sindanglaya rkm buku i
DESCRIPTION
RKMTRANSCRIPT
Program PAMSIMAS
Pemerintah Kabupaten Serang
RENCANA KERJA MASYARAKAT(BUKU I)
PAMSIMAS(Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat)
Desa/Kelurahan : SindanglayaKecamatan :CinangkaKabupaten/Kota : SerangTahun : 2012
Bappenas Kementerian Pekerjaan
Umum
Kementerian Kesehatan
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Pendidikan
Nasional
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
LEMBAR PENGESAHANRENCANA KERJA MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN : SINDANGLAYAKECAMATAN : CINANGKAKABUPATEN/KOTA : SERANGPROPINSI : BANTENTAHUN : 2012
Diketahui,Kepala Desa/Kelurahan Sindanglaya
( Oom saefudin )
Tim Fasilitator MasyarakatDesa/ Kelurahan
( Donjuan. SH )
Camat Kecamatan Cinangka
( H. Rahmat Maulana. S.Sos.M.Si ) NIP ; 19701024199003
Diperiksa,Koordinator Fasilitator
( Oman Sumantri, SP )
DMAC WSS
( Ridansyah,ST )
DMAC HH
( Nani Rahayu )Disetujui,
Ketua District Project Management Unit (DPMU)Kabupaten/Kota Serang
( Ir. H,Andi Ivan Baso,MM )NIP: 196209241989031008
Disahkan,Kepala/Ketua BAPPEDA
Selaku Ketua TKK PAMSIMAS Kabupaten/Kota Serang
( H.Memed Muhammad, MSi )NIP;195303161981031002
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, penyusunan Laporan
Hasil Identifikasi Masalah-Analisis Situasi dan PJM ProAKSI di desa
Sindanglaya Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang dapat terselesaikan dengan
baik.
Proses identifikasi masalah dan analisis situasi telah dilakukan secara partisipatif
yang melibatkan kelompok kaya, miskin, laki-laki dan perempuan serta
pembelajaran langsung kepada masyarakat.
Hasil proses tersebut kemudian disusun dalam suatu rencana pembangunan jangka
menengah program air minum, kesehatan dan sanitasi (PJM ProAKSI), yang
merupakan bagian dari RPJM Desa/Kelurahan.
Dokumen laporan ini adalah dasar dari RKM dan merupakan bagian dari
Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
Desa/ Kelurahan Sindanglaya Juni 2012
Penyusun,
Koordinator LKM TIRTA WIRAKSA
( Adang Hendrawan )
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan yang dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia,
khususnya di wilayah perdesaan dan perkotaan, sangat berpotensi sekali dalam
memicu timbulnya permasalahan sosial lainnya, seiring dengan perkembangan
jaman diberbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya, politik dan
lainnya berimbas pada perubahan pola pikir dan perubahan sebuah paradigma
yang ada. Dan kaitanya dengan kemiskinan dari perubahan pola pikir atau
paradigma yang terjadi di masyarakat terutama masyarakat miskin hal ini haruslah
memerlukan adanya sebuah perubahan pula dalam hal penanganan kemiskinan
atau perubahan dalam paradigma pembangunan, yang dulu biasanya masyarakat
hanya dijadikan objek dalam pembangunan maka sekarang masyarakat diajak ikut
serta dalam pembangunan untuk menentukan masa depannya sendiri dengan kata
lain masyarakat dijadikan subjek dalam pembangunan melalui pola pemberdayaan
yang partisipatif.
Penanggulangan Kemiskinan hendaknya dilakukan secara kontinyu dan
membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.
Penanggulangan masalah kemiskinan selama ini dirasakan cenderung parsial dan
tidak berkelanjutan, sehingga setiap usaha yang dilakukan belum sepenuhnya
sesuai harapan yaitu menciptakan masyarakat yang lebih berdaya mampu mandiri,
dan akhirnya menuju masyarakat madani.
Pada umumnya proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
program penanggulangan kemiskinan seringkali dilakukan dari atas kebawah (Top
Down). Masyarakat seringkali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan
untuk memberikan masukan dan menentukan hidupnya sendiri, masyarakat hanya
dijadikan objek dari suatu program pembangunan dan tidak dijadikan subjek yang
memiliki potensi dan kemampuan yang sangat mungkin untuk dibimbing agar
berkembang sesuai dengan harapan yang mereka dambakan, yaitu hidup sejahtera
lahir dan batin tanpa terus membebani orang lain.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Pola partisipatif yang dikembangkan melalui pola pemberdayaan
haruslah melibatkan seluruh komponen mas yarakat sebagai pelaku pembangunan
dalam upaya pengentasan kemiskinan, dengan adanya keterlibatan pemerintah,
golongan peduli dan masyarakatnya sendiri sebagai tiga pilar pengentasan
kemiskinan diharapkan bisa berjalan secara sinergis, komunikasi dan koordinasi
yang baik akan menghasilkan suatu solusi terbaik melalui pemikiran maupun
pelaksanaan dalam menanggulangi kemiskinan.
Dalam perencanaan Parstisipatif, masyarakat didorong untuk dapat
merumuskan program berdasarkan cita-cita (Visi) sendiri, sehingga dalam hal ini
posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan yang dapat mengatur dan
menentukan hidupnya sendiri berdasarkan persoalan, potensi dan kebutuhan nyata
yang dihadapi.
Sebagaian besar mata pencaharian masyarakat desa Sindanglaya adalah
sebagai petani. Oleh karena itu pendapatan masyarakat pada umumnya masih
rendah.Pola kehidupan terkait dengan masalah kesehatan sebagian besar
masyarakat Desa Sindanglaya masih melakukan kebiasaan buruk, seperti : buang
air besar ( BAB ) di sungai, di semak-semak, dihutan, dan dikebon. , mandi dan
mencuci di sungai,
Di desa Sindanglaya terbilang sering terjadi penyakit Diare pada
balita/anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini diduga karena tingkat kesehatan
masyarakat masih rendah akibat terbatasnya fasilitas kesehatan diantaranya akses
penyediaan air minum dan sanitasi serta rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap arti pentingnya kesehatan.
Masyarakat Desa Sindanglaya melalui kerjasama pada Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) merencanakan program yang dapat
menanggulangi kesenjangan penyediaan air minum dan sarana sanitasi serta
meningkatkan kesehatan masyarakat. Program ini dibuat dengan melihat kondisi
desa dan proyeksi kebutuhannya untuk masa jangka menengah sampai tahun -
tahun mendatang.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Dari permasalahan yang dihadapi masyarakat desa Sindanglaya, maka
untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi, kami ingin meningkatkan derajat
kesehatan dan kualitas hidup masyarakat melalui :
1. Penyediaan air minum yang lebih berkualitas serta penyediaan sarana
sanitasi yang lebih memadai .
2. Perubahan perilaku BAB di tempat terbuka/sungai menjadi dijamban
dan peningkatan perilaku cuci tangan dengan air bersih dan sabun.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
pencemaran lingkungan akibat perilaku yang tidak bersih.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan masyarakat terhadap
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana air
minum dan sanitasi melalui pelatihan teknis, pengelola asministrasi
keuangan, dll.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
dan perencanaan yang melibatkan secara langsung kaum perempuan dan laki-laki,
kelompok masyarakat mampu/kaya dan miskin.
Terpilihnya Lokasi Pamsimas
Pada lokasi kegiatan perencanaan Program Jangka Menengah Program Air
Minum, kesehatan dan Sanitasi Pemerintahan daerah maupun pusat telah memilih
Desa Sindanglaya yang mendapatkan program PAMSIMAS. Sedangkan untuk
waktu pelaksanaan PJM ProAksi ini ± 70 hari dari pelaksanaan awal Program
Pamsimas. Dalam hal pelaksanaan pembangunan PJM ProAksi di wilayah
Sindanglaya, maka akan kami laksanakan dengan sistem gotong royong yang
melibatkan masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang sesuai dengan mutu dan persyaratan teknis maka di perlukanya
pendampingan dan arahan dari tim fasilitator.
Adapun lingkup pelaksanaan program mencakup :
Persiapan awal program dari tingkat pusat sampai tingkat masyarakat
(desa),
Penentuan propinsi dan kabupaten/kota/kota sasaran,
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Sosialisasi program tingkat pusat sampai tingkat desa
Pelaksanaan program di tingkat desa, kegiatan persiapan dan
pengkondisian masyarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat dan penyiapan dana masyarakat dalam Incash
dan Inkind
Pendampingan peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
dalam rangka pencapaian target MDG’s, melalui pelaksanaan kegiatan
replikasi dengan pendekatan PAMSIMAS.
Strategi pencapaian ”outcome” dan tujuan program pada daerah sasaran
Monitoring partisipatif dan “outcome”, serta study penilaian dampak
program untuk mengetahui efektifitas, efisiensi serta perubahan prilaku
yang terjadi di timgkat masyarakat.
Proses Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)
Sejalan dengan konsep dan pendekatan Program yang menempatkan
masyarakat sebagai pemilik dan pelaksana kegiatan pembangunan disatu
desa/kelurahan atau beberapa desa/kelurahan, maka perlu dibentuk Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang terdiri dari anggota masyarakat yang
dipilih dari desa bersangkutan secara demokratis, partisipatif, trasnparan dan
akuntabel, dengan memperhatikan kesetaraan jender (gender balance) dalam
melaksanakan kegiatan Program. Proses pemilihan serta pembentukan LKM
tersebut akan dilakukan selama proses pemberdayaan masyarakat yang akan
difasilitasi oleh TFM.
Di lokasi yang belum terdapat lembaga yakni LKM yang berfungsi
sebagai dewan masyarakat. Proses Pembentukan LKM sesuai dengan asas
representative, partisipatif, akuntabel dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
masyarakat, dengan kriteria anggota yang lebih mengutamakan track record atau
kepercayaan masyarakat dan menjamin keterlibatan perempuan serta warga
miskin.
LKM merupakan wadah sinergi dan aspirasi masyarakat yang diharapkan
dapat menjadi embrio dari lembaga keswadayaan masyarakat (civil society
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
organization) di tingkat komunitas akar rumput. Oleh karena itu, LKM
diharapkan merupakan institusi masyarakat independen yang sepenuhnya
dibentuk, dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh masyarakat sendiri. Anggota-
anggota LKM dipilih secara langsung oleh seluruh masyarakat, dengan
mengutamakan keterlibatan kelompok marjinal (wanita dan warga miskin) dan
mereka bertanggungjawab langsung pula kepada masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembahasan IMAS di tingkat desa :
1. Masyarakat dapat memberikan ulasan tentang hasil identifikasi dan
analisis situasi untuk merencanakan pengembangan dari program.
2. Masyarakat mampu mengidentifikasikan tindakan lanjutan sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam pemilihan opsi sarana air minum,
dan sanitasi dan pelaksanaan peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat serta tata cara melaksanakan kegiatan tersebut.
Maksud dan Tujuan
a. Melaksanakan pembangunan penyediaan akses air minum di
desa,memperbaiki atau membangun baru yang dihasilkan dari
penyusunan Dokumen PJM Pro-aksi sebagai prioritas tahun awal
untuk pemenuhan sarana air minum dan sanitasi
b. Memberdayakan masyarakat setempat melalui pembangbangunan
partisipatif, pemberian kesempatan sebagai pelaksana pembangunan
sarana air minum dan saitasi
c. Mengoperasikan dan memelihara prasarana yang di usulkan tersebut
pasca pembangunan
Tujuan Pelaksanaan Pembangunan
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembangunan yaitu
ada 2 macam, tujuan secara umum dan tujuan secara khusus :
Tujuan Umum : ” Peningkatan kualitas lingkungan hidup di desa Sindanglaya”
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan akses layanan SAB dan Sanitasi.
2. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan
sanitasi yang berkelanjutan.
3. Masyarakat mudah mendapatkan air bersih.
4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Meningkatakan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal
(pemerintahan daerah maupun masyarakat ) dalam pelayanan air minum
dan sanitasi berbasis masyarakat.
6. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang
pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat.
1.3 Profil Desa
1.3.1. Gambaran Umum Desa Sindanglaya
Desa Sindanglaya adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan
Cinangka Kabupaten Serang, Propinsi Banten dengan luas wilayah 4.549 Ha
dengan rincian 147 Ha untuk lahan sawah dan 155 Ha lahan darat. Desa
Sindanglaya berada di ketinggian 15 meter dari permukaan laut dengan curah
hujan 45 milimeter dengan jumlah bulan hujan adalah 6 bulan. Suhu rata-rata
harian di Desa Sindanglaya adalah 45 C. Adapun batas wilayah Desa Sindanglaya
adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Kamasan
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Kubang Baros
Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Selat Sunda
Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Mekar Sari
Jarak Desa Sindanglaya ke kantor kecamatan adalah sejauh 1 km yang
dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit, sedangkan untuk ke kantor
Pemerintah Daerah Serang dan Pemerintah Provinsi Banten sejauh 46 km yang
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
dapat ditempuh dalam waktu sekitar 60 menit dan jarak Desa Sindanglaya ke
Ibukota Negara ( Jakarta ) adalah sejauh 127 km yang dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 180 menit.
Akses jalan menuju Desa Sindanglaya mudah karena banyak angkutan
umum yang menuju Desa Sindanglaya. Sedangkan akses untuk mendapatkan
material/peralatan yang menunjang pembangunan dan pemeliharaan sarana ada di
dalam desa itu sendiri.
Desa Sindanglaya dibagi menjadi 5 Rukun Warga (RW) dan 12 (dua
belas) Rumah Tangga (RT). Jumlah penduduk desa Sindanglaya Kecamatan
Cinangka Kabupaten Serang Tahun 2012 adalah sebanyak 5.114 Jiwa dengan
rincian 2.519 Jiwa adalah laki-laki dan 2.595 Jiwa perempuan Dan 1.210 KK.
Tabel I.1Kedudukan Administrasi
Propinsi Banten
Kabupaten / Kota Serang
Kecamatan Cinangka
Kelurahan Sindanglaya
1.3.2Kondisi Demografis
Berdasarkan data monografi desa tahun 2010 jumlah penduduk Desa
Sindanglaya sebanyak 5.114 jiwa yang terdiri dari 2.519laki-laki dan 2.595
perempuan atau terdiri dari 1.210 Kepala Keluarga (KK) yang keseluruhan
penduduk beragama Islam. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk
berdasarkan agamanya dapat dilihat pada tabel I.2.
Tabel 1.2.Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Agama Jiwa
1 Islam 5.114
2 Kristen -
3 Katolik -
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
4 Hindu -
5 Budha -
Sedangkan jumlah penduduk menurut usia dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yakni usia > dari 16 tahun sebanyak 1.979 jiwa dan usia < 16
sebanyak 2.620 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3. Jumlah dan Komposisi Penduduk Desa Sindanglaya
Keterangan Perempuan Laki-laki Total
Umur 16 tahun ke atas 1.528 1.607 2.620
Umur 16 tahun ke bawah 991 988 1.979
Total 2.519 2.595 5.114
Sumber : Data Demografi dilapangan
Tabel.1.4.Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah Jiwa ( % )
1. Jasa 17 2,5
2. Petani 295 21,1
3. PNS 21 0,9
4. Pertukangan 15 11,1
5. Wiraswasta/Dagang 112 17,4
6 Buruh Tani 775 68,5
TOTAL 1.235 Jiwa
BAB IIHASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Data dan Informasi Masyarakat2.1. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga berdasarkan Klasifikasi
Kesejahteraan
RW / RTJumlah Penduduk
Jumlah Rumah Tangga berdasarkan Tingkat Kesejahteraan (rumah/kk)
Laki-laki Perempuan Jumlah Kaya Menengah Miskin Jumlah
RT 01 195 201 396 20 46 33 99
RT 02 229 239 468 11 69 37 117
RT 03 315 310 625 9 32 84 125
RT 04 175 190 365 7 33 49 89
RT 05 271 281 552 7 66 65 138
RT 06 194 190 384 2 29 65 96
RT 07 115 119 234 5 22 37 64
RT 08 205 225 430 0 22 64 86
RT 09 177 179 356 0 28 61 89
RT 10 191 197 388 10 21 66 97
RT 11 183 192 375 0 11 64 75
RT 12 269 272 541 5 35 95 135
Total 2.519 2.595 5.114 76 414 720 1.210
2.2. Jumlah Penduduk dan Akses Awal Terhadap Sarana Air Minum dan Sanitasi
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
RW/RT
JumlahRumah tangga yang mempunyai akses
awal
Penduduk(jiwa)
Rumah Tangga
(rumah/kk)
Sarana air minum
(rumah/kk)
Sarana sanitasi(rumah/kk)
1 2 3 4 5
RT 01 396 99 9997
RT 02 468 117 10373
RT 03 625 125 4559
RT 04 365 89 4751
RT 05 552 138 8793
RT 06 384 96 2824
RT 07 234 64 1017
RT 08 430 86 3147
RT 09 356 89 1212
RT 10 388 97 197
RT 11 375 75 1414
RT 12 541 135 2579
Total 5.114 1.210 520573
2.3. Fasilitas Kesehatan yang Terdapat di Wilayah Desa/Kelurahan
Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi
(1) (2) (3)Puskesmas 1 CinangkaPuskesmas pembantu - -Pos Bersalin - -Posyandu 4
2.4. Fasilitas Pendidikan yang Terdapat di Wilayah Desa/Kelurahan
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Nama Sekolah
Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi
Jumlah Sarana Air
MinumL P Jml Jamban
Tempat Cuci
Tangan
Tempat Sampa
h
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Identifikasi masalah dan analisis situasi
Hasil Identifikasi Masalah Dan Analisis Situasi
Proses identifikasi masalah dan analisis situasi (IMAS) desa yang terdiri
dari kegiatan diskusi baik yang dilakukan di masyarakat maupun di sekolah.
Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif oleh seluruh komponen masyarkat baik
perempuan, laki-laki, kaya, miskin. Setelah masyarakat memahami permasalahan
di desa melalui kegiatan identifikasi masalah dan anlisis situasi terhadap
permasalahan layanan air minum, kesehatan, dan sanitasi dengan menggunakan
Metode MPA-PHAST akan diplenokan di tingkat desa bersama yang dilakukan
oleh masyarakat, LKM dan TFM dengan bimbingan dari Kepala Desa akan
merumuskan ke dalam Pembangunan Jangka Menengah Program Air Minum,
Kesehatan, dan Sanitasi ( PJM Pro-Aksi) untuk kurun waktu 5 tahun ke depan
Berikut hasil Identifikasi Masalah yang dilakukan oleh masyarakat dan
TFM di Desa Sindanglaya:
MASALAH
KELOMPOK MASYARAK
AT YANG MENGHADA
PI MASALAH
LOKASI TERJADI MASAL
AH
FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
TERJADINYA MASALAH
UPAYA YANG INGIN
MASYARAKAT LAKUKAN
UNTUK PENINGKATA
N
POTENSI MASYARAKAT UNTUK UPAYA
PERBAIKAN/ PENINGKATAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
A. Air Minum
B. Sanitasi
C. Perilaku Kesehatan
D. Kapasitas masyarakat
K, S , M. Desa & Sekola
h
RT 01s/d
RT 23
-Minimnya akses pelayanan air bersih
-Minimnya sarana jamban saniter keluarga-Sanitasi ditingkat SD tidak memadai
-Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS-Rendahnya tingkat kesadaran untuk BAB tidak sembarangan-Air kurang tersedia-tinginya penyakit diare
-Kurangnya informasi-Semua pihak tidak ikut terlibat-Tidak adanya kesetaraan gender
-Dibangunnya sarana air bersih seperti pipanisasi-Adanya pembangunan HU, KU, Tower untuk setiap kampung
-Adanya pembangunan jamban keluarga/komunal
-Adanya Promkes-Adanya Pemicuan CLTS-Diberi pengetahuan teknik pembuatan jamban sederhana
-Mencari dan diberi informasi tentang Program-keterlibatan semua pihak-Adanya kesetaraan gender
-Adanya swadaya masyarakat-Partisipasi terhadap program cukup baikKegotongroyongan masih kuat
Swadaya In-kind
-Masyarakat masih mau terlibat dalam program-Tersedianya lahan masyarakat untuk sarana sanitasi dan air bersih-Masaih adanya ingin merubah perilaku hidup sehat
-Pedekatan melalui Toma, Toga- masyarakat antusias thd program
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
BAB III.Proses Pemicuan Perubahan Perilaku Buang Air Besar (CLTS)
3.1. Latar Belakang Pelaksanaan CLTS (Community Led Total Sanitation)
Kebiasaan buang besar (BAB) di sembarang tempat yang masih terjadi di
hampir seluruh pelosok Indonesia, khususnya di pedesaan adalah potret buram
kondisi sanitasi lingkungan kita yang bukan saja telah menyumbang penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan dan air minum, tetapi juga menjadi penyebab
terjadinya berbagai macam wabah penyakit yang membahayakan, seperti diare
dan muntaber. Penularan penyakit lewat kotoran manusia yang dibuang di
sembarang tempat (di kebun, sawah, sungai, pantai dll) menjadi penyebab.
Dari beberapa studi evaluasi terhadap beberapa program pembangunan
sanitasi pedesaan didapatkan hasil bahwa banyak sarana yang dibangun tidak
digunakan dan dipelihara oleh masyarakat. Banyak faktor penyebab mengenai
‘kegagalan’ tersebut, salah satu diantaranya adalah tidak adanya demand atau
kebutuhan yang muncul ketika program dilaksanakan, dan pendekatan yang
digunakan oleh program tersebut tidak berhasil memunculan demand dari
masyarakat akan jamban. Di India, Bangladesh dan beberapa negara berkembang
lainnya termasuk Indonesia terdapat kenyataan bahwa di beberapa desa yang
mendapat bantuan untuk sanitasi, belum terbebas dari kebiasaan BAB di
sembarang tempat atau open defecation. Dengan kata lain, kebiasaan BAB di
sembarang tempat tetap berjalan, sekalipun fasilitas jamban disediakan.
Dalam program pengembangan sanitasi pedesaan dengan pendekatan
CLTS, masyarakat sendirilah yang melakukan analisa masalah dan potensi,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pemanfaatan dan perawatan
serta pengembangan/replikasi. sehingga memberikan pengaruh kepada semua
orang di dalam kelompok masyarakat, demi tercapainya tujuan “Tidak ada lagi
orang yang
BAB di sembarang tempat. Ciri lain yang menunjukkan masyarakat sebagai
pemimpin (community led) adalah sebagai berikut:
Keputusan dibuat dan aksi dilakukan oleh masyarakat secara kolektif.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Solidaritas sosial dan gotong royong terlihat sangat besar.
Keputusan yang dibuat oleh masyarakat tidak bergantung pada petunjuk
maupun tekanan dari luar.
Pemimpin informal (Natural Leader) muncul dari aksi kolektif lokal dan
merekalah yang akan memimpin prakarsa kolektif di masa depan.
Masyarakat tidak mengikuti model-model/cetak biru pembangunan yang
diperkenalkan.
Inovasi dan keberagaman model muncul dari masyarakat sendiri.
3.2. Rangkaian Kegiatan Pemicuan
Pendekatan Community Lead Total Sanitation ( CLTS ) atau sanitasi yang secara
total dipimpin oleh masyarakat,merupakan pendekatan baru untuk pengembangan
sanitasi pedesaan. CLTS merupakan suatu pendekatan yang diterapkan untuk
memfasilitasi masyarakat dalam memahami permasahan dan potensi peningkatan
sanitasi di komunitas dengan prinsip : tanpa subsidi kepada masyarakat, tidak
menggurui, tidak memaksa, tidak mempromosikan jamban, masyarakat sebagai
pemimpin, masyarakat terlibat secara total dalam melaksanakan analisis
permasahan dan potensi, perencanaa,pelaksanaan,pemanfaatan dan pemeliharaan.
Proses fasilitasi CLTS /STBM di masyarakat pada prinsipnya adalah "pemicuan "
terhadap rasa jijik,rasa malu,rasa takut,rasa berdosa dan rasa tanggungjawab yang
berkaitan dengan kebiasaan BAB disembarang tempat.Dan untuk membantu
proses pemicuan tersebut digunakan beberapa komponen PRA seperti
pemetaan ,transect,alur kontaminasi dan simulasi lainnya.
Adapun hal-hal yang harus dipicu dan alat pemicu yang digunakan ( selain
pemetaan wilayah BAB ) antara lain :
Hal yang harus dipicu Alat Yang digunakan
Rasa Jijik Transect walk
Demo air yang mengandung tinja,untuk digunakan
cuci muka,kimur-kumur,sikat gigi,cuci piring,cuci
pakaian,cuci makanan/beras,wudlu dll
Rasa Malu Transect walk (mengeksplore pelaku open
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
defecation)
FGD
Takut Sakit FGD
Pemetaan rumah yang terkena diare dengan
didukung data puskesmas
Alur kontaminasi ( oral fecal )
Aspek Agama ( Rasa
Berdosa )
Mengutif hadis atau pendapat-pendapat para ahli
agama yang relevan dengan perilaku manusia yang
dilarang karena merugikan manusia sendiri.
Privacy FGD
Kemiskinan Membandingkan kondisi di desa /dusun yang
bersangkutan dengan masyarakat "termiskin "
seperti di Bangladesh atau India
Pada tahap awal CLTS,masyarakat di berdayakan dalam merencanakan,membuat
aturan dan mencari sumberdaya untuk mencapai kondisi bebas 100% dari praktek
buang air besar di sembarangan tempat ( total sanitasi),sehingga setiap rumah
tangga dapat mengambil keputusan sendiri untuk menentukan jenis jamban ( baik
pribadi atau komunal ) yang mereka bangun.
Langkah-langkah fasilitasi di masyarakat yang dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut :
1. Perkenalan dan penyampaian tujuan
Perkenalan terlebih dahulu angoota tim ( fasilitaor dan sanitarian ) dan
sampaikan tujuan bahwa tim ingin "melihat"kondisi sanitasi dari kampung
tersebut. Jelaskan bahwa kedatangan tim bukan untuk memberikan
penyuluhan apalagi memberikan bantuan. Tim hanya ingin melihat dan
mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat, bagaimana mendapatkan air
bersih, bagaimana masyarakat melakukan kebiasaan BAB dan lain-
lain.Tanyakan kepada masyarakat apakam mereka mau menerima tim dengan
maksud dan tujuan yang telah di sampaikan.
2. Bina Suasana
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Untuk menghilanhkan jarak antara fasilitator dan masyarakat hingga proses
fasilitasi berjalan lancer,sebaiknya lakukan pencairan suasana. Pada saat itu
temukan istilah setempat untuk tinja dan BAB.
3. Pemicuan
Memulai proses pemicuan di masyarakat, yang di awali dengan melalui
pembuatan peta wilayah yang menggambarkan wilayah BAB masyarakatnya.
4. Tindak lanjut oleh masyarakat
Jika masyarakat sudah terpicu dan kelihatan ingin berubah,maka saat itu juga
susun rencana tindak lanjut oleh masyarakat. Semangat masyarakat bahwa
mereka dapat 100% terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang tempat.
5. Monitaring
Lebih kepada "memberikan Energi " bagi masyarakat yang sedang dalam
masa perubahan di bidang sanitasinya.
Pada saat memfalitasi tersebut,ada hal-hal yang jangan dilakukan dan harus
dilakukan oleh seorang fasilatator,diantaranya :
Jangan dilakukan Lakukan
Menawarkan Subsidi Memicu kegiatan setempat.Dari awal
katakana bahwa tidak akan pernah ada
subsidi dalam kegiatan bias dilanjutkan
tetapi jika mereka tidak bias
menerimanya,hentikan proses.
Mengajari Memfasilitasi
Menyuruh Membuat Jamban Memfasilitasi masyarakat untuk
menganalisa kondisi mereka.yamg
memicu rasa jijik dan malu dan
mendorong orang dari BAB disembarang
tempat menjadi BAB ditempat yang tetap
dan tertutup
Memberi Alat-alat atau petujuk
kepada orang-perorangan
Melibatkan masyarakat dalam setiap
pengadaan alat untuk proses fasilitasi
Menjadi pemimpin,mendominasi Tim hanya menyampaikan "pertanyaan
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
proses diskusi ( selalu menunjukan
dan menyuruh
masyarakatvmelakukan ini dan itu
pada saat fasilitasi
sebagai pancingan " dan biarkan
masyarakat yang berbicara/diskusi lebih
banyak ( masyarakat yang memimpin
Memberitahukan apa yang baik dan
yang buruk
Membiarkan mereka menyadarinya
sendiri
Langsung memberikan jawaban
terhadap pertanyaa-pertanyaan
masyarakat
Kembalikan setiap pertanyaan dari
masyarakat itu sendiri,misalnya : "jadi
bagaimana sebaiknya menurut
bapak/ibu ?"
3.3. Lokasi dan Peserta
Pemicuan CLTS dilakukan bersama-sama dengan pihak Puskesmas Cinangka
dengan lokasi Desa Sindanglaya, yang pada saat ini telah dilaksanakan di Dusun
Sabrang Rt 04/01. Dusun Cinumpi Rt 08/02. Dusun Sondol Rt 17/04. Peserta
adalah kampong bersangkutan. Kegiatan CLTS ini akan terus di adakan dengan
tujuan agar masyarakat desa Sindanglaya terpicu dan bebas dari Buang air Besar
Sembarangan.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
BAB IVHasil Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(LKM) dan Satuan Pelaksana (Satlak) PAMSIMAS
4.1 Proses Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)
Sejalan dengan konsep dan pendekatan Program yang menempatkan
masyarakat sebagai pemilik dan pelaksana kegiatan pembangunan disatu
desa/kelurahan atau beberapa desa/kelurahan, maka perlu dibentuk Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang terdiri dari anggota masyarakat yang
dipilih dari desa bersangkutan secara demokratis, partisipatif, trasnparan dan
akuntabel, dengan memperhatikan kesetaraan jender (gender balance) dalam
melaksanakan kegiatan Program. Proses pemilihan serta pembentukan LKM
tersebut akan dilakukan selama proses pemberdayaan masyarakat yang akan
difasilitasi oleh TFM.
Di lokasi yang belum terdapat lembaga yakni LKM yang berfungsi
sebagai dewan masyarakat. Proses Pembentukan LKM sesuai dengan asas
representative, partisipatif, akuntabel dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
masyarakat, dengan kriteria anggota yang lebih mengutamakan track record atau
kepercayaan masyarakat dan menjamin keterlibatan perempuan serta warga
miskin.
LKM merupakan wadah sinergi dan aspirasi masyarakat yang diharapkan
dapat menjadi embrio dari lembaga keswadayaan masyarakat (civil society
organization) di tingkat komunitas akar rumput. Oleh karena itu, LKM
diharapkan merupakan institusi masyarakat independen yang sepenuhnya
dibentuk, dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh masyarakat sendiri. Anggota-
anggota LKM dipilih secara langsung oleh seluruh masyarakat,yang proses
pemilihanya dimulai dari tingkat terendah yaitu tingkat basis (RT),setelah
terpilihnya dari setiap perwakilan basis kemudian pemilihan lagi di tingkat desa
yang mana peserta pemilihnya adalah perwakilan dari masing-masing basis yang
terdiri dari dua orang yang berhak memilih dan dipilih yang kemudian menjadi
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
sembilan orang anggota LKM.Dengan mengutamakan keterlibatan kelompok
marjinal (wanita dan warga miskin) dan mereka bertanggungjawab langsung pula
kepada masyarakat.
4.2 Profil LKM ”Sindanglaya”
Salah satu kegiatan yang di jadikan sasaran pembangunan di Program
Pamsimas adalah penguatan kelembagaan dalam rangka membangun organisasi
masyarakat sehingga diharapkan akan benar – benar mampu menjadi wadah
perjuangan masyarakat miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam
menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka serta mampu mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat
kelurahan/Desa.
LKM Sindanglaya dibentuk pada tanggal 21 April 2012 yang dihadiri
oleh 57 orang yang terdiri dari perwakilan masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh
agama, RT/RW, PKK, Pemerintah Desa di Desa Sindanglaya.
Tabel 4.1.Profil LKM SINDANGLAYA TIRTA MADANI
N
o
Nama Anggota
LKM
Jenis
Kelamin
L / p
Alamat Pekerjaan Jabatan
1 Adang Hendrawan L Kp, Ciparai Wiraswasta Koordinator
2 Hariri L Kp, Ciparai Wiraswasta Sekretaris
3 Madhasan L Kp, Tapos Wiraswasta
4 Santawi L Kp, Cigambang Wiraswasta
5 Ridwan Triana L Kp, Tapos Tani
6 Heriyadi Wiraksa L Kp, Ciparai IRT
7 Hj. Kartni P Kp, Ciparai IRT
8 Kartini Edi P Kp, Tapos Wiraswasta
9 Onih Nursaenah P Kp, Cibandeng Lebak Sawo Wiraswasta
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Profil Data LKM Terbentuk
1 Nama LKM TIRTA WIRAKSA
2 Tanggal Pembentukan 21 April 2012
3 Nama Koordinator Adang Hendrawan
4 Alamat LKM Kantor Kepala Desa Sindanglaya
Kp. Ciparay, Desa Sindanglaya
5 Jumlah Anggota LKM : 9 Orang
Laki – laki 6 Orang
Perempuan 3 Orang
6 Jumlah Anggota LKM Miskin 5 Orang
Sumber : Hasil Tahapan LKM tahun 2012
4.3. Satlak / Unit Pelaksana Pamsimas
Satlak ( Unit Pelaksana ) Pamsimas adalah pelaku tata-laksana dan
implementasi program yang memimpin dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan program Pamsimas di Desa atau kelurahan. Sebagai wakil LKM yang
representatif untuk berhubungan dengan pihak pihal luar untuk pelaksanaan
program PAMSIMAS.
Adapun tugas dari satlak ini antara lain:
1. Menyelengarakan sistem operasi dan pemeliharaan sarana air minum dan
sanitasi dalam pendanaan untuk kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan dan
pengembangan.
2. Mengumpulkan rencana pendanaan terkait dengan operasi dan
pemeliharaan, baik secara swadaya maupun dari sumber pendanaan
lainnya.
3. Melaporkan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pendanaan kepada
pemerintah desa/kelurahan.
4. Bersama TFM monitoring secara terus menerus terhadap pekerjaan
kontruksi ,material/bahan,kualitas pekerjaan,serta adminitrsasi keuangan.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Satlak yang terbentuk diatas terdiri dari 3 unit pengelola yang masing
masing unit mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda.
1. Unit Pengelola Keuangan ( Bendahara )
2. Unit Kerja Teknis Air Minum dan Sanitasi
3. Unit Kerja Teknis Kesehatan.
Adapun kedudukan Satlak dapat dilihat dari struktur organisasi berikut pada
gambar.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
STRUKTUR ORGANISASI LKM TIRTA WIRAKSADESA SINDANGLAYA KECAMATAN CINANGKA KABUPATEN SERANG
ANGGOTA LKM
1. Adang H (LK) Koordinator
2. Hariri (LK)
3. Heriyadi W (LK)
4. Santawi (LM)
5. Ridwan T (LM)
6. Madhasan (LS)
7. Hj, Kartini (PK)
8. Kartini Edi (PS)
9. Onih N (PM)
Laki Kaya ( LK ) Laki Sedang ( LS ) Laki Miskin ( LM ) Perempuan Kaya ( PK ) Perempuan Sedang ( PS )
RKM Desa Sindanglaya
OOM SAEFUDIN
SATLAK PAMSIMAS
Junaidi Furqon
UNIT PENGELOLA KEUANGAN
UNIT KERJA TEKNIS UNIT KERJA KESEHATAN
UNIT PENGADUAN MASYARAKAT
Nisa Litifatunnisa JuherMahrobih
( BENDAHARA )
Pipin PrihatiniMulyanah
Suhaeli S.ag
PEMBINA
Program PAMSIMAS
Perempuan miskin
BAB VHasil Perumusan Perencanaan Jangka Menengah Program Air
Minum, Kesehatan dan Sanitasi (PJM ProAKSI)
A. Pembangunan Air Minum
DEFINISI AIR BERSIH
Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak, mandi
dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi kehidupan sangat
dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi
syarat sebagai berikut:
Jernih/tidak berwarna.
Tidak berbau.
Tidak berasa.
KRITERIA AIR
Air bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air besih yang
berlaku
Air baku adalah air yang yang memenuhi ketentuan baku mutu air baku yang
dapat diolah menjadi air minum
Air minum adalah Air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang
berlaku
TUJUAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH
Meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama untuk masyarakat miskin.
Meningkatkan dan memberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan
sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.
Meningkatkan efisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih
BEBERAPA JENIS SUMBER AIR BERSIH YANG DAPAT DIMANFAATKAN
Air Permukaan, adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai, saluran irigasi,
danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air permukaan :
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)
Pengelolaan air permukaan non gravitasi
Mata Air, adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke permukaan tanah
sebagai akibat dari :
Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran Gravitasi Kontak
Ada (2) alternatif sistem pengolahan mata air untuk air bersih, yaitu :
1. Mata air gravitasi dan kran umum
2. Mata air non gravitasi dan hidran umum
Permasalahan yang ada di Desa Sindanglaya dalam pembangunan sarana air minum
meliputi banyak aspek, baik dari kondisi alam maupun minimnya akses sarana umum,
Ini dikarenakan Desa Sindanglaya belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak yang
terkait dalam hal pembangunan sarana air minum / bersih.
Dilihat peta sosial dapat di simpulkan masih banyaknya rumah tangga miskin yang
belum memiliki akses yang baik terhadap Air Minum, hal ini disebabkan jauhnya dan
sulitnya untuk mendapatkan sarana sumber air. Untuk kualitas sumber air secara
laboratoris belum dilakukan, tetapi secara fisik dapat terlihat bahwa air yang ada di Desa
Sindanglaya terlihat jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
B. Kesehatan dan Sanitasi
Selain sarana pelayanan kesehatan, hal yang juga merupakan kebutuhan penting
dalam kehidupan manusia khususnya kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih
dan sanitasi. Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.
Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari
penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
negeri tercinta kita ini, jangankan di daerah perkotaan di daerah pedesaan juga masih
banyak yang termasuk dalam wilayah susah/rawan air bersih, air bersih merupakan
barang yang mahal dan sering diperjualbelikan.
Dilihat dari permasalahan kesehatan yang ada di Sindanglaya pada saat ini maka
dapat dikategorikan bahwa status kesehatan Desa Sindanglaya masih kurang, salah
satunya dapat dilihat dari masih tingginya angka penyakit diare dan juga masih kurang
memadainya fasilitas pelayanan kesehatan. Keberadaan sarana kesehatan untuk
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Desa Sindanglaya selain terdapat Puskesmas
Kecamatan dengan jarak ± 5 KM yang mencakup pelayanan kesehatan masyarakat di
wilayah Kecamatan Cinangka, juga terdapat fasilitas pelayanan kesehatan oleh Bidan
Desa yang tinggal di desa bersangkutan sehingga hal ini memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Masih kurangnya pengetahuandan kesadaran masyarakat desa mengenai kesehatan
juga mempengaruhi perilaku hidup masyarakat bersangkutan. Hal ini dapat dilihat
bahwa masih kurangnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
kehidupan sehari-hari, seperti memcuci tangan sebelum makan, setelah kontak dengan
feces, dll sehingga perlunya ada peningkatan PHBS pada masyarakat.
Selain permasalah air minum juga terdapat permasalahan sanitasi, hal ini dapat
terlihat bahwa masih kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan sehingga masih
adanya masyarakat yang BAB di sembarangan tempat, hal ini mempengaruhi kualitas
kesehatan, yang salah satunya kesehatan lingkungan dan kesehatan air yang selalu
digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Masih adanya sebagian rumah warga
yang tidak memiliki akses sarana sanitasi seperti jamban pribadi juga mempengaruhi
perilaku kebiasaan BAB disembarang tempat, menurut masyarakat hal ini dikarenakan
tidak memiliki sumber air bersih yang cukup, masalah ketiadaan dana dan masalah
teknik. disamping itu masih ada rumah penduduk yang belum mendapatkan sarana
penerangan dari pemerintah hal ini juga menjadi salah satu penghambat bagi masyarakat
Sindanglaya untuk mendapatkan informasi dari media elektronik mengenai kesehatan.
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik,
diantaranya adalah :
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Typhus
7. Cacingan
8. Malaria
Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini
yang belum pernah terpikirkan oleh sebagian besar masyarakat pedesaan kita. Dari
penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akibat BAB dan jamban
tidak sehat. Jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang
sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:
1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi
manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
BAB VIProses dan Hasil Pemilihan Opsi Kegiatan Penyediaan Air Minum,
Kesehatan dan Sanitasi, dan Pelatihan Masyarakat
6.1 Proses Pemilihan
a. Pleno I. Pada pleno I (satu) ini TFM menyajikan hasil analisa situasi dan identifikasi
masalah.
b. Pleno II. Pada pleno II (dua) adalah untuk memilih pengurus LKM sebagai wakil
masyarakat yang akan membuat RKM dan melaksanakan kegiatan yang tertuang
dalam RKM bersama – sama masyarakat. Pleno III (tiga) untuk melakukan
pemilihan opsi SAB, sanitasi dan PHBS.
c. Survei lokasi pengeboran, pengukuran, membuat RRK, menyusun RAB serta
rencana monitoring dan evaluasi.
d. Pleno IV. Pleno IV (empat) adalah Rembug Desa terakhir untuk menyajikan dan
mengesahkan Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
e. Setelah RKM disepakati oleh masyarakat, selanjutnya RKM diajukan ke DPMU
Kabupaten untuk evaluasi.
Perencanaan kegiatan di masyarakat dilakukan oleh LKM sebagai wakil dari
masyarakat didampingi oleh TFM. Pada saat membuat perencanaan, seluruh
pengurus LKM, mulai dari koordinator LKM, ketua unit termasuk anggotanya
masing – masing melakukan pembahasan bersama mengenai RKM, mulai dari
program kerja, kebutuhan material, rencana pelaksanaan sampai pada kebutuhan
dana dan rencana pemeliharaan setelah selesainya pembangunan proyek
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
BAB VIILampiran
1. Ringkasan pelaksanaan kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi menggunakan MPA dan PHAST
Tanggal
Waktu
Jenis kegiatanLokasi
kegiatanKelompok
diskusi
Jumlah peserta
MulaiSelesa
iP L Total
18-03-12
19-03-12
22-03-12
04-04-12
12-05-12
15-05-12
19-05-12
23-05-12
23-05-12
23-05-12
14.00
13.00
13.00
09.00
09.00
13.00
13.00
14.00
13.30
14.00
16.00
15.00
16.00
15.00
13.00
15.00
15.30
15.00
16.30
16.30
Inventaris data komunitas
Sosialisasi Tingkat Desa
Klasifikasi Kesejahteraan
Pemetaan sosial
RTA
FGD tinjauan Pengelolaan Sarana
FGD efektifitas pengunaan Sarana air minum
FGD efektifitas pengunaan Sarana sanitasi
Pembagiankerja(gender)
Hak Suara
Kantor Kepla Desa
Kantor Desa
Kantor Kepla Desa
RW 1DanRW 5
RW 1DanRW 4
RT 08RW 02
RT 04RW 01
RT 03RW 01
RT 07RW 02
Aula
-Apades-Kader-BPD
ApadesTomaToga
-Apades-RT/RW-Masyarakat
Apades-RT/RW-Masyarakat-Tokoh-Tokoh
-Apades-RT/RW-Masyarakat
Apades-RT/RW-Masyarakat
-RT/RW-Masyarakat
-RT/RW-Masyarakat
Laki-perempuanK.S.M
4
7
9
5
23
12
11
20
25
4
20
19
17
26
11
12
18
25
8
27
28
22
49
23
23
38
50
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
23-05-12
23-05-12
23-05-12
21-05-12
21-05-12
25-05-12
25-05-12
14.00
09.00
10.00
09.00
09.00
13.30
09.30
16.00
11.00
12.00
12.00
10.00
15.30
11.30
PengambilankeputusanAlur penularanPenyakit
PertemuanMusyawarah
Pemilihan OpsiPHBS
Pemilihan Opsisarana sanitasi
Pemilihan OpsiSarana airbersih
Pertemuan opsipelatihan
PertemuanaMusyawarahOpsi terpilih
Kepdes
Sindanglaya
Aula Kepdes
Aula Kepdes
Aula Kepdes
Aula Kepdes
RT 7RW 2
Aula Kepdes
Laki-perempuanK.S.M
Laki-perempuan
Campuran
Campuran
Laki-perempuanK.S.M
Laki-perempuanK.S.M
Laki-perempuanK.S.M
Campuran
14
12
14
27
25
22
10
12
13
18
28
30
35
24
26
25
32
55
55
57
34
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
LAMPIRAN2. Lembar catatan dan skoring MPA-PHAST3. Peta Sosial4. Photo-photo Dokumentasi5. Daftar hadir seluruh kegiatan yang telah dilegalisasi oleh aparat desa/kelurahan6. Berita Acara Pleno I-IV : Pleno IMAS, Pleno Pembentukan LKM, Pleno PJM
ProAKSI/Opsi dan Pleno RKM7. Dokumen PJM ProAksi
RKM Desa Sindanglaya
Program PAMSIMAS
RKM Desa Sindanglaya