scanned by camscanner · kelemahan tersebut manajemen dapat memperbaiki atau menutupi kelemahaan...
TRANSCRIPT
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk pembangunan khususnya di sektor ekonomi, perlu diadakan usaha
peningkatan kesempatan berusaha dan usaha peningkatan pendapatan. Koperasi
merupakan salah satu cara yang tepat untuk mewujudkannya. Dalam hal ini,
supaya peranan koperasi sebagai lembaga ekonomi benar-benar kuat, maka
koperasi itu baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya perlu dibina dan
dikembangkan. Koperasi yang dalam pembahasan ini merupakan wadah dan pusat
pelayanan dari kegiatan perekonomian dengan berbagai macam usaha yang
dijalankannya. Secara lebih mendalam, koperasi secara umum bisa diartikan
sebagai kumpulan dari orang perorangan dan model dimana di dalamnya terjadi
kerja sama dan memiliki satu tujuan yang mensejahterakan anggota koperasi itu
sendiri pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Koperasi merupakan organisasi yang terbuka, terutama bagi para
anggotamya. Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan pada
penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber daya manusia
terutama pengurus, pengelola dan anggotanya berakhlak mulia, termasuk
kewirausahaan, profesionalisme koperasi, sehingga dengan kinerja yang makin
sehat, kompetitif dan mandiri, koperasi mampu menjadi bangun usaha utama
dalam perekonomian.
Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki
banyak perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya, namun bila dilihat dari segi
kebutuhannya terhadap jasa akuntansi, koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi
baik untuk mengolah data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu
pengawasan terhadap praktek pengelola usahanya. Semakin berkembangnya
kegiatan koperasi di indonesia maka tuntunan agar pengelolaan koperasi
dilaksanakan secara lebih profesional akan semakin besar. Pengelolaan tersebut
memerlukan adanya sistem pertanggung-jawaban yang baik dan informasi yang
relavan serta dapat pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian.
Keberhasilan koperasi ditentukan oleh kemampuannya dalam
mentransformasikan diri sesuai dengan tuntutan perubahan dan memperkuat
budaya yang mendukung-nya. Kemampuan manajemen dalam menyusun rencana
kerja, rencana pendapatan, dan belanja yang disusun setiap tahun secara efektif
dan efisien serta adanya pengendalian operasional juga faktor yang turut
diperhatikan, dan dengan mengukur kinerja keuangan koperasi, kita bisa
mendapatkan gambaran tentang performa suatu koperasi tanpa mengesampingkan
faktor-faktor lain yang terkait. Laporan keuangan koperasi merupakan cerminan
seberapa jauh koperasi telah melangkah. Kajian terhadap laporan keuangan
merupakan faktor yang patut dipertimbangkan untuk melihat sejauh mana hasil
yang didapatkan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Apakah laporan
keuangan koperasi menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan atau malah
mengalami penurunan.
Laporan keuangan sebagai sumber informasi harus dapat dimengerti oleh
para pemakainya, terutama bagi pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan
koperasi yaitu bank, kreditur kantor pajak, calon anggota dan anggota sebagai
salah satu jenis koperasi menerapkan Standar Akuntansi Koperasi. Oleh karena itu
pemahaman mengenai laporan keuangan akan menghasilkan keputusan yang salah
serta dapat membawa koperasi menuju kebangkrutan.
Dalam laporan keuangan tercatat semua transaksi yang terjadi pada
koperasi selama satu periode, sehingga pemakai dapat mengetahui manfaat yang
diperoleh sebagai anggota koperasi selama satu periode dengan Sisa Hasil Usaha
yang diperoleh sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dapat diketahui pula
kewajiban dan kekayaan bersihnya yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan yang telah dicapai.
Akuntansi perkoperasian diwujudkan dalam bentuk penyajian laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas,
laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Untuk
penyajian neraca, komponen-komponen terdiri dari aktiva kewajiban dan ekuitas.
Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, modal penyertaan, modal
sumbangan, cadangan dan Sisa Hasil Usaha (SHU) belum dibagi.
Pada koperasi serba usaha revor salah satu yang bergerak dalam simpan
pinjam, dan penggembangan usaha, serta kredit perlu dianalisis laporan keuangan
sejauh mana ke efesien dan efektif dalam laporan keuangan
tersebut sehingga mampu menjalankan atau mampu mencapai tujuan dari pada
Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam. Dalam hal ini salah satu alat analisis
yang digunakan adalah analisis rasio yang mampu menunjukkan, menggambarkan
serta mengukur kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam, maka
dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA KOPERASI SERBA USAHA REFOR TELUKDALAM”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu persoalan yang membutuhkan tanggapan atau
pemecah tentang apa yang menyebabkan adanya masalah tersebut. Masalah dapat
diketahui dengan sendirinya setelah diharapkan pada persoalan-persoalan yang
kompleks tanpa pembahasan terlebih dahulu. Masalah juga dapat diketahui
dengan melakukan analisis.
Dari uraian latar belakang diatas maka masalah yang menjadi fokus dari
penelitian ini berhubungan dengan analisa laporan keuangan adalah
“Bagaimanakah Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Pada Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam”?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis laporan keuangan pada
Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam sebagai dasar pengambilan keputusan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi minor ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan
tentang bagaimana cara menganalisis laporan keuangan koperasi sesuai
dengan ketentuannya sehingga mampu dipahami oleh banyak pihak.
2. Bagi koperasi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan sejauh mana koperasi mentaati
akuntansi yang berlaku.
3. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta referensi bacaan
bagi mahasiswa dan pembaca lainnya, khususnya bagi para peneliti lain yang
permasalahannya saling berkaitan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika tugas akhir merupakan garis besar penyusunan yang bertujuan
memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi tugas akhir.
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan: Penulis menguraikan gambaran-gambaran dalam tugas
akhir antara lain Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian dan Sistematika Tugas Akhir
2. Bab II Landasan Teori: yang terdiri dari Pengertian Laporan Keuangan,
Bagaimana laporan keuangan disajikan.
3. Bab III Metode Penelitian: berisi tentang lokasi penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian: dalam bab ini membahas tentang pembahasan
mengenai hasil yang di peroleh dari tempat penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran: Kesimpulan merupakan hasil penelitian dan
pembahasan, sedangkan saran-saran diberikan oleh penulis yang ditunjukkan
kepada pihak lembaga pendidikan sebagai masukan dalam mengelola
keuangan sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan sangat penting dilakukan dalam suatu
organisasi atau koperasi untuk mengetahui atau mengevaluasi kelemahan
dan kekurangan serta mempertimbangkan dan menyusun rencana koperasi
dimasa yang akan datang. Analisis laporan keuangan merupakan suatu
proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-
masalah yang timbul dalam suatu organisasi koperasi maupun organisasi
yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba.
Soemarso (2005:380) menyatakan bahwa “analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan fenomen.”
Munawir (2010:59) menyatakan bahwa “analisis laporan keuangan adalah penelaah tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.”
Pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2010 : 190) adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah
hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan
menggunakan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan
arah perubahaan (trend) artinya dengan dilihat secara sendiri-sendiri.
Dengan analisis, pemakai laporan keuangan lebih mudah
menginterpretasikan. (Soemarso 2008 : 430). Hasil dari pada analisis
laporan keuangan tersebut akan memberikan informasi tentang kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki koperasi. Artinya, dengan mengetahui
kelemahan tersebut manajemen dapat memperbaiki atau menutupi
kelemahaan tersebut. Kekuatan yang dimiliki koperasi harus
dipertahankan atau ditingkatkan, serta dapat dijadikan modal selanjutnya
kedepan dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki akan
tergambarkan kinerja koperasi. Analisis laporan keuangan juga merupakan
alat untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencana
perluasan koperasi, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-
sumber dana operasi koperasi, dan lain-lain.
Agar hasil suatu analisis dan interpretasi laporan keuangan dapat
mencapai sasarannya seperti apa yang dikehendaki, maka sebelum
diadakan analisis, terlebih dahulu harus ditentukan secara jelas tujuan apa
yang hendak dicapai atas analisis laporan keuangan tersebut. Dengan
adanya tujuan tersebut maka analisis laporan keuangan akan diarahkan ke
arah tujuan yang diinginkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan
dari analisis laporan keuangan adalah untuk menilai performa koperasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan
analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan
dengan cara menguraikan pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan
koperasi untuk dapat mengetahui kondisi keuangan koperasi dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi koperasi pada
masa sekarang dan masa lalu.
2.1.2 Tujuan dan manfaat Analisis Laporan Keuangan Koperasi
Analsis yang dilakukan untuk beberapa periode adalah menganalisis
antara pos-pos yang ada dalam satu laporan. Atau dapat pula dilakukan
antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih
tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke
periode selanjutnya.
Menurut Kasmir (2008:68) ada enam tujuan dan manfaat bagi
berbagai pihak dengan adanya analisis keuangan yaitu :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan koperasi dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang
telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan koperasi.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan
koperasi saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah
perlu penyegaran atau tidak kerena sudah dianggap berhasil atau
gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan koperasi
sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983)
adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan
dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan koperasi
dimasa yang akan datang.
3. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-
masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau
masalah lainnya.
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,
efesiensi dan lain-lain.
5. Understanding
Dengan melakukan analisis lapora keuangan, informasi mentah yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Menurut Harahap (2009:195) tujuan dan manfaat analisis laporan
keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata
(explicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat membongkar hal – hal yang bersifat tidak konsisten
dalam hubungannya dengan satu laporan keuangan baik
dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para
pengambil keputusan.
6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut
kriteria tertentu yang sudah dikenal di dunia bisnis.
Dapat disimpulkan tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan
adalah untuk mengetahui keadaan laporan keuangan baik dalam sisi
kelemahan ataupun kekurangan koperasi dan serta kekuatan-keuatan
koperasi dalam laporan keuangannya yang bermanfaat sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam koperasi atas perencanaan dan pencapaian
tujuan dari pada koperasi sehingga laporan keuangan menjadi lebih efektif
dan efesien.
2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat
penting. Laporan keuangan tidak hanya dibutuhkan oleh organisasi profit
tetapi juga non profit, dalam rangka menilai kinerja keuangan dari tahun
ketahun. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena laporan
tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi laporan keuangan yang akan digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Menurut Munawir (2010:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu koperasi dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas koperasi
tersebut.
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) adalah standar akuntansi
keuangan (SAK) (2009:17) pengertian laporan keuangan adalah bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas atau
laporan arus dana), catatan atau laporan lain, serta materi penjelasan yang
merupakan bagian dari intergaral dari laporan keuangan. Disamping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tesebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Harahap (2008:105) menyatakan bahwa laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu.
Dari defenisi laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan ringkasan daru suatu proses akuntansi atau
transaksi-transaksi atau pencatatan yang terjadi dalam koperasi selama
tahun buku.
2.1.4 Tujuan Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi merupakan pencerminan dari prestasi
manajemen koperasi pada satu periode tertentu atau hasil-hasil usaha dari
satu koperasi pada satu periode tertentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:5), tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu koperasi yang yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Menurut Soemarso (2004:3) dalam bukunya yang berjudul
“Akuntansi Suatu Pengantar” mengemukakan tujuan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
“Menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu
kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak – pihak yang
berkepentingan. Yang dimaksud dengan kesatuan ekonomi adalah
badan usaha ”.
Menurut Hanafi dan Halim (2007:6) menyatakan bahwa tujuan
analisis keuangan antara lain adalah :
1. Investasi pada saham. Analisis digunakan untuk mengetahui
apakah saham perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak
2. Pemberian kredit
3. Kesehatan pemasok (supplier)
4. Kesehatan pelanggan (customer)
5. Kesehatan pelanggan ditinjau dari karyawan
6. Pemerintah
7. Analisis internal
8. Analisis pesaing
9. Penilaian kerusakan.
Dapat disimpulkan tujuan dari laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi keuangan pada pihak yang terkait dengan koperasi
yang dapat bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan eknomi.
2.1.5 Jenis-jenis Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan mengandalkan hal-hal yang berkaitan dengan
penilaian laporan keuangan yang dimuat dalam jenis-jenis laporan
keuangan sebagai berikut
1. Neraca
“Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting
bagi koperasi” Kasmir (2008 : 30 ). Oleh karena itu, setiap koperasi
diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk beraca.
Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya satu tahun.
Namun, neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui
kondisi koperasi saat ini bila diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan
pihak manajemen pada saat tertentu.
Menurut James C Van Horne, neraca adalah ringkasan posisi
keuangan koperasi pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva
dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.
Menurut Winwin dan Ilham Wahyudi (2006:56)
mengemukakan bahwa Neraca merupakan laporan yang memberikan
informasi tentang posisi kekayaan perusahaan berupa keseimbangan
antara aktiva dan kewajiban serta modal yang menjadi kekayaan
perubahan tersebut”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan
ringkasan laporan keuangan. Artinya laporan keuangan disusun secara
garis besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga
menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang),
dan modal koperasi (ekuitas) pada saat tertentu. Artinya neraca dapat
dibuat untuk mengetahui (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal
koperasi. Maksud pada tanggal tertentu adalah neraca dibuat dalam waktu
tertentu setiap saat dibutuhkan, namun neraca biasanya dibuat pada akhir
tahun atau kuartal.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi
menjadi tiga, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
Komponen kewajiban dibagi menjadi dua yaitu kewajiban lancar (hutang
jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Komponen modal terdiri dari
modal disetor dan laba yang ditahan.
Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan
dari atas kebawah untuk neraca berbentuk skontro (eccount form).
Sementara itu, untuk neraca yang berbentuk laporan (report fotm),
penyusunannya dimulai dari atas secara berurutan kebawah.
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu
mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang
terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, persediaan, dan sebagainnya.
Kemudian, aktiva tetap dibagi dua yaitu, aktiva tetap berwujud dan
tidak berwujud. Komponen dalam aktiva berwujud seperti tanah,
bangunan, mesin, kendaraan, peralatan dan lainnya, sedangkan dalam
aktiva tidak berwujud seperti paten, goodwill, opsi, dan lainnya.
Selanjutnya, posisi yang paling bawah diisi oleh aktiva lainnya, artinya
tidak tergolong aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sebagai contoh
bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam
penyelesaian, uang jaminan dan lainnya.
Disisi sebelah kiri neraca berisi kewajiban (utang) dan modal
(ekuitas) koperasi. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account
form). Komponennnya dimulai dari kewajiban (utang) jangka pendek
(lancar), artinya utang yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun seperti utang dagang, utang wesel, utang bank.
Selanjutnya, dibawah utang jangka pendek adalah utang jangka
panjang. Utang jangka panjang merupakan yang memiliki jangka waktu
lebih dari satu tahun seperti : obligasi, hipotek, atau utang bank diatas satu
tahun. Posisi yang terakhir disisi kiri neraca adalah modal koperasi atau
ekuitas (equiti). Komponen modal terdiri dari antara lain modal disetor,
laba ditahan, cadangan laba, hibah, atau lainnya.
Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan
pasiva harus seimbang atau sama. Artinya jumlah aktiva harus sama
dengan kewajiban dan modal ditambang. Untuk menentukan persamaan
neraca, digunakan rumus sebagai berikut :
2. Laporan hasil usaha
Menurut UU No. 25/1992 tentang perkoperasian, bab IX, pasal 45
adalah:
a. SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
Ibnoe Soedjono (1997:7) dalam bukunya perpajakan koperasi antara
harapan dan kenyataan mengemukakan bahwa sisa hasil koperasi adalah
surplus yang diperoleh koperasi dalam satu tahun buku, yaitu selisih antara
seluruh pemasukan dengan biaya – biaya serta penyisihan – penyisihan lain.
Dalam pasal 5 ayat 1 huruf c UU No. 25 tahun 1992 disebutkan bahwa
: “pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing – masing anggota”. Dengan pengertian bahwa pembagian SHU
kepada anggota dilakukan tidak semata – mata berdasarkan modal yang
Aktiva = kewajiban + modal
dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa
anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
SHU koperasi yang disediakan bagi para anggotanya terdiri dari dua
macam, sebagai berikut:
a. Jasa modal adalah bagian sisa hasil usaha yang disediakan untuk para
anggota berdasarkan uang simpanan mereka yang dijadikan sebagai
modal koperasi.
b. Jasa anggota adalah bagian sisa hasil usaha yang disediakan untuk
anggota seimbang dengan jasanya dalam usaha koperasi.
Berdasarkan kesimpulan diatas disimpulkan bahwa laporan sisa hasil
usaha adalah surplus yang diperoleh koperasi dalam satu tahun buku, yaitu
selisih antara seluruh pemasukan dengan biaya – biaya serta penyisihan –
penyisihan lain.
3. Laporan perubahan modal
Rasio ini sering digunakan oleh perusahaan maupun investor untuk
mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Kewajiban tersebut bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu
seperti memayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh
tempo. Tetapi terkadang ada beberapa perusahaan tidak sanggup membayar
hutang tersebut pada waktu yang telah ditentukan, dengan alasan perusahaan
tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi hutang yang telah jatuh
tempo tersebut.
Kasus tersebut akan mengganggu hubungan antara koperasi dengan
para kreditor, maupun para distributor. Dalam jangka panjang, kasus tersebut
akan berdampak kepada para pelanggan. Artinya pada akhirnya koperasi akan
mengalami krisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak
memperoleh kepercayaan dari pelanggan.
Menurut Kasmir (2012:128), ketidak mampuan perusahaan membayar
kewajibannya terutama jangka pendek (yang jatuh tempo) disebabkan oleh
berbagai faktor, yaitu:
1. Bisa dikarenakan memang perusahan tidak memiliki dana sama
sekali, atau
2. Bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh
tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara
tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk
mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-
surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya).
Menurut Agus Sartono (2008:116) dalam bukunya “manajemen
keuangan teori dan aplikasi” mengatakan bahwa rasio likuiditas menunjukkan
kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
waktunya.
Menurut Fred Weston (2012:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan koperasi memenuhi
kewajiban utang jangka pendek. Artinya apabila perusahaan akan mampu
untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang jatuh.
Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa laporan perubahan
modal adalah kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka
pendek tepat pada waktunya.
4. Laporan arus kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan koperasi dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Menurut Skousen (2009:284) Laporan arus kas itu sendiri
didefinisikan sebagai berikut laporan arus kas (statment of cash flow) adalah
laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar
oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:61) dalam
bukunya yang berjudul “Manajemen keuangan I edisi keempat” mengatakan
sebagai berikut arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode
tertentu , laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaan operasi
perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan
perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut.
Menurut Harahap (2010:257), mengemukakan bahwa laporan arus kas
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
suatu koperasi pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus
kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan atau pembiayaan.
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan
tertentu. Catatan atas laporan keuangan berisi tentang pengakuan
pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi, dengan
anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap,
penilaian persediaan, piutang, dan lain-lain, dasar penetapan harga
pelayanan kepada anggota dan non anggota.
Dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis laporan keuangan adalah
neraca, laporan hasil usaha, laporan perubahan modal dan catatan atas
laporan keuangan.
2.1.6 Pengertian Rasio Keuangan Koperasi
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan signifikan atau berarti (Harahap, 2002:297). Analisis merupakan
cara penting untuk menyatakan hubungan yang bermakna diantara
komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan (Simamora,
1999:357). Rasio keuangan dihitung dengan membagi nilai rupiah pos
lainnya yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan hubungan
dua pos yang relevan yang mudah di tafsirkan dan dibandingkan dengan
informasi lainnya.
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan
koperasi dalamsuatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan
dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah
maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya
jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi
lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah
dibandingkan dapat disimpulkan posisi keuangan suatu koperasi untuk
periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja keuangan dalam
periode tertentu. Perbadingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio
keuangan.
Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja koperasi. Dari hasil
rasio ini keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan koperasi yang
bersangkutan.
Menurut Kasmir (2011:104) “rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangn dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
Rasio keuangan menyederhanakan hubungan pos tertentu dengan
pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat
hubungan antara pos dan dapat membandingkan nya dengan rasio lain
sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Perbedaan koperasi dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang
penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama
dengan rasio pada koperasi industri, perdagangan atau jasa.
Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
dibandingkan dapar berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode.
Contohnya, perbandingan angka-angka yang ada dalam satu laporan
adalah komponen angka-angka dalam neraca. Misalnya, antara total aktiva
lancar dengan kewajiban lancar atau antara total aktiva dengan total utang.
Kemudian dalam satu peiode yang sama berarti dalam satu tahun. Namun
jika membandingkan untuk beberapa periode, maka lebih dari satu tahun,
misalnya tiga tahun (dengan anggapan satu periode satu tahun).
Selanjutnya, contoh perbandingan antara komponen yang ada
dilaporan keuangan adalah antara komponen yang ada dalam neraca
dengan dalam laporan laba rugi. Misalnya, komponen dalam laba rugi
yaitu penjualan dengan komponen dalam neraca misalnya total aktiva atau
antara laba bersih dengan penjualan. Hasil rasio periode tertentu.
Dalam praktiknya analisis rasio keuangan suatu koperasi dapat
digolongkan menjadi :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka hanya bersumber
dari neraca
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang
hanya bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua
sumber (data campuran) baik yang ada dineraca maupun dilaporan laba
rugi.
Menurut Djarwanto PS (1993:55) ada beberapa jenis analisis yang
dapat digunakan antara lain sebagai berikut :
1. Analisis internal
Analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan
informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu koperasi.
Analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam
mengukur efesiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi
dalam kondisi keuangan.
2. Analisi ekternal
Analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendaptkan data
terperinci mengenai suatu koperasi. Analisis demikian dilakuan oleh
bank-bank, para kreditur, para pemegang saham, calon pemegang
saham dan pihka-pihak lain yang dimiliki kepentingan langsung
kepada koperasi. Bagi seorang penganalisa ekstern hanya tersedia
laporan yang lazim di umumkan di khalayak ramai yaitu neraca dan
laporan laba rugi.
3. Analsis horizontal
Analisis perkembangan data keuangan dan data operasi koperasi dari
tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan
yang bersangkutan.
4. Analisis vertikal
Disebut juga analisis statis adalah analisis laporan keuangan yang
terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja.
Berdasarkan pemaparan dan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa rasio keuangan adalah suatu perbandingan angka dari suatu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
signifikan.
2.1.7 Jenis-jenis rasio keuangan koperasi
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio rentabilitas. Namun banyak rasio yang dapat
dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi
analisis seperti rasio laverage, rasio produktivitas ,rasio pasar, modal, rasio
pertumbuhan dan sebagainya. Salah seorang penulis J. Countries
memberikan kerangka rasio keuangan secara kategotik sebagai berikut :
GAMBAR 2.1RASIO ATAS LAPORAN KEUANGAN
Rasio Keuangan
solvency
Managementperformance
Profitabilitassolvency
Profit margin
Capital turn over
J.Panjang
J.PendekCash flow
Credit PolicyInvestoryAdministrasiAsset Equity Structure
Return oninvestmen
Sumber : Analisis Laporan Keuangan, Sofian Syafri Harahap(2004 :
135)
Jenis-jenis rasio keuangan koperasi yang dapat digunakan untuk
dalam pengambilan keputusan koperasi. Penggunaan masing-masing rasio
tergantung kebutuhan koperasi, artinya terkadang tidak semua rasio
digunakan. Hanya saja jika hendak melihat kondisi dan posisi koperasi
secara lengkap, maka sebaiknya seluruh rasio digunakan. Jenis-jenis rasio
keuangan koperasi yang dapat digunakan adalah
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang menggambarkan kemampuan koperasi memenihi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apa bila koperasi ditagih, maka
akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang
yang sudah jatuh tempo.
Rasio likiditas dapat diukur dengan cara
a. Rasio lancar, menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Rumus perhitungannya :
Aktiva LancarCurrent Ratio = X 100% Utang Lancar
b. Rasio cepat (Quick Ratio), menunjukan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid dapat menutupi utang lancar. Rumus perhitungannya :
Aktiva lancar - persediaan Quick Ratio = X 100% Hutang lancar
c. Perputaran Modal Kerja, antara penjualan dan modal kerja terdapat
hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam
persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti juga meningkat
modal kerja. Perputaran modal kerja adalah perbandingan antara
penjualan dan modal kerja. Perputaran modal kerja menunjukkan
jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah modal kerja.
Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal
kerja.
Rumus yang digunakan menghitung Working Capital Turnover :
Penjualan Working Capital Turnover = x 1 kali
Aktiva Lancar-Hutang Lancar
2. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan koperasi dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atas kewajiban-kewajibannya
apabila koperasi dilikuidasi. Beberapa rasio solvabilitas sebagai berikut:
a. Rasio Modal Sendiri atas Hutang (Debt to Equity Ratio),
menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutup
hutang-hutang kepada pihak luar. Rasio ini untuk mengetahui
pemakaian modal sendiri guna menjamin jumlah hutang. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik begitupun sebaliknya. rumusnya :
Modal Sendiri Debt to Equity Ratio = x 100 %
Total Hutang
b. Rasio Aktiva atas Hutang (Debt to Total Asset), untuk mengetahui
kemapuan koperasi dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya
yang dijamin dengan jumlah dari aktiva koperasi. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih
besar rationya lebih aman .. Rumusnya :
Total Aktiva Debt to Total Asset = x100%
Total Hutang
3. Rasio rentablitas/profitabilitas
Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan koperasi
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada.
Beberapa rasio rentabilitas ini adalah sebagai berikut :
a. Rentabilitas Modal Sendri atau sering juga dinamakan rentabilitas
usaha adalah perbandingan jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain
rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu koperasi
dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk
menghasilkan keuntungan.. Rumusnya :
Laba Bersih (SHU) Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%
Modal Sendiri
b. Aset turn over (return on asset), menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Rumusnya :
Laba Bersih (SHU) Total quity to total asset = x 100%
Total aktiva
Dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis rasio keuangan koperasi adalah
secara umum terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas
jenis rasio ini yang sering dipergunakan dalam membandingan angka pada
laporan keuangan dengan angka lainnya untuk mendapatkan hasil presentasi
keuangan pada koperasi.
2.1.8 Klasifikasi rasio keuangan pada koperasi
Dalam laporan keuangan koperasi disajikan dalam bentuk laporan
hasil usaha dan neraca yang dijadikan sebagai dasar analisis laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan. Dan klasifikasi koperasi yang
digunakan sebagaimana diterapkan Sk. Menkop. KUKM dalam penilaian
koperasi adalah
Tabel 2.2Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 129/Kep./M/KUKM/XI/2002 tanggal 29 November 2002Tentang pedoman klasifikasi koperasi
No Keterangan Klasifikasi
1.
Rasio Likuiditas- Current Ratio- Quick Ratio
- 175% - 200% : sangat baik/100- 150% - 174% atau 225% - 249%: baik/75- 125% - 149% atau 250% - 274% : cukup
baik/50- <125% atau >275% : kurang baik/0
2.
Rasio Solvabilitas- Rasio Modal Sendiri atas
Hutang (Debt to Equity Ratio)
- Rasio Aktivitas atas Hutang (Debt to Total Asset)
- 15% : sangat baik/100- 12,6-15% : baik/75- 10% - 12,5 : cukup baik/50- <10% : kurang baik
- 110% : sangat baik/100- 101%-109% atau 111%-119% : baik/75- 90% - 100% atau 120% - 130% : cukup
baik/50- <90% atau >130% : kurang baik/0
3.
Rasio Profitabilitas- Rentabilitas Modal
Sendiri
- Return on Asset (ROA)
- >21% : sangat baik/ 100- 10%-20% : baik/75- 1% - 9% : cukup baik/50- <1% : kurang baik/0
- >10% : sangat baik/100- 6%-9% : baik/75- 0%-5% : cukup baik/50- <0% : kurang baik/0
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa klasifikasi tersebut diatas merupakan
penilaian rasio keuangan atas hasil analisis yang dilakukan dengan
perhitungan rumus pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas.
2.2.8 Manfaat Rasio Keuangan Koperasi
Rasio keuangan merupakan gambaran suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan
dengan menggunakan alat analisa perubahan. Sebagaimana yang sering
digunakan dalam koperasi adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan
rasio probabilitas yang bermannfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengukur kemampuan koperasi membayar kewajiban
atau utang kepada pihak ketiga. Artinya, kemampuan untuk
membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai
jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.
2. Untuk menganalisis kemampuan posisi koperasi terhadap
kewajiban kepada pihak lainnya. Artinya setelah diketahui
manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang diaanggap
perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal.
3. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh koperasi dalam
satu periode.
4. Untuk mengetahui besarnya laba bersih dari waktu kewaktu.
5. Untuk mengetahui prdoduktivitas dari seluruh dana koperasi
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Adapun manfaat dengan digunakannya analisis rasio keuangan
menurut Fahmi (2011:109), yaitu :
1. Bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan
prestasi organisasi.
2. Bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk
membuat perencanaan.
3. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu
organisasi dari perspektif keuangan.
4. Bermanfaat bagi para kreditur digunakan untuk memperkirakan
potensi risiko yang akan dihadapi dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalikan pokok
pinjaman.
5. Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
organisasi.
Menurut Kasmir (2008:68) ada manfaat analisis rasio keuangan,
yaitu :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan koperasi dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang
menjadi kekurangan koperasi.
3. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan koperasi saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan
apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap
berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari rasio keuangan adalah untuk
mengetahui perbandingkan hasil satu periode ke periode berikutnya serta
mengetahui besar tingkat laba yang diperoleh koperasi dan mampu
membayar kewajiban atau utang kepada pihak ketiga.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sunarti (2009) yang berjudul “analisis
rasio keuangan untuk menilai kecukupan modal kerja pada PT. Gudang
Garam Tbk”, dari hasil analisis rasio keuangan dapat diketahui bahwa
kecukupan modal kerja pada PT. Gudang Garam Tbk yang dilakukan kurang
efisien karena berada dibawah standar. Hal ini, apabila ditinjau dari standar
yang biasa digunakan oleh koperasi industri, ini terlihat dari rata-rata current
ratio yang dibawah 200% yaitu 181,81% pertahunnya, dan quick ratio yang
dibawah 100% yaitu 35,98% pertahunnya. Sedangkan dari nilai tersebut
diketahui bahawa PT. Gudang Garam Tbk, perputaran persediaan sangat
lambat hanya berputar kurang dari dua kali pertahunnya dan kurang
memberikan porsi yang bagus untuk pemilik saham, hal ini diketahui dari
nilai return on equity yang dimiliki selalu mengalami penurunan. PT. Gudang
Garam Tbk, masih kurang bisa membelanjakan modal kerjanya terlihat dalam
pelaporan keuangannya tidak terdapat pengeluaran yang bersifat sosial separti
zakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah S. (2002) menganalisis
pengaruh beberapa factor fundamental dan resiko sistematik terhadap harga
saham. Penelitian ini merupakan studi terhadap 16 industri barang konsumsi
yang go public dipasar modal dalam periode delapan tahun (1990-1997)
dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari return on
asset, return on equity, beta, book value, debt/equity dan required rate of
return. Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil
bahwa factor fundamental seperti return on asset, deviden pay out ratio, debt
to equity ratio, book value equity pershare, dan indeks beta berpengaruh
terhadap harga saham koperasi. Pengujian hipotesis kedua untuk melihat
apakah benar return on asset sebagai indikator earning power koperasi, yaitu
yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menggunakan seluruh asset
yang dimiliki oleh koperasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
harga saham. Delapan hipotesis ini tidak mendapat dukungan karena ternyata
book value equity pershare yang berpengaruh dominan terhadap saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005) yang berjudul “analisis
likuiditas dan Rentabilitas pada Kokar Wahana Semarang PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop IV Semarang Tahun 2002-2004”. Hasil penelitian
tingkat likuiditas untuk current ratio pada tahun 2002 sebesar 178%, tahun
2003 sebesar 212%, tahun 2004 sebesar 252%. Quick ratio pada tahun 2002
sebesar 176%, tahun 2003 sebesar 210%, tahun 2004 sebesar 248% sehingga
Kokar Wahana Semarang menunjukkan bahwa rasio likuiditasnya sangat
efisien dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Tingkat rentabilitas untuk
rentabilitas ekonomi tahun 2002 sebesar 4,45%, tahun 2003 sebesar 6,13%
dan tahun 2004 sebesar 6,23%. Rentabilitas modal sendiri untuk tahun 2002
sebesar 11%, tahun 2003 sebesar 12,7%dan pada tahun 2004 sebesar 11%.
Hasil penelitian tingkat likuiditas Kokar Wahan Semarang current ratio
maupun quick ratio untuk likuiditas sangat efisien. Sedangkan tingkat
rentabilitas ekonomi kurang efisien tetapi rentabilitas modal sendiri tergolong
efisien.
2.3 Metode Analisis Data
2.3.1 Jenis penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan
pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode
ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk
mengetahui suatu keadaan atau persoalan dalam usaha pengembangan ilmu
pengetahuan untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu :
1. Penelitian keperpustakaan (library research) yaitu melakukan studi
terhadap beberapa buku dan referensi lainnya yang relevan yang ada
hubungannya dengan topik penelitian
2. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitan yang dilaksanakan
secara langsung di lokasi penelitian melalui observasi dan wawancara.
2.3.2 Metode pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158), metode dokumentasi yaitu penelitian yang
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan,
catatan harian dan lain sebagainya. Dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sejarah organisasi, struktur organisasi, kumpulan
data dan dokumen-dokumen serta catatan-catatan yang terdapat dalam
bentuk bukti transaksi, jurnal maupun dalam laporan keuangan.
2. Metode interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dan
dapat mendengar secara langsung terhadap informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.
2.3.3 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah deskriptif analisis yaitu data yang diperoleh dan
dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah
ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah hasil analisis
laporan keuangan Koperasi Usaha Revor dalam sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dari analisis yang diambil merupakan anggapan atau dugaan
sementara yang paling memungkinkan, namun masih harus dibuktikan
dengan penelitian dan dapat dihasilkan saran-saran yang dianggap perlu
sebagai masukan umpan balik bagi Koperasi Usaha Revor dalam
melakukan koreksi. Data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan
analisis data yang digunakan yaitu data secara kuantitatif yang didasarkan
pada perhitungan statistik dan selanjutnya akan disusun secara sistematis
dalam bentuk tugas akhir. Untuk menganalisis data, maka dibutuhkan
rumus-rumus rasio keuangan yang men cakup rasio likuiditas,rasio
solvabilitas,rasio rentabilitas,rasio aktivitas dimana masing rasio dibahas
dalam aspek tertentu.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Koperasi Serba Usaha Revor
Koperasi ini bernama Koperasi Serba Usaha Refor yang disingkat
dengan (KSU REVOR) dan selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut
koperasi. Telukdalam berawal dari tahun 2012 yang didirikan oleh Nurtina
Telaumbanua dan disahkan secara hukum oleh kepala dinas koperasi dan
UKM kabupaten Nias Selatan yang mana ditandatangani atau diketahui oleh
Alamin Sarumaha, S.Pd yang menjabat sebagai kepala Dinas Koperasi dan
UKM Kabupaten Nias.
Dalam hal ini bertidak sebagai pengurus Koperasi Serba Usaha
Revor Nomor Badan Hukum 009/BH/II.23/2012, alamat jalan pasir putih
kelurahan pasar telukdalam kecamatan telukdalam kabupaten nias selatan.
Bersama ini menyatakan kesepakatan dan keputusan rapat pengurus sebagai
berikut :
1. Kami bersepakat mengajukan permohonan untuk dapat mengikuti
program bantuan dana bagi pengembangan Koperasi Wanita/Perkassa,
kopeasi perkotaan dan koperasi perdesaan pada deputi bidang
pembiayan, kementerian koperasi dan UKM.
2. Kami bersepakat menyerahkan dokumen usulan sebagai calon peserta
program dan ditetapkan oleh deputi bidang pembiayaan, kementerian
koperasi UKM.
3. Kami tidak akan melakukan penuntutan dalam bentuk apapun apabila
tidak terpilih sebagai koperasi program.
Fakto-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi Koperasi Serba
Usaha Revor ini antara lain :
1. Lokasinya milik pribadi Nurtina Telaumbanua sebagai Aset tetap,
2. Daerahnya sangat strategis dan bisa dijangkau oleh pengurus dan
anggota koperasi serba usaha revor,
3. Daerahnya aman dan nyaman bagi kesejahteraan karyawan dan
anggota.
Usaha yang diselenggarakan oleh KSU Revor sebagai berikut :
1. Menyediakan barang-barang kebutuhan pokok (SEMBAKO) anggota
2. Mengadakan usaha kerjasama dengan koperasi maupun badan usaha
lainnya yang saling menguntungkan dan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota
3. Mengadakan usaha waserda/toko
4. Mengadakan usaha simpan pinjam
5. Dan usaha-usaha lainnya sesuai kebutuhan anggota
3.2 Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi didalam sebuah perusahaan merupakan
perkembangan yang vital bagi perkembangan perusahaan, struktur organisasi
yang baik akan menghasilkan kekuatan manajemen yang profesional. Eksistensi
dalam wewenang dan tanggungjawab harus konsisten dan jelas sehingga
memberikan efektifitas dan efisiensi kerja yang tinggi.
Sturuktur organisasi terdiri dari susunan perwujudan pola tetap hubungan
–hubungan diantar fungsi- fungsi, bagian- bagian atau posisi-posisi maupun
orang-orang yang mnunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggungjawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Susunan kepengurusan KSU Revor
tersebut adalah sebagai berikut :
NO.
NAMA ALAMAT JABATAN
1. NURTINA TELAUMBANUA Jalan Pasir PutihKel. Pasar Telukdalam
KETUA
2. REVOR DUHA Jalan Pasir PutihKel. Pasar Telukdalam
WAKIL KETUA
3. RIA SUKMAWATI DUHA Jalan Pasir PutihKel. Pasar Telukdalam
SEKRETARIS
4. ESTERIANG FAU Jalan Di PanjaitanKel. Pasar Telukdalam
WAKIL SEKRETARIS
5. ERNI TELAUMBANUA Jalan Pasir PutihKel. Pasar Telukdalam
BENDAHARA
PENGAWAS :NO. NAMA ALAMAT JABATAN1. ADI WIJAYA DUHA Jalan Pasir Putih Ketua2. ARTIS DUHA Desa Hiliduha Sekretaris3. TADI HATI MADUWU Desa Hilisatare Bendahara
DAFTAR ANGGOTA :NO. NAMA ALAMAT JABATAN
1. RESNI MADUWU Hilisataro Usaha Kecil2. ASTERIA FAU Jalan Pelabuhan
Kel. Pasar TelukdalamUsaha Kecil
3. SRI ARIANI ZEBUA Jalan SaonogehoKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
4. BUALAZISIWA LAIA Desa Amandraya Usaha Kecil5. LIDIA WARUWU Jalan Pasir Putih
Kel. Pasar TelukdalamUsaha Kecil
6. STEFANUS TELAUMBANUA Jalan Pasir PutihKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
7. TETI RESTUDEN Jalan SudirmanKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
8. DEWI MADUWU Jalan PelitaKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
9. BERTA MADUWU Jalan SaonigehoKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
10. APRIANUS DAKHI Desa Hilisimaetano Usaha Kecil11. NOVA ZEBUA Jalan Kartini
Kel. Pasar TelukdalamUsaha Kecil
12. RITA WATI HAREFA Jalan SaonigehoKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
13. UKI SARUMAHA Jalan GolkarKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
14. AGNES TELAUMBANUA Jalan NdrasoKel. Pasar Telukdalam
Usaha Kecil
15. FA’ANO HALAWA Jalan Lolowau Usaha Kecil16. NEMASOKHI HULU Jalan Kampus
Kel. Pasar TelukdalamUsaha Kecil
17. KEME Jalan KartiniKel. Pasar Telukdalam
Usaha Makro
18. SERVIMASI DUHA Jalan Sudirman Usaha Makro19. HERLINA DUHA Jalan Pendidikan
Kel. Pasar TelukdalamUsaha Makro
20. ROMMANIAN MENDROFA Jalan SudirmanKel. Pasar Telukdalam
Usaha Makro
21. TUHOI BAWAMENEWI Desa Mazino Usaha Makro22. YESTIN Desa Lahusa Usaha Makro
Sumber : Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam (2016)
a. Pengurus
Pengurus bertugas untuk memimpin organisasi dan perusahaan koperasi,
melakukan segala perlakuan hukum untuk dan atas nama koperasi, mewakili
koperasi dihadapan dan diluar pengadilan, mengelola koperasi dan usahanya,
mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Koperasi, seta mengajukan laporan keuangan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
b. Pengawas
Pengawas koperasi berkewajiban untuk mendadakan pengawasan atas
dirinya. Pengawas ini dilakukan oleh pengawas yang terdiri dari tiga orang
anggota koperasi yang tidak termasuk golongan pengurus dan dipilih oleh rapat
anggota untuk masa jabatan tiga tahun. Pengawan itu diadakan sekurang-
kurangnya tiga sekali mengenai hal keuangan, surat berharga, persediaan
barang alat perlengkapan juga mengenai kebenaran pembukuan serta
kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi dan perusahaan
koperasi, kecuali diatur lain dalam Anggaran Rumah Tangga atau peraturan
lain, pengawas merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga.
c. Anggota
Keanggotaan melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain dengan dalih apapun. Setiap anggota harus
tunduk pada ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah
tangga,peraturan khusus dan keputusan rapat anggota. Setiap anggota berhak
untuk hadir dan berbicara tentang yang dirundingkan dalam rapat anggota,
untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus dan pengawas, untuk melakukan
pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi menurut ketentuan
dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga, untuk memberi saran-saran
kepada pengurus dan pengawas baik diminta maupun tidak untuk kemajuan
koperasi baik dalam rapat maupun diliar rapat, mendapat pelayanan yang sama
dan memperoleh SHU sesuai ketentuan anggaran dasar. Setiap anggota
mempunyai kewajiban untuk membayar simpanan-simpanan pada koperasi
(simpanan pokok,simpanan wajib,maupun simpanan lain yang ditetapkan
dalam rapat anggota), mengamalkan landasan-landasan, azas dan prinsip
koperasi, mengamalkan dan tunduk pada Undang-Undang Koperasi dan
peraturan pelaksanaannya,Anggaran Dasar,Anggaran Rumaha Tangga,
peraturan khusus dan keputusan rapat anggota, berpartisipasi dalam kegiatan
usaha yang diselenggarakan oleh koperasi, mengembangkan dan memelihara
kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan.
3.3 Data Penelitian
Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi minor ini adalah
laporan keuangan KOPERASI SERBA USAHA REVOR yang terdiri dari laporan
neraca dan laporan laba rugi selama 3 tahun beruntun mulai dari tahun 2013-2015.
a. Laporan Neraca
Laporan Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada periode tertentu. Dengan mengetahui laporan neraca, maka kita
dapat melihat seberapa besar aktiva atau kekayaan perusahaan, hutang dan modal
pemilik. Dibawah ini adalah laporan neraca KSU REVOR Telukdalam selama 3
tahun mulai dari tahun 2013 sampai pada tahun 2015.
TABEL 3.1KOPERASI SERBA USAHA REVOR
NERACAPERIODE 2013-2015
Keterangan 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Peralatan
Akumulasi penyusutan peralatan
Persediaan
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva tetap
Tanah
Gedung / kantor koperasi
Kendaraan
Modal penyertaan anggota
Jumlah Aktiva Tetap
JUMLAH AKTIVA
Aktiva
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang usaha
Rp.27.000.000
Rp.188.000.000
Rp.35.000.000
Rp. 4.000.000
Rp.10.000.000
Rp.264.000.000
Rp. 45.000.000
Rp. 23.000.000
Rp. 16.500.000
Rp. 25.850.000
Rp. 110.350.000
Rp. 374.350.000
Rp.20.000.000
Rp.32.000.000
Rp.200.000.000
Rp.45.000.000
Rp.10.000.000
Rp.25.000.000
Rp.312.000.000
Rp. 45.000.000
Rp.23.000.000
Rp.16.500.000
Rp.25.850.000
Rp.110.350.000
Rp.422.350.000
Rp. 25.500.000
Rp.40.000.000
Rp.202.000.000
Rp.48.000.000
Rp.12.500.000
Rp.25.000.000
Rp.327.500.000
Rp.45.000.000
Rp. 23.000.000
Rp.16.500.000
Rp.25.850.000
Rp.110.350.000
Rp.437.850.000
Rp. 40.000.000
Hutang Simpan Pinjam
Hutang Lain-lain
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
Hutang Bank
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
Total Kewajiban
EKUITAS
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Modal Sumbangan Sukarela
Modal penyertaan anggota
JUMLAH EKUITAS
Sisa Hasil Usaha (SHU)
JUMLAH PASIVA
Rp.50.000.000
Rp.10.000.000
Rp.80.000.000
Rp.100.000.000
Rp.100.000.000
Rp.180.000.000
Rp.25.000.000
Rp.10.000.000
Rp.30.000.000
Rp.50.000.000
Rp.115.000.000
Rp.79.350.000
Rp.374.350.000
Rp. 80.000.000
Rp. 13.500.000
Rp.119.000.000
Rp.100.000.000
Rp.100.000.000
Rp.219.000.000
Rp.30.000.000
Rp.12.000.000
Rp.30.000.000
Rp.50.000.000
Rp.122.000.000
Rp.81.350.000
Rp.422.350.000
Rp. 100.000.000
Rp. 16.500.000
Rp. 156.500.000
Rp. 120.000.000
Rp.120.000.000
Rp.276.500.000
Rp.35.000.000
Rp.12.500.000
Rp.30.000.000
Rp.50.000.000
RP.127.500.000
Rp.33.850.000
Rp.437.850.000
Sumber : Laporan Keuangan KSU REVOR hasil olahan penulis(2016)
Dari tabel laporan neraca diatas, dibagi dalam dua bagian besar yaitu
aktiva dan passiva. Aktiva terdiri dari dua komponen yaitu aktiva lancar seperti
(kas, piutang, peralatan,akumulasi penyusutan peralatan dan perlengkapan) dan
aktiva tetap seperti (tanah,bangunan,kendaraan,modal penyertaan anggota).
Sedangkan pasiva terdiri dari 3 komponen juga yaitu kewajiban jangka pendek,
kewajiban panjang, dan ekuitas.
Dari data laporan neraca tersebut, menunjukkan saldo aktiva dan passiva
masing-masing sebesar 374.350.000,- pada tahun 2013, sebesar 422.350.000,-
pada tahun 2014 dan sebesar 437.850.000,- pada tahun 2015. Saldo aktiva sebesar
374.350.000,- pada tahun 2013, sebesar 422.350.000,- pada tahun 2014 dan
sebesar 437.850.000,- pada tahun 2015. Saldo aktiva ini terdiri dari aktiva lancar
dan aktiva tetap. Aktiva lancar sebesar 264.000.000,- pada tahun 2013, sebesar
312.000.000,- pada tahun 2014 dan sebesar 327.500.000,- pada tahun 2015.
Aktiva tetap sebesar 110.350.000 pada tahun 2013 dan 2014 dan tahun 2015.
Saldo pasiva dibentuk oleh dua akun besar yaitu kewajiban dan ekuitas.
Saldo kewajiban jangka pendek sebesar 80.000.000,- pada tahun 2013, sebesar
119.500.000,- pada tahun 2014 dan sebesar 156.500.000,- pada tahun 2015.
Kewajiban ini didominasi oleh sebagian besar pinjaman ke bank. Kewajiban
jangka panjang sebesar 100.000.000,- pada tahun 2013, pada tahun 2014 sebesar
100.000.000,- pada tahun 2015 sebesar 120.000.000,-. Ekuitas yang merupakan
modal pemilik yang terdiri dari simpanan pokok sebesar 25.000.000,- pada tahun
2013, pada tahun 2014 sebesar 30.000.000, pada tahun 2015 sebesar 35.000.000,-
berikutnya simpanan wajib sebesar 10.000.000,- pada tahun 2013, pada tahun
2014 sebesar 12.000.000,- , pada tahun 2015 sebesar 35.000.000,- berikutnya
modal sumbangan sukarela sebesar 30.000.000,- pada tahun 2013,2014,2015,
berikut total penyertaan anggota sebesar 50.000.000,- pada tahun 2013,2014,2015
ditambah dengan sisa hasil usaha perusahaan sebesar 79.350.000,- pada tahun
2013, pada tahun 2014 sebesar 81.350.000,- pada tahun 2015 sebesar 33.800.000,-
.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menginformasikan besarnya laba
atau rugi suatu perusahaan dalam periode tertentu. Melalui laporan laba rugi, kita
akan lebih mudah mengetahui besarnya laba/rugi yang diperoleh KSU REVOR
dalam periode tertentu.Dibawah ini adalah laporan laba rugi KSU REVOR
telukdalam selama 3 tahun.
KSU REFOR TelukdalamLaporan Laba RugiPeriode 2013-2015
(Tabel 3.2)Keterangan 2013 2014 2015
PENDAPATAN
Pendapatan Bunga Modal
Simpanan Anggota
Total Pendapatan
BIAYA SIMPAN PINJAM
Bunga simpanan anggota
Bunga modal penyertaan
Bunga pinjaman perbankan
Subtotal
BIAYA OPERASIONAL
Gaji Ketua Umum
Gaji Karyawan
Gaji pengawasan
Biaya-biaya lain
Beban listrik dan telpon
Perlengkapan
145.150.000
25.000.000
160.150.000
2.250.000.
10.350.000
4.920.000
17.520.000
18.000.000
24.000.000
25.200.000
-
480.000
5.500.000
146.850.000
25.000.000
171.850.000
2.250.000
10.350.000
4.920.000
17.520.000
18.000.000
24.000.000
25.200.000
-
480.000
5.500.000
100.334.000
25.000.000
125.334.000
2.250.000
10.350.000
5.904.000
18.504.000
18.000.000
24.000.000
25.200.000
-
480.000
5.500.000
Subtotal belanja
TOTAL PENGELUARAN
Sisa Hasil Usaha (SHU)
72.980.000
90.500.000
79.350.000
72.980.000
90.500.000
81.350.000
72.980.000
91.484.000
33.850.000
Sumber : KSU REVOR Telukdalam Diolah Oleh Penulis
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
4.1.1 Laporan Keuangan
Secara teoritis, laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi
yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan adalah laporan dari peristiwa-
peristiwa keuangan koperasi selama satu tahun buku yang bersangkutan yang
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik koperasi atau organisasi.
Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh koperasi
selama satu tahun periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja
koperasi yang ditunjukan dengan kemampuan koperasi dalam menghasilkan
pendapatan dengan sumber yang dimiliki oleh koperasi. Adapun laporan
keuangan koperasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari
laporan neraca, laporan laba rugi selama tiga tahun.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan uraian diatas dapat dihitung hasil dari pada Rasio Likuiditas
adalah rasio yang mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi hutang
jangka pendeknya. Rasio likuiditas juga yang menggambarkan kemampuan
koperasi memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apa bila koperasi
ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas dapat diukur dengan cara
a. Rasio lancar (current ratio), menunjukkan sejauh mana aktiva
lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Rumus
Perhitungannya :
Aktiva Lancar
Rasio Lancar = X 100%
Utang Lancar
264.000.0002013 = X 100% = 330%
80.000.000
312.000.0002014 = X 100%=262%
119.000.000
327.500.0002015 = X 100%=209%
156.500.000
Rasio ini menandakan kemampuan koperasi dalam membayar
kewajiban/utang lancar dengan mengunakan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio ini
menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Dimana pada tahun 2013 sebesar
330%, pada tahun 2014 sebesar 262%, dan pada tahun 2015 sebesar 209%
b. Rasio cepat (quick ratio), menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
yang paling likuid dapat menutupi utang lancar. Rumus
Perhitungannya :
Aktiva Lancar -Persediaan
Rasio Cepat = X 100%
Utang Lancar
264.000.000-10.000.0002013 = X 100% = 317,5%
80.000.000
312.000.000-25.000.0002014 = X 100%=311,9%
119.000.000
327.500.000-25.000.0002015 = X 100%=327,49%
156.500.000
Rasio ini tergolong besar, maka menunjukkann kemampuan Koperasi
dalam membayar kewajiban/utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki. Dan hal ini juga dapat menunujukkan kinerja keuangan yang baik atau
koperasi semakin likuid. Dimana pada tahun 2013 sebesar 317,5%, tahun 2014
sebesar 311,9%, dan pada tahun 2015 sebesar 327,49%.
c. Rasio kas atas utang lancar (cash ratio to current debt),
menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar . Rumus Perhitungannya :
KasRasio kas atas utang lancar= X 100% Utang Lancar
27.000.0002013 = X 100% = 33,75%
80.000.000
32.000.0002014 = X 100%=28,89%
119.000.000
40.000.0002015 = X 100%=25,55%
156.500.000
Rasio ini tergolong kecil maka menunjukkan kemampuan kas
yang dimiliki pada koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek karena memperhitung komponen aktiva lancar yang likuid.
Dapat menunjukkan kinerja keuangan uang kurang baik. Dimana
pada tahun 2013 sebesar 33,75%, pada tahun 2014 sebesar 26,89%,
pada tahun2015 sebesar 25,55%.
d. Rasio aktiva lancar dan total aktiva (ratio of current asset and total
asset), menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva,
rumusnya:
Aktiva lancar
Rasio aktiva lancar dan total utang =
Total aktiva
264.000.0002013 = X 100% = 71%
374.350.000
312.000.0002014 = X 100%=74%
422.350.000
327.500.0002015 = X 100%=75%
437.850.000
Rasio ini mengukur tingkat kecukupan modal kerja koperasi.
Maka koperasi mampu mencukupi modal kerjanya pada tahun 2013
sebesar 71%, pada tahun 2014 sebesar 74% dan pada tahun 2015
sebesar 75%.
Tabel 4.2.1 Ratio likuiditas Koperasi serba usaha refor telukdalam Tahun 2013-2015
Keterangan 2013%
2014%
2015% RHR
Rasio Likuiditasa. Current ratiob. Quick Ratioc. Cash ratio to current
debtd. Ratio of current asset
and total asset
330317,533,75
71
262311,926,89
74
209327,4925,55
75
267318,9628,73
73,33
Sumber : Olahan Penulis
4.2.2 Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan koperasi dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atas kewajiban-kewajibannya apabila
koperasi dilikuidasi. Beberapa rasio solvabilitas sebagai berikut:
a. Rasio kas atas utang lancar (cash ratio to current debt), menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar . Rumus :
Total Utang Rasio Utang atas Modal = X 100%
Ekuitas
180.000.0002013 = X 100% = 156%
115.000.000
219.000.0002014 = X 100%=179%
122.000.000
276.500.0002015 = X 100%=216%
127.500.000
Rasio ini mengukur kemampuan koperasi untuk membayar
seluruh kewajiban dengan modal yang dimiliki. Semakin kecil
rasio ini semakin baik. Namun dalam hal ini hasil rasio sangat
besar dan itu menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar
seluruh kewajiban sangat kurang. Dimana pada tahun 2013 sebesar
156%, pada tahun 2014 sebesar 179% dan pada tahun 2015 sebesar
216%.
b. Rasio utang atas aktiva (total debt to asset ratio), mengukur presentase total modal yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang. Rumus :
Total Utang Rasio utang atas aktiva = X 100%
Total Aktiva
180.000.0002013 = X 100% = 48%
374.350.000
219.000.0002014 = X 100%=51%
422.350.000
276.500.0002015 = X 100%=63%
437.850.000
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi
oleh aktiva. Rasio ini besar maka menunjukkan kinerja keuangan
yang baik. Dimana pada tahun 2013 sebesar 48%, pada tahun 2014
51%, pada tahun 2015 63%.
Tabel 4.2.2 Ratio likuiditas Koperasi serba usaha refor telukdalam Tahun 2013-2015
Keterangan 2013%
2014%
2015% RHR
Rasio Solvabilitasa. Total Debt Equity
Ratiob. Total Debt To Asset
Ratio
156
48
179
51
216
63
183,6
54
Sumber : Olahan Penulis
4.2.3 Pengambilan Keputusan Atas Analisis Laporan Keuangan KSU Refor
Dari hasil rasio likuiditas, solvabilitas pada koperasi Serba Usaha Refor
maka pengambilan keputusan pada Koperasi Serba Usaha Refor perlu
diperbaharui atas analisis laporan keuangan, dan analisis rasio keuangan tergolong
sangat baik akan tetapi perlu ditingkakan kinerja keuangannya. Dilihat dari rasio
likuiditas kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam kurang
maksimal karena dipengaruhi oleh besarnya pengaruh hutang terutama hutang
bank dalam mendanai total Kas Koperasi. Dilihat dari rasio solvabilitas, kinerja
keuangan Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam menunjukkan hasil yang baik
karena mampu menciptakan laba yang cukup besar dari total asset dan modal
yang dimiliki.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis data pembahasan terhadap laporan keuangan Koperasi Serba
Usaha Refor Telukdalam yaitu dokumen laporan laba rugi dan laporan neraca
selama 3 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2013 sampai pada tahun 2015.
Maka, peneliti menyimpulkan keadaan Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam
sesuai dengan analisis likuiditas, dan solvabilitas bahwa kinerja keuangannya
secara umum cukup baik karena dilihat dari angka rasio yang dihasilkan. Dimana
hasil likuiditasnya selama tiga tahun mulai dari tahun 2013 sampai tahun 2015
menunjukkan angka pada rasio lancar 330%.262% dan 209% sedangkan angka
pada rasio cepat sebesar 317,5%, 311,9% dan 327,49%, rasio kas atas utang
lancar sebesar 33,75%, 26,89%, 25,55%, rasio aktiva lancar dan total aktiva
sebesar 71%,74% dan 75% Artinya, rasio likuiditas pada Koperasi Serba Usaha
Revor Telukdalam tergolong cukup baik. Hal ini disebabkan karena hutang lancar
Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam mempunyai nilai yang cukup besar. Dan
hasil rasio solvabilitas menunjukkan angka pada rasio utang atas modal selama
tiga tahun sebesar 156%,179%,dan 216%, sedangkan rasio utang atas aktiva
sebesar 48%,51%, dan 63%. Jika dilihat dari kriteria yang tersedia maka rasio
solvabilitas sangat baik. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva terhadap hutang
jangka panjang terutama hutang atau pinjaman kebank yang dilakukan oleh
Koperasi Serba Usaha Refor Telukdalam.
5.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis, yaitu:
a. Saldo kas yang ada ditangan Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam,
hendaknya disetor kebank supaya kas tersebut menghasilkan pendapatan
bunga.
b. Hendaknya Koperasi Serba Usaha Revor Telukdalam melakukan
pembayaran hutang dibank sekalipun tidak sepenuhnya agar rasio hutang
jangka panjangnya menjadi lebih baik.
c. Dari total laba bersih yang dihasilkan setiap tahunnya, sebaiknya sebagian
besar diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha agar jumlah kas
sendirinya bertambah.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner