simulasi bab i pengetahuan pola makan pada balita

66
BAB I LATAR BELAKANG 1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.1. Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012). Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012) Sumber : Google Maps, 2014 Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi

Upload: miraarosalie

Post on 03-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS

1.1.1. Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota

kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari

permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012).

Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

Sumber : Google Maps, 2014

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk

Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang

Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri dari luas

daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3

meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :

1. Daerah sawah

2. Daerah pantai

Page 2: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut

4. Daerah tambak

Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga

dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km²) terdiri

dari luas daratan ± 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari

permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas,

yaitu rata-rata antara 30˚C - 37˚C.

1.1.2. Batas Wilayah

Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah

sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.

Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Kartikawatie, 2012

Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :

a. Desa Lemo

b. Desa Tanjung Pasir

c. Desa Tanjung Burung

Page 3: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

d. Desa Pangkalan

e. Desa Tegal Angus

f. Desa Muara

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun

Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam

melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara

berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak :72 km

1.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

1.2.1. Situasi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak

9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci

klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik

Kabupaten Tangerang, 2012) :

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No. Warga Negara Laki – laki Perempuan

1 Warga Negara Indonesia (WNI) 4.884orang 4.629orang

2 Warga Negara Asing( WNA) - orang - orang

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurNo. Umur Jumlah Penduduk

1. 0 – 4 tahun 920 orang

2. 5 – 14 tahun 1880 orang

3. 15 – 44 tahun 5139 orang

4. 45 – 64 tahun 1273 orang

5. >65 tahun 301 orang

Page 4: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Sumber Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk

di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa

seperti yang tercantum di tabel bawah ini :

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Angus 2012

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang, 2012

Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan

migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan

dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program

pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena

NO DESA Luas

wilayah

(km²)

Jumlah

penduduk

Jumlah

rumah

tangga

Rata-rata

jiwa/rumah

tangga

Kepadatan

penduduk

per km²

1 2 3 4 5 6 7

1 Pangkalan 7.54 16,888 4,138 4.08 2239.79

2Tanjung

Burung

5.24 7,669 2,473 3.10 1463.55

3Tegal

Angus

2.83 9,513 2,879 3.30 3361.48

4Tanjung

Pasir

5.64 9,513 1,787 5.32 1686.70

5 Muara 5.14 3,566 496 7.19 693.77

6 Lemo 3.61 6,682 648 10.31 1850.97

Jumlah 30.00 53,831 12,421 4.33 1,794

Page 5: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan.

Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus meningkatkan kerjasama lintas

sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah

kerjanya.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Desa/kel Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pangkalan 8.710 8.178 16.888

2 Tanjung Burung 3.937 3.732 7.669

3 Tegal Angus 4.890 4.622 9.512

4 Tanjung Pasir 4.884 4.629 9.513

5 Muara 1.820 1.746 3.566

6 Lemo 3.430 3.252 6.682

JUMLAH 27.671 26.160 53.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada

jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini

tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada

perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader kesehatan.

Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki

juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan kerja

mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja bandingkan

perempuan.

Page 6: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas

Tegal Angus dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas

Tegal Angus Tahun 2012

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun,2012NO KELOMPOK

UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-

LAKI

PEREMPU

AN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

203

2,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

307

5,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH 27,671 26,160 53,831

Page 7: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

1.2.2. Keadaan Sosial Ekonomi

Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan

dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh

masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh

masyarakat.

Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

1. Buruh/swasta 65 orang

2. Praktek Dokter/Bidan 6 orang

3. Montir 25 orang

4. Nelayan 2.331 orang

5. Pedagang 1.213 orang

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang

7. Pengemudi Becak 43 orang

8. Pengrajin 5 orang

9. Pengusaha 8 orang

10. Penjahit 24 orang

11. Petani 176 orang

12. Peternak 6 orang

13. Supir 30 orang

14. TNI / POLRI 6 orang

15. Tukang Batu 42 orang

Sumber : Kartikawatie, 2012

Page 8: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli

Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan

sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 1.7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus

No Agama Jumlah Penduduk

1

2

3

4

5

6

Islam

Budha

Kristen

Khatolik

Khonghucu

Hindu

45481

3059

671

105

27

1

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan

agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

1.2.3. Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik,

rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi

permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan

bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Tabel 1.8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir

No. Tempat Peribadatan Jumlah Penduduk

1. Masjid 6 Unit

2. Musholla 30 Unit

3. Majelis Taklim 4 Unit

4. Gereja - Unit

Page 9: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

5. Pura - Unit

Sumber : Kartikawatie, 2012

1.2.4 Sarana dan Prasarana

1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:

a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

c. Ruang Dokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m.Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

Page 10: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. TanjungBurung : 7 Posyandu

d. TanjungPasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :

a. Jumlah Posyandu : 45 buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang

d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang

1.2.5. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan

perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan

dalam pembangunan kesehatan.

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

No Nama Desa

JUMLAH SEKOLAH

PA

UDTK RA SD MI SMP MTS SMA SMK

M

A

1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0

2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0

3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0

4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0

5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

Page 11: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

PUSKESMAS 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah

menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.

Tabel 1.10. Lembaga pendidikan

NO Lembaga

pendidikan

TK SDN MI SLTP

negeri

MTS SLTP

swasta

islam

SMU

negeri

SMK

1 Jumlah sekolah 5 17 5 - 3 - - -

2 Jumlah murid 153

orang

1.269

orang

876

orang

- 413

orang

- - -

3 Jumlah guru 5 orang 28

orang

16

orang

- 16

orang

- - -

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

Tabel 1.11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 1.976 jiwa

2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa

3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa

4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa

5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa

6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa

7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa

8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

Page 12: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.2.6.Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang

ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita,

pemberian vitamin A.

3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu

Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan

makanan yang bernutrisi.

5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan

dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.

7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam

LANSIA dan POSBINDU.

1.2.7.Data Puskesmas

1. Pengkajian PHBS

Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang

Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan

pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10

(sepuluh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah

tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak

Page 13: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274

desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah

tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai

rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 1.12 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013

NoNama

Kecamatan

Jumlah

desa/kelurahan

Jumah

rumah

tangga

Jumlah

rumah

tangga

yang

dipantau

Capaian

PHBS

rumah

tangga

%

1.Salembaran

Jaya5 15925 1050 347 33,05

2. Kosambi 5 22321 4398 3604 81,95

3. Sindang Jaya 7 18944 1470 518 35,24

4. Pagedangan 11 21.731 2.310 1.054 45,63

5 Panongan 8 26.791 1.680 689 41,01

6 Cikuya 7 16.095 1.917 1.401 73,08

7 Mauk 12 16.682 2.520 861 34,17

8 Pasir Jaya 10 23.634 840 425 50,60

9 Cikupa 4 31.565 2.100 593 28,24

10 Tegal Angus 7 12.421 1.260 203 16,11

11 Teluk Naga 6 20.322 1.470 1.050 71,43

12 Pakuhaji 8 17.936 1.680 520 30,95

Page 14: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

13 Sukawali 6 12.419 1.260 483 38,33

14 Balaraja 5 16.217 1.050 723 68,86

15 Gembong 4 10.397 1.462 951 65,05

16 Kemiri 7 12.253 1.470 166 11,29

17 Curug 6 28.400 1.260 693 55

18 Binong 1 15.856 210 74 35,24

19 Cisoka 10 19.370 2.235 905 40,49

20 Kelapa dua 2 15.310 420 353 84,05

21 Bj. Nangka 2 12.920 420 338 80,48

22 Jl. Kutai 1 2.928 210 194 92,38

23 Jl. Emas 1 12.391 210 181 86,19

24 Sukadiri 8 15.670 1.680 1.077 64,11

25 Cisauk 3 6.421 944 811 85,91

26 Suradita 3 8.835 753 118 15,67

27 Kutabumi 9 67.112 1.890 403 21,32

28 Kedaung barat 8 26.213 1.680 1.218 71,5

29 Jambe 10 9.621 2.100 329 15,67

30 Rajeg 8 19.349 1.680 364 21,67

31 Sukatani 5 14,747 1.050 618 58,86

32 Kresek 9 13.103 1.890 734 38,84

Page 15: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

33 Gunung kaler 9 36.700 1.890 634 33,54

34 Sepatan 8 20.934 1.680 979 58,27

35 Sukamulya 8 18.002 1.680 1.174 69,88

36 Mekar baru 10 10.570 1.680 105 6,25

37 Kronjo 8 15.976 2.100 751 35,76

38 Jayanti 7 16.340 1.680 988 58,81

39 Tigaraksa 7 8.754 1.470 767 52,18

40 Pasir nangka 7 20.486 744 280 37,63

41 Legok 5 34.884 1.050 357 34

42 Bojong kamal 3 6.698 1.031 460 44,62

43 Caringin 3 4.585 797 577 72,40

Jumlah 274 778.228 62.371 29.070 46,6

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2013

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten

Tangerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah

ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena:

Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS

yang tinggi.

Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga

yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu

program.

Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes

karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.

Page 16: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di

rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya

kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:

1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina 29 Desa

binaan di Kabupaten Tangerang.

2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe

Farma, Bank BJB, dll.

3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.

4) Saka Bakti Husada.

5) Forum Kader.

2. Kesehatan Lingkungan

Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan

lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase

rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan

Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah

dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana

sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian

kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan

masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan

sehat yang ditangani secara lintas sector, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang

sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air

minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit,

pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan,

tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator program kesehatan lingkungan sebagai

berikut :

Page 17: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Tabel 1.13 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di

Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2013

No Sasaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Target Real Target Real Target Real

1. Prosentasi

Rumah Sehat79% 73,6% 80% 62,71% 85% 71,63%

2. Prosentasi

SAB

memenuhi

syarat

kesehata

90% 88,5% 87% 91,5% 95% 92,3%

3. Prosentasi

Jamban

keluarga

memenuhi

syarat

kesehatan

85% 76,9% 85% 71,13% 85% 74,97%

4. Prosentasi

TTU

memenuhi

syarat

kesehatan

70% 66,2% 75% 64,69% 80% 74%

5. Angka Bebas

Jentik (ABJ)87% 60,9% 90% 76,16% 95% 78,80%

6. Prosentase

Instusi yang

dibina

70% 71,2% 75% 69,84% 80% 67%

Page 18: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

memenuhi

syarat

kesehatan

lingkungan

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013

Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya presentase rumah

sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang

memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentase TTU yang

memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan

tersebut belum mencapai target pada indikator rumah sehat, presentase sarana air bersih

yang memenuhi syarat, presentase TTU memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan presentase

Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi

kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang diperiksa sedangkan

sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya kecil.

Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang tidak memenuhi syarat

tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau menggunakan

sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana

yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.

Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus

lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun

kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air

bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan

untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sektor terkait. Sesuai

strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah di tingkat individu

maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program sanitasi.

3. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc,

sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan

Page 19: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan

pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.

Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten

Tangerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220

rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah

(71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi

sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksi

sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi

permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana sanitasi di

rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi

rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan

untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama

dengan SKPD terkait.

Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang

rumah sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan

memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersih

Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air

bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%)

memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%,

ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%.

Dibandingkan hasil 2012, presentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari

97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah

pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.

Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi

yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat

untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air

Page 20: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%),

pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.

Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk

keperluan mandi dan cuci. Dari data diatas terlihat bahwa sumber air yang digunakan

sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari

sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat

percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan diare dan

daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban

keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut

sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Tabel 1.14 Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2011-

2013

Tahun Jaga (%)Tempat

sampah (%)SPAL (%) SAB (%)

2011 76,9 81 82,5 88,5

2012 71,13 74,77 74,2 97,5

2013 87,4 77,6 83,5 92,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013

Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap 166.601 keluarga didapatkan,

keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki

jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga

yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila

terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di

sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di

Page 21: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan

masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan

akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.

Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013 sebesar

120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 93.830 KK

(77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang memiliki

tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk menilai tempat

sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat yang

kedap air dan tertutup.

Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang

memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini

meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki pengelolaan

air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).

Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan

maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan

masyarakat dibidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30

desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah

binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar

diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah)

sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan

percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).

6. Keluarga Berencana

a. Peserta KB Baru

Jumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940 dengan

peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih rendah, hambatan

yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah, larangan

suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu edukasi melalui penyuluhan harus

terus dilakukan.

b. Peserta KB Aktif

Page 22: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Jumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih sangat

rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah karena alat

kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat miskin biaya ini

ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga jumlah peserta KB aktif

diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang.

7. Tempat-Tempat Umum

Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan

pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan

makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan

memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan

yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-

kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan

ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang

ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada

dasarnya menyangkut orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan

proses pengolahannya, kendala dan permasalahan yang belum dapat ditangani adalah

masih rendah hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan.

Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan

makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa Boga

Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian

sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat

laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah

dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai

tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak

34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftar di dinas

kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang

memiliki sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene sanitasi yang

Page 23: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

dilakukan secara periodik dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga

penyedia makanan karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib

memiliki sertifikat laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap

sampel makanan, usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam

mengolah makanan.

2. Rumah Makan/Restoran

Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran

yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%).

Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki

sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga Pangan

Hasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun

2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah

tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik

pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industri

rumah tangga pangan yang telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan yang ingin

mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT).

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pangan yang

memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi

pengusaha dan penanggung jawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan

hasil industri rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks,

rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air Minum

Hasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di

100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya

sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene

sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air

Page 24: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika, dan

bakteriologi.

Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang memiliki

sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang memiliki

sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan operasional tanpa

rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

5. Angka Bebas Jentik

Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam

berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan

dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat

perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat

agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk

memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ)

pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan,

sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk.

Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan

nyamuk secara teratur.

6. Institusi Yang Dibina

Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan

perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan,

ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan

kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711

(67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

1.2.8. Data Puskemas Tegal Angus

1. TB Paru

Page 25: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB

Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan

kasus baru pada:

Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 21 orang dari 26.160 orang

Total : 48 orang dari 53.831 orang

Kasus lama : (-)

a) Angka insiden per 100.000 penduduk:

Laki-laki : 94.0

Perempuan : 80.0

Total : 89.1

b) Jumlah BTA (+)

Laki-laki : 13 orang

Perempuan : 14 orang

Total : 27 orang

c) CDR

Laki-laki : 48.15

Perempuan : 50.0

Total : 49.09

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

2. Diare

Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:

a) Jumlah perkiraan kasus:

Laki-laki : 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang

Total : 2.277 orang dari 53.831 orang

b) Jumlah kasus yang ditangani

Laki laki : 394 orang (33.7%)

Perempuan : 553 orang (50%)

Total : 947 orang (41.6%)

Page 26: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

3. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

yaitu:

a) Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan

b) Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang

c) Yankes : 1.022 orang

Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus, 2012

4. Kepemilikan Jamban

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan

puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 4.968

3. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

5. Tempat Sampah

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan

puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 3.106

3. Keluarga yng diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

6. Air Minum

Page 27: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

b) Jenis sarana air minum

1. Kemasan : (-)

2. Ledeng : 25 keluarga

3. Air isi ulang : 89 keluarga

4. Sumur terlindung : 3 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

7. Sarana dan Akses Air Bersih

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

Jenis sarana air bersih

1. PDAM : 4 keluarga

2. SGL : 31 keluarga

3. Sumur Bor : 82 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut

kecamatandan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Keluarga yang diperiksa :1.260

3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

Tabel 1.16.Sarana Pelayanan Kesehatan

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

Page 28: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

1 Poskesdes 1 Unit

2 Pos KB Keluarga -

3 Posyandu 6 Unit

4 Pos Mandiri -

5 Klinik Bersalin/ BKIA -

6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit

7 Praktek Bidan 4 Unit

8 Paraji 4 Orang

9 Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur

(PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil : 127 orang

2) IUD : 14 orang

3) Kondom : - orang

4) Suntik : 190 orang

5) Implan : 13 orang

1.2.9 Gambaran Keluarga Binaan

1. Keluarga Tn. Indra

a. Data Dasar Keluarga Tn. Indra

Keluarga binaan Tn. Indra terdiri dari 3 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Indra

sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Tukinem, dan seorang anak perempuan

bernama Nn. Tina.

Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. Indra

Page 29: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

No Nama Status Keluarga Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn. Indra Kepala

Keluarga

L 27 SD Nelayan

2. Ny. Tukinem Istri P 24 Tidak

bersekolah

Ibu rumah

tangga

3. Nn. Tina Anak pertama P 4 Belum

sekolah

-

Keluarga Tn. Indra bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa Tanjung

Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Indra sebagai kepala keluarga

dengan seorang istri yang bernama Ny. Tukinem dan seorang anak perempuan bernama Nn.

Tina.

Tn. Indra, berusia 27 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan berkisar

Rp 50.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Indra digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan, dan lain-lain.

Tn. Indra mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga

lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Tukinem, yang berusia 24 tahun, bekerja sebagai ibu

rumah tangga. Ny. Tukinem tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Pasangan ini

menikah saat Tn. Indra berumur 22 tahun dan Ny.Tukinem berusia 19 tahun. Saat hamil,

Ny.Tukinem rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu

oleh dukun beranak.

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Indra tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan luas

tanah sekitar 60 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 4 m. Bangunan tempat tinggal tidak

bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon rotan, dan dindingnya

terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela yang jarang

Page 30: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak

berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, ruang dapur

dan kamar mandi yang tidak terdapat jamban. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang

terdiri dari bak mandi, untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air

besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di ± 300 meter. Selain digunakan oleh

anggota keluarga Tn. Indra, jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di

sekitar rumah.

Keluarga Tn. Indra sering menggunakan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan

sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Tn. Indra

memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Keluarga Tn. Indra memiliki pekarangan di samping rumah. Dalam membuang limbah

rumah tangga (sampah), Tn. Indra dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan

sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.3. Denah Ruman Tn. Indra

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Indra terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan terdapat

jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan dan pembakaran

sampah dan di bagian kanan dan kiri terdapat rumah tetangga. Limbah cair dialirkan ke

jalan.

d. Pola Makan

Page 31: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Keluarga Tn. Indra memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Tukinem memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu,

tempe, dan terkadang makan ikan atau ayam. Menurut penuturannya Ny. Tukinem semua

makanan dimasak sampai matang. Ny. Tukinem terkadang membeli makanan di luar jika

sedang malas memasak.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak pertama pasangan Tn. Indra dan Ny. Tukinem adalah seorang anak perempuan,

bernama Nn. Tina yang sekarang berusia 4 tahun. Proses kelahiran ditolong oleh dukun bayi.

Sejak lahir Nn. Tina sering dibawa ke posyandu dan mendapatkan imunisasi yang lengkap,

akan tetapi Ny. Tukinem tidak mengerti imunisasi apa yang diberikan kepada anaknya, ia

hanya menuruti anjuran dari Posyandu. Nn. Tina diberikan ASI eksklusif sampai dengan

usia 6 bulan, setelah 6 bulan Ny. Tukinem mulai memberikan makanan tambahan ASI

seperti bubur nasi. Saat ini Ny. Tukinem menjalani program Keluarga Berencana (KB).

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn.Indra untuk mengobati

anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn. Indra lebih

memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Indra jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang

ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota

keluarga Tn. Indra adalah sakit demam, batuk, dan pilek.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Page 32: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Di keluarga Tn. Indra tidak ada yang merokok selain Tn. Indra. Keluarga Tn. Indra

mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor tetapi tidak

menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Indra

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Indra semasa muda sampai sekarang memiliki

kebiasaan merokok. Tn. Indra dalam sehari dapat

merokok kurang lebih 3 bungkus rokok/hari

2 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan

berolahraga.

3 Pola Makan Ny. Tukinem memasak sendiri dengan mengkonsumsi

nasi, tahu, tempe, jarang mengkonsumsi buah-buahan,

dan daging.

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, mereka pergi ke puskesmas terdekat dan

terkadang datang ke bidan keliling.

5 Menabung Tn. Indra dan istrinya rajin menyisihkan pendapatannya

untuk ditabung, namun mereka belum menabung pada

bank.

6 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai nelayan, bekerja setiap hari dari

jam 11 pagi sampai jam 6 sore.

b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.

c. Anak pertama masih balita.

7 Alat kontrasepsi Di keluarga Tn. Indra, ada yang menggunakan alat

Kontrasepsi yaitu Ny. Tukinem menggunakan

kontrasepsi jenis pil 3 bulan

Page 33: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Indra

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 8 x 4 m2

2. Ruangan dalam rumah Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang

berukuran 3 x 2 m2. Dua kamar tidur masing-masing

berukuran 3 x 3 m2. Di dalam kamarnya terdapat

kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn. Indra berukuran

3 x 2m2 dan tidak disertai dengan ventilasi udara.

Kamar mandi berukuran 5 x 1m2dan tidak disertai

dengan jamban.

3. Jamban Keluarga Tn. Indra tidak memiliki jamban di

rumahnya

4. Ventilasi Terdapat ventilasi udara hanya pada ruang tamu.

hanya terdapat ventilasi 4 buah pada ruang tamu.

5. Pencahayaan a. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.

b. Terdapat 2 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di

dapur dan kamar mandi.

5. MCK a. Hanya Memiliki kamar mandi yang juga

digunakan sebagai tempat mencuci pakaian dan

menjemur pakaian

b. Tidak terdapat jamban di kamar mandi

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Indra menggunakan air

sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci

pakaian. Serta membeli dirigen untuk kebutuhan air

Page 34: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

minum sehari-hari.

7. Saluran pembuangan

limbah

Tidak terdapat saluran pembuangan limbah, air

limbah dialirkan ke jalan.

8. Tempat pembuangan

sampah

Sampah rumah tangga dibuang disebelah rumah, bila

sampah telah banyak, lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar

rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah

tetangga yang hanya berjarak satu meter. 3 meter

dari tempat tersebut banyak tumpukan sampah serta

kandang ayam yang tampak tidak bersih. Sedangkan

disamping kiri berjarak 10 meter dari banyak rumah

tetangga yang padat.

Keluarga Binaan Tn. Samun

Tabel 2.1 Data Dasar Keluarga Tn. Samun

No Nama Status Keluarga Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan

1. Tn.Samun Kepala keluarga Laki-laki 35 tahun Tidak

bersekolah

Wiraswasta

2. Ny.Rohamah Istri Perempuan 26 tahun Tidak

bersekolah

Wiraswasta

3. An. Guntur Anak Laki-laki 7 tahun SD Pelajar

4. An. Elfi Anak Perempuan 3 tahun Belum

sekolah

-

Keluarga Tn. Samun bertempat tinggal di RT 01/RW 03 Kampung Gaga,

Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga

tersebut terdiri dari Tn. Samun sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang

Page 35: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

bernama Ny. Rohamah dan empat orang anak, anak bernama Guntur dan anak

bernama Elfi.

Tn. Samun berusia 35 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta berupa pedagang

warung dan alat-alat pancing dengan penghasilan berkisar Rp.50.000,00-

Rp.100.000,00 perhari. Pendapatan Tn. Samun ini tidak menentu setiap harinya

namun dalam sebulan biasanya sekitar Rp.1.500.000,00 – Rp.3.000.000,00 per

bulan. Pendapatan ini menurut Ny. Rohamah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Tn. Samun tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Istrinya, Ny. Rohamah

berusia 26 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ikut membantu usaha

suaminya. Ny. Rohamah juga tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Anak

pertama pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah seorang laki-laki berusia 7 tahun

dan bersekolah di sekolah dasar kelas 2 dan anak kedua Tn. Samun dan

Ny.Rohamah seorang perempuan berusia 3 tahun. Karena letak sekolah cukup

dekat dari rumah maka anak pertama berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Tn. Samun memberikan uang saku untuk anak pertamanya sebesar Rp.2.000,00

per hari. Tempat tinggal yang sekarang mereka huni merupakan milik pribadi dan

bukan warisan, mereka tinggal berempat di dalam rumah tersebut.

Keluarga Tn. Samun tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 66

m2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari ruang tamu berukuran 4 m x 3 m,

satu kamar tidur yang berukuran 3 m x 3 m, satu ruang keluarga yang juga

berfungsi sebagai kamar tidur berukuran 5 m x 3 m, kamar mandi berukuran 2 m x

2 m, dua dapur yang berukuran masing-masing 2 m x 3 m dan 2 m x 2 m, dan satu

gudang berukuran 3 m x 2 m.

Rumah Tn. Samun ini terletak di pinggir jalan raya. Rumah ini berlantaikan

keramik. Atap rumah terbuat dari genteng, beberapa bagian plafon sudah ada yang

bolong namun Ny. Rohamah mengatakan rumahnya tidak bocor saat datang hujan.

Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata. Untuk ventilasi, rumah

ini memiliki empat buah jendela di ruang tamu yang masing-masing berukuran 1

m x 60 cm dan dua buah jendela di kamar paling depan yang berukuran 1 m x 60

cm sedangkan ruang keluarga mempunyai dua buah jendela yang berukuran 1 m x

60 cm. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk

Page 36: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

udara atau masuknya cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi

dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 5,4% sehingga tidak memenuhi kriteria

ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini tidak berlangganan listrik secara

resmi, dengan fasilitas empat buah lampu dan satu buah televisi. Di samping

rumah Tn. Samun terdapat selokan. Limbah rumah tangga Tn.A mengalir melalui

selokan. Keadaan selokan, air mengalir cukup lancar tetapi ada beberapa sampah

yang menggenang.

Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban. Untuk mandi dan

kebutuhan air sehari-hari keluarga ini menggunakan air PAM. Air PAM yang

didapat diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar.

Dalam sehari keluarga tersebut membutuhkan lima sampai enam jerigen air PAM

(satu jerigen = 20 liter). Satu jerigen air PAM seharga Rp.5.000,00.

Keluarga Tn. Samun biasa membuang sampah di tempat sampah samping

rumah mereka. Sampah akan dibakar jika sudah menumpuk.

Keluarga Tn. Samun memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Rohamah

jarang memasak makanan karena lebih sering membantu usaha suaminya dan

apabila memasak dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari

ialah tahu, tempe dan sayur terkadang juga memasak ikan. Ny. Rohamah memasak

tanpa membatasi jumlah garam untuk makanan Tn. Samun. Semua makanan

dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan

yang digunakan terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga

ini biasanya makan di ruang keluarga atau ruang tamu. Ny. Rohamah juga sering

membiarkan kedua anaknya jajan di warung maupun makan makanan ringan

dikarenakan ia jarang memasak. Sehingga terkadang anak-anaknya lebih suka

makan jajanan di luar daripada makan di rumah.

Anak pertama pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah yaitu Guntur,

bersekolah kelas 2 sekolah dasar. Guntur sehari-harinya pergi ke sekolah dan

membantu ayahnya. Anak kedua pasangan Tn. Samun dan Ny.Rohamah yaitu Elfi

yang berumur 3 tahun. Ny. Rohamah mengatakan jika keluar rumah anak-anaknya

selalu memakai sendal.

Page 37: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat

warung terlebih dahulu. Namun, jika dengan obat warung keadaannya tidak juga

membaik barulah dibawa ke praktik dokter terdekat. Dalam keluarga Tn. Samun,

hanya beliau yang merokok. Tn. Samun merupakan perokok aktif. Sehari biasa

menghabiskan setengah bungkus rokok. Tn. Samun merokok sejak remaja. Tn.

Samun merokok dimana saja sesukanya. Penyakit darah tinggi diakui diketahui

sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu, namun Tn. Samun malas berobat.

Dari keterangan Ny. Rohamah kedua anaknya lahir di paraji. Dia tidak pernah

memberikan imunisasi kepada kedua anaknya karena menurut Tn. Samun

imunisasi tidak terlalu penting. Tetapi, sewaktu kecil keempat anak Ny. Rohamah

selalu diberikan ASI selama dua tahun. Ny. Rohamah sudah mulai memberikan

makanan pendamping ASI kepada anak keduanya saat berumur 4 bulan. Ny.

Rohamah memberikan makanan pendamping kepada anak keduanya saat berusia 4

bulan dikarenakan menurutnya anaknya sudah bisa makan dengan baik. Makanan

yang diberikan lunak seperti buah pisang. Ny. Rohamah juga mengatakan bahwa

dirinya juga memakai KB suntik per tiga bulan dan sudah memakai selama 6 tahun

karena menurut Ny. Rohamah ia merasa cukup dengan dua orang anak.

Gambar 2.1 Denah Rumah Keluarga Tn. Samun

Tabel 1.21 Faktor Internal Keluarga Tn. Samun

Page 38: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Tabel 1.22 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Samun

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 66 m2

2.22 Ruangan dalam rumah Rumah ini terdiri dari ruang tamu berukuran 4 m x 3

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Samun merokok sekitar satu sampai dua bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini

dilakukan di dalam dan di luar rumah. Semakin banyak

pekerjaan, biasanya Tn.Samun juga semakin banyak

menghabiskan rokoknya, yakni bisa lebih dari dua

bungkus rokok dalam sehari

2 Olah raga Keluarga Tn. Samun terkadang berolahraga dengan

jalan pagi disekitar rumahnya.

3 Pola Makan Ny. Rohamah memasak sendiri dengan komposisi

makanan seperti nasi, tahu, tempe, ikan, dan jarang

memakan sayur, buah-buahan, apalagi susu. Ny.

Rohamah juga jarang memasak sendiri. Ny Rohamah

juga menggunakan penyedap rasa untuk memasak.

Anak-anaknya lebih suka jajan di luar daripada makan

di rumah

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, Tn. Samun membeli obat warung atau ke

pratek dokter dekat rumahnya.

5 Aktivitas sehari-hari Tn. Samun bekerja menjual alat-alat pancing

6 Penggunaan Alat

Kontrasepsi

Istri Tn.A menggunakan alat kontrasepsi berupa KB

suntik per 3 bulan

7 Penyakit Tn. Samun mempunyai riwayat penyakit darah tinggi

Page 39: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

2 m, satu kamar tidur yang berukuran 3 m x 3 m, satu

ruang keluarga yang juga berfungsi sebagai kamar

tidur berukuran 5 m x 3 m, kamar mandi berukuran

2 m x 2 m, dua dapur yang berukuran masing-

masing 2 m x 3 m dan 2 m x 2 m, dan satu gudang

berukuran 3 m x 2 m.

3. 3. Ventilasi Rumah Tn. Samun memiliki empat buah jendela di

ruang tamu yang masing-masing berukuran 1 m x 60

cm dan dua buah jendela di kamar paling depan

yang berukuran 1 m x 60 cm sedangkan ruang

keluarga mempunyai dua buah jendela yang

berukuran 1 m x 60 cm

4. Pencahayaan a. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.

b. Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di

dapur dan kamar mandi.

5. MCK c. Memiliki kamar mandi

d. Memiliki jamban

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Samun menggunakan air

sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci

pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk

kebutuhan air minum sehari-hari.

7. Saluran pembuangan

limbah

Terdapat saluran pembuangan limbah (Selokan) di

samping rumah Tn.A. pada selokan di temukan

beberapa sampah yang menggenang.

8. Tempat pembuangan

sampah

Sampah rumah tangga dibuang di sebelah rumah,

bila sampah telah banyak, lalu dibakar.

Page 40: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

9. Lingkungan sekitar

rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah

tetangga yang hanya berjarak setengah meter.

10 Jamban Pada keluarga Tn. Samun terdapat jamban

Keluarga Tn. Ahmad

a. Data Dasar Keluarga Tn. Ahmad

Keluarga binaan Tn. Ahmad terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Tn. Ahmad

sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Ratih berusia 32 tahun. Anak ke 1

bernama An. Arya berusia 9 tahun. Anak ke 2 bernama An. Putri berusia 6 tahun, anak

ke 3 bernama An. Doni berusia 3 tahun.

Tabel. 1.23 Data dasar Keluarga Tn. Ahmad

Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn. Ahmad Kepala

Keluarga

L 32 SMP Nelayan

2. Ny. Ratih Istri P 32 - Ibu Rumah

Tangga

3. An. Arya Anak L 9 SD Pelajar

4. An. Putri Anak P 6 SD Pelajar

5. An. Doni Anak L 3 - -

Keluarga Tn. Ahmad bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa Tanjung

Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Ahmad sebagai kepala

Page 41: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

keluarga, istrinya bernama Ny. Ratih, dengan tiga orang anak bernama An. Arya, An. Putri,

dan An. Doni. Tn. Ahmad, berusia 36 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan

penghasilan berkisar Rp 50.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Ahmad digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan, dan lain-

lain.

Tn. Indra mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan

hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Istrinya, Ny. Ratih, yang berusia 32 tahun,

bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Ratih tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah.

Pasangan ini menikah saat Tn. Ahmad berumur 26 tahun dan Ny.Ratih berusia 22 tahun. Saat

hamil, Ny.Ratih rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan ketiga

anaknya dibantu oleh dukun beranak.

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Ahmad tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan

luas tanah sekitar 90 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 6 m. Bangunan tempat tinggal

tidak bertingkat, berlantaikan semen, beratap asbes dengan plafon rotan, dan dindingnya

terbuat dari rotan. Rumah dari keluarga Tn. Ahmad memiliki ventilasi yang cukup baik dan

sirkulasi udara yang baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, ruang

dapur, dan memiliki kamar mandi serta terdapat jamban. Keluarga Tn. Ahmad sering

menggunkan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang dibelinya

seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Tn. Ahmad memerlukan 5 dirigen

untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Keluarga Tn. Ahmad dalam membuang limbah rumah tangga (sampah) dengan cara

membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak,

sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 2.2 Denah Ruman Tn. Ahmad

Page 42: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Ahmad terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan

terdapat jalan setapak dan tidak memiliki halaman, bagian belakang terdapat tumpukan

sampah yang belum dibakar, tempat pembuangan, dan jarak yang berdempetan antar

rumah. Limbah cair dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Ahmad memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Ratih memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu

atau tempe, dan sering makan ikan asin. Menurut penuturannya Ny. Isni semua makanan

dimasak sampai matang. Ny. Isni tidak pernah membeli makanan di luar.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Pasangan Tn. Ahmad dan Ny. Ratih dikaruniai sebanyak 3 anak, Ny. Ratih memberikan

ASI pada ketiga anaknya dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan diganti dengan makanan

pengganti ASI berupa bubur bayi tanpa campuran sayur atau buah. Saat ini Tn. Ahmad dan

Ny. Ratih menjalani program Keluarga Berencana (KB) berupa suntik setiap 3 bulan.

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Ahmad untuk

Page 43: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn.

Ahmad lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Ahmad jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya

jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering

diderita anggota keluarga Tn. Ahmad adalah batuk dan pilek.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Tn. Ahmad adalah seorang perokok. Keluarga Tn. Ahmad mengaku mencuci tangan

sebelum makan dan jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan

berolahraga tidak ada.

Tabel 1.24 Faktor Internal Keluarga Tn. Ahmad

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan merokok Tn. Ahmad memiliki kebiasaan merokok

2 Olahraga Semua anggota keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga

3 Pola makan a. Keluarga Tn. Ahmad memiliki kebiasaan

makan dua kali sehari. Ny. Ratih memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu

yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu atau

tempe dan sering makan ikan asin.

b. Ketiga anaknya mendapatkan ASI eksklusif

sejak lahir sampai usia 6 bulan dan setelah itu

diberi makanan pengganti berupa bubur bayi

Page 44: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

tanpa campuran sayur atau buah.

4 Pola pencarian pengobatan Ketika ada anggota keluarga yang sakit,

keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

5 Aktivitas sehari-hari a. Tn. Ahmad bekerja sebagai nelayan dengan

penghasilan Rp 50.000/hari

b. Ny. Ratih bekerja sebagai ibu rumah tangga

c. An. Arya dan An. Putri berusia 9 tahun dan 6

tahun, keduanya saat ini masih duduk di bangku

SD

d. An. Doni merupakan balita berusia 3 tahun

6 Kontrasepsi Pada keluarga Tn. Ahmad tmenggunakan alat

kontrasepsi berupa suntik

Tabel 1.25 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ahmad

No Kriteria Permasalahan

1. Luas bangunan Luas rumah ± 8 x 6 m

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran

2,5x3m yang juga menjadi ruang keluarga, dan dua

kamar tidur berukuran 2,5x2m, dapur berukuran

3x3 cm, kamar mandi berukuran 2x2 m

3. Jamban Pada keluarga Tn. Ahmad memiliki jamban di

rumah

Page 45: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

4. Ventilasi Terdapat ventilasi yang baik

5. Pencahayaan Terdapat pencahayaan yang cukup pada rumah

keluarga Tn. Ahmad

6. MCK Memiliki kamar mandi dan terdapat jamban.

7. Sumber air Terdapat sumur untuk kebutuhan mencuci dan

mandi dan air untuk minum didapat dengan

membeli air PAM keliling.

8. Saluran pembuangan limbah

Limbah rumah tangga cair dialirkan ke jalan

9. Tempat pembuangan sampah

Sampah dibuang di belakang rumah, lalu kemudian

ditumpuk jika penuh lalu di bakar

10. Lingkungan sekitar rumah

Di samping kanan dan kiri terdapat rumah tetangga

yang berdempetan, di depan rumah terdapat jalan

setapak dan tidak memiliki halaman, serta belakang

rumah terdapat tumpukan sampah yang belum

dibakar.

1.3 Penentuan Area Masalah

I.3.1 Rumusan Area Masalah

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan yang

bertempat tinggal di RT 05/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, maka

dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu

“Pengetahuan Tentang Pola Makan pada Balita” Dalam pengambilan sebuah masalah

kelompok kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik

membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, Proses penetapan Metode Delphi

dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.

Page 46: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Gambar 1.6 Proses Metode Delphi

Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada

3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di

Kampung Garapan, Tanjung Pasir. Kami mengangkat masalah ini dengan berbagai

pertimbangan dan alasan :

1. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan perilaku keluarga binaan tentang pengetahuan

pola makan pada balita termasuk dalam kategori kurang dengan presentase 50,8 %.

2. Berdasarkan observasi ke keluarga binaan didapatkan bahwa kurangnya pengetahuan

tentang pola makan yang baik pada balita.

3. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa kesadaran tentang pemberian makanan

yang baik dan sehat pada balita masih kurang.

4. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan belum pernah

mendapatkan penyuluhan tentang pola makan pada balita.

1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas

Page 47: Simulasi BAB I Pengetahuan Pola Makan Pada Balita

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, memutuskan untuk mengangkat

permasalahan “Pengetahuan Tentang Pola Makan pada Balita Di Keluarga Binaan Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Periode 07

September 2015 – 12 Oktober 2015”.