sel suryaa

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil. Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. . Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya 1

Upload: annisapritas

Post on 26-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sel ssaj

TRANSCRIPT

Page 1: Sel Suryaa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan

dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan

asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-

rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,

batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari

fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.

Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah

merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan

menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin,

tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai

merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih

ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. .

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena

dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik,

perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa

dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara

industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan

bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk

memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang

berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat

diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik

tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan

secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga

surya dan trend teknologi yang ada.

1

Page 2: Sel Suryaa

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah ide pembuatan dari solar sel itu ?

2. Bagaimana cara kerja dari solar sel ?

3. Apa saja penerapan solar sel di kehidupan?

1.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui pengertian singkat tentang solar sel

2. Dapat mengetahui prinsip kerja solar sel

3. Dapat memahami aplikasi dari penggunaan solar sel

2

Page 3: Sel Suryaa

BAB II

LANDASAN TEORI

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah

cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk

energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan

untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat

menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari

matahari. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.

Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya,

rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang

maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya

yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang

diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul

sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan

panel yang terkena sinar matahari.

Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan

rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat

mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila

tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya

sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung

pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari,

maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu

berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu

mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.

Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi,

biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang

harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem

sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel

surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila

merakit sendiri.

3

Page 4: Sel Suryaa

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Sejarah   Soral Cell

Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre –

Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini

merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan menyinari

2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode tersebut di balut (coated) dengan

bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak

hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata tenaga

listrik meningkat manakala intensitascahaya meningkat. Selanjutnya penelitian dari

Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyur Inggris

Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo conductivity.

Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day membuktikan bahwa

Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya matahari. Hasil

penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga matahari

secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga

disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan untuk

menggerakkan peralatan listrik.

Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya yaitu

suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas. Tingkat

efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai sebagai sumber

energi, namun kemudian dipakai sebagai sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einstein

mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect. Tulisannya ini

mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau “quanta of energi” yang

sekarang ini lazim disebut “photon.” Teorinya ini sangat sederhana tetapi revolusioner.

Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh

percobaan Robert Andrew Millikan seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia

4

Page 5: Sel Suryaa

mendapatkan Nobel Prize untuk karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein

akhirnya juga mendapatkan Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric

effect yang dipublikasikan 18tahun sebelumnya.

Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat

rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik.

3.2. Cara Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Dapat Menghasilkan Energi

Listrik

3.2.1 Pembangkit Listrik Surya Termal ( Solar Thermal Power Plants ) – Dalam

pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan untuk memanaskan suatu fluida

yang kemudian fluida tersebut akan memanaskan air. Air yang panas akan

menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan

energi listrik.

Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai cara. Pembangkit ini

juga biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya terkonsentrasi (concentrated solar

power plants). Tipe yang paling banyak digunakan adalah desain parabola cekung.

Cermin parabola dirancang untuk menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu

titik fokus, seperti seorang anak yang menggunakan kaca pembesar untuk membakar

kertas. Pada titik fokus tersebut terdapat pipa hitam yang panjangnya sepanjang cermin

tersebut. Didalam pipa tersebut terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang

sangat tinggi, seringkali diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida

panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju ke ruang pembangkitan energi listrik untuk

memasak air, menghasilkan uap air dan menghasilkan energi listrik.

5

Page 6: Sel Suryaa

Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)

Diagram Alir Pembangkit Listrik Termal Surya

Versi lain dari pembangkit listrik surya termal adalah penggunaan tower listrik

(power tower). Tower listrik ini membuat pembangkit listrik surya termal menuju ke

arah baru. Cermin disituasikan untuk memfokuskan radiasi cahaya ke satu titik fokus,

yaitu sebuah menara tinggi yang mana menara ini menerima cahaya untuk mendidihkan

air dan menghasilkan uap air. Cermin-cermin yang digunakan biasanya dikoneksikan ke

sebuah sistem penjejakan (tracking system) cahaya dimana sistem tersebut mengatur

6

Page 7: Sel Suryaa

cermin agar selalu menghadap matahari. Tower listrik ini memiliki beberapa

keuntungan, seperti waktu pembangunan yang relatif cepat.

Power Tower

3.2.2 Pembangkit Surya Fotovoltaik ( Solar Photovoltaic Plants ) – Pembangkit jenis ini

memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi

listrik secara langsung.

   Pembangkit fotovoltaik ini sangatlah sederhana. Beberapa panel surya dipasang

sehingga membentuk array. Masing-masing panel akan mengumpulkan energi cahaya

dan mengkonversikannya secara langsung menjadi energi listrik. Energi listrik ini dapat

dialirkan ke jaringan listrik. Saat ini, pembangkit surya fotovoltaik masih jarang

ditemukan. Hal ini dikarenakan pembangkit listrik surya termal saat ini lebih efisien

untuk memproduksi energi listrik dalam skala besar.

7

Page 8: Sel Suryaa

Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)

3.3. Prinsip Kerja PLTS

3.3.1 Prinsip Kerja PLTS

Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian diubahmenjadi

listrik melalui proses fotovoltaik. Listrik yang dihasilkan oleh modul dapatlangsung

disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam baterai sebelum digunakan kebeban:

lampu, radio, dll. Pada malam hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik,

beban sepenuhnya dicatu oleh battery. Demikian pula apabila hari mendung,dimana

modul surya menghasilkan listrik lebih rendah dibandingkan pada saat

mataharibenderang. Modul surya dengan kapasitas tertentu dapat menghasilkan jumlah

listrik yang berbeda-beda apabila ditempatkan pada daerah yang berlainan. Sumber :

Informasi umum PLTS – PT. Azet Surya Lestari.

 

3.3.2 Keunggulan dan Kelemahan PLTS

Keunggulan-keunggulan PLTS :

•Tidak memerlukan bahan bakar, karena menggunakan sumber energi matahari

yangdapat diperoleh dimana saja secara cuma-cuma sepanjang tahun, sehingga

hampir tidak memerlukan biaya operasi.

•Tidak memerlukan konstruksi yang berat dan menetap, sehingga dapat dipasang

dimana saja dan dapat dipindahkan bilamana dibutuhkan.

8

Page 9: Sel Suryaa

•Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditempatkan di suatu area dan listrik yang

dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ke tempat-tempat yang

membutuhkan) maupun desentralisasi (sistem PLTS dipasang pada setiap rumah,

dengan demikian tidak diperlukan jaringan distribusi).

•Pada pola desentralisasi, gangguan pada satu sistem tidak akan mempengaruhi sistem

yang lain dan tidak banyak energi yang terbuang pada jaringan distribusi.

•Bersifat moduler; kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dengan cara merangkai modul secara seri dan paralel.

•Dapat dioperasikan secara otomatis (unattendable) maupun menggunakan operator

(attendable).

•Ramah lingkungan. Tidak menimbulkan polusi suara maupun polusi asap.

•Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga hampir tidak memerlukan biaya

pemeliharaan, yang diperlukan hanya membersihkan modul apabila kotor dan

menambah air accu (aquades).

•Umur pakai (life time) lebih dari 25 tahun

Kelemahan – kelemahan PLTS :

•Modul surya memiliki efisiensi konversi yang rendah dibandingkan jenis pembangkit

lainnya.

•Untuk bekerja dengan baik, modul surya harus cukup mendapatkan penyinaran

matahari (tergantung pada musim).

9

Page 10: Sel Suryaa

•Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk mendapatkan daya

keluaran yang tinggi.

•Harga modul surya (skala kecil) masih mahal sehingga biaya pembangkitan yang

dihasilkan juga mahal.

3.4. Dampak PLTS Terhadap Lingkungan

3.4.1 Gas Rumah Kaca

Siklus hidup emisi gas rumah kaca pembangkit listrik tenaga surya saat ini berada di

kisaran 25-32 g/kWh dan ini bisa turun menjadi 15 g/kWh di masa yang akan datang.

Sebagai perbandingan, PLTGU batubara menghasilkan 400-599 g/kWh, pembangkit

listrik berbahan bakar minyak menghasilkan 893 g/kWh, pembangkit listrik batu bara

menghasilkan 915-994 g/kWh atau dengan penangkapan dan penyimpanan karbon

sekitar 200 g/kWh, dan pembangkit listrik panas bumi temperatur tinggi menghasilkan

91-122 g/kWh. Hanya pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi temperatur

rendah yang menghasilkan lebih baik, yaitu 11 g/kWh dan 0-1 g/kWh. 

  Untuk beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir, siklus hidup beberapa emisi gas

rumah kaca yang dihasilkan, termasuk energi yang dibutuhkan untuk menambang

uranium dan energi pembangunan pembangkit listrik serta dekomisioning, adalah di

bawah 40 g/kWh, namun beberapa pembangkit nuklir lainnya menghasilkan jauh lebih

tinggi. 

3.4.2 Kadmium

    Salah satu isu yang sering menjadi keprihatinan adalah penggunaan kadmium dalam

sel surya cadmium telurida (CdTe). Kadmium dalam bentuk logam adalah zat beracun

yang memiliki kecenderungan untuk terakumulasi dalam rantai makanan ekologi.

Jumlah kadmium yang digunakan pada film tipis modul Photovoltaic (PV) relatif kecil,

yaitu 5-10 g/m². Dengan teknik kontrol emisi yang tepat, emisi kadmium dari produksi

modul dapat ditekan menjadi nol. Saat ini teknologi PV menyebabkan emisi kadmium

sebesar 0,3-0,9 mikrogram/kWh dalam satu siklus hidup. Sebagian besar emisi tersebut

muncul melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara dalam pembuatan

modul. Pembakaran batubara dan lignit menyebabkan emisi kadmium jauh lebih tinggi.

10

Page 11: Sel Suryaa

Kadmium dari batubara adalah 3,1 mikrogram/kWh,  lignit 6,2 mikrogram/ kWh dan

gas alam 0,2 mikrogram/kWh.

    Jika listrik yang dihasilkan oleh panel fotovoltaik digunakan untuk pembuatan

modul, bukan listrik yang berasal dari pembakaran batubara, emisi kadmium dari

penggunaan batu bara dalam proses produksi dapat dihilangkan seluruhnya.

3.5. CARA KERJA PLTS dan KONSEP KERJA SISTEM PLTS

A = P

1000W /m x ME x PF

P=V.I Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya

matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi

dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk

memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat

menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari

matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga

sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Badingkan dengan

sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk

dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat

menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak

ekosistem planet bumi kita. Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri

dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller),

11

Page 12: Sel Suryaa

dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang

terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung

ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel

surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang

proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari. Rangkaian

kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik

yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki

dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8

volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya.

Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya

matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan

memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama

beberapa jam, tegangan aki itu akan naik.

Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan

menghentikan proses pengisian aki itu. Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya

mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia

dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli

sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk

paket lengkap yang siap pakai.

Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan

dengan bila merakit sendiri. Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis

menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang

ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya.

Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel

surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat

terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak

lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,

sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional

untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari

sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.

Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler

8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan

12

Page 13: Sel Suryaa

bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk

kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh

tegak lurus.

3.6. PLTS untuk Perkotaan di beberapa Negara

Pembangkit listrik tenaga surya merupakan energi yang terbarukan dan tidak pernah

habis selama matahari bersinar. Di masa mendatang dengan ditemukannya teknologi

dan bahan yang semakin murah, diharapkan kota kota di dunia dapat memanfaatkan

energi listrik bersih ini secara optimal. Dimulai adanya aturan keharusan setiap

Mal,Industri dan bangunan pemerintah menggunakan PLTS mandiri.

1.PLTS di Kota Sakai-Jepang

Pemerintah Jepang melakukan kerjasama dengan  perusahaan elektronik Jepang,

SHARP, pemerintah kota Sakai dan Kansai Electric Power akan membuat pembangkit

listrik tenaga surya (solar powered generation plan) di kota Sakai di bagian pinggir

pantai/ laut. Proyek telah selesai sekitar tahun 2010 yang dilakukan dengan 2 tahap

yaitu tahap pertama dibangun pembangkit listrik dengan kapasitas 10 Megawatts dan

tahap kedua dengan kapasitas 28 Megawatts. Manfaatnya?? rencananya semua pabrik

yang ada di daerah tersebut (termasuk SHARP) akan menggunakan pembangkit listrik

ini dan sudah pasti akan mengurangi pencemaran lingkungan serta hemat BBM (bahan

bakar minyak).sumber :http://www.metrogaya.com

13

Page 14: Sel Suryaa

2. PLTS di Australia

Di tahun 2008, Pemerintah Federal Australia meluncurkan Program ‘Australia’s Solar

City’. Program ini merupakan program terbaru yang melibatkan secara aktif masyarakat

dan pemerintah lokal di tujuh kota. Pemerintah Federal Australia mengucurkan dana

AUSD 94 juta. Kota-kota yang terpilih untuk mengikuti program tersebut yaitu  7

kota: Alice Spring, Townsville, Perth, Blacktown, Coburg, Adelaide and Central

Victoria. Dari ketujuh kota tersebut, diharapkan sebanyak 76.000 ton CO2 per tahun

dapat diturunkan melalui pemasangan 3.200 panel fotovoltaik.

Pendekatan Pemerintah Federal Australia di dalam mengembangkan energi surya patut

ditiru. Pemerintah Federal tidak segan untuk mengucurkan dana subsidi kepada kota-

kota tersebut, asalkan masyarakat dan pemerintah setempat mampu menyediakan dana

tambahan. Seperti Kota Townsville yang menerima kucuran dana sebesar AUSD 15 juta

dari Pemerintah Federal. Konsorsium Townsville yang terdiri dari Pemerintah

Queensland, Perusahaan Energi Ergon,

sumber :http://www.alpensteel.com

3. PLTS di Amerika

Siapakah pemilik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di Amerika?

Jawabannya adalah Angkatan Udara (AU). Cukup mengherankan, karena institusi ini

sebelumnya tidak dikenal sebagai penyokong pengembangan energi terbatukan (ET)

yang aktif.

14

Page 15: Sel Suryaa

Angkatan Udara Amerika (the US Air Force) adalah lembaga milik pemerintah yang

paling besar kebutuhan energinya. Baru-baru ini mereka membuka PLTSdengan

kapasitas 14 MW, sekaligus menjadi system terbesar di Amerika. Sistem ini akan

menyediakan seperempat suplai energi bagi fasilitas militer di markas AU Nellis di

gurun Nevada. Markas tersebut memiliki populasi 12 ribu orang tentara dan keluarga.

Gurun Nevada mendapatkan cahaya matahari kontinyu sepanjang tahun. Keuntungan

alamiah ini menjadi alasan pemilihan system energi surya untuk penyediaan energi di

kawasan tersebut.

Sebelum ini, Amerika telah memiliki Sistem energi surya termal raksasa. Di Nevada

terdapat system energi surya termal berkapasitas 64 MW dan 553 MW di gurun Mojave.

Tapi yang satu ini adalah system photovoltaic (PV) untuk pembangkitan listrik. Untuk

mengerjakan proyek ini, AU Amerika mempercayakan kepada perusahaan SunPower.

Salah satu kelebihan system ini adalah karena dilengkapi dengan SunPower T20 Solar

Tracking System yang dapat mengikuti arah gerakan matahari sepanjang hari. Sistem ini

diperkirakan mengurangi emisi karbon hingga 24 ribu ton setiap tahun.

sumber dari worldofrenewables

15

Page 16: Sel Suryaa

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre –

Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini

merupakan cikal bakal teknologi solar cell.

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis

energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian

yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Cahaya atau sinar matahari dapat

dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau photovoltaic.

Cara kerja dari PLTS yaitu : Energi matahari akan ditangkap oleh modul surya

dimana modul surya tersebut terdiri dari photovoltaic berupa sel surya yang tersusun

secara seri-paralel yang berfungsi sebagai penghasil energi listrik, energi listrik akan

mengalir melalui charge controller yang berfungsi sebagai pengisi ke baterai, baterai

akan menghasilkan tegangan DC untuk itu diperlukanlah sebuah inverter untuk

mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC.

Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat

dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum

dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia

baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan

mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel

surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang

masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya.

4.2 SARAN

16

Page 17: Sel Suryaa

Setelah kami menyusun makalah Sel Surya, berikut adalah saran yang dapat kami

kemukakan :

a. Setiap rumah maupun industri diharapkan untuk memanfaatan sumber energi

terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di dalam menggantikan

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel karena hal ini dapat mengurangi emisi gas karbon.

b. Sebaiknya pembuatan bahan-bahan PLTS dibuat didalam negeri tanpa harus

mengimport dari negara lain

c. Sebisa mungkin pembuatan modul surya dilakukan didalam negeri sebab jika modul

sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya

pembangunan PLTS.

17

Page 18: Sel Suryaa

TUGAS

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2:

1. Annisa Prita Sekarwangi 21060114130097

2. Aaa

3. Aaa

4. Aaa

5. Aaa

6. Aaa

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2016

18