sifat fisik hasil pertanian

24
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula. Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan. Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan menggunakan metode platform scale. Dalam beberapa hal bentuk dapat diaproksimasikan dengan salah satu dari bentuk geometri berikut ini:

Upload: radenfahmihusaini

Post on 26-Dec-2015

436 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

2014

TRANSCRIPT

Page 1: sifat fisik hasil pertanian

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun

demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan

(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair.

Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna,

rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH,

total asam, dan kadar gula. Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya

dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen

lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan.

Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga

kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak

digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa

jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran

berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan

menggunakan metode platform scale.

Dalam beberapa hal bentuk dapat diaproksimasikan dengan salah satu dari

bentuk geometri berikut ini:

1. Spheroid prolat

2. Spheroid oblat

3. Right circular cone atau silinder

Analisa karakter fisik bahan pangan yakni analisa sifat maupun bentuk

dari suatu bahan untuk mengetahui kualitas demi kepentingan produksi. Karakter

fisk bahan dapat mencakup aspek luas antara lain bentuk, struktur, sifat-sifat

optik, warna, dan penampakan, serta sifat-sifat yang berhubungan dengan panas.

Adapun beberapa nalisa yang dilakukan pada saat analisa karakter fisik bahna

yakni densitas kamba, bobot jenis, tekstur, viskositas, dan total padatan terlarut.

Page 2: sifat fisik hasil pertanian

Karakter fisik bahan dari hasil pertanian menjadi salah satu patokan untuk

menentukan kualitas dari bahan tersebut. Jika karakter fisik dari bahan tersebut

baik dan sesuai standar maka bahan tersebut dapat di produksiatau diproses lanjut

menjadi prosuk yang mempunyai harga jual yang tinggi. Begitu pula sebaliknya,

jika karakter fisik bahna tidak baik makan kita dapat mensiasatinya atau mengolah

lanjut sehingga tidak menurunkan nilai jual.

B. Tujuan

1. Menentukan bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian berdasarkan

perhitungan kebundaran dan kebulatan

2. Mengukur kekerasan bahan hasil pertanian dengan menggunakan Fruits Hardness

Tester

Page 3: sifat fisik hasil pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer. Kedua sifat bahan pangan inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang memililki sifat alir yang sangat mudah mengalir disebut fluiditas (Kanoni, 1999).

Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir, 2006).

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).         

Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat. Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang (Pantastico, 1989).

Page 4: sifat fisik hasil pertanian

Pembahasan

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam

menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu alat

khusus untuk suatu prosuk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara

penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran luas permukaan,

warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar air. Bentuk dan ukuran

sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,

rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan seperti

elektrostatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan

alat grading dan sortasi.

Kebundaran Salak 1= ApAc

= 100103

= 0,971 mm

Salak 2= ApAc

= 12740

= 3,175 mm

Salak 3= ApAc

= 10675

= 1,413 mm

Kebulatan

Menggunakan jangka sorong

Salak 1= (7,3 × 4,6 × 4,2)13

7,3= 0,713 cm

Salak 2= (6,36 × 5,56× 5)13

6,36= 0,882 cm

Salak 3= (6,77 × 5,3× 5,03)13

6,77= 0,835 cm

Menggunakan milimeter blok

Salak 1= didc

= 1013

= 0,77 mm

Page 5: sifat fisik hasil pertanian

Salak 2= didc

= 911

= 0,82 mm

Salak 3= didc

= 1114

= 0,79 mm

Kekerasan

Salak 1 P1 = FA

= 2,650,19

= 13,95 kg/cm2

P2 = FA

= 4,650,19

= 24,47 kg/cm2

P3 = FA

= 4,4

0,19= 23,16 kg/cm2

Prata-rata = P 1+P 2+P 3

3=

13,95+24,47+23,163

= 20,53

kg/cm2

Salak 2 P1 = FA

= 3,450,19

= 18,16 kg/cm2

P2 = FA

= 4,2

0,19= 22,11 kg/cm2

P3 = FA

= 4,5

0,19= 23,68 kg/cm2

Prata-rata = P 1+P 2+P 3

3=

18,16+22,11+23,683

= 21,32

kg/cm2

Salak 3 P1 = FA

= 2,40,19

= 12,63 kg/cm2

P2 = FA

= 4,250,19

= 22,37 kg/cm2

P3 = FA

= 4,450,19

= 23,42 kg/cm2

Page 6: sifat fisik hasil pertanian

Prata-rata = P 1+P 2+P 3

3=

12,63+22,37+23,423

= 19,47

kg/cm2

BuahKebundar

an

Kebulatan Kekerasan

Jangka

sorong

mm

blok

1 2 3 x

Salak 1

2

3

Apel 1

2

3

Mangga 1

2

3

Pear 1

2

3

Jeruk 1

2

3

Jambu 1

0,971

3,175

1,413

10,44

4,83

2,99

0,734

0,5

0,472

3,56

6,83

1,63

1,046

1,371

1,487

0,58

0,713

0,882

0,835

0,79

0,79

0,87

0,8

0,91

0,99

0,899

0,95

0,85

0,776

0,890

0,892

0,74

0,77

0,82

0,79

0,92

0,88

0,84

1,5

1,7

1,73

0,835

0,809

0,724

0,957

0,845

0,875

1,148

18,16

17,63

13,95

16,84

13,53

26,31

12,89

16,84

23,15

15,26

13,947

12,895

12,368

14,747

16,210

25,26

22,11

22,37

24,47

25

25,79

25

16,57

14,73

21,31

12,63

15,789

12,105

10,526

14,210

14,684

23,68

23,42

23,16

25,79

25,53

11,58

15,47

15,73

20,26

13,68

15

15,789

11,842

12,368

14,737

20,53

21,32

19,47

22,543

21,62

20,96

14,97

15,76

21,57

13,857

14,912

13,596

11,578

13,684

15,210

Page 7: sifat fisik hasil pertanian

2

3

0,6

0,64

0,82

0,79

1,22

1,308

20,26

25,79

x =

23,77

ACARA 2

Page 8: sifat fisik hasil pertanian

Acara 2

A. Hasil

Tabel 1. Pengukuran VolumeBahan 1 Bahan 2 Bahan 3690 ml 680 ml 670 ml90 ml 80 ml 70 ml

Pengukuran:

Vbahan 1 = Vakhir – Vawal = 690 ml – 600 ml = 90 ml

Vbahan 2 = Vakhir – Vawal = 680 ml – 600 ml = 80 ml

Vbahan 3 = Vakhr – Vawal = 670 ml – 600 ml = 70 ml

Berat bahan 1 = 0.07 kg = 70 gr

Berat bahan 2 = 0.08 kg= 80 gr

Berat bahan 3 = 0.075 kg= 75 gr

Luas permukaan = panjang isolasi x lebar isolasi (1,5 cm)

Luas permukaan 1 = 87 cm x 1.5 cm = 130.5 cm2

Luas permukaan 2 = 102.7 cm x 1.5 cm = 154.06 cm2

Luas permukaan 3 = 105.5 cm x 1.5 cm = 158.25 cm2

Densitas = ρ = m/v, dimana v adalah volume pengukuran

ρ1 = m/v = 70 gr / 90 ml = 0.777 gr/ml

ρ2 = m/v = 80 gr / 80 ml = 1 gr/ml

ρ3 = m/v = 75 gr / 70 ml = 1.071 gr/ml

Perhitungan:

Volume = (π/3) h (r12 + r1.r2 + r2

2)

Page 9: sifat fisik hasil pertanian

V1 = (3,14/3) (7.3)[(1.34)2 + (1.34) (0.645) + (0.645)2] = 7.641 (3.075925) = 23.5

cm

V2 = (3,14/3) (6.36)[(1.695)2 + (1.695) (0.675) + (0.675)2] = 6.6568 (4.472775) =

29.77 cm

V3 = (3,14/3) (6.77)[(1.69)2 + (1.69) (0.35) + (0.35)2] = 7.086 (3.57) = 25.29702

cm

Luas permukaan = (r1 + r2) [(h2 + ( r1 – r22)]1/2

Luas permukaan 1 = (1.695 + 0.675) [(6.36)2 + (1.695 – (0.675)2)1/2 = 2.37 (6.44)

= 15.2658

Luas permukaan 2 = (1.34 + 0.645) [(7.3)2 + (1.34 – (0.645)2)1/2 = 1.985 (7.33) =

14.556

Luas permukaan 3 = (1.69 + 0.35) [(6.77)2 + (1.69 – (0.35)2)1/2 = 2.04 (6.9014) =

14.0789

Densitas = ρ = m/v, dimana v adalah volume perhitungan

ρ1 = m/v = 0.07 kg / 23.5 cm = 2.97 x 10-3 kg/cm

ρ2 = m/v = 0.08 kg / 29.77 cm = 2.68 x 10-3 kg/cm

ρ3 = m/v = 0.075 kg / 25.29702 = 2.96 x 10-3 kg/cm

Tabel 2. Regresi Linear No X Y XY X^2 Y^21 125 3,495 436813.4024 15625 12,211,580.70364312 125 2,599 324925.5 15625 6,756,901.15521603 140 2,648 370768.3102 19600 7,013,731.62568344 135 3918.8 529038 18225 15,356,993.44000005 165 6190.85 1021490.25 27225 38,326,623.72250006 195 7770.71 1515288.45 38025 60,383,933.90410007 60 1121.7 67302 3600 1,258,210.89000008 75 1630.9 122317.5 5625 2,659,834.81000009 85 2142.5 182112.5 7225 4,590,306.2500000

Page 10: sifat fisik hasil pertanian

10 375 11747.8 4405425 140625 138,010,804.840000011 295 10486.08 3,093,393.6 87025 109,957,873.812 340 10,954.47851 3,724,522.693 115600 120,000,599.413 145 45.06 6533.7 21025 2,030.403600014 165 48 7918.02 27225 2,302.848144015 125 38 4765.125 15625 1,453.210641016 70 1456.5 101955 4900 2,121,392.250000017 80 1526.58 122126.4 6400 2,330,446.496400018 75 1407.89 105591.75 5625 1,982,154.2521000

Jumlah

2775 69,228.25551 16,142,287.19 574825 522,967,473.2

Rata-rata

154.1667 3,846.014195

bi=n∑i=1

n

XY−¿¿¿ = 37.20

bo=Y−bi X = 3846.014195–37.20 (154.1667) = -1888,9

r2=bi∑ XY

∑ Y 2 = 37.20(16142287.19)

522967473.2 = 1,15

∑ XY=∑i=1

n

XY −¿¿¿¿

∑xy = 16142287.19 - (2775 ) 69228.25551

18

= 5469597.8

∑Y 2=∑i=1

n

Y 2−¿¿¿

∑y2 = 522967473.2 - 4792551361

18 = 256714619.8

Page 11: sifat fisik hasil pertanian

0 50 100 150 200 250 300 350 4000

2,0004,0006,0008,000

10,00012,00014,000

f(x) = 37.205068943854 x − 1889.7898782886R² = 0.792691003920229

regresi linear

regresi linear

Linear (regresi linear)

Linear (regresi linear)

x

y

ACARA 3

Tabel 1.Pengukuran densitas dan porositas kelompok 6

BahanMassa (gram

)

Volume Awal (ml)

Volume Akhir (ml)

curah

(gram/ml)

tunggal

(gram/ml)Porositas

(%)

Kacang Tanah

49,04 90 115 0,54 1,96 72,45

Page 12: sifat fisik hasil pertanian

Kacang Kedelai

34,4 50 85 0,69 0,98 25,59

Perhitungan

1. Kacang Tanah

a. curah =M kacang tanah

V awalkacang tanah=49,04 g

90 ml = 0,54 g/ml

b. tunggal = M kacang tanah

(V akhir−Vawal)= 49,04 g

(115−90 ) ml = 0,69g/ml

c. Porositas = 1−curah

tunggal×100 %=1−0,54

1,96=72,45 %

2. Kacang Kedelai

a. curah =M kacang kedelai

V awal kedelai=34,4 g

50 ml = 1,96 g/ml

b. tunggal = M kacang kedelai(V akhir−Vawal)

= 34,4 g(85−50 ) ml

=¿ 0,98g/ml

c. Porositas = 1−curah

tunggal×100 %=1−1,96

0,98=25,69 %

Tabel 2. Pengukuran densitas dan porositas kelompok 7-12

Bahan Kelompok Massa Vawal Vakhir ρcurah ρtunggalPorositas

(ε)

Kacang Tanah

7 52,09 70 120 0,691 0,968 28,6168 51,39 70 110 0,73 1,28 42,979 49,04 90 115 0,54 1,96 72,4410 51,62 90 120 0,57 1,72 66,8611 51,08 85 115 0,6009 1,703 64,72

Kacang Kedelai

12 47,749 70 100 0,682 1,591 57,27 39,93 55 90 0,658 1,034 36,3648 35,73 50 90 0,71 0,89 20,229 34,4 50 85 0,69 0,98 29,5910 36,54 60 105 0,609 0,812 2511 35,11 50 90 0,7022 0,878 20,0212 33,99 40 80 0,849 0,849 0

Page 13: sifat fisik hasil pertanian

 Kebulatan (sphericity)       Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).

 Kebundaran (Roundness)

Kebundaran adalah suatu ketajaman ukuran sudut-sudut dari suatu benda padat.

Nilai kebundaran suatu benda berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu

bahan hasi pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut bundar. Ada

beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya

adalah :

Roundness (Rd) = 

Dimana :

Ap = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas

Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya

Roundness (Rd) = 

Dimana :

r = jari-jari kelengkungan

N = Jumlah sudut yang ada

R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum

Roundness (Rd) = 

Dimana :

r = jari –jari kelengkungan tertajam

R = jari-jari rata-rata dari objek

Apabila di asumsikan bahwa volume objek setara dengan triaksial ellipsoid, dan

diameter dari lingkaran yang melingkupi setara dengan sumbu terpanjang dari

elips, maka diperoleh persamaan:

dimana a, b, c adalah panjang sumbu-sumbu ellipsoid. Berdasar persamaan

tersebut, kebundaran adalah rasio dari rata-rata diameter geometris obyek dengan

diameter terpanjangnya. Berdasar persamaan lainnya,

kebundaran=di/dc

dimana di adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan dc adalah diameter

terkecil dari lingkaran yang melingkupi bundaran (Gb. 4).

Page 14: sifat fisik hasil pertanian

Diameter padanan dari suatu obyek yang berbentuk tidak beraturan dinyatakan

dengan diameter suatu bundaran yang mempunyai volume sama

dimana G adalah massa (berat) dan γ berat volume dari obyek. Dalam

perancangan mesin-mesin penyekala (sizing), adalah penting untuk menyatakan

rata-rata proyeksi luasan melintang dari produk yang diukur dari berbagai posisi,

seperti pada Gb. 4. Rata-rata luasan proyeksi yang diperoleh dengan cara ini

dikaitkan dengan volume obyek dengan persamaan

dimana K=1.21 untuk bundaran dan lebih besar untuk benda benda cembung

lainnya. Apabila nilaiK mendekati nilai 1.21 maka benda tersebut semakin

mendekati bundar. Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara Fm dan V untuk

wortel, kentang dan lemon.

Gb.4. Penentuan rerata luasan proyeksi melintang produk-produk pertanian

Gb.5. Hubungan antara rerata luas proyeksi dan volume

Page 15: sifat fisik hasil pertanian
Page 16: sifat fisik hasil pertanian

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan meskipun

demikian bukan berarti bahan-bahan cair tidak mengandung bahan-bahan

padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat

pula bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer, kedua sifat

bahan pangan inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan

pangan yang mempunyai sifat alir yang mudah mengalir disebut Fluiditas.

(Kanoni, 1999)

Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia

bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan untuk

mengtahui tingkat kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut.

Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap pH, total asam dan kadar gula

(solube solida). (Khatir,2006)

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam

menangani masalah-masalah yang berhubungna dengna merancang suatu

alat khusus untuk suatu prosuk hasil pertanian atau analisa perilaku produk

dan cara penanganannya. Karakter fisik pertanian meliputi bentuk, ukuran

luas permukaan, warna, penampakan, berat, porositas, densitas, dan kadar

air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk

pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah

distribusi dan penyimpanan bahan seperti elektrostatistik, pantulan cahaya

dalam evaluasi warna, dan dalam pengembngan alat grading dan sortasi.

(Suharto,1991)

Page 17: sifat fisik hasil pertanian

2.2 Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume

zat pada suhu tertentu. Bobot jenis juga didefinisikan sebagai perbandingan

ketentuan suhu zat terhadap kerapatan air. Bobot juga merupakan bilangan

murni atau tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerpatan dengan

menggunakan rumus yang cocok. (Respati,2002)

Pada pemasakan buah kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat

jenis semakin bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan

kemungkinan menggunakan berta jenis sebagai metode pengujian

pemasakan secara tepat. Buah-buah ynag mengapung diatas air,mempenyai

berat jenis lebih kecil jadi belum masak. Buah-buah yang memiliki berat jenis

lebih dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah

matang. (Pantastico.1989)

Menurut Bird (2001), terdapat 3 macam dari bobot jenis, yakni :

1. Bobot jenis sejati : Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk

rongga yang terbuka dan tertutup.

2. Bobot jenis nyata Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori

atau lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.

3. Bobot jenis efektif : Massa partikel dibagi volume partikel termasuk rongga

yang tertutup

2.3 Densitas

Menurut Respati (2000), metode-metode yang digunakan dalam penentuan

densitas pada cairan, yaitu:

a. Metode Piknometer

Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan

ruang yang ditempati cairan ini. Sehingga dibuthkan wadah untuk menimbang

yang dinamakan Piknometer. Ketelitian metode ini akan bertmbah hingga

mencapai keoptimuman tertentudengan bertambahnya volume

piknometer.keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30ml.

b. Metode Neraca Mohr-westphal

Benda dari kaca yang dibenamkan tergantung pada balok timbnagn yang

ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan,

keuntungan metode ini adalah penggunaan waktu yang singkat dan mudah

dilakukan.

c. Metode Neraca Hidrostatik

Page 18: sifat fisik hasil pertanian

Metode ini berdasarkan hukum archimedes sutu benda yang dicelupkan

kedalam cairan akan kehilangan massa sebesar berta volume cairan yang

terdesak.

d. Metode Aerometer

Penentuan kerapatan dengan metode aerometer berskala (timbnagan

benam, sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung

gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung yang ditutup

pelelehan.

2.4 Tekstur

Analisa tekstur (kekerasan) bahan pangan menggunakan alat yakni

Pnetometer. Alat ini merupakan alat yang digunkan untuk mengukur tingkat

kekerasan atau tekstur suatu bahan dengan prinsip mengukur kedalaman

jarum penusuk. Oleh karena itu, pnetometer dilengkapi jarum penusuk dan

penyangga beban maka kedalaman tusukan semakin keras demikian

sebaliknya semakin dalam jarum masuk kedalam bahan semakkin lunak

bahannya. (Bird,2001)

Tekstur merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifta-sifat

mekanis, geometris dan bentuk permukaan yang tampak pada bahan pangan

tersebut sifat-sifat mekanis yang mempengaruhi tekstur suatu bhan pangan

yaitu meliputi hardness, fractobility, chewiness, dan springiness. Sedangkan

sifat-sifat geometris yang mempengaruhi tekstur meliputi segala hal yang

berhubungan dengan size, shape, dan susunan partikel dalam produk.

(Schroder, 2003)

2.5 Viskositas

Viskositas(kekentalan) dapat dianggap suatu gesekandibagian dalam suatu

fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu

lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya karena

pengaruh gaya F, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan V, yang

harganya semakin kecil untuk lapisan dasar sehingga timbul

gradien kecepatan.baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya

saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas tidak kental (mobile).

(Martoharsono, 2006)

Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-bagian atau

lapisan-lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau

gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi dalam zat cair.sedangkan

Page 19: sifat fisik hasil pertanian

viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara

molekul-molekul gas. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir lambat jadi,

viskositasnya tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.

(Yazid, 2005)