sampul depan sumber foto : agus budiyanto desain cover...
TRANSCRIPT
Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis
STUDI BASELINE TERUMBU KARANG DI LOKASI
DAERAH PERLINDUNGAN LAUT KABUPATEN PANGKEP
TAHUN 2008
Koordinator Tim Penelitian ANNA E.W. MANUPUTTY
Disusun oleh :
BAYU PRAYUDA PETRUS MAKATIPU
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PENDAHULUAN
Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya Fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghihasilkan persentase jumlah individu karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masing-masing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat.
Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau Sekitar Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.
ii
Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL), di perairan Pangkep, termasuk Kecamatan Liukkang Kalmas, yang meliputi pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang. Data yang dikumpulkan dipakai sebagai data dasar, sebagai acuan untuk pemantauan di lokasi yang sama pada waktu mendatang.
HASIL
Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau meliputi pulau-pulau di sebelah utara dan selatan perairan Pangkep, dan 19 stasiun di perairan Kalmas. Di masing-masing lokasi DPL di perairan utara dan selatan Pangkep, dibuat 2 transek permanen, mengingat areanya yang tidak terlalu luas, rata-rata panjang (sejajar garis pantai) 20 – 1000 meter. Di perairan Kalmas, dimana banyak pulau-pulau kecil dengan rataan terumbu yang luas, jumlah transek umumnya lebih dari dua transek. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Hasil selanjutnya sebagai berikut :
• DPL terluas terdapat di Desa Mattiro Adae dengan luas 47,7
ha. DPL ini terdapat di sebelah Selatan rataan terumbu Pulau Bontosua dengan bentuk persegi empat dan keliling ± 2,7 kilometer.
• Berdasarkan perhitungan luas DPL melalui analisa SIG, maka jumlah total luas DPL yang terdapat di Kecamatan LIukkang Tuppabiring dan Liukkang Kalmas sebesar 432,72 ha.
• Jika dibandingkan dengan total luas terumbu karang di kedua kecamatan tersebut yaitu 34589,86 Ha (LIPI,2006, 2007), maka persentase total luas DPL terhadap luas terumbu karang adalah 1,25 %. Dengan demikian maka ada 98,75 % luas terumbu karang di kedua kecamatan ini yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya.
• Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, tersebar di pulau-pulau di sebelah utara dan selatan wilayah kecamatan, dan 19 stasiun di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, meliputi bagian pulau-pulau di bagian timur dan barat wilayah kecamatan.
• Karang batu yang yang dominan di lokasi DPL bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring umumnya dari jenis Porites cylindrica dan Acropora palifera.
iii
• Jumlah dan persentase karang batu tertinggi, di utara kecamatan ini dicatat di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, dengan jumlah jenis karang batu 44 jenis dengan persentase jumlah individu 88 %.
• Jumlah dan persentase karang batu, tertinggi di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, yaitu dicatat di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, yaitu 33 jenis dengan persentase jumlah individu 66 %.
• Jumlah dan persentase karang, tertinggi di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas dicatat di lokasi DPL Pulau Sabaru, dengan jumlah jenis karang batu 43 jenis dengan persentase jumlah individu 86 %.
• Jumlah dan persentase karang di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, tertinggi dicatat di lokasi DPL Pulau Marasende,dengan jumlah jenis karang batu 35 jenis dengan persentase jumlah individu 70 %.
• Hasil pengamatan di 24 stasiun pada 17 lokasi (Kecamatan Liukkang Tuppabiring) menunjukkan bahwa kelimpahan rata-rata biota megabentos tertinggi yaitu Fungia spp. sebanyak 1280 individu dijumpai di lokasi Pulau Sarrapo Lompo, sedangkan Diadema setosum tetinggi dijumpai di lokasi Pulau Balang Lompo dengan jumlah individu sebanyak 60 individu.
• Dari 19 lokasi transek di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dicatat bahwa “mushroom coral” (CMR) yaitu karang jamur Fungia spp. dicatat mendominasi lokasi transek. Jumlah tertinggi dicatat di lokasi KAL 05 (106 individu) kemudian di lokasi KAL 17 (69 individu) dan KAL 07 (52 individu). Biota ini ditemukan di hampir semua lokasi kecuali di KAL 02 dan KAL 03.
• Lain halnya dengan biota Diadema setosum dimana di perairan DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring jumlahnya cukup banyak (tertinggi 68 individu), di lokasi Liukkang Kalmas jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 1-3 individu, dan hal ini dicatat di 5 stasiun transek saja. Di stasiun-stasiun lainnya tidak ditemukan biota ini.
• Dari 24 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati di pulau-pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan selatan perairan Kabupaten Pangkep, ditemukan sebanyak 213 jenis ikan karang yang termasuk dalam 36 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 14.744 individu pada luasan area 8.400 m2.
• Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata Jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan
iv
tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 3.955 individu, kemudian diikuti oleh Chromis viridis (2375 individu) dan Sthelophorus sp. (1200 individu).
• Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di 19 lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 334 individu/6650 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 197 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 470 individu.
• Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 864 individu.
• Hasil pengamatan di dalam laporan ini diuraikan secara deskriptif dan tidak dilakukan analisa secara statistik, sehingga secara detail tidak dapat dibuat suatu kesimpulan.
SARAN
Beberapa saran dapat dikemukakan dalam pengamatan di lokasi ini sebagai berikut :
• Perlu adanya keseragaman kriteria dalam penentuan batas suatu DPL.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah kondisi geografi, batimetri dan kondisi pantai maupun pesisir lainnya, seperti kondisi pesisir pantai yang landai atau terjal, mengingat ada DPL yang ukurannya luas dan ada yang sempit.
• Penarikan batas wilayah DPL sebaiknya seragam, dimulai dari ujung tubir hingga ke arah garis pantai sejajar dengan lebar rataan terumbu.
• Atau juga lokasi yang wilayahnya ditentukan hanya pada wilayah tubir dan sejajar mengikuti bentuk tubir.
• Keberadaan DPL hendaknya dapat mewakili keseluruhan desa secara merata di Kabupaten Pangkep.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.
Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari ”World Bank” (WB). Salah satu diantaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline data) di lokasi-lokasi COREMAP. Khususnya di lokasi ”Daerah Perlindungan Laut” (DPL) yang dicanangkan oleh penduduk setempat, dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode ”Point Intercept Transect” (PIT), yang lebih sederhana tapi menghasilkan data yang lebih cepat dan terukur.
Kegiatan baseline ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terumbu karang di lokasi tersebut. Hasil studi baseline akan dipakai sebagai data dasar, berupa data rujukan untuk pengamatan selanjutnya dengan metode yang sama dan di lokasi yang sama.
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang studi baseline terumbu karang dengan metode ”PIT” dapat tersusun dengan baik.Kami menyadari , buku ini belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2008
Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI
Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………................ i
A. PENDAHULUAN ……………………………………............... i
B. HASIL …………………………………………….................... ii
C. SARAN ……………………………………………................... Iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………................. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………….................. Vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………..................... Vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………................... x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………............... 1
I.1. LATAR BELAKANG ………………………............ 1
I.2. TUJUAN PENELITIAN …………………………....... 2
I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN …………………... 3
BAB II. METODE PENELITIAN ………………………………............ 4
II.1. LOKASI PENELITIAN ……………………………...... 4
II.2. WAKTU PENELITIAN …………………………........ 6
II.3. PELAKSANAAN PENELITIAN …………………...... 6
II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA .............................................
6
II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) 7
II.4.2. Karang ................................ 10
II.4.3. Megabentos .......................... 11
II.4.4. Ikan Karang .......................... 12
BAB III. HASIL PENGAMATAN..................................... 13
III.1. Hasil Pengamatan SIG 13
III.2. Hasil Pengamatan Karang .................... 16
III.3. Hasil Pengamatan Megabentos .............. 54
III.4. Hasil pengamatan Ikan Karang ............... 57
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................. 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 63
LAMPIRAN ............................................................. 64
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P. Salemo, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...............................................
19
Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Kanja,P. Sabutung, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................
21
Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................
23
Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Uleng, P. Kulambing, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............
24
Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Labangeng, P. Laia, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabiring, Kabupaten Pangkep, 2008..............
26
Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bulu, P. Karangrang, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............
28
Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Dolangeng, P. Podangpodang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
30
Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Langi, P. Sarappo Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...........
31
viii
Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Sompe, P. Balang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............
33
Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bone, P. Sanane, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................
35
Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Adae, P. Bontosua, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................
37
Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................
38
Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat lokasi DPL Takat Sarassa, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..........................................
40
Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Kalukalukuang, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008............................
42
Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Sabaru, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..........................................
45
Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Caddi, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008............................
47
Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..................
48
ix
Tabel 18. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Marasende, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..........................................
50
Tabel 19. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dewakang Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.............................
52
Tabel 20. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...........
58
Tabel 21. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.................
60
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian utara Kecamatan
Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008..................................................
4
Gambar 1b. Peta stasiun DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008..................................................
5
Gambar 1c. Peta stasiun DPL dibagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..
5
Gambar 1d. Peta stasiun DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..
6 Gambar 2. Citra landsat komposit 453.......................
8
Gambar 3a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
13
Gambar 3b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
14
Gambar 4a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
15
Gambar 4b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
16
Gambar 5a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, 2008........................
18
xi
Gambar 5b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........................
19
Gambar 6a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian barat Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
44
Gambar 6b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT, di lokasi DPL, bagian timur Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008......................................
44
Gambar 7a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........
54
Gambar 7b. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008..................................................
55
Gambar 8a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..
56
Gambar 8b.
Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..
56
Gambar 9a. Kelimpahan ikan karang , hasil studi baseline deng0an metode “UVC” di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008................
59
xii
Gambar 9b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008................
59
Gambar 10a. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.......................
61
Gambar 10b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008........................
62
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Pangkep, 2008..... 64
Lampiran 2. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabu-paten Pangkep, 2008...........................
66
Lampiran 3. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008...............................
73 Lampiran 4. Kelimpahan biota megabentos di lokasi
DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.................
80
Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008................
81
Lampiran 6. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabu-paten Pangkep 2008........................
82
Lampiran 7. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.............................
100
1
BAB I. PENDAHULUAN
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan.
Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau sekitar Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.
Hasil pengamatan kondisi terumbu karang Indonesia yang dilakukan oleh COREMAP menunjukkan bahwa hanya tinggal 6 % karang yang sangat baik dan 32 % kurang baik. Informasi ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun badan internasional untuk dapat mengurangi tekanan yang terjadi terhadap terumbu karang. Salah satu solusi yang diajukan adalah menciptakan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan fokus utamanya adalah daerah perlindungan laut (DPL). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi karang yang ada di kawasan daerah perlindungan laut pulau-pulau Kabupaten Pangkep, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi semua “stakeholders” (instansi pemerintah, perusahan, LSM, akademisi dan kelompok masyarakat) dalam memanfaatkan kawasan laut sebagai sumber kehidupannya. LATAR BELAKANG
Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam fase sebelumnya fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai
2
kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan monitoring kondisi terumbu karang di lokasi-lokasi DPL yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Untuk mendapatkan data dasar tentang kondisi karang dan terumbu karang termasuk ikan karang. Juga data biota bentik lainnya yang memiliki nilai ekonomis penting di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan.
• Menganalisa hasil pengamatan untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengetahui perubahan yang terjadi di Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan mencari jalan keluar untuk mengatasi perubahan atau kerusakan yang terjadi.
3
RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup pengamatan kondisi karang ini meliputi empat tahapan yaitu :
1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan tim penelitian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat. Pengadaan dan mobilisasi peralataan penelitian serta perencangan penelitian untuk memperlancar perlaksanaan survey di lapangan. Selain itu, dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penelitian yang akan dilakukan.
2. Tahap pengumpulan data, yang dilakukan langsung di
lapangan yang meliputi data tentang karang, bentos dan ikan karang.
3. Tahap analisa data, yang meliputi verifikasi data lapangan
dan pengelolaan data sehingga data lapangan bias disajikan dengan lebih informatif.
4. Tahap pelaporan, berupa laporan sementara dan laporan
akhir dari kegiatan penelitian.
BAB II. METODE PENELITIAN II.1. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian dipusatkan di Kabupaten Pangkep khususnya di lokasi DPL yang telah ditentukan, di pulau-pulau di perairan Kecamatan Liukkang Tuppabiring (Gambar 1a dan 1b). Dan Kecamatan Liukkang Kalmas (Gambar 1c dan 1d). Lokasi DPL ini terletak di 12 pulau yang meliputi 24 stasiun pengamatan yaitu Gosong Batu Siborange, P. Salemo (PKPP 01 dan PKPP 02), P. Sibutung (PKPP 03 dan PKPP 04), P. Saugi (PKPP 05 dan PKPP 06), P. Kulambing (PKPP 07 dan PKPP 08),P. Laia (PKPP 09 dan PKPP 10), P. Karangrang (PKPP 11 dan PKPP 12), P. Podangpodang Lompo (PKPP 13 dan PKPP 14 ), P. Sarappo Lompo (PKPP 15 dan PKPP 16 ), P. Balang Lompo (PKPP 17 dan PKPP 18), P. Sanane (PKPP 19 dan PKPP20 ), P. Bontosua (PKPP 21 dan PKPP 22) dan P. Baddi (PKPP 23 dan PKPP 24). Ke arah barat, juga dilakukan studi baseline di Kecamatan Liukkang Kalmas, di pesisir pulau-pulau kecil maupun takat (gosong). Sejumlah 19 transek telah dilakukan di pulau-pulau tersebut (Gambar 1c dan 1d), meliputi Takat Sarassa (KAL 14,15,16), P. Kalulalukuang (KAL09,10), P. Sabaru (KAL11,12,13), di bagian barat, dan P. Doang-Doangan Caddi (KAL 06,07,08), P. Doang-Doangan Lompo (KAL 03,04,04), P. Marasende (KAL 17,18,19) dan P. Dewakang Lompo (KAL 01,02) di bagian timur.
Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang
Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
4
Gambar 1b. Peta stasiun DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang
Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Gambar 1c. Peta stasiun DPL dibagian barat Kecamatan Liukkang
Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
5
Gambar 1d. Peta stasiun DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang
Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008. Nama-nama DPL di masing-masing pulau dan lokasi dapat dilihat dalam Lampiran 1. II.2. WAKTU PENELITIAN
Pengamatan kondisi karang dan biota lainnya di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan pada bulan November 2008. II.3. PELAKSANA PENELITIAN
Penelitian dilakukan oleh Staf CRITC-COREMAP-LIPI Jakarta, dibantu oleh beberapa Staf dan teknisi Puslit Oseanografi LIPI Jakarta dan personal CRITC daerah setempat. II. 4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA
Metode penarikan sampel diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang terlibat dalam penelitian ini.
6
7
II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) Penyiapan Peta Dasar
Peta dasar terumbu karang dibuat dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat. Saluran panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran tampak hingga inframerah dekat. Pada citra Landsat, saluran tersebut terdapat pada saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Liputan citra yang digunakan adalah liputan 2 scene Landsat dengan ukuran masing – masing 185 km x 185 km persegi pada liputan path/row 113/064 dan 113/065, yang merekam keseluruhan Kepulauan Kabupaten Raja Ampat. Ukuran terkecil objek yang diwakili oleh satu piksel pada citra multispektral (saluran 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) mewakili area permukaan bumi dengan ukuran 30 m x 30 m persegi.
Citra yang digunakan merupakan citra satelit Landsat ETM+ 7 level 1G, sehingga citra tersebut sudah mengalami restorasi citra yang mencakup koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri dilakukan untuk mengatasi distorsi citra yang menyebabkan gangguan yang sifatnya spektral, sedangkan koreksi geometri dilakukan untuk gangguan yang sifatnya spasial. Pada citra level 1G, koreksi geometri yang dilakukan adalah koreksi geometri untuk kesalahan atau distorsi yang sifatnya sistematis sehingga sudah diperhitungkan sebelumnya (NASA, 1999).
Identifikasi objek pada terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi saluran 1, 2, dan 3 yang merupakan saluran tampak. Saluran tampak digunakan untuk identifikasi objek di terumbu karang, karena pada panjang gelombang ini, sinar sanggup menembus kolom air hingga kedalaman 20 meter (Campbell, 1996). Saluran 4 yang merupakan saluran inframerah dekat, digunakan untuk membatasi wilayah daratan dan perairan serta untuk membedakan objek vegetasi, dalam hal ini mangrove. Pembedaan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi lainnya dilakukan dengan memanfaatkan saluran 5. Hal ini disebabkan karena saluran 5 merupakan saluran inframerah tengah yang peka terhadap kelembaban lahan. Mangrove tumbuh pada lahan basah, sehingga dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya menggunakan saluran 5 ini. Ciri khas lahan yang ditumbuhi mangrove pada citra komposit saluran 453 adalah berwarna jingga gelap (Gambar 2). Warna jingga mewakili warna vegetasi yang ditonjolkan oleh saluran 4, dan warna gelap menunjukkan pada objek tersebut terletak pada lahan yang basah.
Mangrove
Vegetasi lainnya
Gambar 2. Citra landsat komposit 453.
Peta sebaran terumbu karang dan mangrove tentatif dibuat
terlebih dahulu di laboratorium sebelum dilakukan kerja lapangan. Peta ini digunakan sebagai bahan untuk pemilihan lokasi sampling dan alat bantu navigasi di lapangan. Peta tentatif ini selanjutnya akan dijadikan sebagai peta dasar terumbu karang setelah diuji/dikoreksi dengan keadaan sesungguhnya dilapangan. Langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan citra, yang meliputi penghilangan pengaruh gangguan atmosfer dengan jalan mengurangi nilai piksel pada seluruh liputan citra dengan nilai digital minimum citra. Hal ini dilakukan dengan asumsi nilai digital minimum citra seharusnya nol. Apabila nilai piksel minimum tidak sama dengan nol, maka ada nilai bias yang dipandang sebagai hasil dari hamburan atmosfer.
2. Menghilangkan pengaruh awan dengan cara meng-eliminasi liputan awan dengan metode ”masking”. ”Masking” liputan awan dilakukan dengan jalan mengambil beberapa sampel (training area) nilai digital awan dan kemudian nilai digital tersebut dijadikan acuan untuk pembuatan citra ”masking”. Citra masking tersebut kemudian digunakan untuk meng-ekstrak liputan citra yang tidak tertutup awan.
3. Setelah citra bebas dari tutupan awan, maka dilakukan proses digitisasi garis pantai untuk memisahkan objek daratan/pulau dan perairan/laut. Digitisasi dilakukan dengan teknik ”on-screen digitizing”, yaitu digitisasi langsung pada layar monitor computer. Kebaikan metode ”on-screen
8
9
digitizing” dibanding metode digitasi manual (Stefanovic, 1991) adalah :
1. Tugas operator lebih mudah dari pada menggunakan alat “digitizer”.
2. Lebih teliti, adanya fasilitas “zooming” memungkinkan operator meletakkan posisi tepat ditengah garis yang didigitasi.
3. Lebih cepat, proses digitasi dan perbaikan dalam satu tempat dan satu waktu.
Digitisasi dilakukan dengan memanfaatkan saluran 4 untuk mempertegas batas antara daratan dan zona perairan. Agar diperoleh hasil yang memadai, digitisasi dilakukan pada perbesaran/skala 1:25.000.
4. Setelah objek perairan dipisahkan dari daratan, dengan cara yang sama pada mintakat laut didigitisasi batas terluar dari mintakat terumbu. Komposit citra yang digunakan adalah komposit citra 321, dan di tajamkan dengan teknik ”linier stretching”. Untuk identifikasi mangrove, juga dilakukan dengan jalan digitisasi pada batas areal mangrove dengan memanfaatkan komposit citra 453, juga ditajamkan dengan teknik ”linier stretching”.
5. Berdasarkan peta tentative tersebut kemudian dipilih lokasi-lokasi sampel secara acak. Lokasi sampel yang berupa informasi koordinat, digunakan sebagai panduan pada saat ke lapangan dengan bantuan alat navigasi GPS (Global Positioning System). GPS yang digunakan saat kerja lapangan adalah GPS Map GARMIN 76 C dengan ketelitian posisi absolute sekitar 15 meter, bahkan di atas laut ketelitiannya bias mencapai 5 meter. Data hasil lapangan digunakan selanjutnya untuk interpretasi ulang dan digitisasi ulang sehingga diperoleh batas yang lebih akurat.
Pemetaan Daerah Perlindungan Laut (DPL)
Pemetaan DPL dilakukan dengan memanfaatkan informasi koordinat batas DPL yang tersedia di daerah kajian. Informasi koordinat tersebut bersifat sementara, sehingga informasi lebih lanjut/detil didapatkan melalui keterangan penduduk setempat. DPL yang dibuat oleh penduduk/masyarakat, merupakan DPL yang digunakan untuk perlindungan ekosistem terumbu karang. Letak DPL bervariasi tergantung pada karakteristik lingkungan disekitarnya. Pada wilayah dengan rataan terumbu karang yang sempit dan menempel pada pulau, garis batas DPL ditarik mulai dari wilayah
10
yang terdapat karang hingga kea rah garis pantai. Untuk wilayah dengan rataan terumbu karang yang luas, batas DPL dibuat mulai dari tubir terumbu hingga batas wilayah yang memiliki karang. Langkah-langkah pemetaannya adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan peta tentatif posisi DPL dilakukan dengan jalan memasukkan koordinat DPL sementara berdasarkan informasi awal ke dalam peta dasar terumbu karang yang dikombinasikan dengan data citra satelit. Peta tentatif ini nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendatangi lokasi yang diduga sebagai DPL pada saat kerja lapangan.
2. Setelah peta dibawa ke lapangan, melalui informasi yang didapat di lapangan baik melalui informasi penduduk maupun dari dinas terkait, maka ujung-ujung batas DPL dipetakan dengan mencatat koordinatnya menggunakan alat GPS. Pembuatan sket bentuk DPL juga dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan dalam penarikan garis batas pada saat pembuatan peta DPL.
3. Pembuatan peta DPL dilakukan di laboratorium dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG dan pengolah data tabular (excel). Data yang diambil dari GPS merupakan data koordinat ujung-ujung batas DPL yang bentuknya berupa data tabular. Data tabular GPS mencatat informasi koordinat longitude dan latitude, identitas titik, serta informasi tambahan lainnya seperti waktu pengambilan titik, elevasi dari permukaan laut rata-rata bidang ellipsoid, dan symbol titik. Data ini diolah didalam perangkat lunak SIG menjadi peta sebaran titik. Kemudian, titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis sehingga membentuk sebuah batas DPL. Hasil peta garis batas tersebut kemudian dibangun topologinya menjadi sebuah topologi polygon agar dapat diketahui luasan area DPL tersebut.
II.4.2. Karang Bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan karang, biota bentik dan substrat (komponen bentik) ialah peralatan selam lengkap (SCUBA), perahu motor (rubber boat), alat tulis dalam air (kertas, pensil), papan pengalas, pita berskala (100 m), besi (diameter ± 20 mm) dengan panjang 30 cm yang digunakan sebagai patok, martil (palu) dan tali plastik (nilon) ukuran diameter 6 mm. Metode yang digunakan adalah metode transek garis, panjang transek 25 meter, dibentangkan sejajar garis pantai dimana daratan/pulau berada di sebelah kiri. Pencatatan kehadiran koloni
11
karang dilakukan dengan “Point Intercept Transect (PIT)“ Tiap koloni karang, biota bentos maupun substrat yang dilewati atau berada di bawah garis transek dicatat dengan interval 50 cm. Secara teknis di lapangan, yang dicatat ialah komponen bentik dimulai dari titik 0,50; 1; 1,50; 2; 2,5 dan seterusnya sampai ke titik 25. Total jumlah titik yang dilalui dan dicatat, 50 titik. Transek dilakukan di daerah lereng terumbu bagian atas dengan asumsi pertumbuhan karang batu cukup baik di area ini. Data pengamatan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk kepentingan analisa lanjutan antara lain untuk melihat persentase kehadiran jenis karang, biota bentik dan substrat. Disamping itu untuk melengkapi laporan ini dibuat deskripsi lokasi dan gambar bentuk dasar perairan tiap lokasi. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk Tabel maupun peta tematik. Untuk analisa data hanya dilakukan secara deskriptif, dengan perhitungan persentase komponen bentik sebagai berikut :
Jumlah Tiap Komponen (%) Jumlah Individu = ----------------------------- x 100 % Total Komponen
II.4.3. Megabentos
Sampling dilakukan sesudah kegiatan PIT, dengan metode ”Reef Check” pada transek yang sama sepanjang 25 m dan dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Total bidang pengambilan/pencatatan biota makrobentik : (2 X 25) m2 = 50 m2. Biota yang dicatat jumlah individunya sepanjang transek ialah :
Lobster (udang barong) ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup
di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Serriatopora spp.)
Acanthaster planci (bintang bulu seribu) Diadema setosum (bulu babi hitam) “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil) “Large Holothurian” (teripang ukuran besar,
panjangnya ≥ 20 cm ) “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil,
panjangnya < 20 cm) “Large Giant Clam” (kima ukuran besar, panjangnya ≥
20 cm) “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil, panjangnya <
20 cm) Trochus niloticus (lola)
12
Drupella (sejenis keong, berukuran kecil yang hidup disela-sela karang)
“Mushroom coral’ (karang jamur, Fungia spp.) II.4.4. Ikan Karang
Seperti halnya karang, pengamatan ikan dilakukan di sepanjang garis transek. Metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 25 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 25) = 125 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda, et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall and Heemstra (1991) dan Heemstra dan Randall (1993). Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Data kelimpahan tiap jenis ikan karang yang dicatat dimasing-masing stasiun transek, ditampilkan dalam bentuk tabel dan peta tematik.
Jenis-jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH, et al., 1997), yaitu:
a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang / daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);
c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5–25 cm, dengan karakteristik warna yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada diperairan terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).
III. HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang diamati, yaitu SIG, karang, megabentos dan ikan karang. Karena luasnya pulau, untuk menjadikan lebih informatif, peta-peta yang ditampilkan dipilah menjadi beberapa gambar. III.1. Hasil Pengamatan SIG Hasil pengamatan SIG disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan polygon dan luas daerah DPL di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Gambar 3 dan 4). Posisi masing-masing DPL disajikan dalam lampiran.
Gambar 3a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian utara Kecamatan
Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan mencakup Kecamatan Liukkang Tupabbiring dan Kecamatan Liukkang Kalmas. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, di Kecamatan Liukkang Tupabbiring terdapat 12 DPL yang tersebar mulai dari utara Pulau Salemo hingga Pulau Badi. Begitu juga di Kecamatan Liukkang Kalmas, terdapat 7 DPL yang tersebar dari Pulau Pemantuan di sebelah Barat membujur ke bagian Timur hingga Pulau Dewakang Lompo. Letak DPL bervariasi, dapat berada
13
di ujung “fringing reef“ (tubir) atau terdapat juga di wilayah “patch reef” (gosong). Bentuk bidang wilayah DPL sebagian besar cenderung teratur membentuk bidang persegi, hal ini dimaksudkan agar mudah didalam pengelolaannya.
Luasan dan bentuk DPL di Kecamatan Liukkang Tupabbiring dapat dilihat pada peta lokasi di Gambar 1 dan Gambar 2. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa DPL terluas terdapat di Desa Mattiro Adae dengan luas 47,7 ha. DPL ini terdapat di sebelah Selatan rataan terumbu Pulau Bontosua dengan bentuk persegi empat dan keliling ± 2,7 kilometer. Jika dicermati pada peta, wilayah DPL tersebut meliputi tubir rataan terumbu hingga pangkal terumbu yang terletak di garis pantai pulau. Lebar rataan terumbu pada wilayah tersebut dapat mencapai hingga lebih dari 400 meter.
Gambar 3b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Kecamatan
Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
DPL tersempit terdapat di sebelah Timur Pulau Karanrang yang merupakan wilayah Desa Mattiro Bulu. DPL di wilayah tersebut memiliki luas 0,5 Ha dan mencakup seluruh wilayah gosong (patch reef). Bentuk DPL berupa bidang segiempat dengan keliling wilayahnya sepanjang ± 281 meter. Sempitnya wilayah DPL disebabkan karena gosong yang dijadikan wilayah DPL memang merupakan gosong yang sempit. Hanya DPL Mattiro Deceng yang terdapat dirataan terumbu Pulau Badi yang berbeda bentuknya
14
dengan DPL lainnya. Pada DPL tersebut, pembatasan wilayah DPL dimulai dari pangkal rataan terumbu yang berupa garis pantai hingga ke ujung tubir terumbu, sehingga bentuk bidang wilayahnya tidak berbentuk persegi pada umumnya. Pada garis pantai bentuk batas DPL mengikuti lekuk garis pantai dan pada wilayah tubir terumbu polanya mengikuti bentuk batas terumbu. Luas DPL Mattiro Deceng tersebut adalah 25,1 Ha dengan lebar rataan terumbu ± 600 meter.
Wilayah Kecamatan Liukkang Kalmas terletak cukup jauh dari wilayah daratan Kabupaten Pangkajene Kepulauan dengan jarak ± 187 kilometer. Kecamatan ini wilayahnya berupa kepulauan dengan Pulau terbesar adalah Pulau Doangdoangan Besar dengan luas ± 1332,54 ha. DPL terluas pada Kecamatan ini juga terdapat pada rataan terumbu pulau tersebut, yaitu seluas 107,8 ha dengan lebar terumbu mencapai ± 1,2 Kilometer. Bentuk bidang DPL memanjang dari pangkal terumbu pada garis pantai hingga ke ujung tubir terumbu, sehingga memungkinkan membentuk suatu wilayah DPL yang cukup luas. Jika dilihat pada dan Gambar 4a dan 4b, dapat diketahui bahwa tidak semua DPL yang terdapat pada rataan terumbu yang lebar memiliki wilayah DPL yang luas.
Gambar 4a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Kecamatan
Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
15
Gambar 4b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian timur Kecamatan
Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Hal ini sangat tergantung pada kepentingan masyarakat setempat yang memilih lokasi tersebut. Dari ke-7 DPL yang ada pada kecamatan ini, hanya DPL Takat Sarassa saja yang terdapat di “patch reef” (gosong) dengan luas 16,3 ha. Lokasi DPL tersebut terletak di sebelah utara Pulau Pemantuan dan merupakan wilayah paling utara dari Kecamatan Liukkang Kalmas.
Berdasarkan perhitungan luas DPL melalui analisa SIG, maka jumlah total luas DPL yang terdapat di Kecamatan LIukkang Tuppabiring dan Liukkang Kalmas sebesar 432,72 ha. Jika dibandingkan dengan total luas terumbu karang di kedua kecamatan tersebut yaitu 34589,86 ha (LIPI, 2006, 2007), maka persentase total luas DPL terhadap luas terumbu karang adalah 1,25 %. Dengan demikian maka ada 98,75 % luas terumbu karang di kedua kecamatan ini yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya.
III.2. Hasil Pengamatan Karang
Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, tersebar di pulau-pulau di sebelah utara dan selatan wilayah kecamatan, dan 19 stasiun di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, meliputi bagian pulau-pulau di bagian timur dan barat
16
17
wilayah kecamatan. Di masing-masing lokasi DPL di perairan utara dan selatan Kecamatan Liukkang Tupabiring, dibuat 2 transek permanen, mengingat areanya yang tidak terlalu luas, rata-rata panjang (sejajar garis pantai) 20 – 1000 meter. Di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, dimana terdapat banyak pulau-pulau kecil dengan rataan terumbu yang luas, jumlah transek umumnya lebih dari dua transek. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik.
Untuk menampilkan peta yang lebih jelas dan informatif, hasil maupun peta tematik ditampilkan dalam beberapa gambar. Hasil pengamatan tentang kondisi karang batu, biota lain dan substrat ditampilkan dalam bentuk diagram pai (Gambar 5a dan 5b,) untuk lokasi DPL di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, sedangkan untuk Kecamatan Liukkang Kalmas dapat dilihat dalam Gambar 6a dan 6b. Selanjutnya, hasil lengkapnya diuraikan berdasarkan wilayah kecamatan. III.2.1.Hasil pengamatan di Kecamatan Liukkang Tuppabiring
Pengamatan kondisi terumbu karang yaitu studi baseline di kecamatan ini dilakukan di lokasi DPL, yang sudah ditentukan oleh masyarakat setempat. Lokasi DPL umumnya terletak di pesisir pulau-pulau kecil, yang tersusun dari pesisir utara wilayah kecamatan sampai ke arah barat daya, tidak terlalu jauh dari daratan utama Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil pengamatan yang disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, diuraikan selanjutnya.
Pulau-Pulau di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep 1.DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P.Salemo
Lokasi ini merupakan gosong pulau (patch reef) yang terletak di tengah perairan. Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu PKPP 01 yang berada pada bagian selatan dan PKPP 02 yang berada pada bagian utara. Karena lokasi ini merupakan gosong pulau, maka tidak mempunyai daerah pantai. Bentuk dasar perairan agak landai sampai kedalaman ± 2 m, dengan substrat dasar perairan berupa patahan karang dan pasir berlumpur. Karang batu yang yang dominan ditemukan di lokasi PKPP 01 berasal dari jenis Porites cylindrica dan Acropora palifera. Sedangkan di stasiun PKPP 02 didominasi oleh jenis karang masif seperti Goniopora spp., Symphyllia spp., Favia spp., Acropora spp.
dan Porites lutea. Disamping itu ditemukan juga beberapa jenis Algae terutama dari jenis Eucheuma spinosum dan Halimeda sp. serta beberapa jenis spong (SP), karang lunak (SC), gorgonia dan beberapa jenis ”Hydroid”. Kondisi perairan pada saat pengamatan berlangsung mempunyai kecerahan yang rendah dimana terlihat adanya sedimentasi sehingga air menjadi keruh. Persentase kehadiran karang batu di lokasi PKPP 01 tertinggi yaitu dari karang batu non-Acropora sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 02. Karang batu dari marga Acropora persentase kehadiran sebesar 4 % yang dijumpai di kedua stasiun dan terdiri hanya 1 jenis yaitu Acropora palifera. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu spong (SP) dan alga (FS) sebesar 16 % dengan jumlah individu sebanyak 8 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 01. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 5a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik
dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
18
Gambar 5b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik
dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P. Salemo, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 01 PKPP 02 PKPP 01 PKPP 02
ACROPORA Acropora palifera 2 2 4 4
Total 2 2 4 4 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 2 Favia matthaii 0 2 0 4 F. speciosa 0 3 0 6 Favia sp. 1 0 2 0 Favites pentagona 0 1 0 2 Goniastrea favulus 0 1 0 2 Porites lutea 1 1 2 2 P. cylindrica 2 0 4 0 Porites sp. 1 0 2 0
19
20
Symphyllia radians 1 0 2 0 S. agaricia 0 1 0 2 Diploastrea heliopora 0 2 0 4 Platygyra lamellina 0 1 0 2 Stylophora pistillata 2 0 4 0 Galaxtrea astreata 1 0 2 0 Oulophyllia crispa 1 2 2 4 Goniopora stockesi 0 2 0 4 Goniopora columna 0 2 0 4 G. djiboutensis 0 1 0 2 Lobophyllia pachysepta 1 0 2 0 Leptastrea pruinosa 0 1 0 2 Echinophyllia aspera 0 2 0 4 Turbinaria messenterina 0 1 0 2
Total 11 24 22 48 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 7 6 14 12 SC 0 1 0 2 SP 8 2 16 4 OT 2 3 4 6 FS 8 0 16 0 R 3 0 6 0 S 7 5 14 10 SI 2 7 4 14 RK 0 0 0 0
Total 37 24 74 48 Jumlah Total 50 50 100 100
2. DPL Mattiro Kanja, Pulau Sabutung Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 03 dan PKPP 04 yang merupakan gosong pulau yang berdekatan dengan pulau Sabutung. Lokasi pengamatan PKPP 03 berjarak ± 500 m dari garis pantai kearah laut dan pantainya berpasir. Pengamatan berlangsung pada areal yang agak miring (slope) dengan kemiringan ± 45º dimana diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Fungia spp., Montipora spp., Porites cylindrica dan Echinopora horrida. Kecerahan pada saat pengamatan ± 5 m dan substrat dasarnya berupa patahan karang dan pasir. Pertumbuhan karang batu sampai kedalaman ± 4 m, selanjutnya kedalaman diatas 4 m tidak terlihat adanya pertumbuhan karang batu tetapi didominasi oleh pasir. Stasiun PKPP 04 tidak memiliki pantai berpasir karena lokasi ini hanya
21
merupakan gosong pulau (patch reef) yang berada pada kedalaman ± 2 m pada saat pengamatan berlangsung. Substrat dasar peraian berupa pasir dimana diatasnya dijumpai “Turf Algae” dan beberapa jenis karang batu antara lain Pocillopora damicornis, Porites cylindrica, Heliopora coerulea dan Fungia spp. Disamping itu ditemukan juga fauna lain seperti “Tunicate” dan “Hydroid”. Pertumbuhan karang batu pada lokasi ini sampai kedalaman ± 4 m dan selanjutnya diatas kedalaman 4 m sudah tidak ada pertumbuhan karang batu hanya berupa pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan ± 3 m sehingga terlihat air keruh karena adanya sedimentasi. Persentase kehadiran karang batu tertinggi adalah karang non-Acropora sebesar 62 % dengan jumlah individu sebanyak 31 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 03. Karang dari marga Acropora , persentase kehadiran tertinggi yaitu 10 % dengan jumlah individu sebanyak 5 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 04. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu karang mati beralga (DCA) sebesar 20 % dengan jumlah individu sebanyak 5 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 04. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Kanja,P. Sabutung, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 03 PKPP 04 PKPP 03 PKPP 04
ACROPORA Acropora palifera 3 0 6 0 A. divaricata 0 1 0 2 A. brueggemanni 0 2 0 4 Acropora sp 0 2 0 4 Total 3 5 6 10 NON-ACROPORA Favia matthaii 1 0 2 0 F. speciosa 1 0 2 0 Montipora venosa 0 1 0 2 Montipora sp 1 0 2 0 M. aequituberculata 1 0 2 0 Porites cylindrica 14 5 28 10 Fungia fungites 0 1 0 2 F. mollucensis 1 0 2 0
Merulina scabricula 2 0 4 0 Millepora tenella 2 0 4 0 Pavona deccusatta 1 1 2 2 Echinopora horrida 4 0 8 0 Galaxtrea astreata 0 1 0 2 Pocillopora damicornis 0 2 0 4 Heliopora coerulea 0 2 0 4 Pectinia alcicornis 3 0 6 0
Total 31 13 62 26 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 4 10 8 20 SC 0 2 0 4 SP 4 6 8 12 OT 0 1 0 2 FS 0 3 0 6 R 3 1 6 2 S 4 9 8 18 SI 1 0 2 0 RK 0 0 0 0
Total 16 32 32 64 Jumlah Total 50 50 100 100
3. DPL Mattiro Baji,Pulau Saugi Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 05 dan PKPP 06 yang terdapat di Pulau Saugi. Bagian pantai didominasi oleh vegetasi berupa beberapa jenis tanaman pantai dengan pantai berpasir. Lokasi pengamatan kedua stasiun ini berada ± 800 m dari garis pantai pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan ± 20º. Kecerahan perairan pada saat pengmatan berlangsung ± 1,5 m yang menunjukkan bahwa perairan lokasi ini cukup keruh karena proses sedimentasi yang cukup tinggi. Pertumbuhan karang batu di stasiun PKPP 05 sampai kedalaman ± 1,5 m sedangkan di stasiun PKPP 06 sampai kedalaman 2 m. Substrat dasar perairan berupa pasir dan patahan karang. Jenis karang batu yang dominan di lokasi PKPP 05 yaitu Galaxea astreata, Lobophyllia corymbosa dan Acropora palifera, serta beberapa jenis sponges. Sedangkan di stasiun PKPP 06, karang batu yang dominan yaitu Galaxea astreata, Porites spp. dan Turbinaria mesenterina. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 74 % dengan jumlah individu sebanyak 37 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 05. Demikian juga dengan karang Acropora tertinggi di
22
23
jumpai di stasiun PKPP 05 sebesar 14 % dengan jumlah individu sebanyak 7 individu. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu spong sebesar 16 % dengan jumlah individu sebanyak 8 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 06. Hasil selengkapnya dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lainnya di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 05 PKPP 06 PKPP 05 PKPP 06
ACROPORA Acropora palifera 4 0 8 0 Acropora sp 1 0 2 0 A. fastigasi 2 1 4 2
Total 7 1 14 2 NON-ACROPORA Favites halicora 1 0 2 0 Porites lutea 0 3 0 6 P. cylindrica 2 0 4 0 P. lobata 0 1 0 2 Merulina scabricula 1 1 2 2 Hydnophora rigida 0 1 0 2 Pavona decussata 0 1 0 2 Seriatophora caliendrum 1 0 2 0 Galaxea fascicularis 1 0 2 0 G. astreata 28 20 56 40 Pocillopora damicornis 1 0 2 0 Oxypora lacera 1 0 2 0 Lobophyllia corymbosa 1 0 2 0 Montastrea curta 0 1 0 2 Turbinaria mesenterina 0 3 0 6
Total 37 31 74 62 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 3 4 6 8 SC 0 0 0 0 SP 3 8 6 16 OT 0 1 0 2 FS 0 1 0 2
24
R 0 0 0 0 S 0 4 0 8 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 6 18 12 36 Jumlah Total 50 50 100 100
4. DPL Mattiro Uleng, Pulau Kulambing Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 07 dan PKPP 08. Lokasi ini merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di tengah perairan. Daerah rataan (reef flat) tidak terlalu lebar, selanjutnya dasar laut agak miring dengan kemiringan ± 60º (PKPP 07) sedangkan di DPL 08 kemiringan ± 30º. Substrat dasar perairan secara umum berupa pasir, patahan karang dan karang mati. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berkisar antara 3–4 m. Pertumbuhan karang batu sampai kedalaman ± 5 m, selajutnya didominasi oleh pasir. Jenis karang batu yang dominan pada PKPP 07 yaitu Goniopora spp., Porites lobata, Pectinia spp., Lobophyllia spp., Favia spp. dan Astreopora spp. sedangkan di stasiun PKPP 08 didominasi oleh jenis Euphyllia glabrescens, Lobophyllia corymbosa, Goniastrea spp., Pectinia spp. dan Fungia spp. yang dijumpai cukup banyak. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 08. Karang Acropora hanya terdapat di stasiun PKPP 08 sebanyak 2 individu dengan persentase kehadiran sebesar 4 %. Komponen lain yang terbanyak adalah fauna lain (OT) sebesar 44 % dengan jumlah individu sebanyak 22 individu yang dijumpai di stasiun PKK 07. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Uleng, P. Kulambing, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 07 PKPP 08 PKPP 07 PKPP 08
ACROPORA A. palifera 0 1 0 2 A. intermedia 0 1 0 2
Total 0 2 0 4
25
NON-ACROPORA Favia maxima 0 1 0 2 F. abdita 1 0 2 0 Goniastrea favulus 1 0 2 0 Montipora informis 0 1 0 2 M. aequituberculata 0 2 0 4 Plerogyra sinuosa 1 0 2 0 Seriatophora caliendrum 0 1 0 2 Leptoria phrygia 0 1 0 2 Galaxea fascicularis 0 1 0 2 G. astreata 0 1 0 2 Oxypora lacera 0 3 0 6 Pectinia alcicornis 1 0 2 0 Goniopora sp 1 0 2 0 G. minuta 1 0 2 0 Lobophyllia hemprichii 1 2 2 4 L. corymbosa 0 1 0 2 Euphyllia glabrescens 0 10 0 20 Montastrea curta 1 2
Total 8 24 16 48 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 1 2 2 4 SC 0 0 0 0 SP 18 8 36 16 OT 22 10 44 20 FS 1 0 2 0 R 0 0 0 0 S 0 4 0 8 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 42 24 84 48 Jumlah Total 50 50 100 100
5. DPL Mattiro Labangeng, Pulau Laia
Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 09 dan PKPP 10. Lokasi pengamatan disini merupakan gosong pulau (patch reef) dengan kedalaman ± 5 m pada saat pengamatan. Substrat dasar perairan berupa pasir dan patahan karang. Lokasi ini memiliki bentuk dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kemiringan ± 45º yang ditemukan di stasiun PKPP10. Karang batu yang dominan di stasiun
26
PKPP 09 yaitu Goniopora columna, Favia spp., Echinophyllia spp. dan Astreopora spp serta beberapa jenis ”Tunicate” ,gorgonia dan hydroid. Stasiun PKPP 10 didominasi oleh karang batu dari jenis Astreopora spp., Merulina spp., Porites spp. dan Goniopora spp. serta beberapa jenis spong, Tunicata dan gorgonia. Kecerahan perairan pada saat pengamatan ± 4 m dimana perairan cukup keruh akibat proses sedimentasi. Pertumbuhan karang batu dijumpai sampai pada kedalaman ± 9 m dan selanjutnya dasar perairan didominasi oleh pasir. Tidak ditemukan karang Acropora di lokasi transek. Kehadiran karang batu, di lokasi ini hanya dijumpai karang batu Non-Acropora saja, sebesar 32 % dengan jumlah individu sebanyak 16 individu. Komponen lain yang tertinggi untuk stasiun PKPP 09 yaitu spong dengan persentase kehadiran sebesar 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu, dan stasiun PKPP 10 tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu. Hasil lengkap persentase jumlqah individu karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Labangeng, P. Laia, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 09 PKPP 10 PKPP 09 PKPP 10
NON-ACROPORA Astreopora sp. 1 0 2 0 A. ocellata 0 2 0 4 Cyphastrea chalcidicum 1 0 2 00 C. serailla 0 1 0 2 Echinophyllia sp. 1 0 2 0 Favia speciosa 1 0 2 0 Favia sp. 0 1 0 2 Favites abdita 1 0 2 0 Favites pentagona 1 0 2 0 Goniopora columna 1 0 2 0 Leptastrea purpurea 1 0 2 0 Leptoria phrygia 2 0 4 0 Lobophyllia corymbosa 1 0 2 0 L. hemprichii 1 1 2 2 Merulina scabricula 1 1 2 2 Montipora incrassata 1 0 2 0 M. informis 0 1 0 2 Oxypora lacera 1 0 2 0 Turbinaria mesenterina 1 0 2 0
27
Euphyllia ancora 0 1 0 2 E. glabrescens 0 1 0 2 Heliophora coerulea 0 1 0 2 Oulophyllia crispa 0 1 0 2 Platygyra lamellina 0 1 0 2 Porites lutea 0 1 0 2
Total 16 13 32 26 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 7 14 14 28 SC 0 0 0 0 SP 14 11 28 22 OT 7 4 14 8 FS 1 0 2 0 R 1 2 2 4 S 4 5 8 10 SI 0 1 0 2 RK 0 0 0 0
Total 34 37 68 74 Jumlah Total 50 50 100 100
Pulau-Pulau di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep
6. DPL Mattiro Bulu, Pulau Karangrang
Lokasi pengamatan, agak ke selatan ke arah barat, letaknya sedikit lebih jauh dari daratan utama Pulau Sulawesi. Pengamatan di lokasi ini dilakukan di perairan Dusun Matiro Bulu yang merupakan daerah perlindungan laut (DPL) stasiun PKPP 11 dan stasiun PKPP 12. Lokasi ini memiliki pantai berpasir dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Areal pengamatan terumbu karang di stasiun PKPP 11 berjarak ± 500 m dari garis pantai sedangkan stasiun PKPP 12 berjarak ± 300 m dari garis pantai kearah laut. Pengamatan di stasiun PKPP 11 berlangsung pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan ± 20º, demikian juga dengan di stasiun PKPP 12 dimana kemiringannya mencapai ± 45º. Substrat dasar perairan kedua stasiun ini berupa pasir dan patahan karang. Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 11 yaitu Seriatopora caliendrum, Montipora spp., Favia spp. dan Porites spp. dan juga beberapa jenis spong dan alga, terutama jenis Echeuma sp. Sedangkan di stasiun PKPP 12 didominasi oleh karang batu jenis Porites cylindrica, Galaxea fascicularis, Favia spp., Fungia spp. dan Lobophyllia corymbosa serta beberapa jenis ”Tunicate”, ”Crinoid” dan spong.
28
Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang Non-Acropora sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 12. Karang dari marga Acropora hanya ditemukan distasiun PKPP 11 sebesar 2 % dengan jumlah individu sebanyak 1 individu. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 36 % dengan jumlah individu sebanyak 18 individu ang dijumpai di stasiun PKPP 12. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Bulu, P. Karangrang, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 11 PKPP 12 PKPP 11 PKPP 12
ACROPORA Acropora cytherea 1 0 2 0
Total 1 0 2 0 NON-ACROPORA Favia matthaii 0 1 0 2 F. rotundata 1 0 2 0 Favia sp. 1 0 2 0 F. digitata 0 1 0 2 F. halicora 1 0 2 0 Goniastrea edwardsi 0 1 0 2 Montipora venosa 2 0 4 0 Montipora sp. 1 0 2 0 M. incrasata 1 0 2 0 M. millepora 1 0 2 0 Porites nigrecens 0 1 0 2 P. cylindrica 0 6 0 12 P. lobata 0 1 0 2 Fungia paumotensis 0 1 0 2 Polypyllia talpina 0 1 0 2 Diploastrea heliopora 4 0 8 0 Seriatophora caliendrum 3 0 6 0 Galaxea fascicularis 0 1 00 2 Pectinia lactuca 1 1 2 2 Lobophyllia corymbosa 0 1 0 2 Turbinaria mesenterina 0 1 0 2
Total 16 17 32 34
Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 8 18 16 36 SC 2 0 4 0 SP 13 5 26 10 OT 0 3 0 6 FS 3 0 6 0 R 3 5 6 10 S 4 2 8 4 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 33 33 66 66 Jumlah Total 50 50 100 100
7. DPL Mattiro Dolangeng, Pulau Podangpodang Lompo Pengamatan kondisi terumbu karang di lokasi ini dilakukan di perairan Dusun Matiro Dolangeng di 2 lokasi daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 13 dan PKPP 14. Kedua lokasi ini tidak memiliki daerah pantai karena merupakan gosong pulau (patch reef) yang berada pada kedalaman ± 5,5 m untuk PKPP 13 sedangkan PKPP 14 pada kedalaman ± 2 m. Bentuk dasar perairan agak landai dan tidak terlalu miring, dengan substrat berupa patahan karang dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berlangsung ± 10 m yang menunjukkan bahwa perairan cukup terang. Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 13 yaitu Montipora spp., Porites spp dan Pocillopora spp., sedangkan di stasiun PKPP 14 didominasi oleh Pocillopora verrucosa, Stylophora pistillata dan Montipora spp. Disamping karang batu dijumpai juga beberapa jenis ”Tunicate” dan gorgonia. Tidak ditemukan karang Acropora di lokasi transek. Persentase kehadiran karang batu di lokasi ini hanya diwakili oleh karang non-Acropora, dimana kedua stasiun ini mempunyai nilai yang sama yaitu 24 % dengan jumlah individu sebanyak 12 individu. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu patahan karang (R) sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 7.
29
30
Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Dolangeng, P. Podangpodang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 13 PKPP 14 PKPP 13 PKPP 14
NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 1 0 2 0 Favia palida 0 1 0 2 Goniastrea favulus 1 0 2 0 Montipora informis 0 1 0 2 M. foliosa 1 0 2 0 M. incrasata 1 1 2 2 M. millepora 1 0 2 0 Porites lutea 0 1 0 2 P. lobata 1 1 2 2 Polypyllia talpina 1 0 2 0 Millepora tenella 1 0 2 0 Stylophora pistillata 0 3 0 6 Galaxea astreata 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 2 2 4 4 Leptastrea pruinosa 1 0 2 0 L. transversa 1 0 2 0 L. purpurea 0 1 0 2
Total 12 12 24 24 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 7 11 14 22 SC 0 0 0 0 SP 1 4 2 8 OT 0 0 0 0 FS 0 0 0 0 R 24 19 48 38 S 6 4 12 8 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 38 38 76 76 Jumlah Total 50 50 100 100
31
8. DPL Mattiro Langi, Pulau Sarappo Lompo Lokasi ini merupakan sebuah pulau yang berada di tengah perairan. Pengamatan dilakukan di 2 lokasi daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 15 dan PKPP 16. Bagian pantai pulau ini dijumpai pantai berpasir dimana belakangnya ditumbuhi pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Lokasi pengamatan berada ± 1 km dari garis pantai pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan ± 60º. Substrat dasar berupa patahan karang dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan ± 7 m. Pertumbuhan karang batu di stasiun PKPP 15 pada umumnya di daerah lereng terumbu dan didominasi oleh karang mushroom (Fungia spp.), Montipora spp., Hidnophora spp., Stylophora pistillata dan Euphyllia glabrescens. Sedangkan di stasiun PKPP 16 didominasi oleh karang batu jenis Acropora spp., Montipora foliosa, Fungia spp. dan Seriatophora hystrix. Disamping itu ditemukan juga karang lunak dari jenis Xenia sp. dan beberapa jenis spong. Pertumbuhan karang batu sampai pada kedalaman 7 m. Persentase kehadiran karang batu dari marga Acropora tertinggi di stasiun PKPP 16 sebesar 32 % dengan jumlah individu sebanyak 16 individu, sedangkan karang non-Acropora tertinggi dijumpai di stasiun PKPP 15 sebesar 50 % dengan jumlah individu sebanyak 25 individu. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 15. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Langi, P. Sarappo Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 15 PKPP 16 PKPP 15 PKPP 16
ACROPORA A. formosa 0 1 0 2 A.pulchra 0 7 0 14 A. grandis 0 2 0 4 A. cerealis 1 0 2 0 A cropora sp. 6 12
Total 1 16 2 32 NON-ACROPORA Montipora sp. 0 2 0 4 M. foliosa 0 6 0 12 M. aequituberculata 1 1 2 2
Porites nigrecens 0 1 0 2 P. cylindrica 1 1 2 2 Fungia concinna 0 2 0 4 Fungia sp. 0 1 0 2 F. echinata 3 0 6 0 F. fungites 5 0 10 0 F. repanda 5 0 10 0 F. horrida 3 0 6 0 F. scutaria 1 0 2 0 F. mollucensis 1 0 2 0 F.paumotensis 0 1 0 2 Pavona explanulata 1 0 2 0 Pavona sp 1 0 2 0 Seriatophora hystrix 0 1 0 2 Stylophora pistillata 1 0 2 0 Galaxea astreata 00 1 0 2 Euphyllia glabrescens 1 0 2 0 E. ancora 1 0 2 0
Total 25 17 50 34 Komponen Lain
DC 1 0 2 0 DCA 17 12 34 24 SC 3 5 6 10 SP 1 0 2 0 OT 0 0 0 0 FS 0 0 0 0 R 2 0 4 0 S 0 0 0 0 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 24 17 48 34 Jumlah Total 50 50 100 100
9. DPL Mattiro Sompe, Pulau Balang Lompo
Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 17 dan PKPP 18. Lokasi stasiun PKPP 17 merupakan sebuah gosong pulau (patch reef) yang terletak didepan Pulau Balang Lompo, sedangkan stasiun PKPP 18 di Pulau Balang Lompo. Kondisi pantai lokasi ini didominasi oleh pantai berpasir dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Areal pengamatan di stasiun PKPP 17 berjarak ± 1 km dari garis pantai, sedangkan di stasiun PKPP 18 berjarak ± 2 km. Pengamatan kondisi terumbu karang berlangsung pada bagian dasar perairan yang agak miring
32
33
dengan kemiringan ± 45º untuk stasiun PKPP 17 dan ± 15º di stasiun PKPP 18. Substrat dasar perairan kedua lokasi ini sama yaitu pasir dan patahan karang. Karang batu yang mendominasi perairan ini yaitu Diploastrea heliopora, Favia spp., Pectinia spp., Porites cylindrica, Galaxea astreata, Lobophyllia spp. dan Fungia spp. Karang dari marga Acropora tidak ditemukan di garis transek. Disamping itu dijumpai karang lunak terutama jenis Xenia sp. dan beberapa jenis spong terutama di stasiun PKPP 18. Kecerahan perairan pada saat pengamatan ± 7 m. Di lokasi transek tidak ditemukan karang Acropora. Persentase kehadiran karang batu hanya dari karang non-Acropora, persentase tertinggi yaitu 44 % dengan jumlah individu sebanyak 22 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 17. Komponen lain yang tertinggi yaitu patahan karang sebesar 24 % dengan jumlah individu sebanyak 12 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 18. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain ditampilkan dalam Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Sompe, P. Balang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 17 PKPP 18 PKPP 17 PKPP 18
NON-ACROPORA Astreopora ocellata 1 0 2 0 Astreopora sp. 0 1 0 2 Favia matthaii 3 0 6 0 Goniastrea retiformis 1 0 2 0 Montipora venosa 1 0 2 0 M. incrasata 1 0 2 0 M. danae 1 0 2 0 Porites cylindrica 1 0 2 0 P. lobata 2 1 4 2 Fungia echinata 0 1 0 2 F. scutaria 1 0 2 0 F. mollucensis 1 0 2 0 F. paumotensis 0 1 0 2 Polypyllia talpina 1 0 2 0 Merulina scabricula 1 0 2 0 Millepora dichotoma 0 3 0 6 M. exesa 1 0 2 0 Diploastrea heliopora 1 0 2 0 Galaxea astreata 0 2 0 4 Oxypora lacera 1 0 2 0
34
Pectinia lactuca 1 0 2 0 P. alcicornis 0 1 0 2 Goniopora sp. 1 0 2 0 Lobophyllia corymbosa 0 1 0 2 L. pachysepta 0 1 0 2 Euphyllia glabrescens 1 0 2 0 Echinophyllia aspera 1 0 2 0
Total 22 12 44 24 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 7 3 14 6 SC 6 7 12 14 SP 11 10 22 20 OT 1 0 2 0 FS 0 0 0 0 R 2 12 4 24 S 1 6 2 12 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 28 38 56 76 Jumlah Total 50 50 100 100
10. DPL Mattiro Bone, Pulau Sanane Pengamatan kondisi karang di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun dengan kode stasiun PKPP 19 dan PKPP 20. Lokasi ini merupakan sebuah pulau yang berpenduduk dan terletak di tengah perairan yang dikelilingi beberapa pulau kecil. Areal pengamatan di stasiun PKPP 19 berada pada jarak ± 800 m dari garis pantai kearaha laut, sedangkan di stasiun PKPP 20 berada pada jarak ± 500 m. Bagian pantai stasiun PKPP 19 didominasi oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai serta pada bagian pantainya berpasir. Sebaliknya di stasiun PKPP 20 bagian pantainya dijumpai dermaga motor laut. Pengamatan karang batu dan komponen lain di kedua lokasi dilakukan pada bagian dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kemiringan antara 45º (PKPP 20) dan 60º (PKPP 19). Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 19 pada bagian rataan terumbu didominasi oleh Montipora spp., Porites spp., dan Fungia spp. Disamping itu dijumpai juga beberapa jenis Sponges, Tunicate dan Crinoid. Karang batu di stasiun PKPP 20 didominasi oleh jenis Porites cylindrica dan Porites lobata. Substrat dasar kedua stasiun berupa patahan karang dan pasir. Kondisi perairan tidak berarus dan mempunyai kecerahan cukup tinggi yaitu antara 10–20 m, yang menunjukkan perairan lokasi ini tidak keruh. Karang batu marga
35
Acropora tidak ditemukan di lokasi transek, hanya karang non-Acropora dengan persentase kehadiran tertinggi sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 19. Komponen lain yang tertinggi yaitu pasir (S) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 20. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Bone, P. Sanane, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 19 PKPP 20 PKPP 19 PKPP 20
NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 2 Favites halicora 0 1 0 2 Goniastrea favulus 0 1 0 2 Montipora foliosa 1 0 2 0 M. aequituberculata 2 0 4 0 M. grisea 0 1 0 2 M. millepora 2 0 4 0 M. monasteriata 1 0 2 0 M. altasepta 2 0 4 0 M. tuegescens 1 3 2 6 Pachyseris speciosa 1 0 2 0 Porites lutea 0 1 0 2 P. nigrecens 3 0 6 0 P. cylindrica 1 2 2 4 P. lobata 1 4 2 8 P. rus 1 0 2 0 Fungia fungites 1 0 2 0 F. horrida 1 0 2 0 Merulina scabricula 1 0 2 0 Hydnophora rigida 2 0 4 0 Platygyra sp. 1 0 2 0 P. daedalea 0 1 0 2 Stylophora pistillata 0 1 0 2 Galaxea astreata 0 1 0 2 Oulophyllia crispa 0 1 0 2 Heliopora coerulea 0 1 0 2 Leptastrea pruinosa 1 2 2 4
36
Total 23 21 46 42 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 9 9 18 18 SC 0 0 0 0 SP 3 0 6 0 OT 1 0 2 0 FS 0 0 0 0 R 14 3 28 6 S 0 17 0 34 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 27 29 54 58 Jumlah Total 50 50 100 100
11. DPL Mattiro Adae, Pulau Bontosua Pengamatan kondisi karang di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 21 dan PKPP 22. Bagian pantai stasiun PKPP 21 merupakan daerah pemukiman penduduk (kampung Mattiro Bone) sedangkan bagian pantai stasiun PKPP 22 didominasi oleh tumbuhan pantai dan pantai berpasir. Areal pengamatan terumbu karang di kedua stasiun berjarak ± 800 m kearah laut pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan antara 45º (PKPP 21) dan 60º (PKPP 22). Substrat dasar perairan berupa patahan karang (R). Kondisi perairan pada saat pengamatan mempunyai kecerahan yang cukup tinggi yaitu 20 m, yang menunjukkan bahwa perairan di lokasi ini tidak keruh. Karang batu yang dominan di stasiun PKPP 21 yaitu Porites rus, Galaxea astreata, Cyphastrea decadia, Porites cylindrica dan Fungia spp. serta beberapa jenis Sponges. Stasiun PKPP 22 karang batu yang dominan yaitu Montipora spp, Galaxea astreata, Montipora foliosa, Acropora formosa dan Fungia spp. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 54 % dengan jumlah individu sebanyak 27 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 22, sedangkan karang batu dari marga Acropora hanya sebesar 4 % dengan jumlah individu sebanyak 2 individu yang juga dijumpai di stasiun PKPP 22. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu karang mati beralge (DCA) sebanyak 40 % dengan jumlah individu sebanyak 20 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 21. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Adae, P. Bontosua, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 21 PKPP 22 PKPP 21 PKPP 22
ACROPORA Acropora cytherea 1 0 2 0 A. formosa 0 1 0 2 Acropora sp. 0 1 0 2
Total 1 2 2 4 NON-ACROPORA Astreopora ocellata 0 1 0 2 Cyphastrea decadia 1 0 2 0 Montipora venosa 0 1 0 2 Montipora sp. 0 1 0 2 M. monasteriata 1 1 2 2 M. altasepta 0 2 0 4 Porites nigrecens 1 6 2 12 P. cylindrica 2 5 4 10 P. rus 4 0 8 0 Fungia concinna 3 1 6 2 F. echinata 0 2 0 4 F. fungites 2 0 4 0 Seriatophora hystrix 0 2 0 4 Echinopora lamellosa 0 1 0 2 Galaxea fascicularis 0 1 0 2 G. astreata 2 2 4 4 Euphyllia glabrescens 0 1 0 2 E. glabra 1 2
Total 17 27 34 54 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 20 15 40 30 SC 0 0 0 0 SP 2 0 4 0 OT 1 0 2 0 FS 0 0 0 00 R 9 4 18 8 S 0 2 0 4 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 32 21 64 42 Jumlah Total 50 50 100 100
37
38
12. DPL Mattiro Deceng, Pulau Baddi
Pengamatan kondisi terumbu karang di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 23 dan PKPP 24. Kedua lokasi ini berada di bagian depan Desa Matiro Deceng. Lokasi pengamatan berada pada jarak ± 500 m dari garis pantai kearah laut. Bagian pantai diwarnai oleh pantai berpasir dan pohon kelapa serta beberapa jenis tumbuhan pantai. Kecerahan perairan pada saat pengamatan ± 18 m yang menunjukkan bahwa perairan lokasi ini cukup jernih. Stasiun PKPP 23 mempunyai areal daerah rataan terumbu (reef flat) yang cukup panjang dan diatasnya dijumpai karang batu jenis Acropora spp., Montipora foliosa dan Seriatopora hystrix. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan ± 45º pada kedalaman ± 7 m didominasi oleh karang batu jenis Montipora spp., Acropora spp., Fungia spp., Seriatopora hystrix dan Galaxea fascicularis serta beberapa jenis karang lunak dan sponges. Pengamatan di stasiun PKPP 24 dilakukan pada bagian dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kedalaman ± 4,5 m, dimana diatasnya dijumpai karang batu jenis Montipora foliosa, Montipora sp., Seriatopora spp., Stylophora pistillata dan Porites spp. Persentase kehadiran karang batu marga Acropora tertinggi sebesar 12 % dengan jumlah individu sebanyak 6 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 23, sedangkan karang non-Acropora tertinggi yaitu sebesar 54 % dengan jumlah individu sebanyak 27 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 23. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu patahan karang (R) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 24. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu PKPP 23 PKPP 24 PKPP 23 PKPP 24
ACROPORA Acropora formosa 4 1 8 2 A. humillis 1 0 2 0 A. pulchra 1 0 2 0
Total 6 1 12 2 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 2 Favites halicora 0 1 0 2
Montipora informis 0 1 0 2 Montipora sp. 2 3 4 6 M. foliosa 3 5 6 10 M. incrasata 1 0 2 0 M. aequituberculata 1 1 2 2 M. danae 1 0 2 0 M. digitata 1 0 2 0 M. monasteriata 4 1 8 2 Porites lobata 2 0 4 0 Fungia concinna 1 0 2 0 F. fungites 2 0 4 0 F. horrida 1 0 2 0 F. scutaria 1 0 2 0 F. paumotensis 1 0 2 0 Millepora exesa 1 0 2 0 Hydnophora rigida 1 0 2 0 Pavona varians 0 1 0 2 P. venosa 0 1 0 2 Platygyra pini 0 1 0 2 Seriatophora hystrix 2 1 4 2 S. caliendrum 0 1 0 2 Stylophora pistillata 0 1 0 2 Galaxea fascicularis 2 0 4 0 Pocillopora verrucosa 1 2
Total 27 20 54 40 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 DCA 10 10 20 20 SC 2 0 4 0 SP 0 0 0 0 OT 1 0 2 0 FS 0 0 0 0 R 4 17 8 34 S 0 2 0 4 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0
Total 17 29 34 58 Jumlah Total 50 50 100 100
III.2.2. Hasil pengamatan di Kecamatan Liukkang Kalmas
Studi baseline kondisi terumbu karang di lokasi DPLdi Kecamatan Liukkang Kalmas, dilakukan di pesisir pulau-pulau kecil maupun takat (gosong). Sejumlah 19 transek telah dilakukan di pulau-pulau tersebut, yaitu 8 transek di bagian barat perairan Liukkang Kalmas, dan 11 transek di bagian timurnya. Transek
39
40
tersebut meliputi Takat Sarassa (KAL 14,15,16), P. Kalulalukuang (KAL09,10), P. Sabaru (KAL11,12,13), di sebelah barat, kemudian di sebelah timur, P. Doang-Doangan Caddi (KAL 06,07,08), P. Doang-Doangan Lompo (KAL 03,04,04), P. Marasende (KAL 17,18,19) dan P. Dewakang Lompo (KAL 01,02). Beberapa lokasi area DPLnya cukup luas, sehingga dapat dibuat 3 transek permanen. Hasil pengamatan karang, biota bentik lainnya dan substrat di lokasi transek, selengkapnya disajikan dalam bentuk diagram pai (Gambar 6a dan 6b) dan Tabel. Pulau-Pulau di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas 13. DPL Takat Sarassa
Lokasi transek berada di area gosong (patch reef) yang bentuknya memanjang arah timur laut - barat daya dengan panjang ± 1 Kilometer dan lebar ± 500 meter. Luasan terumbu karang cukup luas, sehingga dapat dibuat 3 transek di lokasi ini (KAL 14, KAL 15 dan KAL 16). Dasar perairan didominasi alga dari jenis Ulva sp. dan Caulerpa sp.(16 %). Jenis karang batu didominasi oleh karang Non-Acropora (NA), dicatat ada 27 jenis yang tersebar merata di lokasi dengan persentase individu tertinggi, 44%. Jenis Porites lutea dicatat dominan di lokasi transek (14 %). Jenis lainnya Montipora undata dicatat 6%, sedangkan karang api, Millepora platyphylla, 8%. Karang Acropora, dicatat Acropora palifera dan Astreopora gracilis masing-masing dengan jumlah individu 2 %. Jenis karang Non-Acropora lainnya ditemukan dalam jumlah yang kecil (2–4%). Komponen lain yaitu abiotik, dicatat patahan katrang (R), cukup tinggi yaitu 36 % diikuti DCA, 30 %. Di lokasi transek tidak ditemukan karang lunak (SC), spong (SP) maupun fauna lain (OT). Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
lokasi DPL Takat Sarassa, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
KAL14 KAL15 KAL16 KAL14 KAL15 KAL16 ACROPORA
Acropora palifera 1 0 0 2 0 0
Astreopora gracilis 0 1 0 0 2 0
Total 1 1 0 2 2 0
41
NON-ACROPORA Coeloseris mayeri 1 0 0 2 0 0
Coscanaraea columna 1 0 0 2 0 0
Cyphastrea chalcidicum 1 1 0 2 2 0
Cyphastrea seraillia 1 1 1 2 2 2
Favia rotundata 0 1 0 0 2 0
Favia speciosa 0 1 0 0 2 0
Favites chinensis 1 0 0 2 0 0
Favites russelli 1 0 0 2 0 0
Fungia concinna 0 0 1 0 0 2
Fungia repanda 0 0 1 0 0 2
Goniastrea retiformis 0 1 0 0 2 0
Leptoseris scabra 0 0 1 0 0 2
Millepora platyphylla 4 0 2 8 0 4
Millepora tenella 0 0 2 0 0 4
Montipora informis 0 1 1 0 2 2
Montipora undata 3 0 0 6 0 0
Pavona venosa 0 0 1 0 0 2
Platygyra lamellina 1 0 0 2 0 0
Pocillopora eydouxi 1 0 0 2 0 0
Pocillopora verruocosa 0 0 3 0 0 6
Porites cylindrica 1 0 0 2 0 0
Porites lichen 0 2 0 0 4 0
Porites lobata 0 1 0 0 2 0
Porites lutea 5 7 0 10 14 0
Psammocora superficialis 1 0 0 2 0 0
Seriatopora hystrix 0 0 2 0 0 4
Stylophora pistillata 0 0 1 0 0 2
Total 22 16 16 44 32 32 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 0 0
DCA 10 7 15 20 14 30
SC 0 0 0 0 0 0
SP 0 0 0 0 0 0
OT 0 0 0 0 0 0
FS 8 6 7 16 12 14
R 6 18 12 12 36 24
42
S 3 2 0 6 4 0
SI 0 0 0 0 0 0
RCK 0 0 0 0 0 0
Total 27 33 34 54 66 68
Jumlah total 50 50 50 100 100 100 14. DPL Pulau Kalukalukuang
DPL berada di rataan terumbu kearah lereng terumbu,
sebelah barat Pulau Kalukaluluang. Jarak dari lokasi DPL (lokasi transek) ke garis pantai ± 3,5 kilometer. Di lokasi ini dilakukan 2 transek (KAL 09 dan KAL 10). Dasar perairan didominasi oleh pertumbuhan alga (FS) dari jenis Padina sp., dicatat persentase individunya 18 %. Pertumbuhan karang batu didominasi oleh karang Non-Acropora dengan persentase total individu tertinggi, 26 %, dengan didominasi oleh jenis Porites lutea (10 %). Jenis karang lainnya tersebar merata dengan persentase jumlah individu masing-masing 2 %. Dicatat 11 jenis karang Non-Acropora yang ada di garis transek. Karang Acropora ada 4 jenis dengan persentase individu tertinggi 6 %. Komponen lain didominasi oleh komponen abiotik dimana DCA dicatat 36 %, pasir (S), 26 % dan patahan karang mati (R) 14 %. Biota lain (OT) dan spong dicatat masing-masing hanya 2 %, sedangkan karang lunak (SC), 4 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 14. Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Kalukalukuang, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu KAL 09 KAL 10 KAL 09 KAL 10
ACROPORA Acropora clathrata 0 1 0 2
Acropora florida 0 1 0 2
Acropora sp. 1 0 2 0
Astreopora gracilis 0 1 0 2
Total 1 3 2 6
NON-ACROPORA Goniastrea retiformis 0 1 0 2
Hydnophora microconos 0 1 0 2
43
Leptastrea purpurea 0 1 0 2
Pachyseris rugosa 1 0 2 0
Porites cylindrica 0 1 0 2
Porites lichen 1 1 2 2
Porites lobata 0 1 0 2
Porites lutea 1 5 2 10
Porites stephensoni 1 0 2 0
Seriatopora hystrix 0 1 0 2
Stylophora pistillata 0 1 0 2
Total 4 13 8 26 Komponen Lain
DC 0 0 0 0
DCA 18 17 36 34
SC 1 2 2 4
SP 1 0 2 0
OT 0 1 0 2
FS 9 1 18 2
R 3 7 6 14
S 13 6 26 12
SI 0 0 0 0
RCK 0 0 0 0
Total 45 34 90 68 Jumlah total 50 50 100 100
Gambar 6a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik
dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Gambar 6b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik
dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT, di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
44
45
15. DPL Pulau Sabaru (Pulau Pamantauang)
Lokasi DPL berada di rataan terumbu (fringing reef) arah timur laut Pulau Pamantauang. Batas DPL sejajar lebar terumbu dengan jarak dari tubir ke garis pantai ± 450 meter. Di lokasi ini dilakukan 3 transek (KAL 11, KAL 12 dan KAL 13). Jenis karang batu yang dicatat di lokasi transek ada 22 jenis yang terdiri dari karang Acropora 2 jenis, terdiri dari A. hyacinthus (2 %) dan A. microphthalma (4 %). Karang Non-Acropora 20 jenis. Karang Non-Acropra didominasi oleh jenis Montipora foliosa dan Montipora hispida masing-masing 20 %. Jenis lain yaitu Montipora samarensis dan Porites rugosa dicatat persentase tertinggi jumlah individunya masing-masing 12 %. Jenis karang api (Millepora tenella) juga ditemukan merata di lokasi transek, dicatat persentase jumlah individunya, 10 %. Porites cylindrica dicatat tertinggi 8%. Jenis karang Non-Acropora lainnya ditemukan dalam jumlah kecil, rata-rata 2 – 4 %. Untuk komponen lain, alga (FS) dicatat nilai tertinggi 6 %, yang terdiri dari jenis Halimeda sp. Spong (SP), dicatat ada 4%. sedangkan karang lunak (SC) tidak ditemukan di lokasi transek. Komponen abiotik cukup tinggi, dimulai dari patahan karang (R), 16%, kemudian pasir (S), 14 % dan komponen DCA, 12 %. Komponen abiotik lainnya tidak ditemukan di lokasi transek. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Sabaru, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
KAL 11 KAL 12 KAL 13 KAL 11 KAL 12 KAL 13
ACROPORA
Acropora hyacinthus 0 0 1 0 0 2
Acropora microphthalma 0 0 2 0 0 4 Total 0 0 3 0 0 6 NON‐ACROPORA
Ctenactis echinata 0 1 0 0 2 0
Cyphastrea chalcidicum 1 1 0 2 2 0
Echinopora lamellosa 1 0 0 2 0 0
Favia matthaii 0 2 0 0 4 0
Fungia concinna 0 0 1 0 0 2
Fungia danae 0 0 1 0 0 2
Goniastrea retiformis 0 1 0 0 2 0
46
Herpolitha limax 0 0 1 0 0 2
Merulina scabricula 2 0 1 4 0 2
Millepora tenella 5 5 5 10 10 10
Montipora foliosa 10 2 0 20 4 0
Montipora hispida 10 4 0 20 8 0
Montipora samarensis 3 6 0 6 12 0
Pavona varians 0 1 0 0 2 0
Porites cylindrica 3 4 2 6 8 4
Porites lutea 0 3 1 0 6 2
Porites rugosa 5 1 6 10 2 12
Porites rus 2 2 2 4 4 4
Psammocora contigua 0 0 1 0 0 2
Seriatopora hystrix 1 0 7 2 0 14
Total 43 33 28 86 66 56 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 0 0
DCA 1 6 3 2 12 6
SC 0 0 0 0 0 0
SP 0 2 0 0 4 0
OT 0 0 0 0 0 0
FS 2 3 1 4 6 2
R 4 3 8 8 6 16
S 0 3 7 0 6 14
SI 0 0 0 0 0 0
RCK 0 0 0 0 0 0
Total 7 17 19 14 34 38
Jumlah total 50 50 50 100 100 100 Pulau-Pulau di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas 16. DPL Pulau Doang-Doangan Caddi Lokasi DPL berada di tubir atau daerah lereng rataan terumbu (reef slope) yang berada di sebelah barat daya Pulau Doang-Doangan Caddi. Jarak dari DPL ke garis pantai ± 2,5 kilometer. Di lokasi ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 06, KAL 07 dan KAL 08). Karang Acropora ditemukan hanya 2 jenis yaitu Acropora brueggemanni dengan persentase jumlah individu cukup tinggi yaitu 20 %, dan Acropora tenuis dengan persentase jumlah individunya hanya 2 %.
47
Karang Non-Acropora dicatat ada 10 jenis, dengan didominasi oleh Porites lutea (6%), sedangkan jenis lainnya persentase jumlah individunya hanya berkisar antara 2 – 4 %. Komponen lain, alga dicatat cukup tinggi yaitu 26 %, terdiri dari Padina sp. dan Caulerpa rasemosa. Karang lunak (SC) didominasi oleh Sinularia sp. dan Xenia sp., dengan persentase jumlah individu 6 %, sedangkan spong (SP) dicatat 14 %. Komponen abiotik mendominasi dasar perairan, terdiri dari DCA, 38 %, diikuti oleh patahan karang mati (R), 34 %dan pasir (S), 8 %. Mengingat karang batu yang ditemukan di tiga lokasi transek ini kehadirannya sangat sedikit, dapat dicatat bahwa pertumbuhan karang di lokasi ini kurang baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 16.
Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Caddi, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
KAL 06 KAL07 KAL 08 KAL06 KAL 07 KAL 08
ACROPORA Acropora brueggemanni 8 10 0 16 20 0
Acropora tenuis 0 1 0 0 2 0
Total 8 11 0 16 22 0
NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 0 1 0 0 2
Favia speciosa 0 1 0 0 2 0
Galaxea fascicularis 1 0 0 2 0 0
Montipora informis 1 0 0 2 0 0
Montipora turgescens 0 0 1 0 0 2
Porites cylindrica 0 2 0 0 4 0
Porites lutea 2 0 3 4 0 6
Seriatopora caliendrum 0 1 0 0 2 0
Seriatopora hystrix 1 2 0 2 4 0
Stylophora pistillata 0 1 0 0 2 0
Total 5 7 5 10 14 10 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 0 0 DCA 19 8 11 38 16 22
SC 3 1 0 6 2 0
SP 1 7 0 2 14 0
48
OT 4 1 0 8 2 0
FS 2 3 13 4 6 26
R 4 12 17 8 24 34
S 4 0 4 8 0 8
SI 0 0 0 0 0 0
RCK 0 0 0 0 0 0
Total 37 32 45 74 64 90
Jumlah total 50 50 50 100 100 100
17. DPL Pulau Doang-Doangan Lompo
Lokasi DPL berada di rataan terumbu, mulai dari tubir ke garis pantai dan berada di sebelah barat daya Pulau Doang-Doangan Lompo. Lebar rataan terumbu (jarak dari tubir ke garis pantai) ± 1,5 kilometer. Di lokasi DPL ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 03, KAL 04 dan KAL 05). Di lokasi transek banyak ditemukan pertumbuhan alga dari jenis Halimeda sp., Dictyota sp. dan Bodlea sp. dengan total persentase, 20 %. Demikian juga dengan karang lunak. Karang batu yang dicatat di lokasi transek ada 17 jenis yang terdiri dari karang Acropora, 5 jenis dan karang Non-Acropora, 12 jenis. Karang Acropora ditemukan dalam jumlah kecil, masing-masing dengan persentase jumlah individu, 2 %. Karang Non- Acropora juga ditemukan dalam jumlah yang sedang, didominasi oleh jenis Porites cylindrica (8 %) kemudian diikuti oleh Porites lutea (6 %). Jenis lainnya jumlahnya bervariasi antara 2 – 4 %. Komponen lain didominasi oleh karang lunak (SC) dengan persentase total jumlah individu 42 %, terdiri dari Xenia sp. Sinularia sp., dan Nephthea sp. Komponen abiotik tertinggi ialah DCA dengan persentase 30 %. Kemudian pasir (S), 18 % dan patahan karang mati (R), dicatat 14 %. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu
Jumlah Individu % Jumlah Individu
KAL 03 KAL04 KAL 05 KAL 03 KAL04 KAL 05
ACROPORA
Acropora cerealis 1 0 0 2 0 0
Acropora cytherea 1 0 0 2 0 0
Acropora humilis 1 0 0 2 0 0
49
Acropora hyacinthus 0 1 0 0 2 0
Acropora millepora 0 1 0 0 2 0
Total 3 2 0 6 4 0
NON-ACROPORA
Coeloseris mayeri 1 0 0 2 0 0
Favia matthaii 2 0 0 4 0 0
Merulina scabricula 0 1 0 0 2 0
Millepora platyphylla 1 1 0 2 2 0
Montipora venosa 2 0 0 4 0 0
Porites cylindrica 1 3 4 2 6 8
Porites lichen 0 1 0 0 2 0
Porites lobata 1 0 0 2 0 0
Porites lutea 3 0 0 6 0 0
Porites stephensoni 2 0 0 4 0 0
Seriatopora hystrix 0 0 2 0 0 4
Stylophora pistillata 2 1 0 4 2 0 Total 15 7 6 30 14 12
Komponen Lain DC 0 0 0 0 0 0
DCA 15 13 12 30 26 24 SC 0 6 21 0 12 42 SP 0 0 0 0 0 0 OT 0 0 3 0 0 6
FS 6 10 8 12 20 16 R 7 3 0 14 6 0
S 4 9 0 8 18 0
SI 0 0 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 0 0
Total 32 41 44 64 82 88
Jumlah total 50 50 50 100 100 100 18. DPL Pulau Marasende
Lokasi DPL berada di rataan terumbu sebelah barat Pulau Marasende, dengan lebar terumbu ± 300 meter, terpisah agak jauh dari P. Doang-Doangan Lompo ke arah timur laut. Di lokasi ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 17, KAL 18 dan KAL 19). Pertumbuhan karang di lokasi ini cukup baik. Dari hasil transek dicatat 40 jenis karang batu dengan perincian karang Acropora 11 jenis dan karang Non-Acropora 29 jenis. Jenis Acropora
50
microphthalma dicatat tertinggi persentase jumlah individunya (8%), kemudian diikuti oleh Acropora brueggemanni, Acropora palifera dan Acropora tenuis masing-masing dengan persentase jumlah individu 4 %. Jenis Acropora lainnya masing-masing dengan persentase jumlah individu 2 %. Untuk karang Non-Acropora opersentase tertinggi dicatat pada jenis Porites cylindrica dan Porites nigrescens dengan nilai masing-masing 12 %. Kemudian diikuti oleh karang api (Millepora dichotoma) dengan persentase 10%, dan Hydnophora rigida, Porites lutea dan Porites rus dengan persentase masing-masing 8 %. Karang Non-Acropora lainnya, persentase jumlah individunya berkisar antara 2–4 %. Untuk komponen lain, dicatat karang lunak (SC), 4 %, alga (FS) ,8 % dan spong (SP), 2 %. Untuk komponen abiotik, patahan karang mati (R) dan DCA mendominasi dasar perairan, masing-masing 26 % dan 20 %. Untuk komponen lainnya seperti pasir (S), dicatat 4 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 18.
Tabel 18. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Marasende, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu
KAL 17 KAL18 KAL19 KAL17 KAL18 KAL19 ACROPORA Acropora acuminata 0 0 1 0 0 2
Acropora brueggemanni 2 0 0 4 0 0
Acropora microphthalma 0 0 4 0 0 8
Acropora nasuta 0 1 0 0 2 0
Acropora palifera 0 2 1 0 4 2
Acropora samoensis 0 0 1 0 0 2
Acropora sp. 0 1 0 0 2 0
Acropora tenuis 0 2 0 0 4 0
Acropora verweyi 0 0 1 0 0 2
Acropora yongei 0 1 0 0 2 0
Astreopora ocellata 0 1 0 0 2 0
Total 2 8 8 4 16 16
NON-ACROPORA
Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 0 2 0
Cyphastrea microphthalma 1 0 0 2 0 0
Favia speciosa 1 0 0 2 0 0
51
Favia stelligera 0 1 0 0 2 0
Favites chinensis 0 1 0 0 2 0
Goniastrea favulus 0 1 0 0 2 0
Heliopora coerulea 1 0 0 2 0 0
Hydnophora rigida 0 0 4 0 0 8
Merulina scabricula 1 0 1 2 0 2
Millepora dichotoma 0 5 0 0 10 0
Millepora platyphylla 1 0 0 2 0 0
Millepora tenella 0 2 0 0 4 0
Montipora informis 1 2 2 2 4 4
Montipora samarensis 2 0 0 4 0 0
Montipora undata 1 0 0 2 0 0
Montipora venosa 0 1 0 0 2 0
Pavona explanulata 0 1 1 0 2 2
Platygyra lamellina 0 0 1 0 0 2
Pocillopora damicornis 0 0 2 0 0 4
Pocillopora verrucosa 0 2 1 0 4 2
Porites cylindrica 6 1 2 12 2 4
Porites horizontalata 0 0 1 0 0 2
Porites lichen 1 1 1 2 2 2
Porites lobata 0 1 0 0 2 0
Porites lutea 0 4 3 0 8 6
Porites nigrescens 6 1 1 12 2 2
Porites rus 2 0 4 4 0 8
Porites stephensoni 0 1 0 0 2 0
Seriatopora hystrix 0 1 0 0 2 0
Total 24 27 24 48 54 48 Komponen Lain
DC 0 0 0 0 0 0
DCA 8 5 10 16 10 20
SC 0 1 2 0 2 4
SP 1 0 0 2 0 0
OT 0 0 0 0 0 0
FS 2 4 2 4 8 4
R 13 3 2 26 6 4
S 0 2 2 0 4 4
SI 0 0 0 0 0 0
52
RCK 0 0 0 0 0 0
Total 24 15 18 48 30 36
Jumlah total 50 50 50 100 100 100
19. DPL Pulau Dewakang Lompo
Lokasi DPL berada di tubir atau lereng terumbu atas,yang letaknya disebelah barat daya dari Pulau Dewakang Lompo, dengan jarak dari DPL ke garis pantai ± 2 kilometer. Lokasi ini merupakan lokasi yang terpisah agak jauh dari Pulau Doang-Doangan Lompo ke arah timur. Di lokasi ini dilakukan 2 transek permanen (KAL 01 dan KAL 02). Dasar perairan didominasi oleh pertumbuhan alga dari jenis Caulerpa rasemosa, Halimeda sp. dan Dictyota sp. Dominasi kelompok alga ini di lokasi transek dicatat cukup tinggi yaitu 32 %. Karang batu yang ditemukan di lokasi transek dicatat ada 17 jenis, karang Acropora 4 jenis dan karang Non-Acropora 13 jenis. Karang jenis Acropora didominasi oleh Acropora palifera dan Acropora florida, masing-masing dengan persentase jumlah individu 4 %, sedangkan 2 jenis lainnya persentasenya hanya 2 %. Karang Non-Acropora didominasi oleh jenis Porites cylindrica dan Porites stephensoni, dengan persentase jumlah individu masing-masing, 10%. Jenis Seriatopora hystrix dicatat ada 6 %. Jenis karang Non-Acropora lainnya persentase jumlah individunya berkisar antara 2–4%. Untuk komponen lain, selain alga yang mendominasi dasar perairan, tidak ditemukan komponen biotik lainnya. Komponen abiotik didominasi oleh DCA (20 %), diikuti oleh patahan karang mati (R) yaitu 18 % dan pasir (S) sebesar 10 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 19. Tabel 19. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat
di lokasi DPL Pulau Dewakang Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu Jumlah individu % Jumlah individu KAL 01 KAL 02 KAL 01 KAL 02
ACROPORA Acropora florida 0 2 0 4
Acropora palifera 2 0 4 0
Acropora yongei 0 1 0 2
Astreopora gracilis 1 0 2 0 Total 3 3 6 6
53
NON-ACROPORA
Coeloseris mayeri 2 0 4 0
Galaxea astreata 1 1 2 2
Goniastrea edwardsi 0 1 0 2
Goniopora stokesi 0 1 0 2
Montipora turgescens 0 1 0 2
Porites cylindrica 0 5 0 10
Porites lichen 1 1 2 2
Porites lutea 2 1 4 2
Porites rugosa 0 1 0 2
Porites rus 2 0 4 0
Porites stephensoni 5 0 10 0
Seriatopora hystrix 0 3 0 6
Stylophora pistillata 0 2 0 4 Total 13 17 26 34
Komponen Lain DC 0 0 0 0
DCA 10 6 20 12
SC 2 1 4 2
SP 0 0 0 0
OT 0 0 0 0
FS 8 16 16 32
R 9 3 18 6
S 5 4 10 8
RCK 0 0 0 0 Total 34 30 68 60
Jumlah total 50 50 100 100
Dari keseluruhan hasil pengamatan kondisi karang di lokasi
DPL baik di pesisir Kabupaten Pangkep yaitu di pulau-pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring maupun di pulau-pulau yang jauh dari daratan utama yaitu di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan karang yang masih baik ditemukan di DPL Pulau Marasende.
III.3. Hasil Pengamatan Megabentos
Pencatatan biota megabentos dilakukan bersamaan dengan transek PIT, dengan bidang pengamatan 2 x 25 m², seluas 50 m². Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk peta tematik dan tabel (Lampiran). Peta tematik untuk Kecamatan Liukkang Tuppabiring disajikan dalam Gambar 7a dan Gambar 7b, dan di Kecamatan Liukkang Kalmas ditampilkan dalam peta tematik dalam Gambar 8a dan 8b.
III.3.1.Hasil Pengamatan Megabentos di Kecamatan Liukkang
Tuppabiring Nilai rata-rata kelimpahan megabentos didominasi oleh 2
kelompok biota yaitu “mushroom coral“ atau karang jamur (CMR) yang terdiri dari Fungia spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema setosum).
Gambar 7a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Hasil pengamatan di 24 stasiun pada 17 lokasi (Kecamatan
Liukkang Tuppabiring) menunjukkan bahwa kelimpahan rata-rata biota megabentos tertinggi yaitu Fungia spp. sebanyak 1280 individu
54
dijumpai di lokasi Pulau Sarrapo Lompo, sedangkan Diadema setosum tetinggi dijumpai di lokasi Pulau Balang Lompo dengan jumlah individu sebanyak 60 individu.
Gambar 7b. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
III.3.2. Hasil Pengamatan Megabentos di Kecamatan Liukkang
Kalmas Sama halnya dengan di kecamatan Liukkang Tuppabiring, dari 19 lokasi transek di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dicatat bahwa “mushroom coral” (CMR) yaitu karang jamur Fungia spp. dicatat mendominasi lokasi transek. Jumlah tertinggi dicatat di lokasi KAL 05 (106 individu) kemudian di lokasi KAL 17 (69 individu) dan KAL 07 (52 individu). Biota ini ditemukan di hampir semua lokasi kecuali di KAL 02 dan KAL 03. Lain halnya dengan biota Diadema setosum dimana di perairan DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring jumlahnya cukup banyak (tertinggi 68 individu), di lokasi Liukkang Kalmas jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 1-3 individu, dan hal ini dicatat di 5 stasiun transek saja. Di stasiun-stasiun lainnya tidak ditemukan biota ini. Untuk lola (Trochus sp.) ditemukan di 5 lokasi transek, dengan jumlah bervariasi dari 1 – 3 individu. Biota megabentik lainnya sangat jarang ditemukan seperti “large holothurians” hanya ditemukan di 3 lokasi transek, masing-masing hanya 1 individu. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 8a dan Gambar 8b, dan juga pada lampiran.
55
Gambar 8a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian barat Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Gambar 8b. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline
dengan metode “reef check” di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
56
57
III.4. Hasil Pengamatan Ikan Karang Hasil pengamatan ikan karang dengan metode “Underwater Fish Visual” (UVC) di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) perairan Kabupaten Pangkep, total dilakukan di 43 stasiun transek. Di Kecamatan Liukkang Tuppabiring dilakukan 24 stasiun transek, dan di kecamatan Liukkang Kalmas 19 stasiun transek. Selengkapnya diuraikan berdasarkan pengamatan di masing-masing kecamatan. III.4 1. Hasil pengamatan ikan karang di Kecamatan Liukkang
Tuppabiring Dari 24 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati di pulau-pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan selatan perairan Kabupaten Pangkep, ditemukan sebanyak 213 jenis ikan karang yang termasuk dalam 36 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 14.744 individu pada luasan area 8.400 m2. Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata Jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 3.955 individu, kemudian diikuti oleh Chromis viridis ( 2375 individu) dan Sthelophorus sp. (1200 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 8400 m2 ditampilkan dalam Tabel 20. Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di lokasi ini, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 291 individu/8400 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 60 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 1084 individu. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 106 individu. Hasil pengamatan ikan karang, berupa perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator, di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring disajikan dalam bentuk peta tematik dalam Gambar 9a dan Gambar 9b. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah : 11.265 individu, 3.373 individu dan 106 individu, sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 106 : 31 : 1. Ini berarti bahwa untuk setiap 138 ikan yang ditemukan di perairan kecamatan ini, kemungkinan komposisinya terdiri dari 106 ikan mayor, 31 ikan target dan 1 individu ikan indikator.
58
Tabel 20. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
No. Jenis Jumlah Individu
Persentase Kehadiran
1. Chromis ternatensis 3955 88 2. Chromis viridis 2375 29 3. Stelophorus sp. 1200 8 4. Chromis atripectoralis 950 17 5. Caesio teres 864 71 6. Amblyglyphidodon ternatensis 371 88 7. Apogon chrysopomus 302 38 8. Chromis fumea 290 25 9. Lutjanus biguttatus 243 21 10. Plotosus lineatus 200 8 11. Amblyglyphidodon curacao 197 50 12. Pterocaesio diagramma 182 25 13. Pomacentrus coelestis 156 17 14. Pomacentrus auriventris 151 21 15. Neoglyphidodon crossi 134 80 16. Cheilodipterus macrodon 131 17 17. Pomacentrus nigromanus 126 50 18. Cheilodipterus quinquelineatus 109 50 19. Chrysiptera rollandi 106 46 20. Abudefduf vaigiensis 103 50
Gambar 9a. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan
metode “UVC” di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008.
Gambar 9b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan
metode “UVC” di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008.
59
60
III.4 2. Hasil pengamatan ikan karang di Kecamatan Liukkang Kalmas
Dari 19 Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diamati pada Pulau Pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan Selatan Perairan Kabupaten Pangkep, sebanyak 280 jenis ikan karang yang termasuk dalam 33 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 11.821 individu pada luasan area m2. Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata jenis Cirrhilabrus cyanopleura merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 493 individu, kemudian diikuti oleh Naso brevirostris (412 individu) dan Heniochus acuminatus (400 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 6.650 m2
ditampilkan dalam Tabel 21.
Tabel 21. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
No. Jenis Jumlah Individu
Persentase Kehadiran
1 Cirrhilabrus cyanopleura 493 79 2 Naso brevirostris 412 79 3 Heniochus acuminatus 400 47 4 Pseudanthias hutchii 315 42 5 Chromis ternatensis 269 58 6 Acanthochromis polyacanthus 264 42 7 Pseudanthias squamipinnis 255 37 8 Chrysiptera talboti 254 53 9 Odonus niger 250 37
10 Chromis weberi 225 64 11 Pomacentrus lepidogenys 216 85 12 Chromis retrofasciata 199 26 13 Amblyglyphidodon curacao 198 63 14 Chrysiptera cyanea 196 79 15 Archamia sp. 165 11 16 Pomacentrus moluccensis 165 79 17 Pomacentrus bankanensis 163 100 18 Abudefduf sexfasciatus 150 26 19 Amblyglyphidodon leucogaster 145 58 20 Chromis viridis 141 21
Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di 19 lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 334 individu/6650 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 197 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 470 individu. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 864 individu. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) di perairan Kalmas bagian Barat dan Kalmas bagian timur, Kabupaten Pangkep disajikan dalam Gambar 10a dan Gambar 10b. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah : 8.238 individu, 2.719 individu dan 864 individu , sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 10 : 3 : 1. Ini berarti bahwa untuk setiap 14 ikan yang dijumpai di perairan Kalmas, kemungkinan komposisinya terdiri dari 10 ikan mayor, 3 ikan target dan 1 individu ikan indikator.
Gambar 10a. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan
metode “UVC” di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
61
Gambar 10b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa hasil pengamatan di dalam laporan ini diuraikan secara deskriptif dan tidak dilakukan analisa secara statistik, sehingga secara detail tidak dapat dibuat suatu kesimpulan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Survey dari
CRITC Jakarta, CRITC daerah dan Peneliti dan Teknisi yang terlibat dalam kegiatan lapangan.
62
63
DAFTAR PUSTAKA Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London:
Taylor & Francis. Coral Reef Rehabilitation and Management Project, 2006.Report on
Standard Operational Procedures. Consultant Report ADB CRITC COREMAP II/53.
Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London:
Taylor & Francis. English. S.; C. Wilkinson and V. Baker. 1997. Survey Manual for
Tropical Marine Resources. Second edition. Australia Institute of Marine Science. Townsville: 390p.
Heemstra. P.C. and Randall. J.E., 1983. FAO Species Catalogue. Vol.
16. Grouper of the World (Family Serranidae. Sub Family Epinephelidae).
Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific,
Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus
Edition, Singapore. 400p. Matsuda, A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984. The
Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai University Press. NASA. 1999. Guide to Landsat 7. USA : Earth Observing System
Project Science Office NASA. Randall. J.E. and Heemstra. P.C., 1991. Indo-Pacific. Revision of
Indo-Pacific Grouper (Perciformis: Serranidae: Epinephelidae). With Description of Five New Species.
Stefanovic, P. 1991. Elements of Computer-Assisted Cartography.
Revised March.
64
LAMPIRAN Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Pangkep, 2008.
Stasiun LONG LAT Nama_DPL PKPP01 119,463651 ‐4,678462 Mattiro Bombang PKPP02 119,463771 ‐4,675849 Mattiro Bombang PKPP03 119,429073 ‐4,756075 Mattiro Kanja PKPP04 119,426565 ‐4,755639 Mattiro Kanja PKPP05 119,459278 ‐4,771013 Mattiro Baji PKPP06 119,457980 ‐4,769300 Mattiro Baji PKPP07 119,437513 ‐4,791435 Mattiro Uleng PKPP08 119,440201 ‐4,790771 Mattiro Uleng PKPP09 119,419548 ‐4,813066 Mattiro Labangeng PKPP10 119,420581 ‐4,814945 Mattiro Labangeng PKPP11 119,389335 ‐4,858185 Mattiro Bulu PKPP12 119,388605 ‐4,858485 Mattiro Bulu PKPP13 119,329641 ‐4,883718 Mattiro Dolangeng PKPP14 119,329759 ‐4,882909 Mattiro Dolangeng PKPP15 119,260270 ‐4,885973 Mattiro Langi PKPP16 119,259292 ‐4,883424 Mattiro Langi PKPP17 119,401386 ‐4,935587 Mattaro Sompe PKPP18 119,402012 ‐4,935170 Mattaro Sompe PKPP19 119,317476 ‐4,929146 Mattiro Bone PKPP20 119,316804 ‐4,927119 Mattiro Bone PKPP21 119,336804 ‐4,946950 Mattiro Adae PKPP22 119,342025 ‐4,948538 Mattiro Adae PKPP23 119,284208 ‐4,972335 Mattiro Deceng PKPP24 119,282581 ‐4,970718 Mattiro Deceng KAL1 117,039917 ‐4,978767 Takat Sarassa KAL2 117,037483 ‐4,980383 Takat Sarassa KAL3 117,039250 ‐4,983950 Takat Sarassa KAL4 117,626417 ‐5,204550 Pulau Kalukalukuang KAL5 117,059583 ‐5,092400 Pulau Sabaru KAL6 117,061783 ‐5,093650 Pulau Sabaru KAL7 117,064850 ‐5,094300 Pulau Sabaru KAL8 117,625217 ‐5,208050 Pulau Kalukalukuang
65
KAL9 117,863833 ‐5,293583 Pulau Doang‐Doangan Caddi KAL10 117,864550 ‐5,296383 Pulau Doang‐Doangan Caddi KAL11 117,864867 ‐5,299100 Pulau Doang‐Doangan Caddi KAL12 117,918750 ‐5,403667 Pulau Doang‐Doangan Lompo KAL13 117,920550 ‐5,405800 Pulau Doang‐Doangan Lompo KAL14 117,922350 ‐5,408133 Pulau Doang‐Doangan Lompo KAL15 118,137383 ‐5,124083 Pulau Marasende KAL16 118,135833 ‐5,125317 Pulau Marasende KAL17 118,134300 ‐5,126667 Pulau Marasende KAL18 118,411150 ‐5,436583 Pulau Dewakang Lompo KAL19 118,411033 ‐5,439350 Pulau Dewakang Lompo
Lampiran 2. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep,2008.
No. Jenis Karang P K P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
I ACROPORIDAE
1 Acropora acuminata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Acropora brueggemanni - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Acropora cerealis - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -
4 Acropora clathrata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Acropora cytherea - - - - - - - - - - + - - - - - - - + - - - - -
6 Acropora divaricata - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Acropora fastigata - - - - + + - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Acropora florida - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Acropora formosa - - - - - - - - - - - - - - - + - - - + - - + +
10 Acropora grandis - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - -
11 Acropora humilis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + -
12 Acropora hyacinthus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Acropora intermedia - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Acropora microphthalma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Acropora millepora - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Acropora nasuta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Acropora palifera + + + - + - - + - - - - - - - - - - - - - - - -
18 Acropora pulchra - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - + -
19 Acropora samoensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Acropora sp. - - - + + - - - - - - - - - - + - - - + - - - -
66
21 Acropora tenuis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Acropora verweyi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 Acropora yongei - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Astreaopora ocellata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Astreopora gracilis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
26 Astreopora ocellata - - - - - - - - - + - - - - - - + - - + - - - -
27 Astreopora sp. - - - - - - - - + - - - - - - - - + - - - - - -
28 Montipora aequituberculata - - + - - - - + - - - - - - + + - - - - + - + +
29 Montipora altasepta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - -
30 Montipora danae - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + -
31 Montipora digitata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + -
32 Montipora foliosa - - - - - - - - - - - - + - - + - - - - + - + +
33 Montipora grisea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - -
34 Montipora hispida - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
35 Montipora incrassata - - - - - - - - + - + - + + - - + - - - - - + -
36 Montipora informis - - - - - - - + - + - - - + - - - - - - - - - +
37 Montipora millepora - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + - - -
38 Montipora monasteriata - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + + - + +
39 Montipora samarensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
40 Montipora sp. - - + - - - - - - - + - - - - + - - - + - - + +
41 Montipora turgescens - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - -
42 Montipora undata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
43 Montipora venosa - - - + - - - - - - + - - - - - + - - + - - - -
II AGARICIIDAE
44 Coeloseris mayeri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
67
45 Leptoseris scabra - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
46 Pachyseris rugosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
47 Pachyseris speciosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - -
48 Pavona decussata - - + + - + - - - - - - - - - - - - - - - - - -
49 Pavona explanulata - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -
50 Pavona sp. - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -
51 Pavona varians - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +
52 Pavona venosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +
III DENDROPHYLLIIDAE
53 Turbinaria mesenterina - + - - - + - - + - - + - - - - - - - - - - - -
IV EUPHYLLIDAE
54 Euphyllia ancora - - - - - - - - - + - - - - + - - - - - - - - -
55 Euphyllia glabra - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - -
56 Euphyllia glabrescens - - - - - - - + - + - - - - + - + - - + - - - -
57 Platygyra daedalea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - -
58 Platygyra lamellina - + - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - -
59 Platygyra pini - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +
60 Platygyra sinuosa - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - -
61 Platygyra sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - -
V FAVIIDAE
62 Cyphastrea chalcidicum - + - - - - - - + - - - + - - - - - - - - + - +
63 Cyphastrea decadia - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - -
64 Cyphastrea microphthalma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
65 Cyphastrea seraillia - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - -
66 Cyphatrea chalcidicum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
68
67 Diploastrea coerulea - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
68 Diploastrea heliopora - - - - - - - - - - + - - - - - + - - - - - - -
69 Echinopora horrida - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
70 Echinopora lamellosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - -
71 Favia digitata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
72 Favia matthaii - + + - - - - - - - - + - - - - + - - - - - - -
73 Favia maxima - - - - - - - + - - - - - - - - + - - - - - - -
74 Favia pallida - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - -
75 Favia rotundata - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - -
76 Favia sp. + - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - - - -
77 Favia speciosa - + + - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - -
78 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
79 Favites abdita - - - - - - + - + - - - - - - - - - - - - - - -
80 Favites chinensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
81 Favites halicora - - - - + - - - - - + - - - - - - - - - - + - +
82 Favites pentagona - + - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - -
83 Favites russelli - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
84 Goniastrea edwardsi - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - -
85 Goniastrea favulus - + - - - - + - - - - - + - - - - - - - - + - -
86 Goniastrea retiformis - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - -
87 Leptastrea pruinosa - + - - - - - - - - - - + - - - - - - - + + - -
88 Leptastrea purpurea - - - - - - - - + - - - - + - - - - - - - - - -
89 Leptastrea transversa - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - -
90 Leptoria phrygia - - - - - - - + + - - - - - - - - - - - - - - -
91 Montastrea curta - - - - - + + - - - - - - - - - - - - - - - - -
92 Oulophyllia crispa + + - - - - - - - + - - - - - - - - - - - + - -
69
VI FUNGIIDAE
93 Ctenactis echinata - - - - - - - - - - - - - - + - - + - + - - - -
94 Fungia concinna - - - - - - - - - - - - - - - + - - + + - - + -
95 Fungia danae - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
96 Fungia fungites - - - + - - - - - - - - - - + - - - + - + - + -
97 Fungia horrida - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - + - + -
98 Fungia moluccensis - - + - - - - - - - - - - - + - + - - - - - - -
99 Fungia paumotensis - - - - - - - - - - - + - - - + - + - - - - + -
100 Fungia repanda - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -
101 Fungia scutaria - - - - - - - - - - - - - - + - + - - - - - + -
102 Fungia sp. - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - -
103 Herpolitha limax - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
104 Poliphyllia talpina - - - - - - - - - - - + + - - - + - - - - - - -
VII HELIOPORIDAE
105 Heliopora coerulea - - - + - - - - - + - - - - - - - - - - - + - -
VIII MERULINIDAE
106 Hydnophora microconos - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
107 Hydnophora rigida - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - + - + -
108 Merulina scabricula - - + - + + - - + + - - - - - - + - - - + - - -
IX MILLEPORIDAE
109 Millepora dichotoma - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - -
110 Millepora exesa - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - + -
111 Millepora platyphylla - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
112 Millepora tenella - - + - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - -
X MUSSIDAE
113 Acantastrea sp. - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - -
70
114 Lobophyllia corymbosa - - - - + - - + + - - + - - - - - + - - - - - -
115 Lobophyllia hemprichii - - - - - - + + + + - - - - - - - - - - - - - -
116 Lobophyllia pachysepta + - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - -
117 Symphyllia agaricia - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
118 Symphyllia radians + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
XI OCULINIDAE
119 Galaxea astreata + - - + + + - + - - - - - + - + - + + + - + - -
120 Galaxea fascicularis - - - - - - - + - - - + - - - - - - - + - - + -
XII PECTINIIDAE
121 Echinophyllia aspera - + - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - -
122 Echinophyllia sp. - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - -
123 Oxypora lacera - - - - + - - + + - - - - - - - + - - - - - - -
124 Pectinia alcicornis - - + - - - + - - - - - - - - - - + - - - - - -
125 Pectinia lactuca - - - - - - - - - - + + - - - - + - - - - - - -
XIII POCILLOPORIDAE
126 Pocillopora damicornis - - - + + - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
127 Pocillopora eydouxi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
128 Pocillopora verruocsa - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - +
129 Seriatopora caliendrum - - - - + - - + - - + - - - - - - - - - - - - +
130 Seriatopora hystrix - - - - - - - - - - - - - - - + - - - = - - + +
131 Stylophora pistillata + - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - + - +
XIV PORITIDAE
132 Goniopora columna - + - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - -
133 Goniopora djiboutensis - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
134 Goniopora minuta - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - -
135 Goniopora sp. - - - - - - + - - - - - - - - - + - - - - - - -
71
136 Goniopora stokesi - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
137 Porites cylindrica + - + + + - - - - - - + - - + + + - + + + + - -
138 Porites horizontalata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
139 Porites lichen - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
140 Porites lobata - - - - - + - - - - - + + + - - + + - - + + + -
141 Porites lutea + + - - - + - - - + - - - + - - - - - - - + - -
142 Porites nigrescens - - - - - - - - - - - + - - - + - - + + + - - -
143 Porites rugosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
144 Porites rus - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - + - - -
145 Porites sp. + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
146 Porites stephensoni - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
XV SIDERASTREIDAE
147 Coscanaraea columna - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
148 Psammocora contigua - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
149 Psammocora superficialis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah jenis 10 17 12 10 11 10 8 13 15 12 10 11 11 8 14 14 19 9 10 15 17 14 20 15
72
Lampiran 3. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep,2008.
73
No. Jenis Karang K A L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 I ACROPORIDAE
1 Acropora acuminata - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 2 Acropora brueggemanni - - - - - - - - - + + - - - + - - - - 3 Acropora cerealis - - - - - - - - - - - + - - - - - - - 4 Acropora clathrata - - - + - - - - - - - - - - - - - - - 5 Acropora cytherea - - - - - - - - - - - + - - - - - - - 6 Acropora divaricata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 Acropora fastigata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 Acropora florida - - - + - - - - - - - - - - - - - - + 9 Acropora formosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Acropora grandis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 Acropora humilis - - - - - - - - - - - + - - - - - - - 12 Acropora hyacinthus - - - - + - - - - - - - + - - - - - - 13 Acropora intermedia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 Acropora microphthalma - - - - + - - - - - - - - - - - + - - 15 Acropora millepora - - - - - - - - - - - - + - - - - - - 16 Acropora nasuta - - - - - - - - - - - - - - - + - - - 17 Acropora palifera - - + - - - - - - - - - - - - + + + - 18 Acropora pulchra - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 19 Acropora samoensis - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 20 Acropora sp. - - - - - - - + - - - - - - - + - - - 21 Acropora tenuis - - - - - - - - - + - - - - - + - - -
22 Acropora verweyi - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 23 Acropora yongei - - - - - - - - - - - - - - - - - - + 24 Astreaopora ocellata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 25 Astreopora gracilis - + - + - - - - - - - - - - - - - + - 26 Astreopora ocellata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 27 Astreopora sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 28 Montipora aequituberculata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 29 Montipora altasepta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 30 Montipora danae - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 31 Montipora digitata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 32 Montipora foliosa - - - - - + + - - - - - - - - - - - - 33 Montipora grisea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 34 Montipora hispida - - - - - + + - - - - - - - - - - - - 35 Montipora incrassata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 36 Montipora informis + + - - - - - - - - + - - - + + + - - 37 Montipora millepora - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 38 Montipora monasteriata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 39 Montipora samarensis - - - - - + + - - - - - - - + - - - - 40 Montipora sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 41 Montipora turgescens - - - - - - - - + - - - - - - - - - + 42 Montipora undata - - + - - - - - - - - - - - + - - - - 43 Montipora venosa - - - - - - - - - - - + - - - + - - -
II AGARICIIDAE 44 Coeloseris mayeri - - + - - - - - - - - + - - - - - + - 45 Leptoseris scabra + - - - - - - - - - - - - - - - - - - 46 Pachyseris rugosa - - - - - - - + - - - - - - - - - - -
74
47 Pachyseris speciosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 48 Pavona decussata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 49 Pavona explanulata - - - - - - - - - - - - - - - + + - - 50 Pavona sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 51 Pavona varians - - - - - + - - - - - - - - - - - - - 52 Pavona venosa + - - - - - - - - - - - - - - - - - -
III DENDROPHYLLIIDAE 53 Turbinaria mesenterina - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
IV EUPHYLLIDAE 54 Euphyllia ancora - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 55 Euphyllia glabra - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 56 Euphyllia glabrescens - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 57 Platygyra daedalea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 58 Platygyra lamellina - - + - - - - - - - - - - - - - + - - 59 Platygyra pini - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 60 Platygyra sinuosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 61 Platygyra sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
V FAVIIDAE 62 Cyphastrea chalcidicum - + - - - + - - - - - - - - - - - - - 63 Cyphastrea decadia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 64 Cyphastrea microphthalma - - - - - - - - - - - - - - + - - - - 65 Cyphastrea seraillia + + + - - - - - - - - - - - - - - - - 66 Cyphatrea chalcidicum - - - - - - + - - - - - - - - - - - - 67 Diploastrea coerulea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 68 Diploastrea heliopora - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 69 Echinopora horrida - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
75
70 Echinopora lamellosa - - - - - - + - - - - - - - - - - - - 71 Favia digitata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 72 Favia matthaii - - - - - + - - - - - + - - - - - - - 73 Favia maxima - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 74 Favia pallida - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 75 Favia rotundata - + - - - - - - - - - - - - - - - - - 76 Favia sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 77 Favia speciosa - + - - - - - - - + - - - - + - - - - 78 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 79 Favites abdita - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 80 Favites chinensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 81 Favites halicora - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 82 Favites pentagona - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 83 Favites russelli - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 84 Goniastrea edwardsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - + 85 Goniastrea favulus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 86 Goniastrea retiformis - - - + - + - - - - - - - - - - - - - 87 Leptastrea pruinosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 88 Leptastrea purpurea - - - + - - - - - - - - - - - - - - - 89 Leptastrea transversa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 90 Leptoria phrygia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 91 Montastrea curta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 92 Oulophyllia crispa - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
VI FUNGIIDAE 93 Ctenactis echinata - - - - - + - - - - - - - - - - - - - 94 Fungia concinna + - - - + - - - - - - - - - - - - - -
76
95 Fungia danae - - - - + - - - - - - - - - - - - - - 96 Fungia fungites - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 97 Fungia horrida - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 98 Fungia moluccensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 99 Fungia paumotensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
100 Fungia repanda + - - - - - - - - - - - - - - - - - - 101 Fungia scutaria - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 102 Fungia sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 103 Herpolitha limax - - - - + - - - - - - - - - - - - - - 104 Poliphyllia talpina - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
VII HELIOPORIDAE 105 Heliopora coerulea - - - - - - - - - - - - - - + - - - -
VIII MERULINIDAE 106 Hydnophora microconos - - - + - - - - - - - - - - - - - - - 107 Hydnophora rigida - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 108 Merulina scabricula - - - - + - + - - - - - + - + - + - -
IX MILLEPORIDAE 109 Millepora dichotoma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 110 Millepora exesa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 111 Millepora platyphylla + - + - - - - - - - - + + - + - - - - 112 Millepora tenella + - - - + + + - - - - - - - - + - - -
X MUSSIDAE 113 Acantastrea sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 114 Lobophyllia corymbosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 115 Lobophyllia hemprichii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 116 Lobophyllia pachysepta - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
77
117 Symphyllia agaricia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 118 Symphyllia radians - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
XI OCULINIDAE
119 Galaxea astreata - - - - - - - - - - - - - - - - - + + 120 Galaxea fascicularis - - - - - - - - - - + - - - - - - - -
XII PECTINIIDAE 121 Echinophyllia aspera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 122 Echinophyllia sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 123 Oxypora lacera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 124 Pectinia alcicornis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 125 Pectinia lactuca - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
XIII POCILLOPORIDAE 126 Pocillopora damicornis - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 127 Pocillopora eydouxi - - + - - - - - - - - - - - - - - - - 128 Pocillopora verruocsa + - - - - - - - - - - - - - - + + - - 129 Seriatopora caliendrum - - - - - - - - - + - - - - - - - - - 130 Seriatopora hystrix + - - + + - + - - + + - - + - + - - + 131 Stylophora pistillata + - - + - - - - - - - + + - - - - - +
XIV PORITIDAE 132 Goniopora columna - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 133 Goniopora djiboutensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 134 Goniopora minuta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 135 Goniopora sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 136 Goniopora stokesi - - - - - - - - - - - - - - - - - - + 137 Porites cylindrica - - + + + + + - - + - + + + + + + - +
78
138 Porites horizontalata - - - - - - - - - - - - - - - - + - - 139 Porites lichen - + - + - - - + - - - - + - + + + + + 140 Porites lobata - - - + - - - - - - - + - - - - - - - 141 Porites lutea - + + + + + - + + - + + - - - + + + + 142 Porites nigrescens - - - - - - - - - - - - - - + + + - - 143 Porites rugosa - - - - + + + - - - - - - - - - - - + 144 Porites rus - - - - + + + - - - - - - - + - + + - 145 Porites sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 146 Porites stephensoni - - - - - - - + - - - + - - - - - + -
XV SIDERASTREIDAE 147 Coscanaraea columna - - + - - - - - - - - - - - - - - - - 148 Psammocora contigua - - - - + - - - - - - - - - - - - - - 149 Psammocora superficialis - - + - - - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah jenis 11 8 11 12 13 13 11 5 2 6 5 12 7 2 13 14 18 8 12
79
Lampiran 4. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Biota P K P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Acanthaster planci 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
Coral Mushroom (CMR) 8 3 127 133 51 11 27 4 1 21 29 133 50 0 2106 453 291 237 318 474 741 44 773 223
Diadema setosum 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8 3 10 0 0 51 68 2 5 4 36 11 0
Drupella sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4
Large Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Small Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
Large Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
80
Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008
Jenis Biota K A L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Acanthaster planci 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Coral Mushroom (CMR) 39 0 0 2 106 23 52 3 7 11 3 1 9 12 43 9 69 6 28
Diadema setosum 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0 3 2
Drupellasp. 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 2 0 0
Large Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Small Giant Clam 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Large Holothurian 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 1 0 3 0 0 1 0 0
81
Lampiran 6. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep 2008.
82
NO. SUKU / JENIS P K P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 K
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus auranticavus - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - T
2 Acanthurus grammoptilus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
3 Acanthurus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
4 Acanthurus nigricans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - T
5 Acanthurus olivaceous - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
6 Acanthurus pyroferus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
7 Acanthurus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
8 Acanthurus thompsoni - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - T
9 Ctenochaetus binotatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
10 Ctenochaetus striatus - - - - - - - - - - - - - - + - - - + - + - + + T
11 Ctenochaetus strigosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
12 Ctenochaetus tominiensis - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - + - T
13 Naso brachycentron - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + + + - + T
14 Naso brevirostris - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - T
15 Naso lituratus - - - - - - - - - - - - - - - + - - + - - - - - T
16 Naso unicornis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
17 Naso vlamingii - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - + - + - T
18 Paracanthurus hepatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
19 Zebrasoma scopas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
20 Zebrasoma veliferum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
II APOGONIDAE
21 Apogon chrysopomus - - + + - - + + + - - - - - - + - + - - + + - - M
22 Apogon compressus - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - + - - - M
23 Apogon fuscus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - M
24 Apogon margaritophorus - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
25 Apogon sealei - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
26 Archamia fucata - + - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - M
27 Archamia melasma - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - M
28 Archamia sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
29 Cheilodipterus macrodon - - - - - - - - - - - - - - - + + + - - + - - - M
30 Cheilodipterus quinquelineatus + - - + - - + - + - + + - - - + + + + - + + - - M
31 Sphaeramia nematoptera - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
III BALISTIDAE
32 Balistapus undulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
33 Balistoides conspicillum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
34 Balistoides viridescens - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - + - - M
35 Melichthys vidua - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
36 Odonus niger - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
37 Rhinecanthus rectangulus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
38 Rhinecanthus verrucosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
39 Suffamen bursa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
40 Suffamen chrysopterus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
IV BLENIIDAE
41 Cirripectes filamentosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - T
42 Ecsenius bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
43 Hemiglyphidodon plagiometopon - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - + - M
83
44 Labropsis sp. - - - - - - - - - - - - - - - - + + - + - - - - M
45 Meiacanthus ditremus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
46 Meiacanthus grammistes - - - - - - + + + + - + + - - - + + - - - - - - M
47 Plagiotremus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
V CAESIONIDAE
48 Caesio caerulaurea - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - T
49 Caesio cuning - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
50 Caesio lunaris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
51 Caesio teres - + + - + - + - + + + + - - + + + + + + + + + - T
52 Caesio xanthonota - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
53 Pterocaesio diagramma - - - - - - - - + + - + - - + - + - - - - + - - T
54 Pterocaesio pisang - - - - - - - - - - - - - - - - +- - - - - - - - T
55 Pterocaesio tile - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
56 Pterocaesio triliniatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
57 Sargocentron caudimaculatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
58 Sargocentron cornutum - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
59 Sargocentron ittodai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - T
VI CARANGIDAE
60 Carangoides ferdau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - T
61 Caranx sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
VII CARCHARINIDAE
62 Triaenodon obesus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - M
VIII CENTRISCIDAE
63 Aeoliscus strigatus + + + + - - - - - - - - - - - - - - - + + + + - M
IX CHAETODONTIDAE
84
64 Chaetodon adiergastos - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
65 Chaetodon auriga - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - + - I
66 Chaetodon baronessa - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - + I
67 Chaetodon bennetti - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
68 Chaetodon citrinellus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
69 Chaetodon ephippium - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
70 Chaetodon guttatissimus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
71 Chaetodon kleini - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + I
72 Chaetodon lineolatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
73 Chaetodon lunula - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
74 Chaetodon melannotus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
75 Chaetodon ocellicaudus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
76 Chaetodon octofasciatus + + + + - - - - + + + + + - + + - - + + + + + + I
77 Chaetodon ornatissimus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
78 Chaetodon oxicephalus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - - I
79 Chaetodon punctatofasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
80 Chaetodon rafflesii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
81 Chaetodon speculum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - I
82 Chaetodon trifascialis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + I
83 Chaetodon trifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
84 Chaetodon ulietensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
85 Chaetodon vagabundus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - I
86 Chelmon rostratus - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - - + - + I
87 Coradion chrysozonus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
88 Coradion melanopus - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - I
85
89 Hemitaurichthys polylepis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
90 Heniochus acuminatus - - + - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - I
91 Heniochus chrysostomus - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
92 Heniochus monoceros - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
93 Heniochus singularis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
94 Heniochus varius - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I
95 Parachaetodon ocellatus - - - - - + - + - - - - - - - - - - - - - - - - I
X CIRRHITIDAE
96 Cirrhitichthys falco - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
97 Paracirrhites forsteri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XI DASYATIDAE
98 Taeniura lymma - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XII ENGRAULIDAE
99 Stelophorus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + T
XIII EPHIPPIDAE
100 Platax orbicularis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - T
XIV GOBIIDAE
101 Cryptocentrus cinctus - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - M
102 Ecsenius sp. - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - M
XV HAEMULIDAE
103 Diagramma pictum - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - T
104 Plectorhinchus chaetodonoides - + - + - - + - - - - - - - - - - - - - + + - - T
105 Plectorhinchus gibbosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
106 Plectorhinchus lessoni - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - T
107 Plectorhinchus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - T
86
108 Plectorhinchus orientalis - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - T
109 Plectorhinchus pictus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
110 Plectorhinchus picus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
111 Plectorhinchus polytaenia - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - T
XVI HOLOCENTRIDAE
112 Myripristis adustus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
113 Neoniphon agenteus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
114 Neoniphon sammara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
115 Sargocentron rubrum - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + + M
XVII KYPPOSIDAE
116 Kyphosus vaigiensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XVIII LABRIDAE
117 Anampses caeruleopunctatus - - - - - - - - - - - + - - - - - + - - - - - - M
118 Anampses melanurus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
119 Anampses meleagrides - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
120 Anampses neoguinaicus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
121 Bodianus axillaris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
122 Bodianus diana - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - + - M
123 Bodianus mesothorax - - - - - - + - + - + - - - + - - - - - + + + - M
124 Cheilinus chlorurus - - - - - - - - - - - + - - - - - + - - - - - - T
125 Cheilinus diagrammus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
126 Cheilinus fasciatus - + + - - - - - + + - - - - + + + - + - - - + + T
127 Cheilinus trilobatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - + T
128 Cheilinus undulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
129 Cheilio inermis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
87
130 Choerodon anchorago + + + - - - + - + + + - + - - - + - + + + + - + M
131 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + - - - M
132 Coris aygula - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
133 Coris batuensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - + M
134 Coris gaimardi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
135 Diproxtaxanthus xanthurus - - - - - - - - - - + + + - + + + - + + + - + + M
136 Epibulus insidiator - - + + - - - - + - - - - - - + + - + + - - - + M
137 Gomphosus varius - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
138 Halichoeres argus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
139 Halichoeres chloropterus - - + - - - - - - - + - + - - - + + - - - - - - M
140 Halichoeres chrysus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
141 Halichoeres hortulanus - - - - + - + - + - - - - + + + - - - + - - - + M
142 Halichoeres leucurus + - + - - - + + + - + - - - - + + + - - + - - - M
143 Halichoeres lineatus - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - M
144 Halichoeres marginatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
145 Halichoeres melanurus + + + - - - + + + + + + + + + - + + + + - + + + M
146 Halichoeres nigrescens + + + - - + - + - + + - - + - - - - - - - - - - M
147 Halichoeres ornatissimus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
148 Halichoeres prosopion - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
149 Halichoeres richmondi - + + + - - - + - - - - - + - - + + - - - - - - M
150 Halichoeres scapularis + + + + - + + + + + + + + + - - + + + - - + + + M
151 Hemigymnus fasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - + + T
152 Hemigymnus melapterus - - - - - - - - - - - - + - + + - - + + + + + + T
153 Hologymnosus doliatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
154 Labroides bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
88
155 Labroides dimidiatus - + - - - - - - + - + - + + + + + - + + - + + + M
156 Labroides pectoralis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
157 Macropharyngodon meleagris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
158 Macropharyngodon ornatus - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + - M
159 Novaculichthys taeniurus - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + M
160 Oxycheilinus celebicus - - - - - - - + - - - - + - + + + - + + + + - - M
161 Oxycheilinus diagramma - - - - - - - - - - + - + - + + + - - - - - + - M
162 Oxycheilinus rhodochrous - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - M
163 Pseudocheilinus hexataenia - - - - - - - - + - - - - - + - - - - - - - - - M
164 Pseudodax moluccanus - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - + +
165 Stethojulis albovittata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
166 Stethojulis bandanensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + M
167 Stethojulis interrupta - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - M
168 Stethojulis strigiventer - - - - - - - - - - - - - - - + - - - + - - + + M
169 Stethojulis trilineata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - M
170 Thalassoma amblycephalus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - M
171 Thalassoma hardwickei - + - - - - - - - - - - + + + + - - - - + - + + M
172 Thalassoma janseni - - - - - - - - - - - - + + + + - - - - - + - + M
173 Thalassoma lunare - - - - - - - + + - - + + + + + - - + + + + + + M
174 Thalassoma purpureum + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XIX LETHRINIDAE
175 Gnathodentex aurolineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
176 Lethrinus erythropterus - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
89
177 Lethrinus harak - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - T
178 Lethrinus lentjan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
179 Lethrinus olivaceus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
180 Lethrinus ornatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
181 Monotaxis grandoculis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XX LUTJANIDAE
182 Aphareus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
183 Etilis sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
184 Lutjanus biguttatus - - - - - + + + - + - - - - - + - - - - - - - - T
185 Lutjanus bohar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
186 Lutjanus carponotatus - - + - - - + - + + + - - - - + + + - + + + + - T
187 Lutjanus decussatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - T
188 Lutjanus ehrenbergi - + - - - - - - - - - - - - - - - - + - - + - - T
189 Lutjanus flunulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
190 Lutjanus fulviflamma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
191 Lutjanus fulvus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
192 Lutjanus kasmira - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
193 Lutjanus lunulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
194 Lutjanus rivulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
195 Lutjanus russelli - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
196 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
197 Lutjanus vitta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
198 Macolor macularis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
199 Macolor niger - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
200 Symphorus nematophorus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
90
XXI MALACANTHIDAE
201 Malacanthus latovittatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XXII MICRODESMIDAE
202 Gunnelichthys pleurotaenia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - M
203 Nemateleotris magnifica - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
204 Ptereleotris evides - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
205 Ptereleotris microlepis - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - M
XXIII MONACANTHIDAE
206 Amanses scopas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - M
207 Aluterus scriptus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
208 Monacanthus tomentosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XXIV MULLIDAE
209 Mulloidichthys sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
210 Parupeneus barberinoides - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
211 Parupeneus barberinus - - - - - - - - - - + - - + - - - - - + - + - + T
212 Parupeneus bifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
213 Parupeneus cylcostomus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
214 Parupeneus indicus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
215 Parupeneus multifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
216 Upeneus tragula - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - + - - T
XXV NEMIPTERIDAE
217 Pentapodus bifasciatus + + + + + - + + - + + + - + + - - + - - - + - + T
218 Pentapodus caninus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
219 Pentapodus trivittatus + + + + - - + - + - - - + + + - + - - + - + - + T
91
XXVI OSTRACIONIDAE
220 Ostracion meleagris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XXVII PARAPERCIDAE
221 Parapercis sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XXVIII PEMPERIDAE
222 Pempheris oualensis - - - - - + + + + - + - - - + - - + - - - + - - M
223 Pempheris vanicolensis - + - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - M
XXIX PINGUIPEDIDAE
224 Parapercis cylindrica - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - + M
XXX PLATYCEPHALIDAE
225 Inegocia japonica - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - M
XXXI PLOTOSIDAE
226 Plotosus lineatus - - - + - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - T
XXXII POMACANTHIDAE
227 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
228 Centropyge bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
229 Centropyge bispinosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
230 Centropyge nox - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
231 Centropyge tibicen - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
232 Centropyge vrolikii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
233 Pomacanthus imperator - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
234 Pomacanthus navarchus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
235 Pomacanthus sexstriatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - M
236 Pomacanthus xanthometopon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
237 Pygoplites diacanthus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
92
XXXIII POMACENTRIDAE
238 Abudefduf bengalensis - + - - - + - - - + - - - + - - - - + + + - - - M
239 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
240 Abudefduf sexfasciatus + - - - - - - - - + - - - - - - - - + - - - - - M
241 Abudefduf sextriatus - - - - - - - - - - - - - + - - - - - + - + - - M
242 Abudefduf vaigiensis - - + - - - + - - + + + - + - + - - + + + + + - M
243 Acanthochromis polyacanthus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
244 Amblyglyphidodon aureus - - - - - - - - - + - + - - - - - - - - - - - - M
245 Amblyglyphidodon batuensis - - + - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - M
246 Amblyglyphidodon curacao - - - - - - - - - - + + + - + + + + - + + + + + M
247 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - - - - - - + - + - - + + - - - + - - + - M
248 Amblyglyphidodon ternatensis + + + + + + + + + + + + - - + + + + + + + - + + M
249 Amphiprion clarkii - - - - - - - - - - - + - - + + - - + - + - + + M
250 Amphiprion frenatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - + - M
251 Amphiprion melanopus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
252 Amphiprion ocellaris - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - M
253 Amphiprion perideraion - - - - - - - - - - - - - - + - - - + - + - - - M
254 Amphiprion sandaracinos - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - M
255 Chaetodontoplus mesoleucus - - - - - - - - - - - - - - + - - - + + + - + - M
256 Chromis alpha - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
257 Chromis analis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
258 Chromis atripectoralis - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - + + M
259 Chromis atripes - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
93
260 Chromis fumea - + - - + + - + - - - - - - - - + + - - - - - - M
261 Chromis lineata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
262 Chromis margaritifer - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
263 Chromis retrofasciata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
264 Chromis ternatensis + + + + + + + + + + - + - - + + + + + + + + + + M
265 Chromis viridis - - - - - - - - - - - - - - + + - - + + + - + + M
266 Chromis weberi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
267 Chromis xanthura - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
268 Chrysiptera cyanea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
269 Chrysiptera hemicyanea - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
270 Chrysiptera parasema - - + - - - - - - - - - - - - - - + - + - - - - M
271 Chrysiptera rex - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
272 Chrysiptera rollandi - - - - - - - - - - + + - - + + + + + - + + + + M
273 Chrysiptera talboti - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - M
274 Dascyllus aruanus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
275 Dascyllus reticulatus - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - + M
276 Dascyllus trimaculatus - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - + + M
277 Dischistodus melanotus - - - - + + + + + - + - + - + + + + + + + + + - M
278 Dischistodus perspicillatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - M
279 Dischistodus prosopotaenia + + + + + - + + - + - + - - - - + + + + - - - - M
280 Dischistodus pseudochrysopoecilus - - - + + - - + - - + - - - - - + - - - - + - - M
281 Neoglyphidodon crossi + + + + + + + + - - + - - + + + + + + + + + + - M
282 Neoglyphidodon nigroris - - - - - - - - - - - - - - + + - - + + + - + + M
283 Neoglyphidodon oxyodon - - - - - - + - - - + - - - - + - - + + + + - - M
94
284 Neoglyphidodon thoracotaeniatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
285 Neopomacentrus azysron - - - + - - - + + - - - + - - - - - - - - - - - M
286 Neopomacentrus filamentosus - - - - - - - - - + - - - - - - + - - - - - - - M
287 Paraglyphidodon melas - - - - - - - + - - - - - - + + - - + + + + - + M
288 Paraglyphidodon thoracotaeniatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
289 Plectroglyphidodon lacrymatus - - - - - - - - - - - - - - - - - + + + + + + + M
290 Pomacentrus alexandreae - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
291 Pomacentrus amboinensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + M
292 Pomacentrus auriventris - - - - - - - - - - - - + + + - - - - - + - - + M
293 Pomacentrus bankanensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
294 Pomacentrus branchialis - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - M
295 Pomacentrus coelestis - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - + - + M
296 Pomacentrus cuneatus + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
297 Pomacentrus lepidogenys - - - - - - - - - - - - - - + + - - + - - - + + M
298 Pomacentrus milleri - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - M
299 Pomacentrus moluccensis - - + - + - - - - - + - + - + - - - - + + + + + M
300 Pomacentrus nigromanus - - - - - - - - + - + + + - - - + + + + + + + + M
301 Pomacentrus philippinus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
302 Pomacentrus simsiang - + - - - - - - + - - - - - - - + + - - - - - - M
303 Pomacentrus taeniometopon - - - - - - + + - - - + - - - - + + - - - - - - M
304 Pomacentrus tripunctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
305 Premnas biaculeatus + + - - + + + - - - - - + - + - + - - - - - - - M
95
306 Stegastes nigricans - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XXXIV PSEUDOCHROMIDAE
307 Labracinus cyclophthalmus - - - - - - - - - - - - + + + - - - + + - + + - M
308 Labracinus sp. - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - M
309 Labrichthys unilineatus - - - - - - - - - - - - - - + + - - - + - - + + M
310 Pseudochromis paccagnellae - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
311 Pseudochromis splendens - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
XXXV SCARIDAE
312 Cetoscarus bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - T
313 Chlorurus bleekeri - - - - - - - - - - - + - - - + - - + - - + + + T
314 Chlorurus sordidus - - - - - - - - - - - + + - - - - - + + - - - + T
315 Chlorurus strongycephalus - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - + - - - T
316 Scarus bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
317 Scarus bleckeri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - M
318 Scarus bowersi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
319 Scarus chaqmeleon - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - M
320 Scarus dimidiatus - - - - - - - - - - - - + - + - - - + + + + + - M
321 Scarus forsteni - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
322 Scarus frenatus - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
323 Scarus ghoban - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - M
324 Scarus globiceps - - - - - - + - - - - - + - - - - - - - - - - - M
325 Scarus longiceps - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
326 Scarus microhinos - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + M
327 Scarus niger - - - - - - - - - - - - - + + - - - - - + - + - M
96
328 Scarus oviceps - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - + M
329 Scarus prasiognatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
330 Scarus rivulatus - - - - - - - - + - - + + - - - - - - - - + - - M
331 Scarus russellii - - - - - - - - - - - - - - - + - + - - + + - + M
332 Scarus schlegeli - - - - - - - - - + - + - - + - - - - + - - - - M
333 Scarus sordidus - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - M
334 Scarus spinus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + M
XXXVI SCOLOPSIDAE
335 Scolopsis bifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - T
336 Scolopsis bilineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
337 Scolopsis ciliatus + + - + + - + + + + - - - - - - + + - - - - - - T
338 Scolopsis lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - T
339 Scolopsis margaritifer - - + - - - - - + - + - + - + + + + - + + + + + T
340 Scolopsis monogramma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
341 Scolopsis xenochrous - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XXXVII SCROMBIDAE
342 Scomberus spp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
XXXVIII SERRANIDAE
343 Cephalopholis boenak - + - + - - + + + + + + + - - + + + - - - - + + T
344 Cephalopholis cyanostigma - - - - - - - - - - - - - - + + - + - - - - + - T
345 Cephalopholis argus - - + - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - T
346 Cephalopholis urodeta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
347 Pseudanthias hutchii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
348 Pseudanthias tuka - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
349 Aethaloperca rogaa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
97
350 Epinephelus fasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - T
351 Pseudanthias squamipinnis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
352 Plectropomus areolatus - - - - - - - - - - - - - + - - + - + + - + - + T
353 Cephalopholis polyphekadion - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
354 Pseudanthias pascalus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
355 Anyperodon leucogrammicus - + - + - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - T
356 Cephalopholis miniata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
357 Plectropomus leopardus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
358 Cephalopholis formosa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
359 Cephalopholis leopardus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
360 Cephalopholis micropion - - + - - - - - - - - - - - + - - - - - - - + - T
361 Cromileptes altivelis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
362 Variola louti - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
363 Gramistes sexlineata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
364 Priacanthus hamrur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
365 Cephalopholis sexmaculatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
366 Plectropoma maculatum - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - + - - T
367 Epinephelus caeruleopunctatus - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - T
368 Epinephelus hexagonatus - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - T
369 Gracila albomarginata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
370 Epinephelus merra + - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - T
XXXIX SIGANIDAE
371 Siganus canaliculatus - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - T
98
372 Siganus corallinus - - - - - - - - - - - + - - - + - - - + - - - - T
373 Siganus doliatus - - - - - - - - - + + + + - + + - - - + + + - - T
374 Siganus guttatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - T
375 Siganus lineatus + - - - + + + - + + + - - - - - - - - - - - - - T
376 Siganus puellus - - - - - - + - - - - - - - - - - - + - - - - - T
377 Siganus punctatissimus - - - - - - - - - - - - - - + + - - + - + - - - T
378 Siganus punctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - T
379 Siganus sp. - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
380 Siganus virgatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T
381 Siganus vulpinus - - - - - - - - - - - - - - + - - - + - - - + - T
XL SPHYRAENIDAE
382 Sphyraena flavicauda - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - M
XLI TETRAODONTIDAE
383 Arothron nigropunctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - M
384 Canthigaster valentini - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - M
XLII ZANCLIDAE
385 Zanclus cornutus - + - - - - - - - - + - - - + + - - + - + - + + M
Jumlah jenis 21 32 34 21 15 13 32 29 35 30 36 34 41 28 57 51 47 36 52 57 57 58 60 61
Keterangan : K – Kategori T – Ikan target I – Ikan Indikator M – Ikan Major
99
Lampiran 7. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep,2008.
100
NO. SUKU / JENIS K A L
Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
I ACANTHURIDAE
1 Acanthurus auranticavus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
2 Acanthurus grammoptilus + + - + + + + + - - - + - - + + - - - Target
3 Acanthurus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - + + - - Target
4 Acanthurus nigricans - + + + - + + - - - - - + - - + + - - Target
5 Acanthurus olivaceous + + + + - - - + - - - - - - - + + - - Target
6 Acanthurus pyroferus - + + + - + + + - - - + + + + + + + + Target
7 Acanthurus sp. - + + - - + - - - - - - - - - - - - - Target
8 Acanthurus thompsoni - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
9 Ctenochaetus binotatus - + - - - + + + - - - - - + + + - + + Target
10 Ctenochaetus striatus + + + - + + + + + + + + + + + + + + + Target
11 Ctenochaetus strigosus - + + - + + + - - - + + + + + + + - - Target
12 Ctenochaetus tominiensis - + + - - - - + - - - - - - + - + - - Target
13 Naso brachycentron - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
14 Naso brevirostris + + + + + + + + - + + + - + + + + - - Target
15 Naso lituratus + - + + - + - + - + + - - - + + + - - Target
16 Naso unicornis + + + + + + + - - + + - - - - - + - - Target
17 Naso vlamingii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
18 Paracanthurus hepatus - + + - - - - - - - - - - - - - - - - Target
19 Zebrasoma scopas - - + + + + + + + + + + + + + + + - + Major
20 Zebrasoma veliferum - - + + + - + + - - + - - + + - + - - Major
II APOGONIDAE
21 Apogon chrysopomus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
22 Apogon compressus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
23 Apogon fuscus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
24 Apogon margaritophorus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
25 Apogon sealei - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
26 Archamia fucata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
27 Archamia melasma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
28 Archamia sp. - - - - + - - - - - - - - - - - + - - Major
29 Cheilodipterus macrodon - - - - + - - - - + - - - - + - + - - Major
30 Cheilodipterus quinquelineatus - - - - - - - - - - - - - - + + + - - Major
31 Sphaeramia nematoptera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
III BALISTIDAE
32 Balistapus undulatus + + + - - + + + + - - + + - + - - + + Major
33 Balistoides conspicillum - - - + - - - + - - - - - - - - - - - Major
34 Balistoides viridescens - - - - + + + - - - - - - - - + - - - Major
35 Melichthys vidua + + + + + - + + - - - - - - + - + - + Major
36 Odonus niger - + + + + - - + - - - - - - - + + - - Major
37 Rhinecanthus rectangulus + + - + - - - - - - - - - - - - - - - Major
38 Rhinecanthus verrucosus - - + - + - - - - - - - - - - - + - - Major
39 Suffamen bursa - + + + + - - - - - - - - - - - + - - Major
40 Suffamen chrysopterus - + + + + - - + + - - - - - + - - - - Major
IV BLENIIDAE
41 Cirripectes filamentosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
42 Ecsenius bicolor - + - - - - - - - - - - - - + + - - - Major
101
43 Hemiglyphidodon plagiometopon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
44 Labropsis sp. + - - - - + - - - - - - - - - - - - - Major
45 Meiacanthus ditremus - - + - - - - - - + - - - - + + + - + Major
46 Meiacanthus grammistes - + - - - - - - - + - - - - - + + - - Major
47 Plagiotremus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - + - Major
V CAESIONIDAE
48 Caesio caerulaurea + + - + + - + - - - - - - - + + + - - Target
49 Caesio cuning - - - - + - - - - - - - - - - - - - - Target
50 Caesio lunaris - + - + - - + - - - - - - - + + + - - Target
51 Caesio teres + - - + + - + - - + + - - - - - + - - Target
52 Caesio xanthonota + - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
53 Pterocaesio diagramma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
54 Pterocaesio pisang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
55 Pterocaesio tile - - - - - - + - - - - - - - - - - - - Target
56 Pterocaesio triliniatus - + - - - - - - - - - - - - + + - - - Target
57 Sargocentron caudimaculatus - - + + + - + - - + - - - + + - - - - Target
58 Sargocentron cornutum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
59 Sargocentron ittodai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
VI CARANGIDAE
60 Carangoides ferdau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
61 Caranx sp. - - - - + - - - - - - - - - - + - - - Target
VII CARCHARINIDAE
62 Triaenodon obesus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
VIII CENTRISCIDAE
102
63 Aeoliscus strigatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
IX CHAETODONTIDAE
64 Chaetodon adiergastos - - - - - + - - - - - - - - - + - - - Indicator
65 Chaetodon auriga - - - - - + + - - - - - - + - + - - - Indicator
66 Chaetodon baronessa + - - + + + + - - - - - - - + - + - - Indicator
67 Chaetodon bennetti - - + - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
68 Chaetodon citrinellus - - - - - + + - - - - - - - - - - - - Indicator
69 Chaetodon ephippium - - - - - - - - - - - - - - - - + - - Indicator
70 Chaetodon guttatissimus - - + - - - - - - - - - - - - + + - + Indicator
71 Chaetodon kleini + + + + + + + + + + + + + + + - + + + Indicator
72 Chaetodon lineolatus - - - + + - + + - - + - - - - - + - - Indicator
73 Chaetodon lunula - - - + + + - - - - - - - - - - + - - Indicator
74 Chaetodon melannotus + + - - - - - - - - + - + - + - - - - Indicator
75 Chaetodon ocellicaudus + + + + - - - + - - + - - - - - - - - Indicator
76 Chaetodon octofasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
77 Chaetodon ornatissimus - - - - - + + - - - - - - - - - - - - Indicator
78 Chaetodon oxicephalus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
79 Chaetodon punctatofasciatus - - - - - - - - - - - - - - + + + - + Indicator
80 Chaetodon rafflesii + + + - + - - - - - - - - - + - - - - Indicator
81 Chaetodon speculum - - + - - - - - - - - - - - - + - - - Indicator
82 Chaetodon trifascialis - + - - + + - - - - - - + - - + + - - Indicator
83 Chaetodon trifasciatus - + - - + + + - + - - + + + + + + - - Indicator
84 Chaetodon ulietensis - - - - - - + - - - - - + - - - + - - Indicator
85 Chaetodon vagabundus + + - + + - - + - - + + + + - - + - - Indicator
86 Chelmon rostratus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
103
87 Coradion chrysozonus - - - - + + - - - - - - - - - + - - - Indicator
88 Coradion melanopus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
89 Hemitaurichthys polylepis - - - - - - - - - - - - - - + + + - - Indicator
90 Heniochus acuminatus - + + + + + + - - - - - - - + + + - - Indicator
91 Heniochus chrysostomus - - - - - + + - - - + - - - - - + - + Indicator
92 Heniochus monoceros - - - + - - + - - - + - - - - + - - - Indicator
93 Heniochus singularis - + - - + + + - - - - - - - - + + - - Indicator
94 Heniochus varius - + + - + + + - - - + - - - + - + - + Indicator
95 Parachaetodon ocellatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Indicator
X CIRRHITIDAE
96 Cirrhitichthys falco + - + - - - - - - - - - - - - - - - - Major
97 Paracirrhites forsteri - - - - - - - - - - - - - - - + + - - Major
XI DASYATIDAE
98 Taeniura lymma - - - - + - - - - + - - - - + + - - - Target
XII ENGRAULIDAE
99 Stelophorus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XIII EPHIPPIDAE
100 Platax orbicularis - - - - - + - - - + - - - - - + - - - Target
XIV GOBIIDAE
101 Cryptocentrus cinctus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
102 Ecsenius sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XV HAEMULIDAE
103 Diagramma pictum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
104 Plectorhinchus chaetodonoides - + - + + - - - - + + - - - - + + - - Target
105 Plectorhinchus gibbosus - - - - - - - - - - + - - - - + - - - Target
104
106 Plectorhinchus lessoni - - + - + - - - - + + - - - + + + - - Target
107 Plectorhinchus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
108 Plectorhinchus orientalis + + + + - - - - - + + - - - - + + - - Target
109 Plectorhinchus pictus - - - - - - - - - + + - - - - - - - - Target
110 Plectorhinchus picus + - - - - - - - - + - - - - - + - - - Target
111 Plectorhinchus polytaenia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XVI HOLOCENTRIDAE
112 Myripristis adustus - - - + + - + - - - - - + - - + - - - Major
113 Neoniphon agenteus - - - - + - - - - - - - - - - + - - - Major
114 Neoniphon sammara - + - - + - - - - - - - - - - + - - - Major
115 Sargocentron rubrum - - - + + - + - - + - - + + + + - - - Major
XVII KYPPOSIDAE
116 Kyphosus vaigiensis - - - - - - - - - - - - - - - - + - - Target
XVIII LABRIDAE
117 Anampses caeruleopunctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
118 Anampses melanurus - + + + + - + + - - - + - - - + + - - Major
119 Anampses meleagrides - + + + - + + + - + + + - + + + + - + Major
120 Anampses neoguinaicus + - - - - - - - - - - + - + + + + - + Major
121 Bodianus axillaris - - - + + - + - - + - - - - + + + - - Major
122 Bodianus diana - - - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
123 Bodianus mesothorax + + - + + - + + - + + + + - + + + - + Major
124 Cheilinus chlorurus + + + + + + + - + + + + + + + - + + + Target
125 Cheilinus diagrammus - - + + + + + - - + + + - + + + + + + Target
126 Cheilinus fasciatus - + + + + + + - - - - - - - + - + - + Target
127 Cheilinus trilobatus + + + + - + - - - - - - - - - + + - - Target
105
128 Cheilinus undulatus - + - - - + + - - - - - - + + - - - + Target
129 Cheilio inermis - - - - - - - - - - - - - - - - - - + Major
130 Choerodon anchorago - - - - + + - - + - - - + + + + - - - Major
131 Cirrhilabrus cyanopleura + + + - + + + + - + + - + + + - + + + Major
132 Coris aygula + + + - - + - - - - - + - + - + - + - Major
133 Coris batuensis + + + - - + + + + + + + + + - + - + + Major
134 Coris gaimardi + + - - - + - + - - - - + + - - + + - Major
135 Diproxtaxanthus xanthurus - - - - - + - - - + - - + - + - + - + Major
136 Epibulus insidiator + + - - + + + - - + + + - - - + + - - Major
137 Gomphosus varius + - - - - + + - - + + - + + + + + + + Major
138 Halichoeres argus + + + + + + + + - + + - + - + + + + + Major
139 Halichoeres chloropterus - - + + + + - - - + - - - - - + + - + Major
140 Halichoeres chrysus - + + - + + + + - - - + - - + + + + - Major
141 Halichoeres hortulanus + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Major
142 Halichoeres leucurus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
143 Halichoeres lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
144 Halichoeres marginatus - + - - + + - - - + + + - + + + + - + Major
145 Halichoeres melanurus - + - - + + + - - + - + - + - - + + + Major
146 Halichoeres nigrescens - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
147 Halichoeres ornatissimus - + + - + + - - + - - + + + - + - - + Major
148 Halichoeres prosopion - + - + + - + - - - - - - - + - + - - Major
149 Halichoeres richmondi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
150 Halichoeres scapularis - + + - + - - + - - - - - - - + - - - Major
151 Hemigymnus fasciatus + - - + + + - - - - + - - + - + + - + Target
152 Hemigymnus melapterus + + + + + + - + - - + + - + + + + - + Target
153 Hologymnosus doliatus + + + - - + - - - - - - - - - + - - - Major
106
154 Labroides bicolor + - - - - + + - - - + - - - + + + - - Major
155 Labroides dimidiatus + + + - + + + + + + + + + + + + + + + Major
156 Labroides pectoralis + - - - - + + - - - + + - + + - + - - Major
157 Macropharyngodon meleagris + + + - - + - + + - - - - - + - + + + Major
158 Macropharyngodon ornatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
159 Novaculichthys taeniurus + + + - - - + + + - - - - - + + + - - Major
160 Oxycheilinus celebicus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
161 Oxycheilinus diagramma - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
162 Oxycheilinus rhodochrous - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
163 Pseudocheilinus hexataenia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
164 Pseudodax moluccanus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
165 Stethojulis albovittata + + + - + - - - + + + + - + + - + + + Major
166 Stethojulis bandanensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
167 Stethojulis interrupta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
168 Stethojulis strigiventer - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
169 Stethojulis trilineata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
170 Thalassoma amblycephalus + + + - - + + - - + + - - + - + + + + Major
171 Thalassoma hardwickei + + + + - + + + + + + + + + + + + + + Major
172 Thalassoma janseni + + + + - + + + - + + + + + - + + + + Major
173 Thalassoma lunare - + + + - + + + + + + + + + + + + + + Major
174 Thalassoma purpureum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XIX LETHRINIDAE
175 Gnathodentex aurolineatus - - - - + - - - - - - - - - - + - - - Target
176 Lethrinus erythropterus - - - - - - + - - - - + - - - - - - + Target
177 Lethrinus harak - - - - + - - - + - - + - - + + + - - Target
107
178 Lethrinus lentjan - - - - - - - + - - - - - - - + - - - Target
179 Lethrinus olivaceus - + - + + - + + - + + - - - - + + - - Target
180 Lethrinus ornatus - - - + - - - + - - - - - - - + - - - Target
181 Monotaxis grandoculis - - - - + - - + - + - - - - - - - - - Target
XX LUTJANIDAE
182 Aphareus sp. - - - - + - - - - - - - - - - - - - - Target
183 Etilis sp. - - - - + - - - - - - + - - + - - - - Target
184 Lutjanus biguttatus - - - - - - - - - + + - - - - + - - - Target
185 Lutjanus bohar - - - - - - + - - - + - - - - + + - - Target
186 Lutjanus carponotatus - - - - + + - - - + - - - + - + - - - Target
187 Lutjanus decussatus + + + + + + + + + + + + + + + + + - - Target
188 Lutjanus ehrenbergi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
189 Lutjanus flunulatus - - - - - - - + - - - - - - - - - - - Target
190 Lutjanus fulviflamma + - - - + + - - - + - - - + + + + - - Target
191 Lutjanus fulvus + - + + + + + - - + + - - - + - + - - Target
192 Lutjanus kasmira - - - - + - - - - - - - - - - + - - - Target
193 Lutjanus lunulatus - - - + + + + - - - - - - - + + - - - Target
194 Lutjanus rivulatus - - - + - - - - - - - - - - - - - - - Target
195 Lutjanus russelli - - - - + - - - - + - - - - - - + - - Target
196 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - + - - - - - - - - Target
197 Lutjanus vitta - - - - - - - + - - - - - - - + - - - Target
198 Macolor macularis + - - + + - + - - - - - - - + + + - - Target
199 Macolor niger - - - + + - + + - - - - - - + + + - - Target
200 Symphorus nematophorus - - - - - - - - - - - + - - - + - - - Target
XXI MALACANTHIDAE
201 Malacanthus latovittatus + + - - - - - - - - - + - - - + - - - Major
108
XXII MICRODESMIDAE
202 Gunnelichthys pleurotaenia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
203 Nemateleotris magnifica + + + - - - - - - - - - - - - + - - - Major
204 Ptereleotris evides - + - - + - - - - - - - - - + - - - - Major
205 Ptereleotris microlepis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XXIII MONACANTHIDAE
206 Amanses scopas - + + - - + - - + + - - + + - - + - + Major
207 Aluterus scriptus - - - - + - + + - - - - - - - - - - - Major
208 Monacanthus tomentosus - - - - - - + + - - - - - - - + - - - Target
XXIV MULLIDAE
209 Mulloidichthys sp. - - + - - - - - + - - - - - - - - - - Target
210 Parupeneus barberinoides + - + - + - - - + - - - - - - + + - - Target
211 Parupeneus barberinus + + - + + + + + - + + + + - + - - - - Target
212 Parupeneus bifasciatus + - + + + - + - - + - + + - + - + - - Target
213 Parupeneus cylcostomus - - - - - - - + + + - - - - + + - - - Target
214 Parupeneus indicus - - - + - - - - - - - - - - - + - - - Target
215 Parupeneus multifasciatus - + + + + + + + + + + + + - + - - + - Target
216 Upeneus tragula - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XXV NEMIPTERIDAE
217 Pentapodus bifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
218 Pentapodus caninus + + + + + - - + + - + + + + - - + + + Target
219 Pentapodus trivittatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XXVI OSTRACIONIDAE
220 Ostracion meleagris - - - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
XXVII PARAPERCIDAE
109
221 Parapercis sp. + + + - - - - + - - + - - - - - - + + Major
XXVIII PEMPERIDAE
222 Pempheris oualensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
223 Pempheris vanicolensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XXIX PINGUIPEDIDAE
224 Parapercis cylindrica - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XXX PLATYCEPHALIDAE
225 Inegocia japonica - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XXXI PLOTOSIDAE
226 Plotosus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XXXII POMACANTHIDAE
227 Apolemichthys trimaculatus + + + - - + + + - - - - - - - - - - - Major
228 Centropyge bicolor + + + + + + + + - - - - - - + + + - - Major
229 Centropyge bispinosus - + + - + + - - - - - - - - + + + - - Major
230 Centropyge nox + - + - - - - - - - - - - - - + - - - Major
231 Centropyge tibicen + + + + + + + + + + + - + + - + + + + Major
232 Centropyge vrolikii + + + + + + + - - + + + + + + - + + + Major
233 Pomacanthus imperator + - - - + + - - - + - - - - - - + - - Major
234 Pomacanthus navarchus + - - + + - + - + - - - - - + + - - - Major
235 Pomacanthus sexstriatus - - - - + + - - - + - - - - + - - - - Major
236 Pomacanthus xanthometopon - - - + + + - - - - - - - - + + - - - Major
237 Pygoplites diacanthus + - - + + + + - - - - - + + + - + - - Major
XXXIII POMACENTRIDAE
238 Abudefduf bengalensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
110
239 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - - - - - + + - - Major
240 Abudefduf sexfasciatus - - - - + - - - - + - - - - - + + - + Major
241 Abudefduf sextriatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
242 Abudefduf vaigiensis - - - + + - - - - + - - - - - + + - + Major
243 Acanthochromis polyacanthus - - + - + + + + - - - - - - + + + - - Major
244 Amblyglyphidodon aureus - - - - + + - - - - - - - - + + + - - Major
245 Amblyglyphidodon batuensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
246 Amblyglyphidodon curacao - - + - + + + - - + + - + + + + + - + Major
247 Amblyglyphidodon leucogaster - - + - + + + - - + + - - + + + + - + Major
248 Amblyglyphidodon ternatensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
249 Amphiprion clarkii - - - + + - + - - + - - - - + + + - + Major
250 Amphiprion frenatus - - - - + - - - + - - - - - + + + - - Major
251 Amphiprion melanopus + - - - - - - - - - - - - - - + + - - Major
252 Amphiprion ocellaris + - + - - - - - - - - - - - + + + - + Major
253 Amphiprion perideraion - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
254 Amphiprion sandaracinos - - - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
255 Chaetodontoplus mesoleucus - - + - - + + - + - - - - - - - - - - Major
256 Chromis alpha - - - - + - + - - - - - - - + + + - - Major
257 Chromis analis - - - - + - + - - - - - - - + + + - - Major
258 Chromis atripectoralis - - - - + - - - - - - - - - - - - - - Major
259 Chromis atripes - - - + - + + - - - + - - - + + + - - Major
260 Chromis fumea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
111
261 Chromis lineata - - - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
262 Chromis margaritifer + + - + + + + - - + - + + + + + + + - Major
263 Chromis retrofasciata - - - - + + + - - - - - - - + + - - - Major
264 Chromis ternatensis + - - + + + + - - + + - - + + + + - - Major
265 Chromis viridis + - - - + + - - - - - - - - - + - - - Major
266 Chromis weberi + + + + + + + - - + + - - - + + + - - Major
267 Chromis xanthura - + - - - + + - - + + - - - + + + - - Major
268 Chrysiptera cyanea - + + + - + + - + + + + - + + + + + + Major
269 Chrysiptera hemicyanea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
270 Chrysiptera parasema - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
271 Chrysiptera rex - - - + + + + + - + + + - + + + + + + Major
272 Chrysiptera rollandi - - - + + + + + + + + + - + + + + - + Major
273 Chrysiptera talboti - - - + + + + + - + - - - + + + + - - Major
274 Dascyllus aruanus - - - - + - - - + - - - - - - + - - - Major
275 Dascyllus reticulatus - - - + - + - + + - + - - - - + + - - Major
276 Dascyllus trimaculatus - - + + + + - - - - - - - - + - + - + Major
277 Dischistodus melanotus - - - - + + - - + - - - - - - - - - - Major
278 Dischistodus perspicillatus - - - - + - - - + - - - - - - - - - - Major
279 Dischistodus prosopotaenia - - - - + - - - - + - - - - - - + - - Major
280 Dischistodus pseudochrysopoecilus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
281 Neoglyphidodon crossi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
282 Neoglyphidodon nigroris + - - + + + + + - + + + + + + - + - + Major
283 Neoglyphidodon oxyodon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
284 Neoglyphidodon thoracotaeniatus - - - - + + + - - - - - - - - + - - - Major
112
285 Neopomacentrus azysron - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
286 Neopomacentrus filamentosus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
287 Paraglyphidodon melas + - - + - + - - - + + - + + + + + - - Major
288 Paraglyphidodon thoracotaeniatus - - - - - - - - - - - - - + - - - - - Major
289 Plectroglyphidodon lacrymatus + + - + + + - - - + + + + + + - - - - Major
290 Pomacentrus alexandreae - - - + + + + - - - + - + - - + + + - Major
291 Pomacentrus amboinensis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
292 Pomacentrus auriventris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
293 Pomacentrus bankanensis + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Major
294 Pomacentrus branchialis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
295 Pomacentrus coelestis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
296 Pomacentrus cuneatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
297 Pomacentrus lepidogenys + + - + + + + - - + + + + + + + + + + Major
298 Pomacentrus milleri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
299 Pomacentrus moluccensis + + - + + + + + - + + + + + + + + - - Major
300 Pomacentrus nigromanus + - - - - + - - - - - - + - - + - - - Major
301 Pomacentrus philippinus + + - - - + - - - + + - - - - + + - - Major
302 Pomacentrus simsiang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
303 Pomacentrus taeniometopon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
304 Pomacentrus tripunctatus - + + - - - + + - + + + + + - + - + - Major
305 Premnas biaculeatus - - - - - - - - - - - - - - + - - - - Major
306 Stegastes nigricans + - + - - - + - - + + + + + - + - - - Major
113
XXXIV PSEUDOCHROMIDAE
307 Labracinus cyclophthalmus - - - - + - - - - + - - - - - + - - - Major
308 Labracinus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
309 Labrichthys unilineatus - + - - - - + - - - - - - - - + + - - Major
310 Pseudochromis paccagnellae + + + - - - - + - - - - - - - + + - - Major
311 Pseudochromis splendens + + - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
XXXV SCARIDAE
312 Cetoscarus bicolor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
313 Chlorurus bleekeri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
314 Chlorurus sordidus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
315 Chlorurus strongycephalus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
316 Scarus bicolor + + + + + + - - - + + - - - + + + - - Major
317 Scarus bleckeri + + + + + + + + - - + + + + + + + + + Major
318 Scarus bowersi - - - - - + + - - - + - - - - - - - + Major
319 Scarus chaqmeleon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
320 Scarus dimidiatus + + - - + + - - - - + - - - - + + - - Major
321 Scarus forsteni - + + + + + - + - - + - - - - + + + + Major
322 Scarus frenatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
323 Scarus ghoban + + + - + + + + + + + + + - + - + + + Major
324 Scarus globiceps - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
325 Scarus longiceps - - - - - - - - - + + - - - - - + - - Major
326 Scarus microhinos - - - - - - - - - - + - - - - - - - - Major
327 Scarus niger + - + - + + + + - - - - - - + + + - - Major
328 Scarus oviceps - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
329 Scarus prasiognatus + + + - + + + + - + + + + + + + + + + Major
114
330 Scarus rivulatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
331 Scarus russellii - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
332 Scarus schlegeli + + + + - + + + - - + - - - - + - - + Major
333 Scarus sordidus - - + - + + + + + + + + + + - + + + + Major
334 Scarus spinus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XXXVI SCOLOPSIDAE
335 Scolopsis bifasciatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
336 Scolopsis bilineatus + + + - - + + + + + + + + - + - + + + Target
337 Scolopsis ciliatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
338 Scolopsis lineatus + - - - - - + - - - - - - - + + - - - Target
339 Scolopsis margaritifer + - - + - - - - - - - - - - - - + - + Target
340 Scolopsis monogramma - + + - - - - + - - - - - - - - + - - Target
341 Scolopsis xenochrous + + + - - - - - - - - - - - - - - - - Target
XXXVII SCROMBIDAE
342 Scomberus spp. - - + - - - - - - - - - - - - + - - - Target
XXXVIII SERRANIDAE
343 Cephalopholis boenak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
344 Cephalopholis cyanostigma - - + - + + + - - + - + + + - + + - - Target
345 Cephalopholis argus + - - - + + + - - + - - - - + + + - - Target
346 Cephalopholis urodeta + + + - + + + - - - - - - - + + + - - Target
347 Pseudanthias hutchii + + - - + + + - - - - - - - + + + - - Major
348 Pseudanthias tuka +- + - - + + + - - - - - - - + + + - - Major
349 Aethaloperca rogaa - - + - + + + - - + - - - - + + + - - Target
350 Epinephelus fasciatus - + + - + + - - - - - - - - - + + - - Target
351 Pseudanthias squamipinnis + - - - + + + - - - - - - - + + + - - Major
352 Plectropomus areolatus - - - - + - - - - - - - - - - - - - - Target
115
353 Cephalopholis polyphekadion + - - - - + + + - - - - - - + - + - - Target
354 Pseudanthias pascalus - - - - + + - - - - - - - - + + + - - Major
355 Anyperodon leucogrammicus - - + - - - + - - - - - - - - - - - - Target
356 Cephalopholis miniata - - + - - + - - - - - - - - - + + - - Target
357 Plectropomus leopardus + - - - + - - - - - - - - - - + - - - Target
358 Cephalopholis formosa - - - - + + - + - - - - - - - - - - - Target
359 Cephalopholis leopardus - - - - - + - - - - - - - - - + + - - Target
360 Cephalopholis micropion - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
361 Cromileptes altivelis - - - - + - + - - - - - - - - + - - - Target
362 Variola louti - - + - + - - - - - - - - - - + - - - Target
363 Gramistes sexlineata + - - - - - - - - - - - - - - + - - - Major
364 Priacanthus hamrur - - - + - - - - - - - - - - - + - - - Major
365 Cephalopholis sexmaculatus + - + - - - - - - - - - - - - - - - - Target
366 Plectropoma maculatum - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
367 Epinephelus caeruleopunctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
368 Epinephelus hexagonatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
369 Gracila albomarginata - - - - + - - - - - - - - - - - - - - Target
370 Epinephelus merra - + - - + - - - - - - - - - - - + - - Target
XXXIX SIGANIDAE
371 Siganus canaliculatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
372 Siganus corallinus - - + + - - - - - - - - - + + - + - - Target
373 Siganus doliatus + - - - - - - + - - + - - - - + - - - Target
374 Siganus guttatus - - - - + + - - - - + - - - - - + - - Target
116
117
375 Siganus lineatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
376 Siganus puellus + - - - - + - - - - + - - - - + - - - Target
377 Siganus punctatissimus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
378 Siganus punctatus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
379 Siganus sp. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Target
380 Siganus virgatus + - - + + + + + - - + + + + + + + + + Target
381 Siganus vulpinus + - - - + + + + - + + + + + + + + + + Target
XL SPHYRAENIDAE
382 Sphyraena flavicauda - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Major
XLI TETRAODONTIDAE
383 Arothron nigropunctatus - - - - - - + - - - - - - - + + + - - Major
384 Canthigaster valentini - - - - - - - - - - - - - - - - + + + Major
XLII ZANCLIDAE
385 Zanclus cornutus + - + + + + + + - + + + + + + + + - - Major
Jumlah jenis 106 109 107 95 152 136 126 79 39 92 92 62 59 70 126 178 163 45 70
118