seminar internasional - web upi official
TRANSCRIPT
Seminar Internasional
Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
Peranan Bahasa Indonesiasebagai Literasi Peradaban
ii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Seminar Internasional Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia3 November 2018
Diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI bekerja sama denganPerkumpulan Pengajar Bahasa Indonesia. Seminar Internasional ini merupakan agendarutin Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Berisi tulisan yang diangkat dari hasilpenelitian di bidang bahasa, sastra, tradisi, dan pembelajarannya. Artikel yang dimuattelah direview oleh pakar di bidangnya.
Penanggung jawab : Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Pelaksana : Tiya Antoni, S.Pd.Pimpinan Redaksi : Desma Yuliadi Saputra, S.Pd.Penyunting Utama : Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
Dr. Vismaia S. Damayanti, M.Pd.Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.Dr. Suci Sundusiah, M.Pd.
Penyunting Pelaksana : Tomi Wahyu Septarianto, M.Pd.Haerul, M.Pd.Saidiman, M.Pd.
Tim Kurator : Cut Nabilla Kesha, S.Pd.Khalidatun Nuzula, S.Pd.Mita Domi Fella Henanggil, S.Pd.Trisnawati, S.Pd.Muhamad Zainal Arifin, S.Pd.
Pelaksana Tata Usaha : Hendriyana
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
iiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri-nya, masyarakat, bangsa dan negara (Ayat 1 Pasal 1 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun2003). Konsep pendidikan yang dianut dalam penyelenggaraan pendidikan di Indo-nesia tersebut menyiratkan berbagai persiapan, baik dari warga, masyarakat, maupunpemerintah. Persiapan yang paling mendasar dari semua lapisan tersebut adalahpersiapan kesadaran dan kepahaman terhadap konsep pendidikan tersebut. Keduabentuk persiapan tersebut diperlukan agar dalam pencapaiannya terjadi sinergi dariberbagai aktivitas dari semua pihak.
Saat ini pendidikan di Indonesia diwarnai dengan kondisi yang memprihatinkanuntuk menghadapi era revolusi industri 4.0. menurut berbagai sumber ada tiga halyang harus ditingkatkan dari sebuah bangsa agar dapat menghadapi era tersebut,yakni karakter, kompetensi, dan literasi. Karakter terkait dengan sikap dan perilakusuatu bangsa yang harus mengarah bagi kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan.Kompetensi mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komuni-katif, dan kolaboratif. Literasi bangsa pun harus terus dipacu untuk meningkatkankemampuan membaca, kepahaman budaya, teknologi, dan keuangan.
Seminar Internasional Riksa Bahasa XII merupakan wahana untuk membincangkanpemecahan masalah yang tepat menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui duniapendidikan bahasa Indonesia, baik dari sisi bahasa, sastra, maupun budaya yangmenjadi khazanah bangsa Indonesia. Sejumlah makalah telah disajikan pada acaratersebut dan berlangsung menarik dari setiap pembentangannya. Untuk mendapatkaninformasi yang jelas dari setiap makalah yang dibentangkan, panitia Riksa BahasaXII menyiapkan prosidingnya. Semoga prosiding ini bermanfaat dan kami mohonmaaf atas segala kekurangannya.
Bandung, 3 November 2018
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sambutan Ketua Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
iv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
vSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Prakata PanitiaSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
Kita yang telah terbiasa berproses dalam segala kebaikan, senantiasa setiapperjalanannya berharap mendapat hidayah dan anugerah dari Tuhan penciptaalam dan segala isinya—segala ilmu pengetahuan. Kita bersyukur, langkah
demi langkah perjalanan dalam pelaksanaan Seminar Internasional Riksa BahasaXII telah sampai pada sesuatu yang kita harapkan. Untuk kali pertamanya, tulisan-tulisan yang diterima oleh panitia Riksa Bahasa XII dapat diterbitkan secara daringdan cetak dengan ber-ISSN dan terindeks ke dalam google scholar, serta dapatdiakses secara bebas melalui portal Open Journal System (OJS). Semoga langkahini menjadi sebuah terobosan yang dapat dilanjutkan pada kegiatan selanjutnya.
Seminar Internasional dengan tema Peranan Bahasa Indonesia sebagai LiterasiPeradaban, diharapkan dapat menjadi sebuah wahana di bidang ilmu pendidikan—bagi para akademisi dan praktisi kebahasaan, kesusastaan, dan pembelajarannya.Selain itu, pertemuan mahasiswa lintas kampus menjadi sebuah momentum yangbegitu membahagiakan bagi kita semua. Terlebih, Seminar Internasional Riksa BahasaXII diselenggarakan atas kerja sama Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Perkumpulan Pengajar Bahasa Indo-nesia (PPBI). Dengan demikian, segala problematika pendidikan yang awalnya sulitdiakses karena jarak dapat diolah menjadi sebuah forum ilmiah dalam kegiatan ini.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para pembicarakunci, pemakalah, peserta, panitia, dan pihak-pihak yang telah ikut berkontribusidalam kegiatan ini. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelaksanaan RiksaBahasa XII. Semoga dapat menjadi perbaikan dan pelajaran bagi kita sebagaipenyelenggara. Selamat menikmati prosiding Riksa Bahasa XII, semoga bermanfaat.
Bandung, 3 November 2018
Panitia Riksa Bahasa XII
vi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
viiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Daftar IsiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
3 November 2018
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDIPRAKATA PANITIA RIKSA BAHASA XIIDAFTAR ISI
MAKALAH PEMBICARA KUNCI
PERSEPSI PELAJAR TERHADAP TINGKAH LAKU PENGAJARAN GURUBAHASA MELAYU SEKOLAH MENENGAH DI NEGARA BRUNEIDARUSSALAMDr. Haji Mohd Ali bin Haji Radin
REPRESENTASI BUDAYA DALAM CERITA PENDEK INDONESIADavid John Rawson, B.A (Hons.), MPS.
KATEGORI BAHASA
PEMBINGKAIAN PRABOWO DAN JOKOWI DI INSTAGRAMMOJOKDOTCO SEBUAH ANALISIS WACANA MULTIMODALApri Pendri dan Vismaia S. Damayanti
PANTUN DALAM KESENIAN TUNDANG MAYANG PADA MASYARAKATMELAYU PONTIANAK (KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK)Ari Kurnianingsih dan Yunus Abidin
1
29
47
55
iiiv
vii
viii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
GERAKAN LITERASI MEDIA DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMINI-MALISIR PENYEBARAN HOAKS MELALUI MEDIA SOSIALAri Rizki Nugraha dan Andoyo Sastromiharjo
PRINSIP KESOPANAN BAHASA DALAM NOVEL KUSUT KARYA ISMETFANANY (TINJAUAN PRAGMATIK)Aruna Laila
UNGKAPAN EMOSI NEGATIF MASYARAKAT MULTIETNIS PANDA-LUNGAN JEMBERAstri Widyaruli Anggraeni, Trisna Andarwulan dan Ruaidah
KAJIAN LINGUISTIK VERBA SERIAL DALAM BAHASA MINANGKABAUAyu Fircha Irdina
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA MESIR PROGRAMKNB DAN DARMASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANGBella Wahyu Wijayanti dan Robiatul Adawiyah 99
KETERAMPILAN LITERASI MEDIA SOSIAL UNTUK MENANAMKANNILAI KEBHINEKAANCecep Dudung Julianto
KLASIFIKASI GAYA WICARA MAHASISWA DALAM PRESPEKTIFMARTIN JOOS (SEBUAH KAJIAN AWAL)Daman Huri dan Sri Wiyanti
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA TALAUDPADATUTURAN ANAKDestrianika Binoto
TREN BAHASA ANAK JAKARTA SELATANDina Purnama Sari
PERSPEKTIF IDEOLOGIS PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAMFRAGMEN TANYA JAWAB KENDURI CINTA EMHA AINUN NAJIB DANSUDJIWO TEJODwi Sastra Nurrokhma
63
73
83
93
99
109
119
127
137
147
ixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
VARIASI FONEM SILABI AKHIR KATEGORI NOMINA PADA BAHASAKERINCI DI KECAMATAN HAMPARAN RAWANG KOTA SUNGAIPENUHEsy Solvera, Wahya, dan Wagiati
LEKSIKON BERHUMA DALAM PIKUKUH SLAM SUNDA WIWITAN PADAMASYARAKAT BADUY (KAJIAN LEKSIKOLOGI)Gadis Saktika, Sri Wiyanti, dan Mahmud Fasya
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA MULTIBAHASAWANMAHASISWA DARMASISWA UNIKOMJuanda
IMPLIKATUR PERTUTURAN ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA(SEBUAH STUDI DESKRIPTIF ANALITIS DI SEBUAH PERGURUANTINGGI DI KARAWANG)Kelik Wachyudi, Liza Zakiyah, dan Zakir Hussain
POLA PEMBENTUK KONSTRUKSI VERBA SERIAL BAHASA MADURADAN STRUKTUR KONSTITUEN (KAJIAN TIPOLOGI BAHASA DANSTRUKTUR KONSTITUEN TEORI X-BAR)Khothibhatul Ummah
KESANTUNAN BERBAHASA TOKOH POLITIK INDONESIA DI RUANGPUBLIKMahmudah Nursolihah dan Andoyo Sastromiharjo
MAKIAN PADA KOMENTAR POSTINGAN POLITIK DI INSTAGRAMDETIKCOMMelda Fauzia Damaiyanti
WACANA HUMOR SATIRIS DALAM SASTRASIBER DI AKUN INSTAGRAMTAHILALATSMaulidah Fittaurina dan Machridatul Ijlisa
DAMPAK LITERASI INFORMASI DALAM MEDIA TELEVISI TERHADAPPEMARTABATAN BAHASA INDONESIA PADA KALANGAN REMAJADI KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN CIMAHIMimin Sahmini
155
163
169
175
183
195
203
211
221
x Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSTRUKSI VERBA SERIAL TIPE GERAKAN PADA BAHASA ISOLATIF:DALAM BAHASA SIKKA DAN MANGGARAIMonika Herliana
MODEL PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL MELALUI PEN-DEKATAN LEA BERBASIS POLA ASUH KELUARGA DALAM PENUNTAS-AN TUNAAKSARA MASYARAKAT MISKIN PERDESAANMuhamad Zainal Arifin dan Vismaia S. Damaianti
PARTISIPASI AKADEMISI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BAHASAINDONESIAMuhammad Ridlo dan R. Ockti Karleni
REPRESENTASI BUDAYA DALAM TUTURAN GURU: WACANA FUNG-SIONAL SISTEMIKNi Wayan Eminda Sari dan Dawud
NASIHAT GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI DALAMMENYIKAPI PENYEBARAN HOAXNurfadilah
EKOLOGI BAHASA DAERAH BACANPipit Aprilia Susanti
KONSTRUKSI BAHASA SARKASME DALAM PERGAULAN KAWULAMUDA BANDUNGRidzky Firmansyah Fahmi, Burhan Sidiq, dan Iin Tjarsinah
KEBIJAKAN BAHASA NASIONAL VERSUS SIKAP BAHASA ASING DIMEDAN, SUMATERA UTARASafinatul Hasanah Harahap
PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI BAHASA JURNALISTIKSofiatin
ANALISIS NILAI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERI-BAHASA MASYARAKAT MANGGARAI (GO’ET): KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKStefania Helmon
231
239
251
259
267
279
283
297
305
313
xiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
REPRESENTASI UJARAN KEBENCIAN DALAM MEDIA SOSIAL TWITTERSuriadi dan Dadang S. Anshori
HUMOR ISLAMI PADA WHATSAPP: TELAAH WACANA KRITISSusilo Mansurudin
KALIMAT PROMOTIF ANAK DI ERA DIGITALWevi Lutfitasari
PERAN ANTROPOLINGUISTIK MENGURAI TRADISI MANGUPA ADATANGKOLAYusni Khairul Amri
KATEGORI SASTRA
EKSISTENSI BAHASA MELAYU SAMBAS DALAM BUDAYA MAKANBESAPRAH MASYARAKAT MELAYU SAMBASAlif Alfi Syahrin dan Tresna Dwi Nurida
DOKUMENTASI FOLKLOR LISAN: CERITA RAKYAT GRESIK SEBAGAIMEDIA KARAKTER ANAK 6-12 TAHUNAmalia Juningsih
STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA PERNIKAHAN ADAT SASAK SORONGSERAH AJI KRAME DI LOMBOKAnita Listiawati
NILAI FEMINISME TOKOH IREWA DALAM NOVEL ISINGA KARYADOROTHEA ROSA HERLIANYArief Kurniatama, Suyitno, dan St. Y. Slamet
EKSPRESI MORAL REMAJA DALAM NOVEL DILAN 1990 KARYA PIDIBAIQArrie Widhayani, Sarwiji Suwandi, dan Retno Winarni
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIEK PANTE KULUAsriani
325
331
341
353
367
377
387
395
403
415
xii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
FENOMENA MANTRA TOLAK HUJAN DALAM MASYARAKAT PAKIS-JAJAR, KABUPATEN MALANGAsyifa Alifia dan Alfi Cahya Firdauzi
UPAYA REVITALISASI KESENIAN BELUK SEBAGAI BAHAN AJARCERITA RAKYAT UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATASBangbang Muhammad Rizki dan Sumiyadi
NILAI-NILAI BUDAYA TRADISI UPACARA ADAT MERLAWUH DIGUNUNG SUSURU DESA KERTABUMICep Anggi Ferdiansyah dan Yulianeta
EKSISTENSI HADIH MAJA DI KALANGAN MAHASISWA ACEHCut Nabilla Kesha dan Andoyo Sastromiharjo
“JOKO TINGKIR”: ANALISIS NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYATKABUPATEN SRAGENDewi Frisay Latukau dan Yulianeta
NOVEL KOMIK (NOMIK) SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARANCERITA RAKYAT DARI HASIL ALIH WAHANA PANTUN SUNDADini Ocktarina F. dan Nuny Sulistiany Idris
PENGKAJIAN SASTRA DIDAKTIS NOVEL BIDADARI BERMATA BENINGKARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZYErlinda Nofasari, Sumiyadi, dan Ninit Alfianika
MAKNA UNGKAPAN SYUKUR, PERMOHONAN, DAN HARAPAN DALAMMANTRA UPACARA NGUNGGAHKE SUWUNAN: KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKEtheldredha Tiara Wuryaningtyas
REPRESENTASI IDEOLOGI FEMINISME DALAM MEDIA ONLINETIRTO.IDFadli Zakaria dan Yulianeta
KAJIAN FOLKLOR CERITA WANDIUDIU PADA MASYARAKAT BUTONDAN UPAYA PELESTARIANYAFalmawati dan Yeti Mulyati
423
433
441
449
455
463
471
481
491
497
xiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KAJIAN STRUKTUR MITOS DALAM CERITA PANTUN CIUNG WANARAVERSI C.M. PLEYTEFerina Meliasanti
REFLEKSI KONFLIK BATIN PADA TOKOH DALAM NOVEL GADIS KECILDI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMAGusnetti dan Rio Rinaldi
FENOMENA KELISANAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA DAN SUMBERPEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH DASARHasanatul Fitri dan Sonny Affandi
ALIH WAHANA PUISI TAK SEPADAN KARYA CHAIRIL ANWAR KEBENTUK MUSIKALISASIIndra Irawan dan Sumiyadi
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR NYANYIANONANG-ONANG PADA PERTUNJUKAN GORDANG SAMBILANIrena Andina Putri Nst dan Tedi Permadi
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL KARYA ASMA NADIA DANIMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHJepri Arizal
PENGGUNAAN BAHASA SUNDA DAN JAWA DI KECAMATAN PUSAKA-NAGARA KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT: STUDIGEOGRAFI DIALEKKartika Nurul Fajrina, Sugeng Riyanto, dan Wahya
ANALISIS PERBANDINGAN TERHADAP FAKTA CERITA ANTARA NOVELSANG PEREMPUAN KEUMALA DENGAN BIOGRAFI MALAHAYATISRIKANDI DARI ACEHLinda dan Sumiyadi
MAKNA MANTRA KESENIAN JATHILAN PADA MASYARAKAT YOGYA-KARTA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIKLukas Budi Husada
PERJUANGAN MERAIH PENDIDIKAN PADA KARAKTER TOKOH DALAMNOVEL MA YAN DAN LASKAR PELANGIMiftakhul Huda, Budi Prasetyo Wibowo, dan Hendi Kurniawan
505
517
533
545
553
563
573
579
589
597
xiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSEP KESETIAAN PEREMPUAN (MUSLIHAT PENOLAKAN PINANGANDALAM SYAIR KHADAMUDDIN AISYAH SULAIMAN)Musliha dan Tedi Permadi
PENGUKUHAN MITOS HARIN BOTAN DALAM CERPEN JEMMY PIRANMusriani
KONSEP PERJUANGAN DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIK PANTE KULUMutia Agustisa dan Yulianeta
AKTOR-AKTOR LISAN DI KEDAI KOPI (ANALISIS PERUBAHAN REALITASMATERIAL SASTRA LISAN DI TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU)Nanda Darius
TRANSFORMASI MASYARAKAT RIAU DALAM BUDAYA MENJAGALINGKUNGAN DI NOVEL LUKA PEREMPUAN ASAP KARYA NAFI’AH ALMA’RABNoni Andriyani
APRESIASI ROYONG PENGANTAR TIDUR DENGAN PENDEKATANEKOKRITIK GREG GARRARDNur Zaim Mono
MOTIF CERITA PADA SERI CERITA RAKYAT KARYA MURTI BUNANTASERTA KEMUNGKINAN PENGARUHNYA PADA PERKEMBANGANIMAJINASI DAN INTELEKTUAL ANAKOlivia Maulani Choerunnisa dan Yunus Abidin
ANALISIS STRUKTUR PUISI SEDU KARYA FAJAR MARTAPetrinto Shebsono dan Fajar Marta
REPRESENTASI KEKERASAN FISIK DAN SIMBOLIK TERHADAP PEREM-PUAN DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAKRatu Bulkis Ramli
RETORIK LOKALITAS MINANGKABAU DALAM NOVEL-NOVELROMANTISISME PENGARANG ETNIS MINANGKABAU: PERSPEKTIFSTILISTIK-ANTROPOLINGUISTIKRio Rinaldi dan Witri Annisa
605
615
625
631
641
649
659
669
677
691
xvSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
MIMPI GIGI COPOT MASYARAKAT LUMAJANG SEBAGAI FENOMENAKEBENARAN DALAM KAJIAN PRIMBON JAWA DAN TEORI MIMPISIGMUND FREUDRobiatul Adawiyah dan Bella Wahyu Wijayanti
ANALISIS PENOKOHAN TOKOH UTAMA NOVEL “BUNDA, KISAH CINTADUA KODI” KARYA ASMA NADIA KE FILM (KAJIAN ALIH WAHANA)S. Nailul Muna A. dan Yulianeta
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DIKABUPATEN BANYUASINSanti Nurrahmawati
FUNGSI TRADISI UPACARA ADAT BAKAWUA DALAM MENINGKATKANMODAL SOSIOKULTURAL DAN RANCANGAN MODEL REVITALISASITRADISI LISAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TEKS ESKPLANASISonny Affandi dan E. Kosasih
FOLKLOR TENGGER: LITERASI HARMONI BUDAYA, INSTRUMENPENDIDIKAN, KONSERVASI, DAN KEWIRAUSAHAANSony Sukmawan dan Rahmi Febriani
FUNGSI DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT DI KABUPATENKUANTAN SINGINGISri Antoni dan Sumiyadi
IDEOLOGI GENDER: REFLEKSI PERJUANGAN PEREMPUAN KARO DANJAWA DALAM DOMINASI LAKI-LAKISri Ulina B.G., Erlinda Nofasari, dan Fheti Wulandari Lubis
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SASTRA LISAN ADAPAPPASENGSyahru Ramadan, Sumarlin Rengko, dan E. Kosasih
FILOSOFI LANGGAM KATO CERMIN BUDAYA AKADEMIK MAHASISWADALAM BERKOMUNIKASISyofiani dan Romi Isnanda
701
713
721
727
739
751
759
769
779
xvi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYAANDREA HIRATA SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJARSASTRA DI SMATanita Liasna
REPRESENTASI NILAI-NILAI BUDAYA NTT DALAM NOVEL ANAK MATADI TANAH MELUS KARYA OKKY MADASARITanzilia Nur Fajriati dan Yunus Abidin
ANALISIS PROSES KREATIF PENYAIR INDONESIA DAN PEMANFAAT-ANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISITedy Heriyadi, Sumiyadi, dan Tedi Permadi
PERTUNJUKAN KRINOK SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TRADISI LISANTiya Antoni dan Tedi Permadi
MANISFESTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUKU CERITAANAK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) “LILI & LYLIU”Tomi Wahyu Septarianto
MAKNA SIMBOL TUMBUHAN PADA PEMASANGAN TARUB DALAMUPACARA PERNIKAHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIANEKOLINGUISTIKWuri Wuryandari
NILAI BUDAYA SIRI’ DAN STRUKTURAL DALAM PERNIKAHAN ADATSUKU BUGIS SOPPENG SULAWESI SELATANYusni Anisa
KATEGORI BIPA
INVITATION CARD SEBAGAI MEDIA KETERAMPILAN BERBICARADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASINGAsih Riyanti
RELEVANSI WUJUD KOHESI DAN KOHERENSI SEBAGAI BAHAN AJARMENULIS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)Basuki Rachmat Sinaga, Andayani, dan Sahid Teguh Widodo
789
857
845
865
799
809
829
821
837
xviiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
875 BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: ANALISISPEMBELAJARAN BIPA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAMKONTEKS KECAKAPAN HIDUPLin sihong dan Vismaia S. Damayanti
ANALISIS KESALAHAN AFIKSASI PADA KARANGAN ARGUMENTASISISWA BIPA TINGKAT MENENGAHMurni Maulina
ANALISIS BENTUK KEBUTUHAN AWAL PEMBELAJAR BIPA JERMANDI GOETHE-INSTITUT INDONESIANellita Sipinte dan Andoyo Sastromiharjo
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULISBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING MELALUI APLIKASIBERBASIS ANDROIDTiryadi Rizki dan Tria Meditanala
IMPLEMENTASI LOKALITAS INDONESIA DALAM BAHAN AJAR BIPATINGKAT DASARTri Hastuti dan E. Kosasih
KATEGORI PEMBELAJARAN
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUIMODEL GUIDED DISCOVERYAmmy Amalia Septyani dan Vismaia S. Damaianti
PENERAPAN MEDIA SLIDE SHOW DALAM PEMBELAJARAN MENULISAnwar Hadi Adistia
INSTRUMEN EVALUASI KETERAMPILAN GURU MEMBERIKAN MOTI-VASI MENYIMAK DAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIABaharman, Haerul, Syihabuddin, dan Vismaia S. Damayanti
MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING(CORE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISIDeden Much. Darmadi dan Kosasih
881
889
895
901
907
915
921
931
xviii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
941 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL ASSURE UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA TULIS ILMIAHDesma Yuliadi Saputra dan Dadang Ansori
PENGEMBANGAN MEDIA VLOG (VIDEO BLOG) SEBAGAI MEDIAALTERNATIF UNTUK MELATIH PROSES BERPIKIR KRITIS SISWADALAM MATERI LAPORAN PERJALANANDevina Alianto
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA BERBANTUAN MODELPEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMANElkartina. S dan Isah Cahyani
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU BAHASA INDONESIATERHADAP PENULISAN SOAL HOTS MELALUI PELATIHAN PENYU-SUNAN SOAL HOTS BERBASIS PENGODEAN TERHADAP TAKSONOMIKARTHWOHLEuis Erinawati
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI KRITIS UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAHDASARFauziah Aulia Rahman dan Isah Cahyani
REKAYASA KREATIF-KRITIS-EDUKATIF PENULISAN CERITA RAKYATINDONESIA UNTUK ANAK USIA SDGivari Jokowali dan Imro’atul Mufiddah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENG-GUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUTOMOUS LEARNER (PenelitianTindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung)Hendi Supriyadi
KEMAMPUAN MEMBACA KREATIF TEKS MULTIMODALSISWA SEKOLAHMENENGAH KEJURUANHidaina Farhani dan Yeti Mulyati
IMPLEMENTASI BAHAN AJAR KETERBACAAN BERORIENTASI DIRECTINSTRUCTION BERMETODE TPS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGANHOTS MAHASISWAIdhoofiyatul Fatin dan Sofi Yunianti
951
961
969
979
985
995
1001
1011
xixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1023 PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS KEARIFANLOKAL DALAM MENULIS TEKS EKSPOSISIIlma Oksalia dan Isah Cahyani
MODEL BRAINWRITING BERBANTUAN MEDIA KOMIK TANPA TEKSDALAM PEMBEAJARAN MENULIS KREATIF CERITA FANTASI SISWAKELAS VII SMP NEGERI 2 PARONGPONG KABUPATEN BANDUNGBARAT TAHUN AJARAN 2018/2019Irawati
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUANMENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS XI SMAJuniar Ivana Barus
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MENGASAH KETERAM-PILAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMBACA INTENSIFJuniyarti dan Yeti Mulyati
PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL5M BERBASIS KEARIFAN LOKALKhalidatun Nuzula dan Andoyo Sastromiharjo
PEMBELAJARAN DEBAT MELALUI NEURO- LINGUISTIC PROGRAMMINGKusmadi Sitohang dan E. Kosasih
PEMANFAATAN PUISI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAHASA INDO-NESIA UNTUK PEMBINAAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA PADAPESERTA DIDIK DI SMP TAMAN SISWA BAHJAMBI KABUPATENSIMALUNGUNLili Tansliova dan Netti Marini
SASTRA DIDAKTIS DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRALina Sundana, Andoyo Sastromiharjo, dan Sumiyadi
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI METODE SUGGESTOPEDIA DALAMPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN CERPENMahardika Sakti dan Yulianeta
ALAT EVALUASI AFEKTIF BERMUATAN KESANTUNAN BERBAHASADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIAMaulida Azkiya Rahmawati dan Nuny Sulistiany Idris
1033
1043
1051
1061
1071
1077
1085
1095
1105
xx Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1111 TERAPI KODE UNTUK ANAK DISLEKSIA STUDI KASUS KESULITANMEMBACA PADA ANAK KELAS 1,SD EDU GLOBAL SCHOOL Maulinnisaa Tiur R. N. dan Nuny Sulistiany Idris
KEMAMPUAN ANALOGI UNTUK MENULIS KREATIF CERITA FIKSI MENGGUNAKAN MODEL TREFFINGERMega Riyawati dan Yunus Abidin
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA MENGGUNAKAN MODEL SINEKTIKMita Domi Fella Henanggil dan Yeti Mulyati
PENERAPAN METODE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS HOTSNinit Alfianika, Erlinda Nofasari, dan Silvia Marni
PEMANFAATAN BAHAN AJAR BERBASIS APLIKASI DIGITALDALAM PEMBELAJARAN LITERASINurhaidah dan E. Kosasih
PEMBELAJARAN BERBICARA NEGOSIATIF: PERENCANAAN MODEL MULTIMODAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA REMAJA AUTIS Nurhasanah Widianingsih dan Vismaia S. Damaianti
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT APLIKASI PADA ANDROID BER-JUDUL NEMO BERTEMA KEARIFAN LOKAL KOTA SURABAYA UNTUK MAHASISWA PROGRAM DHARMASISWA LEVEL PEMULA (A1) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN 2018Pheni Cahya Kartika dan Insani Wahyu Mubarok
TEKNIK ROLE PLAYING DENGAN PENGUATAN EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN DEBAT (STUDI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KELAS X MAN PURWAKARTA)Puji Suci Lestari, Andoyo Sastromiharjo, dan Nuny S.I.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISIRama Fitriaty Mursalin dan Isah Cahyani
1117
1127
1135
1147
1153
1163
1171
1179
xxiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1191 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH LING-KUNGAN BERBANTUAN MEDIA GAWAI DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASIRatmiati dan Isah Cahyani
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN MELALUIMODEL QUANTUM NOTE-TAKERRetno Puji Lestari dan Vismaia S. Damayanti
EVALUASI PEMBELAJARAN: PERENCANAAN PENGEMBANGAN ALATEVALUASI MEMBACA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS(HOTS) DENGAN KONTEKS KECAKAPAN HIDUPRia Nopita dan Vismaia S. Damaianti
VALIDITAS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKSCERITA PENDEK BERBASIS TEKNIK CRITICAL INCIDENTRiska Novia Matalata dan Isah Cahyani
PEMBELAJARAN MENULIS JURNALISTIK MELALUI AKTIVITAS INKUIRIBERBASIS WEB 2.0Riskha Arfiyanti
INDIKATOR TES MENYIMAK BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUPRisky Rhamadiyanti Kurniawan, Vismaia S. Damaianti, danYunus Abidin
ALAT UKUR KEMAMPUAN EFEKTIF MEMBACA BERBASIS MOBILELEARNINGRisya Faisal dan Yunus Abidin
METODE PETA PIKIRAN BERBASIS SKEMA INFORMASI UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS PADA SISWABERKESULITAN MEMBACA PEMAHAMANRizki Akbar Mustopa dan Vismaia S. Damaianti
STRATEGI GURU BAHASA INDONESIA DALAM MEMBUAT SOAL HOTSPADA PEMBELAJARAN ABAD KE-21Saidiman, Rina Heryani, dan Syamsul Bahri
1207
1197
1215
1223
1235
1245
1253
1263
xxii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1267 METODE MEMBACA TERBIMBING (GUIDED READING)UNTUK PENING-KATAN MINAT BACA BAGI PEMBACA PEMULASaskya Veronika Cleopatra, Isah Cahyani, dan Yeti Mulyati
LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULISSeptiana Mauludin dan Isah Cahyani
MENUMBUHKAN LITERASI KRITIS DI KALANGAN MAHASISWA(LITERASI DALAM PERKULIAHAN PENGAJARAN KETERAMPILANMEMBACA)Suci Dwinitia
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASIMELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL DI SMASuci Rizkiana dan Menik Widiyati
PERANCANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK-KOLABORATIFMENULIS PUISI DI SMASuci Sundusiah, Ah. Rofiuddin, Heri Suwignyo,dan Imam Agus Basuki
PEMBELAJARAN MENULIS KRITIS: ANALISIS STRATEGI PEMBELAJAR-AN MENULIS KRITIS DENGAN ANALOGI KARAKTERISTIK BUNGAMATAHARITanti Hartanti dan Vismaia S. Damaianti
MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIKDALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA FANTASITrisnawati dan E. Kosasih
LITERASI SAINS DALAM 32 CERITA PENDEK PADA FESTIVAL LOMBASENI SISWA NASIONALUswatun Hasanah dan Yeti Mulyati
RANCANGAN PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING,ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBASIS KECERDASANANALOGI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS OPINIVita Marlina dan Nuny Sulistiany
1283
1273
1295
1305
1315
1327
1339
1347
xxiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1357 BUDAYA LITERASI DENGAN STRATEGI CALLA DAN E-LIBRARY DITANAH OMBAKWitri Annisa
PENGGAMBARAN MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PENOKOHAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Yudha Patria Yustianto dan Tedi Permadi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 17 SINGKAWANG Zulfahita, Lili Yanti, dan Mardian
KEPRAKTISAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MENG-GUNAKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS II SDLilik Binti Mirnawati, Fajar Setiawan, dan Aswin Rosadi
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLOSE READINGM. Hasan Nurdin dan Yunus Abidin
1365
1373
1381
1387
xxiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1235Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PENDAHULUANUnsur yang sangat penting dan fundamental dalam semua interaksi adalah keteram-pilan untuk memahami apa yang dikatakan/ diucapkan oleh orang lain (Iskandarwassid& Sunendar, 2016, hlm. 229). Menurut organisasi yang berkecimpung di bidangpembelajaran abad ke-21 (P21.org), kemampuan berinteraksi yang dibutuhkan diabad 21 ialah: “1) listen effectively to decipher meaning, including knowledge, values,attitudes and intentions and 2) communicate effectively in diverse environments (in-cluding multi-lingual)”. Hal tersebut dapat diartikan sebagai 1) menyimak secara efektifguna menguraikan makna, termasuk pengetahuan, nilai, sikap, dan niat dan 2) ber-komunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam (termasuk multi bahasa).Hal-hal tersebut tentu erat kaitannya dengan menyimak.
INDIKATOR TES MENYIMAKBERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
Risky Rhamadiyanti Kurniawan, Vismaia S. Damaianti,dan Yunus Abidin
Universitas Pendidikan Indonesi, Bandung, [email protected]
AbstrakKeterampilan menyimak kurang mendapat perhatian dalam keseluruhan prosesbelajar bahasa Indonesia di semua jenjang pendidikan. Pembelajaran menyimaktidak pernah dievaluasi dan direvitalisasi. Salah satu komponen pembelajaran yangtidak pernah diperbaharui ialah alat penilaian menyimak. Alat penilaian menyimakyang dibutuhkan saat ini bukan hanya mengukur kemampuan siswa dalam men-dapatkan informasi, tetapi bagaimana siswa bisa berkomunikasi secara efektif. Ke-cakapan hidup sebagai kemampuan menangani tuntutan dan tantangan hidupdengan melibatkan bidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar memilikibekal yang sesuai dengan kebutuhan pasar, peluang usaha, dan potensi ekonomidianggap menjadi kecakapan yang harus dimiliki semua siswa. Metode penelitianyang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan denganmengandalkan kajian pustaka Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenaites menyimak dan indikator menyimak berorientasi kecakapan hidup.Dari hasil peneliti-an ditemukan bahwa pembuatan tes penilaian menyimak harus akuntabel danhigh-stakes. Ditemukan pula indikator menyimak berorientasi kecakapan hidupsebanyak dua puluh buah.
Kata kunci: menyimak, kecakapan hidup, indikator tes
1236 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Para peserta didik harus diberi dorongan dan kesempatan untuk menerima penga-laman belajar dalam kehidupan berbahasa yang nyata dan menerima latihan-latihanyang sesuai bagi masing-masing individu dengan materi yang efektif dan praktisserta menyenangkan (Iskandarwassid & Sunendar, 2016, hlm. 230). Salah satunyaialah pengalaman berbahasa menyimak. Hendaknya guru menciptakan suasana belajarmenyimak yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Ketiga hal tersebut dapat terciptabila guru merancang proses belajar dengan baik.
Merancang proses belajar tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran.Dick and Carey (2001, hlm. 3-4) menjelaskan komponen dalam sistem pembelajaranadalah pembelajar, instruktur (guru), bahan pembelajaran, dan lingkungan pembel-ajaran. Melengkapi pernyataan Dick and Carey, menurut Riyana (2017, hlm. 3)komponen pembelajaran terdiri dari tujuan, materi/ bahan ajar, metode dan mediapembelajaran, evaluasi, anak didik, dan adanya pendidik. Komponen-komponen pem-belajaran terbentuk menjadi sebuah sistem yang saling bersinergis. Misalnya dalammenentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahanyang disediakan, juga media dan strategi yang digunakan (Riyana, 2017, hlm. 4).
Kondisi pembelajaran menyimak tidak lepas dari beberapa macam permasalahan.Terdapat kecenderungan bahwa keterampilan menyimak dalam bahasa Indonesiakurang mendapat perhatian dalam keseluruhan proses belajar bahasa Indonesia disemua jenjang pendidikan (Iskandarwassid & Sunendar, 2016, hlm. 229). Selainitu, menyimak sering dinomorduakan dengan lawannya, berbicara. Dalam standarpengujian industri, selalu terdapat tes lisan, tetapi tes menyimak jarang ditemukan.Listening has often played second fiddle to its counterpart, speaking. In the stan-dardize testing industry, a number of separate oral production tests are available,but it is rare to find just a listening test (Brown, 2003, hlm. 119).
Permasalahan menyimak lainnya, pengajar bahasa dan sastra Indonesia kurangmelakukan pengamatan dengan sengaja, atau bahkan tak pernah secara berencana,melakukan pengamatan dalam kelas pengajaran bahasa dan sastra Indonesia danmencoba menerka dengan pasti siapa di antara peserta didik yang sungguh-sungguhmendengarkan dan menyimak (Iskandarwassid&Sunendar, 2016, hlm. 233). Haltersebut menyebabkan pembelajaran menyimak tidak pernah dievaluasi dan di-revitalisasi. Padahal, pengajar bahasa Indonesia adalah fasilitator yang wajib mengem-bangkan kemampuan menyimak siswa dengan baik.
Perkembangan menyimak siswa dapat terlihat dari hasil penilaian. Penilaian adalahproses mencari dan memperoleh informasi tentang pengembangan siswa dan efek-tivitas pengajaran. “Assessment is the process of seeking and obtaining informationabout student development and the effectiveness of instructioan” (Lang, 2006, hlm.161).Menurut Janesick (2001), salah satu tujuan penilaian adalah untuk memandubagi perencanaan proses pembelajaran yang efektif. Abidin (2016, hlm. 18) jugaberpendapat bahwa proses pengembangan instrumen penilaian harus dilakukan se-belum mengembangkan strategi pembelajaran.
1237Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Alat penilaian yang digunakan tentunya harus alat yang tepat. Alat penilaianmenyimak yang akan diterapkan harus akuntabel dan high-stakes. Menurut Janesick(2001), dalam pandangan era generasi ketiga ini penilaian ditunjukan dan berfungsisebagai pengarah pengembang kurikulum yang berbasis pandangan keilmuan dansinyal pasar, pemandu bagi perencanaan proses pembelajaran yang efektif,pembimbing pada setiap tahap perkembangan belajar siswa dan sebagai alat ukuryang akuntabel dan high-stakes. Dalam konteks ini, penilaian dianggap harus mampumemberikan keyakinan kepada semua pihak bahwa lulusan sebuah programpendidikan telah terjamin kualitasnya dan dapat dipercaya kemampuannya.
Memasuki era abad 21, setiap anak perlu dibekali kecakapan hidup (life skill)Menurut Anwar (2006, hlm. 20) life skill adalah pendidikan yang dapat memberikanbekal keterampilan yang praktis terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja,peluang usaha, dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat. MenurutKagan (2016, hlm. 1), kecakapan hidup sangat dibutuhkan pada abad 21 karena
“pendidikan saat ini bukan sekadar membahas cara berpikir yang melibatkanpendekatan kreatif dan kritis untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.Namun juga tentang cara kerja, komunikasi dan kolaborasi, alat yang mereka butuh-kan, seperti kapasitas untuk mengenali dan memanfaatkan potensi teknologi baru,atau memang, untuk menghindari risikonya. Dan yang terakhir tetapi tidak kalahpenting, pendidikan adalah tentang kapasitas untuk hidup di dunia multi-majemuksebagai warga negara yang aktif dan terlibat.”
Selain itu, Kagan (2016, hlm. 2) juga menambahkan bahwa dunia kerja telahberubah sehingga keterampilan sosial menjadi sangat dibutuhkan. Lebih dari 70%pekerjaan saat ini melibatkan keanggotaan tim. Teknologi dan orang-orang di tempatkerja saling ketergantungan. Oleh karena itu, kecakapan hidup sangat diperlukan.
Terdapat empat pilar atau fokus pendidikan yang dicanangkan UNESCO (Delors,1996) apabila diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah (di Indonesia) akan mampumembekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa tersebut untukbekal hidup di masyarakat (Hermawan, 2003). Keempat pilar tersebut antara lain:learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together. Pilarkeempat, Learning to live together (belajar untuk hidup bersama), berisi mengenaiinterpersonal communication skills(kecakapan komunikasi interpersonal),negotiation/refusal skill (kecakapan tawar-menawar/kecakapan menolak tawaran),empathy(kecakapan berempati),cooperation and teamwork (kecakapan bekerja sama,dan advocacy skill (kecakapan menganjurkan).Kecakapan tersebut sangat erat kaitannyadengan pembelajaran menyimak. Oleh karena itu, guna menjadikan para siswa memilikikecakapan hidup diperlukan alat tes yang berorientasi pada aspek-aspek tersebut.
METODOLOGI PENELITIANMetode penelitian merupakan salah satu cara dalam memecahkan masalah yang adaatau bagaimana membahas masalah yang menjadi objek kajian. Metode yang diguna-
1238 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
kan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Syamsuddindan Damaianti (2015, hlm. 74) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakansuatu pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dari per-spektif individu yang diteliti.Penelitian dilakukan dengan memaparkan berbagai hasildan pembahasan dalam bentuk deskripsi. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikanberbagai hal yang menjadi tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan mengenai tesmenyimak dan indikator menyimak berorientasi kecakapan hidup. Studi ini dilakukandengan mengkaji berbagai sumber seperti jurnal, buku, dan tesis. Oleh sebab itu,pengumpulan data dilakukan dengan mengandalkan kajian pustaka berupa hasilpenelitian terdahulu dan teori-teori yang relevan. Zed (2008) menjelaskan bahwariset pustaka memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian-nya. Dengan kata lain kepustakaan tidak melibatkan peneliti untuk turun langsungke lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASANA. Tes MenyimakListening is an active process of constructing meaning, and that this is done byapplying knowledge to the incoming sound.”Menyimak adalah proses aktif untukmembangun makna, dan ini dilakukan dengan menerapkan pengetahuan pada suarayang masuk” (Buck, 2001). Lebih rinci dari Buck, Tarigan (2008, hlm. 31)menyatakanbahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambanglisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk mem-peroleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasiyang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahan lisan. Dari pendapatkedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengaruntuk membangun makna dan memahami maksud ujaran pembicara.
Terdapat lima tujuan menyimak. Pertama, untuk memperoleh informasi yangada hubungan atau sangkut paut dengan pekerjaan atau profesi. Kedua, menjadikanhubungan antarpribadi lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, mengumpul-kan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal. Kelima, mem-beri respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang didengar(Hunt dalam Tarigan,2008, hlm. 59).
Menurut Arikunto (2015, hlm. 18-19), tujuan evaluasi yaitu: penilaian berfungsiselektif, penilaian berfungsi diagnostik, penilaian berfungsi sebagai penempatan,dan penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Tujuan evaluasi yang dipapar-kan oleh Arikunto (2015) merupakan persepsi tujuan evaluasi generasi pertama.Persepsi mengenai evaluasi terus berkembang hingga generasi ketiga. MenurutJanesick (2001), dalam pandangan era generasi ketiga ini penilaian ditunjukan danberfungsi sebagai pengarah pengembang kurikulum yang berbasis pandangan ke-ilmuan dan sinyal pasar, pemandu bagi perencanaan proses pembelajaran yangefektif, pembimbing pada setiap tahap perkembangan belajar siswa dan sebagai alat
1239Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
ukur yang akuntabel dan high-stakes (dalam Abidin, 2016, hlm. 11). Berikut iniadalah pemaparannya.1. Pengarah pengembang kurikulum yang berbasis pandangan keilmuan dan sinyal
pasar. Hal ini berarti penilaianlah yang menentukan bagaimana kurikulum disusundan diimplementasikan. Sederhananya, penilaian akan digunakan sebagai landasanbagi penentuan tujuan akhir kurikulum sekaligus dijadikan sebagai dasar penen-tuan kurikulum.
2. Pemandu bagi perencanaan proses pembelajaran yang efektif. Hal ini berartipembelajaran yang akan dikembangkan didasarkan pada penilaian yang diguna-kan. Dalam prosesnya, pembelajaran akan dilakukan berdasarkan entry pointyang tepat, dilaksanakan sesuai tahapan tugas tertentu, dan dicek perkembanganberdasarkan capaian belajar pada setiap tahapan aktivitas pembelajaran. Dengankata lain, penilaian akan menentukan model pembelajaran apa yang tepat dipilihdan diterapkan.
3. Pembimbing pada setiap tahap perkembangan belajar siswa. Tujuan akhir kuri-kulum dalam konteks abad ke-21 adalah siswa terampil berpikir kritis dan kreatif,terampil berkomunikasi dan berkolaborasi, serta terampil menguasai TIK. Untukmencapai tujuan akhir tersebut, siswa harus menguasai subketerampilan danpengetahuan tertentu. Jadi, segala bentuk keputusan pembelajaran akan ditentu-kan oleh penilaian. Layak atau tidaknya siswa menguasai subketerampilan yanglebih tinggi (maju atau tidaknya perkembangan belajar siswa) akan ditentukanoleh penilaian.
4. Alat ukur yang akuntabel dan high-stakes. Dalam konteks ini, penilaian dianggapharus mampu memberikan keyakinan kepada semua pihak bahwa lulusan sebuahprogram pendidikan telah terjamin kualitasnya dan dapat dipercaya kemampuan-nya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa penilaian yang dilakukan telahdidasarkan atas prinsip-prinsip penilaian yang akuntabel dan high-stakes.
Salah satu cara mengevaluasi pembelajaran menyimak ialah melalui pembuatanalat tes. Pembuatan tes menyimak dibagi menjadi dua jenis, yaitu 1) tes kompetensimenyimak dengan memilih jawaban dan 2) tes kompetensi menyimak denganmengonstruksi jawaban (Nurgiyantoro, 2014, hlm. 360). Tes kemampuan menyimakdengan memilih jawaban dimaksudkan untuk mengukur kemampuan menyimak pesertadidik dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan. Materi tes pemahamandapat berupa wacana narasi dan dialog. Sedangkan tes kompetensi menyimak denganmengonstruksi jawaban dimaksudkan agar para siswa mengemukakan jawaban denganmengkreasikan bahasa sendiri dengan informasi yang diperoleh dari wacana yangdiperdengarkan. Tes kemampuan menyimak juga dapat dilakukan secara lisan dantertulis. Pemilihan wacana sebagai bahan untuk tes kemampuan menyimak harusmempertimbangkan beberapa faktor, antara lain, tingkat kesulitan wacana, jenis wacana,dan isi serta cakupan wacana (Nurgiyantoro, 2014, hlm. 355-359).
1240 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
B. Indikator Menyimak Berbasis Kecakapan HidupMenurut World Health Organization (WHO, 1994), kecakapan hidup adalah kemampu-an untuk berperilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk mena-ngani tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari secara efektif. “the abilities foradaptive and positive behavior that enable individuals to deal effectively withdemands and challenges of everyday life.” Sejalan dengan pernyataan WHO, UNICEFmendefinisikan kecakapan hidup sebagai perubahan perilaku atau pendekatan pengem-bangan perilaku yang dirancang untuk mengatasi keseimbangan tiga bidang: penge-tahuan, sikap, dan keterampilan. “a behavior change or behavior developmentapproach designed to address a balance of three areas: knowledge, attitude andskills”. Sedangkan menurut Anwar (2006, hlm. 20) life skill adalah pendidikan yangdapat memberikan bekal keterampilan yang praktis terpakai, terkait dengan kebutuhanpasar kerja, peluang usaha, dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kecakapan hidupadalah kemampuan menangani tuntutan dan tantangan hidup dengan melibatkanbidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar memiliki bekal yang sesuai dengankebutuhan pasar, peluang usaha, dan potensi ekonomi.
Tujuan umum dilaksanakan pendidikan kecakapan hidup (life skill) untuk mengem-bangkan potensi peserta didik untuk diterapkan di masa depan. Sedangkan tujuankhusus pendidikan kecakapan hidup menurut Puspitasari (2014, hlm. 32) adalahsebagai berikut.1. Mengasah potensi peserta didik untuk memecahkan problem yang dihadapi.2. Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
berbasis keterampilan yang mampu bersaing di dunia luar.3. Mengeksplorasi sumber daya lingkungan pendidikan dengan memberi kesempatan
memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsipmanajemen berbasis sekolah.
Terdapat empat pilar atau fokus pendidikan yang dicanangkan UNESCO (Delors,1996) apabila diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah (di Indonesia) akan mampumembekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa tersebut untukbekal hidup di masyarakat (Hermawan, 2003). Empat pilar pendukung kecakapanhidup menurut Delors (1996, hlm. 37) yaitu: Learning to know – Cognitive Abilities(Belajar Untuk Tahu – Kemampuan-kemampuan kognitif), Learning to be – Personalabilities (belajar untuk menjadi – Kemampuan-kemampuan pribadi), Learning to do,dan Learning to live together – Inter-personal abilites (Belajar berkehidupan kemasya-rakatan – kemampuan melakukan hubungan sosial).
Pilar keempat, Learning to live together (belajar untuk hidup bersama), berisimengenai hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi, khususnya menyimak. Berikutpemaparannya.
1241Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
a. Interpersonal communication skills (kecakapan komunikasi sosial)1) Verbal/nonverbal communication (kecakapan berkomunikasi lisan dan lainnya)2) Active listening (kecakapan mendengarkan dengan penuh perhatian)3) Expressing feelings; giving feedback (without blaming) and receiving feed-
back (kecakapan mengutarakan perasaan dengan santun; memberikan umpanbalik tanpa “menyalahkan” dan menerima balikan–tanpa kemarahan).
b. Negotiation/refusal skills (kecakapan tawar-menawar/kecakapan menolak tawaran)1) Negotiation and conflict management (kecakapan tawar-menawar dan
mengendalikan pertikaian)2) Assertiveness skills (kecakapan berkata/berbuat tegas)3) Refusal skills (kecakapan menolak tawaran/permintaan–dengan santun)
c. EmpathyAbility to listen and understand another’s needs and circumstances and expressthat understanding (kemampuan mendengarkan dan memahami kebutuhan dankeadaan orang lain, serta mewujudkan kepahaman tersebut)
d. Cooperation and teamwork (kerja sama dan kerja tim)1) Expressing respect for others’ contributions and different styles (kecakapan
menunjukkan penghargaan terhadap andil orang lain dan menghargaiperbedaan gaya antar orang)
2) Assessing one’s own abilities and contributing to the group (kecakapanmenakar kemampuan diri untuk memberikan andil pada kelompok)
e. Advocacy skills (kecakapan menganjurkan)1) Influencing skills and persuasion (kecakapan mempengaruhi dan membujuk)2) Networking and motivation skills (kecakapan merentang jalinan kerja dan
memberikan dorongan/motivasi).Pada abad 21 ini siswa dituntut dapat berkomunikasi dengan tujuan menguraikan
makna, termasuk pengetahuan, nilai, sikap, serta niat dan berkomunikasi secara efektifdi lingkungan yang beragam (termasuk multi bahasa) (P21.org). Jadi, meskipun MataPelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 tidak lagi disusun berdasarkan empatketerampilan berbahasa. Namun, keempat kemampuan tersebut tentu masih harusdilatih dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satunya kemampuan menyimak.
Kemampuan menyimak yang dilatih bukan sekadar memperoleh informasi, tetapibagaimana para siswa memiliki kecakapan hidup untuk terjun di dunia kerja. Kecakap-an hidup (Life Skill) dalam aspek berkomunikasi dapat dijadikan tujuan khususdalam menyimak. Tujuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam pembuatan alatpenilaian menyimak siswa. Alat tersebut akan menjadi alat penilaian yang akuntabeldan highstakes seperti yang diungkapkan Janesick (2001),
Dalam pandangan era generasi ketiga ini penilaian ditunjukan dan berfungsisebagai pengarah pengembang kurikulum yang berbasis pandangan keilmuan dansinyal pasar, pemandu bagi perencanaan proses pembelajaran yang efektif, pem-bimbing pada setiap tahap perkembangan belajar siswa dan sebagai alat ukur yang
1242 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
akuntabel dan high-stakes (dalam Abidin, 2016, hlm. 11).Tes kemampuan menyimak juga dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. Pem-
buatan tes menyimak dibagi menjadi dua jenis, yaitu 1) tes kompetensi menyimakdengan memilih jawaban dan 2) tes kompetensi menyimak dengan mengonstruksijawaban (Nurgiyantoro, hlm. 360). Apapun bentuk tesnya, berikut adalah indikatormenyimak berorientasi kecakapan hidup.
Indikator kemampuan menyimak lisan dan tulisan bersumber dari Buck, 2002dan Watson & Barker, 2000. Sedangakan indikator kemampuan menyimak dalamkecakapan hidup bersumber dari Aspek-aspek Learning to Live Together, Delors,1996,hlm. 37.
KESIMPULANKeterampilan menyimak dalam bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian dalamkeseluruhan proses belajar bahasa Indonesia di semua jenjang pendidikan. Pem-belajaran menyimak tidak pernah dievaluasi dan direvitalisasi. Salah satu komponenpembelajaran yang tidak pernah diperbaharui ialah alat penilaian menyimak. Padaabad 21 ini dibutuhkan alat penilaian yang akuntabel dan high-stakes, yaitu berfungsisebagai pengarah pengembang kurikulum yang berbasis pandangan keilmuan dan
No. Aspek Kemampuan Menyimak Berupa Tulisan 1. Siswa dapat menuliskan kembali apa yang siswa simak dengan struktur kalimat yang
tepat 2. Siswa dapat menuliskan kesimpulan dari bahan simakan 3. Siswa dapat menulis kalimat/ paragraf yang padu dari bahan simakan 4. Siswa dapat menuliskan gagasan utama dari bahan simakan 5. Siswa dapat menuliskan kembali informasi-informasi dari bahan simakan dengan tepat
Kemampuan Menyimak Berupa Lisan 1. Siswa fasih dalam mengungkapkan/ melafalkan apa yang siswa simak 2. Siswa menggunakan intonasi dan jeda yang tepat saat menyampaikan apa yang siswa
simak 3. Siswa dapat menentukan gagasan utama dari apa yang siswa simak 4. Siswa menghindari unsur bahasa lokal/ daerah saat menyampaikan apa yang siswa
simak 5. Siswa mengingat hal yang disampaikan pembicara dengan tepat
Kemampuan Menyimak dalam Kecakapan Hidup 1. Siswa selalu menyimak dengan penuh perhatian 2.
Siswa mengutarakan perasaan dengan santun; memberikan umpan balik tanpa “menyalahkan” dan menerima balikan tanpa kemarahan.
3. Siswa cakap tawar-menawar dan mengendalikan pertikaian. 4. Siswa cakap berkata/ berbuat tegas. 5. Siswa cakap menolak tawaran/permintaan dengan santun. 6. Siswa mampu menyimak dan memahami kebutuhan dan keadaan orang lain, serta
mewujudkan kepahaman tersebut. 7. Siswa cakap menunjukkan penghargaan terhadap andil orang lain dan menghargai
perbedaan gaya antar orang. 8. Siswa cakap mengukur kemampuan diri untuk memberikan andil pada kelompok. 9. Siswa cakap memengaruhi dan membujuk orang lain. 10. Siswa cakap memperluas jaringan kerja karena kemampuan berkomunikasi siswa.
1243Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
sinyal pasar, pemandu bagi perencanaan proses pembelajaran yang efektif, pembim-bing pada setiap tahap perkembangan belajar siswa. Teori kecakapan hidup (lifeskill) memiliki tujuan yang sama dengan hal tersebut,yaitu kemampuan menanganituntutan dan tantangan hidup dengan melibatkan bidang pengetahuan, sikap, danketerampilan agar memiliki bekal yang sesuai dengan kebutuhan pasar, peluangusaha, dan potensi ekonomi. Berdasarkan teori menyimak dan kecakapan hidup,ditemukan dua puluh indikator pembelajaran menyimak berorientasi kecakapan hidupyang bisa digunakan dalam tes kemampuan menyimak secara lisan dan tertulis.Baik dalam bentuk tes kompetensi menyimak dengan memilih jawaban maupun teskompetensi menyimak dengan mengonstruksi jawaban.
DAFTAR PUSTAKAAbidin, Y. (2016). Revitalisasi penilaian pembelajaran dalam konteks pendidikan
multiliterasi abad ke-21. Bandung: Refika Aditama.Anwar. (2006). Pendidikan kecakapan hidup. Bandung: Alfabeta.Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.Brown. H. D. (2003). Language assessment: principles and classroom practice. United
States of America: Pearson Education.Buck, G. (2001). Assessing listening. Cambridge: Cambridge University Press.Delors, J. (1996). Learning: the treasure within. Paris:UNESCO Publishing.Dick, W. & Carey, L. (2001). The sistematic design of instruction. New Jersey: Pearson.Emilia, E. (2011). Pendekatan genre-based dalam pembelajaran bahasa inggris:
petunjuk untuk guru. Bandung: Rizqi Press.Hermawan. (2003). Life skills yang relevan untuk keperluan pendidikan di sekolah.
Jurnal Pendidikan Administrasi Pendidikan UPI 1 (1).Iskandarwassid & Sunendar, D. (2016). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung:
SPs UPI dan PT Remaja Rosdakarya.Janesick, V. J. (2001). The assessment debate: a reference handbook. California:
ABC-CLIO,Inc.Kagan, S. (2016). Language is a life skill. London: Macmillan Publisher.Lang, H.R. (2006). Models, strategies, and methods for effective teaching. United
States: Pearson Education.Nurgiyantoro, B. (2014). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.P21.org. P21 Framework Definitions. [Online] Diakses dari http://www.p21.org/
storage/documents/docs/P21_Framework_Definitions_New_Logo_2015.pdfPuspitasari, R (2014) Kecakapan hidup berbasis kesetaraan gender dalam
pembelajaran ips. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, UPI, Bandung.Riyana, C. (2017). Modul komponen pembelajaran. [Online] Diakses dari http://file.
upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf
1244 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Syamsuddin & Damaianti, V. S.(2011). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H.G. (2008). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.
WHO. (1994). The development and dissemination of life skills education: An over-view. Geneva: Division of Mental Health, World Health Organization.
Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia