sejarah dan perkembangan madrasah nurul ...repository.uinjambi.ac.id/1875/1/full skripsi final...
TRANSCRIPT
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MADRASAH NURUL ISLAM DI
TANJUNG PASIR SEBERANG KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh :
NAJLA YUNIAR NIM. AS.150500
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019
MOTTO
.......إِنَّمَايخَْشَىاللَّهَمِنْعِباَدِهِالْعلُمََاءُ ....
Artinya :...Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba - hamba-Nya, hanyalah ulama…
(QS. Fāţir{35 }:28 )
iv
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Segala puji dan syukur kupersembahkan bagi sang penggenggam langit dan bumi
Dengan rahmat Rahim yang menghampar melebihi luasnya angkasa raya.
Dzat yang menganugerahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa merindukan kemaha besaran-Nya.
Lantunan sholawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduanpada sang revolusioner Islam, pembangun peradaban manusia
yang beradab Habibana wanabiyana Muhammad SAW…
Alhamdulillah, denganridha-Mu ya Allah..
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah.Cinta telah ku gapai, untuk awal dari sebuah perjalanan menuju cita-cita.
Ayah, Ibu…
Tiada cinta yang paling suci selain kasih saying Ayahanda dan Ibunda
Setulus hatimu Bunda, searif arahanmu Ayah.
Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuah mu tuntun jalanku
Diantara perjuangan dan tetesan doa malammu yang membuatkuberhasilmelewatisemuaperjuanganini.
Kupersembahkan karya tulisan ini untuk yang tercintaAyahanda Rd. SaifulAnsori, ibundaku Nyimas.Robiatul Adawia, dan Adikku Sintia Rauda.
Dan untuksahabat-sahabat kesayanganku Sepri, Sarda, Nanik, Devi, Novi.
Yang selalu membantuku dalam perjuangan ini, dan yang selalu ada dalam setiap duka dan dukaku, sungguh aku bahagia bersama kalian
Dan untuk seseorang yang spesial yang selalu memberikan motivasi dan semangat, yang selalu sabar menemani dan membantuku dalam menyelesaikan
Skripsi ini,
Teriring doa semoga Allah selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada mereka.. Aamiin….
v
KAATA PENGGANTAR
Sy
karunia-N
dan Perk
Jambi” t
Muhamma
menjadi p
Se
bantuan d
dapat pen
ini, dan leb
1. Yt
Sy
dal
2. Yt
Hu
3. Yt
Fa
lm
4. Yt
ST
5. Pa
Jam
uru
6. Ke
sel
me
7. Sa
pro
yukur Alham
Nya kepada
kembangan
tak lupa s
ad SAW y
engikutnya
lesainya sk
ari berbaga
nulis katakan
bih khusus
th Bapak se
yamsu Hadi
lam penulis
th, Prof. D
umaniora U
th. BapakAl
akultas Adab
mu, dan nase
th. Bapak d
TS Jambi.
ara karyawa
mbi yang t
usan bagi pe
edua Or
lalumencura
enjadi sema
ahabat dan
oses penulis
mdulillah s
penulis m
Madrasah
sholawat s
yang menja
hingga nan
segala puji
aka selesai
h Nurul Isla
serta salam
adi suritau
nti.
bagi Alla
lah skripsi
am di Tanj
m senantias
ladan bagim
ah SWT, a
ini dengan
jung Pasir
sa curahkan
manusia da
atas rahmat
n judul“Sej
Seberang
n kepada
an semoga
t dan
jarah
Kota
Nabi
a kita
kripsi ini tak
ai pihak baik
na selain u
ucapan teri
k lupa doa d
k saran mau
ucapan terim
makasih ke
dan kesungg
upun bantua
makasih seb
epada:
guhan hati,
an lainnya.
besar-besarn
kerja keras
Tiada kata
nya atas ban
serta
yang
ntuan
elaku pemb
i, M.Hi. Te
san skripsi i
bimbing I D
erimakasih
ini.
Drs. Jago R
atas Ilmu,
Ritongga,M.
waktu, kri
.Fil.I dan B
itik dan sa
Bapak
ranya
Dr. Maisah,
IN STS Jam
M. Pd. I
mbi beserta j
I, selaku D
jajarannya.
Dekan Faku
ultas Adab Dan
liyas, M. Fi
b dan Hum
ehat-nasehat
il.I selaku K
aniora UIN
tnya.
Ketua Jurusa
N STS Jamb
an Sejarah
i. Terimaka
Peradaban
asih Bapak,
Islam
atasI
dan Ibu selluruh dosenn Fakultas AAdab dan HHumaniora UIN
an dan kary
telah bersu
enulis dalam
yawati Faku
sah payah
m penyelesa
ultas Adab
memberika
aian dan pen
dan Huma
an pelayana
nyusunan sk
aniora UIN
an dan ber
kripsi.
N STS
rbagai
ang Tua
ahkandoada
angat dan ke
aSaya, A
an kasih s
etegaran dal
Adik, N
sayangnya
lam hidu ps
Nenek, K
terimakasi
aya.
Kekasih,
ih karena
yang
telah
Teman-tem
san skripsi i
man seperju
ini.
uangan yangg ikut berppartisipasi ddalam
vi
8. Semua para informan yang telah mendukung dan membantu dalam
penyelesaian skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan skripsi ini.Semogaskripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi
pembaca umumnya. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbagsih pemikiran
bagidunian pendidikan khususnya dan pengembagan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Alhamduillahirrobil’Alamin
Jambi, 28 Oktober 2019
NajlaYuniar Nim: AS.150500
vii
ABSTRAK
Najla Yuniar 2019 “Sejarah dan Perkembangan Madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir Seberang Kota Jambi”.Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I : Drs. JagoRitonga, M.Fil,IPembimbing II : SyamsuHadi, M.Hi Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir Seberang kota Jambi, yang dikaji melalui peran ulama perukunan Tsamaratul Insan yang merupakan ulama-ulama pejuang dalam bidang pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan Kajian sejarah sosial dengan menggunakan metode sejarah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data yang diambil berupa data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumen.Dalam penetapan sampel peneliti menggunakan metode snowball sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasejarahdanperkembangan madrasah Nurul Islam tidak lepas dari peran ulama yang berjuang melawan Belanda dalam bidang pendidikan. Yaitu dengan didirikannya 4 madrasah, salah satunya Madrasah Nurul Islam. Berdirinya madrasah ini selain sebagai usaha ulama untuk melawan Belanda, juga sebagai perkembangan pendidikan Islam maupun perkembangan Islam itu sendiri. namun dalam perkembangannya, madrasha Nurul Islam tidak eksis lagi, untuk itu penelitian ini dilakukan unutk mengkaji kembali bagaimana sejarah berdirinya madrasah Nurul Islam melalui peranulama,
Kata kunci : Ulama, Sejarah,Perkembangan,Kolonial, Madrasah.
viii
DAFTAR ISI
NOTA DINAS.........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………...ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ......................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN..................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... ............5
C. Batasan Masalah.....................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
E. Manfaat Penelitian...................................................................................6
F. Tinjauan Pustaka......................................................................................7
BAB II. KERANGKA TEORI
A. Sejarah ...................................................................................................9
B. Ulama...................................................................................................10
C. Lembaga Pendidikan ............................................................................11
D. Madrasah ..............................................................................................12
ix
E. Kolonial...............................................................................................12
F. Teori Gerak Sejarah……...……………………………………………13
BAB III.METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.................................................................................15
1. Heuristik………………………………………………………….16
2. Verifikasi…………………………………………………………18
3. Interpretasi……………………………………………………….20
4. Historiografi…………………………………...…………………20
B. Metode Pengumpulan Data..................................................................21
1. Observasi atau Pengamatan………………………………..……..21
2. Wawancara……………………………………………………….22
3. Dokumentasi……………………………………………………..22
C. Teknik Analisis Data……………………………..……………….....23
1. Reduksi Data…………………………………………….……….23
2. Penyajian Data……………………………...……………………23
3. Pengambilan Kesimpulan…………………………………….…..24
D. Teknik Keabsahan Data……………………………….……….…….24
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................28
1. Sejarah Danau Teluk Seberang Kota Jambi……………………..28
2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian…………………….……..30
B. Hasil Dan Pembahasan………………………………………….........42
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Nurul Islam Kota Jambi…...……..42
2. Peran Ulama Dalam Memperjuangkan Pendidikan Islam di Jambi
Dalam Masa Kolonial……………………………………………51
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................60
x
xi
B. Saran......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan
strategis dalam memajukan pendidikan Indonesia. Sebagian besar wilayah
Indonesia memiliki lembaga pendidikan Islam yang bertujuan menanamkan nilai
Islam dan mencerdaskan generasi Islam di Indonesia.1
Di Jambi lembaga pendidikan Islam sudah ada sejak kedatangan Islam di
tanah Jambi. Kedatangan Islam diawali dengan pendidikan yang dilakukan
perorangan atau dakwah yang terjadi di lingkungan keluarga dan kemudian
berkembang setelah berdirinya rumah-rumah ibadah seperti Masjid atau Langgar,
sistem tersebut masih terbilang tradisional, serta pengetahuan yang disampaikan
hanya pengetahuan agama tapi hal tersebut sudah berdampak positif dengan
dibuktikan antusias masyarkat yang tinggi terhadap pendidikan Islam.2
Berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia maka tak lepas dari peran
ulama sebagai wadah pemersatu umat dalam memperjuangkan Islam dalam
melawan kolonial Belanda. Di Jambi sendiri perjuangan-perjuangan terus dila
kukan oleh para ulama dalam menghadapi kolonial Belanda terutama dalam
bidang pendidikan.
1 Helik Sudiono, ‘’Perkembangan Pendidikan Islam Masa Kontemporer: Pondok
Pesantren Al-Jauharein di Kota Jambi tahun 2003-2016’’ Skripsi, FiB Universitas Jambi, 2017.
Hlm. 1 2 Helik Sudiono, ‘’Perkembangan Pendidikan Islam Masa Kontemporer: Pondok
Pesantren Al-Jauharein di Kota Jambi tahun 2003-2016’’ Skripsi, FiB Universitas Jambi, 2017.
Hlm. 1
2
Pada tahun 1906 Masehi, Kesultanan Jambi dijadikan sebagai Keresidenan
dipimpin oleh O.L.C.Helfrich. tampuk pemerintahan Kesultanan Jambi yang
ketika itu dibawah para Sultan Baying nyaris dalam kekuasaan Belanda. Namun
insiden perlawanan makin kerap terjadi dilakukan oleh para panglima yang
semula dibawah komando Sultan Thaha. Sementara itu para ulama terus berupaya
membangun kekuatan-kekuatan baru, menghimpun para pemuda yang kelak
diharapkan akan lebih tangguh dari pendahulunya. Syekh Abdul Madjid bersama
para ulama lainnya menekankan pada pembinaan ummat, beliau mempersiapkan
para santri dewasa untuk diberangkatkan ke Al-Madrasaty Saulatiyah Makkah
pada ahun 1908 M. diantaraya:
1. Ibrahim bin Abdul Madjid di Kampung Tengah
2. Kms. Muhammad Sholeh bin Kms. Muhammad Yasin d Tanjung Pasir
3. Abdussomad Ibrahim Arif di kampung Jelmu
4. Usman Ali di Tanjung Johor
5. Ahmad Abdussyakur di Tahtul Yaman
6. dan Sayyid Alwi bin Ahmad Shihab di Pasar Jambi.
Sekitar tahun 1912, beberapa ulama Jambi, pulang setelah selesai
menuntut ilmu di Makkah. Mereka pernah menghadiri balaqah Ahmad Khatib al-
Minangkabawi (w. 1915). Khatib al-Minangkabawi adalah ulama yang banyak
dicari oleh ulama-ulama Nusantara yang tengah menuntut ilmu di Makkah. Khatib
al-Minangkabawi tidak hanya terkenal tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama
3
tetapi juga menyulutkan nasionalisme melawan kolonial Belanda dan reformisme
Islam di Indonesia. 3
Setelah merasa cukup menuntut ilmu di Makkah, Ibrahim bin Abdul Majid
dan kawan-kawan pulang ke Jambi. Awalnya mereka mendirikan kuttab (tempat
tulis-baca) yang sederhana, terbuat dari bambu, sehingga disebut “Madrasah
Bambu” pada tahun 1913. Untuk payung hukumnya, ulama-ulama Jambi sepakat
membentuk organisasi Perukunan Tsamaratul Insan pada tahun 1915. Di dalam
piagam pembentukan Perukunan Tsamaratul Insan, program-program yang akan
diwujudkan adalah 1) memperkuat solidaritas sosial umat Islam, 2) memperbaiki
rumah-rumah ibadah, 3) mendirikan madrasah, penyediaan guru-guru yang
berkualitas yang mengajarkan tidak hanya ilmu-ilmu agama tetapi juga tetapi juga
umum, dan regenerasi ulama, 4) mendirikan lembaga wakaf dan rumah sakit, dan
5) memberdayakan perkebunan karet untuk pembiayaan jangka panjang. Cita-cita
tersebut tampak mengandung visi dan misi yang sangat maju dan modern untuk
masa itu.4
Tsamaratul Insan merupakan wadah strategis dalam menyatukan ulama
dan memajukan Islam di Jambi, yang berdampak politis untuk menentang
Belanda. Belanda memang mencurigai ulama di Jambi sebagai dampak dari
pengaruh Abdul Madjid di Makkah. Diantaranya Abdul Madjid pernah berpesan :
3 Ali Muzakir, Transformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no. 1, Januari-Juni 2017, hlm 11. 4 Ali Muzakir, Transformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no. 1, Januari-Juni 2017, hlm 11.
4
“untuk menentang Belanda tidak perlu dengan kekuatan senjata tetapi
yang penting agar rakyat Jambi dicerdaskan, diberikan pendidikan, bila
sudah terdidik maka mereka akan dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, dan saat itu dapatlah digunakan untuk membangkitkan
semangat rakyat Jambi untuk melawan Belanda.5
Hasil dari perjungan para ulama Perukunan Tsamaratul Insan dibidang
pendidikan ialah didirikannya empat Madrasah di Jambi, diantaranya adalah:
1. Madrasah Nurul Iman, dipimpin oleh H. Ibrahim bin H.A Majid yang
terletak di desa Ulu Gedong.
2. Madrasah Al-Jauharein didirikan oleh Al-Alimul Alamah Syeh H. Usman
bin H. Ali.
3. Madrasah Sa’adatud Daerein dipimpin oleh H. Ahmad bin H. Syakur, di
Tahtul Yaman.
4. Madrasah Nurul Islam, dipimpin oleh Kemas H.M. Saleh bin Kemas H.M
Yasin di Tanjung Pasir.
Madrasah Nurul Islam merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam
tertua di Jambi. Terletak di kawasan Jambi seberang sebelah utara tak jauh dari
tepian sungai Batanghari, madrasah Nurul Islam berlokasi di kelurahan Tanjung
Pasir kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi, dibangun oleh para ulama
Perukunan Tsamaratul Insan pada tahun 19156 dipimpin oleh Kemas H. M. Saleh
bin Kemas H. M. Yasin. Seperti tiga madrasah lainnya, madrasah Nurul Islam
5 Ali Muzakir, Perspekif Baru Tentang Tiga Belas Abad Islam di Jambi, artikel, hlm 9 6 Wawancara peneliti dengan beberapa tokoh madrasah Nurul Islam,
5
juga mengajarkan kitab-kitab seperti tafsir, tauhid, hadits, fiqih, nahwu dan
sharaf.7
Bila melihat dari perkembangan tiga madrasah lainnya yang didirikan oleh
para ulama Perukunan Tsamaratul Insan, Madrasah Nurul Islam mengalami
kemunduran dan minim sekali tulisan mengenai sejarah dan perkembangan
Madrasah Nurul Islam bahkan hampir dikatakan tidak ada. Dengan melihat
kembali perjuangan para ulama terdahulu yang besusah payah memperjuangkan
pendidikan Islam dengan mendirikan madrasah ditengah kekuasaan kolonial
Belanda. Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk melihat bagaimana
sejarah dan perkembangan madrasah Nurul Islam dan bagaimana peran ulama
dalam mendirikannya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti lebih mendalam dengan judul : Sejarah dan Perkembangan Madrasah
Nurul Islam di Tanjung Pasir Seberang Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat diajukan menjadi rumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian:
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Madrasah Nurul Islam?
2. Bagaimana peran ulama dalam memperjuangkan pendidikan Islam
Tradisional di Jambi pada masa kolonial Belanda?
7 Berdasarkan dokumen madrasah Nurul Islam
6
C. Batasan Masalah
penelitian ini membahas bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Nurul
Islam yang dikaji melalui peran ulama dalam memperjuangkan pendidikan Islam
dalam masa kekuasaan Kolonial di Jambi.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan madrasah
Nurul Islam
2. Untuk melihat bagaimana peran ulama dalam memperjuangkan
pendidikan Islam Tradisional di Jambi pada masa kolonial Belanda.
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan
sehingga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Agar berguna bagi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk menambah ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman
bagiamana perjuangan ulama terdahulu yang sudah berjuang dalam
membangun pendidikan Islam, khususnya bila melihat keadaan
madrasah Nurul Islam sekarang yang cukup memprihatinkan bila
dibandingkan dengan madrasah-madrasah lainnya yang didirikan
hampir bersamaan. Dan untuk membangun kesadaran masyarakat akan
keberadaannya melalui sejarahnya yang telah banyak berperan dan
berjasa dalam menancapkan sendi-sendi keagamaan.
7
F. Tinjauan Pustaka
Satu hal yang penting yang harus dilakukan peneliti dalam penelitian
ilmiah adalah melakukan tinjauan atas penelitian-penelitian terdahulu, hal ini
untuk membandingkan kekurangan ataupun kelebihan antara penelitian terdahulu
dan penelitian yang akan dilakukan untuk menggali informasi penelitian atas tema
yang diteliti dari penelitian sebelumnya. Diantara penelitian-penelitian yang
membahas mengenai madrasah di kota Jambi diantaranya:
Penelitian Siti Heidi Karmela dalam jurnalnya Sejarah dan Perkembangan
Pendidikan Islam di kota Jambi tahun 2015. Dalam penelitian ini Siti Heidi
Karmela mengungkapkan bagaimana awal sejarah pembaharuan pendidikan Islam
di kota Jambi dan perkembangannya.8
Selanjutnya, Jurnal dari Helik Sudiono dengan judul Perkembangan
Pendidikan Islam Masa Kontemporer yang memusatkan penilitiannya pada
pondok pesantren ‘ Al – Jauharen ‘ di kota Jambi tahun 2003-2016. Tulisannya
dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis terhadap kajian pendidikan Islam yang
begitu kental di daerah Jambi. Dalam tulisannya penulis memaparkan bagaimana
perkembangan serta kemunduran yang dialami oleh pondok pesantren Al-
Jauharen, namun berhasil bangkit kembali pada tahun 2003 dan berkembang
karena memasukkan unsur – unsur modernisasi. Juga memaparkan bagaimana
8Siti Heidi Karmela, Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Islam di Kota Jambi, jurnal,
vol. 05, no 1, April 2015.
8
sejarah awal perjuangan pendidikan Islam di Jambi oleh para ulama untuk
menghadapi kolonial.
Kemudian, jurnal dari Ali Muzakir dengan judul Transformasi Pendidikan
Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren, dalam jurnal ini penulis
menceritakan bagaimana sejarah dan perkembangan lembaga pendidikan Islam
tradisional di Jambi yang merupakan hasil dari rintisan atau perjuangan dari
ulama Perukunan Tsamaratul Insan.
Setelah dikaji lebih lanjut ternyata minim sekali tulisan yang membahas
tentang madrasah Nurul Islam kota Jambi oleh karena itu penelitian ini penting
untuk dilakukan mengingat madrasah Nurul Islam merupakan madrasah tertua
yang dibangun oleh para ulama di seberang kota Jambi yang merupakan awal
perkembangan pendidikan Islam ketika itu.
9
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Sejarah
Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau
(event in the past). Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan
peristiwa masa lampau umat manusia. Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu yang menyerap kata syajarah dari bahasa Arab yang berarti
pohon, keturunan, asal-usul, silsilah, riwayat. Kata ini masuk ke dalam bahasa
Melayu seletalah akulturasi budaya pada sekitar abad ke-13. Akulturasi kedua
yaitu ketika masuknya kebudayaan Barat pada abad ke-15 yang membawa kata
historie (Belanda) history (Inggris) berasal dari bahasa Yunani, istoria yang
berarti ilmu.9
Sejarah adalah fakta, perbedaan pokok antara sejarah dengan fiksi ialah
sejarah menyuguhkan fakta sedangkan fiksi menyuguhkan khayalan, imajinasi,
dan fantasi.10
Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah nya mendefinisikan sejarah
sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia tentang
perubahan yang terjadi pada masyarakat atau tentng segala macam perubahan
yang terjadi pada masyarakat saat itu.
9 M. Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah:Sebuah Pengantar , (Jakarta:
Kencana, 2014)hlm. 7 10 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003) hlm 157.
10
Adapun menurut Sartono Kartodirdjo membagi sejarah dalam dua
pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah dalam arti objektif.11
Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk ialah bangunan yang disusun
penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan satu
kesatuan yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu
gejala sejarah. Baik proses maupun stuktur. Kesatuan itu menunjukkan koherensi,
artinya berbagai unsur bertalian satu sama lain dan merupakan satu kesatuan.
Adapun sejarah dalam arti objektif, yaitu menuju kepada kejadian atau
peristiwa itu sendiriialah proses sejarah dalam aktualitasya. Kejadian itu sekali
terjadi dan tidak dapat berulang kembali. Keseluruhan proses berlangsung terlepas
dari subjek manapun juga, jadi objektif dalam arti tidak memuat unsur-unsur
subjek (pengarang atau pengamat).
B. Ulama
Ulama (Arab: العلماءʿUlamāʾ, tunggal عالِمʿĀlim) adalah pemuka agama
atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan
membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah
sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial
kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuwan atau
peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap kedalam bahasa
11 Dr. H. Sulasman, M.Hum, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung:Pustaka Setia, 2014) hlm.
17-19
11
Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama
Islam.12
Pengertian ulama secara harfiyah adalah “orang-orang yang memiliki
ilmu”. Dari pengertian secara harfiyah da pat disimpulkan bahwa ulama adalah:
1. Orang Muslim yang menguasai ilmu agama Islam
2. Muslim yang memahami syariat Islam secara menyeluruh
(kaaffah) sebagaimana terangkum dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
3. Menjadi teladan umat Islam dalam memahami serta
mengamalkannya.
C. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan Islam memegang peranan yang sangat penting dalam
rangka penyebaran ajaran Islam di Indonesia, disamping peranannya yang cukup
menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme dan nasionalisme sebagai
modal mencapai kemerdekaan Indonesia serta menunjang tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Kelembagaan sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai badan atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Sedangkan yang dimaksud
dengan lembaga pendidikan adalah suatu institusi , media, forum, atau situasi dan
12 https://id.wikipedia.org/wiki/ulama
12
kondisi tertentu yang memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran, baik
secara terstruktur maupun secara tradisi yang telah diciptakan sebelumnya.13
D. Madrasah
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam. madrasah
sendiri diartikan sebagai lembaga pendidikan Islam formal, yang disamping
memberikan materi-materi pokok keagamaan , juga materi-materi pengetahuan
umum didalam proses belajar mengajarnya.14 Kata madrasah dalam bahasa Arab
berarti tempat atau wahana untuk menngenyam proses untuk pembelajaran.15
Dalam bahasa Indonesia madrasah disebut sekolah yang berarti bangunan atau
lembaga untuk belajar dan memberi pengajaran. Oleh karenanya istilah madrasah
tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tapi juga bisa dimaknai rumah,
istana, perpustakaan, surau masjid. Dari pengertian tersebut maka jelas bahwa
madrasah adalah wadah atau tempat belajar ilmu-ilmu keislaman dan ilmu
pengetahuan keahlian lainnya yang berkembang pada zamannya.
E. kolonial
Kolonial berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk
mengembangkan kekuasaan suatu negara di luar wilayah negara tersebut.
Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas
sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni
13 Hendra Gunawan, ‘’Perkembangan Kontemporer Madrasah Nurul Iman di Kota Jambi
(1970-2013)’’ thesis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.2013, hal.13
14 Ibid, hal.2 15 Marwan Saridjo, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta : Dharma Bakti,
1980), hlm. 30.
13
umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan
negara yang melakukan kolonialisme.
Kolonialisme atau penjajahan adalah suatu sistem dimana suatu negara
menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan
dengan negara asal, istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan
yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama
kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang
dikolonikan.
Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank berpendapat bahwa
kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang
dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan
pengembangan ekonomi. Pengkritik post-kolonialisme seperti Frans Fanon
berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara
terkolonisasi.16
F. Teori Gerak Sejarah
Pitirim Sorokin adalah seorang ahli sosiologi dan tersohor karagannya,
menurutnya gerak sejarah menunjukkan Fluctuation from age to age yaitu naik-
turun, pasang-surut, timbul-tenggelam, dengan berganti-ganti. Keadaan Madrasah
Nurul Islam saat ini ialah surut atau sedang turun atau juga kemunduran. Setelah
pada masa lalu mengalami kemajuan. Setiap kebudayaan mengalami kemajuan
dan kemunduran, sebab itu masa lalunya tidak selalu bisa menjadi indikator masa
16 https://id. Wikipwdia.org/wiki/kolonialisme
14
depannya. Seringkali manusia merindukan masa lalu, dengan kebaikan, kejayaan,
dan keutamaan yang dimilikinya.
Manusia tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Manusia dan sejarah
merupakan suatu dwi tunggal, manusia adalah subjek dan objek sejarah. Sejarah
menceritakan riwayat tentang manusia, dimana riwayat manusia diceritakan oleh
manusia dan cerita itu dibaca juga dialami oleh manusia pula. Sejarah adalah
pengalaman-pengalaman manusia dan ingatan tentang pengalaman-pengalaman
yang diceritakan. Maka peran manusia dalam sejarah adalah bahwa ia adalah
pencipta sejarah, sebagai penutur sejarah dan pembuat sejarah. Sehingga manusia
adalah sumber sejarah.
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat lepas dari sejarah.
Manusia berjuang terus berarti dia terus berusaha memperbaiki taraf hidupnya. Ia
terus diperkaya, diperindah, disempurnakan, sejarahpun terus diperluas dengan
perjuangan-perjuangan baru. Justru karena manusia menguasai warisan nenek
moyang, ia dapat berjuang lebih sempurna, dengan menguasai sejarahnya, ia
dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Apabila hajat berjuang manusia menjadi lemah dan terus berkurang, maka
gerak sejarah mulai mmbeku, akhirnya gerak sejarah tidak tampak bergerak
berhenti dan bersifat statis. Pembekuan terhadap sejarah berarti manusia tidak
mengalami perubahan-prubahan penting. Masyarakat tetap, tidak bergerak menuju
perubahan yang mengakibatkan kemajuan dan keruntuhan.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Setiap penelitian agar lebih terarah dan rasional diperlukan sebuah
metode. Metode ini berfungsi sebagai cara mengerjakan sebuah penelitian untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan. Juga dikatakan bahwa metode adalah cara
untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencana dan
teratur. Jadi, metode selalu erat hubungannya dengan prosedur, proses atau teknik
yang sistematis untuk melakukan penelitian disiplin tertentu. Hal ini dimaksud
agar mendapatkan objek penelitian.17
Kajian ini merupakan sejarah sosial, dimana penulis melihat fakta sosial
sebagai bahan kajian. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
adalah metode sejarah, yaitu seperangkat prinsip-prinsip yang sistematis dan
aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai
secara kritis dan menyajikan secara sistematis dalam bentuk laporan tertulis.18
Proses metode sejarah ada empat tahapannya yaitu heuristik, kritik sumber,
interpretasi, historiografi.
17 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010)
hlm 11. 18 Nugroho Notususanto, Mengerti Sejarah, (Jakarta: yayasan penerbit Univ.
Indonesia,1985) hlm 32.
16
1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Dalam penelitian sejarah pengumpulan data atau sumber merupakan data
pertama dalam meneliti sejarah atau sering disebut dengan heuristik. Heuristik
berasal dari bahasa Yunani heuristiken, yang berarti pengumpulan atau
menemukan sumber. Yang dimaksud dengan sumber atau sumber sejarah
(historical sources) adalah sejumlah materi sejarah yan tersebar dan
terdifersifikasi.19
Menulis sejarah tidak mungkin dapat dilakukan tanpa tersedianya sumber
sejarah. Sumber sejarah yang dikumpulkan itu merupakan “saksi- mata”
(eyewitnes) yang mengetahui kejadian tentang suatu periode. Kesaksian dari para
saksi mata itu memuat semua yang dipikirkan, dirasakan dan dikataka oleh
individu dan kelompok masyarakat tentang suatu kejadian dan mengapa sesuatu
terjadi. Semua yang berasal dari saksi-mata itu telah direkam dalam dokumen. Hal
ini sejalan dengan apa yang dikatakan Carl Becker, sejarawan Amerika, bahwa
sejarah adalah ingatan tentang hal-hal yang telah dikatakan dan diperbuat.
Selanjutnya juga faktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya suatu
peristiwa, aksi dan reaksi yang menyusul kemudian.20
Para ahli metodologi telah membuat klarifikasi dalam sumber sejarah, dari
yang sangat sederhana sampai kepada yang sangat bercabang-cabang. Klarifikasi
yang sederhana misalnya membagi sumber-sumber sejarah atas tiga macam, yaitu
yang pertama sumber benda (bangunan, perkakas, senjata), yang kedua sumber
19 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu,
2010) hlm 29.
20 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010)
hlm 31.
17
tertulis (dokumen) dan yang ketiga sumber lisan (wawancara).21 Pengumpulan
data atau sumber merupakan langkah pertama dalam meneliti sejarah, data-data
yang dikumpulkan mengenai peran ulama dalam memperjuangkan pendidikanI
Islam hingga didirikannya madrasah Nurul Islam yaitu melalui penelitian
lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara
observasi yang dilakukan dengan sejarah lisan, kemudian penelitian kepustakaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian. sumber-sumber dalam heuristik dapat dikelompokkan pada
dua yaitu sumber primer dan sumber primer.
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber-sumber yang keterangannya diperoleh
secara langsung dari yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala
sendiri.22 Sedangkan dalam sumber lisan, data primernya ialah dengan wawancara
langsung dengan pelaku atau saksi mata yang dalam hal ini disebut dengan
informan. Informan yang digunakan dalam penelitian ini ialah saksi hidup yang
hingga saat sekarang masih dapat diketahui keberadaannya sehngga bisa dimintai
keterangan yang membantu penulis, terkait dengan bagaimana peran Ulama dalam
memperjuangkan pendidikan Islam hingga dengan didirikannya Madrasah Nurul
Islam kota Jambi yang merupakan hasil dari perjuangan ulama dalam
memperjuangkan pendidikan Islam di masa Kolonial.
21 Nugroho Notususanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta: Inti Idayu
Press 1984) hlm. 36. 22 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,
2011) hlm 108.
18
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder ialah sumber yang keterangannya diperoleh
pengarangnya dari orang lain atau sumber lain.23 Sumber sekunder atau data
sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh orang yang berfungsi
mendukung peneliti bisa berbentuk dokumen, buku, hasil pengamatan, majalah,
hasil dari dokumen pribadi, dan dokumen-dokumen resmi yang telah ada dan
dapat mendukung penelitian ini.24
2. Verifikasi (kritik sumber)
Konsekuensi logis didalam metode sejarah adalah dengan dilakukannya
kritik sumber atau verifikasi. Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk
mendapatkan otentisitas dan kreadibilitas sumber. Adapun caranya yaitu dengan
melakukan kritik. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan
rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu
kejadian.25
Kritik merupakan produk proses ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan dan agar terhindar dari fantasi, manifulasi. Sumber-sumber pertama
harus dikritik. Sumber harus diverifikasi atau diuji kebenarannya. Metodologi
sejarah memikirkan bagaimana menguji sumber-sumber itu agar menghasilkan
fakta. Sumber-sumber yang dikumpulkan tersebut baik berupa benda, sumber
23 Nugrogo Notususanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta: Inti Idayu
Pres 1984) hlm 37. 24 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2014) hlm. 159 25 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010)
hlm 34.
19
tertulis maupun sumber lisan kemudian diverifikasi atau diuji melalui serangkaian
kritik, baik yang bersifat intern maupun ekstern.26
a. Kritik Eksternal (luar)
Kritik eksternal adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan
melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber. Kritik eksternal mengarah pada
pengujian terhadap aspek luar dari sumber.27 Kritik eksternal dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keabsahan dan autentisitas sumber. Kritik terhadap
autentisitas sumber tersebut misalnya dengan melakukan pengecekan tanggal
penerbitan dokumen, pengecekan bahan yang berupa kertas atau tinta apakah
cocok dengan masa dimana bahan semacam itu bisa digunakan untuk dipoduksi.
Memastikan suatu sumber apakah termasuk sumber asli atau salinan, apakah itu
penulisan ulang atau hasil fotokopi.
b. Kritik internal
kritik internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber,
artinya apakah isi dokumen ini dipercaya, tidak dimanipulasi,mengandung bias,
dikecohkan dan lain-lain.28 kritik internal menilaisecara intrinsik sumber-sumber
sejarah serta membuat perbandingan kesaksian dari berbagai sumber.
26 M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta:
Kencana, 2014) hlm 223. 27Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010),
hlm 36. 28 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu,
2010), hlm 37.
20
3. Interpretasi (Analisis)
Untuk menghasilkan cerita sejarah, fakta yang sudah dikumpulkan harus
diinterpretasikan. Kedudukan interpretasi ada diantara verifikasi dan eksposisi.
Subjektivitas adalah hak sejarawan. Namun, ini bukan berarti sejarawan dapat
melakukan interpretasi semaunya sendiri. Sejarawan tetap ada dibawah bimbingan
metodologi sejarah, sehingga subjektivitas dapat dieliminasi. Metodologi
mengharuskan sejarawan mencantumkan sumber sumber datanya. Hal ini
dimaksud agar pembaca dapat mengecek kebenaran dan konsisten dengan
interpretasinya.29
Dalam hal ini, dapat dilihat bagaimana peran ulama dalam
memperjuangkan pendidikan Islam di Jambi dalam masa kolonial, yaitu dapat
dilihat dari bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Nurul Islam kota Jambi 1915.
4. Historiografi
Historiografi adalah penulisan sejarah yang betujuan untuk merangkai
fakta-fakta menjadi kisah sejarah. Penulisan sejarah merupakan tahap akhir dari
prosedur penelitian, penulisan ini diusahakan selalu memperhatikan aspek
kronologis, sedangkan penyajiannya berdasarkan tema – tema penting dari setiap
perkembangan objek penelitian.30 Tahap ini melakukan penulisan, pemaparan,
pelaporan hasil penelitian sejarah yang dilakukan. Penulisan hasil penelitian
29 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha ilmu,
2010), hlm 55. 30 Dudung Abdurrahman, metode penelitian sejarah, (Jakarta: logos 1999) hlm.93
21
sejarah ini memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak
dari awal hingga akhir, yang ditulis sesuai dengan metode penulisan sejarah.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data di lapangan, metode yang penulis gunakan
terdiri dari beberapa macam yaitu :
1. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap
gejala dan penomena-penomena yang diteliti. Dalam penelitian ini, observasi
yang peneliti gunakan adalah observasi partisipan (participane observation),
tetapi jenisnya adalah partisipasi pasif (vasive participant), yaitu suatu jenis
observasi dimana peneliti lebih dominan sebagai pengamat suatu lokasi penelitian.
Observasi ini dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang
telah peneliti siapkan sebelumnya, ini dilakukan untuk memudahkan peneliti
dalam menjaring data. Selanjutnya panduan ini dapat dikembangkan dan
diperbaharui kembali selama berada di lokasi penelitian, hasil observasi tersebut
selanjutnya dicatat dalam lembar catatan penelitian.
22
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan terhadap satu
orang atau lebih yang dilakukan secara berhadap-hadapan (face to face) secara
fisik dimana orang yang satu melihat dan mendengar orang yang lainnya.31
Metode ini merupakan salah satu cara dalam pengumpula data yang harus
dilakukan untuk mendukung observasi. Dengan wawancara diharapkan peneliti
dapat memasuki pikiran dan perasaan responden dan mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak terstruktur, yakni wawancara hanya mengumpulkan data yang relevan saja
dengan permasalahan yang diteliti. Karena itu, sifatnya juga formal dan terbuka,
karena wawancara yang diadakan lebih mengutamakan catatan-catatan dan tidak
memerlukan tempat tersendiri, serta tidak menutup kemungkinan pula satu orang
informan diwawancarai lebih dari satu kali, baik untuk permasalahan baru atau
lama jika terdapat hal-hal yang tidak tercatat, kurang jelas ataupun ragu-ragu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data terhadap
hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
31 Lexy J. Maleong, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya)
hlm. 186
23
C. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang akan diceritakan kepada orag lain. Hal tersebut dilakukan dengan
menggunakan analisa data sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pengumpulan data penelitian, seseorang
peneliti dapat dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan metode
observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan
subjek penelitian32. Makna dari tahap ini peneliti mencatat data lapangan
kemudian diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang
diteliti.
2. Penyajian Data
setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
32 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan kualitatif),
(Jakarta : Gaung Persada Press, 2009) hlm 223
24
Untuk itu, maka peneliti harus selalu menguji apa uang telah ditemukan
pada saat memaski lapangan yang masih bersifat hipotek itu berkembang atau
tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan
selalu didukung oleh data ada saat dikumpulkan di lapangan, dan selanjutnya di
uji melalui pengumpula data yan terus menerus.
3. Pengambilan kesimpulan atau Verifikasi
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan
display data sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk
menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara masih dapat diuji kembali
dengan data di lapangan. Dengan cara merefleksikan peneliti dapat bertukar
fikiran dengan teman sejawat, trianggulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat
tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan continue dan baik, maka
keilmiahannya hasil penelitian dapat diterima. Setelah hasil penelitian diuji
kebenarannya peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai
laporan penelitian.33
D. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi positivisme dan
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.34
Untuk menciptakan keabsahan data peneliti yang telah dikumpulkan, dalam
33 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan kualitatif),hlm
225-226. 34 Lexy J. Maleong, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya),
hlm 321
25
penelitian ini digunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.35
Teknik Triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sember lainnya. Menrut Denzim, ada 4 macam Triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yaitu : (1) memanfaatkan penggunaan sumber, (2) memanfaatkan
penggunaan metode, (3) memanfaatkan menggunakan penyidik, (4)
memanfaatkan penggunaan teori.36
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi memanfaatkan
penggunaan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajar kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan37 :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
2. membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tantang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
35 Lexy J. Maleong, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya),
hlm 330 36 Lexy J. Maleong, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya),
hlm 330 37 Lexy J. Maleong, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya),
hlm 331
26
4. Membandingkan keadaan dan persektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan dengan orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam hal ini peneliti ingin membandingkan dan memeriksa kembali
bagaimana kebenaran dan keabsahan data yang diperoleh dilapangan mengenai
sejarah dan perkembangan madrasah Nurul Islam.
27
Jadwal Penelitian
Tabel 1
no Kegiatan
BULAN
Sep-18 Okt-18 Nov-18 Feb-18 Maret-19 Mei-19 Sept-19 Okt-19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
1. Pengajuan
judul
√
2. Proposal dan
pengajuan
dosen
pembimbing
√
3. Bimbingan dan
Perbaikan
Proposal
√ √ √
5. Seminar
Proposal dan
Perbaikan
√ √
6. Pengesahan dan
Izin Riset
√
7. Pelaksanaan
riset
√ √ √
8. Pengumpulan
Data
√
√
√
√
9. Konsultasi
Pembimbing
√
√
√
10 ACC Skripsi
√
11 Agenda Skripsi
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi38
Danau Teluk adalah suatu kecamatan yang cukup tua, dahulunya masih
berbentuk kawedanan39 yang dipimpin oleh Datuk Anang Bahri sekitar tahun
1948 dengan pusat kawedanan di kawasan pasar Olak Kemang. Seiring waktu
berlalu daerah tersebut mulai berkembang, sehingga terbentuklah Kecamatan
Danau Teluk yang dulunya menyatu dengan Kecamatan Pelayangan dan
Telanaipura. Pada sekitar tahun 1967 akhirnya terpisah dan menjadi Kecamatan
induk dengan Camat pertama yaitu Kemas Muhammad Saman.
Secara bahasa “danau” berarti genangan air yang amat luas, dikelilingi
daratan, dan “teluk” berarti bagian laut yang menjorok ke darat. Sehingga dapat
dipahami mengapa daerah ini dinamakan Danau Teluk karena daerah tersebut
merupakan genangan air yang luas dan juga merupakan bagian dari sungai
Batanghari karena jika ditelusuri maka keduanya akan terhubung. Inilah sebabnya
mengapa daerah ini disebut dengan Danau Teluk. Salah satu keunikan Kecamatn
di Danau Teluk karena di wilayah kota Jambi hanya terdapat dua danau (tergolong
luas) yang ada sampai sekarang, yaitu: 1) Danau Teluk dan 2) Danau Sipin
38 Data dari kecamatan Danau Teluk 39 Kewedanan berasal dari bahasa Sansakerta “Ke-wedan-an” yang berarti wilayah
administrasi dibawah kabupaten dan diatas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia Belanda
dan beberapa tahun setelah kemerdekaan Indonesia yang dipakai di beberapa Provinsi.
Pemimpinnya disebut Weda.
29
(kecamatan Telanaipura) dan bentuknya yang bila dilihat dari atas menggunakan
peta tampak seperti ikan mas.
Bagian dari kecamatan Danau Teluk terdapat 5 kelurahan yang juga
mempunyai sejarahnya tersendiri, yaitu Kelurahna Olak Kemang40, Kelurahan
Ulu Gedong41, Kelurahan Tanjug Pasir42, Kelurahan Tanjung Raden43, dan
Kelurahan Pasir Panjang44
Diantara 5 kampung/kelurahan yang bernaung diwilayah Kecamatan
Danau Teluk, ada 2 kelurahan yang termasuk kedalam wilayah “Pacinan45” yaitu
Kelurahan Olak Kemang dan Kelurahan Ulu Gedong.
Danau Teluk adalah salah satu dari 621 danau yang berukuran kecil yang
tesebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar danau-danau tersebut memiliki
panorama geografis karakteristik dan keunikan tersendiri. Potensi lainnya di
Kecamatan Danau Teluk ialah adanya keberadaan tempat peninggalan sejarah,
40 Dinamakan olak Kemang karena di tempat ini terdapat pohon kemang yang di
bawahnya terdapat arus pusaran air (olak) sungai Batanghari. 41 Dinamakan Ulu Gedong karena di daerah ii dijadikan sebagai pangkalan bongkar muat
garam. Adapun sebutan “gedong” berawal dari kata gudang. 42 Dinamakan Tanjung Pasir karena didaerah ini terdapat tanah (ujung) berpasir yang
menganjur kesungai Batanghari. 43 Dinamakan Tanjung Raden Karen di daerah ini terdapat kumpulan keturunan “raden”
yang telah ditetapkan tempatnya oleh pihak Belanda. Adapula yang menyebutkan bahwa sebelum
bernama Tanjung Raden kampung tersebut disebut Tanjung Bungur. 44 Dinamakan Pasir Panjang karena di daerah ini terdapat bentangan pasir yang panjang
mulai dari perbatasan kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi sampai ke Olak Kemang.
Menurut penuturan A. Mirikh (Lurah Pasir Panjang) dahulu wilayah Tanjung Raden dan Tanjung
Pasir merupakan “kampung Baru” sebab sebelumnya wilaya itu merupakan wilayah kampung
PasirPanjang. Pemisahan nama tersebut terjadi ketika ketika penjajah Belanda pada waku itu
menempatkan dan mengkhususkan lokasinya “dipetak-petakkan” ukuran tanahnya bagi orang-
orang keturunan “raden” dan diberi nama kampung Tanjung Raden dan untuk orang-orang
“kemas” di kampung Tanjung Pasir. 45 Pacinan adalah sebutan yang diberikan oleh Penguasa Belanda, karena wilayah tersebut
banyak terdapat keturunan Cina yang juga berasal dari keturunan Datuk Shintay, seorang saudagar
dan juga penyebar agama Islam dikawasan Jambi Seberang. Diantara 5 kampung yang tergolong
diwilayah Pacinan adalah Olak Kemang, Ulu Gedong, Kampung Tengah, Jelmu, dan Arab
Melayu.
30
budaya religi, rumah tua, dan kerajinan khas Jambi yang terdapat di berbagai
tempat di wilayah Danau Teluk. Kemudian yang tak kalah penting ialah kekayaan
khasanah budaya dan warisan kultural yang ada disekitar Danau Teluk ecara
menyeluruh yaitu potensi unggulan diwilayah ini adalah terdapat kerambah ikan
nila dan patin. Bahkan kerajinan kerupuk ikan khas Jambi dan batik Jambi. Disisi
lain, pengalaman ke Danau Teluk ini sendiri menawarkan pengalaman yang
sangat menarik dimana jarak tempuh relative dekat dari kota Jambi yaitu kurang
lebih 20 Km.
2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian46
a. Kondisi Fisik Wilayah
kota Jambi merupakan ibu kota provinsi jambi yang berada pada 010 30’
2,99’’-010 40’ 1,70’’ Lintas Selatan dan 103 40’ 1,67-103 40’ 0,22’’ Lintang
Timur, serta berada pada ketinggian rata-rata 10 sampai 60 meter diatas
permukaan laut.
Suhu rata-rata kota Jambi pada tahun 2019 berkisar antara 25,4 0C sampai
27.5 0C, dengan suhu maksimum 32,7 0C yang terjadi pada bulan September dan
Oktober, serta suhu minimumnya 22,9 0C yang terjadi pada bulan Maret dan
Agustus.
Curah hujan kota Jambi berkisar antara 53 mm (bulan Juni dan September)
sampai 277 mm (bulan Oktober) dengan jumlah hari hujan paling sedikit pada
bulan Juni dan september dan paling banyak pada bulan November yaitu 27 hari
46 Data dari kantor lurah Tanjung Pasir
31
hujan. Kecepatan angin ditiap bulan hampir merata antara 11 knots (bulan
Desember) hingga 22 knots (pada bulan November). Sedangkan kelembaban
udara berkisar antara 77 sampai 85 persen.
Kecamatan danau teluk adalah adalah salah satu kecamatan yang berada di
kota Jambi yang terletak di sebelah selatan Kota Jambi di pinggir sungai
Batanghari yang berbatasan langsung dengan kabupaten Muaro Jambi. Adapun
kelurahan yang berada di kecamatan Danau Teluk kota Jambi (1) kelurahan Pasir
Panjang, (2) kelurahan Tanjung Raden, (3) kelurahan Tanjung Pasir, (4) kelurahan
Olak Kemang, (5) kelurahan Ulu Gedong. Adapun madrasah Nurul Islam berada
di Kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan Danau Teluk Seberang Kota Jambi.
Gambar peta kelurahan Tanjung Pasir Seberang Kota Jambi
32
Kelurahan Tanjung Pasir terletak di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi
dengan dataran rendah rawan banjir dikarenakan berbatasan langsung dengan
bantaran sungai Batanghari. Adapun luas wilayah kelurahan Tanjung Pasir
kecamatan Danau Teluk Kota Jambi menurut data yang diperoleh di kantor
kelurahan adalah 334 km2. Kelurahan Tanjung Pasir di sebelah Utara berbatasan
dengan kelurahan Tanjung Raden, sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai
Batanghari, sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Olak Kemang dan
sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Olak Kemang.
Kelurahan Tanjung Pasir memiliki kondisi dengan ketinggian tanah 10
meter diatas permuakaan laut. Topografi kelurahan Tanjung Pasir merupakan
dataran rendah dengan iklim yang sedang.
Transportasi yang digunakan masyarakat kelurahan Tanjung Pasir yaitu
mulai dari kendaraan roda dua hingga kendaraan roda empat. Namun untuk
angkutan umum ankutan kota atau yang disebut angkot tidak masuk kekawasan
ini karena seberang kota Jambi tidak termasuk pusat kota. untuk mencapai pusat
kota ataupun berbelanja kepasar, masyarakat menggunakan alat transfortasi sungai
yaitu yang biasa dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ketek. Dengan
menggunakan ketek inilah masyarakat dapat menyeberangi sungai Batanghari
dengan waktu yang relative singkat untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa
mereka dapatkan disekitar wilayah seberang kota. Dengan kata lain ketek
dijadikan transportasi untuk menyeberangi sungai Batanghari oleh masyarakat
seberang untuk ke pusat perbelanjan modern maupun tradisional (Pasar Angso
Duo). Masyarakat juga bisa menggunakan transportasi darat baik kendaraan roda
33
dua maupun kendaraan roda empat dengan menyeberangi jembatan Aurduri I
yang terletak di sebelah Utara untuk mencapai pusat kota.
Untuk mencapai instansi pemerintah dari kelurahan Tanjung Pasir
masyarakat dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat ataupun
yang lainnya. Untuk jarak ke pusat pemerintah kecamatan, pusat pemerintah kota,
dan pusat ibukota provinsi. Berikut jarak tempuh dari kelurahan Tanjung Pasir.
Tabel 2
Orbitasi (jarak dari pemerintahan) kelurahan Tanjung Pasir.
No Jarak dari pusat pemerintahan Jarak/Km2
1. Jarak dari pusat pemerintah Kecamatan 1,5 Km2
2. Jarak dari pusat pemerintah Kota -
3. Karak dari pusat pemerintah Provinsi 13 Km2
b. Penduduk
Penduduk merupakan salah satu hal penting dalam terciptanya sebuah
wilayah. Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena penduduk
bukan saja menjadi pelaksana tetapi juga menjadi sasaran pembangunan. Menurut
dokumen di kantor kelurahan Tanjung Pasir dalam tahun 2019 jumalah penduduk
laki-laki 794 dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 988 jiwa dengan total
keseluruhan sebanyak 1782 jiwa.
34
Tabel 3
Data penduduk kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan Danau Teluk47
No Jumlah KK Jumlah penduduk laki-
laki
Jumlah penduduk
perempuan
1. 73 114 Jiwa 135 Jiwa
2 60 109 Jiwa 118 Jiwa
3. 89 146 Jiwa 159 Jiwa
4. 75 116 Jiwa 238 Jiwa
5. 77 148 Jiwa 182 Jiwa
6. 82 161 Jiwa 156 jiwa
456 KK 794 Jiwa 988 Jiwa
Data susunan personil Kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan Danau Teluk
tahun 2019.
Tabel 4
Data Kependudukan Kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan Danau
Teluk Kota Jambi.
No Rukun Tetangga Jml KK LK PR Jumlah
1 Ahmad Faisol 73 114 Jiwa 135 Jiwa 279 Jiwa
2 M. Usman 60 109 Jiwa 118 Jiwa 227 Jiwa
3 Akmal 89 146 Jiwa 159 Jiwa 305 Jiwa
47 Dokumen kelurahan Tanjung Pasir
35
4 M. Nasir 75 116 Jiwa 238 Jiwa 354 Jiwa
5 M. Ali Nawawi 77 148 Jiwa 182 Jiwa 330 Jiwa
6 Abun Jani 82 161 Jiwa 156 jiwa 317 Jiwa
Banyaknya jumlah penduduk kelurahan Tanjung Pasir yang tercatat pada
data yang ada, mayoritasnya adalah masyarakat asli Melayu yang bergelar Nyimas
dan Kemas.
c. Pemerintahan
Suatu wilayah kelurahan memiliki tiga unsur penting, yaitu adanya rakyat,
pemimpin dan daerah. Maka demikian juga kelurahan Tanjung Pasir yang
dipimpin oleh seorang lurah. Berjalan atau tidaknya suatu pemerintahan dalam
kelurahan sangat tergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari
kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang Lurah. Utukt kelancaran tugas
pemerintahan kelurahan dalam menjalankan tugas dan fusngsinya, lurah dibantu
oleh beberapa perangkat Kelurahan yang bertanggun jawab terhadap Lurah.
Berikut tabel organisasi pemerintahan kelurahan Tajung Pasir kecamatan
Danau Teluk kota Jambi.
36
Tabel 5
Nama-nama pejabat pemerintahan kelurahan Tanjung Pasir
kecamatan Danau Teluk kota Jambi tahun 2019
No Nama Jabatan
1 Hefni, S.H Lurah
2 Aminah Seklur
3 Abdul EfendI, S.E Kasi PMK
4 Abdul Aziz, S.T Kasi Pem
5 Suprapto Ariwibowo Kasi Trantib
Sumber : Kantor Kelurahan Tanjug Pasir
Jumlah aparat kantor kelurahan Tanjung Pasir berdasarkan tingkatan
golongan tahun 2019.
Tabel 6
Jumlah aparat berdasarkan tingkatan golongannya tahun 2019.
No Tingkatan Golongan Jumlah
1 Golongan I -
2 Golongan II -
3 Golongan III 5 Orang
4 Golongan IV -
Sumber: kantor lurah Tanjung Pasir tahun 2019
37
STRUKTUR ORGANISASI
KELURAHAN TANJUNG PASIR
KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI
LURAH
HEFNI, SH
SEKLUR
AMINAH
KASI PEM
ABDUL AZIZ, ST
KASI TRANTIB
SUPRAPTO
ARIWIBOWO
KASI KESOS
KASI PMK
ABDULLAH EFENDI,
SE
38
d. Agama
Dalam kehidupan sehati-hari manusia tidak lepas dari hubungan sesama
manusia dan hubungan kepada sang pencipta, oleh karena itu harus ada keserasian
antara keduanya dalam menjalankan kehidupan. Manusia sebagai mahluk Tuhan
yang mempunyai kedudukan yang tinggi dari semua mahluk.
Indonesia merupakan Negara yang memberikan kebebasan kepada
warganya untuk memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaan mereka. Di
Indonesia terdapat enam agama yang diakui, antaranya : 1) agama Islam, 2)
Kristen, 3) Protestan, 4) Hindu, 5) Budha, dan 6) Konghuchu.
Berdasarkan Observasi yang peneliti lakukan di lokasi penelitian bahwa
secara keseluruhan masyarakat kelurahan Tanjung Pasir seberang Kota Jambi
memeluk agama Islam. Berikut laporan dari kelurahan Tanjung Pasir pada tahun
2019.
Tabel 7
Daftar agama dan jumlah pemeluknya di kelurahan Tanjun Pasir
No Agama Jumlah (jiwa) Keterangan
1 Islam 1782
2 Kristen -
3 Protestan -
4 Budha -
5 Hindu -
39
6 Konghuchu -
Sumber: kantor Lurah Tanjung Pasir
Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat kelurahan Tanjung Pasir
masih sangat alamiah, dalam arti lain belum tercampur dengan individu atau
orang-orang pendatang dengan status agama yang berbeda. Masyarakat kelurahan
Tanjung Pasir keseluruhannya adalah beragama Islam.
Untuk jumlah fasilitas peribadatan masyarakat kelurahan Tanjung Pasir
hanya terdapat Masjid yang berjmlah 1 buah. Masjid ini bernama masjid Djamek
Nurul Islam yang sudah berdiri sejak tahun 1914 M.
e. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan khususnya tingkat perekonomian. Dengan
tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendingkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga akan mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru dan
dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk membuka lapangan
kerja guna mengatasi penganguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam
sistematika fikir atau pola fikir atau pola fikir individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan Tanjung
Pasir, pendidikan merupakan faktor penting dan sangat mendasar, untuk
mewujudkan semua itu, sarana dan prasarana pendidikan haruslah memadai. Di
40
Kelurahan Tanjung Pasir dapat dikatakan cukup. Untuk lebih mengetahui
gambaran pendidikan di Kelurahan Tanjung Pasir pada tahun 2019, dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 8
jumlah lembaga pendidikan di Kelurahan Tanjung Pasir
No Jenis Lembaga Pendidikan Jumlah Lembaga
1 PAUD 1
2 TK 1
3 SD 2
4 SMP -
5 SMA -
6 Pondok Pesantren -
7 Madrasah Ibtidaiyah 1
8 SLB -
JUMLAH 5 BUAH
Sumber : kantor lurah Tanjung Pasir.
f. Ciri khas Budaya dan Kerajinan
Ada beberapa ciri khas dari kecamatan Danau Teluk Umumnya wilayah
Seberang Kota Jambi yang masih terjaga dari zaman dahulu dan dapat ditemukan
saat ini. Diantaranya :
41
1. Alat transportasi air yang biasa digunakan untuk menyeberang sungai
Batanghari dari yang disebut “ketek”
2. Perempuan yang menutup seluruh tubuhnya kecuali kedua mata
dengan menggunakan dua kain yang disebut “kain duo” atau “tudung
lingkup” (namun saat ini hanya ditemukan dalam acara-acara tertentu).
3. Tradisi hantaran pernikahan yang masih menggunakan Tradisi adat
Melayu Jambi seperti seloko-seloko adat dan pantun-pantun melayu.
4. Tradisi makan bersama dengan wadah yang disebut nampan /talam
(juga disebut makan bahidang) pada kegiatan-kegiatan masyarakt
seperti acara pernikahan, walimah, sedekah arwah, peringatan maulid
Nabi Muhammad SAW dsb.
5. Masakan-masakan khas yang berbahan dari ikan sungai dan danau
seperti gulai tepek ikan, gangan palapa, kerutub, rusip, bekasam dll.
Serta kue-kue khas seperti pedamaran, na’am, gomak, pempek sambal,
ketan punar dll.
6. Istilah-istilah melayu Jambi yang masih sering terdengar walaupun
sudah memasuki zaman modern. Seperti kata a) bekerobong yang
berarti menutupi seluruh tubuh dengan menggunakan kain, b)
nyelemar/nadir yang bermaksud perbuatan yang tak lazim dilakukan,
c) teseruhup yang berm aksud peristiwa apabila seseorang terjatuh dan
dan terperosok ke benda/tempat lain. d) gayu selamat yang bermaksud
ungkapan untuk larangan jangan melakukan sesuatu perbuatan. e) serit
42
yang berarti susah. f) dak ngolok yang bermaksud ketidak sesuaian, g)
belambun yang berarti banyak, dan lain sebagainya.
7. Permainan tradisional masyarakat yang masih ada dimainkan oleh
anak-anak seperti permainan ladang, kengkek, suruk pancit, tapekong,
dan lain sebagianya.
8. Pengrajin batik yang masih mudah ditemukan karena sudah turun
temurun dari generasi kenerasi. Sebutan batik Jambi ialah batik yang
berasal dari Jambi Seberang.
9. Pengrajin benang sulam mas namun jumlah pengrajinnya sedikit.
10. Pengrajin kerupuk ikan, yaitu kerupuk ikan khas Seberang seperti
selampit , kipas, dan kembang.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Sejarah dan Perkembangan Madrasah Nurul Islam
Wilayah kota Jambi terbagi menjadi kampung-kampung, yaitu
perkampungan sebelah kiri dan kanan sungai Batanghari. Adapun yang sebelah
sungai kiri sungai Batanghari yang merupakan pusat peradaban Islam, terbagi
atas, Tanjung Johor, Tahtul Yaman, Arab Melayu, Mudung Laut, Jelmu, kampung
Tengah, Ulu Gedong, Olak Kemang, Tanjung Pasir, Tanjng Raden dan Pasir
Panjang.48 Kampung ini lebih dikenal dengan sebutan Jambi Seberang.
48 Helik Sudiono, ‘’Perkembangan Pendidikan Islam Masa Kontemporer: Pondok
Pesantren Al-Jauharein di Kota Jambi tahun 2003-2016’’ Skripsi, hlm 3
43
Madrasah Nurul Islam adalah salah satu madrasah yang tertua di kota
Jambi yang berdiri pada tahun 1915 M. yang berdiri melalui peran para ulama
Perukunan Tsamaratul Insan yang memperjuangkan pendidikan Islam dalam masa
Kolonial Belanda di Jambi. Madrasah Nurul Islam dipimpin oleh Kemas H.
Muhammad Sholeh bin Kemas H. Muhammad Yasin, Beliau adalah seorang
Mubaligh Islam yang terkenal di Jambi denga rekan-rekannya seperti : Kyai H.
Ibrahim, Kyai H. Abdussomad, Kyai H. Abdul Syakur, Kyai H. Usman. Mereka
itu sama-sama mempelajari dan memperdalam ajaran Islam di Makkah pusat
agama Islam di dunia. setelah pulang dari menuntut ilmu di Makkah pada tahun
1913 mereka mendirikan 3 rumah kuttab dan 1 madrasah buluh, dan kemudian
dibawah panji Perukunan Tsamaratul Insan diperbaharui menjadi madrasah, yaitu:
1. Madrasah Nurul Iman, dipimpin oleh H. Ibrahim bin H.A Majid yang
terletak di desa Ulu Gedong.
2. Madrasah Al-Jauharein didirikan Al-Alimul Alamah Syeh H. Usman bin
H. Ali.
3. Madrasah Sa’adatud Daerein dipimpin H. Ahmad bin H. Syakur, di Tahtul
Yaman.
4. Madrasah Nurul Islam, dipimpin oleh Kemas H.M. Saleh bin Kemas H.M
Yasin di Tanjung Pasir.
Keempat madrasah inilah yang memiliki peranan penting terhadap
perkembangan pendidikan Islam, bahkan Islam itu sendiri. Dengan berdirinya
madrasah-madrasah tersebut mulailah mencetak kader dan ulama Islam di
provinsi Jambi ini sampai saat sekarang. Adapun madrasah Nurul Islam
44
diresmikan oleh Kemas H. Muhammad Sholeh bin Kemas H. Muhammad Yasin
bersama tokoh dan masyarakat kampung Tanjung Pasir, kampung Tanjug Raden,
Kampung Pasir Panjang, kampung Buluran Kenali dan Danau Sipin. madrasah
Nurul Islam terdiri dari tiga lantai, dan terbuat dari bahan kayu.
Para mudir yang pernah memimpin madrasah Nurul Islam49 :
1. KH. Kemas Muhammad Sholeh (1915 – 1925)
2. KH. Kemas Abdus Shomad (1925 – 1932)
3. KH. A Roni (1932 – 1937)
4. KH. Ali Sulaiman (1937 – 1942)
5. KH. RA Rahman (1942 – 1953)
6. KH. Ishaq (1953 – 1957)
7. KH. Drs. Abdullah Umar (1957-2015)
Kitab-kita yang dipelajari di Madrasah Nurul Islam.
1. Tafsir : Jalalain - Jalaluddin Al Mahally
- Jalaluddin As Sayuthi
- Ibnu Katsir
2. Tauhid : - Matan As Sanusi (Muhammad Yusuf As Sanusi)
- Tijan Ad Darori (Muhammad Nawawi Al Jawa)
- Kifayatul Awam (Ibrahim Al Baijuri)
3. Hadist : - Matan Arbain (Yahya bin Syarifuddin An Nawawi)
49 Dokumen museum Gentala Arasy
45
- Riyadhus Sholihin (Yahya bin Syarifuddin An
Nawawi)
- Dalilul Falihin (Muhammad bin ‘Alan)
- Shohih Bukhori (Imam Bukhori)
- Shohih Muslim (Imam Muslim)
4. Fiqh : - Safinatun Najah (Syekh Salim)
- Matan At Taqrib (Ibnu Syaja’i Ahmad bin Husin)
- Fathul Mu’in (Zainuddin bin Abdul Aziz Al
Malabari)
- Al Bajuri (Syeikh Ibrahim Albajuri)
- I’anathut Thalibin (S. Bakri bin Muhammad
Sathoo
5. Nahwu : - Matan Al Jurumiyah (Ahmad Zaini Dahlan)
- Mukhtasar Jida Syarah dari Matan Al Jumuriyah
- Matan Alfiah (Jalaluddin Ahmad bin Abdullah)
- Bukhori Ibnu Aqil oleh Jalaluddin As Sayuthi
- Syeikh Kholid (Abi Annajah)
- Qatrun Nada (Ibnu Hisyam)
- Qawa’idul Lughoh (Rifa’i Nahif)
6. Sharaf : - Matan Bina (Nala’ Abdullah Ad Dinuqazy)
- Kailani (Abi Hasan Ali bin Hisyam Al Kailni)
- Mathlub, terbitan Mesir
46
Pembangunan madrasah Nurul Islam bersamaan dengan berdirinya masjid
Djamek Nurul Islam.50 Masjid ini didirikan sekitar tahun 1333 H/1914 M yang
didirikan oleh Kemas. H Abdul Kadir (Kemas Ngebih) dan tuan guru Kemas H.
Muhammad Sholeh, serta dibantu dan disokong tua-tua tengganai serta
masyarakat tiga kampung Tanjung Pasir, Tanjung Raden dan Pasir Panjang.
Masjid ini dibuat dari Bahan-bahan kayu, tiang bulian , dinding papan, lantai
papan dan atap genteng berukruran 15x15m2 lengkap didalamnya dengan satu
buah mimbar yang bertangga lima tingkat dengan dindingnya berukir bunga-
bungaan yang merupakan seni ketimuran. Disamping masjid ini didirikan pula
sebuah menara bertingkat dua terbuat dari bahan kayu bulian beratap seng dengan
tinggi menara 15 m.
Pada awal tahun 1335H/1916M mulai didirikan jumat di Masjid Djamek
Nurul Islam ini oleh masyarakat tiga kampung yang difatwakan oleh seorang
ulama besar yang datang dari Makkah yaitu guru Usman Serawak. Pada
permulaan berdirinya Jumat di Masjid ini pegawai-pegawainya dipimpin sendiri
oleh guru Kemas H. Muhammad Sholeh.
Pada tahun 1357 H/1938 M melihat dan memperhatikan bahwa keadaan
perkembangan penduduk ditiga kampung ini makin bertambah sehubungan pula
dengan masjid ini sudah tua maka atas inisiatif guru Kemas H Abdus somad,
Kemas H. Abdullah Demang dan H. Ali bin H. Yasin Bilal maka dibentuklah
panitia pembangunan masjid Djamek tiga kampung yang lengkap dengan
50 Wawancara dengan bapak Yunus, yang menjabat sebagai Pengurus Masjid Nurul Islam. Pada
15 Februari 2019.
47
anggota-anggota pengurusnya dari masyararakat tiga kampung panitia ini yang
akan membangu masjid yang baru di tempat masjid yang ada ini dengan bahan-
bahan terdiri dari batu dan beton selurunya berukran 20x20m2 dan diberi nama
Masjid djamek kampung Pasir Panjang, Tanjung Raden dan Tanjung Pasir.
Tugas dari panitia ini terbentur Karena penjajahan Jepang tahun 1942 M.
selama 4 tahun itu tidaklah bergerak apa-apa maka pada tahun 1366 H/1947M
dapatlah pula meneruskan pekerjaan dan pembangunan masjid ini dengan
dipimpin dan diketuai oleh Guru H. Abdul Roni Jasin hingga selesai pekerjaan
pembangunannya seperti pada waktu sekarang ini dan setelah guru H. Abdul Roni
bermukim di Makkah dari tahun 1959 M sampai sekarang jabtan kepala pengurus
dijabat oleh H. Ismail bin H. Abdul Rahman.
Pada tanggal 4 April 1989 telah dibentuk yayasan Nurul Islam periode
pertama masa bakti tahun 1989-1997 dengan susunan pengurusnya sebagai
berikut :
1. Ketua : AH. Yabri A.Shomad
Wakil : H. kemas Yusuh Arifin
2. Sekretaris : H. Abdullah Umar
Wakil sekretris : M. Nur Asy’ari
3. Bendahara : Rd. A. Bakar
Yayasan Nurul Islam telah dinotariskan dengan nomor : M.42-KT.03.01
kemudian utnuk kepengurusan yayasan Nurul Islam perode II (kedua) masa bakti
tahun 1998-2001 telah diresmikan pada hari jumat tanggal 11 September 1998 /
48
22 Jumadil Awal 1419 H pukul 03.00 sore di gedung Tahfizil Quran oleh camat
Danau Teluk. Kepengurusan tersebut adalah :
1. Ketua Umum : H. Kms. Arsyad SH. MH
2. Ketua harian : H. Ah. Nawawi HS
3. Sekretaris I : Drs. H. Abdullah Umar
Sekretaris II : Drs. Haryadi
Sekretaris III : M. Zamroni BBA
4. Bendahara I : H. Kms. Yusuh Arifin
Bendahara II : Kms. Anwar
Bendahara III : Lukman Rahim
Sejak berdirinya madrasah Nurul Islam mengalami pasang surut dalam
perjalanannya. Pada tahun 1942 M (masa penjajahan Jepang) perkembangannya
menurun sesuai situasi dan kondisi saat itu. Setelah kemerdekaan Indonesia tahun
1945 mulai berkembang kemajuannya hingga murid-murid yang menuntut ilmu di
sini datang dari berbagai daerah luar Jambi. Madrasah ini juga pernah menjadi
pondok pesantren dengan didirikannya rumah atau pondok-pondok tempat santri
belajar di tepian sungai Batanghari atau tepatnya dibelakang bangunan Madrasah
Nurul Islam.51 Menurut penuturan dari ustadz Muhammad Yusuf, murid yang
pernah belajar dimadrasah Nurul Islam sekarang menjadi penulis kitab-kitab di
Mekkah.
51 Hasil wawancara dengan M. Yusuf, anak dari M. Nur Asy’ari yang sekarang menjadi
guru di madrasah Nurul Islam pada Maret 2019
49
Namun seiring perkembangan zaman madrasah Ini mengalami
kemunduran , tak seperti tiga madrasah lainnya yang terus berkembang sampai
saat ini madrasah Nurul Islam sempat beberapakali mengalami kefakuman dan
saai ini tidak eksis lagi.
Sejak tahun 1950an, kementrian agama merekstukturisasi lembaga-
lembaga pendidikan Islam yang menyesuaikan kurikulum modern. Madrasah-
madrasah di Jambi menunjukkan resistensinya. Akibatnya secara perlahan
madrasah mengalami kemunduran dan krisis penerimaan murid. Adopsi beberapa
mata pelajaran umum hanya setengah hati, murid tidak diwajibkan untuk
mempelajarinya. Mata pelajaran umum seperti matematika, ekonomi, bahasa
indonesia dan inggris, diposisikan sebagai minat dan bakat. Maka memasuki
pertengahan tahun 1970an, madrasah Nurul Islam terus mengalami penyusutan
murid dan akhirnya tutup.52 Madrasah Nurul Iman dan al-Jauharen juga
mengalami hal yang sama, namun madrasah ini mampu bangkit lagi dan eksis
sampai saat ini.
Madrasah Nurul Islam hingga sempat mengalami timbul tenggelam
hingga beberapa kali namun tidak ada data yang pasti mengenai tahun-tahunnya.
Menurut wawancara penulis dengan salah satu guru yang pernah mengajar
sebagian penyebabnya adalah ketika ada program di sekolah untuk
menyekolahkan para gurunya di perguruan tinggi guna untuk meningkatkan
kualitas pendidik, namun setelah itu para guru yang disekolahkan dari Nurul Islam
52 Ali Muzakir, Transformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no. 1, Januari-Juni 2017, hlm 15
50
tersebut lebih memilih mengajar di sekolah-sekolah negeri, yang akhirnya
madrasah ini kekurangan tenaga pengajar yang berkompeten.53kemudian juga
karena Madrasah ini mendirikan seolah menengah atas atau SMA umum yang
dirasa masyarakat tidak sesuai. Selain hal tersebut, faktor yang membuat
madrasah Nurul Islam ini mengalami kemunduran ialah kurangnya perhatian dari
pemerintah, Tidak ada dana di yayasan.54Dan semakin tidak adanya siswa karena
tersaingi oleh sekolah-sekolah baru yang lebih modern.
Selain itu, penyebab runtuhnya dari Madrasah Nurul Islam ialah karena
tidak ada lagi figur seorang Kyai.55 Karena Secara kelembagaan pendidikan Islam
tradisional memiliki 5 unsur penting, yaitu pondok, masjid, kitab kuning, santri
dan kyai. 56
Madrasah Nurul Islam mengalami pasang surut dalam perkembangannya.
Dan setelah beberapa lama fakum, kini madrasah Nurul Islam mulai bangkit lagi
dan tepatnya pada tahun 2015 madrasah ini memulai membuka Madrasah
Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Nurul Islam yang sekarang sudah sampai kelas 5. Dan
seelumnya juga telah dibuka Raudatul Athfal (taman kanak-kanak) Nurul Islam.
53 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Cahaya di kediamannya di kampung Tanjung Pasir
pada tanggal 2 Februari 2019 54 Hasil wawancara dengan Ibu Nyimas Zuhriah di kediamannya Kampung Tanjung
Raden pada bulan Desember 2018. 55 Menurut keterangan dari bapak Yunus. Pada 15 Februari 2019. 56 Ali Muzakir, T ransformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no. 1, Januari-Juni 2017, hlm 13
51
2. Peran Ulama Dalam Memperjuangkan Pendidikan Islam Tradisional
di Jambi Pada Masa Kolonial Belanda
Disaat Belanda memperluas pengaruhnya ke daerah Jambi sejak tahun
1855 M dengan menyatakan tuntutan Belanda atas daerah kesultanan Jambi yang
akhirnya menimbulkan pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan
kesultanan pada tahun 1858 M. Pada hakikatnya, pengaruh Barat (Belanda) baru
dirasakan setelah kekalahan serta gugurnya Sultan Thaha Syaifuddin tahun 1904
M, dan dijadikannya Jambi oleh Belanda sebagai daerah keresidenan pada tahun
1906.57
Sementara para ulama terus berupaya membangun kekuatan-kekuatan
baru. Para Ulama mencermati dan menyiasati strategi bagaimana cara melawan
Belanda dengan pembinaaan umat, yaitu dengan melalui pendidikan. Sesuai
dengan nasihat Syekh Adul Madjid bahwa sudah bukan zamannya melawan
Belanda dengan senjata seperti yang dijalankan oleh Sultan Thaha dan tentaranya,
perlu strategi baru dalam melawan Belanda, yaitu melalui jalur pendidikan, bila
sudah terdidik, mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kecerdasan, kesadaran, dan kekritisan tersebut dapat digunakan untuk
membangkitkan semangat rakyat Jambi dalam melawan Belanda.
Para ulama mempersiapkan tokoh-tokoh masa depan, sebagaimana yang
digagas forum ulama pacinan mau memberangkatkan seorang Abdul Madjid dan
calon tokoh lainnya tolabul ilmi keluar negeri. Meski kemudian Abdul Madjid
57 Dokumen Museum Gentala Arasy.
52
melanjutkan pendidikannya ke Al Madrasaty Saulatiyah di Makkah guna
memperdalam pengetahuan ilmu agama Islam di kota Makkah (1885 M).
Syekh Abdul Madjid dikenal keras dan tegas, namun memiliki kesahajaan.
Beliau punya komunikasi sangat erat dengan Sultan Thaha dalam menghadapi
kelicikan Belanda. Disisi lain Syekh Abdul Madjid sebagai Ulama Syufi sangat
ketat mengajarkan tetang syariat Islam.
Pendidikan barat pada umumnya sukar diterima oleh masyarakat Jambi,
mereka menganggap orang-orang Belanda yang datang ke daerah ini adalah
orang-orang kafir. Oleh karena itu, dalam pendidikan secara barat daerah Jambi
termasuk yang terbelakang. Selama masa penjajahan Belanja umumnya rakyat
Jambi tidak mendapat pendidikan umum, hanya sedikit orang saja yang
berkesempatan mendapatkan pendidikan umum dan terbatas pada anak-anak
pegawai pemerintahan saja, itupun hanya pada H.I.S yang hanya satu di kota
Jambi. Sedangkan di dusun yang penduduknya lebih banyak didirikan sekolah
desa yang hanya sampai 3 kelas.
Kekhawatiran masuknya pemikiran modern barat yang diwakili oleh
penajajah Belanda kepada masyarakat Jambi adalah Negara Belanda sebagai
Negara penjajah. Secara umum Negara penjajah barat, ketika menjajah Negara
lain dengan memakai prinsip imperialis dan kapitalis. Sehingga Belanda tidak
hanya menginvasi Negara kecil tetapi juga menjajah sistem pendidikan. hukum,
adat, dan budaya.58
58 Maksum Malim, inovasi Pendidikan Islam di Jambi Dalam Sejah, jurnal, hlm 8
53
Kemudian timbul pemikiran untuk mendidik anak-anak menuntut ilmu
agama Islam, terutama anak-anak pejabat kesultanan Jambi dan golongan
pemerintahan. Dengan maksud agar pejabat-pejabat kerajaan nantinya juga
sebagai pendidik dan penyiar agama Islam. Dengan demikian masyarakat
mempunyai kesadaran beragama Islam dan mempersiapkan kader-kader penyiar
agama Islam yang sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman pengaruh
kekuasaan asing (kafir) di depan Jambi.
Dalam mengembangkan pendidikan Islam waktu itu para Ulama
dihadapkan pada pengaruh kekuasaan pemerintahan Belanda di Jambi sehingga
para ulama Jambi harus melepaskan sikap non-kooperatif terhadap pemerintahan
Belanda. Dilain pihak Belanja juga merasa perlu untuk mendekati para Ulama
dalam rangka politik kolonialnya.59
Syekh Abdul Madjid bersama para ulama lainnya termasuk para muridnya
makin gencar melakukan strategi pembinaan ummat. Syekh Abdul Madjid
mempersiapkan para santri dewasa untuk diberangkatkan ke Al-Madrasaty
Saulatiyah Makkah pada tahun 1908 M. diantaranya putra beliau Ibrahim bin
Abdul Madjid dari Kampung Tengah, Kemas Muhammad Sholeh bin Kemas
Muhammad Yasin dari Tanjung Pasir, Abdussomad Ibrahim Arif dari Kampung
Jelmu, Usman Ali dari Kampung Tanjung Johor, dan Ahmad Abdus Syakur dari
Kampung Tahtul Yaman, Sayyid Alwi bin Ahmad Shihab dari Pasar Jambi.
59 Dokumen Museum Gentala Arasy
54
Setelah para murid Syekh Abdul Madjid menyelesaikan pendidikannya di
Makkah pada tahun 1912 M untuk mengembangkan pengetahuan kepada
masyarakat. Berawal para alumni Al- Madrasaty Shalatiyah Makkah ini tiga
tempat belajar yang disebut rumah kuttab dan satu madrasah buluh karena
dibangun dengan bahan material bambu. Pendirian tiga unit rumah kuttab antara
lain:
1. Rumah kuttab Al-Jauharen di kampung Sungai Asam Darat ( sekarang
Kampung Manggis Kota Jambi) dipimpin Tuan guru H. Usman bin H. Ali
2. Rumah kuttab Sa’adatuddaren di Kampung Tahtul Yaman dipimpin tuan
guru Syekh Ahmad bin Abdul Syakur dikenal guru Gemuk atau guru
Tomo.
3. Madrasah Buluh Nurul Iman di Kampung Ulu Gedong dipimpin tuan guru
H. Ibrahim bin Syekh Abdul Madjid.
4. Rumah Kuttab Nurul Islam di Kampung Tanjung Pasir dipimpin tuan guru
H. Kemas Muhammad Sholeh bin H. Kemas Muhammad Yasin.
Proses pendirian madarasah buluh dan rumah kuttab dilakukan serentak
pada bulan Syafar 1331 H/1912 M. Sebagaimana kesepakatan yang dirumuskan di
kediaman tuan guru H. Muhammad Sholeh di kampung Tanjung Pasir untuk
menetapkan lokasi dan tanggung jawab pembangunan yang dipimpin tuan guru
H. Abdusomad yang berperan sebagai Hop penghulu negeri Jambi, meliputi
pendidikan Islam di rumah kuttab Al-Jauharen, Sa’adatuddaren, dan madrasah
buluh Nurul Iman, Nurul Islam yang kemudian mengalami perkembangan
berlangsung (1334 H/1915 M).
55
Syekh Abdul Madjid bin Muhammad Yusuf, wafat dalam perjalanan dari
Mekkah ke Jambi di atas kapal laut diperkirakan berada di perairan Selat Malaka
pada tahun 1334 H/1915M. adapun ilmu yang dikembangkan beliau di madrasah-
madrasa antara lain : Shorop (Al Amsilatul Jadidah, Kailani dan Mathlub). Ilmu
Hadist (Matan Arba’in, Mustolah Hadist, Muhtasarabi Jumroh dan
Riyadhussolihin). Ilmu Fiqh (Sapinatunnajah, Al Ghoyatuttaqrib, Fathul Mu’in
I’anatuttolibin) dan ilmu Tasawuf (Ta’limu Ta’lim, muroqil Ubudyah, Risalatul
Mua’awwanah dan Minhajul Abidin).
Pendidikan Islam di rumah kuttab dan madrasah buluh mengalami
perkembangan pada tahun 1334 H/1915 M. Kemudian dibawah pimpinan Guru H.
Abdus Somad bin H. Ibrahim Arif para ulama di kampung Pacinan mendirikan
organisasi Perukunan Tsamaratul Insan. guru H. Abdus Somad dalam usaha
mendirikan perukunan atau organisasi Perukunan Tsamaratul Insan ini sebagai
ikhtiar untuk kesejahteraan masyarakat kawasan Pacinan. Organisasi yang
didirikan berdasarkan izin Residen Negeri Jambi nomor 1636 sebagaimana
tercantum dalam peraturan pendiriannya yang dibuat di Jambi pada tangal 10
November 1915, bertepatan dengan 1 Zulqa’idah 1334 H. Organisasi sosial
Tsamaratul Insan sebagaimana tertera pada peraturan akta pendiriannya,
mempunyai maksud dan tujuan untuk mempersatukan masyarakat Islam Jambi
dan Mengkoordinir terutama dalam masalah-masalah sosial seperti kemalangan,
kematian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Organisasi ini pada awal berdirinya dipimpin oleh :
56
1. H. Abdus Shomad bin H. Ibrahim (Hop Penghulu Jambi)
2. H. Ibrahim bin H. Abdul Madjid (dari Kampung Tengah)
3. H. Ahmad bin Abdus Syakur (dari Kampung Tahtul Yaman)
4. H. Usman bin H. Ali ( dari Kampung Tanjung Johor)
5. Kemas H. Muhammad Sholeh bin Kemas H. Muhammad Yasin (dari
Kampung Tanjung Pasir)
6. Sayyid Alwi bin Ahmad Shihab ( dari pasar Jambi)
Tsamaratul Insan mempunyai program kerja pengembangan kesejahteraan
masyarakat seberang. Empat butir perencanaan sebagai hasil pemikiran ulama saat
itu dalam mengantisipasi masa depan tertulis dalam dokumen perkunan yaitu:
1). Membuka perkebunan yang hasilnya dipergunakan untuk kelangsungan hidup
organisasi
2). Mendirikan pesantren sebagai tempat mengajarkan ilmu agama.
3). Memakmukan masjid dan surau serta memelihara tanah pemakaman kaum
muslimin.
4). Mengadakan tanah wakaf dan rumah sakit bagi kaum muslimin, yang hasilnya
dimanfaatkan bagi kepentingan perjuangan agama.
Namun demikian, pihak pemerintah Belanda sangat mencurigai
keberadaan Tsamaratul Insan sehingga mendapat pengawasan ketat karena
dikhawatirkan akan mengorganisir masyarakat untuk melawan pemerintahan
Belanda. Akan tetapi perjuangan para ulama pendiri Tsamaratul Insan yang
57
dipimpin H. Abdussomad bin H. Ibrahim Arif sebagai Hop penghulu negeri
Jambi60 melakukan berbagai upaya untuk meyakinkan pemerintah Belanda,
bersama Kemas H. Muhammad Soleh bin Kemas H. Muhammad Yasin, Ibrahim
Abdul Madjid Ahmad Syakur, Alwi Shihab dan Usman Ali, melakukan
pendekatan dengan menerangkan bahwa organisasi kemasyarakatan ini hanya
merupakan persatuan amal kematian dan kepentingan sosial.
Perkembangan pendidikan Islam terus mendapat perhatian ulama
Perukunan Tsamaratul Insan, Nurul Iman dipugar oleh tuan guru Haji Ibrahim bin
Abdul Madjid, rumah kuttab diperbaharui menjadi madrasah. Rumah kuttab Al-
Jauharen dipindahkan ke Tanjung Johor dari Kampung Manggis dan berubah
menjadi madrasah Al-Jauharen, rumah kuttab Sa’adatud Darein menjadi madrasah
Sa’adatud Darein, dan rumah kuttab Nurul Islam menjadi Madrasah Nurul Islam.
Dalam praktiknya. Madrasah-madrasah tersebut mejalankan fungsinya
sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. Pendidikan Islam tradisional adalah
pengajaran Islam yang bersumber pada karya-karya ulama klasik periode antara
abad ke-8 sampai ke-13. Sepanjang periode ini, para ulama telah
menyimatisasikan ilmu-ilmu keislaman seperti syari’ah, akidah, tafsir, hadits,
tasawuf, akhlak, bahasa, logika dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut lazimnya
60 Hop penghulu merupakan jabatan yang diberikan oleh penguasa Belanda dengan tugas
mengepalai wali hakim di tiap-tiap marga dalam keresidenan Jambi, menyelesaikan berbagai
senketa perkawinan, menjadi wali hakim, termasuk menentukan Rukyatul Hilal.
58
dipelajari dalam kitab-kitab kuning. Pengajaran kitab kuning identik dengan
pendidikan Islam tradisional.61
Dalam perkembangannya, keempat madrasah tersebut merupakan
madrasah induk yang satrinya tersebar ke berbagai pelosok daerah Jambi.
Beberapa dekade selanjutnya syi’ar Islam di wilayah Jambi dan sekitarnya
semakin berpengaruh sehingga Jambi Seberang kerap dihadiri guru-guru besar
ajaran Islam dari berbagai penjuru dunia.
Keberadaan madrasah-madrasah di kampung Pacinan di Jambi Kota
Seberang semakin membuktikan kontribusinya dalam membangun bangsa
khususnya di Negeri Melayu Jambi. Sumber-sumber ilmu yang dikembangkan
menjadi setara dan relefan dengan peradaban yang terus berkembang.
Dalam perkembangannya keempat madrasah tersebut terus mengalami
perkembangan dan melahirkan para ulama besar yang bahkan menulis kitab-kitab
yang diajari di Makkah62. Sama seperti halnya Madrasah Nurul Islam pada
masanya mengalami perkembangan seperti tiga madrasah lainnya, namun sejauh
pengamatan yang peneliti lakukan selama ini, Madrasah Nurul Islam telah
mengalami kemunduran dan sempat beberapa kali fakum. Hingga sekarang
akhirnya baru dibuka kembali. Dan bila dibandingkan dengan ketiga madrasah
lainnya yang banyak sekali penelitian dan tulisan mengenainya, tetapi tidak
dengan madrasah Nurul Islam. Tidak ada penelitian yang membahas khusus
61 Ali Muzakir, Transformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke Pesantren,
Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no. 1, Januari-Juni 2017, hlm 13 62 Keterangan dari hasil wawancara peneliti dengan pihak Madrasah Nurul Islam di
madrasah Nurul Islam pada Februari 2019.
59
mengenai Madrasah Nurul Islam sehingga tidak banyak yang mengetahui
keberadaan dan sejarah panjang madrasah ini. Untuk itu didalam penelitian ini
peneliti meneliti tentang bagaimana sejarah dan perkembangan madrasah Nurul
Islam di Tanjung Pasir Seberang Kota Jambi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai sejarah dan
perkembangan madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir Seberag Kota Jambi, maka
dapat penulis simpulkan :
1. Sejarah madrasah Nurul Islam tidak lepas dari peran ulama dalam
memperjuangkan pendidikan Islam di tengah kekuasaan kolonial di Jambi.
Madrasah nurul Islam merupakan salah satu madrasah tertua yang
dibangun oleh para ulama perukunan Tsamaratul Insan, madrasah ini
didirikan hampir bersamaan dengan 3 madrasah lainnya yang juga
didirikan oleh ulama perukunan Tsamaratul Insan. Namun dalam
perkembangannya, madrasah Nurul Islam mengalami kemunduran dan
tidak lagi eksis seperti tiga madsraah lainnya yang masih eksis hingga saat
ini, padahal madrasah ini memiliki sejarah dan peranan yang sangat
penting sebagai awal dari perkembangan pendidikan Islam ketika itu dan
perkembangan Islam itu sendiri.
2. Ulama sangat berperan dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Jambi
terbukti dengan didirikannya 4 madrasah yaitu madrasah Nurul Iman,
madrasah Nurul Islam, Madrasah Al-Jauharen, madrasah Sa’adartud
Daren. Keempat madrasah ini didirikan para ulama yang tergabung dalam
61
orgnisasi perukunan Tsamaratul Insan, para ulama berhasil mendirikan
madrasah di tengah kekuasaan kolonial Belanda di Jambi, hal tersebut juga
sebagai upaya ulama dalam melawan Belanda melaui jalur pendidikan,
karena menurut ulama, dalam melawan Belanda tak perlu dengan kekuatan
senjata lagi, namun dengan melalui pendidikan, yaitu dengan
mencerdaskan rakyat jambi, bila rakyat sudah terdidik, maka rakyat akan
semakin cerdas dan bisa membedakan mana yang baik dan mana ang
buruk, dengan begitu dapat digunakan untuk melawan Belanda.
B. Saran
Untuk pemerintah Jambi diharapkan agar lebih memperhatikan lembaga
lembaga pendidikan Islam agar lembaga ini terus berkembang dan bertahan
dengan perkembangan zaman karena madrasah merupakan perkembangan dari
Islam itu sendiri. dan penelitian ini diharapkan unutk dikembangkan dengan
penelitian yang serupa agar melengkapi dari penelitian sebelumnya sebagai
pengetahuan sejarah.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos 1999.
Abdurrahman,Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:
Ombak, 2011.
Gunawan, Hendra, Perkembangan Kontemporer Madrasah Nurul Iman di Kota
Jambi (1970-2013), thesis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.2013.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan kualitatif),
Jakarta : Gaung Persada Press, 2009
Karmela, Siti Heidi, Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Islam di Kota Jambi,
jurnal, vol. 05, no 1, april 2015.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003
Maleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2014.
Malim, Maksum, inovasi Pendidikan Islam di Jambi Dalam Sejah, jurnal
Madjid, M Dien, dan Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah:Sebuah Pengantar , Jakarta:
Kencana, 2014.
Muzakir, Ali, Transformasi Pendidikan Islam di Jambi: Dari Madrasah ke
Pesantren, Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, vol 3, no.
1, Januari-Juni 2017
Muzakir, Ali, Perspekif Baru Tentang Tiga Belas Abad Islam di Jambi, artikel
Notususanto, Nugroho, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, Jakarta: Inti
Idayu Press 1984.
63
Pranoto, Suhartono W, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha ilmu,
2010.
Saridjo, Marwan, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta : Dharma
Bakti, 1980.
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung:Pustaka Setia, 2014
Sudiono, Helik ,Perkembangan Pendidikan Islam Masa Kontemporer: Pondokn
Pesantren Al-Jauharein di Kota Jambi tahun 2003-2016, Skripsi, FiB
Universitas Jambi, 2017.
Dokumen Museum Gentala Arasy
https://id.wikipedia.org/wiki/ulama
https://id. Wikipwdia.org/wiki/kolonialisme
LAMPIRAN
Foto bangunan lama madrasahNurul Islam
Foto bangunan madrasah Nurul Islam dan Masjid Nurul Islam
Dokumen madrasah Nurul Islam
Dokumen masjid Nurul Islam
Ulama perintis pendidikan Islam Ulama pendiri madrasah Nurul Islam
Guru madrasah Nurul Islam
Guru madrasah Nurul Islam TanjungPasir
Guru madrasah Nurul Islam TanjungPasir
IlmuTerapan
Ada sejumlah ilmu terapan yang ditemukan diwilayah penelitian yaitu di Jambi Seberang, seperti permainan tradisional, pengrajin batik, makanan-makanan khas dll. Salah satu diantaranya yang menjadi perhatian penulis yaitu masakan khas. Kemudian penulis mempelajari dan membuat masakan khas seperti yang diarahkan pembimbing 1 bapak Jago ritonga untuk dituangkan diakhir lampiran skripsi ini.
Makanankhas yang penulisambilialah gulai tepek ikan yang penulis pelajari dari ibu Nyimas Robiatul Adawia yang tinggal di Kelurahan Tanjung Raden Seberang Kota Jambi.
Bahan-bahan :
Untuk adonan tepek ikan
• 500 gr Ikan giling segar • 300 gr Tepung kanji (sagu) • 1 butir Telur • Garam sesuai selera • 2 siung bawang putih • 1 ruas jahe
Bumbu
• Santan • 2 siung bawang putih • 5 siung bawang merah • 1 ruang kunyit • 2 ruas lengkuas • Sedikit sereh • 10 batang cabai merah • Cabai rawit (jika ingin pedas) • Ketumbar • Adas manis • Palo • Pik-kak • Palago • Kayumanis
• Daun jeruk • Garam dan gula secukupnya • 1/2 nanas sebagai pelengkap
Cara memasak :
Campurkan adonan ikan dengan bawang putih dan jahe yang telah dihaluskan, kemudian masukkan telur dan sagu, adon hingga tercampur rata
Cetaka donan kemudian rebus hingga matang Setelah matang potong-potongadonan menjadi segi empat miring,
sisihkan. Goreng semua bumbu kemudian di blender sampai halus Tumis kembali bumbu yang telah diblender sebentar kemudian
masukkan santan sampai mendidih Tambahkan garam dan gula sesuai selera Masukkan potongan ikan tepek yang telah dipotong-potong Kemudian masukkan potongan nanas dan daun jeruk Aduk terus sampai kuah mengental sajikan
Curiculum Vitae
Personal
Nama : NajlaYuniar
JenisKelamin : Perempuan
NIM : AS. 150500
Tempat, TanggalLahir : Jambi, 20 Juni 1997
Alamat : Jl. KH. M. Thoyib, Rt. 05 Kel. TanjungRadenKec.DanauTeluk Kota Jambi
Nama Ayah : Rd. SaifulAnsori
NamaIbu : Nys. RobiatulAdawia
Alamat Email : [email protected]
No. Handphone : 082377550718
Pendidikan
1. MAN 1 OlakKemang Kota Jambi (2012-2015) 2. SMPN 3 Kota Jambi (2009-2012) 3. SDN 7 Kota Jambi (2003-2009)
Motto Hidup: bukanhasilnya, tapibagaimanaprosesnya, karenaitu yang akandipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Jambi, Oktober 2019
NajlaYuniarAs.150500
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA
STATUS KET
1 M. NurAsy’ari
Pernahpenjabatsebagaisekretaris di madrasah Nurul Islam
Informanutama
2 Ahmad Yusuf
Guru di madrasah IbtidaiyahNurul Islam yang
barusekarang
Informanutama
3 NurCahaya
Mantan guru di Madrasah Nurul Islam
Informanutama
4 Nys. Zuhriah
Mantan Guru di Madrasah Nurul Islam
Informanpendukung
5 Yunus
Pengurus masjid Nurul Islam Informanpendukung
INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA (IPD)
PeranulamadalammemperjuangkanpendidikanIsam di Jambi dalammasakolonial
(studisejarahberdirinya madrasah Nurul Islam tahun 1915)
NO TEKNIK TOPIK SUB PERTANYAAN SASARAN KET
1 Wawancara Bagaimanaseja
rahdanperkem
bangan
Madrasah
Nurul Islam
1. Sejaktahunberapadid
irikannya madrasah
Nurul Islam
2. Siapaulama yang
mendirikannya
3. Bagaimankondisi
ul
Nurul
asajayany
engapa madrasah
Nurul Islam
Madrasah Nur
Islam saatini
4. Bagaimana
madrasah
Islam
padasaatm
a
5. M
megalamikemundur
an
6. Apasajafaktor-
Para tokoh
madrasah
Nurul Islam
Wawancar
amendala
m
faktorpenyebabkem
unduranmadrashNur
ul Islam
7. Siapa guru-guru
ataukyai yang
pernahmengajar di
madrasah Nurul
Islam