retno ti - pengaruh pencampuran sekam padi pada campuran lempung pasir

Upload: nur-endah-sari-pungki

Post on 13-Jul-2015

145 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengaruh Annealling Terhadap Struktur Andiono dkk

Pengaruh Pencampuran Sekam Padi Pada Campuran Lempung Pasir Sebagai Bahan Baku Genteng Keramik di Desa Kemiri Kecamatan Kebakkramat Kabupaten KaranganyarRetno TrihatmantiJurusan Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak Telah dilakukan penelitian terhadap genteng keramik di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Bahan baku lempung pasir dengan komposisi (80:20) dicampur dengan sekam padi. Dan variasi komposisi campuran antara lempung pasir dan sekam padi adalah (75:25), (80:20), (85:15), (90:10) dan (95: 5). Proses pembakaran dilakukan dengan kecepatan pembakaran 135C/jam, suhu awal 30C dan suhu pembakaran adalah 900C. Hasil terbaik dari penelitian ini adalah pada variasi campuran dengan komposisi 95% lempung pasir dan 5% sekam padi. Dari beberapa variabel pengamatan dan pengujian produk diperoleh hasil yaitu penampakan luaran berwarna merah bata, terdapat retakan, tekstur kasar, dan tidak ada lengkungan. Susut kering (2.60.1)%, susut bakar (0.70.1)%, kerapatan (1.740.01) gr/cm3, kuat lentur (1592)104 N/m2, dan uji ketahanan perembesan air tidak baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tetesan air. Konduktivitas termal genteng keramik diperoleh (3.90.2)102 kcal/mjamC. Kata kunci : genteng keramik, lempung, pasir, sekam padi 1. Pendahuluan Tempat tinggal merupakan sarana untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia yaitu di bidang papan. Di Indonesia perkembangan perumahan untuk tempat tinggal mengalami banyak kemajuan, baik dari model dan tipe rumah maupun dari bahan bangunan yang digunakan. Genteng keramik sebagai penutup atap bangunan adalah salah satunya. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil produksi genteng keramik adalah proses pembuatan dan proses pembakaran. Proses pembuatan dan prosedur pembakaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil produk genteng keramik mengalami kerusakan seperti timbul retak dan pecah. Telah dilakukan penelitian oleh Rizal (2006) yang memperoleh hasil bahwa pencampuran pasir pada bahan baku lempung genteng keramik di Kebakkramat dengan komposisi 80% lempung dan 20% pasir dapat memperkecil nilai susut kering dan susut bakar. Joelianingsih (2004) telah melakukan penelitian tentang pengaruh sekam padi serta komposisinya terhadap sifat fisik dan mekanik genteng keramik. Permasalahan yang timbul adalah bagaimanakah pengaruh pencampuran sekam padi pada bahan baku lempung yang dicampur pasir dengan komposisi 80:20 terhadap kualitas gnteng keramik di Kebakkramat? Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pencampuran sekam padi pada bahan baku lempung yang dicampur pasir dengan komposisi 80:20 terhadap kualitas gnteng keramik dan mencari prosentase penambahan sekam padi yang tepat untuk meningkatkan kualitas genteng keramik. 2. Metodologi Penenlitian Bahan mentah yang digunakan dalam penelitian ini adalah lempung, pasir dan sekam padi. Lempung yang digunakan berasal dari industry genteng keramik Kebakkramat, pasir berasal dari sungai bengawan solo yang dipisahkan butiran-butirannya sehingga menjadi pasir yang halus, sedangkan sekam padi diperoleh dari tempat penggilingan padi kemudian sekam tersebut digiling sehingga diperoleh sekam yang halus lalu disaring untuk mendapatkan ukuran yang sama dengan pasir. Lempung dan pasir dicampur dan diulet sampai merata dengan komposisi 80:20. 71

Media Fisika Vol 2. No. 2 Bulan November 2003 Hal. 71-78

Kemudian campuran lempung pasir tersebut di campur lagi dengan sekam padi. Variasi campuran sekam padi adalah 25%, 20%, 15%, 10%, dan 5%. Metode penelitian yang dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain sebagai berikut : Persiapan bahan, pencampuran bahan, pembuatan benda uji, uji sebelum pembakaran yang meliputi: pengamatan penampakan luaran saat kering, uji susut kering, proses pembakaran, uji setelah pembakaran yang meliputi: uji susut bakar, uji kuat lentur dan uji ketahanan terhadap perembesan air serta uji konduktivitas termal. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Penampakan Luar Saat Kering Warna benda uji saat kering adalah abuabu lebih terang daripada saat basah. Dari pengamatan terlihat penampakan luar benda uji setelah kering memiliki tekstur yang tidak halus dan tidak mengkilap. Hal tersebut karena pengaruh bahan campuran sekam padi pada bahan uji, selain itu kemungkinan bahan mentah masih kurang halus pada saat proses persiapan bahan meskipun sudah diperoleh sifat plastis pada saat pencampuran bahan.Penampakan luar yang lain pada benda uji setelah kering yaitu tidak terjadi lengkungan dan retakan. 3.2. Susut Kering Pada proses pengeringan terjadi penyusutan akibat dari penguapan air yang terdapat pada partikel-partikel lempung. Hal tersebut mengakibatkan susunan partikelpartikel lempung menjadi semakin rapat. Penyusutan yang terjadi saat proses pengeringan harus diperhatikan dalam pembuatan keramik karena susut yang terjadi tersebut akan berpengaruh pada kualitas keramik yang dihasilkan. Penyusutan yang terlalu besar dapat mengakibatkan timbulnya retakan dan lengkungan pada produk. Besar kecilnya nilai susut kering dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah air yang terabsorbsi, dan jumlah prosentase bahan campuran. Bahan campuran dalam penelitian ini adalah pasir dan sekam padi, karena pasir dan sekam padi mengandung meneral-mineral silika yang berpengaruh pada nilai susut kering. Nilai susut kering (Sk) diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.13). Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa nilai susut

kering secara keseluruhan berkisar antara (1.10.1) % sampai (3.30.2) %. Nilai susut kering tidak boleh terlalu besar yaitu tidak boleh lebih dari 10%, sebab lempung yang susut keringnya lebih dari 10% akan menimbulkan retak-retak pada produk selama proses pengeringan (Suwardono,2002). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai susut kering dari benda uji adalah baik, karena besarnya 900C dengan kecepatan pembakaran