saltishaguinaga 132310101046 laporanpreplanning komunitasii

29
Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN MODIFIKASI LINGKUNGAN PADA KELUARGA DENGAN LANSIA PADA TN. A DI LINGKUNGAN PELIGGIAN BARAT KELURAHAN ANTIROGOH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2015 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II oleh : Saltish Aguinaga NIM 132310101046 KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JEMBER

Upload: saltish-aguinaga

Post on 13-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

askep lansia dengan resiko jatuh

TRANSCRIPT

Page 1: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN MODIFIKASI LINGKUNGAN PADA KELUARGA DENGAN LANSIAPADA TN. A DI LINGKUNGAN PELIGGIAN BARAT

KELURAHAN ANTIROGOHKABUPATEN JEMBER TAHUN 2015

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

oleh :

Saltish Aguinaga

NIM 132310101046

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANJl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Page 2: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Lanjut Usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di

mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di

ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan

reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang

akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia

lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah

siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2009).

Penyakit pada usia lanjut dengan gejala khas yaitu multipatologi (lebih

dari satu penyakit), kemampuan fisiologis tubuh yang sudah menurun,

tampilan gejala yang tidak khas/menyimpang, dan penurunan status

fungsional (kemampuan kreraktivitas). Penyakit-penyakit yang ditemukan

pada pasien geriatri umumnya adalah penyakit degeneratif kronik (Kane,

2008).

Pengertian penyakit degeneratif secara umum dikatakan bahwa penyakit

ini merupakan proses penurunan fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi

pada usia tua. Namun ada kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat

yang ditimbulkan adalah penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti

dengan penyakit. Akibat yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit

dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, dan bisa juga akan

berakhir dengan kematian (Darmojo, 2009).  

Setiap orang pasti ingin memiliki masa tua yang bahagia tetapi keinginan

tidaklah selalu dapat menjadi nyata. Pada kehidupan nyata, banyak sekali

lansia-lansia yang menjadi depresi, stress, dan berpenyakitan. Banyak kita

temukan lansia yang dikirim ke panti jompo dan tidak terurus oleh keluarga,

ada lansia yang diasingkan dari kehidupan anak cucunya meskipun hidup

dalam lingkungan yang sama, ada lansia yang masih harus bekerja keras

Page 3: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

meskipun sudah tua, dan masih banyak hal-hal lainnya yang menjadi

penyebab gangguan keselamatan dan keamanan (Lueckenotte, 2005).

Keselamatan dan keamanan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih

yang terhindari dari ancaman bahaya atau kecelakaan, keadaan aman dan

tentram. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan keselamatan dan

keamanan yaitu usia, tingkat kesadaran, emosi, status mobilisasi, gangguan

sensori,informasi / komunikasi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional,

keadaan imunitas, ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah

putih, status nutrisi, tingkat pengetahuan.

Jatuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia, dengan

bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan fungsi tubuh pun menurun. Jatuh

dan kecelakaan pada lansia merupakan penyebab kecacatan yang utama. Jatuh

adalah kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan

seseorang mendadak terbaring atau terduduk dilantai (Maryam, 2008).

Berdasarkan penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang

sudah mencapai angka 11.4% atau tercatat sekitar 28.8 juta orang yang

menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (BPS, 2007). Insiden

jatuh di Indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau

sekitar 43.47% mengalami jatuh. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh

faktor intrinsik seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas

bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizziness, serta faktor ekstrinsik seperti

lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang

karena cahaya kurang terang dan lain-lain (Darmojo, 2009).  

Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti

hipertensi, stroke, sakit kepala/pusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes.

Perubahan-perubahan akibat proses penuaan seperti penurunan pendengaran,

penglihatan, status mental, lambatnya pergerakan, hidup sendiri, kelemahan

otot kaki bawah, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan. Faktor

lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, bendabenda dilantai

(tersandung karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air

yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang

Page 4: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

tidak tepat. Jatuh (falls) merupakan suatu masalah yang sering terjadi pada

lansia (Maryam, 2008).

Faktor risiko jatuh meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik

antara lain sistem saraf pusat, demensia, gangguan sistem sensorik, gangguan

sistem kardiovaskuler, gangguan metabolisme, dan gangguan gaya berjalan.

Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, aktifitas, dan obat-obatan, selama

proses menua, lansia mempunyai konsekuensi untuk jatuh salah satu masalah

kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah instabilitas yaitu berdiri dan

berjalan tidak stabil atau mudah jatuh. Jatuh dianggap sebagai konsekuensi

alami tetapi jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan

(Stanley, 2006).

Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh

pada lansia. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

jatuh pada lansia, mengidentifikasi faktor risiko dilakukan untuk mencari

adanya faktor intrinsik risiko jatuh, keadaan lingkungan rumah yang

berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penilaian

keseimbangan dan gaya berjalan dilakukan untuk berpindah tempat dan

pindah posisi, penilaian postural sangat diperlukan untuk mengurangi faktor

penyebab terjadinya risiko jatuh, serta mengatur atau mengatasi fraktur

situasional dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaaan rutin kesehatan

lansia secara periodik (Mariyam, 2008).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

kegiatan yang akan dilakukan ini adalah modifikasi lingkungan pada keluarga

dengan lansia pada Tn. A di Dusun Palinggian Barat Kelurahan Antirogoh

Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

Page 5: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Page 6: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

2.1.1 Tujuan Umum kegiatan modifikasi lingkungan ini bertujuan untuk mengurangi resiko jatuh pada Tn. A dalam aktifitasnya sehari-hari di Dusun Palinggian Barat Kelurahan Antirogoh Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.2.1.2 Tujuan Khusus

a. Tn. A mampu mengidentifikasi resiko jatuh dilingkungannya 85% dengan benar;

b. Tn. A mampu menjelaskan menjelaskan pencegahan jatuh 85% dengan benar;

2.2 Manfaat1. Bagi Intitusi Pendidikan

Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa terkait Asuhan Keperawatan Pada

Klien Gerontik dengan Gangguan Keamanan : Resiko Jatuh bagi

mahasiswa keperawatan.

2. Bagi Klien

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga

dan masyarakat bahwa kejadian jatuh pada lanjut usia berhubungan erat

dengan faktor kondisi lingkungan fisik rumah yang membahayakan

sehingga keluarga dan masyarakat dapat memodifikasi kondisi lingkungan

fisik rumah yang baik dan aman bagi lanjut usia dalam mencegah kejadian

jatuh pada lanjut usia.

Page 7: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi

mata ,yang melibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat

yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben).Jatuh

sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut .Banyak faktor berperan di

dalamnya ,kelemahan otot ekstremitas bawah kekakuan sendi ,sinkope dan

dizzines ,serta faktor ekstrinsik sertai lantai yang licin dan tidak rata tersandung

benda-benda ,pengelihatan kurang terang dan sebagainya.

Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat

patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang {Bone Mineral

Density(BMD)} rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko

patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan

berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang

meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.Jatuh dapat

disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus meliputi

berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang

beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa

tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.

Mengurangi Risiko JatuhBanyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi

risiko jatuh dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang

dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan

American Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi

beberapa rekomendasi untuk orang tua (AGS et al.2001)

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Tindakan yang akan direncanakan adalah modifikasi lingkungan pada klien lansia,antara lain:

1. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu

2. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.3. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.

Page 8: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

4. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.5. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan

untuk daerah tangga.6. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang

biasa untuk melintas.7. Gunakan lantai yang tidak licin.8. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari

tersandung.9. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di

kamar mandi.

Page 9: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian MasalahModifikasi lingkungan merupakan upaya untuk meminimalkan resiko

jatuh pada lansia.Dalam realisasi penyelesaian masalah resiko jatuh yang dapat

dilakukan yaitu mendesain pengaturan rumah untuk meminimalkan resiko jatuh.

4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu Tn. A

bersedia melakukan modifikasi lingkungan pada rumahnya.

4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model kegiatan : musyawarah dan diskusi2. Landasan teori : diskusi3. Langkah pokok

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baikb. Mengidentifikasi masalah terkait lingkunganc. Mengidentifikasi pilihan tindakand. Memberi komentar dan sarane. Impementasi perencanaanf. Umpan balik

=Sasaran

= Pemateri

Page 10: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 ANALISIS EVALUASI DAN HASIL-HASILNYA5.1.1 Evaluasi Struktur

1. Materi yang akan disajikan terkait Slow Stroke Back Massage (SSBM) pada klien dengan Hipertensi telah siap disajikan

2. Tempat yang akan digunakan untuk melakukan Slow Stroke Back Massage (SSBM) telah siap digunakan

3. Persiapan mahasiswa telah dilakukan4. Persiapan klien dan keluarga telah dilakukan

5.1.2 Evaluasi Proses1. Proses Pendidikan Kesehatan dan Demonstrasi Slow Stroke Back Massage

(SSBM) pada klien dengan Hipertensi berjalan dengan lancar mulai dari awal hingga akhir asuhan sesuai dengan yang diharapkan

2. Klien dan keluarga kooperatif selama dilakukan penyuluhan dan demonstrasi Slow Stroke Back Massage (SSBM)

3. Tujuan umum dan tujuan khusus akan tercapai setelah asuhan keperawatan dilaksanakan

5.1.3 Evaluasi HasilSetelah mendapatkan asuhan keperawatan pasien dan keluarga mampu:

a. Mengetahui pengertian dari Hipertensib. Mengetahui cara mendeteksi Hipertensi pada anakc. Mampu mempraktikkan langkah-langkah untuk melakukan Slow Stroke

Back Massage (SSBM) d. Melakukan konseling untuk membantu klien dan keluarga dalam

mengemukakan masalah yang dihadapi

5.1.4 FAKTOR PENDORONG1. Klien dan keluarga sangat kooperatif selama proses pemberian asuhan

keperawatan Slow Stroke Back Massage (SSBM)2. Baik klien maupun keluarga sangat senang mendapatkan pengetahuan baru

terkait Hipertensi, cara mendeteksi serta Senam Stroke Back Massage untuk mencegah hipertensi

3. Keluarga sangat mendukung kesembuhan bagi klien

5.1.5 FAKTOR PENGHAMBAT1. Slow Stroke Back Massage tidak bisa dilakukan sendiri, harus

membutuhkan bantuan keluarga atau orang lain karena prosedur tindakannya menyangkut pemijatan didaerah punggung atas dan bawah.

2. Pasien yang di implem Lansia yang berjenis kelamin perempuan, sehingga dalam melakukan pemijatan dipunggung pasien langsung sedikit canggung.

Page 11: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanHipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darahdiatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Secara umum seseorang dikatakanmenderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut).Diastolic adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup.

Berdasarkan hasil evaluasi diatas, menunjukkan bahwa terdapat perubahan pemahaman pada keluarga klien pada saat sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi serta terapi Slow Stroke Back Massage untuk menurunkan Hipertensi. Hal tersebut ditunjukkan dengan keluarga klien yang sudah lebih mengerti tentang masalah yang dialami oleh klien dan kemampuan keluarga dalam mendemonstrasikan terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM) pada klien

. 6.2 Saran6.2.1 Bagi Sasaran

Diharapkan dengan telah dilakukannya pendidikan kesehatan dan demostrasi Slow Stroke Back Massage (SSBM), keluarga klien dapat melakukannya dengan rutin sehinhha Hipertensi pasien dapat teratasi

6.2.2 Bagi MasyarakatPendidikan kesehatan dan demonstrasi Slow Stroke Back Massage (SSBM) dilakukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masayarakat mengenai gangguan Hipertensi serta cara mendeteksi dan mengatasinya sehingga perlu bagi masyarakat untuk membagikan informasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk ikut membantu meningkatkan kualitas kesehatan dalam lingkungan masyarakat.

6.2.3 Bagi Tenaga KesehatanPerawat sebagai salah satu tenaga kesehatan diharapkan memiliki

keterampilan, kemampuan dan pengetahuan untuk mengimbangi masalah kesehatan yang ada dimasyarakat, salah satunya masalah Hipertensi pada Lansia sehingga kualiats kesehatan dimasyarakat lebih meningkat.

Page 12: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. (2000). Pain perception and Management.Fundamentals

of nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Kozier & Erb. (2004). Pain Management.Fundamentals of nursing:

Concepts, process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.

Taylor, Lillis, & Le Mone. (1997). Comfort.Fundamentals of nursing: The

art & Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Wilkinson,J.M. (2000). Nursing diagnosis handbook with NIC

interventions and NOC outcomes (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall

Health

Jember, 10 November 2015

Pemateri,

Saltish Aguinaga NIM 132310101046

Page 13: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Daftar LampiranLampiran 1: Berita acaraLampiran 2: Daftar hadirLampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur (SOP)Lampiran 5: MateriLampiran 6: Media Leaflet

Page 14: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT.A 2015/2016

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal 13 Bulan November tahun 2015 jam 16.00 s/d 16.30 WIB bertempat di rumah Tn.A Dusun Pelinggian Barat Kelurahan Antirogoh Kecamatan Sumbersari Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Modifikasi lingkungan untuk lansia oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 3 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 13 November 2015

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

Hanny Rasni, M. Kep

NIP. 197612192002122003

Page 15: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT.A 2015/2016

DAFTAR HADIRKegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang resiko jatuh dan aktivitas fisik pada lansia oleh Mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini,Jumat tanggal 13 Bulan November tahun 2015 jam16.00s/d16.30WIB bertempat di rumah Tn.A Dusun. Pelinggian Timur Kelurahan Antirogoh Kecamatan Sumbersari Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. Saltish Aguinaga 1.2. Larasmiati Rasman 2.3. Ahmad 3.4. 4.5. 5.6. 6.7. 7.8. 8.9. 9.10. 10.

Jember, 13 November 2015

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

Hanny Rasni, M. Kep

NIP. 197612192002122003

Page 16: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Modifikasi LingkunganSasaran : Tn. AWaktu : .30 MenitHari/Tanggal : Jumat ,13 November 2015Tempat :Dusun Palinggian Barat

1. Standar KompetensiSetelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan memahami tentang Meminimalkan resiko jatuh

2. Kompetensi DasarSetelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit sasaran akan mampu:a. Mengetahui Faktor penyebab jatuh

b. Mengetahui cara mengurangi resiko jatuh

c. Mampu mendemontrasikan kondisi lingkungan rumah yang baik untuk

meminimalkan resiko jatuh.

3. Pokok BahasanDemonstrasi modifikasi lingkungan

4. Subpokok Bahasana. Resiko Jatuh

b. Manajemen resiko jatuh

c. Demonstrasi modifikasi lingkungan

5. Waktu1 x 30 menit

6. Bahan/Alat yang digunakanLeaflet................

7. Model Pembelajarana. Jenis model pembelajaran : Pertemuan kelompokb. Landasan teori : Konstruktivismec. Landasan pokok :

1. Menciptakan suasana ruangan yang baik2. Mengajukan masalah3. Membuat keputusan nilai personal

Page 17: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

4. Mengidentifikasi pilihan tindakan5. Melakukan tindakan6. Memberikan komentar7.

Page 18: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

8. PersiapanMahasiswa mempersiapkan alat dan juga bahan yang akan digunakan dalam melakukan demonstrasi dan juga mempersiapkan klien yang bersangkutan.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

ProsesTindakan

WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan a. Salam pembukab. Memperkenalkan diric. Menjelaskan tujuan

umum dan tujuan khusus

Memperhatikan 3 menit

Penyajian 1. Menjelaskan tentang Resiko Jatuha. Memberi

kesempatan pada Tn. A untuk bertanya tentang materi yang baru dijelaskan.

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan

2. Menjelaskan tentang manajemen resiko jatuha. Memberi

kesempatan pada Tn. A untuk bertanya tentang materi yang baru dijelaskan.

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan

3. Mendemonstrasikan modifikasi lingkungan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan.

Memperhatikan

Memperhatikan.

Memberikan pertanyaan.

Memperhatikan.

Ikut melakukan

15 menit

Penutup 1. Memberi pertanyaan pada keluarga tentang materi yang telah dijelaskan

2. Memberikan komentar terhadap jawabankeluarga

Menjawab

pertanyaan

Memperhatikan dan memberi sumbang saran

2 menit

Page 19: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

3. Menyimpulkan materi keseluruhan bersama keluarga.

4. Membagikan brosur (leaflet)

Menutup pertemuan dan memberi salam.

Memperhatikan

Menerima dengan baik.

Memperhatikan dan menjawab salam.

10. EvaluasiJawablah pertanyaan ini dengan tepata. Apa saja faktor resiko jatuh ?b. Bagaimana mencegah agar timbulnya jatuh ?c. Apa saja yang bisa dilakukan pada rumah agar mengurangi resiko jatuh ?

Page 20: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Lampiran 4. SOPASESMEN RISIKO JATUH MORSE

faktor risiko skala poin skor pasien

riwayat jatuh ya 25  

tidak 0 v 

diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis medis)

ya 15  

tidak 0 v 

alat bantu Berpegangan pada perabot 30  

tongkat/alat penopang 15  

tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring 0 v 

terpasang infus ya 20  

tidak 0  V

gaya berjalan terganggu 20  

lemah 10 v 

normal/tirah baring/imobilisasi 0  

status mental sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15  

sadar akan kemampuan diri sendiri 0 v 

    Total  

Kategori:

Risiko tinggi = ≥ 45Risiko sedang = 25 – 44Risiko rendah = 0 - 24

Page 21: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

Lampiran 5. Materi

PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN JATUH

1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien

2. Sediakan pencahayaan yang adekuat

3. Alas kaki anti-licin

4. Berikan instruksi kepada pasien untuk memanggil petugas jika ingin turun

dari tempat tidur

5. Beri penjelasan mengenai sistem pemanggilan perawat ke ruangan

6. Bel panggilan berada dalam jangkauan, gampang dilihat, serta pasien

mengetahui letak dan cara penggunaannya

7. Tali penarik lampu meja berada dalam jangkauan, terlihat, serta pasien

mengetahui letak dan cara penggunaannya

8. Pertimbangkan untuk menggunakan pengasuh pada pasien dengan

gangguan kognitif

9. Sediakan lingkungan yang aman (rapi, tidak licin, kabel-kabel terikat

dengan rapi, jalur berjalan bersih dari benda-benda yang tidak perlu)

10. Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan

11. Posisikan tempat tidur serendah mungkin dengan roda terkunci

12. Mulai mobilisasi secepat dan sesering yang masih diperbolehkan untuk

kondisi pasien

13. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh

14. Tanda pengenal kepada pasien (gelang berwarna di pergelangan tangan,

tulisan/tanda di depan kamar pasien)

15. Setiap 1-3 jam, tawarkan bantuan untuk ke kamar mandi dan perawatan

16. Perawatan termasuk mobilisasi pasien, menawarkan minum, dan

memastikan pasien hangat dan nyaman

17. Konsultasikan dengan tim ‘manajemen jatuh’ dan farmasi (tinjau ulang

medikasi)

18. Alarm tempat tidur

19. Alarm di kursi roda

Page 22: SaltishAguinaga 132310101046 LaporanPreplanning KomunitasII

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II – PSIK Universitas Jember 2015

20. Lokasi kamar tidur pasien berdekatan dengan pos perawat (nurse station)

21. Karpet di samping tempat tidur

22. Tempat tidur rendah

23. Evaluasi oleh tim interdisiplin

24. Untuk pasien yang berisiko cedera kepala (misalnya pasien dalam terapi

antikoagulan, gangguan kejang berat, riwayat jatuh mengenai kepala),

pertimbangkan penggunaan pelindung kepala

25. Penggunaan dudukan toilet yang ditinggikan

26. Musik relaksasi

27. Program olahraga / aktivitas

28. Transfer ke sisi yang lebih stabil

29. Secara aktif, libatkan pasien dan keluarga dalam program pencegahan

jatuh

30. Berikan instruksi kepada pasien sebelum memulai aktivitas

31. Penggunaan alat bantu sesuai dengan kebutuhan pasien

32. Menimalisir gangguan /distraksi

33. Periksa ujung anti-selip pada tongkat dan walker

34. Instruksikan pasien untuk menggunakan pegangan