sebutkan pengertian dari tekanan darah.docx
TRANSCRIPT
1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah!
Jawaban :
Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh aliran darah pada setiap satuan luas
dan dinding pembuluh darah, yang biasanya dinyatakan dalam mililiter air raksasa
(mmHg)
2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi?
Jawaban :
Denyut nadi dapat diperiksa pada pembuluh darah arteria radialis dextra, arteri radialis
sinistra, arteria temporalis, arteri carotis comunis, arteria fascialis, arteri brachialis arteri
femoralis dan arteri politeal.
3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara auskultasi!
(dari segi : konsep teori – sarana – prosedur – hasil).
Jawaban :
No. Pembanding Cara Palpasi Cara Auskultasi
1. Dasar Teori -Pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada arteri radialis dextra dengan cara meraba menggunakan ujung jari ke II, III, dan IV.
-Hanya dapat mengukur tekanan sistolik.
-Pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada arteri brachialis dextra dengan menggunakan alat bantu stethoscope.
-Dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
2. Alat -Alat sphygmomanometer (tensimeter).
-Menggunakan ujung jari ke II, III, dan IV.
-Alat sphygmomanometer (tensimeter).
-Stethoscope.
3. Cara Kerja -Lengan kanan diletakkan disisi tubuh dengan kedudukan volar.
-Manset sphygmomanometer dipasang pada lengan atas kanan, 3 cm di atas fossa cubiti.
-Lengan kanan diletakkan disisi tubuh dengan kedudukan volar.
-Letak arteri brachialis dextra dirasakan dengan cara palpasi pada area fossa cubiti lalu membran stethoscope diletakkan di
-Denyut arteri radialis dextra dirasakan dengan cara palpasi.
-Udara dipompa ke dalam manset, sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana arteri radialis dextra tidak terasa lagi.
-Udara di dalam manset dikeluarkan secara perlahan.
atas arteri brachialis yang telah terasa.
-Udara dipompa ke dalam manset sampai suara bising arteri brachialis hilang.
-Udara terus dipompa sampai tinggi Hg pada manometer 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri brachialis dextra hilang.
-Udara di dalam manset dikeluarkan secara perlahan dan berkesinambungan dengan cara memutar sekrup.
4. Hasil penghitungan -Data perhitungan hasil yang didapatkan kurang lengkap atau akurat karena hanya mendapatkan tekanan sistolik saja.
-Hal ini dapat terjadi karena tidak dibantu dengan stethoscope yang dapat digunakan untuk mengetahui tekanan diastolik dari mahasiswa coba.
-Data perhitungan hasil yang didapatkan lengkap atau akurat karena mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
-Hal ini dapat terjadi karena dibantu dengan stethoscope yang dapat digunakan untuk mengetahui tekanan diastolik dari mahasiswa coba.
4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan?
Jawaban :
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan sebab pada bagian
itulah lokasi dimana arteri brachialis terdengar lebih jelas dan jernih apabila dibandingkan
dengan arteri brachialis lengan kiri atas. Hal ini disebabkan karena arteri brachialis dextra
letaknya lebih jauh dari jantung, sehingga tidak terlalu bising apabila didengarkan melalui
stethoscope.6
5. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari timbul dan hilangnya suara bising yang
dipakai untuk menentukan tekanan darah sistolik dan diastolik!
Jawaban :
Selama manset menekan lengan dengan tekanan yang terlalu kecil untuk menyumbat
arteri brakialis, tidak akan ada bunyi yang terdengar dari arteri tersebut melalui stetoskop.
Namun bila tekanan dalam manset itu cukup besar untuk menyumbat arteri selama
sebagian siklus tekanan arteri, bunyi akan terdengar pada setiap pulsasi. Bunyi-bunyi ini
disebut bunyi korotkoff.
Dalam menentukan tekanan darah dengan cara auskultasi, tekanan dalam manset mula-
mula dinaikkan sampai di atas tekanan sistolik arteri. Selama tekanan manset lebih tinggi
daripada tekanan sistolik, arteri brakialis akan tetap kolaps dan tidak aka nada darah yang
mengalir ke dalam arteri yang lebih distal selama siklus penekanan. Oleh karena itu, tidak
akan terdengar bunyi Korotkoff di arteri yang lebih distal. Namun kemudian tekanan
dalam manset secara bertahap dikurangi. Begitu tekanan dalam manset turun di bawah
tekanan sistolik, darah akan mulai mengalir melalui arteri yang terletak di bawah manset
selama puncak tekanan sistolik, dan kita mulai mendengar bunyi berdetak dari arteri
antekubiti yang sinkron dengan denyut jantung. Begitu bunyi ini mulai terdengar, nilai
tekanan yang ditunjukkan oleh manomeyer yang terhubung dengan manset kira-kira sama
dengan tekanan sistolik.
Bila tekanan dalam manset diturunkan lebih lanjut, terjadi perubahan kualitas bunyi
Korotkoff, kualitas detaknya menjadi berkurang dan bunyinya menjadi lebih berirama
dan lebih kasar. Kemudian, akhirnya, sewaktu tekanan manset turun mencapai tekanan
diastolik, arteri tersebut tidak tersumbat lagi, yang berarti bahwa faktor dasar yang
menyebabkan timbulnya bunyi (yaitu semburan darah yang melewati arteri yang tertekan)
tidak ada lagi. Oleh karena itu, bunyi tersebut mendadak berubah menjadi redam
(muffled) dan kemudian menghilang seluruhnya setelah tekanan manset diturunkan lagi
sebanyak 5 sampai 10 milimeter. Kita mencatat tekanan pada manometer ketika bunyi
Korotkoff berubah menjadi redam; nilai tekanan yang tercatat ini kurang lebih sama
dengan tekanan diastolik.6
6. Apakah pemasangan manset yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat mempengaruhi
hasil pengukuran tekanan darah?
Jawaban :
Berpengaruh. Bila manset dipasang terlalu longgar, maka darah masih bisa mengalir
seperti biasa (sebagian turbulen, sebagian laminer) karena kurang tertekan atau terhambat,
bunyi yang terdengar pun lemah. Selain itu jumlah tekanan udara yang diperlukan untuk
memblokir jalan arteri menjadi lebih banyak sehingga tekanan darah yang terukur akan
lebih tinggi dari angka seharusnya. Bila manset dipasang terlalu ketat, pengikatan pada
lengan sudah ketat dan sudah ada tekanan bahakan sebelum pemeriksaan dimulai. Arteri
akan tersumbat sehingga tekanan darah menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Selain
itu terkadang suara dari korotkoff tidak terdengar karena tekanan yang didapat dari manset
sangat besar.8
a. Secara Teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan
tekanan darah?
Dari praktikum yang telah yang telah dicoba, ternyata dapat dilihat bahwa posisi tubuh
sangat berpengaruh pada denyut nadi dan tekanan darah. Posisi tubuh saat tidur memiliki
tekanan darah dan nadi yang paling kecil. Hal itu dikarenakan ketika seseorang dalam
keadaan terlentang/berbaring, keadaan tubuh horizontal sehingga peredaran darah pada
tubuh seseorang itu tidak dipengaruhi gravitasi dikarenakan dalam keadaan yang sejajar.
Sedangkan ketika seseorang itu dalam posisi duduk dan berdiri , denyut nadi dan tekanan
darah akan mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan seseorang dalam posisi vertical.
Apabila posisinya dalam keadaan vertical maka peredaran darah dari orang itu akan
dipengaruhi oleh gravitasi yang mengakibatkan meningkatnya nadi dan tekanan darahnya
akibat dari sirkulasi.
Aktivasi refleks simpatis juga ikut berperan saat transisi dari posisi berbaring ke posisi
berdiri. Vasokonstriktor dari aktivasi simpatis hanya efektif dalam memperbaiki efek dari
gravitasi pada ekstrimitas bawah. Konstriksi arteriol dapat menyebabkan sedikit
penurunan tekanan pada kapiler.
Selama berdiri, efektivitas dari pompa otot rangka dalam mengarusbalikkan darah vena
yang berkumpul dan formasi edema pada ektrimitas bawah. Segera setelah kontraksi otot
rangka, baik vena dan pembuluh limfa relatif kosong karena sistem katup satu arah
pembuluh-pembuluh tersebut dapat mencegah aliran balik cairan yang telah terdorong.
Berat dari cairan vena dan limfa akan ditahan oleh katup one-way yang tertutup. Hal ini
mengakibatkan tekanan vena lebih rendah secara drastis segera setelah kontraksi otot
rangka dan kembali meningkat secara bertahap ketika vena terisi kembali dengan darah
dari kapiler. Jadi, tekanan kapiler dan laju filtrasi transkapiler secara drastis juga turun
setelah kontraksi otot rangka. Kontraksi otot rangka yang periodik dapat menjaga nilai
tekanan vena.
Denyut jantung dan resistansi total perifer lebih tinggi ketika seseorang berdiri dibanding
berbaring. Sebaliknya stroke volume dan curah jantung menurun dibawah nilai ketika
posisi berbaring selama berdiri. Tekanan rata-rata arteri seringkali meningkat ketika
seseorang berubah posisi dari berbaring ke berdiri.
Jika seseorang tetap berdiri, pompa venanya tidak bekerja, maka terjadi peningkatan
tekanan vena dengan dipengaruhi efek gravitasi 90 mmHg dalam waktu 30 detik.
Tekanan pada kapiler juga meningkat, sehingga menyebabkan filtrasi cairan keluar dari
sistem sirkulasi ke ruang jaringan, sehingga menyebabkan kaki membengkak dan volume
darah turun. Selain itu, 10-20% volume darah dapat menghilang dari sistem sirkulasi
dalam 15-30 menit pada keadaan berdiri. 6,7,8
b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori?
- Berdasarkan percobaan di atas, hasil praktikum tentang pengaruh posisi tubuh terhadap
denyut nadi sesuai dengan teori, yakni jumlah denyut nadi mahasiswa coba saat berdiri
paling besar di antara posisi yang lain.
- Untuk percobaan pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah, hasil
praktikum sudah sesuai dengan teori. Saat menit pertama setelah dilakukan aktivitas fisik,
denyut nadi dan tekanan darah sistolik meningkat dan lama kelamaan denyut nadi dan
tekanan darah menurun karena kerja jantung sudah normal kembali.
Liat dipembahasan apakah ad yg salah dari teori , kalu ada ini
sertakan !!
c. Apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian!
Banyak faktor yang terjadi ketika hasil tidak sesuai teori, yaitu pertama kesalahan
mahasiswa yang mengukur tekanan darah tersebut. Saat mengukur tekanan darah,
ketidakterampilan mahasiswa saat memakai spygomamnometer dan ketepatan mendengar
suara dari stethoscope juga akan sangat mempengaruhi hasil. Kedua, mahasiswa coba
yang terkadang sudah lelah dan kurang fit karena dilakukan pengukuran terus-menerus
akan mempengaruhi hasil tersebut.
7. Jelaskan yang anda ketahui baroreceptor !
Jawaban :
Baroreseptor merupakan suatu ujung saraf sensoris yang dirangsang oleh perubahan
tekanan seperti yang terdapat pada pembuluh darah manusia yang mendeteksi tekanan
darah dan melaporkan tekanan darah yang abnormal ke sistem saraf pusat, yang
memberikan respon dengan mengatur resistensi pembuluh darah , laju dan kekuatan
kontraksi jantung. Proses ini dikenal dengan barorefleks.
Baroreseptor bekerja dengan mendeteksi peregangan pada dinding pembuluh darah. Ada
dua macam baroreseptor, baroreseptor arteri atau tekanan tinggi dan baroreseptor tekanan
rendah. Baroreseptor bisa ditemukan pada arcus aorta dan sinus karotikus. Seperti
namanya, baroreseptor tekanan tinggi aktif pada sistem peredaran darah dengan tekanan
darah yang tinggi. Baroreseptor arteri merespon sangat cepat terhadap perubahan tekanan
darah, misalnya pada peningkatan tekanan arteri akan meregangkan baroreseptor dan
menyebabkan menjalarnya sinyal menuju sistem saraf pusat.5 Sinyal umpan balik
kemudian dikirim kembali melalui sistem saraf otonom ke sirkulasi untuk mengurangi
tekanan arteri dan kembali ke nilai normal dengan menurunkan denyut jantung dan
resistensi pembuluh darah. Ketika baroreseptor arteri tidak teregang, sistem saraf pusat
memberikan respon dengan meningkatkan denyut jantung dan resistensi pembuluh darah.
Baroreseptor arteri merespon hanya pada perubahan jangka pendek.
a. Pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka tekanan darah bagian
atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan
darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180–200 mmHg. Tekanan darah arteri setinggi
kepala adalah 60–75 mmHg dan tekanan venanya 0. Respon tekanan darah normal yang
terjadi ketika seseorang bergerak dari berbaring ke posisi berdiri adalah sedikit penurunan
tekanan darah sistolik (kurang dari 10 mmHg) dan sedikit peningkatan tekanan darah
diastolik (sekitar 2,5 mmHg) serta stabilisasi ortostatik biasanya dicapai dalam 1 menit
berdiri.
Ketika seseorang berdiri dari posisi berbaring, sekitar 500 sampai 700 ml darah terkumpul
di ekstrimitas bawah dan di sirkulasi splanknikus serta sirkulasi paru. Akibatnya pengisian
atrium kanan jantung akan berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang
sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik hinga
25 mmHg, sedang tekanan diastolik tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10
mmHg. Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian
bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak.
Pada saat berdiri, tekanan arteri kepala akan turun mencapai 20–30 mmHg, yang dimana
seharusnya tekanan arteri kepala tersebut sebesar 60-75 mmHg. Penurunan tekanan ini
akan diikuti kenaikan tekanan parsial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan parsial O2
(pCO2) serta pH jaringan otak. Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor
yang terdapat di dalam dinding dan hampir setiap arteri besar di daerah dada dan leher;
namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam dinding arteri karous interna, sedikit di
atas bifurcatio carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding arkus
aorta. Respon yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluh darah
perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi
respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Sekresi zat
vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron,
pelepasan ADH dan neuro- hipofisis. Kegagalan fungsi refleks autonom inilah yang
menjadi penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain oleh faktor penurunan curah
jantung akibat berbagai sebab dan kontraksi volume intravaskular baik yang relatif
maupun absolut.
b. Pada hasil praktikum didapatkan hasil yang sesuai dengan teori yaitu pada posisi berdiri
akan terjadi penurunan sementara tekanan darah sistolik, sedang tekanan diastolik tidak
berubah atau meningkat ringan hingga 3mmHg, serta terjadi peningkatan denyut nadi.
Pada hasil praktikum didapatkan hasil rata-rata tekanan sistolik dan diastolik pada saat
berbaring sebesar 112.5 mmHg dan 75 mmHg. Pada saat berdiri didapatkan hasil rata-rata
sistolik sebesar 112.5 mmHg dan diastolik sebesar 75 mmHg.
8. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non-atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan
tekanan darah pada post exercise?
Jawaban :
Pemulihan denyut nadi pada atlet setelah melakukan aktivitas fisik lebih cepat bila
dibandingkan dengan non-atlet. Latihan teratur yang dilakukan oleh atlet menyebabkan
adaptasi otot jantung sehingga jantung menjadi lebih tebal dan kuat. Jantung yang kuat
membuat kerja jantung lebih efisien dan denyut nadi menjadi lebih stabil. Seorang atlet
yang terbiasa melakukan latihan fisik membuat presso refleksnya juga terlatih sehingga
denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat secara teratur pula. Pemulihannya pun
relatif lebih cepat. Seorang non-atlet yang tidak terbiasa melakukan latihan fisik sehingga
presso refleksnya kurang terlatih sehingga denyut jantung serta tekanan darahnya tidak
teratur. Pemulihan denyut nadinya pun lebih lama daripada pemulihan denyut nadi pada
atlet.