sejarah calung bambu

10
SEJARAH CALUNG BAMBU Tanggal 28 Oktober 2014 oleh Dadan Hamdani Kategori: TRADIONAL Elemen Budaya: Alat Musik Provinsi: Jawa Barat Asal Daerah: BANDUNG SEJARAH Jika ditelisik lebih jauh lagi, calung menurut Kamus Umum Bahasa Sunda adalah tatabeuhan tina awi guluntungan, aya siga gambang, aya nu ditiir sarta ditakolan bari dijinjing. Nah, dari pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa calung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bambu, yang dimainkan dengan cara memukul sembari dijinjing. Calung juga mempunyai pengertian lainnya, yakni seni pertunjukan. Nah, seni pertunjukannya ini tentunya dengan menggunakan alat pokoknya calung. Lantas, apa yang membedakan antara calung dan angklung? Karena merupakan sebuah prototipe dari angklung, perbedaannya hanya dari cara memainkannya. Jika bermain angklung dilakukan dengan cara digoyangkan, calung dimainkan dengan cara dipukul. Tentu saja bahan untuk membuat calung dan angklung ini sama, yakni bambu. Agar suara yang dihasilkannya bagus, bambu tersebut dipilih dengan baik. Biasanya, bambu yang digunakannya adalah jenis awi wulung dan awi temen.

Upload: aldo-roland-radovic

Post on 03-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH CALUNG BAMBU

SEJARAH CALUNG BAMBU

Tanggal 28 Oktober 2014 oleh Dadan Hamdani

Kategori: TRADIONAL

Elemen Budaya: Alat Musik

Provinsi: Jawa Barat

Asal Daerah: BANDUNG

SEJARAH

Jika ditelisik lebih jauh lagi, calung menurut Kamus Umum Bahasa Sunda adalah

tatabeuhan tina awi guluntungan, aya siga gambang, aya nu ditiir sarta ditakolan bari

dijinjing. Nah, dari pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa calung adalah sejenis alat

musik yang terbuat dari bambu, yang dimainkan dengan cara memukul sembari

dijinjing. Calung juga mempunyai pengertian lainnya, yakni seni pertunjukan.

Nah, seni pertunjukannya ini tentunya dengan menggunakan alat pokoknya calung.

Lantas, apa yang membedakan antara calung dan angklung? Karena merupakan

sebuah prototipe dari angklung, perbedaannya hanya dari cara memainkannya. Jika

bermain angklung dilakukan dengan cara digoyangkan, calung dimainkan dengan cara

dipukul.

Tentu saja bahan untuk membuat calung dan angklung ini sama, yakni bambu. Agar

suara yang dihasilkannya bagus, bambu tersebut dipilih dengan baik. Biasanya, bambu

yang digunakannya adalah jenis awi wulung dan awi temen.

Bermain calung tentunya tidak sembarang kita memukulnya. Ada beberapa hal dasar

yang harus kita ketahui. Nah, salah satu di antaranya adalah memukul bilahan bambu

yang disusun menurut tangga nada, yakni da-mi-na-ti-la.

Alat Musik Calung

Sejarah Perkembangan Alat Musik Calung

Page 2: SEJARAH CALUNG BAMBU

Calung merupakan alat music tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu hitam atau bahasa

daerahnya awi wulung. Awi wulung merupakan salah satu jenis bambu yang banyak tumbuh di

tanah pasundan khususnya daerah Jawa Barat. Dengan berciri khas berwarna gelap, bambu ini

menjadi bahan utama dalam pembuatan calung. Selain bamabu hitam bambu putih juga sering

digunakan dalam pembuatan kerajinan lainnya.Pada awalnya calung merupakan prototype dari

angklung, masyarakat Jawa Barat ingin menciptakan suatu alat music tradisional yang dapat

menghasilkan tangga nada yang harmonis. Berbeda dengan angklung, satu calung bisa

menghasilkan lebih dari 5 nada. Alat music ini dimainkan dengan cara menabuh dan memukul

batang dari ruas-ruas yang tersusun secara berurutan sesuai dengan tangga nada pentatonic yaitu

da-mi-na-ti. Calung berkembang pesat ditanah pasundan karena ke khasan suaranyanya,

membuat masyarakat Jawa Barat merasa terbawa hanyut dalam alunan music calung. Alunan

music angklung serasi dengan suasana daerah Jawa barat yang terkenal alami dan asri serta

masih kental dengan adat istiadatnya.

Dari namanya calung jinjing berarti calung ini bisa dibawa kemana-mana oleh pemain calungnya

tanpa harus diletakan di tempat khusus. Calung jinjing ini  berbentuk suatu deretan tabung

bambu dari yang terkecil sampai terbesar sesuai dengan tangga nadanya dan disatukan oleh

sebilah bambu kecil yang disebut dengan panir.

Sejarah Alat Music Calung

11 Jul

Sejarah alat musik calung – Merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa

Barat dan menjadi ciri khas budaya Sunda yang selama ini ada dan bertahan di sana, sering kali

Page 3: SEJARAH CALUNG BAMBU

orang menganggap sama antara Calung dengan Angklung, pada dasarnya alat musik ini sama-

sama terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapatmenghasilkan nada-

nada harmonis,bedanya adalah pada cara memainkannya, kalau Angklung dimainkan dengan

cara digetarkan atau digoyang-goyangkan, sedangkan Calung

dimainkan dengan cara dipukul, Calung terbuat dari bambu hitam yang memang khusus

digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih baik bila

menggunakan jenis bambu ini.

Beberapa bentuk calung:

1. Calung Gambang

Yang disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang dideretkan diikat dengan tali

tanpa menggunakan ancak/standar. Cara memainkannya sebagai berikut: kedua ujung tali

diikatkan pada sebuah pohon/tiang sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada

pinggang si penabuh. Motif pukulan mirip memukul gambang.

2. Calung Gamelan

Calung Gamelan adalah jenis calung yang telah tergabung membentuk ansamble.

Sebutan lain dari calung ini adalah Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari:

Dua perangkat calung gambang masing-masing 16 batang

Jengglong calung terdiri dari 6 batang

Sebuah gong bamboo yang biasa disebut gong bumbung

Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang Kendang

Lagu-lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo

ilo

Page 4: SEJARAH CALUNG BAMBU

Gondang.

3. Calung Jingjing

Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan dijingjing/dibawa dengan

tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul. Sangat digemari

dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari:

Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada

Calung pengiring/akompanyemen terdiri dari 10 nada

Calung Jengglong terdiri dari 5 nada

Calung besar sebanyak dua batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gong

Calung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Musik dari Indonesia

Gong dari Jawa

Garis waktu • Contoh

Ragam

Klasik • Kecak • Kecapi suling • Tembang Sunda • Pop • Dangdut • Hip hop • Keroncong •

Gambang keromong • Gambus • Jaipongan • Langgam Jawa • Pop Batak • Pop Minang • Pop

Page 5: SEJARAH CALUNG BAMBU

Sunda • Tarling • Musik tegalan • Qasidah modern • Rock • Tapanuli ogong • Tembang Jawa

Bentuk tertentu

Angklung • Beleganjur • Calung • Gamelan • Degung • Gambang • Gong gede • Gong kebyar •

Jegog • Joged bumbung • Salendro • Selunding • Semar pegulingan

Musik daerah

Bali • Kalimantan • Jawa • Kepulauan Maluku • Papua • Sulawesi • Sumatera • Sunda

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda

dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan

memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras

(tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari

awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna

putih).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada

dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.

Alat musik calung Sunda.

Daftar isi

1 Calung rantay

2 Calung jinjing

3 Perkembangan

Page 6: SEJARAH CALUNG BAMBU

4 Bacaan lanjutan

Calung rantay

Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar

sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada

yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik).

Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya

calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga

yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong

dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.

Calung jinjing

Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil

bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri

dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2

tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam

perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah,

panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara

memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri

menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi,

dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek, dan

solorok.

Perkembangan

Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing. Calung

jinjing adalah jenis alat musik yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda, misalnya pada

masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula - Brebes, Jawa tengah, dan bisa jadi merupakan

pengembangan dari bentuk calung rantay. Namun di Jawa Barat, bentuk kesenian ini dirintis

popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam

Page 7: SEJARAH CALUNG BAMBU

Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk

calung ini melalui kreativitasnya pada tahun 1961.

Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, bahwa pengkemasan calung jinjing dengan

pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan reog yang memadukan unsur

tabuh, gerak dan lagu dipadukan. Kemudian pada tahun 1963 bentuk permainan dan tabuh

calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater Bandung (STB;

Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 - 1965 calung lebih dimasyarakatkan lagi

oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan informasi

(penyuluhan (Oman Suparman, Ia Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-

kawan), dan grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk). Selanjutnya bermunculan grup-

grup calung di masyarakat Bandung, misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan

lain-lain, hingga dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin

Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.

Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, hingga ada penambahan beberapa

alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul (biola) dan bahkan ada yang melengkapi

dengan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga banyak bermunculan

vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos, dan Hendarso.