selayang tk khodijah
TRANSCRIPT
Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama
Di TK Khodijah Surabaya
Profil Sekolah
Taman Kanak – Kanak Khodiyah beralamat di Jl.A.Yani Surabaya didirikan pada
tanggal 2 Pebruari tahun 1962, dengan nama Muallimat oleh KH.Abu Wahab
Turcham . Taman Kanak – Kanak Khodijah dibawah Yayasan Taman Pendidikan dan
Sosial Nahdhatul Ulama. TK. Khodijah dengan jumlah siswa 89 yang diasuh oleh 10
pendidik dengan jumlah kelas 5 . Dalam kegiatan belajar mengajar TK . Khodijah
memakai model pembelajaran sentra .
Visi TK Khodijah
Mencetak generasi unggul berbudaya dan berakhlakul Karimah
Misi TK Khodijah
1. Menggali dan mengambangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan
kemampuan.
2. Menghasilkan lulusan yang berkualitas.
3. Meningkatkan dan mengembangkan inovasi dan strategi pembelajaran.
4. Proses pembelajaran dibimbing oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional
5. Meningkatkan pengadaan sarana prasarana sebagai penunjang proses
pembelajaran
6. Tersedianya anggaran yang memadai.
7. Sistem penilaian yang berkesinambungan.
Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum permen 58 tahun 2009 ditambah Muatan
Lokal dengan Metode Sentra .
Adapun Setra yang digunakan ada 5 sentra , yaitu :
- Sentra Bermain Peran
- Sentra Balok
- Sentra Alam
- Sentra Persiapan
- Sentra Iman dan Taqwa ( Imtaq )
Setiap Kegiatan di Sentra selalu diberi muatan yang bernafaskan moral dan nilai-
nilai agama islam. Hal ini sesuai dengan komitmen TK Khodijah yang akan
membangun moral bangsa Indonesia, dengan dimulai dari pendidikan anak usia dini.
Dengan memberikan penanaman dan pembangunan moral dan nilai-nilai agama sejak
dini , maka TK Khodijah berharap pendidikan di Indonesia dapat sepenuhnya
mencerminkan kepribadian yang bermoral, yakni santun , dalam bersikap dan
berperilaku.
TK. Khodijah berusaha untuk memberi bekal kepada anak didiknya selain
pendidikan akademis juga dibekali dengan pendidikan moral dan nilai-nilai agama
islam yang didalamnya berupa pendidikan karakter, moral, budi pekerti, dan mental
Taman Kanak-Kanak Khodijah dalam memberi nama kelompok tidak seperti TK-
TK pada umumnya , dikarnakan TK Khodijah suatu lembaga yang bernuansa islami
maka dalam pemberian kelompok dengan nama sifat-sifat Nabi Muhammad .
Taman Kanak-Kanak Khodijah memiliki 5 kelas untuk nol kecil ( kelompok A)
ada 2 kelas dengan diberi nama kelompok rajin dan kelas satunya diberi nama
kelompok dermawan. Sedangkan untuk kelompok nol besar ( kelompok B ) ada 3
kelas diberi nama kelompok cerdas , jujur , dan kelompok dermawan . Dalam
menyampaikan Bidang Pengembangan Nilai Moral dan Agama di TK.Khodijah
diletakkan dalam sentra Imtaq.
Untuk materi dalam pembelajaran meliputi :
A . Pembentukan Perilaku : -Nilai-Nilai Agama dan Moral
- Sosial Emosional
B . Kemampuan Dasar : -Bahasa
-Kognitif
-Fisik / Motorik
Ekstra kurikuler
1. Ekstra wajib
Baca tulis Al-Quran
Bahasa Inggris dan Arab
Renang
Tari
Drumben
Vokal
Puisi
2. Ekstra pilihan
Sempoa
Komputer
Karena masing-masing anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda maka
dalam kegiatan pembelajaran / indicator-indikator yang sudah ada dipilah-pilah dan
dimasukkan kedalam Multiple Intellegence ( kecerdasan jamak ) yang terbagi atas 9
kecerdasan .
9 Kecerdasan terdiri dari :
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan bahasa ( verbal/linguistic ) . Kecerdasan ini berhubungan dengan
kemampuan anak dalam akuisisi yang komplek dalam hal rumusan dan proses
pembahasaan.Pikiran secara simbolis dan penalaran secara abstrak atau
kemampuan untuk membuat pola-pola verbal konsertual ke dalam katagori
kecerdasan ini. Demikian juga membaca , menulis , perkembangan ketrampikan
membaca dan berbahasa seperti permainan huruf dan kata , ungkapan , kiasan ,
peribahasa , dan analogi muncul dari ketrampilan berbahasa sebagai perwujudan
kecerdasan verbal/linguistic. Untuk mengembangkan kecerdasan linguistic pada
anak sejak usia dini, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara seperti:
mengajak anak berbicara atau bercakap-cakap , membacakan cerita , bermain
huruf , merangkai kata , bermain peran serta memperdengarkan lagu anak yang
berisi syair-syair yang mendidik .
Contoh Indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan Linguistik adalah :
1.Cerita dengan kata ganti aku , kamu ,kalian dll
2.Menjawab pertanyaan tentang informasi secara sederhana
3.Dapat menjawab pertanyaan secara sederhana
2. Kecerdasan logika - Matematika
Kecerdasan logika atau matematika berhubungan dengan kemampuan untuk
berpikir secara logis dan sistimatis sehingga dapat menarik kesimpulan baik
secara induktif maupun secara deduktif atau secara kategorik . Kemampuan ini
juga berkaitan dengan pengenalan pola-pola , baik pola geometric maupun pola
angka. Sebagaimana penguasaan kebahasaan, kemampuan ini termasuk
kemampuan abstrak. Anak – anak yang memiliki format kecerdasan
logika/matematika jika dikembangkan berpeluang menjadi peneliti yang ulung.
Mereka akan mudah melakukan permainan tangan, seperti catur atau mereka
berkesempatan memikirkan format kegiatan yang bersifat percobaan atau
eksperimen untuk menguji gagasan –gagasan mereka. Mereka mungkin tertarik
dengan computer atau dengan teka-teki yang menyertakan logika dan kemampuan
member alasan. Materi yang dapat mengembangkan kecerdasan logika
matematika antara lain : bilangan , beberapa pola, perhitungan, pengukuran,
geometri, statistic, pemecahan masalah. Sedangkan cara untuk mengembangkan
kecerdasan logika pada anak : bermain puzzle, mengenal bentuk geometri,
mengenalkan bilangan melalui berirama dan lagu, pola hubungan sebab-akibat,
perbandingan, bermain tebak-tebakan dapat dapat berupa teka-teki atau tebak kata
dan gambar .
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan matematika adalah :
1. Menunjuk lambang bilangan 1-10
2.Mengelompokkan benda yang sama
3.Meniru pola dengan menggunakan berbagai bentuk
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk perpikir melalui gambar dan
pola. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mempersepsi kesan dari
gambar-gambar atau pola-pola. Anak-anak yang memiliki potensi spasial tinggi
mampu berfikir dalam bentuk kesan-kesan atau gambaran (images ) dan pada
umumnya mampu objek yang hilang dalam kaitan dengan kemampuan luar biasa
mereka dalam bidang daya ingat visual . Mereka dapat mengenali hal-hal yang telah
berubah dan diacak. Anak dengan kecerdasan ini biasanya sebagai penggambar
pemula, gemar dengan bentuk, garis, dan warna. Disamping itu, anak-anak yang
memiliki kemampuan spasial tertarik untuk memainkan teka-teki, memilih dan
mengikuti jalan berliku-liku ( mazes ) , menemukan teka-teki gambar yang
tersembunyi , dan mereka gemar membangun berbagai hal dengan balok. Berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan visul spasial pada anak,
diantaranya: mencorat-coret bebas, menggambar dan melukis, membayangkan suatu
konsep melalui lagu atau cerita, membuat suatu karya seni dari berbagai bahan yang
aman seperti kertas, sedotan, karton , benang. Dapat juga dikembangkan melalui
berbagai permainan konstruktif dan kreatif seperti bermain balok , puzzle , permainan
rumah-rumahan.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan visual-spasial adalah :
1.Menjiplak bentuk benda disekitar
2.Melukis dengan jari
3.Menyusun menara dari kubus minimal 8 kubus
4. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical berkenaan dengan kemampuan untuk membuat dan
menginterprestasikan music, nyanyian, dan irama . Anak-anak hendak
berkemampuan di bidang musik sering kali membutuhkan ketika mereka sedang
mempelajari sesuatu dan mereka terus menerus bersenandung , bernyanyi, dan
mengetuk ngetukkan alat apa saja yang di pegang dengan irama yang rancak, serta
suka sekali bersiul . Mereka mempunyai pendengaran yang tajam terhadap bunyi-
bunyian , peka atas keserasian dan nuansa –nuansa yang sulit di pilahkan di dalam
music dan di dalam bunyian lain nya . mereka pandai mnyelaraskan diri di
lingkungan mereka . Anak-anak ini dapat juga menampilkan permainan mimic secara
sempurna serta dengan mudahmelihat perbedaaan di dalam pola pola suara atau
aksen . Oleh sebab itu di dalam sebutan lain , anak ini dikatakanmempunyai
intelgensi auditori. Anak-anak yang berintelegensi musical cenderung peka terhadap
titinada (pitch), warna nada ( timbre), dan irama ( rhytem), mudah mengingat sair
lagu , dan mampu memainkan sejumlah alat music dan membuat efek suara. Cara
mengembangkan kecerdasan musical pada anak dengan cara mengajak anak
bernyanyi lagu-lagu yang menyenangkan , yang berisi sair-sair yang mendidik,
mengenalkan alat music sederhana, mulai dari bermain tepuk tangan, bermain alat
music pukul dan lainnya, tebak lagu.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan musical adalah:
1.Menyanyikan 15 lagu anak-anak
2.Bermain dengan berbagai alat perkusi sederhana
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestika yang di sebut pula kecerdasan bodily berhubungan dengan
gerakan fisik, baik yang menyangkut sistem otot halus maupun otot besar. Anak-
anak ini tukang memindahkan barang-barang di sekeliling nya dan sering mereka
mnggeliat , mengayun – ayun , atau memanjat , melompat , dan meloncat . Kadang-
kadang ia gunakan kursi untuk keperluan yang lebih luas. Misal nya kursi-kursi di
tata dengan berurutan seperti gerbong gerbong kereta api . Kadang kursi di pakai
sebagai mobil mobilan. Materi program yang dapat mengembangkan kecerdasan
kinestetik antara lain : berbagai aktifitas fisik, pantomime, menari, gerak tubuh,
berbagai olah gerak . Berbagai olah gerak berupa kegiatan berjalan, berlari, lempar
atau olah raga seperti senam bebas dan senam fantasi.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan kinestetik adalah :
1.Menggerakkan kepala ,tangan , atau kaki sesuai dengan irama music.
2.Mengikuti gerakan tari sederhana sesuai irama music
3.Meniru gerakan binatang
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain , serta untuk memfasilitasi proses hubungan dan
proses kelompok. Anak-anak yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi akan
sanggup membaca orang lain ,memiliki rasa empatik yang sangat kuat, dapat
memutuskan perbedaan perbedaan yang terjadi diantara orang per orang . Mereka
dengan mudah menangkap getaran –getaran jiwa dari orang lain. Mereka juga peka
apakah kawan nya sedang senang , susah,, atau marah. Cara mengembangkan
kecerdasan interpersonal pada anak dilakukan dengan mengembangkan dukungan
kelompok, menetapkan aturan tingkah laku , memberi kesempatan bertanggung jawab
di rumah dan di sekolah , bersama-sama menyelesaikan konflik, melakukan kegiatan
sosial di lingkungan, menghargai perbedaan pendapat antara anak dengan teman
sebaya, menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya lingkungan
sosial dan melatih kesabaran menunggu giliran berbicara dan mendengarkan
pembicaraan orang lain terlebih dahulu.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan interpersonal adalah:
1.Bersedia bermain dengan teman
2.Menggunakan barang orang lain dengan hati-hati
3.Meminta tolong dengan sopan
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal berhubungan dengan kemampuan untuk membatasi diri
dari pengamatan orang lain, mepunyai sesuatu perasaan atau pengertian kuat pada diri
sendiri. Ia mempunyai kemampuan kepemimpinan yang berhubungan dengan mebuat
keputusan yang tidak mungkin popular diantara orang lain di sekitarnya.
Anak dengan kecerdasan intrapersonal tinggi mempunyai kapasitas untuk
memahami diri sendiri secara tepat, baik kekurangan atau kelebihannya . Biasanya ia
akan efektif kalau bekerja sendiri dan mampu menggunakan berbagai informasi
tentang dirinya secara tepat . Hal ini penting untuk di sadari karena pada hakekat
nya , anak ini terbentuk dari tiga sisi. Yaitu saya sebagaimana yang saya lihat “ ( self
as seen by self )” saya sebagai mana yang di lihat oleh orang lain”(self as seen by
others ), dan “saya sebagaimana yang saya cita-citakan” (ideal self). Cara
mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak di TK dilakukan dengan
bercakap-cakap tentang siapa diriku , menciptakan citra diri positif bahwa saya
mampu dan saya pasti bisa, memberikan kesempatan pada anak untuk bercerita
tentang apa yang disukai atau tidak disukainya, membayangkan cita-citanya dikaitkan
dengan bermain profesi.
Contoh indicator yang dimasukkan kedalam kecerdasan intrapersonal adalah :
1.Membuang sampah pada tempatnya
2.Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil kerja
3.Mampu bekerja sendiri
8. Kecerdasan Natural
Kecerdasan natural yaitu kemampuan untuk mengenali dan mengklarifikasikan
berbagai aneka tumbuhan dan binatang di lingkungan sekitar, mahluk hidup atau
benda mati. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya
seperti gunung, laut atau benda yang ada di alam, dilangit pada pagi, siang atau
malam hari. Mengenalkan kehidupan di daerah perkotaan dan pedesaan. Materi
program yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis antara lain : permainan
sains melalui berbagai eksperimen sederhana, mengamati berbagai gejala-gejala
alam, atau hubungan antara benda hidup dan tak hidup yang ada di alam sekitar.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan natural adalah:
1.Menyatakan dan membedakan waktu (pagi, siang, sore , malam)
2.Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur, pertumbuhan
tanaman
3.Mengungkap asal mula terjadinya sesuatu.
9. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakekat
kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
yang berkewajiban menjalankan perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Materi program dalam kurikulum yang dapat dikembangkan antara lain:
Mengajarkan doa atau puji-pujian kepada Sang Pencipta, membiasakan diri untuk
bersikap sesuai ajaran agama seperti memberi salam , belajar mengikuti tata cara
ibadah sesuai dengan agama yang dianut, mengembangkan sikap dermawan,
membangun sikap toleransi terhadap sesame.
Cara untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak pada anak usia dini,
antara lain melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik
lisan,tulisan maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan
perilaku baik-buruk, mengamati berbagai bukti-bukti kebesaran Sang Pencipta seperti
beragambinatang dan tumbuhan serta kekayaan alam lainnya, mengenalkan dan
mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata , membangun sikap toleransi kepada
sesama sebagai mahluk ciptaan Tuhan.
Contoh indicator yang dimasukkan dalam kecerdasan spiritual adalah :
1.Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan
2.Meniru pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana
3.Menyabutkan macam – macam agama
Yang menjadikan TK.Khodijah unggul adalah adanya tambahan muatan local berupa:
1 . PAI yang terdiri dari :
Aqidah contoh : Mengenal sifat-sifat Allah
Akhlaq contoh : Melalui tangkah laku
Tarikh contoh : Mengenal sejarah Nabi
Doa sehari-hari
Praktek ibadah contoh : Praktek manasik Haji
Surat-surat pendek
Bacaan sholat contoh : Mengulang niat sholat Taraweh
2 . Praktek langsung
3 . Kegiatan yang melibatkan walimurid
Dalam memberikan Pendidikan Agama Islam ( sentra Imtaq) sudah sesuai dengan
teori-teori yang dibahas oleh :
1. Menurut John Dewey
Tahapan perkembangan moral seseorang itu melewati 3 Fase yaitu :
A . Fase Pre Moral atau Pre Conventional ; pada level ini sikap dan prilaku manusi
banyak dilandasi oleh impuls biologis dan sosial . Pada dasarnya manusia memiliki
kesamaan pola perkembangan moral , seperti pada awal kehidupan manusia yang
mencerminkan nilai moral . Pendidikan memiliki peran sangat strategis dalam hal ini,
sebab tanpa landasan pendidikan , manusia akan banyak dikendalikan oleh dorongan
kebutuhan boilogisnya belaka ketika hendak menentukan segala sesuatu.
Contoh nyata dalam hal ini misalnya, ketika seorang anak yang dibesarkan di
lingkungan jalanan , jauh dari suasana keharmonisan , sepi dari nuansa saling
menghargai , dan hampa dari rasa persaudaraan . Kekerasan persaingan , dan saling
berebutlah yang menjadi pelajaran hidup sehari-hari mereka. Sikap dan kepribadian
yang munculpun sungguh sangat menyedihkan. Mereka banyak menampilkan sikap
tidak sopan ketika meminta-minta di lampu merah, tidak mengenal tatakrama
kehidupan , dan hampir tidak mampu membedakan perbuatan baik dan buruk.
B. Tingkat konvensional ; perkembangan moral manusia pada tahapan ini banyak
didasari oleh sikap kritis kelompoknya . Apresiasi dari teori ini adalah ketika anak
manusia telah mengalami pertambahan usia dan menemukan lingkungan baru dalam
kehidupannya maka, faktor lingkungan itupun sangat besar memberikan pola dalam
menentukan sikap dan perilakunya. Disinilah kita sadari bahwa lingkungan
pendidikan sangat dibutuhkan pada tahapan ini . Lingkungan yang kondusif dan
edukatif , maka mampu memberi sumbangsih terbesar dalam mendasari kehidupan
anak selanjutnya. Namun sebaliknya , bila anak dibesarkan di lingkungan yang
negative maka nilai-nilai negative pun dengan sendirinya akan mewarnai kehidupan
anak itu sendiri .
C. Autonomous ; pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak dilandasi
pada pola pikirannya sendiri. Pada tahapan terakhir seorang manusia selalu melewati
tahapan awal kehidupannya, dilanjutkan dengan pertumbuhan usia yang dijalani
dengan hidup di lingkungannya maka manusia itu sendiri akan mampu menentukan
berbagai pilihan sikap dan kepribadiannya dengan dasar pola berpikirnya sendiri.
Namun , perlu dicermati bahwa bila manusia itu dibesarkan dengan pengalaman
hidup yang mengandung nilai edukatif maka faktor edukatif itu akan mampu
memberikan pengaruh positif dalam menentukan berbagai tindakannya. Tetapi lain
halnya dengan seseorang yang tidak mengalami proses kehidupan edukatif maka
besar kemungkinan bentuk kedewasaannya hanya terlihat dari faktor usia belaka,
sementara sikap dan perilakunya jauh dari makna kedewasaan itu sendiri .
Anak Taman Kanak-Kanak , secara teoritis berada pada fase pertama dan
kedua. Oleh sebab itu , seorang guru Taman Kanak-Kanak perlu memperhatikan
kedua karakteristik tahapan perkembangan moral tersebut .
2. Menurut Piaget
Terkait dengan hal ini Piaget mengemukakan bahwa seorang manusia dalam
kehidupannya akan melalui rentangan perkembangan moral yaitu :
1. Heretonomous
Tahapan ini memiliki makna bahwa seseorang pada saat awal kehidupannya
belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan perilaku , atau dapat
dikatakan bahwa dalam menentukan pilihan keputusan sebuah perilaku , masih
dilandasi oleh aneka ragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan . Hal
ini mungkin muncul pada diri seorang anak di usia 2 sampai dengan 6 tahun . Sebagai
contoh , pada suatu saat jika anak Taman Kanak-Kanak akan ditanya, kalau sudah
besar mau jadi apa ? Maka , antara jawaban yang pertama dengan jawaban yang
kedua , dan seteruanya , besar kemungkinan jawaban anak akan berbeda . Perbedaan
itu banyak dipengaruhi oleh segala sesuatu yang dapat membuat emosi anak
menyenangkan . Anak akan memilih dan menentukan sesuatu dengan pertimbangan
yang menguntungkan dirinya sendiri , tidak peduli dengan ungkapan atau pilihan atau
pilihan sikap/ perkataan sebelumnya.
2. Autonomous
Tahapan ini seorang anak manusia telah memiliki kemampuan sendiri dalam
menentukan segala keputusan sikap dan perilaku moralitasnya. Moralitas yang
tercermin dari dirinya telah didasari oleh pendirian sendiri .
3. Menurut Kohlberg
Pada awalnya anak berperilaku baik agar ia mendapatkan pujian dan terhindar
dari hukuman , dan agar ia diterima oleh lingkungan sekitar dan terhindar dari
ancaman orang lain.
4. Menurut Badudu Zein
Anak adalah keturunan pertama ( setelah ibu dan bapak ) . Anak-anak adalah
manusia yang masih kecil yang belum dewasa dan memiliki berbagai potensi laten
untuk tumbuh dan berkembang . Potensi tersebut adalah potensi jasmani yang
berkaitan dengan fisik ( motorik ) dan yang kedua adalah potensi rohani yang
berkaitan dengan kemampuan intelektual maupun spiritual dan termasuk juga di
dalamnya nilai-nilai agama .
Dari teori-teori diatas dapatlah kita simpulkan bahwa anak usia Taman Kanak-
Kanak sekitar 3-6 tahun , berada pada fase perkembangan kosa kata yang sangat
pesat. Seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth B. H. 1997:188) setiap anak belajar
berbicara , mereka berbicara hampir hampir tidak putus-putusnya. Ketrampilan baru
yang diperoleh,menimbulkan rasa penting bagi mereka.
Walaupun anak lebih menyukai berbicara dengan orang lain, tidak jarang pula
mereka juga berbicara dengan dirinya sendiri, ketika bermain dengan mainan kereka.
Diperkirakan bahwa rata-rata anak yang berusia 3 sampai 4 tahun menggunakan
15.000 kata setiap hari atau dalam setahunnya menggunakan kata-kata kira-kira 5,5
juta kata.
Kondisi seperti itu sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
nilai-nilai agama pada diri mereka, dengan cara memperkenalkan istilah, bacaan, dan
ungkapan yang bersifat agamis. Seperti kita dapat memperkenalkan pengetahuan
agama berupa, istilah contohnya dalam agama islam , sholat , naik haji (manasik
haji), infak , sholat berjamaah , hafalan doa , hafalan surat-surat pendek, nama-nama
Malaikat, dan sebagainya .
Strategi yang diperlukan dalam rangka hal itu semua adalah melalui :
Programkegiatan rutinitas, program kegiatan terintegrasi, dan program kegiatan
khusus.
1. Kegiatan Rutinitas
Kegiatan rutinitas adalah kegiatan sehari – hari yang dilaksanakan secara terus
menerus namun terprogram dengan pasti. Kegiatan ini tidak harus
dicantumkan dalam bentuk perencanaan tertulis, namun tetap disajikan
program yang sudah dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik.
2. Kegiatan Terintegrasi
Adalah kegiatan pengembangan materi nilai – nilai agama yang disisipkan
melalui pengembangan bidang kemampuan dasar lainya. Dapat juga dikatakan
sebagai suatu kegiatan pengembangan kemampuan dasar lain yang
dihubungkan dengan penyisipan materi nilai – nilai keagamaan.
3. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus ini merupakan program kegiatan belajar yang berisi
pengembangan kemampuan dasar nilai – nilai agama yang pelaksanaanya
tidak dimasukkan atau tidak harus dikaitkan dengan pengembangan bidang
kemampuan dasar lainya, sehingga membutuhkan waktu dan penanganan
khusus. Pembelajaran program khusus ini pun disampaikan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu yang tersedia. Program ini dikatakan memiliki
kekhususan karena pengembangan materi nilai – nilai agama harus diberikan
pada waktu – waktu tertentu saja. Memerlukan pendalaman pembahasan, dan
terkait dengan hubungan media yang memadai. Contoh : untuk agama islam
meliputi hafalan surat – surat pendek, praktek wudhu, praktek sholat,
pengenalan kegiatan ibadah haji, pengenalan zakat fitrah, dll.