revisi praktikum

22
1.Latar Belakang Banjir yang terjadi di Lr.Masa jaya merupakan merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan intesitas hujan, land cover, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan drainase. Jika dilihat, akar permasalahan banjir di Lr.Masa Jaya ialah berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen). Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana daerah tersebut yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di daerah ini menjadi sangat kompleks. Hal ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota. Banjir di daerah perkotaan yang terjadi di Lr.Masa Jaya memiliki karakteristik yang berbeda dengan banjir pada

Upload: ahmad-mukhroji-wiratama

Post on 20-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: revisi praktikum

1.Latar Belakang

Banjir yang terjadi di Lr.Masa jaya merupakan merupakan fenomena alam dimana terjadi

kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga

menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit

diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam

faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan intesitas hujan, land cover, kondisi

topografi, dan kapasitas jaringan drainase.

Jika dilihat, akar permasalahan banjir di Lr.Masa Jaya ialah berawal dari pertambahan

penduduk yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen).

Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana daerah tersebut

yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan

yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di daerah ini menjadi sangat kompleks.

Hal ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak

peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota.

Banjir di daerah perkotaan yang terjadi di Lr.Masa Jaya memiliki karakteristik yang

berbeda dengan banjir pada lahan/alamiah. Pada kondisi di alam, air hujan yang turun ke

tanah akan mengalir sesuai kontur tanah yang ada ke arah yang lebih rendah. Untuk daerah

tersebut pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran

buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai. Kontur lahan yang terdapat di daerah ini

direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada

kalanya, kapasitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menampung air hujan yang terjadi,

sehingga mengakibatkan terjadinya banjir. Kasus-kasus banjir di Lr.Masa Jaya ini memiliki

beberapa masalah yang perlu ditelaah lebih lanjut. Arah aliran yang terjadi tidak lagi

sepenuhnya bergantung pada kondisi topografi lahan, karena adanya bangunan-bangunan yang

menghalangi arah aliran air. Aliran yang terjadi berubah arah karena membentur bangunan

dan mengakibatkan arah aliran memantul atau berbelok baik ke kiri maupun ke kanan .

Page 2: revisi praktikum

Perilaku arah aliran air di Lr.Masa Jaya seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di

atas merupakan suatu permasalahan yang perlu dikaji. Salah satu cara untuk mempelajari

perilaku arah aliran air tersebut adalah dengan membuat model simulasi arah aliran air pada

saluran drainase kot a.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase adalah lemahnya koordinasi

dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain. Sehingga sering dijumpai tiang listrik di

tengah saluran drainase dan pipa air bersih (PDAM) memotong saluran pada penampang basahnya.

Sering juga dihadapi penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana yang telah

lebih dulu tertanam dalam tanah karena tidak adanya informasi yang akurat, arsip/dokumen tidak ada,

atau perencanaan dan pematokan di lapangan tidak melibatkan instansi pengendali tata ruang.

Kota Palembang memang sering diterpa banjir lokal. Meskipun banjir lokal memiliki

karakteristik magnitude yang kecil, berdurasi cepat dan daerah penggenangan sempit, namun

kehadirannya dirasa cukup meresahkan karena mayoritas banjir lokal berada di tengah kota. Banjir ini

sangat mengganggu aktivitas ekonomi perkotaan khususnya transportasi.

Banjir lokal(Lr.Masa Jaya) terjadi akibat guyuran air hujan di dalam Kota Palembang yang

mengakibatkan aliran permukaannya lebih besar daripada daya tampung saluran sistem mikro yaitu

saluran tersier dan kuarter kota. Dengan kata lain, banjir ini disebabkan karena hujan yang terjadi di

dalam Kota Palembang sendiri. Mengingat permasalahan ini, idealnya tanggung jawab penanganan

banjir lokal dilakukan sepenuhnya oleh warga kota di bawah manajemen Pemkot.

Banjir yang terjadi pada Lr. Masa Jaya,Plaju ini tidak hanya memberikan dampak yang buruk

pada lingkungan, tapi juga terhadap kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Terlebih lagi

banjir menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan banyak fasilitas umum. Masyarakat dan

pemerintah mendapat kerugian besar atas bencana ini. Masalah ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.

Pencegahan-pencegahan harus segera dilakukan sebelum masalah ini menyebabkan kerugian lain

yang lebih besar. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan pencegahan dini. Tidak

cukup dengan perbaikan struktural saja, perbaikan non-struktural pun harus dilakukan. Keduanya

Page 3: revisi praktikum

harus dilakukan secara seimbang dan saling melengkapi. Hal inilah yang membuat upaya-upaya

pemerintah dalam penganggulangan banjir terus menuai kritik, karena tebukti gagal. Selama ini

pemerintah hanya terus mengutamakan pembangunan struktural saja tanpa memperdulikan

pembangunan non-struktural. Pemerintah juga harus melakukan pendekatan non-struktural. Karena

kedua pendekatan tersebut harus berjalan dengan seimbang.

Pemerintah harus melakukan pendekatan struktural seperti pembenahan saluran-saluran

permukaan dan pembenahan kolam-kolam retensi yang tidak tidak berfungsi secara maksimal.

Sedangkan masyarakat harus mulai dari perbaikan moral dan menumbuhkan kesadaran diri sendiri

akan lingkungan. Mulai dari menjaga kebersihan, membuat resapan dari limbah rumah tangga dan

membuat sumur resapan kecil. Hal-hal kecil inilah yang akan membuat perubahan besar. Lingkungan

akan kembali seperti dulu jika langkah-langkah ini dilaksanakan. Satu kemenangan pun bisa kita

dapatkan karena telah berhasil membuat sebuah perubahan.

Page 4: revisi praktikum

2.Maksud dan Tujuan

2.1.Maksud

Adapun maksud pengamatan yang dilakukan di Lr.Masa jaya adalah untuk menganalisa

sistem saluran drainase yang menyebabkan genangan (banjir) yang terjadi di daerah tersebut.

2.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini antara lain :

- Dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada saluran drainase yang berlokasi di Lr.

Masa Jaya Plaju Palembang

- Dapat menganalisa sistem saluran drainase yang ada di lokasi pengamatan.

- Untuk memenuh tugas Mata Kuliah Praktikum Hidrolika I

Page 5: revisi praktikum

3.Terjadinya Banjir

Banjir yang terjadi di Lr.Masa Jaya adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air di

dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarny.

Banjir d i d a e r a h i n i merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta

benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Dikatakan banjir disaerah ini

apabila terjadi luapan air yang disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran. Banjir di

bagian hulu biasanya arus banjirnya deras, daya gerusnya besar, tetapi durasinya pendek.

Sedangkan di bagian hilir arusnya tidak deras (karena landai), tetapi durasi banjirnya panjang.

Beberapa karakteristik yang berkaitan dengan banjir, di antaranya adalah :

1) Banjir dapat datang secara tiba – tiba dengan intensitas besar namun

dapat langsung mengalir.

2) Banjir datang secara perlahan namun intensitas hujannya sedikit.

3) Pola banjirnya musiman.

4) Banjir datang secara perlahan namun dapat menjadi genangan yang lama

di daerah depresi.

5) Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi, dan sedimentasi.

Sedangkan akibat lainnya adalah terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukan evakuasi

penduduk.

Kerugian akibat banjir di daerah ini pada umumnya sulit diidentifikasi secara jelas, dimana

terdiri dari kerugian banjir akibat banjir langsung dan tak langsung. Kerugian akibat banjir langsung,

merupakan kerugian fisik akibat banjir yang terjadi, antara lain robohnya gedung rumah, rusaknya

sarana transportasi, hilangnya harta benda, kerusakan di pemukiman, kerusakan daerah pertanian

Page 6: revisi praktikum

danpeternakan, kerusakan sistem irigasi, sistem air bersih, sistem drainase, sistem kelistrikan, sistem

pengendali banjir termasuk bangunannya, kerusakan sungai, dsb. Sedangkan kerugian akibat banjir

yang terjadi di daerah ini tak langsung berupa kerugian kesulitan yang timbul secara tak langsung

diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan,kesehatan, kegiatan bisnis terganggu dsb.

4.Pembahasan

Banjir dan genangan air seringkali terjadi di beberapa wilayah di Lr.Masa Jaya Plaju. Hal

ini sering menimbulkan kerugian berupa terganggunya aktivitas masyarakat, terganggunya arus

lalu lintas (kemacetan) dan kerugian material. Berbagai permasalahan muncul sebagai akibat

dari perkembangan pembangunan yang sangat pesat dan tidak terkontrol yang berdampak

pada penyempitan area resapan sehingga pada musim hujan limpasan permukaan langsung

menuju saluran drainase. Penelitian dilakukan di daerah plaju dimana sering terjadi banjir pada

saat musim penghujan penelitian dilakukan dengan menganalisis kapasitas saluran yang ada

sehingga sehingga nantinya diperoleh dimensi saluran yang baru. Data sekunder didapat dari

Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah kota Palembang berupa data curah hujan harian

maksimum. Metode perhitungan analisis curah hujan rencana menggunakan Metode Log

Person Type III dimana curah hujan harian maksimum rata-rata menggunakan data dari stasiun

dengan aljabar rata-rata. Selanjutnya untuk perhitungan debit banjir rencana menggunakan

Metode Rasional Dari hasil analisis diperoleh bahwa kapasitas saluran sudah tidak mampu

menampung debit banjir rencana dan penampang saluran yang dibutuhkan lebih besar daripada

penampang saluran yang ada sehingga harus dilakukan pembesaran dimensi saluran sesuai

dengan hasil perhitungan. Pembesaran dimensi penampang saluran dilakukan dari bagian hulu

sampai bagian hilir, dan selanjutnya direncanakan pembuatan sodetan untuk mengurangi debit

di bagian hilir.

Page 7: revisi praktikum

MATERI DAN METODE

Sistem Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai system guna memenuhi

kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota

(perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004) drainase mempunyai arti

mengalirkan , menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum drainase

didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau

membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat

difungsikan secara optimal Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2

bagian, yaitu sistem drainase makro dan sistem drainase mikro sedangkan saluran drainase

dibedakan menjadi 3 bagian yaitu saluran drainase primer, saluran drainase sekunder dan

saluran drainase tersier.

Analisis Curah Hujan

Jumlah hujan yang terjadi dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan besaran yang sangat

penting dalam sistem DAS tersebut, karena hujan merupakan masukan utama ke dalam suatu DAS.

Maka pengukuran hujan harus dilakukan dengan secermat mungkin. Untuk memperoleh data-data

atau perkiraan besaran hujan yang baik terjadi dalam suatu DAS, maka diperlukan sejumlah

stasiun hujan.(Triatmodjo,2010)

Analisis Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi , baik mengenai terjadinya, peredaran dan

penyebarannya , sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk

hidup. Analisis hidrologi merupakan bidang yang sangat rumit dan kompleks. Hal ini disebabkan

oleh ketidakpastian siklus hidrologi, rekaman data dan kualitas data.(Triatmodjo,2010)

Page 8: revisi praktikum

Uji Konsistensi Data

Sebelum data hujan digunakan terlebih dahulu harus lewat pengujian untuk konsistensi data

tersebut, karena hal ini dapat mempengaruhi ketelitian hasil analisa. Metode yang digunakan untuk

pengujian data yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) yaitu pengujian dengan

menggunakan data hujan tahunan rata rata dari stasiun itu sendiri yaitu dengan pengujian

kumulatif penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya. (Sri Harto,1993)

Penentuan Distribusi Frekuensi

Penentuan jenis distribusi frekuensi diperlukan untuk mengetahui suatu rangkaian data cocok

untuk suatu sebaran tertentu dan tidak cocok untuk sebaran lain.Untuk mengetahui kecocokan

terhadap suatu jenis sebaran tertentu, perlu dikaji terlebih dahulu ketentuan ketentuan yang ada

(Suripin,2004)

Analisis Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah

makin hujan berlangsung maka intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode

ulangnya makin tinggi intensitasnya. Untuk menghitung intensitas curah hujan tersebut maka

digunakan rumus Mononobe yaitu

Selanjutnya, berdasarkan data hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat dengan salah satu dari persamaan berikut :(Suripin,2004)

Page 9: revisi praktikum
Page 10: revisi praktikum

Analisis Debit Banjir Rencana

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Metode Rasional.

Perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional adalah sebagai berikut:

Q = 0,278.C.I .A (m³/detik) (Suripin,2004)

Analisis Hidraulika

Penentuan dimensi saluran baik yang ada (eksisting) atau yang direncanakan, berdasarkan

debit maksimum yang akan dialirkan.Rumus yang digunakan adalah:

Q = A . V

Page 11: revisi praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Curah Hujan

No Tahun Plaju Hujan 1 hari

(mm)

Hujan harian

Maksimum rata-rata

1 1994 159 159

2 1995 150 150

3 1996 137 137

4 1997 148 148

5 1998 93 93

6 1999 145 145

7 2000 110 110

8 2001 175 175

9 2002 135,7 135,7

10 2003 112,1 112,1

11 2004 152 152

12 2005 131 131

13 2006 200 200

14 2007 134,5 134,5

15 2008 130 130

16 2009 189,6 189,6

17 2010 155 155

18 2011 122,3 122,3

19 2012 147 147

Page 12: revisi praktikum

Data curah hujan yang diolah adalah curah hujan maksimum harian yang diperoleh dari

BMKG selama 18 tahun dengan metode rata rata aljabar

Uji Konsistensi Data

Metode yang digunakan untuk pengujian data yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial

Sums) yaitu pengujian dengan menggunakan data hujan tahunan rata rata dari stasiun itu sendiri

yaitu dengan pengujian kumulatif penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.

Berdasarkan perhitungan dengan metode RAPS diperoleh hasil:

Untuk stasiun

Q/√n = 0,51 < 1,09 (OK) R/√n = 0,89 < 1,31 (OK)

Sehingga dari hasil diatas maka data tersebut sudah konsisten

Analisis Curah Hujan

Untuk menentukan Curah Hujan Rancangan di analisis Dengan menggunakan metode Log

Person Type III dengan syarat yang sudah ada, diperoleh hasil pada tabel berikut :

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Analisis Intensitas Curah Hujan

Untuk mendapatkan grafik IDF maka perlu dilakukan perbandingan hasil dari rumus rumus

yang digunakan dalam mencari intensitas curah hujan untuk mendapatkan perbandingan paling

kecil. Berikut ini hasil analisis perbandingan rumus rumus intensitas curah hujan

Tabel 3 Perbandingan Rumus Intensitas Curah Hujan

Page 13: revisi praktikum

Sumber : Hasil Analisis 2012

Dari tabel perbandingan kecocokan rumus intensitas curah hujan tersebut, dapat ditentukan

bahwa untuk keadaan ini Rumus Sherman

Tabel 4 Intensitas Curah hujan Dengan Metode Sherman

Sumber : Hasil Analisis 2012

Analisa Lokasi

Analisa banjir yang telah dilakukan oleh kami yang berlokasi di daerah Palaju teapatnya di Lr.Masa

Jaya kecamatan Silaberanti Palembang adalah sebagai berikut:

Page 14: revisi praktikum

Ketinggian banjir : 26 cm (Tinggi genangan )

Panjang : 60 m (Panjang genangan)

Lebar : 30 m (Lebar genangan)

Luas = panjang x lebar ; maka luas didapat:

A(Luas banjir)= 60 x 30 = 1800 m²

(Luas genangan banjir yang diukur)

Adapun saluran yang diukur yaitu berbentuk segi empat yaitu:

Dengan dimensi saluran (0,30 m x 0,15 m)

Dimensi saluran :

0,15 m = 15 cm = y (tinggi saluran)

0,30 m = 30 cm = panjang penampang saluran

Adapun pada lokasi di Lr.Masa Jaya saluran drainase menggunakan tamapng berbentuk seg empat.

Maka :

A= B.y = 0,30 m x 0,15 m = 0.045 m² = 4,5 m²

Keliling basah : P = B + 2y = 0,30 m + (2 . 0,15 m) = 0,60 m = 60 cm

Jari-jari hidraulis ; R = AP

=0,045 m2

0,60 m=0,075 m=7,5 cm

Page 15: revisi praktikum

Proses pengukuran banjir maupun dimensi saluran yang berada di Lr.Masa Jaya Kecamatan

Silaberanti Palembang

Gambar saluran daerah Masa Jaya

Page 16: revisi praktikum

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii

Latar Belakang ............................................................................................................................. 1

Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................... 4

Terjadinya Banjir ......................................................................................................................... 5

Pembahasan ................................................................................................................................. 6

Lampiran Gambar ........................................................................................................................15

Denah Lokasi ...............................................................................................................................16-17

Kesimpulan ..................................................................................................................................18

Saran ............................................................................................................................................18

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 19