retensio plasenta

8
RETENSIO PLASENTA A. PENGERTIAN Retensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir setangah jam setelah janin lahi (Winkjosastro, 2006). Istilah retensio plasenta dipergunakan jika plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir. (Sastrawinata, 2008:174). B. ETIOLOGI Menurut Jones dkk (2002), retensio plasenta disebabkan oleh : 1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam. 2. Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak atau karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar Plasenta inkarserata).

Upload: helnida-zaini-kaderi

Post on 10-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BBG

TRANSCRIPT

RETENSIO PLASENTA

A. PENGERTIANRetensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir setangah jam setelah janin lahi (Winkjosastro, 2006).Istilah retensio plasenta dipergunakan jika plasenta belum lahir jam sesudah anak lahir. (Sastrawinata, 2008:174).

B. ETIOLOGIMenurut Jones dkk (2002), retensio plasenta disebabkan oleh :1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam.2. Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak atau karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar Plasenta inkarserata).3. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai miometrium- sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta).C. PREDISPOSISI1) Paritas IbuPada multipara akan terjadi kemunduran dan cacat pada endometrium yang mengakibatkan terjadinya fibrosis pada bekas implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya, sehingga vaskularisasi menjadi berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan janin, plasenta akan mengadakan perluasan implantasi dan vili khorialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesiva sampai perkreta. Ashar Kimen mendapatkan angka kejadian tertinggi retensio plasenta pada multipara, sedangkan Puji Ichtiarti mendapatkan kejadian retensio plasenta tertinggi pada paritas 4-5 (Cahyono, 2002).Salah satu faktor predisposisi terjadinya retensio adalah grandemultipara (Mochtar, 2002). Teori lain mengatakan bahwa kejadian retensio lebih sering dijumpai pada ibu grandemultipara, karena semakin tinggi paritas ibu maka semakin kurang baik fungsi reproduksinya (Manuaba, 2008). Hal ini dikarenakan otot rahim yang sudah melemah karena ibu sudah melahirkan > 4 kali sehingga tidak baik untuk inplantasi plasenta.UsiaUsia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. (Soerjono 2006). Makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperlukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas.Kesehatan reproduksi wanita sangat penting pengaruhnya dalam kehamilan. Usia ibu merupakan faktor resiko terhadap terjadinya retensio. Menurut (Varney 2007) bahwa usia ibu lebih dari 35 mempunyai resiko tinggi terjadi komplikasi persalinan dikarenakan otot-otot rahim yang sudah lemah sehingga persalinan akan berlangsung lama yang salah satunya akan menyebabkan terjadinya retensio.2) Pendidikan IbuPendidikan adalah keseluruhan pengalaman setiap orang sepanjang hidupnya.Dalam hal ini tidak dikenal batas usia, tidak dibatasi oleh tempat, lingkungan dan juga kegiatan.Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh dalam member respon terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti sikap dan penerimaan anjuran atau nasehat yang diberikan oleh orang lain( naker). Klien yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah sebab pendidikan seorang menunjukkan tingkat kualitas dan kuantitas dalam dirinya (Hartono 2009).3) PekerjaanSalah satu program pemerintah dalam pembangunan adalah memberikan pekerjaan untuk mengurangi penganguran, karena pengangguran dapat menimbulkan dampak yang merugikan ketahanan keluarga.Kemampuan untuk melaksanakan program pemerintah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta sumber daya manusia.Pekerjaan adalah mata pencaharian yang meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan manusia.Hasil symposium nasional mengatakan kecenderungan bertambahnya waktu yang dipakai para wanita yang berpartisipasi dalam program pemerintah adalah berbagai waktu dalam kegiatan rumah tangga (Azwar 2001).

D. KOMPLIKASI1) PerdarahanTerjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.InfeksiKarena sebagai benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan port De entre dari tempat perlekatan plasenta, Dapat terjadi plasenta inkarserata2) PolipTerjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-diskariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma invasif. Sekali menjadi mikro invasive atau invasive, proses keganasan akan berjalan terus.Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi kanker.3) Syok haemoragik

(Manuaba, IGB. 1998 : 300)

E. PATOFISIOLOGISetelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, sehingga menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung kontinyu, miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran juga mengecil. Pengecian mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat perlekatan plasenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang ditimbulkannya menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara serat-serat otot miometrium yang saling bersilangan. Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.

F. PENANGANANPenanganan Retensio Plasenta menurut Rukiyah (2010), adalah sebagai berikut :1. Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan, jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.2. Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan lakukan kateterisasi kandung kemih.3. Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM. Jika belum dilakukan pada penanganan aktif kala III.4. Jangan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran plasenta.5. Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosindan uterus terasa berkontraksi, lakukan PTT (Penegangan Tali Pusat Terkendali).6. Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan pengeluaran plasenta secara manual. 6. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana.7. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang berbau) berikan antibiotik .8. Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Eksplorasi manual uterus menggunakan teknik yang serupa dengan teknik yang digunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar.