safety, health and environment, innovative...

52
TRIPLE BOTTOM LINE www.badaklng.co.id Majalah Badak LNG Edisi 33, September - Oktober 2017 safety, health and environment, innovative, professionalism, integrity & dignity

Upload: vuonghanh

Post on 08-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TRIPLE BOTTOM LINE

www.badaklng.co.id

Majalah Badak LNGEdisi 33, September - Oktober 2017

s a f e t y , h e a l t h a n d e n v i r o n m e n t , i n n o v a t i v e , p r o f e s s i o n a l i s m , i n t e g r i t y & d i g n i t y

PENANGGUNG JAWAB Corporate Secretary - Corporate Communication Senior Manager

PEMIMPIN REDAKSI Hanes Utama

TIM REDAKSI Busori Sunaryo, Cindy Rindamwati, Okky Indra Putra, Hendra Purnama

FOTOGRAFER Ahmad Sanusi, Kiki Widiyanto

DISTRIBUTORAbdul Azis M.

PENERBIT Corporate Communication Department

ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak LNGJl. Raya Kutai, Bontang, Kalimantan Timur Telp: (0548) 55-1433/1532, Faks: (0548) 55-2409, E-mail: [email protected]

IZIN CETAK Nomor 1834/DITJEN PPG/1993 Tanggal 29 Mei 1993

SUSUNAN REDAKSI

Redaksi menerima kiriman naskah dan foto unik, baik dari kala ngan Badak LNG maupun masyarakat umum. Sertakan pula foto profil (ukuran postcard atau pas foto) sebagai pelengkap tulisan. Tulisan dikirim melalui email [email protected]. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan menarik dari Redaksi.

SOROTANTriple Bottom Line 4

Penghargaan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV 46

Peringatan 90 Juta Jam Kerja 49

Badak LNG Raih Penghargaan Subroto 50Sosialisasi Program Kemitraan Badak LNG 51

HSSE Fair 2017 47

SOSOKDidik Sasongko WidiSang Pengawal Masa Transisi 20

BERITA FOTOKunjungan President Director & CEO Badak LNG ke Bontang Kuala Ecotourism 24

SHEQ CORNERMengenal Pengolahan Limbah Berbasis SHEQ di Badak LNG 36

Penerapan Triple Bottom Linedi Badak LNG 10

Mengenal Triple Bottom Line 5

Dari Triple Bottom Line Menuju Sustainability 16

DAFTAR ISI / CONTENT

CSR CORNERGreen House Pesona Alam 32

Legal CornerTanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Anak Perusahaan 30

BINGKAIBadak LNG Menyelenggarakan Pelatihan K3L2M 44

Workshop GCG dan Sosialisasi LHKPN 48

PENERAPAN KONSEPTRIPLE BOTTOM LINEPembaca Budiman,

Sebagai perusahaan kelas dunia, Badak LNG selalu berkomitmen untuk memperhatikan penerapan konsep Triple Bottom Line (TBL) pada setiap jengkal kegiatan Perusahaan. Dalam konsep Triple Bottom Line terdapat tiga aspek yang saling melengkapi satu sama lain, yaitu aspek people, planet, dan profit. Badak LNG mewujudkan ketiga aspek TBL ini melalui komitmen untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan, memperhatikan kesehatan pekerja, menerapkan SHEQ dalam setiap kegiatan, dan tentu dengan tetap menjaga kualitas produk LNG.

Salah satu bukti nyata penerapan TBL adalah peraihan PROPER Emas dari Kementerian KLH sejak tahun 2011. Selain itu, tepat pada 17 September 2017, Badak LNG juga berhasil mencapai 90 juta jam kerja aman. Sebuah pencapaian yang merupakan buah kerja keras kita semua. Mari kita jaga bersama berbagai pencapaian ini untuk membawa Badak LNG ke arah yang lebih baik lagi

Salam Hanes Utama

POTRETInovasi Untuk Efisiensi Energi 28

SINERGY September - Oktober 2017

2 ULUK SALAM

President Director & CEO Badak LNGDidik Sasongko Widi

K etika pada tahun 1994 John Elkington dalam artikelnya ‘Win–Win–Win’ Business Strategies yang dimuat dalam California Management Review memperkenalkan kerangka Triple Bottom Line (TBL), dunia bisnis mengalami

revolusi besar-besaran. Dunia bisnis memang sudah mulai mengubah haluannya ketika pada tahun 1987 Komisi Brundtland dari PBB memperkenalkan Sustainable Development sebagai acuan bagi perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis berwawasan lingkungan secara jangka panjang. TBL kemudian memberikan dimensi yang lebih luas dan menyeluruh dari Sustainable Development sehingga memberikan dampak yang lebih besar. Elkington kemudian mempopulerkan formula 3P pada tahun 1995 untuk menegaskan dasar kerangka TBL yaitu people, planet, dan profit.

Secara sederhana TBL memberikan panduan bagi perusahaan agar dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan (Sustainability Growth) dengan memerhatikan 3 aspek bottom lines yaitu, keadilan social (social equity), lingkungan (environment), dan ekonomi (economic). Elkinton menggunakan frase people, planet, dan profit untuk menjelaskan ketiga aspek ini. people sebagai bottom line keadilan sosial menekankan pentingnya bagi perusahaan untuk membangun bisnis yang berkeadilan dan bermanfaat luas bagi pekerja, masyarakat sekitar, dan daerah tempat perusahaan beroperasi. Sedangkan planet menjadi bottom line bagi aspek lingkungan yang menegaskan pentingnya perusahaan untuk mengembangkan strategi bisnis memperhatikan keberlanjutan pengelolaan

lingkungan (environment sustainability). Adapun profit menjadi bottom line aspek ekonomi memberikan panduan bahwa keuntungan perusahan tidak sekedar diukur dari keuntungan finansial tetapi dari seberapa besar manfaat (benefit) yang perusahaan berikan bagi masyarakat.

Bagi Badak LNG, TBL ini menjadi salah satu panduan utama dalam menjalankan bisnis perusahaan. Ketiga aspek bottom line benar-benar Perusahaan perhatikan sehingga Badak LNG dapat senantiasa menjaga keberlanjutan (sustainability) bisnisnya. Aspek people dan planet misalnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Perusahaan melalui pelaksanaan Manajemen Safety, Health, Environment, dan Quality (SHEQ) secara terintegrasi. Seluruh elemen Badak LNG secara bersama-sama dari mulai level Manajemen sampai pekerja betul-betul memperhatikan implementasi SHEQ dalam kehidupan kerja sehari-hari. Maka tak heran jika SHEQ telah menjadi budaya yang begitu melekat pada Badak LNG dan telah menghantarkan berbagai penghargaan tingkat nasional dan internasional bagi Perusahaan.

Selain kedua aspek tersebut, Badak LNG juga berkomitmen untuk menjadikan aspek profit sebagai panduan perusahaan dalam mengelola perusahaan. Melalui program CSR dan Community Development, Badak LNG berupaya memberikan dampak positif dan manfaat secara luas bagi masyarakat Kota Bontang. Berbagai program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan Badak LNG gulirkan dengan prinsip sustainability partnership, kemitraan yang berkelanjutan.

TBL dan Sustainability Badak LNG

September - Oktober 2017 SINERGY

3SALAM CEO

TRIPLE BOTTOM LINESeperti halnya kehidupan yang terus mengalami perubahan, berbagai industri di dunia pun mengalami perubahan. Industri yang pada mulanya tampil sebagai pengeruk keuntungan sebesar-besarnya, kini mulai memperhatikan dampak keberadaan perusahaan bagi kehidupan sosial dan lingkungan. Pemahaman yang mencoba menyeimbangkan antara keuntungan, kehidupan sosial, dan lingkungan ini lazim

dikenal dengan istilah Triple Bottom Line yaitu people, planet dan profit.

SINERGY September - Oktober 2017

4 SOROTAN

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh John Elkington pada tahun 1994, konsep Triple Bottom Line (TBL) langsung mencuri perhatian para pelaku industri di seluruh dunia. Banyak pihak yang sepakat bahwa

konsep ini—yang terdiri dari tiga aspek: people, planet dan profit—merupakan pilar penting yang dapat digunakan untuk mengukur nilai kesuksesan suatu perusahaan. Terutama jika dilihat dalam tiga kriteria, yaitu pengaruh perusahaan tersebut di area ekonomi (economic), lingkungan (environment), serta sosial (social).

Perusahaan-perusahaan yang sudah memahami konsep TBL langsung mengaktualisasikannya dalam bentuk program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Sesuai dengan namanya, program CSR menyasar unsur tanggung jawab (responsibility) perusahaan terhadap lingkungan sosial, lingkungan alam sekitar (natural environment), perlindungan konsumen, corporate governance, dan pengaruh perilaku bisnis terhadap isu-isu sosial pada umumnya seperti kekurangan pangan, kemiskinan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan hak asasi manusia.

Profesor dari Harvard Business School, Michael Porter, dalam tulisannya Strategy and Society: The Link Between Competitive Advantage and Corporate Social Responsibility mengemukakan bahwa konsep sosial harus menjadi bagian dari strategi perusahaan. Hal ini berarti, sebuah perusahaan sedapat mungkin tidak akan menghilangkan program CSR meski dilanda krisis, kecuali ingin mengubah strategi usahanya secara mendasar. Konsep ini perlu dipahami untuk mencegah kasus-kasus yang terjadi ketika perusahaan dilanda krisis,

maka dana program CSR yang akan dipotong dahulu untuk menyelamatkan keuangan.

People, Planet, ProfitPada dasarnya, konsep Triple Bottom Line mengimplikasikan bahwa selain memperhatikan para shareholder (pemegang saham), perusahaan juga perlu memperhatikan kepentingan para stakeholder, yaitu semua pihak yang terlibat dan terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan.

Sebab saat ini, mengutamakan profit tak lagi menjamin bisnis perusahaan terus berjalan dengan baik. Dengan demikian para pelaku bisnis tidak dapat terus beranggapan bahwa keuntungan yang diraih oleh perusahaan adalah satu-satunya hal yang harus diperhatikan. Sementara peran lingkungan dan sosial masyarakat tidak masuk dalam hitungan.

Ketidakmengertian pada konsep ini membuat sebuah perusahaan akan terus mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan dan kepentingan sosial. Pada akhirnya bencana tak dapat dihindari. Banyak perusahaan lambat namun pasti akan merugi, bangkrut, dan akhirnya dapat menyebabkan industri tertentu punah. Timbullah kesadaran bahwa faktor internal perusahaan seperti modal, investasi, pegawai, manajemen, sistem, dan prosedur hanyalah bagian dari ekosistem bisnis yang mendukung keberadaan

Mengenal Triple Bottom Line

September - Oktober 2017 SINERGY

5SOROTAN

dan kelangsungan hidup sebuah industri. Salah satu contoh kasus dari ketidakmengertian pelaku bisnis terhadap konsep TBL terjadi pada industri penangkapan paus di Amerika Utara. Antara lain melalui perusahaan seperti American Pacific Whaling Company yang bermarkas di British Columbia atau West Coast Whaling Company yang bermarkas di California.

Industri yang booming sekitar tahun 1840-1950 ini terus melakukan penangkapan paus tanpa memperhatikan kecepatan berkembang biaknya. Selain itu, perusahaan juga tidak melakukan usaha-usaha pemeliharaan agar paus selalu berada dalam jumlah yang seimbang. Pada akhirnya populasi paus terus menurun, sehingga—jangankan untuk menangkapnya—bahkan untuk menemukan seekor ikan paus saja sudah sulit. Akibatnya keuntungan bisnis tersebut mulai menurun, banyak

pabrik pengolahan paus yang gulung tikar. Akhirnya habislah industri penangkapan paus Amerika Utara.

Berkaca industri penangkapan paus ini, akhirnya banyak pelaku usaha yang menjalankan TBL secara konsisten. TBL memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang bahkan juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan terutama di bidang sosial kemasyarakatan.

Konsep TBL memiliki fondasi dasar yang mengacu pada tiga aspek yaitu people, planet, dan profit. Aspek people menekankan pentingnya perusahaan untuk mendukung kepentingan sumber daya manusia. Misalnya dengan memperhatikan lingkungan kerja yang aman, jam kerja yang dapat ditoleransi, mencegah eksploitasi pekerja atau bahkan eksploitasi anak di bawah umur. Sementara secara lebih luas, konsep ini menjadi dasar pengembangan program-program CSR yang bertujuan memberdayakan masyarakat.

Sedangkan aspek planet menekankan pentingnya perusahaan untuk mendukung kelestarian sumber daya alam. Misalnya melakukan diversifikasi energi, mengurangi hasil limbah produksi, mengolah limbah berbahaya menjadi limbah yang aman bagi lingkungan, dan mengurangi emisi CO2 serta gas rumah kaca.

Aspek terakhir, profit adalah aspek yang diperlukan karena untuk bertahan perusahaan tetap harus menghasilkan profit dalam kegiatan usahanya. Namun dalam konsep TBL, perlu diperhatikan bahwa profit ini tidak hanya didefinisikan sebagai pendapatan perusahaan dalam bentuk uang, namun juga profit yang berupa dampak positif dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat luas.

People Planet ProfitSocially Progressive Environmentally Conscious Fiscally Sound

SINERGY September - Oktober 2017

6 SOROTAN

Konsep TBL memiliki fondasi dasar yang

mengacu pada tiga aspek, yaitu people, planet, dan

profit.

Change is an inevitable force that doesn’t only affect our personal lives, but various industries around the world as well. At first, industries emerge as commercial enterprises that attempt to gain profit as much as possible. Now, however, they start to assess the effect of its business on social life and the environment. The idea of balancing profit, social life, and the environment is known as Triple Bottom Line, which covers three

sectors: the people, the profit, and the planet.

TRIPLE BOTTOM LINE

September - Oktober 2017 SINERGY

7SOROTAN

T riple Bottom Line (TBL) concept, which gained attention from industrialists around the world, was firstly introduced by John Elkington in 1994. Many people agree that this concept — which comprises three aspects: people, planet, and profit — is an

important basis for measuring companies’ success. According to TBL concept, companies’ success is evaluated through their contribution in economic, environmental, and social sectors.

Companies implement TBL concept by organizing Corporate Social Responsibility (CSR) programs. As the name suggests, CSR program regulates companies’ responsibility toward the social environment, natural environment, consumer protection, and corporate governance. The program also evaluates their contribution to general social issues, such as food shortages, poverty, education, healthcare, and human rights.

In Strategy and Society: The Link Between Competitive Advantage and Corporate Social Responsibility, Michael Porter, a professor at Harvard Business School, argues that companies must incorporate the social concept into their strategy. It means that a company must not discontinue CSR programs even if it suffers financial distress, unless it’s planning to change the principle of its business strategy. It’s important to fully

understand this concept in order to prevent issues that may arise when a company suffers financial distress. If the company fails to comprehend the concept, it would cut CSR program’s funding to protect its finance.

People, Planet, ProfitTriple Bottom Line concept, in essence, suggests that in addition to protecting shareholders’ interests, companies also must protect the interests of stakeholders, which are people and communities affected by companies’ activities.Currently, prioritizing profit doesn’t guarantee that companies could conduct their business well. Therefore, companies cannot focus their attention solely on gaining profit while neglecting the environment and communities’ social life.

If a company isn’t able to understand this concept, it will exploit natural resources without paying attention to the balance in nature and social interests, and as a result, disasters are imminent. Eventually, a large number of companies will face financial loss or even bankruptcy which could cause certain industries defunct. Therefore, many

Learning Triple Bottom Line

SINERGY September - Oktober 2017

8 SOROTAN

People Planet ProfitSocially Progressive Environmentally Conscious Fiscally Sound

companies realize that internal factors, such as capital,investment, workers, management, systems, and procedures, are only a part of the business ecosystem that supports an industry’s existence and survival.

The decline of North America’s whaling industry is an example of failure in understanding TBL concept. There are two companies that become the prime example of the decline, which are American Pacific Whaling Company that’s located in British Columbia and West Coast Whaling Company that’s headquartered in California.

Whaling industry experienced great prosperity from 1840 to 1950. Whaling companies, however, hunted whales without paying attention to the rate of whale’s reproduction. Moreover, the companies also didn’t carry

out any necessary effort to maintain whale population. Eventually, its population was declining, making it harder for whaling companies to find one, let alone capture it. As a result, the companies experienced financial loss and many whale processing plants faced bankruptcy. In the end, North America’s whaling industry must accept its demise.

By learning from the decline of the whaling industry, many companies start to implement TBL consistently. TBL gives companies opportunities to survive and expand its business. The concept also provides additional value to companies, especially value that’s generated by the societies.

The concept has principles that refer to three aspects: the people, the planet, and the profit. The people aspect emphasizes the importance of supporting human resources needs, such as creating a safe work environment, regulating tolerable working hours, and preventing the exploitation of workers or even child labor. In general, the concept becomes the basis of CSR programs development that are designed to empower people.

On the other hand, the planet aspect stresses the importance of preserving natural resources, such as diversifying energy resources, reducing wastes, processing hazardous wastes into eco-friendly wastes, and decreasing CO2 emission and greenhouse gas.

Lastly, the profit aspect is needed to ensure companies’ survival as companies must make profit from their business. In TBL concept, however, the definition of profit isn’t limited only to revenue or money, but also other profit that brings positive impacts on the environment and the society’s economy and social life.

The concept has principles that refer to three aspects: the people, the planet, and

the profit

September - Oktober 2017 SINERGY

9SOROTAN

Jika membicarakan tentang penerapan Triple Bottom Line (TBL), contoh yang paling mudah diangkat adalah perusahaan yang melakukan aktivitas usahanya di bidang eksplorasi dan pengolahan sumber daya alam. Misalnya

perusahaan tambang batu bara, minyak, atau gas bumi. Dalam aktivitas usahanya, perusahaan tersebut akan merasa perlu untuk memperhatikan dampak kegiatan mereka terhadap lingkungan, memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja pekerja, dengan tetap tak melupakan kewajiban perusahaan dalam mencari keuntungan.

Begitu juga dengan Badak LNG. Penerapan aspek people, planet, dan profit telah Perusahaan lakukan sejak lama secara rapi dan terstruktur. Dari aspek people, Badak LNG bukan hanya memerhatikan pekerja serta mitra kerja, namun juga meluas kepada masyarakat terutama di Kota Bontang. Untuk internal Perusahaan, Badak LNG telah menyiapkan berbagai fasilitas yang memudahkan pekerja seperti sarana olahraga, sekolah, dan perumahan. Badak LNG juga merancang sistem SHEQ yang memberikan jaminan keselamatan dan keamanan pekerja. Salah satu bukti nyata keberhasilan sistem SHEQ ini adalah prestasi Badak LNG tidak mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja selama 90 juta jam kerja.

Keberhasilan Perusahaan menjalankan sistem SHEQ juga membuat Badak LNG meraih anugerah lebih dari 100 penghargaan di bidang keselamatan kerja dari berbagai pihak. Misalnya penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berupa Bendera

Emas 2012 dan masuk kategori Memuaskan pada 2015. Kemudian prestasi terbaru adalah penghargaan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV tahun 2017 di Bidang Pengolahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sedangkan untuk eksternal Perusahaan, Badak LNG menyadari bahwa masyarakat Kota Bontang merupakan stakeholders penting bagi Perusahaan. Untuk itu Badak LNG mengembangkan kegiatan CSR dengan prinsip “Maju Bersama Masyarakat”. Badak LNG mengarahkan kegiatan CSR untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Antara lain melalui berbagai kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta berbagai kegiatan sosial. Beberapa program CSR Badak LNG tersebut antara lain pengadaan beasiswa, pendirian Posyandu, membina berbagai kelompok mitra binaan, dan pendirian LNG Academy.

Dari aspek planet, Badak LNG juga memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan secara jangka panjang. Komitmen tersebut Perusahaan wujudkan dalam berbagai program CSR bidang lingkungan. Antara lain dalam bentuk keanekaragaman hayati dan penanaman pohon mangrove serta pohon ulin.

Program keanekaragaman hayati berfokus terutama di dalam kawasan Badak LNG melalui pelestarian kawasan hutan lindung yang berdampingan dengan area perumahan dan perkantoran. Maka tidak mengherankan jika di lingkungan Badak LNG masih dapat ditemukan

PENERAPAN TRIPLE BOTTOM LINE DI BADAK LNG

SINERGY September - Oktober 2017

10 SOROTAN

PENERAPAN TRIPLE BOTTOM LINE DI BADAK LNG

satwa langka seperti orang utan dan bekantan. Hal ini tidak terlepas dari lestarinya lingkungan ideal bagi tempat tinggal mereka.

Selain itu, Badak LNG juga melakukan upaya pelestarian lingkungan dengan melibatkan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan Perusahaan melalui penanaman mangrove dan tanaman khas Kalimantan, pohon ulin. Badak LNG merangkul enam kelompok mitra binaan bidang pelestarian mangrove dan satu kelompok mitra binaan bidang pelestarian ulin. Anggota kelompok yang terlibat dalam kegiatan penanaman tersebut berjumlah lebih dari 100 orang.

Kegiatan penanaman tersebut tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, namun juga memberikan keuntungan ekonomi bagi para anggota kelompok. Dengan demikian kesadaran para anggota untuk turut menjaga kelestarian lingkungan semakin meningkat.

Kinerja Badak LNG dalam upaya pelestarian lingkungan telah mendapat apresiasi dari pemerintah berupa penghargaan dari tingkat kota sampai tingkat nasional. Salah satunya adalah penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Badak LNG raih enam kali berturut–turut sejak tahun 2011. Selain itu, lima program CSR/Comdev Badak LNG

mendapat penghargaan sebagai program CSR berbasis lingkungan terbaik di ajang Indonesia Green Awards tahun 2016.

Program CSR/Comdev Badak LNG juga diakui oleh institusi pendidikan. Misalnya saja di ajang UNS SME’s Awards tahun 2017 Badak LNG mendapatkan penghargaan sebagai Perusahaan Swasta Pertambangan (Minyak dan Gas) Pelaksana PK-BL/CSR Pengembang UMKM Pesisir dengan Aspek Lingkungan Terbaik.

Sementara itu dari aspek Profit, Badak LNG menyadari pentingnya menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan agar bisnis yang dijalani berlangsung secara berkesinambungan. Salah satunya adalah dengan selalu berusaha menjaga kualitas produk dan kepercayaan pelanggan. Untuk itu Badak LNG senantiasa berusaha menjaga kepercayaan pelanggan atas kualitas produk yang dijual dan memberikan pelayanan terbaik. Badak LNG menjaga kualitas produk melalui penerapan sistem manajemen mutu berstandar internasional. Seperti penerapan ISO 14001:2004 sejak tahun 2000, ISO 9001:2008 sejak tahun 2001, dan ISO 17025:2005 sejak tahun 2009.

Selain itu, Badak LNG juga merupakan perusahaan minyak dan gas pertama yang memperoleh sertifikasi ISRS8 level 8. Bahkan berdasarkan benchmark—kepada 14 Kilang LNG

Director & COO Badak LNG bersama jajaran manajemen Badak LNG melakukan penanaman bibit mangrove sebagai salah satu langkah pelestarian alam.

September - Oktober 2017 SINERGY

11SOROTAN

yang mewakili 80% kapasitas produksi LNG di dunia—yang dilakukan oleh Philip Townsend Associates Inc. (PTAI), Badak LNG meraih peringkat pertama di bidang SHE (Safety, Health & Environment), reliabilitas kilang, persentase kehilangan gas terendah, biaya perawatan paling rendah, dan juga biaya personel.

Berbagai kegiatan Perusahaan dalam aspek 3P, people, planet, dan profit membuktikan komitmen Badak LNG dalam penerapan TBL. Badak LNG bahkan telah menjadikan konsep ini sebagai bagian tidak terpisahkan dari perencanaan strategis perusahaan. Bahkan dalam berbagai ajang nasional, Badak LNG terus mempromosikan konsep TBL sebagai konsep bagi perusahaan yang menginginkan tercapainya sustainability dalam menjalankan usahanya.

Penghargaan PROPER Emas yang diraih oleh Badak LNG merupakan salah satu cara untuk menjaga aspek profit. Dengan penghargaan-penghargaan seperti ini, konsumen akan tetap percaya pada Perusahaan, dan tetap membeli produk, hingga akhirnya mendatangkan keuntungan.

SINERGY September - Oktober 2017

12 SOROTAN

THE IMPLEMENTATION OF TRIPLE BOTTOM LINE AT BADAK LNG

In order to illustrate the implementation of Triple Bottom Line (TBL), we can take companies that are specialized in exploring and processing natural resources, such as coal mining companies, gas companies, or oil companies. By implementing TBL concept, the companies have

some responsibilities, including assessing the impact of their activities on the environment, ensuring workers’ health and safety, and gaining profit.

Badak LNG has the same responsibilities as well. The Company has been implementing people, planet, and profit aspects adeptly and structurally for a long time. For people aspect, Badak LNG doesn’t only take care of its workers, but also the people, especially those who live in Bontang City. The Company has prepared various infrastructures that facilitate workers, such as sports facilities, schools, and housing provision. Badak LNG also designs SHEQ system to ensure workers’ safety and security. Badak LNG’s achievement in attaining 90 million safe man-hours proves that the Company is able to implement SHEQ system successfully. The achievement means that the Company hasn’t experienced any accident that results in work time lost.

Badak LNG’s accomplishment in implementing SHEQ system help the Company received more than 100 awards in work safety category from various organizations. For example, the Company received Gold Flag in 2012 and Satisfactory category in 2015 from Occupational Safety and Health Management System (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja or SMK3) award. Recently, the Company also received Patra

Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV award in Processing Field from Ministry of Energy and Mineral Resources.

Badak LNG understands that Bontang City’s people are important stakeholders for the Company. Therefore, Badak LNG develops CSR activities with the motto “Make Progress Together with the people” (Maju Bersama Masyarakat). Badak LNG considers CSR activities as an opportunity to provide many benefits to the people. Therefore, the Company designs various activities in education, health, infrastructure, and social sectors, including providing scholarships, establishing neighborhood health centers (Posyandu), developing several groups of trained partners, and founding LNG Academy.

For Planet aspect, Badak LNG realizes its commitment to conducting a longterm environmental preservation by developing CSR programs in the environmental sector, including biodiversity conservation program, mangrove and ulin (a tree that’s native to Borneo) cultivation.

Biodiversity conservation program focuses on preserving Badak LNG’s protected forest where housing and office zones are located. Therefore, it’s not surprising that some rare animals, such as orangutans and proboscis monkeys (bekantan) can be seen in Badak LNG area. This proves that the Company is able to preserve its surrounding environment effectively, even allowing rare animals to live there.

Badak LNG also involves people who live around the Company’s area in preserving the environment through mangrove and ulin

September - Oktober 2017 SINERGY

13SPOTLIGHT

In addition to maintaining the condition of the plant, Badak LNG also pay attention to environmental conditions such as water, flora and fauna around the plant.

cultivations. The company also cooperates with six groups of trained partners that are specialized in mangrove preservation and a specialized in ulin conservation. There are 100 members who are involved in this cultivation program.

The cultivation doesn’t only benefit the environment, but also provides financial gain to the members, which encourages them to preserve the environment.

The government shows their appreciation of Badak LNG’s performance in preserving the environment by handing out awards from city level to national level. For example, Badak LNG received Proper Gold (Proper Emas) from Ministry of Environment and Forestry six times in a row since 2011. Also, five CSR/Comdev programs designed by Badak LNG received an award as The Best Environmental-based CSR Programs Indonesia Green Awards in 2016.

Badak LNG’s CSR/Comdev programs are also recognized by education institutions. For example, in UNS SME’s Awards

that’s held in 2017, Badak LNG received an award as The Best Private Mining Company (Oil and Gas) PK-BL/CSR Partner Coastal SME Developer with the Best Environmental Aspect.

For profit aspect, Badak LNG understands the importance of maintaining the growth of its performance to ensure that it could carry out its business continuously. Therefore, in order to sustain the growth of its performance, Badak LNG continuously improves and maintains the quality of its products and consumers’ trust and provides the best service. Badak LNG maintains the quality of its products by implementing a quality management system that complies with international standards, such as ISO 14001:2004 since 2000, ISO 9001:2008 since 2001, and ISO 17025:2005 since 2009.

Badak LNG is also the first oil and gas company that received Level 8 of ISRS8. In 2014, Phillip Townsend Associates benchmarked 14 LNG plants which represent 80% LNG production in the world. Based on the benchmark, Badak LNG

SINERGY September - Oktober 2017

14 SPOTLIGHT

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana planted Ulin trees, as Badak LNG commitment to implement planet aspects in Triple Bottom Line concept.

took first place in SHE (Safety, Health & Environment) field, plants reliability, lowest gas loss, lowest maintenance and personnel cost.

In order to demonstrate Badak LNG’s commitment in implementing TBL, the Company organizes various activities

that are related to 3P (people, planet, and profit) aspects. The concept even becomes an inseparable part of Badak LNG’s strategic planning. In several national events, Badak LNG keeps promoting TBL as an essential concept for companies that want to achieve sustainability in their business.

September - Oktober 2017 SINERGY

15SPOTLIGHT

K etika sebuah perusahan menerapkan konsep Triple Bottom Line (TBL), perusahaan pada akhirnya tetap ingin mendapatkan profit. Hal ini logis, karena hanya dengan profit perusahaan dapat bertahan dalam jangka waktu lama.

Namun, ketika menerapkan TBL, ada perbedaan mendasar pada profit yang perusahaan raih, yaitu dari ruang lingkup dan jangka waktunya. Dalam TBL, profit tidak diletakkan menjadi satu-satunya prioritas karena perusahaan harus memperhatikan juga aspek people dan planet. Memang benar profit bisa menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan, namun keberlangsungan itu akan lebih berkesinambungan ketika perusahaan menjaga aspek people dan planet.

Selain aspek people, planet, dan profit, TBL memiliki tiga aspek lanjutan yaitu aspek bearable, equitable, dan viable. Perlu digarisbawahi bahwa ketiga aspek lanjutan ini baru dapat tercapai ketika tiga aspek dasar TBL telah terpenuhi dengan baik. Sebab ketiga aspek lanjutan ini merupakan irisan dari dua aspek dasar TBL.

Aspek bearable misalnya adalah irisan dari aspek people dan planet. Penyatuan aspek people dan planet diharapkan dapat menciptakan sistem yang terus bertahan (bearable) melalui kesanggupan perusahaan dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.

Bagi Badak LNG, aspek bearable diwujudkan melalui berbagai kegiatan CSR seperti penanaman dan diversifikasi mangrove, transplantasi terumbu karang, penanaman ulin, dan ekowisata. Pemilihan program CSR ini tidak terlepas dari potensi sumber daya alam yang ada di sekitar masyarakat. Dengan demikian setiap program CSR tidak hanya memberikan dampak

lingkungan saja, tetapi juga turut memberikan dampak sosial dan ekonomi. Ketiga dampak positif dari program Badak LNG ini turut membentuk image perusahaan sebagai good perception dan good relationship sehingga memberikan social license bagi keberadaan Perusahaan di tengah-tengah masyarakat.

Adapun penyatuan profit dan people diharapkan dapat menciptakan sistem yang adil (equitable) dengan menjadikan semua pihak, baik masyarakat maupun perusahaan memiliki keuntungan yang sepadan dengan peranan masing-masing. Usaha Badak LNG untuk memenuhi aspek equitable telah dimulai sejak awal pengoperasian kilang pada tahun 1974. Diawali dengan memperhatikan kesejahteraan pekerja dan masyarakat dengan penyediaan fasilitas kesehatan, fasilitas sekolah, serta fasilitas olahraga. Badak LNG juga turut berperan dalam pembangunan infrastruktur Kota Bontang seperti jalan raya, pasar, posyandu, dan sumur air.

Terakhir, irisan aspek profit dan planet diharapkan dapat menciptakan sistem yang terus berjalan (viable). Aspek viable merupakan penjaga roda gigi perusahaan agar terus berputar. Salah satu langkah mewujudkan aspek ini adalah dengan melakukan efisiensi penggunaan sumber daya alam yang berdampak terhadap efisiensi budget perusahaan. Efisiensi penggunaan SDA juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Aspek viable Badak LNG wujudkan melalui pembentukan program mitra binaan yang bergerak di bidang pencacah plastik dan program pemanfaatan limbah laut seperti pengolahan cangkang kepiting menjadi biskuit. Perusahaan juga mendorong mahasiswa LNG Academy untuk menciptakan berbagai inovasi di bidang ketahanan energi. Hasil inovasi

DARI TRIPLE BOTTOM LINE MENUJU SUSTAINABILITY

SINERGY September - Oktober 2017

16 SOROTAN

PEOPLE

PROFITPLANETInteraksi variabel ekonomi dengan the bottom line dan cash flow.

Variabel lingkungan terkait sumber daya alam, kualitas air dan udara, konservasi energi,

dan penggunaan lahan.

Interaksi antara variabel sosial dengan masyarakat, pendidikan, keadilan, sumber daya sosial, kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup.

BEAR

ABLE

EQUITABLE

VIABLE

SUSTAINABLE

mahasiswa LNG Academy salah satunya adalah alat pengolahan biodiesel dari minyak jelantah yang kini telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Penerapan ketiga aspek lanjutan ini, yaitu equitable, bearable, viable pada akhirnya akan melahirkan kondisi bisnis berkelanjutan (sustainable).

Menjaga intergenerational EquityPunahnya industri penangkapan ikan paus telah menjadi pelajaran yang berharga bahwa industri yang tidak memperhatikan aspek keberlanjutan akan memberikan dampak buruk dalam jangka panjang. Berkaca dari pelajaran ini, Badak LNG melakukan upaya untuk mencegah hal yang sama terjadi pada pohon ulin yang kini mulai langka. Populer pada periode 1990-2000-an, membuat banyak industri mebel memanfaatkan kayu ulin sebagai bahan bakunya. Namun pemanfaatan kayu ulin ini tidak disertai dengan pelestarian pohon ulin. Akibatnya terjadilah kelangkaan pohon ulin yang semakin memprihatinkan.

Bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai, Badak LNG bersama Kelompok Green House Pesona Alam turut berkontribusi melalui pembibitan dan penanaman ulin. Bagi Badak LNG pelestarian lingkungan turut mendukung kegiatan perusahaan beserta lingkungan sekitar perusahaan. Pelestarian lingkungan

adalah salah satu upaya Badak LNG menjalankan konsep bisnis berkelanjutan (business sustainability).

Bisnis berkelanjutan ini sejalan dengan program pemerintah pembangunan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan pembangunan antar generasi. Selain itu, pembangunan berkelanjutan juga dapat menjamin pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenerational equity). Dengan demikian manfaat dari keberadaan sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis berkelanjutan tidak hanya dirasakan oleh satu generasi saja, namun juga oleh generasi-generasi selanjutnya.

Konsep intergenerational equity meliputi tiga hal yaitu mempertahankan kesejahteraan masyarakat untuk masa kini maupun masa yang mendatang; mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan SDA dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi; serta menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Badak LNG berharap program-program CSR yang telah Badak LNG konsep secara berkelanjutan mampu menciptakan intergenerational equity. Dengan demikian Perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kemakmuran sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat.

September - Oktober 2017 SINERGY

17SOROTAN

FROM TRIPLE BOTTOM LINE TO SUSTAINABILITY

Companies have a logical reason why they desire profit, even if they implement Triple Bottom Line (TBL), as it’s the only thing that helps them survive and establish a longterm business. However, when companies implement TBL, there are two

fundamental differences in profit that are gained by them: the scope and the period when companies generate profit. In TBL, profit isn’t the only priority for companies as they must pay attention to the people and the planet aspects. It’s true that profit ensures a company’s survival. However, by implementing the people and the planet aspects, its survival can be sustained, and thus ensuring its prosperity.

In addition to the people, the planet, and the profit aspects, TBL has three advance aspects: bearable, equitable, and viable aspects. It’s important to note that those sustainable aspects only can be reached if a company has implemented efficiently the three basic aspects of TBL as the sustainable aspects are linked to two of the three basic aspects of TBL.

Bearable aspect, for instance, is related to the people and the planet aspects. By integrating the people and the planet aspects, it’s hoped that it can create a bearable system. The system can only be achieved if both companies and people work together to preserve its surrounding environment.

Badak LNG attains bearable aspect by organizing various CSR programs, such as mangrove cultivation and diversification, coral reefs transplantation, ulin cultivation, and ecotourism. The programs are designed by taking the potential of natural

resources around the people into account. Therefore, each CSR program doesn’t only bring environmental impacts, but social and economic impacts as well. Those positive impacts engineered by Badak LNG help establish its image as a company that has a good perception and a good relationship. Therefore, the Company receives a social license that’s needed to operate amid communities.

It’s hoped, by integrating profit and the people aspect, it can create an equitable system that provides people and companies financial gain which is commensurate with their respective roles. Badak LNG has been implementing equitable aspect since 1974 when it operated plants for the first time. The Company understands the importance of protecting workers and people’s welfare. Therefore, the Company started to providing school, health and sport facilities. Badak LNG was also involved in the development of Bontang City’s infrastructures, such as highways, markets, neighborhood health centers, and wells.

Lastly, it’s hoped that the integration of Profit and planet aspect can create a viable system. Viable aspect is implemented to ensure that companies can continue its business. Streamlining natural resources consumption to improve the efficiency of companies’ budget is one of the examples of the implementation of this aspect. Streamlining natural resources also bring positive impacts toward the environment.

Badak LNG implements viable aspect by developing trained partner programs that focus on plastic shredders and marine

18

SINERGY September - Oktober 2017

SPOTLIGHT

SINERGY September - Oktober 2017

SUSTAINABLE

BEAR

ABLE

EQUITABLE

VIABLE

PEOPLE

PROFITPLANETEconomic variables dealing with the bottom line & cash flow.

Environmental variables relating to natural recources,

water & air quality, energy conservation & land use.

Social variables dealing with community, education, equity, social recources, health, wellbeing, and quality of life.

waste utilization program, namely producing biscuits from crab shells. The Company also encourages LNG Academy students to create various innovations in sustainable energy. One of the innovations created by the students is a recycler that’s capable of manufacturing biodiesel used cooking oil. The innovation now has been used by many people.

Implementing advance aspects (equitable, bearable, and viable) will help companies create a sustainable business.

Maintaining Intergenerational EquityThe death of whaling industry is an important lesson to all industries. The case shows that ignoring sustainability will lead to longterm disadvantages. The death of whaling industry also prompts Badak LNG to preserve ulin trees that are declining in number. Between the 1990s to 2000s, many furniture industries used ulin trees as raw material, making it a popular commodity. The logging of the trees, however, wasn’t offset by preservation, which worsened the trees’ rarity.

By cooperating with Kutai National Park (Balai Taman Nasional Kutai), Badak LNG and Green House Pesona Alam Group

contribute to the preservation of ulin trees by organizing ulin nursery and cultivation.

Preserving the environment is a way for Badak LNG to support the environment and develop business sustainability which complies with the government’s sustainable development program.

The program is intended to improve people’s welfare and develop intergenerational equity by conducting sustainable development. Therefore, all generations, both current and future generations, may benefit from a company that develops a sustainable business.

Intergenerational equity has three aims: maintaining current and future generations’ welfare; sustaining the benefits of the development or the utilization of natural resources and the environment that lead to longterm intergenerational prosperity; and improving and maintaining the quality of intergenerational welfare.

Badak LNG hopes that CSR programs can create inter -generational equity, making it possible for the Company to improve longterm social, economic, and environmental welfare to the people.

September - Oktober 2017 SINERGY

19SPOTLIGHT

Didik Sasongko Widi Sang Pengawal Masa Transisi

SINERGY September - Oktober 2017

20 SOSOK

Selasa, 11 Juli 2017, bertempat di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) berlangsung acara serah terima jabatan President Director & CEO Badak LNG. Salis S. Aprilian pejabat President Director dan CEO Badak LNG akan

digantikan oleh Didik Sasongko Widi. Sebelum diangkat menjadi pimpinan tertinggi Badak LNG, Didik Sasongko menjabat sebagai Vice President LNG PT Pertamina (Persero).

Kedatangan Didik Sasongko disambut antusias sekaligus cemas oleh para pekerja Badak LNG. Maklum saja, Didik hadir ketika Badak LNG akan menghadapi masa transisi di akhir tahun 2017. Mengawal masa transisi perusahaan LNG terbesar di Indonesia ini pun menjadi salah satu tugas Didik. Kemudian apa saja rencana yang akan Didik Sasongko ketika menjabat President Director & CEO Badak LNG? Sekalian berkenalan dengan pribadinya, mari kita simak wawancara Majalah Sinergy Badak LNG dengan Didik Sasongko Widi berikut.

Bagaimana peran keluarga dalam perjalanan karir Bapak?Peran keluarga penting sekali untuk saya. Salah satu stress release saya adalah berbincang dengan keluarga atau menonton televisi bersama. Saya merasa beruntung karena sepanjang perjalanan karir, istri dan keluarga saya selalu menemani kemanapun juga. Termasuk ketika saya tinggal di Australia selama satu tahun untuk kuliah S2 dengan beasiswa dari Pertamina, keluarga saya pun ikut. Bagi saya, keberadaan keluarga adalah support yang tak terkira.

Bisakah Bapak ceritakan hal penting yang mengubah Bapak?Ada beberapa atasan saya dahulu yang mengajari saya tentang ketulusan dalam bekerja secara all out, tanpa memikirkan soal transaksional, dan selalu bekerja untuk ibadah. Itu seperti pemenuhan ajaran agama Islam, “Inna sholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati, lillahirabbil

‘alamin”. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan seluruh alam.

Dengan pemahaman seperti itu, mengajari saya bahwa jika belum berhasil dalam sebuah usaha maka kita tidak boleh berkecil hati, karena perasaan kecil hati akan merugikan kita. Malah justru harus jadi pemicu kita untuk bekerja dengan lebih baik.

Kemudian ada satu atasan saya juga yang berkata bahwa dalam berkerja kita harus membiasakan diri berpikir out of the box. Realisasinya adalah dalam bekerja kita harus terus mencari peluang, dan jangan puas dengan keberhasilan yang telah diraih. Contohnya, soal bisnis LNG Pertamina, untuk ke depannya mulai merambah pasar baru seperti Pakistan, Banglades, dan Filipina. Selain itu kita melakukan terobosan baru di dalam negeri, misalnya truk-truk pengangkut BBM Pertamina untuk Jawa sudah mulai kita convert menggunakan LNG.

Selain itu, ada salah satu hal penting lainnya yang saya pelajari, yaitu soal memperluas pendidikan, pergaulan, serta networking. Sebab networking bisa membuat bisnis menjadi lebih lancar.

Menarik ketika mendengar konsep Bapak mengenai berpikir Out Of The Box, menurut Bapak apakah implementasi dari konsep tersebut?Implementasi dari berpikir out of the box adalah terus mencari lahan baru, bisnis baru, dan dengan cara baru. Sebab kita tidak akan bisa (maju) jika hanya terkungkung dalam satu lingkungan saja.

Ini juga erat kaitannya dengan soal networking yang saya sebutkan sebelumnya. Kita tahu bahwa manusia itu bermacam-macam karakter serta pengetahuannya, mengenal banyak orang yang beragam tersebut dan tidak mengungkung diri, maka kita tahu banyak cara untuk berbisnis. Artinya dengan networking yang baik, dimana kita banyak bicara dan berdiskusi dengan berbagai jenis manusia, maka akan banyak muncul ide-ide baru yang segar, yang bahkan mungkin saja belum terpikirkan oleh orang lain.

Jika memang kita harus selalu mencari cara baru, apakah itu berarti cara-cara lama dalam bekerja masih relevan untuk dilakukan? Cara-cara lama adalah cara standar dalam bekerja, sebuah pondasi dasar yang harus dipahami sebelum kita berinovasi. Namun jangan lupa, di agama Islam, Rasulullah sudah mengajarkan bahwa jika posisi kita hari ini masih sama dengan kemarin, itu berarti kita ini manusia rugi. Sementara kalau posisi kita lebih buruk, maka kita adalah manusia yang celaka. Secara tidak langsung, ini artinya setiap hari kita harus lebih baik dari hari sebelumnya. Ini bukan hanya soal keimanan, tetapi termasuk juga dalam urusan pekerjaan.

Memang tidak ada ukuran pasti seperti apa yang dimaksud lebih baik itu, namun kita harus senantiasa mencari cara untuk bekerja lebih baik. Cara kita bekerja untuk hasil yang sama harus selalu kita perbaiki. Dengan tidak melupakan juga nilai-nilai tradisional seperti menghormati senior atau orang yang lebih tua, lalu tetap menjaga etika, dan lain sebagainya.

Bagaimana implementasi hal tersebut di Badak LNG?Badak LNG sendiri memiliki Continuous Improvement Program, saya kira inilah cara bekerja yang baik. Sebab segala sesuatu itu berubah, dan kadang-kadang perubahan itu adalah hal yang tidak kita duga.

Misalnya, kemarin kita mendengar informasi bahwa perusahaan jamu Nyonya Meneer mengalami kebangkrutan, padahal mungkin sepuluh tahun sebelumnya tidak ada yang menyangka itu bisa terjadi. Jadi kita harus berubah, karena jaman menuntut kita untuk terus berinovasi. Misalnya Kodak, banyak orang yang menyangka Kodak sudah habis, namun sebenarnya mereka hanya mengubah produknya dari untuk umum menjadi untuk industri. Atau misalnya Blackberry, kita menganggap Blackberry juga sudah musnah tapi ternyata dia tetap bertahan namun mengubah diri menjadi perusahaan untuk security internet jaringan

September - Oktober 2017 SINERGY

21SOSOK

Begitupun dengan Badak LNG, mungkin ke depannya kita mengurus bisnis lain, seperti power plant atau services. Kesitulah arah yang sedang kita tempuh untuk mempertahankan Badak LNG ke depannya.

Seperti apa Bapak mendefinisikan gaya kepemimpinan Bapak? Straight to the point dan informal. Sedapat mungkin antara atasan dan bawahan jangan sampai ada strata yang memisahkan. Walaupun ini tentu berbeda saat proses pengambilan keputusan untuk perusahaan.

Strata yang muncul dalam hubungan sehari-hari justru akan menghambat komunikasi. Sebaliknya dalam momen pengambilan keputusan justru strata atau tingkatan ini harus ditunjukkan. Karena dalam pengambilan keputusan perlu keputusan berlapis dari mulai jajaran manajemen terendah sampai tertinggi. Hal ini untuk menjamin tercapainya keputusan yang tepat bagi keberlangsungan perusahaan.

Apakah Bapak bisa berbagi cerita tentang kegagalan yang pernah dialami?Tentu saja saya pernah gagal. Bahkan sebenarnya saya berani mengatakan bahwa pada dua tahun pertama saya itu adalah sebuah kegagalan. Dalam artian gagal menjalankan fungsi bekerja sebagai sebuah ibadah. Mungkin dalam dua sampai tiga tahun pertama itu saya menganggap untuk apa kerja serius karena toh gajinya akan tetap sama. Pemikiran itu menyebabkan saat itu banyak orang yang mengeluh akan kinerja saya.

Bahkan saat menjadi VP sebelumnya saya mendapatkan kegagalan dalam menerapkan konsep LNG for mining,

yang digunakan sebagai pengganti truk-truk diesel di pertambangan. Saat konsep itu diterapkan, harga minyak masih 100, namun sekarang begitu harga minyak turun hingga 50 atau 40, maka penggunaan diesel jadi lebih murah daripada menggunakan LNG, karena ada biaya untuk convert dan lain sebagainya.

Tapi saya terima kegagalan tersebut, dan ternyata ilmu-ilmu yang didapat dari hal tersebut tetap dapat saya manfaatkan di tempat lain. Misalnya sekarang bahan bakar truk Pertamina mulai kita ubah jadi LNG, lalu kereta api, bungker kapal, dan lain-lain. Jadi di balik sebuah kegagalan, ilmu pengetahuan yang tidak bisa diterapkan di sana tetap bisa kita manfaatkan di tempat lain. Jika kita meluangkan waktu untuk berpikir.

Bagaimana Bapak memandang Badak LNG sebagai sebuah perusahaan?Badak LNG adalah suatu yang amazing, karena dari pengalaman saya berbisnis LNG, semua orang di dunia tahu apa itu Bontang dan Badak LNG. Mereka tahu reliabilitasnya seperti apa, kualitasnya seperti apa. Mereka juga tahu bahwa Badak LNG menjadi center of excellence karena banyak pelatihan yang dilakukan di sini. Banyak pula proses start-up yang dilakukan seperti start-up Qatar oleh Bontang-Arun, dan start-up Angola oleh Bontang. Orang yang membeli LNG dari Badak LNG juga tidak takut gagal pengirimannya, karena seperti saya bilang tadi reliabilitasnya tinggi.

Kalau diibaratkan seperti menjual Mercedes dengan Lexus. Badak LNG ini ibarat Mercedes, biar bagaimanapun orang lebih mengenal merk Mercedes dan lebih mudah juga menjualnya.

SINERGY September - Oktober 2017

22 SOSOK

Setelah menjabat sebagai President Director & CEO, apa rencana Bapak untuk mengembangkan perusahaan ini?Tentu rencana pengembangan ini bukanlah rencana pribadi saya, tapi rencana Pertamina sebagai corporate. Tapi sebelumnya perlu kita pahami dulu bahwa dalam industri ini, harapan kita sebenarnya bukan hanya pertumbuhan ekonomi akan menanjak, tapi kalau bisa produksi gas jangan sampai turun. Bahkan kalau bisa tetap naik, namun secara alamiah, feed gas tentu akan terus turun.

Artinya cadangan LNG semakin hari semakin berkurang, bahkan—meski prediksinya bisa sampai tahun 3030 masih akan ada—tetap saja suatu hari LNG ini akan habis. Sementara itu, pemerintah baik nasional maupun daerah meminta agar industrinya tetap berkembang. Artinya demand domestik di Kalimantan naik sementara produksi gas turun.

Di sini kita memiliki sebuah keuntungan, bahwa Badak LNG sebagai sebuah brand, dapat dimanfaatkan untuk membangun bisnis lain yang terkait dengan gas. Misalnya saja liquefaction, regasifikasi, atau juga power plant.

Maka dari itu, nanti ke depannya Pertamina akan menempatkan Badak LNG ini sebagai holding company, jadi punya anak perusahaan, yang terkait dengan proses gas. Badak LNG juga saat ini melakukan business development operasi liquefaction. Nanti diharapkan liquefaction dan juga regasifikasi itu bukan hanya di Indonesia, tapi merambah ke luar negeri. Kita juga akan berusaha mencari opportunity di luar negeri, untuk menjamin tumbuh dan berkembangnya perusahaan.

Dengan perkembangan itu, tentu akan membawa dampak kepada status para pekerja, bagaimana usaha Badak LNG untuk menangani hal ini? Nanti akan ada proses transisi, dan satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa Badak LNG by law akan berakhir, itu sudah ada agreement-nya. Secara hukum dan kontrak Badak LNG akan expired. Itu tidak dapat dihindari.

Tetapi secara proses produksi LNG tidak akan berhenti. Lalu ketika produksi tidak berhenti, maka siapa yang paling kompeten untuk menjalankan produksi tersebut? Tentu saja jawabannya adalah: orang-orang yang sekarang bekerja di Badak LNG. Jadi tidak ada dasarnya atau tidak ada logikanya apabila orang-orang yang sekarang bekerja ini merasa khawatir.

Selain itu, ada intensi dari manajemen Pertamina (Persero) bahwa jangan sampai nanti dalam proses produksi pasca 2017 ini, excellence Badak LNG malah menjadi hilang. Jadi orang-orang yang ada saat ini akan tetap di-retained.

Saya telah bicara dengan beberapa pihak, dan sudah memutuskan bahwa perpindahan para pekerja dari Badak LNG ke perusahaan baru itu tidak melalui hiring process, tetapi melalui offering process. Artinya kepada setiap orang akan diberikan tawaran apakah mau bergabung dengan perusahaan baru atau tidak, jika tidak mau ya itu hak mereka, namun bukan hiring. Karena untuk hiring itu ada tes kesehatan, tes psikologi, dan lain-lain. Sementara dalam proses offering ini ada proses untuk menentukan penempatan setiap individu.

Saya yakin ini tidak akan menimbulkan gejolak dan bisa berjalan dengan lancar, karena PT Pertamina (Persero) sendiri telah memiliki pengalaman beberapa kali mengurus proses seperti ini.

Menurut Bapak, bagaimana prospek karir LNG ke depannya? Karena faktanya menurut data dari East Kalimantan Gas Reserves Management Commitee (EKGRMC) jumlah gas terus menurun. Tentu kita di sini tidak boleh putus harapan untuk menemukan sumber-sumber gas baru, dan juga kita harus tetap survive dengan menyiapkan business development dan portofolio. Dengan demikian—jika diibaratkan dengan sebuah kolam untuk berenang—maka Badak LNG akan memiliki kolam yang lebih besar dari sebelumnya, artinya akan ada banyak kolam untuk tempat berpindah-pindah sesuai keperluan. Dengan adanya banyak kolam seperti itu, maka diharapkan kesempatan yang datang juga akan lebih besar.

Tapi mengenai pasti atau tidak, itu tergantung dari usaha-usaha kita, dan mari kita lakukan bersama. Jika diibaratkan sebuah rumah, jika rumah kita rusak maka mari kita perbaiki bersama, bukan malah dihancurkan atau dibakar. Tapi harus terus melakukan perbaikan-perbaikan dan membangunkembangkan. Seperti ajaran Rasulullah tadi, janganlah kita ini lebih jelek dari hari kemarin, sementara yang dapat mengontrol kita lebih jelek atau lebih bagus itu adalah diri kita sendiri. Itulah yang saya terus tekankan di berbagai kesempatan, dan saya kira semua pekerja di Badak LNG telah memahaminya dengan baik, dan melaksanakannya dengan penuh semangat.

Pertamina akan menempatkan Badak LNG sebagai holding company yang terkait dengan proses gas. Di samping itu, Badak LNG juga akan berusaha mencari

opportunity di luar negeri untuk menjamin tumbuh dan berkembangnya perusahaan.

September - Oktober 2017 SINERGY

23SOSOK

President Director & CEO Badak LNG Didik Sasongko Widi bersama jajaran manajemen Badak LNG tampak menikmati perjalanan menggunakan perahu menyusuri Sungai Belanda.

24

SINERGY September - Oktober 2017

BERITA FOTO

Kunjungan President Director & CEO Badak LNG

ke Bontang Kuala Ecotourism

President Director & CEO Badak LNG Didik Sasongko Widi bersama jajaran manajemen Badak LNG berfoto bersama di beranda homestay, tempat peristirahatan di tengah laut yang juga merupakan salah satu Mitra Binaan Badak LNG.

Birunya langit dan tenangnya laut menemani perjalanan manajemen Badak LNG menuju tempat-tempat wisata di Bontang Kuala.

25

September - Oktober 2017 SINERGY

BERITA FOTO

Sebelum melakukan perjalanan, President Director & CEO Badak LNG Didik Sasongko Widi bersama jajaran manajemen Badak LNG mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang konsep wisata serta sejarah Bontang Kuala. Selain itu, para peserta diberi kesempatan untuk melakukan pesiapan, seperti memakai baju pelampung untuk menjamin keselamatan, serta mengisi daftar hadir..

26

SINERGY September - Oktober 2017

BERITA FOTO

Ketua MASKAPEI Bontang Kuala, Zulkarnain memberikan penjelasan rinci tentang Bontang Kuala kepada President Director & CEO Badak LNG Didik Sasongko Widi dan jajaran manajemen Badak LNG.

27

September - Oktober 2017 SINERGY

BERITA FOTO

ON

OFF

Inovasi untuk Efisiensi Energi

SINERGY September - Oktober 2017

28 POTRET

Energi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, bahkan telah menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Seiring dengan pertumbuhan manusia, kebutuhan akan

energi pun meningkat sehingga untuk pemenuhannya diperlukan pengelolaan energi yang cermat. Pengelolaan ini meliputi penyediaan serta pemanfaatan energi secara berkelanjutan, rasional, dan optimal.

Selain itu, untuk menjamin ketersediaan energi yang mencukupi kebutuhan masyarakat perlu dilakukan upaya konservasi dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi adalah penganekaragaman pemanfaatan sumber energi. Sedangkan Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.

Inovasi Badak LNG di Bidang Energi

Badak LNG sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan energi menyadari betul akan konsep konservasi dan diversifikasi energi ini. Badak LNG memusatkan perhatiannya untuk menemukan inovasi-inovasi yang berkaitan dengan ketahanan dan efisiensi energi. Salah satunya adalah dengan secara rutin mengadakan ajang konvensi Continuous Improvement Program (CIP). Melalui CIP Badak LNG berharap dapat mendorong inovasi dari pekerja.

CIP yang telah berlangsung sejak tahun 1996 melalui berbagai inovasinya kini telah menjadi DNA budaya inovasi di Badak LNG. Terbukti dari banyaknya prestasi yang berhasil dicatat dari tahun ke tahun. Badak LNG setiap tahun selalu meraih penghargaan tingkat nasional dan internasional di bidang inovasi.

Beberapa inovasi di bidang energi bahkan kini telah Badak LNG patenkan, yaitu paten T-Plug Installer, Drying Oven, Start Up-Shut Down Kilang LNG, dan Expansion Joint Tug Boat. Keempat paten ini telah terbukti memberikan sumbangsih dalam efisiensi energi bagi kilang Badak LNG.

Paten T-Plug Installer contohnya dapat membuat Badak LNG menghemat energi hingga 73.313 MWh. Alat pemasang plug ini berfungsi untuk mengatasi bocoran hidrokarbon pada alat penukar panas (heat exchanger) hingga dapat mempersingkat waktu pemasangan dan menghemat energi listrik.

Contoh lainnya adalah Drying Oven yang dapat menghemat energi hingga 14,71 MWh. Alat yang digunakan sebagai pengering stator dan rotor high voltage ini menggunakan udara blower melalui heater sehingga dapat mempersingkat waktu pemanasan dan menurunkan limbah lampu merkuri.

Inovasi Energi bagi Masyarakat

Keberhasilan penerapan budaya inovasi dalam Perusahaan mendorong Badak LNG untuk ikut berperan menularkan budaya ini pada masyarakat sekitar. Untuk itu Badak LNG menyiapkan berbagai program pengembangan masyarakat yang berkaitan dengan inovasi untuk ketahanan energi.

Salah satu contoh programnya adalah pengolahan minyak goreng bekas menjadi biodiesel. Program yang pertama kali diterapkan di daerah Bontang Kuala ini telah mampu memproduksi biodiesel sebanyak 0,96 ton/tahun. Kemudian ada pula pemanfaatan bahan bakar yang berasal dari sampah plastik dengan kapasitas produksi mencapai 25 liter/batch. Melalui program ini Badak LNG memberikan kontribusi bahan bakar kepada masyarakat sebesar 1,44 ton/tahun. Salah satu penggunaan bahan bakar dari sampah plastik ini telah digunakan sebagai bahan bakar kendaraan pengangkut sampah.

Berbagai program ini sejalan dengan upaya Badak LNG yang senantiasa mendukung program Pemerintah Kalimantan Timur yang berencana menyambut era pasca migas dengan melepas ketergantungan masyarakat pada energi fosil. Badak LNG juga berusaha menjadi salah satu pioner dalam upaya penerapan konservasi dan diversifikasi energi sehingga dapat berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.

29

September - Oktober 2017 SINERGY

POTRET

September - Oktober 2017 SINERGY

oleh:Danar AndikaLegal Specialist Badak LNG

TANGGUNG JAWAB

INDUK PERUSAHAANTERHADAP

ANAK PERUSAHAAN

Ketika bisnis suatu perusahaan sudah berkembang dengan pesat, adakalanya dibutuhkan restrukturisasi agar ekspansi bisnis tidak terganggu. Untuk perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT),

restrukturisasi ini dapat dilakukan dengan membuka kantor cabang atau mendirikan anak perusahaan sesuai anggaran dasar perusahaan tersebut. Anak perusahaan adalah perusahaan yang dikuasai oleh pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui satu atau lebih perusahaan lainnya. Pendirian anak perusahaan dapat dilakukan melalui kerja sama antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya atau perusahaan dengan perorangan. Masing-masing pihak yang bekerja sama berkedudukan sebagai pemilik modal atau pemegang saham.

Tanggung Jawab Induk Perusahaan terhadap Utang Anak Perusahaan

Induk Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak perusahaan ketika terjadi masalah. Sebab induk perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, secara manajemen dan kebijaksanaan memberikan pengaruh besar bagi anak perusahaan.

Dengan demikian, ketika anak perusahaan berutang kepada pihak ketiga, maka induk perusahaan selaku pemegang saham ikut bertanggung jawab terhadap pelunasan utang tersebut. Secara prinsip, tanggung jawab ini merupakan konsekuensi yuridis atas tindakan perseroan yang mesti dipikul oleh perseroan tersebut. Namun, undang-undang memberikan beberapa pengecualian. Ada kalanya meskipun

perseroan yang bertindak, boleh jadi yang bertanggung jawab adalah pihak lain seperti direksi secara pribadi maupun secara bersama-sama (renteng).

Hal ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Dalam UUPT diatur bahwa ketika anak perusahaan melakukan perbuatan yang perlu dipertanggungjawabkan secara hukum, maka induk perusahaan ikut bertanggung jawab. Kecuali jika direksi pada anak perusahaan melakukan tindakan melebihi kuasa/wewenang yang diberikan induk perusahaan kepadanya. Ketika hal ini terjadi, maka direktur tersebut harus bertanggung jawab secara pribadi.

Kemudian jika anak perusahaan ini jatuh pailit dan harta perusahaan (harta pailit) tidak cukup untuk memenuhi beban tanggung jawab, maka direksi pun ikut bertanggung jawab secara renteng. Namun jika penyebab kerugian yang mengakibatkan kepailitan anak perusahaan hanya salah satu direktur saja, dimungkinkan adanya sistem pembuktian terbalik. Artinya anggota direksi yang lain berkemungkinan untuk mengelak dari tanggung jawab renteng jika ia dapat membuktikan diri tidak bersalah vide Pasal 97 ayat (5) UUPT.

Tanggung Jawab Hukum Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan

Dalam ilmu hukum dikenal doktrin keterbatasan tanggung jawab dari suatu badan hukum. Menurut doktrin ini setiap perbuatan yang dilakukan oleh badan hukum, maka hanya badan hukum itu sendiri yang bertanggung jawab. Sementara pemegang saham tidak ikut bertanggung jawab kecuali sebatas nilai saham yang dimasukkannya vide Pasal 3 ayat (1) UUPT.

SINERGY September - Oktober 2017

30 LEGAL CORNER

Dengan demikian, tanggung jawab suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh statusnya, apakah berstatus badan hukum atau tidak. Adanya perbedaan status tersebut, berpengaruh kepada siapa yang harus bertanggung jawab pada suatu perusahaan. Status tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tanggung jawab perusahaan yang berbadan hukumOleh karena badan hukum termasuk subjek hukum, maka segala perbuatan badan hukum menjadi tanggung jawab badan hukum itu sendiri. Jadi perbuatan badan hukum bukan tanggung jawab pengurus maupun tanggung jawab pribadi pengurusnya. Sementara pemegang saham hanya menanggung sebesar nilai saham yang dimasukkan.

Tanggung jawab perusahaan yang bukan badan hukumBagi perusahaan yang berstatus bukan badan hukum dan kekayaan perusahaan tidak terpisah dengan kekayaan pengurusnya, maka yang bertanggung jawab terhadap pihak ketiga adalah pengurus perusahaan dan atau pemilik modal. Pada perusahaan perorangan, maka yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga adalah pengurusnya. Untuk persekutuan perdata, apabila dalam pengelolaan perusahaan diangkat pengurus, tanggung jawab terhadap pihak ketiga dibebankan kepada pengurus. Sebaliknya jika tidak diangkat pengurus, maka pertanggungjawaban kepada pihak ketiga sesuai dengan Pasal 1643 KUHPerdata.

Perluasan Tanggung Jawab Induk Perusahaan Perluasan tanggung jawab pemegang saham/induk perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:

Tanggung jawab induk perusahaan dalam proses pendirian PTSuatu PT resmi menjadi badan hukum sejak pengesahannya oleh Menteri Kehakiman vide Pasal 7 ayat (4) UUPT. Setelah berbadan hukum maka pendiri PT dianggap terlepas dari tanggung jawab pribadinya. Jika ada transaksi yang dilakukan sebelum pengesahan anggaran dasarnya, maka setiap perbuatan pendiri harus dipertanggungjawabkan secara pribadi vide Pasal 14 ayat (2) UUPT. Kecuali jika PT secara tegas melakukan proses ratifikasi vide Pasal 14 ayat (4) UUPT.

Tanggung jawab induk perusahaan karena doktrin piercing the corporate veilDoktrin piercing the corporate veil ini tidak terdapat dalam KUHD, tetapi diatur dalam UUPT. Doktrin ini mengajarkan bahwa meskipun suatu badan hukum bertanggung jawab secara hukum hanya terbatas harta kekayaan badan hukum tersebut, tetapi dalam hal-hal tertentu, batas tanggung jawab tersebut dapat ditembus (piercing). Di dalam UUPT,

prinsip piercing the corporate veil tersebut termaktub dalam Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 97 ayat (3) UUPT.

Perluasan Tanggung Jawab Induk Perusahaan Berdasarkan Ikatan KontraktualPrinsip tanggung jawab badan hukum yang mandiri juga dapat di terobos dengan adanya ikatan-ikatan kontrak, yaitu:

Tanggung jawab induk perusahaan karena adanya kontrak yang bersifat kebendaanInduk perusahaan dapat melakukan kontrak-kontrak yang bersifat kebendaan sehubungan dengan kegiatan anak perusahaan. Dengan demikian tanggung jawab yuridis perbuatan yang dilakukan oleh anak perusahaan sampai batas-batas tertentu dapat dibebankan kepada induk perusahaan. Misalnya aset-aset dari induk perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan anak perusahaan, dapat ikut menjadi collateral terhadap utang-utang yang dibuat oleh anak perusahaan.

Tanggung jawab induk perusahaan karena adanya kontrak yang bersifat personalUntuk menembus tanggung jawab mandiri anak perusahaan, sehingga induk perusahaan dapat juga dimintakan tanggung jawab atas bisnis anak perusahaan, dapat dibuat kontrak-kontrak yang bersifat personal untuk menjamin utang-utang anak perusahaan. Garansi dalam bentuk-bentuk terbatas tersebut dapat pula dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : (i) Corporate Guarantee, untuk menjamin utang-utang anak perusahaan, induk perusahaan dapat membuat suatu corporate guarantee dengan ceiling tertentu dari segi besarnya jaminan. Konsekuensi yuridisnya, induk perusahaan hanya bertanggung jawab sampai sebatas jumlah tersebut. Misalnya corporate guarantee sebesar satu miliar rupiah, maka tanggung jawab induk perusahaan hanya sebatas satu miliar rupiah saja. (ii) Personal guarantee, dalam hal ini pihak pribadi pemilik grup usaha memberikan personal guarantee, tetapi hanya terbatas pada nilai tertentu saja. (iii) corporate guarantee dari sister company, corporate guarantee dari salah satu anak perusahaan dari grup yang sama terhadap utang anak perusahaan lainnya. Konsekuensi yuridisnya hanya terbatas pada aset-aset anak perusahaan yang memberikan corporate guarantee tersebut. Jadi, yang dipertaruhkan bukanlah seluruh aset grup perusahaan tersebut.

Dengan penerapan bentuk-bentuk garansi terbatas tersebut, maka ancaman terhadap eksistensi grup usaha dapat diminimalkan. Dengan demikian ketika salah satu atau lebih anak perusahaan dalam keadaan tidak/belum mampu membayar utang, baik karena alasan mismanajemen atau karena alasan lain bisnis utama induk perusahaan tidak terganggu.

September - Oktober 2017 SINERGY

31LEGAL CORNER

Selama dua hari, tepatnya 26 dan 27 Juli 2017, Badak LNG mengadakan pelatihan pertamanan dan landscape yang diikuti oleh 20 orang peserta. Peserta pelatihan ini berasal dari mitra binaan Badak LNG yakni kelompok

Green House Pesona Alam (GHPA). Bagi Badak LNG pelatihan ini merupakan salah satu langkah Perusahaan untuk mengembangkan wirausaha para mitra binaan khususnya di bidang pertanian.

Waktu pelatihan memang sengaja dipilih berdekatan dengan pencanangan Hari Florikultura Indonesia pada tanggal 24 Juli 2017. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengharapkan pencanangan Hari Florikultura dapat menjadi tanda kebangkitan dan penyatu stakeholder florikultura secara nasional.

Darmin juga memberikan dorongannya agar industri tanaman hias atau florikultura dapat tumbuh signifikan karena potensinya yang masih sangat besar dan belum tergarap secara maksimal. Terbukti dari data ekspor florikultura dunia saat ini masih dikuasai oleh Belanda, Kolombia, Ekuador, Etiopia, Kenya, dan India. Bahkan jika tidak segera bangkit, negara ini dapat tertinggal jauh dari negara yang mulai menggeliat menjadi eksportir seperti Thailand, Malaysia, Australia, Israel, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Bagi negara-negara ini sumbangan ekspor florikultura terhadap PDB negara ada yang telah mencapai 40%.

Untuk menumbuhkan industri florikultura dalam negeri, Indonesia harus memiliki target yang jelas sehingga industri ini mampu berkembang dan ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini dapat dimulai dari

skala kecil melalui kelompok-kelompok petani florikultura dalam masyarakat. Salah satunya adalah kelompok petani perintis florikultura di Bontang yaitu kelompok petani GHPA.

Pembentukan Green House Pesona Alam

Pendirian kelompok GHPA tidak terlepas dari ide Badak LNG untuk membuat kelompok mitra binaan yang bergerak di bidang pelestarian ulin. Badak LNG tergerak untuk melestarikan ulin sebagai pohon khas Kalimantan yang kini semakin langka dan terancam punah. Untuk mewujudkan ide ini, Badak LNG menginisiasi pembentukan sebuah kelompok dengan mengumpulkan para petani yang memiliki minat serta keahlian di bidang tanaman. Akhirnya pada tahun 2015 berdirilah kelompok Green House Pesona Alam (GHPA).

Badak LNG kemudian memberikan bantuan infrastruktur fasilitas perawatan dan pertumbuhan tanaman berupa greenhouse berukuran 8x8 meter persegi di wilayah Bontang Lestari. Perusahaan juga menyelenggarakan pelatihan pembibitan dan perawatan ulin di Balai Taman Nasional Kutai (TNK) untuk meningkatkan keterampilan anggota.

Usaha Pembibitan Pohon UlinBadak LNG bekerja sama dengan Balai TNK memberikan bantuan bibit bagi kelompok Green House Pesona Alam.

GREEN HOUSEPESONA ALAM

SINERGY September - Oktober 2017

32 CSR CORNER

Bibit yang diberikan adalah bibit yang telah ditumbuhkan di Balai TNK dengan tinggi kurang lebih 30 cm. Bibit ini kemudian dipindahkan ke greenhouse kelompok GHPA untuk dirawat dan dibesarkan. Proses pembesaran ulin ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran karena bibit ulin baru dapat ditanam setelah mencapai tinggi 70-80 cm. Dengan masa pertumbuhannya yang lambat, yaitu rata-rata hanya 0,058 cm per tahun, pembesaran ulin membutuhkan waktu yang lama dan juga biaya perawatan yang cukup besar.

Untuk menyiasati waktu tanam ulin yang cukup lama ini, anggota kelompok GHPA mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan di bidang pertamanan. Misalnya saja seperti jasa pembuatan taman rumah, taman kantor, relief tebing, kolam hias, dan pembuatan gazebo. Selain itu kelompok GHPA juga melayani berbagai jasa seperti konsultasi desain taman, dan jasa pembuatan, perawatan, serta renovasi taman. Selain jasa, kelompok GHPA juga menjual bibit serta pupuk, menyediakan penyewaan tanaman hias, serta penjualan kompos dan topsoil.

Kelompok GHPA juga rajin membangun jejaring untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan kerja. Berkat kehandalan dan kepiawaian memperluas jejaring, pada tahun 2016 Kelompok GHPA mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk menggarap taman di area perkantoran di Kota Sangatta. Untuk mendukung penggarapan proyek ini, mereka mengurus pembentukan CV. Pada Januari 2017 kelompok GHPA resmi berbadan usaha CV.

Saat berdiri, jumlah anggota kelompok GHPA hanya delapan orang. Kini setelah dua tahun berjalan, jumlah anggota kelompok sudah bertambah menjadi 20 orang. Penambahan anggota kelompok ini didorong oleh

banyaknya pemesanan jasa tanaman hias sehingga mendorong pemasukan anggota kelompok. Rata-rata kelompok dapat menghasilkan keuntungan Rp4.000.000 sampai Rp5.000.000 per bulan. Anggota kelompok GHPA berasal dari daerah Berbas Tengah, Berbas Pantai, dan Bontang Lestari yang merupakan ring 1 Badak LNG

Selain mendapatkan bantuan infrastruktur dan bibit, sebagai Mitra Binaan Badak LNG, Kelompok GHPA juga mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dan promosi jasa dekorasi dan landscape tanaman hias. Pendampingan ini menambah keterampilan kelompok sehingga mereka memiliki nilai tambah ketika mengikuti tender pembuatan taman di Kota Bontang maupun di luar kota .

Kelompok GHPA sampai saat ini masih menjadi satu–satunya kelompok tani yang fokus utamanya adalah pembibitan dan penanaman ulin di Bontang. Dengan dukungan dari Badak LNG dan Balai TNK, kelompok ini mempromosikan pelestarian kayu ulin di kalangan masyarakat. Harapannya melalui promosi dan langkah nyata pelestarian ulin semakin banyak masyarakat yang turut menanam ulin di lingkungan mereka, seperti di halaman perkantoran maupun perumahan .

Ke depannya, Kelompok GHPA berharap dapat terus melestarikan lingkungan melalui pembibitan tanaman ulin sekaligus mampu menyejahterakan anggotanya melalui jasa landscape, tanaman hias, dan pembuatan taman di instansi pemerintah maupun swasta. Kelompok GHPA juga berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan namun juga melestarikan tanaman ulin di Kalimantan. Agar warisan alam khas Kalimantan ini tidak punah.

Salah seorang anggota kelompok Green House Pesona Alam sedang mempraktikkan pembuatan vertical garden.

September - Oktober 2017 SINERGY

33CSR CORNER

GREEN HOUSEPESONA ALAM

On July 26 and 27, 2017, Badak LNG held garden and landscape design training that was attended by 20 members of Green House Pesona Alam (GHPA) group, a Badak LNG’s trained partner group. Organizing the training is a way for

Badak LNG to improve trained partners’ entrepreneurship skill, especially in the farming sector.

The date of the training was chosen on purpose as Indonesia’s Floriculture Day (Hari Florikultura Indonesia) was declared on July 24th, 2017. Coordinating Minister for Economic Affairs, Darmin Nasution, hoped that the declaration of Floriculture Day can be perceived as a sign of national awakening that can unify all floriculture stakeholders.

Darmin also encouraged ornamental plant and floriculture industry to increase its growth as the industry has a big potential that hasn’t been developed maximally. Currently, Netherland, Colombia, Ecuador, Ethiopia, Kenya, and India are the world’s largest floriculture exporters. If Indonesia doesn’t increase its output immediately, it will be left behind by other countries that start to enter the business of exporting floriculture, such as Thailand, Malaysia, Australia, Israel, New Zealand, and South Africa. Floriculture business even contributes 40% to some countries’ GDP.

In order to increase the national growth of floriculture industry, Indonesia must have a clear target to ensure the industry can grow and contribute to Indonesia’s economic growth. For a start, Indonesia can develop a small-scale floriculture industry by forming groups of floriculture farmers in the communities. Badak LNG also shares the same interest as Indonesia in

developing floriculture industry. Therefore, the Company formed GHPA farmers group which is a pioneer of floriculture development in Bontang.

The Establishment of Green House Pesona Alam Group

The foundation of GHPA group is also prompted by Badak LNG’s idea to form trained partner groups that focus on the preservation of ulin, a tree that’s native to Borneo. Badak LNG hopes that, by preserving the tree, it could reduce the tree’s decline and prevent its extinction. In order to realize this idea, Badak LNG initiated the establishment of a group of farmers that has interest and skill in the farming sector. In 2015, Green House Persona Alam (GHPA) group was founded.

Badak LNG provided a 64 square meters (8 meters x 8 meters) of greenhouse in Bontang Lestari to facilitate the nursery and the growth of plants. The Company also has held ulin nursery and preservation training at Kutai National Park (Balai Taman Nasional Kutai).

Ulin Tree NurseryBadak LNG cooperates with Kutai National Park to provide seeds aid to Green House Pesona Alam group. The seeds, which measures around 30 cm in height, are grown at Kutai National Park. The seeds then are transferred to GHPA group’s

SINERGY September - Oktober 2017

34 CSR CORNER

The members of the Green House Pesona Alam group are preparing the plant to create a vertical garden.

greenhouse to be grown and attended to. The growing process of ulin requires patience and cautiousness as ulin seeds only can be planted when they reach about 70 to 90 cm in height. Since ulin has a very slow growth rate, averagely 0,058 cm per year, the growing process of the tree takes a long time and requires a quite large fund.

Therefore, in order to offset ulin’s slow growth rate, GHPA group members spend their free time by doing some activities that are related to garden and landscape design. For example, they offer the service of building home and office garden, gazebos, relief cliff (relief that’s created to imitate the shape of a waterfall or rocky cliff), ornamental ponds, and gazebos. GHPA group also offers the service of designing, building, maintaining, and renovating gardens. In addition to service, the group sells seeds, fertilizers, compost, topsoil, and rents ornamental plants.

GHPA group also establishes professional networking to improve its members’ skill and allow them to gain more experience. Due to their reliability and skill in expanding professional working, in 2016 GHPA group had the honor to help East Kutai Regency Government to build gardens at Sangatta City’s office complex. In order to support the development of the project, the government helped the group establish its own Limited Partnership (Commanditaire Vennootschap or CV). In January 2017, the group was officially declared as a CV.

When the group was established, GHPA group only has eight members. After two years, however, the number grows to 20 members. The increase in the number of members is influenced

by high profit earned from ornamental plants service which increases the income of GHPA group’s members. In average, they can make as much as Rp4,000,000 to Rp5,000,000 per month. GHPA group consists of members who came from Central Berbas (Berbas Tengah), Berbas Beach (Berbas Pantai), and Bontang Lestari which are a part of Ring 1 Badak LNG.

In addition to infrastructure and seeds aid, GHPA group, as a part of Badak LNG’s Trained Partners, also receives training in developing business and promoting decoration and ornamental plant landscape design service. The training improves the skill of the group’s skill which helps them display their expertise when they are invited as a tender to build gardens in Bontang City or other cities.

Currently, GHPA group is still the only farmer group that focuses on ulin nursery and cultivation in Bontang. With Badak LNG and Kutai National Park’s support, the group encourages people to preserve ulin trees. It’s hoped that, through encouragement and the positive result of ulin preservation, many people will follow the same steps as GHPA group by planting ulin around their environment, such as at office or housing complex.

In the future, GHPA group hopes it can keep preserving the environment through ulin nursery and improving its members’ welfare through a landscape and ornamental plants service and garden construction for government and private institutions. GHPA group also hopes that it can encourage people to not only consume ulin, but also preserve it to ensure that this Borneo tree won’t extinct.

September - Oktober 2017 SINERGY

35CSR CORNER

Kebijakan Lingkungan yang Komprehensif

Selama lebih dari empat dekade, Badak LNG bukan hanya berhasil mengoperasikan kilang LNG dengan aman, andal, dan efisien. Perusahaan juga berkomitmen menghijaukan seluruh aspek bisnisnya. Hal ini tertuang

dalam misi perusahaan, yaitu memproduksi energi bersih dengan standar kinerja terbaik sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal bagi para pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan misi tersebut, Badak LNG sungguh-sungguh berkomitmen pada regulasi pemerintah, ISO 14001 mengenai Sistem Manajemen Lingkungan, serta AMDAL berikut perizinan lingkungan terkait.

Komitmen Badak LNG terhadap lingkungan dituangkan ke dalam kebijakan SHEQ (Safety, Health, Environment, Quality Policy) dan Kebijakan Hijau (Green Policy). Perusahaan yang beroperasi sejak 26 November 1974 ini telah melakukan beragam aksi ‘hijau’ sehingga mampu meraih kategori PROPER Emas. PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak tahun 1995, untuk mendorong perusahaan meningkatkan pengelolaan lingkungannya. Warna emas adalah kategori tertinggi PROPER, dan telah dipertahankan oleh Badak LNG sejak 2011 hingga saat ini.

Kategori emas menunjukkan bahwa sebuah perusahaan telah memiliki kinerja lingkungan yang lebih dari sekedar ‘taat’. Perusahaan dengan PROPER Emas bukan hanya harus memiliki Sistem Manajemen Lingkungan melainkan juga mampu melakukan efisiensi energi, penurunan emisi, efisiensi air, penurunan dan pemanfaatan limbah B3, mengelola sampah (reducereuse-recycle) dan melakukan konservasi keanekaragaman hayati. Tambahan pula, perusahaan tersebut harus pula melakukan pengembangan atau pemberdayaan masyarakat.

Dalam hal efisiensi energi, pada 2014 misalnya, Badak LNG telah mampu mereduksi pemakaian energi hingga 1.481.876

MWh, meningkat dibandingkan pada 2013 sebesar 906.801 MWh. Melalui program penurunan emisi, Badak LNG pada tahun yang sama juga berhasil menurunkan emisi sebesar 135.179 ton CO2e.

Badak LNG juga berhasil mereduksi limbah B3 dari 483 ton pada tahun 2014 menjadi 826,76 ton pada tahun 2015 melalui program pengurangan limbah B3. Selain itu, melalui program penerapan 3R limbah Non B3 (sampah), Badak LNG berhasil mengelola sampah sebanyak 136,40 ton pada 2014. Program Continuous Improvement Program (CIP) dalam beragam upaya efisiensi pun digulirkan melalui penghematan penggunaan listrik hingga 1,48 juta MWh per tahun dan penghematan penggunaan air hingga 2,6 juta m3 per tahun (sumber: http://www.pertamina.com/news-room/seputar-energi/badak-lng-meraih-indonesia-green-company-achievement-2015/).

Aspek keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat juga tidak luput dari perhatian Badak LNG. Perusahaan ini melakukan konservasi mamalia, burung, reptil, serangga, juga beberapa tanaman kayu langka khas Kalimantan seperti ulin, gaharu, meranti, kapur, dan damar. Bagi masyarakat Kota Bontang dan sekitarnya, perusahaan telah melakukan sejumlah program Community Development untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat. Beberapa program tersebut diantaranya adalah pembibitan mangrove, pembibitan ulin, pemanfaatan limbah cangkang kepiting sebagai bahan baku tepung pembuatan biskuit, dan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.

Sistem Pengolahan Limbah Badak LNGSalah satu bagian penting dari penerapan SHEQ di Badak LNG adalah pengelolaan limbah. Limbah secara sederhana didefinisikan sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan fasanya, limbah dibedakan menjadi limbah padat dan lumpur, cair, serta gas/emisi. Ditinjau dari tingkat bahaya yang ditimbulkannya, limbah dibedakan menjadi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta limbah non-B3.

MENGENAL PENGOLAHAN LIMBAH BERBASIS SHEQ DI BADAK LNG

SINERGY September - Oktober 2017

36 SHEQ CORNER

Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari operasi Badak LNG dipisahkan antara limbah cair yang berbahaya (B3) dengan limbah cair non B3. Limbah cair yang berbahaya mula-mula ditampung dalam penampungan sementara (Temporary Hazardous Waste Storage). Selanjutnya, limbah cair tersebut diserahkan kepada perusahaan penanganan limbah berbahaya yang memiliki izin, atau dimusnahkan dengan incinerator (instalasi pembakar sampah).

Limbah cair non B3 yang mencakup air limbah pabrik, air laut yang digunakan sebagai pendingin dan air limbah rumah tangga dialirkan ke laut melalui kanal. Akan tetapi, sebelum dialirkan via kanal, air limbah rumah tangga dan air limbah pabrik diolah terlebih dahulu lewat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Air limbah pabrik diolah lewat IPAL WWTP-34, sedangkan air limbah rumah tangga diolah lewat IPAL WWTP-48.

Selama proses pengolahan limbah cair non B3, untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya tumpahan limbah cair, Badak LNG menyiapkan emergency spill kit. Emergency spill kit tersebut disiapkan di semua train (kilang), loading dock, plant dan gudang terdekat.

Penanganan limbah padat dan lumpur di Badak LNG juga menerapkan pemisahan antara limbah kategori B3 dan limbah non B3. Limbah B3 padat maupun lumpur disimpan lebih dahulu di tempat penyimpanan sementara, sebelum dipindahkan ke perusahaan pengelola limbah B3 yang

memiliki izin atau dimusnahkan di incinerator. Limbah padat yang tidak berbahaya (non B3) langsung dibuang secara terbuka di landfill TPA Pemerintah Kota Bontang.

Sebagai bagian Sistem Manajemen Limbah, Badak LNG juga menetapkan titik-titik pemantauan curahan (effluent) air limbah ke perairan terbuka (laut). Pemantauan titik-titik tersebut dilakukan secara berkala. Titik-titik yang lebih dekat ke IPAL dipantau sekali sebulan, sedangkan titik-titik lain yang dekat ke muara perairan dipantau enam bulan sekali. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan temperatur air yang akan dilimpahkan ke laut agar tetap aman bagi lingkungan.

Di samping memantau curahan air limbah ke perairan sekitarnya, Badak LNG juga memantau emisi yang dilepaskan dari kegiatan operasionalnya ke udara sekitar. Pada dasarnya terdapat tiga macam pelepasan emisi yang dilakukan oleh Badak LNG, yaitu lewat boiler, flare dan incinerator. Adapun titik-titik pemantauan emisi ini adalah: (1) Incinerator, (2) CO2 Vent Stack, (3) Process Flare (dua titik), (4) Boiler Turbine, dan (5) Marine Flare.

Penanganan Limbah B3 Limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau

Limbah B3

Penampungan Sementara Limbah B3 Perusahaan Pengolah

Limbah B3 Tersertifikasi

Incinerator

IPAL

IPALLimbah Air

Kilang

Cooling Water(Air laut)

Limbah Air Perumahan

Saluran Air Laut

Pengolahan Limbah Cair

September - Oktober 2017 SINERGY

37SHEQ CORNER

merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Yang termasuk bahan berbahaya dan beracun:

1. mudah meledak, contoh: tabung LPG bekas, tabung asetilena bekas

2. mudah menyala, contoh: oli bekas3. reaktif, contoh: bahan kimia kadaluarsa4. infeksius, contoh: limbah rumah sakit5. korosif, contoh limbah asam (H2SO4)6. beracun, contoh: lampu merkuri, limbah PCB barang

elektronik

Meskipun suatu jenis bahan sepintas tidak tergolong ke dalam salah satu dari kategori di atas, identifikasi berlapis tetap perlu dilakukan. Alur identifikasi berlapis tersebut digambarkan pada bagan Alur Identifikasi Berdasarkan PP No 18 Tahun 1999.

Beberapa contoh jenis limbah cair yang berbahaya (tergolong B3) adalah MDEA, Glycol, bekas oli/minyak, bahan kimia kontaminan. Limbah cair B3 contohnya adalah molsieve, charcoal (arang), resin, insulasi, dan kemasan limbah B3. Adapun limbah gas yang tergolong B3 adalah emisi flare, emisi boiler, emisi turbin dan emisi CO2.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, penanganan limbah B3 khususnya dalam fase padat dan cair, secara umum melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan dari sumber. Tahap kedua adalah penyimpanan sementara. Tahap ketiga adalah penanganan final yang terbagi ke dalam dua metode, yaitu pengangkutan ke pihak ketiga ataupun pemusnahan limbah B3 antara lain menggunakan incinerator.

Penyimpanan sementara limbah B3 harus memenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan tersebut diantaranya adalah: (1) pengemasan harus sesuai dengan bentuk dan karakteristik limbah B3, (2) kemasan diberi simbol dan label, (3) kemasan limbah B3 tidak berkarat atau berpotensi bocor sehingga meluber ke luar. Di samping itu, penyusunan atau penataan kontainer limbah di dalam gudang penyimpanan sementara juga harus diperhatikan. Susunan kontainer misalnya, tidak boleh melebihi ambang batas ketinggian sehingga tidak membahayakan petugas yang menanganinya. Gudang sementara limbah B3 juga harus dilengkapi peralatan pemadam kebakaran dan mekanisme untuk mencegah kebocoran isi kontainer limbah ke luar gudang.

Pihak ketiga yaitu perusahaan yang ditunjuk (bersertifikat) untuk menangani limbah B3 biasanya menggunakan tiga macam pendekatan dalam operasinya. Pertama, pengolahan limbah B3 dengan pemusnahan. Pemusnahan

Limbah B3

Limbah Non B3

TPA Pemkot Bontang

Tempat Penyimpanan Sementara

Pengelola Limbah B3

Berizin

Insinerator

SINERGY September - Oktober 2017

38 SHEQ CORNER

ini dapat dilakukan baik secara termal menggunakan incinerator, secara biologis (composting, biopile, land farming, bio slurping, alternate electron acceptor, dan fitomediasi), atau injeksi limbah ke dalam formasi batuan. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan penimbunan akhir (land fill). Adapun pendekatan ketiga adalah dengan memanfaatkan limbah B3 (daur ulang) menjadi material yang dapat digunakan kembali.

Beberapa contoh pemanfaatan limbah B3 adalah: ● Bahan bakar sintetis pada kiln industri semen ● Pembuatan bahan bakar sintetis ( fuel blending) ● Bahan baku alternatif industri semen ● Daur ulang oli bekas menjadi base oil ● Pelarut/solven daur ulang ● Peleburan timbal dari aki bekas ● Pembentukan ingot dari aki kering ● Daur ulang katalis bekas

Hingga tahun 2016, di lingkungan Badak LNG juga telah dihasilkan 27 inovasi terkait lingkungan, khususnya pemanfaatan dan pengolahan limbah. Inovasi-inovasi tersebut dihasilkan lewat Continuous Improvement Program (CIP) yang telah berjalan sistematis sejak tahun 1994. Inovasi-inovasi tersebut diantaranya adalah:

1. Tempat sampah yang dilengkapi sensor aktivasi suara (smart trashbin) untuk limbah non B3

2. Optimalisasi proses regenerasi pada Water Treatment Plant yang dapat mengurangi pemakaian bahan kimia B3

3. Alat pengetesan mechanical seal yang dapat mencegah kebocoran emisi gas dan limbah non B3

4. Optimalisasi frekuensi blow down Aerator Water Treatment Plant untuk mengurangi air limbah dan pemakaian air untuk proses pabrik

Beberapa inovasi dalam penanganan limbah di lingkungan Badak LNG juga telah dipatenkan. Misalnya, biskuit tinggi kalsium dari cangkang kepiting, drying oven, t-plug installer, metode start up dan metode shutdown zero flaring (untuk mengurangi emisi), dan instalasi penjernihan air sungai untuk penetasan ikan air tawar.

Berbagai upaya yang telah ditempuh Badak LNG dalam mengelola limbahnya adalah wujud dari keseriusan perusahaan migas kelas dunia ini untuk mempertahankan standar kinerjanya, khususnya dalam kaitannya dengan kelestarian alam. Dengan standar kinerja yang terjaga tersebut, Badak LNG siap menghadapi berbagai tantangan ke depan.

LAW

LAW

LAW

Mudah Meledak

Infeksius

Reaktif Korosif

Beracun

Mudah Terbakar

Lampiran IPP 85

Tahun 99

Limbah B3

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Limbah Non B3

TCLP = Toxic Characteristic Leaching ProcedureAlur Identifikasi Berdasarkan PP No 18 Tahun 1999

TCLPTestLampiran II

PP 85 Tahun 99

LD 50

Sifat KhususLampiran III

PP 85 Tahun 99

September - Oktober 2017 SINERGY

39SHEQ CORNER

A Comprehensive Environment Policy

For more than four decades, Badak LNG has been operating LNG plants safely, reliability, and efficiently. The Company is also committed to incorporate environmentally friendly policies in its business. The commitment is reflected in the Company’s mission, which is producing clean

energy with a high standard. Therefore, the mission generates additional values for stakeholders. In order to realize this mission, Badak LNG is truly committed to Indonesian Goverment’s regulation, ISO 14001 regarding Environmental Management System (Sistem Manajemen Lingkungan) and Environmental Impact Assessment (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan or AMDAL).

Badak LNG’s commitment toward the environment is accomplished through SHEQ (Safety, Health, Environment, Quality) Policy and Green Policy (Kebijakan Hijau). Since its establishment on November 26, 1974, Badak LNG has implemented various environmental policies that help the Company received PROPER in Gold (Emas) category. PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan) is a company performance based assessment program in environmental management that has been developed by Ministry of Environment and Forestry since 1995 to encourage companies to improve their environmental management. Gold is the highest category in PROPER. Badak LNG has been holding the title since 2011.

Gold category is given to a company whose dedication in environmental management exceeds expectation. A company that holds Gold PROPER title doesn’t only implement Environmental Management System, but also incorporates policies that streamline energy and water use, decrease emission, reduce and harness B3 waste (limbah bahan berbahaya dan beracun or hazardous waste), encourage waste management through 3R program (reduce-reuse-recycle), and support biodiversity conservation. The company also must develop and empower the society.

For example, in 2013 Badak LNG managed to streamline energy use by 906,801 MWh, while in 2014 the Company was able to reduce energy consumption by 1,481,876 MWh. Through emission reduction program, Badak LNG succeeded in reducing emission by 135,179 ton CO2e in 2014.

The company also managed to reduce B3 waste by 483 tons in 2014 and 826.76 ton in 2015 through B3 waste reduction program. Moreover, by implementing 3R program to treat non-B3 waste, Badak LNG was able to process non-B3 waste as much as 136.40 ton in 2014. Continuous Improvement Program (CIP) is carried out by streamlining electricity use by 1.48 million MWh per year and water consumption by 2.6 million m3 per year (source: http://www.pertamina.com/news-room/seputar-energi/badak-lng-meraih-indonesia-green-company-achievement-2015/).

Badak LNG also organizes biodiversity conservation and empowers the society. The Company has preserved mammals, birds, reptiles, bugs, and some rare Borneo rainforest trees, such as ulin (eusideroxylon zwageri), gaharu (agarwood), meranti (shorea), kapur, and damar (Agathis dammara). For the people of Bontang and its surrounding area, the Company helps them gain financial independence by organizing several Community Development programs. The programs include mangrove nursery, ulin nursery, producing biscuit flour from crab shell waste, and manufacturing biodiesel from leftover frying oil.

Badak LNG’s Waste Treatment SystemOne of the most important implementations of SHEQ carried out by Badak LNG is waste treatment. Waste is an unusable leftover material generated during an activity. Based on its form, waste can be categorized into several types, such as solid waste, sludge, liquid waste, and gas pollutant. Additionally, waste can be classified into two categories based on its hazard: non-B3 waste and B3 waste.

LEARNING SHEQ-BASED WASTE TREATMENT AT BADAK LNG

SINERGY September - Oktober 2017

40 SHEQ CORNER

Liquid waste generated during Badak LNG’s activities is separated into hazardous liquid waste (B3) and non-B3 liquid waste. Hazardous liquid waste is contained in Temporary Hazardous Waste Storage. Then, the waste is delivered to a licensed company that’s specialized in hazardous waste treatment or is disposed of using incinerator.

Non-B3 liquid waste comprises of industrial liquid waste, seawater used for the cooling system, and household liquid waste that’s drained to the sea through a channel. However, before the wastes are drained through a channel, household and industrial liquid waste are processed via liquid waste treatment plant (Instalasi Pengolahan Air Limbah or IPAL). Industrial liquid waste is processed at WWTP-34, while domestic water waste is treated at WWTP-48.

In order to prevent a liquid waste spill in the middle of non-B3 liquid waste treatment, Badak LNG prepares emergency spill kit at all nearest trains, loading docks, plants, and warehouses.

In solid waste and sludge treatment, the Company also separates both wastes into B3 waste and non-B3 waste. B3 solid waste and sludge are contained in Temporary Hazardous Waste Storage before the wastes are delivered to a licensed company that’s specialized in hazardous waste treatment or are removed using incinerator. Non-B3 solid waste is disposed of directly at Bontang City’s landfill.

As a part of Waste Management System, Badak LNG also assigns monitoring spots to observe effluent that’s drained to the sea. The observation is carried out periodically. Monitoring spots that are near to liquid waste treatment plant are observed once a month, while other spots that are close to river mouth are checked once every six months. The monitoring is conducted to ensure that the quality and the temperature of the water that’s streamed to the sea are safe for the environment.

Besides observing the stream of liquid waste, Badak LNG also monitors the emission of toxic materials that’s conducted in the Company’s activities. Badak LNG utilizes boiler, flare, and incinerators to discharge waste. Monitoring spots are assigned in these places: (1) Incinerator, (2) CO2 Vent Stack, (3) Process Flare (two spots), (4) Boiler Turbine, and (5) Marine Flare.

B3 Waste Treatment B3 waste is waste that contains hazardous and/or toxic materials due to its high concentration and/or large amount of unsafe substances. It could directly or indirectly pollute and harm the environment, the health of people and other creatures.

These are the characteristics and the examples of hazardous and toxic materials:

Temporary Hazardous Waste Storage Authorized Hazard-

ous Waste Treatment Company

HazardousWaste

Incinerator

Plant Waste Water

Cooling Water(Sea Water)

Domestic Waste Water

IPAL

IPALSea Water

Canal

Liquid Waste Treatment

September - Oktober 2017 SINERGY

41SHEQ CORNER

1. explosive, such as used LPG cylinder and acetylene cylinder 2. flammable, such as leftover oil3. reactive, such as expired chemical materials4. contagion, such as hospital waste5. corrosive, such as sulfuric acid (H2SO4)6. toxic, such as mercury vapor lamps, PCB waste generated

by electronic components

Even though one of the materials isn’t allegedly classified as one of the categories above, thorough examination still needs to be carried out. The standard operating procedure of the examination is illustrated in the chart below.

B3 liquid waste includes MDEA, Glycol, leftover oil, and chemical contaminant. B3 solid waste includes molsieve, charcoal, resin, insulation, and B3 waste packages. B3 gaseous waste includes CO2 emission and the emissions of toxic materials generated by flare, boiler, and turbine.

As mentioned earlier, B3 wastes, especially the solid and the liquid one, are processed through three procedures. First, B3 wastes are collected from various sources. Second, the wastes are stored in Temporary Hazardous Waste Storage. Lastly, the stored wastes can be disposed of using two methods: transporting it to a third party company or removing it using incinerator.

It’s worth noting that Temporary Hazardous Waste Storage must meet certain requirements: (1) waste packaging need to comply with the form and the characteristic of B3 waste; (2) a label and a symbol must be applied to the package; (3) B3 waste package must be leakproof and must not be covered with rust. Moreover, stored wastes must be organized with utmost care at Temporary Hazardous Waste Storage. For example, the arrangement of stored wastes at Temporary Hazardous Waste Storage shouldn’t exceed height limit in order to prevent any accident that may harm workers. The storage also must be equipped with fire safety equipment and must implement preventive mechanisms to prevent waste from leaking outside the building.

A licensed third party company that’s specialized in hazardous waste treatment usually applies three approaches in its operation. First, the company treats B3 wastes by disposing of it using incinerator, biological methods (composting, biopile, land farming, bioslurping, alternate electron acceptor, and phytoremediation), or injection well. Second, B3 wastes are disposed of at a landfill. Lastly, B3 wastes are recycled into reusable materials.

These are examples of the utilization of B3 wastes:

● As synthetic fuel that’s used by cement industries ● For fuel blending manufacture

Temporary Hazardous Waste Storage Authorized Hazardous Waste Treatment Company

Hazardous Waste

Non Hazardous Waste

Landfill

SINERGY September - Oktober 2017

42 SHEQ CORNER

● As an alternative raw material for cement industries ● For recycling leftover oil into base oil ● Recycled as a solvent ● As lead that’s made from used batteries ● For producing ingots that are made from dry cell ● For recycling used catalyst

Until 2016, through Continuous Improvement Program (CIP) that has been carried out systematically since 1994, Badak LNG has developed 27 innovations designed to preserve the environment, especially to utilize and treat wastes. The innovations include:

1. Voice activated sensor trash bins (smart trash bin) for non-B3 waste

2. The optimization of regeneration process at Water Treatment Plant that helps reduce B3 chemical material consumption

3. Mechanical seal testing device that can prevent non-B3 gas emissions and wastes from leaking.

4. The optimization of Aerator Water Treatment Plant’s blowdown frequency to reduce liquid waste and water use for plants’ activities.

Some innovations designed to treat Badak LNG’s wastes also have been patented, such as calcium rich biscuits made from crab shells, drying oven, t-plug installer, start-up and shutdown methods for zero flaring (to reduce emissions), river purification installation that’s used for freshwater fish hatcheries, and so on.

In order to demonstrate its commitment to maintaining its performance standards, especially in preserving the environment and nature, Badak LNG has implemented various waste treatment methods. By retaining its performance standards, the Company is ready to face future challenges.

LAW

LAW

LAW

TCLPTestAppendix II

PP 85 1999

Special PropertiesAppendix III

PP 85 1999

Yes

Yes

Yes

Yes

Yes

No

No

No

No

Flammable

Explosive Infectious ??

Poison Corrosive

No

Appendix IPP 85

Year 99

Hazardous Water

Non Hazard-ous Water

TCLP = Toxic Characteristic Leaching ProcedureIdentification Workflow Based on Government Regu-lation Number 18 Year 1999

LD 50

September - Oktober 2017 SINERGY

43SHEQ CORNER

SINERGY September - Oktober 2017

44 BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Dalam rangka mengedukasi seluruh elemen pekerja tentang sistem dan praktik SHEQ, Badak LNG melakukan rangkaian acara pelatihan Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lindung Lingkungan, dan Mutu (K3L2M). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Fire &

Safety Operation Department ini berlangsung di Fire Training Ground Badak LNG. Pelatihan diberikan bagi 420 pekerja dan mitra kerja yang terbagi dalam tujuh angkatan.

Dalam pelatihan ini peserta mendapatkan materi teori dan praktik yang meliputi incident investigation, ART Online, pengelolaan lingkungan Badak LNG, sistem pengamanan Objek Vital Nasional (Obvitnas), kesehatan kerja, serta teori dan praktik pencegahan/penanggulangan kebakaran.

Pelatihan K3L2M Badak LNG laksanakan secara periodik dengan tujuan selain sebagai penyegaran, juga agar pekerja dan mitra kerja dapat berperan aktif dalam menjaga SHEQ di seluruh area kerja Perusahaan.

I n order to educate all workers regarding the system and the practice of SHEQ, Badak LNG held Occupational Safety and Health, Environmental Protection, and Quality (Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lindung Lingkungan, dan Mutu or K3L2M) training. Fire &

Safety Operation Department carried out the training at Fire Training Ground Badak LNG. The training was provided for seven groups comprised of 420 workers and partners.

In the training, participants received the theory and the practice of incident investigation, ART Online, Badak LNG’s environment management, National Vital Object (Objek Vital Nasional or Obvitnas) security system, occupational health, and fire prevention and countermeasure.

Badak LNG’s K3L2M training conducts periodically to refresh the knowledge and the skills of workers and partners. The training was also carried out to encourage them to take a proactive approach in maintaining SHEQ in the area of the Company.

Badak LNG Menyelenggarakan

Pelatihan K3L2M

Badak LNGHeld K3L2M Training

September - Oktober 2017 SINERGY

45BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana bersama Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar berfoto saat penyerahan penghargaan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV | Director & COO Badak LNG Yhenda Permana photographed with Vice Minister of Energy and Mineral Resources Archandra Tahar at handover of Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV Award.

Untuk kesekian kalinya, Badak LNG kembali mencatat prestasi yang membanggakan. Kali ini Perusahaan meraih penghargaan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha ke IV di Bidang Pengolahan dari Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral (ESDM). Penghargaan ini merupakan apresiasi dari pemerintah terhadap pencapaian Badak LNG, yang terhitung dari 9 Desember 2006 mampu mencapai lebih dari 87 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan kerja.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar kepada Director & COO Badak LNG Yhenda Permana. Penyerahan penghargaan ini bertepatan dengan acara Malam Penghargaan Keselamatan Migas 2017 yang diadakan pada 29 Agustus 2017 di Hotel Novotel, Palembang.

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh pekerja dan mitra kerja Badak LNG. “Ini adalah suatu penghargaan dari pemerintah, dan mudah-mudahan penghargaan ini mampu menjadi penyemangat untuk semua pihak agar terus berprestasi, memiliki budaya selamat, dan terus ingin memperbaiki budaya selamat tersebut,” tutur Yhenda.

PENGHARGAAN PATRA NIRBHAYA KARYA UTAMA ADINUGRAHA IV

PATRA NIRBHAYA KARYA UTAMA ADINUGRAHA IV AWARD

B Badak LNG once again attained a notable achievement. The Company received Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha IV award in Processing Field from Ministry of Energy and Mineral Resources. Through this award,

Indonesian Government expressed their appreciation of Badak LNG’s achievement in attaining 87 million safe manhours without experiencing any work accident since December 9th, 2006.

The award was handed over by Vice Minister of Energy and Mineral Resources Archandra Tahar to Director & COO Badak LNG Yhenda Permana. The handover was conducted in Oil and Gas Industry Safety Award Night (Malam Penghargaan Keselamatan Migas) 2017 event that’s held on August 29th, 2017 at Hotel Novotel, Palembang.

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana said that this achievement only could be realized through the hard work of Badak LNG’s workers and partners. “This is a recognition from the government. Hopefully, this achievement could motivate everyone to attain more achievements and improve safety culture, ” Yhenda said.

SINERGY September - Oktober 2017

46 BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

HSSE FAIR 2017

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana menerima cinderamata dari Direktur Utama Pertamina (Persero) Elia Massa Manik saat menjadi pembicara di ajang HSSE Fair 2017 | Director & COO Badak LNG Yhenda Permana received souvenir from President Director of Pertamina (Persero) Elia Massa Manik after he contributed as a speaker at HSSE Fair 2017.

HSSE FAIR 2017

Pada 21-22 Agustus 2017, Badak LNG mengikuti kegiatan HSSE Fair di kantor Pusat PT Pertamina (Persero) Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anak perusahaan Pertamina (Persero), termasuk

Badak LNG. Rangkaian acara HSSE Fair ini meliputi kegiatan talkshow, pameran, dan perlombaan

Pada acara talkshow, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana berkesempatan menjadi salah satu narasumber. Pada kesempatan tersebut, Yhenda memaparkan materi “Pencapaian SHEQ Excelence Berkelanjutan di Badak LNG”. Pada kegiatan perlombaan Badak LNG berhasil meraih dua penghargaan, yaitu juara kedua di ajang Firefighting Combat Challenge dan juara pertama First Aider.

Senior Manager SHE&Q Department Badak LNG Muhaimin mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian yang diraih tim Badak LNG. Ia juga bersyukur karena seluruh tim dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang baik dan tetap selamat.

“Yang penting semua tim sehat wal’afiat, karena meski harus berjuang namun sehat dan selamat tetap jadi prioritas nomor satu,” ujar Muhaimin.

O n August 21st to August 22nd, 2017, Badak LNG attended HSSE Fair at PT Pertamina (Persero) head office, Jakarta. All subsidiaries of Pertamina (Persero), including Badak LNG, participated in the event. HSSE Fair held various events, including

talk show, exhibition, and competition.

In the talk show event, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana contributed as one of the speakers. He explained “Badak LNG’s Achievement in Sustainable SHEQ Excellence” (Pencapaian SHEQ Excellence Berkelanjutan di Badak LNG) in the event. In the competition event, Badak LNG succeeded in achieving two awards; second place in Firefighting Combat Challenge and first place in First Aider.

Senior Manager SHE&Q Department Badak LNG Muhaimin expressed his gratitude over accomplishments received by Badak LNG’s teams. He’s also grateful that all teams could complete their task successfully and safely. “It’s important that all teams could return safely. Even though they had to compete, safety is still their first priority,” Muhaimin said.

September - Oktober 2017 SINERGY

47BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Untuk mempertahankan budaya tata kelola perusahaan yang baik, Badak LNG kembali mengadakan kegiatan Workshop Good Corporate Governance (GCG) dan Sosialisasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Acara

ini berlangsung pada 12 September 2017 di Gedung Training Badak LNG.

Acara workshop GCG mengambil tema Fraud & AntiFraud Awareness. Hadir sebagai Narasumber adalah Budi Dermawan, VP Investigation Audit & WBS PT Pertamina (Persero). Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, di ruang 212 berlangsung acara Sosialisasi LHKPN. Pada acara tersebut, hadir jajaran dari manajemen Badak LNG guna menerima materi tentang teknis laporan harta kekayaan penyelenggaraan negara. Materi ini dibawakan oleh Manager Compliance, Ethics & Fraud Management Pertamina (Persero) Irfan Setiadi.

Dalam sambutan acara ini, Pjs Vice President Business Support Badak LNG Muhammad Farouk Riza berpesan kepada seluruh peserta untuk memanfaatkan workshop dengan baik sehingga dapat mengambil pengetahuan serta pelajaran dari para narasumber, khususnya tentang fraud.

I n order to maintain the quality of its company Management, Badak LNG held again Workshop Good Corporate Governance (GCG) Workshop Workshop and the Socialization of Report on Assests of State Official (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara or LHKPN). The events started from

September 12th, 2017 at Gedung Training Badak LNG.

The theme of GCG workshop was “Fraud & Antifraud Awareness.” VP Investigation Audit & WBS PT Pertamina (Persero), Budi Dermawan, contributed as a speaker. LHKPN Socialization was held in room 212. Badak LNG’s Management attended the event to receive information regarding the procedure of submitting LHKPN. Irfan Setiadi, Manager Compliance, Ethics & Fraud Management Pertamina (Persero), was invited as a speaker of the event.

In his opening speech for the event, Acting Vice President Business Support Badak LNG Muhammad Farouk Riza instructed all attendees to make good use of the workshop so they could acquire knowledge from the speakers, especially regarding fraud.

WORKSHOP GCG DAN SOSIALISASI LHKPN

GCG WORKSHOP AND LHKPN SOCIALIZATION

Pjs. Vice President Business SupportBadak LNG Muhammad Farouk Riza memberikan sambutan pada acara workshop GCG dan Sosialisasi LHKPN

Vice President Production Badak LNG Widianto P. Syarief gave a souvenir to GCG workshop and LHKPN socialization speaker.

SINERGY September - Oktober 2017

48 BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Tepat pada 17 September 2017, Badak LNG secara resmi telah mencapai 90 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan kerja. Prestasi ini menunjukkan komitmen tinggi Badak LNG dalam aspek SHEQ. Untuk mencapai prestasi ini Badak LNG membutuhkan waktu sebelas

tahun, terhitung sejak Desember 2006. Oleh karena itu, tepat dini hari pada saat pencapaian ini, jajaran manajemen Badak LNG melakukan kunjungan pekerja shift malam. Selain dalam rangka ucapan syukur bersama, kunjungan ini manajemen manfaatkan untuk bersilaturahmi dengan pekerja.

Dalam kunjungannya Vice President Production Badak LNG Widianto P. Syarief mewakili jajaran manajemen Badak LNG mengapresiasi semangat dan komitmen para pekerja dalam memelihara SHEQ di Badak LNG. Prestasi ini menurut Widianto tentu hanya dapat tercapai atas kerja sama seluruh pekerja dan bukan hasil karya individu. Selanjutnya, sebagai bentuk rasa syukur, dilakukan doa bersama dan pemotongan tumpeng.

Setelah rangkaian acara yang dilakukan di lima lokasi tersebut, acara syukuran juga dilaksanakan di setiap departemen mulai tanggal 18 - 22 September 2017. Keseluruhan rangkaian acara ini dilakukan dengan semangat yang sama, rasa syukur atas prestasi yang diraih dan harapan prestasi ini akan terus berlanjut menuju pencapaian yang lebih tinggi lagi.

PERINGATAN 90 JUTA JAM KERJA

COMMEMORATING90 MILLION SAFE

MAN-HOURS ACHIEVEMENT

O n September 17th, 2017, Badak LNG officially achieved 90 Million safe man-hours without work related incident. This achievement shows Badak LNG’s exceptional commitment in incorporating SHEQ aspects. It took

Badak LNG eleven years, since December 2006, to attain this accomplishment. Therefore, Badak LNG’s Management visited night-shift workers at dawn on the day the achievement attained. Besides commemorating the accomplishment together, the Management also took this opportunity to socialize with the workers.

In his visit, Acting Vice President Production Badak LNG Widianto P. Syarief, on behalf of Badak LNG Management, appreciated the workers’ commitment and passion in maintaining SHEQ at Badak LNG. According to Widianto, this achievement was only able to be achieved through the workers’ teamwork, not through individual work. Badak LNG Management and the workers then prayed together and cut a tumpeng to express their gratitude.

After holding celebrations at five locations, each department also held festivities starting from September 18th to September 22nd, 2017. The celebration was held to express gratitude over the achievement. It’s hoped that this accomplishment could motivate Badak LNG’s employees to attain higher achievement.

September - Oktober 2017 SINERGY

49BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Badak LNG kembali menorehkan prestasi membanggakan. Bertepatan dengan peringatan hari jadi Pertambangan dan Energi ke-72 pada 27 September 2017, Badak LNG meraih penghargaan Subroto dalam kategori “Penghargaan Keselamatan

Migas dengan Kriteria Jam Kerja Aman”. Penghargaan ini tidak terlepas dari prestasi Badak LNG yang berhasil menorehkan angka lebih dari 90 juta jam kerja aman.

Bertempat di Ballroom XXI, Djakarta Theater, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Director & COO Badak LNG Yhenda Permana. Dalam kesempatan itu, Yhenda mengucapkan rasa syukur atas pencapaian yang ditorehkan oleh Badak LNG. “Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras semua kami bisa meraih jam kerja hingga 29 September 2017, Badak LNG telah mencapai 90.229.926 juta jam kerja aman,” ujar Yhenda.

B adak LNG once again attained an outstanding achievement. On September 27, 2017, Badak LNG received Subroto award in “Oil and Gas Safety Award with Safe Man-hours Criteria” (Penghargaan Keselamatan Migas dengan Kriteria Jam Kerja Aman)

category. The award coincided with the 72nd Anniversary of Mining and Energy Day. Badak LNG’s accomplishment in reaching 90 million safe man-hours makes it possible for the Company to attain this achievement.

The event was held at Ballroom XXI, Djakarta Theater. The Minister of Energy and Mineral Resources, Ignasius Jonan, handed over the award to Director & COO Badak LNG, Yhenda Permana. Yhenda expressed his gratitude over Badak LNG’s achievement. “All praise be to God. Through the hard work of all Badak LNG’s workers, we’re able to attain 90,229,926 million safe man-hours on September 29, 2017,” Yhenda said.

Badak LNG Raih Penghargaan Subroto

Badak LNG Received Subroto Award

Director & COO Badak LNG, Yhenda permana berfoto dengan seluruh peraih penghargaan Subroto, di Ballroom XXI Djakarta Theater . (27/09/2017).

SINERGY September - Oktober 2017

50 BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS

Director & COO of Badak LNG, Yhenda Permana photographed with the management of Badak LNG at the Subroto Awards event. (27/09/2017).

P ada 19 September 2017, bertempat di gedung Town Centre Badak LNG berlangsung acara sosialisasi program kemitraan kerja sama antara Badak LNG dengan PT Pertamina (Persero) Regional Kalimantan.

Pada acara ini hadir undangan dari perwakilan 37 mitra Binaan Badak LNG.

Dalam sambutannya, Pjs. Senior Manager Corporate Communication Department Deny Zulfikar menyampaikan bahwa program kerja sama ini adalah wujud upaya Badak LNG dalam mendorong kemandirian masyarakat. Sasaran utamanya adalah peningkatan dan pengembangan usaha melalui pinjaman modal dengan bunga rendah 3% per tahun.

Sementara itu, Jr. Officer CSR Area Kalimantan PT Pertamina (Persero), Ferdy Saputra memaparkan konsep program bantuan kemitraan. Dalam kesempatan ini Ferdy menjelaskan bahwa acara ini merupakan lanjutan dari program kegiatan PT Pertamina (Persero) Regional Kalimantan. Selanjutnya Ferdy menjelaskan program bantuan mitra binaan dan persyaratan mitra binaan yang layak mendapat bantuan dari PT Pertamina (Persero).

O n September 29, 2017, the event of the socialization of the partnership program between Badak LNG and PT Pertamina (Persero)’s Borneo regional office was held at Town Centre Badak LNG. Attendees that consisted

of the representatives of 37 Badak LNG’s trained partners took part in the event.

In his opening speech, Acting Senior Manager Corporate Communication Department, Deny Zulfikar, said that the partnership program was Badak LNG’s effort to support the people’s financial independence. The program aims to improve and develop the people’s business by providing low interest funds (3% interest per year).

In the meantime, Jr. Officer CSR Area Kalimantan PT Pertamina (Persero), Ferdy Saputra, described the concept of partnership aid program. Ferdy explained that this event was an extension of PT Pertamina (Persero)’s Borneo regional office’s activities. Then he gave an explanation of aid program for trained partners and the conditions that must be met by participants to be chosen as rightful recipients of PT Pertamina (Persero)’s aid.

Sosialisasi Program Kemitraan Badak LNG

The Socialization of Badak LNG’s Partnership Program

Para mitra binaan Badak LNG sedang mendengarkan penjelasan tentang program kemitraan antara Badak LNG dengan Pertamina (Persero)| Badak LNG’s trained partners had been listening socialization of partnership programs between Badak LNG’s and Pertamina (Persero).

September - Oktober 2017 SINERGY

51BINGKAI | FRAME ACTIVITIES & CEREMONIALS