senin, 14 maret 2011 | media indonesia evakuasi wni … · dari pesisir pantai sendai, prefektur...

1
BANTUAN dunia interna- sional berdatangan ke Jepang setelah ‘Negeri Sakura’ tersebut diguncang gempa berkekuatan 9,0 pada skala Richter dan tsu- nami yang telah menewaskan ribuan orang. Kemarin pagi waktu setem- pat, kapal induk USS Ronald Reagan milik Amerika Serikat (AS) tiba di perairan Jepang untuk menyuplai bantuan lo- gistik kepada pasukan ‘Negeri Matahari Terbit’. Pihak Jepang telah meminta bahan bakar untuk helikopter mereka yang digunakan mengangkut regu penyelamat ke daerah yang parah tertimpa bencana. Upaya tersebut disokong ba- dan bantuan AS (USAID) yang mengirimkan 144 anggota tim penyelamat dan 100 ton peralatan penye- lamatan ke Misawa, Jepang utara. Dalam tim itu terdapat 12 anjing yang dilatih khusus un- tuk menemukan korban yang terjebak di antara reruntuhan bangunan. Dengan lebih dari 1.000 orang terancam mening- gal dan petugas juga te- ngah berusaha mengatasi dua reaktor nuklir, pejabat Jepang meminta negara- negara lain mengirim an- jing pelacak untuk mencari korban yang masih hidup. Australia, Korea Selatan, dan Singapura merespons permintaan itu. Ketiga nega- ra tersebut berjanji mengirim anjing-anjing pelacak dan tim penyelamat sesegera mung- kin. Menteri Luar Negeri Aus- tralia Kevin Rudd mengatakan siap mengirimkan rumah sakit darurat dan tim pencari korban bencana untuk mencari dan merawat korban yang selamat. Australia juga menawarkan para ahli nuklir mereka untuk mengatasi ancaman dari pem- bangkit listrik tenaga nuklir yang mengalami kebocoran. Dari pihak PBB, badan koor- dinasi urusan kemanusiaan (UNOCHA) akan mengirim tim berisi ahli penanganan bencana, termasuk sejumlah pakar lingkungan yang mampu berbahasa Jepang. “Kami akan menerjunkan sem- bilan ahli yang paling berpe- ngalaman dalaman menangani bencana,” ujar Elisabeth Byrs, juru bicara UNOCHA. Sementara itu, Amerika Seri- kat selaku sekutu dekat Jepang, telah memerintahkan arma- da kapal tempur ke perairan ‘Negeri Sakura’ untuk mem- bantu upaya penyelamatan korban gempa dan tsunami. Lebih lanjut, pemerintah Swiss dilaporkan menerbang- kan 700 pakar dari berbagai bidang, termasuk seismologi, telekomunikasi, dan kedok- teran, ke Jepang. Sementara Inggris akan mengirim 63 per- sonel SAR (Search And Rescue) dan 11 ton alat berat. (Drd/AP/ Reuters/ I-5) AMAHL S AZWAR P EMERINTAH Indone- sia melalui Kedutaan Besar RI di Tokyo mulai melakukan evakuasi WNI tahap kedua dari pesisir pantai Sendai, Prefektur Miyagi dan Prefektur Fukushima, Jepang, kemarin. Setidaknya dua bus dan satu mobil van diberangkatkan untuk mengevakuasi 121 WNI pengungsi di Miyagi dan em- pat mahasiswa di Fukushima pascabencana gempa dan tsu- nami. Kedutaan mengharapkan seluruh WNI sudah berada di Tokyo pada Selasa (15/3) pukul 14.00 waktu setempat. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menjamin per- lindungan KBRI kepada pada WNI yang berada di wilayah bencana. “Termasuk relokasi ke Tokyo dan kemungkinan rencana evakuasi ke Tanah Air. Pada saat yang sama, pemerintah RI juga telah menyampaikan ke- siapannya untuk memberikan bantuan kepada pemerintah dan rakyat Jepang,” ujar Marty saat dihubungi, kemarin. Staf KBRI Tokyo Nidia Kartikasari melaporkan tim evakuasi ke pesisir Sendai yang dipimpin Mayor Zaenal mendapati 121 WNI di enam tempat pengungsian berbeda. Mayor Zaenal dan tim tiba di Sendai setelah menempuh perjalanan selama 18 jam. Jalan longsor dan penutupan akses jalan oleh militer di wilayah Fukushima akibat kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sempat meng- hambat tim KBRI. Saat berita diturunkan, tim evakuasi telah mendirikan posko di Sendai. Beberapa logistik yang diangkut antara lain berupa selimut, mi instan, air mineral, dan pembalut wanita. “Kami upayakan seluruh pengungsi di enam lokasi ber- beda dapat terkonsentrasi di penampungan korban SMP Sanjo untuk kemudian dibawa ke Tokyo,” tutur Nidia Kar- tikasari melalui sambungan internasional. Menurut Nidia, satu-satunya jalur menuju Miyagi dan Fu- kushima yang tidak rusak akibat gempa adalah Prefektur Niigata. Membutuhkan waktu sekitar 20-24 jam bagi tim KBRI gelombang kedua untuk mencapai lokasi pengungsi dan waktu yang sama untuk kembali ke Tokyo. Mobil van KBRI akan men- jemput empat mahasiswa di sejumlah asrama dekat pem- bangkit listrik tenaga nuklir yang meledak di Prefektur Fukushima, 240 kilometer dari Tokyo. KBRI Tokyo mendapat kabar lokasi keempat maha- siswa itu berada 40 km dari ledakan nuklir. “Artinya, mereka ada pada zona aman. Yang dinyatakan bahaya kan 20 km. Kalau da- lam jarak itu, kami tidak boleh masuk,” tutur Nidia yang mengaku masih terus meneli- sik kabar dari pemerintahan setempat. Tim ASEAN Indonesia turut memimpin ASEAN Disaster’s Relief Team gelombang dua yang menca- kup perwakilan dari kedutaan negara-negara ASEAN di Jepang, yakni Brunei, Thailand, dan Filipina. Berdasarkan informasi ter- akhir dari akun Twitter KBRI Tokyo, setidaknya 42 WNI berhasil selamat dari gempa Jepang di Prefektur Iwate. Adapun di Prefektur Miyagi, WNI selamat berjumlah 158 orang dan di Fukushima terda- pat 19 WNI. KBRI Tokyo juga melaporkan enam anak buah kapal (ABK) kapal Yoshimaru No 55 yang selamat di Ishoni- maki. Keenam WNI tersebut ialah Fanny Kowel, Stenly, Michael Parengkuan, Meydi, Nanto, dan Adhi. Adapun empat ABK WNI di kapal Kuni Maru No 3 masih dinyatakan hilang. Mereka adalah Sunardi, Tonny Setiawan, Rudi Hartono, dan Arin Siregar (I-5) [email protected] S EBUAH pesawat terbang teronggok dengan posisi vertikal bersama serpihan kayu dari ribuan rumah di pelabuhan Sendai, Jepang. Itu adalah yang tampak sejauh mata memandang, dua hari setelah gempa bumi berkekuatan 9,0 pada skala Richter disusul terjangan tsunami menerpa ‘Negeri Sakura’ bagian timur laut. Dahsyatnya kekuatan alam membuat beberapa orang hampir kehilangan akal sehat mereka. “Apakah ini mimpi? Manakala saya sedang sendiri, saya harus mencubit pipi untuk memastikan ini bukan mimpi,” cetus Ichiro Sakamoto, 50, penduduk Hitachi, Prefektur Ibaraki. Di Sendai, regu penyelamat berusaha memeriksa reruntuhan bangunan untuk melihat apakah ada seorang dari sejuta penduduk kota tersebut yang berhasil selamat. Upaya itu memerlukan kesabaran ekstra lantaran setiap kali mereka menemukan tubuh seseorang, dia sudah tidak bernyawa. Sejauh satu jam mengemudi dari sana, sekumpulan orang bertopeng putih dan berpakaian seperti jas hujan memindai ribuan orang untuk memeriksa paparan radioaktif. “Ini cukup menakutkan,” kata Masanori Ono, 17, saat mengantre untuk dipindai di pusat evakuasi. Ketakutan Ono beralasan. Dua dari lima pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Prefektur Fukushima yang berjarak 240 kilometer dari ibu kota Jepang, Tokyo, meledak pada Sabtu (12/3). Apalagi, sejumlah reaktor lain di PLTN Fukushima telah kehilangan kemampuan untuk mendinginkan reaktor inti. Ironisnya, kecemasan terpapar zat radioaktif saat ini tidak jauh lebih besar dari kekhawatiran akan kekurangan makanan. “Kami belum kunjung memahami luasnya kerusakan yang ditimbulkan. Sekarang kami benar-benar kekurangan air, makanan, bensin, dan minyak tanah. Kami akan berusaha mencarinya,” kata Futoshi Toba, kepala Desa Rikuzentakata. Selain memenuhi kebutuhan pokok, warga sibuk mencari kerabat yang hilang. Di sekolah dasar Desa Rikuzentakata yang menampung 1.340 orang, wajah-wajah bingung dan cemas terus memeriksa papan informasi mengenai korban selamat. Beberapa orang terlihat tidak kuasa membendung air mata, lainnya berbisik dan saling berpelukan mencoba menguatkan. “Saya sedang mencari orang tua dan abang saya,” ujar Yuko Abe, 54, seraya terisak. “Tapi melihat wilayah seperti ini, saya pikir mereka mungkin tidak bisa selamat. Saya juga tidak bisa menghubungi adik saya yang tinggal jauh bahwa saya selamat karena telepon seluler tidak berfungsi.” Sedikitnya 350 ribu orang telah dievakuasi di Jepang timur laut, termasuk 140 ribu di daerah sekitar PLTN Fukushima. Di Tokyo, jutaan pasang mata menatap layar televisi untuk mencari secercah harapan. “Saat rekaman video menayangkan detik-detik ketika tsunami datang, saya seperti melihat lm,” kata Kasumi, 26. (Jer/ AP/Reuters/I-3) 14 SENIN, 14 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA I NTERNASIONAL KERUSAKAN reaktor nuklir milik pe- rusahaan listrik Tokyo Electric Power Corporation (Tepco) akibat gempa bumi berkekuatan 9,0 pada skala Richter yang disertai gelombang tsunami membuat benak sebagian penduduk dunia men- genang tragedi nuklir Chernobyl di Ukraina, 25 tahun lalu. Bencana Chernobyl yang diklaim sebagai bencana terburuk sepanjang se- jarah itu terjadi pada pagi hari, 26 April 1986. Masalah teknis dan kecerobohan manusia mengakibatkan serangkaian ledakan di reaktor nuklir Chernobyl di- ikuti dengan terlepasnya zat radioaktif mematikan ke udara. Berbeda dengan reaktor nuklir di negara Barat, reaktor milik Chernobyl tidak dilengkapi bahan pelindung sehingga jika kebakaran ter- jadi, zat radioaktif langsung memenuhi atmosfer di sekitarnya. Angin yang berembus ke selatan membawa partikel-partikel nuklir ini hingga ke Belarus. Beberapa pekan kemudian, emisi radioaktif ternyata ditemukan di wilayah Eropa Timur, Barat, dan Utara. Lebih dari 2 juta orang dievakuasi untuk menghindari kontaminasi nuklir. Hingga saat ini, pemerintah masih menutup kawasan hingga sejauh 30 kilometer dari reaktor. Sekitar 50 pegawai reaktor dan relawan penyelamat tewas seketika akibat terpa- par zat radioaktif. Dua dekade pascatra- gedi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sedikitnya 17 ribu orang me- ninggal dunia dan lebih dari 6.000 anak mengidap kanker tiroid karena terpapar zat radioaktif berbahaya. Namun, sejumlah pakar menampik kekhawatiran tersebut. Asosiasi Nuklir Dunia di London menyatakan ledakan reaktor Tepco diduga berasal dari perci- kan hidrogen. “Ledakan ini diduga kuat disebabkan hidrogen. Hidrogen mudah hilang di udara dan tidak menimbulkan dampak serius bagi kesehatan,” ujar Direktur Komunikasi Ian Hore-Lacy. “Ledakan sangat mungkin disebab- kan oleh zat pendingin, yang secara cepat mendidih dan menguap karena meningkatnya tekanan di dalam reaktor sehingga menyebabkan ledakan,” ung- kap profesor teknologi nuklir Timothy Abram dari Manchester University. Hingga kini penyebab ledakan masih terus diselidiki. (Mps/Reuters) Indonesia turut memimpin ASEAN Disaster’s Relief Team gelombang dua yang mencakup perwakilan dari kedutaan negara- negara ASEAN di Jepang. Evakuasi WNI Masuki Tahap Kedua Cemas Menanti Ledakan Nuklir Bantuan Dunia Mengalir ke Negeri Sakura Saat rekaman video menayangkan detik-detik ketika tsunami datang, saya seperti melihat film.” Kasumi Warga Tokyo Seperti Melihat Adegan Film Kapal induk USS Ronald Reagan telah tiba di perairan Jepang untuk membantu pengisian bahan bakar sejumlah helikopter milik angkatan bela diri Jepang dalam upaya penyelamatan. Dengan dukungan 85 pesawat, USS Ronald Reagan juga akan mengantar regu penyelamat Jepang ke daerah bencana. Kapal penghancur USS McCampbell dan USS Curtis Wilbur siap menuju perairan Prefektur Miyagi untuk membantu usaha pencarian korban di laut. Kapal amfibi USS Tortuga sedang menuju Sasebo, Jepang, untuk mengantarkan dua helikopter angkut MH-53. Setelah itu, kapal tersebut akan bersauh di sebelah timur Pulau Honshu. USS Blue Ridge telah bertolak dari Singapura ke Pulau Hon- shu, Jepang, untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan dan peralatan yang membantu penanganan bencana. Pengerahan Armada Kapal AS SUMBER: REUTERS MENGHUBUNGI KELUARGA: Warga menelepon keluarganya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan pemerintah setempat setelah terjadi gempa dan tsunami di Kota Ofunato, selatan Jepang, kemarin. AP/MARK BAKER AIR BERSIH: Tentara memberikan air bersih kepada warga yang menjadi korban tsunami di Koriyama, Jepang, kemarin. REUTERS/KYODO

Upload: duongthuy

Post on 06-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BANTUAN dunia interna-sional berdatangan ke Jepang setelah ‘Negeri Sakura’ tersebut diguncang gempa berkekuatan 9,0 pada skala Richter dan tsu-nami yang telah menewaskan ribuan orang.

Kemarin pagi waktu setem-pat, kapal induk USS Ronald Reagan milik Amerika Serikat (AS) tiba di perairan Jepang untuk menyuplai bantuan lo-gistik kepada pasukan ‘Negeri Matahari Terbit’. Pihak Jepang telah meminta bahan bakar untuk helikopter mereka yang digunakan mengangkut regu penyelamat ke daerah yang parah tertimpa bencana.

Upaya tersebut disokong ba-dan bantuan AS (USAID) yang mengirimkan 144 anggota tim penyelamat dan 100 ton peralatan penye-lamatan ke Misawa, Jepang utara. Dalam tim itu terdapat 12 anjing yang dilatih khusus un-tuk menemukan korban yang terjebak di antara reruntuhan bangunan.

Dengan lebih dari 1.000 orang terancam mening-gal dan petugas juga te-ngah berusaha mengatasi dua reaktor nuklir, pejabat Jepang meminta negara-negara lain mengirim an-jing pelacak untuk mencari korban yang masih hidup. Australia, Korea Selatan, dan Singapura merespons permintaan itu. Ketiga nega-ra tersebut berjanji mengirim anjing-anjing pelacak dan tim

penyelamat sesegera mung-kin.

Menteri Luar Negeri Aus-tralia Kevin Rudd mengatakan siap mengirimkan rumah sakit darurat dan tim pencari korban bencana untuk mencari dan merawat korban yang selamat. Australia juga menawarkan para ahli nuklir mereka untuk mengatasi ancaman dari pem-bangkit listrik tenaga nuklir yang mengalami kebocoran.

Dari pihak PBB, badan koor-dinasi urusan kemanusiaan (UNOCHA) akan mengirim tim berisi ahli penanganan bencana, termasuk sejumlah pakar lingkungan yang mampu berbahasa Jepang. “Kami akan menerjunkan sem-

bilan ahli yang paling berpe-ngalaman dalaman menangani bencana,” ujar Elisabeth Byrs, juru bicara UNOCHA.

Sementara itu, Amerika Seri-kat selaku sekutu dekat Jepang, telah memerintahkan arma-da kapal tempur ke perairan ‘Nege ri Sakura’ untuk mem-bantu upaya penyelamatan korban gempa dan tsunami.

Lebih lanjut, pemerintah Swiss dilaporkan menerbang-kan 700 pakar dari berbagai bidang, termasuk seismologi, telekomunikasi, dan kedok-teran, ke Jepang. Sementara Inggris akan mengirim 63 per-sonel SAR (Search And Rescue) dan 11 ton alat berat. (Drd/AP/

R e u t e r s /I-5)

AMAHL S AZWAR

PEMERINTAH Indone-sia melalui Kedutaan Besar RI di Tokyo mulai melakukan

evakuasi WNI tahap kedua dari pesisir pantai Sendai, Prefektur Miyagi dan Prefektur Fukushima, Jepang, kemarin. Setidaknya dua bus dan satu mobil van diberangkatkan untuk mengevakuasi 121 WNI pengungsi di Miyagi dan em-pat mahasiswa di Fukushima pascabencana gempa dan tsu-nami. Kedutaan mengharapkan seluruh WNI sudah berada di Tokyo pada Selasa (15/3) pukul 14.00 waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menjamin per-lindungan KBRI kepada pada WNI yang berada di wilayah bencana.

“Termasuk relokasi ke Tokyo dan kemungkinan rencana

evakuasi ke Tanah Air. Pada saat yang sama, pemerintah RI juga telah menyampaikan ke-siapannya untuk memberikan bantuan kepada pemerintah dan rakyat Jepang,” ujar Marty saat dihubungi, kemarin.

Staf KBRI Tokyo Nidia Kartikasari melaporkan tim evakuasi ke pesisir Sendai yang dipimpin Mayor Zaenal

mendapati 121 WNI di enam tempat pengungsian berbeda. Mayor Zaenal dan tim tiba di Sendai setelah menempuh perjalanan selama 18 jam. Jalan longsor dan penutupan akses jalan oleh militer di wilayah Fukushima akibat kebocoran pembangkit listrik tenaga nu klir (PLTN) sempat meng-hambat tim KBRI.

Saat berita diturunkan, tim evakuasi telah mendirikan posko di Sendai. Beberapa logistik yang diangkut antara lain berupa selimut, mi instan, air mineral, dan pembalut wanita.

“Kami upayakan seluruh pengungsi di enam lokasi ber-beda dapat terkonsentrasi di penampungan korban SMP

Sanjo untuk kemudian dibawa ke Tokyo,” tutur Nidia Kar-tikasari melalui sambungan internasional.

Menurut Nidia, satu-satunya jalur menuju Miyagi dan Fu-kushima yang tidak rusak akibat gempa adalah Prefektur Niigata. Membutuhkan waktu sekitar 20-24 jam bagi tim KBRI gelombang kedua untuk

mencapai lokasi pengungsi dan waktu yang sama untuk kembali ke Tokyo.

Mobil van KBRI akan men-jemput empat mahasiswa di sejumlah asrama dekat pem-bangkit listrik tenaga nuklir yang meledak di Prefektur Fukushima, 240 kilometer dari Tokyo. KBRI Tokyo mendapat kabar lokasi keempat maha-

siswa itu berada 40 km dari ledakan nuklir.

“Artinya, mereka ada pada zona aman. Yang dinyatakan bahaya kan 20 km. Kalau da-lam jarak itu, kami tidak boleh masuk,” tutur Nidia yang mengaku masih terus meneli-s ik kabar dari pemerintahan setempat.

Tim ASEANIndonesia turut memimpin

ASEAN Disaster’s Relief Team gelombang dua yang menca-kup perwakilan dari kedutaan negara-negara ASEAN di Jepang, yakni Brunei, Thailand, dan Filipina.

Berdasarkan informasi ter-akhir dari akun Twitter KBRI Tokyo, setidaknya 42 WNI berhasil selamat dari gempa Jepang di Prefektur Iwate. Adapun di Prefektur Miyagi, WNI selamat berjumlah 158 orang dan di Fukushima terda-pat 19 WNI. KBRI Tokyo juga melaporkan enam anak buah kapal (ABK) kapal Yoshimaru No 55 yang selamat di Ishoni-maki. Keenam WNI tersebut ialah Fanny Kowel, Stenly, Michael Parengkuan, Meydi, Nanto, dan Adhi. Adapun empat ABK WNI di kapal Kuni Maru No 3 masih dinyatakan hilang. Mereka adalah Sunardi, Tonny Setiawan, Rudi Hartono, dan Arifi n Siregar (I-5)

[email protected]

SEBUAH pesawat terbang teronggok dengan posisi vertikal

bersama serpihan kayu dari ribuan rumah di pelabuhan Sendai, Jepang. Itu adalah yang tampak sejauh mata memandang, dua hari setelah gempa bumi berkekuatan 9,0 pada skala Richter disusul terjangan tsunami menerpa ‘Negeri Sakura’ bagian timur laut.

Dahsyatnya kekuatan alam membuat beberapa orang hampir kehilangan akal sehat mereka. “Apakah ini mimpi? Manakala saya sedang sendiri, saya harus mencubit pipi untuk memastikan ini bukan mimpi,” cetus Ichiro Sakamoto, 50, penduduk Hitachi, Prefektur Ibaraki.

Di Sendai, regu penyelamat berusaha memeriksa reruntuhan bangunan untuk melihat apakah ada seorang dari sejuta penduduk kota tersebut yang berhasil selamat. Upaya itu

memerlukan kesabaran ekstra lantaran setiap kali mereka menemukan tubuh seseorang, dia sudah tidak bernyawa.

Sejauh satu jam mengemudi dari sana, sekumpulan orang bertopeng putih dan berpakaian seperti jas hujan

memindai ribuan

orang untuk memeriksa paparan radioaktif. “Ini cukup menakutkan,” kata Masanori Ono, 17, saat mengantre untuk dipindai di pusat evakuasi.

Ketakutan Ono beralasan. Dua dari lima pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Prefektur Fukushima

yang berjarak 240 kilometer dari ibu kota Jepang, Tokyo, meledak pada Sabtu (12/3). Apalagi, sejumlah reaktor lain di PLTN Fukushima telah kehilangan kemampuan untuk mendinginkan reaktor inti.

Ironisnya, kecemasan terpapar zat radioaktif saat ini tidak jauh lebih besar dari kekhawatiran akan kekurangan makanan. “Kami belum kunjung memahami luasnya kerusakan yang ditimbulkan. Sekarang kami benar-benar kekurangan air, makanan, bensin, dan minyak tanah. Kami akan berusaha mencarinya,” kata Futoshi Toba, kepala Desa Rikuzentakata.

Selain memenuhi kebutuhan pokok, warga sibuk mencari kerabat yang hilang. Di sekolah dasar Desa Rikuzentakata yang menampung 1.340 orang, wajah-wajah bingung dan cemas terus memeriksa papan informasi mengenai

korban selamat. Beberapa orang terlihat tidak kuasa membendung air mata, lainnya berbisik dan saling berpelukan mencoba menguatkan.

“Saya sedang mencari orang tua dan abang saya,” ujar Yuko Abe, 54, seraya terisak. “Tapi melihat wilayah seperti ini, saya pikir mereka mungkin tidak bisa selamat. Saya juga tidak bisa menghubungi adik saya yang tinggal jauh bahwa saya selamat karena telepon seluler tidak berfungsi.”

Sedikitnya 350 ribu orang telah dievakuasi di Jepang timur laut, termasuk 140 ribu di daerah sekitar PLTN Fukushima. Di Tokyo, jutaan pasang mata menatap layar televisi untuk mencari secercah harapan. “Saat rekaman video menayangkan detik-detik ketika tsunami datang, saya seperti melihat fi lm,” kata Kasumi, 26. (Jer/AP/Reuters/I-3)

14 SENIN, 14 MARET 2011 | MEDIA INDONESIAINTERNASIONAL

KERUSAKAN reaktor nuklir milik pe-rusahaan listrik Tokyo Electric Power Corporation (Tepco) akibat gempa bumi berkekuatan 9,0 pada skala Richter yang disertai gelombang tsunami membuat benak sebagian penduduk dunia men-genang tragedi nuklir Chernobyl di Ukraina, 25 tahun lalu.

Bencana Chernobyl yang diklaim sebagai bencana terburuk sepanjang se-jarah itu terjadi pada pagi hari, 26 April 1986. Masalah teknis dan kecerobohan manusia mengakibatkan serangkaian ledakan di reaktor nuklir Chernobyl di-ikuti dengan terlepasnya zat radioaktif mematikan ke udara. Berbeda dengan reaktor nuklir di negara Barat, reaktor milik Chernobyl tidak dilengkapi bahan pelindung se hingga jika kebakaran ter-

jadi, zat radioaktif langsung memenuhi atmosfer di sekitarnya.

Angin yang berembus ke selatan membawa partikel-partikel nuklir ini hingga ke Belarus. Beberapa pekan kemudian, emisi radioaktif ternyata ditemukan di wilayah Eropa Timur, Barat, dan Utara. Lebih dari 2 juta orang dievakuasi untuk menghindari kontaminasi nuklir. Hingga saat ini, pemerintah masih menutup kawasan hingga sejauh 30 kilometer dari reaktor. Sekitar 50 pegawai reaktor dan relawan penyelamat tewas seketika akibat terpa-par zat radioaktif. Dua dekade pascatra-gedi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sedikitnya 17 ribu orang me-ninggal dunia dan lebih dari 6.000 anak mengidap kanker tiroid karena terpapar

zat radioaktif berbahaya.Namun, sejumlah pakar menampik

kekhawatiran tersebut. Asosiasi Nuklir Dunia di London menyatakan ledakan reaktor Tepco diduga berasal dari perci-kan hidrogen. “Ledakan ini diduga kuat disebabkan hidrogen. Hidrogen mudah hilang di udara dan tidak menimbulkan dampak serius bagi kesehatan,” ujar Direktur Komunikasi Ian Hore-Lacy.

“Ledakan sangat mungkin disebab-kan oleh zat pendingin, yang secara cepat mendidih dan menguap karena meningkatnya tekanan di dalam reaktor sehingga menyebabkan ledakan,” ung-kap profesor teknologi nuklir Timothy Abram dari Manchester University.

Hingga kini penyebab ledakan masih terus diselidiki. (Mps/Reuters)

Indonesia turut memimpin ASEAN Disaster’s Relief Team gelombang dua yang mencakup perwakilan dari kedutaan negara-negara ASEAN di Jepang.

Evakuasi WNI Masuki Tahap Kedua

Cemas Menanti Ledakan Nuklir Bantuan Dunia Mengalirke Negeri Sakura

Saat rekaman video

menayangkan detik-detik ketika tsunami datang, saya seperti melihat film.”KasumiWarga Tokyo

Seperti Melihat Adegan Film

Kapal induk USS Ronald Reagan telah tiba di perairan Jepang

untuk membantu pengisian bahan bakar sejumlah helikopter

milik angkatan bela diri Jepang dalam upaya penyelamatan.

Dengan dukungan 85 pesawat, USS Ronald Reagan juga akan

mengantar regu penyelamat Jepang ke daerah bencana.

Kapal penghancur USS McCampbell dan USS Curtis Wilbur

siap menuju perairan Prefektur Miyagi untuk membantu usaha

pencarian korban di laut.

Kapal amfibi USS Tortuga sedang menuju Sasebo, Jepang,

untuk mengantarkan dua helikopter angkut MH-53. Setelah itu,

kapal tersebut akan bersauh di sebelah timur Pulau Honshu.

USS Blue Ridge telah bertolak dari Singapura ke Pulau Hon-

shu, Jepang, untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan dan

peralatan yang membantu penanganan bencana.

Pengerahan Armada Kapal AS

SUMBER: REUTERS

MENGHUBUNGI KELUARGA: Warga menelepon keluarganya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan pemerintah setempat setelah terjadi gempa dan tsunami di Kota Ofunato, selatan Jepang, kemarin.

AP/MARK BAKER

AIR BERSIH: Tentara memberikan air bersih kepada warga yang menjadi korban tsunami di Koriyama, Jepang, kemarin.

REUTERS/KYODO