riwayat sang buddha - jepris.files.wordpress.com · nyoze en: jodoh 8. nyoze ka : akibat dalam jiwa...
TRANSCRIPT
RIWAYAT SANG BUDDHA
BUDDHA SAKYAMUNI
1. Nama kecil beliau ialah Sidharta Gautama
2. Sidharta artinya tercapailah segala cita – citanya (terpenuhi harapan)
3. Ibu dari sang Buddha bernama Ratu Mayadewi atau Ratu Mahamaya yang berasal dari suku
Koliya
4. Ayah sang Buddha bernama Raja Suddhodana yang berasal dari suku Sakya ( Raja
Suddhodana memerintah dikota Kapilavasthu, yang merupakan ibukota dari kerajaan Sakya
yang sekarang terletak di India Utara, daerah Kerajaan Nepal ).
5. Pangeran Sidharta dilahirkan pada tahun 623 S.M tepat pada waktu purnamasiddhi bulan
Vesakha ( Wesak ) di Taman Lumbini ( Taman Lumbini kira-kira terletak dipertengahan
perjalanan dari kota Kapilavasthu dan Kota Devadaha ).
6. Ketika sampai di Istana Kapilavasthu seorang pertapa sakti dari Pegunungan Himalaya yang
bernama Asita Kaladewala berkunjung untuk melihat pangeran yang baru dilahirkan itu,
pertapa Asita tertawa bahagia namun kemudian menangis, mengapa ? Pertapa Asita tertawa
karena ia merasa berbahagia melihat Pangeran Sidharta memiliki 32 tanda dari seorang
Mahapurisa ( Orang Besar ). la menangis karena mengingat usianya yang telah lanjut
sehingga ia tidak akan bisa menerima Ajaran Mulia yang akan dibabarkan oleh Sang
Pangeran kelak.
7. Pertapa Asita meramalkan bahwa Pangeran Sidharta kelak akan menjadi Buddha ( Buddha
artinya orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna, karena bathinnya telah suci
sempurna ).
8. Ketika Pangeran Sidharta berusia 5 hari, raja Suddhodana mengundang 108 orang
brahmana untuk memberikan nama kepada Pangeran.
Diantara para brahmana terdapat 8 orang yang pandai meramal, diantaranya bernama
Kondanna. 7 dari 8 orang brahmana meramal bahwa pangeran kelak menjadi seorang raja,
rnaka ia akan menjadi seorang raja besar ( Cakkavati ). Tapi bila pangeran menempuh
kehidupan suci dan meninggalkan kehidupan rumah tangga, maka kelak akan menjadi
Buddha. 9. Brahmana Kondanna yang paling muda usianya diantara 8 orang brahmana meramalkan
bahwa pangeran kelak pasti akan menjadi Buddha.
10. Ratu Mahamaya meninggal ketika Pangeran Siddharta berumur 7 hari. Dan pangeran
Siddharta dirawat oleh bibinya yang bernama Prajapati Gotami.
11.Raja Suddhodana mendirikan 3 buah istana yang megah untuk pangeran Siddharta dan
memberikan pendidikan sebagai seorang calon raja.
12.Dalam usia yang sangat muda, 16 tahun, Pangeran Siddharta dinikahkan dengan seorang
putri cantik jelita bernama Yasodhara.
13.Orang tua dari Yasodhara, ibunya bernama Ratu Pamita dan Ayahnya bernama
Suppabuddha.
14.Ketika Pangeran Sidharta berumur 29 tahun, lahirlah putranya yang benama Rahula, yang
artinya Rantai ( belenggu ).
15. Pangeran Siddharta melihat 4 macam peristiwa, ketika berkeliling dikota Kapilavastu :
a. Seorang yang sudah tua renta ( Jinna );
b. Seorang yang sedang terserang penyakit parah ( Byadhita ),
c. Jenazah yang sedang diusung oleh orangorang ( kalakata );
d.Seorang pertapa berjubah kuning yang sangat anggun wajahnya ( Pabbajita ).
Empat macam peristiwa itu disebut Deva-duta 4 ( 4 pesuruh dewa ).
16.Setelah melihat empat peristiwa pangeran mengerti bahwa kehidupan manusia sesungguhnya
adalah tidak kekal ( annica ) dan penuh dengan ketidakpuasan ( dukka ).
17. Pangeran Sidharta bertekad untuk mencari jaian agar manusia terbebas dari penderitaan
( dukka ). Beliau mengorbankan pangkat dan kemewahannya, meninggalkan anak dan
isterinya, selanjutnya menempuh kehidupan suci sebagai seorang pertapa.
18. Pada usia 29 tahun pangeran meninggalkan keduniawian.
19. Beliau pergi belajar kepada pertapa Alara Kalama dan kemudian kepada pertapa Uddaka
Ramaputta. Dalarn waktu singkat pertapa Gotama dapat mengerti dan menguasai semua apa
yang diajarkan oleh kedua orang gurunya tersebut.
20. Pertapa Gotama menyadari bahwa apa yang telah dicapainya itu tidak sesuai dengan cita-
citanya, karena semua itu belum dapat membebaskan manusia dari penderitaan yang
sesungguhnya.
21. Beliau meninggalkan kedua orang gurunya itu dan selanjutnya melakukan tapa yang keras
( meyiksa diri ) di hutan Uruwela. Beliau ditemani oleh 5 orang pertapa ( Panca Vaggiya =
Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Mahanama, dan Asajji ).
22. Dengan pertapaan meyiksa diri tidak berhasil, bahkan hampir saja beliau meninggal dunia.
23. Ada seorang anak penggembala kambing bernama Nanda yang memberikan air susu
kambing kepada beliau. Beliau sadar bahwa dengan cara menyiksa diri bukanlah cara yang
benar untuk melenyapkan dukkha.
24. Setelah itu beliau mulai makan satu kali sehari, sebelum pukul 12 tengah hari. Cara hidup
seperti itu disebut Majjhima Patipada, artinya jalan tengah yang menghindari dua hal ekstrim
didalam kehidupan. Dua hal ekstrim yaitu cara hidup yang mengikuti keinginan hawa nafsu
rendah (berfoya-foya ), dan cara hidup yang menyiksa diri ( tapa yang keras ).
25. Sikap kelima pertapa ketika melihat perubahan cara hidup beliau berpendapat bahwa pertapa
gotama telah gagal dalam pertapaanNya. Selanjutnya mereka meninggalkan beliau seorang
diri.
26. Sebelum pertapa Gotama mencapai penerangan agung seorang wanita yang bernama Sujata,
mempersembahkan makanan kepada beliau.
27. Beliau mencapai penerangan Agung dibawah pohon Bodhi, dihutan Gaya. Tepat ketika saat
purnama Siddhi dibulan Vesakha ( Wesak ), beliau ketika itu berusia 35 tahun.
28. Kemampuan yang dimiliki oleh Buddha Gotama :
- Pubbenivasanussati-nana, yaitu kemampuan luhur untuk mengingat kembali semua
kehidupan masa lampau.
- Cutupapata-nana, yaitu kemampuan luhur untuk mengetahui kelahiran dan kematian
makhluk-makhluk hidup.
- Asavakkaya- nana, yaitu kemampuan luhur untuk dapat menghancurkan semua
kekotoran batin ( kilesa ).
29. Buddha Gotama tinggal dihutan gaya setelah mencapai penerangan agung sambil menikmati
kebahagiaan selama 7 minggu ( 49 hari ).
30. Dua orang saudagar bernama Tapussa dan Bhallika yang pertama kali memberikan dana
makanan kepada Buddha Gotama. Dan mereka Ialu memohon kepada sang Buddha agar
diterima sebagai pengikutNya, dan mereka adalah upasaka - upasaka pertama yang
berlindung kepada Buddha dan Dharma.
31. Untuk menyebarkan ajarannya Sang Buddha menuju ke Taman Rusa lsipatana di kota
Benares. Beliau ingin membabarkan Dharma kepada 5 orang pertapa yang dahulu pernah
menemaniNya dihutan Uruwela.
32. Sikap 5 orang pertapa ketika Sang Buddha menjumpai mereka, pada mulanya mereka tidak
percaya akan apa yang telah dicapai oleh sang Buddha. Mereka mengakui bahwa pertapa
gotama telah mencapai tingkat Buddha, dan siap untuk menerima ajaranNya.
33. Khotbah pertama ini dikenal sebagai khotbah pemutaran roda dharma ( Dhamma Cakka
Pavattana Sutta ). Khotbah tersebut dibabarkan tepat ketika purnama siddhi dibulan Asalha
( Asadha ). Pada akhir khotbah pertapa Kondanna mencapai tingkat kesuciaan tingkat
Sotapanna. Dua hari kemudian Vappa dan Bhaddiya mencapai tingkat Sotapanna yang
kemudian disusul oleh Mahanama dan Asajji. Mereka semuanya menjadi siswa sang Buddha
dan hidup sebagai bikksu. Setelah itu sang Buddha memberikan khotbah tentang
Anattalakkhana Sutta.
34. Setelah mendengar khotbah Anattalakkhana Sutta rnereka bersama-sama mencapai tingkat
kesucaian tertinggi, yaitu tingkat Arahat.
35. Siswa sang Buddha setelah 5 pertapa yaitu Yasa, seorang putra hartawan dikota Benares.
36. Pengikut wanita pertama ( upasika ) yaitu ibunya Yasa adalah upasika pertama yang
menyatakan berlindung kepada sang Tri Ratna ( Tiga permata : Buddha, Dhamma, dan
Sangha ). Pengikut Upasaka yang pertama kali berlindung kepada Triratna adalah ayahnya
Yasa.
37. Mengapa bukannya Tapussa dan Bhallika yang merupakan upasaka-upasika yang pertama yang berlindung kepada Triratna, karena pada waktu Tapussa dan Bhallika menyatakan diri sebagai pengikut Sang Buddha, sangha belum terbentuk. Sangha terbentuk setelah kelima orang pertapa menjadi bikksu.
38. Peristiwa-peristiwa apa saja yang diperingati pada purnama siddhi Asadha
- Khotbah pertama sang Buddha
- Terbentuknya sangha ( persamuan para bikksu )
- Sang Triratna ( Buddha, Dharma dan Sangha ) menjadi lengkap
39. Cara sang Buddha menerima para Siswanya kedalam sangha dengan mengucapkan : " Ehi
bhikkhu ! " artinya " Marilah, bikksu ". Yang dinamakan Ehi bhikkhu upasampada.
40. Setelah yasa siswa sang Buddha yaitu keempat orang sahabat Yasa : Virnala, Subahu,
Punnaji, Gavampati. Setelah Yasa dan ke-4 sahabatnya menjadi siswa sang Buddha mereka
masing-masing diikuti oleh 10 orang temannya yang lain datang menghadap sang Buddha
untuk menjadi siswanya.
41. Pada waktu itu, semuanya telah ada 60 orang Arahat dibawah pimpinan sang Buddha.
42. Pesan sang Buddha ketika misi penyebarluasan Dharma, berkata : " O para bhikksu, Aku
dan engkau sekalian telah terbebas dari segala ikatan, baik yang bersifat lahir maupun batin.
Kini tiba saatnya engkau harus mengembara demi kesejahteraan dan keselamatan manusia. "
43. Para siswa calon Arahat menerima calon bikksu dengan menharuskan mencukur rambut dan
jenggotnya, mengenakan jubah kuning, bersujud dihadapan siswa sang Buddha tersebut
dengan mengucapkan Trisarana. Cara ini disebut : Tisaranagamana upasambada.
44. Sang Buddha disebut Sattha Deva Manussanam karena sang Buddha mengajarkan Dharma bukan kepada manusia saja, tetapi juga kepada para dewa.
45. Sang Buddha menyebarluaskan Dharmanya selama 45 tahun.
46. Y. A. Sariputta memiliki kebijaksanaan tertinggi.
47. Y.A.Monggallana memiliki kesaktian tertinggi.
48. Y.A Ananda sebagai bikksu yang mendampingi sang Buddha selama 25 tahun
49. Y. A. Angulimala, si seribu jari adalah bekas seorang pembunuh
50. Siswa utama sang Buddha dalam sangha bikksu adalah Y.A. Sariputta dan Y.A. Monggallana.
51. Y.A. Prajapati Gotami diterima oleh sang Buddha sebagai bikksuni yang pertama.
52. Raja yang pertama kali dikunjungi sang Buddha, sesuai dengan janjinya yaitu Raja Bimbisara
dari kerajaan Magadha.
53. Ketika sang Buddha akan memasuki kota Kapilavastu untuk menjumpai raja Suddhodana,
sang Buddha menunjukan kesaktiannya mengapa ? agar raja Suddhodana yakin bahwa
putranya telah mencapai tingkat Buddha.
54. Rahula, diterima oleh sang Buddha sebagai Samanera pertama. Pada waktu itu usianya baru
7 tahun.
55. Tugas-tugas yang telah dilaksanakan oleh sang Buddha:
Buddhattha-cariya, tugas sebagai Buddha
Natattha-cariya, tugas untuk sanak saudara
Lokattha-cariya, tugas untuk dunia
56. Yang memberikan makanan terakhir sebelum Sang Buddha wafat ( Parinibbana ) adalah seorang pandai besi bernama Cunda. Sang Buddha parinibbana di Kusinara, dibawah naungan pohon sala pada saat purnama siddhi di bulan Vesakha. Pada usia 80 tahun.
57. Tahun buddhis ( Buddhist Era ) dimulai perhitungannya sejak saat sang Buddha wafat
( 544 S.M )
58. Jenazah Sang Buddha diperabukan 7 hari setelah sang Buddha Parinibanna.
59. Persidangan Sangha ( sangha-samaya ) pertama dipimpin oleh Y.A Maha Kassapa. Yang
dilaksanakan di Goa Sattapani di kota Rajagaha.
60. Persidangan sangha dihadiri oleh 500 orang bikksu, yang kesemuanya adalah Arahat
61. Y.A. Upali mengulangi kelompok Vinaya
62. Y.A. Ananda mengulangi kelompok Sutta. Yang Arya Ananda memiliki daya ingat yang kuat,
sehingga beliau disebut sebagai Dhammabandhagarika ( bendahara dharma ).
63. Y.A. Maha Kassapa bersama dengan para Arahat menghimpun kelompok Abhidhamma.
64. Pesan terakhir Sang Buddha yang disampaikan agar diperhatikan " Vayo dhamma sankhara,
sabbe sankhara anicca, appamadena sampadetha," artinya semua yang terbentuk adalah tidak
kekal dan dalam keadaan berubah. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-
cita.
10 ASPEK / NYOZE ( JUMYO KA S0 )
1. Nyoze So: Rupa 2. Nyoze Syo : Perasaan 3. Nyoze Tai: Hakikat Jiwa 4. Nyoze Riki : Tenaga / Energi terpendam 5. Nyoze Sa : Efek yang nyata 6. Nyoze In : Sebab dalam jiwa 7. Nyoze En: Jodoh 8. Nyoze Ka : Akibat dalam jiwa 9. Nyoze Ho : Akibat Nyata
10. Nyoze Honmakyukyoto : Awal -Akhir sama
Tujuan hidup Buddha Sakyamuni :
1. Mencari jalan untuk melepaskan penderitaan
2. Mencari kebahagiaan hidup sesungguhnya
3. Mencari ketenangan jiwa
4. Mencari hakikat hidup
Tujuan hidup Buddha Niciren Daisyonin adalah memunculkan Dai Gohonzon pada masa akhir
dharma.
3 HARTA PUSAKA 1. Harta Gudang 2. Harta Badan 3. Harta Jiwa
KARMA
Karma berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya perbuatan, tetapi perbuatan yang
dimaksud dalam hukum agama Buddha mempunyai arti yang luas.
Jadi karma adalah segala gerakan, baik secara fisik / jasmani, perkataan maupun pikiran.
Karma dibagi menjadi 3 bagian (menurut penyalurannya ):
1. Karma Badan / Shin / kaya-kamma adalah gerakan dari badan kita.
2. Karma Mulut / Ku / vaci-kamma adalah ucapan-ucapan yang keluar dari mulut kita
3. Karma Hati / I / mano-kamma adalah yang menimbulkan karma mulut & badan termasuk apa
yang kita pikirkan, walaupun belum ada gerakan atau belum dibicarakan.
Karma menurut sifatnya :
1. Karma baik atau perbuatan bijaksana
2. Karma buruk atau perbuatan buruk
3. Karma yang tidak termasuk baik dan buruk
Hukum karma berbunyi bahwa " .Setiap perhuatan akan mernbawa hasil / akibat ". Perbuatan
baik akan menghasilkan kebahagiaan, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan penderitaan.
Segala keadaan yang ada pada diri seseorang, kaya atau miskin, pandai atau bodoh, sempurna atau
cacat, cantik atau jelek, untung atau rugi dan sebagainya adalah karena hasil dari karmanya masing-
masing.
ARTI PERLENGKAPAN ALTAR
1. Warna Altar : Berwarna tanah, seperti merah hati / coklat kemerah-merahan ( tempat
persemayaman Gohonzon " Butsudan " ).
2. Lilin ( Api ) : Api berfungsi untuk menerangi dalam kegelapan, sehingga menjadi perlambang
bahwa hukum Buddha akan menerangi kegelapan dalam jiwa manusia. Lilin putih
melambangkan jiwa yang bersih.
3. Dupa ( hio ) : Menciptakan suasana suci melalui keharumannya, sebagai perlambang
menyingkirkan keburukan hati untuk mensucikan badan, serta memperlihatkan kesungguhan
hati.
4. Rel : Mendengarkan bunyi - bunyian pada saat membaca sutra dengan maksud menyeiramakan
suara kita dengan getaran bel tersebut untuk menciptakan suasana batin seimbang seirama.
5. Pohon yang berdaun hijau ( Misalnya pohon Sri Rejeki, Pandan ) : Daun-daun hijau
melambangkan kebajikan suci dan kekal.
6. Burung Tsuru : Lambang Niciren Syosyu. Ujung sayap burung ini berujung tiga. Paruh terbuka
diumpamakan sebagai laki-laki, paruh tertutup diumpamakan sebagai wanita, semua ini
melambangkan keharmonisan.
7. Per.sembahan Air dan Nasi : Air melambangkan sekejap perasaan jiwa ( icinen j sedangkan Nasi
melambangkan 3000 gejolak perasaan jiwa (sanzen ).
8. Tasbeh/Juze : Berjumlah 112 butir yang teruntai menjadi 1 lingkaran besar. Ke 112 butir ini
melambangkan 108 nafsu keinginan duniawi dan 4 pemimpin Boddhisattva yang muncul dari
bumi.
KITAB SUCI
Kitab suci umat Niciren Syosyu adalah Saddharmapundarika Sutera yang bersumber pada
Tripitaka.
Ajaran Buddha Sakyamuni bersumber pada tripitaka yang terdiri :
I ..Sutta Pitaka : yang berisi khotbah-khotbah dan dialog Buddha Sakyamuni kepada para siswa-
Nya.
2. Vinaya Pitaka : yang berisi peraturan dan disiplin bagi para anggota Sangha ( Bhikksu/Bikksuni,
sramanera/ sramaneri )
3. Abhidharma Pitaka (Dharma yang mendalam ) : yang berisi filsafat tinggi dan metafisika dalam
Agama Buddha.
KEEMPAT BELAS PEMFITNAHAN DHARMA / HOBO
1. Kesombongan ( kyoman ) : dengan kesombongan dari meremehkan agama Buddha.
2. Kemalasan ( ketai ) : Malas melaksanakan pertapaan hukum Agama Buddha.
3. Kepicikan ( Keiga ) : Menilai hukum Agama Buddha dengan pandangan sendiri yang sempit.
4. Pandangan dangkal ( sensyiki ) : karena tidak mengerti prinsip Agama Buddha sehingga tidak
ingin menuntut Hukum Buddha.
5. Keserakahan ( Jakuyoku ) : karena dikuasai hawa nafsu sehingga tidak ada keinginan untuk
menuntut hukum Buddha.
6. Tidak mengerti ( fuge ) : Tidak berkeinginan untuk menuntut hukum Buddha. 7, T idak percaya ( fusyin ) : Tidak percaya hukum Agama Buddha.
8. Mengejek hukum (hinsyuku )
9. Keragu-raguan (giwaku ) : ragu-ragu terhadap hukum Agama Buddha.
10. Memfitnah dan mengkritik hukum aganza Buddha ( hibo )
11. Meremehkan dan menghina orang yang percaya terhadap hukum agama Buddha.
12. Membenci orang yang percaya terhadap hukum agama Buddha (zozen )
13. Iri hati dan benci terhadap orang yang percaya hukum agama Buddha
14. Dendam terhadap orang yang percaya hukum agama Buddha
KURNIA REJEKI
Yang dikatakan mempunyai Rejeki Jiwa :
1. Sebab dan Jodoh yang baik
2. Suasana jiwa yang luhur
3. Dapat menjalankan syakubuku dengan suasana jiwa Buddha
4. Tidak mau menerima ajaran lain
5. Bonno soku bodai
6. Disekelilingnya berkumpul sanak saudara dan teman yang baik
7. Suasana jiwa yang luhur
8. Prajna yang tajam
9. Berumur yang panjang
10. Selalu dilindungi oleh dewa-dewi
11. Materi yang sangat memuaskan
9 INDERA ( PANCA INDERA )
1. Mata
2. Telinga
3. Hidung
4. Lidah
5. Kulit / Peraba
6. Hati
7. Manas ( diatas sadar : memegang, melihat ; dibawah sadar : mimpi )
8. Alaya ( Gudang Karrna )
9. Amala ( Dunia Buddha ) A : tidak ; Mala : Noda
T'empat Buddha membabarkan Dharma disebut Gridhrakuta
.ligyo dan keta yaitu pertapaan diri sendiri dan usaha untuk kebahagiaan orang lain.
Lima Unsur Manusia :
l. Nama
2. Badan
3. Ciri Khas
4. Fungsi
5. Guna
3 Kelompok manusia :
1. Kaum Dwiyana (Arhat )
2. Kaum Wanita
3. Orang Jahat ( lccantika)
SADDHARMAPUNDARIKA SUTERA
Saddharmapundarika Sutera sering disebut sebagai Sutera Ekabuddhaya, artinya satu-satunya
sutera yang membimbing umat manusia mencapai kesadaran Buddha.
Devadatta adalah Saudara Buddha Sakyamuni, ia seorang yang amat jahat, melakukan tiga
diantara lima dosa besar, akan tetapi didalam Saddharmapundarika Sutera ia mendapat
penganugerahan akan mencapai kesadaran Buddha. Gelarnya adalah Tathagata Devaraja.
Putri Naga adalah seorang gadis kecil yang baru berusia 8 tahun, dengan badan apa adanya
sebagai wanita, putri naga dapat mencapai kesadaran Buddha.
DELAPAN ANGIN
l. Keuntungan
2. Kerugian / Kemalangan
3. Pencemaran Nama Baik
4. Kehormatan
5. Pujian
6. Ejekan
7. Penderitaan
8. Kegembiraan
5 UNSUR
Air, Api, Angin, Tanah dan Ruang
1. Air diibaratkan darah yang mengalir didalam tubuh kita
2. Api diibaratkan suhu badan kita
3. Angin diibaratkan nafas yang keluar masuk melalui hidung kita
4. Tanah diibaratkan daging yang ada didalarn tubuh kita
5. Ruang diibaratkan pikiran kita
AGAMA
Apa sih arti Agama itu ?
Tidak Kacau
A : Tidak
Gama : Kacau
Jadi, Agama secara harfiah berarti Tidak Kacau
Tuiuan adanya agama adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari kesengsaraan.
penderitaan dan kekacauan, sehingga tercipta suatu keadaan yang tenang; damai dan tentram serta
memberi kebahagiaan bagi umat manusia.
Golongan Agama
Didunia ini terdapat 2 golongan agama besar, yaitu :
t . Golongan Semit/Samawi : Yahudi, Kristen, Islam, Khatolik. Dalam golongan ini dikenal
adanya Tuhan sebagai penyebab pertama ( Causa Prima ), ia merupakan sosok pencipta,
yang mempunyai kekuasaan, keagungan, serta yang mengatur segala sesuatunya baik
kehidupan manusia maupun alam semesta. Dan penganut agama ini sangat bergantung
kepada-Nya.
2. Golongan Arya Dharma : Hindu dan Buddha. Dalam golongan agama ini tidak adanya Tuhan
sebagai sosok pencipta, bahwa prinsip keTuhanan diwujudkan dalam suatu hukum tunggal
dan semua gejala kehidupan adalah menjalani prosesnya sendiri.
Golongan semit / samawi beranggapan bahwa lumut dapat tumbuh ditembok yang bersih karena
merupakan ciptaan Tuhan, sedangkan dalam agama Buddha beranggapan hal itu terjadi karena
tembok dan alamlah yang menyebabkan lumut itu tumbuh.
Dimana lumut tersebut tumbuh dengan kewajarannya, ketika tembok tersebut basah dan
menjadi lembab adalah tempat dimana sebuah lumut dapat hidup, sehingga karena waktu, bakat
dan .jodohnya sudah tepat muncul. Dalam contoh sederhana itu jelas terlihat perbedaan cara pandang
yang saling bertolak belakang antara golongan Semit dan golongan Arya Dharma.
TUMIMBAL LAHIR / PUNARBHAVA
Tumimbal Lahir adalah hukum kelahiran kembali. Semua mahluk akan terus dilahirkan
kembali diberbagai alam kehidupan ( sesuai dengan karmanya masing-masing ) selama masih
dicengkeram oleh tanha ( nafsu keinginan yang tak kunjung padam ) dan avidya ( ketidaktahuan ).
Tumimbal lahir mahluk hidup ada empat cara :
1.Jalabuja Yoni : Mahluk yang lahir dari kandungan
2. Andaja Yoni : Mahluk yang lahir dari telur
3.Sansedaja Yoni : Mahluk yang lahir dari kelembaban
4. Opapatika Yoni : Mahluk yang lahir secara spontan
Vegetarian : Sayunaris ialah orang yang hanya makan makanan yang terdiri dari sayur-sayuran,
kacang-kacangan, zat hidrat arang ( nasi, gandum, ubi, singkong dan sebagainya ), tidak makan
makanan hasil penyembelihan seperti : ( sapi, babi, kamhing, ayam, ikan dll ). Tujuannya adalah
untuk melatih cinta kasih (metta).
BODHISATVA YANG Mt1NCUL DARI BUMI
Orang-orang yang menyebut dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo. " Bumi ” berarti alam
Buddha dan " Bodhisatva " adalah seorang yang membuktikan hidupnya untuk menolong orang lain.
KUON GANJO
Waktu tiada awal ; masa lampau yang jauh; kekal abadi. Masa Pembabaran Sang Buddha adalah ± 50 tahun (Mahayana)
1. 42 tahun yang dinamakan Hinayana
2. 8 tahun yang dinamakan Mahayana
PERBEDAAN MAHAYANA TERHADAP HINAYANA
Beberapa aspek yang membedakan antara aliran Mahayana dan Hinayana secara garis besarnya
adalah :
a. Buddhisme Hinayana lebih bersifat Etika dan Historis, sedangkan Mahayana lebih bersifat
Religius dan Metafisik.
b. Literatur - literatur Hinayana ditulis dalam bahasa Pali dan Sansekerta Campuran, Mahayana
menggunakan bahasa Sansekerta Murni.
c. Dalam Hinayana, umat awam adalah pendukung utama bagi para Bikksu ( Sangha ). Umat
Hinayana bersifat pasif dalam menjalankan ajaran sehingga mereka hanya memberi
sumbangan dan para sangha mendoakan keselamatan dan kebahagiaan mereka. Terdapat
jarak antara Sangha dan umat Awam. Dalam Mahayana jarak antara Umat dan Sangha
kecil sekali, karena sama-sama merupakan orang yang harus menjalankan pertapaan
Boddhisattva.
d. Dalam Hinayana, Buddha dianggap hanya muncul sekali yakni Buddha Sakyamuni dan umat biasa
tidak dapat mencapai kesadaran Buddha. Hinayana memandang Buddha Sakyamuni sebagai
manusia super yang sangat sulit dicapai oleh seorang manusia biasa. Sedangkan Mahayana,
seluruh umat manusia dapat mencapai penerangan sempurna ( kesadaran Buddha ).
No. Mahayana Hinayana
1 Maha : Besar; Yana :Kendaraan. Jadi,
mahayana adalah kendaraan besar (menuju
penerangan)
Hina : Kecil; Yana : Kendaraan
2 Diajarkan bahwa untuk mencapai
kesempurnaan, seluruh umat bersama-sama
membina diri dan dapat mencapai
penerangan agung
Diajarkan bahwa untuk mencapai kebahagiaan
mutlak maka kita harus memulai pembinaan dari
diri sendiri dan kemudian menyelamatkan orang
lain
3 Menyebar Kenegeri sebelah Utara dan
Menyebar kenegeri sebelah selatan
Timur India seperti Nepal, Tibet Cina,
Mongolia, Vietnam, Korea, Jepang, dsb.
Menyebar kenegeri sebelah selatan India seperti
Srilangka, Thailand, Kamboja, dan Laos
4 Progresif, mengutamakan keselamatan
semua makhluk (pertapaan ditengah-tengah
masyarakat)
Tidak progresif, menitik beratkan pada
pencapaian individualistik, sehingga kurang
memperhatikan keadaan masyarakat.
5 Cita-cita ideal kaum mahayana adalah
menjadi boddhisattva yang bertujuan untuk
mencapai kebuddhaan.
Cita-cita ideal kaum hinayana mencapai tingkat
arahat yakni orang yang bertujuan mencapai
nirwana.
AKAR BAKAT MANUSIA
1. Manusia yang berakar bakat tinggi, yaitu sekali mendengar kata - kata Buddha langsung sadar
dan melaksanakannya.
2. Manusia yang berakar bakat menengah ( sedang ), yaitu mendengar kata-kata Buddha tidak
langsung sadar, harus menunggu satu hari, satu minggu, satu bulan, atau puluhan tahun, setelah
melewati kesulitan baru sadar.
3. Manusia yang berakar bakat rendah, yaitu mendengar kata- kata Buddha sadarnya pada saat
antara hidup dan mati.
EMPAT BALAS BUDI DALAM AGAMA BUDDHA
I . Balas budi kepada orang tua
2. Balas budi kepada tanah air
3. Balas budi kepada seluruh umat manusia
4. Balas budi kepada Triratna
Balas Budi yang terpenting dari ke-4 budi adalah Ba1as Budi kepada Triratna
ENAM PERTAPAAN DALAM AGAMA BUDDHA NICIREN SYOSYU
1. Dana Paramitha (Menvumhang)
2. Sila Paramitha (Mempertahankan Pantangan )
3. Kshanti Paramitha (Ketabahan /kesabaran )
4. Virya Paramitha (Daya juang / ulet / semangat)
5. Dhyana Paramitha (Bersemedi /meditasi )
6. Prajna Paramitha (Kearifan Terunggul / kebijaksanaan)
MAKNA DOA
Makna doa dalam hati umat Niciren Syosyu terbagi 5, yaitu :
1. Doa Pertama : Sumbangan doa kepada para dewa
" Ditujukan untuk berterima kasih kepada kekuatan alam semesta ".
2. Doa Kedua :Sumbangan doa kepada Dai Gnhonzon
" Menjelaskan kurnia kebajikan yang tak terhingga yang terkandung dalam Gohonzon dengan
tujuan menyelamatkan jiwa umat manusia pada masa akhir dharma yang penuh kekeruhan ".
3. D oa Ketiga : Sumbangan doa kepada tiga guru agung
" 3 Guru Agung ( Buddha Niciren Daisyonin, Nikko Syonin, Nicimoku Syonin ) "
4. Doa Keempat : Doa demi penyebarluasan dharma (kosenrufu )
- Tersebarluasnya hukum keseluruh alam semesta
- Bertobat atas segala dosa pemfitnahan Dharma yang telah diperbuat dalam perputaran
hidup mati berulang kali yang tidak terbatas
- Mendoakan pencapaian kesadaran Buddha bagi diri sendiri dalam hidup kali ini dan
seterusnya
- Berdoa dalam hati untuk keinginan pribadi lainnya
S. Doa Kelima (penutup ) : Doa Sumbangan karunia untuk jiwa para pendahulu
Mendoakan tercapainya kesadaran Buddha bagi leluhur keluarga kita sendiri, untuk leluhur
keluarga penganut, dan calon penganut, serta seluruh jiwa berikut leluhurnya masing-masing
( memberi getaran kepada jiwa yang telah menyatu kealam semesta )
Doa Penutup
Mendoakan kembalinya kita ke keadaan Dunia Buddha yang Hakiki
GOHONZON
Gohonzon adalah perwujudan dari hukum Nam - Myoho - Renge - Kyo dalam bentuk mandala.
Go : Penghormatan
Honzon : Objek Keagungan yang mendasar
Gohonzon kebanyakan terbuat dari gulungan kertas yang ditulis dengan huruf kanji dan sankrit
dengan tinta sumi hitam. Tulisan ini menggambarkan jiwa dalam keadaan tertinggi, yakni
kebuddhaan.
Ditengah-tengah Gohonzon, dengan huruf besar dan lebih tegas dari yang lainnya, tertulis, Nam-
myoho-renge-kyo Niciren.
Niciren Daisyonin mengajarkan orang lain melakukan hal yang sama, pasti akan mencapai suasana
yang sama dari kebuddhaan seperti yang dimiliki dirinya.
Hukum sebab akibat adalah suatu hukum yang menyakini dimana bila kita membuat
suatu sebab, pasti ada akibatnya yang akan kita terima.
GONGYO DAN DAIMOKU
Gongyo secara harfiah berarti pelaksanaan yang tekun
Gon : Tekun
Gyo : Pelaksanaan
Menurut Ajaran Niciren Daisyonin, Gongyo berarti membaca bab Hoben ( bab kedua ) dan
Juryo ( bab keenam belas ) dari Saddharmapundarika Sutera dan menyebut Nammyohorengekyo
didepan hadapan Gohonzon.
Gongyo dtlaksanakan setiap pagi dan sore dan merupakan pelaksanaan yang paling mendasar
dari agama Buddha Niciren Daisyonin.
Bab yang terpenting dari ke-28 Bab Saddharma pundarika Sutera adalah Bab ke-2 dun Bab ke-1 6
Sadharmapundarika sutera terdiri atas 2 bagian ajaran :
1. Bagian ajaran Bayangan / Bab Upaya Kausalya ( Bab 1 s/d Bab 14 )
2. Bagian ajaran pokok / Bab panjang usia sang tathagata ( Bab 15 s/d Bab 28 )
Daimoku secara harfiah berarti " Judul " menunjukkan doa, atau penyebutan Nam-myoho-renge-
kyo.
Fungsi Gongyo - Daimoku adalah Jodoh untuk membangkitkan jiwa Buddha.
28 Bab Sadharmapundarika Sutera
28 Bab Sadharmapundarika Sutera sebagai berikut :
1. Jo (Purwaka atau pendahuluan )
2. Hoben ( Upaya Kausalya )
3. Hiyu (Perumpamaan )
4. Shinge (Percaya dan Mengerti )
5. Yakusoyu ( Perbandingan dengan tanaman )
6. Juki (Ramalan tentang yang akan terjadi )
7. Kejoyu (P'erumpamaan Istana Khayalan )
8. Gohyaku Deshi Juki (Ramalan pencapaian kehuddhaan lima ribu murid)
9. Ju Gaku Mugaku Ninki ( Ramalan yang dianugerahkan terhadap.siswa yang pakar).
10. Hossi (dharmadutta)
11. Ken Hoto ( Munculnya Stupa Pusaka )
12. Daibadatta ( Devadatta )
13. Kanji (Penegakan)
14. Anrakugyo (Pertapaan yang tenang dan menyenangkan )
15. Juji Yujutsu (Muncul dari Rumi )
16. Nyorai Juryo (Panjang usia sang Tathagata )
17. Funbetsu Kudoku (Keutamaan Karunia Kebajikan )
18. Zuiki Kudoku (Karunia kebajikan yang diterinaa dengan gembira )
19. Hossi Kudoku (Karunia Kebajikan Dharmadutta )
20. Jofukyo Bosatsu ( Boddhisattva Sadapaributha )
2 1 . Nyorai Jinriki ( Kekuatan gaib sang Tathagata )
22. Zokurui (Akhir Pesamuan )
23. Yakuo Bosatsu Honji (Yerbuatan masa lampar+ Bodhisattva BaisvUjaraja ) 24. Myoon
Bosatsu (Bodhi.sattva (fadga.svara)
25. Kanzeon Bosatsu Fumon (Gerbang Semesta Boddhisattva Avalokitesvara )
26. Darani ( Mantram dharani )
27. Myoshogonno Honji (Perbuatan masa lampau Raja Cahaya Gemilang)
28. Fugen Bosatsu Kambotsu (Nasihat Boddhisattva Samantabadra )