revisi makalah komprel

29

Click here to load reader

Upload: supriyanto-rastafara

Post on 25-Jun-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: revisi makalah komprel

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW PADA PEMBELAJARAN Al-QUR’AN HADITS

DI SEKOLAH

Makalah Komprehensif

Disusun guna memenuhi syarat

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUR HASANAH063111060

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

0

Page 2: revisi makalah komprel

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW PADA PEMBELAJARAN Al-QUR’AN HADITS

DI SEKOLAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.1 Dalam proses terbentuknya

kepribadian yang baik tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi

melalui beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat

mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Jadi tidak baik menjadi baik.

Dalam Undang-undang SIKDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 3

disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan

yang maha esa. Berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2

Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut tidak terlepas dalam

memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses

pembelajaran seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam

keberhasilan pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik.

Tujuan mengembangkan potensi peserta didik dapat dilakukan melalui

proses pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah, sekolah

merupakan lembaga yang menjalankan proses pendidikan memberi

pengajaran kepada peserta didik.

Fungsi pendidikan atau guru paling utama adalah memimpin anak-anak

membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru sebagai orang tua juga harus

menjadi model atau suri teladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa

1 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), hlm. 3.2 Undang-undang SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 6.

1

Page 3: revisi makalah komprel

keamanan dengan adanya model dan rela menerima petunjuk maupun teguran

bahkan hukuman.3

Pendidikan sekolah juga merupakan pendidikan yang diselenggarakan

melalui prasarana yang dilembagakan. Lembaga pendidikan sekolah

merupakan tempat menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan

guru sebagai pemegang peranan utama. Guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik.4 Oleh karena itu gurulah yzang

bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dalam arti memberikan

bimbingan dan pengajaran kepada siswa.

Al-Qur’an hadits sangat penting diajarkan, karena untuk membekali

peserta didik di masa mendatang supaya bisa menjadi orang yang

berpengetahuan agama yang lebih, terutama agama islam.

Demi membekali peserta didik dengan kemampuan diatas, sangat perlu

kiranya para guru Al-Qur’an hadits di sekolah mempunyai strategi

pembelajaran tersendiri sehingga peserta didik mampu memahami pelajaran

Al-Qur’an hadits dengan baik dan menyeluruh. Strategi pembelajaran dalam

pendidikan salah satunya adalah yaitu strategi PAIKEM yaitu strategi

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.5 Strategi

pembelajaran PAIKEM mempunyai aplikasi dalam bentuk model-model

pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas-kelas. Salah satunya yaitu model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe jigsaw yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an hadits di Sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, permasalahan yang dibahas yaitu bagaimana

penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Al-Qur’an

hadits di sekolah?

C. PEMBAHASAN3 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), hlm. 5.4 Ibid., hlm. 31.5 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL,

2008), Cet.I, hlm. 45.

2

Page 4: revisi makalah komprel

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Definisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Jigsaw dapat diartikan sebagai sistem

pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik dalam

kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur.

Menurut Eggen dalam Kaucak dalam buku karangan Triyanto

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama.6 Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

pembelajaran yang bernaungan dalam teori kontruktivis. Pembelajaran

kooperatif muncul bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan

dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan teman-temannya. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang

siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin,

suku/ras, dan satu sama lain saling membantu7

Setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu satu sama lain. Seperti firman Allah,

SWT.

”….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”(Al-Maidah:2)8

Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan

digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak

didik, hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo

6 Triyanto, Op.Cit, hlm. 41-42.7 Ibid., hlm. 65.8 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: CV. Toha Putra, 1989), hlm 156

3

Page 5: revisi makalah komprel

socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok di harapkan dapat ditumbuhkan dan

dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik,

mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka

masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.

Anak didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam

kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan

kelebihan.9

Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif

biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya kelompok

belajar, yaitu (1) kemampuan anak (2) ketersediaan bahan, (3)

ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin

agar semua anak aktif menyelesaikan tugas-tugas mereka.10

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

menciptakan interaksi untuk memecahkan masalah dalam kelompok.

Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 peserta didik yang

sederajat tetapi heterogen kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras,

dan satu sama lain saling membantu.11 Tujuan dibentuknya kelompok

tersebut adalah untuk member kesempatan pada semua peserta didik

untuk terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar

selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling

membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan belajar.

Kelompok asal

9 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit. hlm. 710 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(), hlm.125 11Trianto, Model-Model Pembelajaran Berorientasi Kontruktivistik,(Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), hlm.41

4

Page 6: revisi makalah komprel

Gambar 1. Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli pada

kooperatif tipe jigsaw.

Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru

berdasarkan karakteristik pada peserta didik yang heterogen. Setiap

anggota dalam kelompok mendapatkan topic materi ayang berbeda.

…………….. : perpindahan kelompok asal ke kelompok

ahli.

Kelompok ahli : kelompok yang berbentuk dari kelompok

asal yang mendapatkan materi yang sama.

Kunci jigsaw adalah interdependensi, tiap peserta didik bergantung

pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang

diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian.12

2. Manfaat dan tujuan pembelajaran kooperatif

Adapun manfaat pembelajaran kooperatif bagi peserta didik

adalah sebagai berikut:

1) Dapat lebih meluangkan waktu pada tugas

2) Membangun rasa percaya diri

3) Memperbaiki kehadiran

4) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

5) Memperkecil perilaku mengganggu atau konflik antar teman

6) Mengurangi sikap apatis

7) Memperdalam pemahaman

8) Meningkatkan, motivasi, prestasi dan hasil belajar

9) Retensi atau penyimpangan lebih lama

10) Meningkatkan budi, kepekaan, dan toleransi.

12Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005),Cet.1, hlm.237

5

Page 7: revisi makalah komprel

Cooperative learning mempunyai tiga tujuan penting yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan

kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap keragaman

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik

dapat menerima teman-teman yang mempunyai berbagai macam

perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan

suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat social.

Dalam Al-Qur’an juga diterangkan mengenai arti

pentingnya menghargai keragaman dalam suatu kelompok atau

majelis. Sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Mujadalah: 11

“Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.13

1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran Jigsaw dapat diartikan sebagai sistem pengajaran

yang memberi kesempatan kepada peserta didik dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur.

Menurut Eggen dalam Kaucak dalam buku karangan Triyanto

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

13 Depertemen Agama RI. Op. Cit, hlm.910

6

Page 8: revisi makalah komprel

bersama.14 Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran

yang bernaungan dalam teori kontruktivis. Pembelajaran kooperatif

muncul bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman-

temannya. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat

tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain

saling membantu15

Setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama

dan saling membantu satu sama lain. Seperti firman Allah, SWT.

”….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”(Al-Maidah: 2)16

Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan

digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik,

hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius,

yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan

pendekatan kelompok di harapkan dapat ditumbuhkan dan dikembangkan

rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik, mereka dibina untuk

mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing, sehingga

terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Anak didik yang dibiasakan

hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa

dirinya ada kekurangan dan kelebihan.17

Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif

biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang

14 Triyanto, op.cit., hlm. 41-42.15 Ibid., hlm. 65.16 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: CV. Toha Putra, 1989), hlm 156.17 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 7.

7

Page 9: revisi makalah komprel

perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya kelompok belajar,

yaitu (1) kemampuan anak (2) ketersediaan bahan, (3) ketersediaan waktu.

Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar semua anak aktif

menyelesaikan tugas-tugas mereka.18

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

menciptakan interaksi untuk memecahkan masalah dalam kelompok.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah

sebagai berikut :

a. Guru memilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi

beberapa segmen (bagian)

b. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 5-6 orang

berdasarkan nomor absen

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan

mendiskusikan serta membuat ringkasan materi yang berbeda

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk

menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya

e. Peserta didik kembali ke suasana kelas seperti semula, kemudian guru

bertanya kepada siswa seandainya da persoalan-persoalan yang tidak

terpecahkan dalam kelompok

f. Guru memberikan pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka

terhadap materi yang telah dipelajari

g. Guru mereview materi dan memberi penguatan materi

h. Guru memberikan soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik

secara individu. 19

2. Unsur-unsur Dasar cooperative learning

Pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson adalah

suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait.

Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah :

18 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. I, hlm. 125.

19 Ismail SM, op.cit., hlm.82-84.

8

Page 10: revisi makalah komprel

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Hubungan

yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya

interaksi promotif yang memungkinkan sesama peserta didik saling

memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Saling

ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui :

1) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan

2) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas

3) Saling ketergantungan bahan atau sumber

4) Saling ketergantungan peran

5) Saling ketergantungan hadiah

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut setiap peserta didik dalam

kelompok dapat saling bertatap muka. Sehingga mereka dapat

melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama

peserta didik. Interaksi tersebut memungkinkan peserta didik dapat

saling menjadi sumber belajar sehingga lebih bervariasi. Serta dengan

adanya tatap muka peserta didik akan mempunyai kesempatan untuk

saling mengenal dan menerima satu sama lain.

c. Akuntabilitas Individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Meskipun demikian penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran serta individual.

Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh

guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui

siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai

kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya,

oleh karena itu tiap anggota kelompok memberikan kontribusi demi

9

Page 11: revisi makalah komprel

kemajuan kelompoknya serta setiap individu mempunyai tanggung

jawab yang sama.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (sosial)

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti

tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan

mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak

mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang

bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi, tidak hanya

diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Peserta didik yang tidak

dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh

teguran dari guru tetapi juga dari sesama teman.

e. Evaluasi proses kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif guru hendaknya memberikan

waktu dan kesempatan untuk mengevaluasi proses kerja sama

kelompok. Evaluasi tersebut adalah sebagai bahan refleksi untuk

membenahi kekurangan ataupun kesalahan yang terjadi untuk

efektifitas dan perbaikan pada proses kerja sama kelompok

selanjutnya.

3. Manfaat dan tujuan pembelajaran kooperatif

Adapun manfaat pembelajaran kooperatif bagi peserta didik adalah

sebagai berikut:

a. Dapat lebih meluangkan waktu pada tugas

b. Membangun rasa percaya diri

c. Memperbaiki kehadiran

d. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

e. Memperkecil perilaku mengganggu atau konflik antar teman

f. Mengurangi sikap apatis

g. Memperdalam pemahaman

h. Meningkatkan, motivasi, prestasi dan hasil belajar

i. Retensi atau penyimpangan lebih lama

j. Meningkatkan budi, kepekaan, dan toleransi.

10

Page 12: revisi makalah komprel

Cooperative learning mempunyai tiga tujuan penting yaitu:

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja

peserta didik dalam tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap keragaman

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik

dapat menerima teman-teman yang mempunyai berbagai macam

perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan

suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.

Dalam Al-Qur’an juga diterangkan mengenai arti pentingnya

menghargai keragaman dalam suatu kelompok atau majelis.

Sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Mujadalah: 11

“Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.20

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

a. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw di antaranya:

1) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety)

a) Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panic

b) Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling

kerjasama (cooperative)

20 Depertemen Agama RI, op.cit., hlm. 910.

11

Page 13: revisi makalah komprel

c) Melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses

pembelajaran.

2) Belajar melalui komunikasi (learning through communication)

a) Mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate) atau

gagasan, konsep dan keahlian sampai benar-benar memahami

b) Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take

responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajar

c) Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)

perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan

(performance level), dan catat fisik (disability)

3) Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik

dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan,

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki dan

menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi,

menjelaskan, mencari hubungan dan pertanyaan gagasan-gagasan

baru yang muncul dalam kelompoknya.

b. Kekurangan pembelajaran kooperatif

1) Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai

kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang

2) Memerlukan periode lama

3) Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya

dicapai peserta didik.

3. Model Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw menurut bahasa adalah menyusun potongan gambar.21

Metode pengajaran jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan

rekan-rekannya (1978)22. Teknik ini serupa dengan pengajaran beregu

(kelompok). pengajaran beregu merupakan salah satu sistem

pengajaran yang tergolong asing dan baru di MA Taqwiyatul Wathon.

Pembelajaran ini terletak pada pelaksanaan pengajaran oleh

21 Melvin. L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belaja r Siswa Aktif,(Bandung: Nusa Media,2004), cet.1, hlm.192

22 Robert E. Slavin, Op.Cit. hlm.236

12

Page 14: revisi makalah komprel

sekelompok guru yang disesuaikan dengan tingkah laku kemampuan

belajar dan perbedaan individu peserta didik

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

adalah sebagai berikut :

a. Guru memilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi

beberapa segmen (bagian)

b. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 5-6 orang

berdasarkan nomor absen

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan

mendiskusikan serta membuat ringkasan materi yang berbeda

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain

untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di

kelompoknya

e. Peserta didik kembali ke suasana kelas seperti semula, kemudian

guru bertanya kepada siswa seandainya da persoalan-persoalan

yang tidak terpecahkan dalam kelompok

f. Guru memberikan pertanyaan untuk mengecek pemahaman

mereka terhadap materi yang telah dipelajari

g. Guru mereview materi dan memberi penguatan materi

h. Guru memberikan soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta

didik secara individu. 23

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw

a. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw di antaranya:

1) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety)

- Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panic

23 Ismail, Strategi Pembelajaran Agam Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretif, Efektif Dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL, 2008), Cet.1,hlm.82-84

13

Page 15: revisi makalah komprel

- Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan

saling kerjasama (cooperative)

- Melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses

pembelajaran.

2) Belajar melalui komunikasi (learning through communication)

- Mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate) atau

gagasan, konsep dan keahlian sampai benar-benar

memahami

- Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab

(take responsibility) terhadap teman lain dalam proses

belajar

- Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)

perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan

(performance level), dan catat fisik (disability)

3) Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik

dapat belajar bersama, saling membantu, mengintergrasikan,

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki dan

menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi,

menjelaskan, mencari hubungan dan pertanyaan gagasan-

gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.

b. Kekurangan pembelajaran kooperatif

- Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai

kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang

- Memerlukan periode lama

- Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum

seluruhnya dicapai peserta didik.

Konsep Belajar dan Teori Belajar

14

Page 16: revisi makalah komprel

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan.24

Menurut Skinner, belajar adalah Suatu proses adaptasi atau

penyesuaian atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses

adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi

penguat.25

Menurut Devista dan Thompson, belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.26

Menurut Slameto, belajar adalah Suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.27

Dari beberapa konsep di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah Suatu proses perubahan tingkah laku yang berlangsung secara

progresif yang diperoleh dari interaksi dan pengalaman, yang mana

pengalaman itu akan lebih bermakna jika diberi penguat dengan penguat

yang lebih tepat.

Untuk memperjelas konsep di atas berikut dijabarkan tentang teori-

teori belajar yaitu :

c. Teori belajar konstruktivis

Teori belajar konstruktivis merupakan teori yang berkembang

dari kerja Piaget, Vygotsky dijelaskan bahwa peserta didik harus

menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apalagi aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.28

24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2003), hlm. 89.

25 Ibid., hlm. 90.26 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

Rosdakarya, 2003), hlm. 156.27 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),

hlm. 2.28 Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Surabaya:

Prestasi Pustaka 2007), hlm.13.

15

Page 17: revisi makalah komprel

d. Teori belajar bermakna David Ausebel

Teori belajar bermakna David Ausebel dijelaskan bahwa belajar

merupakan Suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-

konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.29

Adapun ciri-ciri belajar adalah merupakan tindakan dan perilaku siswa

yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh

siswa sendiri.30

5. Konsep Pembelajaran dan Teori Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara

peserta didik dengan pendidik, serta antar peserta didik dalam rangka

perubahan sikap. Oleh karena itu baik konseptual maupun operasional

konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada

pembelajaran.31

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.32

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta didik supaya

menjadi lebih baik, serta memfasilitasi peserta didik dengan cara

melengkapi sarana dan prasarana yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda,

tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi saling

29 Ibid., hlm. 25.30 Dimyati,Nudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1999), Cet.1,

hlm.731 Asep Jihad, Abdul Haris, op.cit., hlm. 11.32 Team Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, (Bandung:

Nuansa Aulia, 2009), Cet.I, hlm.75.

16

Page 18: revisi makalah komprel

mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Adapun teori-teori

pembelajaran meliputi:33

a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik

b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik.

c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari.

6. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Sekolah

Pembelajaran Al-Qur’an hadits adalah salah satunya mata pelajaran

yang diajarkan dalam satu bentuk kegiatan pembelajaran di sekolah.

Kegiatan pembelajaran tersebut dimaksudkan agar tercipta kondisi yang

memungkinkan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik.

Mata pelajaran Al-Qur’an hadits di Madrasah Aliyah adalah salah

satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan

dari Al-Qur’an hadits yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/

SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari,

memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur’an dan Al-Hadits terutama

menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Adapun tujuan pembelajaran

Al-Qur’an hadits adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an dan Hadits

b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-

Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi

kehidupan.

c. Meningkatkan pemahaman isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits yang

dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur’an dan Hadits.34

33 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.8, hlm.57-64.

34 Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

17

Page 19: revisi makalah komprel

D. KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

lebih menekankan pada gotong-royong atau kerja sama tim (kelompok).

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik dapat

menerima teman-teman yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar

belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan

akademik dan tingkat sosial.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw secara

garis besarnya meliputi adanya hal-hal sebagai berikut :

1. Pembentukan kelompok secara heterogen.

2. Permasalahan atau materi sebagai bahan diskusi

3. Pembentukan kelompok ahli untuk menyelesaikan masalah yang sulit.

4. Tukar informasi atau diskusi dengan kelompok awal.

E. PENUTUP

Demikian makalah ini penulis sampaikan, harapan penulis semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan kita. Amin. Apabila ada

kekurangan dan kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan

akhirnya penulis ucapkan terima kasih.

18

Page 20: revisi makalah komprel

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. I,.

Bahri Syaiful Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: CV. Toha Putra, 1989).

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.8.

Nudjiono Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1999), Cet. I.

Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).

SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (semarang: RaSAIL, 2008), Cet.I.

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982).

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2003).

Syaodih Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003).

Team Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), Cet.I.

Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Surabaya: Prestasi Pustaka 2007).

Undang-undang SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, (Bandung: Fokus Media, 2006).

19