sim good manufacturing practice stukas kopi.docx
TRANSCRIPT
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 1/15
Good Manufacturing Practice (GMP)
Good Manufacturing Practice (GMP) atau dalam bahasa Indonesia Cara Produksi yang
Baik (CPB) pada dasarnya adalah peraturan tentang cara untuk mencapai kualitas yang
konsisten dalam produk yang dibuat. Ada banyak definisi dari kualitas yang merupakan
istilah yang agak subjektif tapi secara umum memenuhi harapan konsumen. Ini berarti bahwa
produk yang dibeli pada kenyataanya sama dengan yang diklaim pada label tepat digunakan
dan tidak terkontaminasi dengan apa pun yang mungkin berbahaya. Food and Drug
Administration (!"A) mendefinisikan kualitas suplemen bahwa produk tersebut memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas kemurnian kekuatan dan komposisi serta telah
diproduksi diberi label dan diselenggarakan di bawah kondisi untuk mencegah pemalsuan.
Penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) pada sebuah pabrik memiliki banyak
keuntungan diantaranya#
$. %eningkatkan kepercayaan pelanggan
&. %eningkatkan image dan kompetensi perusahaan'organisasi
. %eningkatkan kesempatan perusahaan'organisasi untuk memasuki pasar global
melalui produk'kemasan yang bebas bahan beracun (kimia fisika dan biologi)
. %eningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk
*. Berpartisipasi dalam program keamanan pangan
+. %enjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu
Implementasi GMP
,%P diterapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau digunakan oleh
konsumen dengan tingkat resiko yang sedang hingga tinggi yang meliputi produk obat-
obatan makanan kosmetik perlengkapan rumah tangga dan semua industri yang terkait
dengan produksi produk tersebut. Pada dasarnya tidak ada referensi aturan ,%P yang bersifat
global seperti halnya I/. ehingga masing-masing negara biasanya memiliki ,%P
tersendiri seperti Amerika 0anada China dan India. 1egulasi ,%P di Indonesia sendiri
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 2/15
dilakukan oleh BP/%. edangkan untuk sertifikasi bisa melalui BP/% atau lemabaga
sertifikasi ,%P yang legal. tandar ,%P oleh BP/% sendiri dibagi-bagi per industri yang
dibagi menjadi industri sebagai berikut#
$. tandar ,%P untuk industri obat-obatan di sebut dengan CP/B (Cara Pembuatan
/bat yang Baik)
&. tandar ,%P untuk industri makanan di sebut dengan CP%B (Cara Pembuatan
%akanan yang Baik)
. tandar ,%P untuk industri kosmetik di sebut dengan CP0B (Cara Pembuatan
0osmetik yang Baik)
. tandar ,%P untuk industri obat tradisional di sebut dengan CP/2B (Cara
Pembuatan /bat 2radisional yang Baik)
ebenarnya industri dapat menentukan darimana refrensi ,%P yang diterapkan. 0arena pada
dasarnya tujuan semua ,%P yang ada adalah untuk membentuk produk yang berkualitas.
3adi industri dapat mengambil referensi ,%P dari luar negeri tapi selama tidak menyalahi
aturan dari BP/% sendiri. Pemilihan referensi biasanya mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut#
$. ertifikasi ,%P di Indonesia dapat dilakukan oleh BP/% atau lembaga sertifikasi
independen lainnya.
&. 0emana produk yang dihasilkan akan di jual (lokal atau ekspor) maka standar ,%P
yang digunakan sebagai referensi mempertimbangkan standar ,%P di negara dimana
produk tersebut di jual.
. Penerapan ,%P sebagai standar tunggal atau merupakan bagian dari penerapan
standar yang lain dan sertifikasi yang dilakukan merupakan sertifikasi dari standar
yang lainya tersebut seperti# I/ &&4445&44* 6ACCP B1C 7! I! dan lain-lain.
Standarisasi GMP
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 3/15
Prinsip dasar ,%P lebih menekankan pada proses produksi yang benar bukan hanya sekedar
proses pemeriksaan atau inspeksi'testing. /leh karena itu ,ood %anufacturing Practice
(,%P)harus diterapkan kepada semua aspek-aspek yang berhubungan dengan produksi.
Cakupan secara umum dari penerapan standar ,%P adalah#
$. "isain dan fasilitas
&. Produksi (Pengendalian /perasional)
. 3aminan mutu
. Penyimpanan
*. Pengendalian hama
+. 6ygiene personil
8. Pemeliharan Pembersihan dan perawatan
9. Pengaturan Penanganan limbah
:. Pelatihan
$4. Consumer Information (edukasi konsumen)
http#''kb.$&sehat.com'lain'good-manufacturing-practice-gmp'
EVALUASI TINGKAT PENANGANAN PASCA PANEN KOPI O!USTA SESUAI
GMP (Good Manufacturer Practices) (Studi Kasus "i "esa #ono$erso% Pringsurat%
Ka&u'aten Teanggung)
* PEN"A+ULUAN
0opi merupakan salah satu produk unggulan dalam subsektor perkebunan di
Indonesia. ampai dengan saat ini Indonesia menempati urutan ke empat sebagai negara
produsen kopi terbesar didunia. elama + tahun terakhir (&44+- &4$$) rata-rata jumlah kopi
yang diekspor $&.+8 ribu ton dengan total nilai 94&.*9 juta ; < (BP &4$$) dengan total
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 4/15
tenaga kerja yang terlibat mencapai & juta orang (Anonim &4$&). %enurut International
Coffee /rgani=ation (IC/) konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga
peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor kopi ke negara-
negara pengkonsumsi kopi utama di dunia seperti ;ni >ropa Amerika erikat dan 3epang.
Biji kopi di Indonesia juga di pasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti tarbuck
dan 7uick Chek yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri (ihombing &4$$). ;ntuk
dapat bersaing dengan negara-negara produsen kopi lainnya maka mutu kopi Indonesia harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dunia karena hampir 84? kopi Indonesia
diekspor ke luar negeri.
0abupaten 2emanggung merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Propinsi 3awa
2engah. Pada tahun &448 eksport kopi dari 2emanggung mencapai +* 2on'%inggu dengan
total nilai transaksi sebesar 1p. $.+8&.*$.844 dengan jumlah tonase sebanyak $4&.*:&* ton.
3enis kopi yang paling banyak ditanam adalah kopi robusta dengan total produksi mencapai
&* ton. ("inas Pertanian Perkebunan dan 0ehutanan 2emanggung &4$$). "esa
@onokerso merupakan salah satu desa penghasil kopi di 0ecamatan Pringsurat 0abupaten
2emanggung. 1ata-rata petaninya sudah melakukan pengolahan biji kopi menjadi kopi beras
namun biji kopi yang dihasilkan masih rendah standar mutunya.
Akhir-akhir ini muncul permasalahan karena lebih dari +*? ekspor kopi Indonesia
adalah ,rade I ke atas dan tergolong kopi mutu rendah yang terkena larangan ekspor.
1endahnya mutu produksi kopi robusta terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun panen
dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi robusta
diproduksi oleh perkebunan rakyat. "isamping itu pasar kopi masih menyerap seluruh
produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik
("itjenbun &4$&).
Peningkatan produktiitas kopi khususnya di "esa @onokerso perlu diikuti oleh
peningkatan kualitas atau mutu kopi. 6al ini bertujuan agar produk kopi di "esa @onokerso
mampu bersaing dengan produk kopi dari daerah lain sehingga petani memperoleh insentif
harga yang menarik. ;ntuk memporeh mutu kopi yang tinggi maka perlu penanganan panen
dan pasca panen yang tepat berdasarkan ,AP dan ,%P. Penerapan ,%P (Good Manufacture
Practices) menjadi jaminan bagi konsumen bahwa produk yang dipasarkan diperoleh dari
hasil serangkaian proses yang efisien produktif dan ramah lingkungan. "engan demikian
petani akan mendapatkan nilai tambah berupa insentif peningkatan harga dan jaminan pasar
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 5/15
yang memadai. %enurut emerle (&4$4) D2he Euality of smallholder is affected by the poor
understanding of the relationship of the post harest techniEues used and the Euality. %ost of
the farmers show their concern with Euality and price howeer there is lack of concern with
post harest techniEues used and price of Euality.F
;ntuk itu perlu diketahui sejauhmana penanganan panen dan pascapanen yang telah
dilakukan petani agar dapat dilakukan langkah perbaikan yang tepat. /leh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengealuasi penanganan pasca panen kopi oleh petani di
"esa @onokerso.
,* METO"E PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di "esa @onokerso 0ecamatan Pringsurat 0abupaten
2emanggung. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa "esa ini
merupakan salah satu daerah sentra kopi di 3awa 2engah di desa tersebut juga terdapat
klaster kopi. Petani kopi di "esa @onokerso umumnya melakukan pengolahan kopi sendiri
sampai menjadi kopi beras. "esa @onokerso juga menjadi lokasi pengembangan sejumlah
klon unggulan baru sejak tahun &44 dan kopi organik dari 0ementan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan 3uli sampai dengan eptember &4$&. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif bermaksud membuat
pemerian (penyandraan) secara sistematis factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat populasi tertentu (;sman dan Akbar &449). ;ntuk mendukung deskripsi data dilakukan
pengujian mutu kopi.
ampel diambil menggunakan teknik purposie sampling yakni skema pencuplikan
yang bertujuan untuk mendapatkan subjek yang memiliki ciri tertentu sehingga dapat
dianalisis dengan sahih (%urti &44+). ampel yang diambil berjumlah &4 orang petani
dengan kriteria# 0epala keluarga (Bapak'Ibu) 2inggal di "esa @onokerso Petani yang
membudidayakan kopi robusta dan melakukan kegiatan pasca panen kopi robusta
%empunyai lahan perkebunan kopi %emahami tentang usahatani kopi dan memiliki sampel
kopi. 2eknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
obserasi indepth interiew (wawancara mendalam) dan dokumentasi. elanjutnya analisa
data dilakukan secara deskriptif. Pemeriksaan 0esesuaian Penanganan Pasca panen kopi yang
baik menggunakan checklist. Penilaian tingkat kesesuaian (?) setiap responden pada
penanganan kopi dihitung dengan menggunakan rumus sbb#
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 6/15
-* +ASIL "AN PEM!A+ASAN
-** Kara$teristi$ Petani
Pada 2abel $. berikut ini ditampilkan karakteristik petani kopi yang dinilai kesesuaian
praktek penanganan panen dan pasca panennya.
2abel $. "eskripsi sampel penelitian
Berdasarkan 2abel di atas diketahui bahwa rata-rata responden berumur * tahun
dengan pengalaman usahatani -*4 tahun dan pendidikan rata-rata adalah ". Budidaya kopi
sudah melekat secara kultural apabila dilihat dari pengalaman usahataninya. Petani umumnya
mulai mengelola kebun kopi dimulai sekitar umur &* tahun yang rata-rata adalah warisan dari
orang tua.
-*,* Penanganan Pasca Panen Ko'i
2ahapan pasca panen kopi yang dilakukan meliputi pemanenan pengeringan
pengupasan dan sortasi penyimpanan dapat dilihat pada ,ambar $ berikut#
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 7/15
,ambar $.2ahapan penanganan kopi Berikut ini diuraikan masing-masing tingkat
kesesuaian penanganan panen dan pasca panen pada tiap tahapan pananganan berdasarkan
,%P (Good Manufacturer Practices)#
.&.$. 2ingkat Pemanenan
2abel &. 2ingkat 0esesuaian Praktek Pemanenan 0opi pada Petani dengan ,%Ps
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah
masak kemudian memasukkannya ke Penyimpanan Panen Pengupasan G sortasi pengeringan
dalam karung plastik. Berdasarkan tingkat kesesuaian praktek pemanenan kopi diketahui
bahwa hanya $* ? petani yang memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan selama
pemanenan. ;mumnya petani sudah memperhatikan cara pemetikan yang tepat agar tidak
terjadi kerusakan buah secara fisik. ementara untuk tingkat pemanenan yang lain masih
perlu dilakukan perbaikan seperti umumnya petani belum melakukan pemisahan secara baik
antara buah cacat' benda asing tanah dan bahan kotor lainnya.
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 8/15
Pemisahan atau sortasi untuk buah matang muda dan kering' jatuh di tanah rata-rata
belum dilakukan dengan baik. Buah yang kering dan jatuh di tanah juga belum dipisah dan
masih dicampur dengan buah yang sehat. Beberapa petani sebenarnya ada yang sudah
melakukan pemisahan buah yang jatuh dan memisahkannya atau mereka menyebut Biji kopi
yang jatuh di tanah umumnya berwarna coklat kusam dan hitam. Belum adanya kegiatan
sortasi biji yang jatuh tersebut dapat dilihat dari prosentase biji hitam yang hampr ditemukan
pada semua sampel kopi yang diuji mutu cacatnya.
ortasi biji untuk memisahkan buah matang dan muda rata-rata belum dilakukan
namun demikian petani saat ini sudah banyak yang memanenan buah yang sudah matang atau
petik merah. etelah selesai dipetik kopi tidak langsung dijemur sehingga penimbunan buah
rata-rata masih dilakukan oleh petani hal ini terutama disebabkan karena keterbatasan lantai
jemur yang dimiliki. Penimbunan umumnya dilakukan selama &- hari. %enurut 1ahmanda
(&4$&) hal yang harus dihindari adalah menyimpan buah kopi di dalam karung plastik atau
sak selama lebih dari $& jam karena akan menyebabkan prafermentasi sehingga aroma dan
citarasa biji kopi menjadi kurang baik dan berbau busuk ( fermented ).
.&.&. 2ingkat Pengeringan pada pengolahan kopi cara kering
%etoda pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat kapasitas olah kecilmudah dilakukan peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Proses
pengolahan kopi robusta yang umum dilakukan petani pada lokasi penelitian ada dua yaitu
secara golondong dan pecah kulit ada pula yang melakukan kedua proses pengolahan
tersebut. Hamun sebagian besar petani mengolah secara pecah kulit. Pada kopi gelondong
buah kopi hasil panenan langsung dilakukan penjemuran sementara untuk kopi pecah kulit
sebelum dilakukan penjemuran buah kopi digiling menggunakan mesin pemecah buah kopi
kemudian dijemur. Berdasarkan pengalaman beberapa petani kopi gelondong menghasilkan
rendemen lebih tinggi dibanding kopi pecah kulit.
2ingkat penanganan pengeringan pada kopi gelondong hampir sama dengan pecah
kulit perbedaan utamanya hanya pada penggunaan alat pemecah kulit buah. Baik pada
pengeringan kopi gelondong maupun kopi pecah kulit semua petani sudah menggunakan
lantai jemur semen atau menggunakan terpal sebagai alas sehingga buah kopi tidak langsung
bersentuhan dengan tanah. 0eterbatasan lahan penjemuran di atasi dengan menjemur kopi
memanfaatkan fasilitas umum seperti jalan beraspal. Proses penjemuran sudah rata-rata sudahdilakukan sesuai standar yaitu tinggi tumpukan kopi cm sehingga panas matahari dapat
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 9/15
diterima secara merata pada semua bagian kopi. Pembalikan secara teratur dilakukan dalam
satu hari kurang lebih &- kali pembalikan sehingga panas yang diterima lebih merata.
2abel . 2ingkat 0esesuaian Praktek Pengeringan kopi oleh Petani dengan ,%Ps
Baik pada pengolahan kopi gelondong maupun pecah kulit semua petani sudah
melakukan pemisahan berdasarkan tingkat kekeringan. ;mumnya kopi gelondong
memerlukan waktu pengeringan lebih lama jika dibandingkan kopi pecah kulit untuk kopi
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 10/15
gelondong sekitar $4-$& hari sementara kopi pecah kulit *-8 hari. 0opi yang sudah dijemur
terlebih dahulu dilakukan pemisahan sehingga tidak tercampur dengan kopi yang masih
basah atau yang baru dijemur. ementara itu buah kopi yang belum kering juga tidak
ditimbun tapi dibiarkan benar-benar kering.
Cara pengukuran kadar air kopi saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pengukur kadar air namun kelompok tani belum memiliki sehingga masih secara manual
berdasarkan kebiasan petani. Cara pengukuran kekeringan dilakukan berdasarkan kebiasaan
petani terdapat tiga cara yang biasa digunakan yaitu pertama dengan mengocok kopi
gelondong jika ada bunyi nyaring dari dalam buah maka kopi dikatakan sudah kering. 0edua
dengan menggigit kulit kopi apabila kopi sudah keras berarti sudah kering dan yang terakhir
dengan menginjak biji kopi. %eskipun masih mengandalkan perkiraan cara yang digunakan
petani ternyata cukup efektif karena berdasarkan hasil uji laboratorium rata-rata sampel kopi
memiliki kadar air di bawah $&.* ? artinya sudah memenuhi syarat mutu umum sesuai HI.
Pada proses pengolahan kopi kering pecah kulit membutuhkan alat pemecah buah kopi
umumnya masih secara manual. 0ondisi mesin pemecah rata-rata belum dilakukan
pembersihan secara rutin. 6asil penggilingan selanjutnya ditampung dengan menggunakan
wadah atau alas tempat kopi atau tidak langsung di atas tanah.
.&.. Pengupasan dan ortasi
2abel . 2ingkat 0esesuaian Praktek Pengupasan dan ortasi 0opi pada Petani dengan ,%Ps
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 11/15
ecara umum petani belum memperhatikan tingkat kebersihan alat pengupas kopi
yang digunakan atau pembersihan belum dilakukan secara periodik. Pembersihan dilakukan
apabila kinerja alat sudah terganggu. Pemisahan biji dengan benda-benda selain biji kopi
seperti kulit kopi batu daun dsb umumnya sudah dilakukan petani dengan baik artinya
kegiatan ini sudah cukup rutin dilaksanakan meskipun terkadang masih ditemukan kulit kopi
yang tercampur namun prosentasenya masih rendah.
emua petani umumnya belum membuat keseragaman ukuran biji dengan cara
menganyak sesuai ukuran yang berlaku. Berdasarkan ukurannya kopi robusta pengolahan
kering dibagi menjadi dua yaitu besar dan kecil. ;kuran besar dengan kriteria tidak lolos
ayakan berdiameter +* mm (siee no $+ sementara ukuran kecil adalah biji kopi yang lolos
ayakan diameter +* mm tapi tidak lolos ayakan berdiameter * mm ( sie Ho :).
Pemisahan biji-biji cacat berat biji hitam biji muda gelondong dll secara umum
belum dilakukan oleh petani. elain praktek produksi yang baik aspek pengendalian terhadap
adanya penyimpangan pada setiap tahap produksi perlu dilakukan. Adanya produk yang
menyimpang dari ketentuan standar tidak dapat dicampur dengan produk yang baik karena
akan mencemari produk secara keseluruhan. Pemisahan biji cacat secara fisik dapat
mengurangi kontaminasi okratoksin. "engan demikian disarankan untuk memisahkan biji
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 12/15
cacat terutama biji hitam bercendawan atau biji cacat lainnya (Bucheli et al.$::9 5 Ismayadi
dan Jaenudin &44& ).
0ebersihan alat penggilingan belum diperhatikan dengan baik dan tidak secara rutin
dilakukan. Pembersihan dilakukan seringkali jika kotoran mengganggu proses penggilingan.
ementara untuk wadah 'karung yang digunakan untuk pengemasan kopi beras umumnya
sudah diperhatikan dengan baik. Pembersihan dilakukan dengan mencuci wadah'karung
terlebih dahulu dengan sabun dan mengeringkannya dengan baik baru digunakan untuk
pengemasan.
.&.. Penyimpanan
2abel *. 2ingkat 0esesuaian Praktek Penyimpanan 0opi pada Petani dengan ,%Ps
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 13/15
ebagian besar petani sudah menyimpan kopi secara terpisah antara kopi gelondong
kopi pecah kulit dan biji kopi. Penyimpanan dalam jangka lama dalam bentuk kopi
gelondong atau biji kopi bercangkang jarang dilakukan petani umumnya penyimpanan
jangka lama dalam bentuk kopi beras yang sudah benar-benar kering. Periode penyimpanan
tidak terlalu lama karena setelah diolah menjadi kopi beras langsung dijual ke pedagang
pengepul. Biji kopi yang disimpan rata-rata sudah memenuhi standar kadar air maksimum
yang ditetapkan yaitu $&*? berdasarkan hasil uji kadar air yang dilakukan sudah memenuhi
HI.
Penyimpanan kopi milik petani yang baik adalah dalam bentuk kopi gelondong
bukan dalam bentuk kopi beras ( green coffe) dengan kadar air berkisar $ $+?. "engan
kadar tersebut kopi gelondong tahan disimpan selama &- tahun. Apabila saat panen harga
kopi rendah petani dapat menyimpannya sampai harga membaik. Penyimpanan sebaiknya
menggunakan karung plastik dan ditumpuk diatas para-para.
ecara umum kondisi tempat penyimpanan belum semuanya memenuhi persyaratan
ideal ruang penyimpanan yang baik. 0ondisi ruangan cenderung lembab belum semua
memiliki entilasi yang memadai dan beberapa masih bercampur dengan bahan-bahan lain
yang dapat mempengaruhi mutu kopi. Beberapa petani sudah mengatur tumpukan karung di
atas landasan tumpukan dari kayu' plastik ( pallet ) namun umumnya tumpukan karung biji
kopi belum diberi jarak terhadap dinding maupun antar tumpukan. jarak ideal tumpukan dari
dinding K $ m.
Pada saat musim penghujan rata-rata petani sudah melakukan proteksi terhadap kopiyang dijemur seperti dengan menutup kopi menggunakan plastik atau terpal tujuannya agar
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 14/15
biji kopi tidak terkena air hujan langsung atau membawa kopi ke tempat yang terlindungi
agar biji kopi tetap kering. Inspeksi secara rutin diperlukan untuk menjaga kualitas kopi
selama penyimpanan agar kondisi awal yang dapat mengganggu kualitas kopi segera
diketahui dan dilakukan penanganan secepatnya. Inspeksi atau pengecekan terhadap kualitas
kopi sudah dilakukan oleh sebagian petani sementara sebagian yang lain belum melakukan
pengecekan secara rutin karena petani beranggapan penyimpanan hanya bersifat sementara
atau dalam jangka pendek pada saat harga jual sesuai maka produk akan segera dijual. 1ata-
rata penyimpanan yang dilakukan petani $ tahun atau berkisar antara - bulan.
7/21/2019 SIM Good Manufacturing Practice Stukas Kopi.docx
http://slidepdf.com/reader/full/sim-good-manufacturing-practice-stukas-kopidocx 15/15
KESIMPULAN "AN EKOMEN"ASI
.$. 0esimpulan
2ingkat kesesuaian tertinggi dari penanganan pasca penen kopi adalah pada kegiatan
pengeringan (8:.9?) dan terendah pada pemanenan (&+.+8 ?) diikuti kegiatan pengupasan
dan sortasi (.?) sementara untuk tingkat penyimpanan sebesar *9.$?.
.&. 1ekomendasi
2erkait dengan masih rendahnya tingkat penanganan panen dan pasca panen maka "inas
terkait ("inas Perkebunan Proinsi dan 0abupaten 2emanggung) perlu melakukan sosialisasi
kepada petani cara penanganan panen dan pasca panen kopi sesuai dengan ,%P terutama
pada tingkat pemanenan.
http#''prosiding.upgrismg.ac.id'indeL.php'pangan'pangan'paper'iew!ile'+99'+&