sejarah kodfikas al quran

21
BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat. Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al- Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. Mushaf Al Quran yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu jaminan atas keotentikan Al Quran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub 1

Upload: rifka-marwani

Post on 24-Jun-2015

3.199 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Kodfikas Al Quran

BAB 1

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara

berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh

manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat

maupun tersirat.

Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca,

memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang

mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu

menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang

kekal abadi. Mushaf Al Quran yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui

perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang

silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu

jaminan atas keotentikan Al Quran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub

dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-

Dzikr (Al Quran), dan kamilah yang akan menjaganya".

B. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita

tentang sejarah kodifikasi Al-Quran.

1

Page 2: Sejarah Kodfikas Al Quran

C. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui sejarah kodifikasi

Al Quran mulai dari Jaman Rasulullah Saw sampai Jaman Khalifah Usman Bin `Affan.

2

Page 3: Sejarah Kodfikas Al Quran

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Kodifikasi Al-Quran

A. Al-Quran Pada Jaman Rasulullah Saw

Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:

Pertama : Al Jam'u Fis Sudur Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali

Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan

mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan

nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan

dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.

Kedua : Al Jam'u Fis Suthur Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau

berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu

terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah.

SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para

sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari

melarang para sahabat untuk menulis hadishadis beliau karena khawatir akan

bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda "Janganlah kalian menulis

sesuatu dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al

Quran maka hendaklah ia menghapusnya " (Hadis dikeluarkan oleh Muslim (pada

Bab Zuhud hal 8) dan Ahmad (hal 1).

Biasanya sahabat menuliskan Al Quran pada media yang terdapat pada waktu itu

berupa ar-Riqa' (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang),

al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al Quran waktu itu

3

Page 4: Sejarah Kodfikas Al Quran

mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah

terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-

Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: "Suatu saat kita

bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al Quran (mengumpulkan) pada kulit

binatang ".

Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah

(manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal

adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan

Salin bin Ma'qal.

Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al

Quran pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al Quran ke

wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah kalian membawa catatan Al

Quran kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al

Quran tersebut jatuh ke tangan mereka".

Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan dalam

bukubukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang

bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al

Quran kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang

menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam. Sepanjang hidup

Rasulullah s.a.w Al Quran selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al

Quran diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.

4

Page 5: Sejarah Kodfikas Al Quran

B. Al-Quran Pada Zaman Khalifah Abu Bakar As Sidq

Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah

catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah

Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan

surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin

nuzul).

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang

melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al Quran yang terjadi pada masa Abu

Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi: "Suatu ketika

Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah ,

ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :" Umar menghadap kapadaku dan

mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya

dari kalangan para penghafal Al Quran, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para

penghafal Al Quran di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat

yang hafal Al Quran, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan

untuk mengumpul-kan Al Quran, lalu aku berkata kepada Umar : " bagaimana mungkin

kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?" Umar

menjawab: "Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan".

Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah

melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al Quran.

Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : "engkau adalah seorang pemuda yang

cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al Quran)

5

Page 6: Sejarah Kodfikas Al Quran

untuk Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al Quran lalu

kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf".

Zaid berkata : "Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk

memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku

untuk mengumpulkan Al Quran. Kemudian aku teliti Al Quran dan mengumpulkannya

dari pelepah kurma, lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).

Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar,

peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah

sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan

sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.

Semua sahabat sepakat untuk memberikan dukungan mereka secara penuh

terhadap apa yang telah dilakukan oleh Abu bakar berupa mengumpulkan Al Quran

menjadi sebuah Mushaf. Kemudian para sahabat membantu meneliti naskah-naskah Al

Quran dan menulisnya kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa

yang bersejarah ini dengan mengatakan : " Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf

adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali

mengumpulkan Al Quran, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al

Quran sebagai Mushaf).

Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai

Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma'qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu :

"Kami menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al Quran

yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF" dari perkataan salim inilah Abu

bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al Quran yang telah

6

Page 7: Sejarah Kodfikas Al Quran

dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya). Dalam Al

Quran sendiri kata Suhuf (naskah ; jama'nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah

firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang

membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)"

C. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Umar Bin Khatab

Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang

dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah

pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan sumber

utama ajarannya yaitu Al Quran pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang

berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al-

Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan. Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah

bin Shamith dan Abu Darda'.

D. Al-Quran Pada Jaman Khalifah Usman Bin `Affan

Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar

Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja

('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. alah satu dampaknya

adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab.

Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang

juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang

pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria)

7

Page 8: Sejarah Kodfikas Al Quran

mendapa misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq

menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana

terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan.

Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara

bacaan Al Quran, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai

kaum yahudi dan nasrani ".

Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk

disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para

sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin al'Ash, Abdurrahman

bin al- Haris dan lain-lain.

Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al Quran ini terjadi pada tahun 25 H,

Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat

bahasa suku Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan gaya bahasa mereka. Setelah

panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah.

Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan

manuskrip Al Quran selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf. Mushaf

hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam

dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang

belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam

perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari

dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa

mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk

8

Page 9: Sejarah Kodfikas Al Quran

Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat

atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

E. Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran

Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah

salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah

Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan

Khat Kufy.

Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di

perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk

melihatnya.

Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin

memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M.

Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada

parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand

(Uzbekistan, negara di bagian asia tengah), Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy

di kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di kota Istambul Turki.

Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya. Sampai

suatu saat ketika umat islam sudah terdapat hampir di semua belahan dunia yang terdiri

dari berbagai bangsa, suku, bahasa yang berbeda-beda sehingga memberikan inspirasi

kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah pada waktu itu

yang bernama Abul- Aswad as-Dualy untuk membuat tanda baca (Nuqathu I'rab) yang

berupa tanda titik.

9

Page 10: Sejarah Kodfikas Al Quran

Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan

membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy

membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy

menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah

pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS.

At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.

Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah

untuk menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk

menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya

yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal

seperti "adzabun alim" dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai

Idgham seperti "ghafurrur rahim".

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf

yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan

Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah

(40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah,

Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-

Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad

untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al Quran khususnya

bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam,

Rum, dan Mad. Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai

pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti

10

Page 11: Sejarah Kodfikas Al Quran

membaca),ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah

yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi' yaitu tanda

pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan

penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi

yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf

utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M.

Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan)

dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.

Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak

ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al Quran. Mushaf Al

Quran yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi

Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia.

Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun 1828,

Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. Pada tahun 1858, seorang Orientalis

Jerman , Fluegel, menerbitkan Al Quran yang dilengkapi dengan pedoman yang amat

bermanfaat. Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata

mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem

yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al Quran

dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para

Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak. Cetakan Al Quran yang banyak

11

Page 12: Sejarah Kodfikas Al Quran

dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan

edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya.

Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali

diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/1925 M. Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk

pertama kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan

memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa

seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.

12

Page 13: Sejarah Kodfikas Al Quran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara

berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh

manusia.

Sejarah Kodifikasi Al-Quran dimulai pada jaman Rasulullah Saw. Pengumpulan

Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara. Lalu Al-Quran pada

jaman Khalifah Abu Bakar As Sidq.

Sepeninggal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah

catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah

Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan

surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin

nuzul). Kemudian Al-Quran pada jaman Khalifah Umar Bin Khatab, lalu-Quran Pada

Jaman Khalifah Usman Bin `Affan.

Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran. Sampai sekarang, setidaknya

masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang

diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama

ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy.

B. Saran

Demikianlah pembahasan tentang sejarah kodifikasi Al-Quran yang dapat kami

kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya

13

Page 14: Sejarah Kodfikas Al Quran

sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta

maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca,

pendengar dan guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat

membangun, demi kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku

wr.wrb.

14

Page 15: Sejarah Kodfikas Al Quran

DAFTAR PUSTAKA

Hendrata, Denny.Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an.http://dennyhendrata.wordpress.com/.(diakses tanggal : 22 November 2012)

15