sejarah matematika : sistem penulisan bilangan
DESCRIPTION
Berisi tentang sistem penulisan dari berbagai bangsaTRANSCRIPT
Assalamualaikum Wr Wb
SEJARAH MATEMATIKA(AAKC148)
Presentasi
MAKALAH
“ SISTEM PENULISAN BILANGAN”
Dosen Pembimbing :Drs. Hidayah Ansori, M.Si.
BANJARMASIN2011
Olehkelompok 1 :
Azella Dara D.S. A1C109022
Basri A1C109026
Eka Munawarti A1C109049
Fenny Pawitra U. A1C109050
Rudi Hartono A1C109039
Tries Morina T. A1C109038
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penulis kira hal seperti ini (sejarah) adalah khazanah
pengetahuan yang harus diketahui oleh para
matematikawan. Matematikawan yang baik adalah
orang yang berpacu pada inovasi bahkan invensi
matematika masa depan namun tidak melupakan
sejarah yaitu hal yang mendasari dari apa , mana dan
bagaimana matematika itu tumbuh dan berkembang.
1.2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sistem penulisan bilangan ?
Bagaimana cara penulisan sistem bilangan dengan sistem pengelompokan sederhana?
Bagaimana cara penulisan sistem bilangan dengan sistem perkalian ?
Bagaimana cara penulisan sistem bilangan dengan sistem pencirian ?
Bagaimana cara penulisan sistem bilangan dengan sistem posisi ?
Bagaimana cara penulisan sistem bilangan dengan menggunakan basis bilangan yang lain?
1.3. Tujuan
Mengetahui dan memahami sistem penulisan bilangan.
Mengetahui cara penulisan sistem bilangan dengan sistem pengelompokan sederhana.
Mengetahui cara penulisan sistem bilangan dengan sistem perkalian.
Mengetahui cara penulisan sistem bilangan dengan sistem pencirian.
Mengetahui cara penulisan sistem bilangan dengan sistem posisi.
Mengetahui cara penulisan sistem bilangan dengan menggunakan basisi bilangan yang lain.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. SISTEM PENGELOMPOKAN
SEDERHANA
3. SISTEM PENCIRIAN
2. SISTEM PERKALIAN
4. SISTEM POSISI
5. BASIS BILANGAN YANG LAIN
SISTEM PENULISAN BILANGAN
Sejak dahulu penulisan bilangan
menggunakan bilangan basis ( dasar ),
misalnya bilangan yang menggunakan basis
bilangan b, maka simbol bilangan yang
digunakan 1,2,3, . . . ,b. Untuk penulisan
bilangan yang lebih dari b penulisannya
dengan mengkombinasikan simbol — simbol
yang digunakan.
Penulisan bilangan dengan sistem pengelompokan sederhana menggunakan basis bilangan, misalnya basis b, maka simbol yang digunakan : 1, b, b2, b3 dan seterusnya. Nilai suatu bilangan merupakan penjumlahan nilai simbol - simbol yang digunakan untuk bilangan tersebut.
1. SISTEM PENGELOMPOKAN SEDERHANA
Ada beberapa bilangan yang menggunakan sistem pengelompokan sederhana, yakni :
1.1. Bilangan Hieroglyphic1.2. Bilangan Babylonia1.3. Bilangan Attika1.4. Bilangan Romawi
1.1. Bilangan Hieroglyphic
Bilangan ini digunakan oleh bangsa Mesir Kuno dengan basis 10, dan simbol yang digunakan adalah :
Google.com
Nilai 1 10 102 103 104 105 105 , atau
lebih
Hierog
lyphic Atau
Ketera
ngan
garis tungga
l
tumit simpul tali
teratai Telunjuk
Berudu /katak
Lelaki mengangkat kedua tangan
nya
Wikipedia.org
Ilustrasi :
13015 = 1.104 + 3.103 + 1.10 + 5=
1.2. Bilangan Babylonia
Google.com
Bilangan Babylonia ini digunakan sekitar tahun 2000 sampai tahun 200 sebelum masehi yang ditulis di batu sebagai medianya berupa tablet - tablet dan papirus. Bilangan ini juga menggunakan basis 10 dengan simbol - simbol yang digunakan adalah :
Simbol : Nilai : 1 10
Google.com
Simbol ini digunakan untuk pengurangan
Ilustrasi : 25 = 2.10 + 5 =
38 = 40 – 2 =
1.3. Bilangan AttikaBilangan Attika ini digunakan oleh bangsa Yunani sekitar abad ke - 3 SM dengan basis 10. Simbol - simbol yang mereka gunakan adalah :
Simbol : Ι П Δ Η Χ Μ
Nilai : 1 5 10 102 103 104
Kombinasi simbol 5 dengan simbol lain, maka nilai bilangan tersebut limakali bilangan yang dikombinasikan, misalnya :
50 :
5.102 :
5.103 :
Ilustrasi : 2857 = 2.103 + 5.102 + 3.102 + 5.10 + 7
= Χ Χ ΗΗΗ П Ι Ι
1.4. Bilangan Romawi
Google.com
Bilangan lain yang menggunakan sistem pengelompokan sederhana dengan basis 10 adalah bilangan Romawi. Simbol — simbol yang digunakan adalah :
Simbol: I V X C D M LNilai: 1 5 10 100 500 1000 50 Apabila simbol bilangan diberi garis di atasnya, maka nilai bilangannya menjadi seribu kali. Pada mulanya bilangan Romawi ditulis seperti bilangan lainnya misalnya :1944 = 1.103 + 9.102 + 4.10 + 4
= MDCCCCXXXXIIII
Tetapi dalam perkembangannya menggunakan sistem pengurangan,apabila simbol bilangan kecil ditulis mendahului simbol bilangan yang lebih besar, maka nilai bilangan tersebut sama dengan bilangan yang besar dikurangi bilangan yang kecil, misalnya :
I V = 4 ; CD = 400 dan CM = 900 Sehingga : 1944 = M C M X L I V
2. SISTEM PERKALIANBilangan yang sistem penulisannya dengan sistem perkalian juga
menggunakan sistem basis. Jika basisnya bilangan b, maka
simbol yang digunakan adalah 1, 2, 3, . . . , ( b - 1 ) untuk
kelompok selanjutnya adalah b, b2, b3 dan seterusnya. Misalnya
basis sepuluh, maka simbol yang digunakan adalah I, 2 , 3, . . . , 9
sedangkan bilangan 10, 102 dan 103 disimbolkan dengan a, b,
dan c, maka :
5625 = 5.103 + 6.102 + 2.10 + 5= 5c6b2a5
2.1. Bilangan Cina-Jepang Tradisional
Simbol Nilai
Simbol Nilai Simbol Nilai
〇 0 七 7萬 (T) or
万 (S)104
一 1 八 8億 (T) or
亿 (S)
108
二 2 九 9
三 3 十 10
四 4 百 100
五 5 千 1.000
六 6Wikipedia.org
5625= 5 五103千6 六102百2 二10 十5 五
3. SISTEM PENCIRIAN
Bilangan yang penulisannya dengan sistem pencirian juga menggunakan basis bilangan. Jika basis bilangannya b, maka simbol-simbol bilangan yang digunakan adalah : 1, 2, 3, . . . , ( b-1 ). :b, 2b, 3b, . . . , ( b-1 )b :b2 , 2b3, 3b2 , . . . (b-1) b2 dan seterusnya.
Bilangan yang menggunakan sistem ini adalah bilangan Yunani
Alphabet/Ionian dengan basis 10. Bilangan ini digunakan oleh
bangsa Yunani sekitar abad 4 SM ( 450 SM ). Terdapat 27
abjad Yunani Alphabet yang digunakan sebagai lambang
bilangan, yakni :
YUNANI
1 α 10 ι 100 ρ
2 β 20 κ 200 σ
3 γ 30 λ 300 τ
4 δ 40 μ 400 υ
5 ε 50 ν 500 φ
6 ς/ϝ 60 ξ 600 χ
7 ζ 70 ο 700 ψ
8 η 80 π 800 ω
9 θ 90 ϟ 900 Ϡ
Wikipedia.org
Ilustrasi :
12 =10+2= ι β
21 =20+1= κ α
247 =200+40+7= σ μ ζ
4. SISTEM POSISIBilangan dengan sistem posisi atau dasar tempat juga menggunakan basis bilangan. Jika bilangan berbasis b, maka simbol-simbol yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, . . . , ( b -1 ).Suatu bilangan N dengan basis b dapat dinyatakan dengan :N = an bn + an-1 bn-1 + an-2 bn-2 + . . . + a2 b2 + a1 b + a0
Dimana : 0 ≤ ai < b ; i = 0, 1, 2, 3, . . , n sehingga bilangan N ditulis dengan urutan simbol :
an an-1 an-2 . . . a2 a1 a0
Bilangan yang menggunakan sistem posisi adalah :
4.1. Bilangan Babylonia4.2. Bilangan Mayan4.3. Bilangan Hindu-Arab
4.1. Bilangan Babylonia
Ilustrasi:524551 = 2.603 + 25.602 + 42.60 + 31
=
4.2. Bilangan Mayan
Bilangan Mayan ini data aslinya tidak diketahui.
Bilangan ini ditemukan oleh tim ekspedisi bangsa
Spanyol pada permulaan abad ke-16. Bilangan Mayan
menggunakan basis dua puluh, untuk kelompok
pertama, kelompok kedua (18) (20) sebagai pengganti
202, kelompok ketiga (18) (202 ) sebagai pengganti 203.
Simbol-simbol Bilangan Mayan adalah :
Google.com
Google.com
Wikipedia.org Google.com
43487 = 6 (18) (202) + 0 (18) (20) + 14 (20) + 7
=
Ilustrasi :
4.3. Bilangan Hindu-Arab1 2 3 4 5 6 7 8 9
Angka Arab adalah sebutan untuk sepuluh buah digit (yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Angka-angka adalah keturunan dari angka India dan sistem angka Hindu-Arab . Angka India kemudian diadopsi oleh matematikawan Persia di India, dan diteruskan lebih lanjut kepada orang-orang Arab di sebelah barat. Bentuk angka-angka itu dimodifikasi di saat mereka diteruskan, dan mencapai bentuk Eropanya (bentuk yang sekarang) pada saat mencapai Afrika Utara. Dari sana, penggunaan mereka menyebar ke Eropa pada Abad Pertengahan. Penggunaan Angka Arab tersebar ke seluruh dunia melalui perdagangan, buku dan kolonialisme Eropa. Saat ini, Angka Arab adalah simbol representasi angka yang paling umum digunakan di dunia.
Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)
juga dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan
mereka lebih dikenal sebagai "Angka Arab" di Eropa dan Amerika
adalah karena mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad kesepuluh
melalui bangsa Arab di Afrika Utara.
Di sisi lain, orang-orang Arab menyebut sistem tersebut dengan
nama "Angka Hindu",yang mengacu pada asal mereka di India.
Namun demikian, angka ini tidak boleh dirancukan dengan "Angka
Hindu" yang dipergunakan orang-orang Arab di Timur Tengah
( . . . . . . . . .٠ ١ ٢ ٣ ٤ ٥ ٦ ٧ ٨ ٩), yang disebut dengan nama lain Angka Arab
Timur ; atau dengan angka-angka lain yang saat ini dipergunakan di
India (misalnya angka Dewanagari: ०.१.२.३.४.५.६.७.८.९).
Wikipedia.com
5. BASIS BILANGAN YANG LAIN
Bilangan dengan sistem posisi yang menggunakan basis b, simbol yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, . . . , (b - 1). Oleh karena itu, bilangan yang berbasis 4 simbol bilangan yang digunakan adalah 0,1,2,dan 3.
Ilustrasi: (30124) 4 = 3.43 + 0.42 + 1.4 + 2
= 198
Mengubah bilangan berbasis sepuluh menjadi bilangan berbasis lain
Suatu bilangan N dengan basis b yang dinyatakan dengan :N = an bn + an-1 bn-1 + an-2 bn-2 + . . . + a2 b + a1 b + a0
Dimana 0 ≤ ai < b dan i = 0, 1, 2, 3, . .. , n.
Kedua ruas dibagi dengan b sehingga didapat :
= an bn-1 + an-1 bn-2 + an-2 bn-3 + . . . + a2 b + a1 +
Dimana a0 merupakan sisa pembagian. Misalnya = N yang selanjutnya
kedua ruas dibagi dengan b, maka didapatkan :
= an bn-2 + an-1 bn-3 + an-2 bn-4 + . . . + a3 b + a2 +
Dimana a1 sebagai sisa pembagian sehingga terdapat urutan bilangan sisa pembagian :
an an-1 an-2. . . a1 a0
Ilustrasi : 1. 198 = ( )4 ???
Jawab : 4 / 1984 / 49 sisa 24 / 12 sisa 14 / 3 sisa 04 / 0 sisa 3
Jadi 198 = (3012)4
Mengubah bilangan desimal menjadi bilangan basis lain
Bilangan desimal adalah bilangan pecah berbasis 10, sehingga
0,3275 = 3 / 10 + 2 / 102 + 7 / 103 + 5 / 104 dan(0,2312)4 = 2 / 4 + 3 / 42 + 1 / 43 + 2 / 44
Jika bilangan pada ruas kanan diproses / diselesaikan akan mendapatkan bilangan desimal. Yang menjadi menyatakan bilangan desimal menjadi bilangan dengan basis lain.
Ilustrasi : 0,92314 = ( )5
0,92314 = (0,abcde)5
kedua ruas dikalikan 5 didapatkan :4,61570 = a, bcde .5 ; maka a = 43,07850 = b,cde . 5 ; maka b=30,39250 = c,de . 5 ; maka c=01,96250 = d,c . 5 ; maka d=14,81250 = e ; maka e=4
Jadi : 0,92314 = (0,43014)5
BAB IIIPENUTUP
3.1. Kesimpulan3.1.1. Penulisan bilangan menggunakan bilangan basis ( dasar
), misalnya bilangan yang menggunakan basis bilangan b, maka simbol bilangan yang digunakan 1,2,3, . . . ,b.
Untuk penulisan bilangan yang lebih dari b penulisannya dengan mengkombinasikan simbol — simbol yang digunakan.
3.1.2. Penulisan bilangan dengan sistem pengelompokan sederhana menggunakan basis bilangan, misalnya basis b, maka simbol yang digunakan : 1, b, b2, b3 dan seterusnya. Nilai suatu bilangan merupakan penjumlahan nilai simbol - simbol yang digunakan untuk bilangan tersebut.
3.1.3. Penulisan bilangan dengan sistem perkalian menggunakan basis bilangan, misal basis bilangan b, maka simbol yang digunakan adalah 1, 2, 3, . . . , ( b - 1 ) untuk kelompok selanjutnya adalah b, b2, b3 dan seterusnya.
3.1.4. Penulisan bilangan dengan sistem pencirian menggunakan basis bilangan, misal basis bilangannya b, maka simbol-simbol bilangan yang digunakan adalah :
1, 2, 3, . . . , ( b-1 ). :
b, 2b, 3b, . . . , ( b-1 )b :
b2 , 2b3, 3b2 , . . . (b-1) b2 dan seterusnya.
3.1.5. Penulisan bilangan dengan sistem posisi menggunakan basis bilangan, misalnya bilangan berbasis b, maka
simbol-simbol yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, . . . , ( b -1) dinyatakan dengan :
N = an bn + an-1 bn-1 + an-2 bn-2 + . . . + a2 b2 + a1 b + a0
Ditulis : an an-1 an-2 . . . a2 a1 a0
3.1.6. Bilangan dari basis tertentu dapat diubah ke basis lainnya dengan memperhatikan basis-basis tersebut untuk syarat perubahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djainal Rusli.2007.Diktat Sejarah Matematika. FKIP Unlam: Banjarmasin.
Lain-lain :Wikipedia.orgGoogle.com