review penelitian pendidikan kimia
TRANSCRIPT
HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN
DAN
JENIS PENELITIAN
Hakikat Penelitian
Penelitian adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan. Masalah adalah
persoalan yang menuntut adanya jawaban yang tepat dan akurat.
Masalah adalah:
Kesenjangan antara yang dimiliki dengan apa yang dibutuhkan
Kesenjangan antara yang dilaksanakan dengan yang direncanakan
Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan
Kesenjangan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kesimpulannya:
munculnya masalah penelitian didasarkan atas fakta empirik yang ada atau yang terjadi
di lapangan. Oleh sebab itu perlu analisis atau kajian data, fenomena, fakta yang ada di
lapangan, kemudian membandingkannya dengan harapan, keinginan, kebutuhan,
berdasakan rencana, konsep, prinsip, aturan dan sistem yang berlaku. Secara universal,
terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu:
(1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah;
(2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta
(3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek.
Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh
pengetahuan tersebut.Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah
pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi.
Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan
diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi
menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut
didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui
1
pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus
dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah
melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar
memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan
logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu
adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang
masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang
benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat
pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis
melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan
data menggunakan metode dan teknik tertentu.
Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah
sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan
terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau
informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak
dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi
dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar
pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang
didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh
proses berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah
kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan
menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan
(observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa
apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan
tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan
fakta).
Bagaimana menemukan sebuah masalah dalam penulisan. Sebenarnya banyak
sekali cara untuk menemukan sebuah masalah yang akan kita jadikan penelitian.
2
Tentunya langkah pertama adalah penentuan topik, yang merupakan tahap awal dalam
proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal
tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau
lebih luas cakupannya. Ketika cakupannya sudah sesuai, kemudian permasalahan dapat
ditentukan. Permasalahan dapat berupa pertanyaan yang kemudian analisis atau
pernyataan argumentasi yang merupakan penjabaran bukti berdasarkan analisis.
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk menemukan permasalahan dari topik
karya ilmiah yang sudah siap.
1. Tentukan tipe karya ilmiah
2. Siapkan sumber informasi (resources)
3. Menyempitkan atau memperluas topic
4. Membangun permasalahan dari topic
5. Uji “SO WHAT”
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur
keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti
kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:
1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi
menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat
digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu
penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai
penelitian antara lain:
3
1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya,
seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang
pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat
dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau
informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari
rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah
agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah
diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi
tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah
laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan
yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi
suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih
lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya:
(1) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS atau
(2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi
menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat
digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu
penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai
penelitian antara lain:
1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar
belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum
dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data
atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan
4
dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala
sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data
yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar
belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat
lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak
data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya
dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu
penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan
dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan
melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Misalnya: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS;
atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.
Tujuan Umum Penelitian
Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu
manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya
memeriksa, menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga
diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu
pengetahuan. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum
penelitian yaitu:
1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui
penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu
penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh
lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran
matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu
(ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu.
5
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh
kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah
penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang
telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu
(ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan
atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang
implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah
digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang
sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan
yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
Jenis-jenis Penelitian
Menurut Penggunaannya
1. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni (Pure Research)
LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa
suatu tujuan praktis tertentu.
2. Penelitian Terapan (Applied Research)
Batasan yang diberikan LIPI :
Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Menurut Metodenya
1. Penelitian histories
2. Penelitian filosofis
3. penelitian observasional
4. penelitian eksperimental
Menurut Sifat Permasalahannya
1. Penelitian Histories
6
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Perkembangan
4. Penelitian Kasus Dan Penelitian Lapangan
5. Penelitian Korelasional
6. Penelitian Kausal-Komparatif
7. Penelitian Eksperimental
8. Penelitian Tindakan
1. Penelitian Histories
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.
Kekhususan
1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.
2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.
3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung
melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-
fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Kekhususan
1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi sekarang.
2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan
dan dianalisis.
3. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai
fungsi dari waktu.
Kekhususan
7
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selama jangka
waktu tertentu.
2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka
sampel yang dipilih harus representative mewakili populasi penelitian.
4. Penelitian Kasus Dan Penelitian Lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu ksus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan :
1. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.
2. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,
dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang
terpusat pada aspek yang menjadi kasus.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.
Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi
anak mereka.
6. Penelitian Hubungan Sebab-Akibat
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap
santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan
pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab
akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.
2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor
pada masa
8
7. Penelitian eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
eksperimen. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen
diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti
keefektifan metode-metode mengajar.
Kekhususan
1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental
dan kelompok yang dikenai perlakuakn pembanding.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen
3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan
pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.
8. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya,
meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
9
PROPOSAL PENELITIAN
Pengertian Proposal
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-
langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam
penyusunan rancangan penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang
dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan
“penyimpangan” dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan
pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara
aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu
tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat
dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering
disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu
Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi
dan Jadwal Penelitian.
Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat
bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup.
Tiga keputusan yang harus diambil sebelum melakukan penelitian:
Keputusan Metodologis, yang intinya berkaitan dengan substansi penelitian
Keputusan Organisatoris, yakni bagaimana penelitian tersebut akan
diorganisasikan.
Keputusan Pendanaan, yang berkaitan dengan masalah keuangan/budget
Pertimbangan lain,
o Pengembangan ilmu/ penelitian
o Dasar/basic research
o Penelitian terapan/ applied
o Research
o Penelitian penunjang kebijakan
o Policy research
10
Secara sederhana masalah dapat dirumuskan:
1. What is the problem?
2. Why is it a problem?
3. Where?
4. Who has done what about research on
5. This problem?
6. How?
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi
pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis
masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti
harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data
dengan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini
dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan
untuk mencari jawaban atas pertanyaan:
Apakah penelitian yang akan diajukan merupakan penelitian terapan (applied
research)?
Jika merupakan penelitian dasar (basic research) bagaimana kaitan antara penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya?
Mengapa penelitian yang sedang dilakukan merupakan replika (pengulangan) dari
penelitian sebelumnya?
Merupakan perluasan/pengembangan dari penelitian sebelumnya,sebutkan dalam
hal apa dan apa perlunya?
11
Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang
diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan
diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan
baik maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti,
melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan
dapat diindentifikasikan. Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan
masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara
masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan
negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk variabel.
Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara
jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang
digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus
spesifik dan tidak terlalu umum.
Misalnya, “motivasi” (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan “motivasi
kerja” lebih fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan
Permasalahan, kesenjangan antara:
Harapan dan kenyataan
Teori dan praktik
Keadaan yang seharusnya
Dan sebenarnya
Suatu yg ideal dan faktual
Das-sollen dan das-seins
Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian
dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan
12
dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan
variabel satu dengan variabel yang lain.
Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan
diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah
dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan
secara spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
Rumusan masalah yang baik
Menanyakan hubungan antar variabel
Dinyatakan secara jelas dan singkat
Harus dpt diuji secara empiris
Tidak boleh berisi pertanyaan mengenai moral/etika
Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir
dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan.
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis,
tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya
rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan
penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah
A. Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas
kerja pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh
latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan
masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
13
Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan
penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat, maka
sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu
Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.
Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada objek yang akan diteliti.
14
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna
instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat
penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga
diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada
kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka
jumlah teori juga ada lima.
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel
dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk
paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian
harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif
atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka
produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan
dnegan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).
15
Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan
kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya ”Jika kepemimpinan
baik maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi
atau rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo,
1999):
o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara
empiris.
o Berupa pernytaan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat
dibanding dnegan hipotesis rivalnya.
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis
berikut ini: Pernyataan “jika-maka” (if-then statement) atau proposisi.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode
penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan
digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.
Metodologi Penelitian, terdiri atas:
a) Rancangan penelitian, disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan
penelitian. Misalnya untuk penelitian korelasional, rancangan penelitian
menjelaskan struktur penelitian yang menggambarkan hubungan antar variabel
penelitian.
b) Obyek penelitian, bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik,
unit analisi, horizon waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang
digunakan.
16
c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan
construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional
variable menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan
fungsi variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang
digunakan.
d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan
jenis data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara
memperoleh data tersebut.
e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam
uji kualitas data penelitian yang meliputi:
Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder.
Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal.
Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data
sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai
sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari
populasi secara random sampai jumlah tertentu.
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling tepat,
sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua tehnik
pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau sekiranya
tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga tehnik
pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan harus
disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif
penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang
mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien.
17
Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini
berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian
hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik
statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis
data ini telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah
penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,
maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya
dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi.
Hipotesis alternatif (alternative hypothesis).
Langkah-Langkah Penelitian/Jadwal Kegiatan
Mulai dari pengajuan judul s/d penyusunan laporan hasil
Dibuat dlm bentuk tabel/matrik
Bukan harga mati, perlu penyesuaian dengan realitas lapangan
Menjadi acuan dlm penelitian
Daftar Pustaka
Semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penelitian
Salah satu bentuk pertang-gungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yg telah
dikutip-nya.
Setiap pustaka yg ada dlm dp minimal satu kali dikutip dlm tulisan.
Sumber-Sumber Masalah
Bacaan
Pertemuan ilmiah (seminar, diskusi)
Pernyataan dari otoritas
Pengamatan sekilas
Pengalaman pribadi
Perasaan dan ilham
18
Topik dan Judul Penelitian
Mana yg lebih dulu ditentukan, topki atau judul penelitian?
Penting dalam rumusan judul:
o Masalah,
o Obyek
o Topik penelitian
o Subyek penelitian
o Lokasi penelitian
o Desain
o Strategi
o Metode penelitian
o Waktu penelitian
Penting dalam Penulisan Judul
Masalah penelitian harus tercermin dalam judul
Judul harus jelas, mudah dipahami, singkat.
Tidak menggunakan bahasa sastra/puitik
Ditulis dalam kalimat berita
Ditulis dalam satu kalimat
Ditulis secara logis
Hindari singkatan
Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Jumlah kata antara 10 – 25 kata
Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul
Definisi istilah
Definisi operasional
Judul mencerminkan masalah
Masalah tergambar dari judul
Ada kata-kata kunci (key word)
19
Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul
Judul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah.
Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan masalah.
Ketentuan dalam Penyusunan Proposal
Beberapa ketentuan umum dalam proses penyusunan proposal adalah sebagai
berikut:
1. Proposal terdiri atas:
a. Cover depan (lihat Lampiran 5).
b. Daftar Isi
c. I. Pendahuluan
d. II. Tinjauan Pustaka
e. III. Metodologi Penelitian, dan
f. Daftar Referensi
2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan Karya
ilmiah.
3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan
melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian, tahun
penelitian, metode analisis data, dll.).
4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas.
5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara
memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam
analisis data.
Proses Penyusunan Proposal
Alur penyusunan proposal dapat dilihat pada Gambar 1.1. Status proposal hasil
review adalah sebagai berikut:
20
1. Ditolak, maka mahasiswa harus menyusun proposal kembali.
2. Disetujui (OK), proposal yang telah disetujui (status OK) langsung dilanjutkan
dengan proses penyusunan skripsi, dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran
penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh
Ketua Jurusan
3. Disetujui dengan revisi, maka mahasiswa dengan proposal ini harus menghadap ke
Pembimbing teknis yang ditunjuk untuk melakukan proses bimbingan atau revisi
proposal. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan
penyusunan proposal sampai dengan mendapat status Disetujui (OK). Bimbingan
teknis proposal akan diberikan oleh Pembimbing Teknis yang ditunjuk oleh
Jurusan. Apabila bimbingan teknis sudah selesai, maka Pembimbing Teknis
memberikan persetujuan. Jika proposal telah disetujui, mahasiswa dapat
melanjutkannya ke proses penyusunan skripsi dengan terlebih dahulu mengajukan
pendaftaran penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang
ditunjuk oleh Ketua Jurusan.
21
SUMBER MASALAH
DAN
VARIABEL PENELITIAN
Pengertian dan Macam Variabel
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
jenis penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya
laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berta badan,
karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga
variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh
variabel kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu
variabel diskrit dan variabel kontinum.
1. Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori
kare na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin “ya” dan
“tidak”. Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain “ya” dan “tidak”.
Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: “wanita – pria” – hadir –
tidak hadir, atas – bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk
menghitung, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka
angka dinyatakan dalam frekuensi.
2. Variabel kontinum: dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:
a) Variabel Ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya
panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel “lebih
kurang” karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain.
b) Contoh: Ani terpandai, Siti terpandai, Reni tidak pandai.
22
c) Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibaning dengan
variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya:
suhu udara di luar 31oC, suhu tubuh kita 37oC, maka selisih suhu adalah 6oC.
d) Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar-
sesamanya merupakan “sekian kali”. Contoh: berat pak Karto 70 kg, sedang
anaknya 35 kg. Maka pak Karto dua kali berat anaknya.
Kembali kepada variabel diskrit, variabel diskrit bujan hanya hasil hitungan, tetapi
juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit.
Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan “lebih kurang”, “jarak”,
atau “sekian kali”.
Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit
dengan cara mengklasifikasikannya menjadi “ya” dan “tidak”. Cara:
1. Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata:
diberi “ya”, rata-rata ke bawah diberi “tidak”
2. Mangambil satu nilai diberi “ya”, dan selain nilai itu diberi “tidak”.
Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal),
variabel ini dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai “ya”, dan
selain itu (di atas atau di bawahnya) di beri “tidak”.
Variabel dan Data
Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.
Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari
sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa
data adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu
keperluan.
Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga
mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka:
Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi
23
Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka
berjarak atau ukuran.
Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistik, maka
datanta harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.
Contoh:
Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek,
jelek sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4,
cukup 3, jelek 2, dan jelek sekali 1. Ingat, 5, 4, 3, 2, 1 hanya simbol yang menunjukkan
urutan tingkatan karena datanya berupa data oridinal.
Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena akan
diolah dengan teknik tertentu, maka hanya di beri 2 macam simbol. Misalnya “sangat
bagus” diberi simbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya) diberi simbol 0 atau
angka lain. Boleh saja kita memberi simbol 2 untuk “sangat bagus” dan simbol 1 untuk
yang lain, tetapi tidak berarti bahwa 2 adalah dua kali 1. angka-angka tersebut ahnya
simbol untuk memisahkan menjadi dua bagi data yang ada.
Variabel sebagai Objek Penelitian.
Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah bahwa susu menyebabkan badan
menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan
orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan
eksperimen. Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan
kelompok kontrol atau kelompok pembanding adalah orang-orang yang tidak diberi
minum susu. Banyaknya susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar
dengan ukuran liter, maka variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan
tambah-tidaknya berat badan , di ukur dengan ukurna kilogram, variabelnya juga
variabel kontinum (ratio).
Peneliti lalu ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang
yang mendapat pendapat P4. dalam hal ini maka nilai penataran P4 dan kesadaran
24
bermasyarakat dapat diukur, digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan
sebagai variabel interval.
Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama
melihat pengaruh sesuatu treatment, maka ada varaiabel yang mempengaruhi dan
variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas
atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas,
variabel tergantung variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Dalam penelitian I, susu merupakan variabel bebas dan berat badan merupakan
variabel akibat.
Dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel bebas dan kesadaran
bermasyarakat merupakan variabel terikat.
Sehubungan dengan variabel dalam eksperimen ini Fred. N. Kerlinger
berpendapat:All experiments have one fundamental idea behind them: to test the effect
of one or more independent variables on a dependent variable (it is possible to have
more than one dependent variable in experiment)
Dalam dua contoh penelitian di ats susu dan penataran P4 sebagai independent
variabel merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran
bermasyarakat, keduanya merupakan variabel tunggal.
Sebagai contoh eksperimen lebih dari satu variabelnya adalah sebagai berikut :
Independent variabel lebih dari satu.
Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid.
Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar
di rumah sebagai satu variabel atau sub variabel dan lingkungan belajar di sekolah
sebagai variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat
memperhatikan lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai variabel (sub-
variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti
sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti
halnya susu dan penataran p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal.
Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.
Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel:
25
It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a
constant. We deal almost exclucively with variable that have two or mare values.
Pentingnya Memahami Variabel
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi
setiap peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel tidak mudah,
karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi
yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh
peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh
kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau
tidak kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya,
bukti-buktinya.
Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan
hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah
penelitian yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan
kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya
sedikit tetapi kecil-kecil).
Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti
bahwa peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara
pengkategorisasian variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian
semakin menjadi teliti.
Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah
disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya
variabel bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat
guru menjadi guru).
Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab
terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan
sebagainya. Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi
mempengaruhi timbulnya kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini
26
disebut dengan intervening variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel
pengganggu, karena mengotori pengaruh guru terhadap prestasi belajar.
Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas
permasalahan yang diteliti.
Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:
The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be
tested. They do this by using are as known as operatianal definition.
Memahami Variabel yang Bermakna
Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan
penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus
memiliki kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat
tidaknya hasil penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh
peneliti. Tentang variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan
(2) status variabel.
1. Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Variabel Statis adalah variabel yang tidak dapat diubah
keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal,
dan lain-lain.andaikata hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan
akibat-akibat dari variabel-variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah
atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang dimaksud.oleh karena itu
untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut saja variabel tersebut sebagai
variabel tidak berdaya.
b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah
keberadannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.
27
2. Status Variabel
Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam
hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting,
namun jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan
mana yang lebih bermakna dalam penelitian.
a. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi
b. Motivasi berprestasi etos kerja
c. Etos kerja keberhasilan kerja
Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat
dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang
lain tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang
cukup besar.
28
TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN
Mengenal pustaka dan pengalaman orang lain dalam bidang yang diminati pada
hakikatnya berarti mempelajari subjek penelitian itu. Dengan membaca dan mengenal
pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep generalisasi-
generalisasi yang dapat dijadikan landasan ini ditegakkan agar penelitian yang akan
dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang
kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Pada umumnya, lebih
dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca.
Karena itu, sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.Dalam
usaha mengenal pustaka, patokan-patokan di bawah ini kiranya dapat dijadikan
pedoman :
1. Pelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang
penelitian yang bersangkutan.
2. Pelajari metode penelitian apa yang telah dipergunakan, termasuk metode
pengambilan contoh, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, sumber
data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria.
3. Kumpulkan data dari sumber lain yang bersangkut paut dengan proyek
penelitian yang akan dikerjakan.
4. Pelajari factor-faktor deskriktif dan histories yang ada, yang akan merupakan
latar belakang dari problema yang akan datang.
5. Pelajari analisis deduktif dari problema yang telah dilakukan oleh orang lain.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat ditemukan dalam sumber acuan umum,
yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograf dan
sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu
yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu
umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang
berwujud jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertai dan sumber bacaan lain yang memuat
laporan hasil penelitian.
Dalam pada itu perlu diingat bahwa dalam mencari sumber bacaan harus selektif
artinya tidak semua yang ditemukan lalu ditelaah.
29
Dua criteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu, ialah :
1. Prinsip kemutakhiran (recency)
2. Prinsip relevansi (relevance)
Identifikasi, Klasifikasi dan Pemberian Definisi Variable-Variabel
Dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan teoritis sebagai hasil akhir penelaahan
kepustakaan, seorang peneliti harus mengidentifikasikan variable-variabel utama yang
akan ditelitinya. Ia harus memastikan variable-variabel apa saja yang akan dilibatkan
dalam penelitiannya. Variable-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan
didefinisikan secara operasional.
1. Mengidentifikasi Variable
Istilah variable dapat diartikan bermacam-macam. Variable dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula
dinyatakan variable penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti.
Apa yang merupakan variable dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan
teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena itu, apabila
landasan teoritisnya berbeda, variable-variabel penelitiannya juga akan berbeda.
Jumlah variable yang akan dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh
kecanggihan rancangan penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian
akan melibatkan variable yang makin sedikit sebaliknya.
Kecakapan mengidentifikasi variable penelitian adalah ketrampilan yang
berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian,
keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar
mengenai usulan penelitian. Peran serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan
seminar yang demikian itu akan mempercepat berkembangnya keterampilan itu.
2. Mengklasifikasikan Variable
Variable-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai
dengan jenis dan peranannya dalam penelitian.
30
Menurut fungsinya, di dalam penelitian orang sering membedakan antara
variable tergantung (dependent variable) disatu pihak dan variable bebas
(independent variable), kendali, moderator dan rambang pada pihak lain.
Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab akibat. Variabel
tergantung dipikirkan sebagai akibat yang keadaannya tergantung kepada variabel
bebas, moderator, kendali dan variabel rambang.
Dalam mengklasifikasikan variabel menurut peranannya dalam penelitian itu,
biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal ini
disebabkan karena variabel tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan,
dan karena itu, tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterium. Misalnya,
usaha pendidikan pokok persoalannya hasil belajar, usaha pertanian pokok
persoalannya taraf kesembuhan dan sebaginya.
Keadaan variabel tergantung itu, tergantung kepada banyak sekali variabel yang
lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai
variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap variabel
tergantung. Inilah variabel bebas. Misalnya, variabel tergantungnya prestasi belajar,
variabel bebasnya dapat berupa metode mengajar atau metode mengajar dan taraf
kecerdasan. Contoh lain misalnya, tingginya pendapatan tergantung pada lamanya
bekerja dan keterampilan.
3. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-
variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi
operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk
digunakan.
Cara menyusun definisi operasional ada bermacam-macam, yang dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu dilakukan,
b. yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan
c. yang menekankan sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan.
31
Kerangka Berpikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai foktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangkan berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variable
independent dan dependen. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian terse but berkenaan dua variable atau lebih.
Apabila penelitian hanya membahas sebuah variable atau lebih secara mandiri, maka
yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-
masing variable, juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti (Sapto
Haryoko, 1999).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variable atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh Karen aitu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka
diperlukan kerangka berpikir. Langkah-langkah dalam menyusun kerangkan pemikiran
yang selajutnya membuahkan hipotesis ditujunjukkan pada gambar di bawah ini.
32
Variabel X Variabel Y
Membaca buku & Hasil
Penelitian (HP)
Membaca buku & Hasil Penelitian
(HP)
Membaca buku & Hasil Penelitian
(HP)
Membaca buku & Hasil Penelitian
(HP)
Deskripsi Teori dan HP
Deskripsi Teori dan HP
Deskripsi Teori dan HP
Deskripsi Teori dan HP
Analisis kritis terhadap teori dan
HP
Analisis kritis terhadap teori dan
HP
Analisis kritis terhadap teori
dan HP
Analisis kritis terhadap teori dan
HP
Seorang peneliti harus menguasa teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan (Suriasumantri, 1986). Criteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias
meyakinkan sesame ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logisdalam membangun
suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Jadi kerangka
berfikir merupakan sintesa tentang hubungan abtar variable yang disusun dari berbagai
teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskrisikan tesebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antar variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable terse
but, selanjutnya dugunakan untuk merumuskan hipotesis.
Berdasarkan gambar di atas dapat diberi penjelasan sebagai berikut:
1. Menetapkan Variable yang Diteliti
Untuk menentuka kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu
variable penelitinya. Berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap
variable, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
33
Analisis Komparatif
terhadap teori-teori dan HP yang
diambil
Analisis Komparatif
terhadap teori-teori dan HP yang
diambil
Analisis Komparatif
terhadap teori-teori dan HP yang
diambil
Analisis Komparatif
terhadap teori-teori dan HP yang diambil
Sintesa/kesimpulan teori dan HP
Sintesa/kesimpulan teori dan HP
Kerangka Berpikir
Perumusan Hipotesis
Setelah variable ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-
buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk
buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah,
laporan penelitian, jurnal ilmiah, Skripsi, Tesis, Dan Disertasi.
3. Deskripsi Teori Dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang telah dibaca akan dapat dikemukakan teori-
teori yang berkenaan dengan variable yang diteliti. Seperti telah dikemukakan,
deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variable yang
diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variable, dan kedudukan antara
variable satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji
apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai
dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal
dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variable yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variable
satu dengan variable lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selajutnya
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
34
7. Kerangka Berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selajutnya
disusun kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun
komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat:
Jika begini maka akan begitu; Jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.
Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika
kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM
di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir terse but selanjutnya disusun hipotesis. Bila
kerangka berfikir berbunyi “jika gugu kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.”,
maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang poditif dan signifikanantara
kompetensi guru dengan hasil belajar”. Bila kerangka berfikir berbunyi “Karena
lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinngi, maka
kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandinkan dengan Lembaga
Pendidikan B yang teknologi pembelajarannya renda,” maka hipotesisnya
berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara
lembaga pendidikan A dan lembaga pendidikan B, atau hasil belajar lembaga
pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”.
Selajutnya Umma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir
yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan
menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti, dan ada teori yang
mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah
hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simentris, kausal
atau interaktif (timbale balik).
35
4. Kerangka berfikir terse but selajutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangkan
piker yang dikemukakan dalam penelitian.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.
Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek /
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Karakteristik Populasi
Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan
heterogenitas populasi.
1. Karakteristik sempit / sedikit
Generalisasi lebih luas, lebih heterogen
2. Karakteristik luas / banyak
Generalisasi lebih sempit,lebih homogen
Sampel
Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga
dan waktu,maka penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambildari populasi harus betul – betul representative
(mewakili).
36
Syarat Sampel
1. Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan
karakteristik populasi.
2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.
3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.
Tujuan Pengambilan Sampel (Sampling)
1. Mereduksi objek penelitian
2. Ingin melakukan generalisasi
3. Menyederhanakan tugas penelitian
4. Efektivitas dan efisiensi
Langkah – Langkah Dalam Pengambilan Sampel
1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi
2. Penegasan sifat dan ciri populasi
3. Tentukan besarnya sampel
4. Tentukan teknik samplingnya
Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel.
a) Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian
Penggunaan tabel bilangan random
Sistematik random
b) Disproportionate Stratified Random Sampling
37
Strata berdasarkan usia
Strata berdasarkan jenjang pendidikan
Strata berdasarkan jenis kelamin
Strata berdasarkan status perkawinan
Strata berdasarkan status social ekonomi
Strata berdasarkan asal sekolah
Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan
c) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsure yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
Harus proporsional sesuai dengan proporsinya masing – masing
d) Clusteriarea Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang – orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Sampling berdasarkan pada kelompok – kelompok masyarakat :
Berdasarkan profesi / pekerjaan
Berdasarkan tempat tinggal
Berdasarkan tempat pekerjaan
Berdasarkan area / wilayah / daerah
2. Non Probability Sampling
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi
untuk diplih menjadi sampel.
a) Quota Sampling
Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
38
Mengambi l sampel yang punya karakteristik / ciri tertentu serta
jumlah quota / quota yang harus diambil (misalnya : mahasiswa semester V
dari berbagai PT yang kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah
berkeluarga). Dicari yang paling mudah dihubungi. (ciri – ciri yang dicari
tidak merupakan representasi dari populasi secara keseluruhan) .
Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yang
diinginkan maka penenlitian dipandang belum selesai, karena belum
memenuhi quota yang ditentukan.
b) Accidental Sampling
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
Pengambilan sampel seketemunya saja
Tidak representative
Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti
Mudah dilakukan
Sulit untuk diambil generalisasi
Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal – hal yang menjadi
topic pembicaraan msyarakat
c) Purposive Sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penenlitian kualitatif.
Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu
Memiliki ciri – ciri yang essensial dari populasi
39
Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah;
sampelnya dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.
Tidak terikat dengan jumlah sampel
d) Snow Ball Sampling
Snow ball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama –lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama – tama
dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman –
temannya untuk dijadikan sampel.
Dimulai dari kelompok kecil
Masing –masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)
untuk dijadikan sampel,
Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel,
begitu seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan
Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang
Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang
akrab.
e) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka
40
yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya
sampai 100.
Pertimbangan – Pertimbangan Dalam Menentukan Teknik Sampling
1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan – kesan umum dalam waktu singkat
2. Pengetahuan tentang populasi
3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel
4. Jumlah biaya yang tersedia
5. Besarnya target fasilitas yang tersedia
Besar Sampel
1. Tidak ada ketentuan yang pasti
2. Jika homogen, sampel tidak perlu banyak
3. Semakin heterogen populasi, jumlah smpel semakin banyak
4. Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas
Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.jumlah sampel
yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000
orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan
jumlah populasi tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin
kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ?
jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan
yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
41
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut :
Menentukan Anggota Sampel
Di dapan telah dikemukakan terdapat dua tekniksampling, yaitu probability
sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling,atau cara pengambilan
sampel secara acak.
Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan
random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian,
maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah
anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas
peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila
nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan
peluangnya menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi
maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100 – 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar
bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap
tidak sah dan dikembalikan lagi.
42
Pertemuan Ke-6
HIPOTESIS PENELITIAN
Perumusan hipotesisis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang
bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesisi.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesisi
statistik. Hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
Pengertian Hipotesis
Dugaan / jawaban sementara terhadap permasalahan / penelitian
Separuh kebenaran, kebenaran menurut teori, belum diuji secara empiris
Selalu ditempatkan setelah tinjauan pustaka dan biasanya didahului oleh anggapan
dasar
Manfaat Hipotesis
Menurut G.E.R. Brurough yaitu :
Hipotesis menghitung banyak sesuatu
Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis hubungan
Syarat-Syarat Hipotesis
Hipotesis harus menghubungkan atau membandingkan dua atau lebih variabel
Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan
Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya
43
Hipotesis harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relevan.
Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas
Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan
Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti ( pada akhir penelitian )
Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang
trerkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian
berlangsung ).
Bentuk-Bentuk Hipotesis
Hipotesis Teoritis
Hipotesis Statistik
o Hipotesis Nol ( Ho )
o Hipotesis Alternatif ( Ha )
Hipotesis Mayor
Hipotesis Minor
Hipotesis Kerja Atau Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, atau dengan adanya
perbedaan antara dua kelompok
Rumusan hipotesis kerja :
a. Jika ........ maka.................
b. Ada perbedaan antara .......... dan ........
Hipotesis Nol
Hipotesis yg menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti
44
Asas praduga tak bersalah
Kebalikannya adalah ha yang diuji adalah ho
Jika ho ditolak, ha diterima, dan sebaliknya.
Lambang Hipotesis Statistik
Hipotesis yg mengandung pengertian sama atau tidak sama
Ho : θ1 = θ2 Ho : θ1 <= θ2
Ha : θ1 = θ2 Ha : θ1 > θ
Ho : θ1 >= θ2
Ha : θ 1 < θ2
Hipotesis yg menyatakan hubungan
Ho : rho XY = 0
Ha : rho XY = 0
Ho : rho XY <= 0
Ha : rho XY > 0
Ho : rho XY >= 0
Ha : rho XY < 0
Cara Menguji Hipotesis
Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian
hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak data.
Hipotesis alternatif diubah menjadi hipotesis nol
Menggunakan kurva normal akan diperoleh dua daerah kritik ( daerah penolakan
hipotesis ) dan daerah non-signifikansi ( daerah penerimaan hipotesis )
Penyebab Gagal Ditolak-Nya Hipotesis Nol
45
Dari landasan teori
Kesalahan sampling
Kesalahan instrumen penel.
Kesalahan perhitungan
Kesalahan rancangan penelitian
Pengaruh variabel luar
Sumber Penemuan Hipotesis
Dari peneliti sendiri
Dari teori/pendapat orang lain
Hasil penelitian yg relevan
Jenis-Jenis Hipotesis
menyatakan hubungan 2 atau lebih variabel
menyatakan perbedaan/perbandingan 2 atau lebih variabel
menyatakan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain
Jenis – Jenis Kekeliruan Dalam Pengujian Hipotesis
Ada dua jenis kekeliruan:
1. Menolak hipotesis null yang seharusnya diterima dengan derajat kesalahan = α
(alpha). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesisnya
yang isinya sebenarnya benar namun saat pembuktian hipotesisnya ditolak.
Contoh : Belajar mempengaruhi prestasi. Dilapangan ternyata yang terjadi
sebaliknya bahwa anak – anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus
2. Menerima hipotesis null yg seharusnya ditolak dengan derajat kesalahan =
ß (beta). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesis yang
sebenarnya salah tetapi saat pembuktian diterima.
Contoh : Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dilapangan terbukti bahwa anak
– anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus.
Langkah-Langkah Dalam Pengujian Hipotesis
46
Jadikan hipotesis teoritis menjadi hipotesis statistik
Tulis lambang statistik dari hipotesis tersebut (ho dan ha)
Tentukan jenis uji statistiknya
Uji z, uji t, uji x2, uji f, atau uji lainnya
Tentukan derajat kesalahan atau alphanya.
Tentukan daerah penolakan ho nya
•
Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis
Setelah diuji, hipotesis mempunyai dua kemungkinan: Diterima atau ditolak
Jika diterima, maka hipotesis berubah menjadi tesis
Jika ditolak ada beberapa kemungkinan:
Teorinya yg keliru
Cara perumusan hipotesis yg keliru
Sampel yang keliru
Instrumen yang keliru
Teknik analisis data yang tidak cocok
Penelitian Tanpa Hipotesis
Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . Padahal hipotesis
hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Penelitian Evaluatif
Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu
sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.
Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)
Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa
hipotesis
Anggapan Dasar / Asumsi Dasar
Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar
didalam memunculkan hipotesis
47
Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis
Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian
Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan
Contoh Penggunaan Asumsi Dasar
Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar siswa.
Asumsi Dasarnya:
o Setiap guru punya penampilan yg berbeda
o Prestasi belajar siswa bervariasi
o Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor
Karakteristik Hipotesis yang baik
Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua
variebel atau lebih.
Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menmpulkan berbagai
penafsiran
Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.
48
TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
SERTA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu :
1. kualitas instrumen penenlitian
2. kualitas pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai :
1. Setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen,
dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain –
lain
2. Sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan.
a. sumber primer adalah sumber data yang berlangsung membnerikan data
kepada pengumpul data.
b. sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya orang lain arau lewat dokumen.
Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena
hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung
sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan.
Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang
benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam
mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang
dapat kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang
kedua ialah data primer.
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari
sumber asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan
cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan,
organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah;
49
maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara
sumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita.
Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Data Sekunder
Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut kita
tidak boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai
dengan tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai
berikut:
a) Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita
tentukan sebelumnya.
b) Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah
tetapi pada kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-
hati dalam memilih dan menggunakannya.
c) Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data
primer; oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data
sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah
penelitian kita.
Kegunaan Data Sekunder
Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung
untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan
melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company
profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu
untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan
kita gunakan sebagai masalah penelitian.
b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah
dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data
sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi
lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti
untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian
50
yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan
yang akan diteliti.
c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa
alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa
alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.
Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian
masalah akan menjadi jauh lebih mudah.
d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu
mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat
memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita
teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.
Strategi Pencarian data Sekunder
Bagaimana kita mencari data sekunder? Dalam mencari data sekunder kita
memerlukan strategi yang sistematis agar data yang kita peroleh sesuai dengan masalah
yang akan diteliti. Beberapa tahapan strategi pencarian data sekunder adalah sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi Kebutuhan
Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan
identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara
membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data
sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti
apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan
membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
b. Memilih Metode Pencarian
Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah itu akan dilakukan
secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan secara manual, maka
kita harus menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data
yang potensial, yaitu: lokasi internal dan / atau lokasi eksternal. Jika pencarian
dilakukan secara online, maka kita perlu menentukan tipe strategi pencarian;
51
kemudian kita memilih layanan-layanan penyedia informasi ataupun database yang
cocok dengan masalah yang akan kita teliti.
c. Menyaring dan Mengumpulkan Data
Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah berikutnya ialah
melakukan penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan dilakukan agar kita
hanya mendapatkan data sekunder yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat
kita abaikan. Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat
dilaksanakan.
d. Evaluasi Data
Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu, khususnya
berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa kualitas
data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat
kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti.
e. Menggunakan Data
Tahap terakhir strategi pencarian data ialah menggunakan data tersebut untuk
menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk menjawab
masalah yang sudah dirumuskan, maka tindakan selanjutnya ialah menyelesaikan
penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan untuk menjawab masalah, maka
pencarian data sekunder harus dilakukan lagi dengan strategi yang sama.
Memilih Metode Pengambilan Data
Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena
itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan
secara a) manual, b) online dan c) kombinasi manual dan online.
a. Pencarian secara Manual
Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak mempunyai
data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita masih
perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi
sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia
dalam suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang
paling efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan
52
literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti. Data sekunder dari sudut
pandang peneliti dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data internal__ data yang
sudah tersedia di lapangan; dan data eksternal__ data yang dapat diperoleh dari
berbagai sumber lain.
Lokasi Internal: Lokasi internal dapat dibagi dua sebagai sumber informasi yang
berasal dari database khusus dan database umum. Data base khusus biasanya berisi
informasi penting perusahaan yang biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan
untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, sdm, data penjualan dan informasi
penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan
tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan
pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi perusahaan
dan boleh diketahui oleh umum. Data jenis ini biasanya dapat diketemukan di
perpustakaan kantor / perusaahaan atau disimpan dalam komputer yang dapat
diakses secara umum. Data ini diperoleh dari luar perusahaan biasanya berbentuk
dokumen-dokumen peraturan pemerintah mengenai perdagangan, berita, jurnal
perusahaan, profil perusahaan dan data-data
Lokasi Eksternal: Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data
ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau
swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan, dan biasanya
sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar
pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis
lainnya.
b. Pencarian secara Online
Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang
menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh
sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan
bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan,
peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data.
Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya
ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan
53
komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat
mengakses secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c)
Kesesuaian: peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai
dengan mudah dan cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat
dalam memperoleh informasi yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.
Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder
Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan
waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan
data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi
untuk penelitian kita.
Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita?
Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab
masalah yang sedang diteliti.
Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber
kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data
dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.
Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder
tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu
menggunaknnya.
Pengumpulan Data Primer
a. Pengertian
Apakah data primer itu? Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli
atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam
bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilah
teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang
yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.
54
Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu.
Secara prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data
secara pasif dan pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode
tersebut ialah: yang pertama meliputi observasi karaktersitik-karakteristik elemen-
elemen yang sedang dipelajari dilakukan oleh manusia atau mesin; sedang yang
kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan oleh manusia ataupun non-
manusia.
Koleksi data secara pasif bermanfaat untuk mendapatkan data dari manusia
ataupun tipe elemen studi lainnya. Kegiatannya meliputi melakukan observasi
terhadap karaktersitik-karakteristik tertentu indivual, obyek, organisasi dan entitas
lainnya yang menarik untuk kita teliti. Koleksi data secara aktif memerlukan
responden dalam mendapatkan data.
Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui,
yaitu: kerahasiaan, struktur dan metode koleksi. Pertama, kerahasiaan mencakup
mengenai apakah tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak.
Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan untuk tujuan agar para responden tidak
memberikan jawaban-jawaban yang bias dari apa yang kita harapkan. Kedua,
struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau pencarian data dilakukan
secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika
peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan
pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu
dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan
dengan cara tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau
terstruktur. Ketiga, metode koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.
b. Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif
Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika
dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2)
terstruktur dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak
terstruktur dan bersifat terbuka. Pembagian yang sama jika dilakukan oleh mesin.
Metode pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia:
55
Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai karakteristik, yaitu
pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau resmi dan responden tidak diberi
informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan. Sekalipun demikian pihak
peneliti biasanya memberikan informasi mengenai tema atau topik yang akan
diteliti agar pihak responden tidak bias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ada di kuesioner.
Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik, yaitu
pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau tingkat keformalannya tinggi dan
responden biasanya diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan.
Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan bias hasil penelitian
dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.
Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai karakteristik,
yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi dan
responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan.
Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat keformalan dalam
proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara psikologis
memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawaban-jawaban
pertanyaan yang diberikan.
Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik,
yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak
peneliti memberikan informasi secara terbuka mengenai tujuan penelitiannya
sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah penelitiannya dan ini kan
mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti.
c. Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif
56
Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya a)
wawancara secara langsung dengan repsonden, b) wawancara dengan responden
melalui telepon, c) wawancara dengan menggunakan surat, d) wawancara dengan
menggunakan surat elektronik.
TEKNIK PENYAJIAN DATA
Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya
kita mempelajari teknik-teknik penyajian data. Teknik-teknik ini diperlukan untuk
memberikan gambaran umum informasi yang terkandung data. Di samping itu, teknik
penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.
Penyajian data yang umum digunakan adalah:
o Tabel
o Grafik
Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis:
Tabel Ringkasan Data :
Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita
memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata
pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini
ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Dalam
penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap jika
tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja. Tambahan informasi
tentang simpangan baku akan memberikan pengetahuan yang lebih menyeluruh. Dari
tabel di atas bisa dilihat bahwa pendapatan keluarga berpendidikan SMA dan S1/S2/S3
lebih beragam dibandingkan yang lain. Keluarga yang pendidikannya tidak sekolah
pendapatannya relatif sama, tapi keluarga yang pendidikannya SMA memiliki
pendapatan yang berbeda-beda.
Tabel Frekuensi :
Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada
berbagai kelompok. Misalkan saja penelitian tentang partisipasi masyarakat suatu kota
dalam program Keluarga Berencana. Kemudian kita ingin menyajikan gambaran
57
pengguna berbagai macam alat kontrasepsi. Dari tabel frekuensi ini kita bisa
mengetahui alat kontrasepsi apa yang paling banyak diminati oleh masyarakat.
Seringkali tabel ini disajikan terurut berdasarkan frekuensi, dari yang terbesar ke yang
terkecil atau sebaliknya.
Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang :
Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih
peubah. Misalnya jika kita ingin mengetahui frekuensi penduduk suatu kota
berdasarkan pendidikan, maka table frekuensi yang didapatkan adalah sebagai berikut
Dari tabel di atas informasi tambahan yang diperoleh antara lain, ternyata orang
yang pendidikannya S1/S2/S3 lebih menyuikai menggunakan pil atau kondom.
Informasi seperti ini tidak tertangkap oleh tabel frekuensi.
Catatan yang perlu diperhatikan ketika membuat tabel adalah upayakan untuk
membuat nama kolom maupun baris sejelas mungkin. Misalkan jika kolom itu berisi
pendapatan keluarga per bulan, maka jangan lupa menuliskan satuan dari pendapatan
itu.
Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi
menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika
dibandingkan dengan grafik. Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih
menarik untuk dilihat juga mempermudah seseorang dalam membandingkan.
Grafik yang banyak digunakan adalah:
1. Diagram Batang :
Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing
kategori. Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi
dan tabel kontigensi.
2. Diagram Lingkaran (Pie Chart) :
Diagram ini berupa lingkaran yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Masing-
masing bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari
bagian itu berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok.
58
3. Scatter Plot : Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan
antara dua buah peubah numerik. Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia
ibu ketika menikah dengan jarak antara menikah dan kelahiran anak pertama. Dari
plot ini kita bisa melihat apakah pasangan yang menikah pada usia lebih tua
memiliki anak setelah menikah lebih lama dibandingkan pasangan yang usia ibu
ketika menikah masih lebih muda.
4. Time Series Plot : Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu
peubah dari waktu ke waktu. Misalkan kita ingin membuat gambaran
perkembangan peserta KB Mandiri dari tahun 1980 sampai 2000.
TEKNIK ANALISIS DATA
Dari berbagai macam teknik analisis data bisa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan kegunaannya. Pengelompokan ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Analisis untuk Menguji Hipotesis tentang Nilai Tengah Populasi. Yang
termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, Uji Tanda (Sign Test) dan Uji Peringkat
Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Rank Test), Uji Proporsi
2. Teknik Analisis untuk Membandingkan Nilai Tengah Dua atau Lebih Populasi.
Yang termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, ANOVA (Analysis of Variance),
Uji Mann-Whitney-Wilcoxon dan Uji Kruskal-Wallis, Uji Beda Proporsi
3. Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah. Yang termasuk
di dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi
Linear, Regresi Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA.
4. Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan. Yang termasuk didalamnya adalah
segala bentuk analisis regresi.
1. Teknik analisis untuk menguji hipotesis tentang nilai
tengah populasi
Hipotesis nilai tengah (atau rata-rata) merupakan suatu pernyataan tentang besarnya
nilai tengah suatu populasi yang ingin diuji kebenarannya. Misalnya sebuah perusahaan
59
air mineral mengklaim bahwa pada setiap botol produknya berisi air mineral sebanyak
500 ml. Atau sebuah perusahaan lampu bohlam menyatakan bahwa rata-rata lama
hidup lampu bohlam produknya adalah 3000 jam.
Pernyataan-pernyataan di atas merupakan pernyataan yang masih memungkinkan untuk
di uji kebenarannya. Pihak departemen perindustrian atau mungkin YLKI tidak
langsung mempercayai apa yang dikatakan oleh produsen air mineral tersebut. Prosedur
pengujian yang dilakukan adalah, dengan mengambil beberapa botol air mineral dari
berbagai tempat (secara acak) kemudian mengukur volume air di setiap botol. Dari data
yang diperoleh kemudian akan dibuat kesimpulan, mendukung atau tidak mendukung
apa yang telah diklaim oleh produsen. Jika dari 100 bohlam yang diukur ketahanannya
hanya memiliki rata-rata lama hidup 1000 jam, maka ini berarti tidak mendukung apa
yang diucapkan produsen. Beberapa prosedur analisis yang bisa digunakan untuk tujuan
ini adalah :
Uji t-Student, uji ini digunakan untuk data yang bertipe numerik; misalnya volume air,
lama hidup bohlam; yang diasumsikan memiliki sebaran normal. Uji ini menghasilkan
apa yang disebut statistik uji t-hitung dengan basis penghitungan adalah selisih antara
rata-rata yang didapat dari data dengan rata-rata yang dihipotesiskan, dan dibandingkan
dengan nilai t-tabel dengan derajat bebas n-1, n adalah ukuran sampel.
Uji Tanda, uji tanda (sign test) ini adalah uji yang bisa diterapkan pada data yang
bertipe minimal ordinal; misalnya volume air, lama hidup bohlam, nilai ujian, IQ,
tingkat kesetujuan; dan tidak ada asumsi sebaran (non-parametrik). Dengan
menggunakan uji ini, data ditransformasi menjadi dua + (plus) jika nilainya lebih besar
dari nilai yang dihipotesiskan, dan – (minus) jika nilai datanya lebih kecil dari nilai
yang dihipotesiskan. Dengan melihat banyaknya tanda + dan – ini, diputuskan apakah
menerima atau menolak hipotesis.
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, uji ini memiliki syarat seperti halnya uji tanda.
Basis pembandingan yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menyelisihkan
setiap data dengan nilai yang dihipotesiskan, kemudian membuat peringkat dari selisih
tersebut. Selanjutnya dari nilai-nilai peringkat inilah diputuskan untuk menerima atau
menolak suatu hipotesis.
60
Uji Proporsi, uji ini diterapkan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam bentuk
proporsi. Misalkan benarkah ada 50% warga yang mendukung pemberlakuan undang-
undang perpajakan yang baru ? Jadi data yang ada terdiri atas dua nilai; benar-tidak, ya-
tidak, laki-laki-perempuan, ikut-tidak ikut. Basis pengujiannya adalah proporsi yang
dieproelh dari data dibandingkan dengan proporsi yang dihipotesiskan. Jika bedanya
jauh maka hipotesis itu tidak didukung oleh data.
2. Teknik untuk membandingkan nilai tengah dua populasi
atau lebih
Dalam banyak kesempatan, ingin diketahui ada tidaknya perbedaan nilai tengah
(atau rata-rata) dua populasi atau lebih. Misalnya seorang bupati menyatakan bahwa
penduduk yang tinggal di kabupatennya memiliki tingkat kesadaran politik yang lebih
tinggi dari kabupaten lain. Atau sebuah perusahaan mobil menyatakan bahwa mobil
yang diproduksi di pabriknya, memiliki efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih
baik dari produknya yang lama.
Tahapan pengujian yang dilakukan adalah dipilih beberapa orang dari kabupaten
tersebut dan diukur kesadaran politiknya, kemudian dipilih juga beberapa orang dari
kabupaten lain dan diukur kesadaran politiknya. Dari data kedua kabupaten ini
diputuskan diterima atau tidak apa yang telah dinyatakan oleh sang bupati. Pada kasus
kedua, mungkin diuji beberapa mobil produksi baru dan mobil produksi lama, kemudian
dibandingkan.
Populasi yang dimaksud di sini memiliki pengertian yang luas, bukan hanya berupa
fisik. Misalnya saja ingin dibandingkan keefektifan 3 metode pengajaran; metode
pengajaran ini merupakan populasi yang abstrak. Sehingga bentuk datanya diperoleh
dari semacam percobaan. Beberapa orang diikutsertakan dalam kelas metode 1,
beberapa orang lain diikutsertakan dalam kelas dengan metode 2, dan beberapa orang
lain diikutsertakan dalam kelas metode 3. Pada awal percobaan, setiap orang memiliki
kondisi yang sama. Dari data ketiga kelas, akan diketahui seperti apa perbedaan
efektifitas ketiga pengajaran.
Beberapa analisis yang bisa digunakan untuk tujuan ini adalah :
61
Uji t-Student, uji ini hanya bisa digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua
populasi yang diasumsikan memiliki sebaran normal. Dasar pengujian dari analisis ini
adalah selisih rata-rata contoh yang diambil dari populasi pertama dengan rata-rata
contoh dari populasi kedua. Berdasarkan nilai selisih ini akan diperoleh keputusan
menganggap sama atau berbeda kedua nilai tengah tersebut.
ANOVA, Analysis of Variance digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua atau
lebih populasi, dengan asumsi menyebar normal. Dasar pengujian dengan analisis ini
adalah ada atau tidaknya keragaman antar nilai tengah. Jika keragaman nilai tengah
kecil, maka dikatakan nilai-nilai tengah itu tidak berbeda, tetapi jika ragamnya besar
maka berarti nilai-nilai tengah itu berbeda.
Mann-Whitney, analisis ini hanya digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua
populasi, dan tidak ada asumsi sebaran. Dasar pengujiannya adalah peringkat dari nilai-
nilai data. Jika tidak ada perbedaan nilai tengah maka apabila data kedua populasi
dicampur dan diperingkatkan, maka rata-rata peringkat keduanya tidak akan berbeda.
Artinya data yang bernilai kecil atau besar tidak hanya berasal dari salah satu populasi,
namun tersebar merata di keduanya.
Kruskal-Wallis, analisis ini adalah perluasan dari uji Mann-Whitney, dan bisa
diterapkan untuk lebih dari dua populasi, dan tidak ada asumsi sebaran data.
Uji Beda Proporsi, pengujian ini digunakan untuk melihat perbedaan proporsi dua
populasi. Misalnya ingin dibandingkan proporsi keluarga yang mengikuti program KB
di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Pengujian in berbasis pada selisih
proporsi dari sebuah populasi dengan populasi lain.
3. Teknik analisis untuk melihat hubungan dua atau lebih
peubah
Sepintas ilustrasi tentang hal ini sudah diberikan ketika kita membahas tabel
kontingensi, yaitu antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hubungan
antara dua peubah atau lebih, seringkali merupakan hal yang selalu ada dalam suatu
penelitian. Ada dua jenis hubungan yang harus dibedakan sejak awal, yaitu hubungan
yang sekedar asosiasi yang didukung hanya oleh data yang ada dan hubungan yang
bersifat sebab akibat yang didukung dengan logika dan teori.
62
Ketika kita membahas hubungan jenis yang pertama, dua peubah memiliki
kedudukan yang sama, tidak ada peubah yang satu mendahului peubah yang lain.
Namun pada hubungan sebab akibat ada peubah yang diposisikan sebagai sebab
(peubah penjelas, peubah bebas, peubah independen) dan ada yang menjadi akibat
(peubah respon, peubah tak bebas, peubah dependen). Peubah bebas biasanya
dilambangkan X, sedangkan peubah tak bebas Y.
Analisis hubungan dua peubah ini tergantung pada tipe dari peubah yang terlibat,
apakah bertipe kategorik dan bertipe numerik, serta bentuk dari hubungan yang akan
dibuat. Berikut disajikan tabel yang memberikan alat analisis apa yang bisa diterapkan
pada berbagai tipe data :
Numerik Kategorik
Numerik Korelasi Pearson, Korelasi
Spearman, Regresi Linear
ANOVA, tabel
ringkasan
Kategorik Regresi Logistik Tabel Kontingensi
Penjelasan singkat mengenai alat analisis di atas adalah sebagai berikut:
Korelasi Pearson, korelasi ini sering juga disebut sebagai korelasi produk-momen atau
korelasi saja. Besarnya koefisien menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara
dua peubah, bukan hubungan sebab akibat. Peubah yang terlibat dua-duanya bertipe
numerik, dan menyebar normal jika ingin pengujian terhadapnya sah.
Notasi dari koefisien korelasi ini adalah r yang besarnya antara –1 hingga 1. Jika r < 0
maka dikatakan berkorelasi negatif, artinya jika nilai salah satu peubah semakin besar
maka peubah yang lain akan semakin kecil. Misalnya hubungan antara lama belajar
dengan lama menonton TV. Sebaliknya jika r > 0 dikatakan terjadi hubungan linear
yang positif. Misalnya pendapatan dengan konsumsi. Jika r = 0 dikatakan tidak
berkorelasi tetapi bukan berarti tidak berhubungan. Mungkin berhubungan namun tidak
linear. Semakin dekat nilai r dengan 1 atau –1 maka semakin erat hubungan linear antar
peubah tersebut.
Korelasi Spearman, koefisien ini mirip saja dengan korelasi Pearson, hanya saja dalam
pengujian tidak mensyaratkan adanya asumsi sebaran normal. Di samping itu data yang
digunakan bisa saja berupa data numerik yang merupakan pengkodean dari data
63
ordinal. Misalkan hubungan antara pendapatan (numerik) dengan tingkat kesadaran
politik (ordinal). Kesadaran politik dinyatakan sebagai sebuah bilangan terurut
berdasarkan tingkat kesadarannya.
Regresi Linear, dalam analisis ini sudah jelas mana sebagai Y dan mana sebagai X.
Hubungan antara Y dengan X di tuliskan sebagai :
Y = a + bX
Interpretasi dari b adalah besarnya perubahan Y jika X naik satu satuan. Sedangkan a
adalah besarnya nilai Y ketika X bernilai 0. Umumnya a disebut sebagi intersep dan b
sebgai kemiringan/slope/gradien garis regresi.
Ukuran kebaikan model regresi dinyatakan sebagai R2 (koefisien determinasi), yang
besarnya dari 0% hingga 100%. Semakin mendekati 100% maka model regresi yang
didapatkan semakin baik. Data yang bisa dianalisis dengan regresi linear adalah Y dan
X yang bertipe numerik, dan memiliki sebaran normal.
ANOVA, Pada bagian sebelumnya dijelaskan bahwa ANOVA bisa digunakan untuk
membandingkan nilai tengah dari dua atau lebih populasi. Dalam berbagai kondisi,
analisis ini juga bisa diinterpretasikan untuk melihat pengaruh peubah yang bertipe
kategorik (bukan numerik) terhadap peubah yang bertipe numerik. Misalnya ingin
dilihat hubungan, tepatnya pengaruh, dari lokasi toko terhadap kemajuan usaha (diukur
dalam rupiah). Jika ada perbedaan kemajuan usaha antara toko di perumahan dan toko
di tempat wisata, bisa dikatakan bahwa ada hubungan antara kemajuan usaha dengan
lokasi toko.
Tabel Ringkasan, tabel ini juga sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Dengan tabel
ini juga bisa dibahas hubungan antar peubah. Misalnya jika kita ringkas rata-rata
pendapatan kepala keluarga berdasarkan pendidikannya, seperti pada contoh
sebelumnya, kita bisa mengetahui hubungan antara keduanya. Apakah semakin tinggi
pendidikan, tingkat pendapatannya juga semakin besar.
Tabel Kontingensi, mengulang pembahasan tentang teknik penyajian data, tabel
kontingensi bisa digunakan untuk melihat hubungan dua peubah kategorik. Pada
contoh sebelumnya diberikan tabel kontingensi antara pendidikan dan penggunaan alat
kontrasepsi. Dari tabel kontingensi ini bisa dibuat kesimpulan apakah ada hubungan
antara pendidikan seseorang dengan alat kontrasepsi apa yang mereka sukai. Untuk
64
menegaskan pembahasan dari tabel kontingensi, dilakukan pengujian formal yang
dikenal dengan uji Khi-Kuadrat (Chi-Square Test)
Regresi Logistik, tipe data dalam analisis ini kebalikan dari tipe data pada ANOVA.
Yang menjadi peubah bebas (X) bisa bertipe numerik maupun kategorik, sedangkan
yang menjadi peubah tak bebas (Y) bertipe kategorik. Hasil dari analisis ini berupa
peluang sebuah objek masuk ke dalam suatu kategori jika diketahui berbagai nilai
peubah X-nya.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data,
menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Editing Data: Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah
terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai
apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau
teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini
diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses
analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan
berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat
digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi
mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan
digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap
sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan
dalam penelitian tersebut.
b. Pengembangan Variabel: Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah
spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam
65
data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang
diperlukan sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang
terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variable yang sedang
diteliti.
c. Pengkodean Data: Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk
menterjemahkan data kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.
Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan,
misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam
bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam
komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk
digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa
dengan menggunakan software SPSS?
Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang
menggunakan jawaban “ya” dan “tidak” dapat diberi kode 1 untuk “ya” dan 2
untuk ”tidak”
Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?
Jawaban: a. ya b. tidak
Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka
jawaban “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, ”setuju” dan “setuju
sekali” dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.
Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara mengenai tariff telepon saat ini?
Jawaban: a. sangat tidak setuju b. tidak setuju c. netral d. setuju e. setuju sekali
Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan
sebesar Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per
bulan; pengkodean tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.
d. Cek Kesalahan: Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum
dimasukkan kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah
sebelumnya sudah diselesikan tanpa kesalahan yang serius.
e. Membuat Struktur Data: Peneliti membat struktur data yang mencakup semua
data yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer.
66
Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data
disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya?
2)apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3) bagaimana
caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data
dilakukan secara lengkap?
f. Cek Preanalisa Komputer: struktur data yang sudah final kemudian
dipersiapkan untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan
pengecekan preanalisa komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan
data.
g. Tabulasi: Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden
dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik
deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi
silang. Di bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi
silang:
Menyusun Proposal Penelitian
1. Proposal Penelitian Kuantitatif
Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif.
I. Pendahuluan
a) Latar Belakang
b) Identifikasi Masalah
c) Batasan Masalah
d) Rumusan Masalah
e) Tujuan Penelitian
f) Kegunaan Hasil Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
a) Deskripsi Teori
b) Kerangka Pikiran
c) Hipotesis
III. METODOLOGI PENELITIAN
a) Metode
67
b) Populasi Dan Sampel
c) Teknik Pengumpulan Data
d) Teknik Analisis Data
e) Jadwal Penelitian
PENDAHULUAN.
a. Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti,
tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standart keilmuan maupun
aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu
menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.
b. Identifikasi Masalah
Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang
akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan
masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel dependen.
c. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori, dan supaya penelitian lebih
mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.
d. Rumusan Masalah
Dinyatakan dalam kalimat tanya, jelas, dan spesifik. Dapat berbentuk rumusan
masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.
Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan
penelitian.
f. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
Kegunaan untuk mengembangkan ilmu / kegunaan teoritis.
Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang
ada pada obyek yang diteliti.
68
TINJAUAN PUSTAKA
a) Deskripsi Teori
adalah teori – teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
b) Kerangka Berfikir
Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah yang penting.
c) Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah
penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah
rumusan masalah dan kerangka berfikir.
METODOLOGI PENELITIAN
a) Metode Penelitian
Dibagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah
metode survey atau eksperimen.
b) Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data.
c) Instrumen Penelitian
Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung variabel yang diteliti. Bila
variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan mengggunakan lima instrumen.
d) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yang digunkan harus yang paling tepat,
sehingga betul – betul didapat data yang paling valid dan reliabel. Jangan semua
teknik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan.
e) Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan.
69
f) Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan.
PENELITIAN TIDAKAN KELAS
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas
(silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai
berikut :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau
metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sma dari seorang guru.
Makna ” Kelas” dalam PTK
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain
sebagai berikut :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel, ketika
sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti
kerja bakti di luar sekolah.
70
2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang
mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai
bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah
guru, siswa atau keduanya.
5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait
dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana
pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
6. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa di rumahnya.
7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat
diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas
merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk
tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya
cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal,
pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik
siswa dan sebagainya.
Masalah yang dikaji melalui PTK
Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang
sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas,
kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.
2. Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.
3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi
perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.
71
4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan
prosedur pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran
(misalnya penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya
penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).
5. Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan
pola berfikir ilmiah dalam diri siswa.
6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media,
perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar kelas.
7. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis
kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.
8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi
pokok; interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.
Tujuan PTK
Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjadi di dalam
kelas dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan
dengan tindakan yang dilakukan.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
3. Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
oapembelajran secara berkelanjutan (sustainable)
Luaran Penelitian Tindakan kelas
Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau
perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :
72
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu
belajar dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.
6. peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Ciri Khusus Penelitan Tindakan
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk
memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut
dilakakan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :
1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk
memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil
penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual
yang terjadi dalm pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada
masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.
3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi d idalam kelas.
4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa,
dan lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan
tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi) anatar guru dan peneliti sangat penting
dalam bersama menggali mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama
pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian
73
(melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan reflaksi),
menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir.
5. PTK dilakukan hanya apabila ada :
Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan
Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru
Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan
Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah
masalah.
Menyusun Usulan PTK
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya
disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu
mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah
pertamam dari kerja penelitian.
Pada umumnya usulan PTK terdiri atas:
1. Judul PTK
Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan
masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian
(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses,
masukan atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan ).
Bab kajian atau Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.
Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur
penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur
pelaksanaan tindkan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur reflekdi hasil
penelitian).
74
Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana
pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan
penelitian dan kelayakan pembiayaan).
2. Isi usulan penelitian
Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Judul Penelitian
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan
bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya
di bawah judul dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan
keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya dimana penelitian
dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh judul
PTK:
1. Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika
melalui penerapan model pembelajaran generatif.
2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.
3. Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata
pelajaran Fisika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman
konsep.
4. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran
Fisika melalui penerapan Cooperative Learning.
b. Pendahuluan
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.
Untuk itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar
belakang penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang
terjadi di sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari
pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga
75
kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang
terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan
waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian
tersebut.
3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar
penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan
(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
c. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara
pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan
penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,
asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah
sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan
yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan
indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.
Pemecahan Masalah: Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab
masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas.
Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab
permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.
1. Tujuan Penelitian: Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian
yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang
dikemukakakn. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga
dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.
2. Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap
kualitas pendidikan dan /atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi
siswa, guru, maupun komponen pendidikan disekolah lainnya. Kemukakan
inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. Untuk memudahkan dalam
76
menuliskan secara rinci hal-hal diatas, disarankan untuk terlebih dahulu
menetapkan pokok-pokok pikirannya.
d. Kajian pustaka
Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori,
temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk
mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk
menyususn kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang
menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.
e. Rencana dan Prosedur Penelitian.
Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara
jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan
siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan
yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus
diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat jugas jadwal kegiatan
belajar di sekolah.
Siklus 1
Perencanaan:
Identifikasi Masalah
Dan Penetapan
Alternatif Pemecahan
Masalah
Merencanakan Pembelajaran Yang
Akan Diterapkan Dalam Pbm
Menentukan Pokok Bahasan
Mengembangkan Skenario
Pembelajaran
Menyusun Lkm
Menyiapkan Sumber Belajar
77
Mengembangkan Format Evaluasi
Mengembangkan Format Observasi
Pembelajaran
Tindakan Menerapkan Tindakan Mengacu Pada
Skenario Dan Lkm
Pengamatan Melakukan Observasi Dengan Memakai
Format Observasi
Menilai Hasil Tindakan Dengan
Menggunakan Format Lkm
Refleksi Melakukan Evaluasi Tindakan Yang Telah
Dilakukan Yang Meliputi Evaluasi Mutu,
Jumlah Dan Waktu Dari Setiap Macam
Tindakan.
Melaukan Pertemuan Untuk Membahas Hasil
Evaluasi Tentang Skenario Lkm, Dan Lain-
Lain.
Memperbaiki Pelaksanaan Tindakan Sesuai
Hasil Evaluasi, Untuk Digunakan Pada Siklus
Berikutnya
Evaluasi Tindakan 1
Siklus Ii Perencanaan Identifikasi Masalah Dan Penetapan
Alternatif Pemecahan Masalah
Pengembangan Program Tindakan II
Tindakan Pelaksanaan Program Tindakan II
Pengamatan Pengumpulan Data Tindakan II
Refleksi Evaluasi Tindakan II
Siklus-Siklus Berikutnya
Kesimpulan, Saran, Rekomendasi
78
Permasalahan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga, yaitu:
a) PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru
dan siswa dalam berbagai tindakan.
b) Kegiatan refleksi (perenungan,pemikiran, dan evaluasi) dilakukan
berdasarkan pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap
dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan
masalah yang terjadi.
c) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan
dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik
pembelajaran).
Prinsip PTK: ”Tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan
rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar
ada dan dihadapi oleh guru dan seterusnya”.
2. Siklus Kegiatan PTK
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat
empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
digambarkan sebagai berikut:
79
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaann tindakan I
Refleksi IPengamatan atau
pengumpulan data
Siklus I
Siklus II
3. Rincian kegiatan PTK
a. Perencanaan
Pada tahapan ini terdiri dari kegfiatan sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti.
Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut
dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.
Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban
berupa hipotesis tindakan.
Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen
pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator
keberhasilan itu.
Membuat secara rinci rancangan tindakan.
b. Tindakan
Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan
tindakan tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario
80
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi IIPengamatan /pengumpulan data II
Apabila masalah belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara
tertulios. Rincian tindakan itu menjelaskan tentang :
Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,
Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru
Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.
Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan
cara menggunakannya
Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan
data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana
menggunakannya.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b.
rubrik,c. lembar observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data
secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti
aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian tindakan berlangsung. Data
yang telah dihibungkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data
yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah
penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal berbagai
teknik.analisis statistika dapat digunakan.
No Indikator keberhasilan
PTK
Rincian atau sub indikator
keberhasilan :
Siswa mampu….
1 Semakin efektifnya
waktu belajar oleh
mahasiswa
menggunakan waktu konsultasi dengan
dosen secara teratur.
Menyelesaikan tugas tepat waktu
Menggunakan waktu secar efektif dan
efisien untuk mengerjakan tugas
81
Menunjukkan kemajuan dari waktu ke
waktu
2 Semakin efektifnya
kegiatan belajar
mahasiswa dengan
pihak lain
belajar/diskusi dengan teman tentang
tugas yang diberikan.
Belajar/diskusi dengan orang lain
yang memilki kecakapaan sesuai dengan
tugas yang telah diberikan
Belajar melalui media pembelajaran
lain (internet,perpustakan dan lain-lain)
dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
3 Semakin efektifnya
kegiatan PBM yang
dilakukan oleh
mahasiswa.
belajar dalam kelompok
mengembangkan data dan bahan secara
mandiri
mengembangkan sifat kolaboratif satu
dengan yang lain
mengkonstruksi, konstibusi, dan
melakuakn sintesis informasi.
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk
diri sendiri
Bekerja secara mandiri
4 Meningkatnya
kemampuan melakukan
penilaian terhadap diri
sendiri
Berupaya melakukan penilaian mandiri
terhadap target waktu penyelesaian tugas
yang telah ditetapkan
Melakukan penilaian mandiri terhadap
kuantitas dan kualitas tugas yang telah
dikerjakan
d. Refleksi
82
Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan
atas tindakan yang dilakukan
4. Menyususn Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Proses penyusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin
mencatat apa saja yang telah dilakukan. Bagaimana Rincian Dari Setiap Bagian
Laporan
Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :
a) Abstrak
b) Pendahuluan
c) Kajian pustaka
d) Pelaksanaan penelitian
e) Hasil penelitian dan pembahasan
f) Kesimpilan dan saran
g) Daftar pustaka
h) Lampiaran-lampiran
83
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)
Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda
atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas
atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, manajemen, dll.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan
produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa
multy years). Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang menghasilkan produk,
sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru
84
berkenaan dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik
pendidikan. Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan
melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan
dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan
secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain
melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya
mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham
model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka,
menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut
penelitian pengembangan.
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya
kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian
terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan
dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang akan dihasilkan
apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, Dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif,
evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian
awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:
(1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan
dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna,
seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-
faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang
akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan
lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan
suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan
uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan
temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Metode
eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
85
Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.
Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga
pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen
dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil
eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan
dari produk yang dihasilkan.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi
instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem
instruksional atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk
mengembangan model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program
pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk
mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran.
Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional
banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran,
teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi
software, hardware, teknoware maupun manage ware.
Metode penelitian dan pengembangan ini telah banyak digunakan pada bidang-
bidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat
elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-
alat kedokteran, bagunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang moderen
diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Tapi juga model ini
juga bisa digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi,
pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1989) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji
keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan
pengembangan adalah :
86
Potensi dan Masalah- Pengumpulan data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi
Desain – Ujicoba Produk – Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal
Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang
diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan
pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan
sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat
dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data
empirik.
Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis
yang memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar
konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang
mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi
literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi
pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta
keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui
langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
87
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat
bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti
program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum,
implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
1. Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
2. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan
kepraktisan?
3. Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
dalam mengembangkan produk ini?
4. Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-
macam. Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi,
menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain produk
harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai
pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk
memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum
terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum
diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan
desain tersebut, berikut keunggulannya.
88
Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya .
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.
Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja
sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan
dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru
tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan
dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk
mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila
89
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi
Penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan
pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar dikembangkan oleh Sukmadinata
dan kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan
Model, dan ke 3) Uji Model.
Studi Pendahuluan
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk
pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua
survai lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model (karena yang
dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk
mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model
yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran bagi
pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi, studi kepustakaan
difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori tentang model-model pembelajaran bahasa,
khususnya dalam pengembangan berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji
perkembangan, karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam
kemampuan berkomunikasi. Selain dari itu studi kepustakaan juga mengkaji hasil-hasil.
penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi.
Draf model tersebut selanjutnya direvisi dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh
para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan
beberapa guru SD senior yang punya pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan
bahasa Indonesia. Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di atas, tim
peneliti mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang telah
disempurnakan, digandakan sesuai dengan kebutuhan.
Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Selesai kegiatan pada tahap pertama Studi Pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan
tahap kedua, Uji Coba Pengembangan Produk pendidikan (model pembelajaran
90
komunikatif). Dalam tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba
terbatas dan langkah kedua uji coba lebih lugas.
Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar di kelas
5 dan 6 tersebut diundang untuk bersamasama menyusun satpel Bahasa Indonesia
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel
mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang dikembangkan dan
langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model pembelajaran
komunikatif.
Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba
melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan
guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan
yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan
terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu
pertemuan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah
berjalan, terutama kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya
atau mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Peneliti mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model
pembelajaran yang digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti
mengadakan pertemuan membicarakan temuantemuan dari uji coba. Berdasarkan
temuan-temuan tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan terhadap model
pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada perubahan yang sangat berarti dalam draf
model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi tahukan kepada guru pelaksana uji
coba agar dalam penyusunan satpel disesuikan dengan perubahan tersebut. Demikian
dilakukan dengan satpel atau pokok bahasan berikutnya. Setelah beberapa putaran
dilakukan dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model pembelajaran tidak
ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba terbatas para
peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-temuan dan melakukan
penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih luas.
91
Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang
lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil
berbeda dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-
cluster random, yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota,
satu sekolah sedang di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan
satu di pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru
kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12
orang.
Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan
penyusunan satpel, pembelajaran pada masingmasing kelas dengan pengamatan dari
peneliti dan diskusi pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan
satpel. Kegiatan selanjutnya penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti
dengan memperhatikan masukan-masukan dari pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan,
diskusi dan penyempurnaan dilakukan terus sampai dinilai tidak ada lagi kekurangan
atau kelemahan, sehingga uji coba dapat dihentikan. Para peneliti mengadakan
pertemuan penyempurnaan draf terakhir, dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai
final.
Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam
pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih
luas, dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-
masing satu sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota, sekolah sedang di
pusat dan sekolah pinggiran kota dan sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota.
Kelompok kontrol jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di
samping pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan
atas kesamaan statusnya sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman
guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan
pemilihan tersebut masingmasing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga
memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching.
92
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain
eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control
Group Design”.
Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalam
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran komunikatif sedang pada
kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan,
buku sumber dan alat bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai
pembelajaran diberikan pretest yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran
pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada
perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya menggunakan model yang
telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan analisis statistik uji
perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest pada
kelompok eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Produk yang dihasilkan disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk
diterapkan.
Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D )
Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan
adalah merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga
menghasilkan produk baru, selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk
yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya.
93
94