rs1 2018 1 92 bab2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/rs1_2018_1_92_bab1.pdf · yang...
TRANSCRIPT
5
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Penelitian ini menggunakan referensi dari jurnal-jurnal sesuai bidang
branding. Pembahasan antara penelitian sebelumnya dan penelitian ini dimaksudkan
untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan yang ada. Berikut terlampir tabel
yang menjelaskan secara detil mengenai penelitian sebelumnya:
Tabel 2.1 State of The Art
No Judul Metode & Teknik
Pengumpulan Data Pembahasan Persamaan Perbedaan
1
BRAND
ACTIVATION,
STRATEGI
KOMUNIKASI
PADA
LEMBAGA
SURVEI
POLITIK DI
PUTARAN
PERTAMA
PILKADA DKI
JAKARTA
2017
Jurnal Muara
Ilmu Ekonomi
dan Bisnis
ISSN 2579-
6224 Vol. 1(1),
April 2017: hlm
71-79
Diah Ayu
Kualitatif /
penelitian
lapangan,
wawancara,
pengumpulan data
studi pustaka,
dokumen terkait.
Penelitian ini
mengupas
bagaimana brand
activation dan juga
strateginya supaya
Lembaga-lembaga
survey bisa
menjalin kerjasama
dengan pihak media
atau lainnya.
Dimana melalui
brand activation
tersebut juga
menimbulkan brand
trust dan juga
meninggalkan
brand awareness
dipikiran
masyarakat.
Menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif.
Terjun
langsung
mewawancari
para
narasumber
dan melihat
kegiatan yang
dilakukan
serta
strateginya.
Teknik
pengumpulan
data melalui
studi pustaka
dengan
mencermati
beberapa
referensi dan
artikel-artikel
terkait dengan
tema kajian
dari beberapa
situs di
internet.
6
No Judul Metode & Teknik
Pengumpulan Data Pembahasan Persamaan Perbedaan
Candraningrum
Fakultas Ilmu
Komunikasi,
Universitas
Tarumanagara
2 ANALISIS
BRANDING
SENIMAN
KONTEMPOR
ER DALAM
ART FAIR-
ARTJOG 2015
Jurnal
Manajemen
Bisnis
Indonesia
Vol. 6, 2017: p.
55-64
Maulana Ilham
Al-Anshory
Prodi
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri
Yogyakarta
Kualitatif /
wawancara,
purposive
sampling
Penelitian ini
membahas
mengenai
bagaimana seniman
kontemporer
melakukan
branding dalam Art
Fair-ArtJog 2015 di
Yogyakarta.
Mengkaji brand
equity berbasis
brand management
meliputi berbagai
elemen seperti
brand awareness,
perceived quality,
brand association
dan brand loyalty.
Menganalisa
strategi
branding yang
di lakukan
para seniman
untuk
mendapatkan
brand
awareness
khalayak dan
juga
mengelola
brand
awareness
tersebut.
Menggunakan
teknik
purposive
sampling dan
melakukan
analisa data
berdasarkan
constant
comparative
method.
Melakukan
brand
personality.
7
No Judul Metode & Teknik
Pengumpulan Data Pembahasan Persamaan Perbedaan
3 STRATEGI BRAND COMMUNICATION DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS (Studi Kualitatif Strategi Brand Communication dalam Membangun Brand Awareness Rumah Makan Seafood D’cost Surabaya)
Jurnal Ilmu Komunikasi
ISSN 127164-9644
Vol. 4(2), 2013: p. 87
Puspita Angga Kusumawardani
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
Kualitatif /
wawancara &
observasi
Penelitian ini
menggambarkan
strategi brand
communication
D’cost dalam
membangun brand
awareness.
Komunikasi merek
internal melalui
hubungan dengan
supplier, karyawan
dan tempat.
Komunikasi merek
eksternal
menggunakan alat –
alat promosi seperti
iklan dan promosi
penjualan.
Menggunakan
metode
penelitian
kualitatif.
Membahas
bagaimana
membentuk
brand
awareness &
bagaimana
strategi dalam
melakukan
penjualan
produk
dengan
melakukan
promo dengan
alat promosi.
8
No Judul Metode & Teknik
Pengumpulan Data Pembahasan Persamaan Perbedaan
POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2013
4 Generating
Brand
Awareness in
Online Social
Network
Journal
Computers in
Human
Behavior
Vol. 50,
September
2015: p. 600-
609
Unites State of
America, 2015
Albert A.
Barreda
Kualitatif,
observasi &
wawancara
Hasil penelitian
mendukung
pentingnya media
sosial dalam
strategi online
branding.
Interaktivitas,
kualitas system,
kualitas konten
informasi, dan
kegiatan sangat
bermanfaat
memiliki pengaruh
dalam
meningkatkan
kesadaran merk /
branding.
Membahas
brand
activation
dalam
meningkatkan
brand
awareness,
salah satunya
melalui sosial
media. Karena
sosial media
menjadi salah
satu media
yang juga
efektif untuk
meningkatkan
brand
awareness.
Penelitian ini
lebih terfokus
kepada
kegiatan
branding
melalui media
sosial.
Tetapi
penilitian ini
tidak terfokus
pada media
sosial saja.
5 Branding of
Hospitals
Through
Tangible
Factors by
Kualitatif,
observasi
Jurnal ini
menentukan bahwa
investasi dalam
branding
mendapatkan
Jurnal ini
memberikan
referensi
bagaimana
seharusnya
Strategi dan
aktivasi brand
ini untuk
menjual jasa.
9
No Judul Metode & Teknik
Pengumpulan Data Pembahasan Persamaan Perbedaan
Selected
Hospitals.
Excel
International
Journal of
Multidisciplinar
y Management
Studies
ISSN 2249-8834
EIJMM, Vol
4(3), p. 227-
237, March
2014
B. Sirisha, DR
M Kishore
Babu, 2014
kepercayaan
konsumen,
menyebabkan
peningkatan pangsa
pasar, peningkatan
loyalitas, dan
pertumbuhan
pendapatan yang
dipercepat. Dengan
membangun citra
merk yang kuat,
frekuensi pasien ke
rumah sakit akan
meningkat.
Branding rumah
sakit adalah untuk
mengingat layanan
yang diberikan dan
penyedia layanan
melalui manfaat
inti, manfaat nyata
dan manfaat tak
berwujud
branding
suatu
perusahaan /
produk/jasa.
(Sumber: Diolah peneliti, 2018)
1.2 Landasan Konseptual
1.2.1 Komunikasi Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kunci utama kesuksesan sebuah
perusahaan dalam menjual produk/jasanya. Karena melalui pemasaran lah
sebuah produk/jasa bisa dikenal dan digunakan manfaatnya oleh konsumen.
Bentuk pemasaran yang tepat dan baik dan dijalankan dengan cara yang unik
10
atau berbeda ada menjadikan suatu perusahaan/produk/jasa menjadi unggul
dibandingkan kompetitor-kompetitornya. Pemasaran merupakan suatu
aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan penjualan
sebuah perusahaan. Aplikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai
bentuk media yang digunakan untuk mendapatkan daya tarik dan frekuensi.
“Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi
yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan
dengan menggunakan sejumlah media” (Soemarno, 2012).
“Komunikasi pemasaran merupakan istilah yang digunakan untuk
menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada
konsumen.” (Machfoedz, 2005). Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan
bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha perusahaan melakukan
pemahaman dan memanfaatkan berbagai alat komunikasi untuk
mengkomunikasikan tentang produk/jasa kepada target konsumen. Namun
perusahaan dan organisasi tidak hanya menggunakan tetapi juga
mengintegrasikan berbagai alat komunikasi pemasaran menjadi satu program
pemasaran khususnya pada promosi produk/jasa yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut.
2.2.1.1 Pemasaran Gerilya
Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti lebih dalam
mengenai bentuk-bentuk pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
Red Bull Indonesia. Salah satu bentuk pemasaran yang menarik dari
Red Bull Indonesia ada dengan menggunakan pemasaran gerilya,
yang mana termasuk cukup unik di Indonesia dan setelah Red Bull
Indonesia menerapkan ini juga di Indonesia, maka mulai lah
bermunculan brand-brand lain yang juga ikut mengikuti melakukan
pemasaran gerilya ini.
Pemasaran gerilya atau guerilla marketing adalah strategi
pemasaran dengan menggunakan ide yang kreatif untuk menimbulkan
dampak yang besar dengan biaya pemasaran yang lebih rendah dan
non-konvensional yang didesain untuk memberikan keunggulan
perusahaan, yang juga memiliki sifat atau memiliki unsur kejutan
untuk konsumen (Jay C. Levinson, 1984). Perhatian yang dicapai
11
membuatnya sangat efisien dan keuntungan finansial relatif rendah
dibandingkan dengan kampanye iklan klasik dan mahal. Langkah-
langkah yang tidak biasa dan tidak umum digunakan untuk pemasaran
gerilya yang seharusnya belum pernah terjadi sebelumnya. Hal
tersebut biasanya digunakan oleh perusahaan kecil untuk bersaing
dengan para pesaing yang lebih besar, lebih makmur, dan lebih kuat.
Keberhasilan memasarkan suatu produk tidak harus menghabiskan
banyak uang. Yang diperlukan adalah kreatifitas, kecerdikan dan
pemahaman atas kebiasaan membeli para pelanggan.
Gambar 2.1 Marketing Gerilya
(Sumber: hestanto.web.id, 2018)
2.2.1.1.1 Prinsip Pemasaran Gerilya
Dilihat dari perspektif yang lebih luas cakupannya,
ada 7 prinsip yang dapat dalam menciptakan strategi
pemasaran gerilya yang efektif.
1) Menemukan ceruk pasar dan mengisinya
Strategi ceruk pasar memungkinkan perusahaan kecil
memaksimalkan keunggulan ukuran kecilnya dan dapat
bersaing secara efektif. Bahkan dalam persaingan yang
besar dengan cara melayani pelanggan sasarannya lebih
baik daripada pesaingnya.
12
2) Menjual sekaligus menghibur
Konsep pemasaran yang didesain untuk menarik pelanggan ke
dalam toko dengan menciptakan serangkaian pemandangan,
dan aktivitas. Seluruhnya dirancang untuk menghibur
sekaligus menjual.
3) Unik
Salah satu cara terbaik teknik pemasaran gerilya yang
paling efektif adalah, dengan menciptakan kesan unik
dalam perusahaan.
4) Interaksi dengan pelanggan
Perusahaan yang membina hubungan lebih dalam dengan
pelanggan daripada perusahaan lain, hanya berdasarkan
hubungan pada penjualan yang memiliki kapasitas
pemasar gerilya luar biasa. Aspek lainnya yang
berhubungan dengan berbagai pelanggan adalah,
menentukan proposisi penjualan unik, yaitu kompensasi
bagi seorang pelanggan utama suatu produk atau jasa yang
membuatnya berbeda dari pesaing.
5) Identitas perusahaan
Salah satu cara paling efektif untuk membedakan satu
perusahaan atau brand dari pesaing adalah dengan
menciptakan identitas unik melalui merk. Merk adalah
“wajah” perusahaan di pasar dan merk dibangun atas janji
perusahaan, untuk memberikan barang dan jasa yang
berkualitas untuk memuaskan berbagai kebutuhan
pelanggan. Perusahaan yang sukses membangun merk
akan mendapat keuntungan berupa, peningkatan loyalitas
pelanggan, kemampuan untuk menaikkan harga,
keterlihatan yang lebih kuat, dan peningkatan kesadaran
akan nama.
6) Fokus pada pelanggan
Banyak perusahaan yang mengabaikan komponen penting
dalam setiap perusahaan, yaitu pelanggan. Untuk
mendapatkan kembali pelanggan yang kecewa, perusahaan
13
harus sepenuhnya memusatkan perhatian dengan cara yang
luar biasa. Perusahaan harus menyadari bahwa, segala
sesuatu yang ada dalam perusahaan bergantung pada
kepuasan pelanggan. Walaupun mendapatkan pelanggan
baru dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaan,
menjaga pelanggan yang sudah ada sangatlah penting
untuk mencapai kesuksesan.
7) Kualitas
Dalam lingkungan persaingan yang ketat, kualitas produk
merupakan prasyarat utama untuk sukses dan bahkan
untuk dapat bertahan. Untuk itu, kualitas menjadi lebih
penting daripada slogan. Filosofi untuk menghasilkan
produk atau jasa berkualitas tinggi dan menerapkan
kualitas dalam setiap aspek bisnis, dan hubungannya
dengan pelanggan. Fokusnya adalah perbaikan yang terus
menerus terhadap kualitas yang diberikan kepada
pelanggan (total quality management). Kualitas tidak
hanya pada produk saja. Kunci dalam pengembangan
filosofi manajemen kualitas total yang sukses adalah,
dengan melihat dunia dari sisi pelanggan, artinya kualitas
harus menggambarkan kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
2.2.2 Branding
Merek atau brand adalah nama atau simbol yang diasosiasikan kepada
suatu produk atau jasa yang memberikan penilaian atau bahkan persepsi.
Merek sangat penting karena menjadi pembeda antara produk atau jasa
lainnya. Merek dapat menjadi daya tarik tersendiri terhadap produk atau jasa
yang diwakilkannya. Selain itu, merek juga dapat meyakinkan konsumen atas
kualitas yang dimilikinya ketika membeli produk atau jasa tersebut.
Branding adalah “pemberian nama, istilah, tanda, simbol, rancangan,
atau kombinasi dari kesemuanya, yang dibuat dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk
membedakan dari barang atau jasa pesaing” (Kotler, 2002). Sedangkan
14
menurut Landa, pengertian branding adalah “bukanlah sekedar merek atau
nama dagang dari sebuah produk, jasa atau perusahaan. Namun semuanya
yang berkaitan dengan hal-hal yang kasa mata dari sebuah merek; mulai dari
nama dagang, logo, ciri visual, citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi,
dan anggapan yang ada di benak konsumen perusahaan tersebut” (Landa,
2006).
Sementara itu dalam pengaplikasian pembentukan brand tersebut,
dibutuhkan strategi yang jelas dan juga terarah. Seperti yang dikemukakan
oleh Duncan (2005), “Branding strategy merupakan suatu proses penciptaan
brand image yang mempengaruhi hati dan pikiran customer, yang
membedakan produk yang sejenis satu dengan yang lainnya”. Sedangkan
menurut Gelder (2005), “strategi merk mendefinisikan apa yang seharusnya
dicapai oleh suatu brand dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku
konsumen”. Jadi brand strategy adalah suatu manajemen brand yang
bertujuan untuk mengatur semua elemen brand dalam kaitannya dengan sikap
dan perilaku konsumen. Gelder (2005) juga mengemukakan beberapa yang
termasuk kedalam brand strategy, antara lain brand positioning, brand
identity, dan brand personality. Sebagai tambahan, menurut Schultz dan
Barnes (1999), yang juga termasuk ke dalam brand strategy yaitu brand
communication.
1. Brand Positioning
Bagaimana suatu produk berada dibenak konsumen dengan
sesuatu yang berbeda dari pesaing dan lebih unggul atau biasa dikenal
denga istilah product differentiation. Bagaimana bisa memposisikan
suatu brand dibenak konsumen juga berbicara bagaimana
mengasosiasikan merk tersebut dibenak konsumen agar bisa diingat
dengan cara tertentu, atau juga biasa dikenal dengan istilah brand
association. Hasil akhir dari positioning adalah keberhasilan dalam
menciptakan fokus dalam benak konsumen serta alasan yang kuat
mengapa konsumen harus membeli produk.
15
2. Brand Identity
Bagaimana suatu brand ingin dikenal dimasyarakat. Ini
berbicara bagaimana masyarakat bisa mencirikan suatu brand melalui
identitasnya, seperti nama, logo, warna, bentuk, dan sebagainya.
Persepsi tentang sebuah brand atau merek yang ingin perusahaan
sampaikan kepada konsumen sehingga membentuk persepsi dari
konsumen terhadap brand tersebut. Dari brand itentity inilah yang
akan membentuk brand image dari sebuah brand.
3. Brand Personality
Pengertian brand personality menurut Gelder (2005) adalah
suatu cara yang bertujuan untuk menambah daya tarik merek dari luar
dimata konsumen. Sedangkan menurut Keller (1993) yaitu,
karakteristik manusia atau ciri-ciri yang dapat diatributkan kepada
suatu merek. Jadi brand personality adalah suatu cara yang bertujuan
untuk menambah daya tarik dari brand dengan memberi karakteristik
pada brand tersebut, yang bisa didapat melalui komunikasi,
pengalaman serta dari orang yang memperkenalkan brand itu sendiri.
4. Brand Communication
Untuk dapat mengkomunikasikan Brand kepada konsumen,
perusahaan menggunakan komunikasi internal dan eksternal yaitu
antara lain dengan sales promotion, events, public relations, direct
marketing (pengiriman katalog, surat, telp, fax, atau email), Corporate
Sponsorhips yaitu penawaran produk/jasa dengan bekerja sama
dengan perusahaan lain sebagai sponsor, dan advertising yaitu cara-
cara untuk memperkenalkan produk/jasa melalui berbagai macam
iklan (Schultz dan Barnes, 1999). Didalam brand communication ini
juga lah membahas mengenai brand activation, karena itu berbicara
mengenai membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan
konsumen.
16
5. Brand Equity
Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu
merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai
yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau
pelanggan. Keller (1993) menyatakan brand equity adalah keinginan
seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak.
Pengukuran dari brand equity sangatlah berhubungan kuat dengan
kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna baru menjadi
pengguna yang setia. Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand
yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri
yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa
yang dijual. Brand Equity merupakan asset yang memberikan nilai
tersendiri di mata pelanggannya. Asset yang dikandung dapat
membantu pelanggan dalam menafsirkan, memproses, dan
menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut.
Adapun tujuan dari suatu Branding Strategy yang baik adalah:
1. Dapat menyampaikan pesan dengan jelas.
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen mengenai
suatu perusahaan atau produk/jasa tersebut.
2. Dapat mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand tersebut.
Mendapatkan trust, sehingga konsumen pun bisa memutuskan
untuk memilih perusahaan atau produk/jasa tersebut atau tidak.
3. Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih
personal.
Memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen serta
membangun hubungan yang baik. Sehingga konsumen merasa
mendapatkan ikatan khusus dengan perusahaan atau produk/jasa
tersebut.
17
4. Memotivasi pembeli.
Memberikan kepuasan tersendiri yang bisa didapatkan oleh
konsumen ketika membeli atau menggunakan produk/jasa
tersebut.
5. Menciptakan kesetiaan pelanggan.
Membuat konsumen tetap menggunakan produk/jasa tersebut
secara berkelanjutan dan mungkin bisa dalam jangka panjang.
Sehingga konsumen tidak perlu mencari dan berpindah untuk
menggunakan produk/jasa lainnya (Duncan, 2005).
Dari pengertian para ahli diatas, bahwa merek adalah sebuah nama,
simbol, angka ataupun istilah yang membedakan antara suatu produk dengan
produk lain, memiliki tujuan pesan dan persepsi masing-masing untuk
meyakinkan kualitas mereka kepada konsumen yang akan membelinya dan
cenderung diingat. Sehingga untuk sukses didalam suatu strategi branding,
kita harus memahami kebutuhan serta keinginan dari pelanggan serta prospek
atau calon pelanggan kita.
Relavasi dengan penelitian ini adalah membahas mengenai strategi
branding yang dilakukan oleh Red Bull Indonesia untuk mendapatkan brand
image yang baik, mengenalkan perusahaan Red Bull itu sendiri dan juga
produknya, pesan yang ingin diberikan kepada konsumen bisa tersampaikan
dengan baik, dan mencapai tujuan-tujuan lainnya. Mengetahui lebih dalam
mengenai strategi yang sudah dan akan dilakukan oleh Red Bull Indonesia.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap strategi dan yang
membedakan Red Bull dengan para kompetitornya sehingga bisa menjadi
yang terbaik dalam kategorinya.
2.2.2.1 Brand Awareness
Brand awareness atau kesadaran merek adalah keberadaan
merek dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam
keputusan konsumen selanjutnya. Brand awareness terdiri dari Brand
recognition dan brand recall. Brand recognition adalah kemampuan
konsumen untuk mencirikan suatu brand dan brand recall adalah
18
kemampuan konsumen untuk mengingat kembali suatu brand sesuai
dengan ciri – ciri yang diberikan (Kotler, 2013).
Menurut buku Encyclopedia of Brand Equity Management,
Volume I (Mohsin, 2009), “brand awareness adalah ketika orang
mengenali merek Anda sebagai milik Anda”. Ini tidak berarti mereka
langsung mengambil keputusan untuk mengkonsumsi merek Anda,
tetapi hanya berarti mereka mengenali dan mengidentifikasi merek
anda dibawah kondisi yang berbeda. Lalu diulas kembali pada buku
selanjutnya, Encyclopedia of Brand Equity Management, Volume II
(Mohsin, 2009), strategi brand awareness harus mendefinisikan
keunikan perusahaan tersebut dan pembedanya dari pesaing, untuk
menciptakan kesadaran merek dipublik dan memaksimalkan
pengakuannya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan brand
awareness adalah kesadaran konsumen akan sebuah merek, dengan
penggambaran dalam pikirian konsumen. Kemampuan potensial
konsumen untuk mengenali atau mengingat sebuah merek. Jika
pelanggan tidak tahu tentang sebuah perusahaan, mereka tidak akan
membeli dari itu. Konsumen cenderung membuat keputusan
pembelian berdasarkan rekomendasi teman atau lingkungan sekitar
dan pengalaman langsung, serta metode periklanan tradisional. Inilah
sebabnya mengapa perlu untuk membangun strategi brand awareness
untuk menanamkan kepercayaan dibenak konsumen. Kepercayaan ini
harus dicapai melalui kredibilitas, bukan hanya dengan promosi iklan
yang menarik saja, tetapi dengan segala aspek promosi pemasaran
yang tepat dan terstruktur terbukti semakin efektif dalam membangun
kepercayaan dan memperoleh pelanggan baru.
19
2.2.2.2 Cara Mencapai Brand Awareness
Keller (2008) juga menjelaskan bahwa ada 6 elemen untuk
membentuk brand awareness, yaitu:
1. Memorable
Seberapa mudahnya nama tersebut untuk diingat oleh konsumen.
Nama yang singkat akan mudah di ingat, seperti Zara, Nike dan
Samsung.
2. Meaningful
Apakah nama merek tersebut mengandung arti yang dapat diketahui
oleh konsumen? Apakah nama merek tersebut menunjukkan sesuatu
tentang barang atau jasa anda? Apakah nama merek tersebut
merujuk pada kategori tertentu? Nama merek sebaiknya
mengandung sebuah arti.
3. Likeability
Apakah nama merek tersebut memiliki gambaran yang sama dengan
barang atau jasa terkait?
4. Transferable
Apakah nama merek tersebut dapat digunakan lagi untuk
memperkenalkan barang atau jasa baru lainnya dengan kategori
yang sama maupun berbeda.
5. Adaptable
Seberapa besarkah elemen merek tersebut dapat beradaptasi?
6. Protectable
Bagaimana elemen merek anda dapat dilindungi? Apakah elemen
merek tersebut dapat dengan mudah ditiru?
2.2.2.3 Tingkatan Brand Awareness
Dalam proses mengenali atau mengingat suatu merek
memerlukan tingkat komunikasi merek atau cara berpikir konsumen
terhadap merek tersebut. Karena melalui tingkatan tersebut, bagaimana
suatu merek diingat dan diketahui oleh konsumen dapat terlihat. Menurut
Aaker dalam buku Brand Belief (Sadat, 2009), ada empat tingkatan
kesadaran pelanggan terhadap merek yang dijabarkan dalam bentuk
piramida sebagai berikut:
20
Gambar 2.2 Tingkatan Brand Awareness
(Sumber: boentialoe.blogspot.com, 2018)
a. Unaware of Brand
Di level paling rendah ini, konsumen tidak mengenali sama sekali merek
yang disebutkan atau yang ada. Konsumen masih belum menyadari
keberadaan merek tersebut.
b. Brand Recognition
Pada level ini, konsumen mulai mengenal merek tersebut dan mulai
menyadari keberadaan merek tersebut dengan bantuan sesuai ciri-ciri
tertentu.
c. Brand Recall
Level dimana pengingatan merek tanpa bantuan melalui ciri-ciri tertentu,
melainkan dari diri sendiri.
d. Top of Mind
Level teratas dari piramida brand awareness terhadap merek. Suatu
merek sudah melekat dipikiran konsumen. Hal ini tidak memerlukan
bantuan apapun.
Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik
kesimpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi
pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun
kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari
21
ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap
eksistensi suatu brand.
2.2.3 Strategi Brand Activation
Disaat ini perkembangan yang terjadi merubah cara masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya. Begitu pula dengan cara perusahaan-perusahaan
untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat atau konsumen. Saat ini
suatu produk bukan lagi menjadi hal utama bagi perusahaan untuk
menonjolkan keunikannya. Seperti yang diutarakan oleh Klein (2000) saat ini
perusahaan-perusahaan yang ada berlomba-lomba untuk meningkatkan
pelayanannya sebagai hal yang menonjol untuk jadi pembeda dan untuk
menjaga hubungan dengan para konsumen. Karena pandangan konsumen
terhadap suatu perusahaan atau produk sudah berubah, yang memaksa para
perusahaan untuk mendatangi konsumen sesuai dengan keinginan atau
interestnya, serta menemukan cara, langkah-langkah, dan strategi untuk
memasarkan produknya namun tetap fokus terhadap hubungan dengan
konsumen. Perusahaan kini harus mendengarkan konsumennya dan
menempatkan konsumen tersebut sebagai konsumen yang unik yang mana
dari setiap individu memiliki pandangan yang berbeda-beda. Karena seperti
yang dikemukakan oleh Delamar (2000), bahwa setiap individu saat ini
merupakan pusat dari segala modernisasi, dimana manusia saat ini
kebanyakan memiliki sifat self-centered.
Strategi adalah perencanaan dan pelaksanaan atau eksekusi gagasan
berupa sebuah aktivitas, yang sesuai dengan arah dan misi dari suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya dan mendapatkan keuntungan bagi
organisasi tersebut. Sedangkan Brand activation menurut Amin (2011)
“adalah sebuah interaksi pemasaran antara konsumen dan brand dimana
konsumen dapat memahami brand dengan lebih baik sehingga pada akhirnya
dapat membuat konsumen menerima sebuah brand sebagai bagian kehidupan
dari konsumen tersebut”. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Alberts
(2011) yang menyatakan bahwa “brand activation adalah integrasi dari
seluruh komunikasi yang dibalut dalam bentuk kreatif dengan tujuan untuk
22
mengaktivasi konsumen”. Aktivasi konsumen yang dimaksud oleh Alberts
adalah dalam hal menstimulasi interest, trial, dan loyalty.
Jadi, strategi brand activation adalah pemasaran produk dan aktivasi
merek, dengan cara melakukan interaksi sedekat mungkin dengan konsumen
sasaran untuk mengenalkan merek, dengan memberikan pengalaman kepada
konsumen bersama merek tersebut dengan harapan konsumen
akan tertarik dan bersedia untuk mencoba sebelum akhirnya menjadi
konsumen yang loyal terhadap merek tersebut.
Morel et all. (2002) juga mengungkapkan bahwa brand dapat
diaktivasi dalam berbagai situasi, dan dapat dirangkum dalam 4 pilar utama,
yaitu products and services (barang dan jasa), employees (karyawan),
identity (identitas) dan communication (komunikasi). Brand
activation dilakukan untuk beberapa tujuan. Menurut Pudjiastuti
(2010), brand activation efektif dalam mempengaruhi masyarakat sebagai
sasarannya dalam beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Kognitif
Brand activation dapat mempengaruhi awareness dan
pengetahuan masyarakat terhadap perusahaan, brand, atau
produk yang ditawarkan
2. Aspek Afektif
Brand activation dapat digunakan untuk mengatasi
kesalahpahaman dan prasangka serta membantu
mengkomunikasikan pesan dari brand terhadap konsumen
3. Aspek Konatif
Brand activation dapat mempertahankan penerimaan
masyarakat akan produk, brand, atau perusahaan, atau dengan
kata lain dapat mempertahankan loyalitas konsumen.
Lalu Wallace (2012) juga menyatakan bahwa brand
activation memiliki beberapa bentuk, antara lain:
23
1. Direct Marketing Activation
merupakan jenis brand activation dimana brand langsung
bersentuhan dengan konsumennya.
Contohnya: activation melalui wawancara di media TV,
Radio, media cetak, CRM, sampling, in-store
activation dan sebagainya.
2. Social Media Activation
merupakan jenis brand activation dimana brand
bersentuhan dengan konsumennya melalui kegiatan yang
dilakukan di social media.
Contohnya: Email Blast, Facebook, dan Twitter.
3. Promotions Activation
merupakan bentuk brand activation yang melibatkan
promo-promo spesial yang berkenaan dengan produk atau
jasanya.
Contohnya: potongan harga, launching produk baru,
kemasan spesial, undian berhadiah, penggunaan brand
ambassador, dan sebagainya.
4. Marketing Event Activation
merupakan jenis brand activation yang dilakukan dengan
bentuk event.
Contohnya: pameran, kontes pemilihan brand ambassador,
arena games, dan sebagainya.
5. Sponsorship Activation
merupakan jenis brand activation dimana brand mendanai
suatu kegiatan.
Contoh: mendanai kegiatan olahraga, musik, dan
sebagainya.
Dalam kenyataannya, bentuk-bentuk brand activation dapat
dikombinasikan, sehingga dalam satu activation terdapat lebih dari satu
bentuk brand activation. Hal tersebut dapat digabungkan dan dikombinasikan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari target konsumen. Dari ke-5
activation diatas dengan tanpa disadari oleh konsumen sebenarnya Red Bull
24
Indonesia sudah melakukan hampir setiap bentuk brand activation. Hanya
saja ada bentuk-bentuk yang tidak terlalu menjadi fokus dari activation yang
dilakukan Red Bull Indonesia. Maka dari itu pada penelitian ini peniliti ingin
melihat lebih dalam mengenai brand activation yang dilakukan oleh Red Bull
Indonesia, dengan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan branding yang
dilakukan. Dengan begitu peneliti bisa mengetahui fokus dari activation yang
dijalankan oleh Red Bull Indonesia itu apa dan bisa menhgetahui apa yang
kurang ataupun apa yang menyebabkan bentuk brand activation tersebut
tidak berjalan dengan baik atau belum bisa tersampaikan sesuai dengan
targetnya.
2.2.4 Persuasi
Salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan atau lainnya,
karena persuasi ini juga selalu diterapkan dalam kehidupan manusia setiap
hari dan dalam banyak keadaan. Persuasi ini adalah komunikasi yang
bertujuan untuk mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku atau
merubah pandangan orang lain terhadap suatu hal menjadi sama dengan
pandangan komunikator. Tujuan lainnya adalah agar orang lain juga bisa
mengadopsi sikap, opini, dan perilaku yang diinginkan oleh komunikator.
Aristoteles mengemukakan bahwa ada tiga aspek persuasi, yakni
ethos (source credibility), logos (logical appeals), dan pethos (emotional
appeals). Ethos memfokuskan pada kredibilitas sumber dalam penyampaian
sebuah pesan. Kredibilitas sumber secara langsung berpengaruh pada
effectiveness appeal (daya tarik). Taktik PR bertujuan mendidik sekelompok
tertentu orang-orang, lebih memfokuskan pada logical appeal. Pathos
menunjukan kepada argument yang didasarkan pada emosi-membangkitkan
perasaan-perasaan, seperti rasa takut, salah, amarah, humor atau haru. “Para
praktisi PR menggunakan appeals untuk membangkitkan motif sekelompok
orang agar berpikir dan bertindak dengan sesuatu" (Heath, 2005).
25
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
(Sumber: Diolah peneliti, 2018)
Dari kerangka pemikiran diatas, bisa disimpulkan bahwa peniliti ingin
menyampaikan bahwa didalam marketing department yang juga menaungi divisi
Consumer Collecting bersama-sama bisa menciptakan kesadaran masyarakat dengan
keberadaan Red Bull di Indonesia. Dengan berlandaskan komunikasi pemasaran, Red
Bull menggunakan pemasaran gerilya, yaitu dengan memasukan brand Red Bull itu
sendiri dibenak masyarakat melalui atribut yang dikenakan atau tools yang dimiliki
Red Bull, serta berinteraksi dengan para konsumen targetnya. Kemudian, dari
branding yang sudah dimiliki oleh Red Bull, maka dibuatlah strategi brand
activation untuk bisa menyampaikan pesan dan nilai-nilai yang dimiliki oleh Red
Bull atau mengenalkan brand melalui produknya \kepada konsumen targetnya.
Segala hal yang berhubungan dengan komunikasi atau interaksi dengan konsumen
itu diatur didalam strategi brand activation tersebut. Selain itu juga didukung oleh
persuasi yang dilakukan oleh Red Bull maupun konsumen yang sudah loyal terhadap
brand Red Bull untuk mengadopsi sikap, opini, atau perilaku dan kesadaran brand
yang dimiliki Red Bull.
Komunikasi
Pemasaran
Pemasaran
Gerilya
Strategi Brand
Activation
Branding
Persuasi