seminar nasional - eprints.unram.ac.id
TRANSCRIPT
iii
PROSIDING
Seminar Nasional"Arah Pendidikan
Antara HarapanMIPA Masa Depan;dan Kenyataan"
Oleh:
TIM Penulis PROSIDING
Fakultas Keguruan dan IImu PendidikanUniversitas Mataram
2073
PROSIDING SEMINAR NASIONAL"Arah Pendidikan MIPA Masa Depan; Antara Harapan dan Kenyataan"
TIM Penulis PROSIDING
Penulis dan Pemateri:
Liliasari, Agil-Al Idrus, Agus Ramdani, Baiq Fatmawati, Baiq Sri Handayani,(Djohar Maknun, R.R. Hertien K Surtikanti, Achmad Munandar, Tati S
Subahar), (nwl soelistya Dyah Jekti, A A. sukarso, D. A. citra Rasmi), Mahrus,(Rlt<i Apriyandi Putra, Sri Redjeki), Syamsul Hadi, Titi Haryati, Ahmad Harjono,(Gunawan, I wayan Gunada), (Jannatin 'Ardhuha, Kosim, wahyudi), (LailiMardiana, Kasnawi Al Hadi, Alfina Taurida Alaydrus), Lalu Ukir, LovyHerayanti, (satutik Rahayu, sutrio), (Aliefman Hakim, Liliasari, AsepKadarohman, Yana Maolana Syah, Iqbat Musthapa), (Erin Ryantin Gunawan,Dedy Suhendra, Maratul Husna Ramadhani), Kartimi, (Any Fatmawati, BaiqAsma Nufida), Desy Komalasari, Sripatmi.
Editor Ahli :
Prof. Dr. Liliaswri, M.Pd.Dr. H. A. Wahab Jufri, M.SiProf. Dr. Agus Abhi Purwoko, M.ScDr. Harry Soeprianto, M.Si.
Editor Pelaksana :
Dr. Gunawan, S.Pd., M.SiDr. Ahmad Harjono, S.Si., M.Pd
Tata Letak:Abdul Kadir Jaelain
Desain Cover:M. Tahir
Cetakan Pertama, Juli 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-UndangAll Rights Reserved \FKIP UNIVERSITAS MATARAMJl. Majaphit N0. 62. Mataram NTB. T1p (OeZO)OSSSZa
e'mail: [email protected]
v1li+ 244 hlm. 21 cm x 29,5 cm.ISBN: 97 8- 602- 17 458-9-2
1. PROSIDING SEMINAR NASIONAL "Arah Pendidikan MIPA Masa Depan; Antara Harapan dan Kenyataan"1. Judul
KATA PENGANTAR
Perkembangaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dewasa ini sangat pesat dan
memberikan implikasi langsung terhadap dunia pendidikan. Kondisi tersebut merupakantantanganbagi guru dan dosen untuk selalu meningkatkan kompetensinya sebagai profesional.
Guru dan dosen merupakan ujung tombak berlangsunganya proses pendidikan dan kegiatanpembelajaran. Dalam hal ini, kualitas guru dan dosen akan menentukan kualitas peserta
didiknya. Untuk itu, dalam proses pendidikan guru dan dosen harus mau dan mampumenggeser paradignta berpikir dan bertindak, dan harus menyadari betul agar tidak lagiberperan sebagai satu-satunya pemegang otoritas tertinggi dalam kelas. Guru dan dosen harus
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pesefta didik dalam rangka memngembangkanpengetahuan dan keterampilan peserta didik sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan MIPA, pemerintah telah mena-warkan banyak program yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru dan dosen
seperli pendidikan dan pelatihan (Dildat), seminar, dan penyediaan dana penelitian hinggasertifikasi atau pemberian tunjangan profesi bagi pendidik. Salah satu bentuk program yangditawarkan pemerintah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dan dosen adalah:i;. r 1i1ri penguatan dan perluasan Less.on Study (LS) di LPTK. Jumsan PMIPA FKIP Unram*qebagai salah satu bagian LPTK yang diberikan tanggunggung jawab untuk melaksanakanprogram pgnguatan dan perluasan Lesson Study melaksanakan tugasnya. sudah memasukiiahun ke t<6tiga. Dalam masa tersebut pelaksanakan Lesson Study dari progaram peninjkatansangat dirasakan dampaknya dalam menikatkan kualitas dosen pesefta LS dalam mengajar.
Sebagai rangkaian dari program penguatan dan perluasan Lesson Study, maka Timpe,roemboflg Lesson Study Jurusan PMIPA FKIP Unram melaksanakan seminar nasional ke
rrga pada bulam Maret 2013 dengan tema "Arah Pendidikan MIPA Masa Depan; AntaraHarapan dan Kenyataan" .
Adapaun proseding seminar dihadapan pembaca saat ini memuat makalah-maL<alahilmiah yang telah dipersiapkan oleh para pemakalah yang telah disajikan pemakalah ke
iiaciapan pesefta seminar. Berkaitan dengan segala keterbatasan yang ada pada segenap.penyelenggara seminar seminar, maka melalui pengantar singkat ini kami menyampaikanpermohonan maaf kepada seluruh pesrta seminar dan pembaca naskah ini. Semoga segala idedan gagasan yang dikemukakan oleh para pemakalah dapat menjadi sumber inspirasi kitabersama sebagai bagian dari komunitas pendidik untuk terus berusaha meningkatkankompetensi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK.
Mataram Maret 2013
Panitia
KATA PENGANTAR - vDAFTAR ISI - vi
Pembicara Inti
Pemateri
Liliasari
Bidang Biologi
2.
Pernateri
Agil Ai-ldrus
Agus Ramdani
Baiq Fatmawati
Baiq Sri Handayani
Djohar Maknun,
dkk
Dwi Soelistya Dyah
Jekti, dkk
DAFTAR ISI
Judul
Pembelajaran Inovatif, Kreatif dan ProduktifSerta Implementasinya dalam Membangun
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta
Didik
Judul
Arsitektur Mangrove Sebagai Sumber BelajarPendidikan Dan Karakter UpayaUntukMengatasi Krisis Lingkungan Dan MoralIntegrasi Kegiatan Lesson Study Kedalam
Prosedur Model Pengembangan 4-D
PemanfaatanlingkunganSebagai MediaPembelaj aranPadaMateriCiri -
CiriMakhlukHidupPengembangan Media Vcd Model-ModelPembelajaran Melalui Pola Lesson StudyPada Matakuliah Startegi BelajarMengajar Biologi Di Semester lv TahunAjaran 201.1/2012Keterampilan Esensial dan Kompetensi
Motorik Laboratorium Mahasiswa Calon GuruBiologi dalam Kegiatan Praktikum EkologiPengembangan dan Implementasi Media
Pembelajaran Berbasis ICT UntukMeningkatkan Kemampuan Berpikir dan Hasil
Belajar Mahasiswa Biologipada Perkuliahan
Mikrobiologi 1
Pendekatan molekuler dalam pembelajaranKeanekaragaman hayatiAnali sis Sikapllmiah MahasiswaTerhadapPerkuliahan Sistematika Invertebrata Berbasislnkuiri LaboratoriumPengaruh Strategi Cooperative Scrlpr DipaduStrategi Prob lem B as ed LearnfrgTerhadapKemampuan Kognitif dan KeterampilanPemecahan Masalah Biologi Pada Sis*aBerkemampuan Akademik Berbeda Di SMAKabupaten Lombok Timur.Upaya Meningkatkan Kemampuan PBMMahasiswa PPL Jurusan Biologi FKJP UnramBerbasis Lesson Stadt'di SMP\ 6
UniversitasPendidikanlndonesia
Instansi
FKIP UniversitasMataram
FKIP Universitas
Mataram
STKIPHamzanwadi
Selong
FKIP UniversitasMataram
UniversitasPendidikan
Indonesia
FKIP UniversitasMataram
Halaman
I
Halaman
t6
28
40
48
58
70
5.
6.
77
84
9l
8.
9.
1. &Iahrus .f
Riki Apriandi Putra& Sri Redieki
Syamsul Hadi
FKIP UniversitasMataramUniversitasPendidikanIndonesiaWidyaiswara rLPMP NTB
SMP Negeri 6
MataramHaryati
MataramTahun Pelaiaran 2012 2013
108
SEMINAR NASIONAlJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAMJalan Maiaoahlt No. 62 Mataram, Telp. (0370) 633007-631166
S E '& T'I ELK A r,Diberikan Kepada :
t;.
Dr. Drs.H.'MAHRUS, M. Si.
Atas partisipasinya sebagai Pemakalah pada kegiatan Seminar Nasional dengan tema "Arah Pendidikan MIPAMasa Depan : Antara Harapan dan Kenyataan" yang diselenggarakan oleh Tim Perluasan dan Penguatan Lesson Study
Pakultas Keguruan dan IIm~ Pendidikan (FKIP) Universitas Matarampada tanggal 23 Pebruarl 2013
t~·'
~. Wahab Jufri. M.Sc•• 19621225 198703 1 001
77
PENDEKATAN MOLEKULER DALAM PEMBELAJARANKEANEKARAGAMAN HAYATI
Mahrus
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Unram
e-mail: lusfkip@yahoo. co. id
Abstrak
Pengelompokanmahluk hidupsebagian besar didasarkan pada ciri morfologi sedangkaninformasi
molekuler sangat sedikit yang didapatkan sehingga pemahaman mahasiswa terhadap suatu organisme tidak
komprehensif. Paper ini berlujuan untuk menguraikan pentingnya pembelajaran keanekaragar.r.ran hayati
rnenggunakan pendekatan molekuler. Masih banyak ditemukan kekeliruan di dalam pengelompokan rnahluk
hidup seperti nama spesies dengan varian seringkali keduanya diterjemahkan sama padahal sangat berbeda.
Persoalan ini akan terjawab jika ciri-ciri molekuler oragisme ifli telah ditemukan secara tepat dan mantap, dan
dapat dipefianggungjawabkan secara ilmiah. Penggunaan pendekatan yang benar dan sesuai dalarn studi
molekuler adalah sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat. Salah satu pendekatan didalam
mempelajari adanya polimorfisrne pada suatu populasi berdasarkan mobilitas band-band enzinl adalah
pendekatan molekuler dengan menggunakan metode elektroforesis. Selain itu, penggunaann infblmasi yang
diakses pada GeneBank (www.ncbi.nm.nih.gov) sangat membantu didalam mempelajari keragaman genetik dari
suatu mahluk hidup.
Kata kunci:Keanekaragaman Genetik, Molekuler, Elektroforesis
78
ldentifikasi spesies mahluk hidup (oragisme) sampai saat ini, sebagian besar
didasarkan pada identifikasi morfologi yang memiliki banyak kelemahan sedangkaninformasi
molekuler sangat sedikit yang didapatkan sehingga pemahaman mahasiswa terhadap suatu
organisme tidak komprehensif, akibatnya pemahaman tersebut menjadi lemah dan parsial.
Nama spesies dan variannya dari suatu organisme masih ditemukan kesalahan dan
menimbulkan kontroversial. Satu contoh rnasih ada ahli Biologi yang menulis suatu oragisme
memiliki lebih dari satu spesies padahal organisme tersebut hanya satu spesies saja. Selain itu,
ariara spesies dengan varian seringkali keduanya diterjemahkan sama padahal sangat berbeda.
Contoh konkrit seperli nama ikan lemuru (Sardinella lemttru) oleh beberapa ahli melaporkan
il<an lemuru terdiri dari 2,3, 5 spesies dan bahkan lebih dari itu, padahal ikan lemuru tersebut
hanya satu spesies, dan secara genetik mirip dengan Sardinella aurita di beberapa negara
(Mahrus et a|.,2012).Penggunaan metode yang benar dan sesuai dalam studi molekuler adalah sangat
,:enting diperhatikan (Riveiro et a1.,2011). Salah satu pendekatan untuk melihat adanya
polimorfisme pada suatu populasi berdasarkan mobilitas band-band enzim. adalah
elektroforesis (Harris dan Hopkinson, 1976). Enzimmemiliki peranan yang sangat vital dalam
studi Biologi Molekuler dan Rekayasa Genetik, diantaranya adalah dapat menentukan ukuran
dan Struktur sel, komponen utama dari sistern komunikasi antar sel, ekspresi gen dan sebagai
katalis berbagai reaksi biokimia di dalarn sel (Sugama, l99l; Tave, 1993). Sejak penemuan
isoenzim (Bentuk molekul multiple suatu enzim pada setiap individu dalam suatu spesies)
pada tahun 1957, pengetahaun para peneliti biomolekuler dan biokimia serta rekayasa
genetika di dalam mengembangkan penelitiannya terus meningkat, karena isoenzim bisa
digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena pada mahluk hidup baik pada hewan,
tumbuhan maupun bakteri. Selain itu, penggunaann informasi yang diakses pada GeneBank
(www.ncbi.nm.nih.gov) sangat membantu didalarn mempelajari keragaman genetik dari suatu
mahluk hidup. Saat ini juga telah berkembang DNA barcode yang digunakan sebagai alat
untuk pemantauankeanekaragaman ikan laut, ekologi dan taksonominya (Zhang and Hanner,
20t2).
Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel
(Fatchiyah et al., 2009). Protease adalah istilah yang digunakan untuk kelompok protein-
enzim. Protein lainnya adalah hormon, dan antibodr. Enzim memiliki peranan yang sangat
vital dalam studi Biologi molehller dan rekayasa genetik. Enzim adalah protein yang
berfungsi sebagai katalisator. Suatu reaksi kirnia yang terjadi di dalam sel akan dipercepat
oleh enzim. Kegunaan protein telah banyak dirasahan dalam pengembangan berbagai bidang
seperti biologi molekuler, biokimia, dan rekayasa gentika diantaranya adalah menentukan
ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai
katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Berdasarkan pada kegunaan protein tersebut,
maka sebagian besar aktivitas penelitian biomolekuler dan biokimia tertuju pada protein
79
khususnya hormon, antibodi, dan enzim. Protein yang membentuk fenotip diproduksi oleh
gen yang dikomposisi oleh asam amino. Setiap gen pada kondisi diploid dikomposisi oleh
dua alel, dan setiap alel memproduksi sebuah pesan biokimia yang membantu memproduksi
berrnacam-macam fenotip protein, oleh karena itu sebagian besar protein yang dipelajari
dengan elektroforesis adalah enzrm (Sugama, 1991; Tave, 1993; Purdom, 1993). Selanjutnya,
ekspresi gen yang dihasilkan oleh adanya interpretasi protein khususnya enzim terjadi pada
proses metabolisme.
Perkembangan penelitian di bidang biologi molekuler saat ini adalah cukup pesat,
seperli misalnyh pendeteksian variasi protein secara elehtroforesis telah digunakan sebagai
marker genetic biokimia untuk mengidentifikasi dan menggambarkan populasi gentik di alam
dan mengetahui hibridisasi secara alami. Sejak penemuan isoenzim pada tahun 1957,
pengetahaun para peneliti Biomolekuler dan Biokimia serta rekayasa genetika cenderung
meningkat didalam mengembangkan penelitiannya. Isoenzim mempunyai peranan yang
penting pada banyak cabang biologii, karena isoenzim bisa digunakan untuk menjelaskan
berbagai fenomena pada mahluk hidup baik pada hewan, tumbuhan maupun bakteri. Pasteur
and Pasteur (1988) dalam Fatchiyah et al. (2009), menegaskan bahwa isoenzim adalah enzim
yang merupakan produk langsung dari gen, terdiri dari berbagai molekul polipetida aktif yang
memiliki struktur kimia berbeda, tetapi mengkatalis reaksi kimia yang sama. Ada tiga
kategori utama penyebab sebuah enzim memiliki bentuk rnolekul berbeda (Gambar 1) yaitu:
1) adanya lokus gen multiple yang menyandi rantai polipeptida enzim yang strukturnya
berlainan, 2) ad,anya alel multiple pada satu lokus yang menentukan versi rantai polipeptida
tertentu yang strukturnya berlainan, dan 3) adanya pembentukan isozirn sekunder akibat
modifikasi pasca-penerjemahan struktur enzim.
Lokus A Lokus B
Sub UnitEnzim
t"'A2A1
T,"nskripsi T+
Tranclaei
Alell
Alel 1:Paternal DNA
Alel2 : Maternal DNAA Kofalen Modifikasi
Gambar 1. Pembentukan isozim(Fatchiyah et al., 2009)
A'
80
Selanjutnya dijelaskan bahwa salah satu aplikasi analisis isozim adalah identifikasivariasi genetik. Kelebihan Identifikasi variasi genetik dengan isozim di antaranya analisis
isozim menghasilkan data lebih akurat karena isozim merupakan ekspresi gen akhir, relatifsederhana, memerlukan biaya cukup rendah (ekonomis) dan tidak dipengaruhi oleh faktorlingkungan. Selain itu, isoenzim juga bisa digunakan untuk diagnostik klinik.
Dewasa ini, para peneliti selain menggunakan analisis isozim untuk menentukankeanekaragaman genetik dalam populasi, juga digunakan untuk menentukan hubunganevolusi, mendeteksi inbreeding dalam populasi. Pada hewan, beberapa contoh penelitian yang
menggunakan ,analisis isozim, yaitu untuk rnempelajari variasi genetik dari 6 koloniAnopheles albimanus dengan 24 isozim. Selain itu elektroforesis enzim (isozim) dapat puladigunakan sebagai indikator inbreeding (perkawinan sekerabat) dan informasi dasar untukmenentukan arah perbaikan mutu genetic serta pertukaran gen (gen Jlow) antar populasi.
Beberapa contoh penggunaan protein enzrm didalam penelitian Biologi Seluler dan
Molekuler sebagai berikut: Marmey et al. (2005), protease dapat menenmukan virus tungropadi (Rice tungro bacilliform virus) yang berlanggungjawab pada proses pembentukan capsidprotein dari poliprotein. Cenac et al. (2007) melaporkan bahwa peranan aktifitas protease didalam menghilangkan rasa sakit pada lambung dan usus sangat signifikan. Turk et al. (2001)melaporkan bahwa lysosomal cysteine proteases berperan dalam mendegradasi protein didalam lysosome, dan berlanggungjawab pada sejumlah proses penting di dalam sel. Sun el a/.
(2004) melaporkan dua buah protein yg berpendar pada karang zooxanthella, dan satu proteinyang memijarkan warna cyan berasal dari karang Montastrea cavernosa (mcCFP) merupakansebuah protein kornpleks 3 dimensi dengan wama biru yang tajam mengalami eksitasi pada
panjang gelombang 432 dan47l nm.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui variasi genetik suatu populasiadalah elektroforesis. Fatchiyah et al. (2009), menyatakan bahwa selama bertahun-tahun para
ahli genetika populasi tidak dapat menentukan berapa banyak variasi yang ada di dalampopulasi alami. Akhirnya pada tahun 1966 mulai para ahli genetika populasi mengaplikasikanelektroforesis protein untuk mempelajari populasi alami. Elektroforesis gel adalah suatu alat
utama biologi molekuler. Prinsip dasarnya adalah bahwa DNA, RNA, dan protein semuanya
dapat dipisahkan melalui medan listrih. Dalam Elektroforesis gel agarose DNA dan RNAdapat dipisahkan berdasarkan ukuran dengan menjalankan DNA melalui gel agarose
Menurut Harris dan Hopkinson (1976), pemeriksaan kuantitatif dan kualitatif enzimdapat dilakukan dengan elektroforesis enzim berdasarkan mobilitas band-band enzim.Isoenzim adalah bentuk molekul 4nultiple suatu enzim pada setiap individu dalam suatu
spesies. Adanya isonzim pada keragaman kualitatif sebagai bentuk molekul multiple suatu
enzim dapat diketahui dari pemisahan gen-gen enzim yang terlihat pada pola-polaelektroforesis (Allendorf and Utter, 1979'}J:arris dan Hopkinson, I9l6).
Protein enzim bersifat multimerik tersusun dari dua atau lebih rantai polipeptida (sub
unit). Sub unit pada isozim mana saja dapat identik susunan asam aminonya (isozimhomomerik) atau berbeda (isozim heteromerik). Suatu individu bisa bersifat homozigot bila
81
kedua alel yang ada hanya mensintesis satu bentuk rantai polipeptida, sedangkan Individu
bersifat heterozigot, bila kedua alelnya berlainan dan membentuk dua rantai polipeptida yang
struktumya berlainan (Harris dan Hopkinson, 1976). Untuk enzim monomerik, pola isozim
yang terlihat pada heterozigot akan menggambarkan suatu campuran sederhana dua bentuk
yang masing-masing terdapat pada bentuk homozigot yang bersangkutan (Gambar 2), tetapi
pada enzim multimerik akan terbentuk isoenzim heteromerik hybrid pada heterozigot maupun
isozim homomerik yang terlihat secara terpisah pada masing-masing homozigotnya.
I Hom.ozigot
AAElefe.roiigot Horn.ozigot
A'A' unit
-
Sub unit &Sub
kombinasi
a
a'
aa
aa'
a'a'
aaaa
aaaa'
AA'
llonomer
Dimer
-
Tetramer
-
- ::?^i^,a'a'a'a'a'
Gambar 2. Bentuk alel-alel homozigot dan heterozigot (Alledrorf and Utter,l979)
Enzim mempunyai spesifitas sangat tinggi, baik terhadap reaksi yang dikatalisis
maupun substrat. Suatu enzim umunnya mengkatalisis suatu macam reaksi atau yang
mengarah ke pembentukan produk sampingan biasanya tidak terjadi pada reaksi yang
dikatalis oleh enzim. Selain itu spesifitas enzim terhadap substrat umunnya sangat tinggi
bahkan seringkali mutlak, artinya bahwa satu macam enzim hanya akan bereaksi terhadap
satu macam substrat. Sebagai contoh, enzim proteolitik hanya akan menghidrolisis suatu
ikatan peptide. Contoh lainnya adalah Tripsin sebagai salah satu enzim proteolitik yang
rnengkatalisis pemutusan ikatan peptide hanya pada sisi karboksil residu lisin dan arginin.
Thrombin adalah enzim yang bahkan lebih spesifsik daripada tripsin karena menghidrolisis
ikatan arginir+lisin hanya pada urutan peptide tertentu.
Keragaman dapat ditentukan oleh perbedaan struktur primer molekul protein enzim.
Perbedaan struktur ini berawal dari keragaman DNA dari gennya, ata:u dengan istilah lain
keragaman kualitatif lebih menekankan pada bentuk atau struktur enzim. Protein atau enzim
dapat dipisahkan dengan berbagai cara pemisahan protein salah satu cara yang berguna untuk
mengetahui keragamannya adalah dengan elektroforesis. Pengamatan keragaman protein
dengan elektroforesis telah digunakan sebagai marker genetic biokimia dalam biologi
82
perikanan dan akuakultur, seperti: pendugaan tingkat keragaman sebuah populasi, identifikasi
dari struktur genetik populasi di alam, monitoring perubahan genetic dari stok panti
pembenihan, penandaan genetic dari seleksi induk ikan dan identifrkasi hybrid dan triploidyang terjadi di alam atau secara buatan (Tavg, 1993; Purdom, 1993). Data isozim memberikan
pendugaan dari variasi genetik dan memberikan penafsiran jumlah variasi genetic dii antara
populasi. Data yang lebih berisi informasi, sederhana dan pengukuran langsung variasi
genetik dari data frekuensi gen adalah proporsi rata-rata heterozigositas per lokus.
Berdasarkan ulasan di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran Biologi khususnya
Kenakeragaman Hayati Mahluk Hidup berbasis molekuler sangat efektif. Penggunaan metode
yang tepat dan pemanfaatan informasi GeneBank yang diakses pada (www.ncbi.nm.nih.gov)
sangat membantu di dalam mernpelajari keanekaragaman hayati.
Saran yang dapat dikemukakan pada tulisan ini adalah untuk menjawab berbagai
persoalan yang berkaitan dengan proses-proses fisiologi, reproduksi, gentik, variasi gentik,
evolusi, taksonomi dan lainnya perlu dilakukan studi Biologi Seluler dan Molekuler.
Daftar Pustaka
Allendorf, F.W. and F.M. Utter. 1979. Population Genetics. In W.S. Hoar, D.S. Randall and
J.R. Brett (Editor). Fish Physiology. Vol. B. Academic Press, New York.
Cenac, N; C.N. Andrews; M.Holzhausen; K. Chapman; G. Cottrell; P.A. Gordon. 2007. Role
for protease activity in visceral pain in irritable bowel syndrome. J. American Society
for Clinical Investigation, ll7(3): 636-647.
Fatchiyah; E. L. Arumingtyas; S. Widyarti, dan S. Rahayu. 2009. Dasar-Dasar Analisa
Biologi Molekuler. LSIH Press, Universitas Brawijaya.Harris, H and D.A. Hopkinson. 1976. Handbook of enzyme electrophoresis inhuman genetics.
North-Holland Publishing Company, Amsterdam. Oxford. American Elsevier
Publishing Cornpany, Inc. New York.Mahrus, S. B. Sumitro, D. H. Utomo, A. Sarlimbul, A. H. Toha, and NJiMidodo. 2072.
Genetic relationship of Sardinella lemuru from Lombok strait with fish rich in omega-3
fatty acid. Bioinformation, 8(25): 127 l-127 6
Marmey, P; A.R. Mendoza; A. Kochko; R.N. Beachy; and C..M. Fauquet. 2005.
Charucterization of the protease domain of Rice tungro bacilliform virus responsible forthe processing of the capsid protein from the polyprotein. Virology Journal,2:33 doi:
t0.1186,1 t7 43-422X-2-33. \Purdom, C. E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London. New York.
Riveiro,I., C. Guisande, P. Iglesias, G. Basilone, A. Cuttitta, A. G. ldez, B. Patti, S. Mazzola,
A. Bonanno, A. R. Vergara, I. Maneiro. 2011. Identification of subpopulations inpelagic marine fish species using amino acid composition. Hydrobiologia,6T0: 189-199.
83
Sugama, K. 1991. Studies on Genetic Variation and Chromosome Set Manipulation in RedSea Bream (Pagrus major). Thesis for the Degree of Doctor in Agricultural Sciences.Kochi University. Japan.
Sun, Y; E.w. castner Jr; c.L. Lawson; [rnd p. G. Falkowski. 2004. Biophysicalcharacleization of natural and mutant fluorescent proteins cloned from zooxanthellatecorals e,qq,w. FEBS Letters,5J0:175 - 183.
Tave, D. 1993. Genetics for fish hatchery managers. Second Ed. AVI Book. Published by VanNostrand Reinhold. New York.
Turk, V., B. Turkfand D. Turk.2001. Lysosomal cysteine proteases: facts and opportunities.J. Biol Chem., 379:141- 150.
Zhang, J., and R.. Hanner.2012. Molecular Approach to the Identification of Fish in theSouth China Sea. PLoS ONE 7(2): e30621.
.i