roh belajar di perguruan tinggi
DESCRIPTION
Pengajaran di perguruan tinggi termasuk di FISIP Universitas Airlangga bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan/ atau kesenian, menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.TRANSCRIPT
PPengajaran di perguruantinggi termasuk di FISIPUniversitas Airlangga
bertujuan menyiapkan peser ‐ta didik untuk menjadi anggo ‐ta masyarakat yang memilikikemampuan akademik dalammenerapkan, mengembang ‐kan, dan/atau memperkayakhasanah ilmu pengetahuan,teknologi, humaniora dan/atau kesenian, menyebar‐luaskan dan mengupayakanpenggunaannya untuk meningkat‐ kan tarafkehidupan masyarakat dan memperkaya kebu‐dayaan nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut secaranormatif telah terpasang rambu sehingga pro‐ses belajar mengajar tidak salah sasaran.Dalam proses belajar mengajar yang harus adaadalah penanaman landasan kepribadian,penguasaan ilmu dan keterampilan, kemam‐puan berkarya, sikap dan perilaku dalam ber‐karya menurut tingkat keahlian berdasarkanilmu dan keterampilan yang dikuasai danpema haman kaidah berkehidupan bermasya‐rakat sesuai dengan pilihan keahlian dalamberkarya.
Menengok tujuan proses belajar mengajar
maka pembelajaran di perguruantinggi berbeda dengan di jenjangSLTA. Di jenjang pergurun tinggimahasiswa tidak bisa lagi diperla‐kukan sebagai obyek yang pasif.Mahasiswa dalam proses belajarmengajar harus bersifat aktif. Ma‐hasiswa bukan seperti ruang ko‐song yang harus diisi sepenuhnyaoleh dosennya. Mahasiswa diposi‐sikan sebagai mitra dalam perte‐muan kelas untuk salingmengkofirmasi pengetahuan yang
telah diperoleh baik oleh dosen maupun ma‐hasiswa itu sendiri .
Karena itu posisi dosen dalam proses be‐lajar mengajar bukan sebagai “dewa” yang me‐miliki segala pengetahuan. Dalam prosesbelajar mengajar baik mahasiswa maupundosen seyogya selalu saling berlomba dalammencari pengetahuan dari berbagai sumberseperti handbook, buku, jurnal ilmiah, maka‐lah serta literatur lainnya. Proses saling men‐gkonfirmasi pengetahuan ini dalam tatapmuka di kelas bertujuan tidak hanya kepemi‐likan hardskill semata tetapi di sana secaratidak langsung menanamkan softskill sepertijiwa kepribadian untuk menghargai pihak lain,berlatih berpikir rasional‐argumentatif, bekerja
keras, visioner, menata bahasa untuk berko‐munikasi, kejujuran dan sebagainya.
Dilihat dari kata asalnya “learning” berasaldari akar kata Indo‐Europen “Ieis” yang artinyajalan, rel, jalur atau alur. Apa yang disebutjalan,rel, jalur mensyaratkan adanya jumlahnorma yang mesti dipatuhi. Jalan, rel, jalur diperguruan tinggi khususnya di FISIP Unair telahtersedia tinggal bagaimana kita mengikutinyasehingga sampai pada tujuan.
Salah satu jalan, rel, jalurnya adalah bagai‐mana mahasiswa seharus beraktivitas sehari‐hari. Aktivitas sehari‐hari mahasiswa dapatdilihat pada jalan yang disebut sebagai satuankredit semester (sks). Perhitungan 1 sks adalah50 menit acara tatap muka terjadwal dengantenaga pengajar; ditambah dengan;1 jam ke‐giatan akademik terstruktur, yaitu kegiatanstudi yang tidak terjadwal tetapi direncanakanoleh dosen, misalnya dalam bentuk pemberianpekerjaan rumah atau tugas‐tugas lain di luarkelas; dan ditambah dengan; 1 jam acara ke‐giatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yangharus dilakukan mahasiswa secara mandiriuntuk mendalami bahan‐bahan kajian atauuntuk memperluas cakrawala pengetahuan‐nya, misalnya lewat upaya membaca buku‐buku rujukan. Selamat menjadi mahasiswasubstantif dan administratif! (Karnaji)
Roh Belajar di Perguruan Tinggi
edisi: 18/Agustus 2010
Karnaji, M.SiKabag Akademik & Kemahasiswaan
Jendela02 edisi: 18/Agustus 2010
editorial
REKAMAN ACARA
l PENANGGUNG JAWAB: I. BASIS SUSILO (Dekan FISIP) l PEMIMPIN UMUM: VINSENSIO DUGIS (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru
l JURNALIS: Puspita Adiyani C ; Erniza Puspita Ningsih ; Tanu Iswantoro, Guntur Yudinatal FOTOGRAFER: Prima Kirtti Utomo l LAY‐OUT/PRODUKSI: Irfan Wahyudi, S.Sos
l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp.(031) 5034 015, 5047 754, 5011 744, 5017 429. Fax.(031) 5012 442 l e‐mail: [email protected]
PENGABDIAN MASYARAKAT19‐20 Juli 2010
Dra. Rachma Sugihartati, M.Si(Narasumber)
Mendongeng Strategi Penenaman Soft SkillDinas Pendidikan Nasional
Propinsi Jawa Timur‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
19‐20 Juli 2010Sri Endah Nur Hidayati, S.Sos., M.Si
Nur Emma Suriani, S.Sos., M.Si(Narasumber)
Pelatihan Pramugari" Handling Complaint, Custumer Service, Table Manner
dan Pramugari Attitude"PT. Dharma Lautan Utama
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐19‐23 Juli 2010
Sri Wijayanti, S.Sos., M.SiFitri Mutia, AKS., M.Si
Yunus Abdul Karim, S.Sos., M.KomPhilipus Keban, S.IP., M.Si
Novianto Edi Suharno, SST.Par., M.Si(Peserta)
Lokakarya Applied Approach (AA)LP3 Unair
WAKTU ACARA TEMPAT
7 - 9 Juli 2010 Konferensi Mahasiswa
Indonesia - Thailand
Chhiang Mai Univer-
sity - Thailand
28 Juli 2010 Diskusi Reboan
bersama Dewan Kota
Surabaya membahas
Kebijakan Perlindungan
Anak di Surabaya
ruang Adi Sukadana
21 Juli 2010 Pembekalan Calon
Wisudawan FISIP
ruang Adi Sukadana
14 Juli 2010 Semminar Global Gov-
ernance Kerjasama
LAN-PKAI dan HI Fisip
Unair
20 Juli 2010 Workshop Film Doku-
menter, Kerjasama den-
gan Dewan Kesenian
Jawa Timur
ruang Adi Sukadana
1 Juli 2010 Kunjungan STISIP
Muhammadiyah Su-
lawesi Selatan
Kampus FISIP
22 Juli 2010 Realiasasi Program
PHKI Departemen Ko-
munikasi
Kecamatan Semam-
pir, Surabaya
19 - 24 Juli 2010 Studi Ekskursi Maha-
siswa Komunikasi FISIP
di beberapa Perusa-
haan di Jakarta
DUKA CITA Telah Meninggal Dunia
Drs. I Nyoman Naya Sujana, MA(Pengajar Departemen Antropologi FISIP)
pada 16 Juli 2010di Negara ‐ Bali
Kunjungan dan Diskusi Staf Ahli DPR‐RI, bersama Dosen FISIP mem‐bahas draft undang‐undang organisasi kemasyarakatan di ruang
dekan 1 Juli 2010
edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 03
diskusi & seminar
“Anak Usia Sekolah, Harus
Sekolah “ , kelakar Priyono
perwakilan dari Lembaga Perlin-
dungan Anak Jatim pada diskusi
yang diadakan setiap hari rabu,
satu bulan sekali ini. Ini merupakan
acara rutin yang diadakan oleh
Dewan Kota yang bertujuan
untuk saling memberikan wawa-
san, tukar pengalaman mengenai
suatu isu atau kasus yang sedang
marak di lingkungan sekitar. Pada
kesempatan kali ini, diskusi yang
diadakan di Ruang Adi Sukadana
Lantai 2 Gedung A FISIP Unair ini
mengangkat topik “ Kebijakan Per-
lindungan Anak di Surabaya “ . Ka-
rena isu ini sedang marak di
Surabaya akhir pekan ini, maka tak
ayal pengangkatan isu ini dirasa pa-
ling tepat untuk dibicarakan dalam
diskusi reboan yang dihadiri oleh
dosen, mahasiswa, dan perwakilan
lembaga swadaya masyarakat ini.
Menurut Aryani, salah seorang
pembicara dalam diskusi tersebut,
Anak merupakan tanggung jawab
yang dibebankan kepada orang
tua, masyarakat, dan pemerintah.
Oleh karena itu, ketiga aspek ini
harus bersinergis untuk menun-
jang pembentukan karakter atau
kepribadian anak ke arah yang
baik. “ Pemerintah misalnya, mela-
kukan penangkapan anak jalanan.
Lalu harus memberikan hak anak
tersebut, jadi yang belum sekolah
disekolahkan, yang sakit disem-
buhkan, yang tidak memiliki orang
tua dicarikan orang tua. Ya itulah
salah satu tugas pemerintah dalam
memberikan perlindungan terha-
dap anak “ , ungkapnya . Perwaki-
lan dari dinas sosial Kasi
Rehabilitasi anak dan tunasosial di
Surabaya ini juga menambahkan
bahwa anak sudah seharusnya
mendapatkan perlindungan dari
segi hukum, baik melalui adanya
perangkat hukum yakni undang –
undang maupun aparat hukum
yang bersedia secara penuh men-
gayomi anak – anak tersebut . Ka-
rena disadari atau tidak , anak me-
rupakan manifestasi bangsa dalam
jangka panjang.
Priyono, dari Lembaga Perlin-
dungan Anak Jatim dan Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan
KB Kota Surabaya ini mengung-
kapkan bahwa anak yang seharus-
nya mendapatkan perhatian lebih
dari pemerintah adalah anak yang
mengalami cacat, korban kekera-
san, atau trafficking. Di lain hal,
Priyono sedikit menyoroti bahwa
anak memiliki hak untuk bebas
bersekolah tanpa dikenai biaya se-
lama 12 tahun, yakni sejak sekolah
dasar hingga sekolah menengah
atas sederajat. Sepertinya ini yang
menjadi harapan beliau disamping
kesehatan anak tentunya, agar
anak menjadi individu yang baik
dan terbebas dari segala belenggu
kekerasan, penyakit, dan kesen-
jangan sosial.
(tan)
Priyono, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur
JJuli lalu , tepatnya tanggal 7 –
9 2010 FISIP Unair mengirim-
kan Bustomi sebagai wakilnya
dalam konferensi mahasiswa In-
donesia – Thailand. Bustomi
adalah mahasiswa FISIP Unair
yang juga merupakan Mentari
Kebijakan Publik Badan Ekseku-
tif Mahasiswa Universitas Air-
langga. Ia terpilih untuk
mewakili Unair dalam konfe-
rensi ini atas karyanya dalam
abstraksi yang berjudul Studentmovement : A “New” Paradigm isi-nya mengenai dinamika kehidu-
pan kampus dalam konteks
gerakan mahasiswanya serta
peran gerakan mahasiswa ter-
hadap perubahan dan kemajuan
bangsa, dengan titik tekan fokus
terhadap kombinasi antara sci-entific research terhadap perma-
salahan yang dihadapi dengan
aksi yang cerdas lagi mence-
rahkan.
Dalam Kesempatan kali ini,
Bustomi berangkat ke Chiang
Mai University di Thailand
Utara bersama Profesor So-
etjipto Wakil Rektor Unair, Di-
rektur Akademik Unair Ibu
Nyoman, Dekan FISIP Unair I
Basis Susilo dan Dekan Fakultas
Kedokteran Prof. Amin, Ibu
Mirta dosen Antropologi serta
Arif Fatchurrahman Presiden
BEM Unair 2010. Rombongan
dari Universitas Airlangga ini
membahas tentang kerjasama
perguruan tinggi Indonesia –
Thailand agar nanti kedepannya
perguruan-perguruan tinggi
dapat semakin kontributif
dalam kemajuan di kedua ne-
gara tersebut.
Konferensi ini merupakan
konferensi rutin antar pergu-
ruan tinggi Indonesia – Thai-
land. Tahun 2010 ini Thailand lah
yang mendapati giliran untuk
menggelar acara ini. Akhirnya
dipilih lah Chiang Mai Univer-
city sebagai penyelenggara nya .
“ Ini merupakan acara tahunan,
dan baru kali ini ada forum rek-
torat, dekan dan mahasiswa.
Konferensi sebelumnya hanya
melibatkan rektorat saja, ka-
rena dalam memajukan kualitas
pendidikan tinggi tidak hanya
tergantung oleh rektorat saja ,
tetapi juga dekanat dan maha-
siswa “ , tukas Bustomi sembari
tersenyum. Rupanya ia sangat
gembira dengan terpilihnya ia
sebagai delegasi Unair dalam
acara kali ini.
Acara yang juga diikuti oleh
Institut Teknologi Sepuluh No-
pember Surabaya, Universitas
Tadulako Palu, Universitas Ne-
geri Jogjakarta, Universitas Sri-
wijaya Sumatera Selatan, Uni-
versitas Andalas Padang dan
beberapa universitas dari pro-
vinsi lain ini mengirimkan 25
mahasiswa nya dari Perguruan-
Perguruan Tinggi di Indonesia
tersebut. Perguruan Tinggi yang
terpilih tersebut merupakan
Perguruan Tinggi yang terga-
bung dalam Majelis Rektor Per-
guruan Tinggi Negeri Indonesia,
atau biasa disebut Council ofRector Indonesian State Universityatau dalam bahasa Thailand di-
sebut Council of University Presi-dent of Thailand. (tan)
KonferensiIndonesia ‑ Thailand
Diskusi Reboan Dewan Kota Bahas Perlindungan Anak
Jendela04 edisi: 18/Agustus 2010
kuliah
““KKeberhasilan seseorang itu
ditentukan dari pengala-
man “ , begitu ungkap Epy Muham-
mad Luqman, M.Si.,Drh.,PAvet
pada acara pembekalan bagi calon
wisudawan FISIP Unair Surabaya
pada 21 Juli 2010 lalu. Beliau men-
gungkapkan bahwa terdapat ba-
nyak sekali faktor yang
menentukan mahasiswa apakah
dapat diterima di dunia kerja sele-
pas nantinya . Antara lain bagai-
mana ia mengemas “ dirinya “
melalui surat lamaran dan daftar ri-
wayat hidup , bagaimana karakter
diri yang ia miliki dan masih banyak
lagi . Itulah yang terungkap dalam
acara pembekalan karir calon wi-
sudawan FISIP Unair Surabaya di
Ruang Adi Sukadana siang itu.
Acara yang dikemas oleh Uni-
versitas dengan menggandeng
Pusat Pembinaan Karir dan Kewi-
rausahaan ini merupakan rangkaian
program yang dijalankan setiap ta-
hunnya untuk memberikan pem-
bekalan dasar, secara teknis bagi
calon wisudawan yang nantinya
akan terjun dan bersaing di dunia
kerja , “ Acara ini merupakan acara
dari pusat (Universitas) menggan-
deng PPKK (Pusat Pembinaan
Karir dan Kewirausahaan) untuk
memberikan pembekalan secara
teknis bagi calon wisudawan agar
nantinya dapat bersaing di dunia
kerja “, tukas Bapak Ponari , Kasub-
bag Kemahasiswaan FISIP Unair
Surabaya . Seperti yang kita ketahui
bersama , tidaklah cukup hanya
dengan mengandalkan ijazah dan cv
(curriculum vitae, atau daftar riwa-
yat hidup) untuk melamar sebu ah
posisi dalam sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, acara ini disusun
dan dilaksanakan untuk memberi-
kan wawasan kepada calon wisuda-
wan secara mendetail mengenai
segala hal yang diperlukan dalam
kaitannya melamar sebuah peker-
jaan.
“We Should Think Out of TheBox, kita harus memiliki kepekaan
melihat peluang di sekitar kita “ ,tambah Bapak Epy siang itu dalam
seminarnya. Ini merupakan modal
yang harus dimiliki oleh sorang en-
trepreneur , sebuat saja Ir.Ciputra
dan Bob Sadino sebagai contoh
sukses seorang entrepreneur. Di-
sisi lain apabila kita ingin melamar
sebuah posisi dalam sebuah peru-
sahaan kita harus memperhatikan
beberapa hal , seperti yang diun-
gkapkan Bapak Epy siang itu “ Kita
harus memperhatikan attitude ke-
tika wawancara, dan harus menun-
jukkan sikap kooperatif dalam
menjawab , jangan defensive atau
agresif, apalagi berpenampilan se-
kenanya, menggunakan jeans belel
(sobek sobek) misalnya “ , Karena
hal hal semacam inilah yang sangat
mempengaruhi pencitraan kita se-
bagai pelamar . Karena jika sedari
awal kita memberikan citra yang
kurang baik , maka sudah dapat di-
pastikan peluang kita untuk dapat
diterima bekerja di perusahaan
tersebut tertutup. Rupanya, masih
saja ada fresh graduate dari bebe-
rapa universitas yang luput dalam
hal hal semacam ini. Tentunya , Uni-
versitas Airlangga sebagai salah satu
Universitas Terbaik di Indonesia
tidak menghendaki hal semacam ini
terjadi , oleh karena itu acara yang
dihadiri kurang lebih 50 calon wi-
sudawan itu diadakan secara rutin
setiap tahunnya menjelang wisuda.
Epy Muhammad Luqman, ko-
ordinator bidang pelatihan dan
konsultasi Pusat Pembinaan Karir
dan Kewirausahaan Universitas
Airlangga siang itu berpesan ke-
pada calon wisudawan agar para
wisudawan harus menjemput na-
sibnya sendiri. Artinya, wisudawan
harus mempersiapkan dirinya, khu-
susnya soft skill yang secara stati-
stik mempengaruhi 80 %
keberhasilan seseorang , yang ini
dapat diasah dalam kepanitiaan di
sebuah organisasi , BEM misalnya.
Tujuannya adalah agar wisudawan
tersebut dapat siap baik secara
pendidikan akademis maupun
mental di dunia kerja. Lalu satu hal
yang tidak boleh lepas adalah keje-
lian melihat peluang. Sisanya akan
dibantu melalui acara acara sema-
cam ini yang dijelaskan secara rinci
tips tips yang dapat melicinkan ja-
lannya proses melamar sebuah pe-
kerjaan. Semoga setelah lulus nanti
, mahasiswa dapat diterima bekerja
atau mendapatkan pekerjaan yang
layak sesuai dengan harapannya da-
hulu. Amin! (tan)
Epy Muhammad Luqman, M.Si., Drh., PAvet saat memberikan pembekalan
Pembekalan KarirCalon Wisudawan FISIP Unair
14Juli 2010, FISIP kedatangan38 peserta dari instansi pe‐
merintah. Peserta berasal dari in‐stansi pemerintahan kabupatenGresik, Sidoarjo, Surabaya, pro‐vinsi Jatim, Walhi, Kadin Jatim.Mereka menghadiri seminar ber‐tajuk Global Governance yang di‐selenggarakan atas kerja samaLAN‐PKAI (Lembaga Kajian Admi‐nistrasi Negara – Pusat Kajian Ad‐ministrasi Internasional) denganDepartemen Hubungan Interna‐sional FISIP Unair.
Menurut DR. Marpaung,M.Sc., Kepala PKAI, acara ini me‐miliki beberapa tujuan. Pertama,untuk mengekspose hasil semen‐tara kajian. Kedua, mendapatkanpengayaan substansi dari pembi‐cara pembanding & peserta semi‐nar. Ketiga, menggali ide mengenaikonsep Global Governance, prak‐
tek penerapan, efektivitas danpola interaksi komunikasinya.
Marpaung meminjam konsepGold Mercury International dalammenjelaskan Global Gover‐nance.”Global Governance isabout the interaction that is requi‐red to solve problems that affectmore than one state or regionwhen there is no power enforcingcompliance.” Sedangkan beberapaaktor pada Global Governance se‐bagaimana Marpaung mengutipdari Renaud Francois, yaitu IGOs(International Government Orga‐nizations), Civil Society Represent‐atives, Economic &International‐Finance Actors &States and informal groups.
Selanjutnya Baiq Wardhani,Ph.D., Peneliti Cakra Studi Globaldan Strategis, menambahkan defi‐nisi Global Governance sebagai‐
mana dikutip dari Leon Gordenker& Thomas Weiss, “….efforts tobring more orderly and reliably re‐sponses to social and political is‐sues that go beyond capacities ofstates to address individually.” Me‐nurut Baiq, dasar pemikiran GlobalGovernance adalah teori Aksi Ko‐lektif dari buku Mancur Olson, Jr.,The Logic of Collective Action :Public Goods & the Theory ofGroups “If everyone in a group hasinterests in common, then they willact collectively to achieve them.”
Baiq Wardhani dalam akhirpresentasinya memberi kesimpu‐lan bahwa masalah‐masalah glo‐bal memerlukan aksi kolektifuntuk menghadapinya karena ne‐gara secara mandiri menurun ka‐pasitasnya untuk mengatasiberbagai perkembangan baru.Menurut Baiq tidak ada model
Bahas Konsep Global Governance
edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 05
diskusi & seminar
DDi depan ruang Adi Suka -
dana, Selasa (20/7) pagi itu,
tampak banyak siswa berser-
agam SMA dan SMP mengantri
untuk registasi ulang. Selesai
mendapatkan sebuah notes dan
susunan acara, mereka mema-
suki ruang Adisukadana guna
mengikuti workshop film doku-
menter.
Acara yang merupakan ker-
jasama antara Dewan Kesenian
Jawa Timur (DK Jatim) dan De-
partemen Ilmu Komunikasi
Unair ini bertajuk Workshop FilmDokumenter, Sebuah PengenalanProses Pembuatan Film Doku-menter. Dalam workshop ini, se-
bagian besar peserta adalah
pelajar SMA yang datang dengan
didampingi oleh guru pendamp-
ing mereka. tampak memenuhi
ruangan ada rombongan dari SM
AN 9 Surabaya, SMAN 6
Surabaya, SMA Muhammadiyah
3 Surabaya, SMP Mardi Putra,
dan lain-lain.
Sebelum acara dimulai, para
peserta diberikan tontonan be-
berapa film dokumenter oleh
panitia. Dan selanjutnya, acara di-
buka dengan sambutan dari per-
wakilan Dewan Kesenian Jawa
Timur. Kemudian dilanjutkan
sambutan oleh Sekretaris De-
partemen Ilmu Komunikasi, Ibu
Ratih Puspa, selaku tuan rumah
dari workshop ini. Selesai sambu-
tan, sesi I workshop pun digelar.
Sesi I merupakan sesi pe-
nyampaian materi tentang pen-
genalan film dokumenter yang
disampaikan oleh dosen Ilmu
Komunikasi, IGAK Satrya Wi-
bawa. Selain menjelaskan tentang
apa itu film dokumenter dan
jenis-jenisnya, IGAK juga memu-
tarkan film dokumenter yang
pertama kali ada. Selesai materi,
dibuka sesi tanya jawab.
Begitu pun ketika sesi II. Ada
penyampaian materi, pemutaran
film dokumenter, dan juga sesi
tanya jawab. Materi kedua yang
didapatkan oleh peserta adalah
mengenai proses, ide, tema, filmstatement, dan sinopsis. Materi
yang cukup berbobot ini disam-
paikan dengan durasi waktu
yang lumayan lama oleh Abduh
Aziz, dosen perfilman Institut
Kesenian Jakarta sekaligus ang-
gota Dewan Kesenian Jakarta.
Pada sesi kedua ini, para peserta
diberi tugas kelompok untuk
menemukan ide dari tema yang
mereka pilih sendiri. “Ide biasa-
nya muncul dari fakta di sekitar
kita. Dari fakta tersebut, temu-
kan, ada yang menarik atau
tidak? Setelah kita menemukan
apa yang menarik bagi kita, maka
kita harus melakukan riset ter-
lebih dahulu, agar hasilnya aku-
rat. Baru kemudian kita
rumuskan gagasan-gagasan kita
dan kita ubah jadi bentuk skena-
rio,” jelas Aziz.
Namun, dari sesi II ini, yang
paling menarik adalah saat pe-
mutaran film dokumenter ten-
tang sex education di kalangan
remaja. Film hasil karya siswa
SMA Kanisius Jakarta ini sangat
menarik perhatian bagi peserta
yang memang sebagian besar
masih berusia remaja. Mereka
tampak beberapa kali tertawa
riuh dalam beberapa adegan dan
kemudian terdengar applausepanjang ketika film tersebut se-
lesai diputar.
Selesai sesi kedua, ada istira-
hat dan pembagian makan siang
untuk para peserta. Kemudian,
mereka kembali melanjutkan
workshop dan mendapatkan ma-
teri tentang proses produksi dan
teknik pengambilan gambar. Ma-
teri yang lebih bersifat praktis ini
disampaikan oleh seorang filmmaker dari Jakarta, Rhino Ariefi-
ansyah. Yang berbeda, di sesi tiga
ini para peserta mempraktekkan
cara memegang kamera dan
mengambil gambar. Para peserta
tampak antusias ketika melaku-
kan hal ini.
Setelah sesi III selesai, acara
pun ditutup dan sertifikat untuk
peserta dibagikan. Lantas, apa
kesan peserta atas terselengga-
ranya workshop gratis ini? “Aku
paling suka sesi kedua. Materinya
bagus, cara penyampaiannya
juga. Mungkin karena yang nyam-pein dosen IKJ kali ya,” tutur M.
Sahid, sambil tertawa kecil.
Workshop ini sendiri menu-
rut penggagas acara, yaitu pihak
DK Jatim, bertujuan untuk
memberikan rangsangan pada
peserta tentang dunia audio vi-
sual sebagai alternatif profesi
yang menjanjikan. Dilihat dari an-
tusiasnya peserta yang tekun
mengikuti kegiatan ini hingga
sore hari, sepertinya tujuan itu
bisa tercapai. Semoga. (zaa)
Abduh Aziz pakar film IKJ bertanya kepada siswa SMAN 6 Surabaya.
Dari Workshop Film Dokumenter Kerjasama DK JatimFilm maker, Alternatif Profesi yang Menjanjikan
tunggal, bentuk formal dan struk‐tur baku Global Governance. Ke‐tika berbicara tentang GlobalGovernance muncul keterbatasanberupa pertanyaan‐pertanyaantentang siapakah multiple stake‐holders yang menghadapi trans‐formasi global secarabersama‐sama. Sedangkan Mar‐paung menutup presentasinyadengan memberi beberapa sarankebijakan. Pertama, memberi
perhatian pada isu global dengantetap berpijak pada kepentingannasional. Kedua, mekanismekerja kolaboratif, dengan melibat‐kan unsur aktor non negara. Ke‐tiga, fleksibilitas metode kerjauntuk isu‐isu kebencanaan. Dankeempat, ketegasan dalam kebi‐jakan di bidang lingkungan, untukmelindungi kepentingan nasional.(Pri)
Suasana seminar global governance.
Jendela06 edisi: 18/Agustus 2010
kuliah
TTahun ajaran baru 2010/2011 segera di-
mulai, wajah-wajah baru pun akan se-
gera bermunculan di kampus oranye ini.
Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa baru
yang datang dengan semangat dan antusi-
asme yang masih segar, yang membuat ru-
tinitas akademik di FISIP kembali bergairah
setiap tahunnya. Kali ini, kurang lebih seba-
nyak 1000 mahasiswa baru yang akan hadir
dibangku-bangku kuliah FISIP. Kuota yang
diberikan Universitas Airlangga tidak ba-
nyak berubah, masing-masing prodi S1
maupun D3 mendapatkan jatah maba yang
masuk melalui jalur prestasi, PMDK 1,
PMDK 2 dan SNM PTN.
“Untuk masing-masing prodi sudah be-
rapa yang masuk, saya tidak bisa memasti-
kan berapa jumlahnya. Karena yang tahu
panitia pusat, waktu masukpun tidak selalu
jumlahnya sekian. Tapi, intinya berapa pun
yang masuk kami siap,” ungkap Karnaji
S.Sos, M.Si, Ka. Bag. Akademik dan Kemaha-
sis- waan FISIP. Kesiapan ini adalah kesia-
pan kurikulum yang sudah di re-design dan
diaplikasikan sejak 2009 lalu, serta kesiapan
berjalannya proses Kegiatan Belajar Men-
gajar (KBM). Begitu pula dengan daya tam-
pung ruang kuliah dan fasilitasnya.
Kalau tahun ajaran 2009 lalu, mahasiswa
baru masuk masih kebingungan karena
meskipun konsep kurikulum baru sudah
matang dan disetujui oleh rektorat, namun
penerbitan buku panduannya belum ada di-
tangan mereka. Bagaimana sistematika
KBM baru, aturan-aturan perkuliahan dan
kode-kode baru, hampir semuanya tidak di-
mengerti. “Mungkin waktu KRS-an mereka
Cuma dipandu fotokopian yang kita kelu-
arkan. Baru jalan beberapa bulan, buku pan-
duan akhirnya terbit,” jelasnya. Namun,
sekarang semu penunjang kebutuhan ma-
hasiswa seperti buku panduan sudah siap.
Bahkan berdasarkan evaluasi pada tahun
ajaran 2009/2010, ada beberapa revisi yang
bisa diaplikasikan di 2010.
Sebagai informasi, biasanya mahasiswa
lama dan baru bingung menggunakan buku
panduan yang mana untuk panduan mata
kuliah mana yang wajib diambil, kode dan
aturan-aturannya – memakai yang lama
atau yang baru? Karnaji menerangkan
bahwa maba 2010 dan mahasiswa angkatan
2009 tentu saja menggunakan seluruh yang
tercantum dalam buku panduan baru. Se-
dangkan mahasiswa lama, yaitu angkatan
2008 keatas menggunakan panduan lama
tapi dalam pengisian KRS-nya, kodenya
mengikuti yang baru. “Jadi kodenya yang be-
rubah, aturan yang wajib mana lalu prasya-
ratnya apa, semuanya mengikuti panduan
lama. Jadi jangan bingung,” tegasnya.
Untuk persiapan bagaimana prosesi pe-
nyambutan Maba di FISIP, pihaknya men-
gaku belum ke tahap itu. Tapi beliau
memperkirakan, untuk PPKMB tingkat Uni-
versitas tidak jauh berbeda dengan tahun
lalu dengan pengenalan jati diri bangsa dan
jati diri Unair yang lebih kuat. Untuk masa
orientasi tingkat fakultas, seperti UFO dan
tingkat departemen, itu yang perlu dikaji
dan dibahas lagi bersama kemahasiswaan,
BEM dan prodi. Tahun ajaran kali ini me-
mang lebih mundur dari biasanya, baru 20
September proses KBM mulai normal di-
laksanakan. Hal ini karena jadwal normal
masuk kuliah, bertabrakan dengan bulan
Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri.
Namun jadwal keperluan administrasi dan
pendaftaran ulang tetap dilaksanakan 2-14
Agustus, sementara pengisian KRS pelaksa-
naannya pada minggu berikutnya. (puz)
FISIP Siap Terima Mabadengan Penunjang yang Lebih Mantap
“Tugas mereka pasti dikura -
ngi kok, kan lagi puasa. Iya,
waktunya juga pastinya akan lebih
dimampatkan dan konsepnya
akan dibuat menyenangkan.”
Demikian keterangan yang di-
dapatkan Jendela dari dua orang
panitia inti United FISIP Orienta-
tion (UFO) 2010, Ayu Irene dan
Daniel Susilo.
Tema UFO tahun ini adalah
Super Orientation. Kegiatan UFO
rencananya akan diadakan selama
tiga hari, termasuk satu hari yang
dikhususkan untuk pengenalan
himpunan mahasiswa (HIMA)
dan Badan Semi Otonom (BSO).
Selama tiga hari tersebut, para
peserta UFO akan diajak untuk
mengenal FISIP, organisasi dan ke-
giatan kemahasiswaan, dan tentu-
nya bagaimana untuk menjadi
individu yang kreatif dan disiplin
tinggi. Ya, di UFO tahun ini, panitia
memang lebih menekankan pada
kreatifitas mahasiswa baru. “Krea-
tifitas maba (mahasiswa baru, red)akan lebih digali pada Super Ori-
entation nanti,” jelas Daniel.
Menurut panitia UFO, renca-
nanya akan ada kegiatan membe-
rikan buku untuk disumbangkan
ke ruang rujukan FISIP. “Selain
mereka bisa mengenal apa itu
ruang rujukan, buku yang mereka
sumbangkan nantinya kan akan
bermanfaat buat mereka sendiri,”
terang Daniel Susilo, Sekjen UFO
tahun ini.
Di kegiatan yang diketuai oleh
Farida Kristanti, mahasiswa sosio-
logi angkatan 2007, rencananya
juga akan ada acara buka puasa
bersama. Melalui UFO yang dia-
gendakan pada akhir Agustus
nanti, panitia berusaha merubah
pencitraan UFO agar tidak lagi
menimbulkan kesan takut bagi
siapapun, termasuk dari peserta
dan juga kekhawatiran dari pihak
fakultas. “Ya, kami ini nggak nga-
wur kok. Kami pake manajemen
konflik buat bikin UFO ini,” terang
Ayu. Ayu juga menambahkan,
bahwa pengawasan UFO tahun
ini akan ditambah dan lebih diper-
ketat. “Jangan sampai ada satu pun
panitia yang melakukan sesuatu di
luar koridor yang telah ditetap-
kan,” imbuh Ayu.
Mengenai isi kegiatan UFO
sendiri, sampai sekarang belum
fix. “Baru garis-garis besarnya saja
yang sudah pasti. Untuk detailnya,
masih terus dipikirkan oleh sie
acara,” kata Daniel memberikan
keterangan. Hal ini rupanya sama
dengan tanggal pelaksanaan UFO
yang juga belum fix, karena panitia
masih menunggu keputusan pihak
fakultas, yaitu Wadek I.
(zaa)
Suasana rapat persiapan UFO 2009
UFO 2010 : Super Orientation
edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 07
diskusi & seminar
MMulai semester depan, mahasiswa FISIP
Unair bisa mengisi KRS secara online.
Hanya saja, sistem ini masih akan dibarengi
dengan sistem manual. ”Kita masih akan
ujicoba. Untuk melayani sekitar 500 mahasiswa
dan agar tidak terjadi kekacauan sistem, kita
juga masih akan menggunakan sistem yang
manual,” ungkap Karnaji, Kabag akademik dan
kemahasiswaan.
Langkah inovatif ini, sebagai kelanjutan pro-
gram yang dirintis sejak tahun 2009. KRS online
ini merupakan salah satu layanan dari Sistem
Layanan Informasi Akademik (SiLIA). Untuk
me nge nalkan SiLIA, diawali dengan sosialisasi
mengenai rencana penerapan sistem ini.
Sosialisasi yang bertempat di ruang Adi
Sukadana ini dihadiri oleh para dosen
perwakilan tiap depar temen di FISIP serta Tim
Sistem Informasi (SI) selaku pembicara.
SiLIA, menurut Yunus selaku anggota Tim SI,
merupakan suatu sistem yang berbasis web(online) sekaligus desktop (offline). Untuk SiLIA
berbasis web, ada empat layanan yang di-
berikan, yaitu layanan info akademik, layanan
KRS, perwalian online, serta sistem informasi
eksekutif. ”Dengan adanya sistem ini, jika
mahasiswa daftar ulang untuk mata kuliah
tertentu tapi kapasitas kelas sudah penuh, maka
muncul warning dari server dan mahasiswa akan
ditem pat kan di kelas sementara,” terang Yunus.
Sedangkan layanan yang ditampilkan melalui
sistem berbasis desktop (offline), Yunus
menambahkan, adalah sistem manajemen aka-
demik yang terdiri dari menu jadwal, print
absensi, print KRS, print KHS (Kartu Hasil
Semester), dan sebagainya.
Menanggapi penerapan KRS Online,
kebanyakan mahasiswa menyambut dengan
sukacita. Bagi mahasiswa yang tidak bisa ke
kampus, pengisian KRS bisa dilakukan
dimanapun melalui koneksi internet. Selain itu,
akan diketahui segera berapa jumlah mahasiswa
yang akan mengambil mata kuliah tertentu. Jadi
akan diketahui apakah mata kuliah itu melebihi
atau kurang dari kuota yang dipersyaratkan.
Dosen juga bisa memantau langsung hal ini,
tanpa harus menunggu reka pitulasi dari bagian
akademik.
Namun, penerapan sistem ini memang
memerlukan per si apan yang benar-benar
matang. Sebab, sistem ini akan berimplikasi pada
sarana prasarana serta peningkatan
kemampuan sumber daya manusia yang ada di
FISIP. ”Misalnya, kalau sistem ini jadi diterapkan,
berarti perlu ada komputer di tiap depar -
temen. Selain itu, dosen juga perlu diikutkan
pelatihan supaya siap dan mampu mengope-
rasikan komputer,” ujar Prof. Dr. Musta’in, Drs.,
M.Si selaku Wakil Dekan I FISIP.
Oleh karena itu, SiLIA belum bisa
diterapkan sepenuhnya di FISIP. Sementara,
SiLIA akan dibarengi dengan sistem manual
yang selama ini sudah berjalan. Penerapan SiLIA
nantinya tetap melalui tahap evaluasi supaya
tujuan sistem ini untuk memper mudah proses
administarasi di FISIP dapat tercapai. (yss)
PPada hari kamis tanggal 1 juli
2010 sekolah tinggi ilmu
sosial dan ilmu politik Muham-
madiyah Sulawesi Selatan
berkunjung ke Fisip. Maksud dari
kunjungan mereka adalah belajar
tentang ilmu sosial dan ke poli-
tikan Universitas Airlang ga. Tem-
pat acara tersebut di ruang Adi
sukadana, tepat pada pukul 08.00
sampai dengan 12.00 WIB sekitar
54 orang mahasiswa dari STISIP
memenuhi ruang Adi Sukadana
pagi itu. Selain itu dalam kunjun-
gan ditambah dengan jumlah
tersebut ada sekitar 10 hingga 15
orang Pimpinan dan dosen dari
STISIP ikut serta memantau ma-
hasiswanya ke FISIP. Waktu itu
kunjungan STISIP disambut baik
(sesuai formalitas)oleh beberapa
tokoh di FISIP Universitas Air-
langga sendiri. Hal itu dapat dili-
hat dari kehadiran pihak Staf
FISIP dan Beberapa Dosen yang
ikut serta dalam pertemuan di
ruang tersebut. Mereka adalah
Dekan FISIP I Basis Susilo, Kar-
naji, Falih Sueadi, dan beberapa
Dosen. Hadir juga KaSubag
Kemahasiswaan FISIP Punari yang
ikut menemani acara tersebut.
Saat dikonfirmasi di kan-
tornya Kasubag Kemahasiswaan
Punari menuturkan bahwa saat
itu yang di tunjuk untuk ikut
berdikusi dan menelaah meteri
yang disampaikan di pertemuan
adalah departemen Administrasi
Negara. Dimana Adimisntrasi
Negara sesuai dengan birokrasi
nasional yang lebih peka dalam
kepolitikan. “ Administrasi Negara
lebih cocok dengan pembahasan
materi politik, sebab waktu itu
STISIP sendiri memilih langsung
untuk berdikusi dengan Ilmu Ad-
minstrasi Negara” papar Punari
pada Jendela. Punari menam-
bahkan selain agenda diskusi
STISIP juga mempunyai agenda
pengamatan terhadap beberapa
fakultas dan Fasilitas yang ada di
kampus Universitas Airlangga
mulai dari gedung kampus A,B
,dan C. Dimana saat pengamatan
Punari mengantarkan perjalanan
mereka serta memandu peserta
dari STISIP ketempat – tempat
yang dikunjungi. Dalam kunjungan
tersebut menurut Punari STISIP
mempunyai kesan tersendiri ter-
hadap Universitas Airlangga
bahwa UNAIR dan Warga
Surabaya adalah warga yang
Cinta damai, menurut pandangan
STISIP Universitas Airlangga
adalah kampus yang lebih terkon-
trol daripada daerah lainnya. Hal
itu terbukti menurut analisisnya
STISIP bahwa pada tahun 1998,
saat gejolak politik bulan Mei ter-
jadi dan birokrasi Nasional
merombak strukturnya, UNAIR
kala itu tidak terpengaruh keka-
cauan. Dimana mahasiswanya
masih terkendali ikut serta dalam
tindakan anarki seperti yang di-
lakukan gerakan sosial mahasiswa
saat itu, dimana pada umumnya
melakukan banyak kekerasan.
“menurut mereka kampus kita
masih dikatakan stabil dalam
mengendalikan diri, daripada
kampus-kampus lain yang masih
labil, terlebih lagi masyarakat
Surabaya lebih memilih cinta
damai ” ujar Punari siang itu.
Setelah berada di Surabaya
sehari penuh, pada ke esokan
harinya STISIP memohon pamit
pada Universitas Airlangga untuk
kembali ke Gorontalo, Sulawesi
selatan. Menurut Punari setelah
study banding kali ini, belum ada
MoU (memorandum of Under-
standing) pada kedua belah pihak
untuk bekerja sama dalam bidang
akademik. Sebab, tujuan utama
STISIP ke FISIP sementara ini
hanya untuk belajar pada FISIP
tentang bagaimana menganalisis
secara akademik tentang per-
masalahan politik dan sosial. “ dari
kunjungan kemarin memang
belum di bentuk perjanjian ker-
jasama, sebab sifat kunjungan
masih membandingkan system
belajar mereka dengan FISIP”
ujar pria ramah tersebut. (gun)
Kunjungan STISIPMuhammadiyah ke Unair
KRS Online Mulai Semester Ini
Jendela08 edisi: 18/Agustus 2010
kuliah
AAwal bulan Juli lalu, galeriFISIP menjadi tempat ber‐
kumpulnya puluhan maha‐siswa yang sedangmelaksanakan Kuliah KerjaNyata‐Belajar Bersama Masya‐rakat (KKN‐BBM). Mereka ber‐kumpul disana beberapa kaliguna membahas keluhan‐kelu‐han dan masalah‐masalah yangmereka hadapi dalam KKN me‐reka baik di dalam kota mau‐pun di luar kota Surabaya.
Adalah Ayu Irene, koordina‐tor kelompok KKN daerah Be‐nowo, Surabaya, yangberinisiatif mengajak koordina‐tor kelompok lainnya untukberkumpul membicarakan ma‐salah KKN. “Menurut kami si‐stem KKN tahun ini kacau.Teman‐teman banyak yangmengeluh. Daripada keluhan‐keluhan itu tidak sampai ke‐luar, maka saya ajak merekaberkumpul untuk membicara‐kan hal ini dan bersama‐samamencari solusinya.” ungkapAyu, ketika ditemui pada Jumat(16/7).
Dari hasil diskusi tersebut,para koordinator kelompokKKN menyimpulkan bahwa adasembilan poin hambatan pe‐serta dalam melaksanakanKKN. Diantaranya permasala‐han dana yang dirasa kurang,waktu persiapan yang sangatsempit, pembagian jumlah ke‐lompok yang tidak merata,waktu persiapan yang bertepa‐tan dengan jadwal UAS, dan
lain sebagainya. Tidak hanyamenjabarkan permasalahanyang dihadapi, namun para ko‐ordinator kelompok juga men‐coba menawarkan beberapasolusi yang kemudian daftarhambatan dan penawaran so‐lusi tersebut dibawa ke kantorLembaga Penelitian dan Pen‐gabdian kepada Masyarakat(LPPM) Unair.
Menariknya, yang mem‐bawa permasalahn tersebut kekantor LPPM bukanlah sekum‐pulan peserta KKN tahun ini,namun para pengurus BEMFISIP. “Aku mengajak anak‐anakBEM FISIP agar kami lebih bisadihargai ketika menyampaikankeluhan kami ini ke LPPM. La‐gian mahasiswa FISIP kan dike‐nal lebih inisiatif darimahasiswa fakultas lain,” tuturAyu yang juga merupakan wakilketua BEM FISIP. Lebih lanjutAyu mengatakan, mahasiswaKKN dari fakultas lain tidak bisaketika diajak mendatangi kan‐tor LPPM pada hari Kamis(15/7) lalu.
Setelah menghadap ke para
pejabat di LPPM, para maha‐siswa mendapatkan jawabandari beberapa hambatan yangmereka ungkapkan. Diantara‐nya, pihak LPPM mengklaimbahwa pemberian uang sebe‐sar Rp 100.000 per mahasiswaitu sudah lumayan jika diban‐dingkan kampus lain yang tidakmemberi dana sama sekali.Dan, mahasiswa disarankanuntuk membuat program yangmenyesuaikan dengan danadan bukan sebaliknya. Menge‐nai waktu, pihak LPPM menya‐takan sudah merencanakan halitu sejak setahun yang lalu dansudah memerintahkan tiap fa‐kultas untuk mengumumkanpada mahasiswa jauh‐jauhhari.
Namun, tidak hanya itu, ru‐panya masalah‐masalah lainjuga terasa sangat meng‐ganggu mahasiswa. Di antara‐nya pembagian buku pedomanKKN yang baru dibagikan H‐3KKN dan juga masalah danayang cuma Rp 100.000 itu takkunjung turun. Ketika BEMFISIP menyampaikan hal ini
pada Kepala Bidang Kajian danPenerapan KKN, Prof. BambangSektiara, Bambang mengakusudah menyuruh bawahannyauntuk segera mencairkan danapeserta. “Pak Bambang cukupkaget juga sih, beliau malahtidak tahu kalau kami belummenerima uang dan buku pe‐doman KKN. Nah, dari situ ke‐lihatan banget kan, kalopenyelenggara KKN tuh kurangberkoordinasi,” keluh Ayu yangmerupakan mahasiswa Admi‐nistrasi Negara angkatan 2007.
Namun, Prof. Bambangmengaku senang dan sangatberterima kasih atas kehadiranBEM FISIP yang telah mengkri‐tik panitia KKN tahun ini. PihakBEM FISIP juga menyarankanagar tiap tahun diadakan eva‐luasi, agar KKN‐BBM selanjut‐nya dapat berjalan jauh lebihbaik. “Kasihan kan, kalau adik‐adik kita nasibnya sama sepertikita karena pihak LPPM nggakpernah mengevaluasi KKN‐KKNsebelumnya,” kata Ayu menu‐tup pembicaraan.(zaa)
Kritisi KKN ‑ BBM 42 :Kurangnya Koordinasi, Pentingnya Evaluasi
PPada tanggal 12 Juli - 8 Agustus
2010, Universitas Airlangga
menerjunkan mahasiswa-maha-
siswa peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Di Fisip sendiri jumlah
mahasiwa yang diterjunkan seki-
tar 205 mahasiswa.. Di setiap
kabupaten dan kota dijatah empat
kecamatan, dan setiap kecamatan
terbagi empat desa sebagai lokasi
KKN. Wilayah yang diperuntukan
sebagai daerah KKN ialah Bo-
jonegoro, Pamekasan, Surabaya,
dan Sidoarjo.
Di Surabaya sendiri, terbagi
empat kecamatan antara lain ke-
camatan Benowo, Kecamatan
Wiyung, Kecamatan Jagir, dan Ke-
camatan Rungkut. Di Kecamatan
Wiyung (kebetulan reporter Jen-
dela sebagai peserta) terbagi men-
jadi empat kelurahan, Wiyung,
Babatan Pilang, Jajar Tunggal, dan
Kelurahan Balas Klumprik.
Kegiatan di wilayah Jajar tung-
gal sudah dimulai sejak tanggal 16
Juli 2010. Kegiatan yang di-
haruskan untuk dikerjakan dalam
KKN meliputi empat bidang ru-
musan masalah, Kesehatan, Peran-
cangan Bisnis, Pendidikan, dan
Lingkungan Hidup. Menurut DPL
(Dosen Pembimbing Lapangan)
Devi Rianti, KKN di Wiyung san-
gat komplek dengan masalah bu-
daya, sosial, dan politik.
Beberapa aktivitas yang di-
lakukan mahasiswa KKN misalnya
bidang kesehatan diperbantukan
untuk kegiatan Posyandu dan
dokter kecil dimana menangani
penderita gizi buruk. Sedangkan
untuk bidang pendidikan Tim
KKN Jajar Tunggal memberikan
bimbingan belajar pada murid SD
Jajar Tunggal 3. Konten kegiatan
tersebut antara lain memberi
pengajaran tentang beberapa
Ayu Irene, penggagas Diskusi Kritisi KKN
Aktivitas KKN di Kecamatan WiyungSasar Siswa SD hingga PKK
edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 09
kuliah
MMenindaklanjutin hibahPHKI yang didapat beber‐
apa bulan yang lalu, DepartemenKomunikasi mulai melakukan re‐alisasi atas program PHKI temaB1.3 tersebut. Tanggal 22 Julilalu, departemen ini melak‐sanakan Pelatihan PenyuluhDemam Berdarah dan Tuberku‐losis pada masyarakat Keca‐matan Semampir. Sesuai denganbidangnya, departemen komu‐nikasi punya tugas untuk mem‐bagi ilmu bagaimana caraberkomunikasi yang baik dalampenyampaian pesan sehingga tu‐juan tercapai. Selain memantap‐kan materi, pada kesempatan inipara Bumantik (Ibu PemantauJentik) dan Kader Kesehatan TBini diberi ilmu tentangbagaimana menjadi penyuluhyang memikat dan menggunakanmedia komunikasi sederhanadalam menyuluh.
Acara yang diselenggarakandi Puskesmas Pegirian, Keca‐matan Semampir ini diikuti den‐gan sangat antusias oleh mereka.“Ibu‐Ibu, Bapak‐Bapak, saya pen‐gin dengar dulu, apa sih yangmenjadi kesulitan panjenengan
(anda .red) waktu menyuluhwarga?” tanya Drs. Yayan SaktiSuryandaru, M.Si, dosen komu‐nikasi yang menjadi pembicara disesi “Menjadi Pembicara yangmemikat”. Serentak para penyu‐luh sukarela ini menanggapi den‐gan meneriakkan berbagaijawaban. “Nggak direken pak”,“Dicuekin”, “Dianggapremeh,soalnya orangnya lebihberpendidikan,”, “Cepet bosenyang disuluh”, dan berbagaijawaban lainnya terlontar diudara.
Satu per satu, permasalahandiurai dalam sesi yang bisadikatakan “sesi curhat” ini. Per‐masalah tidak direspon denganbaik oleh audiens adalah per‐masalah yang hampir dihadapioleh semua pembicara mana‐pun. Karena itu, menurut Yayan,ada teknik‐teknik yang harus di‐lakukan ketika menyuluh. Misal‐nya saja, menciptakan suasanayang akrab kondusif, tidak kakudalam penyampaian denganbody language yang tepat,berlatih untuk tampil percayadiri, menguasai materi, mema‐sukkan unsur interaktif dan tidak
segan memberikan reward padaaudiens, sekalipun hanya pujian.
Pertanyaan menarik di‐tanyakan oleh Suryanti, salahsatu bumantik Kecamatan Se‐mampir. “Pak, saya itu capekmenyuluh soalnya orang‐orangpada protes. Halah iku‐iku terussing mbok omongno, wes apalaku (Aduh, itu‐itu terus yangdibicarakan, sudah hafal saya.red). Tapi saya kan ngasih tahusoalnya yang saya sampaikan inilho, nggak dilakukan pak.Teorinya ngelontok (sudah di luarkepala), tapi nggak dikerjakan. Itugimana pak?” tanyanya. Per‐tanyaan ini kemudian dijawabdisesi selanjutnya, yaitu pembu‐atan media komunikasi seder‐hana.
Materi penyuluhan memangitu‐itu saja, namun memangharus ada redudancy (pengulan‐gan) untuk mengingatkan.Caranya mengingatkan itumungkin yang salah diter‐jemahkan dengan mengulangsemua materi. Harusnya bisa dis‐ampaikan pokok‐pokok pent‐ingnya saja beserta evaluasi.“Nah, untuk mencegah lupa, danibu‐ibu tidak perlu mengawasisatu satu tiap jam tiap hari , bisadibuat media komunikasi. Mak‐sudnya pengingat sederhana be‐gitu, media bisa dari apa
saja,”ujar I.G.A.K Satrya WibawaS.Sos, MCA, dosen komunikasilainnya yang juga menjadi pem‐bicara.
Ia mencontohkan untukmengingatkan pentingnya men‐guras bak mandi, para bumantikbisa membuat foto atau gambaryang diberi tulisan pengingatyang mengancam “Kalau BaknyaNggak Dikuras, Uang Bapak yangTerkuras Kalau Kena DB”, kemu‐dian di fotokopi dan ditempel dikamar mandi warga. Ia menun‐jukkan contoh‐contoh mediayang kalimat‐kalimatnya pro‐vokatif untuk mengajak ataumelarang orang berbuat sesuatu.“Oh ya, pakai gambar yang dekatsama warga, bu. Kalau adaperasaan dekat, ada keterli‐batan,” pesannya.
Seminar ini diisi oleh empatpembicara sekaligus. Hadir puladr. Ponconugraha dari Dinas Ke‐sehatan Kota Surabaya untukmemantapkan materi mengenaipencegahan Demam Berdarah(DB) dan Tuberkulosis (TB).Kepala Puskesmas Pegirian, dr.Hengky juga berbicara mengenaikondisi lingkungan semampirdan kebiasaan masyarakatnya,supaya materi yang diberikanbisa aplikatif untuk memberantaspenderita DB dan TB di Keca‐matan Semampir. (puz)
mata pelajaran bagi siswa kelas VI
dan kelas V, serta penyuluhan
pembuatan eksperimen ilmiah
dan penanaman pohon sehari.
Selain itu mencanangkan pro-
gram pengabdian masyarakat
lewat penyuluhan pembuatan
kain Flanel pada ibu-ibu PKK
Jajar Tunggal.
(gun)
Salah satu kader Bumantik menyampaikan pengalamannya
Suasana kegiatan belajar mengajar SDN Jajar Tunggal 3
Realisasi Program PHKI Departemen Komunikasi
Berbagi Ilmu dengan Bumantik dan Kader TB
Jendela10 edisi: 18/Agustus 2010
mahasiswa
“T“Tiga hari pertama sejak
krisis pencitraan muncul,
adalah hari-hari krusial untuk pe-
mulihan. Solving dari problem itu
sendiri. Langkah pertama adalah
komunikasi internal dan konsis-
ten dengan keputusan pernya-
taan,” ungkap salah satu PublicRelation Unilever saat mahasiswa
komunikasi Unair berkunjung ke
Unilever Jakarta. Pihak PR Uni-
lever membagi ilmunya tentang
manajemen krisis pencitraan se-
perti yang baru saja mereka alami
terkait dengan kasus Luna Maya
sebagai ambassador salah satu
brand mereka.
Mahasiswa-mahasiswa ini
menjadi antusias dihadapkan
pada sesuatu yang tak hanya te-
oritis, tapi nyata dan sedang han-
gat-hangatnya. Begitulah suasana
Studi Ekskursi (SE) Mahasiswa
Komunikasi Unair yang berlang-
sung di Jakarta tanggal 19 hingga
24 Juli lalu. Di ibukota ini, maha-
siswa diajak mengenal dunia kerja
bidang komunikasi lebih dekat
lagi. Selain ke Unilever, rombon-
gan ini berkeliling ke studio Trans
TV, Metro TV dan RCTI, agensi
advertising Dwi Sapta, Lembaga
Sensor Film, Jakarta Post dan
Dari situ mereka banyak belajar
soal dunia broadcasting, perfilman,
advertising, marketing communica-tion dan public relation.
Di studio-studio televisi ibu-
kota, mahasiswa diajak berkeliling
mengenal industri broadcasting.
Masing-masing studio punya ke-
cenderungan yang sama, yaitu
master control room yang menjadi
jantung broadcasting dengan ber-
juta gambar untuk diedit dan di-
siarkan. Dan serunya, ternyata
tak hanya dari stasiun mereka
sendiri yang muncul siarannya,
tapi juga puluhan televisi untuk
melihat potensi pesaing stasiun
televisi lain. “Ternyata saling
membandingkan ya. Dan baru
tahu broadcasting itu sangat
rumit, tapi menantang. Pantesan
kata kakak kelas tugasnya banyak
kalau mata kuliah yang menyang-
kut itu,” ujar Muarif Pebriansyah,
mahasiswa komunikasi 2009.
Di dunia broadcasting, peran
public relation juga sangat penting.
Tiap stasiun televisi berusaha
membuat pencitraan yang bagus
kokoh dimata publik agar tetap
ditonton. Disinilah PR bekerja,
menjaga citra perusahaan dari
para jurnalis, pekerja kreatif
hingga pucuk pimpinan. “Agar
kami punya identitas ketika be-
kerja meliput, syuting atau apa-
pun itu, Trans Corp punya
seragam sendiri. Nah, awalnya di-
ledekin sama yang lain, kok kayak
satpam aja. Tapi keberhasilan
menjaga citra dengan seragam ini,
akhirnya toh dicontek juga,” te-
rang PR dari Trans Corporation
pada peserta SE.
Yang tak kalah seru, ketika
berkunjung ke Lembaga Sensor
Film (LSF). Rombongan Unair ini
disambut hangat oleh Rae Sita
Supit, anggota komisi A LSF dan
Anwar Fuady, anggota komisi B
LSF. Anggapan bahwa LSF adalah
tukang sensor film yang meng-
hambat kreativitas dan tidak pen-
ting keberadaannya luntur
seketika. Seluruh peserta SE di-
perlihatkan adegan-adegan yang
dipotong oleh LSF. “Dan itu
bener-bener nggak patut. Bikin
muntah,” seru salah satu peserta
SE, mahasiswa komunikasi se-
mester 5.
LSF memang punya standart
untuk penyensoran adegan film,
misalnya adegan berbau seks
yang menimbulkan hasrat, berbau
SARA yang provokatif, atau
horor yang berdarah-darah ter-
lalu sadis, dan masih banyak lagi.
Jika dinilai menghambat kreativi-
tas, tentu tidak, karena kalaupun
inti dari cerita yang harus disen-
sor, mereka memberikan kesem-
patan untuk revisi.
Mengenal lebih dekat dan
lebih aktual tentang bidang kerja
lulusan komunikasi nantinya, ma-
hasiswa diharapkan lebih antusias
untuk mempersiapkan diri terjun
ke masyarakat nantinya. “Buat
kami, ini seperti pemicu sema -
ngat ya, mau kemana sih setelah
lulus nanti. Jangan sampai waktu
lulus nggak ada gambaran mau
terjun dunia kerja yang mana,”
ungkap Amanda, ketua panitia SE
2010. Apalagi dalam salah satu
agendanya, ada gathering untuk
alumni komunikasi yang berada
di Jakarta saat ini. Para alumni ini
membuka tangan lebar-lebar
untuk membantu. (puspita)
Lihat Adegan yang Disensor LSF
Hingga Belajar Manajemen Pencitraan Kasus Luna Maya
MMinggu (25/7) Ruang Cakra di gedung C FISIPkemalingan! Dua unit LCD Monitor dan satu
LCD Projector hampir saja raib digondol maling.Ketiga unit perangkat elekronik ini, sudah berada diluar Ruang Cakra. Diletakkan di gardu listrik dekatgedung C FISIP, ketiga barang itu sudah dimasukkantas dan tinggal angkut. Di lokasi itu, juga ditemukanjaket hitam, tas yang berisi beragam kunci ganda, dualinggis, dan handuk kecil (untuk membersihkan sidikjari pelaku).
Untungnya aksi maling ini ketahuan Joko, satpamyang biasa menjaga gedung FISIP. Di saat ia bertugasberkeliling mengawasi seputar gedung FISIP, Jokomengaku mendengar suara seperti benda jatuh. Suaraini berasal dari dalam gedung C. Setelah mengintip darikaca jendela gedung C, muncul kecurigaannya. Jokosegera mengontak Agung Wahyudi, staf prasaranaFISIP. Setelah mereka masuk ke gedung C, ketahuankalau maling sudah mengobok-obok tempat itu. Cobaditelusuri akses yang digunakan pencuri, ditemukanbarang-barang di gardu listrik dekat gedung C.Akhirnya, selang beberapa menit Dekanat dan Polisihadir di lokasi untuk memeriksa TKP.
Menurut penuturan Agung Wahyudi, maling masukdari ruang Student Centre (SC) Jurusan IIP. ”Malingleluasa masuk ke Ruang Cakra setelah me ru sak pintu
dengan linggis. Anehnya, LCD Projector yang letaknyatinggi juga diambilnya,” papar Agung.
Kejadian ini menambah daftar tindak kriminal dikampus FISIP. Beberapa kali orang yang menyarusebagai tamu atau mahasiswa, menjarah barang be-rharga milik dosen atau mahasiswa. Entah itu laptop,dompet atau tas. Biasanya maling masuk ke ruangdosen yang tengah kosong dan tidak dikunci.
Menanggapi kejadian ini, Dekan FISIP akan men-ingkatkan sistem pengamanan. Jika dirasa perlu, jumlahsatpam akan ditambah. Selain itu, seluruh civitas aka-demika FISIP diharapkannya, lebih menjaga keamananruangannya. ”Jika semua sedang ikut rapat di ruanglain, sebaiknya ruang dosen dikunci atau harus adayang menjaga,” pesan Dekan FISIP. Memang kampusini sangat terbuka bagi semua kalangan. Konse kuen -sinya orang yang berniat jahat, bisa dengan mudah ma -suk ke areal FISIP. Hanya saja, perlu kewaspadaanekstra untuk mencurigai ’orang asing’ yang berniat(atau mengaku) bertamu. (tan)
Gedung Cakra
Waspadalah!FISIP Rawan Kemalingan
edisi: 18/Agustus 2010 Jendela 11
profil
MMira Dia Lazuba, atau biasa
dipanggil Mira, mengaku
tidak mengerti ketika dia dipang-
gil oleh Pak Punari, untuk segera
menuju ke kantor IKOMA.
“Waktu itu, masih bulan Juni,
tiba-tiba aku disuruh ke IKOMA
untuk mengisi sebuah formulir.”
cerita Mira mengawali kisahnya.
Formulir itu ternyata adalah for-
mulir seleksi peserta seminar in-
ternasional di Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional (PIMNAS)
XXIII yang diadakan di Denpa-
sar, Bali.
Beberapa hari kemudia, Mira
mendapatkan kabar dari salah
satu temannya, bahwa dia disu-
ruh segera menuju Kantor Pro-
gram Studi jurusannya, HI.
Sesampainya disana, Mira diberi
tahu salah satu dosennya bahwa
dia lolos untuk berangkat ke Bali
menjadi peserta seminar PIM-
NAS. “Wahhh… aku seneng
banget pas dikasih tau. Excited!
Ga nyangka bisa kepilih jadi satu
diantara empat orang yang me-
wakili Unair,” cerita Mira berse-
mangat.
Empat wakil Unair tersebut
selain Mira adalah Mohammad
Namudin dari Fakultas Kedokte-
ran, Andin Aditya dari Fakultas
Hukum, dan Dwi Mulya dari Fa-
kultas Kedokteran Gigi. “Mereka
semua hebat-hebat lho! Aku
sempet minder dekat mereka,
tapi juga seneng karena berarti
aku telah melalui seleksi yang
ketat, karena ternyata yang kepi-
lih emang mahasiswa yang me-
mang keren-keren, alhamdulillah,
hehehe…” kata Mira sambil ter-
senyum senang. Mira sendiri se-
benarnya juga punya pengalaman
yang cukup hebat. Dia pernah
jadi pembicara seminar yang dia-
dakan di FISIP yang merupakan
kerjasama dengan University of
Science Malaysia. Indeks prestasi
gadis peraih beasiswa ini pun
juga tergolong tinggi.
Mira berangkat menuju Bali
bersama rombongan dari Unair
pada tanggal 19 Juli, mengguna-
kan bus. Total rombongan adalah
120-an orang (terdiri dari 14 tim
peserta PIMNAS, para dosen
pembimbing, tim medis, dan lain-
lain) dan mereka berada di Bali
sampai tanggal 24 Juli kemarin.
Tanggal 20 Juli, rombongan tiba
di Kabupaten Jembrana, Bali.
Sedangkan seminar interna-
sional yang dihadiri Mira baru
diadakan pada tanggal 22 Juli.
Tema seminar internasional itu
adalah Developing Creativity ToBuild Self-Reliance. “Tema ini sama
dengan tema besar PIMNAS ke-
23,” terang Mira. Dalam seminar
yang digelar dari pagi hingga sore
ini, terdiri dari satu sesi presen-
tasi dan dua sesi diskusi
panel. “Tapi aku paling
suka yang pertama, ka-
rena menurutku paling
nyambung sama tema-
nya, hehe…” kata Mira
sambil tertawa kecil.
Dalam seminar in-
ternasional yang dihadiri
sekitar 200 mahasiswa
dari seluruh Indonesia
ini, perwakilan Unair ter-
masuk yang paling aktif
bertanya kepada para
pembicara. “Aku sama
Andin tanya terus. Sam-
pai hampir semua pem-
bicara hafal sama Unair,
karena setiap sesi tanya
jawab dibuka, kami pasti
unjuk jari,” kata Mira
bangga. Mira sendiri mengaku
lebih banyak mengajukan perta-
nyaan diskusi pada pembicara
pertama, Prof. satrio Sumantri
Brojonegoro. Kepada pembicara
yang berasal dari Direktorat
Pendidikan inggi (Dikti) ini, Mira
mengkritik presentasi beliau soal
pembahasan beliau yang lebih
menekankan pada kemadirian
untuk orang-orang dengan basicpendididikan tinggi. “Bagaimana
nasibnya mereka-mereka yang
low education?” tanya Mira yang
tentunya dengan menggunakan
bahasa inggris. Berikutnya, Mira
juga mengajukan pertanyaan
tentang SMK dimana lulusan
SMK kebanyakan adalah untuk
menjadi pegawai dan itu berarti
mereka dicetak untuk tidak
menjadi mandiri. “Ternyata be-
liau sependapat denganku, tidak
setuju dengan SMK, karena
memperkecil inovasi dan kreati-
fitas lulusannya nantinya.” ujar
Mira.
Selanjutnya, diskusi panel di-
gelar dengan pembicara dari luar
negeri. Yang pertama ada Prof.
Ian Falk, Ph. D dari Charles Dar-
win University dan yang kedua
ada doktor dari Florida Univer-
sity, Amerika Serikat, Kevin
Thompson, Ph. D. Setelah itu ada
makan siang, dan dilanjut dengan
diskusi panel sesi kedua. Dalam
sesi dua ini, kedua panelis meru-
pakan dosen dari tuan rumah
PIMNAS, yakni Univesitas Maha-
saraswati. “Mereka lebih banyak
mempromosikan Bali sih, kalau
yang pembicara asing lebih ba-
nyak bercerita tentang riset.”
tutur Mira.
Lantas, apa kesan dari semi-
nar internasional tersebut? “Ku-
rang hot. Pesertanya pasif. Jadi
kelihatannya aja ramai, peserta-
nya banyak, tapi nggak ada yang
tanya. Nggak tahu kenapa, he-
hehe…” Sedangkan tentang
PIMNAS-nya, apa Mira mau ikut
jadi peserta lomba PIMNAS
tahun depan? “Mau banget! FISIP
harus ikut deh tahun depan! Gakharus penelitian yang susah-
susah banget kok. Aku lihat di-
sana banyak yang simpel tapi
memang kreatif-kreatif. Lagian,
anak FISIP kan jago presentasi,
jadi pasti punya kemungkinan
menang!” opini Mira berapi-api.
Ya, semoga FISIP tahun depan
bisa mengirim peserta lomba,
bukan hanya peserta seminar
saja.
(zaa)
Mira Dia Lazuba
Dari kiri-kanan ; Moh. Namudin, Andin Aditya, Prof Ian Falk, Dwi Mulya, Mira Dia
Mira Dia LazubaTahun Depan FISIP Harus Jadi Peserta PIMNAS
Jendela12
profil
BBeberapa dalam kita memaknai Pancasila? Se-
berapa besar jiwa Pancasila itu tertanam di
hati mahasiswa untuk menjadi jati dirinya? Di
awal-awal semester, mahasiswa baru semester
satu atau dua, langsung ditodong pertanyaan-
pertanyaan semacam ini. Pertanyaan yang di-
ungkap secara eksplisit oleh dalam mata kuliah
Kewarganegaraan atau Filsafat Ilmu yang dia-
suhnya. Wajahnya yang sudah berumur, masih
saja berbinar-binar ketika mengenalkan Pancasila
sebagai jati diri bangsa. Matanya penuh se-
mangat, untuk mendorong generasi penerus
bangsa kembali ke pangkuan falsafah hidup
bangsa yang mulai ditinggalkan.
Ya, itulah sosok Drs. I Nyoman Naya Sujana,
MA, dosen senior FISIP dari Departemen Anth-
ropologi. Mahasiswa baru tahun ajaran kali ini,
tak bisa lagi merasakan semangat Pancasila yang
ditransmisikan sendiri oleh beliau. Sebab tanggal
16 Juli 2010 lalu, beliau telah berpulang ke pang-
kuan sang Pencipta. Seolah sudah punya firasat,
beliau meninggal di tanah kelahirannya di Bali.
Dosen yang terkenal ramah ini menutup usia di
umur 65 tahun. Banyak kenangan yang diting-
galkan, tak kurang juga buah pengabdiannya yang
ditorehkan demi kemajuan pendidikan di Uni-
versitas Airlangga.
Pak Naya, panggilan akrabnya, menjadi peju-
ang Pancasila semasa hidupnya di jalur akademis.
Ia menjadi orang yang resah karena dari generasi
ke generasi sepertinya nilai-nilai luhur budaya
bangsa makin tak diacuhkan. “Orang jadi kehi-
langan jati diri karena arus globalisasi,” ujar ang-
gota gerakan pembangunan jati diri bangsa ini,
ketika diwawancarai Jawa Pos perihal penerbi-
tan buku Jati Diri Bangsa. Ia menuturkan, bahwa
globalisasi membuat kebanggaan akan bangsa
sendiri luntur, dari sinilah kemudian sebuah
bangsa tidak dapat berkembang. Tidak ada etos
kerja atas dasar cinta tanah air, kemandirian
bangsa sulit dicapai, dan dampak-dampak lain di-
segala sektor.
“Beliau memang sangat concern akan kon-
disi generasi bangsa, yang dinilainya mempriha-
tinkan. Beliau bisa dikatakan pendekar untuk
memperjuangkan Pancasila tetap bernafas di
kepribadian generasi muda. Ia menjadi pelopor
gerakan-gerakan Jati diri Bangsa, juga jati diri ke-
Unair-an,” ungkap Drs. Tri Joko Sri Haryono,
M.Si, selaku kepala departemen Anthropologi.
Di departemen Naya, menjadi panutan sebagai
dosen yang dituakan dalam pemahaman soal ke-
bangsaan ini.
Keuletan Naya untuk memperjuangkan ke-
sadaran pentingnya pembentukan karakter bisa
dilihat dari bagaimana ia tekun membaca buku
– buku soal kajian filsafat, Pancasila, Kebangsaan,
dan sejenisnya. Bagaimana beliau menyarikannya
dalam tiap tindakan mengajarnya, mengkarya-
kannya kembali dalam sebuah buku yang lebih
membumi. Bahkan Naya, juga mempersiapkan
karakter atau Jati Diri Unair untuk disosialisasi-
kan ke rektorat.
Berkat perjuangannya itu, sejak tahun ajaran
2009-2010, buku panduan jati diri Unair dan
Bangsa sudah berada di tangan para maba untuk
diamalkan. Pembekalan mahasiswa baru ini juga
mengandung banyak materi mengenai pemben-
tukan karakter generasi muda. Berkat usahanya
juga, mata kuliah Filsafat Ilmu menjadi mata ku-
liah wajib seluruh univeritas.
“Saya berjuang di Airlangga agar semua ma-
hasiswa mendapat mata kuliah filsafat ilmu pen-
getahuan atau the philosophy of science. Jadi,
mahasiswa wajib mengerti ilmu pengetahuan se-
belum mereka mempelajari ilmu lebih dalam.
Biar mereka mengerti ilmu apa yang mereka pe-
lajari, jangan-jangan yang mereka pelajari keba-
tinan, ” ungkapnya di kesempatan wawancara
dengan Jawa Pos, 5 oktober 2008 lalu. Kesadaran
akan pentingnya menyelamatkan ilmu pengeta-
huan dari kematian (the death of science) yang
diserukan oleh Harvard University, dan diperju-
angkan Naya Sujana di Indonesia, selain disadari
di Universitas Airlangga juga akhirnya disadari
oleh universitas swasta lainnya.
“Departemen anthro khususnya, sekali lagi
merasa sangat kehilangan beliau, mengingat kip-
rahnya yang begitu besar, mengingat pribadinya
yang begitu baik,” ungkap Tri Joko. Secara per-
sonal, kadep Anthropologi ini mengenal Naya
sebagai seseorang yang mampu menjadi panutan
dan seseorang yang dituakan. Bisa menjadi pe-
mimpin, menjalin hubungan baik antar sesama
dosen dan seringkali member masukan yang
berharga untuk memecahkan masalah.
Ia dikenal ramah terhadap siapa saja, namun
juga tegas. Beliau berada di garda depan orang
orang-orang yang menjunjung tinggi kedisiplinan.
Beliau yang pernah menjabat sebagai Pembantu
Dekan 1, tak segan mengkritik dosen yang se-
ringkali tidak melaksanakan kewajibannya den-
gan baik. Begitu pula terhadap mahasiswanya.
Selain itu, beliau di kenal sebagai dosen yang pe-
murah dan sangat pengertian.
Sesuai dengan prinsipnya bahwa ilmu bukan-
lah sekedar yang tertuang di akademik, tapi juga
karakter dan moralitasnya, beliau tidak pernah
mempersulit nilai mahasiswanya. “kalau masalahj
nilai, Pak naya sebisa mungkin mengangkat nilai
mahasiswa, karena beliau memikirkan perju-
angan mahasiswa baik masih dikampus atau se-
telah lulus, mangkanya kalau ujian pasti diberi
nilai baik,” celetuk salah satu rekannya sesame
dosen di Anthropology.
Sebenarnya, tanggal 1 september mendatang
Naya resmi pensiun sebagai dosen. Rekan-rekan
di anthropologi sudah bersiap untuk pelepasan
sekaligus merayakan ulang tahun departemen
anthropology. Namun, seolah sudah firasat,
malah Naya terlebih dulu yang “menjamu” de-
patemen tempatnya mengabdi ini. Ia membuat
kejutan dengan membawakan tumpeng ke de-
partemen dengan mengundang semua maha-
siswa anthropologi untuk berpartisipasi.
Dosen-dosen lain tentu saja terkejut. “Kami
kaget ya, kata beliau buat perpisahan sekalian
anthro kan juga mau ulang tahun, biar ada ke-
bersamaan juga dengan mahasiswa,” kenang Tri
Joko.
Ada rencana juga kala itu untuk membuat
buku bersama dosen-dosen Anthropologi. Be-
liau dengan senang hati bersedia menjadi salah
satu penulisnya. Namun beliau mohon pamit
dulu kala itu. “Beliau bilang mau istirahat dulu di
Bali. Nggak tahu bahasanya semedi atau apa gitu,
pokoknya ingin merenung. Nggak tahunya, seka-
lian dipanggil. Semoga Pak Naya beristirahat
dengan tenang dan diterima di sisi-Nya. Kami se-
genap keluarga besar Anthropologi turut ber-
duka cita dan mendoakannya senantiasa,”
pungkasnya. (puz)
In Memoriam Drs. I Nyoman Naya Sujana, MA
Konsisten Tularkan Nilai-Nilai Pancasila
edisi: 18/Agustus 2010
Drs I Nyoman Naya Sujana SF MSi MALahir : Denpasar, 9 Agustus 1945Agama: HinduIstri : Ni Nyoman Jantri (63 tahun)Anak : 1. Dra Putu Evayanti (36 tahun)
2. Made Ayu Tresnawati Psi (28 tahun)Cucu : 1. Dewi Gita Sawitri (7 tahun)
2. Made Aryo Ardiana (3 tahun)
3. M. Ramadhan (2 tahun)
Pendidikan :Sekolah Rakyat di Bali, lulus 1958
SMP 1 Jembrana, lulus 1961
SMA Singaraja, lulus 1964
S-1 UGM Fakultas Sastra jurusan Filsafat, lulus 1973
D-1 Bahasa Inggris di Urbana University Illinois, lulus 1979
S-2 Ohio University, 1979-1982
Akta 5 kependidikan di Unair, lulus 1986
Riwayat PekerjaanKaryawan Departemen Sosial tahun 1968-1972
Guide di Denpasar tahun 1973-1975
Dosen Filsafat Unair di Fakultas hukum tahun 1975-
1976
Dosen Filsafat di Fakultas Sosial dan Politik Unair tahun
1976 - sekarang
Staff Ahli di DPRD Tingkat I tahun 1993-1998
Staff Ahli Pemda tahun 2003 - 2006
Prestasi- Mendapat penghargaan Satya Lencana Dwijasistha
dari Menhankam tahun 1985- Mendapat penghargaan Satya Lencana Kesetiaan RI
dari Dewan Harian Nasional (DHN) 45 tahun 2005
Naya Sujana ketika membawakan seminar multikultur-alisme di ruang adi sukadana 2009