menyerahkan
cenderamata kepada
Ramadhan Pohan dari
Komisi I DPR RI saat
berkunjung ke Lanud
Iswahjudi, Magetan,
Jawa Timur, 24 Maret
2010.
bersama Pangdam III/Siliwangi
Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo saat kunjungan
kerja Komisi I DPR RI ke Kodam III/Siliwangi di Bandung,
10 Maret 2010.
FOTO
: D
OK
. SEK
RETA
RIA
T K
OM
ISI I
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 9KOMISI I
tangan pemilik modal ke redaksi
menjadi salah satu ancaman terbesar
kebebasan pers di Indonesia. Bahkan
intervensi para pemilik perusahaan media
untuk menentukan berita-berita mana saja
yang boleh atau tidak dipublikasikan,
dianggap lebih berbahaya daripada pem-
bunuhan atau kekerasan terhadap jurnalis.
‘’Intervensi pemilik modal merupakan an-
cam an baru bagi kebebasan pers Indonesia
saat ini. Mereka bahkan lebih berbahaya dari-
pa da pembunuhan jurnalis karena campur
tangan mereka justru membunuh informasi
yang seharusnya disampaikan ke publik,” kata
Igna tius Haryanto, Direktur Lembaga Studi
Pers & Pembangunan dalam ‘’Diskusi Panel
Freedom of Press’’ oleh Jakarta Foreign
Correspondent Club (JFCC) di Jakarta, Rabu
(17/3).
Menurut dia, campur tangan pemilik
Intervensi Pemilik Modal Bahayakan Kebebasan Pers
Wirajuda Tak Incar Sekjen UNFCCCLuar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia
memastikan mantan Menlu Hassan Wirajuda tidak akan maju sebagai
kandidat Indonesia untuk posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), sebuah
lembaga internasional PBB untuk perubahan iklim dunia.
‘’Kementerian Luar Negeri tidak meng arah kan beliau untuk
jabatan itu dan kami ber harap putra-putra bangsa (Indonesia) yang
terbaik lainnya dapat mengisinya,’’ kata Juru Bi cara Kemenlu Teuku
Faizasyah, Kamis (18/3).
Menurut Faizasyah, Kemenlu saat ini menyiapkan Wirajuda sebagai
kandidat untuk jabatan lainnya di lembaga internasional. Namun
Faizasyah keberatan menyebut lembaga mana atau posisi apa yang
akan diincar untuk mantan orang nomor satu di Kemenlu RI tersebut.
‘’Nanti akan ada saatnya kita buka,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia menyatakan berminat mengajukan kandidat
untuk Sekjen UNFCCC setelah Sekjen Yvo de Boer menyatakan bakal
mengundurkan diri mulai 1 Juli tahun ini. Namun keinginan Indonesia
menempatkan wakilnya di kursi Sekjen UNFCCC tersebut harus
berhadapan dengan kandidat-kandidat lain dari India, Afrika Selatan,
Kenya, serta Kosta Rika.
Selain Wirajuda, media di dalam negeri juga ramai menyebutkan
nama Liana Bratasida (staf ahli masalah internasional pada
Kementerian Lingkungan Hidup) dan Agus Purnomo (Ketua Dewan
Nasional Perubahan Iklim/DNPI) untuk posisi Sekjen UNFCCC tersebut.
Liana kemudian menyatakan tidak berminat. Lantas Kemenlu
mengugurkan kandidasi Wirajuda. Dengan demikian, Agus Purnomo
kini menjadi calon kandidat terkuat.
Meski demikian, rumor yang menyebar ju ga menyebutkan bahwa
mantan Menteri Ling kungan Hidup Emil Salim dan Sarwono Ku suma-
atmadja juga disebut-sebut sebagai ca lon kandidat lainnya untuk Sekjen
UNFCCC itu.
Namun, Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI, Senin (30/3),
menyatakan, sebaiknya Indonesia tetap mengajukan calon-calon yang
modal ini bertujuan untuk mempertahankan
citra publik mereka atau citra perusahaan
mereka. Caranya dengan menyensor berita-
berita redaksi. Bahkan berkembang fenomena
para pengusaha berlomba-lomba masuk ke
usaha media sekalipun industri media di
Indonesia tidak terlalu menguntungkan.
‘’Kalau dulu biasanya wartawan yang jadi
pengusaha media, tapi sekarang terbalik.
Pengusaha yang masuk ke industri media dan
biasanya tujuannya untuk memperbaiki citra
mereka,” kata Ignatius.
Sementara itu, Direktur Eksekutif
Transparency International Indonesia Todung
Mulya Lubis menyatakan, campur tangan
pemilik modal ini erat kaitannya dengan
kepatuhan industri media terhadap kode etik
jurnalistik, yang salah satunya adalah
mematuhi ketentuan pagar api.
‘’Ini pekerjaan rumah bagi AJI (Aliansi
Jurnalis Independen) dan PWI (Persatuan
Wartawan Indonesia) untuk menyosialisasikan
pentingnya pagar api atau yang juga biasa
kami juluki sebagai ‘Tembok China’ demi
menjaga independensi media,’’ kata Todung.
Pagar api merupakan salah satu kode etik
jurnalistik, yang memisahkan secara tegas
kebijakan redaksi dengan kebijakan per-
usahaan media. Dengan demikian, berita-
berita yang diturunkan tidak akan ter-
kontaminasi kepentingan bisnis untuk meraup
iklan atau kepentingan politis perusahaan
media atau pemilik modal.
Tanpa pagar api, ujar Ramadhan Pohan
dari Komisi I DPR RI menegaskan, selama ini
fenomena campur tangan pemilik modal itu
kerap berkembang sebagai ‘’sensor mandiri’’
oleh redaksi. ‘’Dan ini harus diakui terjadi
ham pir di seluruh media di Indonesia,’’
katanya.
lebih muda untuk memperebutkan posisi Sekjen UNFCCC itu.
‘’Memang sebaiknya calon-calon yang relatif lebih muda yang
maju. Namun dengan kualifikasi yang terbaik. Sementara untuk Emil
Salim atau Sarwono Kusumaatmadja lebih baik berposisi sebagai
penasihat,’’ kata Ramadhan.
Dia menambahkan, selain Agus Purnomo, Indonesia masih
memiliki calon-calon kandidat muda lainnya yang memenuhi
kualifikasi.
Nurhayati Ali Assegaf (Fraksi Partai Demokrat), Ramadhan Pohan
(Fraksi Partai Demokrat), Evita Nursanty (Fraksi PDI Perjuangan), Rachel Maryam
(Fraksi Partai Gerindra), Max Sopacua (Fraksi Partai Demokrat), dan Roy Suryo
(Fraksi Partai Demokrat) di lokasi industri persenjataan nasional PT Pindad Bandung
saat Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI, 11 Maret 2010.
10 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
22 Februari 2010. Hari itu, lagi-lagi,
pintu gerbang depan gedung DPR RI di
Senayan, Jakarta, dipenuhi massa
berseragam cokelat yang sedang
melakukan aksi damai. Mereka
adalah para kepala desa dan aparat
desa dari berbagai wilayah di
Indonesia yang tergabung dalam
organisasi Parade Nusantara. Mereka
bergerombol di depan pintu gerbang DPR
dan memasang spanduk-spanduk seadanya.
Karena aksi mereka bertepatan dengan
panasnya isu Bank Century, beberapa warga
dan media sempat salah sangka dengan
mengira aksi massa Parade Nusantara
itu bagian dari drama politik kasus
Bank Century.
‘’Lah, kami rakyat desa ini justru
sudah capek, sudah jenuh dengan
berita-berita kasus Century. Kami ingin
kasus ini cepat selesai agar desa bisa cepat
membangun,’’ kata Slamet Rahardjo, Wakil
Ketua Parade Nusantara.
Slamet juga menyanggah rumor koalisi
aparat desa ini diboncengi partai politik
tertentu. Menurut Slamet, aksi massa mereka
kali ini justru bertujuan menegaskan bahwa
Parade Nusantara tidak berpihak pada partai
politik apa pun dan hanya memihak pada
pemerintahan yang sah.
Bertujuan mendukung pemerintahan
yang sah itu, maka Parade Nusantara
menggelar aksi massa di Senayan dan
berharap agar Rancangan Undang-Undang
(RUU) Pembangunan Desa segera disahkan.
‘’Sayangnya orang-orang justru tidak
terlalu peduli pada desa. Padahal kalau
dibandingkan dengan kasus Century, potensi
desa itu jauh lebih besar,’’ kata Slamet, yang
diam-diam terus memandangi para reporter
yang lebih bersemangat meliput aksi
demonstrasi massa Century ketimbang aksi
Parade Nusantara.
Februari lalu koalisi kepala desa dan aparat desa dari
berbagai wilayah di Indonesia yang tergabung dalam Persatuan
Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara) menggelar aksi di
lingkungan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta.
Tim GARASI RAMADHAN POHAN ikut memediasi agar masalah ini
cepat teratasi, sehingga para aparat desa bisa segera kembali ke
desanya dan bekerja seperti biasa.
menerima perwakilan para kepala desa se-Pacitan di kantornya di Gedung Nusantara I, Komplek DPR RI Senayan Jakarta, 22 Februari 2010.
da
b
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 11Padahal aksi Parade Nusantara juga punya tujuan riil dan tidak
kalah penting. Sebab, dengan segera disahkannya RUU Pembangunan
Desa itu, berarti kesejahteraan desa akan lebih terjamin. RUU itu tidak
semata menjamin kesejahteraan para kepala desa dan perangkat desa,
tetapi juga menegaskan jaminan alokasi 10 persen dari total Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk desa. Pembangunan
desa pun diharapkan lebih lancar dari yang ada sekarang.
Meski demikian, aksi Parade Nusantara hari itu terbilang sukses
setelah Ketua DPR Marzuki Alie bersedia menemui beberapa wakil dari
para kepala desa dan aparat desa tersebut. Marzuki menjanjikan DPR
segera membahas RUU Pembangunan Desa itu tahun ini juga.
***
Tak banyak yang tahu, ada mediasi panjang di balik kisah sukses
itu. Jauh-jauh hari sebelum aksi massa Parade Nusantara itu digelar,
tim GARASI RAMADHAN POHAN telah menampung aspirasi para
aparat desa yang ada di Daerah Pemilihan Jawa Timur (Dapil Jatim) VII.
Semua bermula saat Tim GARASI di Ponorogo menerima laporan
rencana aksi kepala desa dan aparat desa se-Indonesia ke Jakarta.
Tim GARASI pun menanggapi laporan itu dengan menemui Kepala
Desa Brotonegaran, Kabupaten Ponorogo, dan bersama-sama
membahas surat edaran Parade Nusantara Pusat yang ditandatangani
Sudir Santoso sebagai ketua umum.
Tak lama kemudian, datang laporan dari Wiwit Rowi, staf
penghubung Tim GARASI di Pacitan. Menurut Wiwit, ada keinginan
dari para kepala desa di Kabupaten Pacitan untuk bergabung dalam
aksi 22 Februari itu. Di antara mereka adalah Jazuli, Kepala Desa
Widoro, yang juga pengurus Parade Nusantara Jatim. Jazuli bahkan
meminta tim GARASI menyambungkan komunikasi antara para kepala
desa dan aparat desa ini dengan jajaran pimpinan dan anggota DPR,
termasuk pimpinan Fraksi Partai Demokrat di Jakarta.
Wiwit pun menghubungi Ketua Parade Sudir Santoso. Tujuannya
adalah membahas rencana pertemuan antara jajaran anggota DPR dan
Fraksi Partai Demokrat selama Parade Nusantara menggelar aksi di
Jakarta. Sebagai itikad baik, Sudir pun berjanji aksi Parade Nusantara
bakal berjalan damai dan tidak anarkis.
Mediasi tim GARASI berjalan mulus. Pada 22 Februari, di sela-sela
aksi demonstrasi mereka, wakil-wakil Parade Nusantara dari Dapil
Jatim VII menemui wakilnya, Ramadhan Pohan yang kini duduk di
Komisi I DPR RI. Acara berjalan santai di kafetaria DPR RI. Saat itu pula
para kepala desa menyampaikan aspirasi mereka.
Dalam kesempatan itu, mereka kembali menyampaikan harapan
Parade Nusantara agar kasus Century cepat diselesaikan, sehingga
pemerintahan SBY bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi
sebesar 6 persen, likuiditas yang merata, serta bunga bank yang
rendah.
‘’Biar dengan demikian sektor riil semakin maju dan pembangunan
desa-desa bisa berjalan dengan baik,’’ kata Slamet, Wakil Ketua
Parade Nusantara, kepada Ramadhan.
Selain bertemu Ramadhan, lewat mediasi tim GARASI, perwakilan
Parade Nusantara lainnya juga menemui langsung kalangan pimpinan
DPR. Tak tanggung-tanggung, Parade Nusantara menemui langsung
Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Fraksi Partai Demokrat Anas
Urbaningrum, pimpinan Komisi II DPR RI, serta pimpinan Badan
Legislasi (Baleg) DPR RI.
Pertemuan itu pun berujung manis berupa janji pimpinan DPR
untuk memasukkan RUU Pembangunan Desa dalam pembahasan
sidang tahun ini.
PARA perwakilan kepala desa dari Kabupaten Pacitan serius berdiskusi dengan Ramadhan
Pohan dari Komisi I DPR RI di kantor Ramadhan, Lantai 22 Gedung Nusantara DPR RI, pada
22 Februari 2010.
12 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
ASPIRASI
iklim yang menjadi isu global
beberapa tahun terakhir berdampak langsung
pada para petani di Kabupaten Ponorogo,
Jawa Timur. Di wilayah itu akhir-akhir ini
kondisi alam dan iklim sangat tidak menentu.
Misalnya, badai kering El Nino dari Samudera
Pasifik berdampak pada kondisi tanah dan
ketersediaan air yang sangat dirasakan para
petani di Ponorogo bagian selatan, seperti di
Kecamatan Slahung, Bungkal, dan sekitarnya.
Dampaknya, waktu tanam menjadi
mundur. Jika pada tahun-tahun sebelumnya
para petani di Kecamatan Babadan sudah
memasuki musim panen pada akhir Februari,
maka pada akhir Februari hingga Maret
tahun ini masih dipaksa menunggu panen
karena tanaman padi mereka baru pada tahap
pembungaan. Begitu pula yang dialami para
petani di Kecamatan Slahung.
Dinas Pertanian Ponorogo telah
mengirimkan surat ke Pemerintah Provinsi
Jawa Timur untuk meminta bantuan karena
Pemkab Ponorogo mengalami keterbatasan
dana. Untuk menyediakan pestisida saja,
khususnya fungisida selama para petani
menunggu panen, Pemkab tidak mampu.
Namun hingga akhir Maret lalu belum ada
tanggapan dari pemerintah provinsi.
Oleh karena itu, Dinas Pertanian
Ponorogo meminta para petani melakukan
antisipasi penyemprotan fungisida secara
swadaya. Namun tidak semua petani mau
melakukannya.
Sementara itu, untuk masalah kekurangan
air di wilayah Ponorogo bagian selatan,
Dinas Pertanian setempat sejak 2006
mengupayakan berbagai program, proyek,
serta kegiatan yang didukung dana dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Ponorogo, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Jawa Timur, maupun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di antaranya adalah pembangunan sumur
dalam, sumur dangkal, jaringan irigasi, dan
lain-lain.
Misalnya, khusus untuk Kecamatan
Slahung, sarana dan prasarana pengairan
yang ada sebagai berikut:
Sumur dalam yang berlokasi di Desa 1.
Mojopitu.
Sumur dangkal (dengan kedalaman ± 2.
40 meter menggunakan mesin pompa
kecil) berada di empat lokasi, yaitu Desa
Jebeng, Desa Galak, serta dua lokasi di
Desa Duri.
Program Jaringan Irigasi Usaha Tani 3.
(JIDUT) di Desa Jebeng. Program ini
untuk memperlancar aliran air, bukan
penyedia air.
Kecamatan Slahung sebenarnya juga
memiliki sumber air yang cukup besar di Desa
Menggarih. Namun karena keterbasan sarana
fisiknya, debit air di sungai itu selama ini tidak
terlalu besar. Oleh karena itu, para pimpinan
dan petani di Slahung telah mengusulkan
ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten
Ponorogo untuk memperbaiki sarana fisik
sungai Desa Menggarih tersebut.
Sedangkan untuk usulan bendungan dari
aliran air terjun di Ngrayun masih memerlukan
survei lanjutan yang lebih mendalam untuk
menghindari pendangkalan sungai akibat
erosi tanah.
AREAL pertanian di Desa Temon, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
FOTO
: ELZ
HIT
O.W
OR
DPR
ESS.C
OM
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 13SENIN SELASA RABU SABTU
1 2 3 4 5 6
Sidang Paripurna MPR di Gedung
MPR dengan agenda Tata Tertib dan
Etika Anggota.
Rapat Internal Fraksi Partai
Demokrat di Ruang Rapat KK II
dengan agenda Persiapan Rapat
Paripurna DPR 2-3 Maret 2010.
Ramah tamah dengan Mr. William
P. Tuchrill, Field Director US Embassy, di
Hotel Sultan Jakarta.
Rapat dengan Ketua Dewan
Pembina Partai Demokrat di Cikeas
dengan agenda Pengarahan Khusus dari
Ketua Dewan Pembina.
Bhakti Sosial yang
diadakan oleh Keluarga Sehat Donor
Darah (KSDD) Parlemen Indonesia di
Lobby Gedung Nusantara.
Paripurna DPR RI di Ruang
Paripurna DPR Gedung Nusantara II
lantai 3 dengan agenda:
1. Penetapan Ir. Taufik Kurniawan M.M
sebagai Wakil Ketua DPR RI dilanjutkan
pengucapan sumpah janji.
2. Laporan Panitia Angket DPR RI
tentang Pengusutan Kasus Bank Century
mengenai hasil pelaksanaan tugas
Panitia Angket.
Undangan Pidato Kebudayaan
Ulil Abshar Abdalla di Graha Bakti
Budaya Taman Ismail Marzuki,
Jakarta Pusat. Undangan dari Forum
Pluralisme Indonesia ini didukung oleh
Dewan Kesenian Jakarta dan Friedrich
Neumann Stiftung.
Rapat Internal Komisi I di Ruang
Rapat Komisi I dengan agenda Evaluasi
Kegiatan Komisi I.
Rapat Paripurna DPR RI di
Gedung DPR dengan agenda Pendapat
Akhir Fraksi terhadap Laporan Panitia
Angket DPR RI tentang Pengusutan
Kasus Bank Century, dilanjutkan dengan
pengambilan keputusan.
Rapat Kerja dengan Kementerian
Luar Negeri di Ruang Rapat Komisi I
dengan agenda berita aktual mengenai
Tugas dan Wewenang Kementerian
Luar Negeri.
Rapat Paripurna DPR RI Masa
Persidangan II Tahun Sidang 2009-
2010. Agenda: Pembicaraan Tingkat
II/ Pengambilan Keputusan terhadap
RUU tentang Pertanggunghawaban
atas Pelaksanaan APBN Tahun
Anggaran 2008 dan terhadap RUU
tentang Penetapan Perpu No.4 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas UU
No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi
menjadi UU.
Rapat Intern Badan Kerja
Sama Antarparlemen (BKSAP) Desk
Bilateral DPR RI di Ruang Rapat
BKSAP, Nusantara III, dengan agenda
Pembahasan Program Kerja Desk BKSAP
Bilateral, dan lain-lain.
Rapat Dengar Pendapat Komisi
I dengan Dewan Pengawas LPP TVRI di
Ruang Rapat Komisi I dengan agenda
membicarakan masalah-masalah aktual
terkait tugas dan wewenang Dewan
Pengawas LPP TVRI.
Rapat Fraksi Partai Demokrat
dengan Dewan Pembina di Cikeas.
Paripurna Penutupan Masa
Persidangan II Tahun Sidang 2009-2010
di Ruang Rapat Paripurna DPR dengan
agenda :
1. Laporan BURT DPR RI mengenai hasil
pembahasan Rancangan Anggaran DPR
RI Tahun Anggaran 2011.
2. Pidato Penutupan Masa Sidang II
Tahun Sidang 2009-2010.
Live Talkshow "Suara Anda" di
Metro TV dari Mal FX, Sudirman, Jakarta
bertema "Pemerintah Tak Bersalah".
SENIN SELASA RABU SABTU
7 8 9 10 11 12 13
Pertemuan dengan Gubernur dan
Muspida Jawa Barat di Kantor Gubernur
Jawa Barat.
Pertemuan dengan PT. Telkom
Indonesia, PT. Pos Indonesia, Balai
Monitor Bandung, KPID Jawa Barat,
RRI, TVRI, dan LKBN ANTARA di Kantor
Pusat PT. Telkom Indonesia.
KUNJUNGAN KERJA KOMISI I
KE JAWA BARAT 9-12 MARET 2010
Pertemuan dengan Pangdam
III/ Siliwangi, Kodiklat TNI AD, Seskoad,
Sesko TNI dan Komandan/ Kepala Satuan
Dinas di Jajaran Kodam III/ Siliwangi di
Makodam III/ Siliwangi.
Pertemuan dengan Direksi PT.
Pindad (Persero) beserta Jajaran di PT.
Pindad (Persero).
Pertemuan dengan Kepala Pos
Wilayah BIN Jawa Barat di Hotel Hyatt
Regency.
Pertemuan dengan Direksi PT.
Dirgantara Indonesia beserta jajarannya
di Kantor PT. Dirgantara Indonesia.
Pertemuan dengan Direksi PT.
LEN Industri (Persero) di Kantor PT. LEN
Industri (Persero).
Pertemuan dengan Direksi PT.
Dahana (Persero) Tasikmalaya di Kantor
PT. Dahana (Persero) Tasikmalaya.
Peninjauan ke PT. Dirgantara
Indonesia, Tasikmalaya.
Tapping Metro TV untuk
program "Democrazy" yang
ditayangkan pada Minggu 14 Maret
2010 pukul 21.05 di Metro TV
dengan tema "Barter Politik".
SENIN SELASA RABU SABTU
14 15 16 17 18 19 20
Narasumber tvOne LIVE Program
Wakil Rakyat bertema "Boikot Sri
Mulyani dan Perkembangan Century
Terkini".
Pertemuan dengan Mr. Daisuke
Nihei, Sekretaris I Bidang Politik Kedutaan
Jepang di Hotel Mulia Jakarta.
Pembicara diskusi panel JFCC
''Kebebasan Pers'' di Hotel Mandarin
Oriental Jakarta.
KUNJUNGAN KERJA DAPIL JATIM VII
19-25 MARET 2010
Silaturahmi ke Panti Asuhan
Muhammadiyah Putri Nyai Ahmad
Dahlan di Ponorogo.
Silaturahmi dan penyerahan
sumbangan kegiatan kepada Taman
Pendidikan Al Quran Ma'arif NU di
Ponorogo.
Kunjungan ke Kodim 0802
Ponorogo.
Kunjungan ke Koperasi
Sumber Rejeki Pudak, Ponorogo.
Pembicara dalam Kuliah Tamu
Jurnalistik Kampus STKIP Ponorogo
bertema "Jurnalistik dan Kemedia
massaan".
Dialog komunitas pers, IT,
dan facebookers di Posko GARASI
RAMADHAN POHAN di Ponorogo.
SENIN SELASA RABU SABTU
21 22 23 24 25 26 27
Pembicara Kuliah Tamu di
STKIP Pacitan dengan tema "Peran
Media dalam Membangun Peradaban
Bangsa" di STKIP Pacitan.
Silaturahmi ke Yayasan
Al Muhajirin Pacitan.
Silaturahmi dengan Komunitas
Paguyuban Nelayan Tamperan di TPI
Tamperan, Pacitan.
Silaturahmi dengan anak yatim
di Yayasan Al Maa'un dan Pengurus
Masjid Glinggangan di Posko GARASI
RAMADHAN POHAN, Pacitan.
Setelah sehari sebelumnya
di Radio RBM Ponorogo, menjadi
narasumber Live On Air Interaktif di
Radio Citra Buana, Pacitan.
KUNJUNGAN KERJA DAPIL JATIM VII
19-25 MARET 2010
Dialog bersama Dandim 0801
Pacitan beserta jajarannya di Kodim
0801 Pacitan.
Ramah- tamah bersama
komunitas facebook dan wartawan di
Aula Satria FM, Trenggalek.
Kunjungan ke Kodim 0806
Trenggalek.
Dialog dengan staf KPUD
Trenggalek di KPUD Trenggalek.
Pembicara dialog "Peningkatan
Kreativitas Tenaga Pendidik” di STKIP
PGRI Trenggalek.
Kunjungan ke Pangkalan Udara
Iswahjudi di Maospati, Magetan.
Dialog dengan Dandim 0804
Magetan beserta jajarannya di Kodim
0804, Magetan.
Sambung Rasa Sambang Desa
bersama perangkat desa setempat di
Balai Desa Sidorejo, Magetan.
Silaturahmi dengan Kyai Agus
Ngariboyo, Magetan.
Kunjungan ke Kodim 0805
Ngawi.
SENIN SELASA RABU SABTU
28 29 30 31
14 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
Mulai pukul
19.00 WIB,
Ramadhan dan
tim GARASI RAMADHAN
POHAN bersilaturahmi dan
menyerahkan sumbangan
untuk kegiatan Taman
Pendidikan Al Qur’an (TPQ)
Ma’arif NU di Ponorogo.
- Pukul 08.00-13.00 WIB, Ramadhan Pohan
menghadiri Bakti Sosial yang diadakan
oleh Keluarga Sehat Donor Darah (KSDD)
Parlemen Indonesia di Gedung
Nusantara, DPR RI.
- Malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB,
Ramadhan Pohan diwakili tenaga ahli
Bidang Informatika dan Komunikasi
menghadiri undangan Pidato Kebudayaan
Ulil Abshar Abdalla di Graha Bakti Budaya,
Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Undangan dari Forum Pluralisme
Indonesia ini didukung pula oleh Dewan
Kesenian Jakarta (DKJ) dan Yayasan
Friedrich Neumann Stiftung.
Seusai Rapat Paripurna DPR di Senayan,
Ramadhan Pohan menjadi narasumber
program ‘’Suara Anda’’ di Metro TV pukul
19.00-20.30 WIB yang disiarkan langsung
dari Mal FX, Jakarta, bertema
‘’Pemerintah Tak Bersalah’’ terkait hasil
Rapat Paripurna DPR RI, Rabu (3/3)
tentang Kasus Century.
Acara berlangsung menarik dan
bernas mengingat kehadiran beberapa
narasumber lainnya, seperti Sukur
Nababan (PDI Perjuangan),
Zulkiflimansyah (Partai Keadilan
Sejahtera), dan pengamat politik dari
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Burhanudin Muhtadi.
Ramadhan Pohan melakukan Kunjungan
Kerja Komisi I DPR RI pada Reses Masa
Persidangan II Tahun Sidang 2009-2010.
Kunjungan Kerja Komisi I DPR tersebut
dibagi ke wilayah Jawa Barat.
Berkaitan dengan tema penyensoran
internet yang ramai dibicarakan media
massa belakangan ini, Ramadhan Pohan
diundang menjadi salah satu pembicara
diskusi panel ‘’Kebebasan Pers’’ yang
diselenggarakan oleh Jakarta Foreign
Correspondent Club (JFCC) di Hotel
Mandarin Oriental, Jakarta, mulai pukul
10.00-12.00 WIB.
Pembicara lainnya adalah Todung
Mulya Lubis dari Transparency
International Indonesia, Megi Margyono
dari Aliansi Jurnalis Independen, dan
Ignatius Haryanto dari Lembaga Studi
Pers dan Pembangunan.
- Ramadhan Pohan bersama Tim GARASI
mengawali Kunjungan Kerja Reses
Perorangan Masa Persidangan II Tahun
2009-2014. Acara dimulai dengan
memberi santunan ke Panti Asuhan
Muhammadiyah Putri Nyai Ahmad Dahlan
pada pukul 17.00 WIB di Ponorogo.
- Bertempat di Aula Kodim 0802 Ponorogo,
Ramadhan Pohan beserta tim melakukan
kunjungan kerja hari kedua dalam rangka
silaturahmi dengan Komandan Kodim
beserta jajarannya mulai pukul 09.00 WIB
- Acara selanjutnya, pukul 13.00 WIB, yaitu
kunjungan ke Koperasi Sumber Rejeki
Pudak. Ini merupakan kali kedua tim
GARASI berkunjung. Ketua Koperasi
berserta staf menginformasikan beberapa
perkembangan terakhir yang ada di
koperasi tersebut.
- Pukul 15.00 WIB, Ramadhan Pohan
menjadi Pembicara dalam Kuliah Tamu
Jurnalistik Kampus STKIP Ponorogo. Tema
kuliah tamu ‘’Jurnalistik dan Ke-media
massa-an ternyata menarik minat para
mahasiswa/mahasiswi Kampus STKIP,
yang dibuktikan dengan antusias mereka
dalam sesi tanya jawab.
- Acara berlanjut dengan Dialog Komunitas
Pers, IT, dan facebookers pada pukul
20.00 WIB di Posko GARASI RAMADHAN
POHAN di Ponorogo, yang dihadiri sekitar
70 peserta. Acara dialog berjalan cukup
santai dan akrab.
- Pukul 09.00 WIB, Ramadhan Pohan
menjadi Pembicara Kuliah Tamu di STKIP
Pacitan dengan tema ‘’Peran Media
dalam Membangun Peradaban Bangsa”.
Bertempat di salah satu ruang kuliah
STKIP, para mahasiswa/mahasiswi yang
hadir terlihat fokus dalam pemberian
materi yang diberikan oleh Ramadhan.
Banyak di antara mahasiswa bertanya
seputar peranan jurnalisme dalam
pembangunan dan juga tentang
kredibilitas seorang jurnalis.
- Silaturahmi ke Yayasan Al Muhajirin
Pacitan, yang terdiri dari TK dan SD, pada
pukul 13.00 WIB. Silaturahmi dihadiri oleh
Ketua Yayasan Al Muhajirin, Jamal,
beserta staf.
- Acara berlanjut dengan silaturahmi
bersama Paguyuban Kelompok Nelayan
Tamperan bertempat di TPI Tamperan,
Pacitan. Didampingi Kadin Perikanan dan
Kelautan Indartarto serta ketua-ketua
kelompok nelayan, Ramadhan berdialog
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 15
Acara dimulai dengan kunjungan ke Kodim 0805 Ngawi pukul 09.00 WIB.
Didampingi Dandim 0805 Ngawi, Letkol Inf Dwi Darmadi, Ramadhan menerima
aspirasi para prajurit Tentara Nasional Indonesia melalui komunikasi interaktif
hingga pukul 10.15 WIB.
Sementara acara di Kodim berlanjut diwakili tenaga ahli bidang pertahanan
keamanan, Ramadhan Pohan menuju Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ngawi
untuk berdialog dengan para pendidik di kota ini.
dengan para nelayan mengenai keadaan
dan kendala yang dihadapi para nelayan
setempat. Sebelum bertolak ke acara
selanjutnya, Ramadhan Pohan beserta tim
menyempatkan melihat pelabuhan yang
direncanakan akan dibangun di Pantai
Tamperan.
- Acara santunan kepada anak yatim
Yayasan Al Maa'un Pacitan diadakan di
Posko GARASI RAMADHAN POHAN,
Pacitan, pukul 17.00 WIB.
- Mulai pukul 20.30 WIB, Ramadhan Pohan
menjadi narasumber Radio Citra Buana
(RCB), Pacitan. Acara tersebut bertemakan
kinerja Ramadhan Pohan di parlemen dan
di Dapil Jatim VII. Acara berjalan sampi
pukul 23.30 WIB diselingi musik campur
sari dan juga telepon interaktif dari para
pendengar RCB.
- Ramadhan Pohan mengawali kunjungan
kerja dengan dialog bersama Kodim 0801
Pacitan beserta jajarannya pada pukul
09.00 WIB. Komandan Kodim 0801
Pacitan Letkol Armed Muzahar
memaparkan secara gamblang kondisi
wilayah dan kesatuannya.
- Pukul 09.00 WIB Ramadhan Pohan dan
tim mengadakan kunjungan ke Kodim
0806 Trenggalek. Disambut oleh Mugeni
sebagai Kepala Staf Kodim, acara dialog
yang bertempat di salah satu ruangan
Kodim berlangsung interaktif.
- Ramadhan dan tim mengadakan dialog
dengan staf KPUD Trenggalek pada pukul
13.00 WIB di KPUD Trenggalek.
- Pukul 16.00 WIB Ramadhan Pohan
menjadi pembicara dalam dialog
‘’Peningkatan Kreativitas Tenaga
Pendidik” di STKIP PGRI Trenggalek.
Acara dihadiri pula oleh Komunitas Guru
Tidak Tetap dan Usaha Kecil Menengah.
- Pukul 08.30 WIB, Ramadhan Pohan dan
tim berkunjung ke Pangkalan Udara
Iswahjudi di Magetan. Diawali dengan
dialog bersama Komandan Lapangan
Udara (Danlanud) Kolonel Pnb Ismono
Wijayanto beserta jajarannya, Ramadhan
dan tim diajak berkeliling untuk melihat
Pesawat F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon,
Hawk MK-35.
- Acara berlanjut ke Magetan dengan
dialog bersama Kodim 0804 Magetan
pada pukul 12.00 WIB. Sambutan hangat
dari Komandan Kodim, Letkol Inf FX
Giyono beserta jajaran membuat dialog
lebih terbuka dan interaktif.
- Ramadhan dan tim kemudian melakukan
‘’Sambung Rasa Sambang Desa’’ di Balai
Desa Sidorejo pada pukul 15.00 WIB.
Acara dihadiri oleh perangkat desa
setempat.
- Sore harinya, pukul 17.00 WIB Ramadhan
bersilaturahmi dengan Kiai Agus
Ngariboyo di kediaman beliau.
D i Trenggalek, pada
pukul 19.00 WIB
Ramadhan Pohan
dan tim GARASI
RAMADHAN POHAN
mengadakan acara ramah-
tamah bersama komunitas
facebook dan wartawan di
Aula Satria FM, Trenggalek.
Salim Mengga (Fraksi Partai Demokrat), Hari Kartana (Fraksi Partai
Demokrat), Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Timur Pradopo, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI
Pramono Edhie Wibowo, Ramadhan Pohan (Fraksi Partai Demokrat), dan Azwar Abubakar
(Fraksi PAN) dalam kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Jawa Barat, 9-12 Maret 2010.
berkunjung ke Kodim 0802 Ponorogo diterima Dandim 0802
Ponorogo Letkol Inf Luthfie Beta. Usai mendengarkan penjelasan seputar keberadaan Kodim
0802 Ponorogo, Ramadhan memberikan tanggapannya di hadapan Dandim dan Danramil.
mendengarkan Dandim 0804 Magetan, Letkol Inf FX Giyono,
menyampaikan aspirasi prajurit dalam memenuhi penunjang tugas di masyarakat,
24 Maret 2010.
Dandim 0801 Pacitan Letkol Armed Muzahar, Ramadhan Pohan dari Komisi I
DPR RI menjelaskan keberadaan anggaran untuk kesejahteraan prajurit, 22 Maret 2010.
mengunjungi Kodim 0806 Trenggalek didampingi Kasdim 0806 Mayor Inf Mukeni (sembilan dari kiri), 23 Maret 2010.
berbagi ilmu sebagai jurnalis di hadapan mahasiswa-mahasiswa STKIP PGRI
Ponorogo, di Kuliah Tamu "Jurnalistik dan Kemediamasaan", 20 Maret 2010.
berdialog
bersama komunitas
nelayan untuk
menampung aspirasi
nelayan lokal di
Tempat Pelelangan
Ikan, Tamperan,
Pacitan, 21 Maret
2010. Dalam acara
tersebut Ramadhan
menerima
penghargaan dari
komunitas nelayan
setempat atas
kepeduliannya.
dan tim
GARASI RAMADHAN
POHAN menampung
aspirasi para anggota
Koperasi Susu Sumber
Rejeki, Kecamatan
Pudak, Ponorogo, 20
Maret 2010.
mengunjungi TPQ Roudlotul Ulum di
Kecamatan Pogalan, Trenggalek, 23 Maret 2010.
memberikan sumbangan bagi anak-anak
yatim Ponpes Nurul Falah dalam acara pelantikan PAC GP Anshor
di Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, 24 Maret 2010.
menyerahkan santunan ke panti asuhan
putri Muhammadiyah Nyai Ahmad Dahlan, Kauman, Ponorogo,
19 Maret 2010.
memberikan santunan bagi anak yatim
di sela-sela dialog bersama para pendidik STAIN Ngawi,
25 Maret 2010.
FOTO-FOTO: RONALD SIAHAAN
Menyimakdan Berbagi
17
18 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
DI PARLEMEN
mengemban tanggung jawab ganda.
Pertama, tanggung jawab terhadap
konstituen layaknya anggota dewan yang
lain. Kedua, mengawal setiap produk
undang-undang dan kebijakan
pemerintah untuk selalu memiliki
perspektif gender yang baik.
Oleh karena itu, Andi menjadikan
pembangunan kapasitas perempuan
anggota DPR sebagai salah satu
program utama Kaukus Perempuan.
Sejak 2001 hingga sekarang, jumlah
anggota DPR pe rempuan terus
bertambah meski belum mencapai
kuota 30 persen. Nah, demikian
Andi, penambahan kuantitas
ha rus diikuti penambahan
kualitas.
‘’Jadi bukan kuota
perempuan saja yang kami
perjuangkan, tapi juga
peningkatan kualitas para
anggota DPR RI perempuan itu
sendiri,” kata Andi.
Cara untuk meningkatkan
kualitas itu bermacam-macam.
Maret lalu, Kaukus Perempuan
menggelar seminar ‘’Strategi
Kembali ke Konstituen’’ di DPR RI dan
- KETUA KAUKUS PEREMPUAN DPR RI
diskusi ‘’Kemiskinan dan Perempuan’’ dengan
Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat (Kemenkokesra). April ini, kembali
Kaukus Perempuan menggelar diskusi
tentang ‘’Membaca APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) di Komisi’’.
Semua acara itu khusus untuk perempuan
anggota DPR RI.
‘’Untuk diskusi ‘Membaca APBN di
Komisi’ kami selenggarakan karena April ini
anggota DPR RI akan langsung berhadapan
dengan APBN-P (APBN Perubahan).
Sementara untuk diskusi ‘Kemiskinan dan
Perempuan’, sengaja kami selenggarakan
karena kemiskinan di Indonesia sangat dekat
hubungannya dengan perempuan,’’ kata
Andi menjelaskan.
Khusus untuk isu kemiskinan, anggota
Fraksi Partai Demokrat ini punya kepedulian
pribadi. Sejak 2003, Andi telah merogoh
koceknya untuk mendirikan 10 lembaga
pendidikan prasekolah di pelosok Indonesia.
Lembaga prasekolah yang dinamainya
Sanggar Kegiatan Bermain dan Belajar ini
diperuntukkan bagi anak-anak berusia 3-5
tahun. Anak-anak ini berasal dari keluarga tak
mampu dan dapat menikmati pendidikan
prasekolah secara gratis.
TANGGUNG JAWAB seorang perempuan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI
tidak ringan. Setidaknya begitu
pengakuan Ketua Kaukus
Perempuan DPR Andi
Timo Pangerang.
Menurut Andi,
seorang
perempuan
anggota DPR
konstituen layak
lain. Kedua, m
undang-un
pemerint
perspek
Ole
pemban
anggot
program
Sejak 2
anggota
bertamb
kuo
A
p
an
se
kua
Mare
mengg
Kembali
tidak ringan. Setidaknya begitu
pengakuan Ketua Kaukus
Perempuan DPR Andi
Timo Pangerang.
Menurut Andi,
seorang
perempuan
anggota DPR
KUNJUNGAN reses ke daerah pemilihannya di Sulawesi Utara
(Sulut) bulan lalu ternyata memberi misi khusus bagi Paula Sinjal.
Anggota Komisi I DPR RI ini kembali ke Senayan dengan satu
tekad, yaitu membongkar jaringan perdagangan perempuan.
Semuanya bermula saat Paula menemukan maraknya
perdagangan perempuan dari Sulut ke Papua. Para korban
umumnya masih remaja dan diperkerjakan di berbagai pub dan
bar di Pulau Cenderawasih itu.
‘’Sebagai seorang perempuan tentu saja saya sangat prihatin
karena perdagangan perempuan dari Sulut ke Papua saja
jumlahnya sudah banyak, apalagi yang ke luar negeri,” kata Paula.
Pada masa reses Maret lalu, Paula bersama Kepolisian Daerah
dan para aktivis perempuan Sulut berhasil memulangkan 25
korban dari Papua. Gadis-gadis itu rata-rata masih remaja dan
berasal dari 13 kota dan kabupaten di Sulut. Namun keberhasilan
ini justru tidak membuat Paula duduk diam.
Dia mengumpulkan berbagai data, kemudian mengajukan
PAULA SINJAL – KOMISI I DPR RI
Melawan Perdagangan Perempuan
kasus ini ke Komisi VIII DPR RI. Selama
reses Paula juga berdialog langsung
dengan para korban dan memfasilitasi
kasus ini ke Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Sulut. Semua itu demi
memberi efek jera bagi para mucikari
yang terlibat.
‘’Kita harus bertindak lebih tegas
untuk memberikan efek jera. Jangan
sampai kasus ini selesai, tapi nantinya
akan timbul lagi, timbul lagi,” kata dia.
Target besar Paula adalah
membongkar jaringan perdagangan
perempuan itu, setidaknya sampai
menangkap para agen dan mucikari yang kerap menawari gadis-
gadis Sulut dengan mimpi-mimpi muluk.
Demi mencegah para remaja Sulut tergoda rayuan para mucikari
ini, Paula dan para aktivis perempuan Sulut juga mengembangkan
program-program latihan kerja bagi mereka. Para remaja putri
dirangkul lewat organisasi-organisasi perempuan, selanjutnya diberi
pelatihan kerja praktis seperti menjahit atau keterampilan komputer.
‘’Intinya agar mereka tak mudah tergoda ditawari bekerja di pub
atau bar-bar,’’ kata Paula.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 19-JALAN
Rasanya tidak lengkap kalau
belum berkunjung ke rumah masa kecil
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rumah di Kelurahan Ploso, Kecamatan Kota
Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ini
terlihat sederhana.
Arsitektur bangunannya khas Jawa, joglo
kuno, yang minimalis, namun mengesankan
kokoh. Di rumah bercat kuning gading ber-
ukuran 12 x 20 meter inilah SBY meng -
habiskan masa kanak-kanak hingga remaja.
Sebetulnya rumah yang berlokasi hanya
200 meter dari Terminal Bus Kota Pacitan itu
milik Ibu Watini, bude (kakak dari orangtua)
SBY. Saat kecil SBY dititipkan kepada bude-
nya itu karena sang ayah, R. Soekotjo, yang
bertugas sebagai Komandan Rayon Militer
(Danramil) sering berpindah tempat tugas.
Memasuki rumah masa kecil SBY, aura
kesahajaan era 1960-an sangat terasa.
Perabotan seperti lampu, lemari, meja, dan
kursi semuanya terbuat dari kayu dan rotan.
Tak satu pun sofa empuk. Bahan utama
dinding rumah dan tiang penyangga
bangunan berbahan kayu jati yang tampak
masih kokoh. Lantai keramiknya bersih dan
atap rumahnya bergenteng dari tanah liat
yang mulai menghitam.
Rumah ini terbagi dalam tiga bagian,
yaitu ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur.
Sekarang ruang tamu telah berubah menjadi
semacam galeri foto-foto SBY. Ada foto SBY
sebagai kepala keluarga, bersama Ibu Ani
Yudhoyono dan kedua anak mereka,
tubuh terasa sangat lelah. Kami baru saja menyelesaikan
pertemuan dengan para konstituen di berbagai tempat di Pacitan.
Jarum jam menunjukkan pukul enam petang saat kami meluncur
menuju Trenggalek. Perjalanan dari Pacitan ke Trenggalek sekitar 2,5
jam melewati medan yang sangat menantang, jalan berkelok-kelok,
naik-turun, serta berkabut. Bulu kuduk saya pun merinding.
Begitu mencapai Trenggalek, perut pun protes minta diisi. Kami
menyempatkan diri mampir di sebuah kios buah hanya untuk mencuri
waktu berdiskusi menentukan tempat makan malam. Akhirnya pilihan
jatuh kepada kios nasi ayam lodho yang tidak jauh dari kios buah itu.
‘’Kios Nasi Ayam Lodho Pak Yusuf’’ namanya. Tempatnya
sederhana, tapi cukup bersih dan menyenangkan. Kios ini menyajikan
nasi ayam lodho, yang sebenarnya merupakan menu khas dari
Tulungagung. Namun Trenggalek yang bertetangga langsung dengan
Kabupaten Tulungagung ikut menjadikan ayam lodho sebagai
makanan khas mereka.
Ayam lodho adalah ayam yang dimasak di dalam bumbu, lalu
dibakar. Lalu ayam itu dinikmati dengan nasi uduk ditambah dengan
menantu dan cucu. Juga ada foto SBY
sebagai kepala negara dan saat bertemu para
pemimpin dunia. Tak ketinggalan foto-foto
saat SBY pulang kampung ke Pacitan.
Di satu sudut ruang tamu terdapat kamar
tidur sekaligus tempat belajar SBY saat masih
tinggal di rumah ini. Sebuah kamar kecil ber-
ukuran sekitar 1,5 x 2,5 meter berisi se buah
tempat tidur dari kayu dan satu meja kecil.
Apabila Anda penasaran bagaimana masa
kanak-kanak Presiden SBY, silakan singgah ke
rumahnya di Pacitan. Pintu selalu terbuka.
Selain mengunjungi rumah masa kecil orang
nomor satu di republik ini, Anda juga bisa
jalan-jalan dan menikmati ketenangan hidup
di kota kecil seperti Pacitan.
joglo tempat Presiden SBY menghabiskan masa kecil hingga remaja. RUANGAN utama yang menjelma sebagai galeri foto perjalanan hidup SBY.
Berikut ini resepnya seperti pernah dimuat tabloid NOVA,
namun sedikit disederhanakan plus informasi yang saya
dapat setelah merasakan langsung salah satu menu khas
Jawa Timur ini:
LODHO
1 ekor ayam dipotong menjadi 8 bagian, 750 ml santan
dari 1 butir kelapa, bisa diganti dengan santan instan (250
ml) dicampur dengan 500 ml air, 20 buah cabe rawit
merah, 5 lembar daun salam, 3 iris lengkuas dan 3 tangkai
serai yang dimemarkan, 5 lembar daun jeruk, 2 sendok teh
garam, 3 sendok makan minyak untuk menumis arang
atau gunakan grill oven.
6 buah bawang putih, 4 siung bawang merah, 5 buah
kemiri, 1 sendok teh ketumbar bubuk, ½ sendok teh jinten
bubuk.
Tumis bumbu halus sampai harum, tuang santan, aduk
hingga beruap; Masukkan ayam, kecilkan api, masak
hingga matang; Angkat lalu sisihkan kuah kentalnya; Bakar
ayam di atas bara api hingga harum; Masukkan cabe rawit
ke dalam kuah santan sisa rebusan ayam, masak lagi
sambil diaduk hingga matang.
NASI UDUK
2 mangkuk beras, Santan encer secukupnya, 1 sendok teh
garam, 1 sendok teh ketumbar bubuk, 1 lembar daun
salam, 1 tangkai serai, 2 lembar daun pandan, 2 lembar
daun jeruk.
Cuci beras, masukkan ke dalam alat pemasak nasi,
masukkan bumbu dan santannya. Masak hingga matang.
Gurihnya Nasi Ayam Lodho
kuah santan. Sekilas tampak seperti opor, namun dengan rasa
berbeda. Nasi ayam lodho terasa lebih gurih dan berbumbu.
Begitu laparnya, 15 orang dalam rombongan kami tak sadar telah
menghabiskan lebih dari tujuh ekor ayam. Nasi ayam lodho memang
terasa lebih nikmat dimakan bersama-sama. Anda ingin mencoba nasi
ayam lodho?
20 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
DAPIL
di Daerah Pemilihan Jawa Timur (Dapil Jatim) VII telah
memercayai Ramadhan Pohan untuk duduk sebagai wakil rakyat di
Senayan. Lima kabupaten di Dapil Jatim VII yang terus menjadi
pantauan Ramadhan Pohan ini biasa kami sebut sebagai Pawitan
Golek, yang merupakan akronim dari Pacitan, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, dan Trenggalek. Berikut sekilas pandang lima kabupaten
yang memberikan amanahnya kepada Ramadhan Pohan:
Pawitan GolekKabupaten Ngawi terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km persegi dengan
sekitar 40 persen berupa lahan sawah.
Wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar.
Empat kecamatan terletak pada dataran tinggi, yaitu Kecamatan Sine, Ngrambe,
Jogorogo, serta Kendal di kaki Gunung Lawu.
Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada akhir tahun 2006 adalah 873.489 jiwa,
terdiri dari 426.615 penduduk laki-laki dan 446.874 perempuan, dengan rasio jenis
kelamin 95. Artinya, pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 laki-laki.
Pertanian masih merupakan sektor andalan Kabupaten Ngawi. Dari 129.598
hektare luas wilayah Kabupaten Ngawi, 72 persen berupa lahan sawah, hutan, serta
ta nah perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76 persen dari total tenaga kerja yang
ada.
Dari lima subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan perikanan), subsektor tanaman pangan –khususnya komoditi padi–
merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Namun sejak
2004 sektor industri, terutama industri rumah tangga dan kelistrikan, mulai meningkat.
r
NGAWI
PACITAN
Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur yang terletak di bagian selatan barat daya. Sebagian
besar berupa perbukitan, yaitu lebih kurang 85 persen gunung-
gunung kecil dan menyebar di seluruh wilayah, serta jurang terjal
dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang
Selatan Pulau Jawa. Sedangkan selebihnya merupakan dataran rendah.
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Pacitan mencapai 555.262
jiwa dengan rasio perbandingan setiap 100 perempuan terdapat 96 laki-laki.
Pertanian terdiri dari padi sawah, padi ladang , jagung, dan kedelai. Perindustrian
terdiri dari batu akik, terasi, anyaman rotan, batik tulis, keramik gerabah, serta mainan
anak. Sedangkan potensi investasi berupa perikanan dan pertambangan.
Secara geografis, di sebelah utara Kabupaten
Magetan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, di
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Madiun, serta di selatan berbatasan dengan Kabupaten
Ponorogo. Luas wilayah Kabupaten Magetan adalah 688,85 km persegi.
Secara administratif, Kabupaten Ngawi terbagi menjadi 16
kecamatan serta 235 desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki jumlah
penduduk sekitar 615.254 jiwa.
Kabupaten Magetan pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi
unggulan di sektor perkebunan. Komoditi yang dihasilkan per tahun,
antara lain, berupa kelapa sebesar 1.912 ton, jambu mete sebesar 270
ton, serta kopi arabika sebesar 97 ton.
Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB yang dicapai Kabupaten
Magetan pada tahun 2006 sebesar 1.275.239,40 (dalam juta rupiah)
dengan konstribusi terbesar berasal dari pertanian, sektor industri
pengolahan, serta dari sektor konstruksi.
Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten
Ponorogo dibagi menjadi 2 sub-areal, yaitu areal
dataran tinggi yang meliputi Kecamatan Ngrayun,
Sooko, Pulung, Ngebel, serta Pudak. Sedangkan
sisanya merupakan daerah dataran rendah.
Dengan luas wilayah 1.371,78 km persegi, jarak Ibu
Kota Ponorogo dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) lebih
kurang 200 km arah timur laut dan sekitar 800 km ke arah barat menuju
Ibu Kota Negara (Jakarta).
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Ponorogo sekitar
919.392 jiwa yang terdiri dari 452.231 laki-laki dan 467.161 perempuan
dengan tingkat sebaran 646 jiwa per 1 km persegi. Mereka tinggal di 21
kecamatan yang berada di kabupaten ini.
Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah dengan lahan pertanian
yang luas. Pertanian juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi
besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Ponorogo. Sebagian besar penduduk Kabupaten Ponorogo juga berusaha
sebagai petani.
Kabupaten Trenggalek sebagian besar terdiri dari tanah pegunungan
dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah. Sedangkan sisa-nya (1/3
bagian) merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya di antara 0
hingga 690 meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah 126.140
hektare, Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan dan 157 desa/
kelurahan.
Hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan
Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu, serta Kecamatan Durenan. Sedangkan desa-
desa di 10 kecamatan lainnya mayoritas di pegunungan.
Empat kecamatan memiliki luas wilayah kurang dari 50 km persegi: Kecamatan Gandusari,
Durenan, Suruh, dan Pogalan. Tiga kecamatan seluas antara 50-100 km persegi adalah
Kecamatan Trenggalek, Tugu, serta Karangan. Tujuh kecamatan lainnya mempunyai luas di atas
100 km persegi.
Jumlah penduduk pada 2007 ditaksir mencapai 687.477 jiwa yang terdiri dari 50,17 persen
perempuan dan 49,83 persen laki-laki dengan kepadatan penduduk 545 jiwa per km persegi.
Dengan luar areal sawah 11.806 hektare, perkebunan 3.825 hektare, dan tanah kering
46.894 hektare, sektor pertanian masih menjadi ujung tombak perekonomian Kabupaten
Trenggalek. Pada 2007, produk padi sawah/ladang mencapai 131.701 ton, 75.654 ton jagung,
serta 438.242 ton ubi kayu.
Sedangkan perikanan menghasilkan 22.589,1 ton ikan dari sekitar 5.039 nelayan. Sektor
industri dan pariwisata juga terus dikembangkan di Trenggalek, yang pada 2007 mencatat tingkat
pertumbuhan ekonomi 5,45 persen dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi
PDRB hingga 34,71 persen.
n
a/
TRENGGALEK
Sum
ber
: paci
tan.g
o.id
, ngaw
ikab.g
o.id
, re
gio
nalin
vest
ment.
com
, ponoro
go.g
o.id
, tr
enggale
kkab.g
o.id
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 21
SMA NEGERI 2 TRENGGALEK
sekolah-sekolah di Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur, melahirkan bibit-
bibit atlet berprestasi. Salah satunya adalah
SMA Negeri (SMAN) 2 Trenggalek. Pada
Maret lalu, tim futsal SMAN 2 Trenggalek
tampil sebagai juara dalam pertandingan
Komu Futsal League 2010 se-Karesidenan
Kediri.
‘’Target kami sebenarnya hanya masuk
tiga besar,’’ kata Kepala Sekolah SMAN 2
Trenggalek, Sunu Widodo.
Tidak cukup di cabang futsal, siswa
SMAN 2 Trenggalek lainnya, Muhammad
Hudan Al Fahmi, juga mencetak prestasi di
cabang atletik (lompat tinggi). Ia masuk
delapan besar atlet lompat tinggi siswa se-
Jawa Timur. Sementara untuk masing-masing
cabang tenis meja dan karate, SMAN 2
Trenggalek sudah menggembleng calon
juaranya, yaitu Adung W, Mayong, Yudha,
dan Helmy.
Karena prestasi rekan-rekannya itu,
demikian Sunu, kian banyak siswanya yang
menggandrungi berbagai cabang olahraga,
seperti futsal, atletik, tenis meja, karate,
pencak silat, dan lainnya.
‘’Dengan pembinaan dan latihan rutin
setiap hari, selama ini kami optimistis dan
mudah-mudahan SMAN 2 Trenggalek
mampu meraih prestasi di tingkat Provinsi
Jawa Timur,’’ kata Sunu berharap.
Untuk mencapainya, sang Kepala Sekolah
ini punya trik tersendiri. Menurut dia,
pelatihan olahraga di SMAN 2 Trenggalek
tidak hanya dipusatkan pada peningkatan
kualitas fisik, tetapi juga pada mental para
atlet remaja tersebut. ‘’Karena dalam
menghadapi pertandingan, mental para calon
pemain harus digembleng agar jangan
sampai jatuh,’’ kata Sunu.
Dengan demikian, ujarnya
menambahkan, para atlet diharapkan tampil
semaksimal mungkin untuk mempertahankan
prestasinya. Mereka juga tidak lengah meski
harus tampil di luar daerahnya.
Deretan prestasi SMAN 2 di bidang
olahraga itu memacu sekolah-sekolah lain
untuk berprestasi. Terpenting pula, prestasi
itu dari hari ke hari juga membuat olahraga
semakin populer di Kabupaten Trenggalek.
futsal SMA Negeri 2 Trenggalek melebihi target sekadar masuk tiga besar dalam Komu Futsal League 2010 se-Karesidenan Kediri.
22 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
DAPIL
USAI menerima laporan aspirasi para nelayan
Pantai Tawang, Kabupaten Pacitan, yang
disampaikan tim GARASI RAMADHAN
POHAN, Direktur Jenderal Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Aji Sularso segera membentuk tim
untuk menginvestigasi daerah pesisir Laut
Selatan Jawa itu.
‘’Kami akan mengirim tim investigasi dari
Jakarta dan berkolaborasi dengan mereka
(Pemerintah Provinsi Jatim),’’ kata Aji, ditemui
buletin GARASI di sela-sela pembukaan
pamer an ‘’Deep Indonesia’’, Jumat (12/3) di
Jakarta.
Menurut dia, kolaborasi tim dari Jakarta
dengan Pemprov Jatim tersebut sesuai
dengan UU 43 Tahun 2008 tentang Wilayah
Negara. UU ini menyatakan daerah 4 mil dari
bibir pantai merupakan wewenang pemda
setempat.
Tim investigasi Kementerian Kelautan dan
Perikanan ini akan dipimpin langsung Direktur
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya
Kelautan Ansori Zawawi. Sebagai tugas
pertama, tim ini akan datang ke Pantai
Tawang untuk mengecek kebenaran empat
kasus yang dilaporkan para nelayan setempat
melalui tim GARASI RAMADHAN POHAN.
“Mohon lalu lintas kapal pelayaran dari
Jakarta yang melewati Laut Selatan Pacitan ini
untuk ditertibkan,” kata Hartono.
Para nelayan Pacitan juga mengeluhkan
minimnya alat timbangan dan perahu jenis
slerek, yang biasa digunakan nelayan lokal.
Selama ini elayan setempat hanya
mengoperasikan perahu kecil jenis fiber
maupun daplangan, hingga tak mampu
bersaing dengan perahu-perahu besar
nelayan pendatang. Akibatnya rumpon-
rumpon di tengah laut umumnya lebih bisa
dinikmati para nelayan pendatang, bukan
nelayan lokal.
Menanggapi berbagai aspirasi para
nelayan itu, Ramadhan menyatakan akan
berkoordinasi dengan Departemen Kelautan
dan Perikanan (DKP) di Jakarta. ‘’Sebagian
besar wilayah Pacitan adalah pantai dan laut.
Tentunya keberadaan nelayan harus
mendapat perhatian sungguh-sungguh,’’
katanya.
Ketua paguyuban nelayan setempat,
Imam Haryono, mengatakan, jumlah nelayan
di Pacitan saat ini sekitar 3.000 orang. Jumlah
itu masih ditambah pedagang, industri rumah
tangga hasil laut, seperti usaha pembuatan
terasi, tahu tuna, dan sebagainya. Dari tahun
ke tahun retribusi dari ikan tangkapan
nelayan Pacitan juga meningkat signifikan,
bahkan menjadi salah satu andalan pundi-
pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Pacitan.
Kunjungan Ramadhan ke Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Tamperan, Pacitan, ini
mendapatkan sambutan antusias paguyuban
nelayan setempat. Acara dialog tak hanya
dihadiri puluhan orang pengurus kelompok
nelayan dari 7 kecamatan di Kabupaten
Pacitan, tetapi juga sejumlah nelayan andon
atau dari luar kota di Jawa Timur maupun
dari luar provinsi, seperti dari Makassar, Jawa
Tengah, dan Jawa Barat.
Pada akhir acara, Paguyuban Nelayan
Pacitan memberikan piagam penghargaan
kepada Ramadhan sebagai apresiasi atas
kepeduliannya pada nelayan pinggiran.
Keempat kasus itu adalah terjadinya
fenomena alam pendangkalan Teluk Sagara,
Pacitan; menyusutnya populasi penyu di tujuh
kecamatan di daerah Pantai Tawang;
meningkatnya jumlah kematian nelayan
akibat kecelakaan laut; serta maraknya
penangkapan ikan dan udang dengan racun
sianida oleh nelayan-nelayan pendatang
dalam lima tahun terakhir.
Empat kasus ini telah lama menjadi duri
dalam daging bagi komunitas nelayan di
Pantai Tawang, Pacitan. Fenomena
pendangkalan Teluk Sagara misalnya,
memaksa para nelayan melabuhkan perahu-
perahu mereka sekitar 1 km dari bibir pantai.
“Akibatnya, mereka harus bersusah payah
bolak-balik mengangkut hasil tangkapan dari
perahu ke darat,” kata Wiwit Rowi dari tim
GARASI Pacitan. Menurut Wiwit, fenomena
alam ini membuat para nelayan setempat
meminta pengerukan Teluk Sagara.
Para nelayan Pantai Tawang juga gelisah
akibat merosotnya populasi penyu kembang,
penyu blimbing, penyu kebo, dan penyu wedi
di daerah mereka. Penyu-penyu yang biasa
diburu saat nelayan tak bisa melaut ini laku
dijual Rp 250 ribu-300 ribu per ekor. Namun
menyusutnya populasi mereka membuat para
nelayan Pantai Tawang mulai tergerak ingin
membudidayakannya sambil tetap mematuhi
UU Perlindungan Penyu.
Para nelayan juga meminta KementErian
Kelautan dan Perikanan segera menindak
nelayan-nelayan pendatang yang menangkap
ikan dan udang dengan racun sianida.
Tindakan nelayan-nelayan pendatang itu
selama lima tahun terakhir ini telah
merugikan nelayan lokal karena merusak
habitat laut dan perlahan menyusutkan
populasi ikan dan udang.
Untuk keselamatan selama melaut, para
nelayan meminta Kementerian Kelautan dan
Perikanan mendirikan mercusuar dan meng-
hadirkan kapal patroli laut secara reguler di
Teluk Sagara. Ini karena menurut data Dinas
Per hubungan Pacitan pada 2009, sekalipun
jumlah kecelakaan laut di Pantai Tawang me-
nyusut, namun jumlah kematian akibat ke-
celakaan itu justru meningkat karena lamban-
nya penyelamatan korban.
Kementerian Perikanan dan Kelautan Segera Investigasi Pantai Tawang
lalu lintas pelayaran di Laut
Selatan Jawa meresahkan para nelayan di
Tamperan, Kabupaten Pacitan. Banyak
rumpon nelayan hancur tertabrak kapal-kapal
besar yang berlayar di Laut Selatan itu.
Demikian dikatakan Hartono, pengurus
Paguyuban Nelayan Pacitan, dalam dialog
komunitas nelayan Pacitan dengan
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI di
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tamperan,
Minggu (21/3).
Menurut Hartono, kapal-kapal besar yang
kerap menabrak dan merusak rumpon-
rumpon nelayan itu diduga berasal dari
Jakarta. Padahal rumpon sangat penting bagi
nelayan. Dari rumpon-rumpon itulah mereka
bisa memanen tuna selama musim ikan.
Selain itu, harga pembuatan rumpon juga
tidak murah, antara Rp 30 juta sampai Rp 60
juta per unit. Untuk pembuatan sebuah
rumpon, nelayan harus mengumpulkannya
lewat iuran dalam kelompok-kelompok. Satu
kelompok biasanya terdiri atas 15 kapal
nelayan.
Tugas pertama, tim ini akan datang ke Pantai Tawang untuk mengecek kebenaran empat kasus yang dilaporkan para nelayan setempat melalui tim GARASI RAMADHAN POHAN.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 23DAPIL
pertahanan keamanan wilayah
Kabupaten Pacitan, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, dan Trenggalek (Pawitan Golek)
cukup memprihatinkan. Meski rawan serbuan
negara asing dan menjadi persembunyian
teroris, Tentara Nasional Indonesia (TNI) di
sana justru terpaksa memakai satu senjata
beramai-ramai.
Komando Distrik Militer (Kodim) 0802
Ponorogo, misalnya, hanya punya 60 pucuk
senjata untuk 386 tentara. Sementara Kodim
0801 Pacitan harus puas berbagi 1 pucuk
senjata untuk tiap tiga tentara. Belum lagi
kondisi senjata-senjata itu yang
memprihatinkan.
Kunjungan tim GARASI RAMADHAN
POHAN ke Kodim-Kodim di Pawitan Golek,
pada 19-25 Maret 2010, menemukan
senjata-senjata TNI itu tak satu pun berumur
kurang dari 20 tahun. Umur uzur membuat
kondisi senjata-senjata itu tak maksimal.
Laporan Kodim 0805 Ngawi mendata 598
pucuk senjata milik mereka hanya bisa
berfungsi 35 persen saja.
‘’Ada yang jika ditembakkan, yang keluar
bukan amunisi tapi pelontar apinya,’’ kata
Ramadhan, Sabtu (20/3).
Ramadhan menyatakan miris melihat
kondisi ini. Karena selain terletak di pesisir
Pantai Selatan Jawa yang rawan serbuan
asing, geografi Pawitan Golek yang berbukit-
bukit juga membuat daerah ini cenderung
terpencil dan rawan menjadi persembunyian
teroris. Sepanjang 2009, salah satu
komandan Jamaah Islamiyah Asia Tenggara,
mendiang Noordin M Top, pernah diketahui
bersembunyi di empat dataran tinggi di
Kabupaten Ngawi, yakni di wilayah Sine,
Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal.
‘’Mereka melebur bersama masyarakat
setempat, bahkan biasa salat berjamaah. Saat
diketahui berada di sana, mereka baru kabur
ke Solo,’’ kata Komandan Kodim 0805 Ngawi
Letnan Kolonel Infanteri Dwi Darmadi dalam
dialog terbuka dengan Ramadhan, Kamis
(25/3).
Observasi tim GARASI menemukan bukan
hanya pasokan senjata yang terbatas. Amu nisi
juga terbatas, sehingga setiap latihan me-
nembak para prajurit terpaksa menghemat
dengan hanya menggunakan lima butir pe luru
per orang. Padahal layaknya setiap latih an
menembak per orang memerlukan 15 peluru.
Kondisi miris juga terlihat pada mobil-
mobil milik Kodim di Pawitan Golek. Dari lima
mobil milik Kodim Ponorogo misalnya, tak
satu pun yang berfungsi. Akibatnya Kodim itu
terpaksa menggunakan mobil pinjaman dari
pemerintah daerah setempat.
(kanan) didampingi Dandim 0801 Pacitan, Letkol Armed Muzahar, memeriksa kendaraan
pengangkut personel milik Kodim 0801 Pacitan yang sudah uzur dan tak layak pakai di Pacitan, 22 Maret 2010.
KUNJUNGAN tim GARASI RAMADHAN
POHAN ke Kodim 0801 Pacitan, Senin (22/3),
menemukan para personel mereka sangat
kekurangan rumah dinas. Personel mereka
kini berjumlah 262 orang dan PNS 20 orang.
Namun rumah yang tersedia hanya 11
buah. Rinciannya, 6 rumah untuk perwira dan
5 rumah untuk bintara. Semen tara fasilitas
barak untuk tamtama hanya me nampung 15
persen dari total prajurit di Kodim itu.
Minimnya jumlah rumah tentara
memaksa para tamtama untuk hidup di
rumah mertua. Namun tak semua prajurit
beristrikan penduduk asli Pacitan, sehingga
hingga tak semuanya bisa menikmati tinggal
di kota kelahiran Presiden SBY itu.
Akibatnya banyak prajurit yang harus
bolak-balik dari Pacitan ke rumah mertua
mereka di kota-kota sekitar seperti Blitar,
Ngawi, dan Madiun. Dari Senin hingga Jumat
para prajurit ini tinggal di Pacitan dan tidur di
barak atau di masjid milik Kodim 0801. Baru
pada akhir pekan mereka pulang ke rumah
mertua atau rumah sendiri di luar Pacitan
untuk bisa berkumpul keluarga.
Menumpang hidup pada mertua terpaksa
dilakukan karena hingga kini gaji tentara
masih rendah. Untuk tamtama tingkat
terendah menerima gaji Rp 1,3 juta dengan
uang lauk pauk yang sejak Januari 2010
untuk semua golongan meningkat menjadi
Rp 40 ribu per hari. Gaji ini membuat para
prajurit di Kodim 0801 harus mengutang ke
bank jika ingin menyekolahkan anak atau jika
ingin memiliki rumah sendiri.
‘’Bisa dibilang kalau di Kodim 0801 ini
prajurit yang belum tergadai itu hanya
Dandim (Komandan Kodim) dan Kasdim
(Kepala Staf Kodim),’’ kata Dandim 0801
Letkol Armed Muzahar saat dialog dengan
Ramadhan Pohan, Kamis (22/3).
Saat ini para tentara di Kodim Pacitan
mendapatkan fasilitas pinjaman bank
sejumlah maksimal Rp 70 juta untuk perwira
dan Rp 40 juta untuk prajurit. Pinjaman ini
diangsur 20 kali dengan memotong gaji tiap
bulan. Bank bersedia memberi pinjaman
dengan syarat tentara ini harus bergaji
minimal Rp 1,5 juta dan menjaminkan ke
negara surat berharga seperti surat nikah
atau surat keluarga.
Personel TNI di Pacitan Kekurangan Rumah Dinas
Pawitan Golek
24 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
DAPIL
nasib Guru
Tidak Tetap (GTT) masih menjadi salah satu
masalah utama dunia pendidikan di
Kabupaten Trenggalek. Setidaknya itu yang
terungkap dalam dialog Ramadhan Pohan
dari Komisi I DPR RI dengan warga dan
komunitas pendidikan di Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
Trenggalek, Selasa (23/3).
Dalam dialog itu Ketua Forum GTT
Kecamatan Kampak, Trenggalek, Suyadi
meminta tim GARASI RAMADHAN POHAN
membantu upaya turunnya Surat Keputusan
(SK) Bupati Trenggalek untuk mereka. SK ini
akan mengakui keberadaan para guru
honorer dan menjadikan mereka Calon Pe-
gawai Negeri Sipil (CPNS). Tanpa SK tersebut,
nasib para guru honorer akan terkatung-
katung tanpa standar gaji yang jelas.
‘’Namanya GTT, kami dibayar sesuai ke-
bijakan sekolahnya saja. Kalau ada, ya dibayar.
Kalau tidak, ya tidak dapat,’’ kata Suyadi
Umumnya para GTT di Trenggalek
menerima honor sekitar Rp 50 ribu-Rp 100
ribu per bulan. Di samping itu mereka juga
menerima bonus dari sekolah tempat mereka
bekerja sejumlah Rp 100 ribu per 3 bulan.
Bonus ini sering disebut uang sisa
‘’transportasi bus sekolah’’.
Menurut Suyadi, SK Bupati Trenggalek
akan membantu para GTT mendapatkan
sertifikasi guru layaknya guru tetap pegawai
negeri lainnya. Sertifikasi ini otomatis akan
memaksa adanya anggaran CPNS untuk para
GTT dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Trenggalek.
‘’Tolong agar para GTT didahulukan jadi
PNS Trenggalek karena dalam kasus
anggaran CPNS terakhir banyak terjadi politik
uang, sehingga nasib kami tak diperhatikan,’’
kata Suyadi.
Isu CPNS memang sensitif bagi warga
Trenggalek. APBD Trenggalek hanya Rp 600
miliar. Sebagian besar, yaitu Rp 400 miliar,
telah tersedot untuk gaji PNS. Sisanya Rp 200
miliar masih harus dibagi lagi Rp 50 miliar
untuk CPNS. Sedangkan sisa Rp 150 miliar
untuk pembangunan.
‘’Isu CPNS ini jadi sensitif karena APBD
Trenggalek sangat terbatas, tapi kenapa
masih harus membayar PNS sebesar itu
sehingga hanya sedikit yang bisa digunakan
untuk pembangunan,’’ kata Anggota Panitia
Anggaran DPRD Trenggalek, Mugianto,
kepada buletin GARASI, Senin (22/3).
dialog bersama Ramadhan Pohan
dari Komisi I DPR RI, Kamis (25/3), para
perwakilan guru Taman Kanak-kanak (TK)
di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur,
mengeluh tidak mendapatkan dana
Bantuan Operasi onal Sekolah (BOS).
Padahal Ke menteri an Pendidikan Nasional
telah resmi menempat kan status TK setara
dengan lembaga pen didik an Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan
Sekolah Menengah Atas.
‘’Secara status, kedudukan TK memang
setara dengan lembaga pendidikan lain nya.
Tapi kenapa di anggaran kami kok di beda-
kan, sehingga tak mendapat BOS,’’ ka ta
Sumarno, perwakilan guru TK di Ngawi.
Akibatnya, menurut Sumarno, kualitas
pendidikan TK di Kabupaten Ngawi cukup
rendah meski, seiring kemajuan ekonomi,
kian banyak orangtua –khususnya di Kota
Ngawi– mulai sadar pentingnya pendidikan
prasekolah. Hal ini sejalan dengan UU No.
23 Tahun 2002 tentang Pendidikan
Nasional, yang menyatakan pendidikan
prasekolah hingga umur 6 tahun penting
untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak
memasuki pendidikan lebih lanjut. Secara
teori, usia 3-5 tahun dianggap sebagai
puncaknya perkembangan otak anak.
‘’Tapi karena finansialnya terbatas, jadi
kualitas pendidikan TK di sini, ya begini-
begini saja,’’ kata Sumarno.
Ramadhan menyatakan menampung
dan menyalurkan keluhan guru-guru TK di
Ngawi ini. Untuk itu, dia meminta Sumarno
dan kawan-kawan menyerahkan data
lengkap bersama laporan keluhan ini
kepada Setyo Utomo, staf penghubung tim
Gardu Aspirasi (GARASI) RAMADHAN
POHAN di Ngawi.
TK di Ngawi Mengeluh Tak Terima BOS
PARA santri Ponorogo meminta pesantren
juga diakui sebagai lembaga pendidikan
formal. Dengan demikian mereka bisa berada
di bawah pembinaan langsung Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan ikut
mendapatkan alokasi dana pendidikan 20
persen dari APBN.
‘’Kami minta agar para anggota DPR RI
bisa menempatkan kami tidak lagi sebagai
lembaga pendidikan nonformal, tapi sebagai
lembaga pendidikan formal. Bagaimanapun
kegiatan kami sehari-hari sangat erat kaitan-
nya dengan pendidikan,” kata Sugeng Al Wa-
hid, Pembina dan Penasihat Koordinator Ke-
camatan Taman Pendidikan Quran (TPQ)
Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan
Kota Ponorogo, dalam dialog bersama Rama-
dhan Pohan dari Komisi I DPR RI, Jumat (19/3).
Pesantren telah mengakar di Jawa Timur
sejak Islam masuk wilayah ini pada abad ke-
14 Masehi. Pesantren-pesantren umumnya
memiliki jumlah santri yang banyak. Misalnya,
pesantren tingkat kecamatan seperti TPQ
Ma’arif Nahdlatul Ulama Kecamatan Kota
Ponorogo, memiliki santri tak kurang dari 10
ribu orang dan kelompok ibu-ibu anggota
Jamaah Pengajian Yasin sekitar 120 orang.
Karena kurikulum pesantren yang con-
dong agamais, pemerintah menempatkan
lembaga pendidikan ini di bawah Kementeri an
Aga ma, bukan Kemen diknas. Maka saat Pe-
me rintahan SBY menempatkan pen didikan
sebagai salah satu program prioritas dalam
APBN 2010, para santri tak bisa me nikmati 20
persen alokasi dana pendidikan nasional.
Lulusan nya pun tak bisa mem peroleh ijazah
layaknya sekolah umum dan kejuruan.
‘’Kalaupun tetap tak bisa dijadikan lem-
baga pendidikan formal secara nasional, pa-
ling tidak kami berharap TPQ tetap bisa di per-
hatikan dan menjadi program unggulan dari
Pemda dan Pemkab,’’ kata Irhaini, Anggota
Majelis TPQ Ma’arif.
Ramadhan menyatakan berusaha me-
nyalur kan aspirasi para santri Ponorogo ini.
Namun dia juga meminta para santri terus
aktif melakukan berbagai kegiatan stimulus
program pendidikan, seperti lomba baca Al
Quran untuk anak-anak, pelatihan untuk para
ustadz dan ustadzah, dan sejenisnya untuk
menarik perhatian pemerintah pusat.
Tim GARASI RAMADHAN POHAN akan
menyelenggarakan lomba serupa di Pono-
rogo sebelum bulan puasa tahun ini.
Santri Ponorogo Inginkan Pengakuan Kemendiknas
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 25DAPIL
Facebooker Reog Ponorogo
kini berjuang agar lembaga pendidikan dan
budaya dunia, UNESCO, mengakui Reog
Ponorogo sebagai salah satu warisan budaya
Indonesia. Lewat situs jejaring facebook,
komunitas ini telah mengumpulkan 12 ribu
suara sebagai pendukung Gerakan Reog
Indonesia ini.
‘’Maksud kami agar nanti UNESCO bisa
mengakui reog sebagai warisan budaya
Indonesia sama halnya seperti batik,’’ kata
Andri Priyo, salah satu penggerak Komunitas
Facebooker Reog Ponorogo dalam dialog
bersama Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR
RI di Ponorogo, Sabtu (20/3).
Tahun lalu UNESCO telah mengakui batik
sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Bahkan pemerintah menetapkan 2 Oktober
sebagai hari batik nasional. Pengakuan
UNESCO itu sangat penting setelah beberapa
kali Malaysia menampilkan produk-produk
budaya Indonesia seperti batik, wayang, dan
reog dalam iklan pariwisata mereka,
Klaim Malaysia ini pula yang menggugah
Komunitas Facebooker Reog Ponorogo. Andri
pun menyatakan sengaja menamai gerakan
mereka di dunia maya ini sebagai ‘’Gerakan
Dukung Reog Ponorogo Sebagai Salah Satu
Keajaiban Dunia’’. Maksudnya sederhana,
semata untuk menarik semakin banyak
perhatian publik.
‘’Karena selama ini upaya kami minta
dukungan ke Pemerintah Kabupaten
Ponorogo sepertinya belum juga dapat
perhatian,’’ kata Andri.
Facebooker
chikungunya masih menghantui warga Trenggalek. Saat tim
GARASI RAMAHAN POHAN mengunjungi kabupaten ini, Selasa (23/3),
beberapa warga masih terjangkit demam tinggi dan beberapa lainnya
terlihat pucat karena baru saja sembuh dari wabah virus chikungunya
itu.
‘’Ibu, istri, dan anak saya baru sembuh dari demam chikungunya
selama dua minggu. Sekarang giliran bapak saya yang mulai terkena
demamnya,’’ kata Muhamad Ikhwan (39 tahun), salah seorang warga
di Desa Linggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.
Pertengahan Maret 2010, ibu kandung Ikhwan, Raminah, terserang
demam tinggi dan kejang. Dokter klinik di Desa Linggis mendiagnosa
Raminah terjangkit wabah chikungunya dan harus mendapatkan
suntikan antibiotik sebanyak tiga kali. Tak lama, istri dan anak kandung
Ikhwan ikut menunjukkan gejala yang sama. Setelah ketiganya
membaik, dua minggu kemudian giliran ayah kandung Ikhwan, Jumani
(60 tahun), mulai menunjukkan gejala terserang chikungunya.
Ikhwan menyatakan tidak kaget saat gejala demam chikungunya
ini menjangkiti keluarganya. Pasalnya tetangga-tetangga mereka
sebelumnya mengalami nasib serupa. Namun Ikhwan menyatakan
hingga kini belum ada tindakan pengasapan nyamuk atau upaya
pencegahan wabah chikungunya dari Dinas Kesehatan Trenggalek di
desa mereka.
Chikungunya mulai mewabah di Trenggalek sejak November 2009
dengan merebaknya 102 kasus di empat kecamatan endemi. Empat
kecamatan itu adalah Kecamatan Dongko, Kecamatan Suruh, Kecamat-
an Nglebo, dan Kecamatan Watulimo. Sejak itu jumlah penderita
demam chikungunya meningkat dari bulan ke bulan. Pada Desember
2009, jumlah penderita sudah mencapai lebih dari 1.000 orang.
Kasus serupa terulang lagi pada 2010. Hanya dalam seminggu
awal Januari 2010, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti ini telah memakan korban 522 kasus.
SAAT para petani sapi perah lain kewalahan memasarkan susu sapi
mereka, Koperasi Susu Sumber Rejeki di Pudak, Ponorogo, Jawa
Timur, justru kewalahan memenuhi permintaan pasar. Koperasi
tersebut memerlukan tambahan 200 ekor sapi sepanjang tahun ini
sekadar demi memenuhi permintaan pelanggan mereka.
‘’Target kami pada akhir 2010 produksi susu sudah mencapai
3.000 liter per hari agar memenuhi permintaan pasar,” kata Ketua
Koperasi Susu Sumber Rejeki, Soeradji, dalam dialog bersama
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI, Sabtu (20/3).
Koperasi yang berdiri sejak 2007 ini merupakan salah satu kisah
sukses dari Ponorogo. Hanya bermodal 45 sapi, produksi susu Koperasi
Sum ber Rejeki sempat tersendat 200 liter per hari. Peruntungan kope-
rasi ini mulai berubah pada Maret 2008 saat mereka meng gandeng
perusahaan makanan dan minuman Nestle sebagai mitra kerja.
Sejak itu produksi terus meningkat seiring peningkatan populasi
sapi perah. Pada 2008 produksi susu Koperasi Sumber Rejeki naik
menjadi 750 liter per hari dan pada 2009 menjadi 1.500 liter per hari,
sekalipun perusahaan Nestle hanya menarget produksi 800 liter per
hari pada akhir 2009.
Keberhasilan koperasi ini membuat Nestle kini menaikkan target
mereka. Pada 2010 Koperasi Susu Sumber Rejeki harus bisa
menghasilkan susu menjadi 3.000 liter per hari dan 5.000 liter per hari
pada 2011.
Untuk memenuhi permintaan pelanggan inilah Koperasi Sumber
Rejeki, lewat bantuan tim GARASI RAMADHAN POHAN, mengajukan
proposal ke Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Selain itu, Soeradji menyatakan koperasi ini juga telah menjalin
kerja sama dengan para peternak sapi di Tulungagung. Caranya, 40
ekor sapi perah dititipkan di peternakan Koperasi Sumber Rejeki untuk
dipelihara. Hasil produksi susu sapi-sapi ini lalu dibagi rata 50:50.
Chikungunya Masih Menghantui Trenggalek
Koperasi Susu Pudak Kewalahan Penuhi Permintaan
UNTUK mempererat
komunikasi dengan
konstituen sekaligus
menampung aspirasi
mereka, tim GARASI
RAMADHAN POHAN
menggelar dialog dengan
komunitas pers dan
facebookers di Kantor
GARASI Ponorogo,
20 Maret 2010.
26 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
PEMBACA
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
yang terhormat,
Anda telah berkali-kali turun ke Dapil
VII, termasuk Trenggalek, untuk
menyerap aspirasi rakyat yang nota
bene telah Anda wakili.
Dari berbagai aspirasi yang telah
Anda serap selama ini, saya ingin
menanyakan mana yang telah berhasil
Anda perjuangkan menjadi sebuah
kebijakan dan sejauh mana peran Anda
telah mendorong untuk
mengimplementasikan kebijakan
tersebut?
Selama ini Anda tidak pernah berani
melawan kebijakan Partai Demokrat,
bahkan sangat getol dan mati-matian
membelanya, terhadap kasus Bank
Century meskipun anak SD pun tahu
bahwa bailout terhadap Bank Century
adalah bertentangan dengan akal sehat
dan hati nurani yang paling dalam.
Mohon didengar, diperhatikan, dan
ditindaklanjuti.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Ramadhan Menjawab:
Mas Suripto, terima kasih atas
masukan dan kritik membangun Anda.
Saya sudah berusaha semampunya untuk
menyerap aspirasi rakyat Trenggalek
dengan turun langsung ke sana setiap
masa reses DPR dan menempatkan
seorang staf penghubung GARASI di
Trenggalek. Alhamdulillah, tim GARASI
bersama Ketua Komisi III DPRD
Trenggalek Mugianto pada Maret lalu
berhasil mendapatkan anggaran DIPA
sebesar Rp 60 miliar bagi warga
Trenggalek.
Selain sebagai wakil rakyat yang akan
berusaha sekuat tenaga saya pegang dan
jalankan amanahnya, saya juga anggota
Partai Demokrat dan akan patuh pada
garis kebijakan partai tanpa harus
membohongi nurani.
Untuk kasus Century, saya sepakat
kebijakan pemerintah sudah tepat,
karena krisis Century saat itu dapat
berdampak sistemik pada sistem
perbankan nasional. Jika pemerintah
tidak mem-bailout, dikhawatirkan
penutupan Bank Century akan
menimbulkan rush pasar. Kebijakan
bailout ini terbukti tepat. Saat negara
adidaya ekonomi seperti Amerika ambruk
karena krisis global, Indonesia justru
hanya mengalami sedikit imbas yang
bahkan hampir tak terasa di sektor riil.
Wassalam.
RINGKAS padat. Kalau Bapak orang Islam,
perkenankan saya menyarankan untuk
menghentikan tuntutan kepada (George
Junus) Aditjondro, maafkan dia. Kecuali
kalau Bapak memang bukan Islam. Kalau
Bapak sudah tua seperti saya, Bapak pasti
akan menyesal, menang otot-ototan seperti
itu. Lebih baik mohon pahala dari Allah.
Semua akan rugi-rugi:
1) Bapak rugi waktu dan balasan dari Allah.
2) Aditjondro juga rugi macam-macam.
3) Rakyat rugi karena waktu Bapak untuk
rakyat dikorupsi dan lain-lain (cuma
dapat berita sampah), juga semua mata
rantainya (waktu dan uang negara)
untuk membayari polisi sampai dengan
hakim dan seterusnya.
4) Kalau niatnya tidak baik (mendidik) pasti
berbalas fatal dalam bentuk aneka
macam. Kalau niatnya mendidik, lebih
baik salaman lagi dengannya (meskipun
Anda anggap ‘musuh’. Hindari rasa puas
sesaat yang sebenarnya bom waktu).
Maaf kalau tidak berkenan. Ini sebagai
ungkapan rasa kasihan kepada Bapak. Kalau
dapat menelepon Mario Teguh atau Mama
Dedeh, Ustadz Mansur dan banyak lainnya,
biar dapat pencerahan baru. Jenderal
bintang 5 Soeharto yang sangat besar saja
jatuh, apalagi yang berskala di bawahnya.
Dekatlah kepada Allah, itu salah satu ujian
Allah.
Wassalam.
Ramadhan Menjawab:
Prof. Otto, terima kasih untuk
masukannya. Saya akan mencoba menjawab
dengan ringkas dan padat pula. Sebagai
orang Islam, saya pasti akan memaafkan
George Junus Aditjondro. Sayangnya, hingga
sekarang Aditjondro belum pernah datang
untuk minta maaf ke saya.
Untuk kasus hukum soal insiden itu,
laporan saya sudah ditanggapi pihak
Kepolisian dan Aditjondro telah ditetapkan
sebagai tersangka. Jadi saya sudah tak bisa
berbuat apa-apa lagi dan sepenuhnya
menyerahkan kasus ini pada pihak hukum.
Alhamdulillah, saya bersyukur hingga detik
ini tidak pernah melakukan campur tangan
apa pun ke dalam proses hukum itu.
Berminat menyampaikan surat pembaca untuk redaksi GARASI atau untuk ditujukan
langsung kepada Ramadhan Pohan, silakan kirim ke alamat redaksi yang tertera di
halaman 2 atau via surat elektronik (e-mail) ke [email protected]. Bisa pula
menuliskannya di ‘’Gardu Aspirasi’’ di www.ramadhanpohan.com. Redaksi berhak
mengedit surat-surat yang masuk tanpa mengurangi maknanya.
Maafkan Aditjondro
dengar info TVRI mau dibubarkan.
Seharusnya direvitalisasi, baik karyawannya,
manajemennya, dan peralatannya. Kalau
perlu buat anak perusahaan yang bisa
melebihi TV swasta sekarang dan bisa dapat
penghasilan sponsor dari itu untuk subsidi
silang TVRI.
Ramadhan Menjawab:
Terima kasih untuk masukan Anda. Saat
Demi Kinerja TVRIini Panitia Kerja TVRI Komisi I DPR RI
berusaha memperbaiki manajemen TVRI.
Pembubaran TVRI sampai saat ini hanya
wacana dan itu pun karena ada usulan dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika
untuk menggabungkan TVRI dan RRI.
Dalam upaya perbaikan manajemen TVRI
ini kami akan memerlukan banyak saran dan
masukan dari publik. Karena itu, saya mohon
bantuan Anda untuk terus ikut
mengawalnya.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 27RAKYAT
KINERJA kementerian se karang ini, kalau
saya lihat, be lum ada yang benar-benar
mencolok untuk di apresiasi ka rena lebih
banyak kasus Century yang kelihatan.
Sekalinya ada yang kelihatan, sifatnya
kon tra, misalnya kawin sirih lah, rokok
haram lah. Bukan nya diper debatkan terus,
tetapi se harus nya kan dicari bagaimana
menyelesaikan permasalahan itu.
Pokoknya, harapan saya atas
pemerintahan SBY ini tetap aman seperti
sekarang, dari terorisme, mem berantas
korupsi lebih serius lagi, mem buka
lapangan pe kerja an yang lebih luas. Pajak
ju ga harus diperhatikan, jangan sampai
yang
breprestasi, bagi saya, adalah
Kementerian Komunikasi dan
Informatika. Salah satu program
Bapak Tifatul Sembiring, di mana
sektor ICT (Information and
Communication Technology)
diarahkan untuk mewujudkan
masyarakat yang
informatif dengan
mengimplementasikan teknologi
yang merakyat.
Tapi, di lain pihak, harus diakui masih
lemahnya informasi edukatif dari media
ada yang melanggar.
Wiraswasta, Jakarta
komunikasi. Salah satunya adalah
program televisi yang tidak
mendidik dengan menayangkan
tontonan-tontonan yang fiktif,
cenderung lebih ke arah
pembodohan publik yang pada
akhirnya akan berdampak
pada pola pikir penonton,
terutama pada anak-anak.
Pegawai Swasta, Jakarta
ndak
mau bicara
macam-
macam
lagi. Kami
ndak mau
ngomong
soal Century,
soal kinerja.
Kami hanya
mau ngomong
soal paceklik
ikan,
ngomongin
masalah-masalah
yang ada di kami, wong cilik
(orang kecil) ini.
Ya, namanya wong cilik, ya kami
manut wae (ikut saja). Kalau ada
masalah lobster di Pacitan, yang
tadinya masyarakat sini sudah sepakat
lobster buat ditangkap dengan cara
menyelam tradisional. Eh, tahu ne
wong se-Pacitan datang semua ngeduk
sak dalem-dalem ne (diambil habis
sedalam-dalamnya).
Ya sudahlah, itu biasa buat kami.
Kalau nelayan-nelayan kecil ndak dapet
ikan di tengah laut, ya itu biasalah.
Wajar sajalah. Wong kalo ikan yang di
tengah sudah dikeduk sama kapal-
kapal besar, ya pasti yang dipinggir
ndak kebagian. Ya itulah masalah kami
ini.
Ketua Paguyuban Nelayan Pacitan,
Tamperan
kom
pro
me
ton
ce
pe
a
p
g
alah
Ngomong Paceklik Ikan Saja
Capek Berpolitik Terus
Urusin Program TV yang Tak Mendidik
Atas Nama Rakyat, Kapan Ketemu Rakyat?RASANE ndredek kalo wong cilik duduk
cedhak karo wong gede, ngomong deket
wong gede (rasanya deg-degan kalau orang
kecil duduk berjejer dengan orang besar,
berbicara dekat orang besar), ngomong
terus terang apa masalah kami.
Tapi terus terang, itu di televisi saya lihat
pejabat-pejabat itu sering mengatasnamakan
rakyat. Tapi maaf, kapan mereka ketemu
rakyatnya? Baru kali ini saja ketemu DPR,
ketemu Pak (Ramadhan) Pohan.
Selama SBY memimpin ini kenapa selalu
yang jelek-jelek wae yang ditayangin di TV?
Ya jangan begitu. Kami selama dipimpin SBY
merasa perekonomian sedikit membaik. Jadi
kalo ditayangin jangan kinerja yang jelek-
jelek wae.
Dari wong-wong gede (menteri dan
pejabat, Red.) kami ndak minta macam-
macam. Kami mohon difasilitasi satu
timbangan dan kotak-kotak putih buat
bakulan ikan. Kami tahu ini ndak mahal,
hanya Rp 30 ribu-Rp 50 ribu per satuannya.
Nelayan Komunitas Bakul Ikan Keliling,
Tamperan, Pacitan
Hiruk-pikuk kasus Bank Century di DPR mulai reda.Kini saatnya pemerintah bisa lebih fokus bekerja demi rakyat.
Namun, bagaimana pendapat rakyat tentang kinerja kementerian-kementerian di Kabinet Indonesia Bersatu II?
Bagaimana pula harapan dan persoalan riil mereka saat ini? Berikut pendapat warga masyarakat, seperti apa adanya yang
mencerminkan suara batin dan kemampuannya mencerna pelbagai hal,kepada buletin GARASI:
28 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
PRESTASI tak selalu berarti menyabet
juara di berbagai lomba. Prestasi bisa juga
berarti melakukan sesuatu bagi rakyat.
Bagi Mugianto, prestasi itu pun berarti
menanggalkan ‘’baju pejabatnya’’, berpayah-
payah naik bus ke Jakarta dengan hanya
berbekal proposal, demi menemui para
pejabat tingkat pusat.
‘’Kenapa saya mau melakukannya?
Karena memang itu pekerjaan saya,’’ kata
Mugianto.
Dia adalah Ketua Komisi III (Bidang
Pembangunan) di DPRD Trenggalek.
Namun kedudukannya sebagai wakil rakyat
justru membuat pria 37 tahun ini lebih
menyadari tanggung jawabnya kepada
rakyat Trenggalek. Sebuah tanggung
jawab membangun Trenggalek, tetapi kini
dihadapkan pada kendala keterbatasan dana.
Untuk diketahui, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Trenggalek tidak
besar, hanya berkisar Rp 600 miliar untuk
membiayai pembangunan wilayah seluas
1.300 km persegi yang berpenduduk sekitar
680 ribu jiwa.
Dari total APBD senilai Rp 600 miliar
tersebut, sebagian besar yaitu Rp 400 miliar
CERMIN
Ayo Mbangun Desodidukung semua komponen yang terkait.
Pertama, pengkajian secara mendalam
sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh
masyarakat setempat. Kedua, desa akan sulit
ber kembang atau maju bilamana tidak ada
pasar untuk produk yang dihasilkannya.
Kondisi demografis juga merupakan faktor
penting yang dapat menentukan kemungkin-
an maju tidaknya sebuah desa. Biasanya
sebuah desa akan didominasi oleh kalangan
tua dan anak-anak sekolah dengan kondisi
masih minimnya pendidikan serta penguasaan
lahan per kapita yang sangat rendah.
Dari sekian aspek tersebut, dampak yang
paling menentukan adalah faktor kualitas
atau mutu sumber daya manusia untuk me-
nguasai teknologi, keuletan berusaha,
mengembangkan diri, bekerja sama, sikap
atau motivasi hidup, pola pikir maju, karakter
ke wira usahaan, dan kesiapan menghadapi
persaingan.
Demikianlah. Secara keseluruhan faktor-
faktor itu akan menjadi mo dal bagi
perkembangan desa-desa menuju ke arah
kesejahteraan rakyat.
Irfan [email protected]
kembali sebagai basis pembangunan daerah
dengan menempatkan sektor-sektor primer
lokal seperti pertanian, peternakan,
perikanan, dan lain-lain sebagai mata
pencaharian mayoritas rakyat kita. Dengan
sendirinya, orang akan tetap merasa nyaman
tinggal atau kembali ke desanya.
Untuk wilayah Pawitan Golek, ada
beberapa desa atau daerah yang mampu di-
kembangkan sebagai sentra-sentra produktif.
Misalnya sapi perah dan minyak atsiri di
Ponorogo, kulit dan bambu di Magetan,
pertanian di Ngawi, serta ketela di
Trenggalek.
Upaya membangun desa ini diharapkan
mampu mendorong terserapnya produksi
lokal oleh pasar lokal sekaligus juga ke
depannya mendorong kapasitas masyarakat
lokal untuk mengembangkan basis ekonomi
sekunder. Dampaknya adalah, penguatan
ekonomi lokal yang didukung oleh
masyarakat lokal.
Untuk membangun desa sebagai basis
pembangunan daerah, ada beberapa hal
yang perlu disiapkan oleh Pemda dengan
BEBERAPA waktu belakangan, desa menjadi
ikon dalam wacana politik lokal dan nasional.
Paguyuban kepala desa se-Indonesia
menuntut alokasi dana APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) untuk desa,
yang lebih besar.
Beberapa proses pilkada (pemilihan umum
kepala daerah) juga mengusung tema
‘’mbangun deso”, termasuk kebijakan
beberapa Pemda (pemerintah daerah) dengan
program-program pro-desa. Ten tu nya kita
berharap desa tidak hanya populer pada
ranah politik semata.
Dalam kesempatan berdialog dengan
birokrat di lingkungan Pemda (Pemerintah
Daerah) di wilayah Pawitan Golek (Pacitan,
Ngawi, Magetan, Ponorogo, Trenggalek),
dijelaskan salah satu penyebab lambannya
percepatan pembangunan daerah adalah
enggannya kalangan terdidik pulang
kampung sekalipun itu sarjana pertanian.
Karena itu, kita perlu menempatkan desa
justru dialokasikan untuk membayar Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Sementara sisanya, Rp 200
miliar, masih harus dipotong lagi Rp 50 miliar
untuk membayar Calon PNS.
‘’Ini berarti Trenggalek hanya punya
Rp 150 miliar buat pembangunan selama
setahun,’’ kata Mugianto, tersenyum kecut.
Mantan aktivis lembaga pengawas dana
pembangunan ini meng aku sempat kecewa
saat mulai duduk sebagai anggota DPRD
Trenggalek pada akhir tahun lalu. Mugianto
terkaget-kaget saat me nyadari bagaimana
pos-pos anggaran Trenggalek seringkali tidak
ditentukan oleh kepentingan pembangunan,
namun oleh kepentingan politis. ‘’Kenyataan
jadi tak sesuai angan-angan saya. Kenapa
DPRD tidak bisa membuat anggaran yang
benar-benar berpihak pada rakyat?’’
Untuk itu, pada Desember 2009 lalu
Mugianto rela merogoh kocek pribadi naik
bus ke Jakarta untuk memperjuangkan
proposal demi tambahan dana dari anggaran
kementerian untuk pembangunan daerah
dan pendidikan di Trenggalek.
Setiba di Jakarta, Mugianto bertemu
Rama dhan Pohan da ri Komisi I DPR RI.
Bersama Ramadhan, salah satu hasil
perjuangan
Mugianto adalah
bisa bertemu staf
khusus Menteri
Pendidikan
Nasional guna
menyerahkan
proposal untuk
kepentingan
pendidikan di Trenggalek, serta pejabat lain
yang terkait.
Perjuangan Mugianto pun mulai
menampakkan hasil. Pada akhir Maret lalu
pemerintah pusat menyetujui Daftar Isian Pe-
laksana an Anggaran (DIPA) untuk Trenggalek
senilai Rp 60 miliar. Dana itu akan dialokasikan
sepenuhnya untuk pem bangun an Trenggalek.
Rinciannya, Rp 40 miliar untuk anggaran Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga serta Rp 20
miliar sisanya untuk pembangunan pengairan
dan pemasangan pipa.
Namun perjuangan Mugianto belum
purna. Bapak dua anak ini masih berjuang
mendapatkan anggaran dana kementerian
un tuk penanggulangan bencana alam, dana
perbaikan kantor Dinas Pekerjaan Umum
Trenggalek, serta dana program peningkatan
kualitas lembaga pendidikan di kabupaten ini.
Semuanya demi Trenggalek.
Mugianto, Perjuangan Rp 60 Miliar
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 29
(center) and his team were on a boat during his recent visit to see constituents in Pacitan Regency, East Java.
TEAM
As a people’s representative, a
parliament member of DPR has
responsibilities upon his or her
constituents. But how to manage the team so
all the people’s aspirations, from electoral
district up to Jakarta, can be handled?
Since his election as a parliament
member, first of all Ramadhan Pohan teamed
up a so-called Gardu Aspirasi (GARASI)
RAMADHAN POHAN. The GARASI team
became a place where his constituents go
whenever they have aspirations need to be
said. The team managed and financially
supported by Ramadhan personally, so during
his time in parliament he will not stay apart
from his constituents.
To build the proximity with constituents,
GARASI team opened a central office in
Ponorogo. The office manages other 5
regencies of East Java, which we used to call
as Pawitan Golek (an acronym from syllables
of Ponorogo, Ngawi, Magetan, Trenggalek
and Pacitan). The Ponorogo office has 3
staffs. For other 4 regencies, each has a
liaison officer.
The offices are managed by a constituent
manager. He is responsible for all
constituents’ matters and bridging the
distance between Ramadhan Pohan, GARASI
Jakarta team and their partners with people
in the districts.
To support technical and strategic aspects
of GARASI team in the district, GARASI has an
expert staff. He is responsible to support all
activities and programs of GARASI. His job is
basically supported by liaisons officers in the
districts.
The Ponorogo team has several work
programs, which started with covering local’s
aspirations. The process continues with
distributing the aspirations, monitoring the
ongoing process of handling the aspirations
up to socializing to the people how the
aspirations have been handled in central
Pawitan Golekgovernment level.
Meanwhile, Ponorogo team also needs to
socialize the Ramadhan Pohan’s GARASI well
being among the people, as well as what
Ramadhan has done in Jakarta. The
socializing is necessary so the people will
understand and later on able to share their
aspirations or problems in more specific
ways.
Basically, it’s all been done for the sake of
Ramadhan’s accountability and transparency
as a DPR’s member. The Ponorogo team will
facilitate Pohan meeting with the people at
least once every three months, on occasional
visits or as on special visit of Commission 1
DPR visit to the electoral districts.
With this management and work
programs, the GARASI team in the district is
trying to be solid with GARASI team in
Jakarta. We do it so the people’s aspiration
can flow from Pawitan Golek to Jakarta.
30 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010
CORNER
Forest Eleven or F-11 can be a way for
Indonesia to seek more impact on
global community. It began as an
initiative from President Susilo Bambang
Yudhoyono in the High Level Event on
Climate Change in New York two years ago,
as a forum of the owners of half the
rainforest of the world.
And seeing the importance of rainforest
in global world nowaday, parliament member
Ramadhan Pohan said starting a diplomatic
group such as F-11 can and will give
Indonesia more impact in the global world.
“With concern on global warming rising
in the world, I think a coalition of rainforest
nations will have a great impact, and
Indonesia as the initiator will have more
chance to contribute in the global
community,” Ramadhan said.
The aim of this forum is to build an
enhanced cooperation and partnership in
every level in achieving sustainable forest
management (SFM). The cooperation and
partnership is an effort to overcome
deforestation and to develop forest and
biodiversity conservation through the
coalition of 11 countries, which own the
world’s largest tropical rainforest.
The coalition number is getting bigger and
bigger. In the Governing Council/Global
Ministerial Environment Forum of the United
Nations Environment Program (UNEP) last
February 2010, F-11 states welcomed three
new member countries; Guatemala, Guyana
and Suriname. With three new members, the
F-11 stand in the international forum is
stronger, not in a way that would corner or
point fingers to the developed countries, but
more towards a well aware society on the
importance of forest in combating the
increase of the greenhouse gasses production.
In this forum, they also reached an
agreement, Joint Statement Tropical
Rainforest Countries’ Leaders, which stated
in Indonesia. According to parliament member Ramadhan Pohan, starting a diplomatic group such as F-11 can and will give Indonesia more impact in the global world.
that they would put forward a commitment
to prioritize SFM to support the sustainable
economic growth and development, to
reduce poverty and also to help the global
effort in combating the bad impact of climate
change.
Also they agreed on several joint
programs. Brazil, for example, offered to
have a satellite imaging technology to
monitor the forest area. While President
Susilo Bambang Yudhoyono offered
cooperation to empower the forest
community in order to combat climate
change. Also he, in his speech, was
reminding the global community on the
importance of green economy.
Green economy is a way to combine or
balance environment conservation and
development. And through this green
economy, Indonesian rainforests will present
more impact to the world.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/APRIL 2010 31 LEISURE
Visiting Pacitan would not be complete
if having no spare time to see the
traditional Javanese home (joglo)
wherein Indonesian President Susilo Bambang
Yudhoyono spent his childhood to teenage
time. The house is about 20 meters from
Pacitan City’s bus station.
The house’s overall building still looks
solid even though it is obvious that it has
aged. The common misconception is the
house belongs to his parents, but the truth is
that it was his parents’ elder sister, Mrs.
Watini.
SBY was living with Bude Watini since his
father, the late R. Soekotjo, who was in the
military, moved a lot. After graduating from
high school, SBY join the military and moved
out of the house.
Stepping into the house felt like you
traveled back through time and visited the
60s. The furniture was still old style, the
ceramic floor and the roof are a bit dull but
well maintained. Teak, which is used as the
main material in building this house, made
the house stand the test of time; the walls
and the beams are all made from teak.
The house consists of three main parts,
the living room, family room and the kitchen.
Now, SBY’s family transforms the living room
into such a photo gallery. The exhibition is
mainly about SBY’s different roles as a
person, as the head of the family and as a
leader of a country. You could find SBY poses
with the First Lady, his children, and his
daughter-in-law and with his granddaughter.
Also, there are pictures of SBY posed with
many world leaders. Or you could travel back
in time, and enjoy pictures of SBY’s youth.
You could also experience how it feels to
sleep in SBY’s childhood room. It was a
simple and small room, with one single bed
and one small nightstand.
So, if you want to know more about our
president’s childhood, visit Pacitan and do
not forget to see his childhood house. Not
only you could revisit the 60s era, you could
spend your time walking around Pacitan and
feel an amazing comforting ambience.
of President SBY's childhood home has been transformed into such a photo gallery.
IT was very tiring. We just finished a busy day in Pacitan, one of area in
Ramadhan Pohan’s Electoral District in East Java Province. We left for
Trenggalek around 6 pm with the ride of winding roads, going up then
down the hill, passing some creepy turns and drove into a thick fog.
The road trip left our stomachs rumbling, screaming for some food.
It took 2,5 hours from Pacitan to Trenggalek. We stopped at a fruit
stall, to buy snack to tame our stomachs. While munching our snacks,
we tried to decide where to eat, and we decided to go to a Nasi Lodho
Kiosk, not far from there. It was around 9 pm when we got to the
kiosk, and we couldn’t wait to taste the food that the locals have raved
about. And Nasi Lodho happens to be one worthy dish to try. The
flavor is rich and savory, which makes you wanting for some more.
Lodho Chicken and Rice is a traditional delicacy, originally from
Tulungagung, but it is also very popular in Trenggalek, which is the
neighboring regency. Nasi Ayam Lodho is a chicken and rice dish, but
what special about it is both the rice and chicken are full of spices. The
whole dish tastes so rich and savory, and if you like hot and spicy food
you could take advantage of the cayenne pepper in the gravy.
The dish consists of grilled chicken and seasoned rice with coconut
milk gravy on the side. Nasi Ayam Lodho is the kind of food that you
will enjoy more while you are eating with a group of friends, having a
good laugh and relaxing.
If you want to try Nasi Ayam Lodho but Trenggalek is too far away,
here is the recipe, so you can try it at home. It is not a hard recipe to
try, and if you don’t like the hot and spicy version, you could just easily
The Savory Chicken Lodho Rice
- 1 whole chicken, cut into 8 pieces- 750 ml coconut milk from 1 coconut, or you could
substitute it with 250 ml instant coconut milk mixes with 500 ml water
- 20 cayenne pepper- 5 sheets bay leaf- 3 slice galangal - 3 stick lemongrass - 5 sheets kaffir lime leaf- 2 tsp salt- 3 tbsp vegetable oil, for sautéing
- 6 cloves garlic- 4 cloves shallots- 5 candlenuts- 1 tsp ground coriander- ½ tsp ground cumin
- Sauté the grind spices until brown in medium heat and pour the coconut milk, stir until it steams, then throw in the bay leaf, galangal, lemongrass, kaffir lime leaf, and salt.
- Put the chicken into the skillet, lower the heat, and cook until well cooked. Set aside 1/3 thick coconut
milk gravy for basting and the rest for serving.- Grill the chicken over burning charcoal or use grill
oven for 3 minutes each side, and baste it with the gravy.
- Throw in cayenne pepper into the rest of the gravy, add more salt and pepper to taste and cook until done.
- Serve with the seasoned rice.
- 2 cups white rice- Diluted coconut milk, the usual amount that you
use to cook rice- 1 tsp salt- 1 tsp ground coriander- 1 sheet bay leaf- 1 sticks lemongrass- 2 sheets pandan leaf (screwpine leaf)- 2 kaffir lime leaf- 1 clove shallot, sliced thinly
Wash your rice, and place it in the rice cooker, add the coconut milk and all the spices. Cook until done.
reduce the amount of the cayenne pepper and we give you some
suggested substitute for several ingredients to simplify the process.
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI dan Jaya Suprana dari Yayasan MURI dalam acara
penyerahan Sertifikat MURI di Jakarta, 25 November 2009.
APRESIASI,Sumber Spirit Kami