s poro genesis

25
SPOROGENESIS (ORGAN REPRODUKSI SECARA MIKROSKOPIS) Risya Pramana Situmorang, M.Pd

Upload: rut-christine

Post on 13-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bnm

TRANSCRIPT

Page 1: s Poro Genesis

SPOROGENESIS(ORGAN REPRODUKSI SECARA MIKROSKOPIS)

Risya Pramana Situmorang, M.Pd

Page 2: s Poro Genesis

Benang Sari Umumnya ada 4

ruang (Mikrosporangium)

Secara kolektif Androsium

Variasi berdasarkan:Jumlah & susunan stamen, perlekatan kepala sari terhadap filamen, pembukaan kepala sari

Page 3: s Poro Genesis

1. Tangkai sari (filamen) Tersusun oleh jaringan dasar

(parenkimatis tanpa ruang antar sel, epidermis terdapat trikoma atau mungkin stomata)

Page 4: s Poro Genesis

2. Kepala sari (antera)A. Struktur kepala sari

Terdiri dari 4 mikrosporogia (lokuli)

2 teka (pada waktu sudah masak 2 sporangia bersatu)

Jaringan steril (septa), misal. Mimosaceae

Jenis Viscum masing-masing antera 50 lokuli

Page 5: s Poro Genesis

Gbr. Struktur kepala sari pada Bunga Lillium

Page 6: s Poro Genesis

B. Perkembangan kepala sari (antera) Terdiri atas massa sel yang homogen Selama perkembangan menghasilkan 4

lobi & pada setiap lobus beberapa sel hipodermal menarik perhatian sel arkesporium

Page 7: s Poro Genesis

C. Lapisan dinding kepala sari1. Epidermis (eksotesium) membentuk

tonjolan (papila). Disebut eksotesium jika sel-selnya mengalami penebalan berserabut

2. Endotesium dinding berserabut/ lamina fibrosa (membantu membukanya kepala sari), biasanya terjadi penebalan ke arah radial

3. Lapisan tengah terdiri dari 2-3 lapis, sewaktu sporosit mengadakan pembelahan meiosis sel-selnya tertekan (lapisan tertekan)

Page 8: s Poro Genesis

4. Tapetum memberi nutrisi kepada seluruh isi sel selama perkembangan mikrosporaMenurut Bhjwani & Bhatnagar (1999) ada 2 jenis Tapetum:1. Ameboid (plasmodial): tapetum mengeluarkan

seluruh massa protoplasnya ke dalam lokulus (ruang sari), dinding sel mengalami lisis protoplas tapetum + protoplas lokulus (tumbuhan Monocotyl dan Dicotyl)

2. Sekresi (glandular): mengeluarkan isi selnya secara berkala, dinding sel tidak mengalami lisis (tumbuhan Angiosperma)

Page 9: s Poro Genesis

Cara pembelahan inti sel tapetum Secara mitosis normal Pembelahan tipe sticky, awalnya secara

mitosis (staidum anafase awal), setelah itu lebih dari 1 kromosom gagal memisah (stadium telofase)

Secara endomitosis, selaput inti & anak inti tetap utuh, tidak ada spindel yang terbentuk, kromosom membelah longitudinal (poliploidi)

Page 10: s Poro Genesis

Gbr. Skema perkembangan kepala sari

Bhojwani & Bhatnagor, (1978)

Page 11: s Poro Genesis

Mikrosporogenesis1. Pembelahan Meiosis I

PROFASELep kelihatan benang-benang halusZi kromosom membentuk kembaran (sinapsis)Pa kromosom kelihatan separuh dari jumlah semulaDi kromosom membelah membujur menjadi 4 kromatid, terjadi crossing overDi kromosom tampak lebih tebalMETAFASEANAFASETELOFASE

Page 12: s Poro Genesis

2. Pembelahan Meiosis II Terjadi pembelahan mitosis biasa Pembelahan dinding setelah pembelahan meiosis sel induk

mikrospora (sitokinesis) dapat terjadi secara susesif/ simultan Secara susesif: pada pembelahan meiosis I, terbentuk

dinding yang memisahkan 2 inti sehingga menghasilkan stadium 2 sel (diad). Terjadi pembentukan dinding secara sentrifugal (dari bagian tengah ke tepi). Pada stadium meiosis II, dinding pemisah dibentuk dengan cara yang sama (serbuk sari tetrad bertipe isobilateral)

Secara simultan: pembelahan meiosis I tidak diikuti pembentukan dinding, sehingga dalam 1 sel terdapat 2 inti (binukleat). Tidak terjadi stadium 2 sel. 2 inti mengadakan pembelahan (serbuk sari tetrad bertipe tetrahidris)

Page 13: s Poro Genesis

Gbr. Pembentukan dinding pollen secara susesif menghasilkan tipe tetrad

Page 14: s Poro Genesis

Tetrad Mikrospora

Gambar

Page 15: s Poro Genesis

Gbr. Tipe tetrad mikrospora pada Angiospermae

Page 16: s Poro Genesis

Perkembangan Gametofit Jantan1. Perkembangan pollen

Serbuk sari: Eksin (Sporolenin) sporolenin, derivat dari karotenoid yg mengalami polimerisasi oksidatif, Intin (Pektoselulose) tersusun atas pekto-sellulose. Setelah kepala sari masak, pollen keluar melalui stomium. Pollen yang baru dibentuk memiliki sitoplasma yang padat. Diikuti vakuolisasi dan perpindahan inti dari bagian tengah menuju ke bagian yang berdekatan dengan dinding sel. Pada tanaman tropis, biasanya inti segera membelah Pada tanaman daerah dingin, terdapat fase istirahat

beberapa hari sampai beberapa minggu

Page 17: s Poro Genesis
Page 18: s Poro Genesis

2. Pembentukan sel vegetatif dan sel generatifInti serbuk sari Sel Vegetatif Sel Generatif

Generatif (mitosis) 2 sel spermaDinding sel generatif segera dibentuk

diantara 2 membran sel & berhubungan dengan intin (terdiri dari kalose) Vegetatif organela sel bertambah jumlah

dan ukurannya, vakuola semakin lama hilang Sel generatif bentuknya speris. Sperma

dibentuk dari pembelahan mitosis inti sel generatif

Page 19: s Poro Genesis

3. Pembentukan sel spermasperma terbentuk jika buluh serbuk sari menembus stigma (tangkai putik)/ setelah buluh mencapai kantong embrio (kandung lembaga)

Page 20: s Poro Genesis

PUTIK (Pistilum) Angiospermae biasanya memiliki

megasporofil yg berkembang ke dalam suatu pistilum

Mengalami diferensiasi menjadi 3 bagian: (1) ovarium/ basal buah (2) bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik) (3) bagian ujung stilus disebut stigma (kepala putik)

Page 21: s Poro Genesis

1. Megasporangium Ovulum tersusun atas:

Megasporangium; badan sentral, perkembangan lanjut dari megaspora

Nuselus; jar. Yg menyelubungi kandung lembaga

Integumen: jaringan yg menyelubungi nuselus

Funikulus : tangkai yg mendukung bakal biji

Page 22: s Poro Genesis

Gbr. Tipe ovulum pada Angiospermae

Page 23: s Poro Genesis

Gbr. Perkembangan ovulum tipe sirsinotropus

Page 24: s Poro Genesis

Gbr. Struktur tambahan pada ovulum

Page 25: s Poro Genesis