sejarah mea

9
Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Pada pertemuan di Bali pada tahun 2003 yang dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN gagasan untuk mewujudkan cita-cita kawasan yang memiliki integritas ekonomi kuat mulai dirancang langkah awal dan diprediksikan akan dimulai pada tahun 2020. Namun, pada pertemuan di Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi ekonomi dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta menghadapi persaingan global terutama dari China dan India [2] . Percepatan keputusan negara ASEAN untuk membentuk MEA yang pada awalnya akan dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015 menggambarkan tekad ASEAN untuk segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global. Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka strategis yang meliputi pasar tunggal dan basis produksi internasional, kawasan ekonomi yang saling memiliki daya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN, mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan hubungan kerjasama ekonomi yang erat dengan

Upload: renie

Post on 03-Feb-2016

138 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sejarah masyarakat ekonomi asia

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Mea

Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Pada pertemuan di Bali pada tahun 2003 yang dihadiri oleh negara-negara anggota

ASEAN gagasan untuk mewujudkan cita-cita kawasan yang memiliki integritas ekonomi

kuat mulai dirancang langkah awal dan diprediksikan akan dimulai pada tahun 2020.

Namun, pada pertemuan di Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para negara-

negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA). Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi

ekonomi dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta menghadapi

persaingan global terutama dari China dan India[2]. Percepatan keputusan negara ASEAN

untuk membentuk MEA yang pada awalnya akan dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015

menggambarkan tekad ASEAN untuk segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya

saing antar sesama negara anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global.

Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, daya saing kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka

strategis yang meliputi pasar tunggal dan basis produksi internasional, kawasan

ekonomi yang saling memiliki daya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata,

peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN, mengurangi tingkat pengangguran

dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan hubungan kerjasama

ekonomi yang erat dengan organisasi global lainnya. Hal ini tentunya akan

memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN

yang mayoritas merupakan negara berkembang.

Kesepakatan perjanjian antara negara-negara ASEAN yang dilakukan untuk

membuat persetujuan bagi skema-skema untuk meningkatkan kerjasama

industri di antara  Negara-negara ASEAN (AIP) pada tahun 1980, Proyek

Komplementasi ASEAN (AIC) 1981, dan Usaha Patungan Industri ASEAN (AIJV)

pada tahun 1983. Dalam kurun waktu yang sama, ASEAN mengadakan

restrukturisasi kelembagaan. Pada Menteri Ekonomi mereorganisasi perangkat

kerjasamanya dan merampingkannya dari delapan komite  tetap dan ad-hoc menjadi

lima komite.

Page 2: Sejarah Mea

            Didalam perkembangannya, kerjasama ekonomi ASEAN juga menghadapi

berbagai kendala antara lain berupa :

a)      Adanya sikap merkantilitis di sementara kalangan di Negara-negara ASEAN,

sebagaimana tercermin pada pandangan yang inward-looking dan keinginan

memenuhi semua kebutuhannya sendiri untuk memenuhi kepentingan nasional

saja.

b)      Kesulitan untuk menciptakan pembagian manfaat dari kerjasama ekonomi

ASEAN secara adil dan seimbang (konsep equality bagi Negara-negara

angotanya).

c)      Pendekatan kerjasama ekonomi yang serba terbatas dan selektif, serta tidak

adanya sistem sasaran yang jelas.

d)     Kesulitan memobilisasikan dana untuk mengembangkan skema-skema kerjasama

ekonomi ASEAN.

e)      Tidak adanya dukungan studi kelayakan yang tepat dan kurat bagi skema-skema

kerjasama ekonomi ASEAN.

Banyak kalangan menyatakan pencapaian dari kerjasama ekonomi ASEAN pada

masa pra-KTT ASEAN III masih sangat terbatas. Di samping itu, terdapat

pula pencapaian yang bersifattangible seperti, pembentukan dana ASEAN, pendirian

dua satelit bumi, pengaturan preferensi perdangangan ASEAN, terutama usaha

patungan industri ASEAN  (AIJV). Pendirian Perusahaan Reasuransi ASEAN dan

lain-lainnya. Kesemuanya merupakan “asset” ASEAN dalam meningkatkan

kerjasama ekonomi mereka selanjutnya.

     Lingkungan ekonomi global yang kurang bersahabat dengan ASEAN

terbatasnya raihan-raihan kerjasama ekonomi ASEAN semasa pra-KTT ASEAN III,

dan semangat regionalisme  yang semakin menghangat, serta kesediaannegara-negara

ASEAN untuk membuka dirinya, merupakan motivasi dan dorongan kuat bagi

penyelenggaraan KTT ASEAN III di Manila pada bulan Desember 1987. KTT III

menetapkan tekad untuk terus mengusahakan peningkatan kerjasama ekonomi

diantara negara-negara ASEAN dan antara ASEAN dengan negara-negara mitra

wicara, berbagai studi telah diadakan unntuk mencari kerjamsama ekonomi ASEAN

Page 3: Sejarah Mea

dan unutk menemukan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi yang paling cocok dengan

situasi dan kondisi ekonomi dari negara-negara ASEAN.  

            Adanya komitmen di antara negara-negara ASEAN untuk saling memberikan

preferensi secara bertahap diharapkan menciptakan perluasan pasar yang pada

akhirnya dapat menciptakan kesatuan pasar. Sejalan dengan strategi ini, terciptanya

perluasan dan kesatuan-kesatuan pasar diharapkan perkembangan industry-industri

ASEAN terutama yang berskala besar, yang kemudian akan mendorong investasi

asing untuk memasuki wilayah kawasan ASEAN.

            Dalam kaitan yang sama, pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM)

ke-22 di Bali, Oktober 1990, menghasilkan beberapa prakarsa baru. Dibidang

perdangangan disepakati untuk memberlakukan Tingkat Tarif Efektif yang

Sama (Common Effective Prefenrential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar

produk  per produk. Gagasan ini pada intinya tidak mengubah peraturan PTA yang

telah ada, tetapi merupakan tambahan elemen baru, sehingga secara bertahap konsep

MOP (margin of Preference) dapat diganti dengan konsep CEPT yang pada

gilirannya diharapkan dapat menghilangkan kendala-kendala perdangangan di

antaranegara-negara ASEAN. Konsep CEPT ini juga diterapkan pada pengaturan

kerjasama ASEAN dibidang industri terutama produk-produk IIJV.

Tujuan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015

Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan

stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi

ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi

antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis

seperti tahun 1997.

Ekonomi ASEAN 2015

Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dimana

dengan tujuan yang baik itu diharapkan mampu membawa perubahan untuk

pertumbuhan ekonomi di Indonesia agar lebih baik. Apabila kita melihat lebih jauh

Page 4: Sejarah Mea

dibalik tujuan untuk meningkatkanstabilitas perekonomian antar negara ASEAN

artinya sisi lain yang dapat kita lihat bahwa sama saja seperti meliberalisasikan arus

barang, tenaga kerja, investasi dan modal. Liberalisasi arus barang artinya akan

terjadi pengurangan dan penghilangan hambatan tarif. Liberalisasi modal akan

dilakukan dengan meniadakan aturan administrasi yang

menghambat penanaman modal, artinya semua orang yang masuk kawasan ASEAN d

apat menanamkan modalnya dinegara ASEAN secara lebih mudah. Selain itu adanya

liberalisasi tenaga kerjadimana kita bebas mencari lapangan pekerjaan tidak hanya di

dalam negeri melainkan di kawasan ASEAN

Mempersiapkan Langkah Strategis

Pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah

di depanmata. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi

sasaran masuknya produk-produk negara anggota ASEAN. Indonesia Harus banyak

belajar dari pengalaman pelaksanaan free trade agreement (FTA) dengan China,

akibatnya China menguasai pasar komoditi Indonesia. Tidak ada pilihan lain selain

menghadapi dengan percaya diri bahwa

 bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsert

aan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini. Beberapa langkah strategis yang perlu

dilaksanakan oleh pemerintah ialah dari sektorusaha perlu meningkatkan

perlindungan terhadap konsumen, memberikan bantuan

modal bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah,

memperbaiki kualitas produk dalam negeridan memberikan label SNI bagi produk

dalam negeri agar memiliki nilai ekspor sehinggamampu bersaing, mendorong swasta

untuk memanfaatkan pasar terbuka. Dalam sektorinvestasi, Indonesia dinilai akan

menjadi negara yang lebih banyak diuntungkan karenadiharapkan investasi asing

mampu tumbuh pesat di Indonesia.Dalam sektor tenaga kerja Indonesia perlu

meningkatkan kualifikasi pekerja,meningkatkan mutu pendidikan serta

pemerataannya dan memberikan kesempatan yang samakepada masyarakat. Sektor

infrastrukturperlu adanya perbaikan infrastruktur fisik

Page 5: Sejarah Mea

melalui pembangunan atau perbaikan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikas

i, jalan tol, pelabuhan, dan restrukturisasi industri. Selain itu, perlu adanya sosialisasi

kepada masyarakat luas mengenai adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang diharapkan mampu menumbuhkan

rasa percaya diri dan kesiapannya ketika era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

datang.Kita akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan dalam datangnya

era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 apabila kita mempunyai daya saing yang

kuat, persiapanyang matang, sehingga produk-produk dalam negeri akan menjadi

tuan rumah dinegerisendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015 untukkepentingan bersama dan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Page 6: Sejarah Mea

Sumber:

http://www.academia.edu/6759428/era_Masyarakat_Ekonomi_ASEAN_2015

http://diplomacy945.blogspot.com/2010/06/kerjasama-ekonomi-di-kawasan-asia.html