setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/bab 4.pdf · disesuaikan...
TRANSCRIPT
65
BAB IV
PAPARAN ANALIS DAN HASIL TEMUAN
A. Profil Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
1. Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH.
Abd Majid bin Abd. Hamid bin Itsbat pada tahun 1943M / 1363 H yang
sekaligus menjadi pengasuhnya (1943 M-1957 M).135
Setelah beliau wafat (6
Syawal 1364 H/1957 M ), selama dua tahun (1957-1959) kepemimpinan
pesantren mengalami kekosongan. Hal ini disebabkan putra beliau RKH.
Abdul Qadir masih belajar di Mekkah dan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi
menantu beliau sudah menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror Alasbulu
Banyuwangi.
Untuk mengisi kekosongan itu, RKH. Abdul Hamid Bakir (putra
RKH. Abd Majid pengasuh PP. Banyuanyar) pulang dan pergi Banyuanyar-
Bata-Bata untuk memberikan pembinaan. Beliau juga dibantu oleh beberapa
ulama, antara lain adalah KH. As’ad (Timur sumber), KH. Ahmad Faqih
(Toronan), dan KH. Ahmad Zahid (Pakes).
Pada tahun 1959 M, RKH. Abdul Qadir pulang dari Mekkah untuk
melanjutkan kepemimpinan sebagai pengasuh. Akan tetapi kepemimpinan
beliau tidak berlangsung lama, karena pada tahun itu juga tanggal 5 Agustus
beliau wafat.
135
Pemerintah Kabupaten Pameksan,Ensiklopedi Pamekasan, (Klaten, Intan Sejati, 2010,), 277.
66
Untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren, keluarga besar
pesantren meminta kesediaan RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi yang selama
12 tahun bermukim di PP Nurul Abror untuk pulang ke Bata-Bata dan
bersedia menjadi pengasuh dan akhirnya beliau berkenan. Selama
kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi, pesantren Mambaul Ulum
Bata-Bata mengalami perkembangan cukup pesat, baik jumlah santri
maupun pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Pada Tahun 1962 M, RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi mendirikan
Madarasah Ibtidaiyah (MI). Kemudian pada tahun 1970 M beliau
mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan pada tahun 1977 M
mendirikan Madarasah Aliyah (MA) yang diprakarsai oleh putra beliau
RKH. Abdul Hamid AM.
Model lembaga pendidikan pada masa kepemimpinan RKH. Ahmad
Mahfudz Zayyadi adalah pendidikan diniyah di mana meteri pelajarannya
terdiri dari kitab-kitab kuning dan ilmu-ilmu agama. Dan lembaga tersebut
biasa disebut lembaga B.
Kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung
selama + 26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 12
Ramadlan1407 H/1986 M. Kepemimpinan berikutnya (1987- sekarang)
dilanjutkan oleh putranya RKH Abdul Hamid AM.
Sebelum menjadi pengasuh, RKH Abdul Hamid AM menimba ilmu
di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan kemudian melanjutkan ke
Mekah. Selama 12 tahun di Mekkah beliau dibawah asuhan ulama-ulama
67
besar antara lain, Sayyid Muhammad Amin Quthbi, Sayyid Alawi Al-
Maliki, Sayyid Muhammad Hasan Al-Yamani, Sayyid Hasan Al-Masysyath,
Syeikh Yasin bin Isa Al-Padangi, Syeikh Abdullah al-Lahji dan Syeikh
Ismail bin Zain al-Yamani.136
2. Identitas Pesantren.
Nama Pesantren : Mambaul Ulum Bata-Bata
Alamat : Dusun Bata-Bata
Desa : Panaan
Kecamatan : Palengaan
Kabupaten : Pamekasan
Propensi : Jawa Timur
No. Statistik/Piagam : 512352807032 / Mm.27/04.00/PP.00.7/73/2003
Tahun Berdiri : 1943 M/1363 H.
Tahun Beroperasi : 1943 M/1363 H.
Luas Tanah : 6,5 Hektar
Luas Bangunan : 6.672 M2
Status Pemilikan Tanah : Hak Milik
Yayasan penyelenggara : Al-Khairat137
3. Motto, Visi & Misi Pesantren
Motto Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata sebagai prinsip
nilai adalah : َذكاٌء بال اْحتَشام انـْحطاٌط نقْير (Kesopanan
lebih tinggi nilainya dari pada kecerdasan).138
136
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2010, 1-2. 137
Dokumen Profil Pondok Pesantren.
68
Visi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata adalah: ‚Mencetak
santri yang tafaqquh fi> al-di>n, berakhlak qur’ani, terampil dan berguna bagi
masyarakat‛. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut :
a. Santri dapat memahami dam menguasai ilmu pengetahuan (terlebih dalam
bidang keagamaan)
b. Santri dapat menguasai, mengkaji dan mengembangkan kutub al-salaf
(kitab-kitab salaf)
c. Santri dapat mengamalkan mentransformasikan keilmuannya kepada
masyarakat luas
d. Santri memiliki akhla>qul kari>mah dan khuluq al-ma’hadiy
e. Santri mampu menjadi agent of social change (pengantar perubahan
sosial) menuju Masyarakat Madani.
f. Santri mempunyai keterampilan hidup (life skill) dan mewarnai kehidupan
masyarakatnya
4. Struktur Organisasi Kepengurusan Pesantren
Struktur organisasi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
terdiri dari pengasuh yang membawahi secara langsung pengurus harian.
Untuk menjalankan tugas kepemimpinan pengasuh dibantu oleh dewan
pengasuh dan dewan a’wan.139
Secara keseluruhan, sistem pengelolaan Pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata diklasifikasikan dengan membentuk instansi pengelolaan
138
Warta Singkat Pondok Pesantren, 3. 139
Dewan pengasuh terdiri saudara-saudara pengasuh. Sedangkan dewan a‟wan terdiri dari putra-
putra pengasuh,
69
dan pengembangan yang memiliki konsentrasi kerja khusus.140
Masing-
masing instansi ini bertugas melaksanakan kebijaksanaan yang digariskan
oleh pengasuh tentang pengelolaan pondok pesantren.
Intansi pengelolaan yang dimaksud terdiri dari :
a. Dewan Ma’hadiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan
pengelolaan di asrama pondok pesantren.
b. Dewan Madrasiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan
pengelolaan di lembaga pendidikan formal pondok pesantren atau
madrasah.
c. Dewan Taudzifiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemberdayaan dalam pendelegasian guru tugas (guru
bantu).
d. Dewan Amnil 'Am, yaitu instansi yang bertugas untuk pengendalian
keamanan dan ketertiban pondok pesantren.
e. Biro Keuangan (BK), yaitu instansi yang bertugas untuk pengelolaan
keuangan pondok pesantren.
f. Biro Perencana Pelaksana Pembangunan Pondok Pesantren (BP5),141
yaitu instansi yang bertugas untuk pengembangan infrastruktur atau
sarana pendidikan.142
Adapun struktur kepengurusan Dewan Ma’hadiyah di mana peneliti
melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
140
Dokumen Profil Pondok Pesantren. 141
BP5 dibentuk 23 Agustus 2013, yang sebelumnya pengembangan infrastruktur ditagangani oleh
masing-masing bagian sarana dan prasarana baik di asrama pesantren maupun di madrasah
(Sumber dari hasil wawancara dengan ketua BP5 H. Nuridin, Pamekasan 12 Desember 2013). 142
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013, 6.
70
a. Pengasuh
b. Dewan Pengasuh
c. Dewan A’wan
d. Dewan Pengurus
1) Pengurus Harian
a) Ketua Umum
b) Ketua I
c) Ketua II
d) Sekretaris Umum
e) Sekretaris I
f) Sekretaris II
g) Bendahara Umum
h) Bendahara I
i) Bendahara II
2) Pengurus Bidang
a) Bidang Pendidikan dan Pengajaran
b) Bidang Kesantrian
c) Bidang Penerangan
d) Bidang Layanan umum
e) Bidang Sarana & prasarana
f) Kor. Pembina daerah/asrama
g) Bidang Pendanaan
h) Bidang Humas
71
i) Bidang Pendanaan
j) Bidang OKLH
k) Bidang Kebersihan
l) Koor. Badan otonom143
5. Perkembangan Santri
Perkembangan santri di Pondok Pesatren Mambaul Ulum Bata-Bata
dari tahun ketahun menunjukkan angka yang sangat signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan dan kepercayaan masyarakat semakin tinggi.
Berikut perkembangan santri Pondok Pesantren Mambaul Ulum
Bata-Bata lima tahun terakhir :
PERKEMBANGAN SANTRI LIMA TAHUN TERAKHIR
NO TAHUN JUMLAH
PUTRA PUTRI TOTAL
1 2009 1.913 1.438 3.351
2 2010 2.475 1.579 4.054
3 2011 3.105 1.689 4.794
4 2012 3.857 2.342 6.199
5 2013 4.573 2.592 7.165
Tabel 1 : Perkembangan Santri Lima Tahun Terakhir.
Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata,
Edisi 2013
143
Dokumen Profil Pondok Pesantren.
72
6. Sistem Pendidikan Pesantren
Pola pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
menganut sistem pendidikan kombinatif yang memadukan sistem pendidikan
tradisional dengan sistem pendidikan modern.144
a. Sistem Tradisional
Sistem tradisonal adalah sistem yang berangkat dari pola pengajaran
yang sangat sederhana, yakni pola pengajaran sorogan, bandongan,
wetonan dan musyawaroh dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis
oleh para ulama zaman abad pertengahan, dan kitab-kitab itu dikenal
dengan istilah ‚kitab kuning‛.145
Implementasi sistem tradisional di pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata adalah pembelajaran kitab kuning yang bersifat umum,
yaitu diikuti semua atau sebagian santri tanpa klasifikasi sesuai taraf
kemampuan, baik dilaksanakan di musholla, di asrama, atau di congkop.
Metode yang biasa digunakan adalah bandongan dan ceramah.
b. Sistem Modern
Sistem modern adalah meliputi tiga macam. Pertama, sistem
klasikal dengan pendirian sekolah/madrasah, baik kelompok yang
mengelola pengajaran agama maupun ilmu yang dimasukkan dalam
kategori umum. Kedua, sistem yang ditempuh melalui kursus (takhasus)
ini ditekankan pada pengembangan keterampilan tangan yang menjurus
144
Panduan Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) XIV Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-
Bata (Pamekasan: MUBA Printing, 2011), 14. 145
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri, 29.
73
kepada terbinanya kemampuan psikomotorik. Ketiga, sistem pelatihan
yang menekankan pada kemampuan psikomotorik. Pola pelatihan yang
dikembangkan adalah termasuk menumbuhkan kemampuan praktis.146
Implementasi sistem pendidikan modern di Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata adalah selain pembelajaran yang dilaksanakan
di madrasah (pendidikan formal) juga pembelajaran yang dilaksanakan di
badan-badan otonom pesantren. Badan otonom adalah suatu lembaga
yang secara konsentrasi mempelajari suatu disiplin ilmu, seperti M2KD,
LPBA, FIQIH’s dan MAKTUBA.
Pendidikan formal di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
wajib ditempuh oleh semua santri sesuai dengan taraf kemampuannya.
Semua santri wajib mengikuti pendidikan formal sampai tamat MA
(jenjang yang paling tinggi),147
walaupun mereka sudah menempuh
pendidikan yang sederajat atau bahkan yang lebih tinggi di luar Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
Pendidikan formal yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Taman Pendidikan al-Qur’an, pukul 12.30 – 14.00 WIB.
2) Madrasah Diniyah tingkat ula, pukul 12.30 – 16.00 WIB
3) Madrasah Ibtidaiyah (MI), pukul 07.30 – 11.30 WIB.
4) Madrasah Tsanawiyah (MTs), pukul 07.30 – 13.00 WIB.
5) Madrasah Aliyah (MA), pukul 07.30 – 13.00 WIB.
146
Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan (Jakarta; Prasasti, 2002), 30-31. 147
Undang-undang Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
74
6) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 07.30 – 13.00 WIB.148
Ditinjau dari segi kurikulum, pendidikan di madrasah baik MI, MTs,
maupun MA terdiri dari dua kategori. Pertama, pendidikan yang
menggunakan kurikulum terpadu, yaitu memadukan antara kurikulum
madrasah dan kurikulum kepesantrenan yang dikenal dengan sebutan ‚A‛.
Kedua, pendidikan yang hanya menggunakan kurikulum kepesantrenan,
yaitu konsentrsai pada ilmu-ilmu agama, yang dikenal dengan sebutan ‚B‛.
Demikian dijelaskan oleh Ust. Bahrurrozi selaku sekretaris Dewan
Madrasiyah disaat peneliti mewawancarai. Berikut petikan wawancaranya:
‚Pendidikan di madrasah yang merupakan pendidikan formal tetap
mengacu pada pedoman penyelenggaran pendidikan Nasional. Akan
tetapi, karena madrasah di sini di bawah naungan pesantren, maka
disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain
melaksanakan kurikulum madrasah, dimasukkan juga kurikulum
kepesantrenan sesuai dengan kebutuhan. Penerapan kurikulum di
madrasah ini ada dua kategori, yaitu penerapan kurikulum madrasah
yang dipadukan dengan kurikulum kepesantrenan yang dikenal
dengan sebutan ‘A’, dan penerapan kurikulum kepesantrenan secara
murni yang dikenal dengan sebutan ‘B’ ‛.149
Selanjutnya, berkaitan dengan sistem pendidikan di Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata khususnya yang berkaitan dengan
pembelajaran kitab kuning, Ust. Moh. Ruba’i Shaleh selaku ketua Dewan
Ma’hadiyah dan sekaligus salah satu pengajar menuturkan sebagai berikut:
‚Sistem pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata terbagi dua, ada yang yang bersifat tradisional dan
ada yang bersifat modern. Adapun pembelajaran kitab kuning yang
bersifat tradisional diaplikasikan di musholla, congkop dan asrama
148
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013 149
Bahrurrozi, Wawancara, 28 September 2013.
75
santri. Sedangkan pembelajaran kitab kuning yang bersifat modern
diaplikasikan di lembaga badan otonom‛.150
B. Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
1. Program Pembelajaran Kitab Kuning
Program pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata ada macam. Pertama, bersifat turun-temurun yaitu tidak
mengalami perubahan, baik model pembelajaran maupun materi kitabnya.
Setelah materi kitab itu rampung atau khatam maka diulang lagi dari depan.
Kedua, tidak bersifat turun-temurun karena ada perubahan dan pergantian
sesuai dengan kebutuhan.
Program pertama merupakan program warisan yang dilanjutkan
secara terus menerus dari generasi ke generasi. Sedangkan program yang
kedua merupakan program yang bersifat inovatif dari pengolala pesantren.
Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan, dengan tetap
memegang prinsip " " (Melestarikan pola
atau nilai-nilai lama yang relevan dan mengadopsi pola baru yang lebih
relevan).
Pembelajaran kitab kuning yang bersifat turun-temurun adalah
sebagai berikut:
a. Kitab tafsir al-Jala>lain pukul 16.00-17.00 WIB di mushalla oleh pengasuh.
b. Kitab Alfiyah Ibnu Malik pukul 18.30-19.30 WIB di aula pesantren oleh
pengasuh.
150
Moh. Ruba’i, Wawncara, Pamekasan, 5 Desember 2013.
76
c. Kitab Safi>>nah al-Naja>h, Sullam al-Taufi>>q, dan Bida>yah al-Hida>yah pukul
14.30-15.30 WIB di mushalla oleh ustadz yang ditunjuk.
d. Kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y pukul 18.30-19.30
WIB di mushalla oleh ustadz yang ditunjuk.151
Adapun program pembelajaran kitab kuning yang tidak bersifat
turun-temurun adalah sebagi berikut:
a. Kajian kitab pukul 19.30-20.30 WIB (setelah kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan
Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y ) di mushalla. Program ini, walaupun
model pembelajarannya tidak mengalami perubahan, akan tetapi materi
pembelajarn dan kitab pegangannya berubah, dalam arti apabila satu kitab
sudah khatam maka diganti dengan kitab yang lain. Materi pembelajaran
yang dimaksud antara lain; bidang tauhid, tafsir, hadis, fikih, tasawuf, dan
lain sebagainya.
Di saat peneliti melakukan penelitian, kitab pegangan yang sedang dikaji
adalah kitab Wa ’Allama A>dam al-Asma> (bidang tafsir) dan al-Iqna>’
(bidang fikih). Sedangkan kitab yang telah khatam antara lain adalah
kitab Fath} al-Maji>d, tafsir Aya>t al-Ah}ka>m, Riya>dl al-S{alih{i>n, al-Adzka>r,
Jami’ al-Shaghi>r, Fath} al-Mu’i>n, Tah}ri>r, Kifa>yah al-Akhya>r, , Minhaj al-
’Abidi>n, Risa>lah al-Mu’a>wanah, dan Irsya>d al-Iba>d.152
b. Kajian Tindak Lanjut Ilmu Nahwu pukul 19.30-20.30 WIB (setelah kajian
Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y) di asrama.
151
Sumber dari Dokumen Pesanren. 152
Sumber selain dari Warta Singkat Pesantren Edisi 2013 juga dari hasil wawancara dengan salah
satu alumni sekaligus guru pengajar di MA. Mambaul Ulum Bata-Bata Ust. Thola‟al Badru, 05-
11-2013.
77
c. H{ala>qahTadarus Kitab (HTK) pukul 05.00-05.45 WIB di asrama.
d. Majlis Musyawarah Kutubuddiniyah (M2KD) di badan otonom.
e. Program Akselerasi ‛PRAKOM‛ di badan otonom.
f. Program Akselerasi bagi santri kecil di badan otonom (MAKTUBA).
g. Program Takhas}s}us} di badan otonom (MAKTUBA).
2. Sistem Pembelajaran Kitab Kuning
Sistem pembelajaran kitab kuning yang digunakan di Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata ada dua macam, yaitu; sistem h}ala>qah
dan sistem klasikal.
a. Sistem H{ala>qah
Istilah h}ala>qah, secara oprasional, dapat diartikan sebagai kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang kiai atau ustadz dengan
cara duduk dihadapan santrinya sambil membacakan materi kitab. Para
santri yang mengikuti pembelajaran sistem ini duduk setengah lingkaran
dan bersaf-saf.153
Sistem H{ala>qah yang juga disebut weton atau bandongan menurut
Ridlwan Nasir, yaitu di mana para santri mengikuti pelajaran dengan
duduk disekeliling kyai/guru atau dalam ruangan (kelas) dan kyai
menerangkan secara kuliah. Para santri menyimak kitab masing-masing
dan membuat catatan.154
Penggunaan sistem H{ala>qah di Pondok Pesantren Mambaul Ulum
153
Muljono Damopoli, Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), 249. 154
M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah
Arus Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 113.
78
Bata-Bata adalah kajian kitab yang dilaksanakan di mushalla atau kajian
kitab yang di asuh oleh pengasuh. Biasanya bersifat umum, yaitu diikuti
semua atau sebagian besar santri, seperti kajian kitab tafsir al-Jala>lain,
atau diikuti santri pada tingkatan tertentu, seperti kajian kitab Muh}tas}ar
Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y.
b. Sistem Klasikal
Sistem klasikal adalah model pembelajaran di mana seorang guru
mengajar sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
Sistem klasikal merupakan sistem pembelajaran yang biasa kita saksikan
sehari-hari, biasanya berjumlah antara 30 sampai 40 orang.
Pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum
Bata-Bata dengan sistem klasikal pada dasarnya terjadi pada dua ranah
sekaligus, yaitu; kepesantrenan (di asrama pesantren) dan kemadrsahan
(pendidikan formal di madrasah). Pembelajaran dengan sistem klasikal di
ranah kepesantrenan adalah pembelajaran yang dilaksanakan di masing-
masing asrama dan di badan-badan otonom pesantren. Pembelajaran
diranah kemadrasahan adalah pembelajaran kitab kuning di madarasah
yang dimasukkan pada bagian kurikulum madrsah di masing-masing
tingkatan.
3. Strategi Pembelajaran Kitab Kuning
Strategi pembelajaran adalah cara-cara atau langkah-langkah yang
akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Strategi pembelajaran kitab kuning adalah langkah-langkah
79
yang dan digunakan oleh kyai atau ustadz untuk menyampaikan tentang
nilai-nilai yang terkandung dalam kitab kuning.
Strategi pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul
Ulum Bata-Bata berdasarkan pada masing-masing program pembelajaran.
Fokus penelitan yang dilakukan peneliti adalah pembelajaran kitab kuning di
ranah kepesantrenan yang telah disebutkan di atas.
a. Kajian Kitab Tafsir al-Jala>lain
Program kajian kitab tafsir al-Jala>lain adalah pembelajaran yang
diasuh langsung oleh pengasuh155
, sehingga jika beliau berhalangan maka
tidak diganti oleh yang lain (seorang ustadz). Sistem yang digunakan
adalah sistem h}ala>qah, yaitu santri mengikuti pembelajaran dengan duduk
secara lesehan, pengasuh menerangkan kata-perkata atau perkalimat
sementara santri menyimak kitab masing-masing dengan memberi catatan
atau amassa’ (Madura).
Program ini dilaksanakan pada pukul 16.00 - 17.00 WIB di mushalla
dan bersifat umum, yaitu dikuti oleh semua santri utamanya santri
dewasa. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode ceramah,
yaitu penyajian materi pelajaran secara lisan, sedangkan para santri pasif.
b. Kajian Kitab Alfiyah Ibnu Malik.
Program kajian kitab Alfiyah Ibnu Malik adalah pembelajaran kitab
kuning dalam bidang ilmu nahwu dan sharaf yang diasuh langsung oleh
155
Disaat peneliti melakukan penelitian pembelajaran ditangani oleh putranya RH. Moh. Thohir Zain, berhubung pengasuh sedang sakit.
80
pengasuh. Sistem pembelajaran juga menggunakan sistem H{ala>qahdengan
metode ceramah.
Program ini dilaksanakan pada pukul. 18.30-19.30 WIB di aula
pesantren, umumnya diikuti oleh santri dewasa atau lulusan MA. Akan
tetapi disaat peneli melakukan penelitian pembelajaran masih vakum,
berhubung kondisi pengasuh sedang sakit.
c. Kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y
Program kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan
Kaylani>y merupakan pembelajaran kitab kuning tentang dasar-dasar ilmu
nahwu dan ilmu sharaf. Sistem pembelajaran yang terapkan adalah
sisitem h}ala>qah. Dilaksanakan di mushalla pada pukul 18.30-19.30 WIB
dan wajib didikuti oleh santri pemula atau santri pada jenjang pendidikan
MI, MTs. A, dan kelas X MA A.156
Sedangkan metode yang digunakan selain metode ceramah, juga
menggunakan metode tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan kepada
sebagian santri atau memberi contoh kalimat kemudian meminta untuk
menjelaskan kedudukan i’rabnya. Disamping itu, guru menunjuk salah
satu santri untuk membaca teks materi kitab yang berbahasa Arab
kemudian guru menterjemahkan kata perkata selanjutnya menjelaskan
maksudnya.
d. Kajian Kitab Safi>nah al-Naja>h,Sullam al-Taufi>>q,dan Bida>yah al-Hida>yah
Program kajian kitab Safi>nah al-Naja>h, Sullam al-Taufi>>q, dan
156
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2012, 5.
81
Bida>yah al-Hida>yah adalah pembelajaran kitab kuning bidang fikih,
akhlak, dan tasawuf. Dilaksanakan di mushalla pada pukul 14.30-15.30
WIB. Pada umumnya diikuti oleh santri pemula atau santri tingkat MI,
MTs A, dan kelas X MA A.157
Sistem pembelajaran yang diterapkan dalam program ini adalah
sistem h}ala>qah. Sedangkan metode yang digunakan selain metode
ceramah, guru juga menunjuk salah satu santri untuk membaca teks
materi kitab yang berbahasa Arab kemudian guru menterjemahkan kata
perkata atau kalimat-perkalimat selanjutnya menjelaskan maksudnya.
e. Kajian Tindak Lanjut Ilmu Nahwu
Kajian tindak lanjut merupakan program kajian nahwiyah sebagai
pendalaman dari bidang ilmu nahwu yang dilaksanakan secara umum di
musholla. Karena keterbatasan waktu pembelajaran di musholla serta
jumlah santri yang banyak, maka diadakanlah program kajian khusus
untuk pendalaman materi yang dimaksud. Dilaksanakan pada pukul
19.30-20.15 WIB (setelah kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-
Juru>miyah dan Kaylani>y ) di masing-masing asrama yang ditangani oleh
kepala daerah atau ketua asrama.158
Sistem pembelajaran yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan
strategi membagi tiga marh}alah (tingkatan), yaitu; marh}alah u>la>, wust}a>,
dan‘ulya>. Masing-masing marh}alah ditangani satu pembimbing yang
merupakan santri senior. Pembagian itu berdasarkan taraf kemampuan
157
Ibid,. 6. 158
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2010,6.
82
masing-masing santri. Modul yang digunakan semula menggunakan
modul al-Juru>miyah, akan tetapi kemudian diganti dengan kitab
Nubdhatul Baya>n 159 , yaitu kitab yang menjadi pegangan di program
akselerasi MAKTUBA.
Pembelajaran menggunakan berbagai macam metode, seperti
ceramah, tanya jawab, diskusi, dan drill (latihan), yaitu memberi latihan
kepada santri untuk merangkai kalimat yang benar sesuai dengan kaidah
ilmu nahwu. Intinya, dalam hal penggunaan metode tergantung pada
ketrampilan dan kreativitas masing-masing pembimbing, sebagaimana
diungkapkan oleh Ust. Zainullah selaku Ketua Bidang Pendidikan.
Berikut petikan wawancaranya:
‚Pembelajaran dalam program ‚Tindak Lanjut Ilmu Nahwu‛
dipercayakan kepada masing-masing pembimbing, baik dalam hal
strategi, metode maupun pendekatan dan teknik pembelajaran.
Yang penting bagaimana anak didiknya menguasai dan memahami
materi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Akan tetapi
metode yang banyak digunakan pembimbing adalah ceramah, tanya
jawab dan latihan.160
f. H{ala>qah Tadarrus al-Kita>b (HTK)
Dalam konteks Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, HTK
adalah sistem pembelajaran di mana santri membaca materi kitab secara
bergantian. Jika salah satunya membaca maka yang lain mengkritisi atau
memberikan koreksi terhadap bacaanya. Program ini dilaksanakan setiap
159
Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013, 10. 160
Ust. Zainullah, Wawancara, Pamekasan, 10 Nopember 2013.
83
pagi pukul 05.00 - 05.45 WIB kecuali hari libur pesantren, yaitu hari
Selasa dan hari Jum’at.
Ahmad Khusairi, selaku koordinator program ini ketika
diwawancarai menjelaskan :
‚Program H{ala>qahTadarrus al-Kita>b yang dilaksanakan setiap pagi
yaitu pukul 05.00 - 05.45 WIB kecuali hari libur pesantren,
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan santri dalam
membaca dan memahami kitab kuning yang dikemas dengan pola
tadarus, yaitu membaca secara bergantian yang dipandu oleh
seorang pembimbing. Dalam kegiatan ini satu sama lain saling
mengkritisi atau memberikan tanggapan terhadap bacaannya‛.161
HTK merupakan program praktik setelah santri mendapatkan
pemahaman teori nahwiyah dan s}arfiyah dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Kitab pegangan yang
digunakan adalah kitab Fath} al-Qari>b al-Muji>b. Di samping itu, sebagai
pedoman atau acuan baik dalam bacaan atau koreksi, santri juga
diharuskan membawa kitab Nubdhatul Baya>n.162
Strategi pembelajaran dalam program ini adalah dengan membagi
peserta didik menjadi tiga marh}alah (tingkatan), yaitu: marh}alah u>la>,
wust}a> dan ‘ulya>. Pembagian ini didasarkan pada taraf kemampuan dan
tingkat pengetahuan santri.
1) Marh}alah U<la>
Marh}alah u>la> adalah marh}alah bagi santri pemula yang masih
belum memiliki dasar yang cukup untuk membaca kitab kuning. Target
161
Ahmad Khusairi, Wawancara, Pamekasan, 11 Nopember 2013. 162
Warta Singkat, edisi 2012, 6.
84
dari marh}alah ini adalah santri dapat menentukan kalimah (kata) dan
memberi makna.
Untuk mencapai target tersebut, maka konsentrasi bimbingan
ilmu nahwu dan ilmu sharaf diarahkan untuk mengetahui bab-bab
sebagai berikut:
a) Ilmu nahwu meliputi:
Kalimah fi’il ( ma>d}iy, mud}a>ri’, dan amar)
Kalimah isim (mufrad, tathniyah, jama’ mudhakkar sa>lim, jama’
muannath sa>lim, jama’ taksi>r, asma>ul khamsah, isim dami>r,
dan isim isya>rah)
Kalimah huruf (huruf jar, amil nawa>s}ib, amil jawa>zim dan
makna huruf at}af).
b) Ilmu sharaf meliputi:
Mutas}arrif (wazan thula>thiy dan ruba>’iy mujarrad, wazan
thula>thiy dan ruba>’iy mazi>d)
Ghayru mutas}arrif / ja>mid.
2) Marh}alah wusta>
Marh}alah wusta> merupakan program lanjutan, yaitu setelah
santri lulus marh}alah u>la> maka melanjutkan pada marh}alah ini. Adapun
target yang ingin dicapai dalam program ini adalah santri dapat
membaca dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu nahwu dan ilmu
85
sharaf.163
Pembimbingan dalam marh}alah ini mengarah pada pecapaian
standart kompetensi dan kompetensi dasar dalam ilmu nahwu yang
meliputi: tanda - tanda i’ra>b dan hukum marfu>’a>t, mans}u>ba>t,
mahfu>d}a>t, majzu>m dan tawa>bi’ (na’at, at }af, tauki>d dan badal).164
Metode pembelajaran yang banyak digunakan digunakan adalah
hafalan dan tanya jawab. Demikian di ungkapkan oleh Abdullah salah
satu pembimbing HTK dalam wawancara dengan peneliti:
‚Untuk pencapaian standart kompetensi dan kompetensi dasar
dalam ilmu nahwu yang meliputi; tanda-tanda i’ra>b dan hukum
marfu>a>t, mansu>ba>t, mahfu>da>t, majzu>m dan tawa>bi’ (na’at, ataf, tauki>d dan badal berbagai metode kami gunakan. Akan tetapi
yang banyak kami gunakan adalah metode hafalan dan tanya
jawab‛.165
3) Marh}alah ‘Ulya>
Marh}alah ‘Ulya> merupakan marh}alah tingkat atas dalam
program HTK. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah santri dapat
menguraikan isi pesan materi pembelajaran serta mengembangkannya
dengan menterjemah dan mendiskusikan.166
Dengan demikian metode
yang banyak digunakan dalam pembelajaran adalah metode diskusi.
g. Majlis Musha>warah Kutubuddi>niyah (M2KD)
M2KD pada mulanya merupakan kelompok belajar dengan
sistem musyawarah atau diskusi, khususnya yang berhubungan dengan 163
Muhammad Khosain, Strategi Pembelajaran (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dewan Ma‟hadiyah Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, t.th), 3 164
Ibid., 3-4 165
Abullah, Wawancara, Pamekasan, 11 Nopember 2013. 166
Muhammad Khosain, Strategi Pembelajaran, 5.
86
permasalahan fikih aktual. Didirikan sekitar pada 1999 setelah beberapa
santri senior melakukan studi banding ke beberapa pondok di luar
Madura.167
Seiring dengan perjalanan waktu, pada tahun 2008 M2KD
menjadi sebuah organisasi sebagai badan otonom yang ditangani langsung
oleh RH. Moh. Thohir Zain salah satu anggota Dewan A’wan yang
sekaligus menjadi direkturnya.168
Sebagai organisasi, selain menempati
asrama khusus M2KD juga membentuk struktur kepengurusan tersendiri
dibawah pengawasan koordinator badan otonom.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam M2KD adalah
membagi anggota (peserta didik) dalam tiga komisi (kelompok), yaitu:
komisi A, komisi B, dan komisi C. Pembagian ini berdasarkan taraf
kemampuan anggota.
Kitab pegangan untuk komisi A adalah Fath} al-mu’i>n dan tafsir
Jala>lain bagian ayat-ayat hukum. Sedangkan untuk komisi B dan C
menggunakan kitab Fath} al-Qari>b dengan konsentrasi kajian yang
berbeda. Komisi B konsentrasi pada pengkajian kandungan atau pesan
materi, sedangkan komisi C konsentrasi pada bacaan dan pemahaman
teks.169
Berikut program kegiatan M2KD yang meliputi program harian,
mingguan, bualanan, dan tahunan:
167
Sumber dari hasil wawancara dengan Ustadz H. Muzammil Imron. M.Ag kepala Madrasah
Aliyah Mambaul Ulum sebagai mantan ketua pengurus M‟a‟hadiyah priode 1999/2001 168
Warkat Pondok Pesantren, Edisi 2010, 14. 169
Moh. Khalil Ketua M2KD, Wawancara, Pamekasan, 20 Desember 2013.
87
PROGRAM KEGIATAN M2KD
HARIAN
NO WAKTU NAMA KET
1 19.15 – 20.00 WIB Jam Belajar
2 20.00 – 21.00 WIB Istirahat / Mengikuti Program
Pondok Pesantren
3 21.00 – 22.30 WIB Musyawarah
4 22.00 – Subuh WIB Istirahat Malam
5 Ba’da subuh – 06.00 Musyawarah Tahrir
6 06.00 – 08.00 WIB Istirahat/Makan Pagi
7 08.00 – 12.00 WIB Sekolah (Mengikuti
Pendidikan Formal)
MINGGUAN
1 Malam Jum’at Takri>r Alfiyah Ibnu Malik
2 Malam Selasa Musyawarah Usu>l
3 Malam Selasa Mushaf
4 Malam Sabtu Bahthul Masa>il
BULANAN
1 Tiap Bulan Musyawarah Gabungan Antar
Komisi
2 Tiap Bulan Bahthul Masa>il Antar Kamar
3 Tiap Bulan Musyawarah ke Pondok
Pesantren Lain
4 Tiap Bulan The Big Show
TAHUNAN
1 Tiap Tahun Bahthul Masa>il se Bata-Bata
2 Tiap Tahun Pembuatan Memory
3 Tiap Tahun Reformasi Kepengurusan
Tabel 2 : Program Kegiatan M2KD.
Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren, Edisi 2013.
M2KD juga aktif mengikuti kegiatan bahthul masa>il antar
pesantren, baik di Madura maupun di luar Madura. Bahthul masa>il yang
diikuti antara lain:
1) Rajabiyah, di PP. MUS Sarang, Rembang, Karang Mangu.
2) Bahthul Masa>il Wusta> (BMW), di PP. Sidogiri, Kraton, Pasuruan
88
3) Bahthul Masa>il Di>niyah (BMD), di PP. Roudlatul Ulum, Besuk,
Pasuruan.
4) Muha>warah Kubra> (EMKA), di PP. Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
5) Bahthul Masa>il Kubra (BMK) Se-Jatim, di PP. Nurul Jadid, Karang
Anyar, Paiton, Probolinggo.
6) Bahthul Masa>il Kubra (BMK), di PP. Nurul Kholil, Demangan Barat,
Bangkalan.170
h. Prakom
Prakom adalah pogram akselerasi baca kitab kuning bagi santri
pemula yang berada di bawah naungan M2KD dengan masa belajar 3
bulan. Prakom itu sendiri merupakan singkatan dari pra komisi, karena
mempersiapkan peserta didik/santri untuk menjadi anggota M2KD. Akan
tetapi kemudian populer dengan sebutan ‚Program Prakom‛ atau
‚Metode Prakom‛.171
Untuk mengikuti program ‚Prakom‛ melalui seleksi dengan
mengikuti tes yang meliputi tes tulis dan interview. Akan tetapi yang
dinyatakan lulus adalah dirangking dari nilai yang paling rendah.172
Pada
saat peneliti melekukan penelitian, yang mengikuti program ini sebanyak
120 peserta dengan 20 pembimbing.173
170
Warta Sungkat Pondok Pesantren, Edisi 2012, 22. 171
Ahmad Khusyairi Salah Satu Tim Perumus Prakom, Wawancara, Pamekasan, 13 Nopember
2013. 172
Bukhari Muslim Mantan Penanggung Jawab Prakom, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember
2013. 173
Muhajir Penanggung Jawab Prakom, Wawancara, Pamekasan, 20 Nopember 2013.
89
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam program
‚Prakom‛ adalah agar santri mampu membaca kitab kuning dengan fasi>h
dan benar. Sementara targetnya adalah agar santri bisa memahami ilmu
gramatika Arab (nahwu dan saraf) dengan materi kitab sebagai pegangan
adalah kitab Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdah al-Lisa>n,174
Fath} al-Qari>b
(sebagai bahan praktik membaca), dan kamus Bahasa Arab-Indonesia.175
Pembelajaran dilaksanakan di luar jam sekolah, karena santri
yang mengikuti program Prakom masih diwajibkan mengikuti pendidikan
formal. Berikut jadwal program kegiatan Prakom:
PROGRAM KEGIATAN PRAKOM
NO WAKTU JENIS KET.
1
05.30 – 06.30 WIB
Penyampaian materi nahwu kitab
Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdah al-Lisa>n disertai dengan praktik baca
kitab
2
19.30 – 20.30 WIB
Penyampaian materi sharaf kitab
Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n disertai dengan praktik baca
kitab
3 21.30 WIB
(Program Ekstra)
Menyetorkan materi yang telah
dihafal
4
05.30 – 06.30 WIB
Penyampaian materi nahwu kitab
Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n
Tabel 3 : Program Kegiatan di Prakom
Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren, Edisi 2013.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam program ‚Prakom‛,
antara lain dengan membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok
kecil, 5 sampai 6 orang. Masing-masing kelompok ditangani oleh satu
174
Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n adalah kitab yang berisikan kaidah-kaidah ilmu
nahwu dan ilmu sharaf, disusun oleh tim dari M2KD. 175
Warta Singkat Pondok Pesantren Edisi 2012, 23.
90
pembimbing. Sedangkan metode yang digunakan bervariasi, tergantung
pada masing-masing pembimbing.
Di samping membagi menjadi kelompok-kelompok kecil,
pembelajaran juga menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM, yaitu
suasana pembelajaran yang partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. PAIKEM di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
sudah identik dengan Prakom, sehingga dengan demikan penyebutannya
sering digabung menjadi ‚Pakem Prakom‛.176
Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam
dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan
penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, supaya
pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.177
Implementasi pembelajaran PAIKEM pada program ‚Prakom‛
adalah santri (peserta didik) diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, pembelajaran tidak menoton
dan tidak didominasi oleh pembimbing, santri diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat dan argument, dan menyenangkan karena di
samping suasana pembelajaran yang kondusif juga karena pembimbig
memposisikan sebagai mitra belajar. Dengan demikian, santri diharapkan
176
Warta Singkat, Edisi 2013, 13. 177
Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 369.
91
termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan tidak merasa
terbebani atau takut.
Berikut hasil wawancara tentang pembelajaran kitab kuning di
Prakom dengan Muhajir sebagai penanggung jawab program :
Prakom merupakan program akselerasi membaca kitab kuning di
bawah binaan M2KD. Dalam wakta 3 bulan masa belajar,
diharapkan santri sudah bisa membaca kitab kuning dengan baik.
Ada beberapa langkah yang kami lakukan untuk mencapai
harapan itu, antara lain dengan sisitem klasikal yaitu membagi
peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil antara 5 sampai
6 orang. Di samping itu, di Prakom juga menerapkan
pembelajaran PAIKEM yaitu suasana pembelajaran yang
partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Hal ini di samping untuk memotivasi peserta didik agar terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan tidak merasa terbebani, juga
untuk menarik minat santri mengikuti program Prakom, karena
memang program ini tidak diwajibkan. Adapun metode
pembelajaran yang digunakan itu bervariasi, seperti tanya jawab,
demonstrasi, hafalan, dan lain sebagainya. Intinya tergantung
keterampilan dan kreativitas pembimbing dalam mengajar.178
Selain Muhajir, Abdurrahman salah satu peserta didik di Prakom
dalam wawancara menuturkan:
‚Kami senang belajar di Prakom, selain karena suasana belajar
tenang tidak ramai, juga guru kami selalu sabar dan telaten
dalam mengajar dan membimbing kami walaupun kadang kami
suka berbuat nakal. Di samping itu, beliau juga sebagai sahabat
dan kakak bagi kami dan bahkan sebagai orang tua‛.179
Dari hasil pengamatan, peneliti dapat memaparkan tentang
metode pembelajaran yang digunakan di program Prakom, antara lain:
1) Ceramah, yaitu pembimbing menyajikan materi pelajaran dengan cara
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada santri.
178
Muhajir, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember 2013. 179
Aburrahman, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember 2013.
92
2) Hafalan, yaitu santri diharuskan menghafal materi pelajaran yang
sudah disampaikan atau dipelajari.
3) Sorogan, yaitu santri menyorogkan atau menyodorkan kitabnya untuk
dibaca dihadapan pembimbing. Selanjutnya, pembimbing
memperhatikan kemampuan dalam membaca dan membetulkan
kesalahannya.
4) Tanya jawab, yaitu pembimbing mengajukan pertanyaan kepada santri
sebagai stimulasi untuk berpikir. Di samping itu, pembimbing juga
memberi kesempatan kepada santri untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas atau belum dimengerti.
5) Demonstrasi, yaitu setelah guru menyajikan materi pelajaran yang
berupa teori-teori, maka beberapa santri diminta untuk mempraktikkan
dan mendemonstrasikan membaca kitab kuning.
i. Maktab Nubdhatul Baya>n (MAKTUBA)
Maktab Nubdhatul Baya>n yang lebih dikenal dengan sebutan
pondok kecil adalah salah satu lembaga otonom Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata dengan program akselasi baca kitab kuning.
Lembaga ini secara khusus membina santri mulai dari usia dini (usia 8
tahun) untuk mempelajari baca kitab kuning.180
Maktab Nubdhatul Baya>n didirikan pada tahun 2008 oleh salah
satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Bata-Bata RKH. Abd. Muin
180
Warta Singkat Edisi 2012,13.
93
Bayan (adik kandung pengasuh). 181
Hal ini karena terinspirasi dari
metode-metode praktis membaca Al-Qur’an yang selama ini berjalan
cukup efektif dan cepat yang secara khusus untuk santri kecil, maka
diperlukan juga metode praktis akseleratif baca kitab kuning, sehingga
dalam waktu yang tidak begitu lama santri kecil dapat membaca kitab
kuning dengan baik.182
Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 22 Desember
2008 setelah wisuda perdana diadakanlah program lanjutan yang diberi
nama ‚program takhas}s}us}‛.183
Hal ini berdasarkan instruksi dari pengasuh
RKH. Abd. Hamid, AM, sehingga sampai sekarang di Maktab Nubdhatul
Baya>n sudah terdiri dari empat program, yaitu; takhas}s}us} I, takhas}s}us} II,
takhas}s}us} III, dan takhas}s}us} IV.
Pada tahun 2009 RKH. Abd. Muin Bayan mempercayakan
pengelolaan MAKTUBA kepada keponakannya RH. Moh. Hasan Abd.
Hamid (putra pengasuh) sekaligus ditunjuk sebagai penanggung jawab.
Kemudian pada itu juga beliau mendirikan lembaga pendidikan sendiri di
Palduding Plakpak Pegantenan Pamekasan dengan nama ‚Maktab
Nubdhatul Baya>n (MAKTUBA) Al-Majidiyah‛.184
181
Noer Khalis (ketua pengurus MAKTUBA tahun 2008-2011), Wawancara, Pamekasan, 25
November 2013. 182
Warta Singkat Edisi 2011,16. 183
Dokumen Profil Pesantren. 184
Moh. Shaleh Ali Wafa (ketua pengurus MAKTUBA 2012-sekarang), Wawancara, Pamekasan,
28 Oktober 2013.
94
Sebagaimana disebutkan bahwa program pembelajaran kitab
kuning di Maktab Nubdhatul Baya>n terdiri dari empat tingkatan, yaitu;
takhas}s}us} I, takhas}s}us} II, takhas}s}us} III, dan takhas}s}us} IV.
1) Takhas}s}us} I
Takhas}s}us} I adalah program akselarasi baca kitab kuning bagi
santri kecil (usia dini) dan pemula. Konsentrasinya pada ilmu nahwu
dan ilmu sharaf dengan pegangan kitab Nubdhatul Baya>n185 dan Fath}
al-Qari>b (untuk bahan praktik membaca). Sedangkan tujuan
pembelajaran adalah agar santri mampu membaca dan memahami
kitab kuning.
Untuk bisa mengikuti program takhas}s}us} I ini harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu; sudah fasih membaca al-Quran, usia minimal 8
tahun dan maksimal 12 tahun, bisa membaca dan menulis serta
mengerti bahasa Indonesia, dan sehat jasmani dan rohani.186
Pola
seleksinya mengikuti tes masuk yang meliputi tes tulis (Arab &
Indonesia), lisan (membaca Al-Qur'an dan bahasa Indonesia), dan
hafalan (5 bait nazam selama 30 menit ).187
Sistem pembelajaran yang digunakan adalah sistem klasikal yang
terdiri dari 8 tingkatan yaitu; jilid I dengan masa belajar 25 hari, jilid II
185Nubdhatul Baya>n adalah nama paket kitab yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh pendiri
MAKTUBA (RKH.Abd. Muin AMZ), terdiri dari lima 5 jilid dan ditambah dengan sebuah buku
suplemen bernama ‚Takmi>latul Baya>n‛ yang berisi materi-materi pelengkap dari Nubdhatul Baya>n, dan juga Andzimatul Baya>n, yaitu buku saku/kecil berisi dalil-dalil materi Nubdhatul Baya>n dan Takmi>latul Baya>n. Dalil-dalil itu diambil dari ktab Alfiyah Ibnu Malik, Imrit}iy, Naz}m al-Maqs}u>d dan Nubdhah (tulisan RKH. Abd. Majid pendiri pesantren). 186
Dokumen Maktuba (Syarat-syarat Penerimaan Santri) 187
Dokumen Maktuba (Prosedur Pendaftaran Santri)
95
25 hari, jilid III 25 hari, jilid IV 25 hari, jilid V 25 hari, takmi>lah188 25
hari, praktik I 40 hari, dan praktik II 90 hari. Untuk naik pada jilid
berikutnya santri harus mengikuti tes yang meliputi ikhtiba>r tahri>riy
(tes tulis) dan ikhtiba> syafahiy (tes lisan) dengan nilai minimal 90. Jika
tidak mengikuti tes sampai melewati limitasi masa belajar atau
mengikuti tes sampai 3 kali tapi tidak lulus, maka yang bersangkutan
diturunkan satu jilid di bawahnya.189
2) Takhas}s}us} II
Takhas}s}us} II merupakan program lanjutan dari takhas}s}us} I,
sehingga untuk mengikuti program ini harus dinyatakan lulus dari
takhas}s}us} I. Konsentrasinya pada fan (ilmu) fara>id dengan kitab
pegangan Khala>sah al-Kala>m, Sharh}} Naz}am Rahbiyah,
Materi pembelajran dibagi menjadi 2 jilid dengan masa belajar 30
hari perjilid. Jilid I dalam kitab Khala>sah al-Kala>m mulai dari
muqaddimah sampai bab jad wa> al-ikhwah , jilid II dari bab al-wala>’
sampai dzawil arha>m. Sedangkan dalam kitab Sharh}} Naz}am Rahbiyah
jilid I dari muqaddimah sampai bab al-mushtarakah, jilid II dari jad wa>
al-ikhwah sampai bab al-gharqa> wa al-hadma>.
3) Takhas}s}us} III
Takhas}s}us} III merupakan program lanjutan yang konsentrasinya
pada fan ‘aru>d } (ilmu tentang syair-syair Arab) dan fan bala>ghah
(sastra Arab). Sumber belajar untuk fan ‘aru>d } menggunakan kitab 188
Pembelajaran pada tingkatan ini menggunakan kitab Takmi>lah al-Baya>n. 189
Dokumen dari Bidang Kurikulum Maktuba, 25 Oktober 2013
96
Muh}tas}ar al-Sha>fiy, dan untuk fan bala>ghah menggunakan kitab
Qawa>id al-Lughah al-Arabiyah, dan Sharh} Jauhar al-Maknu>n.
Pembelajaran pada masing-masing fan dibagi menjadi dua jilid
dengan masa belajar 30 hari perjilid. Jilid I untuk fan ‘arud}
muqaddimah dan macam-macam bah}ar, jilid II kha>timah dan ‘uyu>b.
Sedangkan untuk fan bala>ghah, jilid I ilmu ma’a>niy dan jilid II ilmu
baya>n dan ilmu badi>’. 190
4) Takhas}s}us} IV
Takhas}s}us} IV merupakan tingkatan terakhir dalam program
pembelajaran di MAKTUBA dengan konsentrasi pada fan Us}u>l al-Fiq,
Ulu>m al-H{adi>th, ‘Ulu>m al-Qura>n, ‘al-H{adi>th, Tafsi>r dan Qawa>id
Fiqhiyah. Sumber belajar untuk fan Us}u>l al-Fiq menggunakan kitab
Sharh}} al-Waraqa>t dan al-Waji>z fi> Us}u>l al-Fiq, untuk Ulu>m al-H{adi>th
kitab Taysi>r al-Must}ala>h} al-H{adi>th dan Manz}u>mah al-Bayqu>niy, untuk
‘Ulu>m al-Qura>n D{au’ al-Taysi>r dan Luba>b al-Nuqu>l, untuk ‘al-H{adi>th
Iba>nah al-Ah}ka>m, untuk tafsir A<ya>t al-Ah}ka>m dan untuk Qawa>id
Fiqhiyah kitab Fari>dah al-Bahiyyah
Sedangkan masa belajar ditempuh selama 18 bulan sepuluh hari,
dengan rincian; untuk fan Us}u>l al-Fiq 2 bulan, untuk fan Ulu>m al-
H{adi>th 40 hari, untuk ‘Ulu>m al-Qura>n 2 bulan, untuk‘al-H{adi>th, 7
bulan, untuk tafsir 6 bulan, dan Qawa>id Fiqhiyah
190
Ibid.
97
Di samping fan-fan pokok yang telah ditetapkan di masing-
masing tingkatan, juga diadakan pembelajaran ekstra dengan berbagai
bidang dan berbagai macam kitab. Berikut jadwal kegiatan pembelajaran
ekstra:
JADWAL KEGIATAN EKSTRA TAKHAS}S}US} I
JILID I – JILID IV
NO HARI MATERI KAJIAN WAKTU
1 Sabtu Duru>s al 'Aqa>id al-Di>niyah
Ba'da Z{uhur
2 Ahad
3 Senin Tarikh al-Isla>mi
4 Selasa
5 Rabu Mi'yar al-Isla>mi
6 Kamis
JILID V
1 Sabtu
Fath} al-Qari>b Ba'da Z{uhur
2 Ahad
3 Senin
4 Selasa
5 Rabu
6 Kamis
JILID TAKMILAH, PRAKTEK I & PRAKTEK II
1 Sabtu Tuh}fah al-T{ulla>b
Ba'da Z{uhur
2 Ahad
3 Senin Minhaj al-Qawi>m
4 Selasa
5 Rabu Fath} al-Mu'i>n
6 Kamis
7 Tiap Hari Tanwi>r al-Qulu>b
Sebelum Sarapan
Pagi
PRAKTEK II
1 Sabtu Al-Iqna>’
Ba’da As}ar
2 Ahad
3 Senin Fath}u Rabb al-Bariyyah
4 Selasa
5 Rabu Bida>yah al-Hida>yah
6 Kamis
Tabel 4 : Jadwal Kegiatan Ekstra Takhas}s}us} I.
Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.
98
JADWAL KEGIATAN EKSTRA DAN TAKRIR191
TAKHAS}S}US} II &III
NO HARI KAJIAN WAKTU
1 Senin
Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah
01:45-02-30 (siang)
2 Anwa>r- al Masa>lik 04-00-04-30 (sore)
3
Selasa
Niha>yah al-Zain Ba’da D{uh}a> 09:00
4 Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah
Tas}ri>fiyah 01:45-02-30 (siang)
5 Kaylaniy 04-00-04-30 (sore)
6 Rabu
Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah
01:45-02-30 (siang)
7 Bida>yah al- Hida>yah 04-00-04-30 (sore)
8 Kamis
Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah
01:45-02-30 (siang)
9 Ta>rikh al-Khula>fa' 04-00-04-30 (sore)
10 Sabtu
Alfiyah Ibnu Malik 01:45-02-30 (siang)
11 Ta'li>m al-Muta'allim 04-00-04-30 (sore)
12
Ahad
Nas}a>'ih-al-‘Iba>d 08:45-09:45 (pagi)
13 Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah
Tas}ri>fiyah o1:45-02-30 (siang)
14 Nu>r al Z{ala>m 04-00-04-30 (sore)
Tabel 5 : Jadwal Kegiatan Ekstra dan Takrir untuk Takhas}s}us} II & III.
Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.
JADWAL KEGIATAN EKTRA TAKHAS}S}US} IV
NO HARI MATERI KAJIAN WAKTU (ISTIWA')
1 Sabtu Riya>d} al-S{ha>lihi>n sore 04.30-05.00
2 Ahad Dali>l al-Nisa> siang
02.05-03.00
3 Senin
Manhaj al-T{ulla>b
4 Anwa>r al-Masa>lik sore 04.30-05.00
5 Selasa B.arab siang
02.05-03.00
6 Rabu
Iz}ah al-Nashii>n 02.05-03.01
7 Bida>yah al- Hida>yah sore 04.30-05.00
8 Kamis Shudu>r al-Dhahab siang 02.05-03.00
9
Ta>rikh al-Khula>fa' sore 04.30-05.00
Tabel 6 : Jadwal Kegiatan Ekstra untuk Takhas}s}us} IV.
Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.
191
Takrir adalah membaca materi kitab dengan berlagu secara bersama-sama.
99
Setelah peneliti melakukan pengamatan di lapangan, maka bisa
disimpulkan bahwa pembelajaran di MAKTUBA menerapkan sistem full
day school, yaitu pembelajaran sehari penuh bahkan sampai malam hari,
karena program kegiatan dimulai dari jam 03.30 WIB (dini hari) sampai
jam 21.45 WIB, sebagaimana yang telah terjadwal. Pembelajaran tersebut
mencakup tiga aspek, yaitu aspek aspek kognitif (hasil pemerolehan
pengetahuan), aspek afektif (mempunyai gaya atau makna yg
menunjukkan perasaan), dan aspek psikomotorik (berhubungan dengan
aktivitas fisik yg berkaitan dng proses mental dan psikologi).
Aspek kognitif merupakan kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan materi pembelajaran yang ditargetkan
dalam setiap tingkatan mulai dari takhas}s}us} I sampai dengan takhas}s}us}
IV. Hal ini diimplementasikan melalui program-program pembelajaran
kitab sebagaimana terjadwal.
Aspek afektif adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada nilai-nilai ibadah. Nilai-nilai ibadah yang dimaksud seperti shalat
berjamaah dalam shalat-shalat fardu, shalat sunnah rawatib, shalat
Dluha, shalat Tahajjud dan Witir. Di samping melaksanakan shalat fardu
dan sunnah juga berupa kegiatan membaca ruqyah 192 setelah
melaksanakan shalat dan surat Luqma>n setelah shalat Subuh, surat Y>a>si>n
setelah shalat Maghrib, surat al-Wa>qi’ah dan al-Mulk setelah shalat
Ashar.
192Ruqyah adalah buku kecil yang berisikan kumpulan do’a-do’a dan bacaan-bacan dzikir.
100
Sedangkan dari aspek psikomtorik merupakan kegiatan
pembelajaran yang berkenaan dengan praktek-praktek ‘ubu>diyah, yaitu
bimbingan khusus agar santri bisa melaksanakan ibadah dengan tepat,
seperti praktik wudu, tayammum, dan shalat utamanya bagi santri
pemula. Aspek psikomtorik juga meliputi praktek membaca dan
memahami kitab kuning setelah santri menyelesaikan semua materi
pembelajaran. Kegiatan ini diutamakan bagi santri takhas}s}us} I calon
wisuda atau i’la>n kelulusan.
Selanjutnya penulis akan mengemukakan program kegiatan di
MAKTUBA yang dimulai dari jam 03.30 WIB (dini hari) sampai jam
21.45 WIB, sebagaimana jadwal kegiatan berikut ini:
JADWAL KEGIATAN SANTRI
NO WAKTU
(istiwa’) JENIS KEGIATAN
PELAKSA-
NAAN TEMPAT
1 03.00 - 04.00 Persiapan Tahajjud Perorangan Bersama
2 04.00 - 04.15 Tahajjud Bersama Musholla
3 04.15 - 05.00 Muthola'ah Materi Perkelompok Kondisional
4 05.00 - 05.45 Sholat Shubuh, Baca Surat
Luqman & Ruqyah Bersama Musholla
5 05.45 - 06.00 Kajian Al-Qur'an Perkelompok Kondisional
6 06.00 - 06.30 Materi I* Perkelompok Kondisional
7 06.30 - 06.45 Senam Pagi Bersama Lapangan
8 06.45 - 07.45 Sarapan Pagi, Mandi Perorangan Kondisional
9 07.45 - 08.30 Sholat Dluha, Ruqyah Bersama Musholla
10 08.30 - 09.15 Materi II Perkelompok Kondisional
11 09.15 - 10.00 Setoran Hafalan Perkelompok Kondisional
12 10.00 - 10.15 Istirahat Perorangan Kondisional
13 10.15 - 11.00 Materi III Perkelompok Kondisional
14 11.00 - 11.30 Takrir (sesuai dg tingkatan) Bersama Bersama
15 11.30 - 12.30 Tidur Siang Perorangan Perkamar
16 12.30 - 13.30 Makan Siang, Mandi Perorangan Kondisional
17 13.30 - 14.15 Sholat Dzuhur, Ruqyah Bersama Musholla
18 14.15 - 15.00 Kajian Kitab (Ekstrakurikuler) Bersama Bersama
101
19 15.00 - 15.30 Persiapan Sholat 'Ashar Perorangan Kondisional
20 15.30 - 16.15 Sholat 'Ashar, Waqi'ah,
Al-Mulk, Ruqyah Bersama Musholla
21 16.15 - 17.00 Takrir (sesuai tingkatan) Bersama Bersama
22 17.00 - 18.30 Makan Sore, Mandi Perorangan Kondisional
23 18.30 - 19.30 Sholat Maghrib, Yasin, Ruqyah Bersama Musholla
24 19.30 - 20.30 Sholat Isya', Ruqyah, Ratibul
Haddad Bersama Musholla
25 20.30 - 21.00 Taushiyah Perkelompok Kondisional
26 21.00 - 21.45 Materi IV Perkelompok Kondisional
27 21.45 - 22.30 Setoran Hafalan Perkelompok Kondisional
28 22.30 - 23.00 Istirahat Perorangan Kondisional
29 23.00 - 23-30 Mudzakaroh ** Perkelompok Kondisional
30 23.30 - 03.00 Tidur Malam Perorangan Perkamar
Ket : * Pembelajaran Materi Jilid / Fan Sebelumnya
** Belajar Secara Individual.
Tabel 7 : Jadwal Kegiatan Santri di MAKTUBA
Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.
Berkaitan dengan strategi pembelajaran, setelah penulis
melakukan pengamatan di lapangan maka bisa dipaparkan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran di MAKTUBA, selain membagi santri menjadi
kelompok-kelompok kecil antara 10-14 orang dengan satu atau dua
pembimbing (guru), juga menggunakan beberapa strategi, antara lain:
1) Strategi Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
Pembelajaran tuntas adalah suatu sistem belajar yang
menginginkan peseta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran
secara tuntas.193
Melalui strategi pembelajaran tuntas diharapkan
proses pembelajaran dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan
instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal dan
proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
193
Kunandar, Guru Profesional, 327.
102
Implementasi pembelajaran tuntas di MAKTUBA dapat dilihat
dari ketentuan-ketentuan naik jilid atau naik fan berikutnya dan syarat
ketuntasan belajar (kelulusan). Dalam ketentuan naik jilid atau naik
fan berikutnya santri harus mengikuti tes baik tes tulis maupun tes
lisan dengan nilai minimal 90. Bahkan jika tidak mengikuti tes sampai
melewati limitasi masa belajar atau mengikuti tes sampai 3 kali tapi
mencapai nilai minimal (tidak lulus), maka akan diturunkan satu jilid
di bawahnya.
Dalam ketuntasan belajar, santri harus menempuh tahapan-
tahapan kelulusan, yaitu; 1) melaksanakan Praktik Pengenalan
Lapangan (PPL) atau praktik mengajar194
, 2) melaksanakan i’la>n
(menghafal materi kitab)195
, 3) mengikuti tes akhir belajar dengan
nilai minimal 90, dan 4) mengikuti wisuda atau i’la>n kelulusan. Santri
yang telah menempuh tahapan-tahapan tersebut dan dinyatakan lulus
akan mendapatkan sertifikat.196
2) Strategi Pembelajaran PAIKEM
Implementasi pembelajaran PAIKEM Di MAKTUBA yaitu
memberi kesempatan kepada santri (peserta didik) untuk berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, pembelajaran tidak
menoton dan tidak didominasi oleh pembimbing, santri diberi
194
PPL dilaksanakan di pendidikan formal, yaitu di tingkat MA (A) dan di tingkat MTs. (B). Hal ini dilakukan selain untuk menguji tentang penguasaan materi pembelajaran, juga untuk melatih mental mereka. 195
I’la>n adalah membaca materi kitab secara hafalan di hadapan tim juri, disaksikan oleh semua santri dan bahkan oleh sebagian wali. Biasanya dilaksanakan pada malam Jum’at (malam hari libur) di Mushalla.
196Dokumen dari Bidang Kurikulum Maktuba, 25 Oktober 2013
103
kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan argumen, dan
menyenangkan karena di samping suasana pembelajaran yang kondusif
juga karena pembimbig memposisikan sebagai mitra belajar.
Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan MAKTUBA menggunakan konsep ‚belajar sambil
bermain‛ utamanya di tingkat Takhas}s}us} I dan II. Hal ini mengingat
peserta didik yang masih dalam usia senang bermain. Dalam
penyampaian materi pembelajaran pun dikemas dengan berbagai
model, seperti lagu-lagu yang disesuaikan dengan lagu kesenangan
santri, bahkan kadang disertai dengan alat musik sederhana, seperti
memukul gayung, galon, dan lain-lain. Dengan demikian, mereka
senang dan merasa enjoy dalam belajar.
Di samping itu, untuk menghindari kejenuhan tempat belajar
tidak menetap di satu tempat, akan tetapi berpindah-pindah.
Pembelajaran terkadang dilaksanakan di depan kamar masing-masing,
di mushalla, di halaman, di pinggir sungai yang kebetulan lokasi
pondok dekat sungai, atau di tempat lain sesuai dengan permintaan
peserta didik (kelompok).
3) Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
PBAS dapat dipandang sebagai pendekatan dalam pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
104
afektif, dan psikomotor secara seimbang.197
Implementasi PBAS di MAKTUBA yaitu dengan memberi
kesempatan kepada santri untuk belajar aktif mandiri, sehingga santri
bisa dengan leluasa mengekspresikan bentuk belajarnya sesuai dengan
gaya dan karakteristik belajar masing-masing. PBAS digunakan
utamanya di tingkat Takhas}s}us} III dan IV, mengingat usia mereka
lebih dewasa sehingga lebih bisa berpikir mandiri.
Sedangkan berkenaan dengan metode pembelajaran selain
menggunakan metode ceramah, MAKTUBA juga menggunakan
berbagai metode, antara lain adalah tanya jawab, demonstrasi, sorogan,
hafalan, dan diskusi. Metode hafalan lazim digunakan di semua
tingkatan, karena semua materi pembelajaran wajib dihafal dan
difahami. Sedangkan metode diskusi lebih banyak digunakan di
Takhas}s}us} III dan IV.
Untuk takhas}s}us} I, selain menggunakan metode-metode tersebut,
juga sering menggunakan metode talqi>n (tuntunan), utamanya bagi
jilid I sampai IV. Metode talqi>n adalah menuntun bacaan santri sambil
memberikan perbaikan bilamana ada bacaan kurang tepat, atau
pembimbing (ustadz) membacakan materi pembelajaran kata perkata
atau kalimat perkalimat kemudian diikuti oleh santri.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang gambaran pembelajaran
kitab kuning di MAKTUBA peneliti mencoba melakukan wawancara
197
Rusman, Model-Model Pembelajaran, 390
105
dengan ketua pengurus MAKTUBA Ust. Shaleh Ali Wafa. Berikut
petikan wawancaranya:
‚Di sini yang diterapkan dengan membentuk kelompok antara
10-14 orang dengan satu atau dua pembimbing. Mereka
berkumpul dalam satu asrama termasuk pembimbingnya Dengan
demikian, hubungan pembimbing dengan anak dididknya lebih
dekat dan lebih akrab. Di samping itu juga diharapkan akan lebih
efektif dalam melakukan pengawasan dan pembelajaran.
Pembimbing itu harus bertanggungjawab terhadap keberhasilan
anak didiknya dalam mencapai target yang telah ditentukan.
Mengenai tempat belajar tidak ditentukan, artinya bisa
berpindah-pindah tergantung keinginan masing-masing
kelompok, metode pembelajarannya pun bervariasi, tergantung
kepada masing-masing guru atau pembimbing. Hal ini agar
pembelajaran terasa enjoy dan tidak menjenuhkan.198
Selain ketua pengurus, peneliti juga mencoba mewancarai bagian
kurikulum Ust. Zubaidi. Berikut hasil wawancaranya :
‚Metode pembelajaran di program takhas}s}us} yang sering
digunakan adalah metode ceramah, yaitu menjelaskan materi,
tanya jawab, penugasan untuk menentukan dan merangkai
kalimat, demonstrasi dengan menunjukkan kemampuan
membaca, dan talqin, yaitu guru membaca kemudian diikuti
santri bersama-sama sampai beberapa kali, dan hafalan di mana santri diwajibkan hafal semua materi yang telah disampaikan
Metode talqi>n ini biasa digunakan di takhas}s}us} I utamanya jilid
I, II, III, dan IV ‛.199
4. Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Kitab Kuning
Dalam suatu program pembelajaran tentunya mempunyai target
yang ingin dicapai. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila sudah
mencapai target yang ditetapkan.
198
Moh. Shaleh Ali Wafa, Wawancara, 28 Oktober 2013 199
Subaidi, Wawancara, 28 Oktober 2013.
106
Keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata dari segi kuantitas bisa dikatakan berhasil. Hal ini
bisa dilihat dari dukungan dan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi.
Terbukti dari tahun ketahun jumlah santri yang masuk semakin banyak
sebagamana kita lihat pada perkembangan santri di atas.
Di samping itu, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
berperan aktif dalam kegiatan bah}thul masa>il yang diadakan di berbagai
daerah di luar pesantren. Pesantren juga aktif mengirim delegasi diberbagai
event lomba yang berkaitan dengan kitab kuning, baik tingkat kabupaten,
provinsi maupun tingkat nasional.
Dari segi kualitas, pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata bisa dikatakan berhasil. Hal ini bisa dilihat dari
out-put atau lulusan yang dihasilkan. Santri yang dinyatakan lulus dalam
mengikuti program pembelajaran sudah bisa membaca kitab kuning dan
memahaminya. Di samping itu, banyak di antara mereka yang diterima di
berbagai perguruan tinggi yang berbasis kitab kuning, baik di dalam negeri
seperti di perguruan tinggi ‛Imam Syafi’i‛ Bogor Jawa Barat maupun di luar
negeri, seperti di Mesir, Pakistan, Sudan, dan Yaman.
Keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Mambaul Ulum Bata-Bata dari segi kualitas juga bisa dilihat dari prestasi-
prestasi yang diraih dalam berbagai lomba, baik di tingkat kabupaten,
provinsi, maupun di tingkat nasional.
107
Berikut prestasi bidang kitab kuning yang diraih oleh Pondok
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam empat tahun terakhir :
DAFTAR PRESTASI DEWAN MA’HADIYAH
NO JENIS LOMBA JUARA TINGKAT TEMPAT TH
1 Baca Kitab Kuning I Kabupaten Pamekasan 2009
2 Fahmil Qur’an II Provinsi Malang 2009
3 Baca KK Fath} al-Qari>b I Kabupaten Pamekasan 2010
4 Baca KK Fath} a-Mu’i>n III Kabupaten Pamekasan 2010
5 Olimpiade Fara>id} I , II, V,
VI Provinsi Lamongan 2010
6 Musa>baqah Fahm al-Kutub al- Turath
I Nasional Lombok 2011
7 Musa>baqah Fahm al-Kutub al- Turath
Hrp. I Nasional Lombok 2011
8
Musa>baqah Qira>ah al-Kutub
MarhalahWust}a> Bidang
Hadis I
Provinsi Probolinngo 2011 Marhalah Wust}a> Bidang
Nahwu
I
9
Baca KK. Fath} a-Mu’i>n I & II Kabupaten Pamekasan 2012
Musa>baqah Qira>ah al-Kutub
Marhalah U<la> Bidang
Akhlaq I
Provinsi
Bangkalan
2013
Marhalah U<la> Bidang
Tarikh II
Marhalah W<ust}a>> Bidang
Balaghah I
MarhalahW<ust}a>> Bd. Tafsir II
MarhalahW<ust}a>> Bd. Hadis I
Marhalah’U<lya>}>> Bd. Fikih I
Marhalah’U<lya>}>> Bidang
Balaghah III
Marhalah’U<lya>}>> Bd. Hadis III
Tabel 8 : Daftar Prestasi Dewan Ma’hadiyah
Sumber : Dokumen Podok Pesantren.
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran kitab kuning ini,
peneliti mencoba mewawancarai beberapa pengurus dan beberapa santri,
yaitu :
108
a. Moh. Ruba’i Shaleh selaku ketua Dewan Ma’hadiyah, berikut petikan
wawancaranya:
‛keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Mambaul Ulum ini walaupun tidak mencapai pada tingkat
sempurna, akan tetapi Alhamdulillah cukup membanggakan. Hal
ini karena santri yang mengikuti program secara tuntas, utamanya
di program akselerasi seperti Prakom M2KD dan MAKTUBA bisa
membaca kitab dengan baik dan memahaminya. Kami juga
bersyukur, karena dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap
pesantren cukup tinggi, terbukti setiap tahun santri yang masuk
selalu bertambah banyak‛.200
b. Zainullah selaku ketua bidang pendidikan dan pengajaran dalam
wawancara mengatakan :
Berbicara tentang keberhasilan pemebelajaran kitab kuning,
Alhamdulillah bisa dikatakan cukup berhasil, disamping dilihat
dari segi dukungan masyarakat yang sangat tinngi, juga bisa
dilihat dari prestasi yang diraih dalam lomba-lomba yang
berkaitan dengan kitab kuning, baik di tingkat kabupaten, provinsi
maupun nasioanal. Akan tetapi kami pengelola tidak merasa puas
atas capaian itu. Kami terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, agar prestasi yang dicapai terus
meningkat.201
c. Moh. Shaleh Ali Wafa selaku ketua pengurus MAKTUBA mengatakan:
‛Keberhasilan yang dicapai dalam pembelajaran kitab kuning,
khususnya di MAKTUBA bisa dikatakan cukup membanggakan.
Hal ini mengingat perkembangan yang begitu pesat. Dari tahun
pertama berdiri MAKTUBA hanya mewisuda sebanyak 11 santri,
kemudian pada tahun kedua sebanyak 33 santri, pada tahun ketiga
sebanyak 109 santri. Selanjutnya wisuda dilaksanakan dua kali
dalam setahun, mengingat peserta wisuda setiap tahun selalu
bertambah, dan namanya pun dirubah menjadi i’la>n kelulusan,
sebab wisuda yang sebenarnya akan dilaksanakan nanti pada
lulusan tingkatan akhir, yaitu takhas}s}us} IV. Santri yang
melaksanakan i’la>n kelulusan dari takhas}s}us} I sudah bisa
membaca kitab kuning dengan baik. Kemudian untuk pendalaman
200
Moh. Ruba’i, Wawncara, 5 Desember 2013. 201
Zainullah, Wawancara, 5 Desember 2013.
109
melanjutkan pada tingkatan berikutnya, yaitu takhas}s}us} II sampai
takhas}s}us} IV‛.202
d. Rahmat selaku santri yang meraih juara I baca kitab kuning tingkat
nasional mengatakan :
‚Alhamdulillah, walaupun masih jauh dari sempurna, sedikit
banyak saya bisa membaca kitab kuning dan akhirnya bisa meraih
juara I dalam lomba baca kitab kuning tingkat nasional di mana
saya masih duduk di kelas X MA. Semua itu selain karena
memang kesemangatan dan keinginan saya untuk bisa membaca
kitab, juga karena pembelajaran yang tidak menjenuhkan
khususnya di badan otonom. Pembelajaran tidak menoton, metode
yang digunakan oleh guru-guru kami dalam mengajar bermacam-
macam yang membuat kami tidak merasa bosan.‛203
e. Ali Karrar salah satu santri di MAKTUBA yang meraih juara I tingkat
provinsi dalam lomba baca kitab kuning bidang tarikh mengatakan :
‚Pertama kali saya masuk Maktuba tidak kerasan, akan tetapi
lama kelamaan akhirnya kerasan, karena ustadz kami selalu
menasehati dan menghibur agar aku jadi kerasan. Selain itu saya
mulai banyak teman dalam belajar dan bermain. Diwaktu belajar
saya juga tidak merasa bosan, karena cara ustadz mengajar tidak
menoton. Alhamdulillah, sekarang saya sudah belajar di Takhas}s}us} IV dalam fan tafsir, dan saya bersyukur karena sudah memahami
bahkan hafal materi-materi kitab yang diajarkan sejak dari
Takhas}s}us} I. Ketika saya ditunjuk untuk mengikuti lomba baca
kitab kuning bidang akhlak tingkat Provinsi di Bangkalan,
Alhamdulillah saya meraih juara I ‛.204
202
Moh. Shaleh Ali Wafa, Wawancara, 6 Desember 2013. 203
Rahmat, Wawancara, 23 Desember 2013. 204
Ali Karrar, Wawancara, 23 Desember 2013.