rumhsakit bersalin

17
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagian dari sistem administrasi Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik. 2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus- menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir. 3. Berorientasi pada masa depan Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan

Upload: fred-djh

Post on 07-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

rumhsakit bersalin

TRANSCRIPT

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :1. Bagian dari sistem administrasiSuatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambunganSuatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.3. Berorientasi pada masa depanSuatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.4. Mampu menyelesaikan masalahSuatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.5. Mempunyai tujuanSuatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkan disini biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.6. Bersifat mampu kelolaSuatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik. Ciri ciri perencanaan kesehatan yang lainnya adalah :a. Perencanaan upaya kesehatan pada umumnya melibatkan team kecil atau besar yang harus bekerja sama.b. Perencanaan umumnya menghadapi sumber daya yang terbatasc. Sebagai fungsi terpenting dalam administrasid. Perencanaan harus selalu berorientasi ke masa depane. Perencanaan harus mempunyai kemampuan meramalkan apa yang terjadi di masa datang.f. Perencanaan mampu menghadapi peluang melesetnya asumsi asumsi yang mempengaruhi ketepatan ramalan.B. Perencanaan Mendirikan Rumah BersalinRumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin, dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir (peraturan Daerah Kota Malang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal I, no 14). Rumah Bersalin mempunyai sifat privat dan semi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada ruang persalinan.Dasar hukum pemberian Izin Pendirian Rumah Bersalin berdasarkan kepada : Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pemerintah Daerah PerMenKes RI No. : 920/ Menkes /Per /XII /1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik Keputusan Dirjen Binkesmas No. : 664/Binkesmas/DJ/V/1987 tentang petunjuk pelaksanaan upaya kesehatan swasta di Bidang Pelayanan Medik Dasar. Peraturan Daerah (tentang retribusi perizinan dibidang kesehatan, tentang organisasi dan tatakerja, dll)

Prasyarat Pendirian Rumah BersalinRumah Bersalin merupakan pertanggungjawaban dari bidan. Hal ini berbeda dengan rumah sakit bersalin. Pada rumah sakit bersalin bertanggung jawab di dalamnya adalah dokter spesialis. Namun, pemiliknya dapat diberikan pada seorang bidan atau orang umum sebagai penanam modal di dalamnya. Bidan yang membuka usaha pada rumah bersalin adalah bidan praktek swasta yang sudah memiliki pendidikan dan sertifikasi Bidan Delima, dimana bidan delima merupakan bidan profesional dalam pelayanannya.Prasyarat berdirinya Rumah Bersalin oleh seorang bidan praktek swasta adalah Seorang Bidan harus memiliki SIB (Surat Izin Bidan) dan mengurus keanggotaan/registrasi pada IBI (Ikatan Bidan Indonesia) serta memiliki SIPB (Surat Izin Praktek Bidan). Setelah hal tersebut akan diadakan uji kompetensi serta peningkatan pengetahuan Bidan yang mana disebut dengan Bidan Delima. Lalu akan adanya AMD selama minimal 3 tahun. Setelah hal itu semua maka dapat mengajukan pada Dinas Kesehatan Kota lalu melanjut pada Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pengajuan rekomendasi Rumah Bersalin. Namun, semua itu harus mempunyai izin dari warga setempat yang berada di sekitar akan berdirinya rumah sakit tersebut. Penanggung jawab rumah bersalin seorang dokter. Namun, apabila menjadi rumah sakit bersalin harus dipertanggung jawabkan pada seorang dokter spesialis. Selain itu pula banyaknya persalinan dalam satu tahun adalah 600 kelahiran dan mempunyai lebih dari 20 kamar. Berikut ini merupakan keseluruhan persyaratan pengolahan rumah bersalin yang dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh seorang bidan.Beberapa pengertian mengenai istilah-istilah kesehatan:1. BKIA Swasta adalah fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada wanita hamil, wanita menyusukan, wanita dalam masa nifas, bayi, anak balita/prasekolah, dan pelayanan Keluarga Berencana yang diselenggarakan oleh swasta.2. Rumah Bersalin adalah bentuk pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggaraka pelayanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologik, masa nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana.3. SID adalah ijin yang dikeluarkan bagi dokter/dokter gigi yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan bidang profesinya di wilayah Negara RI.4. SIB adalah ijin yang dikeluarkan bagi bidan yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan bidan profesinya di wilayah Negara RI.5. SIP adalah ijin yang dikeluarkan bagi dokter/dokter gigi/ bidan yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan bidang profesinya sebagai swasta perseorangan di samping tugas/fungsi lain pada pemerintah atau Unit pelayanan kesehatan swasta.6. Etik kedokteran ialah norma yang berlaku bagi dokter dan dokter gigi dalam menjalankan profesinya sebagai tercantum dalam kode etik masing-masing yang telah ditugaskan oleh Materi Kesehatan. Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Pembinaan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) dan Rumah Bersalin (RB)Berikut ini adalah prosedur mengurus izin usaha untuk rumah bersalin:a.Fotokopi izin sementara/izin tetap penyelenggaraan sarana pelayanan dengan SK Penyelenggaraan Sarana Pelayanan bagi perpanjangan izin;b. Fotokopi Akta Notaris badan hukum dan pengesahan dari Departemen Kehakiman dan HAM: Fotokopi sertifikat tanah; Fotokopi Izin Lokasi (izin peruntukan) dari Dinas Tata Kota; Fotokopi perjanjian kontrak bangunan minimal 6 (enam) tahun; KTP pemilik bangunan yang masih berlaku; Fotokopi sertifikat tanah bila bukan milik sendiri; Fotokopi IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan IPB (Izin Penggunaan Bangunan). IPB merupakan izin atas bangunan yang tidak diperuntukkan bagi tempat tinggal/hunian. IPB dapat diperoleh di Dinar Perizinan dengan mengisi formulir, yang dilengkapi dengan fotokopi KTP, fotokopi bukti lunar PBB terakhir, fotokopi sertifikat tanah/fotokopi Surat sewA, fotokopi IMB dan gambar teknis tempat usaha;c. Fotokopi UUG (Izin Gangguan);d. Surat Keterangan Domisili Usaha Kesehatan dari Lurah setempat;e. Surat pernyataan pemohon yang menyatakan akan tunduk serta patuh pada peraturan yang berlaku di atas materai;f. Peta Lokasi dan denah ruangan ditandatangani pimpinan dan Stempel Badan Hukum;g. Surat Pernyataan bersedia bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan setempat di atas materai yang berlaku;h. Surat perjanjian kerja sama dengan Rumah Sakit Rujukan di atas materai yang berlaku;i. Surat Pernyataan dari dokter penanggung jawab/pimpinan bersedia/sanggup menaati peraturan perundangan yang berlaku dan tidak melakukan tindakan aborsi di atas materai;j. Struktur organisasi dan tata kerja/laksana disertai nama petugas dan hubungan antara pemilik dan pengelola;k. Daftar tenaga kerja dilampiri SK pengangkatan petugasdan susunan personalia, dilengkapi dengan berkas: Tenaga medis: Surat Pengangkatan, SI PTM (Surat Izin Praktik Tenaga Medis), SPTP atau STP (Persetujuan Tempat Praktik) di lokasi tersebut, izin atasan untuk PNS yang masih bekerja, serta Surat pernyataan bersedia sebagai dokter penanggung jawab; Tenaga bidan: fotokopi ijazah, SP/SIB (Surat Penugasan), SIPS dan pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 1 (satu) lebar; Fotokopi ijazah tenaga para medis dan non medis; Daftar peralatan medis dan non medis; Daftar tarif; Daftar obat-obatan; Jenis pelayanan yang diselenggarakan; Laporan kunjungan pasien, jumlah kelahiran, jumlah imunisasi, jumlah KB selama 1 (satu) tahun terakhir; Pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar bagi dokter penanggung jawab.

Perijinan Penyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Rumah Bersalin/BKIAJenis-jenis perijinan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1), meliputi:1. Perijinan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sarana pelayanan Kesehatan yaitu:a. Badan Pengobatan/Poliklinikb. Rumah Bersalin/Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)c. Apotikd. Toko Obate. Optikf. LaboratoriumPenyelenggara balai kesehatan ibu dan anak harus memenuhi standarisasi saran dan prasarana sebagaimana di maksud pasal 4, yang meliputi :1. Ketenagaana.Bagi tenaga medis harus mempunyai STR dan SIPb.Surat penugasan (sp) yang di terbitkan oleh Dinas Kesehatan dan Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)c.Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung bagi tenaga medis/paramedis yang telah bekerja sebagai PNS, TNI, POLRI, dan Rumah sakit swasta2. Bangunana.Memiliki ruang periksa pasien sesuai dengan standar KIA set dan/atau ketentuan ukuran dan kelengkapan bangunan yang berlakub.Terdapat ruang inap untuk pasien sesuai dengan standar persyaratan kesehatan yang berlakuc.Terdapat ruang tunggu untuk pasienPrasyarat , Tugas, Fungsi, dan Sasaran dari Rumah BersalinPrasyarat Rumah Bersalin Swasta adalah :a. Tugas dari rumah bersalin swasta :1) Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang :Kehamilan, persalinan, nifasMenyusukan dan perawatan buah dada Keluarga berencana Perawatan bayi dan anak persekolah Gizi Imunisasi Sanitasi dasar Membina posyandu dan taman kanak-kanak2) Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap dukun bersalin/dukun paraji3) Melayani kasus ibu untuk : Pengawasan kehamilan Pertolongan persalinan fisiologis (termasuk letak sungsang pada multipara Episiotomi dan penjahitan luka perineum tingkat I dan II Perawatan nifas dan menyusukan, termasuk pemberian interotinika Pelayanan kontrasepsi sederhana,pil KB, IUD (AKDR) I dan KB suntik Pelayanan imunisasi TT4) Melayani bayi dan anak prasekolah untuk :Pengawasan pertumbuhan dan perkembanganPemberian imunisasi dasar dan ulang (BCG,Polio, DPT dan Campak) sesuai kebijaksanaan pemerintah perawatan termasuk pertolongan diare Petunjuk pemberian makanan

Fasilitas dan peralatan :1. Kamar operasi : adalah unit kerja/instalasi tempat melakukan tindakan operasi2. Syarat yang harus di penuhi :a. Mudah di capai, baik untuk kasus rutin maupun kasus daruratb. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan non-sterilc. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan sedikit persimpangand. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendorong peningkatan disiplin pemakaian baju sterilSyarat yang harus di penuhi terdiri dari :1. Akses langsung bagi pasien agar dapat cepat dan mudah menuju lokasi kamar bersalin2. Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan kamar operasi3. Ada fasilitas isolasi bagi ibu atau bayi yang terkena infeksi4. Ada ruang bagi keluarga penunggu pasien5. Tersedia peralatan lengkapSedangkan yang diartikan dengan kecukupan menunjang fungsi adalah apabila tersedia ruangan atau fasilitas :a. Melaksanakan pekerjaan administrasib. Tempat menyimpan barang invertarisc. WC pasien, pengunjung, staf unitd. Air bersihe. Sumber listrik cukup, aman dengan tegangan stabilf. Ventilasi udara biakSerta dapat di artikan dengan memenuhi syarat apabila :a. Tempat/lokasi unit mudah dicapai dengan rambu penunjuk yang jelasb. Ada kebebasan bergerak untuk tempat tidur/brandcard dengan sesedikit mungkin melalui persimpanganc. Tersedia fasilitas privacy bagi pasienYang diartikan dengan ruangan khusus adalah ruangan yang khusus disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik dan tidak di sediakan pelayanan lainnya (ruang rehabilitasi medik yang di maksud adalah ruangan yang di peruntukan bagi pasien untuk proses pemulihan dari kondisi fisik setelah mengalami atau menjalani pelayanan medik. Disini dapat diartikan pula apabila ia setelah melahirkan dari ruang operasi atau ruang bersalin, maka ia dipindahkan pada ruang nifas sebagai tempat rehabilitasi atau pemulihan pasca melahirkan)Persyaratan ruang perawatan intensif atau khusus, adalah :a. Unit terbuka 12-16 m2/per tempat tidur, unit tertutup 16-20m2/pertempat tidurb. Jarak antara dua tempat tidur 2 meterc. Temapt tidur medis mudah di rubah posisinyad. Peralatan medis mudah di capaie. Cukup tersedia obat-obatanf. Ruang perawat di tempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan perawat mengawasi dan menolong pasieng. Ruang ber-ACh. Berdekatan dengan ruang operasi, ruang pulih standari. Cukup ruangan untuk peralatan dan sterilisasij. Ada cadangan sumber tenaga listrik daruratk. Ada sistem alarml. Ada ruangan konsultasi keluarga pasienKarakter dari ruangan intensif termasuk dari segi prasyarat luasan yang sama dengan prasyarat luasan kamar pasienPerlengkapan dan Peralatan Klinik Kamar BersalinPerlengkapan dan peralatan pada klinik/kamar bersalin yang tercantum disini dirancang dan cocok untuk daerah wilayah 100.000 penduduk, dengan perkiraan 4.000 persalinan per tahunnya. Karena fasilitas rawat jalan di rumah sakit pada umumnya merupakan gabungan dengan Unit Pelayanan Fungsional (UPF) lain, kebutuhan akan ruangan, peralatan, dan perlengkapan tidak dibahas disini.Kebutuhan ruangano Bangsal perawatan ibu hamil1. Tiga kamar, masing-masing dengan 8 tempat tidur + 3 toilet di tiap bangsal.2. Ruangan terapi/ pengobatano Kamar bersalin1. Kamar bersalin dengan 6-8 tempat tidur.2. Ruang bilas/cuci.3. Pojok/ ruangan.4. Ruangan untuk alat-alat pembersih.5. Toilet6. Kamar mandi.7. Ruang tunggu untuk keluarga pasien.8. Ruang pulih dengan 4-6 tempat tidur.o Kamar operasi1. Kamar operasi utama.2. Ruang anestesia.3. Ruang pemulihan.Tabel Daftar Peralatan dan Perabot Ruang Perawatan IbuKamar dengan 8 tempat tidurJumlah

Tempat tidurKursiLemari berkunci untuk menyimpan pakaianMeja makan pasien di atas tempat tidurWastafelPembatas ruangan yang dapat dipindah-pindahAC atau kipas angin (tidak harus)888822

Toilet3

Sumber: Saifudin, et al., 2002, p. A-12.Tempat tidur sebaiknya berukuran standart 200 x 100 cm. Tempat tidur berpegas, pada awalnya enak ditiduri, tetapi lama kelamaan akan cekung di bagian tempat tidur. Karena alasan itu dapat dipilih tempat tidur berpegas yang pegasnya terfiksir pada kerangka tempat tidur sehingga tidak akan aus dengan waktu. Sebaiknya tebal kasur 10 cm.DAFTAR PUSTAKAGoenawan, Kian. 2008. Izin Beres Bisnis Sukses. Yogyakarta : Pustaka GrhtamaNotoatmodjo, Soekidjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2. 2003.Jakarta : Rineka CiptaEntjang, indan. 2000.ilmu kesehatan masyarakat:Jakarta