servi kal

33
MAKALAH LAPORAN PBL SKENARIO 4 : KARIES SERVIKAL KELOMPOK 8 Disusun oleh : Ketua : Larasati Wicaksono Putri (125070407111034) Sekertaris : Bunga Agape (125070400111013) Anggota : 1. Ardani Asa Hanifa (125070400111018) 2. Fania Alfadin Uba (125070400111019) 3. Intan Sekar Larasati (125070400111035) 4. Angelia Mayer R S (125070401111005) 5. Indira Safitri Hakim (125070401111010) 6. Okky Desy Rianjani (125070407111018)

Upload: premaysari

Post on 16-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Servi Kal

TRANSCRIPT

MAKALAH LAPORAN PBL

SKENARIO 4 : KARIES SERVIKALKELOMPOK 8Disusun oleh :Ketua: Larasati Wicaksono Putri (125070407111034)Sekertaris: Bunga Agape(125070400111013)

Anggota :1. Ardani Asa Hanifa(125070400111018)1. Fania Alfadin Uba(125070400111019)1. Intan Sekar Larasati(125070400111035)1. Angelia Mayer R S(125070401111005)1. Indira Safitri Hakim(125070401111010)1. Okky Desy Rianjani(125070407111018)1. Ivanni Ramadhan (125070407111030)

Tanggal Penyelenggaraan: 16 dan 19 September 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Laporan Hasil Diskusi Kelompok 8 skenario 4 blok 5 tentang "Karies Servikal dapat terselesaikan dengan baik.Terima kasih penulis ucapkan kepada :1. drg. Fidya, M.Si1. Buku-buku penunjang, textbooks dan fasilitas internet.1. Orang tua, serta semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini.

Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan informasi bagi pembaca sekalian. Tentunya laporan hasil diskusi ini tidaklah sempurna dan masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 22 September 2013

Penulis

I. SKENARIO 4 BLOK 5 : Aduuuh ngilunya

Laki-laki berusia 55 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan gigi belakang kiri atas terasa ngilu saat minum air dingin dan menyikat gigi. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya karies servikal, pada gigi 24 dengan kerusakan jaringan gigi yang cukup dalam, sedangkan pada gigi 25 kerusakannya dangkal. Dokter gigi melakukan isolasi dengan memasang cotton roll pada daerah vestibulum, kemudian melakukan preparasi seperti desain bentuk ginjal, setelah itu kavitas dibersihkan. Selanjutnya dilakukan penumpatan sesuai prosedur dengan menggunakan bahan yang sewarna gigi karena pasien sangat peduli dengan penampilannya. Pada gigi 24, penumpatan dilakukan dengan teknik sandwich, sedangkan pada gigi 25 setelah ditumpat kemudian diberi varnish.

II. HIPOTESISGigi ngiluKerusakan jaringanDangkalDalamKaries ServikalIsolasiDengan cotton rollPreparasiDesain bentuk ginjalPenumpatanTeknik SandwichDitumpat lalu diberi varnish

III. LEARNING ISSUES1. Karies Servikal Definisi Pemeriksaan Klinis Etiologi Penanganan Perinsip desain preparasi karies servikal2. Bahan Restorasi untuk karies servikal Jenis Penatalaksanaan Indikasi dan kontraindikasi Pertimbangan penggunaan Biokompatibilitas3. Isolasi daerah kerja Definisi Fungsi Alat dan bahan Prosedur Keuntungan dan kerugian

IV. LEARNING OUTCOMES

1. Karies Servikal

Definisi Karies

Kariesmerupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri. Karies gigi prosesnya dapat berlangsung sangat cepat maupun lama berupa hilangnya ion-ion mineral dan terus-menerus dari permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya. Kehilangan ini pada awalnya hanya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih (white spot lesion) atau melunaknya sementum pada akar gigi. Kegagalan dalam mengintervensi dan menghentikan kehilangan mineral ini akan menyebabkan kavitasi pada gigi, yang dapat berlanjut pada kerusakan irreversibel pulpa gigi oleh aktivitas bakteri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini karies masih dapat dihentikan.

Definisi Karies servikal Karies yang terjadi pada bagian servikal gigi sering diklasifikasikan sebagai Karies Kelas V yang dikenal dengan klasifikasi menurut G. V. Black. Karies kelas V ini berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh Mount dan Hume. Pada teory Black tidak menjelaskan adanya perbedaan lesi yang terjadi, karena menurut Mount & Hume karies terbagi atas size dan site nya. Pada karies kelas V ini bagian yang rusak adalah bagian pada servikal gigi geligi yang di sebut karies permukaan halus, namun karies ini dapat meluas ke daerah akar dan di sebut karies akar. Etiologi Karies Klas VAda beberapa faktor yang berpengarruh dalam terbentuknya karies servikal, faktor nya hampir sama dengan apa yang terjadi pada umumnya karies. Pada karies kelas V ini juga terdapat satu faktor yang tidak ada pada karies lainya yaitu faktor resesi Gingiva.

Faktor faktor tersebut ialah

Resesi GingivaResesi gingiva yang terjadi dapat mengakibatkan tersedianya kavitas pada bagian servikal gigi geligi, sehingga akan banyak makanan yang tertinggal dan dari situlah akan banyak bakteri bakteri yang menginvasi sehingga terbentuknya lesi karies UsiaUsia disini dimaksudkan dengan semakin tuanya seseorang maka gingiva yang dimiliki biasanya akan semakin merenggang dan ini lah yang dapat menyebabkan terjadinya resesi gingiva HostHost disini yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri dimana sang penderita tidak memiliki motivasi untuk menyikat giginya secara benar dan tidak memiliki keingin tahuan untuk pencegahan karies yang ada sehingga terus dibiarkan dan semakin menggerus permukaan servikal gigi geligi hingga akarnya

PemeriksaaanPada tahapan dini:Daerah berubah warnaBatas nya terlihat jelasLesi aktif bewarna Kuning mulai KecoklatanKonsistensi lunak tanpa adanya kavitas yang nyata

Pada tahapan lanjut: Lesi berkembang lebih lamaPerbedaan warna lebih jelas batasnyaLesi berubah warna lebih gelap dari sebelumnyaKonsistensi lebih lunak dari sebelumnya dan kavitas lebih nyata Penanganan dan Prinsip desain karies servikalA. Akses ke KariesInstrument yang digunakan adalah bur miniature daan henpis miniature dan pembersihan lesi akan lebih mudah jika mulut dalam keadaan setengah tertutup. Akses ke karies jauh lebih mudah dibandingkan dengan klas lain,namun masalah dalam akses yaitu yang berkaitan dengan struktur sekelilingnya misalnya akses ke karies servikal di permukaan bukal molar 2 dan 3 atas agak sukar karena adanya processus koronoideus mandibula jika mulut terbuka lebar-lebar.B. Pembuangan KariesPencegahan karies harus dimulai di daerah yang telah ada kavitas dan preparasi dengan menggunakan bur bulat baja kecepatan rendah. Dentin lunak harus dibuang, tetapi dentin yang keras dan kecoklatan dapat dibiarkan sekalipun terletak bersebalahan dengan daerah yang harus diretorasi. Jika menggunakan bur bulat dalam membuang dentin karies pada permukaan akar, bur harus dijaga agar tetap bersudut 45 derajat terhadap permukaan gigi.C. Regangan,Retensi dan BevelBentuk regangan restorasi klas V tidak seragam sehingga dapat bervariasi tergantung karies atau tingkat dekalsifikasi yang terjadi. Bila jaringan yang rusak telah disingkirkan dan tepinya berada pada email yang baik, regangan biasanya berbentuk persegi panjang dengan sudut yang membulat (bevel), ovoid atau berbentuk ginjal. Pertama-tama dalam mempreparasi kavitas digunakan round bur dan setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian bur fissure berujung datar untuk membuat dinding kavitas. Dasar kavitas dapat dihaluskan dengan menggunakan bur inverted. Biasanya dinding aksial akan berada pada kedalaman 1,5 mm dari permukaan gigi.Retensi dibuat pada insisal dan dinding gingival di pertautan dengan dinding aksial, menggunakan round bur no atau . Tidak boleh ada ubderkut pada dinding mesial dan distal. Kedalaman retensi dibentuk menggunakan diameter bur dan tidak akan melebihi diameter bur.Bevel dapat dibuat pada seluruh bagian preparasi yang dikelilingi emal tapi tidak dibuat pada preparasi yang berakhir di sementum.D. Pemilihan Bahan TumpatanPada karies akar atau servikal, bahan pilihannya adalah semen ionomer kaca atau cermet karena keadhesifannya pada dentin dan fluor yang dikeluarkannya menjadikannya berefek kariostatik. Jika tepi servikalnya terletak pada dentin dan tepi oklusalnya pada email, semen ionomer kaca dan resin komposit dapat digabung dalam tambalan berlapis (teknik sandwich). Semen ionomer kaca berfungsi menggantikan dentin dan jika sudah mengeras dapat dietsa bersama-sama dengan email untuk kemudian ditambal dengan resin komposit. Teknik ini menggabungkan sifat adhesive dan kariostatik semen ionomer kaca dengan penampilan yang baik dan tahan aus dari resin komposit.E. Pelapikan Karies dalam, terutama pada orang muda, harus dilapik dengan hidroksida kalsium. Pada kavitas yang harus ditambal dengan resin komposit, dentin harus dilindungi dulu sebelum emailnya dietsa dengan asam. Pada kavitas yang dangkal, tidak memerlukan pelapik hidroksida kalsium karena basis dari semen ionomer sudah memberikan perlindungan yang diperlukan. Semen ini dapat adhesive ke dentin dan mengeluarkan fluor secara berkelanjutan.Semen ionomer dicampur dan ditambal di dasar kavitas, menutupi seluruh dentin sampai di tepi kavitas yang tidak beremail lagi. Jika telah benar-benar mengeras, kelebihannya dapat dikurangi dengan bur sebelum mengetsasemen ionomer dan tepi emailnya.F. Pemasangan matriks, Penambalan, serta PenyelesaiannyaRestorasi dengan Semen ionomer kaca ini biasanya dilakukan dengan menggunakan isolator karet, dan memakai matriks agar dapat melindungi bahan tambalan ketika mengeras serta membentuknya sehingga tidak memerlukan proses penyelesaian terlalu banyak.Setelah isolator karet terpasang, permukaan gigi dibersihkan dari plak dan debris dengan lumpur profilaksi non-fluor. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan as poliakrilik 25% yang dapat membantu aksi pembersihannya dan bisa membuang sebagian smear layer, tetapi menyebabkan tubulus dentin tertutup. Pembersihan asam poliakrilik dilakukan selama 10 detik, kemudian semprot air selama 30 detik dan dikeringkan.Bahan tumpatan GIC yang sedikit berlebih ditempatkan ke dalam kavitas yang bersih dan kering. Matriks dipasang diatasnya dan ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras. Hanya tekanan ringan yang diperbolehkan untuk aplikasi matriks, sehingga matriks tidak akan berubah bentuk dan kontur restorasi tidak akan berubah.Matriks logam berbentuk ginjal yang konkaf dapat digunakan untuk mereproduksi baik kontur mesio-distal maupun insiso-gingival. Matriks ini cukup lunak untuk dibentuk sehingga dapat menciptakan posisi tepi yang baik. Untuk mempermudah pemasangannya, matriks dapat dapat dicekatkan sementara ke pemampat berbentu silindris dengan varnish. Bila matriks tidak digunakan, sebagian besar kelebihan semen dibuang dengan menggunakan instrument plastis untuk membentuk kontur yang diinginkan. Hal ini harus cepat dilakukan, ketika permukaan masih basah untuk mencegah kerusakan bila semen tersebut telah mengeras.Setelah matriks dilepaskan, permukaan tambalan akan segera menjadi basah dan mulai saat ini tambalan tersebut tidak boleh diganggu. Bahan ini tidak terpengaruh oleh cairan setelah terjadi pengerasan awal. Jika pemasangan matriksnya baik sekali, pemolesan tidak lagi begitu diperlukan. Bur karbida tungsten berbilah banyak dapat dipakai untuk membuang ketidakrataan dan digunakan dalam kecepatan rendah dan restorasinya dapat dilakukan dengan disk. Tambalan harus diulas dengan Vaseline sebelum memakai instrument poles.Terakhir, keringkan permukaan tambalan tersebut dan oleskan selapis vernis atau bahan bonding yang diaktifkan sinar sebagai pelindung terhadap cairan untuk beberapa jam, segera setelah isolator karet dilepas. Jika digunakan varnish maka daerah permukaan tambalan GIC yang dilapisanya harus menggunakan suhu kamar, bukan dengan semprotan udara karena dapat menggeser varnish dan membuat permukaan terbuka dari semen yang mengering dan menimbulkan keretakan.

2. Bahan Restorasi untuk Karies ServikalGIC (Glass Ionomer Cement)Semen ini sensitive terhadap kelembaban. Oleh karena itu, semen yang baru mengeras dilindungi dari kelembapan dengan menggunakan vernis. KomposisiPowder: SiO2 , Al2O3, CaF2, Na3AlF6, AlF3, AlPO4Liquid: larutan polyacrylic acid Sifat 1. Compressive strength lebih besar dari zinc phosphate2. Bond strength lebih kecil dari komposit, di daerah servikal lebih baik dari komposit.3. Fluoride release4. Thermal diffusi rendah5. Harus dlindungi varnish6. Estetik bagus7. Adhesi Keunikan GIC ini adalah kemampuan GIC untuk berikatan dengan dentin dan email secara kimia. Bahan ini digunakan secara luas pada abrasi servikal tanpa harus melakukan preparasi kavitas.8. GIC dapat digunakan sebagai restorasi tunggal atau dapat dipakai sebagai basis dan di atasnya dilapisi oleh resin komposit (restorasi sandwich).9. Bond to collagen10. Kelarutan pada air tinggi.11. Sebagai antikariogenik karena melepas fluoride.12. Tidak cocok untuk dipakai di gigi posterior karena britel.

Aplikasi1. Semen permanen2. Basis3. Tumpatan kelas V4. Pit dan fissure sealant5. Penyemenan orthodontic bands

JenisKlasifikasi Glass Ionomer Cements (Mount and Hume)Type I Luting Kegunaan sementasi crown, bridge, inlay, perangkat ortodonsi Tingkat Setting fast set Perbandingan Bubuk:Likuid 1,5:1 Radiopak- secara umum Ketebalan film -