saputangan -...
TRANSCRIPT
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 3
Peta Jepang ................................................................................................................... 4
I. Pendahuluan ............................................................................................................ 5
1. Pemilihan Negara .............................................................................................. 5
2. Pemilihan Produk .............................................................................................. 5
3. Profil Jepang ..................................................................................................... 6
II. Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 10
1. Ragam saputangan produksi Jepang ................................................................ 10
2. Ekspor dan Impor Produk Saputangan di Jepang ........................................ 14
3. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Saputangan Di Jepang .......................... 17
4. Saluran Distribusi Produk Saputangan di Jepang .............................................. 18
III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 19
IV. Informasi Penting ..................................................................................................... 21
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia ..................................................... 21
2. Kamar Dagang Jepang ..................................................................................... 21
3. Asosiasi Tekstik Di Jepang ............................................................................... 22
4. Daftar Pameran Terkait ..................................................................................... 23
5. Perwakilan Indonesia Di Jepang ....................................................................... 23
6. Referensi........................................................................................................... 24
3
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Saputangan” untuk Edisi pada bulan Januari
2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran
kondisi dan potensi pasar Saputangan di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat
berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan
kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret
2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief
disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan
impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi
pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung
Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan
komoditi Saputangan Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat
bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam
menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Januari 2014
KATA PENGANTAR
4
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat
(bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan
di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
PETA JEPANG
5
1. Pemilihan Negara
Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan
data Kementerian Perdagangan RI, selama lima tahun terakhir, yaitu periode
2008-2012, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%.
Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun
2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai
ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini
Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD
3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters
(USD 0,9 miliar); copper ores and concentrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered
panels and similar laminated wood (USD 0,7miliar).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti
incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of accessories of
the motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers,
angledozers, graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles
principally designed for the transport of pers ons (USD 0,8 miliar); parts, suitable for
use solely (USD 0,8 miliar).
2. Pemilihan Produk
Di Jepang, saputangan adalah salah satu kebutuhan untuk menjaga seseorang tetap
bersih dan rapih. Penggunaan saputangan umum digunakan baik di kalangan pria
maupun wanita. Bahkan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Tokyo Electric
Power Company pada tahun 2010, 70% masyarakat Jepang mengaku selalu
membawa saputangan. Bahan atau material untuk pembuatan saputangan ini juga
beragam.
Kebiasaan atau budaya menggunakan saputangan di Jepang ini memudahkan kita
menjumpai penjualan saputangan mulai dari toko kecil hingga toko besar termasuk
department stores dan mall serta mulai dari saputangan tanpa merek hingga yang
bermerek terkenal (branded). Mengingat besarnya potensi pasar saputangan di
Jepang menjadikan hal ini sebagai peluang potensial bagi Indonesia untuk
mengembangkan ekspor produk saputangan ke Jepang.
BAB I. PENDAHULUAN
6
3. Profil Jepang
a. Geografi
Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang
dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki,
Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu
Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan
Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar
sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dibagi
rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri.
Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang
terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242
kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.
c. Demografi
Populasi penduduk Jepang per Agustus 2013 mencapai 127.336.000 jiwa. Data
ini menurun bila dibandingkan data per Juli 2012 yang 127.368.088 jiwa.
Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah
61.920.000 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah
65.416.000 (51.4%).
Tabel 1. Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin
di Jepang per Agustus 1, 2013 (in thousands)
Age (years) Total Male Female
0-14 16436 8418 8018
15-24 12286 6295 5991
25-54 49380 24953 24427
55-64 17517 8637 8880
≥ 65 31717 13616 18101
Sumber: Japan Statistic Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications.
7
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang tahun 2013
Sumber: United States Census Bureau
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan
fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang
berpusat di kota-kota besar, bahkan sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran
pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya
industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan
ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang
berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar
Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi
Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca
perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
8
Gambar 2. Estimasi Penurunan Populasi Penduduk Jepang
Sumber: Japan Ministry of Internal Affairs
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit
populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat
orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan
orang Peru-Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial,
terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya
biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan
generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika
dewasa.
d. Infrastruktur
Berdasarkan data tahun 2012, enerji di Jepang berasal dari batu bara 90,78 %,
2,69 % tenaga nuklir dan 6,18 % tenaga air serta new energy dll 0,55 %.
Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman
bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik
terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah
Narita International Airport, Kansai International Airport (KIX) dan Chubu Central
International Airport serta untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port.
e. Ekonomi
Jepang adalah salah satu dari 3 (tiga) negara dunia dengan ekonomi terbesar
serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional,
ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (dibawah China) dan
ketiga didunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara
yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga
9
walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena
Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang
menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012,
Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga
dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern
umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan
kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu
dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun
Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya
dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak
perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan
negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu
menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk
Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an
produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS
dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan
pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri
dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.
Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain
seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju
dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang
yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapa terswasembada
memenuhi kebutuhan domestiknya.
10
2.1. Ragam Saputangan Produksi Jepang
Masyarakat Jepang sangat memperhatikan penampilan, mereka menyukai
keadaan yang bersih dan rapih, karena itu tidak heran apabila masyarakatnya terbiasa
mengenakan saputangan. Berdasarkan data dari Shanghai Hanyun International Trade
Co. Ltd, perusahaan eksporter dari Shanghai, pada tahun 2011 penjualan retail
saputangan di pasar Jepang mencapai 1500 milyar yen per tahun. Selain itu,
berdasarkan data survey yang dilakukan oleh Tokyo Electric Company pada tahun
2010, 70% responden menjawab “ya, selalu”, ketika ditanyakan “Apakah Anda selalu
membawa saputangan?” dan apabila ditambah dengan responden yang menjawab “ya,
sering tapi tidak selalu”, maka total responden yang sering mengenakan saputangan
menjadi 85%.
Gambar 3. Contoh Jenis Saputangan di Jepang
Masyarakat Jepang menggunakan saputangan pada umumnya untuk mengelap
keringat pada bagian muka dan digunakan untuk mengeringkan tangan sehabis
mencuci tangan di toilet. Tidak umum untuk membasuh atau membersihkan hidung
pada saat sakit seperti flu dengan saputangan di Jepang, untuk itu mereka
menggunakan tissue. Sehingga, saputangan yang dibawa selalu dalam keadaan bersih.
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
11
Salah satu alasan masyarakat Jepang menggunakan saputangan juga dikarenakan
kesadaran akan lingkungan. Apabila di negara lain umum menggunakan tissue untuk
mengelap tangan setelah mencucinya di toilet, di Jepang sering dijumpai pria atau
wanita menggunakan saputangan. Biasanya saputangan diletakkan pada tas kecil bagi
wanita dan dikantong baju bagi pria. Hal ini dapat mengurangi penggunaan tissue yang
terbuat dari bahan pulp dari pepohonan.
Set saputangan dengan tas kecil untuk
wanita Pria umumnya meletakkan saputangan
didalam kantong baju atau celana Gambar 4. Contoh Penggunaan saputangan di Jepang
2.1.1. Variasi Saputangan Jepang
Terdapat beragam jenis dan variasi dari saputangan di Jepang, mulai dari jenis
bahan, warna dan model yang biasa dijual di departemen stores dan toko-toko pakaian
di Jepang. Yang umum dijumpai di Jepang adalah saputangan yang terbuat dari katun
dan yang berbahan handuk. Untuk motif, saputangan pria bermotif standar garis-garis
atau polos dengan frame sederhana dengan warna yang kalem seperti hitam, abu-abu
dan biru.
Saputangan pria Saputangan handuk Saputangan motif tradisional Gambar 5. Contoh Jenis Saputangan Jepang
12
Saputangan berbahan handuk umum digunakan pada saat musim panas, baik
bagi pria maupun wanita. Negara Jepang merupakan negara yang sangat lembab pada
saat musim panas, dengan iklim subtropical pada musim panas, dan temperature yang
tinggi sekitar 29 derajat Celcius atau lebih. Maka tidak heran jika masyarakat terbiasa
mengelap keringat pada muka dan leher dengan menggunakan saputangan berbahan
handuk pada musim panas. Sedangkan saputangan bermotif tradisional umumnya
digunakan saat menyantap bento. Bahan material lainnya yang umum digunakan pada
saputangan adalah sutra, untuk produk premium. Sedangkan variasi hiasan umum
digunakan renda dan rajutan pada pinggir saputangan untuk wanita. Saputangan
tradisional Jepang mengkhususkan diri pada proses pencelupan benang dan
pencetakan kain dengan menggunakan 100% bahan katun.
Saputangan untuk Hadiah untuk wanita Saputangan Hadiah untuk pria
Gambar 6. Contoh Saputangan Jepang Lainnya
Jepang terkenal dengan budaya memberikan hadiah, salah satu macam hadiah
yang umum diberikan di Jepang adalah saputangan. Saputangan umum diberikan pada
hari Ibu, hari wanita, hari Ayah dan White day. Khusus untuk white day, pada tanggal 14
Maret, satu bulan setelah hari Valentine, para pria di Jepang memberikan hadiah
kepada wanita yang memberikan coklat pada hari Valentine. Hadiah yang diberikan
beragam, termasuk didalamnya hadiah berupa saputangan. Tidak heran pada saat
White day, penjualan saputangan di Jepang meningkat tajam hingga 130% - 150%
pada sekitar 4 hari sebelum white day. Saputangan yang diberikan sebagai hadiah
biasanya dibungkus dengan kotak yang cantik dan elegan. Saputangan berbahan sutra
dan katun umum digunakan untuk hadiah, biasanya terdapat hem bordiran sebagai
variasi.
Anak-anak di Jepang juga sudah dibiasakan untuk menggunakan saputangan
dari sejak kecil. Hal ini tidak hanya diajarkan di rumah, namun juga di TK atau di SD.
13
Pada saat piknik misalnya, mereka diharuskan membawa bento dari rumah, lengkap
dengan saputangan untuk mengelap tangan dan mulut. Sehingga terdapat beragam
macam saputangan untuk anak-anak di Jepang. Motif yang digunakan umumnya
gambar kartun dengan warna-warna yang cerah.
Gambar 7. Contoh Saputangan untuk anak-anak
Dikarenakan variasi yang beragam dan fungsi kegunaan yang beragam pada
saputangan di Jepang, maka tidak heran apabila harga jual saputangan juga beragam,
mulai dari 100 yen (10.000 rupiah) yang terbuat dari bahan katun kasar, sekitar 400 -
500 yen (40.000 - 50.000 rupiah) yang terbuat dari bahan handuk, hingga merek
ternama seperti Burberry, Prada, Celine dan lainnya yang berkisar antara 3000-5000
yen (300.000 - 500.000 rupiah). Ukuran saputangan berkisar antara 48 x 48 mm, 50 x
50 mm, dan 43 x 43 mm. Namun ukuran ini bisa bervariasi tergantung motif dan
keunikan dari produk itu sendiri.
14
2.2. Ekspor dan Impor Produk Saputangan di Jepang
Berdasarkan data yang diekstrak dari Ministry of Finance, Trade Statistic of
Japan, impor saputangan cenderung meningkat sejak tahun 2010. Penurunan terjadi
pada tahun 2008 ketika terjadi krisis ekonomi global, namun volume dan nilai impor
saputangan kembali mengalami kenaikan mulai tahun 2010 sebesar 12,482,000 unit
atau senilai 6,719 juta yen menjadi 13,547,000 unit atau senilai 8,478 juta yen pada
tahun 2011 dan meningkat menjadi 8,688 juta yen pada tahun 2012.
Gambar 8. Grafik Impor Saputangan tahun 2004-2012
Impor saputangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Value (per juta yen) 7,716 8,323 9,352 9,999 9,379 7,294 6,719 8,478 8,688
Unit (per 1000) 14,676 14,878 16,013 16,014 15,411 13,587 12,482 13,547 15,901
Tabel 2. Tabel Impor Saputangan tahun 2004-2011
2.2. 1. Impor dan Ekspor Produk Saputangan Bahan Katun
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saputangan berbahan katun
adalah jenis saputangan yang paling digemari di Jepang, dengan HS 621310. Berikut
adalah nilai ekspor dan impor dari saputangan berbahan katun yang juga diperoleh dari
Ministry of Finance, Trade Statistic of Japan.
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Impor Saputangan
Unit (per 1000)
Value (per juta yen)
15
Gambar 9. Grafik Nilai Impor dan Ekspor Saputangan tahun 2008-2013
Note: Nilai ekspor dan impor tahun 2013 sampai November 2013
Nilai impor saputangan jauh melebihi nilai ekspor di negara Jepang. Pada
tahun 2010 terdapat kenaikan nilai impor yang cukup tajam dan kecenderungan nilai
impor yang terus meningkat hingga tahun 2013. Sedangkan nilai ekspor dari
saputangan cenderung stagnan bahkan terjadi penurunan pada tahun 2013.
Gambar 10. Grafik Nilai Impor Saputangan per Negara tahun 2008-2012
China menenpati ranking pertama pengimpor saputangan ke Jepang. Sedangkan
negara-negara lainnya yang juga turut melakukan impor ke Jepang antara lain adalah
Jerman, Korea, Malaysia, Vietnam dan India, namun besarnya nilai impor tidak
sebanding dengan negara China.
8919234
6982050 6428266
8073401 8245189
9738324
220378 157827 141897 192053 143150 132061
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Total Nilai Expor dan Impor Saputangan Bahan Katun
Import
Export
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Impor Saputangan per Negara
China
Germany
Korea
Malaysia
Vietnam
India
16
Import Value 2008 2009 2010 2011 2012
China 7037380 5579398 5113136 6720016 6742397
Germany 946916 741661 659051 660137 590725
Korea 390157 266174 253537 259434 231722
Malaysia 307749 220789 234353 239483 289914
Vietnam 56578 35659 44640 94953 200979
India 53361 32982 29678 42942 65341
Tabel 3. Tabel Nilai Impor Saputangan tahun 2008-2012
Sedangkan negara Jepang sendiri banyak melakukan ekspor saputangan ke
negara-negara Asia seperti Korea, China, Taiwan, Hongkong, Singapore dan Thailand.
Nilai ekspor cukup fluktuatif, namun terdapat konsistensi ekspor saputangan ke negara
Korea.
Gambar 11. Grafik Nilai Ekspor Saputangan per Negara tahun 2008-2012
Export Value Korea China Taiwan Hongkong Singapore Thailand
2008 52998 16096 54772 58372 2049 993
2009 35641 11858 40310 42425 2804 2326
2010 7888 10088 43979 45540 2085 1751
2011 39529 27531 37053 52314 4375 3205
2012 6316 26511 35190 46480 2754 1853
Tabel 4. Tabel Nilai Impor Saputangan tahun 2008-2012
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
2008 2009 2010 2011 2012
pe
r 100 y
en
Nilai Ekspor per Negara
Korea
China
Taiwan
Hongkong
Singapore
Thailand
17
2.3. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Saputangan di Jepang
Kebijakan Impor produk saputangan di Jepang mengikuti produk pakaian.
Terdapat dua tanda identifikasi produk yang wajib dipatuhi, diantaranya adalah
1. Misleading Representation of Country Origin. Berdasarkan “article 71” dari
“Customs Act”, tidak dibenarkan untuk mencantumkan asal negara yang salah atau
misleading karena dianggap melanggar “the Act Againtst Unjustiable Premiums and
Misleading Representation”.
2. Quality Indication. Wajib menunjukkan komposisi benang. Khusus untuk
saputangan, tidak diwajibkan untuk menunjukkan label penanganan atau reaksi
terhadap air.
Item Particulars to be declared
Composition of Fibers Care Labelling Using Symbols Water-repellent
Handkerchief X
Tabel 5. Hal yang perlu dideklarasikan pada custom Jepang
Komposisi benang secara lengkap dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
18
Sedangkan tariff custom untuk produk saputangan juga mengikuti tarif dari produk
pakaian seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Tariff Custom produk pakaian di Jepang
2.4. Saluran Distribusi Impor Saputangan di Jepang
Saluran distribusi impor saputangan di Jepang mengikuti channel distribusi dari
produk pakaian seperti dibawah ini.
Gambar 11. Saluran Distribusi Impor Saputangan di Jepang Sumber: JETRO 2011
19
Terdapat beberapa poin penting dalam pasar saputangan di Jepang dan dapat
membuka peluang untuk impor, terutama untuk produk saputangan berbahan katun
atau handuk
1. Pasar saputangan di Jepang dibagi menjadi dua bagian yang besar yaitu untuk
produk berharga murah, dengan harga sekitar 100 – 500 yen dan berbahan katun,
ummnya berasal dari negara China, dan produk yang berharga mahal, umumnya
merupakan produk-produk bermerek ternama, yang merupakan impor dari
negara-negara Eropa seperti Jerman. Untuk produk merek ternama, kualitas dan
detail sangat diperhatikan, umumnya digunakan untuk pemberian hadiah, sehingga
bungkusan juga sangat detail dan elegan. Sedangkan produk yang berharga murah,
digunakan sesuai fungsinya, yaitu untuk mengelap keringat. Sehingga umumnya
masyarakat Jepang memiliki beberapa helai saputangan berbahan katun yang
murah. Apabila Indonesia ingin melakukan impor saputangan ke Jepang dan
memasuki pasar saputangan yang berharga murah, maka biaya produksi patut
diperhatikan agar bisa menyaingi produk yang sudah ada di pasaran yang
umumnya dikuasai oleh negara China.
2. Jepang menyukai warna dan motif yang detail. Tidak terpaku pada motif yang
simple atau yang ramai, namun tergantung dari tema dari masing-masing produk.
Untuk produk saputangan dewasa misalnya, bisa digunakan motif yang simple
maupun yang ramai, namun perlu diperhatikan kualitas dan detail pewarnaan.
Sedangkan untuk produk saputangan anak-anak umumnya menyukai motif kartun
yang lucu atau warna-warna yang cerah. Perlu diperhatikan bahwa negara Jepang
tidak mentoleransi produk kopian yang dapat melanggar hak cipta atau intelectual
property rights sehingga produk seperti itu bisa dilarang untuk beredar di pasar
Jepang.
3. Sama seperti produk interior, terdapat fenomena “Zakka Boom”atau kembalinya
selera masyarakat Jepang terhadap produk dengan tema tradisional. Terdapat
pangsa pasar untuk produk dengan design eksotis pada pasar Jepang, atau
perpaduan dari gaya modern Barat dengan gaya tradisional Jepang, atau biasa
disebut ‘Japanese Modern’. Salah satu tren yang juga muncul di pasar Jepang
adalah design etnik yang mulai populer. Konsep etnik merujuk pada selera eksotis
yang ditemui pada negara-negara di Asia Tenggara dan Afrika. Produk dari Asia
Tenggara umum dijumpai di Jepang, dengan istilah “Asian Zakka”. Meskipun produk
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI
20
jenis ini masih merupakan pangsa pasar niche, namun popularitas produk jenis ini
semaking meningkat dari tahun ke tahun. Produk saputangan bermotif batik
misalnya bisa memiliki potensi pasar tersendiri di Jepang.
4. Aktif ikut serta dalam pameran produk fashion atau clothing di Jepang yang juga
termasuk didalamnya memamerkan produk-produk saputangan.
21
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Duta Besar : Yoshinori KATORI
Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat
10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta
Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Pusat 10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya
Konsul Jenderal : Noboru NOMURA
Jl.Sumatera 93,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Phone : (62-31) 503-0008
Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang - Medan
Konsul Jenderal : Yuji HAMADA
Wisma BII, 5th Floor,
Jl. Diponegoro No.
18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Phone : (62-61) 457-5193
Fax : (62-061) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar
Konsul Jenderal : Shingo HIGASHIMOTO
Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Makasar, Indonesia
Phone : (62-411)
871-030, 872-323, 851-882
Fax : (63-61) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang - Denpasar
Konsul : Kazuo SHIBATA
Jl. Raya Puputan No. 170,
Renon, Denpasar, Indonesia
Phone : (62-361) 227-628
Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce &
Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi,
Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan
T : (813) 3283 7523
F : (813) 3216 6497
W : www.tokyo-cci.or.jp/
Fukuyama Chamber of Commerce
and Industry 2-10-1 Nishi-machi
Fukuyama-City Hiroshima-
Prefecture 720-0067 Japan
T : (818) 4921 2345
F : (818) 4922 0100
W : www.fukuyama.or.jp/e
Hiroshima Chamber of
Commerce 44 Matomachi
5-chome, Naka-ku
Hiroshima 730 Japan
T : (818) 2222 6610
F : (818) 2211 0108
W : ww.hiroshimacci.or.jp/
Kawasaki Chamber of Commerce
and Industry 11-2, Ekimae Honcho,
Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan
T : (814) 4211 4111
F : (814) 4211 4118
W : www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of
Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-
BAB IV. INFORMASI PENTING
22
agaru Karasumadori
Nakakyo-ku 604, Japan
T :(817) 5212 6450
F : (817) 5255 0428
W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/
Osaka Chamber of
Commerce & Industry
2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-
ku Osaka 540-0029 Japan
T : (816) 6944 6400
F : (816) 6944 6293
W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Okinawa Chamber of
Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome
Okinawa-shi 904 Japan
T : (819) 8938 8022
F : (819) 8938 2755
W : www.okinawacci.or.jp
Nagahama Chamber of
Commerce and Industry
10-1 Takada-cho Nagahama
Shiga 526-0037 Japan
T : (817) 4962 2500
F : (817) 4962 8001
W : www.nagahama.or.jp
3. Asosiasi Tekstil di Jepang
Name of Organization
Web Site
Japan Spinners' Association www.jsa-jp.org
Japan Chemical Fibers Association www.jcfa.gr.jp
Japan Wool Spinners' Association www5.ocn.ne.jp/~yobokai
Japan Cotton & Staple Fiber Weavers' Association www.jcwa-net.jp
Japan Silk & Synthetic Fabric Industrial Federation www.kinujinsen.com
Japan Worsted & Woollen Weavers Association www.jwwa.net
Japan Textile Finishers' Association www.nissenkyo.or.jp
Japan Wool Dyers' & Finishers' Association
Japan Knitting Industry Association www.tkf.or.jp/jkia
Japan Textiles Exporters Association www.jtea.or.jp
Federation of Japan Textile Fabric Wholesalers'
Association www.tafs.or.jp
Federation of Japan Yarn Twisters Association www.nenshi.or.jp
Japan Linen, Ramie & Jute Spinners' Association www.asabo.com
Japan Textile Dyeing & Printing Association
Japan Towel Industrial Association
23
Japan Net Manufacturers Association
The Japan Textiles Importers Association www.jtia.or.jp
Nippon Interior Fabrics Association www.nif.or.jp
Federation of Japan Apparel Industrial Association nippiren.com
Federation of Japan Apparel Sewing Industry Association www.jaif.org
Nihon Body Fashion Association www.nbf.or.jp
Japan Textile Evaluation Technology Council www.sengikyo.or.jp
4. Daftar Pameran Terkait – Annual Expo
Japan international fashion fair Tokyo
Tokyo Fashion Wear Expo 2014 Tokyo Japan
4th Fashion Goods and Accessories Expo web di http://www.fa-expo.jp/en/
JWF International Fashion Fair Biannually, Around January, July
5. Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra
Atase Perdagangan : Julia Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,
Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : [email protected]
Website : www.indonesianembassy.jp
KJRI Osaka
KUAI : Bambang Soegianto
Resona Semba Building 6th Floor,
4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku,
Osaka 542-0081, Japan
Phone : (81-6) 6252-9826
Fax : (81-6) 6252-9872
Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala : Rosiana C. Frederick
Wakil : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : [email protected]
Website : http://www/itpc.or.jp
24
1. Japan Custom www.customs.go.jp
2. JETRO, http://www.jetro.go.jp/
3. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp
4. Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/
5. The Japan Textiles Importers Association
REFERENSI