selamatkan generasi dari bahaya hiv-aids dengan solusi komprehensif islam
DESCRIPTION
AIDS dan penanggulangannya dalam komprehensif ISLAM (Materi Bu Faidzah) BDM UMTRANSCRIPT
SELAMATKAN GENERASI DARI BAHAYA HIV-AIDS
DENGAN SOLUSI KOMPREHENSIF ISLAM
Faizatul RosyidahMalang, 1 Desember 2012
Tanggung Jawab Seorang Muslim
“Barang siapa yang bangun di pagi hari dan tidak terbersit (dalam benaknya) urusan kaum muslimin, maka dia bukanlah dari golongan mereka (kaum muslimin)”
–al hadits-
• Jumlah penderita HIV/AIDS yang ada di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Data kumulatif yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur dari tahun 2005 hingga Maret 2012 ada 142.706 orang yang melakukan tes HIV/AIDS dan sebanyak 9,3 persen atau 13.275 orang yang terdeteksi HIV/AIDS positif.
• Kota di Jawa Timur yang paling banyak penderita HIV/AIDS positif yaitu Surabaya dan Malang, dua kota tersebut sudah menunjukkan nilai merah. Nilai merah itu adalah kabupaten/kota yang angkanya lebih dari 1.000 orang terinfeksi HIV/AIDS positif. Sementara yang mulai banyak penderita HIV/AIDS yaitu berkisar antara 500-1.000 orang adalah Sidoarjo, Pasuruan, Kabupaten Malang, Jember, dan Banyuwangi. (Surabaya post,22/6/12, http://www.surabayapost.co.id)
HIV/AIDS = Penyakit Perilaku
I Dunia: 1978 (HIV), 1981 (AIDS) San Fransisco, kalangan homoseks
Menyebar ke seluruh dunia: • Pola 1: Homoseks, Biseks, Pecandu narkoba
AS Utara, Eropa Brt, Australia, New Z.• Pola 2: Heteroseks Afrika Tengah, Afrika
Seltn, Afrika Timur, Karibia• Pola 3: Penularan dari daerah endemik
(1&2) melalui homoseks dan heteroseks Eropa Timur, Mediteran Selatan, Asia Pasifik
I di Indonesia: - Bali, turis Blnda, homoseks, 1987- Bali, WNI, Juni 1988
Penyebaran berikutnya (efek spiral)Dari orang yang terinfeksi (yang melakukan
perilaku seksual beresiko kepada orang sehat yang tidak melakukan perilaku beresiko)
• donor darah• menerima transfusi darah• suami ke istri atau sebaliknya• ibu ke anak melalui kehamilan dan
persalinan• tenaga medis/para medis yang terinfeksi
melalui kegiatan kuratif yang mereka lakukan
• Penularan melalui penggunaan alat-2 terkontaminasi darah/cairan infeksius penderita: cukur, tatto, layanan gigi
Beberapa Kata Kunci
• HIV/AIDS = Penyakit yang muncul karena adanya ‘Penyimpangan Perilaku’
• Perilaku seks bebas adalah Transmisi Utama HIV/AIDS
• Penyalahgunaan NAZA sangat korelatif dengan Seks Bebas
• Efek Spiral Terjadi karena ‘kegagalan’ Pencegahan & Penanganan Penyimpangan perilaku
• Karena HIV-AIDS ‘belum tersembuhkan’ Strategi Jitu Penanganannya terletak pada ‘Primary Prevention’
PRINSIP PENANGGULANGAN
• Cegah kemunculan perilaku beresiko sejak dini
• Berantas perilaku beresiko penyebab
• Cegah penularan kepada orang sehat
Cegah Kemunculan Perilaku Beresiko• pendidikan dan pembinaan kepribadian Islam
(Sistem Pendidikan Islam) wujudkan self controll• Bangun kepekaan & kesalehan sosial melalui
mekanisme amar ma’ruf nahyi munkar atau dakwah di tengah masy
• Ciptakan lingkungan kondusif penerapan siistem oleh negara– Terapkan sistem pergaulan dalam Islam kewajiban
menutup aurat, berjilbab di tempat umum, keharaman perzinahan dan mukaddimahnya, penerapan hukum-hukum seputar perkawinan
– kemudahan dan fasilitasi pernikahan• berantas lingkungan tidak kondusif oleh negara
– pornografi-pornoaksi ditindak tegas– Memberantas tempat-tempat maksiat (klub, tempat
pelacuran)– Memberantas produsen, distributor makanan, minuman
dan obat-obat terlarang (haram)– Memberikan sangsi yang tegas bagi pelaku maksiat
(pelaku seks bebas, pengguna narkoba) dan pihak-pihak yang mendukung (produsen, penyalur dkk).
Berantas Perilaku Beresiko Penyebab • free sex
– Stop kondomisasi 100% bagi para pelaku seks beresiko
– jatuhkan sanksi yang sesuai kepada para pelaku perilaku seksual menyimpang termasuk tegakkan hukum tentang perzinahan dan liwath (homoseks)
– tutup pintu-pintu terjadinya perilaku seksual menyimpang
– Alih profesi PSK dan penyediaan lapangan kerja HALAL yang memadai
• Drugs abuse– Tegakkan hukum tentang khamr dan benda-
benda yang bersifat melemahkan (akal dan fisik)– Jatuhkan sanksi kepada pihak-pihak terkait
penyalahgunaan obat– Tutup pintu-pintu terjadinya penyalahgunaan
obat
Cegah Penularan Kepada Orang Sehat
1. penanganan tepat terhadap pasien terinfeksi Karantina/pusat layanan khusus untuk memastikan tidak terbuka peluang terjadinya penularan harus dilakukan, upgrade kemampuan SDM yang melakukan layanan, protokol/SOP penanganan
2. Kampanye/pendidikan yang benar tentang HIV-AIDS kepada semua kalangan disertai sosialisasi sikap yang diharapkan dari masing-masing pihak/kalangan (komunitas ODHA/OHIDA, komunitas resiko tinggi, komunitas rentan) TANPA upaya menyamarkan/mengaburkan resiko yg ada
Cegah Penularan Kepada Orang Sehat 3. pendidikan disertai aktivitas penegakan hukum kepada
ODHA yang melakukan tindakan yang ’membahayakan’ (beresiko menularkan pada) orang lain
4. Pembinaan rohani, pemberdayaan sesuai kapasitas, memastikan terpenuhinya semua hak dan kebutuhan manusiawi ODHA harus diberikan (memastikan kebijakan penanganan yang tepat tanpa melakukan kedloliman/diskriminasi).
5. Memfasilitasi upaya-2 menemukan obat, cara/teknik, dan strategi mengurangi resiko penularan (pada kasus tanpa terjadinya penyimpangan perilaku)teknik sreening darah donor, ARV, penggunaan kondom, cara melahirkan tertentu, general precaution, dll
Ciptakan Sistem Integral yang Kondusif & Benar
• Sistem politik Islam wujudkan penguasa amanah, berkompeten, mandiri dr kebijakan ‘asing’ yang merusak
• Sistem ekonomi Islam wujudkan kesejahteraan warga negara
• Sistem pendidikan Islam wujudkan kepribadian Islam individual dan kesalehan sosial
• Sistem Sanksi Islam mengatasi masalah kriminalitas• Sistem Sosial/Pergaulan Islam menjaga interaksi pria-
wanita dalam koridor yang benar, cegah kemunculan perilaku seksual menyimpang
• Pengaturan media dalam Islam bagian dr pendidikan negara & kontrol kebijakan yang salah
PERADABAN
PEMIKIRAN PEMIKIRAN
CABANG
PEMIKIRAN DASAR
POLITIK EKONOMI
DLL
PENDIDIKAN PERGAULAN
BENAR
HUKUM
KESEHATAN
ISLAM AQIDA
H
Iman kpd Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qadla Qodar
Politik
Sosialbudaya Pidana
EkonomiPendidikan
SYARIAH
Hubungan Manusia dengan
Manusia
Hubungan Manusia dengan
Dirinya
Hubungan Manusia dengan
Al-Khaliq
KeluargaDan lain2
Ibadah (Sholat, Shaum, Zakat,dll]
Makanan, Minuman, Pakaian, Akhlaq
BUTUH KHILAFAH!!
KHALIFAH
Pembantu Khalifah
Bid. Pemerintahan
(Mu'awin at-Tafwidh)
HWali
Sekretaris Negara
(Wuzara at-Tanfidz)
Amil
Dept. Perang
(Amir al-Jihad)Dept. Industri
(Dairah ash-Shinâ'ah)
Dept. Keamanan Dalam Negeri
(Dairah al-Amni ad-Dâkhiliy)
Dept. Urusan Luar Negeri
(Dairah al-Khârijiyah)
Peradilan
(al-Qâdla)Baitul Mal Dept. Infomasi
(al-I'lam)
Perwakilan Umat
(Majelis Umat)
Pelayanan Masyarakat
(Mashâlih an-Nâs)
Pendidikan KependudukanPerhubunganPertanianPekerjaan UmumListrik dan EnergiKesehatan
Tenaga KerjaPertambangan Pertanahan Riset dan Teknologi
Pengairan PerdaganganKehutanan
Ahlu DzimmahKebudayaan Telekomunikasi
Dan lain-lain
STRUKTUR DAULAH KHILAFAH
Majelis Wilayah
Perwakilan Daerah
Majelis Wilayah
Perwakilan DaerahWarga
Negara
Khilafah:
Muslim dan
Non
Muslim
: Perintah
: Koreksi dan Kontrol
: Meminta Nasihat
:Akad Perwakilan
“Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah fondasi dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi (tidak didasarkan pada agama) niscaya akan runtuh. Segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga (tidak ada khilafah) niscaya akan hilang atau lenyap.”
Imam ghozali dalam kitabnya “al Iqtishod fi al I’tiqod “
STRANAS PENANGGULANGAN HIV-AIDS 2007-2010
• Masyarakat dan LSM: pelaku utama• Putus rantai penularan 100%
Kondom• Turunkan HIV Penasun Harm
Reduction, usahakan penyembuhan
• Hilangkan diskriminasi ODHA/OHIDA Kampanye Anti Diskriminasi
Kondomisasi [SOLUSI ?]
Sejalan dengan kampanye ‘safe sex’
• REALITAS KONDOM
• REALITAS VIRUS HIV
• REALITAS PERILAKU MANUSIA/MASYARAKAT
Pori-pori kondom lebih besar 100x ukuran virus HIV AIDS [ Lytle C.D, Routson, L.B Cyr, H.W.A Simple Method to Test Condoms For Penetration By Virus, American Society For Microbiology, 1992:3180-3182],
Konferensi AIDS Chiang Mai, Thailand, 1995. Penggunaan kondom Aman adalah tidak benar karena kondom dari lateks berpori pori 1/60 mikron(dalam keadaan tidak meregang) dan 10x lebih besar dalam keadaan meregang. Sementara besar virus HIV berdiameter 1/250 mikron[ Hawari, Global Effek HIV/AIDs, Dimensi Psikoreligi, balai Pustaka-FKUI. Jakarta, 2006
Kondom: Lateks senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi sehingga memiliki serat dan pori. Pori-pori kondom 70 mikron, 700x besar virus HIV/AIDS yang hanya berjari-jari 0.1 mikron [Anomalous Fatique Behaviour In Polysoprene, Rubber Chemistry and Technology, Vol 62. No 4, sep-Okt 1989], [ Lytle, C.D et al, “filtration Sizes of Human Immunodeficiency Virus Type 1 and Surrogate Viruses Used To Test Barrier Material”, Applied And Enviromental Microbiology, vol58, No 2, Feb 1992
• Dirjen WHO Hiroshi Nakajima (1993): “efektivitas kondom diragukan”
• M. Potts (1995) –Presiden Family Health International/salah seorang pencipta kondom-: “Sebab menyuruh mereka yang telah masuk ke dalam kehidupan yang memiliki resiko tinggi (seks bebas/pelacuran) untuk memakai kondom sama saja artinya dgn menyuruh org yang mabuk memasang sabuk di lehernya.”
• V. Cline (1995)-Profsr psikologi Univ Utah, AS- “Memberi kepercayaan kpd remaja atas keselamatan hub seksual dgn menggunakan kondom adlh sangat keliru. Jika para remaja percaya bahwa dgn kondom mereka aman dr HIV-AIDS atau pnykit kelamin lainnya berarti mereka tersesatkan.”
• Prof.Dr. Biran Affandi (2000): “tingkat kegagalan kondom dalam KB mencapai 20%.”
• Prof. Dr. Haryono Suyono (1994): Kondom dirancang untuk KB dan bukan untuk mencegah virus HI-AIDS. Dapat diumpamakan bahwa besarnya sperma seperti ukuran jeruk Garut, sedangkan kecilnya virus HIV seperti ukuran titik.”
Serta penelitian yang lain yang dilakukan oleh :
• Weller S, Davis K. Condom effectiveness in Reducting Heterosexual HIV Transmission (cochrane Review), in: The Cochrane Library, issue 2, 2004, Chichester UK, John Wiley and Sons, Ltd
• Weller, Susan C, “ A Meta-Analysis of Condom Effectiveness in Reducing Sexual Transmitted HIV”, Social Science and Medicine, Vol 36 No 12, June 1993, pp 1653-1644
• Collart, David G, M.D, “Condom Failure For Protection From Sexual Transmission Of HIV AIDS : Review Of Medical Literature, Feb 16. 1993
• Zanilman, Jonathan et al, “ Condom Use to prevent Incident STDs: Validity Of Self Reported Condom Use” Sexually Transmitted Disease, Jan-Feb 1995, pp 15-21
Harm Reduction = Solusi?
Maksud Strategi1. Substitusi oral penyalahguna
NAPZA suntik 2. Pembagian jarum suntik steril
Mengurangi resiko penularan ?!
Kampanye Anti Diskriminasi ODHA
• Realitas transmisi HIV• Potensi penularan HIV dari
cairan ODHA• Makna Diskriminasi?• “Bias’ Kampanye anti
diskriminasi ODHA
– sistem beragama yang sinkretistik– sistem politik oportunistik– sistem ekonomi kapitalistik– sistem pendidikan materialistik– sistem sosial-budaya yang hedonistik
• lokalisasi dan legalisasi perzinahan• pornografi-pornoaksi yang dibiarkan• pusat-pusat transaksi narkoba yang ’dipelihara’
• budaya membujang dan menunda pernikahan
– sistem hukum dan pengadilan yang ’rapuh’– sistem persanksian yang tidak menjerakan
dan mencegah
Kebijakan Negara Dan Sistem Yang Tidak Kondusif
–Kesejahteraan Kemiskinan
–Pendidikan uneducated
–Kesehatan–Ketersediaan lapangan
kerja pengangguran–Kepastian hukum dan
keamanan
Hak-hak Warga Negara Yang Terabaikan
Keberadaan dan ’ulah’ LSM-LSM komprador• Agenda terselubung (konspirasi) LSM
komprador• Penyesatan dalam program-program yang
dijalankan LSM komprador– kampanye ABCD yang ’bias dan menyesatkan’– Kondomisasi dan kampanye ’dual protection’– Kampanye dan implementasi program kontrasepsi bagi remaja– Advokasi cuti hamil pelajar– Legalisasi aborsi– Legalisasi perilaku seksual menyimpang dan komunitasnya– Redefinisi keluarga dan revisi hukum-hukum perkawinan– Advokasi perundangan untuk menghapus kultur syariah
(religiusitas) dalam keluarga – Pertarungan ideologi dibalik Kampanye HAM (anti diskriminasi
ODHA-OHIDA), demokratisasi, liberalisasi, keadilan dan kesetaraan gender, pluralisme dan pemberdayaan perempuan