sap flamboyan
DESCRIPTION
Satuan Acara Penyuluhan Infeksi Nosokomial dan Langkah Cuci TanganTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL & LANGKAH
MENCUCI TANGAN”
DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh:
1. Fajar Ibnu Sabil (P27820714004)
2. Grita Cyntia Dewi (P27820714008)
3. Asfin Novia Rahmadhani (P27820714010)
4. Ihsan Nur Mahmudi (P27820714015)
5. Aravika Nur Hariadi (P27820714018)
PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DAN LANGKAH MENCUCI TANGAN
Oleh:
Kelompok 2 Mahasiswa Tingkat II Semester 4
D4 Keperawatan Gawat Darurat
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Telah disahkan
Pada tanggal: ........................................................................................
Pembimbing RuanganBedah Flamboyan
Dewi Maryam, M.Kes.NIP: 197512062005012005
Pembimbing Pendidikan,
Dr. Dwi Ananto W., SST., M.Kes.NIP: 197201291996031001
MengetahuiKepala Ruangan
Bedah Flamboyan
Sumail, S.Kep., Ns. SENIP: 196804201989031010
Topik : Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial dan Cara Mencuci
Tangan
Hari/tanggal : Kamis, 09 Juni 2016
Pukul : 09.30 WIB
Waktu : 35 Menit
Tempat : Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
I. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 35 menit, keluarga pasien
mengerti tentang cara penularan infeksi nosokomial, akibat yang dapat
ditimbulkan dari infeksi nosokomial, upaya pencegahan infeksi nosokomial,
dan cara mencuci tangan yang baik dan benar guna mencegah infeksi
nosokomial.
2. Tujuan Khusus
a) Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian infeksi nosokomial.
b) Mengerti dan mampu menyebutkan cara infeksi nosokomial bisa didapat.
c) Mengerti dan mampu menyebutkan penyebab infeksi nosokomial.
d) Mengerti dan mampu menyebutkan proses penularan infeksi nosokomial.
e) Mengerti dan mampu menyebutkan tanda dan gejala infeksi.
f) Mengerti dan mampu menyebutkan dampak infeksi nosokomial.
g) Mengerti dan mampu menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial.
h) Mengerti dan mampu menerapkan cara mencuci tangan dengan baik dan
benar.
II. Sasaran: Pasien, keluarga pasien, dan masyarakat umum yang berada di
lingkungan rumah sakit.
III. Materi
1. Pengertian infeksi nosokomial.
2. Cara infeksi nosokomial bisa didapat.
3. Penyebab infeksi nosokomial.
4. Proses Penularan infeksi nosokomial.
5. Tanda dan gejala infeksi nosokomial.
6. Dampak infeksi nosokomial.
7. Cara pencegahan infeksi nosokomial.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan pengunjung saat
berkunjung ke rumah sakit.
9. Langkah-langkah mencuci tangan.
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. X-Baner
2. Leaflet
VI. Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan:
1. Membuka acara dengan salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujan dari
penyuluhan.
4. Melaksanakan kontrak waktu
dengan audiens.
5. Menyebutkan judul materi yang
akan diberikan.
Menyambut
salam dan
mendengarkan
penyaji.
2. 15
menit
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan pengertian Infeksi
nosokomial.
Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Menjelaskan cara infeksi
nosokomial bisa didapat.
3. Menjelaskan penyebab infeksi
nosokomial.
4. Menjelaskan proses Penularan
infeksi nosokomial.
5. Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi nosokomial.
6. Menjelaskan dampak infeksi
nosokomial.
7. Menjelaskan cara pencegahan
infeksi nosokomial.
8. Menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh keluarga dan
pengunjung saat berkunjung ke
rumah sakit.
9. Menjelaskan langkah-langkah
mencuci tangan.
penjelasan
penyaji.
3. 10
menit
Evaluasi:
1. Tanya jawab dengan peserta
penyuluhan.
2. Menyimpulkan dari acara
penyuluhan.
Menjawab dan
menjelaskan
pertanyaan.
4. 5 menit Penutup:
1. Mengucapkan terima kasih
kepada peserta penyuluhan.
2. Mengucapkan salam.
Mendengarkan
dan mengucap
salam.
VII. Setting Tempat: Classroom
Keterangan:
= Peserta = Observer
= Penyaji = Fasilitator
= Moderator
VIII. Pengorganisasian
Pembimbing Ruangan : Dewi Maryam, M.Kes.
Pembimbing Pendidikan : Dr. Dwi Ananto W., SST., M.Kes.
Moderator : Grita Cyntia Dewi (Mahasiswa)
Penyaji : Ihsan Nur Mahmudi (Mahasiswa)
Fasilitator : Asfin Novia Rahmadhani (Mahasiswa)
Observer : Aravika Nur Hariadi (Mahasiswa)
Dokumentasi : Fajar Ibnu Sabil (Mahasiswa)
IX. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a) Peserta hadir di Ruang Bedah Flamboyan tepat waktu pukul 09.30
WIB.
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Bedah Flamboyan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
2. Kriteria Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
3. Kriteria Hasil
a) Mampu menyebutkan pengertian infeksi nosokomial.
b) Mampu menyebutkan cara infeksi nosokomial bisa didapat.
c) Mampu menyebutkan penyebab infeksi nosokomial.
d) Mampu menyebutkan proses penularan infeksi nosokomial.
e) Mampu menyebutkan tanda dan gejala infeksi.
f) Mampu menyebutkan dampak infeksi nosokomial.
g) Mampu menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial.
h) Mampu menerapkan cara mencuci tangan dengan baik dan benar.
Lapiran I
MATERI
INFEKSI NOSOKOMIAL DAN CUCI TANGAN
I. Definisi
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat
seseorang berada di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial atau infeksi
yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat
masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut
(Karen Adams & Janet M. Corrigan, 2003). Infeksi ini terjadi bila toksin atau
agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik (Karen Adams &
Janet M. Corrigan, 2003).
Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah apabila dokter
atau suster merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena
mikroorganisme patogen tertentu kemudian mikroorganisme dapat ditularkan
ketika terjadi kontak (Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen,
2007). Selanjutnya, apabila suster atau dokter yang sama merawat pasien
lainnya, maka ada kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari pasien
sebelumnya.
Secara umum infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan
penderita selama dirawat dirumah sakit.
II. Bagaimana Pasien Mendapatkan Infeksi Nosocomial?
1. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri (auto
infeksi).
2. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang merwat di
RS.
3. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang
dirawat di tempat/ ruangan yang samadi RS tersebut.
4. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien yang
bekunjung kerumah sakit tersebut.
5. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang dipakai
dirumah sakit tersebut.
6. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan yang
disediakan rumah sakit ataupun yang didapatnya dari luar rumah sakit.
7. Disamping ke-6cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang
dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai
factor penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor
lingkungan tersebut adalah:
a. air,
b. bahan yang harus di buang (disposial),
c. udara.
III. Penyebab Infeksi Nosokomial
1. Agen Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia
rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam
mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena
banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
a. karakteristik mikroorganisme,
b. resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
c. tingkat virulensi,
d. dan banyaknya materi infeksius.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit
dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan
oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau
disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous
infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih
disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya
melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak
steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan
disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada
manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit
pada orang normal, (Ducel, 2001).
2. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh
manusia yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam
melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa
kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai
toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia
coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara
sporadik maupun endemik. Contohnya:
a. Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan
gangrene
b. Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit
di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,
pulang, jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah
resisten terhadap antibiotika.
c. Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia
coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali
ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi
di saluran pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram
negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi
di rumah sakit.
d. Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka
bekas jahitan, paru, dan peritoneum.
3. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh
berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media
penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory
syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari
kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV
ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute
penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi
gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari
darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah
cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan
varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan (Wenzel, 2002)
4. Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan
mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit
dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat
immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus
spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
5. Faktor Alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama
disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran
nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian
infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit
dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus.
Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis
dan kimiawi.
IV. Proses Penularan Infeksi Nosokomial
1. Penularan Secara Kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak
langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi
berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to person pada
penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral. Kontak tidak
langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek perantara
(biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati tersebut telah
terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh
mikroorganisme.
2. Penularan Melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh
kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu.
Adapun jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk darah, cairan
intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3. Penularan Melalui Udara dan Inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang
sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup
jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang
terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas (staphylococcus) dan
tuberculosis.
4. Penularan dengan Perantara Vector
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara
mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh vector
misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya
parasit malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis,
misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).
V. Tanda dan Gejala Infeksi
1. demam,
2. bernapas cepat,
3. kebingungan mental,
4. tekanan darah rendah,
5. urine output menurun,
6. pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika
kencing dan darah dalam air seni,
7. sel darah putih meningkat,
8. radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan
ketidakmampuan untuk batuk,
9. infeksi: pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di
sekitar bedah atau luka.
VI. Dampak Infeksi Nosokomial
1. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan
cacat yang permanen serta kematian.
2. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/
AIDS yang tinggi.
3. Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu
dengan meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan
dengan obat-obat mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta
tuntutan hukum.
VII.Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
1. Cuci Tangan
a. Sebelum melakukan tindakan aseptic
b. Sebelum menyentuh pasien
c. Setelah melakukan tindakan
d. Setelah menyentuh lingkungan pasien
e. Setelah terpapar cairan pasien
2. Sarung Tangan
a. Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang
terkontaminasi.
b. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
3. Masker, Kaca Mata, Masker Muka
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata,
hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
4. Baju Pelindung
a. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
b. Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat
berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
5. Kain
a. Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
b. Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan
pasien
6. Peralatan Perawatan Pasien
a. Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah
kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah
kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
b. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
7. Pembersihan Lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
8. Instrumen Tajam
a. Hindari memasang kembali penutup jarum bekas.
b. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai.
c. Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum
bekas dengan tangan.
d. Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus
tusukan.
9. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang
pribadi/ isolasi.
VIII. Hal yang Harus Diperhatikan Keluarga dan Pengunjung
1. Mengerti dan Memahami Peraturan Rumah Sakit
a. Taatilah waktu berkunjung.
b. Jangan terlalu lama menjenguk cukup 15-20 menit saja.
c. Penunggu pasien cukup 1 orang.
d. Jangan berkunjung jika anda sedang sakit.
e. Jangan membawa anak dibawah usia 12 tahun.
2. Menjaga Kebersihan Diri
a. lakukan cuci tangan sebelum dan setelah bertemu pasien,
b. jangan menyentuh luka, perban, area tusukan infuse, atau alat-
alat lain yang digunakan untuk merawata pasien,
c. bantulah pasien untuk menjaga kebersihan dirinya.
3. Menjaga Kebersihan Lingkungan
a. Jangan menyimpan barang terlalu banyak di ruangan pasien.
b. Jangan tidur di bed pasien.
c. Jangan merokok diarea RS.
Lampiran II
LANGKAH CUCI TANGAN