rmk ansp - penganggaran blu & skpd

Upload: isya-syabana

Post on 07-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    1/23

     

    PENGANGGARAN BLU DAN SATKER PEMERINTAH DI DAERAH

    PENGANGGARAN BLU

    A. 

    Pengertian

    Menurut PP No 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU menyebut Badan

    Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah

    yang dibentuk untuk memberikanpelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

    dan/ataujasa yang dijual tanpa Mengutamakan mencari keuntungan dandalam melakukan

    kegiatarnya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas

    Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU,

    adalah pola pengelolaan keuanganyang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk

    menerapkanpraktek-praktek bisnis yarg sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada

    masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umumdan mencerdaskan kehidupan

     bangsa, sebagaimana diatur dalamPeraturan Pemerintah ini. sebagai pengecualian dan

    ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.Pola Anggaran Fleksibel (flexible budget) adalah pola anggaran yang penganggaran

     belanjanya dapat bertambah atau berkurang dari yang dianggarkan sepanjang pendapatan

    terkait bertambah atau berkurang setidaknya proporsional.

    Persentase Ambang Batas adalah besaran persentase realisasi belanja yang diperkenankan

    melampaui anggaran dalam DIPA BLU.

    B.  Dasar Hukum

    1.  Undang-UndangNomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 69 ayat (7)

     perlu menetapkanPeraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Badan

    LayananUmum.

    2.  Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan

    Umum;

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    2/23

    3.  Peraturan Menteri Keuangan No 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis Anggaran

    serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum

    C.  Penganggaran BLU

    1.  Penyusunan RBA ( Rencana Bisnis Anggaran )

    Rencana Bisnis dan Anggaran BLU, yang selanjutnya disebut RBA, adalah dokumen

     perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan

    anggaran suatu BLU.

    BLU menyusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan dengan mengacu kepada

    Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) yang disertai prakiraan

    RBA tahun berikutnya.

    RBA memuat seluruh program, kegiatan, anggaran penerimaan/pendapatan, anggaran

     pengeluaran/belanja, estimasi saldo awal kas, dan estimasi saldo akhir kas BLU yang

    disusun berdasarkan:

    a.   basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya;

    BLU yang telah menyusun RBA berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi

     biaya menurut jenis layanannya serta menyusun standar biaya, menggunakan standar

     biaya tersebut sementara BLU yang belum menyusun RBA berdasarkan basis kinerja

    dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya dan belum mampu

    menyusun standar biaya, BLU menggunakan standar biaya umum.

     b.  kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima;

    Kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima terdiri dari :

       pendapatan yang akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat;

      hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau

     badan lain;

      hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya yang terdiri

    dari pendapatan jasa lembaga keuangan, hasil penjualan aset tetap, dan

     pendapatan sewa.

       penerimaan lainnya yang sah; dan/atau ;

       penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    3/23

    selain penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN, kemampuan pendapatan

    yang diperkirakan akan diterima dilaporkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak

    ( PNBP ) Kementerian Negera/ Lembaga.

    RBA BLU selain penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN menganut Pola

    Anggaran Fleksibel (flexible budget) dengan suatu Persentase Ambang Batas

    tertentu.Persentase Ambang Batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo awal kas

    yang tercantum dalam RKA-K/L dan DIPA BLU yang dapat berupa keterangan atau

    catatan yang memberikan informasi besaran Persentase Ambang Batas.

    c.  Basis Akrual

    2.  Penyusunan Ikhtisar RBA

    RBA dibuat disertai Ikhtisar RBA yang digunakan sebagai bahan untuk menggabungkan

    RBA ke dalam RKA-K/L. Ikhtisar RBA adalah ringkasan RBA yang berisikan program,

    kegiatan dan sumber pendapatan, dan jenis belanja serta pembiayaan sesuai dengan

    format RKA-K/L dan format DIPA BLU.

    BLU mencantumkan penerimaan dan pengeluaran yang tercantum dalam RBA BLU ke

    dalam pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Ikhtisar RBA termasuk belanja dan

     pengeluaran pembiayaan yang didanai dari saldo awal kas yang dihitung berdasar basis

    kas.

    Pendapatan BLU yang dicantumkan ke dalam Ikhtisar terdiri atas :

       pendapatan yang akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat;

      hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau

     badan lain;

      hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya yang terdiri

    dari pendapatan jasa lembaga keuangan, hasil penjualan aset tetap, dan

     pendapatan sewa.

     

     penerimaan lainnya yang sah; dan/atau ;

       penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN

    Belanja BLU yang dicantumkan ke dalam Ikhtisar dikelompokkan pada belanja pegawai,

     belanja barang dan modalterdiri atas :

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    4/23

      mencakup semua belanja BLU,

      termasuk belanja yang didanai dari APBN (Rupiah Murni),

       belanja yang didanai dari PNBP BLU,

       penerimaan pembiayaan, dan

       belanja yang didanai dari saldo awal kas.

    Belanja Pegawai merupakan belanja pegawai yang berasal dari

    a.  APBN (Rupiah Murni),

     b.   belanja pegawai yang didanai dari PNBP BLU dimasukkan ke dalam Belanja Barang

    BLU.

    Belanja Barang yang didanai dari PNBP BLU terdiri dari Belanja Gaji dan

    Tunjangan, Belanja Barang, Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan,

    dan Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya yang berasal dari PNBP BLU,

    termasuk Belanja Pengembangan SDM.

    Belanja Modal terdiri atas:

    a.  Belanja Modal yang berasal dari APBN (Rupiah Murni)

     belanja modal yang bersumber dari Rupiah Murni yang terdiri dari Belanja Modal

    Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

    Jaringan, dan Belanja Modal Fisik Lainnya.

     b.  Belanja Modal BLU.

    Belanja Modal BLU merupakan belanja modal yang bersumber dari PNBP BLU yang

    terdiri dari Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal

    Jalan, Irigasi dan Jaringan, dan Belanja Modal Fisik Lainnya.

    Belanja Modal Fisik lainnya mencakup antara lain pengeluaran untuk perolehan aset

    tidak berwujud, pengembangan aplikasi/software yang memenuhi kriteria aset tak

     berwujud.

    Pembiayaan antara lain :

    a.  semua penerimaan pembiayaan BLU

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    5/23

    mencakup penerimaan yang bersumber dari pinjaman jangka pendek, pinjaman

     jangka panjang, dan/atau penerimaan kembali/penjualan investasi jangka panjang

    BLU.

     b.   pengeluaran pembiayaan BLU.

    Pengeluaran pembiayaan BLU mencakup antara lain pengeluaran untuk pembayaran

     pokok pinjaman, pengeluaran investasi jangka panjang, dan/atau pemberian

     pinjaman.Pengeluaran pembiayaan BLU yang dicantumkan dalam Ikhtisar RBA

    adalah pengeluaran pembiayaan yang didanai dari APBN (Rupiah Murni) tahun

     berjalan dan PNBP BLU.

    Pengeluaran pembiayaan BLU yang didanai dari APBN (Rupiah Murni) tahun

     berjalan yang telah tercantum dalam DIPA selain DIPA BLU, atau APBN (Rupiah

    Murni) tahun lalu dan telah dipertanggungjawabkan dalam pertanggungjawaban

    APBN sebelumnya, tidak dicantumkan dalam Ikhtisar RBA.

    3.  Pengajuan

    Pimpinan BLU mengajukan usulan RBA yang ditandatangani oleh Pemimpin BLU, dan

    diketahui oleh Dewan Pengawas atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan

    lembaga jika BLU tidak mempunyai Dewan Pengawas.kepada menteri/pimpinan

    lembaga untuk dibahas sebagai bagian dari RKA-K/L disertai dengan

    a.  usulan standar

     b.   pelayanan minimal,

    c.  tarif, dan/atau

    d.   biaya dari keluaran (output) yang akan dihasilkan.

    RBA dan Ikhtisar RBA yang merupakan bagian dari RKA-K/L yang telah disetujui dan

    ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga diajukan kepada Menteri Keuangan c.q.

    Direktur Jenderal Anggaran.Pengajuan RBA dan Ikhtisar RBA dilaksanakan sesuai

    dengan jadwal dalam ketentuan penyusunan RKA-K/L.

    4.   pengkajian dan Penetapan

    Direktorat Jenderal Anggaran mengkaji RBA dan Ikhtisar RBA terutama mencakup

    standar biaya dan anggaran BLU, kinerja keuangan BLU, serta besaran Persentase

    Ambang Batas.

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    6/23

     

    Besaran Persentase Ambang Batas ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi

    kegiatan operasional BLU.

    Pengkajian dilakukan dalam rapat pembahasan bersama antara Direktorat Jenderal

    Anggaran dengan unit yang berwenang pada Kementerian Negara/Lembaga serta BLU

    yang bersangkutan.dimana Direktorat Jenderal Anggaran dapat mengikutsertakan

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

    Hasil kajian atas RBA dan Ikhtisar RBA menjadi dasar dalam rangka pemrosesan RKA-

    K/L sebagai bagian dari mekanisme pengajuan dan penetapan APBN.

    Setelah APBN dan/atau Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran Belanja

    Pemerintah Pusat ditetapkan, pimpinan BLU melakukan penyesuaian atas RBA dan

    Ikhtisar RBA menjadi RBA dan Ikhtisar RBA definitif. RBA definitif adalah RBA yang

    telah disesuaikan dengan RKA-K/L dan Keputusan Presiden mengenai Rincian Anggaran

    Belanja Pemerintah Pusat dan telah disahkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga

    RBA dan Ikhtisar RBA definitif ditandatangani oleh Pemimpin BLU, yang diketahui oleh

    Dewan Pengawas, dan disetujui menteri/pimpinan lembaga.jika BLU tidak mempunyai

    Dewan Pengawas maka RBA dan Ikthisar RBA definitif ditandatangani oleh Pemimpin

    BLU, diketahui oleh pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan lembaga, dan disetujui

    menteri/pimpinan lembaga.

    Menteri/pimpinan lembaga menyampaikan RBA dan Ikthisar RBA definitif kepada

    Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal

    Perbendaharaan.RBA definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar

    melakukan kegiatan BLU.

    D.  DIPA BLU

    Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran BLU yang selanjutnya disebut DlPA BLU adalah

    dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    7/23

    Anggaran pada satker BLU yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala

    Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku

    Bendahara Umum Negara, dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang

    mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana BLU atas beban Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta berfungsi sebagai dokumen pendukung

    kegiatan akuntansi pemerintah.

    1.  Penyusunan

    RBA dan Ikhtisar RBA definitif digunakan juga sebagai acuan dalam menyusun DIPA

    BLU untuk diajukan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.

    DIPA BLU memuat antara lain saldo awal kas, pendapatan, belanja, pembiayaan, saldo

    akhir kas, besaran Persentase Ambang Batas, proyeksi arus kas (termasuk rencana

     penarikan dana yang bersumber dari APBN), dan jumlah serta kualitas barang dan/atau

     jasa yang dihasilkan, sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.

    Saldo awal kas bersumber dari surplus anggaran tahun sebelumnya dan saldo pembiayaan

     bersih BLU tahun sebelumnya.Saldo awal tidak termasuk:

    a.  saldo kas yang berasal dari pengeluaran pembiayaan APBN (Rupiah Murni) tahun

    sebelumnya; dan/atau

     b.  saldo kas yang berasal dari pembiayaan yang didanai dari APBN (Rupiah Murni)

    tahun berjalan yang telah tercantum dalam DIPA selain DIPA BLU.

    Saldo pembiayaan bersih BLU merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan BLU

    dengan pengeluaran pembiayaan BLU.

    Surplus anggaran tahun sebelumnya merupakan saldo kas yang berasal dari selisih lebih

    antara PNBP BLU dengan belanja BLU, di luar APBN (Rupiah Murni).

    DIPA BLU tidak mencantumkan:

    a. 

    Pengeluaran pembiayaan (dana bergulir/investasi) dari APBN (Rupiah Murni) tahunsebelumnya; dan/atau

     b.  Pengeluaran pembiayaan (dana bergulir/investasi) dari APBN (Rupiah Murni) tahun

     berjalan yang telah tercantum dalam DIPA lain.

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    8/23

    DIPA BLU disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan c.q.

    Direktur Jenderal Perbendaharaan

    Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan mengesahkan DIPA BLU

     paling lambat tanggal 31 Desember dengan menerbitkan Surat Pengesahan DIPA BLU

    (SP-DIPA BLU).

    2.  Penarikan dan Penggunaan Dana

    DIPA BLU yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal

    Perbendaharaan menjadi dasar bagi penarikan dana yang bersumber dari

    APBN.Berdasarkan DIPA BLU Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan Surat Perintah

    Membayar (SPM) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

    (KPPN).Berdasarkan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPPN menerbitkan

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan yang berlaku.

    Pendapatan yang diperoleh oleh BLU dapat dikelola dan digunakan langsung untuk

    membiayai pengeluaran BLU sesuai dengan RBA definitif sementara BLU dengan status

    Penuh dapat menggunakan langsung seluruh pendapatan.

    BLU dengan status Bertahap dapat menggunakan langsung sebagian pendapatan sesuai

    dengan persentase yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai

     penetapan satker yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU (PK BLU).BLU dengan

    status Bertahap wajib secepatnya menyetorkan bagian pendapatan yang tidak dapat

    digunakan langsung ke Kas Negara sesuai peraturan perundang-undangan di bidang

    Penerimaan Negara Bukan Pajak.BLU dengan status Bertahap tidak dapat menggunakan

    kembali seluruh pendapatan yang telah disetorkan ke Kas Negara

    Dalam rangka pertanggungjawaban pendapatan /atau belanja yang bersumber dari PNBP

    BLU yang dapat digunakan langsung, BLU mengajukan Surat Perintah Pengesahan

    Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU) kepada KPPN paling kurang satu kali dalam

    satu triwulan.Berdasarkan SP3B BLU, KPPN menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    9/23

    dan Belanja BLU (SP2B BLU) terhadap pendapatan dan/atau belanja yang bersumber

    dari PNBP BLU yang dapat digunakan langsung.

    3.  Revisi DIPA

    Revisi RBA definitif dapat berakibat dan/atau tidak berakibat pada perubahan DIPA

    BLU.Dalam hal revisi RBA definitif berakibat pada perubahan DIPA BLU, maka revisi

    RBA definitif diikuti dengan revisi DIPA BLU.Dalam hal revisi RBA definitif tidak

     berakibat pada perubahan DIPA BLU, maka revisi RBA definitif tidak diikuti dengan

    revisi DIPA BLU.

    Kewenangan pengesahan revisi RBA definitif adalah sebagai berikut:

    a. 

    Disahkan oleh Pemimpin BLU untuk belanja sampai dengan pagu DIPA BLU;

     b.  Disahkan oleh Pemimpin BLU dan diketahui dewan pengawas, untuk:

       belanja yang melebihi pagu DIPA BLU baik dalam ambang batas fleksibilitas

    maupun melebihi ambang batas fleksibilitas;

       penggunaan saldo awal kas; dan/atau

       belanja yang melebihi pagu DIPA BLU pada BLU Bertahap.

    Dalam hal BLU tidak mempunyai dewan pengawas maka revisi RBA definitif disahkan

    oleh Pemimpin BLU dan diketahui oleh pejabat yang ditunjuk oleh menteri/pimpinan

    lembaga untuk melaksanakan tugas dewan pengawas BLU.

    Pemimpin BLU menyampaikan revisi RBA definitif kepada menteri/pimpinan lembaga

    dan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal

    Perbendaharaan.

    Revisi DIPA BLU terdiri atas :

    a.  revisi DIPA BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP diakibatkan oleh :

     

     perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan pagu anggaran belanja

    diatas pagu APBN; dan/atau

       perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu anggaran

    tetap

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    10/23

    Revisi DIPA BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP dilakukan tanpa

     perubahan SP-RKA-K/L

     b.  dan selain PNBP.

    Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja antara lain meliputi:

    a.   pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu DIPA BLU tetap;

     b.   perubahan rincian anggaran akibat belanja melebihi pagu DIPA BLU namun masih

    dalam ambang batas fleksibilitas;

    c.   perubahan rincian anggaran akibat belanja melebihi ambang batas fleksibilitas;

    d.   penggunaan saldo awal kas;

    e.  revisi DIPA BLU bertahap akibat PNBP melampaui target yang direncanakan;

    f.   perubahan rincian belanja akibat dari penyelesaian tunggakan tahun yang lalu;

    dan/atau

    g.  revisi DIPA setelah penetapan menjadi satker BLU.

    Dalam hal belanja BLU memerlukan revisi DIPA BLU maka:

    a.   belanja dapat dilakukan mendahului pengesahan revisi DIPA BLU

     b.   belanja dilakukan setelah pengesahan revisi DIPA BLU

    Ketentuan lebih lanjut mengenai revisi RBA dan revisi DIPA BLU yang sumber dananya

     berasal dari PNBP diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

    Revisi DIPA BLU yang sumber dananya berasal dari selain PNBP mengikuti ketentuan

    mengenai tata cara revisi DIPA.

    PENGANGGARAN SKPD

    A. Pendahuluan

    Proses penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah merupakan bagian dari sistem

    keuangan negara yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Demikian pula,

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    11/23

     penyusunan APBD merupakan bagian tak terpisahkan dari sitem pengelolaan Pemerintah Daerah

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Salah satu sumber

     pendanaan pembangunan daerah bnersumber dari APBN, sehingga proses penyusunan APBD

     juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

    antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Proses penganggaran diatur dalam Peraturan Pemerintah

     Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah.

    Dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Menteri Dalam Negeri menetapkan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

    Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

    tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    Penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas terus menerus dari mulai perencanaan,

     penyusunan, pelaksanaan, pelaporan dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran

    ( budgeting cycle). Siklus ini tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses yang

    simultan. Penyusunan anggaran yang disampaikan masing-masing satuan kerja perangkat daerah

    (SKPD) dalam format Rencana kerja dan Anggaran (RKA) SKPD harus betul-betul dapat

    menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, serta disusun berdasarkan prestasi

    kerja.

    B. Kerangka Pedoman

    Dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah.

    a. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

     penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

    didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerahtersebut

     b. .Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

     perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

     pengawasan keuangan daerah.

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    12/23

    c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Selanjutnya disingkat APBD adalah

    rencana keuangan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

     pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

    d. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat

    daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

    e. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah

     perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang, yang juga

    melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

    f. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang

     bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

    g. Pengguna Anggaran/Barang adalah pejabat pemegang kewnangan penggunaan

    anggaran/barang untuk melaksanakan tugas pokok , dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

    h. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD

    adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.

    i. Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat

     pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program

    sesuai dengan bidang tugasnya.

     j. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

    menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang

     pendapatanm daerah dalam pelaksanaan APBD pada SKPD.

    k. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

    menyimpan, membayarkan, menatusahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk

    keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD.

    l. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD

    adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (Lima) tahun.

    m. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, Selanjutnya disebut Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah ( RKPD ), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1

    (satu) tahun.

    n. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang

    dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang

    mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    13/23

     penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan

     pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

    o. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah

    rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan

    kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA_SKPD

    sebelum disepakati dengan DPRD.

     p. Prioritas dan plafon Anggaran yang selanjutnya disingkat PPA adalah program

     prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk

    setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan

    DPRD

    q. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah

    dokumen perencanaan dan penggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja

     program dan kegiatan SKPD serta pembiayaan sebagai dasar penyuusunan APBD

    r. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD

    adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan

    sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

    s. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang

    diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara

     pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

    t. SPP uang Persediaan selanjutnya disingkat SPP-UP

    SPP Ganti uang Persediaan selanjutnya disngkat SPP-GU

    SPP Tambah uang Persediaan selanjutnya disingkat SPP-TU

    SPP Langsung selanjutnya disingkat SPP-LS

    u. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang

    digunakan yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk

     penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

    SPM uang persedian selanjutnya disingkat SPM-UP

    SPM uang Ganti uang selanjutnya disingkat SPM-GU

    SPM uang Tambahan uang selanjutnya disingkat SPM-GU

    SPM uang membayar langsung selanjutnya disingkat SPM-LS

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    14/23

    C. Struktur APBD

    Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari :

    a. Pendapatan daerah

     b. Belanja daerah

    c. Pembiayaan daerah

    D. Pendapatan Daerah dikelompokan atas :

    a. Pendapatan asli daerah

    1) Pajak daer4ah

    2) Retribusi daerah

    3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

    4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

     b. Dana perimbangan

    c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

    E. Kelompok Belanja;

    Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari :

    Belanja tidak langsung :

    Merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan

     program.

    Belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari :

    a. Belanja pegawai

     b. Bunga

    c. Subsidi

    d. Hibahe. Bantuan sosial

    f. Belanja bagi hasil

    g. Bantuan keuangan

    h. Belanja tidak terduga

    Belanja langsung:

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    15/23

    Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan

     program kegiatan dan dibagi menurt jenis belanja :

    a. Belanja pegawai

     b. Belanja barang dan jasa

    c. Belanja modal

    F. Pembiayaan Daerah:

    Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan :

    a. Penerimaan pembiayaan mencakup :

    1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya

    2) Pencairan dana cadangan

    3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

    4) Penerimaan pinjaman daerah

    5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman penerimaan piutang.

     b. Pengeluaran pembiayaan mencakup :

    1) Pembentukan dana cadangan

    2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah

    3) Pembayaran pokok utang

    4) Pemberian pinjaman daerah

    G. Pejabat Pengelola Keuangan SKPD

    a. Kepala SKPD

    Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas

    melaksanakan tugas-tugas menyusun RKA-SKPD, menyusun DPA-SKPD dan

    melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan

    oleh kepala daerah serta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala

    daerah melalui sekretaris daerah.

     b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD ;

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    16/23

    Pejabat pengguna anggaran/barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk

     pejabata pada unit kerja SKPD selku PPTK, Penunjukan PPTK berdasrkan pertimbangan

    kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi dan/ atau rentang kendali dan

     pertimbangan obyektif lainnya.

    1. Tugas PPTK mengendalikan pelaksanaan kegiatan

    2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

    3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan,

    Dokumen anggaran tersebut mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen

    administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan perundang-undangan.

    PPTK bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna

    anggaran/kuasa pengguna barang.

    c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD;

    Dalam melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA- SKPD, kepala SKPD

    menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan SKPD sebagai PPK-

    SKPD.

    PPK-SKPD mempunyai tugas-tugas ;

    1. Meneliti kelengkapan SPP, yang disampaikanoleh bendahara pengeluaran yang

    disetujui oleh PPTK.

    2. Melakukan verifikasi SPP

    3. Menyiapkan SPM

    4. Melaksanakan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan keuangan SKPD.

    d. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;

    Kepala daerah atau usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara

     pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan

    anggaran SKPD. Bendahara penerimaan / atau bendahara pengeluaran dalam

    melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara pembantu dan atau bendahara

     pengeluaran pembantu, dan secara fungsional bertanggungjawab atas pelaksanaan

    tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

    H. Penyusunan Rancangan APBD

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    17/23

      RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun merupakan penjabaran dari visi,misi dan program

    kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJD Daerah dengan

    memperhatikan RPJMD nasional dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh

     pemerintah.

    RPJMD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. SKPD

    menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD yang memuat visi,

    misi tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat

    infikatif sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    Kebijakan Umum APBD.

    Berdasarkan RKPD disusun rancangan kebijakan umum APBD, Penyusunan rancangan

    kebijakan umum APBD berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan

    Menteri Dalam Negeri, Rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya

    sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan

     bulan juni tahun anggaran berjalan.

    Rancangan kebijakan umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD

    dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD sebagimana dimaksud selanjutnya disepakati

    menjadi kebijakan umum APBD.

    Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara.

    Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara

    a. Berdasarkan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD

    kepala SKPD menyusun RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan kerangka

     pengeluaran jangka menengah daerah, penggangaran terpadu dan penggangaran

     berdasarkan prestasi.

     b. Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara dilakukan paling lambat

    minggu ke dua bulan Juli tahun anggaran sebelumnya, yang berisi langkah-langka

    sebagai berikut :

    1) Menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan

    2) Menentukan urutan program dalam masing-masing urusan

    3) Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program

    c. Kepala daerah berdasarkan nota kesepakatan menerbitkan pedoman penyusunan

    RKA-SKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    18/23

     

    I. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD

    Dasar pedoman penyusunan RKA-SKPD Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD

    dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,

     penganggaran terpadu dan penggaran berdasarkan prestasi , Penyusunan RKA-SKPD

    dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan

    menyusun prakiraan maju yang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan

    kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang

    direncanakan dan merupakan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan

    kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.

    a. Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan

    memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan

    dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil

    tersebut.

     b. Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi dilakukan berdasarkan capaian kinerja,

    indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan

    minimal

    c. Standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

    Penyiapan Raperda APBD

    a. RKA-SKPD yang disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada PPKD

     b. RKA-SKPD selanjutnya dibahas oleh tim anggaran pemerintah daerah.

    c. Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah dilakukan untuk menelaah

    kesesuaian antara RKA-SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon

    anggaran sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan

    dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja dan standar pelayanan minimal.

    Penetapan APBD

    Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD

    disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada minggu pertama bulan oktober

    tahun sebelumnya untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    19/23

    Penetapan rancangan daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31

    Desember tahun anggaran sebelumnya, Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah

    tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri

    Dalam Negeri bagi provinsi dan gubenur bagi kabupaten/kota selambat-lambatnya 7

    (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

    J. Siklus Anggaran SKPD

    Pelaksanaan Anggaran SKPD

    Penyiapan Dokumen Pelaksanan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.

    a. PPKD paling lambat 3 (tiga ) hari kerja setelah APBD ditetapkan memberitahukan

    kepada semua kepala SKPD agar menyusun dan menyampaikan rancangan DPA-SKPD.

     b. Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang dicapai, fungsi, program, kegiatan

    anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana

    tiap-tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan

    Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/pengeluaran dan

    orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib

    menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    Penatausahaan Keuangan SKPD

    -  Bendahara Penerimaan;

    Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh

     penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya,

     penatausahaan menggunakan buku kas umum, buku pembantu per rincian obyek

     penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan harian, Bendahara penerimaan pada

    SKPD wajib mempertanggung jawabkan dengan menyampaikan laporan

     pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10

     bulan berikutnya.

    PAD pada dasarnya diterima oleh SKPD termasuk SKPD yang mengelola keuangan

    daerah, PPKD menerima SPJ dari bendahara penerimaan melalui PPK-SKPD, dan

    menerima nota kredit berikut STS dari Bank. PPKD selaku BUD melakukan verifikasi,

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    20/23

    evaluasi dan analisis atas laporan pertranggungjawaban bendahara penerimaan pada

    SKPD.

    -  Bendahara Pengeluaran ;

    Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD,

    Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen lain yang

    dipersamakan dengan SPD, berdasarkan SPD bendahara pengeluaran mengajukan SPP

    kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD, SPP

    dimaksud terdiri dari :

    a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)

     b. SPP Ganti Uang (SPP-GU)

    c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU)

    d. SPP Langsung (SPP-LS)

    Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP dilakukan bendahara pengeluaran untuk

    memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-

    SKPD dalam pencairan dana sesuai dengan kebutuhan uang, Dokumen SPP dimaksud

    terdiri dari :

    1) Surat pengantar SPP-UP/GU/TU atau LS

    2) Ringkasan SPP-UP/GU/TU atau LS

    3) Rincian SPP-UP/GU/TU atau LS

    4) Salinan SPD

    5) Draf surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna

    anggaran yang menyatakan bahwa uang yang dimintya tidak dipergunakan untuk

    keperluan selain uang yang diminta saat pengajuan uang.

    6) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan

    memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam peraturan

    kepala daerah.

    7) Dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa

    tambahan uang disetor ke rekening kas umum

    Perintah Membayar

    Penerbitan SPM paling lama 2 (Dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen

    SPP, penolakan penerbitan SPM paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    21/23

    diterimanya pengajuan SPP, SPM yang telah diterbitkan selanjutnya diajukan kepada

    kuasa BUD untuk penerbitan SP2D.

    Penatausahaan pengeluaran perintah membayar sebagimana dimaksud dilaksanakan oleh

    PPK-SKPD, Setelah tahun anggaran berakhir, pengguna anggaran/kuasa pengguna

    anggaran dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.

    Pencairan Dana

    BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa

     pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan

    memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

    a. Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan

    tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

     b. Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D

    1) Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran

    2) Surat pernyataan pertanggungjawabanbendahara pengeluaran periode sebelumnya.

    3) Ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan bukti-bukti

     pengeluaran yang sah dan lengkap

    4) Bukti atas penyetoran PPN/PPh

    c. Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan

    tanggungjawab pengga anggaran/kuasa pengguna anggaran

    d. Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D ;

    1) Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

    2) Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan persaratan

    yang ditetapkan.

    -  Pertanggungjawaban Pengguna Dana

    Bendahara secara administrarif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang

     persediaan/ganti uang persediaan /tambah uang persediaan kepada kepala SKPD melalui

    PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Adapun dokumen laporan

     pertanggungjawaban yang disampaikan mencakup :

    a. buku kas umum

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    22/23

     b. ringkasan pengeluaran per rincian proyek yang disertai dengan bukti-bukti

     pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek .

    c. bukti atas penyetoran PPN/PPh

    d. register pentutupan kas

    Bila laporan pertanggunganjawaban bendahara sudah sesuai , pengguna anggaran/kuasa

     pengguna anggaran menerbitkan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban. Untuk

    tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran pertanggungjawaban

     pengeluaran dana bulan desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember.

    Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD secara fungsional atas

     pengelolaanuang yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyampaikan laporan

     pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10

     bulan berikutnya.

    Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan, PPK-

    SKPD berkewajiban untuk :

    a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan bukti-

     bukti pengeluaran yang disampaikan.

     b. Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek .

    c. Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran.

    d. Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode

    sebelumnya.

    Akuntansi Keuangan Daerah pada SKPD

    Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari

     pencatatan, pengikhtisaran, sampaidengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan

     penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat

    dilaksanakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Yang dilaksanakan

    oleh PPK-SKPD.

    Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup ;

    a. Surat tanda bukti pembayaran

     b. STS

  • 8/18/2019 Rmk Ansp - Penganggaran Blu & Skpd

    23/23

    c. Bukti transfer

    d. Nota kredit bank

    Buku yang digunakan untuk mmmencatat transaksi dalam prosedur akuntansi

     pengeluaran kas mencakup:

    a. Buku jurnal pengeluaran kas

     b. Buku besar

    c. Buku besar pembantu

    Laporan Keuangan SKPD

    Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD dilaksanakan secara periodik

    yang mencakup ;

    a. Laporan realisasi anggaran SKPD

     b. Neraca SKPD

    c. Catatan atas laporan keuangan SKPD

    Kepala SKPD menyusun dan melaporkan arus kas secara periodik kepada kepala daerah,

    laporan tersebut disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang

    mengatur tentang standar akuntansi pemerintahan.