sejarah peradaban islam
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAMDalam pembahasan pengertian sejarah peradaban Islam ini, terdapat tiga konsep
utama yang perlu di jelaskan terlebih dahulu, yaitu: “sejarah”, “peradaban”, dan
“Islam”. Ketiga konsep tersebut pada gilirannya perlu dipahami sebagai suatu
kesatuan konsep “sejarah dan peradaban Islam”.
1. Pengertian Sejarah
Secara etimologis pengertian sejarah dapat ditelusuri dari asal kata sejarah
yang sering dikatakan berasal dari kata arab “syajarah”, artinya “pohon kehidupan”.
Yang mana dalam bahasa Inggris disebut “history”, sebuah kata yang lebih popular
untuk menyebut sejarah sebagai ilmu pengetahuan.
Adapun Definisi sejarah menurut pendapat beberapa ahli yang dapat dipaparkan
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Ibnu Khaldun
Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau
peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak-watak
masyarakat itu, seperti keliaran, keramah tamahan dan solidaritet golongan,
tentang revolusi-revolusi dan pemberontakan-pemberontakan oleh segolongan
rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-
kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam, tentang
bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan
dan pertukangan, dan padau mumnya tentang segala perubahan yang terjadi
kedalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
b. Menurut Bauer
Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk
melukiskan dan dengan penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena
1
kehidupan sepanjang terjadi perubahan karena adanya hubungan antara
manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada masa-masa
berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporerdan di dalam
hubungan terhadap yang tidak dapat diproduksi kembali.
c. Menurut Zidi Gazalba
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian
dan kefahaman tentang apa yang telah berlalu itu.
d. Menurut Brenheim
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta di
dalam waktu temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat
manusia dalam aktifitas mereka (baik individu maupun kolektif) sebagai
makhluk sosial di dalam hubungan sebab akibat.
Sejarah memiliki dua konsep. Konsep pertama, sejarah dengan
pengertiannya (serangkaian peristiwa masa lampau) yang dapat memberikan
pemahaman akan arti obyektif tentang masa lampau, adapun konsep kedua,
(keseluruhan pengalaman manusia), yaitu sejarah menunjukkan maknanya
yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah kisah atau cerita.
Adapun Karakteristik sejarah dapat dilihat dalam tiga orientasi yang
saling berhubungan. pertama, sejarah merupakan pengetahuan mengetahui
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan manusia di masa
lampau dengan kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Kedua, sejarah
merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai
kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis
atas peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Ketiga, sejarah sebagai falsafah
yang didasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan-perubahan
masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang
proses suatu masyarakat
2
Sejarah yang memiliki karakteristik dan sebagai ilmu pengetahuan
pasti mempunyai kegunaan. Diantara kegunaannya antara lain: pertama, untuk
kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya kelompok itu. Kedua,
sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh-
contoh di masa lampau. Ketiga, sejarah berfungsi sebagi sarana pemahaman
mengenai hidup dan mati.
2. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Dalam bahasa indonesia, kata peradaban seringkali dipahami sama artinya dengan
kebudayaan. Akan tetapi dalam Bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara
kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban dan culture untuk
kebudayaan. Demikian pula dalam Bahasa Arab, berbeda pula antara kata tsaqafah
(kebudayaan), dan hadlarahtamaddun (peradaban), bahkan dalam bahasa Melayu
istilah tamaddun dimaksudkan (kemajuan), dan kata untuk menyebut keduanya. Hal
seperti ini tidaklah menunjukkan perbedaan dari segi makna, Seperti yang dikatakan
oleh Yusuf Qardhawi bahwa peradaban adalah “sekumpulan dari bentuk-bentuk
kemajuan, baik yang berupa kemajuan bendawi, ilmu pengetahuan, seni, sastra,
maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat atau pada masyarakat yang
serupa”.
Islam merupakan sistem keyakinan dan kepercayaan serta aturan yang mengatur
manusia dengan tuhannya dan manusia dengan manusia serta manusia dengan
lingkungannya, maka makna peradaban Islam dibagi dalam tiga pengertiannya:
1. kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode
kekuasaan Islam, mulai dari periode Nabi Muhammad saw sampai
perkembangan kekuasaan Islam sekarang.
2. Hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu
pengetahuan, dan kesenian.
3. kemajuan Islam atau kekuasaan Islam berperan melindungi pandangan hidup
Islam.
Menurut A. R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah
peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab
3
timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya
dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji
peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-
macam. Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi
antara lain:
1. Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)
2. Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
3. Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
4. Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
5. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
6. Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
7. Timur tengah setelah baghdad jatuh (1258-1520 M)
8. Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
9. Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914
M)
10. Dunia islam sejak perang dunia 1 (1914-1968 M)
1.2. TUJUAN PENULISAN1. Untuk Mengetahui Sejarah Peradaban Islam Sebelum Hadirnya nabi
Muhammad SAW
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Jazirah Arab Praislam
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JAZIRAH ARAB PRA ISLAMHaruslah kita ketahui walaupun agak sedikit keadaan bangsa Arab
sebelum datang agama Islam, karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula
menerima agama Islam. Sebelum datang agama Islam, mereka telah
mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-
peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak, hukum-hukum
dan peraturan-peraturan hidup.
Jadinya agama baru ini datang kepada bangsa yang bukan bangsa baru.
Maka bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-
peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam.
Kemudian terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-
pertarungan ini baru dapat kita dalami, kalau pada kita telah ada pengetahuan
dan pengalaman sekedarnya, tentang kehidupan bangsa Arab, sebelum
datangnya agama Islam.
Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal
orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalh yang dimulai dari
kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam. Adapun yang sebelum itu tidaklah
dapat diketahui. Yang demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk
padang pasiritu terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang selalu
berperang-perangan.
Peperangan-peperangan itu pada asal mulanya ditimbulkan oleh
keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat sajalah yang
berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang-padang rumput
tempat menggembalakan binatang ternak. Adapun si lemah, dia hanya berhak
mati atau jadi budak.
5
Peperangan-peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga; karena
itu mereka tidak mempunyai waktu dan kesempatan lagi untuk memikirkan
kebudayaan. Dan bilamana di antara mereka dapat bekerja, mencipta dan
menegakkan suatu kebudayaan, datanglah orang lain memerangi dan
meruntuhkannya.
Dan lagi, mereka buta huruf. Oleh karena itu sejarah dan kehidupan
mereka tiadalah dituliskan. Jadi, tidak ada bengunan-bangunan yang dapat
melukiskan sejarah mereka dan tidak ada pula tulisan-tulisan yang dapat
menjelaskan sejarah itu. Adapun yang sampai kepada kita tentang orang-
orang jaman dahulu itu, adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah
mereka, muali dari masa seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat kita
ketahui dengan perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari
perawi-perawi
Adapun sejarah bangsa Arab penduduk negeri, Adalah lebih jelas.
Negeri-negeri mereka ialah: Jazirah Arab bahagian selatan, kerajaan Hirah
dan Ghassan, dan beberapa kota ditanah Hejaz.
2.2. BANGSA ARAB SEBELUM HADIRNYA NABI
MUHAMMAD SAW 1. Asal Usul Bangsa Arab
Secara Etimologis kata Arab berasal dari kata ‘Araba artinya yang
berani bergoyang atau mudah berguncang. Bangsa Arab maupun Israel
termasuk dalam rumpun bangsa Semit atau Samyah. Nabi Ibrahim dianggap
sebagai cikal bakal dari rumpun bangsa itu yang diduga berasal dari
Babilonia.
Secara fisik bangsa Arab tidak menunjukkan bentuk yang tunggal,
karena terdapat variasi yang berkatan dengan lokasi. Di Arab Utara fisik
mereka mirip dengan orang Eropa, yang memiliki rambut agak kemerah-
merahan, agak bergelombang, dan warna kulit agak cerah. Di Arab Tengah
6
fisik mereka agak tambun, warna kulit cerah, rambut bergelombang denga
warna hitam. Sedangkan Arab Selatan memilki bentuk hidung mancung dan
melengkung, bagai patuk burung elang. Bentuk pipi menonjol, mata tajam
agak terlindung tulang dahi. Rambut hitam dan bergelombang dengan warna
kulit agak kelam. Perkembangan bangsa Arab terbagi kepada dua kelompok
besar, yaitu:
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka
telah terhenti bersama dengan punahnya mereka dipermukaan bumi,
seperti bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan
yang umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan
nabi Ismail as.
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan
kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata
kehidupan yang terlepas dari nilai-nilai ajaran Agama, walaupun
masyarakatnya menganut agama.
2. Arab Pra-Islam
a) Segi Sosial Budaya Arab
Sistem sosial masyarakat Arab mengikuti garis bapak (patrilinial)
dalam memperhitungkan keturunan, sehingga setiap nama anak
dibelakangnya selalu disebutkan nama bapak. Bahkan secara beruntun nama
bapak-bapak mereka dicantumkan dibelakang nama mereka dan dikaitkan
dengan status dalam keluarga , yaitu bin yang berasal dari kata ibnu yang
berarti anak laki-laki. Bagi anak perempuan tentu saja disebut binti, yang
berarti anak perempuan. Orang-orang Arab sangat bangga dengan rentetan
nama-nama dibelakang nama mereka.
Dalam sebuah kabilah atau suku bangsa mereka terikat oleh bapak
moyang mereka yang sangat dihormati. Sekelompok orang yang berada dalam
satu garis keturunan dengan moyang yang sama biasa disebut sebagai satu
7
keluarga besar dengan sebutan Bani (anak keturunan), keluarga atau dinasti
tertentu. Dalam sistem masyarakat Arab yang sederhana sebuah kabilah
dikepalai seorang ternama sebagai seorang patriarkh atau seoarang bapak
utama atau perimus interpares, dengan julukan syekh.
Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat feodal dan sudah
mengenal sistem perbudakan. Sistem kekerabatanya adalah sistemik partilinial
(Patriarchat-agnatic) yaitu hubungan kekerabatan yang berdasarkan garis
keturunan bapak. Wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam
masyarakat. Bahkan tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan,
mereka merasa malu dan hina, kemudian mereka kuburkan hidup-hidup,
seperti yang dinyatakan dalam ayat Al-qur'an surat An-Nahl Ayat 58-59:
artinya: dan apabila salah seorang diantara mereka dikabarkan dengan
kelahiran anak perempuan, lalu merah pada mukanya, sedang ia berduka cita.
Ia menyembunyikan diri dari kaumnya, karena kejelekan berita tersebut,
apakah anak perempuan tersebut terus dipelihara dengan menanggung hina
atau dikubur hidup-hidup ke dalam tanah. Ketahuilah amat kejam hukuman
yang mereka lakukan.
Dengan demikian, akhlak masyarakat telah merosot sekali, sehingga
sering berlaku hukum rimba yakni siapa yang perkasa ialah yang berkuasa,
siapa yang bodoh diperas oleh yang pandai, siapa yang miskin dihisap oleh
yang kaya. Masa inilah yang disebut dengan masa Jahiliyah.
Jahiliyah (bahasa Arab: جاهلية, jahiliyyah) adalah konsep dalam
agama Islam yang berarti "ketidaktahuan akan petunjuk ilahi" atau "kondisi
ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan" atau masa kebodohan (Qutb, Sayyid
(1981). Milestones. The Mother Mosque Foundation. p.11, 19) keadaan
tersebut merujuk pada situasi bangsa Arab sendiri, yaitu pada masa
masyarakat Arab pra Islam sebelum diturunkannya al-Qur'an. Pengertian
khusus kata Jahiliyah ialah keadaan seseorang yang tidak memperoleh
bimbingan dari Islam dan al-Qur'an.
8
b) Ekonomi dan Perdagangan
Terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus kering dan gersang,
maka pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari
kegiatan perdagangan dan peternakan, maka terkenallah beberapa kota di
Hijaz sebagai pusat perdagangan, seperti Mekkah, Madinah, Yaman dan lain-
lainya. Dikota Mekah setahun sekali diadakan keramaian yang ramai
dikunjungi orang sekitarnya, sehingga dengan demikian Mekkah tumbuh
menjadi kota dagang antar suku bangsa yang terdapat di sekitar Jazirah Arab,
disamping itu penduduk yang tinggal dipedesaan umumnya hidup dengan
beternak kambing, biri-biri dan unta. Ternak ini sekaligus merupakan bahan
makanan bagi mereka. Hewan ternak ini mereka gembalakan dengan
jumlahnya amat sedikit dan terbatas di Jazirah Arab. JOleh karena itu
kehidupan para pternak selalu berpindah-pindah (nomaden) sesuai dengan
lahan tempat mereka, perselisihan atau peperangan antar suku dengan yang
lain disebabkan ternak. Mereka saling memperebutkan lahan yang memiliki
padang rumput dan air, demi mempetahankan kehidupan.
c) Politik dan Pemerintahan
Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing,
bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab.
Kerjaan–kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab bagian selatan umumnya
berdaulat atas wilayah mereka yang sempit dan sebatas masyarakatnya.
Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku
diperintah oleh seorang Syaikh, yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani
di antara anggota kabilah tersebut. Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas
sosial yang menyeluruh bagi semua suku Arab, bahkan hubungan kerjasama
antar suku hanya didasari atas kepentingan bersama, tanpa ada kepentingan
bersama, sukar tercipta hubungan kerjasama antar suku atau antar kerajaan-
kerajaan kecil yang terdapat di sekitar Jazirah Arab, seperti kerajaan Mu'in
Himyar, Saba' Hirrah, Gassan dan lain-lainya.
9
Kota Mekkah diperintah oleh suku quraisy, yang berasal dari
keturunan Qusai bin Kilab. Oleh karena itu mereka disegani dan dihormati
oleh suku-suku Arab lainnya. Semenjak masa Qusai bin Kilab, pelaksanaan
pemerintahan kota Mekkah berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada masa
Abd. Al-Dar, salah seorang anak Qusai bin Kilab, telah mulai timbul
perselisihan antar anak Abd. Al-Dar dengan anak saudaranya Abd. Al-Manaf.
Perselisihan ini umumnya disebabkan oleh kota Mekkah. Perselisihan ini
berlanjut sampai dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, walaupun dalam
intensitas yang berbeda.
d) Agama dan Kepercayaan
Sebelum Islam lahir dan dikembangkan di kawasan Padang Pasir
Nejed yang melengkupi Mekah dan Madinah di sana telah berkembang agama
Yahudi maupun Nasrani. Namun orang-orang Pribumi masih banyak
memeluk keyakinan penyembahan berhala, yang terutama dipeluk oleh orang-
orang Arab dari kabilah Quraisy di Mekkah.
Mayoritas bangsa Arab sebelum Islam menganut kepercayaan yang
menyembah berhala atau patung atau benda-benda lain yang dianggap
mempunyai kekuatan gaib seperti batu, pohon kayu, binatang dan sebagainya.
Oleh karena itu, dikalangan mereka terdapat beberapa nama Tuhan yang
disembah seperti Uzza, Mana, Lata dan Hubal. Hubal adalah Tuhan orang-
orang keturunan suku Quraisy. Berhala ini berbentuk manusia. Ada sekitar
360 buah patung di sekitar Ka'bah yang disembah oleh orang-orang Arab
sebelum Islam.
Terdapat berbagai agama dan kepercayaan di Semenanjung Tanah
Arab termasuklah Majusi, Nasrani, Yahudi dan Hanif, Berhala, Animisme dan
Tahyul. Kepelbagaian ini berlaku kerana adanya pengaruh asing disamping
menaruh harapan yang tinggi terhadap alam sekitar yang di percaya dapat
mengawasi dan membantu kehidupan seharian.
10
Kepercayaan Majusi disebarkan oleh orang Parsi yang menjajah
Bahrain, Oman dan Yaman. Masyarakat Arab di kawasan ini turut memuja api
sebagaimana diamalkan oleh Masyarakat Parsi. Agama Nasrani disebarkan
oleh orang-orang Rom yang menjajah Hirah dan Ghassan di utara
Semenanjung Tanah Arab, mereka mempunyai kitab suci tetapi ajaran yang
dibawa oleh Nabi Isa a.s telah di ganti berdasarkan kefahaman mereka sendiri.
Najran merupakan pusat agama ini.
Agama Yahudi disebarkan oleh saudagar-saudagar yang berasal dari
Palestina. Penganut asal agama ini ialah Bani Israil. Mereka mempunyai kitab
suci tetapi ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa telah di ganti oleh orang-orang
Yahudi. Mereka membohongi masyarakat Arab, dengan menyatakan agama
mereka benar daripada Allah SWT. Agama Yahudi bertapak di Yaman dan
Madinah.
Disamping itu terdapat segelintir orang Arab yang menganut ajaran
yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s digelar Hunafa dan bertempat Makkah.
Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Ismail a.s sampai di Makkah lebih awal.
Maka ajaran Hanif mendahului ajaran Yahudi dan Nasrani di Arab. Penganut
agama-agama dari langit yaitu Hanif, Nasrani dan Yahudi dikalangan
masyarakat Arab tidak ramai, mereka menjalani kehidupan berdasarkan ajaran
yang dianuti kecuali penganut Yahudi didapati lebih kejam terhadap penganut
ajaran lain.
Kepercayaan yang paling dominan di kalangan masyarakat Arab ialah
penyembahan berhala. Penyembahan berhala muncul selepas kewafatan Nabi
Ismail a.s. Masyarakat berkehendak perantara bagi menghubungkan mereka
dengan Allah SWT. Mereka mencipta berhala-berhala daripada kayu-kayu
dan batu dan diletakkan di sekeliling Ka’bah. Penyembahan berhala muncul
lebih awal dari agama Nasrani dan Yahudi. Masyarakat Arab menganggap
penyembahan berhala adalah amalan nenek moyang mereka yang perlu
dipertahankan
11
Di samping mempercayaai berhala, masyarakat Arab percaya kepada
anamisme dan tahyul. Objek cakrawala dan objek di bumi disembah sebagai
menandakan pengharapan dan terima kasih ke atas apa yang mereka terima.
Mereka memuja tukang tilik dan percaya tanda-tanda baik dan buruk yang
ditunjukan sesuatu objek.
Disamping agama menyembah berhala diatas terdapat pula sebahagian
kecil penduduk Mekkah dan sekitarnya yang menganut agama Hanafiyah,
yaitu agama monotheisme yang dibawa oleh nabi Ibrahim as.
3. Tradisi Arab pada Masa Jahiliyah
Tradisi orang arab yakni berkelompok, karena mustahil hidup sendiri
dengan keadaan wilayah yang tandus, hidup nomaden berpindah dari satu
oase ke oase lain. Tradisi lain yakni berdagang, berpuisi menghafal dan
menghormati bulan haram (al asyhur al Hurum). Mereka memiliki tradisi
berdagang, karena tandus jadi mereka mendirikan pasar athunan seperti pasar
Ukaz, Majanna, Dzul Majaz (Maryam, 2003: 22).
4. Tradisi Arab pada Masa Islam
1. Prinsip Ruhaniah
Agama Islam merupakan rahmatan lil alamin, agama yang bertanggung
jawab untuk membahagiakan semua umat manusia. Agama penyempurna
agama samawi terdahulu. Prinsip pokok agama islam adalah aqidah
(beriman) kepada Allah SWT.
2. Prinsip Rasionalitas
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat arabiyah masih menganut agama
watsaniyah yang apabila dipikir oleh rasio menyimpang.
12
3. Prinsip Sosial
Bangsa Arabia Jahiliyah masih mengenal sistem kabilah (berkelompok)
yakni fanatisme terhadap suku lain. Setelah Islam datang apabila terjadi
permusuhan atau pembunuhan, maka diserahkan kepada negara untuk
mendapatkan hukuman yang sesuai dengan prinsip ummah.
4. Prinsip Kemanusiaan
Islam datang sistem perbudakan terhapuskan, toleransi antar sesama, yakni
dilarang merusak gereja, membunuh antar manusia. Karena inti dari agama
islam adalah tauhid.
[1] http://sejarahstpm.blogspot.com/2009/04/agama-dan-kepercayaan-masyarakat-arab.html. di unduh tanggal 6 Desember 2012.[2] Su’ud, Abu. 2003. Islamologi, Sejarah Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban Umat Manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Hlm:15.[3] Wildana Wargadinata, Laily Fitriani. 2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Yogyakarta: UIN-Malang Press. Hlm 67.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULANAsal-usul bangsa Arab dari rumpun Bangsa Semit. Menurut Hasan Ibrahim Hasan,
perkembangan bangsa Arab terbagi kepada dua kelompok besar, yaitu:
a. Arab Ba'idah, yaitu kelompok yang telah punah sejarah mereka telah
terhenti bersama dengan punahnya mereka di permukaan bumi, seperti
bangsa Ad dan Tsamud.
b. Arab Musta'rabah (Arab Campuran), yaitu keturunan suku Ad-nan yang
umumnya mereka tinggal di hijaz. Mereka adalah keturunan nabi Ismail
as.
1. Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan
kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, Jahiliyah dalam pengertian suatu
tata kehidupan yang terlepas dari nilai-nilai ajaran agama, walaupun
masyarakatnya menganut agama.
2. Masyarakat Jahiliyah tidak mempunyai peraturan hidup yang jelas,
sebaliknya menurut hawa nafsu semata-mata.
3.2 SARANDemikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin
14
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahstpm.blogspot.com/2009/04/agama-dan-kepercayaan masyarakat-
arab.html. Di unduh tanggal 7 Desember 2012.
Su’ud, Abu. 2003. Islamologi, Sejarah Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban
Umat Manusia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Wildana Wargadinata, Laily Fitriani. 2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya.
Yogyakarta: UIN-Malang Press.
15