revisi praktikum
TRANSCRIPT
1.Latar Belakang
Banjir yang terjadi di Lr.Masa jaya merupakan merupakan fenomena alam dimana terjadi
kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga
menimbulkan genangan yang merugikan. Kerugian yang diakibatkan banjir seringkali sulit
diatasi baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam
faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan intesitas hujan, land cover, kondisi
topografi, dan kapasitas jaringan drainase.
Jika dilihat, akar permasalahan banjir di Lr.Masa Jaya ialah berawal dari pertambahan
penduduk yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen).
Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana daerah tersebut
yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan
yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di daerah ini menjadi sangat kompleks.
Hal ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak
peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota.
Banjir di daerah perkotaan yang terjadi di Lr.Masa Jaya memiliki karakteristik yang
berbeda dengan banjir pada lahan/alamiah. Pada kondisi di alam, air hujan yang turun ke
tanah akan mengalir sesuai kontur tanah yang ada ke arah yang lebih rendah. Untuk daerah
tersebut pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran
buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai. Kontur lahan yang terdapat di daerah ini
direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada
kalanya, kapasitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menampung air hujan yang terjadi,
sehingga mengakibatkan terjadinya banjir. Kasus-kasus banjir di Lr.Masa Jaya ini memiliki
beberapa masalah yang perlu ditelaah lebih lanjut. Arah aliran yang terjadi tidak lagi
sepenuhnya bergantung pada kondisi topografi lahan, karena adanya bangunan-bangunan yang
menghalangi arah aliran air. Aliran yang terjadi berubah arah karena membentur bangunan
dan mengakibatkan arah aliran memantul atau berbelok baik ke kiri maupun ke kanan .
Perilaku arah aliran air di Lr.Masa Jaya seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di
atas merupakan suatu permasalahan yang perlu dikaji. Salah satu cara untuk mempelajari
perilaku arah aliran air tersebut adalah dengan membuat model simulasi arah aliran air pada
saluran drainase kot a.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase adalah lemahnya koordinasi
dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain. Sehingga sering dijumpai tiang listrik di
tengah saluran drainase dan pipa air bersih (PDAM) memotong saluran pada penampang basahnya.
Sering juga dihadapi penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana yang telah
lebih dulu tertanam dalam tanah karena tidak adanya informasi yang akurat, arsip/dokumen tidak ada,
atau perencanaan dan pematokan di lapangan tidak melibatkan instansi pengendali tata ruang.
Kota Palembang memang sering diterpa banjir lokal. Meskipun banjir lokal memiliki
karakteristik magnitude yang kecil, berdurasi cepat dan daerah penggenangan sempit, namun
kehadirannya dirasa cukup meresahkan karena mayoritas banjir lokal berada di tengah kota. Banjir ini
sangat mengganggu aktivitas ekonomi perkotaan khususnya transportasi.
Banjir lokal(Lr.Masa Jaya) terjadi akibat guyuran air hujan di dalam Kota Palembang yang
mengakibatkan aliran permukaannya lebih besar daripada daya tampung saluran sistem mikro yaitu
saluran tersier dan kuarter kota. Dengan kata lain, banjir ini disebabkan karena hujan yang terjadi di
dalam Kota Palembang sendiri. Mengingat permasalahan ini, idealnya tanggung jawab penanganan
banjir lokal dilakukan sepenuhnya oleh warga kota di bawah manajemen Pemkot.
Banjir yang terjadi pada Lr. Masa Jaya,Plaju ini tidak hanya memberikan dampak yang buruk
pada lingkungan, tapi juga terhadap kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Terlebih lagi
banjir menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan banyak fasilitas umum. Masyarakat dan
pemerintah mendapat kerugian besar atas bencana ini. Masalah ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.
Pencegahan-pencegahan harus segera dilakukan sebelum masalah ini menyebabkan kerugian lain
yang lebih besar. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan pencegahan dini. Tidak
cukup dengan perbaikan struktural saja, perbaikan non-struktural pun harus dilakukan. Keduanya
harus dilakukan secara seimbang dan saling melengkapi. Hal inilah yang membuat upaya-upaya
pemerintah dalam penganggulangan banjir terus menuai kritik, karena tebukti gagal. Selama ini
pemerintah hanya terus mengutamakan pembangunan struktural saja tanpa memperdulikan
pembangunan non-struktural. Pemerintah juga harus melakukan pendekatan non-struktural. Karena
kedua pendekatan tersebut harus berjalan dengan seimbang.
Pemerintah harus melakukan pendekatan struktural seperti pembenahan saluran-saluran
permukaan dan pembenahan kolam-kolam retensi yang tidak tidak berfungsi secara maksimal.
Sedangkan masyarakat harus mulai dari perbaikan moral dan menumbuhkan kesadaran diri sendiri
akan lingkungan. Mulai dari menjaga kebersihan, membuat resapan dari limbah rumah tangga dan
membuat sumur resapan kecil. Hal-hal kecil inilah yang akan membuat perubahan besar. Lingkungan
akan kembali seperti dulu jika langkah-langkah ini dilaksanakan. Satu kemenangan pun bisa kita
dapatkan karena telah berhasil membuat sebuah perubahan.
2.Maksud dan Tujuan
2.1.Maksud
Adapun maksud pengamatan yang dilakukan di Lr.Masa jaya adalah untuk menganalisa
sistem saluran drainase yang menyebabkan genangan (banjir) yang terjadi di daerah tersebut.
2.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini antara lain :
- Dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada saluran drainase yang berlokasi di Lr.
Masa Jaya Plaju Palembang
- Dapat menganalisa sistem saluran drainase yang ada di lokasi pengamatan.
- Untuk memenuh tugas Mata Kuliah Praktikum Hidrolika I
3.Terjadinya Banjir
Banjir yang terjadi di Lr.Masa Jaya adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air di
dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarny.
Banjir d i d a e r a h i n i merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta
benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Dikatakan banjir disaerah ini
apabila terjadi luapan air yang disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran. Banjir di
bagian hulu biasanya arus banjirnya deras, daya gerusnya besar, tetapi durasinya pendek.
Sedangkan di bagian hilir arusnya tidak deras (karena landai), tetapi durasi banjirnya panjang.
Beberapa karakteristik yang berkaitan dengan banjir, di antaranya adalah :
1) Banjir dapat datang secara tiba – tiba dengan intensitas besar namun
dapat langsung mengalir.
2) Banjir datang secara perlahan namun intensitas hujannya sedikit.
3) Pola banjirnya musiman.
4) Banjir datang secara perlahan namun dapat menjadi genangan yang lama
di daerah depresi.
5) Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya genangan, erosi, dan sedimentasi.
Sedangkan akibat lainnya adalah terisolasinya daerah pemukiman dan diperlukan evakuasi
penduduk.
Kerugian akibat banjir di daerah ini pada umumnya sulit diidentifikasi secara jelas, dimana
terdiri dari kerugian banjir akibat banjir langsung dan tak langsung. Kerugian akibat banjir langsung,
merupakan kerugian fisik akibat banjir yang terjadi, antara lain robohnya gedung rumah, rusaknya
sarana transportasi, hilangnya harta benda, kerusakan di pemukiman, kerusakan daerah pertanian
danpeternakan, kerusakan sistem irigasi, sistem air bersih, sistem drainase, sistem kelistrikan, sistem
pengendali banjir termasuk bangunannya, kerusakan sungai, dsb. Sedangkan kerugian akibat banjir
yang terjadi di daerah ini tak langsung berupa kerugian kesulitan yang timbul secara tak langsung
diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan,kesehatan, kegiatan bisnis terganggu dsb.
4.Pembahasan
Banjir dan genangan air seringkali terjadi di beberapa wilayah di Lr.Masa Jaya Plaju. Hal
ini sering menimbulkan kerugian berupa terganggunya aktivitas masyarakat, terganggunya arus
lalu lintas (kemacetan) dan kerugian material. Berbagai permasalahan muncul sebagai akibat
dari perkembangan pembangunan yang sangat pesat dan tidak terkontrol yang berdampak
pada penyempitan area resapan sehingga pada musim hujan limpasan permukaan langsung
menuju saluran drainase. Penelitian dilakukan di daerah plaju dimana sering terjadi banjir pada
saat musim penghujan penelitian dilakukan dengan menganalisis kapasitas saluran yang ada
sehingga sehingga nantinya diperoleh dimensi saluran yang baru. Data sekunder didapat dari
Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah kota Palembang berupa data curah hujan harian
maksimum. Metode perhitungan analisis curah hujan rencana menggunakan Metode Log
Person Type III dimana curah hujan harian maksimum rata-rata menggunakan data dari stasiun
dengan aljabar rata-rata. Selanjutnya untuk perhitungan debit banjir rencana menggunakan
Metode Rasional Dari hasil analisis diperoleh bahwa kapasitas saluran sudah tidak mampu
menampung debit banjir rencana dan penampang saluran yang dibutuhkan lebih besar daripada
penampang saluran yang ada sehingga harus dilakukan pembesaran dimensi saluran sesuai
dengan hasil perhitungan. Pembesaran dimensi penampang saluran dilakukan dari bagian hulu
sampai bagian hilir, dan selanjutnya direncanakan pembuatan sodetan untuk mengurangi debit
di bagian hilir.
MATERI DAN METODE
Sistem Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai system guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004) drainase mempunyai arti
mengalirkan , menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2
bagian, yaitu sistem drainase makro dan sistem drainase mikro sedangkan saluran drainase
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu saluran drainase primer, saluran drainase sekunder dan
saluran drainase tersier.
Analisis Curah Hujan
Jumlah hujan yang terjadi dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan besaran yang sangat
penting dalam sistem DAS tersebut, karena hujan merupakan masukan utama ke dalam suatu DAS.
Maka pengukuran hujan harus dilakukan dengan secermat mungkin. Untuk memperoleh data-data
atau perkiraan besaran hujan yang baik terjadi dalam suatu DAS, maka diperlukan sejumlah
stasiun hujan.(Triatmodjo,2010)
Analisis Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi , baik mengenai terjadinya, peredaran dan
penyebarannya , sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk
hidup. Analisis hidrologi merupakan bidang yang sangat rumit dan kompleks. Hal ini disebabkan
oleh ketidakpastian siklus hidrologi, rekaman data dan kualitas data.(Triatmodjo,2010)
Uji Konsistensi Data
Sebelum data hujan digunakan terlebih dahulu harus lewat pengujian untuk konsistensi data
tersebut, karena hal ini dapat mempengaruhi ketelitian hasil analisa. Metode yang digunakan untuk
pengujian data yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) yaitu pengujian dengan
menggunakan data hujan tahunan rata rata dari stasiun itu sendiri yaitu dengan pengujian
kumulatif penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya. (Sri Harto,1993)
Penentuan Distribusi Frekuensi
Penentuan jenis distribusi frekuensi diperlukan untuk mengetahui suatu rangkaian data cocok
untuk suatu sebaran tertentu dan tidak cocok untuk sebaran lain.Untuk mengetahui kecocokan
terhadap suatu jenis sebaran tertentu, perlu dikaji terlebih dahulu ketentuan ketentuan yang ada
(Suripin,2004)
Analisis Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah
makin hujan berlangsung maka intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode
ulangnya makin tinggi intensitasnya. Untuk menghitung intensitas curah hujan tersebut maka
digunakan rumus Mononobe yaitu
Selanjutnya, berdasarkan data hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat dengan salah satu dari persamaan berikut :(Suripin,2004)
Analisis Debit Banjir Rencana
Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Metode Rasional.
Perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional adalah sebagai berikut:
Q = 0,278.C.I .A (m³/detik) (Suripin,2004)
Analisis Hidraulika
Penentuan dimensi saluran baik yang ada (eksisting) atau yang direncanakan, berdasarkan
debit maksimum yang akan dialirkan.Rumus yang digunakan adalah:
Q = A . V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Curah Hujan
No Tahun Plaju Hujan 1 hari
(mm)
Hujan harian
Maksimum rata-rata
1 1994 159 159
2 1995 150 150
3 1996 137 137
4 1997 148 148
5 1998 93 93
6 1999 145 145
7 2000 110 110
8 2001 175 175
9 2002 135,7 135,7
10 2003 112,1 112,1
11 2004 152 152
12 2005 131 131
13 2006 200 200
14 2007 134,5 134,5
15 2008 130 130
16 2009 189,6 189,6
17 2010 155 155
18 2011 122,3 122,3
19 2012 147 147
Data curah hujan yang diolah adalah curah hujan maksimum harian yang diperoleh dari
BMKG selama 18 tahun dengan metode rata rata aljabar
Uji Konsistensi Data
Metode yang digunakan untuk pengujian data yaitu metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial
Sums) yaitu pengujian dengan menggunakan data hujan tahunan rata rata dari stasiun itu sendiri
yaitu dengan pengujian kumulatif penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.
Berdasarkan perhitungan dengan metode RAPS diperoleh hasil:
Untuk stasiun
Q/√n = 0,51 < 1,09 (OK) R/√n = 0,89 < 1,31 (OK)
Sehingga dari hasil diatas maka data tersebut sudah konsisten
Analisis Curah Hujan
Untuk menentukan Curah Hujan Rancangan di analisis Dengan menggunakan metode Log
Person Type III dengan syarat yang sudah ada, diperoleh hasil pada tabel berikut :
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Analisis Intensitas Curah Hujan
Untuk mendapatkan grafik IDF maka perlu dilakukan perbandingan hasil dari rumus rumus
yang digunakan dalam mencari intensitas curah hujan untuk mendapatkan perbandingan paling
kecil. Berikut ini hasil analisis perbandingan rumus rumus intensitas curah hujan
Tabel 3 Perbandingan Rumus Intensitas Curah Hujan
Sumber : Hasil Analisis 2012
Dari tabel perbandingan kecocokan rumus intensitas curah hujan tersebut, dapat ditentukan
bahwa untuk keadaan ini Rumus Sherman
Tabel 4 Intensitas Curah hujan Dengan Metode Sherman
Sumber : Hasil Analisis 2012
Analisa Lokasi
Analisa banjir yang telah dilakukan oleh kami yang berlokasi di daerah Palaju teapatnya di Lr.Masa
Jaya kecamatan Silaberanti Palembang adalah sebagai berikut:
Ketinggian banjir : 26 cm (Tinggi genangan )
Panjang : 60 m (Panjang genangan)
Lebar : 30 m (Lebar genangan)
Luas = panjang x lebar ; maka luas didapat:
A(Luas banjir)= 60 x 30 = 1800 m²
(Luas genangan banjir yang diukur)
Adapun saluran yang diukur yaitu berbentuk segi empat yaitu:
Dengan dimensi saluran (0,30 m x 0,15 m)
Dimensi saluran :
0,15 m = 15 cm = y (tinggi saluran)
0,30 m = 30 cm = panjang penampang saluran
Adapun pada lokasi di Lr.Masa Jaya saluran drainase menggunakan tamapng berbentuk seg empat.
Maka :
A= B.y = 0,30 m x 0,15 m = 0.045 m² = 4,5 m²
Keliling basah : P = B + 2y = 0,30 m + (2 . 0,15 m) = 0,60 m = 60 cm
Jari-jari hidraulis ; R = AP
=0,045 m2
0,60 m=0,075 m=7,5 cm
Proses pengukuran banjir maupun dimensi saluran yang berada di Lr.Masa Jaya Kecamatan
Silaberanti Palembang
Gambar saluran daerah Masa Jaya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................... 4
Terjadinya Banjir ......................................................................................................................... 5
Pembahasan ................................................................................................................................. 6
Lampiran Gambar ........................................................................................................................15
Denah Lokasi ...............................................................................................................................16-17
Kesimpulan ..................................................................................................................................18
Saran ............................................................................................................................................18
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 19