s k r i p s i - core.ac.uk · iv halaman persembahan skripsi ini saya persembahkan kepada: * para...

130
DI SMP Program EVALUA P PANGUD SEDAYU Diaj M m Studi Ilm PR KEKHU FAKULT ASI PEND DI LUHUR U DAN SM jukan untu Memperole mu Pendidi Kr ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y i DIDIKAN K R YOGYAK MP PANGU S K R I P uk Memenu h Gelar Sa ikan Kekhu Oleh ristoforus S NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2016 KEPANGU KARTA, SM UDI LUHU P S I uhi Salah Sa arjana Pend ususan Pen : Sangsung 124037 MU PEND AN AGAM PENDIDIK AN ILMU NATA DHA ARTA 6 UDILUHUR MP PANG UR MOYUD atu Syarat didikan ndidikan A IDIKAN MA KATOL KAN PENDIDIK ARMA RAN GUDI LUHU DAN gama Kato LIK KAN UR olik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buidat

Post on 10-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

 

DI SMP

Program

 

EVALUA

P PANGUD

SEDAYU

Diaj

M

m Studi Ilm

PRKEKHU

FAKULT

ASI PEND

DI LUHUR

U DAN SM

jukan untu

Memperole

mu Pendidi

Kr

ROGRAM USUSAN P

JURUSATAS KEGUUNIVERS

Y

i

DIDIKAN K

R YOGYAK

MP PANGU

 

 

S K R I P

uk Memenu

h Gelar Sa

ikan Kekhu

 

 

 

 

 

 

 

Olehristoforus SNIM: 1111

STUDI ILMENDIDIKA

AN ILMU PURUAN DASITAS SANYOGYAKA

2016

KEPANGU

KARTA, SM

UDI LUHU

P S I

uhi Salah Sa

arjana Pend

ususan Pen

 

: Sangsung 124037

MU PENDAN AGAMPENDIDIKAN ILMU

NATA DHAARTA

6

UDILUHUR

MP PANG

UR MOYUD

atu Syarat

didikan

ndidikan A

IDIKAN MA KATOLKAN PENDIDIK

ARMA

RAN

GUDI LUHU

DAN

gama Kato

LIK

KAN

UR

olik 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

iv  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

* Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya

untuk menjalani perutusan studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, serta memberi semangat dan menguatkan saya.

* Orang tua dan saudara-saudariku yang selalu mendukung dalam doa.

* Para Guru, staf dan karyawan SMP PL moyudan yang selalu mendukung dan

memotivasi saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

v  

MOTTO

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk 11:28)

“Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin”

(Mat 19:26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

viii  

ABSTRAK

Judul skripsi EVALUASI PENDIDIKAN KEPANGUDILUHURAN DI

SMP PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN dipilih berdasarkan ketertarikan penulis untuk mengevaluasi sejauh mana pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai kepangudiluhuran dan bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran itu berlangsung. Pendidikan Kepangudiluhuran merupakan salah satu pelajaran muatan lokal dalam kurikulum Yayasan Pangudi Luhur. Pelajaran ini sudah berjalan selama lima tahun, untuk itu perlu dilakukan evaluasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan cara sampling purposive yaitu sampel diambil dengan pertimbangan tertentu, peneliti sungguh-sungguh mengetahui bahwa responden yang diminta untuk mengisi kuesioner dan untuk diwawancarai adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP PL Moyudan, SMP PL Sedayu dan SMP PL Yogyakarta. Kuesioner berjumlah 163 orang sedangkan 5 orang penulis, wawancarai. Instrumen yang digunakan adalah skala likert. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap pendidikan kepangudiluhuran. Dari hasil uji validitas dengan taraf signifikansi 0,05 N 163 orang. Dari total item 40 diperoleh sebanyak 35 item yang valid dan 5 item tidak valid. Sedangkan hasil uji reliabilitas diperoleh Cronbach's Alpha 0.810 yang berarti reliabilitas soal dalam penelitian ini tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan aspek ialah 11.942. Ini berarti responden mengetahui, menghayati dan mengikuti proses pendidikan kepangudiluhuran. Hasil wawancara pada aspek pengetahuan dan penghayatan mendukung data kusioner, sedangkan pada aspek proses tidak mendukung kuesioner. Namun data secara keseluruhan menunjukkan bahwa pendidikan kepangudiluhuran tergolong baik meskipun harus dikembangkan dan diperbaiki lagi pada aspek-aspek yang diteliti. Maka disarankan yayasan Pangudi Luhur lebih meningkatkan lagi materi, metode, sarana pendidikan kepangudiluhuran dan memperhatikan aspek yang masih kurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

ix  

ABSTRACT

This undergraduate thesis entitled EVALUATION OF KEPANGUDILUHURAN EDUCATION IN PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL, PANGUDI LUHUR SEDAYU JUNIOR HIGH SCHOOL AND PANGUDI LUHUR MOYUDAN JUNIOR HIGH SCHOOL was chosen based on the writer’s interest to evaluate how far the knowledge and comprehension of the values of Kepangudiluhuran has been, and how the process education of Kepangudiluhuran has happened, and whether or not it could be accepted and followed by all students. Kepangudiluhuran is a local subject in Yayasan Pangudi Luhur Curriculum. This subject has been taught for five years it had to be evaluated.

The method employed in this research was descriptive method. The sample was taken using sampling purposive, that was the sample which was taken with certain consideration, the research is really want to know that the responden is wanted to fill the kuesioner and the person who was interview is the person who was consider to know about what is the research hope. The subjects of this research were the ninth grade students of three schools, Pangudi Luhur Moyudan Junior High School, Pangudi Luhur Sedayu Junior High School, and Pangudi Luhur Yogyakarta Junior High School. There are 163 questionnaires for the respondents and 5 people were interviewed.

The instrument used here was Likert Scale measurement. It was used to measure the respondents’ attitudes, opinions, and perceptions toward Kepangudiluhuran Education. The validity test had significance level of 0.05 N 163 people. From the total 40 items, 35 items were found valid and 5 items were not valid. Whereas the result of reliability test was Cronbach’s Alpha 0.982, which meant that the questions’ reliability of this research was very high.

The result showed that the mean of all aspects is 11.942. It meant that the subjects know, comprehend, and follow the process of Kepangudiluhuran Education. The result of the interview on knowledge and comprehension aspect supported the questionnaire data, whereas the result of the interview on the process did not support the questionnaires. However, the data as a whole showed that Kepangudiluhuran Education was classified as good, although it had to be fixed and improved in the aspects that were researched. Therefore, it is suggested for Yayasan Pangudi Luhur and their teachers to improve the materials, methods, means of teaching Kepangudiluhuran, and to pay attention on their poor aspects.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

x  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa atas

limpahan berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

EVALUASI PENDIDIKAN KEPANGUDILUHURAN DI SMP PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA, SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP

PANGUDI LUHUR MOYUDAN. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik di Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis memilih judul tersebut dengan harapan dapat memberi sumbangan

kepada Yayasan Pangudi Luhur guna peningkatan pelayanan kepada siswa-siswi.

Penulis menyadari akan rahmat Allah melalui dukungan, perhatian, kasih

dan kesetiaan dari banyak orang yang sangat berarti bagi penulis. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang

setia mendampingi, membimbing dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Bambang Hendarto Yuliwarsono, M. Hum., selaku dosen penguji II

dan sebagai dosen pembimbing akademik yang memberi semangat, dukungan

dalam menuelesaikan skripsi ini.

3. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen penguji III yang telah berkenan

mendampingi, memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xi  

4. Rm. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed selaku Kaprodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma, yang memberikan dukungan dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Para Romo dan segenap staf dosen yang telah mendukung penulis selama

menjalani perkuliahan di IPPAK dengan pengetahuan, ketrampilan dan

spiritualitas sebagai seorang pewarta.

6. Seluruh karyawan Prodi IPPAK yang secara tidak langsung telah mendukung

dan memberi dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bruder Pemimpin Kongregasi FIC Provinsi Indonesi Dan Dewan Provinsi

yang telah mengutus penulis untuk menjalani perutusan di Prodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma.

8. Para Bruder komunitas Sedayu dan Kidul Loji, para Suster PRR Magnifikat

Pringgolayan, Yogyakarta yang telah menyemangati penulis.

9. Para Guru, Staf dan karyawan, SMP PL Moyudan yang mendukung selama

proses penyelesaian skripsi ini.

10. Para kepala sekolah dan para guru SMP PL Yogyakarta, SMP PL Sedayu,

SMP PL Moyudan serta para siswa kelas IX yang meberikan kesempatan

untuk mengadakan penelitian skripsi ini.

11. Teman-teman angkatan 2011 yang selalu memotivasi penulis selama

menjalani studi di IPPAK dan penyelesaian skripsi ini.

12. Bapak-mama, serta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung penulis

dengan doa, perhatian dan sapaan yang meneguhkan mulai dari penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xiii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………

MOTTO ………………………………………………………………….

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………...

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .....................................

ABSTRAK ……………………………………………………………….

ABSTRACT ……………………………………………………………….

KATA PENGANTAR …………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

DAFTAR TABEL …….. ………………………………………………...

DAFTAR GRAFIK …………..…………………………………………..

DAFTAR SINGKATAN ...………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiii

xvii

xviii

xix

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..

B. Identifikasi Masalah ……………………………………………

C. Batasan Masalah ………………………………………….........

D. Rumusan Masalah ……………………………………………...

E. Tujuan Penelitian ........................................................................

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………..

G. Metode Penelitian ……………………………………………...

H. Sistematika Penelitian ………………………………………….

BAB II KAJIAN TEORITIK…………………………………………….

A. Evaluasi Pendidikan …………………………………………..

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi …………..

2. Penilaian Pendidikan ……………………………………..

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran ………………..

1

1

9

9

10

10

11

11

11

13

13

13

14

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xiv  

a. Fungsi Evaluasi ………………………………………...

b. Tujuan Evaluasi ………………………………………...

4. Obiek dan Subiek Evaluasi ……………………………….

a. Obiek Evaluasi ………………………………………...

b. Subiek Evaluasi ………………………………………..

5. Alat-alat Evaluasi…………………………………………...

a. Teknik Non Tes ………………………………………..

b. Teknik Tes ……………………………………………..

B. Pendidikan Kepangudiluhuran ………………...........................

1. Pengertian Kepangudiluhuran ……………………………...

2. Tujuan Kepangudiluhuran …..……………………………..

3. Nilai-nilai Kepangudiluhuran ...............................................

a. Percaya kepada Tuhan ………………………………...

b. Rendah Hati ……………………………………………

c. Semangat dan Keteguhan Hati ……………….. ………

d. Kebijaksanaan dan Berpengetahuan …………………..

e. Sikap Bijaksana ………………………………………...

f. Sikap Saleh ……………………………………………..

g. Teladan Baik …………………………………………...

h. Lembut Hati ……………………………………………

i. Tabah Hati ……………………………………………...

j. Mencintai Para Bruder …………………………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………..

A. Jenis Penelitian …………………………………………………

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….

C. Populasi dan Sampel …………………………………………...

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ……………………..

1. Variabel Penelitian …………………………………………

2. Definisi Konseptual Variabel ………………………………

3. Definisi Operasional Variabel ……………………………...

4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………

16

17

18

18

19

19

19

19

20

20

22

23

23

27

32

34

35

38

40

42

43

44

45

45

45

46

47

47

48

48

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xv  

5. Instrumen Penelitian ……………………………………….

a. Kisi-kisi Instrumen ..........................................................

b. Pengembangan Instrumen ……………………………...

1). Uji Coba Terpakai …………………………………..

2). Uji Validitas Instrumen …………………………….

3). Uji Reliabilitas Instrumen ………………………….

E. Teknik Analisis Data …………………………………………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………...

A. Hasil Penelitian ………………………………………………...

1. Deskripsi Data Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran ….

a. Deskripsi Data Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran ……………………………………..

b. Deskripsi Aspek Pengetahuan …………………………

c. Deskripsi Aspek Penghayatan …………………………

d. Deskripsi Aspek Proses ………………………………..

2. Hasil Wawancara …………………………………………..

a. Aspek Pengetahuan …………………………………….

b. Aspek Penghayatan …………………………………….

c. Aspek Proses …………………………………………...

B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………..

1. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran Berdasarkan Data Keseluruhan ……….

2. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran Berdasarkan Data Setiap Aspek ……...

a. Aspek Pengetahuan …………………………………….

b. Aspek Penghayatan …………………………………….

c. Aspek Proses …………………………………………...

C. Refleksi Kateketis ……………………………………………...

D. Keterbatasan Penelitian ………………………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………

A. Kesimpulan …………………………………………………….

B. Saran …………………………………………………………...

49

50

54

54

55

58

59

64

64

64

64

67

70

72

75

75

76

76

77

77

78

78

80

81

83

89

91

91

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xvi  

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian …………………………………..

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian …………………

Lampiran 3: Contoh Kuesioner ……………………………………

Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden …………………………

Lampiran 5: Instrumen Wawancara ……………………………….

Lampiran 6: Hasil Wawancara …………………………………….

Lampiran 7: Uji Validitas Aspek Pengetahuan ……………………

Lampiran 8: Uji Validitas Aspek Penghayatan dan Proses ………..

93

(1)

(2)

(3)

(7)

(11)

(12)

(14)

(15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xvii  

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

1

2

3

4

5

6

7

8

9

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Skor Alternatif Jawaban Variabel Pendidikan

Kepangudiluhuran ……………………………………...

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran ……………………………………...

Kisi-kisi Instrumen Proses Pendidikan

Kepangudiluhuran ……………………………………...

Kisi-kisi Instrumen Wawancara ………………………...

Keterangan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas dengan

Taraf Signifikansi……………………………………….

Rumus uji validitas dengan teknik korelasi Product

Moment………………………………………………….

Rumus uji reliabilitas dengan teknik formula Alpha……

Reliability Statistics ………………………………………….

Rumus Penentuan Kriteria………………………………

Statistik Nilai Keseluruhan……………………………...

Kualifikasi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran……………………………………….

Statistik Aspek Pengetahuan……………………………

Kualifikasi Data Aspek Pengetahuan……………………

Statistik Aspek Penghayatan…………………………….

Kualifikasi Data Aspek Penghayatan……………………

49

50

52

54

55

57

58

59

61

65

66

67

68

70

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xviii  

Tabel

Tabel

4.7

4.8

:

:

Statistik Aspek Proses…………………………………...

Kualifikasi Data Aspek Proses…………………………..

72

73

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Grafik

Grafik

Grafikk

4.1

4.2

4.3

4.4

:

:

:

:

Frekuensi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran ……………………………………..

Frekuensi Data Aspek Pengetahuan……………………

Frekuensi Data Aspek Penghayatan……………………

Frekuensi Data Aspek Proses ………………………….

66

69

71

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

xix  

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab

Indonesia.

Fil : Filipi

Gal : Galatia

Luk : Lukas

Mrk : Markus

Rom : Roma

Yoh : Yohanes

B. Singkatan Lain

Art : Artikel

Br : Bruder

FIC : Fratres Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae Virginis

(Kongregasi Para Bruder Santa Perawan Yang Dikandung Tak

Bernoda)

Konst : Konstitusi

N : Jumlah Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, tujuan

pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekeri luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serat rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada intinya

pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan yang mahaesa.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka pendidikan yang

sesungguhnya adalah suatu usaha pembinaan pribadi manusia untuk mencapai

tujuan akhirnya (perilaku hubungan dengan Tuhan dan diri sendiri) dan sekaligus

untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan diri sendiri, keluarga,

masyarakat dan alam sekitarnya). Pendidikan membentuk orang untuk

menemukan nilai-nilai yang menjadi bekal bagi kelangsungan hidup seseorang

dalam dalam masyarakat. Secara singkat dikatakan bahwa pendidikan nilai adalah

suatu proses di mana seseorang menemukan maknanya sebagai pribadi pada saat

di mana nilai-nilai tertentu memberikan arti pada jalan hidupnya. Proses ini

menyangkut “perjalanan menuju ke kedalaman diri sendiri”, menyentuh bagian-

bagian terdalam diri manusia, seperti daya refleksi, introspeksi, analisa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

2

kemampuan menemukan diri sendiri dan betapa besar harga dirinya. Pendidikan

nilai menyangkut ranah daya cipta, rasa dan karsa, menyentuh seluruh

pengalaman seseorang ( Handoko, Riyanto, 2004: 23).

Pendekatan pembelajaran humanis memandang manusia sebagai subiek

yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya. Manusia

bertanggungjawab penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain.

Pendekatan yang lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang humanis adalah

pendekatan dialogis, reflektif, dan ekspresif. Pendekatan dialogis mengajak

peserta didik untuk berpikir bersama secara kritis dan kreatif. Pendidik tidak

bertindak sebagai guru melainkan fasilitator dan partner dialog. Pendekatan

reflektif mengajak peserta didik untuk berdialog dengan dirinya sendiri,

sedangkan pendekatan ekspresif mengajak peserta didik untuk mengekspresikan

diri dengan segala potensinya (realisasi dan aktualisasi diri). Dengan demikian

pendidikan tidak mengambil alih tanggung jawab, melainkan membantu dan

mendampingi peserta didik dalam proses perkembangan diri, penentuan sikap dan

pemilihan nilai-nilai yang akan diperjuangkannya.

Menanggapi tujuan dan makna dari nilai-nilai pendidikan tersebut di atas,

yayasan Pangudi Luhur mencanangkan sebuah rancangan pendidikan yang bukan

hanya menekankan pada perkembangan intelektual melainkan juga pembentukan

karakter dan budi pekerti peserta didik. Untuk mewujudkannya yayasan Pangudi

Luhur menambahkan pelajaran khas yayasan yaitu pelajaran Pendidikan

Kepangudiluhuran. Sering terdengar bahwa pendidikan dan proses pemilikan nilai

ternyata tak diperhitungkan di dalam kurikulum sekolah. Meskipun begitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

3

menurut Darminta, (2006:24) kenyataannya pembatinan nilai-nilai tetap terjadi

lewat sekolah, asrama, dan masyarakat, disadari atau tidak.

Pangudi Luhur merupakan sebuah yayasan yang berada di bawah naungan

kongregasi FIC dengan berfokus pada pendidikan dan pembinaan kaum muda.

Pendidikan menjadi karya kerasulan yang utama, di samping juga ada karya

sosial. Melalui karya-karya tersebut, Kongregasi FIC mengabdikan diri sebagai

tarekat aktif atau tarekat yang merasul. Karya kerasulan bidang pendidikan dan

sosial merupakan karya yang diwariskan oleh pendiri FIC yaitu Mgr. Ludovicus

Rutten dan sesama pendiri Bruder Bernardus Hoecken (bdk. Konstitusi FIC art. 7

dan 8).

Pendiri FIC meminta para anggotanya untuk menjaga warisan kongregasi.

Warisan tersebut merupakan kharisma yang dianugerahkan Allah. Meskipun

demikian para anggotanya juga diminta untuk tetap terbuka terhadap tanda-tanda

zaman dan terhadap Roh yang berhembus ke arah yang dikehendakinya. (bdk.

Konstitusi FIC, bagian Refleksi Dasar). Sehubungan dengan itu, tarekat FIC

dengan memperhatikan Refleksi Dasar tersebut, tetap mempunyai komitmen

terhadap warisan yang telah ada. Artinya sampai sekarang Tarekat mengutamakan

karya kerasulannya di bidang pendidikan dan pembinaan kristiani.

Pendidikan kepangudiluhuran adalah salah satu mata pelajaran muatan

lokal. Semua sekolah di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur wajib

menerapkan pelajaran Kepangudiluhuran. Adapun tujuan pendidikan

kepangudiluhuran tersebut adalah untuk menumbuhkan sikap batin peserta didik

agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam diri sendiri, sesama, dan lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

4

hidupnya, serta memiliki kepedulian sosial dalam hidup bermasyarakat.

Pembelajaran Kepangudiluhuran juga bertujuan untuk membantu peserta didik

menemukan dan mewujudkan nilai-nilai universal yang diperjuangkan semua

orang beriman. Tujuan ini merujuk dari materi pembelajaran Kepangudiluhuran.

Proses pelaksanaan pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu, dan SMP Pangudi Luhur Moyudan

dilaksanakan dengan sistem klasikal seperti bidang studi lainnya; karena

pendidikan kepangudiluhuran dikemas dalam bentuk pelajaran di kelas yang

setara dengan Muatan Lokal. Perbedaan dengan bidang studi lainnya adalah

penekanannya di mana kepangudiluhuran lebih pada pembentukan iman dan

karakter peserta didik. Bila melihat perbedaannya dengan bidang studi lain, maka

penulis melihat bahwa sistem klasikal tidak begitu efektif dalam proses

pendidikan kepangudiluhuran. Perlu dicari metode dan terobosan baru agar proses

pendidikan kepangudiluhuran lebih efektif. Metode yang dapat diterapkan adalah

rekoleksi dan outbound. Materi yang sama diberikan dengan metode yang tepat

akan memberikan dampak yang baik bagi pembentukan karakter anak didik.

Materi kepangudiluhuran yang disampaikan berkaitan dengan sepuluh

keutamaan yang diwariskan oleh para pendiri kongregasi FIC sebagai

penyelenggara Yayasan Pangudi Luhur. Sepuluh Keutamaan yang disampaikan

kepada peserta didik meliputi: Rendah Hati, Teladan Baik, Mencintai Para Bruder,

Saleh, Sikap Bijaksana, Lembut Hati, Tabah Hati, Kebijaksanaan dan

Berpengetahuan, Semangat dan Keteguhan Hati, Percaya kepada Tuhan (Humbelt,

1994). Keutamaan-keutamaan tersebut dijabarkan dalam materi yang dikemas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

5

sesuai dengan tingkat pendidikan sehingga dapat diterima dan dipahami oleh

siswa/i. Dengan demikian, diharapkan para siswa mampu menginternalisasikan

dalam diri sebagai sikap hidupnya, terutama pembentukan karakter pribadi

sebagai manusia yang utuh, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mencintai

sesama dalam hidup sehari-hari.

Harapan ini tertuang dalam Profil ”outcome” Yayasan Pangudi Luhur”

(Riyanto, 2004: 24), yakni; menjadi manusia merdeka, manusia yang berpribadi

utuh, manusia yang berpikir otentik dan bertindak aktif-positif, manusia yang

tangguh iman dan moralnya serta manusia yang sadar dan mampu membangun

hidup bersama.

Lulusan pendidikan Yayasan Pangudi Luhur mestinya menjadi manusia-

manusia yang merdeka dalam arti manusia yang merdeka baik secara fisik, mental

maupun secara rohani, yang pada akhirnya mengembangkan rasa merdeka dan

independen dalam hidupnya baik secara pribadi maupun dalam hidup sosialnya.

Manusia merdeka yang dimaksudkan adalah orang yang merdeka dalam

mengarungi hidup tanpa “disiksa” oleh banyaknya keinginan, bebas dari

perbudakan hawa nafsu, jujur dan iklas serta bebas dari kebohongan atau dusta.

Hidup manusia merdeka hanya bergantung pada Allah sumber segala kebebasan

manusia yang menggenggam segala kebutuhan manusia.

Pangudi luhur hendaknya tidak hanya menekankan perkembangan

intelektual atau nilai ujian akhir, tetapi juga memperhatikan perkembangan

pribadi secara lebih utuh. Manusia yang berkepribadian utuh adalah manusia yang

memiliki sifat kodrat, hakikat dan memiliki cipta, karya dan karsa. Manusia utuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

6

mampu menggunakan semua potensi dalam dirinya demi kesejahteraan diri

sendiri dan orang lain.

Sebagai bagian dari keutuhan manusia, ia juga harus mampu

mempergunakan pikirannya secara otentik dan bertindak secara lebih aktif-positif.

Berpikir otentik dan bertindak aktif berarti siswa perlu memiliki sikap dan

ketrampilan untuk mengakses informasi sekaligus mampu mengkaji dan

menyeleksi informasi yang berguna dalam proses pembelajaran dan

kehidupannya.

Dewasa ini banyak terjadi perubahan nilai-nilai dan benturan nilai-nilai.

Siswa hendaknya selalu di “tune in” kan pada nilai keutamaan dan universal.

Mereka perlu dilatih dan dibina untuk menjadi pribadi yang berbudi luhur serta

beriman yang tangguh, sekaligus menghargai dan menghormati keyakinan dan

perbedaan. Mereka memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dapat menjadi

teladan dan penggerak budaya “berhati nurani”. Berkat ketangguhan iman dan

moral akan mempengaruhi kepribadian siswa Pangudi Luhur sampai mengalami

dan menyadari hidup bersama yang penuh persaudaraan, keramahan dan

keakraban, sekaligus disertai jiwa kemandirian dan kebebasan yang bertanggung

jawab untuk membentuk jiwa kewirausahaan yang tangguh.

Sejauh pengamatan penulis di beberapa SMP Pangudi Luhur di

Yogyakarta, pembelajaran Kepangudiluhuran terlaksana berdasarkan program

pembelajaran yang disusun oleh Tim Penulis buku Kepangudiluhuran. Model

pembelajaran kepangudiluhuran bersifat pendampingan iman yang diawali dengan

doa, pengantar singkat, inspirasi iman yang bersumber dari Kitab Suci atau dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

7

keteladanan hidup pendiri Kongregasi FIC, dan dilanjutkan dengan pendalaman

iman dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan reflektif. Selanjutnya siswa diajak

untuk membagikan hasil refleksinya dalam bentuk sharing bersama. Pada akhir

kegiatan guru membuat kesimpulan dan mengajak siswa untuk membuat aksi

nyata sebagai tanggapan atas materi pembelajaran yang bersangkutan. Kegiatan

ini dilaksanakan sebagai kegiatan rutinitas pada proses pembelajaran

kepangudiluhuran di kelas.

Komite sekolah dan orang tua siswa turut memberikan tanggapan positif

terhadap pelaksanaan pendidikan kepangudiluhuran di sekolah-sekolah yayasan

Pangudi Luhur dengan melihat kualitas lulusan yang mempunyai kompetensi

bukan hanya dalam hal intelektual, tetapi juga kepribadian yang utuh dan

seimbang. Pembentukan kepribadian siswa yang utuh dan seimbang menjadi

sangat penting sehingga dalam pendidikan kepangudiluhuran perlu ada usaha

peningkatan mutu dan kualitas melalui evaluasi pendidikan kepangudiluhuran

secara keseluruhan.

Dari fakta di lapangan yang penulis amati di SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu, dan SMP Pangudi Luhur Moyudan

tanggapan siswa-siswi terhadap pelajaran kepangudiluhuran belum maksimal.

Bahkan sebagian besar siswa-siswi kurang bersemangat mengikuti pelajaran

kepangudiluhuran. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah: karena proses

pembelajaran yang monoton sehingga kurang menyentuh hati siswa-siswi. Di

samping itu kemasan materi kepangudiluhuran sudah tercakup dalam mata

pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti yang kesannya hanya mengulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

8

pelajaran yang sama. Muncul kesan siswa-siswii bahwa pelajaran

kepangudiluhuran hanya mengulang pelajaran pendidikan agama meskipun ada

sedikit perbedaan karena kepangudiluhuran lebih mengarah kepada pengetahuan

dan spritualitas.

Beberapa alasan tersebut di atas menjadi alasan yang masuk akal apabila

sebagian dari siswa-siswi menjadi bosan dan kurang berminat terhadap pelajaran

kepengudiluhuran di samping alokasi yang disediakan dalam satu minggu hanya

satu jam pelajaran dengan durasi 35 menit. Kapasitas waktu 35 menit tentu saja

tidak cukup bila dibandingkan dengan isi materi kepangudiluhuran. Kapasitas

waktu yang terbatas mempengaruhi proses pelajaran yang tidak utuh.

Di sisi lain, siswa-siswi mengharapkan agar pendidikan kepangudiluhuran

semestinya diampu oleh seorang biarawan (Bruder) yang mempunyai wawasan

dan spiritualitas mendalam tentang kepangudiluhuran. Namun meskipun

pendidikan kepengudiluhuran diampu oleh guru, (awam) guru tersebut diberi

pembekalan secara khusus baik dalam hal wawasan tentang kepangudiluhuran dan

juga spiritualitas kongregasi FIC. Fakta yang terjadi adalah guru yang dipercaya

untuk mengampu pelajaran kepangudiluhuran tidak memiliki wawasan

spiritualitas kongregasi FIC. Dengan demikian baik guru maupun siswa belum

memahami dengan sungguh makna terdalam dari kepangudiluhuran yang

sesungguhnya sehingga hasilnya juga belum maksimal.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, sangat jelas persoalan yang

menjadi fokus dari penelitian penulisan ini adalah mengenai proses pembelajaran

kepangudiluhuran terutama di tiga (3) SMP Pangudi Luhur yang ada di daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

9

Yogyakarta. Penulis akan mengadakan penelitian dan evaluasi terhadap proses

pelajaran kepangudiluhuran dengan judul “EVALUASI PENDIDIKAN

KEPANGUDILUHURAN DI SMP PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA,

SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN SMP PANGUDI LUHUR

MOYUDAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang penulis uraikan dalam latar belakang

penulisan skripsi ini, maka dapat diindentifikasi sebagai berikut:

1. Apa itu pendidikan kepangudiluhuran?

2. Apa isi materi pendidikan kepangudiluhuran?

3. Bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan?

4. Bagaimana model pendampingan guru dalam menyampaikan materi

pendidikan kepangudiluhuran?

5. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi pendidikan kepangudiluhuran?

6. Bagaimana respon orang tua dan komite sekolah terhadap pendidikan

kepangudiluhuran?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka secara

khusus penulis dalam penelitian ini, penulis membatasi pada masalah Evaluasi

pendidikan kepangudiluhuran yang dicanangkan oleh yayasan Pangudi Luhur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

10

dalam proses pendidikan, khususnya di SMP PL Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur

Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

2. Bagaimana hasil pendidikan kepangudiluhuran, baik aspek pengetahuan

maupun aspek penghayatan yaitu menjadi manusia merdeka, manusia yang

berpribadi utuh, tangguh iman dan moralnya serta manusia yang sadar dan

mampu membangun hidup bersama.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi

Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur

Moyudan.

2. Untuk mengukur pengetahuan siswa-siswi tentang nilai-nilai

kepangudiluhuran dan penghayatan siswa-siswi tentang nilai-nilai

kepangudiluhuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

11

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengembangan Yayasan Pengudi Luhur, penelitian diharapkan memberi

data yang pasti tentang pengetahuan siswa-siswi SMP Pangudi Luhur terhadap

pendidikan kepangudiluhuran. Data tersebut diharapkan menjadi dasar untuk

pengembangan program kepangudiluhuran.

2. Bagi pengembangan ilmu pendidikan di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta,

SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan, di harapkan

penelitian ini memberikan data perihal penghayatan nilai-nilai

kepangudiluhuran siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Secara aplikatif, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi sekolah

yang menaung di bawah Yayasan Pangudi Luhur, serta sekolah katolik lainnya

untuk meningkatkan penerapan sebagai ciri sekolah katolik melalui

pendidikan kepangudiluhuran.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi anilitis dengan dukungan

data kuantitatif.

H. Sistematika penulisan

BAB I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

12

BAB II : berisi kajian pustaka yang akan menguraikan dua bagian pokok

yakni: bagian pertama akan membahas mengenai evaluasi pendidikan yang

mencakup pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi, tujuan evaluasi, obyek

dan subyek evaluasi dan alat-alat evaluasi. Bagian kedua menguraikan tentang

pendidikan kepangudiluhuran yang mencakup pengertian, tujuan pendidikan

kepangudiluhuran, dan nilai-nilai kepangudiluhuran.

BAB III : membahas mengenai metodologi penelitian yakni jenis

penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik

dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi, hasil

penelitian berdasarkan kuesioner, wawancara, dan temuan khusus melalui studi

dokumen, temuan umum melalui studi dokumen, pembahasan hasil penelitian,

refleksi kateketis dan keterbatasan penelitian.

BAB V : merupakan bagian penutup penulisan skripsi mengenai

kesimpulan dan saran yang berguna bagi berbagai pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

13

BAB II

KAJIAN TEORITIK

Dalam bab ini, penulis akan memaparkan teori-teori yang mendukung

penelitian yaitu Evaluasi Pendidikan (A), yang meliputi pengertian evaluasi,

fungsi tujuan evaluasi pembelajaran, obyek dan subyek evaluasi dan alat-alat

evaluasi. Pendidikan Kepangudiluhuran (B), yang meliputi pengertian

kepangudiluhuran, tujuan kepangudiluhuran, nilai-nilai Kepangudiluhuran.

A. Evaluasi Pendidikan

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian

(KBBI, 1996:272). Sedangkan Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (1997: 1)

adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil keputusan. Evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar

pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim

dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun

ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan

dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif

dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes

hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga

konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

14

proses penentuan kuantitas suatu objek dengan memebandingkan antara alat ukur

dengan objek yang diukur.

Penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan

membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standart tertentu. Tes adalah alat

pengumpulan data yang dirancang khusus. Yang membedakannya dengan

evaluasi adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif.

Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana

untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu

kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan

untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi

informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Penilaian Pendidikan

Penilaian pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (1997: 3) adalah

kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Guru ataupun pengelola

pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang

dilakukan melampaui pengajaran sudah mencapai tujuan. Apabila sekolah

diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

15

sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil

olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan

teknologi maka tempat pengolah ini disebut transformasi. Jika digambarkan

dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut:

1) Input

Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam

dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa

yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah

(institusi), calon siswa itu dinilai dulu kemampuannya. Dengan penilaian itu

ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan

melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.

2) Output

Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud

dalam hal ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat

menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan

kegiatan penilaian.

3) Transformasi

Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi

bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

16

transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang

menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Bahan jadi yang

diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh

beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada.

Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain:

1) Guru dan personal lainnya

2) Bahan pelajaran

3) Metode mengajar dan sistem evaluasi

4) Sarana penunjang

5) Sistem administrasi.

Umpan balik (feed back) adalah segala informasi baik yang menyangkut

output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan untuk memperbaiki

input maupun transformasi.

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran

a. Fungsi evaluasi

Fungsi evaluasi pembelajaran menurut Sugiyono (2006: 12) sangat

diperlukan dalam pendidikan antara lain untuk memberi informasi. Imformasi-

informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk:

1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai

oleh peserta didiknya.

2) Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta

didik dalam kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

17

3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan

status peserta didik.

4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi

peserta didik yang memang memerlukannya.

5) Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah

ditentukan telah dapat dicapai.

6) Membuat kebijaksanaan dan keputusan.

7) Menilai hasil yang dicapai para pelajar.

8) Menilai kurikulum.

9) Memperbaiki materi dan program pendidikan.

b. Tujuan evaluasi

Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-

bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf

perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah

mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui

tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan

dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Serta menghimpun

informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, taraf

perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

18

c. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :

1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

pendidikan

2) Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan

ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan

sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

3) Mengetahui kemajuan belajar siswa

4) Mengetahui potensi yang dimiliki siswa

5) Mengetahui hasil belajar siswa

6) Mengadakan seleksi

7) Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa

8) Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa

9) Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan

10) Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa

11) Memberikan motivasi belajar

12) Mengetahui efektifitas mengajar guru

13) Mengetahui efisiensi mengajar guru

14) Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran

4. Obiek dan Subiek Evaluasi

a. Obiek Evaluasi

Obiek atau sasaran penilaian menurut Suharsimi Arikunto (1997: 18)

adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

19

menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dalam penulisan ini proses dan

hasil pendidikan kepangudiluhuran yang diukur.

b. Subiek Evaluasi

Subiek evaluasi dalam penulisan ini adalah siswa kelas IX SMP Pangudi

Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur

Moyudan.

5. Alat-alat Evaluasi

a. Teknik Non Tes

Yang tergolong teknik non tes adalah:

1) Skala bertingkat (rating scale)

2) Kuesioner (questionair)

3) Daftar cocok (check-list)

4) Wawancara (interview)

5) Pengamatan (observation)

6) Riwayat hidup

b. Teknik Tes

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang

seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Dalam bukunya

Muchtar Bukhori mengatakan: “tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

20

mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid

atau kelompok murid”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non tes. Teknik non tes

yang dipilih yaitu:

1) Kuesioner (questionair) tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal

memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 1997: 25).

2) Wawancara (interview). Wawancara atau intervieu adalah suatu metode atau

cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini

responden diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan hanya diajukan oleh subiek evaluasi (Suharsimi Arikunto, 1997:

27). Wawancara dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk

mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah

dibuat oleh subyek evaluasi.

B. Pendidikan Kepangudiluhuran

1. Pengertian Kepangudiluhuran

Kepangudiluhuran asal kata dari pangudi luhur. Pangudi, artinya suatu

usaha atau ikhtiar untuk mencapai sesuatu. Luhur, artinya mulia atau luhur.

Pendidikan kepangudiluhuran selalu menjunjung ajaran-ajaran luhur yang

berdasarkan Pancasila, selalu bersemangat menuntut ilmu dan berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

21

menjadi pribadi yang berkualitas tinggi, cerdas, berwatak dan berbudi pekerti,

sehat jasmani serta rohani, dan memiliki cinta kasih dengan dijiwai semangat

dasar Yesus Kristus.

Pendidikan kepangudiluhuran adalah pendidikan nilai-nilai yang

diwariskan oleh para pendiri kongregasi FIC dan sebagai cikal bakal Yayasan

Pangudi Luhur. Wahana (2004:51) mengutip pendapat Max Scheler, nilai

merupakan kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas

apriori (yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi

terlebih dahulu). Tidak tergantungnya kualitas tersebut tidak hanya pada objek

yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung, tindakan manusia, dan

sebagainya), melainkan juga tidak tergantung pada reaksi kita terhadap kualitas

tersebut. “Meskipun pembunuh tidak pernah dinyatakan sebagai jahat, namun

akan tetap sebagai jahat. Dan meskipun „yang baik‟ tidak pernah dimengerti

sebagai baik, namun tetap merupakan yang baik”.

Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung dan tidak berubah seiring

dengan perubahan barang. Tidak tergantungnya nilai mengandung arti juga bahwa

nilai tidak dapat berubah. Nilai bersifat absolut, tidak dipersyaratakan oleh suatu

tindakan, tidak memandang keberadaan alamiahnya, baik historis, sosial, biologis

ataupun individu murni. Hanya pengetahuan kita tentang nilai bersifat relatif,

sedangkan nilai itu sendiri tidak relatif.

Peranan nilai bagi manusia; nilai memiliki peranan sebgai daya tarik serta

dasar bagi tindakan manusia, serta mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-

nilai yang ditemukannya dalam tindakan-tindakannya. Nilai memilki peranan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

22

sebagai pendorong dan pengarah bagi pembentukan diri manusia melalui

tindakan-tindaknnya.

Menurut Darminta (2006:24) nilai berarti sesuatu yang penting dan

berharga, di mana orang rela menderita, mengorbankan yang lain, membela, dan

bahkan rela mati demi nilai tersebut. nilai memberi arti atau tujuan dan arah

hidup. Nilai menyediakan motivasi-motivasi. Nilai memberikan arah perjalanan,

seperti rel kereta api, agar tidak lepas dari jalur perjalanan.

Nilai-nilai bergerak berlandaskan tiga tempat pijakan. Pertama, nilai-nilai

bergerak di kepala. Di situ orang bisa menangkap bahwa sesuatu layak dan

dengan demikian, secara intelektual yakin atas layak dan pentingnya sesuatu itu.

Kedua, nilai-nilai perlu mendarat di hati. Orang sendiri tidak hanya menangkap

bahwa sesuatu layak dan penting untuk dimiliki, tetapi hati perlu juga dikenai dan

dipengaruhi oleh nilai-nilai. Di mana hartamu berada di situ hatimu berada (Luk

12:34). Ketiga, nilai harus mendarat di tangan. Jika seluruh pribadi terlibat pada

nilai yang diyakini, otak dan hati, maka nilai akan mengantar orang pada

keputusan dan tindakan. Dengan demikian, nilai-nilai penggerak utama dalam

hidup kita karena nilai memberi kepastian arah untuk bertindak. Singkatnya, nilai

tidak hanya sesuatu yang kita percayai, tetapi juga kenyataan yang kita pilih dan

kemudian kita laksanakan.

2. Tujuan Kepangudiluhuran

Pendidikan yang benar adalah suatu usaha pembinaan pribadi manusia

untuk mencapai tujuan akhirnya (perilaku hubungan dengan Tuhan dan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

23

sendiri) dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan

diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya). Secara singkat dikatakan

bahwa pendidikan nilai adalah suatu proses di mana seseorang menemukan

maknanya sebagai pribadi pada saat di mana nilai-nilai tertentu memberikan arti

pada jalan hidupnya. Proses ini menyangkut “perjalanan menuju ke kedalaman

diri sendiri”, menyentuh bagian-bagian terdalam diri manusia, seperti daya

refleksi, introspeksi, analisa dan kemampuan menemukan diri sendiri dan betapa

besar harga dirinya. Pendidikan nilai menyangkut ranah daya cipta, rasa, dan

karsa, menyentuh seluruh pengalaman seseorang. Theo (2004) dalam bukunya

yang berjudul: “Idealisme dan Praksis Pendidikan Pangudi Luhur” menguraikan

tujuan Kepangudiluhuran sebagai berikut:

a. Menumbuhkan sikap batin peserta didik agar mampu melihat kebaikan Tuhan

dalam diri sendiri, sesama dan lingkungan hidupnya, sehingga mereka

memiliki kepedulian sosial dalam hidup bermasyarakat.

b. Membantu peserta didik menemukan dan mewujudkan nilai-nilai yang

diperjuangkan semua orang beriman.

3. Nilai-nilai Kepangudiluhuran

a. Percaya kepada Tuhan

1) Iman yang Menyelamatkan

Dalam kehidupan sehari-hari makna iman diidentikkan dengan “sikap

percaya”. Sepintas kedua pengertian itu tampak mempunyai arti yang sama. Pada

hal makna “mempercayai” secara umum menunjuk kepada berbagai sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

24

manusia yang mempercayai segala sesuatu sebab dianggapnya bertuah, keramat

dan memiliki suatu khasiat. Itu sebabnya dengan sikap “percaya” seseorang dapat

menyembah suatu benda, patung, pohon atau dongeng yang diwariskan secara

turun-temurun (Sugi, 2011: 6).

Sikap percaya memberi tempat yang begitu besar pada sikap subyektif

manusia sehingga mendorong seseorang untuk bersikap irasional dan memercayai

berbagai dongeng atau hal-hal yang sebenarnya tidak patut dipercayai. Sikap

percaya memungkin manusia untuk percaya kepada takhayul sehingga

melumpuhkan akal budi dan hati nuraninya untuk memuliakan Allah selaku

pencipta dan penyelamat hidup. Justru sikap iman senantiasa mendorong dan

memampukan setiap orang yang percaya agar membebaskan diri dari setiap sikap

irasional dan dongeng (Sugi, 2011: 6).

St. Petrus menyatakan “sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng

isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan

kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Raja, tetapi kami adalah saksi mata

dari kebesaran-Nya” (2 Ptr 1:16). Kesaksian Kitab Suci secara sadar menegaskan

pemberitaan para nabi dan rasul didasari oleh kebenaran yang dapat

dipertanggungjawabkan, suatu kebenaran yang lahir dari pernyataan Allah dan

bukan hasil dari dugaan atau dongeng. Apabila sikap “percaya” menuntun

manusia kearah kegelapan maka sebaliknya sikap “iman” justru mampu

membebaskan dan menyelamatkan manusia dari kuasa kegelapan sehingga

mereka memperoleh jalan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

25

Indikator:

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka indikator yang mau dicapai

dalam pendidikan kepangudiluhuran tentang percaya kepada Tuhan adalah:

a) Menjelaskan arti sikap percaya kepada Tuhan berdasar Kitab Suci.

b) Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken sebagai

jalan menuju keselamatan Kristiani.

c) Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Allah yang Murah Hati

Untuk memperoleh keselamatan dan hidup bahagia di dunia, perlulah

setiap orang percaya kepada Tuhan. Hal itu juga berlaku bagi pemimpin tarekat

atau komunitas, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rohani dan jasmnai

para brudernya. Tentulah tugas ini amat berat, sukar, dan kurang menyenangkan;

orang yang paling tabah pun akan mundur ketakutan, jika ia tidak boleh

mengharapkan pertolongan dari surga.

Dua orang pemimpin seperti Mgr. Ludovicus Rutten pendiri Kongregasi

FIC dan Br. Bernardus Hoecken sebagai bruder pertama di kongregasi FIC adalah

figur pemimpin menjadi teladan. Mereka berdua adalah gembala atau pemimpin

yang dengan setia dan penuh kasih mengantar para bruder kepada sikap percaya

sebagai jalan menuju keselamatan rohani. Mereka adalah dua karakter yang

menjalankan perutusan dengan kasih, setia, bersemangat, dan bertanggung jawab.

Hal itu mereka ambil dari semangat gembala sejati yakni Allah yang ditampakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

26

dalam pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu karya perutusannya berkembang

tidak hanya di kota Maastricht saja. (Sugi, 2011: 12).

Br. Bernardus Hoecken ketika menghadapi masalah-masalah pada

permulaan kongregasi seperti kekurangan calon bruder, dia berdoa kepada Tuhan

dan mempercayakan segala masalah tersebut kepada Tuhan. Berkat semangat,

ketekunan, dan menyerahkannya kepada Tuhan serta mohon perantaraan kepada

Bunda Maria, akhirnya semua masalah tersebut dapat diatasi. Buktinya justru

perkembangan sekolah-sekolah yang didirikan tidak hanya di kota Maastricht

tetapi sampai ke berbagai negara, seperti Indonesia. Tanpa iman, tidak akan

terjadi mukjizat. Karena rasa percaya kita pada Tuhan (iman) itulah yang

mendatangkan mukjizat. Kisah dalam Injil Lukas 8:22-25 menggambarkan

bagaimana Yesus menegur para murid yang kurang beriman, mereka menjadi

kuatir dan ketakutan ketika mereka dihadapkan dengan persoalan yaitu angin dan

taufan yang menimpa perahu mereka, pada hal Yesus ada bersama mereka.

Lukas 8:22-25, “pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-

sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita

bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang

berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga

perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah

murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Ia pun

bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu

pun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di

manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang

kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah

kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"

Indikator:

a) Mengenal Allah adalah kasih berdasarkan Kitab Suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

27

b) Menjelaskan kasih Allah yang dialami oleh Mgr. Ludovicus Rutten dan

Br. Bernardus Hoecken dalam hidupnya.

c) Meneladan sikap percaya Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus

Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.

d) Meneladan ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan Mgr. Ludovicus

Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rendah Hati

1) Melayani Dengan Rendah Hati

Di zaman sekarang ini banyak orang cendrung hidup secara individu,

tertutup, angkuh bahkan sombong. Situasi seperti ini menjadikan orang tidak

peduli terhadap sesamanya. Orang tidak mengerti akan tanggungjawab sosialnya,

yaitu ikut berperan serta bertanggungjawab memperhatikan orang lain. Biasanya

orang justru lebih mudah menyalahkan orang miskin, menderita, dan bersalah.

Orang yang bersikap rendah hati pada dasarnya tidak mencari pujian,

tetapi lebih mendasari tindakanya pada keiklasan hati untuk mengasihi sesama.

orang yang rendah hati memiliki sifat peduli terhadap orang lain, mengingat jasa

atau pertolongan yang pernah diterima meski sekecil apapun. Orang yang rendah

hati tidak mementingkan diri melainkan memperhatikan kepentingan orang lain

(Sugi, 2011: 23).

Dalam Kitab Suci ditegaskan “Barang siapa ingin menjadi yang terbesar di

antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 23:11). “Aku datang bukan

untuk dilayani, melainkan untuk melayani, Aku telah memberikan suatu teladan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

28

supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Mat

20:27-28). Demikianlah manusia harus semakin dapat merendahkan diri, agar

Tuhan disadari selalu hadir dalam kehidupannya. Allah menentang orang yang

congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati karena Ia sendiri adalah rendah

hati. Ia berjalan dengan orang yang rendah hati karena memiliki kemauan

membuka diri terhadap semua ajaran-Nya.

Konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, Maria menjadi inspirator kerendahan

hati bagi bruder-bruder FIC. Dijelaskan bahwa Santa Perawan Maria adalah

pelindung Kongregasi para bruder Santa Perawan Maria yang Tak Bernoda

(Fratres Immaculatae Conseptionis-FIC). Para bruder berbahagia menempatkan

Maria sebagai inspirasi dalam meningkatkan semangat kerendahan hati.

Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan terhadap Putranya. Ia

memandang dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan

mengerjakan karya agung dalam dirinya. Di dalam kidung magnificatnya,

terungkap perhatian utamanya terhadap yang miskin dan berkekurangan, dan

kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran.

Indikator:

a) Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam melayani dari Br. Bernardus

Hoecken.

b) Menjelaskan pandangan Kristiani tentang sikap rendah hati dalam

melayani berdasarkan Kitab Suci.

c) Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken dalam melayani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

29

2) Maria Teladan Kerendahan Hati Bagi Manusia

Gereja sejak awal mengakui peranan Bunda Maria dalam keseluruhan tata

keselamatan. Karya keselamatan Allah dilaksanakan dalam dan melalui Yesus

Kristus, dengan mengiktutsertakan Maria dalam karya keselamatan itu. Maria

mulai berperan ketika menyatakan kesiap sediaan dan ketaatannya kepada

kehendak Allah untuk mengandung Yesus Putera-Nya (bdk. Luk 1:26-28). Maria

mendengarkan, dan percaya. Percaya dinyatakan dengan:

a) Menjadi hamba Tuhan

b) Melayani/memercayai

c) Mewujudkan Sabda Allah dalam hidupnya

Sejak awal perjalanannya menjadi bunda Yesus, Maria mengalami

tantangan iman yang berat (bdk. Luk 2:33 – 35), “ … suatu pedang akan

menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran dan hati banyak orang”

(ay. 35). Pengujian kesetiaan Maria berpuncak pada peristiwa jalan salib Yesus. Ia

tak tergoyahkan. Ia setia menemani Putranya dalam jalan salib-Nya. Maria

semakin mewujudkan kesetiaannya dengan rendah hati. Ia bersedia menjadi ibu

bagi para rasul, yang menjadi cikal bakal Gereja. dengan demikian Maria sudah

sejak awal menjadi bunda Gereja. keagungan pribadi Maria yang begitu rendah

hati dihayati oleh Gereja, itulah sebabnya Gereja memberi banyak gelar

kepadanya. Walapun demikian Gereja selalu mengingatkan agar umat

menempatkan Maria secara proposional. Devosi kepada Maria tidak berdiri

sendiri, melainkan harus ditempatkan dalam konteks Yesus Kristus sebagai

juruselamat dan satu-satunya perantara keselamatan kepada Bapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

30

Dalam konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, dijelaskan Santa Perawan

Maria adalah pelindung Kongregasi para Bruder Santa Perawan Maria yang

Terkandung Tak Bernoda (Fratres Immaculatae Conceptionis – FIC). Para Bruder

berbahagia menempatkan hidupnya di bawah perlindungannya yang istimewa.

Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan Putranya. Ia memandang

dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan

mengerjakan karya Agung dalam dirinya. Di dalam Kidung Magnificatnya, dan

kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran. Dia adalah Ibu semua orang

beriman. Melalui semua keraguan dan ketidakpastiannya, ia tetap setia terhadap

Putranya, bahkan sampai di Kalvari. Oleh karna itu semua bangsa menyebut dia

berbahagia.

Indikator :

a) Memahami Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia melalui

Kitab Suci.

b) Menjelaskan Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia

melalui Br. Bernardus Hoecken.

c) Meneladan sikap kerendahan hati Maria.

3) Sikap rendah hati untuk menghargai nilai kerja

Pepatah mengatakan Ora et Labora, (St.Benekdiktus dari ordo

Benekdiktin) bekerja dan berdoa. Dengan bekerja orang beriman mewujudkan

panggilan Tuhan yang dapat membahagiakan dirinya. Bekerja meski disertai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

31

dengan keringat, rasa lelah atau capek, tetapi tetap memberikan kepuasan batin

dan kebahagiaan (Sugi, 2011: 31).

Orang harus bekerja, karena dengan bekerja orang dapat mempertahankan

hidup (kebutuhan dasar). Dengan bekerja orang memuliakan Allah (bdk. Yoh

5:17, aspek religius). Dengan bekerja orang merasa berbahagia karena

mengembangkan potensi-potensi dirinya (aspek psikologis) Dengan bekerja

orang dapat berjasa dengan orang lain (aspek sosial, Sugi, 2011: 31).

Dalam ajaran Gereja Gaudium et Spes no.34 dan 35 di jelaskan bahwa

sebagai orang beriman menyadari Tuhan memanggil manusia untuk bekerja.

Bekerja merupakan sebuah panggilan dari Tuhan untuk ikut serta dalam karya

penciptaan-Nya. Nilai kerja yang sesungguhnya terletak pada faktor-faktor yang

tidak selalu ekonomis, seperti menemukan harga diri, sosial, pengembangan diri,

demi kesejahteraan sesama, dan ikut ambil bagian dalam karya Tuhan. Maka

pekerjaan apapun bentuknya sungguh bernilai dihadapan-Nya, apabila dalam

bekerja kita menghadapinya dengan penuh syukur, sikap rendah hati dan

menghargai pekerjaan itu.

Demikian juga dalam konstitusi FIC art 5, no. 76 dan 77, dijelaskan bahwa

Bruder sepenuhnya membaktikan diri demi pelayanan kepada Allah dan demi

pelayanan kepada kedatang Kerajaan-Nya. Dalam kasih, para Bruder

membaktikan dirinya kepada Dia yang penug kasih. Dalam Dia, para Bruder

membaktikan dirinya seorang kepada yang lain dan kepada semua orang. Para

Bruder mengungkapkan pembaktian ini dalam keseluruhan hidupnya. Mereka

melaksanakannya dalam semangat Injil, antara lain dengan menjanjikan dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

32

untuk hidup menurut Triprasetia : Ketaatan, Kemiskinan, dan hidup Wadat demi

Kerajaan Allah.

Indikator :

a) Menjelaskan sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja

melalui Kitab Suci.

b) Memahami sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja

melalui Br.Bernardus Hoecken.

c) Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken untuk menghargai

nilai kerja dalam kehidupan sehari-hari.

c. Semangat dan Keteguhan hati

1) Penyerahan Diri Jalan Memperoleh Kekuatan Keteguhan Hati

Globalisasi adalah perubahan yang terjadi di dunia ini akibat dari

penemuan-penemuan modern sehingga seolah-olah dunia yang luas ini menjadi

sedemikian sempitnya. Hal ini membawa perubahan yang besar dalam kehidupan

masyarakat. Di satu sisi globalisai telah memberikan kemungkinan untuk

membangun kesatuan secara lebih luas. Di sisi lain globalisasi telah memberikan

berbagai tawaran atau pilihan yang beragam. Hal ini memberikan kesulitan pada

semua orang terlebih generasi muda yang masih mencari jati diri. proses mencari

jati diri ini menyebabkan generasi muda mudah berubah dalam pilihan-pilihan

hidup. Oleh karena itu generasi muda memerlukan teladan pribadi yang memiliki

keteguhan hati dalam hidup. Mereka perlu melatih diri untuk membuat pilihan-

pilihan tepat dalam hidup (Sugi, 2011: 39).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

33

Dalam Injil Mat 16:24 Yesus berkata kepada murid-muridNya: Orang

yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingan sendiri, memikul

salibnya, dan terus mengikuti Aku. Firman ini menunjukkan bahwa Yesus

memberikan persyaratan kepada manusia kalau ingin mengikuti Yesus, manusia

harus rela dan mau meninggalkan segala sesuatu yang menghambat

hubungannnya dengan Tuhan.

Indikator:

a) Menjelaskan arti penyerahan diri.

b) Meneladan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.

2) Sikap Keteguhan Hati Di Bangun Melalui Kewaspadaan

Waspada berarti orang selalu bersikap berjaga-jaga menghadapi segala

kemungkinan yang akan terjadi. Sadar akan yang dihadapi meskipun belum jelas

jalan keluarnya. Dalam Injil Lukas 12:35-37, pelayan yang siap selau selau

berjaga-jaga setiap hal. Berpakaian dan lampu tetap bernyala sama seperti pelayan

yang sedang siap menunggu tuannya kembali dari pesta kawin. Kalau tuan itu

kembali dan mengetuk pintu, mereka akan segera membuka pintu. Alangkah

untungnya pelayan-pelayan yang kedapatan sedang menunggu pada waktu

tuannya datang. Maka dalam menghadapi hidup pada era globalisasi dibutuhkan

sikap waspada atau bertindak berhati-hati untuk berani memilih dan menetukan

hal-hal yang baik dan meninggalkan yang kurang baik. Untuk bisa sampai proses

memilih hal yang baik serta meniggalkan yang kurang baik membutuhkan

bantuan orang lain (Sugi, 2011: 44).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

34

Indikator :

a) Menjelaskan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan

Mgr.Ludovicus Rutten.

b) Menjelaskan pengalaman bersikap waspada sangat perlu dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Meneladan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan

Mgr.Ludovicus Rutten.

d. Kebijaksanaan dan berpengetahuan

1) Menjadi Manusia Pendoa

Doa suatu sarana komunikasi kasih antara manusia dan Allah. Menjadi

manusia pendoa berarti mau menyediakan waktu dan tempat untuk selalu

membangun kedekatan hati dengan Allah. Baginya doa merupakan nafas

kehidupan sehari-hari. Melalui doa, seseorang dimampukan untuk mendengarkan

kebenaran dan hidup batin yang mendalam (Sugi, 2011: 48).

Orang yang bijaksana adalah orang yang cerdas dalam artian mampu

membedakan hal yang baik dari hal yang buruk (I Raj 3:9). Ia dapat memberikan

alternatif-alternatif sebagai jalan ke luar. Orang yang bijaksana orang yang terus

belajar dan terus menangkap jalan-jalan Tuhan. Jalan Tuhan dibacanya melalui

tanda-tanda yang terjadi setiap harinya.

Indikator:

a) Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan dan berpengetahuan Br.

Bernardus Hoecken menjadi pribadi pendoa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

35

b) Menjelaskan makna doa dalam kehidupan sehari-hari.

c) Meneladan kehidupan doa Br. Bernardus Hoecken.

d) Meneladan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan

Br.Bernardus Hoecken.

e. Sikap Bijaksana

1) Menjadi Insan Pembelajar

Menjadi manusia pembelajar merupakan hak setiap orang, dan yang

bersedia menerima tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting yakni :

a) Berusaha mengenali dirinya, potensi dan bakat-bakat yang muncul,

b) Berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan potensinya itu,

mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya, dengan cara menjadi

dirinya sendiri (Sugi, 2011: 54).

Dalam kontitusi FIC dijelaskan “kita harus berkembang menjadi orang

yang sungguh-sungguh dewasa dan kaya secara rohani. Kita akan menjadi

semakin berarti bagi persekutuan persaudaraan kita. Kita bersedia mendengarkan

orang lain dan menerima pertolongan mereka; kita hendaknya menghargai orang

lain, meskipun dalam kenyataan mereka berbeda dari kita.” Ditegaskan pula

bahwa orang bijaksana ialah orang yang terus belajar dan terus menanggapi jalan-

jalan Tuhan.

Indikator :

a) Menjelaskan arti kesatuan kata dan perbuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

36

b) Menjelaskan kebijaksanaan dan berpengetahuan memerlukan sikap

mendekatkan diri pada Tuhan.

c) Meneladan Mgr.Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken dalam

bersikap bijaksana melalui usaha mereka menjadi insan pembelajar.

2) Sikap Bijaksana Merupakan Perwujudan Iman

Seorang yang bijaksana mengenal kesucian Tuhan Allah dan takut akan

Dia. Seorang yang bijaksana mengetahui bagaimana menggunakan waktu secara

tepat untuk memuliakan Tuhan. Seorang yang mengenal Tuhan mengetahui

bahwa kehidupan nyatanya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Allah

yang kekal (Sugi, 2011: 59).

Santo Yakobus mengatakan, “kebijakan adalah rahmat Allah yang harus

dimohon dalam doa dan dilatih dalam suasana doa”. Bruder Bernardus Hoecken

dalam segala hal meskipun sangat kecil kepentingannya terlebih dahulu tetap

memohon nasihat dan pertolongan kepada Tuhan dan Bunda Maria, sebagai

pelindung kongregasi.

Maria adalah seorang tokoh Kitab Suci Perjanjian Baru (PB) yang

keberadaanya sangat diakui dan dihormati dalam Gereja katolik. Pengakuan dan

penghormatan itu diberikan bukan sebatas karena Maria sebagai ibu Yesus tetapi

juga cara hidup berimannya. Sikap bijaksana sungguh hidup dan menyatu dalam

pribadi Maria. Ia sungguh cermat dan mengetahui secara baik segala kebutuhan

dan perutusan Yesus. Maka sebagai ibu, Maria tidak banyak menuntut perlakuan

khusus baginya dari Yesus tetapi ia justru memberi kebebasan yang seluas-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

37

luasnya kepada Yesus untuk mewujudkan tugas dan perutusan-Nya. Maria, karena

ketulusan dan belaskasihnya ia berani meminta Yesus untuk melakukan sesuatu

demi memenuhi kebutuhan orang lain, (Yoh 2:1-11) walaupun ia sadar belum

waktunya bagi Yesus melakukan itu. Demikianlah Maria menunjukkan sikap

bijaksana dalam hidupnya (Sugi, 2011: 59).

Indikator:

a) Menjelaskan sikap bijaksana sebagai salah satu keutamaan hidup Kristiani.

b) Menjelaskan sikap bijaksana Maria yang reflektif.

c) Meneladan sikap bijaksana Br. Bernardus Hoecken.

3) Kerjasama Dalam Komunitas

Mgr. Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken mempunyai pandangan

hidup yang berbeda. Oleh karena itu mereka kadang kala mempunyai pendapat

yang berbeda pula dalam cara membentuk religius muda yang mereka damping.

Meskipun demikian perbedaan itu tidak mengurangi persahabatan mereka, sebab

mereka dengan sikap rendah hati tidak bermaksud mempertahankan pendapat dan

keyakinan pribadinya. Perbedaan itu terjadi karena sama-sama berbakti kepada

Tuhan dengan melayani sesama.

Dalam 1 Kor 12:12-26, dikatakn tubuh itu satu dan mempunya anggota-

anggota banyak. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, melainkan atas

banyak anggota. Allah telah memberikan tugas kepada masing-masing anggota ,

secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. Kepada anggota-anggota tubuh

yang dipandang kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

38

terhadap anggota-anggoa kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus

supaya jangan tejadi perpecahan dalam tubuh. Anggota-anggota yang berbeda itu

saling memperhatikan. Karna itu bila satu anggota menderita, semua turut

menderita, jika satu anggota di hormati semua anggota turut bersuka cita.(Sugi,

2011:64).

Indikator :

a) Memberikan penjelasan orang yang bijaksana selalu bisa bekerjasama

dalam komunitas.

b) Meneladan kerjasama dalam komunitas dari Br.Bernardus Hoecken dan

Mgr.Lidovicus Rutten

f. Sikap Saleh

1) Doa Yang Mengubah

Perkembangan pengetahuan dan teknologi berkat daya rasional manusia

sering dituding sebagai penyebab lunturnya kehidupan rohani. Orang menjadi

kurang peduli dengan hal-hal rohani seperti doa-doa pribadi. Praktik kehidupan

doa mulai banyak tidak mendapatkan perhatian dan tempat dalam hati. Kerelaan

seseorang untuk berdoa menjadi berkurang karena ada tuntutan yang dianggap

lebih penting dalam hidupnya (Sugi, 2011: 69).

Peranan doa dalam kehidupan beriman tetaplah penting, baik bagi diri

sendiri maupun orang lain. Doa memiliki aspek sosial. Banyak peristiwa dalam

Kitab Suci yang menunjukkan betapa kuatnya doa, yang dapat menyelamatkan.

Dalam Mat 8:5-13; Luk 7:1-10 Yesus mengabulkan permohonan/doa seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

39

perwira yaitu menyembuhkan hamba sang perwira tersebut. Kekuatan doa yang

keluar dari iman yang mendalam sungguh luar biasa bagi lingkungan sekitarnya.

Doa memiliki kekuatan besar untuk mengubah apa yang ada di sekelilingnya

termasuk orang-orang di dekatnya. Melalui doa seorang dapat memahami

kehendak Tuhan atas dirinya.

Indikator:

a) Menjelaskan bahwa doa memiliki fungsi sosial.

b) Menjelaskan nasihat Br.Bernardus Hoecken pada para Bruder tentang

hidup doa.

c) Meneladan hidup doa Br.Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.

2) Hidupku Berkat Bagi Orang Lain

Meutia Hatta Swasono mengatakan “masyarakat dihinggapi pola hidup

individualistik sehingga semangat gotong- royong yang menjadi landasan hidup

bermasyarakat menjadi luntur. Semangat gotong-royong dikhawatirkan akan

hilang seiring dengan perkembangan. Zaman dan perjalanan dunia cenderung

kapitalistik”. Semangat individualistik cemderung semakin merasuk dalam hidup

generasi zaman, sehingga orang tidak lagi mau peduli kepada orang lain.

Dalam situasi yang demikian, kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi

orang-orang di sekitar kita sebab hidup kita adalah semata-mata anugerah Allah.

“setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari

atas, diturunkan Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

40

karena pertukaran (Yakobus 1:17). Anugerah Allah yang kita terima harus kita

bagikankepada orang-orang di sekitar yang membutuhkan.

Bruder Bernardus Hoecken dan para bruder FIC dalam komunitas Bruder

FIC yang pertama mengalami berbagai kesulitan dan kekurangan. Namun mereka

tetap maju dan terus maju, terus berbuat baik dengan tetap meminta petunjuk dari

Tuhan dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan baik tersebut. (Sugi, 2011: 75).

Indikator:

a) Menjelaskan pengalaman Br. Bernardus Hoecken dalam memberikan diri

sebagai berkat bagi orang lain.

b) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam memberikan diri sebagai berkat

bagi orang lain.

.

g. Teladan Baik

Semua orang pernah berbuat kesalahan dan dosa selama hidupnya.

Kesalahan dan dosa merupakan salah satu ciri khas manusia, karena manusia di

dunia ini tak ada yang sempurna. Ketidaksempurnaan manusia menjadikan dirinya

cenderung untuk berbuat kesalahan dan dosa. Ketika seseorang berbuat kesalahan

atau dosa ada yang secara berani mengakuinya dan memohon ampun atas

kesalahan dan dosanya. Orang sadar dosa tidak hanya merugikan orang lain,

melainkan juga merusak kehidupan diri sendiri, merenggangkan relasi dengan

sesama, dan menciderai relasi dengan Allah, mereka berani mohon ampun.

Bahkan sering, ketidakmampuan seseorang memberikan pengampunan pada

sesamanya menjadikan dirinya tidak nyaman dalam membangun relasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

41

sesamanya. Orang yang tidak mau kekurangannya diketahui orang lain karena

mempertahankan gengsi, malu dan takut, kalau-kalau orang lain menjauhi dirinya.

Apapun tindakan dosa, ada pengalaman yang sama yang muncul pada orang yang

melakukannya; perbuatan dosa menyebabkan hidup tidak damai. Namun

kejatuhan manusia dalam kesalahan dan dosa bukanlah akhir dari segalanya.

Dalam masyarakat ada beragam kesempatan dan sarana untuk mengadakan

perdamaian, rekonsiliasi, atau pertobatan, baik secara pribadi maupun bersama.

Allah adalah maharahim sekaligus mahapengampun; Ia tidak mau hidup

manusia terkurung dalam dosa dan kesalahan. Dalam kebaikan-Nya Ia selalu

menantikan setiap manusia kembali kepada-Nya, membebaskan manusia dari dosa

tanpa memperhitungkan besarnya dosa dan kesalahan manusia (I Yoh 4:16).

Di dalam kehidupannya Br. Bernardus Hoecken menekankan betapa

pentingnya pemeliharaan iman bagi para brudernya. Ia memberikan teladan baik

dalam pengungkapan dan perwujudan imannya akan Allah. Salah satu teladannya

adalah sikap iman yang selalu merindukan kehadiran berkat Allah. Kerinduan

inilah yang melandasi dirinya untuk mendesak para bruder dalam mentaati

konstitusi, rela merendahkan diri, bermati raga, refleksi, menerima sesamanya

dengan segala kerendahan hati dan mengampuni sesamanya yang telah bersalah

bagi kongregasi maupun dirinya. Kemauan untuk menerima orang lain yang

bertobat inilah menjadi bukti bahwa ia mendapat pengampunan diri dari Allah.

(Humbelt, 1994:35)

Indikator:

a) Menemukan hambatan dan kemudahan dalam mengampuni sesama

sebagai wujud penerimaan tanpa syarat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

42

b) Mengampuni sesama sebagai perwujudan cinta tanpa syarat.

c) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam mengampuni sesama.

d) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam menerima orang lain tanpa

syarat.

h. Lembut Hati

Lembut hati tidak bisa dipisahkan dengan rendah hati. Lembut hati dan

rendah hati adalah suatu keadaan yang kompleks dan homogeny, artinya tanpa

memiliki roh lembut hati orang tidak mungkin rendah hati. Tanpa memiliki roh

rendah hati orang tidak mungkin berlaku lembut hati. Lembut hati bukan lemah

gemulai. Seseorang yang bersuara keras dan kasar tingkah lakunya belum tentu

orang yang keras hatinya, orang demikian adakalanya bisa memiliki roh yang

lembut hati, sebaliknya orang yang kelihatan dan bersuara lemah sangat

memungkinkan memiliki kekerasan hati (Sugi, 2011: 91).

Lembut hati dalam Alkitab berarti suatu karakter yang memuliakan Tuhan

sehingga mudah tersentuh dan mudah merespon sabda Tuhan. Kemarahan adalah

lawan dari lembut hati atau kelemahlembutan. Dalam Kitab Suci orang yang

lemah lembut akan memiliki sukacita khusus. Mereka akan tambah bersukaria

(Yes 20:19). Orang yang lemah lembut juga akan memahami sifat Kristus yang

lemah lembut dan rendah hati (Mat 11:19). Di dalam Mazmur 25:9 dikatakan

orang yang lemah lembut akan memiliki kemampuan yang baik dalam

menghakimi perkara. Tuhan membimbing orang-orang yang lemah lembut. Orang

yang lemah lembut akan memancarkan kecantikan batiniah (I Prt 3:4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

43

Bruder Bernardus Hoecken dalam bukunya yang berjudul: “Petunjuk-

petunjuk para pemimpin Kongregasi para bruder Santa Perawan Maria yang

Terkandung tak Bernoda, mengatakan “Berusahalah meneladan dengan tepat

Bapa dan Pelindung kita St. Vinsensius de Paul. Karena kesabaran dan

keramahtamahannya ia menyelesaikan banyak hal. Ia disebut malaikat kedamaian.

Ia selalu mengajak orang agar mereka melatih diri dalam kelembutan hati dan

keramahtamahan. Katanya: “Keutamaan-keutamaan itu membuka hati orang

sedangkan kekerasan menutupnya” (Humblet, 1994: 86 ).

Indikator:

a) Menjelaskan sikap lembut hati menurut Kitab Suci.

b) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam bersikap lembut hati terhadap

sesama.

i. Tabah Hati

Ada beberapa siakap dasar yang dimiliki setiap insan manusia mulai dari

adanya. Pada dasarnya semua manusia itu baik, sebab diciptakan dan dikehendaki

oleh Allah. Dalam setiap pribadi itu Allah menanamkan rencana dan kehendak-

Nya yang baik (Yer 29:11-14). Setiap pribadi manusia itu berbeda. Perbedaan itu

merupakan keunikan seseorang . hal ini dikatan oleh St. Paulus dalam suratnya

kepda jemaat di Korintus (1 Kor 12:11. 28-31). Karunia itu haruslah digunakan

untuk membangun kehidupan bersama. Perbedaan bukan dimaksud untuk

memecah kesatuan melainkan untuk saling melengkapi dan mempersatukan,

saling memperkaya. Maka keunikan itu baru dapat berarti apabila disumbangkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

44

dan diwujudnyatakan bagi kepentingan bersama. Setiap orang tidak harus mencari

kepentingannya sendiri, dan merasa diri lebih dari yang lain sebab memiliki

karunia khusus yang menjadi ciri khas. Br Bernardus Hoecken seorang pribadi

yang keras namun sekaligus tabah hati dalam menghadapi permasalahan (Sugi,

2011: 99).

Indikator:

a) Mampu menunjukkan sikap Br. Bernardus Hoecken yang teguh hati,

ketika mengalami perbedaan pendapat.

b) Mampu menjelaskan bahwa setiap pribadi itu unik menurut Kitab Suci

c) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam menghargai setiap perbedaan

dalam hidup bersama

j. Mencintai para Bruder

Mencintai para bruder dilandaskan pada kutipan Kitab Suci “barang siapa

mengasihi Allah, ia juga mengasihi saudaranya,”(I Yoh 4:2). Mencintai para

bruder merupakan bagian dari sikap mengasihi saudara, dan ini sebagai wujud

ungkapan kasih pada Allah. Mengasihi para bruder dilandasi rasa hormat yang

dalam, dan turut serta menjaga kemurnian dan kaul-kaul suci, memberikan

motivasi dan apresiasi terhadap para bruder.

Indikator:

a) Siswa mampu menemukan nilai-nilai keutamaan Bruder FIC yang sudah

dihidupi oleh sekolahnya.

b) Meneladan Br. Bernardus Hoecken dan Mgr. Ludovicus Rutten dalam

mencintai sesamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian mengenai evaluasi

pendidkan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta yang meliputi

metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik

instrument pengumpulan data, teknik pengembangan pengembangan instrument

dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif. Menurut Nana Syaodih (2015:53-54) metode ini menggambarkan

permasalahan yang ada dan data diperoleh dari pengamatan, dan studi pustaka.

Fungsi dari deskriptif sendiri yakni merupakan kegiatan untuk menjelaskan

berbagai karakteristik data sehingga gambaran dari data itu terungkap dengan

jelas. Untuk mendaptkan fakta atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka penulis akan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

pokok yang akan disebarkan kepada responden, lalu akan didukung oleh metode

wawancara.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian ini pada bulan Desember 2015

hingga bulan Januari 2016 di tiga (3) SMP Pangudi Luhur yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

46

Yogyakarta, yaitu SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu

dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

C. Populasi dan Sample Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya, (Sugiyono, 2014:215).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswai-siswi kelas IX SMP Pangudi

Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur

Moyudan. Berdasarkan data yang diperoleh dari ke tiga sekolah tersebut, jumlah

siswa kelas 1X SMP Pangudi Luhur Yogyakarta 155, SMP Pangudi Luhur Sedayu

81 dan SMP Pangudi Luhur Moyudan 77. Jumlah populasi sebanyak 313 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2014:215). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf

kesalahan 1%, 5% dan 10% (Sugiyono, 2014:86-87). Berdasarkan jumlah

populasi 313 orang, peneliti menggunakan taraf kesalahan 5%, maka sampel yang

ditetapkan dan diambil diantara 161 orang atau 167 orang, maka peneliti

mengambil sampel sebanyak 163 orang. Dari jumlah sampel 163, 5 orang penulis

wawancarai. 5 orang tersebut termasuk dalam hitungan 163 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

47

Dalam pemilihan sampel ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti

adalah sampling purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu, maksudnya peneliti sungguh-sungguh mengetahui

bahwa responden yang diminta untuk mengisi kuesioner dan untuk diwawancarai

adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan

(Sugiyono, 2014:68). Peneliti mengambil teknik ini karena sesuai dengan

pertimbangan peneliti, di mana ,siswai-siswi kelas IX SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini merupakan orang-orang yang sungguh

mengalami dan terlibat langsung dalam pendidikan kepangudiluhuran, sehingga

mereka dianggap mengetahui dan memahami bagaimana proses pendidikan

kepangudiluhuran selama ini.

Ketika penelitian berlangsung, kuesioner yang disebarkan sejumlah sampel

yang diambil yakni 163 kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebarkan melebihi

jumlah sampel yang seharusnya diambil untuk mengisi kuesioner yakni 250 orang

untuk mengantisipasi jika ada kuesioner yang lainnya yang tidak dapat dipakai

untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga dengan demikian kuota 163 sampel yang

diperlukan tetap terpenuhi. Dari 250 kuesioner yang telah disebarkan sebanyak

163 yang dikembalikan sejumlah sampel yang ditetapkan dan semuanya dapat

dipakai untuk dianalisis lebih lanjut.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dikarenakan bentuk permasalahan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

atau menggambarkan, maka hanya ada satu aspek atau variabel yang akan diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

48

atau digambarkan dalam penelitian yaitu variabel mengenai “Pendidikan

Kepangudiluhuran” di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur

Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

2. Definisi Konseptual Variabel

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan pada bab II, maka

definisi konseptual evaluasi pendidikan kepangudiluhuran adalah mengukur,

menilai proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta,

SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

3. Definisi Operasional Variabel

Pendidikan kepangudiluhuran adalah suatu usaha penanaman nilai-nilai

yang meliputi; Percaya kepada Tuhan, rendah hati, semangat dan Keteguhan

hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan, sikap bijaksana, sikap saleh, teladan

baik, lembut hati, tabah hati, mencintai para Bruder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik

penelitian dengan penyebaran kuesioner. Dapiyanta (2011: 23) menyatakan

kuesioner adalah “serangkaian daftar pertanyaan atau daftar isian yang harus

dijawab atau diisi oleh responden untuk mendapat jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Kuesioner merupakan cara untuk

menyampaikan pertanyaan secara tertulis pada lembar yang telah tersedia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

49

harus dikembalikan. Jenis kuesioner ang dipakai adalah kuesioner tertutup, di

mana pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pilihan jawaban. Melalui kuesioner

ini penulis akan menyediakan seperangkat pernyataan untuk diisi oleh responden,

kemudian data yang didapat akan diolah secara deskriptif.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel dalam

penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert ini merupakan skala yang

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial.

Sugiyono (2009: 135) mengatakan dalam skala Likert ini setiap nomor

itemnya memiliki 5. Dalam hal ini skala Likert dimodifikasi menjadi 4

kemungkinan jawaban, yaitu Selalu (SL) dengan skor 4, sering (SR) dengan skor

3, Kadang-kadang (KK) dengan skor 2, dan Tidak Pernah (TP) dengan skor 1.

Jadi, masing-masing item akan diskor sesuai dengan skala penilaiannya dan di

dalam analisis datanya akan diperoleh nilai maksimum untuk setiap item

pernyataan adalah 4 poin dan nilai minimumnya adalah 1 poin. Berikut ini adalah

skor alternative jawaban setiap itemnya:

Tabel 1:

Skor alternatif jawaban variabel pendidikan kepangudiluhuran

Item favorable 4 3 2 1

Item Non-faforable 1 2 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

50

Dalam penelitian ini, instrument bersifat tertutup. Artinya, jawaban untuk

masing-masing pernyataan yang telah disediakan pada kolom jawaban, sehingga

responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang

dilihat dan dialaminya.

a. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 2:

Kisi-kisi Instrumen aspek pengetahuan dan penghayatan pendidikan

kepangudiluhuran dalam bentuk kuesioner

Aspek Indikator No Item

1. Percaya kepada

Tuhan.

Menjelaskan arti sikap percaya kepada

Tuhan melalui Kitab Suci

Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br.

Bernardus Hoecken sebagai jalan menuju

keselamatan Kristiani.

Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br.

Bernardus Hoecken.

Sikap-sikap yang bukan menjadi teladan dari

Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan

sehari-hari.

1

2

13

14

2. Rendah Hati.

Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam

melayani dari Br. Bernardus Hoecken.

Menjelaskan pandangan Kristiani tentang

sikap rendah hati dalam melayani

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

51

berdasarkan Kitab Suci.

Meneladan sikap kerendahan hati Maria

15

3. Semangat dan

Keteguhan hati.

Menjelaskan arti penyerahan diri.

Sikap yang bukan merupakan sikap

penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.

Meneladan sikap penyerahan diri Br.

Bernardus Hoecken

5

16

17

4. Kebijaksanaan

dan

berpengetahuan

.

Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan

dan berpengetahuan Br. Bernardus Hoecken

dengan menjadi pribadi pendoa.

Menjelaskan makna doa dalam kehidupan

sehari-hari.

Tindakan yang bertentangan dengan tindakan

bijaksana dan berpengetahuan dalam

kehidupan Br.Bernardus Hoecken.

Meneladan tindakan bijaksana dan

berpengetahuan dalam kehidupan

Br.Bernardus Hoecken.

6

7

18

19

5. Sikap

Bijaksana.

Menjelaskan sikap bijaksana Maria yang

reflektif.

Meneladan Mgr. Ludovicus Rutten dan

Br.Bernardus Hoecken dalam bersikap

bijaksana melalui usaha mereka menjadi

8

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

52

insan pembelajar.

6. Sikap Saleh. Menjelaskan bahwa doa memiliki fungsi

sosial.

9

7. Teladan Baik.

Meneladan Br.Bernardus Hoecken dalam

mengampuni sesama.

21

8. Lembut Hati.

Menjelaskan sikap lembut hati menurut Kitab

Suci.

10

9. Tabah Hati.

Mampu menjelaskan bahwa setiap pribadi itu

unik menurut Kitab Suci

11

10. Mencintai para

Bruder.

Siswa mampu menemukan nilai-nilai

keutamaan Bruder FIC yang sudah dihidupi

oleh sekolahnya.

Meneladan Br. Bernardus Hoecken dan Mgr.

Ludovicus Rutten dalam mencintai

sesamanya.

12

22

Tabel.3:

Kisi-kisi Instrumen Aspek Proses pendidikan kepangudiluhuran.

Aspek Indikator No.Item

11. Profesional Guru komitmen pada siswa dan proses 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

53

itas guru belajarnya

Guru dapat menjalin relasi dengan siswa

Guru mampu mengelola kelas

Guru memiliki pengetahuan tentang

kepangudiluhuran, dan menguasai materi

tersebut.

24

25

26

12. Materi Materi bervariasi atau tetap.

Materi relevan dengan tujuan

Materi yang digunakan menarik

27

28

29

13. Tujuan Memberikan kesaksian tentang Kristus dalam

hidup

Mampu mengungkapkan iman dalam doa dan

liturgi

30

31

14. Proses Siswa dapat mengikuti proses dengan mudah

Tahap-tahap/langkah-langkah mudah dipahami

siswa

32

33

15. Sarana Sarana yang digunakan sesuai dengan tujuan

materi dan situasi

34

16. Suasana

kelas

Suasana belajar menyenangkan, adanya saling

pengertian dalam kelas.

Terciptanya interaksi antara guru dan siswa dan

diantara siswa.

35

36

17. Evaluasi Evaluasi rutin 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

54

Evaluasi menyeluruh

Evaluasi obyektif

Evaluasi sesuai dengan tujuan

38

39

40

Tabel. 4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Aspek & Indikator

Menunjukkan pemahamanan siswa tentang Pelajaran Kepangudiluhuran.

Pengalaman menghayati nilai-nilai kepangudiluhuran.

Pengalaman siswa dalam mengikuti pelajaran kepangudiluhuran.

b. Pengembangan Instrumen

1) Uji coba terpakai

Uji coba instrument ini berbentuk uji coba terpakai. Artinya peneliti hanya

satu kali menyebarkan instrumen kepada responden untuk dipakai dalam

mengumpulkan data penelitian. Hal ini digunakan agar data yang masuk benar-

benar murni karena pertama kali dipakai dan supaya tidak terjadi rekayasa dalam

pengambilan datanya. Butir instrumen yang sudah diisi oleh responden

selanjutnya akan diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Lalu butir instrumen

yang tingkat validitasnya sangat rendah akan dibuang. Kemudian akan dianalisis

data untuk mendeskripsikan pendidikan kepangudilhuran dengan menggunakan

butir instrumen yang diangap valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

55

2) Uji Validitas Insrtumen

Setelah data terkumpul, penulis sebelumnya akan memasukkan data sesuai

dengan aspek-aspeknya, lalu mulai menguji tingkat validitas data yang sudah

didapat. Alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu

memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi uji validitas.

Arikunto dalam Riduwan (2010: 97) menjelaskan bahwa validitas merupakan

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahan suatu alat ukur.

Jika instrumen dinyatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, agar gambaran dan

kesimpulan hasil penelitian ini tidak keliru nantinya, penulis akan menguji

validitas instrumen yang telah dipakai.

Dalam uji coba terpakai menggunakan validitas butir dengan taraf

signifikansi 0,05 dengan N 163 orang. Dari 40 butir soal yang diuji, terdapat 5

buitir soal yang tidak valid, sedangkan 35 butir soal valid. Maka 35 butir soal ini

yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

Tabel 5. Hasil uji validitas.

No item Taraf signifikansi (0,05) Keterangan

1 0,000 Valid

2 0,026 Valid

3 0,000 Valid

4 0,000 Valid

5 0,000 Valid

6 0,013 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

56

7 0.634 Tidak Valid

8 0,000 Valid

9 0,000 Valid

10 0,000 Valid

11 0,000 Valid

12 0,000 Valid

13 0,188 Tidak Valid

14 0,701 Tidak Valid

15 0,000 Valid

16 0,000 Valid

17 0,004 Valid

18 0,068 Tidak Valid

19 0,802 Tidak Valid

20 0,000 Valid

21 0,019 Valid

22 0,000 Valid

23 0,000 Valid

24 0,000 Valid

25 0,000 Valid

26 0,000 Valid

27 0,000 Valid

28 0,000 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

57

29 0,000 Valid

30 0,000 Valid

31 0,000 Valid

32 0,000 Valid

33 0,000 Valid

34 0,000 Valid

35 0,000 Valid

36 0,000 Valid

37 0,000 Valid

38 0,000 Valid

39 0,000 Valid

40 0,000 Valid

Maka butir yang memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan

0, 216 dianggap valid dan layak digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan uji

validitas dalam penelitian ini dengan menghitung korelasi antara masing-masing

skor item pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi

Product Moment berbantuan Microsoft Excel.

Tabel 6. Rumus manual uji Validitas

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi variabel x dengan y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

58

XY : hasil perkalian antara variabel x dengan y

X : jumlah nilai setiap item

Y : jumlah nilai konstan

N : jumlah subyek penelitian

Hasil validitas butir pada keseluruhan aspek yang diuji dari 35 butir soal. Semua

butir soal nilainya lebih dari 0,216. Dengan demikian semua soal dinyatakan valid

dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

3) Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Riduwan (2010: 213), uji reliabilitas dilakukan untuk

mendapatkan tingkat kehandalan alat pengumpul data. Sugiyono (2014: 268),

Instrumen yang reliabilitas adalah instrumen yang jika digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Pengukuran reliabilitas dari penelitian ini akan dilakukan dengan cara satu kali

pengukuran guna mencari reliabilitas internal dari setiap item instrumen.

Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Jika

koefisien semakin mendekati 1,00 maka reliabilitas hasil pengukurannya sangat

tinggi. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik formula

Alpha dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows.

Tabel 7. Rumus manual uji Reliabilitas

Keterangan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

59

reliabilitas alpha

Si = varian responden untuk item 1

K = jumlah item

St = jumlah varian skor total

Hasil pengujian reliabilitas melalui program SPSS 19.0 for windows dapat

di lihat dri tabel berikut ini.

Tabel 8. Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N of Items

0,810 35

Dari hasil analisis terhadap 35 butir item instrumen yang valid, diketahui nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,810 yang berarti reliabilitas soal tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010: 207) analisis merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

membahas data yang dihasilkan dari penyebaran instrument setelah terkumpul

semua. Adapun yang dilakukan dalam analisis ini adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis respondennya, mentabulasi data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data atas setiap variabel yang diteliti,

dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan unutk menganalisa data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

60

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Penulis menggunakan metode statistik deskriptif

ini karena sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini yaitu ingin mengetahui

proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

Adapun data yang ingin diuji melalui statistik deskriptif ini meliputi

penyajian data melalui tabel, grafik, dengan memperhitungkan nilai yang sering

muncul (modus), nilai tengah (median), pengukuran tedensi sentral/rata-rata

(mean), simpang baku (standar deviasi),varian, range (rentang skor), skor

terendah (minimum), skor tertingi (maksimum), serta perhitungan persentase.

Instrumen penelitian ini didasarkan pada skala Likert dengan interval

skalanya 4 dan perhitungan jumlah skornya didasarkan pada banyaknya nomor

item instrument, yaitu 28 nomor item. Namun dalam pengujian Validitas terdapat

4 item yang tidak Valid. Maka jumlah item yang digunakan untuk pengolahan 24

item. Untuk mendapatkan skor tertinggi (Selalu) dalam variabel ini, nilai

tertingginya dikalikan dengan jumlah seluruh nomor item, yaitu 4x24=96.

Sedangkan untuk skor terendah (untuk jawaban Tidak Pernah) dalam variabel ini,

nilai terendahnya dikalikan dengan seluruh nomor item, yaitu 1x24=24.

Adapun pengolahan data dalam penelitian ini akan dimulai dengan

menyusun instrumen berdasarkan nomor item, kemudian akan dicari tingkat

validitas dan reliabilitasnya, lalu mulai dikelompokkan dan diolah sesuai dengan

data yang ingin diketahui agar bisa digunakan untuk mendeskripsikan pendidikan

kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

61

Berikut ini adalah cara untuk menentukan kategori variabel yang diukur,

yang juga berlaku untuk setiap aspek variabelnya:

1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x24=96

2. Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x24=24

3. Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 96-24=72

4. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 72/4=18

Kriteria tersebut diambil dari rumus sebagai berikut;

Tabel 9. Rumus Penentuan Kriteria

Keterangan:

Smak = skor maksimal

Smin = skor minimal

n = rentang skala setiap item instrument

nilai keseluruhan

1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 24x4=96

2. Skor aspek pengetahuan : 11x1=11

3. Total skor keseluruhan : 96+11=107

4. Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 107-24=83

5. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 83/4=20,75

Kualifikasi Interval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

62

Sangat baik 86,26-107

Baik 65,51-86,25

Kurang 44,76-65,50

Sangat kurang 24-44,75

Aspek 1, Pengetahuan

6. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 11

7. Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 0

8. Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 11-0=11

9. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 11/4=2,75

Kriteria Interval

Sangat Baik 9,26-11

Baik 7,6-9,25

Cukup 5,76-7,5

Kurang 4-5,75

Aspek 2, Penghayatan

1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x6=24

2. Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x6=6

3. Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 24-6=18

4. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 18/4=4,5

Kriteria Interval

Selalu 19,6-24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

63

Sering 15,1-19,5

Kadang-kadang 10,6-15,0

Tidak pernah 6-10,5

Aspek 3, Proses

1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x18=72

2. Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x18=18

3. Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 72-18=54

4. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 54/4=13,5

Kriteria Interval

Selalu 58,6-72

Sering 45,1-58,5

Kadang-kadang 31,6-45,0

Tidak pernah 18-31,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini penulis akan menyajikan dan membahas hasil penelitian

dengan menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan

Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran dan refleksi kateketis guna

pengembangan pendidikan kepangudiluhuran.

Analisis dilakukan dengan deskripsi statistik yang digunakan oleh penulis

dalam menganalisis data penelitian ini. Analisis frekuensi digunakan untuk

menghitung data pada variabel, analisis statistik (percentile values, central

tendency, dispersion dan distribution), serta menampilkan grafik dengan

menggunakan program SPSS 19.0 for windows.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis diperoleh data mengenai Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran yang dideskripsikan sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diperoleh gambaran mengenai

Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran:

a. Deskripsi Data Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran

Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskripsi nilai Keseluruhan evaluasi

pendidikan kepangudiluhuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

65

Statistik Nilai Keseluruhan

N Valid 163

Missing -

∑ Instrumen 35

Mean 73

Median 73

Mode 72

Std. Deviation 9

Variance 86

Skewness (2)

Std. Error of Skewness 0

Kurtosis 11

Std. Error of Kurtosis 0

Range 81

Minimum 11

Maximum 92

Sum 11,942

Dari tabel 4.1 statistik deskripsi di atas nilai keseluruhan Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran dapat dilihat N Valid 163 dengan jumlah instrumen yang valid

sebanyak 35 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa

skor terendah (minimum) 11 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 92. Dengan

nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 73 dan simpangan baku

(std. deviation) sebesar 9. Nilai varience sendiri sebesar 86 dengan nilai tengah

(median) 73 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 72. Nilai kisaran

(range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah

sebesar 81 dengan tingkat kemencengan (skewness) sebesar 2 dan tingkat

keruncingan (kurtosis) sebesar (0). Nilai sum pada periode pengamatan sebesar

11,942.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

66

Tabel 4.2. Kualifikasi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran

Kualifikasi Interval Jumlah

Responden Persentase

Sangat Baik 86,26-107 9 6%

Baik 65,51-86,25 129 79%

Kurang 44,76-65,50 25 15%

Sangat Kurang 24-44,75 0 0%

Total Responden dan

Persentase 163 100%

Grafik 4.1. Frekuensi Nilai Keseluruhan Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhran

0

20

40

60

80

100

120

140

86,26-107 65,51-86,25 44,76-65,50 24-44,75

Sangat Baik Baik Kurang Sangat

Kurang

9

129

25

0 6% 79% 15% 0%

Nilai Keseluruhan

Jumlah Responden Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

67

Grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengatakan bahwa pendidikan kepangudiluhuran baik Hal ini terlihat dari 163

responden terdapat 119 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria kurang

(73%). 43 responden dengan kriteria baik (26%), 1 responden yang masuk ke

dalam kriteria sangat kurang (1%), dan tidak ada responden masuk dalam kriteria

sangat baik (0%).

b. Deskripsi Aspek Pengetahuan

Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Aspek pengetahuan

Statistik Aspek pengetahuan

N Valid 163

Missing 0

Σ Instrumen 11

Mean 9

Median 9

Mode 9

Std. Deviation 1

Variance 2

Skewness (1)

Std. Error of Skewness 0

Kurtosis 1

Std. Error of Kurtosis 0

Range 7

Minimum 4

Maximum 11

Sum 1,422

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

68

Salah satu aspek yang diukur dalam Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran Aspek Pengetahuan. Pada tabel 4.3 statistik deskripsi di atas

dapat dilihat N Valid 163 orang responden dengan instrument 11 butir soal.

Diketahui bahwa skor terendah (minimum) 4 dan skor tertinggi (maximum) 11.

Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 9 dan simpangan

baku (std. deviation) sebesar 1. Nilai varience sendiri 2 dengan nilai tengah

(median) 9 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 9. Nilai kisaran (range)

yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah 7 dengan

tingkat kemencengan (skewness) 1 dan tingkat keruncingan (kurtosis) 0. Nilai

sum pada periode pengamatan sebesar 1,422.

Tabel 4.4. Kualifikasi Aspek Pengetahuan

Kualifikasi Interval Jumlah

Responden Persentase

Sangat Baik (A) 8,26-11 103 63%

Baik (B) 5,6-8,25 56 34%

Kurang (C) 2,76-5,5 4 3%

Sangat Kurang (D) 0-2,75 0 0%

Total Responden dan Persentase 163 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

69

Grafik 4.2. Frekuensi Data Aspek Pengetahuan

Grafik 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden mengetahui dan

memahami Pendidikan Kepangudiluhuran dengan baik. Dari 163 responden

terdapat 103 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Sangat Baik (63%),

56 responden dengan kriteria Baik (34%), 4 responden yang masuk ke dalam

kriteria Kurang (3%), dan tidak ada responden masuk dalam kriteria Sangat

Kurang (0%).

0

20

40

60

80

100

120

8,26-11 5,6-8,25 2,76-5,5 0-2,75

Sangat Baik

(A)

Baik

(B)

Kurang

(C)

Sangat

Kurang

(D)

103

56

4 0 63% 34% 3% 0%

Aspek Pengetahuan

Jumlah Responden Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

70

c. Deskripsi Aspek Penghayatan

Tabel 4.5. Rangkuman Statistik Aspek Penghayatan

Berhasil atau tidaknya Pendidikan Kepangudiluhuran dapat diukur dari

penghayatan siswa-siswi dalam menerapkan nilai-nilai kepangudiluhuran. Pada

tabel 4.5 statistik deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N Valid 163 responden

dengan jumlah instrumen 6 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing).

Diketahui bahwa skor terendah (minimum) 13,00 dan skor tertinggi (maximum)

24,00. Nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) 18,95, simpangan baku

(std. deviation) sebesar 2,27. Nilai varience sendiri 5,15 dengan nilai tengah

(median) 19,00 dan nilai yang sering muncul (mode) 19,00. Nilai kisaran (range)

yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah 11,00

N Valid 163

Missing -

∑ Instrumen 6

Mean 18.95

Median 19.00

Mode 19.00

Std. Deviation 2.27

Variance 5.15

Skewness (0.12)

Std. Error of Skewness 0.19

Kurtosis (0.14)

Std. Error of Kurtosis 0.38

Range 11.00

Minimum 13.00

Maximum 24.00

Sum 3,089.00

Statistik

Aspek Penghayatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

71

dengan tingkat kemencengan (skewness) 0,12 dan tingkat keruncingan (kurtosis)

0,14. Nilai sum pada periode pengamatan sebesar 3,089.

Tabel 4.6. Kualifikasi Data Aspek Penghayatan

Kualifikasi Interval Jumlah

Responden Persentase

Selalu 19,6-24 65 40%

Sering 15,1-19,5 86 53%

Kadang-kadang 10,6-15,0 12 7%

Tidak Pernah 6-10,5 0 0%

Total Responden dan Persentase 163 100%

Grafik 4.3. Frekuensi Aspek Penghayatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

72

Grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dapat

menghayati serta menerapkan nilai-nilai kepangudiluhuran. Dari 163 responden

terdapat 65 responden masuk ke dalam kriteria Selalu (40%), 86 responden

dengan kriteria Sering (53%), 12 responden masuk ke dalam kriteria Kadang-

kadang (7%), tidak ada responden yang masuk dalam kriteria Tidak Pernah.

d. Deskripsi Aspek Proses

Tabel 4.7. Rangkuman Statistik Aspek Proses

Pada tabel 4.7 statistik deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N Valid 163

orang responden dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 18 butir soal dan

N Valid 163

Missing 0

∑ Instrumen 18

Mean 54.25

Median 54.00

Mode 54.00

Std. Deviation 6.73

Variance 45.25

Skewness 0.22

Std. Error of Skewness 0.19

Kurtosis (0.12)

Std. Error of Kurtosis 0.38

Range 32.00

Minimum 40.00

Maximum 72.00

Sum 8,842.00

Aspek Proses

Statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

73

tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa skor terendah (minimum)

40,00 dan skor tertinggi (maximum) 72,00. Nilai rata-rata pada periode

pengamatan (mean) 54,25 dan simpangan baku (std. deviation) 6,73. Nilai

varience sendiri sebesar 45,25 dengan nilai tengah (median) 54,00 dan nilai yang

sering muncul (mode) sebesar 54,00. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih

antara nilai maximum dan nilai minimum adalah sebesar 32,00 dengan tingkat

kemencengan (skewness) 0,22, keruncingan (kurtosis) 0,12. Nilai sum pada

periode pengamatan sebesar 8,842.

Tabel 4.8. Kualifikasi Data Aspek Proses

Kualifikasi Interval Jumlah

Responden Persentase

Sangat Baik 58,6-72 42 26%

Baik 45,1-58,5 106 65%

Kurang 31,6-45,0 15 9%

Sangat Kurang 18-31,5 0 0%

Total Responden dan Persentase 163 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

74

Grafik 4.4 Frekuensi Aspek Proses

Pada grafik 4.4. di atas menunjukkan bahwa responden dapat mengikuti

serta menerima proses kepangudiluhuran. Dari 163 responden terdapat 42 jumlah

responden yang masuk ke dalam kriteria Selalu (26%), 106 responden masuk

dalam kriteria Sering (65%), 15 responden yang masuk ke dalam kriteria Kadang-

kadang (9%), yang masuk kriteria Tidak Pernah (0%).

0

20

40

60

80

100

120

58,6-72 45,1-58,5 31,6-45,0 18-31,5

Sangat Baik Baik Kurang Sangat

Kurang

42

106

15

0 26% 65% 9% 0%

Aspek Proses

Jumlah Responden Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

75

2. Hasil wawancara

Dalam penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara untuk

memperoleh tambahan informasi mengenai Evaluasi Pendidikan

Kepangudiluhuran guna mendukung dan memperkuat hasil penelitian dalam

bentuk kuesioner yang telah dianalisis. Wawancara yang digunakan oleh peneliti

adalah wawancara semi terbuka dengan tujuan untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, maka peneliti tidak berpatokan pada panduan wawancara

yang telah disediakan. Responden yang diwawancarai adalah 5 (lima) siswa/siswi

kelas IX.

Hasil wawancara tersebut akan diuraikan berdasarkan ketiga aspek yang

diukur yakni; 1) Aspek Pengetahuan, 2) Aspek Penghayatan, 3) Aspek Proses.

a. Aspek Pengetahuan

Mengenai pelajaran kepangudiluhuran:

Responden 1 menjawab; “Pelajaran buat lebih mengenal sejarah pendiri

FIC dan Pangudi Luhur serta meneladan para pendiri FIC. jawaban ini

didukung oleh responden 2, 3 dan 5.

Responden 4 menambahkan :

Pelajaran untuk menambahkan semangat para siswa terutama siswa

Pangudi Luhur.

Mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para pendiri:

Responden 1 menjawab “gak pernah putus asa walaupun banyak

tantangan, rendah hati, menyerahkan semua masalah kepada Tuhan Yesus

Kristus dan Bunda Maria”. Jawaban ini didukung oleh responden 2

sampai dengan responden 5.

Mengenai tindakan konkreet dari para pendiri FIC berhubungan dengan tidak

pernah putus asa:

Responden 1 menjawab “saat Bruder Bernardus Hoecken mau mendirikan

kongregasi FIC uang tidak cukup, tinggal di rumah yang sangat sederhana,

namun tetap berusaha. Jawaban ini didukung oleh responden 2, 4 dan 5.

Responden 3 menambahkan:

“ saat kekurangan calon Bruder namun mereka tetap berdoa kepada Tuhan.

Mengenai pengertian rendah hati:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

76

Responden 1 menjawab “suatu sikap yang tidak sombong, dan sikap apa

adanya, ”

Jawaban ini didukung oleh responden 3, 4, dan 5.

Responden 2 menjawab “ sikap yang tidak egois dan mementingkan diri-

sendiri, seperti para pendiri FIC.Mereka menyerahkan harta miliknya

untuk kongregasi.

Mengenai menyerahkan semua masalah kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria:

Responden 1 menjawab “para pendiri FIC pribadi adalah orang yang

sangat beriman, sangat percaya kepada Tuhan Yesus, selalu berdoa kepada

Bunda Maria, apapun persoalan yang mereka hadapi mereka selalu

meyerahkannya kepada Tuhan.

Jawaban ini didukung oleh responden 2, 3, dan 5.

Responden 4 menambahkan :

Bruder Bernardus Hoecken yakin bahwa Tuhan selalu melindungi mereka.

b. Aspek Penghayatan

Mengenai pengalaman bersikap rendah hati:

Responden 1 menjawab; “saat sulit mengerjakan mata pelajaran

matematika dan bahasa Inggris, minta tolong teman untuk menjelaskan

caranya bagaimana dan juga belajar kelompok”. Jawaban ini didukung

oleh responden 4.

Responden 2 menjawab: saat saya melihat teman yang tidak mengerti

pelajaran yang sulit saya berusaha untuk membantu, karena saya juga

kadang tidak mengerti semua mata pelajaran.

Responden 3 menjawab: berusaha untuk tertib dan taat pada aturan

sekolah seperti tidak boleh terlambat, ke sekolah menggunakan sepeda

kalau tidak ada yang mengantar. Membuang sampah pada tempatnya,

menggunakan seragam sekolah sesuai peraturan.

Responden 5 menambahkan:

“memberi kolekte satu minggu satu kaliuntuk pembangunan gereja”.

c. Aspek Proses

Mengenai pegalaman saat mengikuti pelajaran kepangudiluhuran:

Responden 1 menjawab; “lebih sering bosan, jenuh, mengantuk, apalagi

saat guru menjelaskan dan menasihati”.

Responden 2 menjawab: kadang-kadang semangat, senang, tertarik, tapi

kadang-kadang tidak semangat, bosan, maunya nonton film saja”.

Responden 3 menjawab: “sebetulnya pelajaran kepangudiluhuran baik,

namun saya sering malas, bosan, capek, apalagi kaalau pelajaran ini di

siang hari, saya tidak bisa konsentrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

77

Responden 4 menjawab: “saat saya senang saya semangat mengikuti

pelajaran tetapi saat saya tidak senang pelajarannya tidak menarik, apalagi

berbicara tentang sejarah para pendiri yayasan pangudi luhur, rasanya

bosan dan jenuh.

Responden 5 menjawab: “ada semacam keterpaksaan dalam mengikuti

pelajaran ini. gampang bosan, jenuh, maunya nonton film saja”.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran

Berdasarkan Data Keseluruhan

Hasil deskripsi data yang didapat melalui kuesioner menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memahami, menghayati, dan dapat menerima serta

mengikuti proses Kepangudiluhuran. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata

pada nilai keseluruhan dan pada setiap aspek yang diukur mendekati skor

maksimal.

Pada nilai keseluruhan variabel evaluasi pendidikan kepangudiluhuran ini,

ada tiga aspek yang ingin diketahui dalam bentuk pernyataan yaitu aspek

pengetahuan, aspek penghayatan, dan aspek proses. Dari data keseluruhan N

Valid 163 ini dapat di lihat nilai rata-rata (mean) 73, responden yang masuk

kualifikasi baik 129 (79%), 9 responden masuk kualifikasi sangat baik (6%), 25

responden masuk kriteria kurang (15%), dan tidak ada responden yang masuk

kriteria sangat kurang (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang masuk

kualifikasi baik keatas jumlahnya lebih banyak dari respoden dengan kualifikasi

kurang ke bawah. Dengan demikian pendidikan kepangudiuluhuran di SMP

Pangudi Luhur Yogyakarta baik, dalam arti dapat diterima, nilai-nilai

kepangudiluhuran dipahami serta diupayakan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

78

siswi menerima, memahami, dan menghayati nilai-nilai kepangudiluhuran

tersebut didukung oleh lingkungan dan proses kepangudiluhuran itu sendiri dalam

kelas.

Theo (2004) mengatakan pendidikan yang benar adalah suatu usaha

pembinaan pribadi manusia untuk mencapai tujuan akhirnya (perilaku hubungan

dengan Tuhan dan diri sendiri) dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat

(perilaku hubungan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam

sekitarnya). Pendidikan nilai merupakpkan proses dimana seseorang menemukan

maknanya sebagai pribadi pada saat di mana nilai-nilai tertentu memberikan arti

pada jalan hidupnya. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Theo, para Bruder

FIC perlu meningkatkan penerapan mengenai pendidikan kepangudiluhuran

kepada para siswa/siswi di sekolah-sekolah. Dengan menerapkan pendidikan

kepangudiluhuran tentunya akan meningkatkan pengetahuan, dan penghayatan

kepangudiluhuran.

2. Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran

berdasarkan Data Setiap Aspek

a. Aspek Pengetahuan

Dalam aspek pengetahuan ini yang diungkap responden untuk mengukur

pemahaman terhadap pendidikan kepangudiluhuran yaitu: percaya kepada Tuhan,

rendah hati, semangat dan keteguhan hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan,

sikap bijaksana, sikap saleh, lembut hati, tabah hati, dan mencintai para bruder.

Berdasarkan hasil deskripsi data kuesioner menunjukkan bahwa N 163 didapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

79

nilai rata-rata (mean) 8,7. Responden yang masuk kualifikasi Baik sebanyak 87

orang (53%), 48 responden yang masuk kualifikasi Sangat Baik (29%). 24

responden yang masuk kualifikasi Cukup 24 (15%), sedangkan 3 responden

masuk kualifikasi Kurang (3%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang

masuk kualifikasi Baik ke atas jumlahnya lebih tinggi dari respoden dengan

kualifikasi Cukup ke bawah. Hal ini berarti responden mengetahui dan memahami

pendidikan kepangudiluhuran.

Hasil wawancara juga mendukung data tersebut di atas. bahwa ke lima

responden mengetahui, memahami pelajaran kepangudiluhuran dan dapat

memberi contoh konkreet dari pemahaman terebut. Dalam wawancara tersebut,

tidak semuanya diwawancara ke responden. 5 dari 11 item yang diwawancarai

oleh penulis. Namun 5 item tersebut sudah cukup mewakili item yang lainnya.

Menurut Sugiyono (2006:12) fungsi evaluasi pembelajaran sangat

diperlukan dalam pendidikan antara lain untuk memberi informasi. Imformasi-

informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan landasan untuk

menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya,

memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik

dalam kelompoknya, memberikan bahan yang penting untuk memilih dan

kemudian menetapkan status peserta didik, menilai hasil yang dicapai para pelajar

dan memperbaiki materi dan program pendidikan. Sejalan dengan apa yang

dikatakan oleh Sudijono evaluasi pelajaran kepangudiluhuran perlu di tingkatkan

dan dilaksanakan secara berkala agar dapat memotivasi semangat para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

80

b. Aspek Penghayatan

Dalam aspek ini yang diungkap responden adalah rendah hati, semangat

dan keteguhan hati, sikap bijaksana, teladan baik, dan mencintai para bruder.

Berdasarkan hasil deskripsi data kuesioner N 163 didapat nilai rata-rata (mean)

19,0 dengan jumlah responden yang masuk kualifikasi Sering sebanyak 86 orang

(53%), 65 responden yang masuk kualifikasi Selalu (40%), 12 responden yang

masuk kualifikasi Kadang-kadang (7%). Tidak ada responden dengan kualifikasi

Tidak Pernah (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang masuk

kualifikasi sering ke atas jumlahnya lebih tinggi dari respoden dengan kriteria

kadang-kadang ke bawah. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengupayakan dan menghayati nilai-nilai kepangudiluhuran dalam kehidupan

sehari-hari.

Data di atas ini didukung pula dengan hasil wawancara yaitu pengalaman

responden dalam menghayati sikap rendah hati. Melalui pengalaman yang

sederhana seperti meminta bantuan teman-teman di saat tidak mengerti dan

memahami mata pelajaran yang sulit, memberi kolekte untuk pembangunan gereja

meskipun kecil, merupakan bagian dari penghayatan sikap rendah hati. Dalam

wawancara tersebut, ada item yang tidak diwawancara. 3 dari 6 itemr yang

diwawancara oleh penulis. Namun 3 item tersebut sudah cukup mewakili item

yang lainnya.

Sugi (2011:23) mengatakan di zaman sekarang ini banyak orang cendrung

hidup secara individu, tertutup, angkuh bahkan sombong. Situasi seperti ini

menjadikan orang tidak peduli terhadap sesamanya. Orang tidak mengerti akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

81

tanggungjawab sosialnya, yaitu ikut berperan serta bertanggungjawab

memperhatikan orang lain. Biasanya orang justru lebih mudah menyalahkan orang

miskin, menderita, dan bersalah.

Menurut Darminta, SJ (2006:24) nilai-nilai bergerak berlandaskan tiga

tempat pijakan. Pertama, nilai-nilai bergerak di kepala. Di situ orang bisa

menangkap bahwa sesuatu layak dan dengan demikian, secara intelektual yakin

atas layak dan pentingnya sesuatu itu. Kedua, nilai-nilai perlu mendarat di hati.

Orang sendiri tidak hanya menangkap bahwa sesuatu layak dan penting untuk

dimiliki, tetapi hati perlu juga dikenai dan dipengaruhi oleh nilai-nilai. Di mana

hartamu berada di situ hatimu berada. (Luk 12:34). Ketiga, nilai harus mendarat di

tangan. Jika seluruh pribadi terlibat pada nilai yang diyakini, otak dan hati, maka

nilai akan mengantar orang pada keputusan dan tindakan. Dengan demikian, nilai-

nilai penggerak utama dalam hidup kita karena nilai memberi kepastian arah

untuk bertindak. Singkatnya, nilai tidak hanya sesuatu yang kita percayai, tetapi

juga kenyataan yang kita pilih dan kemudian kita laksanakan.

c. Aspek Proses

Dalam aspek ini yang diungkap responden yakni profesionalitas guru,

materi, tujuan, proses, sarana, suasana kelas, dan evaluasi. Berdasarkan hasil

deskripsi data kuesioner menunjukkan bahwa N 163 didapat nilai rata-rata (mean)

54,2 dengan responden yang masuk kualifikasi Baik sebanyak 106 orang (65%),

42 responden masuk dalam kualifikasi Sangat Baik (26%), 15 responden yang

masuk ke dalam kualifikasi Kurang (15%), dan tidak ada responden masuk dalam

kualifikasi Sangat Kurang (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

82

masuk kualifikasi baik ke atas jumlahnya lebih tinggi dari respoden dengan

kriteria kadang-kadangl ke bawah. Hal ini berarti aspek proses pendidikan

kepangudiluhuran dapat diterima dan diikuti oleh siswa.

Data ini tidak diidukung dengan hasil wawancara. Dari 5 responden

secara keseluruhan pengalaman mereka saat mengikuti pelajaran

kepangudiluhuran yaitu jenuh, mudah bosan ketika mendengar guru

menyampaikan materi, mengantuk, ada keterpaksaan dalam mengikuti pelajaran

tersebut. Hal yang menyenangkan ketika dalam pelajaran tersebut guru

menyampaikan dalam bentuk film.

Sugiyono (2006:12) menyebutkan tujuan umum evaluasi pembelajaran

adalah usaha untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan

sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami

oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam

jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode

pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka

waktu tertentu serta menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk

mengetahui taraf kemajuan, taraf perkembangan, atau taraf pencapaian kegiatan

belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut proses kepangudiluhuran dalam kelas

perlu mendapat perhatian agar pelajaran kepangudiluhuran semakin diterima oleh

para siswa, bermanfaat dan berdaya guna. Para guru perlu mempersiapkan diri

agar dalam pendampingan terhadap siswa/siswi, nilai-nilai kepangudiluhuran

dapat tersampaikan dengan baik sehingga siswa/siswi dapat mengikuti dan

menerima pelajaran kepangudiluhuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

83

C. Refleksi Kateketis

Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang pada hakekatnya

merupakan sebuah upaya menuju pada penerangan budi. Hal ini berdasar pada

eksistensi manusia sebagai subyek berpikir dan agen moral yang mampu

mencapai kebenaran ilmiah. Di dalam proses pembelajaran manusia menemukan

pengetahuan-pengetahuan baru melalui pengalaman hidup mereka dan belajar

untuk menghayatinya, dengan demikian nilai-nilai tersebut dapat diterapkan

dalam hidup sehari-hari.

Berkaitan dengan perihal di atas, maka pendidikan kepangudiluhuran juga

mempunyai cita-cita yang mulia yakni pembinaan pribadi manusia untuk

mencapai tujuan akhirnya (perilaku hubungan dengan Tuhan dan diri sendiri) dan

sekaligus untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan diri sendiri,

keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya). Artinya dalam setiap pribadi manusia

khususnya siswa-siswi dibantu agar dapat menemukan dan menghayati nilai-nilai

hidup seperti percaya kepada Tuhan, rendah hati, memiliki semangat juang,

bijaksana, berpengetahuan, saleh, solider, peduli dan sebagainya yang berguna

bagi perkembangan hidupnya.

Maka dari itu, dalam proses pembelajaran pun selalu ditekankan untuk

menempatkan murid sebagai subyek berpikir dan rekan dialog bersama guru

sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru mengatur alur proses

pembelajaran sehingga setiap murid dapat mengutarakan pandangan berdasarkan

pengalaman hidup dan pengetahuannya secara ilmiah. Sedangkan sebagai

motivator, guru berperan “mengingatkan” murid tentang materi yang dipelajari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

84

mendorong mereka untuk mempelajari hal-hal baru, atau memberikan kepada

mereka kesempatan mempelajari pengalaman yang relevan. Peranan guru adalah

menstimulasi murid untuk berpikir, bertanya, berargumentasi dan menemukan

kemungkinan pemecahan masalah.

Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran abad ke-21, kita

diingatkan bahwa proses belajar-mengajar bukanlah dua aktivitas yang terpisah,

melainkan dua aspek dari satu aktivitas yang sama. Hubungan antara pendidik-

peserta didik merupakan satu kesatuan relasi dalam proses “mencintai

pengetahuan.” Sebuah pengetahuan mungkin diperoleh seorang „guru‟ dengan

belajar dari seorang murid, sebagaimana seorang murid dapat belajar dari seorang

guru. Relasi saling belajar antara guru dan murid hendaknya berpedoman pada

Yesus sebagai Sang Guru yang mengajarkan pengetahuan akan nilai-nilai hidup

kepada murid-murid-Nya. Yesus tidak hanya menjadi seorang Guru tetapi Ia juga

menjadi fasilitator dan motivator yang handal bagi murid-murid-Nya. Menurut

Lalu (2007:94) dalam katekese fasilitator sangat diperlukan sebab ia dapat dapat

menciptakan suasana yang komunikatif, membangkitkan gairah dan motivasi

kepada para peserta untuk berani berbicara mengungkapkan pengalaman iman

mereka secara terbuka dengan demikian peserta dapat menemukan pengetahuan

baru bagi hidupnya. Tanpa seorang fasilitator maka proses katekese itu sendiri

tidak dapat berjalan dengan baik dan tentunnya sulit untuk menemukan

pengetahuan-pengetahuan baru dari pengalaman-pengalaman peserta tersebut.

Maka dari itu, pendidikan kepangudiluhuran hendaknya menempatkan guru

sebagai fasilitator dan sekaligus motivator yang mampu mengantar para murid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

85

menemukan pengetahuan-pengetahuan baru guna membangkitkan “jiwa”

kreativitas, keaktifan, otonomi dan tanggung jawab dalam diri mereka untuk

mencari dan mencintai pengetahuan (kebijaksanaan) itu sendiri. Dengan demikian

mereka semakin mampu mencapai kepenuhan hidup rohani dalam Krtistus.

Aspek penghayatan merupakan muara dari pengetahuan yang telah

diperoleh dari setiap pengelaman-pengalaman baru. pengetahuan dan

penghayatan, keduanya tak terpisahkan. Tanpa penghayatan akan nilai-nilai hidup

atau nilai-nilai iman Kristiani yang diperoleh melalui pengetahuan maka sia-sialah

pengetahuan tersebut.

Sebagi makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi manusia memiliki pikiran,

perasaan, akal budi dan kehendak. Melalui pikiran, perasaan dan kehendak

tersebut manusia dapat menjalin relasi dengan sesama dan Tuhan. Manusia yang

mempunyai relasi dengan Tuhan biasanya dapat dideskripsikan atau digambarkan

secara lahiriah. Misalnya dengan berdoa, beribadat atau membaca kitab suci.

Selain itu juga nampak dalam tindakan untuk berbuat baik, memperhatikan atau

peduli kepada sesama yang membutuhkan uluran tangan. Setiap orang dapat

menjawab relasi dengan Tuhan melalui penghayatan akan nilai-nilai hidup.

Penghayatan nilai-nilai hidup merupakan motivasi, dorongan, landasan dari sikap

seseorang yang melakukan sesuatu dalam relasinya dengan Tuhan. Maka

pengetahuan yang telah diperoleh tersebut tidak cukup hanya dihayati tetapi perlu

juga diungkapkan, misalnya dengan berdoa, beribadat maupun membaca Kitab

Suci atau dapat diwujudkan dalam perbuatan konkret yang didasarkan pada nilai-

nilai kebaikan atau nulai-nilai iman yang bersumber pada pribadi yang diimani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

86

untuk menyatakan pikiran, perasaan, hati dan imannya. Memperhatikan orang

yang membutuhkan, berbuat baik dengan mengasihi sesama dan peduli pada

keadaan orang lain khususnya sesama yang miskin, kecil, lemah, dan menderita

merupakan wujud dari penghayatan akan nilai-nilai iman tersebut. Pendekatan

aspek analisa sosial dalam terang Injil (Aspek Sosiologis) dalam katekse dapat

diterapkan dalam pendidikan kepangudiluhuran. Pendidikan kepangudiluhuran

perlu memprioritaskan nilai-nilai iman yang hendak dihayati oleh guru, karyawan

maupun para siswa. Dengan demikian hidup mereka dapat menjadi berkat yang

berlimpah bagi sesamanya.

Aspek proses dalam pendidikan kepangudiluhuran mencakup segala

macam hal yang digunakan berkaitan dengan pembelajaran seperti profesionalitas

guru, metode, materi, tujuan, proses, sarana, situasi kelas, dan evaluasi. Semuanya

semata-mata demi menunjang pendidikan kepangudiluhuran yang bermutu.

Dengan proses pendidikan kepangudiluhuran yang dimiliki diharapkan semakin

mampu membantu para siswa menemukan nilai-nilai iman yang hendak

diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari. Dalam hal ini, proses pendidikan

kepangudiluhuran dapat meneladani sikap dan tindakan Yesus, sebagaimana Ia

mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah kepada orang-orang Yahudi. Selain Yesus

berkotbah, Ia juga mengajar dengan menggunakan perumpamaan, menjalin relasi

dengan mereka yang dikucilkan, Ia tidak hanya mengajar akan nilai-nilai hidup

tetapi Ia sendiri juga memberikan contoh konkret melalui sikap dan perbuatannya.

Sikap dan perbuatan yang dilakukan Yesus menginspirasi banyak orang untuk

melakukan hal yang sama. Proses pendidikan kepangudiluhuran pun hendaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

87

demikian, mampu menginspirasi siswa-siswi sehingga mereka semakin mampu

untuk mewujudkan dalam tindakan konkret apa yang telah mereka dapatkan

dalam proses pendidikan kepangudiluhuran.

Proses pendidikan kepangudiluhuran pada intinya merupakan usaha

pendampingan dan pendalaman sepuluh keutamaan Bruder Bernardus Hoecken,

untuk meningkatkan mutu hidup beriman siswa-siswi. Upaya tersebut diusahakan

dengan aneka metode, situasi, dan suasana yang dikembangkan agar mereka

ditumbuhkan pengolahan yang mendalam atas imannya baik pengetahuan maupun

sikap hidupnya dalam beriman. Tumbuh dan berkembangnya iman orang tidak

dapat dipengaruhi secara langsung. Dengan demikian, prinsip katekese lebih

sebagai usaha untuk menciptakan situasi dan suasana hidup beriman sedemikian

rupa, sehingga membantu dan mendukung tumbuh-berkembangnya iman orang.

Proses tumbuh-berkembangnya hidup beriman ini menyiratkan bagaimana orang

berkembang secara utuh, baik secara kognitif, afektif maupun perilaku dan

kehendaknya dalam menghayati apa yang diimaninya. Maka metode pembelajaran

adalah jalan atau cara yang memudahkan pendidik dan peserta didik untuk tidak

sekedar mengobservasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), berasosiasi,

lalu menyimpulkan dan mengkomunikasikan pengetahuannya. Lebih dari itu,

metode pembelajaran adalah sebuah diskursus antara guru dan murid untuk

bertanya tentang totalitas eksistensi diri, pengalaman dan realitas. Singkatnya,

sebuah metode pembelajaran tak lain adalah “jiwa” yang memampukan murid

untuk tidak hanya mengetahui bahwa sesuatu itu ada melainkan terlebih mengapa

sesuatu itu ada sebagaimana adanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

88

Dalam proses katekese pun perlu diperhatikan dua unsur penting, yaitu

segi isi dan suasana. Isi memuat proses edukatif dan konsientisasi menyangkut

visi dan pengetahuan iman, nilai dan pesan moral bagi peserta katekese. Isi

katekese tidak dapat dilepaskan dari pengaruhnya atas suasana, baik faktor

perkembangan psikologis peserta katekese itu sendiri dan aspek-aspek

eksternalnya, yaitu lingkungan, sarana, pendekatan dan metodenya. Maka

diperlukan suasana akomodatif yang mampu menghantar isi kepada peserta

katekese.

Katekese hendaknya dipahami dalam keseluruhan eksistensinya. Katekese

tidak boleh berhenti pada beberapa aspek tertentu dari dinamika iman, misalnya

pengetahuan tentang kebenaran yang diwahyukan atau persetujuan akan perilaku

moral. Tetapi katekese perlu memperluas jangkauan sampai pada kepekatan sikap

iman sebagai jawaban pribadi dan menyeluruh atas panggilan hidup Kristiani,

yakni mengarahkan diri kepada Kristus dan mengikuti-Nya dalam hidup praksis

sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan proses pendidikan kepangudiluhuran yang terjadi.

Hasil penelitian ditemukan bahwa proses yang terjadi kurang baik tetapi hasilnya

baik. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa ada aspek lain yakni kultur

keseharian siswa-siswi yang ikut mempengaruhinya. Maka dari itu, pendidikan

nilai hendaknya tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas (formal), namun perlu

juga diupayakan di luar ruangan (non formal), melalui live in di panti asuhan, di

masyarakat, kunjungan orang sakit, kunjungan ke Lembaga Permasyarakatan

(LP), retret, rekoleksi, bakti sosial. Melalui kegiatan non formal ini diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

89

siswa-siswi dapat mengalami secara langsung nilai-nilai yang mereka pelajari.

Aspek-aspek pedagogis tersebut harus menjadi bagian dari program pendidikan

kepangudiluhuran dan menjadi strategi yang tepat dalam membentuk pribadi yang

sadar dan mampu membangun hidup bersama. Strategi adalah pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan perencanaan, dan

eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Pendidikan

kepangudiluhuran perlu menerapkan strategi langsung dan tidak langsung.

Strategi langsung, pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian

materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud

agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. oleh karena itu sering

diidentikkan dengan ceramah, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah

materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu

yang harus dihafal. Strategi tidak langsung merupakan metode pembelajaran yang

berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga

dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar

ditempatkan sebagai subiek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran

dengan metode ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.

Selain itu juga, perlu diperhatikan bahwa kriteria menjadi penting dalam

mengevaluasi pendidikan kepangudiluhuran. Istilah kriteria dalam penilaian

sering juga dikenal dengan kata tolak ukur, atau standar. Kriteria, tolak ukur, atau

standar, adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk

seesuatu yang diukur. Kriteria atau standar dapat disamakan dengan “takaran”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

90

Jika untuk mengetahui berat beras digunakan timbangan, panjangnya benda yang

digunakan adalah meteran maka, kriteria atau tolak ukur digunakan untuk

menakar kondisi obiek yang dinilai. Dengan demikian kriteria memudahkan

dalam menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan kepangudiluhuran.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang relevan berkaitan pendidikan

kepangudiluhuran. Penelitian ini relevan dan bermanfaat bagi yayasan secara

umum. Namun demikian penulis melihat adanya keterbatasan dari hasil penelitian,

antara lain:

1. Peneliti memiliki keterbatasan dan kekurangan dari segi pengetahuan dan

pemahaman dalam menyusun pernyataan kuesioner, sehingga belum

maksimal menggambarkan dan menjelaskan tentang evaluasi pendidikan

kepangudiluhuran.

2. Dalam wawancara tidak semua item-item yang ada dalam 3 aspek

diungkapkan oleh peneliti.

3. Responden kurang jujur dan terbuka dalam mengisi angket kuesioner dan

wawancara.

4. Peneliti mengalami keterbatan dalam pembahasan hasil analisis kuesioner

dengan hasil wawancara karena setiap aspek yang diteliti ada aspek yang

kurang sinkron antara hasil analisis kuesioner dan hasil wawancara.

5. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menghubungkan refleksi kateketis

dengan evaluasi pendidikan kepangudiluhuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kajian pustaka, penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok permasalahan dalam skripsi ini.

Hasil penelitian menunjukkan nilai mean evaluasi pendidikan Kepangudiluhuran

menurut responden atas keseluruhan aspek adalah 73,0 yang menunjukkan bahwa

secara umum responden mengetahui, memahami, menghayati dan dapat

mengikuti proses pendidikan kepangudiluhuran. Mean dari setiap aspek juga

menunjukkan bahwa pendidikan kepangudiluhuran baik, hanya saja dibutuhkan

peningkatan dari aspek-aspek tersebut. Nilai mean untuk aspek pengetahuan

adalah 9,00. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui dan memahami

nilai-nilai kepangudiluhuran. Data ini didukung dengan hasil wawancara. Siswa-

siswi mengetahui dan mengerti nilai-nilai kepangudiluhuran. Nilai-nilai

kepangudiluhuran yang diwariskan oleh para pendiri kongregasi FIC perlu terus

diterapkan kepada siswa-siswi. Nilai mean aspek penghayatan adalah 18,95. Ini

menunjukkan bahwa nilai-nilai kepangudiluhuran yang diterapkan kepada siswa-

siswi dapat mereka hayati, mereka kembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini didukung dengan hasil wawancra, bahwa siswa-siswi dapat mempraktekkan

dalam kehidupan sehari-hari. Aspek proses mempunyai nilai mean 54,25 ini

menunjukkan bahwa proses kepangudiluhuran dalam kelas baik, meskipun data

ini bertolak belakang dengan hasil wawancara. Hasil wawancara 5 responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

92

menunjukkan bahwa siswa-siswi lebih sering jenuh, mudah bosan, dalam

mengikuti proses pelajaran di kelas. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para

guru yang mendampingi siswa-siswi dalam pelajaran kepangudiluhuran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna bagi pengembangan kurikulum Yayasan Pangudi Luhur

dan SMP Pangudi Luhur sebagai berikut:

1. Yayasan Pangudi Luhur perlu meningkatkan lagi mutu pendampingan para

guru terhadap siswa-siswi dalam menanamkan nilai-nilai kepangudiluhuran,

dengan memperhatikan tiga aspek dalam pendidikan kepangudiluhuran yaitu

aspek pengetahuan, aspek penghayatan dan aspek proses. Dengan

memperhatikan aspek-aspek tersebut akan semakin meningkatkan efektivitas

dan efisiensi dalam pendidikan kepangudiluhuran.

2. Pendidikan kepangudiluhuran tidak harus terjadi dalam kelas, bisa divariasi

melalui live in di masyarakat, rekoleksi / retret.

3. Yayasan mempertahankan hal-hal yang sudah baik dalam pendidikan

kepangudiluhuran yaitu aspek pengetahuan, aspek penghayatan dan aspek

proses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

93

DAFTAR PUSTAKA

Dapiyanta (2011). “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah”. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Sanata Dharma.

Darminta, J. S.J. (2006). Praksis Nilai Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Handoko Martin & Riyanto Theo. (2004). Idealisme Dan Praksis Pendidikan

Pangudi Luhur. Semarang.

Humblet, Piere. (1994). Petunjuk-Petunjuk Bertingkah Laku Bagi Para Pemimpin.

Suatu Jalan Untuk Kongregasi. Nijmegen Belanda: Institut Titus Brandsma.

Lalu, Yosef Pr. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI; kerja

sama dengan Yogyakarta: Kanisius.

Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Priyatno Duwi. (2011). Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi

Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugi, Frans. (2007). Ludovicus Rutten Dan Bernardus Hoecken. Para Pendiri

Kongregasi Bruder FIC. Yogyakarta: Kanisius.

__________ (2011). kepangudiluhuran. Usaha Penanaman Nilai-nilai Luhur Bagi

Siswa SMP Kelas IX. Semarang: Yayasan Pangudi Luhur.

Wahana, Paulus (2004). Nilai Etika Aksiologis Max Scheler. Yogyakarta:

Kanisius.

Konstitusi FIC (1992). Manuskrip.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

LAMPIRAN  

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

 

 

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN (A) “Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta”. Petunjuk pengisian:

1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini

2. Beri tanda ( ) pada kolom B, apabila pernyataan tersebut benar, dan tanda ( ) pada kolom S, apabila pernyataan tersebut salah.

3. Contoh cara menjawab: SOAL B S

Br. Bernardus Hoecken pernah berkarya di Indonesia

===============Selamat mengerjakan================= Nama : _____________________________________ Kelas : _____________________________________ Sekolah : _____________________________________ NO. SOAL B S

1 Iman berarti tidak percaya pada takhayul seperti yang dikatakan oleh Bruder Bernardus Hoecken.

2

Iman berarti menjalankan tugas perutusan dengan kasih, setia dan bersemangat seperti Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken meskipun pada saat kongregasi merayakan pesta 25 tahun hampir tidak harapan untuk menambah anggota kongregasi.

3 Bernardus Hoecken adalah orang yang bersikap rendah hati dan diam-diam mencari pujian.

4

Bruder Bernardus Hoecken mengatakan bahwa Tuhan mengasihi orang yang rendah hati karena Ia sendiri adalah rendah hati.

5

Dalam mengikuti Yesus para bruder FIC, bebas dan tidak harus meninggalkan segala sesuatu yang menghambat hubungannya dengan Tuhan.

6 Melalui doa, Br. Hoecken dimampukan untuk mendengarkan kebenaran dan hidup batin yang lebih mendalam.

7

Br. Bernardus Hoecken adalah pribadi yang dekat dengan Tuhan. Ia menyadari bahwa kehidupan nyatanya harus dipertanggungjwabkan di hadapan Tuhan Allah yang kekal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

 

 

8 Para Bruder FIC meneladan Bunda Maria yang cermat dan peka terhadap kebutuhan pribadinya.

9

Menurut Mgr. Ludovicus dan Br. Hoecken doa tidak memiliki kekuatan untuk “mengubah” orang-orang di sekitarnya menjadi lebih baik.

10

Bruder yang lembut hati berarti suatu karakter memuliakan Tuhan sehingga mudah tersentuh dan mudah merespon sabda Tuhan.

11

Perbedaan-perbedaan diantara para Bruder dimaksud untuk memecah kesatuan, tidak untuk saling melengkapi dan mempersatukan serta memperkaya diri sendiri.

12 Bruder-bruder FIC tidak mengutamakan nilai persaudaraan dan kedisiplinan.

INSTRUMEN PENELITIAN (B)

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini

2. Pilihlah salah satu kolom dibawah ini yang sesuai dengan penghayatan Anda: dengan memberi tanda cek list ( ). SL= Selalu, SR= Sering, KK = Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah

3. Contoh cara menjawab: NO. SOAL SL SR KK TP

4 3 2 1 1. Saya berdoa sebelum makan.

NO. SOAL SL SR KK TP 4 3 2 1

13 Saya berdoa setiap hari.

14 Saya merasa kuat dan saya tidak perlu mengandalkan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

15

Saya tekun berdoa memohon pertolongan Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria agar dapat mengerjakan soal-soal ulangan yang sulit.

16 Saya tidak memberikan kolekte di sekolah dan di Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

 

 

17 Saya menyisihkan sebagian uang saku untuk kegiatan amal.

18

Saya kurang memanfaatkan waktu dengan baik yang diberikan untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah.

19 Saya tidak dapat berdiskusi dengan teman-teman karena banyak yang berbicara sendiri.

20 Saya bersedia membantu teman ketika kesulitan mengerjakan tugas mata pelajaran tertentu.

21 Saya akan memaafkan teman yang berbuat salah terhadap saya.

22

Saya bahagia dapat bertemu dengan teman-teman yang memiliki kemampuan dan kekurangannya masing-masing.

INSTRUMEN PENELITIAN (C)

Evaluasi Proses pendidikan kepangudiluhuran

NO. SOAL SL SR KK TP 4 3 2 1

23 Guru masuk kelas dan meninggalkan kelas tepat waktu.

24 Guru ramah dan berusaha untuk akrab dengan siswa.

25 Guru tegas bila siswa tidak disiplin dan tertib dalam kelas.

26 Guru menyampaikan materi kepangudiluhuran dengan baik serta menguasai materi tersebut.

27 Materi yang dipelajari selalu yang terbaru. (tidak mengulang materi yang sudah disampaikan).

28 Materi yang diberikan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

29 Materi yang dipelajari sesuai dengan pengalaman hidup siswa/siswi.

30 Siswa-siswi dapat mempraktekan sikap hidup Yesus dalam hidup sehari-hari

31 Siswa-siswi berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar.

32 Setiap proses pembelajaran dapat diikuti dengan mudah oleh siswa/siswi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

 

 

33 Dalam proses pembelajaran selalu menggunakan tahap-tahap yang jelas dan mudah diikuti.

34

Dalam proses pembelajaran selalu menggunakan sarana seperti film, cerita, dan alat peraga sesuai dengan tujuan pembelajaran.

35 Suasana pembelajaran dalam kelas tidak kaku dan tegang

36 Siswa/siswi ikut terlibat aktif dalam setiap pembelajaran

37 Siswa-siswi dapat memahami proses pembelajaran pada saat itu.

38 Siswa-siswi dapat memahami keseluruhan proses pembelajaran kepangudiluhuran.

39 Siswa-siswi membuat refleksi singkat tentang setiap kegiatan yang dilakukannya di sekolah

40 Siswa-siswi dapat memahami tujuan dari proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(11)  

Lampiran 5: Instrument Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa itu Pelajaran Kepangudiluhuran?

2. Apa yang anda ketahui tentang nilai-nilai yang diperjuangkan oleh pendiri

kongregasi para bruder FIC?

3. Bagaiman pengalamanmu mempraktekkan nilai-nilai kepangudiluhuran

dalam kehidupan sehari-hari?

4. Bagaimana pengalamanmu dalam mengikuti pelajaran kepangudiluhuran ?

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(12)  

Lampiran 6: Hasil Wawancara

JAWABAN HASIL WAWANCARA

a. Aspek pengetahuan 1. Mengenai pelajaran kepangudiluhuran:

Responden 1, (Putri), menjawab; “Pelajaran buat lebih mengenal sejarah pendiri FIC dan Pangudi Luhur serta meneladan para pendiri FIC. jawaban ini didukung oleh responden 2 (Bagus), 3 (Billy) dan 5 (Ayu). Responden 4 (Yoga) menambahkan : Pelajaran untuk menambahkan semangat para siswa terutama siswa Pangudi Luhur.

2. Mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan oleh para pendiri: Responden 1 (Putri) menjawab “gak pernah putus asa walaupun banyak tantangan, rendah hati, menyerahkan semua masalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria”. Jawaban ini didukung oleh responden 2 (Bagus) . 3 (Billy), 4 (Yoga) dan 5 (Ayu).

3. Mengenai tindakan konkreet dari para pendiri FIC berhubungan dengan tidak pernah putus asa: Responden 1 (Putri) menjawab “saat Bruder Bernardus Hoecken mau mendirikan kongregasi FIC uang tidak cukup, tinggal di rumah yang sangat sederhana, namun tetap berusaha. Jawaban ini didukung oleh responden 2 (Bagus), 4 (Yoga) dan 5 (Ayu). Responden 3 (Billy) menambahkan: “ saat kekurangan calon Bruder namun mereka tetap berdoa kepada Tuhan.

4. Mengenai pengertian rendah hati: Responden 1 menjawab “suatu sikap yang tidak sombong, dan sikap apa adanya, ” Jawaban ini didukung oleh responden 3, 4, dan 5. Responden 2 menjawab “ sikap yang tidak egois dan mementingkan diri-sendiri, seperti para pendiri FIC.Mereka menyerahkan harta miliknya untuk kongregasi. Mengenai menyerahkan semua masalah kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria: Responden 1 menjawab “para pendiri FIC pribadi adalah orang yang sangat beriman, sangat percaya kepada Tuhan Yesus, selalu berdoa kepada Bunda Maria, apapun persoalan yang mereka hadapi mereka selalu meyerahkannya kepada Tuhan. Jawaban ini didukung oleh responden 2, 3, dan 5. Responden 4 menambahkan : Bruder Bernardus Hoecken yakin bahwa Tuhan selalu melindungi mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(13)  

b. Aspek Penghayatan

1. Mengenai pengalaman bersikap rendah hati: Responden 1 menjawab; “saat sulit mengerjakan mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris, minta tolong teman untuk menjelaskan caranya bagaimana dan juga belajar kelompok”. Jawaban ini didukung oleh responden 4. Responden 2 menjawab: saat saya melihat teman yang tidak mengerti pelajaran yang sulit saya berusaha untuk membantu, karena saya juga kadang tidak mengerti semua mata pelajaran. Responden 3 menjawab: berusaha untuk tertib dan taat pada aturan sekolah seperti tidak boleh terlambat, ke sekolah menggunakan sepeda kalau tidak ada yang mengantar. Membuang sampah pada tempatnya, menggunakan seragam sekolah sesuai peraturan. Responden 5 menambahkan: “memberi kolekte satu minggu satu kaliuntuk pembangunan gereja”.

c. Aspek Proses

1. Mengenai pegalaman saat mengikuti pelajaran kepangudiluhuran: Responden 1 menjawab; “lebih sering bosan, jenuh, mengantuk, apalagi saat guru menjelaskan dan menasihati”. Responden 2 menjawab: kadang-kadang semangat, senang, tertarik, tapi kadang-kadang tidak semangat, bosan, maunya nonton film saja”. Responden 3 menjawab: “sebetulnya pelajaran kepangudiluhuran baik, namun saya sering malas, bosan, capek, apalagi kaalau pelajaran ini di siang hari, saya tidak bisa konsentrasi. Responden 4 menjawab: “saat saya senang saya semangat mengikuti pelajaran tetapi saat saya tidak senang pelajarannya tidak menarik, apalagi berbicara tentang sejarah para pendiri yayasan pangudi luhur, rasanya bosan dan jenuh. Responden 5 menjawab: “ada semacam keterpaksaan dalam mengikuti pelajaran ini. gampang bosan, jenuh, maunya nonton film saja”.  

 

 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(14)  

Lampiran 7: Uji Validitas Aspek Pengetahuan

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 total

item1 Pearson Co 1.00 (0.10) (0.06) 0.06 (0.01) 0.00 (0.02) 0.04 0.04 0.08 0.01 (0.00) 0.33 Sig. (2-tailed) 0.19 0.44 0.47 0.85 0.96 0.84 0.57 0.61 0.32 0.93 0.99 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item2 Pearson Co (0.10) 1.00 0.15 (0.11) 0.04 (0.04) (0.05) 0.09 0.08 (0.08) (0.08) 0.03 0.17 Sig. (2-taile 0.19 0.05 0.15 0.58 0.57 0.52 0.24 0.34 0.34 0.31 0.69 0.03 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item3 Pearson Co (0.06) 0.15 1.00 0.01 0.04 (0.04) (0.04) 0.03 0.14 0.05 0.15 0.25 0.32 Sig. (2-taile 0.44 0.05 0.94 0.65 0.65 0.61 0.67 0.08 0.51 0.05 0.00 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item4 Pearson Co 0.06 (0.11) 0.01 1.00 (0.03) (0.04) (0.13) (0.11) (0.00) 0.05 0.03 0.13 0.32 Sig. (2-taile 0.47 0.15 0.94 0.75 0.64 0.09 0.15 0.98 0.51 0.68 0.10 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item5 Pearson Co (0.01) 0.04 0.04 (0.03) 1.00 0.10 (0.08) 0.05 0.15 0.02 0.09 0.34 0.52 Sig. (2-taile 0.85 0.58 0.65 0.75 0.18 0.31 0.50 0.05 0.83 0.25 0.00 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item6 Pearson Co 0.00 (0.04) (0.04) (0.04) 0.10 1.00 (0.03) 0.02 0.04 0.12 0.11 0.06 0.19 Sig. (2-taile 0.96 0.57 0.65 0.64 0.18 0.72 0.77 0.59 0.14 0.17 0.47 0.01 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item7 Pearson Co (0.02) (0.05) (0.04) (0.13) (0.08) (0.03) 1.00 0.05 (0.08) 0.24 (0.05) (0.07) 0.04 Sig. (2-taile 0.84 0.52 0.61 0.09 0.31 0.72 0.56 0.34 0.00 0.52 0.39 0.63 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item8 Pearson Co 0.04 0.09 0.03 (0.11) 0.05 0.02 0.05 1.00 (0.00) 0.03 0.14 (0.05) 0.38 Sig. (2-taile 0.57 0.24 0.67 0.15 0.50 0.77 0.56 0.99 0.73 0.07 0.52 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item9 Pearson Co 0.04 0.08 0.14 (0.00) 0.15 0.04 (0.08) (0.00) 1.00 (0.05) 0.27 0.14 0.43 Sig. (2-taile 0.61 0.34 0.08 0.98 0.05 0.59 0.34 0.99 0.55 0.00 0.07 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item10 Pearson Co 0.08 (0.08) 0.05 0.05 0.02 0.12 0.24 0.03 (0.05) 1.00 0.11 0.04 0.29 Sig. (2-taile 0.32 0.34 0.51 0.51 0.83 0.14 0.00 0.73 0.55 0.16 0.59 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item11 Pearson Co 0.01 (0.08) 0.15 0.03 0.09 0.11 (0.05) 0.14 0.27 0.11 1.00 0.17 0.43 Sig. (2-taile 0.93 0.31 0.05 0.68 0.25 0.17 0.52 0.07 0.00 0.16 0.03 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

item12 Pearson Co (0.00) 0.03 0.25 0.13 0.34 0.06 (0.07) (0.05) 0.14 0.04 0.17 1.00 0.51 Sig. (2-taile 0.99 0.69 0.00 0.10 0.00 0.47 0.39 0.52 0.07 0.59 0.03 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

total Pearson Co 0.33 0.17 0.32 0.32 0.52 0.19 0.04 0.38 0.43 0.29 0.43 0.51 1.00 Sig. (2-taile 0.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.01 0.63 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 N 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00 163.00

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations UJI VALIDITAS ASPEK PENGETAHUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(15)

Lampiran 8: Uji Validitas Aspek Penghayatan Dan Proses

 

item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item13 Pearson 1.0 0.1 0.1 (0.1) 0.1 0.0 (0.1) (0.0) 0.0 0.0 0.0 (0.1) (0.1) 0.1 0.0 (0.0) 0.0

Sig. (2-tailed) 0.3 0.4 0.1 0.1 0.7 0.2 0.9 0.7 0.7 0.7 0.1 0.2 0.5 0.6 0.6 0.8 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item14 Pearson 0.1 1.0 (0.1) 0.3 (0.1) 0.1 0.1 (0.1) (0.1) (0.0) (0.0) (0.1) 0.1 (0.0) (0.0) (0.0) (0.0) Sig. (2-ta 0.3 0.4 0.0 0.4 0.1 0.2 0.1 0.2 0.8 1.0 0.5 0.5 0.7 0.8 1.0 0.8 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item15 Pearson 0.1 (0.1) 1.0 0.0 0.1 0.0 (0.2) 0.2 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.2 (0.0) 0.2 0.3 Sig. (2-ta 0.4 0.4 0.9 0.2 0.7 0.0 0.0 0.3 0.3 0.1 0.0 0.1 0.0 0.9 0.0 0.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item16 Pearson (0.1) 0.3 0.0 1.0 (0.0) 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.3 0.2 0.2 0.3 0.1 Sig. (2-ta 0.1 0.0 0.9 1.0 0.2 0.1 0.2 0.4 0.2 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item17 Pearson 0.1 (0.1) 0.1 (0.0) 1.0 0.0 (0.1) 0.2 0.1 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 Sig. (2-ta 0.1 0.4 0.2 1.0 0.6 0.1 0.0 0.2 0.4 0.0 0.0 0.2 0.2 0.3 0.0 0.1 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item18 Pearson 0.0 0.1 0.0 0.1 0.0 1.0 0.1 (0.1) 0.0 0.0 0.0 0.2 (0.0) 0.2 0.1 0.1 0.0 Sig. (2-ta 0.7 0.1 0.7 0.2 0.6 0.2 0.5 0.9 0.9 0.8 0.0 0.9 0.0 0.2 0.2 1.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item19 Pearson (0.1) 0.1 (0.2) 0.1 (0.1) 0.1 1.0 (0.1) (0.2) (0.1) (0.0) (0.1) 0.0 (0.0) 0.0 (0.0) (0.1) Sig. (2-ta 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 0.2 0.4 0.0 0.3 0.6 0.2 1.0 0.7 0.7 0.7 0.4 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item20 Pearson (0.0) (0.1) 0.2 0.1 0.2 (0.1) (0.1) 1.0 0.2 0.3 0.1 0.2 0.2 (0.0) 0.2 0.2 0.2 Sig. (2-ta 0.9 0.1 0.0 0.2 0.0 0.5 0.4 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.6 0.0 0.0 0.1 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item21 Pearson 0.0 (0.1) 0.1 0.1 0.1 0.0 (0.2) 0.2 1.0 0.2 0.0 0.2 0.2 0.1 0.1 (0.0) (0.0) Sig. (2-ta 0.7 0.2 0.3 0.4 0.2 0.9 0.0 0.0 0.0 0.7 0.0 0.0 0.1 0.5 0.8 0.9 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item22 Pearson 0.0 (0.0) 0.1 0.1 0.1 0.0 (0.1) 0.3 0.2 1.0 0.2 0.2 0.3 0.2 0.2 0.2 0.1 Sig. (2-ta 0.7 0.8 0.3 0.2 0.4 0.9 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item23 Pearson 0.0 (0.0) 0.1 0.2 0.2 0.0 (0.0) 0.1 0.0 0.2 1.0 0.4 0.3 0.3 0.2 0.2 0.3 Sig. (2-ta 0.7 1.0 0.1 0.0 0.0 0.8 0.6 0.1 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item24 Pearson (0.1) (0.1) 0.2 0.1 0.2 0.2 (0.1) 0.2 0.2 0.2 0.4 1.0 0.5 0.4 0.2 0.4 0.4 Sig. (2-ta 0.1 0.5 0.0 0.1 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item25 Pearson (0.1) 0.1 0.1 0.3 0.1 (0.0) 0.0 0.2 0.2 0.3 0.3 0.5 1.0 0.4 0.2 0.5 0.3 Sig. (2-ta 0.2 0.5 0.1 0.0 0.2 0.9 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

item26 Pearson 0.1 (0.0) 0.2 0.2 0.1 0.2 (0.0) (0.0) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.4 1.0 0.2 0.5 0.4 Sig. (2-ta 0.5 0.7 0.0 0.0 0.2 0.0 0.7 0.6 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 N 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(16)

 

item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 Total 0.1 (0.0) 0.0 (0.1) 0.0 0.2 0.0 (0.0) 0.0 0.0 (0.1) 0.1 0.3 0.8 0.6 0.4 0.5 0.0 0.7 0.6 0.9 1.0 0.1 0.2

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 (0.0) 0.0 (0.1) 0.0 (0.1) (0.1) (0.1) (0.1) (0.0) 0.0 0.0 0.0 0.5 0.5 0.4 0.9 0.3 0.3 0.1 0.3 0.6 0.8 1.0 0.7

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.1 0.0 0.1 0.0 0.2 0.1 0.0 0.1 0.1 0.2 0.3 0.1 0.5 0.6 0.1 0.9 0.0 0.2 0.7 0.4 0.1 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.1 0.2 0.4 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.1 0.3 0.4 0.2 0.4 0.0 0.0 0.1 0.3 0.2 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.1 0.2 0.0 (0.1) (0.0) (0.1) (0.0) 0.0 (0.0) 0.0 0.2 0.2 0.5 0.0 0.9 0.3 0.6 0.4 0.9 1.0 0.6 0.6 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 (0.1) (0.1) 0.0 (0.0) (0.0) (0.0) (0.0) (0.1) 0.0 0.1 0.1 0.1 0.4 0.5 0.6 1.0 0.6 0.6 0.6 0.3 0.9 0.3 0.1

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 (0.0) (0.1) (0.1) 0.2 (0.0) (0.1) 0.1 0.0 (0.0) 0.1 0.0 0.0 1.0 0.3 0.2 0.1 0.6 0.4 0.2 0.9 0.7 0.1 0.8 0.8

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.4 0.2 0.1 0.0 0.2 0.2 0.1 0.2 0.1 0.2 0.0 0.4 0.0 0.0 0.3 0.6 0.0 0.0 0.2 0.0 0.2 0.0 0.6 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.0 0.1 0.0 (0.1) (0.0) 0.1 0.0 0.0 (0.1) (0.2) (0.0) 0.2 0.6 0.4 0.8 0.3 1.0 0.5 0.5 0.8 0.3 0.0 0.6 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.4 0.0 0.0 0.2 0.0 0.2 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 0.1 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.0 0.3 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.1 0.4 0.5 0.0 0.8 0.0 0.3 0.4 0.1 0.3 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.3 0.2 0.2 0.1 0.2 0.3 0.3 0.2 0.1 0.4 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.4 0.3 0.2 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 0.2 0.1 0.3 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.7 0.1 0.1 0.0 0.5 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.1 0.2 0.4 0.1 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.3 0.6 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.1 0.3 0.2 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.5 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 0.1 0.5 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.4 0.3 0.2 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.0 0.3 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.3 0.2 0.4 0.2 0.2 0.2 0.3 0.2 0.2 0.3 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 1.0 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.3 0.3 0.2 0.2 0.5

0.0 0.0 0.1 0.0 0.2 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0

0.3 1.0 0.2 0.2 0.0 0.1 0.2 0.3 0.1 0.0 0.1 0.4 0.0 0.0 0.0 0.7 0.1 0.0 0.0 0.2 0.9 0.1 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.2 1.0 0.3 0.2 0.1 0.1 0.3 0.3 0.1 0.3 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.2 0.3 1.0 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.0 0.2 0.3 1.0 0.1 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.4 0.0 0.7 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 1.0 0.3 0.2 0.2 0.1 0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.3 0.2 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.2 0.1 0.3 0.2 0.3 1.0 0.3 0.4 0.3 0.4 0.5 0.1 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.2 0.3 1.0 0.6 0.4 0.5 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.1 0.3 0.3 0.3 0.2 0.4 0.6 1.0 0.4 0.5 0.5 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.0 0.1 0.3 0.2 0.1 0.3 0.4 0.4 1.0 0.4 0.4 0.0 0.9 0.1 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.1 0.3 0.3 0.1 0.1 0.4 0.5 0.5 0.4 1.0 0.6 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 0.5 0.4 0.5 0.5 0.4 0.4 0.5 0.6 0.5 0.4 0.6 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: S K R I P S I - core.ac.uk · iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: * Para Bruder Kongregasi FIC yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan

(17)

 

0.2 0.1 0.3 0.2 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.5 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 0.1 0.5 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.4 0.3 0.2 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.0 0.3 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.6 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.3 0.2 0.4 0.2 0.2 0.2 0.3 0.2 0.2 0.3 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 1.0 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.3 0.3 0.2 0.2 0.5

0.0 0.0 0.1 0.0 0.2 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0

0.3 1.0 0.2 0.2 0.0 0.1 0.2 0.3 0.1 0.0 0.1 0.4 0.0 0.0 0.0 0.7 0.1 0.0 0.0 0.2 0.9 0.1 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.2 1.0 0.3 0.2 0.1 0.1 0.3 0.3 0.1 0.3 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.2 0.3 1.0 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.0 0.2 0.3 1.0 0.1 0.2 0.2 0.3 0.2 0.1 0.4 0.0 0.7 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 1.0 0.3 0.2 0.2 0.1 0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.3 0.2 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.1 0.2 0.1 0.3 0.2 0.3 1.0 0.3 0.4 0.3 0.4 0.5 0.1 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.2 0.3 1.0 0.6 0.4 0.5 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.3 0.1 0.3 0.3 0.3 0.2 0.4 0.6 1.0 0.4 0.5 0.5 0.0 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.0 0.1 0.3 0.2 0.1 0.3 0.4 0.4 1.0 0.4 0.4 0.0 0.9 0.1 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0 0.2 0.1 0.3 0.3 0.1 0.1 0.4 0.5 0.5 0.4 1.0 0.6 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 162.0 0.5 0.4 0.5 0.5 0.4 0.4 0.5 0.6 0.5 0.4 0.6 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 163.0 162.0 163.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI