rusmin mulyadi-p2100215033 cover and prakata

158
i TESIS ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015 PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015 RUSMIN MULYADI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

i

 

TESIS

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT

MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015

PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015

RUSMIN MULYADI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

ii

 

TESIS

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT

MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015

PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015

Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Disusun dan diajukan oleh

RUSMIN MULYADI P2100215033

kepada

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 3: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

iii

 

TESIS

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED

SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015

PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED

SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015

disusun dan diajukan oleh

RUSMIN MULYADI P2100215033

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 2017

Komisi Penasihat

Ketua

Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si NIP 196011131993031001

Anggota

Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si NIP 197106192000031001

Ketua Program Studi Magister Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. H. Jusni, SE., M.Si NIP 196101051990021002

Page 4: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

iv

 

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rusmin Mulyadi

Nomor Mahasiswa : P2100215033

Jurusan/Program Studi : Manajemen Strategik

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang berjudul:

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE

INDONESIA TBK DI TAHUN 2015 Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan/ditulis /diterbitkan sebelumnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, November 2017

Yang membuat pernyataan,

Rusmin Mulyadi

Page 5: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

v

 

PRAKATA

Alhadulilahirobbilalamin atas rahmat ALLAH Subhanahuwata’ala

sehingga penyusunan tesis ini dapat terselesaikan sebagai salah satu

persyaratan menyelesaikan pendidikan pada program Magister Manajemen

Fakultas Pascasarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Dalam penulisan tesis ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini

perkenankanlah kiranya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian proposal tesis ini.

1. Orang tua, istriku tercinta Muthia Annisa dan anak-anakku Muhammad

Faiz, Muhammad Fakhry dan Fatinnisa atas pengertian, dukungan, doa

selama perkuliahan dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si

selaku komisi penasehat, yang telah berbagi ilmu pengetahuan, wawasan

dan telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan dan

penyelesaian tesis ini.

3. Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si, Prof. Dr. H. Abd. Rakhman Laba, SE.,

Mba dan Dr.H.M. Sobarsyah, SE., M.Si, selaku komisi penguji, yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan

dan penyelesaian tesis ini.

4. Ir. Abu Ashar, MM, IPM, Ir. Topan Prasetyo, MM, IPM dan Ir. Gustaf GS,

MM, IPM, selaku pimpinan di departemen Engineering dan Construction

atas dukungan yang diberikan kepada penulis selama penelitian dan

penulisan tesis berlangsung.

5. Para dosen, seluruh staf akademik dan teman-teman angkatan 40

Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala

bentuk dukungan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan.

Tesisi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari

berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam tesis ini

sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan pemberi bantuan.

Makassar, Nov 2017

Penulis

Page 6: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

vi

 

ABSTRAK

RUSMIN MULYADI. Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk. Pada Tahun 2015 (dibimbing oleh Cepi Pahlivi dan Mursalim Nohong). Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas dan penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam suatu perusahaan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada masa mendatang yang dilaksanakan di PT Vale Indonesia Tbk. Departemen Capital dan Project Management. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Setelah semua data terkumpul dan diolah, penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan analisis perspektif keuangan, analisis data kuesioner, kemudian menggunakan tools balanced scorecard. Hasil penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu berdasarkan pada penilaian variabel perspektif pelanggan dengan total nilai secara keseluruhan perspektif pelanggan sebesar 3,49; nilai perspektif keuangan Capital and Project Management departemen dilihat dari rasio likuiditas dan solvabilitas kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian. Jika dilihat dari rasio aktivitas, collection period lebih baik dan total assets turnover dibawah nilai baku perindustrian. Sedangkan cost recovery rate Capital and Project Management departemen diatas nilai ideal. Ketiga variabel perspektif proses, secara keseluruhan nilai kinerja perspektif proses bisnis internal sebesar 3.66 yang dapat dikategorikan cukup baik; variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diatas standar sehingga nilai keseluruhan variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 3,68 dan termasuk kategori cukup baik. Balanced scorecard dapat mengukur kinerja yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektf pembelajaran dan pertumbuhan sehingga diperoleh rekapitulasi semua aspek. Kata kunci: penilaian kinerja, perpektif keuangan, lanaced scorecard.

Page 7: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

vii

 

ABSTRACT

RUSMIN MULYADI. Performance Analysis based on Balanced Scorecard Capital and Project Management Department of PT Vale Indonesia Tbk in 2015 (Supervised by Cepi Pahlivi and Mursalim Nohong). The aim of the research was to find out the effectiveness of determining a strategy and its implementation in certain period. The assessment of performance could detect the weakness or deficiencies in the company in order to do improvement in the future in PT Vale Indonesia Tbk. In Capital and Project Management Department. The data were obtained through questionnaire, interview and observation. They were processed and the analyzed using financial perspective analysis, questionnaire data analysis, balanced scorecard tools. The result of the research indicate that based in the assessment variable of customers’ perspective value of Capital and Project Management Department viewed from liquidity and solvabilitas ration is under than industrial standard size. Viewed from ration activity, collection period is better and the total asset turnover is under the value of industrial standard, while cost recovery rate Capital and Project Management Department is above ideal value. Of the three variables of perspective process, the overall value of perspective performance of internal business process is 3.66, which is categorized good enough. Learning perspective and growth variable is above, so the overall value of learning and growth variable is 3.68 and the value is categorized good enough. Balanced scorecard could measure performance involving financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, learning and growth perspective, so recapitulation of all aspect can be obtained.

Key words: performance assessment, financial perfective, balanced scorecard

Page 8: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

viii

 

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ...................................... iv PRAKATA .............................................................................................. v ABSTRAK .............................................................................................. vi ABSTRACT ........................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................... 8 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................ 9 1.6 Sistematika Penulisan ................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11

2.1 Lingkungan Bisnis Perusahaan ...................................... 11 2.2 Kinerja ............................................................................ 12 2.3 Balanced Sorecard ......................................................... 16

2.3.1 Sejarah Balanced Sorecard ................................. 16 2.3.2 Pengertian Balanced Sorecard ............................ 17 2.3.3 Penerapan Balanced Sorecard ............................ 22 2.3.4 Perspektif Balanced Sorecard .............................. 23

2.3.4.1 Perspektif Keuangan ............................ 23 2.3.4.2 Perspektif Pelanggan ........................... 26 2.3.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal .......... 33 2.3.4.4 Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan ........................................ 35 2.3.5 Cara Pengukuran dalam Balanced Scorecard .... 42

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................ 44 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ................... 47

3.1 Kerangka Konseptual .................................................... 47 3.2 Hipotesis ........................................................................ 50

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 51

4.1 Pendekatan Penelitian ................................................... 51 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................. 51 4.3 Variable Penelitian dan Defenisi Operasional ................ 51 4.4 Metode Pemilihan Sampel ............................................. 59 4.5 Teknik Pengumpulan dan Tabulasi Data ....................... 60

4.5.1 Instrumen Penelitian ............................................ 60 4.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................... 61

Page 9: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

ix

 

4.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................ 61 4.5.4 Tabulasi Data ....................................................... 63

4.6 Metode Analisis Data ..................................................... 66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 70 5.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................... 70 5.2 Karakteristik Responden ................................................ 72 5.3 Hasil Uji aliditas dan Reliabilitas ..................................... 74 5.4 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Pelanggan 75

5.4.1 Wujud Fisik (Tangibles) ....................................... 75 5.4.2 Keandalan (Reliability) ......................................... 78 5.4.3 Daya Tanggap (Responsiveness) ....................... 79 5.4.4 Jaminan (Assurance) ........................................... 81 5.4.5 Empati (Emphaty) ............................................... 83

5.5 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Keuangan 85 5.5.1 Rasio Likuiditas ..................................................... 85 5.5.2 Rasio Solvabilitas .................................................. 86 5.5.3 Rasio Aktivitas ...................................................... 87

5.6 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Bisnis Internal ...................................................... 89

5.6.1 Peralatan ............................................................... 89 5.6.2 Sarana dan Prasarana .......................................... 92 5.6.3 Proses ................................................................... 94

5.7 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Pembelajaran dan Pertumbuhan ....................... 97

5.7.1 Kemampuan .......................................................... 97 5.7.2 Motivasi ................................................................. 100

5.8 Pembahasan detail dalam berbagai perspektif dalam Balanced Scorecard .......................................... 105

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 117 6.1 Kesimpulan .................................................................... 117 6.2 Saran .............................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

x

 

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Rating Scale ............................................................................ 43

2.2 Kriteria Keseimbangan ............................................................ 43

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 44

4.1 Contoh Template Distribusi Jawaban Responden Variabel

Keandalan ............................................................................... 64

4.2 Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan ............................... 67

4.2 Skala Pengukuran Kuesioner (Non Keuangan) ....................... 68

4.4 Matrik Metode Penelitian ......................................................... 68

5.1 Rekapitulasi Karakteristik Responden ..................................... 73

5.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Wujud Fisik

(Tangibles) ............................................................................... 76

5.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Keandalan ............... 78

5.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Daya Tanggap ........ 80

5.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Jaminan .................. 81

5.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Empati ..................... 83

5.7 Nilai Kinerja Perspektif Pelanggan .......................................... 85

5.8 Rasio Keuangan Capital and Project Management

Department Tahun 2015 .......................................................... 80

5.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Peralatan ................ 90

5.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Sarana dan

Prasarana ................................................................................ 92

5.11 Distribusi Jawaban Responden Variabel Proses ..................... 95

5.12 Nilai Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal ......................... 97

Page 11: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

xi

 

5.13 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kemampuan ........... 98

5.14 Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi ................... 101

5.15 Nilai Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ........ 104

5.16 Rekapitulasi Balanced Scorecard ............................................ 106

Page 12: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

xii

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Grafik Biaya Investasi Capital project 2008-2015 ................. 2

1.2 Target dan Realisasi Proyek Tahun 2015 ................................... 5

1.3 Capex Cost and Schedule Performance Index 2015 .................... 5

2.1 Balanced Scorecard ............................................................. 19

3.1 Strategy Map Capital and Projetc Management Department 48

3.2 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 49

Page 13: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

xiii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

5.1 Uji Validitas dan Reliabiltas kuesioner perspektif pelanggan ..... 123

5.2 Uji Validitas dan Reliabiltas kuesioner perspektif proses bisnis

internal ....................................................................................... 124

5.3 Uji Validitas dan Reliabiltas kuesioner perspektif pembeljaran

dan pertumbuhan ....................................................................... 125

5.4 Nilai rata-rata variabel perspektif pelanggan ............................. 126

5.5 Nilai rata-rata variabel perspektif proses bisnis internal ............ 129

5.6 Nilai rata-rata variabel perspektif pembeljaran dan

pertumbuhan .............................................................................. 132

5.7 Contoh Kuisioner ....................................................................... 135

5.8 Laporan posisi keuangan 31 desember 2015 dan 2014

PT Vale Indonesia Tbk .............................................................. 141

Page 14: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatangan kontrak karya

dengan pemerintah Indonesia pada tahun 1968, PT International Nickel

Indonesia Tbk atau disingkat PT INCO Tbk yang merupakan salah satu

perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) produsen nikel terkemuka di dunia.

Pada tahun 2006, PT International Nickel Indonesia Tbk diakuisisi oleh

Companhia Vale do Rio Doce (“CVRD”) dari Brazil dan pada tahun 2015 CVRD

resmi menjadi PT Vale Indonesia Tbk. PT Vale Indonesia Tbk memperoleh izin

usaha dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, kegiatan

penambangan, pengolahan dan produksi Nikel dengan luas konsesi 190.000

hektar di Pulau Sulawesi dan berpusat di Sorowako. Sorowako merupakan desa

di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, yang

berjarak sekitar 594 km dari Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan

berada di ketinggian ±1388 kaki di atas permukaan laut. (Sumber: Bulletin PT

Vale Indonesia, 2011).

Dalam menjalankan operasional perusahaan, PT Vale Indonesia Tbk terbagi

dalam beberapa Department. Salah satu diantaranya adalah Engineering dan

Construction Department (EC) yang secara khusus menjalankan implementasi

proyek-proyek operating dan capital di seluruh fasilitas pengolahan bijih nikel dan

fasiltas pendukung lainnya. Seiring dengan meningkatkan kesinambungan

produksi nikel, PT. Vale Indonesia mengalokasikan dana yang besar dalam

investasi beberapa proyeknya. Setiap tahun, PT. Vale Indonesia membelanjakan

rata-rata seratus juta dolar Amerika untuk membiayai proyek-proyek

Page 15: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

2

 

investasinya. Jumlah ini dapat meningkat seiring dengan fluktuasi harga nikel

dipasar dunia. Major Capital Project atau Major Expansion Project dan Indonesia

Growth Project adalah salah satu dari sekian banyak program-program investasi

selain capital project yang besaran nilainya lebih dari ratusan juta dollar.

Faktor harga nikel dunia dan krisis global sangat berpengaruh pada jumlah

investasi pada capital project ataupun program investasi lainnya. Pada Gambar

1.1. terlihat adanya fluktuasi biaya investasi capital project berbanding dengan

harga dan produksi nikel dari 2008 hingga 2015. Krisis ekonomi global pada

tahun 2008 berpengaruh pada menurunnya nilai investasi pada tahun 2009 dan

2015. Perbaikan kondisi ekonomi global dan naiknya harga nikel dunia di tahun

2011 secara signifikan menaikkan jumlah investasi capital project. tahun 2015

yang tetap berada di kisaran seratus sepuluh juta dolar Amerika walaupun harga

nikel telah mengalami penurunan sejak kuartal pertama tahun 2015.

 

Gambar 1.1 Grafik Biaya Investasi Capital project 2008-2015 (Sumber: Capex Report PT. Vale Indonesia 2008-2015)

Dalam rangka mencapai hasil sesuai atau melebihi dengan target produksi,

perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya.

Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk

Page 16: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

3

 

mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh

karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat

diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan

dengan dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan

suatu strategi dan penerapanya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja

dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam

perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.

Menurut Amirullah (2015), Penilaian kinerja yang paling mudah dan

umumnya dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran yang berbasis pada

pendekatan tradisional yaitu pengukuran kinerja yang bersumber dari informasi

keuangan perusahaan saja. Seperti yang disebutkan di atas bahwa keuntungan

dari pengukuran kinerja tersebut adalah sangat mudah dilakukan sehingga pada

umumnya perusahaan menggunakan alternatif tersebut. Akan tetapi menurut

Rangkuti (2011) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja berdasarkan

pendekatan tradisional tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, antara

lain tidak berorientasi pada kentungan jangka panjang melainkan berorientasi

pada kepentingan jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah

ketidakmampuan didalam mengukur kekayaan-kekayaan perusahaan yang

sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun kekayaan intelektual (sumber

daya manusia). Menurut Hartati (2012) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

perusahaan dengan Balanced Scorecard dapat mengurangi kelemahan –

kelemahan pengukuran kinerja yang diukur dengan pendekatan traditional.

Dari beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan pengukuran dengan

Balanced Scorecard dapat dijadikan referensi dalam pengukuran. Dari penelitian

Soraya dan Endang Kiswara (2005) dengan judul ”Analisis balanced scorecard

sebagai alat pengukur kinerja perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda

Page 17: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

4

 

Motor) memperoleh hasil bahwa dalam pengukuran pada perspektif keuangan

yang meliputi ROI, profit margin, dan operating ratio diperoleh hasil bahwa

kinerja perusahaan dapat dikatakan cukup baik, meskipun terjadi penurunan dari

tahun sebelumnya. Pengukuran pada perspektif pelanggan yaitu kepuasan

pelanggan, menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik.

Pengukuran pada perspektif bisnis internal yang meliputi inovasi juga

menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Pengukuran pada perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran yaitu kepuasan karyawan menunjukkan bahwa

kepuasan karyawan sudah dapat dikatakan baik.

Hal senada dengan penelitian yang dilakukan Hartati (2012) dalam judul

penelitiannya “Pengukuran Kinerja RSUD DR.Moewardi Surakarta dengan

menggunakan metode Balanced Scorecard”. Dalam penelitian ini peneliti

mengukur kinerja keuangan dalam rasio-rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas,

rasion aktivitas dan cost recovery), mengukur kinerja persfektif pelanggan yang

dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,74 (skala nilai tertinggi 5), mengukur

kinerja perfektif proses internal yang dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,79

(skala nilai tertinggi 5) dan mengukur kinerja persfektif pembelajaran dan

pertumbuhan dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,90 (skala nilai tertinggi 5)

Untuk menjadikan Departemen Capital dan Project Managemen sesuai visi

dan misi perusahaan, diperlukan kinerja perusahaan yang baik yang akan

menuntun pada suatu kerangka kerja strategis yang tepat dan dapat memicu

keunggulan berkompetensi secara sehat di era globalisasi ini, sehubungan

dengan hal tersebut, perusahaan harus dapat memberikan perhatian yang

memadai untuk beberapa komponen utama departemen, menyangkut aspek

keuangan (financial perspective), kepuasan sponsor baik internal maupun

eksternal (customer perspective), aspek bisnis internal (internal business

perpective), dan yang terakhir yaitu aspek pembelajaran dan pertumbuhan

Page 18: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

5

 

(growth and learning perspective), yang merupakan aspek penting sesuai konsep

Balanced Scorecard, yang merupakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan

berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi keempat perspektif (Gaspersz,

2005).

Gambar 1.2 Target dan Realisasi Proyek Tahun 2015 (Sumber: Capex Report PT. Vale Indonesia 2015)

Berdasarkan gambar 1.2, capaian/realisasi proyek di tahun 2015 hanya

sekitar $ 109,987,000 dari $ 118,463,000 yang direncanakan.Terdapat 7,15%

target yang tidak tercapai.

 

Gambar 1.3 Capex Cost and Schedule Performance Index 2015 (Sumber: Capex Report PT. Vale Indonesia 2015)

Page 19: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

6

 

Selain itu, jika dilihat pada gambar 1.3, menjelaskan bahwa cost

performance index (CPI) yang mengukur efektifitas finalcial dari sebuah proyek

dengan membagi budge cost dengan actual cost. Dengan cost performance

index = 0.98, artinya bahwa 2% over estimate. Sedangkan dengan melihat

efektifitas penggunaan waktu atau biasa diukur dengan Schedule Performane

Index (SPI) memperoleh nilai 0.94 yang artinya 6% dibawah schedule.

Informasi kinerja di atas sangat penting artinya bagi pihak manajemen

Capital and Project Management Departement. Dengan mengetahui informasi

tersebut maka pihak manajemen Capital and Project Management Departement

dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang menyimpang dari tujuan

yang telah ditetapkan sehingga pimpinan dapat memperbaiki kinerjanya di

periode-periode berikutnya. Akan tetapi, informasi kinerja dari nilai indikator

schedule, dan kinerja keuangan saja tidak cukup karena kinerja industrial

managemen bersifat multidimensional sehingga tidak ada indikator tunggal yang

dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Oleh karena

itu, ukuran kinerja non finansial juga diperlukan oleh manajemen, seperti: tingkat

kepuasan sponsor, tingkat kepuasan sumber daya manusia dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan status PT Vale Indonesia sebagai perusahaan terbuka dan

tekemuka maka PT Vale Indonesia dalam Capital and Project Management

Departement memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangannya. Fleksibilitas

tersebut menuntut Capital and Project Management Departement untuk selalu

meningkatkan kinerjanya, baik kinerja finansial maupun non finansial. Untuk

mengetahui seberapa besar kinerja telah dicapai maka perlu dilakukan

pengukuran kinerja.

Page 20: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

7

 

Berbagai pendekatan untuk melakukan pengukuran kinerja. Pendekatan

pengukuran kinerja yang komprehensif yang banyak dikembangkan oleh

berbagai organisasi adalah Balanced Scorecard. Dengan Balanced Scorecard,

kinerja organisasi tidak hanya diukur berdasarkan aspek finansialnya saja, akan

tetapi juga aspek non-finansial. Selain keseimbangan ukuran finansial dan non

finansial, juga meliputi keseimbangan antara ukuran internal dengan ukuran

eksternal, dan antara kinerja jangka pendek dengan jangka panjang. Balanced

Scoreccard mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif yaitu 1) perspektif

keuangan yaitu mengukur kinerja dari sudut pandang bagaimana organisasi

meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya, 2) perspektif pelanggan yaitu

mengukur kinerja dari sudut pandang bagaimana pelanggan melihat organisasi,

3) perspektif proses bisnis internal yaitu mengukur kinerja dari sudut pandang

bagaimana organisasi membangun keunggulan melalui perbaikan proses

internal, dan 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. yaitu mengukur

kinerja dari sudut pandang bagaimana organisasi terus melakukan perbaikan dan

menambah nilai bagi pelanggan. Keempat perspektif tersebut saling terkait dan

memiliki hubungan sebab akibat.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut ditetapkan pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja Departemen Capital dan Project

Management jika diukur dengan metode Balanced Scorecard?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja Capital and Project

Management Departement PT Vale Indonesia dengan Metode Balanced

Scorecard, yang meliputi empat perspektif yaitu:1) perspektif pelanggan, 2)

perspektif keuangan, 3) perspektif .proses bisnis internal, dan 4) perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan.

Page 21: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

8

 

Sebagai pendukung penelitian dengan metode Balanced Scorecard ini,

penulis juga akan melihat capaian beberapa indikator umum Standar

Pelaksanaan Konstruksi/Proyek Capital and Project Management Departement

PT Vale Indonesia sebagai tolok ukur capaian kinerja dalam menentukan

capaian jenis dan mutu pelaksanaan dasar proyek dan merupakan ukuran

minimal yang harus dilaksanakan dalam managemen proyek.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan melakukan proses penelitian yang dimulai dari penentuan topik

penelitian, pengumpulan dan pengolahan data serta pembahasan hasil dan

keseimpulan, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat atau kegunaan

sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis penelitian ini adalah sebagai sumber referensi untuk

penelitian selanjutnya terkait pengaruh faktor-faktor kritikal (critical success

factors) terhadap peningkatan kinerja proyek-proyek investasi di berbagai

macam bidang industri.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini bagi PT. Vale Indonesia adalah:

1. Sebagai rujukan atau referensi pelaksana proyek dan/atau

manajemen perusahaan, khususnya yang bertanggung jawab

pada pengelolaan capital project untuk meningkatkan kinerja

capital project di PT. Vale Indonesia.

2. Sebagai acuan strategi dalam menjalankan perencanaan dan

pelaksanaan capital project di PT. Vale Indonesia

Page 22: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

9

 

1.4.3 Kegunaan Pribadi

Kegunaan penelitian bagi penulis adalah sebagai pemenuhan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja Capital and Project

Management Department di PT Vale Indonesia dengan menggunakan

pendekatan balanced scorecard. Dilakukan oleh peneliti sendiri pada tahun 2016

di Capital and Project Management Department di PT Vale Indonesia Sorowako.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data

sekunder dari departemen yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu,

penelitian ini juga menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dalam

pengolahan datanya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis yang mengambil topik penelitian terhadap faktor-

faktor kritikal yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja capital project di

PT. Vale Indonesia, Tbk ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka. Menguraikan landasan teori, definisi dan hasil

penelitian sebelumnya.

BAB III Kerangka Konseptual dan Hipotesa. Menjelaskan kerangka konseptual

(kerangka pikir) dan hipotesa atau jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian.

Page 23: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

10

 

BAB IV Metode Penelitian. Menjelaskan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber

data, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional,

instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan. Menjelaskan gambaran umum proses

penelitian, deskripsi data, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB VI Penutup. Menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran

kepada manajemen departemen yang bertanggung jawab menangani proyek di

PT. Vale Indonesia, Tbk, maupun bagi semua pihak yang terlibat dalam

perencanaan dan pelaksanaan proyek.

Page 24: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

11

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA    2.1 Lingkungan Bisnis Perusahaan

Keberhasilan sebuah perusahaan hanya akan tercapai apabila perusahaan

mampu menyusun keunggulan-keunggulan kompetitif atas strategi yang sesuai

dengan perusahaan tersebut dimana keunggulan kompetitif ini didasarkan pada

strategi internal dan external. Menurut Amirullah (2015:23), ada beberapa faktor-

faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi keunggulan kompetitif

dalam sebuah perusahaan yaitu:

1. Lingkungan eksternal suatu perusahaan memiliki dua komponen

utama, yaitu lingkungan umum (general environment) dan lingkungan

industry (industrial environment). Lingkungan umum mencakup

segmen demografi, segmen ekonomi, segmen politik, segmen social

budaya dan segmen teknologi. Sedangkan lingkungan industri

mencakup adanya pesaing baru, pemasok, pembeli, produk pengganti,

serta intensitas persaingan antar pesaing.

2. Lingkungan internal suatu perusahaan dibagi menjadi 7 faktor utama

yaitu pemasaran, keuangan dan akunting, produksi, personalia,

manajemen mutu, system informasi dan manajemen umum

perusahaan.

Hal senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Grant (1995), bahwa

agar strategi yang dilakukan dapat berhasil maka strategi tersebut harus

konsisten dengan nilai dan tujuan perusahaan, lingkungan eksternal perusahaan,

kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, maupun sistem dan

organisasi perusahaan tersebut. Sedangkan Max dan Majlus (1995), menyatakan

Page 25: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

12

 

bahwa strategi yang diterapkan harus sesuai dengan core competencies yang

dimiliki serta kondisi external perusahaan perusahaan. Perusahaan yang tepat

dalam memilih startegi akan mampu mengungguli pesaingnya dalam perolehan

dan pertumbuhan laba serta mampu bertahan dalam siklus kehidupan bisnis

dalam jangka panjang.

2.2 Kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan hasil karya individu

maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

kepada seluruh jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2002). Definisi lain

kinerja yaitu penampilan kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang

dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Sementara kinerja menurut Helfert dalam Hafizurrachman (2009)

adalah adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama

periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh

kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber

daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan

untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada

suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau

akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Srimindarti, 2004).

Kinerja adalah tanda keberhasilan organisasi dan orang-orang yang

termasuk di dalam organisasi tersebut. Menurut Hitt, Ireland, dan Hoskisson

(2001) dalam Hafizurrachman (2009), orang yang merupakan pihak yang

Page 26: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

13

 

berkepentingan dengan organisasi adalah pekerja. Kepentingan tersebut meliputi

kepentingan manajerial dan nonmanajerial.

Ada tiga komponen penting menyangkut deskripsi dari kinerja yaitu tujuan,

ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan

strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan

mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi

terhadap personel. Walau demikian, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab

itu dibutuhkan ukuran apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang

diharapkan. Untuk itu ukuran kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap

petugas dan jabatan personel memegang peranan penting. Aspek ketiga dari

kinerja adalah penilaian. Aspek penilaian kinerja dikaitkan dengan proses

pencapaian personel terhadap tujuan dari suatu organisasi. Instrumen penilaian

kinerja harus dimiliki oleh suatu organisasi pelayanan kesehatan. Penilaian

kinerja adalah proses menilai hasil karya bersama dalam suatu organisasi

melalui instrumen penilaian kinerja. Diharapkan kinerja organisasi dapat

meningkat dengan melaksanakan penilaian kinerja yang dilaksanakan dengan

cara membandingkan penampilan kerja organisasi dengan standar baku yang

telah ditetapkan (Ilyas, 2002).

Penilaian kinerja menurut Ferris dan Gilmore (1992) dalam Suprihanto

(2000) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui

apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing

secara keseluruhan. Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil, tidak memihak

dan harus menggambarkan kinerja kerja aktual yang akurat, sehingga harus ada

kepastian bahwa unsur kinerja sebenarnya dapat dikenali.

Manajemen kinerja menurut Permana (2002) adalah suatu strategi dan

pendekatan terpadu yang mendukung kesuksesan suatu organisasi melalui

suatu peningkatan kinerja dalam organisasi dengan mengembangkan

Page 27: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

14

 

kemampuan tim serta kontribusi dari individu.

Whittaker (1993) dalam Hestiningsih (2004) menyebutkan bahwa

pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran

kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and

objectives). Elemen kunci dari sistem pengukuran kinerja terdiri atas:

perencanaan dan penetapan tujuan, pengukuran terhadap ukuran yang relevan,

pelaporan formal atas hasil dan penggunaan informasi.

Menurut Robert & Anthony (2001) dalam Hestiningsih (2004) tujuan dari

sistem pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam penerapan strategi.

Dalam penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar:

1. Menentukan strategi Dalam hal ini yang paling penting adalah tujuan

dan target organisasi dinyatakan secara eksplisit dan jelas. Strategi

harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan organisasi dan

kemudian dikembangkan ke level fungsional di bawahnya.

2. Menentukan pengukuran strategi Pengukuran strategis diperlukan

untuk mengartikulasikan startegi ke seluruh anggota organisasi.

Organisasi tersebut harus fokus pada beberapa pengukuran kritikal

saja, sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan

pengukuran indikator kinerja yang tidak perlu

3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen

Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal

maupun informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan

dan sumber daya manusia perusahaan

4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan

Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja

organisasi apakah masih valid untuk diterapkan dari waktu ke waktu.

Page 28: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

15

 

Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh

manajemen untuk:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawannya seperti promosi, pemberhentian, dan mutasi

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawa

dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program

pelatihan karyawan

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan

Lawrence dan Lorsch (1967) dalam Gilbraith (1973) menemukan bahwa

organisasi yang berkinerja tinggi adalah yang memiliki ciri-ciri:

1. Setiap unit diorganisir dan dikelola sedemikian rupa sesuai dengan

tugas dan bagian lingkungannya

2. Disamping dapat menggambarkan perbedaan nyata antar unit, setiap

bagian organisasi merupakan kesatuan yang terorganisir sesuai

dengan kebutuhan untuk menampilkan total kinerja fungsi organisasi

(Ilyas, 2002)

Achadiono (2002) menyatakan bahwa melalui pengukuran kinerja

diharapkan perusahaan dapat mengetahui kinerja organisasinya, sehingga

kegiatan dan program perusahaan dapat diukur dan dievaluasi. Selanjutnya hasil

pengukuran suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

Pengukuran kinerja penting perannya sebagai alat manajemen untuk:

1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

Page 29: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

16

 

untuk pencapaian kinerja

2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati

3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan

untuk memperbaiki kinerja

4. Memberikan penghargaan dan hukuam yang obyektif atas prestasi

pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja

yang telah disepakati

5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka

upaya memperbaiki kinerja organisasi

6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi

7. Membantu memahami proses kegiatan perusahaan

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif

9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan

10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi

Jadi pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kegiatan

operasional perusahaan berupa tindakan dan aktivitas suatu organisasi pada

periode tertentu sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,

pengukuran kinerja adalah penilaian tingkat efektifitas dan efisiensi dari aktivitas

organisasi.

2.3 Balanced scorecard

2.3.1 Sejarah Balanced scorecard

Balanced scorecard bermula dari hasil studi Robert S. Kaplan dan David P.

Norton yang diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul “Balanced scorecard

Measure That Drive Performance” dalam Harvard Business Review (Januari –

Februari 1992) menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa

Page 30: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

17

 

depan, diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu

kuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Ukuran ini disebut balanced scorecard (Mulyadi, 2001).

Pada awalnya balanced scorecard diciptakan untuk mengatasi problem

tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada

aspek keuangan. Selanjutnya balanced scorecard mengalami perkembangan

implementasinya, tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun

meluas sebagai pendekatan dalam menyusun rencana strategik. Dengan

demikian, konsep dan penerapan balanced scorecard telah mengalami

perubahan pesat sejak saat diperkenalkan pertama kali di USA (Mulyadi, 2001).

2.3.2 Pengertian Balanced scorecard

Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan

scorecard (kartu skor). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk

merencanakan skor yang hendak dicapai oleh personel di masa depan. Melalui

kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel dimasa depan dibandingkan

dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk

melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Sedangkan kata

berimbang menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari

dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan kinerja jangka

panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan kinerja yang bersifat

ekstern (Mulyadi, 2001).

Menurut Kaplan dan Norton (2000), balanced scorecard adalah suatu

sistem komprehensif yang bermanfaat dalam membantu para manajer untuk

menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam ukuran-ukuran kinerja

yang saling terkait berdasarkan empat perspektif utama, yaitu finansial,

pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Page 31: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

18

 

Balanced scorecard juga merupakan suatu konsep manajemen yang membantu

menerjemahkan strategi ke dalam tindakan (Gasperz, 2005). Dalam hal ini

balanced scorecard digunakan dalam melaksanakan proses-proses manajemen

kritis, seperti berikut:

a. Mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan. Adapun

yang dimaksud visi adalah suatu pernyataan menyeluruh tentang

gambaran ideal yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa yang akan

datang. Sedangkan strategi adalah suatu pernyataan tentang apa yang

harus dilakukan oleh organisasi untuk bertindak dari satu titik referensi ke

titik referensi lain

b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategis dengan

ukuran-ukuran kinerja

c. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif-nisiatif

(program-program strategis)

d. Mengembangkan umpan balik dan pembelajaran strategis untuk

peningkatan terus-menerus dimasa yang akan datang.

Dengan demikian, balanced scorecard merupakan suatu sistem

pengukuran kinerja manajemen/sistem manajemen strategis yang diturunkan dari

visi dan strategi serta merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis.

Berikut adalah gambar empat perspektif dalam balanced scorecard.

Page 32: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

19

 

Gambar 2.1 Balanced scorecard Sumber: Kaplan dan Norton (1996)

Sabarguna (2007) menjelaskan peran balanced scorecard sebagai

berikut:

1. Berperan memperluas perspektif yang dicakup dalam menafsirkan

dampak trend perubahan lingkungan makro dan industry

2. Berperan dalam menjadikan komprehensif dan koheren sasaran inisiatif

strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategic

3. Berperan dalam menjadikan komprehensif program yang dihasilkan

dalam penyusunan program

4. Berperan dalam menjadikan komprehensif anggaran yang dihasilan

dalam penyusunan anggaran

5. Berperan memperluas perspektif kinerja personel yang diukur dan

dievaluasi

Menurut Harvard dalam Yuwono (2002), salah satu instrumen penilaian

Page 33: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

20

 

kinerja per yang sekaligus dapat digunakan sebagai alat perencanaan strategis

adalah balanced scorecard. Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam

sistem perencanaan startegik (Mulyadi, 2001) yaitu:

a. Komprehensif

Balanced scorecard memperluas perspektif dari yang sebelumnya hanya

berfokus pada keuangan meluas dan mencakup pada perspektif customer,

proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan sehingga lebih

komprehensif. Perluasan tersebut bermanfaat dalam melipatgandakan kinerja

keuangan dalam waktu jangka panjang dan membuat perusahaan/organisasi

mampu untuk memasuki linkungan bisnis/organisasi yang kompleks

b. Koheren

Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan

sebab akibat dalam berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam

perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam

perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran

keuangan, baik secara langsug maupun tidak langsung. Misalnya, sasaran

startegik dalam perspektif pebelajaran dan pertumbuhan harus menjadi

penyebab terwujudnya sasaran strategik di proses bisnis internal, customer

atau secara langsung pada perspektif keuangan.

c. Seimbang

Dalam sistem perencanaan strategik, balanced scorecard menggambarkan

keseimbangan sasaran yang dihasilkan dalam keempat perspektif.

Keseimbangan harus terjadi diantara keempat perspektif, yaitu

keseimbangan internal (perspektif proses bisnis internal dan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan), keseimbangan external (perspektif

keuangan dan customer), keseimbangan berfokus pada proses (pespektif

Page 34: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

21

 

keuangan dan proses bisnis internal) dan keseimbangan berfokus pada

orang (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif customer).

Ketidakseimbangan terjadi jika:

1) Sasaran strategik lebih berfokus pada intern yaitu pada proses bisnis

internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sehingga

mengakibatkan perspektif pelanggan dan keuangan menjadi terabaikan.

Hal ini akan mempengaruhi kepuasan customer dan pemegang saham

sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kinerja keuangan dalam jangka panjang

2) Sasaran strategik lebih berfokus pada ekstern yaitu pada perspektif

keuangan dan customer sehingga mengakibatkan perspektif proses

bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjadi

terbaikan. Hal ini akan mempengaruhi kepuasan personel perusahaan

sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kinerja keuangan dalam jangka panjang

3) Sasaran strategik lebih berfokus pada orang yaitu pada perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif customer sehingga

perspektfi proses bisnis internal dan keuangan terabaikan. Hal ini akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja

keuangan dalam jangka panjang

4) Sasaran strategik lebih berfokus pada proses yaitu pada perspektif

keuangan dan perspektif proses bisnis internal sehingga mengakibatkan

perspektif customer dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

menjadi terabaikan. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kinerjakeuangan dalam jangka

panjang.

Page 35: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

22

 

d. Terukur

Salah satu keunggulan dalam balanced scorecard adalah dalam hal

keterukuran. Melalui pendekatan balanced scorecard, sasaran-sasaran

strategik nonkeuangan yang sulit diukur seperti customer, proses bisnis

internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dapat ditentukan ukurannya

sehingga dapat dikelola dan diwujudkan.

2.3.3 Penerapan Balanced scorecard

Tunggal A.W. (2002) mengemukakan bahwa untuk membangun suatu

sistem balanced scorecard tidak dapat mengandalkan keahlian teknis saja.

Sebagai suatu sistem yang mempunyai nilai tambah bagi suatu organisasi,

keahlian industri merupakan bagian penting dalam memilih siapa yang terlibat

dalam proses pengembangan sistem balanced scorecard ini.

Langkah-langkah umum yang dilakukan dalam pengembangan sistem

balanced scorecard (Tunggal A.W., 2002) adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama: menentukan performance measures sesuai dengan

strategi perusahaan. Kendalanya adalah tidak jelasnya strategi organisasi

sehingga menentukan langkah ini merupakan hal yang relatif sulit.

b. Langkah kedua: menentukan bagaimana informasi yang diperlukan oleh

performance measures yang dibutuhkan dapat ditemukan. Dalam hal ini

dibutuhkan tenaga ahli yang dapat menggali informasi dari berbagai

sumber.

c. Langkah ketiga: mencari informasi penunjang yang dapat membnatu

untuk menunjang kalkulasi performance measures

Page 36: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

23

 

Setelah mengetahui faktor-faktor bisnis apa yang akan diukur dan

bagaimana mendapatkan informasi penunjang, maka manajemen dapat mulai

melakukan setting sistem balanced scorecard.

2.3.4 Perspektif Balanced scorecard

2.3.4.1 Perspektif Keuangan

Perusahaan biasanya menekan dua aspek utama dalam perancangan

startegi finansial yaitu pertumbuhan pendapatan dan produktivitas (Kaplan &

Norton, 2000 dalam Tjiptono, 2004). Strategi pertumbuhan pendapatan berfokus

pada pencapaian penjualan dari pasar baru dan produk baru atau memperkut

dan memperluas relasi dengan pelanggan saat ini. Sedangkan strategi

produktivitas terdiri dari dua bentuk yaitu memperbaiki struktur biaya perusahaan

dengan jalan menekan biaya dan memanfaatkan aset secara lebih efisien

dengan jalan menekan kebutuhan modal kerja dan modal tetap untuk

mendukung tingkat keluaran (output) tertentu.

Menurut Gasperz (2005), untuk mendukung suatu balanced scorecard,

unit-unit bisnis harus dikaitkan dengan strategi perusahaan. Tujuan finansial

berperan sebagai fokus bagi tujuan-tujuan strategis dan ukuran-ukuran semua

perspektif dalam balanced scorecard. Setiap ukuran yang dipilih seyogyanya

menjadi bagian dari suatu keterikatan hubungan sebab akibat yang memuncak

pada peningkatan kinerja finansial.

Ketika mendefinisikan perspektif finansial, manajemen perusahaan harus

mempertimbangkan tahap-tahap dalam siklus hidup bisnis (business life cycle),

yang pada dasarnya dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu perusahaan yang berada

pada tahap awal pertumbuhan (early stage company), perusahaan yang berada

pada tahap keberlangsungan (sustainable stage company), dan perusahaan

yang berada pada tahap kematangan (mature stage company) (Gasperz, 2005).

Page 37: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

24

 

Perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan (early stage

company), memiliki produk (barang dan/atau jasa) yang bertumbuh secara

signifikan, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif finansial yang

dilakukan dapat difokuskan pada pertumbuhan penerimaan (revenue growth),

penghasilan/keuntungan positif (positive earnings), dan peningkatan penjualan

dan pangsa pasar (sales and market share growth) (Gasperz, 2005).

Perusahaan yang berada pada tahap keberlangsungan (sustainable stage

company) memiliki produk (barang dan/atau jasa) yang bertumbuh stabil,

sehingga strategi dan pengukuran perspektif finansial yang dilakukan dapat

difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat

pengembalian investasi (return on investment - ROI), dan peningkatan

keuntungan kotor (gross margin) (Gasperz, 2005).

Perusahaan yang berada pada tahap kematangan (mature stage

company) memiliki produk (barang dan/atau jasa) yang bertumbuh secara

lambat, sehingga strategi dan pengukuran perspektif finansial dapat difokuskan

pada pengelolaan arus kas (cash flow management), nilai tambah ekonomis

(economic value added), dan nilai tambah kas (cash value added). Tema-tema

strategis (strategic themes) untuk perspektif finansial yang umum ditampilkan

pada tahap ketiga dari siklus bisnis adalah: pertumbuhan dan keberagaman

sumber penerimaan, reduksi biaya dan/atau peningkatan produktifitas, dan

utilisasi aset dan/atau strategi investasi (Gasperz, 2005).

Pada perspektif finansial manajemen perusahaan, menurut Amirullah

(2013), pada dasarnya penghematan biaya secara otomatis harus sudah menjadi

bagian dari pelaksanaan pelayanan dan merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan dari sisi keuangan. Adapun pelaksanaan biaya di perusahaan perlu

melalui empat tahapan yaitu kesadaran biaya, pemantauan biaya, manajemen

biaya, dan hadiah biaya. Hal tersebut biasanya dilakukan perusahaan yang

Page 38: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

25

 

sedang berusaha meningkatkan jumlah sponsor melalui upaya pemasaran yang

sedang dilakukan dapat secara simultan mengadakan penghematan sehingga

akan memperoleh nilai tambah yang lebih besar untuk lebih memacu

pengembangan perusahaan.

Analisis kinerja keuangan dapat dilakukan dengan cara membandingkan

suatu orientasi dari satu periode ke periode sebelumnya, sehingga diketahui

adanya kecenderungan pada periode tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan

dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan perusahaan sejenis dalam

industri yang sama, sehingga dapat diketahui posisi perushaan yang dianalisis

dalam industri (Sarjono, 2001 dalam Hestiningsih, 2004). Menurut Mulyadi (2001)

indikator yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perspektif keuangan yaitu:

pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan ROI, dan berkurangnya biaya.

Menurut Munawir (1995), untuk analisa keuangan dapat dilakukan dengan

analisis perbandingan dan analisis rasio. Analisis perbandingan menggunakan

laporan keuangan dua periode atau lebih untuk diperbandingkan. Pembandingan

bisa dilakukan secara vertikal atau horizontal. Sedangkan analisa rasio bertujuan

mencari keterkaitan antara perkiraan-perkiraan tertentu, baik dari setiap jenis

laporan keuangan maupun antar jenis laporan keuangan. Macam angka-angka

rasio (Bruce, 1995 dalam Siti, 2002) yaitu:

a. Rasio likuiditas. Rasio-rasio yang paling sering digunakan untuk

mencerminkan likuiditas, rasio ini mengidentifikasi kemungkinan masalah

keuangan jangka pendek.

b. Rasio solvabilitas. Rasio-rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan

dibiayai oleh pinjaman.

c. Rasio rentabilitas. Rasio-rasio yang mengukur keefektifan perusahaan

dalam memanfaatkan harta atau sumber daya yang dimiliki.

Page 39: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

26

 

d. Rasio kinerja. Mengevaluasi penggunaan aset dari sudut pandang

keuangan.

2.3.4.2 Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, perusahaan haruslah mengidentifikasi

pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Selain dituntut untuk

memuaskan pelanggan, para manajer unit bisnis juga harus menterjemahkan

pernyataan misi strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan

pelanggan yang spesifik. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan

jumlah pelanggan di masa depan (Kaplan & Norton,2000).

Menurut Tjiptono (2004), ukuran-ukuran pokok perspektif pelanggan

dalam balanced scorecard yaitu:

a. Pangsa pasar, mencerminkan proporsi bisnis di pasar tertentu (dalam hal

jumlah pelanggan, nilai rupiah yang dibelanjakan, atau unit volume

penjualan) yang dijual sebuah unit bisnis.

b. Customer acquisition, mencerminkan kemampuan sebuah unit bisnis

untuk menarik atau mendapatkan pelanggan atau bisnis baru dan

merupakan ukuran pemacu kinerja organisasi bisnis dalam perspektif

customer

c. Retensi pelanggan, merefleksikan kemampuan sebuah unit bisnis untuk

mempertahankan pelanggan. Slah satu hal yang perlu dilakukan untuk

mempertahankan pelanggan adalah dengan melakukan tindak lanjut

komplain dari pelanggan dengan baik. Upaya tindak lanjut komplain yang

cepat dan efektif dapat mempertahankan sebagian diantara para

pelanggan yang tidak puas sebelum mereka beralih pemasok dan

meminimalkan kemungkinan terulangnya kembali masalah yang sama di

kemudian hari. Retensi pelanggan yang dilandasi kemampuan

Page 40: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

27

 

membangun orientasi pelanggan dapat memberikan manfaat salah

satunya adalah terciptanya loyalitas pelanggan

d. Kepuasan pelanggan, memenuhi tingkat kepuasan pelanggan

berdasarkan kinerja spesifik seperti kualitas, layanan, atau kehandalan

pengiriman tepat waktu. Pengukuran kepuasan pelanggan menjadi hal

yang penting untuk dilakukan oleh setiap organisasi. Kepuasan

pelanggan menurut teori service quality dari Valerie Zaithamal

dipengaruhi oleh lima dimensi yaitu:

1. Tangibel. Dimensi ini merupakan berbagai fasilitas yang dapat dilihat

dan digunakan perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan

pelanggan, seperti:

a) Bangunan gedung/kantor

b) Peralatan yang dimiliki perusahaan

c) Penampilan karyawan/petugas perusahaan

d) Usaha dalam mempromosikan perusahaan

2. Reliability. Merupakan kehandalan karyawan/petugas dalam melayani

pelanggan sesuai yang dijanjikan, seperti:

a) Kemampuan dalam menepati janji

b) Kemampuan dalam memecahkan masalah pelanggan

c) Kemampuan dalam memberikan pelayanan pertama yang baik

d) Tidak melakukan kesalahan yang berarti

3. Responsiveness. Dimensi ini dimaksudkan sebagai sikap tanggap,

mau mendengarkan, merespon pelanggan dalam usaha memuaskan

pelanggan, seperti:

a) Kemampuan perusahaan untuk memberikan informasi secara

Page 41: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

28

 

tepat

b) Berusaha memberikan pelayanan dengan segera ketika

diperlukan

c) Berusaha memberikan pertolongan kepada pelanggan

d) Tidak menunjukkan sikap sok sibuk

4. Assurance. Rasa aman/kenyamanan dirasakan atau diterima

pelanggan, meliputi:

a) Kredibilitas perusahaan

b) Perusahaan menghargai bisnis pelanggan

c) Memperlakukan pelanggan secara sopan santun

d) Karyawan memiliki pengetahuan di bidangnya

5. Emphaty

a) Karyawan mampu memberikan perhatian yang bersifat pribadi

kepada pelanggan

b) Perusahaan mengerti kemampuan dan keinginan pelanggan

c) Kenyamanan jam operasional perusahaan bagi pelanggan

d) Mempelajari kebutuhan pelanggan sebelum mengambil

tindakan apapun

Supranto (2007) menyatakan bahwa mengukur tingkat kepuasan

pelanggan tidaklah mudah, data yang diperoleh menjadi subyektif sesuai dengan

jawaban responden menurut pengalaman mereka. Harapan pelanggan dapat

dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji

dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama,

kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang

perusahaan.

Menurut Lusa (2009) dalam Keswani (2011), indikator yang sering

digunakan sebagai objektif adalah jumlah keluhan sponsor atau keluarga, kritik

Page 42: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

29

 

dalam kolom surat pembaca, pengaduan malpraktek, laporan dari staf medik,

perawat, dan sebagainya. Pengukuran kepuasan pelanggan erat kaitannya

dengan mutu produk (barang atau jasa). Wijono (1999) dalam Keswani (2011)

menyatakan bahwa dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

pelanggan atau berdasarkan mutu, organisasi pelayanan kesehatan perlu

memperhatikan apakah kiranya nilai pelanggan terhadap mutu pelayanan yang

diberikan, dan apakah kiranya yang dapat memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

Menurut Supranto (1997) dalam Keswani (2011), pelanggan harus

dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan

menjadi pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan

dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan kerugian.

Pengertian Kepuasan menurut Berry dkk (1990) dalam Suhardi (2009)

adalah persepsi pelanggan tentang mutu asuhan (performance) yang diberikan

merupakan perbandingan antara harapan (expectasi) sebelum dan sesudah

mereka menerima asuhan yang sebenarnya. Kepuasaan dapat terjadi apabila:

1. Apabila harapan terpenuhi maka mutu asuhan dirasakan memuaskan

2. Apabila harapan tidak terpenuhi maka asuhan dinilai tidak

memuaskan

3. Apabila asuhan yang diberikan melebihi harapan maka mutu asuhan

yang dirasakan sangat memuaskan.

Menurut Kusumapradja (2002) beberapa upaya untuk menjaga kepuasan

pelanggan memuat unsur-unsur antara lain:

a. Visi organisasi

Manajemen/ organisasi hendaknya memiliki visi yang jelas yang

memberikan kerangka kerja, identitas organisasi, arah bisnis yang ingin

Page 43: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

30

 

dituju dan menuntun sesuatu nilai dan kepercayaan organisasi. Visi

tersebut harus disebarluaskan kepada semua karyawan dari berbagai

tingkatan untuk dipahami dan dihayati serta secara konsisten bekerja

bersatu padu dan berusaha mencapainya. Filosofi pelayanan adalah

memuaskan pelanggan.

b. Kualitas pelayanan

Kepuasan pelanggan sangat erat kaitannya dengan mutu/ kualitas

pelayanan. Dalam hal ini manajemen industri jasa yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan membutuhkan komitmen dan tindakan nyata dalam

memberikan pelayanan prima pada pelanggan.

1) Kualitas pelayanan harus dimulai dari tingkat manajemen atas

2) Seluruh karyawan harus dilibatkan dalam upaya meningkatkan

kualitas pelayanan.

3) Perbaikan kualitas pelayanan secara terus menerus kualitas

merupakan proses tiada akhir.

4) Kualitas pelayanan diterapkan pada semua fungsi, termasuk

administrasi

5) Lini bawah adalah kepuasan pelanggan.

c. Standar operasional

Upaya peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan tidak

dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena menetapkan

masalah, menetapkan penyebab masalah, menetapkan cara

penyelesaian masalah, menilai hasil kerja harus selalu mengacu pada

standar yang telah ditetapkan. Setiap pelayanan harus distandarisasi

sesuai dengan visi, filosofi dan tujuan organisasi.

Page 44: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

31

 

d. Pengukuran kualitas pelayanan

1) Pengukuran kualitas merupakan inti dari proses perbaikan kualitas

pelayanan yang pada akhirnya kepuasan pelanggan

2) Penampilan kualitas pelayanan akan meningkat bila ada complain,

tetapi perlu diingat bahwa tidak semua pelanggan yang tidak puas

menyampaikan complain.

3) Menciptakan budaya/ kebiasaan pelayanan berkualitas.

4) Kebiasaan adalah paduan dari pengetahuan, ketrampilan dan

keinginan.

e. Pelayanan berfokus pelanggan

1) Pengkajian kebutuhan pelanggan

Ada beberapa dimensi pelayanan yang menjadi harapan dan

kebutuhan pelanggan yang perlu diperhatikan antara lain: Kecepatan

waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan

dalam memberikan pelayanan khususnya yang berinteraksi langsung

dengan pelanggan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan

mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan autlet dan kenyamanan

dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi.

2) Complain/ keluhan pelanggan

Pelayanan/ kualitas pelayanan dapat meningkat bila ada komplain,

umpan balik dari petugas sangat penting ditingkatkan dan perlu ada

petugas khususnya yang menangani komplain.

f. Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

1) Pelatihan Sumber Daya Manusia. Sekitar 85% dari masalah kualitas

dalam organisasi merupakan masalah umum karena kegagalan

sistem, sedangkan sekitar 15% adalah disebabkan faktor manusia.

Oleh karena itu perlu membangun sistem kualitas standar dengan

Page 45: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

32

 

prosedur yang jelas. Seluruh karyawan perlu diberikan pelatihan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerjanya secara

profesional, serta pemahaman siapa pelanggannya.

2) Perbaikan perilaku Perilaku dasar yang harus selalu ditingkatkan

dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan diantaranya:

a. Tersenyum, ramah, sopan.

b. Perhatian/ atensi terhadap pelanggan, 70% dari pelanggan

yang pindah/ tidak setia bukan karena masalah harga atau

mutu dari produk, tetapi karena tidak menyukai cara pelayanan

dari karyawan, pelanggan sangat peka apakah kita peduli

dengan mereka

c. Reponsif

d. Komitmen yang tinggi

e. Komitmen yang tinggi

f. Ucapan salam

g. Memanggil dengan nama

h. Antusiasme dalam bekerja dan menghadapi berbagai

permasalahan

i. Proaktif dan tidak reakttif

j. Tindak lanjut

3) Pengukuran Kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan adalah

penting lagi. Dalam pemberian kualitas pelayanan yang baik adalah

manusianya.

Page 46: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

33

 

2.3.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal, perlu identifikasi berbagai proses

internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh organisasi. Ukuran proses

bisnis interna; berfokus pada berbagai proses internal yang akan berdampak

besar kepada pelanggan dan pencapaian tujuan keuangan perusahaan.

Pendekatan balanced scorecard pada umumnya akan mengidentifikasikan

proses baru yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan agar dapat

memenuhi tujuan pelanggan dan finansial.

Perspektif proses bisnis internal mengungkapkan dua perbedaan ukuran

kinerja yang mendasar antara pendekatan tradisional dan pendekatan balanced

scorecard. Pendekatan tradisional berfokus pada pendekatan proses bisnis pada

saat ini. Sedangkat pendekatan balanced scorecard pada umumnya

mengidentifikasi proses baru yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan

agar dapat memenuhi berbagai tujuan pelanggan dan finansial (Gasperz, 2002).

Perspektif porses bisnis internal balanced scorecard terdiri atas tiga

proses bisnis utama, yaitu:

1. Proses inovasi

Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan

efektivitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong

terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi

customer (Ciptani, 2002). Proses inovasi dilakukan dengan

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan saat ini dan yang akan datang

serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan tersebut.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meluncurkan produk baru,

menambah features baru pada produk yang telah ada, memberikan solusi

yang unik, mempercepat penyerahan produk ke pasar, dan lain-lain,

proses inovasi yang dilakukan melalui riset pasar ntuk mengidentifikasi

Page 47: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

34

 

ukuran pasar dan preferensi atau kebutuhan pelanggan secara spesifik

sehingga perusahaan mampu menciptakan dan menawarkan produk

(barang dan/atau jasa) sesuai kebutuhan pelanggan dan pasar. Kaplan

dan Norton (2000) dalam Tjiptono (2004) menyebutkan bahwa

pencapaian proposisi nilai yang unik yang dapat memuaskan segmen

pasar sasaran dapat diwujudkan melalui proses inovasi produk dan jasa.

2. Proses operasional

Proses operasional mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan dalam

proses operasional serta mengembangkan solusi masalah yang terdapat

dalam proses operasional untuk meningkatkan efisiensi produksi,

meningkatkan kualitas produk dan proses, serta memperpendek waktu

siklus sehingga meningkatkan penyerahan produk yang berkualitas dan

tepat waktu.

3. Proses pelayanan

Proses pelayanan berkaitan dengan pelayanan kepada pelanggan,

seperti pelayanan purna jual, penyelesaian masalah dari pelanggan

dalam kesempatan pertama secara tepat, melakukan tindak lanjut secara

proaktif dan tepat waktu, dan lain-lain. Pada dasarnya komplain

pelanggan memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperbaiki

kesalahan, mengusahakan tidak terjadi lagi kesalahan tersebut dan

memberikan pelayanan yang terbaik. Menurut Martin (1994) dalam

Indriyanti (2015), menyatakan bahwa “Mature organization encourage

customers to complain. They seek to convert complaining customer into

satisfied customers” yang memiliki pengertian yaitu bahwa institusi yang

dewasa adalah institusi yang mendorong pelanggannya untuk

menyampaikan komplain. Komplain yang datang dari pelanggan

merupakan bahan koreksi bagi perusahaan untuk melakukan perubahan

Page 48: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

35

 

ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan kepuasan kepada

pelanggan dan mendapatkan pelanggan yang loyal kepada institusi.

Aspek dalam proses pelayanan kesehatan di perusahaan dapat

dievaluasi melalui indikator yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai alat

monitor yang praktis oleh manajemen (Hestiningsih, 2004). Beberapa indikator

pelayanan yang umumnya digunakan oleh perusahaan adalah tingkat pemakaian

tempat tidur (BOR), lamanya hari rawat (LOS), frekuensi pemakaian tempat tidur

(BTO), efisiensi penggunaan tempat tidur (TOI), NDR (Net Death Rate), dan juga

GDR (Gross Death Rate). Selain itu untuk mengukur kinerja operasional

perusahaan dapat melihat jumlah komplain sponsor mengenai pelayanan yang

diterima.

2.3.4.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Aspek keempat yang menjadi unsur pengukuran kinerja organisasi dalam

model balanced scorecard adalah proses pembelajaran dan pertumbuhan. Jika

tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses

bisnis internal mengidentifikasi dimana organisasi harus unggul untuk mancapai

terobosan kinerja, maka tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

memberikan infrastruktur yang memungkinkan tujuan-tujuan ambisius dalam

ketiga perspektif itu tercapai. Tujuan-tujuan dalam perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan merupakan pengedalian untuk mencapai keunggulan outcome

dalam ketiga perspektif finansial, pelanggan dan proses bisnis internal (Gasperz,

2011).

Sumber daya manusia harus berkembang jika perusahaan menginginkan

kemakmuran, pengetahuan karyawan harus menjadikan sesuatu yang produktif

untuk memberikan nilai bagi pelanggan. Karyawan akan memberikan

komitmennya bila ia merasakan ikatan emosional dengan suatu perusahaan.

Page 49: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

36

 

Perusahaan-perusahaan dalam menghadapi persaingan global membutuhkan

karyawan yang cerdas, berinovasi dan berkreasi, menguasai komputer dan

mudah menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis. Perusahaan

harus memperhatikan hal-hal yang dapat menurunkan citra perusahaan dimata

pelanggan, sebaiknya karyawan baru yang tidak terlatih, tidak memiliki

komitmen, tidak memiliki kompetensi untuk menjawab pertanyaan pelanggan

jangan dipekerjakan secara langsung untuk berhadapan dengan pelanggan.

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya kekayaan perusahaan yang

memiliki kemampuan untuk menghasilkan sinergi dari penggabungan berbagai

sumber daya (Kaplan & Norton, 2000).

Menurut Gasperz (2005), terdapat tiga kategori yang sangat penting

dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu kompetensi karyawan,

infrastruktur teknologi, dan kultur perusahaan. Sedangkan dalam Tjiptono (2004),

tiga faktor kunci dalam pembelajaran dan pertumbuhan organisasi meliputi

kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan budaya organisasi.

1. Kapabilitas karyawan Kapabilitas karyawan dapat dibangun dengan

melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi personel serta penerapan

ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan personel ini ke dalam pekerjaan

mereka (Mulyadi, 2007). Hal senada juga diungkapkan dalam Mulyadi

(2001) bahwa peluang untuk bertumbuh bagi karyawan dapat disediakan

dalam bentuk pelatihan ketrampilan. Salah satu faktor kunci dalam

pembangunan kepabilitas ini adalah kepuasan karyawan. Pada penelitian

Novrianty (2008), kepuasan karyawan dapat dilihat dari sisi reward,

promosi, turn over, hubungan dengan atasan dan rekan kerja serta

persepsi terhadap pekerjaannya.

a. Reward

Reward adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap prestasi

Page 50: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

37

 

kerja yang dilakukan oleh karyawan (Ilyas, 2002). Tidak adanya

reward dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan dan

berpotensi pada rendahnya komitmen mereka karena komitmen

karyawan akan meningkat jika mereka memperoleh pengakuan

secara luas atas keberhasilannya dalam melaksanakan

pekerjaannya sehingga akan memotivasi personel untuk

menghasilkan kinerja yang optimal (Mulyadi, 2001). Menurut

Herzberg (1959) dalam Ilyas (2002) menyatakan bahawa kinerja

dipengaruhi oleh faktor motivator yang dimanifestasi pada

keberhasilan, penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan, dan

peningkatan diri.

b. Promosi

Promosi jabatan adalah salah satu bentuk pengembangan karir

bagi karyawan. Menurut Pinfield dalam Ilyas (2002)

pengembangan karir mempunyai hubungan langsung dengan

efektifitas dan kepuasan anggota organisasi. Dalam hal ini, pola

dari pengembangan karir harus berdasarkan pada kebutuhan

organisasi sekarang dan masa datang.

c. Turn over

Menurut Hasibuan (2000) dalam Erlinengsih (2005) turn over

adalah perbandingan antara karyawan yang masuk dan keluar

dari perusahaan. Besarnya turn over sangat berhubungan dengan

kepuasan kerja karena kepuasan kerja yang lebih rendah

biasanya akan mengakibatkan perputaran karyawan yang lebih

tinggi, dimana biasanya akan mencari kesempatan diperusahaan

lain dan meninggalkan perusahaan (Handoko, 1995) dalam

Hestiningsih (2004). Manurut Davis (1981) dalam Sri (2000),

Page 51: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

38

 

beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

antara lain kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang

pantas, kondisi kerja yang secara mental menantang, ganjaran

yang pantas, kondisi kerja yang mendukung dan rekan kerja yang

mendukung. Oleh karena itu, untuk menghidari hal tersebut,

penting untuk menciptakan suatu organisasi dengan kinerja tinggi.

Adapun hal yang harus dilakukan untuk menciptakan suatu

organisasi kinerja tinggi menurut Ilyas (2002) yaitu:

1) Mengembangkan visi organisasi atau kelompok secara

bersama

2) Berbagi nilai

3) Penentuan tujuan organisasi secara akurat, spesifik, dan

dilatari oleh nilai organisasi

4) Setiap pemimpin harus mengembangkan proses

manajemen sedemikian rupa sehingga setiap anggota

bertindak konsisten dan fokus pada misi kelompok dan

organisasi

5) Para pemimpin harus jelas mengekspresikan bahwa

mereka menilai dan menginginkan kinerja tinggi

6) Kompetensi personel, kerja kelompok

7) Seorang pemimpin harus dapat menciptakan kondisi yang

nyaman sehingga membuat personel dapat berkontribusi

secara total

8) Umpan balik dan penyelesaian masalah

9) Imbalan, setiap personel membutuhkan insentif baik sosial

maupun finansial karena personel akan bekerja keras dan

sungguh hati bila usaha mereka menghasilkan apa yang

Page 52: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

39

 

mereka inginkan. Hal senada juga diungkapkan oleh

Cahyono (1996) dalam Novrianty (2008) yang

menyebutkan bahwa upah dan gaji karyawan merupakan

faktor pendorong produksi dan produktivitas karyawan.

d. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja

Hubungan dengan atasan dan rekan kerja sangat penting untuk

suatu organisasi. Menurut Mulyadi (2007) struktur organisasi

harus didesain nirbatas sehingga tercipta keeratan hubungan

antara manajer dengan karyawan, hubungan antar fungsi yang

dibentuk dalam organisasi, dan hubungan antara perusahaan

dengan pemasok dan mitra bisnis sehingga secara bersama-sama

mereka bersatu padu menghasilkan value terbaik bagi customer.

e. Persepsi terhadap pekerjaan

Dalam suatu organisasi, persepsi personel terhadap pekerjaannya

tentu menjadi hal yang sangat diperhatikan, menurut Gasperz

(2005) karyawan mampu memberikan kontribusi penuh bagi

peningkatan kualitas pelayanan apabila mereka memiliki rasa

bangga atas pekerjaan mereka. Namun, selain rasa bangga

terhadap pekerjaannya, personil juga terkadang menganggap

pekerjaan yang dilakukannya sudah melampaui kapasitasnya

sehingga membuat personil tidak optimal dalam melaksanakan

pelaksanannya. Hal ini terjadi jika jumlah personil dalam

menangani pekerjaan tidak mencukupi. Menurut Aditama (2002)

bahwa kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah

sehingga akhirnya mutu kerja menurun.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

kemampuan dari modal manusia merupakan hal yang penting dalam

Page 53: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

40

 

mencapai kinerja organisasi karena kemampuan modal manusia dalam

memanfaatkan pengetahuan adalah faktor yang menjadikan suatu

perusahaan atau organisasi berbeda dari perusahaan organisasi lainnya

(Mulyadi, 2007). Berkaitan dengan hal tersebut, maka organisasi harus

memiliki kapabilitas untuk belajar, kapabilitas untuk memperbaharui atau

mengganti ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang dikuasai oleh

personelnya dan kapabilitas untuk berbagi ilmu pengetahuan, dan

teknologi diantara personelnya.

2. Kapabilitas sistem informasi

Kapabilitas sistem informasi merupakan infrastruktur teknologi mencakup

infrastruktur fisik seperti mainframe dan jejaring komunikasi serta

infrastruktur keahlian manajerial yang terdiri dari standar, perencanaan

bencana, dan keamanan (Mulyadi, 2007). Dalam perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan, infrastruktur teknologi turut berperan dalam

produktifitas karyawan karena produktifitas karyawan sangat ditentukan

oleh teknologi yang disediakan bagi karyawan untuk melaksanakan

tugasnya, selain itu kecanggihan teknologi yang disediakan bagi

karyawan juga sangat ditentukan oleh kondisi persaingan dan tuntutan

kebutuhan customer (Mulyadi, 2007). Menurut Satria (2001) dalam

Khadijah (2002), sistem informasi sangat berperan strategi untuk

manajemen membuat keputusan bisnis. Ketidakmampuan sistem

informasi menyajikan informasi yang dibutuhkan akan membawa dampak

negatif kepada strategi bisnis perusahaan. Akibatnya kualitas strategi

perusahaan yang dihasilkan menjadi tidak baik dan kurang dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Budaya organisasi

Interaksi antara personel dan organisasi dari waktu ke waktu akan

Page 54: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

41

 

berdampak pada perkembangan kultur organisasi. Budaya organisasi

adalah suatu tatanan aturan, interkoneksi yang biasanya tidak tertulis dan

diikuti oleh setiap individu atau aktor dalam organisasi tersebut. Oleh

karena itu, untuk membentuk suatu budaya organisasi dengan personel

yang berkinerja tinggi perlu adanya ruang produktif dan peraturan yang

mendukung agar setiap personel terdorong untuk menampilkan kinerja

tinggi.

Menurut Levi (2002) dalam Nor (2015) lima aspek yang terdapat dalam

kepuasan kerja, yaitu:

1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), setiap pekerjaan memerlukan

suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa

keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan

meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

2. Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai

pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai

figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.

3. Teman sekerja (Workers), merupakan faktor yang berhubungan

dengan hubungan antara karyawan satu dengan karyawan lain, baik

yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.

4. Promosi (Promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan

ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier

selama bekerja.

5. Gaji/Upah (Pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup

karyawan yang dianggap layak atau tidak.

Selain Levi, Gibson (2000) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

Page 55: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

42

 

mempengaruhi kinerja antara lain:

1. Variabel individu, yang terdiri dari aspek kemampuan dan

ketrampilan, latar belakang pribadi, dan demografis. Dimana variabel

kemampuan dan ketrampilan merupkan faktor utama yang

mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel

demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

2. Variabel psikologis, yang terdiri dari aspek persepsi, sikap,

kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel psikologis banyak

dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja

sebelumnya dan variabel demografis.

3. Variabel organisasi, terdiri dari aspek sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

2.3.5 Cara Pengukuran dalam Balanced scorecard

Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mencapai visi dan tujuan

organisasi melalui strategi yang telah dipilih perlu ditetapkan ukuran

pencapaiannya. Ada dua ukuran yang perlu ditetapkan untuk mengukur

keberhasilan pencapaian sasaran strategik, yaitu: ukuran hasil dan ukuran

pemacu kinerja. Ukuran hasil merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat

keberhasilan pencapaian sasaran strategik, sedangkan ukuran pemacu kinerja

merupakan ukuran yang menyebabkan hasil yang dicapai.

Cara pengukuran dalam Balanced scorecard adalah mengukur secara

seimbang antara perspektif yang satu dengan perspektif yang lainnya dengan

tolok ukur masing-masing perspektif. Menurut Mulyadi (2001), kriteria

keseimbangan digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana sasaran

strategik kita capai seimbang di semua perspektif.

Skor dalam tabel kriteria keseimbangan adalah skor standar, jika kinerja

Page 56: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

43

 

semua aspek dalam perusahaan adalah “baik”.

Skor diberikan berdasarkan rating scale berikut:

Tabel 2.1 Rating Scale

Skala Kategori

5 Sangat Puas/Sangat Baik

4 – 4,9 Puas/Baik

3 – 3,9 Cukup Puas/Cukup Baik

2 – 2,9 Tidak Puas/Tidak Baik

1 – 1,9 Sangat Tidak Puas/Sangat Tidak Baik Sumber: Ruduwan telah diolah kembali

Setelah menentukan rating scale, selanjutnya adalah membuat ukuran

kinerja berisi indikator-indikator yang akan digunakan sebagai dasar pemberian

skor. Ukuran kinerja dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Kriteria Keseimbangan

Perspektif Sasaran Strategik Ukuran Hasil Ukuran

Kinerja Skor

Perspektif Keuangan

Pertumbuhan berkelanjutan Kompetitive Pengembalian jangka panjang kepada stakeholder

Pertumbuan project and production Low cost production

Project improvement, sustainable development Cycle Effectiveness

1

1

Perspektif Pelanggan

Establish mutual trust Enviroment Compliance support among employees, business partners, governments, communities, public

Employee Acquisition Comformity enviroment Custumer Satisfaction

People and employee engagement Meet requirement People and employee engagement

1

1

1

Perspektif Bisnis Internal

safely in a healthy workplace Environmental stewardship

Peningkatan kepercayaan Environment improvement

Zero Accident KLH reward

1

1

1

Page 57: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

44

 

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Meningkatkan komitmen karyawan Meningkakan Kapabilitas karyawan

Retensi Karyawan Pelatihan Karyawan

Employee retension Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan

1

1

Total Skor 10

Sumber: Intranet PT Vale Indonesia

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan kajian untuk mengetahui kinerja

perusahaan atau organisasi dengan metode balanced scorecard. Hasil

penelitian-penelitian tersebut seperti yang terangkum dalam tabel 2.3 sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul

Penelitian Tahun

Hasil Penelitian

1 Yuniarsa Adi P

Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus pada PT Waskita Karya (Persero))

2006 Persfetif keuangan Terdapat peningkatan ROI sebesar 1,15% (2002-2003) dan sebesar 0,4% (2003-2004), Perspektif pelanggan; Peningkatan pangsa pasar pada tahun 2002-2003 sebesar 3,14% dan 1,5% pada tahun 2003-2004. Perspektif Bisnis Internal ; Tingkat inovasi tiap tahunnya adalah 0%, karena perusahaan selama jangka waktu tersebut tidak menawarkan jasa baru. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Tingkat retensi karyawan pada tahun 2002 sebesar 2,92%, pada tahun 2003 meningkat menjadi 3,31% dan pada tahun 2004 naik lagi menjadi 4,19%.

2 Ahmad Falah Rusdiyanto

Analisis Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada

2015 Balanced Scorecard merupakan metode yang terbaik dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena Balanced

Page 58: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

45

 

PDAM Kabupaten Semarang”

Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional, seperti aspek sumber daya manusia, sistem yang digunakan dalam perusahaan, proses operasional, dan aspek kepuasan pelanggan, sehingga hasil pengukuran dengan Balanced Scorecard akan lebih akurat

3 Nurul Umam Nurwafi Chamdan

Penerapan metode balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja pada lembaga keuangan syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo

2015 Hasil pengukuran kinerja BMT Bina Insan Mandiri pada perspektif keuangan memberikan indikator nilai sebesar 0,5, kinerja pada perspektif pelanggan memberikan indikator nilai 0,5, kinerja perspektif proses bisnis internal memberi indikator nilai 1, kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memberi indikator nilai 0,75 dan secara keseluruhan nilainya 0,67

4 Subekty Perancangan Balanced Scorecard induk koperasi ABC

2011 Penelitian ini menghasilkan Strategy maps yang berguna sebagai visualisasi representatif dari visi, misi, dan strategi yang ditetapkan, kemudian sistem manajemen yang sesuai dengan pendekatan Balanced Scorecard yang memiliki 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Selanjutnya dari Balanced Scorecard yaitu perincian mengenai tujuan dan ukuran yang dimuat pada Key Performance Indicators perusahaan

5 Hartati Pengukuran kinerja RSUD DR.Moewardi Surakarta dengan menggunakan metode Balanced Scorecard

2012 Mengukur kinerja keuangan dalam rasio-rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, rasion aktivitas dan cost recovery), mengukur kinerja persfektif pelanggan yang dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,74 (skala nilai tertinggi 5),

Page 59: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

46

 

mengukur kinerja perfektif proses internal yang dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,79 (skala nilai tertinggi 5) dan mengukur kinerja persfektif pembelajaran dan pertumbuhan dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,90 (skala nilai tertinggi 5)

Page 60: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

47

 

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kinerja proyek merupakan salah satu tujuan kinerja dalam Departemen

Capital and Project Management dalam arti yang positif adalah tujuan akhir yang

ingin dicapai oleh semua pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek

maupun bagi semua pengguna hasil akhir dari sebuah proyek. Menurut Pinto dan

Slevin (1987:168), keberhasilan proyek dapat digambarkan sebagai konstruksi

kompleks dan sering ilusi, namun sangat penting untuk menjamin pelaksanaan

proyek yang efektif.

Secara umum Balanced scorecard mengukur empat macam kinerja bisnis

yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal

dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini yang membuat model

Balanced scorecard adalah pengukurannya lebih komprehensif karena tidak

hanya mempertimbangkan kinerja keuangan semata, tetapi juga

mempertimbangkan kinerja non keuangan. Keempat perspektif tersebut diatas

merupakan uraian dan upaya menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke

dalam terminologi operasional.

Dengan kondisi perlambatan ekonomi global yang berimbas ke nilai jual

komoditas nikel di pasar dunia, perusahaan dituntut untuk lebih efektif dan lebih

efisien dalam operasionalnya, termasuk dalam pengelolaan capital project, dalam

rangka peningkatan kinerja capital project di PT. Vale Indonesia, ditetapkan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 61: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

48

 

Perspektif keuangan

Perspektif pelanggan

Perspektif proses internal bisnis

Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

Gambar 3.1 Strategy Map Capital and Projetc Management Department (Sumber : Penulis)

Meningkatkan Kinerja Departemen

Current Ratio Cost Recovery Rate

Rasio Modal Sendiri dengan Aset Total and Turnover

Collection Period

Jaminan (Assurance)

Daya Tanggap (Responsiveness)

Wujud Fisik, Keandalan (Reliability),

Empati (Emphaty)

Proyek yang just-in-time

Administrasi internal yang efisien

Engineering Improvement

Prosedur dan Sarana Prasarana

Fungsi dan Tanggung Jawab

Pelatihan tenaga kerja

Produktifitas SDM

Kepuasan Karyawan

Sistem informasi manajemen perusahaan

Basis data sistem informasi perusahaan

Jaringan sistem informasi perusahaan

Pengembangan kepemimpinan

Peningkatan budaya kerja sama

Pemahaman misi, visi, dan strategi keseluruh level

Organisasi

Manajemen partnership

Page 62: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

49

 

Dengan memperhatikan landasan teori yang telah dipaparkan, hasil-hasil

penelitian terdahulu, karakteristik Balanced scorecard maupun sistem dan

prosedur manajemen proyek yang ada di PT. Vale Indonesia, dalam rangka

peningkatan kinerja capital project di PT. Vale Indonesia, ditetapkan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian (Sumber : Penulis)

Dievaluasi dengan Konsep Balanced Scorecard Perspektif Keuangan : Current Ratio Rasio Modal Sendiri dengan Total Aset Collection Period Total Aset Turnover Cost Recovery Rate Perspektif Pelanggan : Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Emphaty Perspektif Bisnis Internal : Proyek yang just-in-time Administrasi internal yang efisien Engineering Improvement Manajemen partnership Prosedur dan Sarana Prasarana Funsgsi dan Tanggung Jawab Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : Pelatihan tenaga kerja Produktifitas SDM Kepuasan karyawan Sistem informasi manajemen perusahaan Basis data sistem informasi perusahaan Jaringan sistem informasi perusahaan Pengembangan kepemimpinan Peningkatan budaya kerja sama Pemahaman misi, visi, dan strategi keseluruh level Organisasi

Laporan perusahaan tahun 2015

Kuesioner Pelanggan

Analisis Kinerja

Berdasarkan Balanced Scorecard

Departemen Capital Dan

Project Management

PT Vale Indonesia

Di Tahun 2015

Kuesioner Pelanggan

Kuesioner Pelanggan

Page 63: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

50

 

3.2. Hipotesis

Secara umum Balanced scorecard mengukur empat macam kinerja bisnis

yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal

dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini yang membuat model

Balanced scorecard adalah pengukurannya lebih komprehensif karena tidak

hanya mempertimbangkan kinerja keuangan semata, tetapi juga

mempertimbangan aspek, aspek proses bisnis internal dan aspek pembelajaran

dan pertumbuhan.

Berdasarkan tinjauan pustaka, landasan teori dan hasil-hasil penelitian

terdahulu yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis atau jawaban

sementara terhadap pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Penilaian kinerja dengan metode Balanaced Scorecard dapat

menggambarkan kinerja Capital dan Project Management Department PT

Vale Indonesia.

Page 64: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

51

 

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang ingin mengetahui kinerja Capital

and Project Management Department dengan menggunakan metode Balanced

Scorecard. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu

pendekatan yang dilakukan dengan menganalisis data ordinal dari hasil jawaban

kuesioner responden dan data-data angka (rasio) yang diperoleh dalam

pengumpulan data. Setelah data dianalisis, kemudian hasilnya dipaparkan

secara deskriptif.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Sumber data primer dihimpun langsung dari responden yang terdiri dari:

1. Sponsor/Kontraktor diluar dari Capital and Project Management Department

2. Karyawan Capital and Project Management Department

Sementara, sumber data sekunder dihimpun dari Capital and Project

Management Department yang berupa Laporan tahunan , laporan keuangan

tahun 2015, buku informasi pelayanan dan dokumen terkait lainnya.

4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian dan definisi operasional dari keempat perspektif

konsep Balanced Scorecard sebagai berikut:

1. Perspektif Pelanggan

Variabel untuk perspektif pelanggan menggunakan lima dimensi

servqual yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

Page 65: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

52

 

a. Tangibles yaitu penampakan fisik dari gedung, peralatan, para karyawan

dan fasilitas-fasilitas lain yang dilihat dan dirasakan oleh sponsor Capital

and Project Management Department. Variabel ini meliputi antara lain item-

item sebagai berikut:

− Peralatan operasional kantor sudah baik dan memadai

− Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat bekerja

− Kejelasan petunjuk/informasi departemen

− Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan

lain-lain) di dalam lingkungan kantor

− Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public, ruang

meeting

− Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan

b. Reliability yaitu kemampuan para karyawan Capital and Project

Management Department dalam memberikan pelayanan secara akurat dan

terpercaya. Variabel ini meliputi antara lain item-item sebagai berikut:

− Kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan

− Keakuratan administrasi/pencatatan proyek

− Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek)

c. Responsiveness yaitu kerelaan para karyawan Capital and Project

Management Department untuk membantu dan memberikan pelayanan

dengan tanggap dan efisien. Variabel ini meliputi item-item sebagai berikut:

− Karyawan segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor

maupun kontraktor

− Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor

− Kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor

d. Assurance yaitu pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan para

karyawan Capital and Project Management Department dalam memberikan

Page 66: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

53

 

kepercayaan kepada sponsor dan kontraktor.

− Perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya

− Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan

atau informasi.

− Ketrampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan

lainnya dalam pelayanan atau informasi

e. Emphaty yaitu perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh para

karyawan kepada sponsor. Variabel ini meliputi item-item sebagai berikut:

− Pemberian informasi kepada sponsor mengenai update progress

proyek/pekerjaan.

− Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk

berkonsultasi

− Pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang

status sosial dan lain-lain

2. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan terdiri dari variabel likuiditas, solvabilitas, aktivitas,

dan cost recovery rate.

a. Likuiditas

Bertujuan untuk mengukur kemampuan Capital and Project Management

Department dalam membiayai operasional dan memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih. Rasio yang digunakan penulis untuk

mengukur likuiditas Capital and Project Management Department adalah

current ratio. Current ratio adalah rasio antara aset lancar dengan

kewajiban jangka pendek Capital and Project Management Department.

Sumber data yang digunakan adalah neraca keuangan Capital and

Project Management Department tahun 2015.

Page 67: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

54

 

Current Ratio = Aset Lancar

Kewajiban Jangka Pendek

Aset Lancar adalah posisi aset lancar pada akhir tahun buku. Sementara

itu, kewajiban jangka pendek adalah posisi kewajiban jangka pendek

pada akhir tahun buku. Ukuran baku current ratio industri sebesar 4,2

(Brigham & Houston, 2007). Makin besar rasio ini makin baik karena

berarti kemampuan untuk menjamin kewajiban lancar sangat besar.

b. Solvabilitas

Bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aset Capital and Project

Management Department dibiayai dari modal sendiri. Rasio yang

digunakan untuk menghitung solvabilitas adalah rasio modal sendiri

terhadap total aset. Sumber data yang digunakan adalah neraca

keuangan Capital and Project Management Department tahun 2015.

Rasio Modal Sendiri Terhadap Aset = Modal Sendiri

Total Aset

Modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun

buku, sedangkan total aset adalah total aset pada akhir tahun buku.

Ukuran baku rasio modal sendiri terhadap total aset untuk industri

sebesar 40% (Brigham & Houston, 2007). Makin besar rasio ini makin

baik karena berarti aset kantor lebih banyak dibiayai dari modal sendiri

dibandingkan dari hutang.

c. Aktivitas

Rasio untuk menilai kemampuan Capital and Project Management

Department dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

− Daily Sales Outstanding (Periode Perputaran Piutang)

Rasio ini untuk mengukur berapa lamanya dana Capital and Project

Page 68: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

55

 

Management Department ditanamkan dalam piutang atau berapa lama

penagihan piutang. Sumber data yang digunakan adalah neraca

keuangan dan laporan operasional Capital and Project Management

Department tahun 2015.

Daily Sales Outstanding = Piutang Usaha x 365 hari

Pendapatan Usaha

Piutang Usaha adalah piutang usaha setelah dikurangi cadangan

penyisihan piutang pada tahun buku, sedangkan pendapatan usaha

berasal dari pendapatan usaha (dari jasa layanan kantor) selama

tahun buku. Ukuran baku rasio Daily Sales Outstanding untuk industri

sebesar 36 hari. Makin kecil rasio ini makin baik karena makin cepat

piutang dilunasi. .

− Total Assets Turnover ( Perputaran Total Aset)

Rasio ini untuk mengukur berapa kali dana Capital and Project

Management Department yang ditanamkan dalam aset berputar dalam

satu tahun. Sumber data yang digunakan adalah neraca keuangan dan

laporan operasional Capital and Project Management Department

tahun 2015.

Total Assets Turnover = Total Pendapatan

Total Aset

Total pendapatan usaha adalah total pendapatan usaha dan non

usaha, sedangkan total asset adalah total aset pada akhir tahun buku.

Ukuran baku rasio total assets turnover untuk industri sebesar 1,8

kali. Makin besar rasio ini makin baik.

d. Cost Recovery Rate (CRR)

Page 69: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

56

 

CRR merupakan ukuran untuk mengetahui kemampuan penerimaan

Capital and Project Management Department untuk membiayai

pengeluarannya.

Cost Recovery Rate = Total Pendapatan Biaya Operasional

Total pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha,

sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang menjadi beban

kantor dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya (tidak termasuk

gaji dan tunjangan karyawan). Nilai ideal CRR adalah > 1 atau > 100%.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menggunakan tiga variabel sebagai

berikut:

a. Peralatan adalah variabel yang menggambarkan peralatan medis dan non

yang digunakan Capital and Project Management Department dalam

memberikan pelayanan kesehatan. Variabel ini meliputi item-item sebagai

berikut:

− Peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai

− Peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai

− Alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik

− Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan inventaris kantor.

b. Sarana dan Prasarana adalah variabel yang menggambarkan sarana dan

prasarana yang dimiliki Capital and Project Management Department dalam

mendukung kegiatan operasional kantor. Variabel ini meliputi item-item

sebagai berikut:

− Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi

dan efektifitas bekerja

Page 70: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

57

 

− Data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat

diperoleh dengan mudah dan lengkap

− Gedung/ruang dalam kondisi baik dan dalam keadaan baik dan bersih.

− Prasarana Kantor (seperti air, listrik, sistem informasi dan komunikasi,

dan lain-lain) berfungsi dengan baik

− Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan sarana prasarana kantor

c. Proses adalah variabel yang menggambarkan kemampuan para karyawan

Capital and Project Management Department dalam menjalankan rangkaian

kegiatan pelayanan. Variabel ini antara lain meliputi sebagai berikut:

− CPM Departement mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan

sesuai dengan agreement yang telah disetujui.

− Karyawan CPM Departement mampu mengatasi hambatan dalam

pekerjaan

− Karyawan CPM Departement mengetahui prosedur/Flow Chart

pekerjaan di CPM Departement

− Karyawan CPM Departement mengikuti prosedur/Flow Chart pekerjaan

di CPM Departement

− Karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan tanggung

jawabnya.

− Karyawan CPM Departement mampu melaksanakan tugasnya sesuai

dengan fungsinya.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdiri dari dua variabel:

Page 71: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

58

 

a. Kemampuan adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan

karyawan atas kebijakan-kebijakan yang diambil manajemen dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para karyawan Capital and

Project Management Department. Variabel ini meliputi item-item sebagai

berikut:

− Terdapat training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan sesuai fungsi dan kebutuhan

− Adanya kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan

− Lingkungan kerja kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru

− Adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari pimpinan

− Pimpinan memberikan pengarahan yang jelas sebelum memberikan

pekerjaan/proyek

− Pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku yang

produktif

− Pimpinan memberikan pengetahuan kepada bawahan mengenai tingkah

laku/moral yang positip

− Adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan prakarsa

b. Motivasi adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan karyawan

atas kebijakan-kebijakan yang diambil manajemen Capital and Project

Management Department dalam meningkatkan motivasi kerja para

karyawan Capital and Project Management Department. Variabel ini antara

lain meliputi item-item sebagai berikut:

− Departemen ini memberikan remunerasi/tunjangan kepada karyawan

sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme

Page 72: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

59

 

− Promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan

− Sistem absensi berjalan dengan baik

− Ruangan kerja nyaman dan memadai

− Pimpinan memberikan motivasi kepada bawahan dalam bekerja

− Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada bawahan

− Keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik kepada pimpinan

maupun rekan sekerja

− Departemen ini memberikan penghargaan bagi karyawan yang

berprestasi

− Departemen ini memberikan teguran kepada karyawan yang bekerja

tidak sesuai dengan standar pekerjaan.

− Komunikasi antar rekan sekerja maupun antar bagian berjalan dengan

baik

− Hubungan sosial sesama rekan kerja terjalin dengan baik

− Kerja sama dalam tim maupun antar bagian di departemen dalam

menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik

4.4. Metode Pemilihan Sampel

Dalam penelitian ini, responden yang akan diteliti terdiri dari dua macam

yaitu:1) Sponsor, untuk mengukur kinerja dari perspektif pelanggan dan 2)

karyawan, untuk mengukur perspektif proses bisnis internal serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan. Besarnya populasi yang digunakan untuk

menentukan sampel pada perspektif pelanggan adalah Jumlah sponsor dari

bagian dari Capital and Project Management seperti Engineering Support and

Consruction Support. Sementara, besarnya populasi untuk perspektif proses

Page 73: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

60

 

bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah

seluruh karyawan Capital and Project Management Department. Besarnya

sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan

yang diinginkan sebesar 10% dan peengambilan sampel menggunakan teknik

simple/proportionate random sampling karena pengambilan sampel dilakukan

secara acak/proporsional tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut. Adapun rumus Slovin sebagai berikut:

n = N

1 + Ne2

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = Nilai Kritis (batas kesalahan) yang diinginkan

Berdasarkan populasi karyawan Capital and Project Management

Departement dan Engineering Service tahun 2015 sebanyak 70 orang dan

ditambah 25 responden dari kontraktor nasional maka jumlah sampel yang

diambil sebesar 95 orang.

4.5. Teknik Pengumpulan dan Tabulasi Data

4.5.1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner, dengan

tingkat pengukuran ordinal, kategori jawaban terdiri atas lima tingkatan (skala

Likert). Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban dapat diberi

skor dari nilai 1 sampai 5 yaitu 5 = sangat puas/setuju, 4 = puas/setuju, 3 =

cukup puas/setuju, 2 = tidak puas/setuju, dan 1= sangat tidak puas/setuju

4.5.2. Teknik Pengumpulan Data

Page 74: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

61

 

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,

wawancara, dan observasi. Kuesioner tersebut diberikan kepada sponsor dan

karyawan kantor yang dipilih sebagai sampel penelitian. Dalam kuesioner

disediakan pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pernyataan tertutup

yaitu pernyataan yang sudah disediakan alternatif jawabannya, sehingga

responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai.

Pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara. tidak

terstruktur kepada karyawan kantor. Wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi

hasil pengolahan kuesioner yang memiliki kecenderungan jawaban tidak/sangat

tidak puas dan tidak/sangat tidak setuju.

Pada teknik pengumpulan data dengan observasi, penulis melakukan

observasi nonpartisipan, artinya penulis tidak terlibat langsung dengan aktivitas

orang-orang yang sedang diamati tetapi hanya sebagai pengamat independen.

4.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner didistribusikan kepada responden maka dilakukan pre

test (uji coba). Menurut Arikunto (2006), ada dua macam tujuan uji coba yaitu 1).

uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial, 2). uji coba untuk tujuan

keandalan instrumen.

Tujuan uji coba manajerial dan substansial adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak

menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.

2. Untuk mengetahui teknis yang paling efektif

3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan responden dalam mengisi

angket.

Page 75: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

62

 

4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah

memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan. Mungkin sekali ada butir

yang sudah dimuat dalam angket tetapi ternyata tidak ada di lapangan, atau

sebaliknya, ada usul-usul untuk tambahan butir baru karena di lapangan ada

aspek tersebut tetapi belum termuat dalam angket.

Hasil dari uji coba manajerial dan substansial, selanjutnya dilakukan iuji

validitas dan reliabilitas. Instrumen yang baik memenuhi dua persyaratan penting

yaitu valid dan reliabel (Sugiono, 2003). Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk menguji validitas instrumen penelitian dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product

Moment

r hitung = n (∑XY) – (∑X)( ∑Y)

((n∑X2 – ((∑X)2)( n∑Y2 – ((∑Y)2))1/2

Di mana, r hitung = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

2. Mencari r tabel

3. Membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel

Kaidah keputusan: jika r hitung > r tabel berarti valid dan

jika r hitung < r tabel berati tidak valid

Page 76: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

63

 

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode Cronbach Alpha. Adapun langkah-langkah uji reliabilitas

sebagai berikut:

1. Menghitung nilai cronbach alpha

2. Membuat keputusan dengan membandingkan nilai cronbach alpha dengan

nilai batasan yang digunakan dalam menguji reliabilitas. Nilai batasan yang

biasa digunakan pada uji reliabitas adalah 0,6. Menurut Sekaran (dalam

Priyatno), reliabilits kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.

Kaidah keputusan: jika nilai cronbach α > 0,6 berarti reliabel, dan

jika nilai cronbach α < 0,6 berarti tidak reliabel

Untuk melakukan uji validitas dihitung dengan menggunakan Microsoft

Excell 2013 dan reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS versi 17,0.

4.5.4. Tabulasi Data

Data yang telah terkumpul, pada akhirnya akan dianalisis atau

diinterpretasikan untuk menjawab atau memecahkan masalah penelitian. Untuk

memudahkan analisis, maka data yang diperoleh perlu diolah (tabulasi) terlebih

dahulu karena data tersebut belum teratur, belum dikategorikan atau belum

diklasifikasikan. Kegiatan pengolahan data terdiri beberapa tahap yaitu:

1. Editing

Dalam tahap ini dilakukan kegiatan mengecek nama dan kelengkapan

identitas responden maupun mengecek kelengkapan data (termasuk pula

kelengkapan lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).

2. Koding

Setelah editing, kegiatan selanjutnya adalah memberi kode setiap jawaban

yang terdapat dalam kuesioner. Data yang diperoleh perlu dikategorisasikan

Page 77: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

64

 

dengan simbol terlebih dahulu sehingga data lebih mudah diolah, dihitung,

dan dianalisis.

3. Data Entry

Setelah tahap koding selesai, kegiatan selanjutnya adalah data entry. Data

entry yaitu memasukkan atau memindahkan data yang diperoleh dari

kegiatan pengumpulan data ke dalam entry sheet yang telah disiapkan. Data

entry ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17,0.

Setelah data diolah, kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Adapun

contoh format (template) hasil pengolahan kuesioner sebagaimana disajikan

dalam tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Contoh Template Distribusi Jawaban Responden Variabel Keandalan

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

STP TP CP P SP 1 2 3 4 5

KEANDALAN (RELIABILITY)

1

Kecepatan dan kemudahan

prosedur pelayanan 0 5 43 46 6 100

3,53

(dalam persen) 0% 5% 43% 46% 6% 100%

2

Keakuratan administrasi/

pencatatan proyek 0 2 36 55 7 100

3,67

(dalam persen) 0% 2% 36% 55% 7% 100%

3

Ketepatan waktu pelaksanaan

konstruksi (start dan closing

proyek)

2 10 36 49 3 100 3,41

(dalam persen) 2% 10% 36% 49% 3% 100%

JUMLAH 2 17 115 150 16 300 3,54

PERSENTASE 1% 6% 38% 50% 5% 100%

Adapun cara membaca template hasil pengolahan data (distribusi

jawaban responden) yang tersaji dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Page 78: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

65

 

1. Pada kolom tingkat kepuasan tertulis STP (sangat tidak puas) dengan nilai 1,

artinya jika responden menjawab STP maka diberi skor 1. Jika menjawab TP

(tidak puas) diberi skor 2, CP (cukup puas) dengan skor 3, P (puas) dengan

skor 4, dan SP (sangat puas) dengan skor 5.

2. Cara Membaca Hasil Per Baris

a. Pada kolom isian STP tertulis angka 0 artinya tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak puas (STP). Jika menjawab STP diberi

skor 1

b. Pada kolom isian TP tertulis angka 5 artinya 5 responden menjawab

tidak puas (TP).

c. Pada kolom isian CP tertulis angka 43 artinya 43 respnden menjawab

cukup puas (CP)

d. Pada kolom isian P tertulis angka 46 artinya 46 responden menjawab

puas (P).

e. Pada kolom isian SP tertulis angka 6 artinya 6 responden menjawab

sangat puas (SP)

f. Kolom JUMLAH (bagian kanan atas) menunjukkan jumlah responden.

Tertulis angka 100 artinya jumlah responden sebanyak 100.

g. Kolom nilai rata-rata berisi angka 3,53 artinya nilai rata-rata item 1

sebesar 3,53 yang berarti nilai rata-rata responden untuk item

kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan sebesar 3,53 (cukup

puas). Nilai ini diperoleh dari jumlah responden dikalikan dengan skor

masing-masing jawaban, kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Adapun untuk menghitung skor item 1 sebagai berikut:

Nilai rata-rata = (0x1)+(5x2)+(43x3)+(46*4)+(6*5)

100

Page 79: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

66

 

Kolom (dalam persen) artinya persentase jawaban responden per item.

Pada item 1 pada kolom TP tertulis sebesar 5%. Artinya 5% responden

menjawab tidak puas pada item kecepatan dan kemudahan prosedur

pelayanan. Angka 5% diperoleh dari 5 responden yang menjawab

tidak puas dibagi jumlah seluruh responden (100 responden).

3. Cara Membaca Hasil Per Kolom

a. Pada kolom JUMLAH merupakan jumlah dari masing-masing item

(item 1, 2 dan 3). Pada kolom TP tertulis angka 17 artinya jumlah yang

menjawab tidak puas sebanyak 17.

b. Pada kolom PERSENTASE merupakan persentase variabel. Pada

kolom TP baris PERSENTASE tertulis angka 6% artinya 6%

responden pada variabel keandalan menjawab tidak puas. Nilai ini

diperoleh dari 17 yang menjawab tidak puas dibagi dengan 300.

c. Nilai rata-rata pada kolom JUMLAH (nilai paling bawah kanan)

menunjukkan nilai rata-rata variabel. Pada sel tersebut tertulis 3,54,

artinya nilai rata-rata variabel keandalan sebesar 3,54 (cukup puas).

Adapun untuk menghitung skor variabel sebagai berikut:

Nilai rata-rata = (2x1)+(17x2)+(115x3)+(150*4)+(16*5)

300

4.6. Metode Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan diolah kemudian dilakukan analisis

data. Adapun metode analisis data yang digunakan sebagai berikut:

Page 80: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

67

 

1. Analisis Perspektif Keuangan

Metode untuk menilai perspektif keuangan dengan menggunakan analisis

rasio keuangan dan CRR . Dari metode tersebut diperoleh lima tolok ukur,

sebagaimana disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan

NO Tolok Ukur Cara Pengukuran Rata-Rata Industri

1. Current Ratio Aset Lancar

Kewajiban Jk. Pendek 4,2

2. Rasio Modal

Sendiri Terhadap Total Aset

Modal Sendiri Total Aset

0,4

3. Collection Period Piutang Usaha x 365 Pendapatan Usaha

36 Hari

4. Total Assets

Turnover Total Budget

Total Aset 1,8 Kali

5. Cost Recovery

Rate Total Budget Actual Cost

>1

Setelah mendapatkan nilai masing-masing tolok ukur kinerja perspektif

keuangan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan rata-rata dalam industri.

2. Analisis Data Kuesioner

Berdasarkan jawaban kuesioner yang telah terkumpul dan pengolahan data

kemudian dilakukan analisis data dengan menghitung distribusi frekuensi dan

nilai rata-rata.

a. Distribusi frekuensi yaitu menghitung jumlah responden yang menyatakan

sangat puas/sangat setuju, puas/setuju, cukup puas/cukupsetuju, tidak

puas/tidak setuju, dan sangat tidak puas/sangat tidak setuju.

b. Nilai rata-rata yaitu menghitung nilai rata-rata masing-masing item maupun

variabel.

Page 81: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

68

 

Selanjutnya, nilai masing-masing perspektif yaitu nilai kinerja perspektif

pelanggan; proses bisnis internal; dan pembelajaran serta pertumbuhan

diberikan skala pengukuran sebagaimana disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Skala Pengukuran Kuesioner (Non Keuangan)

Skala Kategori

5 Sangat Puas/Sangat Baik

4 – 4,9 Puas/Baik

3 – 3,9 Cukup Puas/Cukup Baik

2 – 2,9 Tidak Puas/Tidak Baik

1 – 1,9 Sangat Tidak Puas/Sangat Tidak Baik

Sumber: Riduwan telah diolah kembali

Dalam pengukuran kinerja Capital and Project Management Department

tidak dilakukan penilaian kinerja secara total (gabungan semua perspektif). Hal

ini dikarenakan tools yang dipakai untuk mengukur kinerja masing-masing

perspektif berbeda sehingga tidak mungkin digabung. Selain itu, dengan

mengukur kinerja masing-masing perspektif maka kebijakan yang diambil terkait

dengan kinerja per perspektif akan lebih fokus.

Metode penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, secara ringkas

disajikan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Matrik Metode Penelitian

Perspektif Jenis dan Sumber

Data

Jumlah Sampel (orang)

Indikator Hasil Ukur

1. Pelanggan a. Tangibles b. Reliability c. Responsiveness d. Assurance e. Emphaty

− Primer − Karyawan

Vale dan Kontraktor

95 Tingkat kepuasan sponsor

5 4- 4,9 3- 3,9 2- 2,9 1- 1,9

(Sangat Baik) (Baik) (Cukup Baik) (Tidak Baik) (Sangat Tidak Baik)

2. Keuangan − Sekunder − Laporan

Keuangan

- - -

a. Rasio Liquiditas/ - 4,2 -

Page 82: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

69

 

Current Ratio b. Rasio Solvabilitas - 0,4 kali - c. Collection Period - 36 hari - d. Total Assets

Turnover - 1,8 kali -

e. Cost Recovery Rate

- >1 -

3. Proses Internal a. Peralatan b. Sarana Prasarana c. Proses

− Primer − Karyawan

Vale dan Kontraktor

95 Tingkat kualitas

5 4- 4,9 3- 3,9 2- 2,9 1- 1,9

(Sangat Baik) (Baik) (Cukup Baik) (Tidak Baik) (Sangat Tidak Baik)

4. Pembelajaran dan Pertumbuhan

a. Kemampuan b. Motivasi

− Primer − Karyawan

Vale dan Kontraktor

95 Tingkat kepuasan Karyawan

5 4- 4,9 3- 3,9 2- 2,9 1- 1,9

(Sangat Baik) (Baik) (Cukup Baik) (Tidak Baik) (Sangat Tidak Baik)

Page 83: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

70

 

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Vale Indonesia merupakan salah satu Perusahaan Modal Asing yang

diberi izin oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi,

penambangan, pengolahan dan produksi nikel dalam sebuah Kontrak Karya (KK)

yang meliputi beberapa lokasi di tiga propinsi di pulau Sulawesi yakni Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. PT. Vale Indonesia Tbk

memproduksi nikel dalam bentuk nickel matte (78% Nikel) pada fasilitas-fasilitas

penambangan dan pengolahan terpadu yang terletak di Sorowako, Kecamatan

Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

PT Vale Indonesia Tbk, merupakan bagian dari Vale, salah satu

perusahaan multinasional yang utamanya bergerak di bidang pertambangan

yang berpusat di Brasil. Operasional PT. Vale Indonesia telah dimulai sejak

tahun 1968 sampai saat ini dan telah memberikan kontribusi kepada

Pemerintahan Daerah dan Pemerintah Pusat baik melalui pembayaran royalti,

pajak maupun melalui penyediaan tenaga kerja. Selain itu PT Vale Indonesia Tbk

juga telah memberikan kontribusi bagi pengembangan masyarakat sekitar lokasi

pertambangan melalui program¬program CSR (Community and Social

Responsibility).

Seperti halnya korporasi bertaraf internasional lainnya, Dewan Komisaris

dan Dewan Direksi telah menyetujui visi, misi, dan nilai-nilai yang akan mewarnai

perjalanan bisnis dan operasional perusahaan. Visi PT. Vale Indonesia adalah

menjadi perusahaan sumberdaya alam global nomor satu dalam menciptakan

nilai jangka panjang melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap

Page 84: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

71

 

manusia dan alam. Misi perseroan adala mengubah sumber daya alam menjadi

kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan nilai¬nilai (values)

yang dianut adalah:

1. Kehidupan adalah yang terpenting, artinya bagi PT. Vale Indonesia,

keselamatan jiwa karyawannya atau pekerja kontraktor lebih penting

daripada keuntungan materi semata.

2. Menghargai karyawan, artinya PT. Vale Indonesia membimbing dan

membuka peluang bagi pengembangan individu, memberikan penghargaan

terhadap prestasi karyawan tanpa memandang latar belakang mereka,

mendukung keberagaman dan mengakui aspirasi dan kebutuhan individu.

3. Menjaga kelestarian bumi, artinya PT. Vale Indonesia berkomitmen terhadap

pengembangan masyarakat, lingkungan dan ekonomi dalam berbagai

kebutuhan bisnis.

4. Melakukan hal yang benar, artinya PT. Vale Indonesia mendukung

kepercayaan yang didasarkan pada komunikasi yang terbuka dan jelas,

bertindak adil, penuh integritas dan tunduk pada aturan hukum.

5. Bersama-sama menjadi lebih baik, artinya PT. Vale Indonesia berjuang

untuk terjalinnya kerjasama, peningkatan inovasi yang terus menerus,

penegakan disiplin kerja untuk meningkatkan nilai¬nilai jangka panjang.

6. Mewujudkan tujuan, artinya PT. Vale Indonesia menyukai tantangan,

kemampuan beradaptasi, bangga atas prestasi dan apa yang telah dilakukan

dalam membentuk dunia.

Untuk menjalankan roda organisasi perusahaan, PT Vale Indonesia

dibentuk oleh beberapa departemen yang merupakan unit kerja yang di kepalai

oleh seorang Senior General Manager. Departemen-departemen yang berada

dibawah lingkup operasi adalah Mines dan Exploration, Process Plant, Operation

Exellence, Engineering dan Construction, Maintenance dan Utilities, sedangkan

Page 85: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

72

 

department-departmen lain secara umum terbagi pada beberapa area yaitu

Finance, Human Resources and Corporate Services, External Relation and

Corporate Affairs, Legal and Corporate Secretary, dan Strategic Projects Porfolio

Departemen Capital and Project Management berada dibawah

Engineering and Construction Department. Departemen ini bertanggung jawab

dalam menyusun rencana capital project lima tahunan berdasarkan usulan dari

seluruh departemen yang ada di PT. Vale Indonesia. Dalam mengelola area

konsesinya, perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan diri guna

memenuhi kebutuhan pasar dunia terhadap nikel yang merupakan salah satu

bahan utama baja baja nirkarat (stainless steel). Pengembangan ini tidak

terlepas dari usaha untuk mempertahankan aset yang telah dibangun agar tetap

beroperasi sesuai kapasitasnya (sustaining) maupun melalui ekspansi aset

dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi (growth).

5.2. Karakteristik Responden

Kuisioner penelitian yang terkumpul berjumlah 86 kuisioner dari 100

kuisioner yang dibagikan kepada karyawan di dua departemen yang bergerak di

bidang perencanaan dan pelaksanaan capital project di PT. Vale Indonesia,

yakni departemen Engineering Services dan Capital Project Management, dan

juga dibagikan ke kontraktor skala nasional yang bekerja sama dengan PT Vale

Indonesia, yakni PT Truba. Data kuisioner tersebut kemudian dianalisa

berdasarkan karakteristik responden dengan hasil seperti yang ditunjukkan pada

tabel berikut:

Page 86: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

73

 

Tabel 5.1 Rekapitulasi Karakteristik Responden

Umur Jumlah Persentase

21-25 4 4.21% 26-30 11 11.58%

31-35 24 25.26%

36-40 33 34.74%

41-45 11 11.58%

> 45 9 9.47%

Tidak Isi 3 3.16%

Jumlah 95 100.00%

Masa Kerja Jumlah Persentase

1-5 tahun 21 22.11%

6-10 tahun 21 22.11%

11-15 tahun 37 38.95%

> 15 tahun 12 12.63%

Tidak Isi 4 4.21%

Jumlah 95 100.00%

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 67 70.53%

Perempuan 23 24.21%

Tidak Isi 5 5.26%

Jumlah 95 100.00%

Kategori Karyawan Jumlah Persentase

Manager 4 4.21%

Project Manager 3 3.16%

Project Engineer 10 10.53%

Design Engineer 14 14.74%

Construction Manager 2 2.11%

Designer 11 11.58%

Material Controller 7 7.37%

Project Control 4 4.21%

Engineer 11 11.58%

Lainnya 27 28.42%

Tidak Isi 2 2.11%

Jumlah 95 100.00%  

 

 

Page 87: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

74

 

(Sambungan Tabel 5.1)

Status Karyawan Jumlah Persentase

Karyawan Tetap 70 73.68%

Karyawan Kontrak 23 24.21%

Tidak Isi 2 2.11%

Jumlah 95 100.00%

Pendidikan Jumlah Persentase

SMA 7 7.37%

D3 2 2.11%

S1 76 80.00%

S2 7 7.37%

S3 1 1.05%

Tidak Isi 2 2.11%

Jumlah 95 100.00% Sumber : Pengolahan Data (2017)

Hasil pengolahan data karakteristik responden di atas menggambarkan

bahwa mayoritas responden yang bekerja di PT Vale Indonesia maupun

kontraktor yang bekerja sama dengan PT Vale Indonesia adalah berkisar antara

36-40 tahun sebanyak 37 orang dari total responden. Sebanyak 70,53%

didominasi oleh pekerja pria dan 24,21% adalah perempuan. Responden

didominasi oleh Design Engineer, Designer dan Project Manager yang dalam

keseharian merupakan pelaku utama dalam perencanaan dan pelaksanaan

capital project, dimana sebanyak 80,00% adalah lulusan Strata Satu (S1),

sedangkan responden yang paling sedikit responden yang berpendidikan S3

sebanyak 1 orang atau 1,05%. Responden lainnya berpendidikan S2 sebanyak 7

orang (7,37%), D3 2 orang (2,11%) dan SMA 7 orang (7,37%).

Baik PT Vale dan Kontraktor masing memiliki karyawan kontrak yang

membantu kegiatan kerja perusahaan, ada sekitar 24,21% karyawan kontrak.

5.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini, sebelum kuesioner disebarkan kepada responden

maka dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner untuk

Page 88: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

75

 

ketiga perspektif kuesioner yang akan diukur kinerjanya yaitu kuesioner

perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan. Pengujian dilakukan terhadap 30 responden,

dengan α = 0,05, dengan hasil sebagai berikut:

1. Perspektif Kepuasan Pelanggan

a. Hasil uji validitas: r hitung > r tabel yaitu r hitung > 0,361 (α = 0,05)

b. Hasil uji reliabilitas: cronbach α > batasan reliabilitas yaitu 0,944 > 0,6

2. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Hasil uji validitas: r hitung > r tabel yaitu r hitung > 0,361 (α = 0,05)

b. Hasil uji reliabilitas: cronbach α > batasan reliabilitas yaitu 0,940 > 0,6

3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

a. Hasil uji validitas: r hitung > r tabel yaitu r hitung > 0,361 (α = 0,05)

b. Hasil uji reliabilitas: cronbach α > batasan reliabilitas yaitu 0,945 > 0,6

Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua item-item

kuesioner valid dan reliabel. Hasil uji validitas dan reliabel dapat dilihat pada

lampiran 5.1, 5.2, dan 5.3.

5.4. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Pelanggan

Pengolahan jawaban kuesioner responden pada perspektif pelanggan

dilakukan dengan bantuan Microsoft Excell 2013 sebagaimana disajikan dalam

lampiran 5.4. Hasil pengukuran kinerja perspektif pelanggan akan dijelaskan

dalam uraian di bawah ini.

5.4.1. Wujud Fisik (Tangibles)

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.2, distribusi jawaban responden pada variabel

wujud fisik menunjukkan sebanyak 1% responden menyatakan sangat tidak

puas (STP), 53% responden menyatakan puas (P), sementara 7%

Page 89: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

76

 

responden tidak puas (TP), dan sebanyak 33% menyatakan cukup puas

(CP) dan 6% sangat puas (SP) serta nilai rata-rata sebesar 3,58.

Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Wujud Fisik (Tangibles)

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STP TP CP P SP

1 2 3 4 5

WUJUD FISIK (TANGIBLES)

1 Peralatan operasional kantor sudah baik dan memadai

1 4 34 51 5 95 3.58 Cukup Puas

(dalam persen) 1% 4% 36% 54% 5% 100%

2 Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat bekerja

0 7 29 52 7 95 3.62 Cukup Puas

(dalam persen) 0% 7% 31% 55% 7% 100%

3 Kejelasan petunjuk/informasi departemen

0 6 36 48 5 95 3.55 Cukup Puas

(dalam persen) 0% 6% 38% 51% 5% 100%

4

Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan lain-lain) di dalam lingkungan kantor

2 11 29 44 9 95 3.49 Cukup Puas

(dalam persen) 2% 12% 31% 46% 9% 100%

5

Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public, ruang meeting

1 8 32 49 5 95 3.52 Cukup Puas

(dalam persen) 1% 8% 34% 52% 5% 100%

6 Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan

0 2 30 57 6 95 3.71 Cukup Puas

(dalam persen) 0% 2% 32% 60% 6% 100% JUMLAH 4 38 190 301 37 570

3.58 Cukup Puas PERSENTASE 1% 7% 33% 53% 6% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.2 nilai terendah sebesar 3,49 terdapat pada item

Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan lain-

lain) di dalam lingkungan kantor, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,71 pada

item kebersihan dan kerapihan berpakaian petugas.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, sebanyak 38 orang

menyatakan tidak puas dan 4 orang menyatakan sangat tidak puas.

Ketidakpuasan responden pada item Ketersediaan fasilitas pendukung

Page 90: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

77

 

kantor (Kantin, tempat ibadah, dan lain-lain) di dalam lingkungan kantor. baik

pada item peralatan operasional kantor sudah baik (nilai rata-rata 3,58)

maupun pada item kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan(nilai

rata-rata 3,71),. Masing-masing item sebanyak 53% dan 6% responden

menyatakan puas/sangat puas, sedangkan masing-masing sebanyak 33%

menyatakan cukup puas.

Sementara pada item Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat

bekerja ditemui 7 responden (7%) menyatakan tidak puas. Namun

mayoritas responden (55%) menyatakan puas dan 31% cukup puas.

Pada item Kejelasan petunjuk/informasi departemen memperoleh

nilai rata-rata sebesar 3,55. Enam responden (6%) menyatakan tidak puas,

namun demikian mayoritas responden (56%) menyatakan puas/sangat puas

dan 38% cukup puas.

Untuk item Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat

ibadah, dan lain-lain) di dalam lingkungan kantor menunjukkan nilai rata-rata

sebesar 3,49 dan dua responden (2%) menyatakan tidak puas. Namun

demikian, mayoritas responden (55%) menyatakan puas/sangat puas dan

31% cukup puas.

Pada item Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public,

ruang meeting, sebanyak 1 responden (1%) tidak puas. Namun demikian,

mayoritas responden (57%) menyatakan puas/sangat puas dan 34% cukup

puas.

Pada item Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan, ruang

public, ruang meeting, tidak ada responden yang menyatakan tidak puas.

Mayoritas responden (66%) menyatakan puas/sangat puas dan 32% cukup

puas.

Meskipun nilai rata-rata pada item-item variabel wujud fisik mayoritas

menunjukkan kategori cukup baik (3 - 3,9) , namun baik nilai rata-rata

masing-masing maupun keseluruhan variabel wujud fisk masih dapat

ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5.

Page 91: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

78

 

5.4.2. Keandalan ( Reliability)

a. Hasil Penelitian

Distribusi jawaban responden variabel keandalan pada tabel 5.3

menunjukkan 36% responden menyatakan puas, 3% sangat puas, 45%

cukup puas, 16% tidak puas dan 1% sangat tidak puas serta nilai rata-rata

sebesar 3,25.

Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Keandalan

NO PERNYATAAN

TINGKAT KEPUASAN JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori

STP TP CP P SP

1 2 3 4 5

KEANDALAN (RELIABILITY)

7 Kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan

1 12 44 35 3 95 3.28

Cukup Puas

(dalam persen) 1% 13% 46% 37% 3% 100%

8 Keakuratan administrasi/ pencatatan proyek

0 12 42 39 2 95 3.33

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 13% 44% 41% 2% 100%

9

Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek)

1 21 41 29 3 95 3.13

Cukup Puas

(dalam persen) 1% 22% 43% 31% 3% 100%

JUMLAH 2 45 127 103 8 285 3.25

Cukup Puas PERSENTASE 1% 16% 45% 36% 3% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.3 nilai terendah sebesar 3,13 terdapat pada item

Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek),

sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,33 pada item Keakuratan administrasi/

pencatatan proyek.

Page 92: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

79

 

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, 1 responden (1%) pada

item kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan (nilai rata-rata 3,28)

menyatakan tidak puas. Namun demikian, mayoritas responden (40%)

menyatakan puas/sangat puas dan 46% cukup puas.

Pada item keakuratan administrasi/pencatatan proyek, tidak ada

responden yang menyatakan tidak puas, 43% respoden menyatakan

puas/sangat puas dan 44% cukup puas. Sementara pada item Ketepatan

waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek), 23 responden

(23%) menyatakan tidak puas/sangat tidak puas. Namun, ada sekiatar 34%

menyatakan puas/sangat puas dan 43% cukup puas.

Walaupun nilai rata-rata masing-masing item variabel keandalan

menunjukkan kategori cukup baik (3 – 3,9), namun perlu adanya perhatian

pada item ketepatan jadwal pelayanan karena masih banyaknya responden

(12%) yang tidak puas Selain itu, nilai rata-rata masing-masing item maupun

keseluruhan nilai rata-rata variabel keandalan masih dapat ditingkatkan

untuk mencapai nilai ideal sebesar 5.

5.4.3. Daya Tanggap (Responsiveness)

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.4, distribusi jawaban responden pada variabel

daya tanggap menunjukkan sebanyak 45% responden menyatakan puas,

sementara hanya 5% responden tidak puas, sisanya sebanyak 45% cukup

puas dan 7% sangat puas serta nilai rata-rata sebesar 3,54.

Page 93: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

80

 

Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Daya Tanggap

NO PERNYATAAN

TINGKAT KEPUASAN JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori

STP TP CP P SP

1 2 3 4 5

DAYA TANGGAP (RESPONSIVENESS)

10

Karyawan segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor maupun kontraktor

0 3 42 43 7 95 3.57

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 3% 44% 45% 7% 100%

11

Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor

0 5 44 41 5 95 3.48

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 5% 46% 43% 5% 100%

12

Kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor

0 6 37 44 8 95 3.57

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 6% 39% 46% 8% 100%

JUMLAH 0 14 123 128 20 285 3.54

Cukup Puas PERSENTASE 0% 5% 43% 45% 7% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.4 nilai terendah sebesar 3,48 terdapat pada item

Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor, sedangkan

nilai tertinggi sebesar 3,57 pada dua item yaitu Karyawan segera

memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor maupun kontraktor

dan item kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, tidak ada responden yang

menyatakan tidak puas/sangat tidak puas untuk item karyawan segera

memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor maupun kontraktor,

52% responden menyatakan puas/sangat dan 44% cukup puas.

Page 94: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

81

 

Pada item Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun

kontraktor tidak dijumpai adanya responden yang menyatakan tidak setuju.

Sebanyak 48 % responden menyatakan puas/sangat puas dan 46%

responde cukup puas.

Sementara pada item Kejelasan penyampaian informasi kepada

sponsor dan kontraktor juga tidak dijumpai responden yang menyatakan

tidak puas mayoritas responden 54% menyatakan puas/sangat puas dan

39% cukup puas.

Meskipun nilai rata-rata masing-masing item maupun keseluruhan

variabel daya tanggap menunjukkan kategori cukup baik (3 – 3,9), namun

nilai tersebut masih dapat ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5,.

5.4.4. Jaminan (Assurance)

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.5, distribusi jawaban responden pada variabel

jaminan menunjukkan bahwa sebanyak 52% responden menyatakan puas,

sisanya sebanyak 37% responden menyatakan cukup puas dan 7% sangat

puas serta nilai rata-rata sebesar 3,61.

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Jaminan

NO PERNYATAAN

TINGKAT KEPUASAN JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate-gori

STP TP CP P SP

1 2 3 4 5

JAMINAN (ASSURANCE)

13

Perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya

1 4 31 52 7 95 3.63

Cukup Puas

(dalam persen) 1% 4% 33% 55% 7% 100%

Page 95: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

82

 

14

Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan atau informasi.

0 2 36 48 9 95 3.67

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 2% 38% 51% 9% 100%

15

Keterampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan lainnya dalam pelayanan atau informasi

0 5 38 48 4 95 3.54

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 5% 40% 51% 4% 100%

JUMLAH 1 11 105 148 20 285 3.61

Cukup Puas PERSENTASE 0% 4% 37% 52% 7% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.5 nilai terendah sebesar 3,54 terdapat pada item

Keterampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan lainnya

dalam pelayanan atau informasi, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,67 pada

keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan atau

informasi.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, 1 responden (1%) pada

item perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya menyatakan

sangat tidak puas. Namun demikian, mayoritas responden 62% menyatakan

puas/sangat puas dan 33% responden cukup puas.

Pada item Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan

pelayanan atau informasi, tidak dijumpai adanya responden yang

menyatakan tidak puas dan mayotitas responden 60% menyatakan

puas/sangat puas dan 38% cukup puas.

Sementara pada item keterampilan para Project Manager, Project

Engineer, dan karyawan lainnya dalam pelayanan atau informasi (nilai rata-

Page 96: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

83

 

rata 3,54), tidak ada responden yang menyatakan tidak puas. Sebanyak

55% responden menyatakan puas/sangat puas dan 40% cukup puas.

Meskipun nilai rata-rata masing-masing item maupun keseluruhan

variabel jaminan menunjukkan kategori cukup baik (3 – 3,9), namun baik

nilai tersebut masih dapat ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5.

5.4.5. Empati (Emphaty)

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.6, distribusi jawaban responden pada variabel

empati menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden menyatakan puas,

sisanya sebanyak 39% responden menyatakan cukup puas, 5% sangat

puas, dan 8% tidak puas serta nilai rata-rata sebesar 3,46.

Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Empati

NO PERNYATAAN

TINGKAT KEPUASAN JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori

STP TP CP P SP

1 2 3 4 5

EMPATI (EMPHATY)

16

Pemberian informasi kepada sponsor mengenai update progress proyek/pekerjaan.

1 8 38 43 5 95 3.45

Cukup Puas

(dalam persen) 1% 8% 40% 45% 5% 100%

17

Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk berkonsultasi

2 9 39 40 5 95 3.39

Cukup Puas

(dalam persen) 2% 9% 41% 42% 5% 100%

18

Pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang status sosial dan lain-lain

0 6 35 50 4 95 3.55

Cukup Puas

(dalam persen) 0% 6% 37% 53% 4% 100%

JUMLAH 3 23 112 133 14 285 3.46

Cukup Puas PERSENTASE 1% 8% 39% 47% 5% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

Page 97: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

84

 

b. Pembahasan

Dari tabel 5.6 nilai terendah sebesar 3,39 terdapat pada item

Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk

berkonsultasi, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,55 pada item Pelayanan

kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang status sosial dan

lain-lain.

Pada item pemberian informasi kepada sponsor mengenai update

progress proyek/pekerjaan, terdapat 1% responden yang menyatakan tidak

puas dan mayotitas responden 50% menyatakan puas/sangat puas dan 40%

cukup puas.

Pada item ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan

kontraktor untuk berkonsultasi, terdapat 2% responden yang menyatakan

tidak puas dan mayotitas responden 47% menyatakan puas/sangat puas

dan 41% cukup puas.

Pada item pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa

memandang status sosial dan lain-lain, tidak dijumpai responden yang

menyatakan tidak puas dan mayotitas responden 57% menyatakan

puas/sangat puas dan 37% cukup puas.

Meskipun nilai rata-rata pada item-item variabel empati sudah

menunjukkan kategori cukup baik (3 -3,9), namun perlu adanya perhatian

pada item ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor/keluarga

sponsor untuk berkonsultasi. Selain itu, nilai rata-rata baik untuk masing-

masing item maupun keseluruhan variabel empati masih dapat ditingkatkan

untuk mencapai nilai ideal sebesar 5.

Berdasarkan pada penilaian masing-masing variabel perspektif pelanggan

di atas, total nilai secara keseluruhan perspektif pelanggan sebesar 3,49. Nilai

Page 98: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

85

 

tersebut masuk dalam kategori cukup puas, sebagaimana dapat dilihat pada

tabel 5.7.

Tabel 5.7 Nilai Kinerja Perspektif Pelanggan

No Variabel Nilai Rata-

Rata Kategori

1 Wujud Fisik (Tangibles) 3.58 Cukup Puas

2 Keandalan (Reliability) 3.25 Cukup Puas

3 Daya Tanggap (Responsiveness) 3.54 Cukup Puas

4 Jaminan (Assurance) 3.61 Cukup Puas

5 Empati (Emphaty) 3.46 Cukup Puas

Jumlah 3.49 Cukup Puas

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

5.5. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja perspektif keuangan didasarkan pada laporan

tahunan Sustaining Captal and R&D Project Capital and Project Management

Department tahun 2015 (lampiran 5.7 dan 5.8). Untuk perspektif keuangan

dilakukan penghitungan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan cost recovery

rate (CRR). Capital and Project Management Department memang merupakan

departemen yang tidak atau tidak mengutamakan mencari laba, melainkan untuk

menjaga keberlansungan perusahaan dan tetap sustain untuk masa-masa yang

akan datang. Di bawah ini diuraikan penghitungan rasio likuiditas, solvabilitas,

aktivitas, dan CRR.

5.5.1. Rasio Likuiditas

Rasio untuk mengukur kemampuan Capital and Project Management

Department dalam membiayai operasional dan memenuhi kewajiban keuangan

pada saat ditagih. Rasio yang digunakan penulis untuk mengukur likuiditas

adalah current ratio, dengan perhitungan sebagai berikut:

Page 99: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

86

 

  Current Ratio = Aset Lancar

Kewajiban Jangka Pendek

= $ 599,961,000

$ 148,499,000 = 4,04

Berdasarkan perhitungan di atas, current ratio Capital and Project

Management Department sebesar 4,04, yang artinya jumlah aset lancar

sebanyak 4,04 kali kewajiban jangka pendek atau setiap $ 1 kewajiban dijamin

oleh $ 4,04 aset lancar. Dengan menggunakan ukuran baku maka current

rationya sebesar 4,04 berada di bawah ukuran rata-rata industri sebesar 4,2. Hal

ini berarti Capital and Project Management Department memiliki current ratio

yang kurang baik dibandingkan dengan ukuran rata-rata perindustrian.

5.5.2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh aset Capital and Project

Management Department dibiayai dari modal sendiri (ekuitas). Rasio yang

digunakan penulis adalah Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset, dengan

perhitungan sebagai berikut:

  Rasio Modal Sendiri Terhadap Aset

= Modal Sendiri

Total Aset

= $ 1,833,957,000

$ 2,289,161,000 = 0.80

Berdasarkan perhitungan di atas, rasio modal sendiri terhadap total aset

sebesar 0,80, yang artinya bahwa 80% dari aset kantor dibiayai dari modal

sendiri. Dengan menggunakan ukuran baku, rasio modal sendiri terhadap total

aset Capital and Project Management Department sebesar 0,80 berada di atas

Page 100: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

87

 

ukuran baku kantor (0,4). Hal ini berarti rasio Departemen Capital and Project

Manajement kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian.

5.5.3. Rasio Aktivitas

Rasio ini untuk menilai kemampuan Capital and Project Management

Department dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

a. Collection Period (Periode Perputaran Piutang)

Rasio ini untuk mengukur berapa lamanya dana Capital and Project

Management Department ditanamkan dalam piutang atau berapa lama

penagihan piutang.

  Daily Sales Outstanding = Piutang Usaha x 365 hari

Pendapatan Usaha

= $ 78,200,000 x 365

$ 789,745,000 = 36,14

Berdasarkan perhitungan di atas, periode perputaran piutang (hari

piutang dilunasi) selama 36 hari. Dengan menggunakan ukuran baku

perindustrian maka peride perputaran piutang Capital and Project

Management Department selama 36 hari dianggap memenuhi dibandingkan

dengan ukuran rata-rata industri (36 hari)

b. Total Assets Turnover ( Perputaran Total Aset)

Rasio ini untuk mengukur berapa kali dana Capital and Project

Management Department yang ditanamkan dalam aset berputar dalam satu

tahun. Total pendapatan merupakan pendapatan usaha dan non usaha

Capital and Project Management Department.

  Total Assets Turnover = Total Pendapatan

Total Aset

= $ 789,745,000

$ 2,289,161,000

Page 101: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

88

 

= 0,34

Berdasarkan perhitungan di atas, perputaran total asset Capital and

Project Management Department sebesar 0,34 kali dalam setahun. Dengan

menggunakan ukuran baku yang digunakan dalam perindustrian maka

perputaran total aset di bawah rata-rata perindustrian (ukuran baku 1,8).

c. Cost Recovery Rate (CRR)

CRR merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar

kemampuan Capital and Project Management Department menutup

biayanya (tidak termasuk gaji dan tunjangan karyawan) dari total

pendapatan departemen.

  Cost Recovery Rate = Total Pendapatan Biaya Operasional

= $ 789,745,000

$ 671,389,000 = 1,17

Berdasarkan perhitungan di atas, CRR Capital and Project

Management Department sebesar 1,1,. Dibandingkan dengan nilai ideal

CRR berarti nilai CRR Departemen Capital and Project Manajement berada

diatas nilai ideal (nilai ideal CRR > 1). Artinya departemen mampu menutup

seluruh biaya operasionalnya.

Hasil pengukuran kinerja keuangan di atas, secara ringkas dapat

disajikan pada tabel 5.8 di bawah ini.

Page 102: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

89

 

Tabel 5.8 Rasio Keuangan Capital and Project Management Department Tahun 2015

NO Tolok Ukur Cara Pengukuran Nilai Rata-rata Industri

Kategori

1. Current Ratio Aset Lancar

Kewajiban Jk. Pendek 4,04 4,2 Kurang Baik

2.

Rasio Solvabilitas (Rasio Modal

Sendiri Terhadap Total Aset)

Modal Sendiri Total Aset

0,80 0,4 Tidak Baik

3. Collection Period Piutang Usaha x 365 Pendapatan Usaha

36 hari 36 Hari Memenuhi

4. Total Assets

Turnover Total Budget

Total Aset 0,34 x 1,8 Kali Kurang Baik

5. Cost Recovery

Rate Total Budget Actual Cost

1,17 >1 Memenuhi

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, nilai perspektif keuangan Capital and

Project Management Department dilihat dari rasio likuiditas dan solvalitas

kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian. Jika dilihat dari

rasio aktivitas maka collection period lebih baik dan cost recovery rate

memenuhi nilai rata-rata perindustrian, sedangkan total assets turnover

Capital and Project Management Department sedikit diatas nilai rata-rata.

5.6. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengolahan jawaban kuesioner responden pada perspektif proses bisnis

internal dengan nilai rata-rata dilakukan dengan bantuan Microsoft Excell 2013,

sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran 5.5. Hasil pengukuran kinerja

perspektif proses bisnis internal akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini..

5.6.1. Peralatan

Peralatan adalah variabel yang menggambarkan kondisi peralatan yang

dimiliki Capital and Project Management Department.

Page 103: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

90

 

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.9, distribusi jawaban responden pada variabel

peralatan menunjukkan bahwa sebanyak 52% responden menyatakan setuju

(S), sementara hanya 7% responden tidak setuju (ST) dan tidak ada

responden yang menyatakan sangat tidak setuju (STS) maupun sangat

setuju (SS), sisanya sebanyak 27% responden menyatakan cukup setuju

(CS) dimana hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh sebesar 3,74.

Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Peralatan

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

PERALATAN

1 Peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai

0 5 19 63 8 95 3.78

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 5% 20% 66% 8% 100%

2 Peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai

0 9 29 46 11 95 3.62

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 9% 31% 48% 12% 100%

3

Alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik

0 3 18 55 19 95 3.95

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 3% 19% 58% 20% 100%

4

Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan inventaris kantor.

0 9 36 33 17 95 3.61

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 9% 38% 35% 18% 100%

JUMLAH 0 26 102 197 55 380 3.74

Cukup Baik PERSENTASE 0% 7% 27% 52% 0% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

Page 104: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

91

 

b. Pembahasan

Dari tabel 5.9 nilai terendah sebesar 3,61 terdapat pada item

dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan inventaris kantor, sedangkan

nilai tertinggi sebesar 3,89 pada item alat tulis kantor yang dibutuhkan

tersedia dalam kondisi baik.

Berdasarkan pengolahan kuesioner, 5 responden (5%) pada item

peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai (nilai rata-rata 3,78),

menyatakan tidak setuju/sangat tidak setuju. Sementara sebanyak 74%

menyatakan setuju/sangat setuju.

Sementara pada item peralatan tersedia dalam jumlah yang

memadai, 9 responden (9%) menyatakan sangat tidak setuju/tidak setuju.

Sementara sebanyak 60% menyatakan setuju/sangat setuju

Pada item alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam

kondisi yang baik (nilai rata-rata 3,95), 3 responden (3%) menyatakan tidak

setuju. Namun demikian, mayoritas responden (78%) menyatakan

setuju/sangat setuju dan 19% cukup setuju. Sedangkan pada item dilakukan

pengecekan dan perbaikan inventaris kantor, dijumpai 9 responden (9%)

tidak setuju/sangat tidak setuju. Namun demikian, mayoritas responden

(53%) menyatakan setuju/sangat setuju dan 38% cukup setuju.

Meskipun nilai rata-rata pada item-item variabel peralatan

menunjukkan kategori cukup baik (3 -3,9), namun perlu adanya perhatian

pada item peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai dan item

pengecekan bekala dan perbaikan inventaris kantor, karena masih banyak

responden (7%) yang tidak puas. Selain itu, nilai rata-rata masing-masing

item maupun keseluruhan variabel peralatan masih dapat ditingkatkan untuk

mencapai nilai ideal 5.

Page 105: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

92

 

5.6.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah variabel yang menggambarkan kondisi

sarana dan prasarana yang dimiliki Capital and Project Management Department

a. Hasil Penelitian

Distribusi jawaban responden variaberl sarana dan prasarana pada

tabel 5.10 menunjukkan bahwa 51% responden menyatakan setuju, sisanya

sebanyak 29% cukup setuju, 11% sangat setuju, 8% tidak setuju, dan tidak

ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju serta nilai rata-rata

sebesar 3,66.

Tabel 5.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Sarana dan Prasarana

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

SARANA DAN PRASARANA

5

Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi dan efektifitas bekerja

1 5 18 57 14 95 3.82

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 5% 19% 60% 15% 100%

6

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap

0 10 29 46 10 95 3.59

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 11% 31% 48% 11% 100%

7

Gedung/ruang dalam kondisi baik dan dalam keadaan baik dan bersih.

0 7 36 41 11 95 3.59

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 7% 38% 43% 12% 100%

8

Prasarana Kantor (seperti air, listrik, sistem informasi dan komunikasi, dan lain-lain) berfungsi dengan baik

0 7 24 52 12 95 3.73

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 7% 25% 55% 13% 100%

Page 106: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

93

 

9

Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan sarana prasarana kantor

0 9 31 48 7 95 3.56

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 9% 33% 51% 7% 100%

JUMLAH 1 38 138 244 54 475 3.66

Cukup Baik PERSENTASE 0% 8% 29% 51% 11%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa nilai terendah sebesar

3,56 terdapat pada item Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan

sarana prasarana kantor, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,85 terdapat

pada item Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang

efisiensi dan efektifitas bekerja.

Dari hasil pengolahan kuesioner pada item komputerisasi telah

berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi dan efektivitas bekerja,

penulis mengidentifikasi sebanyak 1 (1%) responden menyatakan sangat

tidak setuju (STS), 5 (5%) responden menyatakan tidak setuju. Dan

sebanyak 19% menyatakan cukup setuju dan 75% menyatakan

setuju/sangat setuju.

Sementara pada item data dan informasi yang dibutuhkan dalam

mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap

(nilai rata-rata 3,59), terdapat 10 responden (11%) yang menyatakan tidak

setuju. Dan sebanyak 31% menyatakan cukup setuju dan 59% menyatakan

setuju/sangat setuju.

Pada item gedung/ruang dalam kondisi baik dan dalam keadaan

bersih, 7 responden (7%) menyatakan tidak setuju. Namun demikian,

mayoritas responden (55%) menyatakan setuju/sangat setuju dan 38%

responden cukup setuju.

Page 107: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

94

 

Di item prasarana kantor (seperti air, listrik, sistem informasi dan

komunikasi, dan lain-lain) berfungsi dengan baik, sebanyak 7 responden

(7%) menyatakan tidak setuju. Akan tetapi, mayoritas responden (68%)

menyatakan setuju/sangat setuju dan 25% responden cukup setuju.

Sedangkan untuk item dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan sarana

prasarana kantor dijumpai adanya 8 (9%) responden menyatakan tidak

setuju. Namun demikian, 58% responden menyatakan setuju/sangat setuju

dan 33% responden cukup setuju.

Meskipun nilai masing-masing item variabel menunjukkan kategori

cukup baik ( 3 -3,9), namun perlu adanya perhatian pada dua item yaitu item

data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat

diperoleh dengan mudah dan lengkap dan item dilakukan pengecekan

berkala dan perbaikan sarana prasarana kantor. Hal ini karena masih

banyak diidentifkasi responden yang tidak puas. Selain itu, nilai rata-rata

masing-masing item maupun keseluruhan variabel sarana dan prasarana

masih dapat ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal 5.

5.6.3. Proses

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.11 pada variabel proses menunjukkan bahwa

sebanyak 59% responden menyatakan setuju, 34 % cukup setuju, 6%

sangat setuju, dan 7% yang menyatakan tidak setuju serta nilai rata-rata

sebesar 3,58

.

Page 108: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

95

 

Tabel 5.11 Distribusi Jawaban Responden Variabel Proses

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

PROSES

10

CPM Departement mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang telah disetujui.

1 9 45 35 5 95 3.36

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 9% 47% 37% 5% 100%

11

Karyawan CPM Departement mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan

0 7 34 50 4 95 3.54

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 7% 36% 53% 4% 100%

12

Karyawan CPM Departement mengetahui prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement

0 3 29 59 4 95 3.67

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 3% 31% 62% 4% 100%

13

Karyawan CPM Departement mengikuti prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement

0 5 33 52 5 95 3.60

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 5% 35% 55% 5% 100%

14

Karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya.

0 6 22 58 9 95 3.74

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 6% 23% 61% 9% 100%

15

Karyawan CPM Departement mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya.

0 8 31 49 7 95 3.58

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 8% 33% 52% 7% 100% JUMLAH 1 38 194 303 34 570

3,58 Cukup Baik PERSENTASE 0% 7% 34% 53% 6% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.11 menunjukkan nilai terendah sebesar 3,36 terdapat pada

item CPM Departement mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan

sesuai dengan agreement yang telah disetujui, sedangkan nilai tertinggi

Page 109: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

96

 

sebesar 3,74 pada item Karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan

tanggung jawabnya.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner pada item Departement

mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement

yang telah disetujui, 10 (10%) responden menyatakan tidak setuju. Satu

diantara 10 responden yang sangat tidak setuju. Sementara pada item

Karyawan CPM Departement mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan

(nilai rata-rata 3,54), 7 responden (7%) menyatakan tidak setuju. Namun

demikian, mayoritas responden (57%) menyatakan setuju/sangat setuju dan

36% responden cukup setuju.

Pada item karyawan CPM Departement mengetahui prosedur/Flow

Chart pekerjaan di CPM Departement, 3 responden (3%) menyatakan tidak

setuju. Namun demikian, mayoritas responden (66%) menyatakan

setuju/sangat setuju dan 31% cukup setuju.

Pada item karyawan CPM Departement mengikuti prosedur/Flow

Chart pekerjaan di CPM Departement, 5 responden (5%) menyatakan tidak

setuju. Namun demikian, mayoritas responden (60%) menyatakan

setuju/sangat setuju dan 30% cukup setuju.

Pada item karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan

tanggung jawabnya, 6 responden (6%) menyatakan tidak setuju. Namun

demikian, mayoritas responden (70%) menyatakan setuju/sangat setuju dan

23% cukup setuju.

Pada item karyawan CPM Departement mampu melaksanakan

tugasnya sesuai dengan fungsinya. 8 responden (8%) menyatakan tidak

setuju. Namun demikian, mayoritas responden (58%) menyatakan

setuju/sangat setuju dan 33% cukup setuju

Page 110: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

97

 

Walaupun nilai rata-rata masing-masing item variabel proses

menunjukkan kategori cukup baik (3 -3,9), namun ada item yang perlu

mendapat perhatian kantor yaitu item CPM Departement mampu memenuhi

target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang telah disetujui

dan karyawan CPM Departement mampu melaksanakan tugasnya sesuai

dengan fungsinya. Hal ini karena pada item tersebut cukup banyak

responden tidak puas (15%). Selain itu, nilai rata-rata masing-masing item

maupun keseluruhan variabel proses masih dapat ditingkatkan untuk

mencapai nilai ideal 5.

Berdasarkan pembahasan masing-masing variabel di atas, secara

keseluruhan nilai kinerja perspektif proses bisnis internal sebesar 3,66, yang

dapat dikategorikan cukup baik. Rincian masing-masing variabel dapat dilihat

pada tabel 5.12 di bawah ini.

Tabel 5.12 Nilai Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

No Variabel Nilai Rata-

Rata Kategori

1 Peralatan 3.74 Cukup Baik

2 Sarana dan Prasarana 3.66 Cukup Baik

3 Proses 3.58 Cukup Baik

Jumlah 3.66 Cukup Baik

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

5.7. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

5.7.1. Kemampuan

Kemampuan adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan

pegawai terhadap kebijakan yang diambil manajemen Capital and Project

Management Department dalam meningkatkan kemampuan pegawai.

Page 111: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

98

 

a. Hasil Penelitian

Distribusi jawaban responden variabel kemampuan pada tabel 5.13

menunjukkan 47% responden menyatakan setuju, 15% sangat setuju, 30%

cukup setuju, dan hanya 6% yang tidak setuju dan 1% menyatakan sangat

tidak setuju, dimana nilai rata-rata semua variabel adalah sebesar 3,70.

Tabel 5.13 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kemampuan

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

KEMAMPUAN

1

Terdapat training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai fungsi dan kebutuhan

1 13 33 27 21 95 3.57

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 14% 35% 28% 22% 100%

2

Adanya kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan

1 6 25 40 23 95 3.82

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 6% 26% 42% 24% 100%

3 Lingkungan kerja kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru

0 2 35 47 11 95 3.71

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 2% 37% 49% 12% 100%

4 Adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari pimpinan

0 4 26 54 11 95 3.76

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 4% 27% 57% 12% 100%

5

Pimpinan memberikan pengarahan yang jelas sebelum memberikan pekerjaan/proyek

0 5 23 54 13 95 3.79

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 5% 24% 57% 14% 100%

6

Pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku yang produktif

3 6 30 44 12 95 3.59

Cukup Baik

(dalam persen) 3% 6% 32% 46% 13% 100%

7

Pimpinan memberikan pengetahuan kepada bawahan mengenai tingkah laku/moral yang positip

1 4 23 56 11 95 3.76

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 4% 24% 59% 12% 100%

8

Adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan prakarsa

2 8 33 37 15 95 3.58

Cukup Baik

(dalam persen) 2% 8% 35% 39% 16% 100%

Page 112: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

99

 

JUMLAH 8 48 228 359 117 760 3.70

Cukup Baik PERSENTASE 1% 6% 30% 47% 15% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.13 menunjukkan nilai terendah sebesar 3,57 terdapat

pada item Terdapat training bagi karyawan untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan sesuai fungsi dan kebutuhan, sedangkan nilai

tertinggi sebesar 3,82 pada item adanya kesempatan bagi karyawan untuk

melanjutkan pendidikan.

Dari hasil pengolahan kuesioner pada item Terdapat training bagi

karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai fungsi

dan kebutuhan (nilai rata-rata 3,57), penulis mengidentifikasi 14 responden

menyatakan tidak setuju/sangat tidak setuju. Namun demikian, mayoritas

responden (22%) sangat setuju dan 35% cukup setuju. Demikian pula pada

item Adanya kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan,

hanya 7% yang menyatakan tidak setuju/sangat tidak setuju, selebihnya

responden (64%) setuju/sangat setuju dan 26% cukup setuju.

Sementara pada item adanya lingkungan kerja kondusif untuk belajar

pekerjaan yang baru dan adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari

pimpinan (nilai rata-rata 3,71 dan 3,76), terdapat 6 responden yang

menyatakan tidak setuju/sangat tidak setuju.

Untuk item pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina

tingkah laku yang produktif (nilai rata-rata 3,59), terdapat 5 responden yang

menyatakan tidak setuju namun ada sekitar 46% yg menyatakan setuju,

sedangkan item pimpinan memberikan pengetahuan kepada bawahan

mengenai tingkah laku/moral yang positip (nilai rata-rata 3,76), ada 5

responden yang menyatakan tidak setuju/sangat tidak setuju.

Page 113: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

100

 

Selanjutnya, pada item adanya kesempatan untuk mengembangkan

bakat dan prakarsa, 10 (10%) responden menyatakan tidak setuju/sangat

tidak setuju. Akan tetapi, ada 55% responden menyatakan setuju/sangat

setuju dan 35% cukup setuju.

Meskipun nilai masing-masing item variabel kemampuan

menunjukkan nilai tingkat kepuasan pegawai dengan kategori cukup baik

(3 -3,9) atas kebijakan yang diambil manajemen Capital and Project

Management Department dalam meningkatkan kemampuan pegawai,

namun nilai tersebut masih dapat ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal 5.

5.7.2. Motivasi

Motivasi adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan

pegawai atas kebijakan-kebijakan yang diambil manajemen Capital and Project

Management Department dalam memotivasi pegawai Capital and Project

Management Department.

a. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5.14 pada variabel motivasi menunjukkan

distribusi jawaban responden sebanyak 50% menyatakan setuju dan hanya

6% tidak setuju, sedangkan sisanya 31% menyatakan cukup setuju serta

12% sangat setuju, serta nilai rata-rata sebesar 3,66.

Page 114: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

101

 

Tabel 5.14 Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi

NO PERNYATAAN TINGKAT KEPUASAN

JUM LAH

Nilai Rata Rata

Kate gori STS TS CS S SS

1 2 3 4 5

MOTIVASI

9

Departemen ini memberikan remunerasi/tunjangan kepada karyawan sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme

1 5 38 40 11 95 3.58

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 5% 40% 42% 12% 100%

10 Promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan

1 14 35 40 5 95 3.36

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 15% 37% 42% 5% 100%

11 Sistem absensi berjalan dengan baik

0 8 21 54 12 95 3.74

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 8% 22% 57% 13% 100%

12 Ruangan kerja nyaman dan memadai

1 4 24 53 13 95 3.77

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 4% 25% 56% 14% 100%

13 Pimpinan memberikan motivasi kepada bawahan dalam bekerja

2 4 34 48 7 95 3.57

Cukup Baik

(dalam persen) 2% 4% 36% 51% 7% 100%

14

Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada bawahan

2 2 37 46 8 95 3.59

Cukup Baik

(dalam persen) 2% 2% 39% 48% 8% 100%

15

Keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik kepada pimpinan maupun rekan sekerja

0 2 29 52 12 95 3.78

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 2% 31% 55% 13% 100%

16

Departemen ini memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi

2 9 44 29 11 95 3.40

Cukup Baik

(dalam persen) 2% 9% 46% 31% 12% 100%

17

Departemen ini memberikan teguran kepada karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan standar pekerjaan.

1 12 27 37 18 95 3.62

Cukup Baik

(dalam persen) 1% 13% 28% 39% 19% 100%

Page 115: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

102

 

18

Komunikasi antar rekan sekerja maupun antar bagian berjalan dengan baik

0 1 26 57 11 95 3.82

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 1% 27% 60% 12% 100%

19 Hubungan sosial sesama rekan kerja terjalin dengan baik

0 1 17 62 15 95 3.96

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 1% 18% 65% 16% 100%

20

Kerja sama dalam tim maupun antar bagian di departemen dalam menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik

0 2 27 54 12 95 3.80

Cukup Baik

(dalam persen) 0% 2% 28% 57% 13% 100%

JUMLAH 10 64 359 572 135 1140 3.66

Cukup Baik PERSENTASE 1% 6% 31% 50% 12% 100%

Sumber: data penelitian telah diolah kembali

b. Pembahasan

Dari tabel 5.14 menunjukkan nilai terendah sebesar 3,36 terdapat

pada item promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan, sedangkan nilai

tertinggi 3,99 terdapat pada item hubungan sosial sesama rekan kerja

terjalin dengan baik.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner pada item departemen ini

memberikan remunerasi/tunjangan kepada karyawan sesuai dengan

tingkat tanggung jawab dan profesionalisme (nilai rata-rata 3,58), penulis

mengidentifikasi sebanyak 6 responden menyatakan tidak setuju/sangat

tidak setuju. Sementara pada item promosi berjalan sesuai dengan

kebutuhan (nilai rata-rata 3,36) terdapat 15 responden yang menyatakan

tidak/sangat tidak setuju.

Pada item sistem absensi berjalan dengan baik, 8 responden

menyatakan tidak setuju. Namun sekitar 70% menyatakan setuju/sangat

setuju. Untuk item ruangan kerja nyaman dan memadai, 4 (4%) responden

Page 116: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

103

 

yang menyatakan tidak setuju, 1 (1%) sangat tidak setuju, 70%

setuju/sangat setuju, dan 25% cukup setuju. Sedangkan pada item Pimpinan

memberikan motivasi kepada bawahan dalam bekerja (nilai rata-rata 3,57), 4

(4%) responden menyatakan tidak setuju tetapi ada 58% menyatakan setuju.

Namun untuk item Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada

bawahan (nilai rata-rata 3,59) hanya 2% yang menyatakan tidak setuju. Hal

yang sama untuk item keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik

kepada pimpinan maupun rekan sekerja hanya dua responden menyatakan

tidak setuju.

Untuk item departemen ini memberikan penghargaan bagi karyawan

yang berprestasi serta Departemen ini memberikan penghargaan bagi

karyawan yang berprestasi perlu diperhatikan karena ada 22% yang

menyatakan tidak setuju namun ada sekitar 70% menyatakan setuju.

Berbeda halnya dengan item komunikasi antar rekan sekerja maupun

antar bagian berjalan dengan baik dan hubungan sosial sesama rekan kerja

terjalin dengan baik serta kerja sama dalam tim maupun antar bagian di

departemen dalam menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik, hanya

sekitar 4% yang menyatakan tidak setuju.

Meskipun masing-masing item menunjukkan nilai tingkat kepuasan

pegawai dengan kategori cukup baik (3 -3,9) atas kebijakan yang diambil

manajemen dalam meningkatkan motivasi pegawai, namun perlu adanya

perhatian pada item-item berikut ini, yaitu item promosi berjalan baik sesuai

dengan kebutuhan karena ada sekitar 15% yang menyatakan tidak setuju.

Selain itu, nilai rata-rata masing-masing item maupun keseluruhan variabel

motivasi masih dapat ditingkatkan untuk mencapai nilai ideal 5.

Berdasarkan distribusi jawaban responden masing-masing variabel

pespektif pembelajaran dan pertumbuhan di atas, maka dapat dihitung nilai

Page 117: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

104

 

keseluruhan variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar

3,68. Nilai tersebut masuk dalam kategori cukup baik, sebagaimana

disajikan pada tabel 5.15.

Tabel 5.15 Nilai Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Variabel Nilai Rata-

Rata Kategori

1 Kemampuan 3.70 Cukup Baik

2 Motivasi 3.66 Cukup Baik

Jumlah 3.68 Cukup Baik

Dari total hasil penelitian diatas dengan semua perspektif Balanced

Scoreccard dalam mengukur kinerja yang meliputi 1) perspektif keuangan, 2)

perspektif pelanggan, 3) perspektif proses bisnis internal, dan 4) perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan. Dari tabel 5.16 berikut dapat diperoleh

rekapitulasi semua aspek.

Tabel 5.16 Tabel Rekapitulasi Balanced Scorecard

Perspektif Jumlah Sampel (orang)

Hasil Hasil Ukur

1. Pelanggan a. Tangibles b. Reliability c. Responsiveness d. Assurance e. Emphaty

95 3.58 3.25 3.54 3.61 3.46

(Cukup Baik) (Cukup Baik) (Cukup Baik) (Cukup Baik) (Cukup Baik)

2. Keuangan a. Current Ratio - 4,04 4,2 (Kurang Baik) b. Rasio Modal Sendiri

dengan Total Aset -

0,80 0,4 (Kurang Baik)

c. Collection Period - 36 hari 36 Hari (Memenuhi) d. Total Assets Turnover - 0,34 x 1,8 Kali (Baik) e. Cost Recovery Rate - 1,17 >1 (Memenuhi)

Page 118: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

105

 

3. Proses Internal a. Peralatan b. Sarana Prasarana c. Proses

95 3.74 3.66 3.58

(Cukup Baik) (Cukup Baik) (Cukup Baik)

4. Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kemampuan b. Motivasi

95

3.70 3.66

(Cukup Baik) (Cukup Baik)

5.8. Pembahasan detail berbagai perspektif dalam balanced scorecard

5.8.1. Perspektif Pelanggan

Dari tabel 5.16 nilai terendah sebesar 3,25 terdapat pada item

Reliability, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,61 pada Assurance.

Dalam sisi keandalan, berdasarkan data dapat dikatakan bahwa

Departemen Capital and Project Management masih perlu berbenah.

Lemahnya dalam pelaksanaan konstruksi menjadi sorotan yang perlu

diperhatikan, sebanyak 22% responden menyatakan tidak puas atas

ketepatan waktu dalam pelaksanaan proyek. Pencapaian yang belum baik

akan menimbulkan respon negatif atau ketidakpuasan dari sponsor tehadap

kinerja departemen, karena dapat dikatakan bahwa keberlangsungan

proyek-proyek yang dikerjakan bersinggungan langsung terhadap sumber

pendapatan Departemen Capital and Project Management maupun secara

global PT Vale Indonesia karena akan mempengaruhi produksi nikel. Untuk

itu Departemen Capital and Project Management dalam menjalankan

proyek-poyeknya harus berorientasi kepada pencapaian target yang lebih

baik dan tepat waktu. Bila suatu departemen telah memenuhi harapan

sponsor maka departemen tersebut tergolong berkualitas (Supranto, 2001).

Faktor lain yang sangat mempengaruhi keterlambatan proyek adalah

kurangnya tenaga kerja kontraktor yang berkualitas, terbatasnya peralatan

Page 119: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

106

 

yang layak, managemen K3L yang masih perlu dikembangkan dan masih

minimnya kemampuan financial kontraktor di lingkup kontraktor PT vale

Indonesia (Tamrin Sattung, 2017).

Tenaga kerja yang berkualitas dibutuhkan untuk memastikan

pekerjaan dilakukan dengan benar sehingga proyek berjalan secara efektif

dan efisien. Tenaga kerja tidak terampil atau tidak berkualitas dapat

mengakibatkan pekerjaan tidak sesuai pesyaratan sehingga perlu perbaikan

(rework) yang akan sangat berdampak pada penambahan waktu dan biaya.

Peralatan yang layak dibutuhkan untuk memudahkan pekerjaan

khususnya pekerjaan yang memiliki kompleksitas yang tinggi dan tidak bisa

dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Peralatan alat yang

memadai dapat mempercepat pelaksanaan kosntruksi yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja proyek sehingga proyek bisa diselesaikan tepat

waktu.

Manajemen K3L juga sangat berperan penting dalam pencapaian

proyek, sebab program K3L dapat dijadikan acuan untuk memastikan

pekerjaan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan,

keselamatan kerja dan lingkungan.

Menurut Gustaf GS (2016) menerangkan bahwa salah satu penentu

keberhasilan pryek adalah dengan menyelaraskan antara tujuan dan ruang

lingkup proyek dengan tujuan organisasi, serta besarnya keyakinan pelaksana

proyek terkait tingkat keberhasilan proyek. Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah peran dokumen “Project Scope Definition” dalam membantu tim proyek

memahami ruang lingkup, tujuan, risiko dan sasaran serta batasan-batasan

dalam proyek adalah indikator paling dominan. Indikator lainnya adalah

pernyataan terkait dokumen justifikasi proyek atau business case yang telah

disusun secara sistematis, menggambarkan tujuan dan sasaran proyek secara

Page 120: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

107

 

jelas dan risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan proyek. Justiikasi ini

harus secara jelas dijabarkan dalam design konstruksi. Dikarenakan jika

kesalahan dalam penafsiran tujuan ini maka akan berakibat pada tujuan proyek

yang keliru, sehingga berbeda dengan hasil yang diharapkan yang akan memilki

potensi proyek tersebut dianggap gagal dalam pelaksanaannya.

Pelanggan yang puas akan tetap menggunakan pelayanan yang

membuat mereka puas. Dan sebaliknya, pelanggan yang tidak puas tidak

akan kembali untuk menggunakan pelayanan yang membuat mereka tidak

puas. Setiap pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan segala

keluhan dan pengalamannya kepada 11 orang temannya. Setiap temannya

tersebut akan memberitahukan kepada 5 orang disekitarnya (Feni Nugraha,

2012).

Kejelasan informasi proyek memiliki kepuasan terendah karena

dalam memberikan update progress pekerjaan Project Manager relative

masih minim dalam hal update progress pekerjaan kepada sponsor, hal ini

dibuktikan dengan dari hasil analisa responden yang menunjukkan bahwa

Project Manager masih minim dalam memberikan update informasi dan

kurangnya waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk berkonsultasi. Akan

tetapi, seperti yang disebutkan di latar belakang dimana masih ada sponsor

yang mengeluhkan kurangnya informasi yang diberikan oleh Project

Manager, hal ini dikarenakan dalam berkomunikasi kepada sponsor masih

menggunakan istilah ilmiah project management, sehingga sponsor tidak

dapat memahami informasi yang diberikan, untuk itu sebaiknya pihak

manajemen memberikan pengertian atau arahan kepada project manager

agar pada saat berkomunikasi atau memberikan laporan kepada sponsor

menggunakan istilah atau kalimat yang mudah dipahami oleh sponsor.

Page 121: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

108

 

Keterampilan para Project Manager, Project Engineer, dan Engineer

dalam pelayanan proyek atau informasi proyek memegang peranan penting

karena mereka adalah ujung tombak dalam pekejaan proyek. Dalam kurun

waktu lima tahun terakhir, terlihat bahwa poduksi nikel lebih rendah jika

dibandingkan dengan biaya investasi perusahaan. Dan jika dilihat dari

performance schedule di tahun 2015 hanya memperoleh nilai 0.94 yang

artinya 6% dibawah schedule.

Kecenderungan proyek relative terlambat ditengah tahun dan

cenderung meningkat jika diakhir tahun. Fenomena tersebut berubah dimana

Engineer mulai sibuk dengan padatnya jadwal konstruksi proyek-proyek

yang lain, sehingga respon mengalami penurunan. Hal ini mungkin juga

dikarenakan adanya kejenuhan yang dirasakan oleh Engineer selama

menjalani rutinitas pekerjaannya. Atau mungkin saja hal tersebut dipengaruhi

karena kurang puasnya engineer terhadap insentif dan atau gaji yang

diterima sehingga berpengaruh terhadap pelayanannya. Untuk itu pihak

Departemen Capital dan Project Managemen harus selalu menanamkan

pemahaman kepada engineer agar selalu fokus kepada proyek dan

memberikan pelayanan yang terbaik.

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan di Departemen Capital and Project Management PT Vale

Indonesia Tbk cukup puas dengan nilai total tingkat kepuasan berada di

3,49. Penelitian Puspita (2003) menunjukkan bahwa diagram kartesius

menunjukkan pernyataan tentang petugas memiliki ketrampilan yang cukup

dalam pekerjaannya, petugas melayani dengan tepat waktu, dan karyawan

memberikan pelayanan yang cepat merupakan faktor yang masuk dalam

posisi priorotas utama dan harus diperbaiki. Sedangkan penelitian Setiawati

(2008) yang menggunakan metode servqual menunjukkan hasil bahwa

Page 122: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

109

 

responsiveness memiliki tingkat kepuasan terendah (71 %), kemudian

reliability (73,7%), emphaty (77,8%), tangibility (78%), dan yang tertinggi

adalah assurance (84,%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kecepatan

karyawan dalam memberikan layanan yang dibutuhkan oleh sponsor

merupakan aspek penting yang harus dicermati. Selain itu juga kesesuaian

antara kebutuhan layanan dengan layanan apa yang diterima oleh sponsor

juga termasuk dalam fokus utama.

Untuk menyiasati keterlambatan proyek (responsiveness) pihak

Departemen Capital dan Project Managemen bisa saja membuat inovasi-

inovasi tertentu dalam hal penyediaan alat-alat penunjang/software yang

mampu mempercepat pekerjaan dan kejelasan informasi diawal project

harus lebih ditekankan agar tidak terjadi bias sehingga sasaran dan tujuan

dapat terpacai dengan maksimal. Hal lain yang bisa membantu adalah

pengadaan sistem informasi yang lebih comprehensive. Sistem informasi

yang tepat akan mengurangi permasalahan yang mengganggu pelayanan di

Departemen Capital dan Project Management, meningkatkan pelayanan dan

keuntungan bagi Departemen Capital and Project Management.

Menurut Pradopo (2007) dalam Setiawati (2008) salah satu upaya

untuk mempertahankan retention rate bagi pelanggan adalah dengan

menyelesaikan keluhan pelangga, akan lebih baik lagi apabila keluhan

tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang dalam seminggu. Pada

dasarnya kepuasan dan tidak kepuasan pelanggan atas pelayanan akan

berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Oleh karena itu, pengukuran

tingkat kepuasan pelanggan adalah merupakan suatu hal yang sangat

penting. Pelanggan yang merasa puas akan menunjukkan besarnya

kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang

Page 123: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

110

 

puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk

kepada orang lain (Lupiyoadi dalam Khadijah,2002).

Menurut Kartajaya (2006) kepuasan pelanggan sudah tidak cukup

lagi dan tidak bisa lagi memenangkan persaingan. Sekarang konsep

customer yang memenangkan persaingan yaitu konsep tiga S: customer

satisfaction, customer sacrifice, dan customer surprise. Dalam rangka

meningkatkan produktifitas, kepuasan sponsor perlu ditingkatkan. Apabila

kepuasan sponsor meningkat maka loyalitas sponsor akan terbentuk. Dalam

rangka meningkatkan kepuasan sponsor, maka pihak manajemen perlu

menambahkan ketiga konsep di atas. Customer satisfaction ditingkatkan,

kemudian customer sacrifice diminimalisir dengan cara melakukan survey

kepada sponsor yang menanyakan apa yang sebenarnya diinginkan karena

dapat juga sponsor puas dengan mengeluarkan pengorbanan. Setelah hasil

didapat dari harapan pelanggan, berusahalah untuk memberikannya.

Customer surprise dilakukan dengan memberikan pelayanan yang melebihi

harapan sponsor. Dengan konsep tiga S ini diharapkan kinerja perspektif

pelanggan ini menjadi baik dan akhirnya akan meningkatkan jumlah

kunjungan sponsor di Departemen Capital and Project Management.

5.8.2. Perspektif Keuangan

Departemen Capital and Project Management terkhusus PT Vale

Indonesia harus dapat meningkatkan kinerja keuangannya untuk dapat

selalu eksis dalam bisnisnya. PT Vale Indonesia harus dapat membiayai

operasionalnya, pemeliharaan, membayar hutang dan meningkatkan

investasi yang semakin hari semakin tinggi (Gasperz, 2002). Untuk

membangun suatu balanced scorecard harus mengaitkan unit-unit bisnis

kepada tujuan finansial yang berkaitan dengan strategi perusahaan. Tujuan

Page 124: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

111

 

finansial berperan sebagai fokus untuk tujuan-tujuan strategik dan ukuran-

ukuran dalam semua perspektif yang lain dari balanced scorecard (Gasperz,

2002). Menurut Sartono, A (1991) dan Hertiningsih (2004) untuk melakukan

analisis kinerja keuangan, dapat dilakukan dengan cara membandingkan

suatu prestasi dari satu periode ke periode sebelumnya, sehingga diketahui

adanya kecenderungan pada periode tertentu.

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, nilai perspektif keuangan Capital and

Project Management Department dilihat dari rasio likuiditas dan solvalitas

kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian. Jika dilihat dari

rasio aktivitas maka collection period lebih baik dan total assets turnover di

memenuhi nilai rata-rata perindustrian, sedangkan cost recovery rate Capital

and Project Management Department di atas nilai rata-rata.

Perlambatan ekonomi global, yang diikuti oleh penurunan harga

beberapa komoditas perdagangan dunia, termasuk nikel, menjadi perhatian

utama bagi para pelaku bisnis logam dan mineral, tidak terkecuali PT. Vale

Indonesia. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME) dalam lima tahun

terakhir, harga nikel per ton pada periode Februari 2015 yang masih berada di

kisaran USD 15,000/metrik ton, menukik tajam ke kisaran USD 8,500/metrik ton

pada periode Februari 2016. Artinya, dalam satu tahun terakhir saja telah terjadi

penurunan harga sekitar 43%. Jika dibandingkan dengan harga nikel pada

periode yang sama pada bulan Februari 2011, penurunannya bahkan jauh lebih

besar lagi yakni sekitar tujuh puluh persen.

Kondisi ini tidak hanya berimbas kepada ketidakstabilan neraca

keuangan perusahaan secara umum, tetapi juga pada proyek-proyek investasi

yang tidak bisa ditiadakan dan tetap harus dijalankan untuk menjaga

keberlangsungan operasional perusahaan. Dengan harga jual yang sedemikian

menurun, para pelaku di bidang capital project dituntut untuk lebih efektif dan

Page 125: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

112

 

efisien dalam menjalankan proyek investasi yang menjadi tanggung jawabnya di

tengah tantangan-tantangan yang sedang dihadapi.

Hal-hal tersebut yang menyebabkan masih besarnya biaya

pengeluaran PT Vale Indonesia Tbk hingga sekarang. Selain melihat tingkat

pertumbuhan dan pendapatan, dalam penelitian ini juga melihat nilai

perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran atau cost recovery

rate (CRR). Dari hasil perhitungan yang dilakukan peneliti, didapatkan nilai

CRR 117%. Nilai CRR di atas 100% menunjukkan bahwa total biaya yang

dikeluarkan Departemen Capital and Project Management masih dibawah

total pendapatannya termasuk nilai turnover total asset sebanyak 0,34kali.

Hal ini menunjukkan bahwa Nilai assest masih relative lebih besar

dibandingkan dengan budget capital yang dikeluarkan. Atau dengan kata lain

keberlangsungan perusahaan dalam mengelola perusahaan relative leih

baik.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Puspita (2003) dimana

dari data keuangan pada tahun 2001 dan 2002 dapat dilihat tingkat

pertumbuhan pendapatan fungsional, dimana pendapatan mengalami

peningkatan sebesar 245%. Selain itu, jika membandingkan jumlah

pengeluaran pada tahun 2002 terhadap tahun 2001 ada peningkatan

pengeluaran sebesar 151%. Hal tersebut dikarenakan adanya

pembengkakan biaya peralatan.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja

perspektif keuangan Departemen Capital and Poject Management dapat

dikatakan cukup efisien dan menunjukkan hasil yang baik karena dari

pendapatan mengalami memiliki nilai lebih dari 100% ditahun 2015. Hanya

saja pengeluran juga mengalami peningkatan. Perspektif keuangan ini

memberikan gambaran dasar bagi pihak manajemen untuk tetap

Page 126: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

113

 

mempertahankan dan meningkatkan kinerja perspektif keuangannya. Perlu

diberlakukan kebijakan-kebijakan yang lebih mampu untuk mencapai

perspektif keuangan lebih maksimal seperti meningkatkan produktivitas

karyawan, meminimalisir biaya produksi, dan membuat inovasi-inovasi

proyek yang dapat mempercepat produksi nikel secara keseluruhan.

5.8.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dari hasil penelitian diatas diperoleh bahwa hasil pencapaian

Departemen Capital and Project Management dalam perpektif bisnis internal

yang meliputi sarana dan prasarana, peralatan dan proses bisnis

memperoleh hasil yang cukup baik (3,66). Namun terdapat item yang perlu

mendapat perhatian kantor yaitu item CPM Departement kurang mampu

memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang

telah disetujui akan tetapi karyawan CPM Departement telah mengetahui

tugasnya sesuai dengan fungsinya.

Dari ketiga variabel diatas, variabel peralatan yang paling dominan

penilaian dari responden, hal ini berarti bahwa peralatan yang disediakan

oleh kantor telah sangat memadai. Akan tetapi tidak diimbangi oleh

pencapaian penyelesaian target yang telah ditentukan atau diberikan.

Namun, hal senada disampaikan oleh Didi Hartono (2014) menjelaskan

bahwa Sarana prasarana tidak berpengaruh dominan terhadap kinerja

pegawai. Jadi bisa diartikan bahwa prelengkapan sarana dan prasaran tidak

berpengaruh siginifikan terhadap kinerja karyawan.

Departemen Capital and Project Management perlu melihat lebih

detail terhadap proses bisnis internal sebab dari ketiga variabel yang

dipaparkan diatas variabel inilah yang paling rendah nilainya terutama dalam

hal penyelesain pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Hal ini

Page 127: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

114

 

tentunya selaras dalam variabel sebelumnya bahwa Departemen Capital and

Project Management selalu mengerjakan proyek secara tidak tepat waktu,

banyaknya proyek-proyek yang tidak memenuhi target proyek yang telah

ditetapkan. Menurut Haekal Hasan(2016) dalam penelitiannya menyebutkan

bahwa keterlambatan suatu proyek dapat disebabkan oleh, diantaranya :

− Kekurangan/keterlambatan material konstruksi

− Kemampuan tenaga kerja

− Ketersedian tenaga kerja

− Perbedaan spesifikasi material dan

− Perbedaan jadwal konstruksi oleh pihak sub-kontraktor

5.8.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pengukuran tingkat kepuasan kerja pegawai ini adalah untuk

mengetahui keadaan emosional yang menyenangkan dimana pegawai

memandang pekerjaan mereka. Karyawan akan memberikan komitmennya

bila ia merasakan ikatan emosional dengan suatu perusahaan. Perusahaan

yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki

pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh perusahaan

(Kaplan dan Norton, 1996) dalam Feni Nugraha (2012) Terdapatnya

kepuasan pegawai terhadap lingkungan kerja akan berpengaruh kepada

mutu pelayanan.

Pengukuran kepuasan pegawai meliputi kepuasan akan besarnya

gaji, promosi, teman kerja, atasan dan kepuasan atas pekerjaan sendiri.

Mulyadi (2001) menyebutkan bahwa organisasi akan menghasilkan produk

yang baik bagi pelanggan jika organisasi tersebut mempekerjakan sumber

daya manusia yang produktif dan berkomitmen dalam menjalankan proses

yang digunakan oleh organisasi.

Page 128: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

115

 

Dari penelitian Setiawati (2008) diperoleh gambaran bawah kepuasan

karyawan terendah adalah kepuasan terhadap jasa yang diterima oleh

karyawan. Hal tersebut perlu dievaluasi lebih lanjut apakah ketidakpuasan itu

disebabkan dari jumlah jasa yang diterima atau ketidaksesuaian jasa dengan

beban kerja. Sebaiknya pihak manajemen berdiskusi langsung dengan para

karyawan untuk menentukan titik tengah yang menguntungkan bagi

keduabelah pihak.

Pernyataan Handoko (1988) dalam Sri D (2000) bahwa kompensasi

perlu ditingkatkan karena dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja

sehingga mutu pelayanan juga meningkat. Upah/kompensasi mempengaruhi

kinerja seseorang dan seseorang mengekspresikan ketidakpuasannya

dengan bekerja seenaknya. Sesuai Magginson (1981) dalam Sutarsa (2001)

dalam menentukan kompensasi membayar upah pegawai perlu didasarkan

pada kemampuan perusahaan. Hal tersebut berarti jangan sampai

menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada

perusahaan. Agar tidak adanya kecemburuan maka diperlukan adanya:

1. Kepuasan terhadap promosi dan pekerjaan juga perlu menjadi perhatian

pihak manajemen, hal ini dikarenakan promosi berdasarkan hasil

penelitian ini mendapatkan bawah promosi tidak berjalan dengan baik.

2. Pengembangan kompetensi karyawan, krn dilnilai bahwa

kurang/minimnya training yang diperoleh oleh karyawan

Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly dalam Hafizurrachman

(2009) dikatakan bahwa kinerja pribadi merupakan landasan kinerja

organisasi dan perilaku organisasi. Karyawan yang puas terhadap

pekerjaannya akan timbul rasa senang dan bersemangat dalam bekerja.

Diimbangi dengan adanya kebijakan terhadap insentif, maka akan

menambah semangat pegawai untuk bekerja optimal dan berpengaruh

Page 129: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

116

 

terhadap peningkatan dalam kemampuan hasil keseluruhan seseorang.

Karena kepuasan pegawai merupakan dasar keberhasilan departemen

untuk mencapai apa yang ditargetkan.

Page 130: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

117

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah disebutkan pada

bab-bab terdahulu, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penilaian kinerja dengan metode Balanced Scorecard mampu memberikan

gambaran secara lebih komprehensif terhadap pencapaian kinerja Capital

and Project Management Deprtement di PT. Vale Indonesia tahun 2015.

2. Kinerja kepada sponsor dan kontraktor selaku pelaksana konstruksi,

diperoleh:

a. Fasilitas pendukung kantor seperti kantin, lingkungan kantor dan

sekitarnya, Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi dan penyampaian

informasi baik kepada sponsor dan kontraktor memiliki nilai dibawah

rata-rata.

b. Keandalan (Reliability) berada dibawah rata-rata dari seluruh perspektif

pelanggan. Sedangkan Jaminan (Assurance) berada paling atas dari

rata-rata penilaian.

3. Dari perspektif keuangan Capital and Project Management Department

dilihat dari rasio likuiditas dan solvalitas berada dibawah nilai rata-rata. Jika

dilihat dari rasio aktivitas maka collection period lebih baik dan total assets

turnover dibawah rata-rata perindustrian, sedangkan cost recovery rate

Capital and Project Management Department di atas nilai rata-rata indusri.

4. Perspektif bisnis internal di CPM departement, diperoleh:

a. Pengecekan berkala dan perbaikan semua inventaris dan sarana

prasarana kantor dan kinerja dalam pemenuhan target penyelesaian

Page 131: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

118

 

pekerjaan sesuai dengan kesepakatan yg telah disetujui berada

dibawah nilai rata-rata.

b. Dari sisi penilaian peralatan merupakan memperoleh nilai rata2 tertinggi.

5. Aspek kinerja dalam tumbuh dan berkembang di CPM departement,

diperoleh:

a. Training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, pimpinan

departemen lebih meningkatkan gairah kerja bawahannya dan

membina tingkah laku yang produktif dan kesinambungan antara

promosi dengan kebutuhan perusahaan dinilai belum berjalan dengan

baik karena berada dibawah standard rata-rata penilaian.

b. Variabel kemampuan memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari variabel

motivasi.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah disebutkan pada

bab-bab sebelumnya, ada beberapa yang perlu diperhatikan:

Untuk lebih meningkatkan kinerja kepada sponsor dan kontraktor selaku

pelaksana konstruksi, disarankan:

a. Fasilitas pendukung kantor seperti kantin, lingkungan kantor dan

sekitarnya lebh diperhatikan kebersihannya, kelengkapannya termasuk

kenyamanannya

− Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi lebih diperhatikan agar

dapat dipenuhi sesuai dengan agreement/komitmen kepeda sponsor

atau sponsor. Dan perlu pula diperhatikan mengenai kecepatan dan

kemudahan pelayanan serta prosedur.

Page 132: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

119

 

− Dalam penyampaian informasi baik kepada sponsor dan kontraktor

agar cepat dan tetap baik dalam bentuk verbal maupun oral sehingga

tidak ada informasi yang tidak jelas. Karena masih dianggap masih

rendahnya keterampilan para Project Manager, Project Engineer dan

karyawan lainnya dalam pelayanan dan pemberian informasi.

− Karyawan CPM Departemen disarankan lebih memperhatikan waktu

terkhusus mengenai ketersedian dan kecukupan waktu bagi sponsor

dan konraktor untuk berkonsultasi.

b. Dalam hal meningkatkan kinerja dalam internal CPM departement,

disarankan:

− Perlu ditingkatkan perbaikan dalam pengecekan berkala dan

perbaikan semua inventaris dan sarana prasarana kantor.

− CPM Departemen perlu meningkatkan kinerja dalam pemenuhan

target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kesepakatan yg telah

disetujui.

c. Dalam hal meningkatkan kinerja dalam tumbuh dan berkembang CPM

departement seiring dengan value perusahaan, disarankan:

− Lebih meningkatkan training bagi karyawan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.

− Pimpinan departemen lebih meningkatkan gairah kerja bawahannya

dan membina tingkah laku yang produktif.

− Perlu diperhatikan kesinambungan antara promosi dengan kebutuhan

perushaan, karena sebanyak 15% dari total responden menyatakan

hal tersubut belum berjalan dengan baik.

− Adanya penghargaan kepada karyawan yang berprestasi,

sebahagian responden masih menilai departemen masih minim

menjalankan hal tersebut.

Page 133: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

120

 

DAFTAR PUSTAKA

Achadiono. D. (2002). Analisis Pengukuran Kinerja Unit Rawat Jalan Jakarta Medical Center Dengan Pendekatan Kerangka Balanced scorecard. Tesis. Jakarta: FKMUI.

Aditama, Y.T. (2004). Kepuasan Konsumen, Jurnal MARSI http://wwwfkm.ui.ac.id/jurnal I vol 15/editorial kepuasan konsumen.pdf.

Amirullah. (2015). Managemen Strategi (Teori-Konsep-Kinerja). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ciptani, Monika K. (2000). Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol 2. Balanced scorecard Sebagai Pengukur Kinerja Masa depan: Suatu Pengantar. Universitas Kristen Petra.

Ganna, Gustaf. (2016). Pengaruh Critical Success Factors_Peningkatan Kinerja Capital Project. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin

Gaspersz, Vincent. (2005). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gerson, R F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Cetakan ke-3. Jakarta Pusat: Victory Jaya Abadi.

Gibson, James,L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fahmi, Irham. (2013). Managemen Strategis (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Alfabeta

Handoko, T. H. (1993). Manajemen Personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hartati. (2012). Pengukuran Kinerja RSUD DR.Moewardi Surakarta dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Tesis. Universitas Indonesia.

Hartono, Didi. (2014). Pengaruh Sarana Prasarana dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Jurnal. Kindai

Ilyas, Y. (2002). Kinerja : Teori, Perilaku dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi.

Jakarta Kaplan Robert S & Norton David P. (1996). Balanced Scorecard, Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Penerbit Airlangga

Page 134: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

121

 

Kaplan Robert S & Norton David P. (2001). The Strategy-Focused Organization, How Balanced scorecard Companies Thrive in The New Business Environment. Harvard Business Sholl Pres.

Keswani, N.A. (2011). Analisis Kinerja Divisi Marketing Perusahaan Zahirah Dengan Pendekatan Balanced scorecard Tahun 2011. Skripsi. FKMUI

Kottler, Phillip. (2000). Marketing Management. The Millenium Edition. Prentice Hall International, Inc.

Kottler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran Jilid I edisi 11. Jakarta: PT. Index.

Luis, Suwardi and Biromo Prima. (2007). Step by Step in Cascading Balanced scorecard to Function Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mulyadi. (2001). Balanced scorecard Alat Manajemen Konteporer untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2007). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced scorecard. Yogyakrta: Unit Penerbitan dan Pencetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Munawir, S. (1989). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty

Nor, Liyana. (2015). Tenaga Kerja, Motivasi dan Kepusan Kerja Tentara Laut Armada Tentara Laut Diraja Malaysia. Jurnal Kemanusiaan !5 Juni 2015.

Pramadhany, Wahyu Eko Yuzandra. (2011). Penerapan Metode Balanced scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Organisasi Nirlaba. Skripsi. Semarang, Universitas Diponegoro.

Permana, Hana. (2002). Makalah Kuliah Manajemen Strategi. Program Pasca Sarjana. KARS UI Depok.

Puspita, Indah H.A. (2003). Penilaian Kinerja Poliklinik Spesialis Unit Rawat

Jalan RSUD Palembang Bari Periode 2001-2002 Dengan Pendekatan Konsep Balanced Scorecard. Tesis. Depok: FKMUI.

Rangkuti, Freddy. (2011). Teknik Menyusun Startegi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: Kompas Gramedia

Sastrohardiwiryo, Siswono. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrati dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Sattung,Thamrin. (2017). Pengaruh Kriteria Pemilihan Kontraktor Oleh Pemilik Proyek Terhadap Kinerja Proyek. Tesis. Universitas Hasanuddin.

Siagian, S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi sembilan. Jakarta: Bina Aksara

Page 135: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

122

 

Soeroso, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia di Perusahaan Jakarta, ECG.

Supranto, J. (2007). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Soeprihanto. J. (2000). Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit BPFE.

Timothy R.V. Foster. (2001). 101 Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Tjiptono, Fandy. (2004).Pemasaran Jasa. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

_________. (2001). Memahami Konsep Balanced scorecard. Jakarta: Harvarind

_________. (2009). Balanced scorecard Mengukur Kinerja Bisnis. Jakarta: Harvarindo.

Wolper, LF., Alih bahasa Ali Ghufron Mukti (2001), Administrasi Layanan Kesehatan : Prinsip, Praktik, Struktur dan Penyampaian, Edisi 2. Jakarta. EGC.

Yuwono, S., et al. (2002). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced scorecard. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 136: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

123

 

Lampiran 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas (n=30, α = 0.05) Kuesioner Perspektif Pelanggan

No Pernyataan

r hitung r tabel Validitas r hitung >

r tabel Cronbach α

Reliabilitas Cronbach α > 0,6

1 0.533

0.361

valid

0.944

reliabel

2 0.693 valid reliabel

3 0.655 valid reliabel

4 0.605 valid reliabel

5 0.659 valid reliabel

6 0.580 valid reliabel

7 0.790 valid reliabel

8 0.724 valid reliabel

9 0.731 valid reliabel

10 0.855 valid reliabel

11 0.816 valid reliabel

12 0.874 valid reliabel

13 0.694 valid reliabel

14 0.720 valid reliabel

15 0.714 valid reliabel

16 0.784 valid reliabel

17 0.733 valid reliabel

18 0.755 valid reliabel

Page 137: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

124

 

Lampiran 5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas (n=30, α = 0.05) Kuesioner Perspektif Proses Bisnis Internal

No Pernyataan

r hitung r tabel Validitas r hitung >

r tabel Cronbach α

Reliabilitas Cronbach α > 0,6

1 0.711

0.361

valid

0.940

reliabel

2 0.636 valid reliabel

3 0.759 valid reliabel

4 0.843 valid reliabel

5 0.697 valid reliabel

6 0.736 valid reliabel

7 0.747 valid reliabel

8 0.688 valid reliabel

9 0.814 valid reliabel

10 0.697 valid reliabel

11 0.788 valid reliabel

12 0.745 valid reliabel

13 0.699 valid reliabel

14 0.727 valid reliabel

15 0.838 valid reliabel

Page 138: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

125

 

Lampiran 5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas (n=30, α = 0.05) Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Pernyataan

r hitung r tabel Validitas r hitung >

r tabel Cronbach α

Reliabilitas Cronbach α > 0,6

1 0.839

0.361

valid

0.945

reliabel

2 0.548 valid reliabel

3 0.797 valid reliabel

4 0.802 valid reliabel

5 0.848 valid reliabel

6 0.866 valid reliabel

7 0.824 valid reliabel

8 0.871 valid reliabel

9 0.508 valid reliabel

10 0.659 valid reliabel

11 0.587 valid reliabel

12 0.540 valid reliabel

13 0.811 valid reliabel

14 0.829 valid reliabel

15 0.731 valid reliabel

16 0.599 valid reliabel

17 0.721 valid reliabel

18 0.498 valid reliabel

19 0.525 valid reliabel

20 0.583 valid reliabel

Page 139: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

126

 

Lampiran 5.4 Nilai Rata-Rata Variabel Perspektif Pelanggan

Responde

n

PERSPEKTIF KEPUASAN PELANGGAN

VARIABLE PERNYATAAN

A B C D E

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

1 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 2 4 1 1 4 3 4 4 3 2 2 1 2 3 3 4 3 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 7 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 8 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 9 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

10 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 11 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 3 4 5 4 3 4 4 4 12 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 14 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 15 3 3 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 17 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 21 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 22 4 4 4 3 4 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 23 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 24 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 29 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 30 4 4 3 2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 33 2 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 34 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3

Page 140: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

127

 

38 4 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 41 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 4 42 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 44 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 45 3 4 4 5 4 4 1 2 2 4 3 5 4 4 3 4 1 4 46 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 48 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 50 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 54 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 55 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 57 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 58 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 60 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 61 4 4 4 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 63 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 66 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 68 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 69 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 70 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 71 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 74 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 75 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 76 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 77 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 78 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 79 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 80 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 81 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 82 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4

Page 141: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

128

 

83 4 5 3 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 84 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 85 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 87 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 88 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 89 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 2 90 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 91 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 92 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 93 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 94 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 5 4 4 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 4 1 3 3

Jumlah

340

344

337

332

334

352

312

316

297

339

331

339

345

349

336

328

322

337

Nilai Rata-Rata

3.6

3.6

3.5

3.5

3.5

3.7

3.3

3.3

3.1

3.6

3.5

3.6

3.6

3.7

3.5

3.5

3.4

3.5

Nilai Variabel

3.58 3.25 3.54 3.61 3.46

 

Page 142: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

129

 

Lampiran 5.5 Nilai Rata-Rata Variabel

Perspektif Bisnis Internal

Responden

PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

VARIABLE PERNYATAAN

A B C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 6 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 7 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 8 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 9 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 11 3 3 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 3 3 4 12 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 13 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 14 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 15 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 17 4 3 3 3 5 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 18 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 2 4 4 2 2 19 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 20 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 21 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 22 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 2 2 23 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 24 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 4 4 4 5 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 33 4 2 5 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 4 5 3 4 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 36 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4

Page 143: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

130

 

38 4 3 5 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 39 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 40 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 41 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 42 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 45 4 5 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 5 2 46 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 47 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 48 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 50 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 51 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 56 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 57 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 61 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 66 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 67 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 70 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 72 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 73 2 2 3 2 4 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 74 2 2 3 2 4 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 75 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 76 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 77 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 78 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 79 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 144: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

131

 

83 4 3 4 5 5 4 3 5 4 5 4 3 4 5 5 84 4 2 4 3 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 3 85 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 86 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 88 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 89 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 90 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 91 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 92 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 93 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 94 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 4 4 5 5 4 2 4 4 4 1 2 3 3 3 3

Jumlah 359

344

375

343

363

341

341

354

338

319

336

349

342

355

340

Nilai Rata-rata

3.8

3.6

3.9

3.6

3.8

3.6

3.6

3.7

3.6

3.4

3.5

3.7

3.6

3.7

3.6

Nilai Variabel

3.74 3.66 3.58

Page 145: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

132

 

Lampiran 5.6 Nilai Rata-Rata Variabel Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Responde

n

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

VARIABLE PERNYATAAN

A B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 4 4 1 1 2 1 2 4 5 4 5 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 5 2 4 2 4 6 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 7 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 8 3 1 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 9 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 11 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 12 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 13 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 14 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 15 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 16 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 17 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 18 2 4 3 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 19 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 21 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 22 3 5 3 4 4 3 4 3 2 4 5 5 3 3 4 3 2 4 5 4 23 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 28 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 30 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 32 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 33 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 34 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 3 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 36 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 37 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4

Page 146: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

133

 

38 3 2 3 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 40 3 4 3 4 4 4 4 4 1 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 3 41 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 42 2 4 3 3 3 1 3 2 4 3 4 4 1 3 3 3 2 3 3 4 43 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 4 4 2 1 4 3 2 3 3 3 46 5 4 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2 3 4 5 5 5 5 3 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 50 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 3 51 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 52 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 54 5 5 5 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 4 2 2 3 4 3 55 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 56 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 58 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 61 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 63 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 64 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 65 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 5 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 67 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 68 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 69 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 70 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 73 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 74 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 75 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 76 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 77 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 78 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 79 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 80 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 81 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 82 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

Page 147: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

134

 

83 5 4 3 4 5 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 5 4 5 5 84 4 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 3 4 4 2 4 4 3 85 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 86 3 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 3 87 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 88 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 89 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 90 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 91 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4

Jumlah

339

363

352

357

360

341

357

340

340

319

355

358

339

341

359

323

344

363

376

361

Nilai Rata-Rata

3.6

3.8

3.7

3.8

3.8

3.6

3.8

3.6

3.6

3.4

3.7

3.8

3.6

3.6

3.8

3.4

3.6

3.8

4 3.8

Nilai Variabel

3.70 3.66

Page 148: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

KUISIONER ( _______ )

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja Capital and Project

Management Departement PT Vale Indonesia dengan Metode Balanced Scorecard, yang meliputi empat perspektif yaitu:1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif .proses bisnis internal, dan 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam angka penyusunan tesis saya pada jurusan Magister Manajemen Universitas Hasanuddin dibawah bimbingan dari Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si. Kuisioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang bekaitan dengan kinerja Departemen Capital and Project Management. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada resiko apapun atas jawaban responden. Semua jawaban yang diberikan berisifat rahasia dan kuisioner ini bersifat sukarela.

Terima kasih atas partisipasinya, jika ada pertanyaan silahkan menghubungi saya pada nomor HP 081242075009

Hormat saya,

Rusmin Mulyadi P2100215033

IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur : …………Tahun

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan**)

3. Masa Kerja : …………….Tahun

4. Kategori Karyawan : Manager/Project Manager/Project Engineer/Design Engineer/ Construction Manager/Designer/Material Controller/Project Control/ Lainnya…………………..**)

5. Jabatan/Unit Kerja : …………………………………………

6. Status Karyawan : Karyawan Tetap/Kontrak**)

7. Pendidikan : SD/SMP/SMA/D1/D2/D3/S1/S2/S3**)

**) Lingkari yang sesuai

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS HASANUDDIN

Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital

Dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015

Page 149: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

Bagian I

KUESIONER KEPUASAN PELANGGAN

NO. DAFTAR PERNYATAAN STP TP CP P SP

A. Wujud Fisik (Tangibles)

1. Peralatan operasional kantor sudah baik dan memadai 2. Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat bekerja 3. Kejelasan petunjuk/informasi departemen

4. Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan lain-lain) di dalam lingkungan kantor

5. Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public, ruang meeting

6. Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan

B. Keandalan (Reliability)

7. Kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan 8. Keakuratan administrasi/pencatatan proyek

9. Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek)

C. Daya Tanggap (Responsiveness)

10. Karyawan segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor maupun kontraktor

11. Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor

12. Kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor

D. Jaminan (Assurance)

13. Perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya

14. Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan atau informasi.

Petunjuk Pengisian

1. Mohon identitas responden diisi sesuai dengan pertanyaan yang tersedia

2. Mohon diberi tanda (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan yang

Bapak/Ibu/Sdr lihat/rasakan

3. Mohon dijawab tanpa ada pengaruh apapun, peneliti akan merahasiakan

jawaban Bapak/Ibu/Sdr

4. Keterangan: STP = Sangat Tidak Puas, TP = Tidak Puas, CP = Cukup Puas,

P = Puas, SP = Sangat Puas

Page 150: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

15. Ketrampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan lainnya dalam pelayanan atau informasi

E. Empati (Emphaty)

16.

Pemberian informasi kepada sponsor mengenai update progress proyek/pekerjaan.

17. Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk berkonsultasi

18. Pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang status sosial dan lain-lain

Page 151: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

KUISIONER ( _______ )

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja Capital and Project

Management Departement PT Vale Indonesia dengan Metode Balanced Scorecard, yang meliputi empat perspektif yaitu:1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif .proses bisnis internal, dan 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam angka penyusunan tesis saya pada jurusan Magister Manajemen Universitas Hasanuddin dibawah bimbingan dari Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si. Kuisioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang bekaitan dengan kinerja Departemen Capital and Project Management. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada resiko apapun atas jawaban responden. Semua jawaban yang diberikan berisifat rahasia dan kuisioner ini bersifat sukarela.

Terima kasih atas partisipasinya, jika ada pertanyaan silahkan menghubungi saya pada nomor HP 081242075009

Hormat saya,

Rusmin Mulyadi P2100215033

IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur : …………Tahun

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan**)

3. Masa Kerja : …………….Tahun

4. Kategori Karyawan : Manager/Project Manager/Project Engineer/Design Engineer/ Construction Manager/Designer/Material Controller/Project Control/ Lainnya…………………..**)

5. Jabatan/Unit Kerja : …………………………………………

6. Status Karyawan : Karyawan Tetap/Kontrak**)

7. Pendidikan : SD/SMP/SMA/D1/D2/D3/S1/S2/S3**)

**) Lingkari yang sesuai

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS HASANUDDIN

Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital

Dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015

Page 152: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

Bagian II KUESIONER PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

NO. DAFTAR PERNYATAAN STS TS CS S SS

A. Peralatan

1. Peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai

2. Peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai

3. Alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik

4. Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan inventaris kantor.

B. Sarana dan Prasarana

5. Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi dan efektifitas bekerja

6. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap

7. Gedung/ruang dalam kondisi baik dan dalam keadaan baik dan bersih.

8. Prasarana Kantor (seperti air, listrik, sistem informasi dan komunikasi, dan lain-lain) berfungsi dengan baik

9. Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan sarana prasarana kantor

C. Proses

10. CPM Departement mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang telah disetujui.

11. Karyawan CPM Departement mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan

12. Karyawan CPM Departement mengetahui prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement

13. Karyawan CPM Departement mengikuti prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement

14. Karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya.

15. Karyawan CPM Departement mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya.

Petunjuk Pengisian

1. Mohon identitas responden diisi sesuai dengan pertanyaan yang tersedia 2. Mohon diberi tanda (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan yang

Bapak/Ibu/Sdr lihat/rasakan 3. Mohon dijawab tanpa ada pengaruh apapun, peneliti akan merahasiakan

jawaban Bapak/Ibu/Sdr 4. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju,

CS = Cukup Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju

Page 153: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata

Bagian III KUESIONER PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

NO. DAFTAR PERNYATAAN STS TS CS S SS

A. Kemampuan

1. Terdapat training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai fungsi dan kebutuhan

2. Adanya kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan

3. Lingkungan kerja kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru

4. Adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari pimpinan

5. Pimpinan memberikan pengarahan yang jelas sebelum memberikan pekerjaan/proyek

6. Pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku yang produktif

7. Pimpinan memberikan pengetahuan kepada bawahan mengenai tingkah laku/moral yang positip

8. Adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan prakarsa

B. Motivasi

9. Departemen ini memberikan remunerasi/tunjangan kepada karyawan sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme

10. Promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan 11. Sistem absensi berjalan dengan baik 12. Ruangan kerja nyaman dan memadai 13. Pimpinan memberikan motivasi kepada bawahan dalam

bekerja

14. Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada bawahan

15. Keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik kepada pimpinan maupun rekan sekerja

16. Departemen ini memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi

17. Departemen ini memberikan teguran kepada karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan standar pekerjaan.

18. Komunikasi antar rekan sekerja maupun antar bagian berjalan dengan baik

19. Hubungan sosial sesama rekan kerja terjalin dengan baik 20. Kerja sama dalam tim maupun antar bagian di

departemen dalam menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik

Page 154: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata
Page 155: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata
Page 156: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata
Page 157: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata
Page 158: Rusmin Mulyadi-P2100215033 Cover and Prakata