resume kegiatan litbang -...
TRANSCRIPT
KATAInfrastruktur merupakan tulang punggung penggerak roda perekonomian dan pengentasankemiskinan. Agenda Pembangunan Tahun 2017 adalah: “Memacu Pembangunan Infrastruktur danEkonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan KesenjanganAntar wilayah.”
Untuk itu, Kementerian PUPR dituntut untuk semakin cepat dan terpadu dalam penyediaaninfrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peran Badan Litbang PUPR untukmendukung pembangunan infrastruktur PUPR diharapkan juga semakin berperan efektif sebagaiscientific backbone dan techno-structure untuk menyediakan produk teknologi dan rekomendasikebijakan yang inovatif dan mampu menjawab isu strategis dan kebutuhan pasar.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi berperansebagai “policy-input” untuk menyediakan rekomendasi kebijakan penyelenggaraan infrastrukturPUPR berupa policy brieft, DraftPermen, Draft Kepmen atau Surat Edaran yang inovatif dan sebagai “technology-intermediator”untuk mendorong penerapan teknologi litbang dalam rangka percepatan pembangunaninfrastruktur PUPR
Penyusunan rekomendasi kebijakan terdiri atas dua bagian: Penelitian Kebijakan PenyelenggaraanInfrastruktur PUPR dan Penelitian Kebijakan Penerapan Teknologi Hasil Litbang. SementaraPenerapan Teknologi meliputi:
1) Pemetaan Kebutuhan Teknologi untuk menjawab isu, tantangan dan kebutuhan pasar2) Penyiapan Kesiapterapan Teknologi yang meliputi Dokumen Teknis dan Dokumen Rencana
Bisnis3) Forum Bisnis Teknologi untuk menciptakan kerjasama pengembangan dan industrialisasi
teknologi4) Replikasi Perdana sebagai pembuktian kesiapterapan teknologi5) Monev dan Alih Teknologi dalam rangka keberlanjutan teknologi
Kegiatan Litbang TA. 2017 yang terdiri atas Penyusunan Rekomendasi Kebijakan yang dilaksanakanoleh Bidang Kajian Kebijakan dan Kerjasama. Sementara Kegiatan Penerapan Teknologidilaksanakan di Balai Litbang Penerapan Teknologi (3 Balai). Seluruh Kegiatan Litbang di PuslitbangKPT TA. 2017 dapat tercapai dengan baik sesuai dengan target dan rencana.
Kiranya Resume Kegiatan Litbang TA. 2017 ini dapat menjadi sumber informasi untuk parapemangku kepentingan dalam rangka mengakselerasi percepatan pembanguna infrastruktur PUPRyang bermanfaat bagi masyarakat.
Jakarta, Januari 2018Kepala Pusat Litbang Kebijakan dan
Penerapan Teknologi
Ir. Rezeki Peranginangin, M.Sc. MM
PENGANTAR
[ i ]
DAFTAR ISIKEGIATAN UTAMA
• Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR• Kebijakan Penerapan Teknologi• Policy Brief Permasalahan Publik PUPR• Pemetaan Kebutuhan Teknologi• Penyusunan Kesiapterapan Teknologi• Forum Bisnis Teknologi• Replikasi Perdana Teknologi• Monev dan Advis Penerapan Teknologi• Penilaian Kesesuaian Teknologi
KEGIATAN PENDUKUNG • Penyusunan Program dan Anggaran•
• lihat dari paparan Kickoff Balitbang)
KEGIATAN PENUNJANG
1111111111
1111
1
DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIKEGIATAN UTAMA
Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR• Kajian Kebijakan Pengembangan Infrastruktur PUPR Koridor Trans Papua• Rekomendasi Pengembangan Infrastruktur PUPR Mendukung Pertumbuhan
Ekonomi di Kawasan PLBN• Pengembangan dan Pengamanan Bendungan• Penelitian Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur PUPR pada
Wilayah Strategis Cepat Tumbuh• Kajian Kebijakan Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau-pulau Kecil• Kebijakan Pengembangan Infrastruktur pada Perumahan Nelayan Khusus di Atas
AirKebijakan Penerapan Teknologi
• Legalisasi Kebijakan Penerapan TeknologiPolicy Brief Permasalahan Publik PUPR
• Pelayanan Advis dan Pendampingan TeknisPemetaan Kebutuhan Teknologi
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Bidang Sumber Daya Air Mendukung KetahananPangan melalui Pengembangan Teknologi Bendungan, Irigasi, dan Penyediaan Air Baku
• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Air Bersih dan Sanitasi Permukiman• Pemetaan Kebutuhan Teknologi Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan
Perbatasan Mendukung KonektivitasPenyusunan Kesiapterapan Teknologi
• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Embung Sederhana• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Pintu Air Fiber• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Saluran Irigasi Modular• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Perumahan dan Permukiman (Model
Kemitraan dalam Penataan Kawasan Kumuh) • Penyiapan Kesiapterapan Teknologi IPAL Biotour• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Material Lokal• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Aspal Karet• Penyiapan Kesiapterapan Teknologi Preservasi Jalan: Timbunan Ringan
Forum Bisnis TeknologiReplikasi Perdana Teknologi
• Replikasi Perdana Teknologi Pengaman Pantai di Morotai• Replikasi Perdana Teknologi Pengolahan Air Limbah (Biofilter dan Kolam Sanita)• Replikasi Perdana Teknologi Menara Pengolah Air untuk Menurunkan Kandungan
Fe fan Mn pada Air Baku• Replikasi Perdana Penerapan Jalan Wisata di Morotai
i
Ii
246
[ iii ]
DAFTAR ISIMonev dan Advis Penerapan Teknologi
• Monev Hasil Penerapan Replikasi Perdana Teknologi Sumber Daya AirPenilaian Kesesuaian Teknologi (Clearing House)
KEGIATAN PENDUKUNGPenyusunan Rencana Program Kegiatan dan AnggaranMonitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Akuntabilitas KinerjaPenyiapan Materi Teknis Alih Teknologi Hasil Litbang PUPRPenyelenggaraan Data Lab. Kebijakan Infrastruktur PUPRPengelolaan Website dan E-marketingPengelolaan JurnalFasilitasi, Koordinasi, Monitoring Perlaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Pembinaan SMMPengembangan Kemitraan Kerjasama dan Akselerasi Teknologi Hasil Litbang PUPRDiseminasi Hasil Litbang dan Publikasi / Pameran
KEGIATAN PENUNJANGPengelolaan Administrasi dan Pelaporan Keuangan Pengelolaan Administrasi dan Pelaporan BMNPengelolaan Kehumasan Kearsipan dan Rumah TanggaPengembangan Kapasitas Sumber Daya ManusiaPengelolaan Administrasi Kepegawaian
[ iv ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PUPR KORIDOR TRANS PAPUA
Penguatan konektivitas merupakan salah satuagenda pembangunan nasional yang harusdicapai dalam rentang tahun 2015-2019.Selama ini lemahnya konektivitas antar daerahdi wilayah Papua mengakibatkan harga-hargabarang lebih mahal dibanding wilayah lain diIndonesia sehingga menyebaban wilayahPapua dan Papua Barat berada dalam posisiterbawah dalam pembangunan manusianya.Jalan Trans Papua dibangun untuk membukaketerisolasian wilayah di Papua. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk memprediksi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yangpotensial berdampak positif meningkatkankondisi perekonomian regional, sertamerumuskan road map (rencana program)dalam jangka pendek,menengah dan panjangterkait infrastruktur PUPR dan sektor lain.
LINGKUP KEGIATAN:1. Studi literatur dan kebijakan-kebijakan.2. Diskusi dengan stakeholders kunci di level
instansi yang berwenang dan tokoh-tokohmasyarakat.
3. Analisis pengembangan potensi-potensiekonomi, sosial budaya di wilayah jalanTrans Papua
4. Analisis infrastruktur PUPR prioritas yang dibutuhkan untuk mendongkrakperkembangan pusat-pusat pertumbuhanekonomi baru
5. Analisis road map (rencana program) dalam jangka pendek, menengah danpanjang terkait infrastruktur PUPR dansektor lain.
6. Perumusan memo kebijakan
[ 2 ]
OUTPUT:Rekomendasi kebijakan (policy brief) terkaitrencana program (road map) infrastrukturprioritas PUPR dan sektor lain yang mampumemicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomibaru di wilayah Papuadan Papua Barat yangdilalui trase jalan Trans Papua
OUTCOME:Untuk mengetahui lokasi-lokasi potensial pusatpertumbuhan ekonomi baru di koridor TransPapua dan sebagai arahan kebijakan kebutuhaninfrastruktur prioritas mendukung potensipusat pertumbuhan baru.
PENERIMA MANFAAT:1. Ditjen SDA
2. Ditjen Bina Marga
3. Ditjen Cipta Karya
4. BPIW
5. Balitbang
6. Kementerian PDT
7. Kementerian Perhubungan
8. Pemda Kawasan Papua
9. Akademisi
LOKASI: • Trans Papua Segmen 2: Kabupaten Deiyai,
Kabupaten Nabire, Kabupaten Painai.• Trans Papua Segmen 5: Kabupaten
Jayawijaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Nduga.
PAGU ANGGARAN:Rp 1.206.476.000 (Satu Milyar Dua Ratus EnamJuta Empat Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah) secara swakelola.
REKOMENDASI:1. Optimalisasi Pusat Pertumbuhan Eksisting
(rounding-up dari kondisi eksisting, rekomendasi yang dibutuhkan agar infrastruktur di lokasi tersebut lengkap).
2. Pengembangan pusat pertumbuhan baru(kebutuhan infrastruktur di lokasi-lokasitersebut agar potensinya semakinberkembang), yang terdiri dari :• Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Wilayah Berbasis Kampung adat• Kebijakan dan Strategi Mewujudkan
Kawasan Lindung• Kebijakan Mewujudkan Penguatan
Interaksi Antar Kota• Kebijakan (Center) Mewujudkan Pusat
Ekonomi Berbasis Sumber daya AlamBerkelanjutan
• Kebijakan Mengembangkan Pertanianyang Berkelanjutan
• Kebijakan MewujudkanPengembangan Ekonomi SDA
• Kebijakan Mewujudkan PusatPariwisata berbasis Ekowisata danBahari Berskala Internasional
• Kebijakan MewujudkanPengembangan Pusat PertumbuhanBerbasis Mitigasi dan AdaptasiBencana
• Indikasi Program
[ 3 ]
KEGIATAN UTAMA
REKOMENDASI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAWASAN PLBN
Pembangunan PLBN diharapkan dapatmenggerakanroda ekonomi di kawasanperbatasan, sehingga kebijakan pengembanganwilayah perbatasan tidak hanya ditujukanuntuk mengatasi isu perbatasan semata(border policy for border areas), namun jugauntuk peningkatan ekonomi wilayah yangberujung pada kesejahteraan masyarakatnya(border policy for the improvement of regionaldevelopment and people’s prosperity). Tujuanpolicy brief ini untuk mengetahui kebijakan danstrategi yang harus dilakukan untukmenumbuhkan ekonomi di kawasanperbatasan, mengetahui tantangan yang akandihadapi dalam mewujudkan instruksi Presidentersebut, dan untuk mengetahui rekomendasiyang dapat diusulkan untuk mengembangkaninfrastruktur PUPR agar dapat menjadi“magnet” pertumbuhan ekonomi di kawasanPLBN.
LINGKUP KEGIATAN:1. Telaah dan penyusunan instrumen
penelitian2. Survey lapangan dan FGD3. Analisis dan penyusunan model
• Model Pengembangan Kawasan PLBN• Model Dukungan Infrastruktur untuk
Peningkatan Daya Saing4. Penyusunan roadmap5. Penyusunan rekomendasi kebijakan
OUTPUT:Policy brief penyiapan pengembanganinfrastruktur PUPR mendukung pertumbuhanekonomi di kawasan PLBN.
[ 4 ]
OUTCOME:Rekomendasi kebijakan diharapkan dapatmemberikan manfaat yangseluas-luasnya bagipara pengambil kebijakan agar pembangunankawasan PLBN dapat lebih masif dan dirasakanhasilnya secara optimal oleh seluruhmasyarakat Indonesia.
PENERIMA MANFAAT:BPIW, Ditjen CK dan pihak lain (BNPP, KemenkoPerekonomian) dalam mengelola danmengembangkan kawasan perbatasan
LOKASI:Pos Lintas Batas Entikong dan Pos Lintas Batas Mota’ain.
PAGU ANGGARAN:Rp 826.615.000 (Delapan Ratus Dua PuluhEnam Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
1. Barang/jasa yang akan dikembangkan dikawasan sekitar PLBN sebaiknyasektor/komoditas yang lebih kompetitif,contohnya retail dan pelayanan dasar diKawasan Belu.
sektor/komoditas yang lebih kompetitif,contohnya retail dan pelayanan dasar diKawasan Belu.
2. Pemda perlu mendorong pengembangansektor yang less competitive di sektorpertanian, antara lain dengan penerapanteknologi yang dapat meningkatkanproduktivitas pertanian, pendampinganbudidaya kepada petani, pemberiansubsidi, penggunaan peralatan/teknologitepat guna yang murah dan efektif, sertapenampungan hasil pertanian dengansistem non-ijon.
3. Pemerintah dan Pemda juga harusmendorong keberadaan local champion.
4. Perlu didorong Inovasi-inovasi digitalseperti kolaborasi dengan pengembangapps (Airy Rooms, Airbnb, iGrow,dll) dandiimbangi dengan pembangunan fasilitaspendukung pariwisata.
5. Melengkapi PLBN dengan fasilitaskomersial (etalase) untuk pemasaranproduk-produk khas daerah.
6. Memadukan Pendekatan teknis dengansocial engineering agar output yangdicapai bisa segera memberikan outcomedan positive impact.
[ 5 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
PENGEMBANGAN DAN PENGAMANAN BENDUNGAN
Selain bermanfaat dalam menunjangpeningkatan status sosial ekonomi denganpemenuhan swasembada pangan, irigasi,upaya konservasi, PLTA, pengendalian banjir,pariwisata dan sebagainya, bendungan jugamenyimpan potensi bahaya yang cukup besarjika tidak dikeloladengan baik. Terlebih jikainvestasi PLTA yang telah dibenamkan padabendungan tidak didukung dengan upayapengamanan (konservasi) di catchment areaagar terwujud kualitas, kuantitas, dankontinuitas air untuk berlangsungnya operasiPLTA. Saat ini akan dibangun 49 bendungan,untuk itu diperlukan upaya pengamanan danpengembangan bendungan agar tetapberfungsi dengan baik dan memberikan nilaitambah (added value) berkelanjutan.
LINGKUP KEGIATAN:1. Merumuskan konsep kajian penelitian,
studi literatur, dan kebijakan-kebijakanyang sudah ada.
2. Melakukan survey, investigasi, danpengolahan data.
3. Mengidentifikasi kondisi eksisting fisik danpengamanan bendungan.
4. Mengidentifikasi kondisi iklim investasi(kebijakan, kelembagaan, tata kelolapengusahaan, termasuk urusan perizinan) di lokasi penelitian.
5. Mengidentifikasi kondisi dan kapasitaspengamanan asset bendungan.
6. Mengolah data hasil identifikasi di lapangan dan menyusun rekomendasikebijakan.
[ 6 ]
OUTPUT:Naskah Kebijakan berupa masukan kebijakanuntuk internal Kementerian PUPR dalam halperencanaan pengembangan danpengamananbendungan serta masukankebijakan untuk dukungan sektor lain yangdapat dikaitkandengan perencanaanpembangunan infrastruktur khususnyabendungan.
OUTCOME:Untuk meningkatkan nilai tambahbendunganmelalui usulan-usulan kebijakan,kelembagaan, tata kelola pengusahaan SDA,(termasuk urusan perizinan) pada bendungan-bendungan di lokasi penelitian dan bagaimanamengelola catchment area di sekitarbendungan dengan baik
PENERIMA MANFAAT:1. Ditjen SDA2. Ditjen Bina Konstruksi3. BPIW4. Balitbang5. Pemda di lokasi penelitian6. BKPM7. Kemenko Perekonomian8. Akademisi
LOKASI:• Sumatera Selatan (Bendungan Tiga Dihaji)• Jawa Barat (Bendungan Kuningan)• Nusa Tenggara Barat (Bendungan Tanju)• Sulawesi Selatan (Bendungan Pamukkulu)
PAGU ANGGARAN:Rp 840.156.000 (Delapan Ratus Empat PuluhJuta Seratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:1. Memastikan rencana pengelolaan
bendungan juga meliputi daerah tangkapanair(catchment area) dan dimasukkankeRTRW dan Peraturan Daerah serta kawasansekitar waduk/bendungan dan sempadanwaduk dibuat zona hijau, dapat berupataman atau arboretum.
2. Penataan kawasan waduk dengan konsepekonomi kerakyatan yang mendidik untukmemberikan added value bagi seluruhmasyarakat yang tinggal di sekitar waduk .
3. agar kapasitas energi listrik terpasangmendekati angka 10 MW (mendekati feedin tariff) sehingga dapat dikategorikancukup layak.
4. Sebelum tahap pembangunan dimulai,beberapa prasyarat seperti Permit, LocationPermit, MoU dengan PLN, PowerPurchasing Agreement (PPA) antara BadanUsaha dengan PLN harus dipersiapkandengan baik.
5. Pemerintah harusmemfasilitasi prosespemanfaatan BMN untukPLTA/PLTM/PLTMH agar bisnis ini menarik.Salah satu caranya adalah denganmenstrukturkan proyek dengan baikmengingat lama konsesi bisa mencapai 15s/d 40 tahun.
[ 7 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
PENELITIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR PADA WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH
Pada beberapa Wilayah PengembanganStrategis, terdapat beberapa wilayah strategiscepat tumbuh yang harus direspon dengankebijakan penyelenggaraan infrastruktur PUPRuntuk menurunkan tingkat ketimpanganpembangunan antar wilayah. Namun demikian,kebutuhan infrastruktur tersebut dapatbervariasi antar wilayah. Untuk itu, identifikasikebutuhan infrastruktur yang tepat, dapatmembuat peran pembangunan infrastrukturdalam menurunkan tingkat ketimpangan antarwilayah menjadi lebih efektif. Atas dasarini,diperlukan suatu kajian untuk melihatWilayah Pengembangan Strategis khususnya diPusat Pertumbuhan Terpadu di mana termasukWilayah Strategis Cepat Tumbuh.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi tingkat kesenjangan ekonomi
antarwilayah strategis cepat tumbuhdengan wilayah lainnya.
2. Identifikasi potensi ekonomi sumber dayadi lokasi strategis cepat tumbuhdibandingkan dengan wilayah-wilayahlainnya.
3. Identifikasi gambaran tingkat/statuskawasan/subkawasan di lokasi wilayahstrategis cepat tumbuh.
4. Identifikasi kondisi dan kebutuhaninfrastruktur PUPR ke depan diwilayah-wilayah strategis cepat tumbuh, termasukpotensi penerapanteknologi infrastrukturPUPR hasil litbang.
5. Identifikasi kebijakan dan strategipengembangan infrastruktur PUPR dalamrangka mengakselerasi pertumbuhanekonomi dan pengurangan kesenjangandi wilayah strategis cepat tumbuh.
[ 8 ]
OUTPUT:Naskah kebijakan berupa materi tekniskebijakan dan strategi pembangunaninfrastruktur PUPR (termasuk jenis-jenis hasillitbang) pada wilayah pengembangan strategis(WPS) khususnya kawasan strategis cepattumbuh.
OUTCOME:Mengakselerasi pembangunan infrastrukturPUPR pada wilayah strategis cepat tumbuhsehingga dapat menjadi pemicu bagi wilayahsekitarnya melalui rekomendasi kebijakan yangdapat diimplementasikan.
PENERIMA MANFAAT:Badan Pengembangan Wilayah (BPIW),Direktorat Jenderal Bina Marga, DirektoratJenderal SDA, Direktorat Jenderal Cipta Karya dilingkungan Kementerian PUPR; KementerianDalam Negeri; Kementerian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal, danTransmigrasi; Bappenas; dan PemerintahDaerah (Provinsi dan Kab./Kota).
LOKASI:Sumatera (Metro Medan, Tebing Tinggi,Dumai, dan Pekanbaru), Bali (Gilimanuk,Denpasar, dan Padang Bay), dan Kalimantan(Balikpapan, Samarinda, dan Maloy).
PAGU ANGGARAN:Rp 856.268.000 (Delapan Ratus Lima PuluhEnam Juta Dua Ratus Enam Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
REKOMENDASI:1. Melakukan akselerasi pembangunan
infrastruktur PUPR terutama pada lokasi
yang tingkat pemenuhan kebutuhan
infrastrukturnya masih di bawah SPM.
2. Perlunya penerapan teknologi terutama
sektor air bersih, persampahan, dan
perkerasan jalan dengan alternatif:
a. Penerapan teknologi secara terpusat
pada suatu lokasi tertentu di setiap
WPS sehingga dapat menjadi model
untuk diterapkan di tempat lain.
b. Penerapan teknologi secara
menyebar pada sejumlah titik
sehingga sekalgus menjadi solusi
langsung dari permasalahan
pemenuhan kebutuhan teknologi
hasil litbang PUPR.
3. Mereview kembali, penetapan batas
atau deliniasi WPS berdasarkan kab./kota
yang telah ditetapkan dengan dua
alternatif kebijakan:
a. Mendorong agar kawasan dengan
batas kab./kota pada WPS Cepat
Tumbuh yang telah ditetapkan
tersebut terus dipacu
pengembangannya melalui
pembangunan infrastruktur PUPR
sesuai RTRW, namun juga tetap
dikendalikan agar tetap sesuai
koridor pengendalian pemanfaatan
ruang.
b. Melakukan review terhadap
kab./kota yang termasuk dalam WPS
Cepat Tumbuh yang statusnya
mengalami perubahan.
c. Khusus untuk WPS Bali, mengingat
dari 9 kabupaten/kota yang ada
ProvinsiBali dan hanya 2 kabupaten
yang tidak termasuk dalam WPS
Cepat Tumbuh(Kab. Buleleng dan
Kab. Bangli) dan semuanya masih
dalam satu pulau, makasebaliknya 2
kabupaten tersebut dimasukkan ke
dalam WPS yang sama.
d. Untuk mendukung akselerasi
pengembangan WPS Cepat Tumbuh,
selain pembangunan infrastruktur
PUPR, dibutuhkan kebijakan dan
strategi dari sektor lain, terutama
pada sektor-sektor unggulan seperti
pertanian,kehutanan, perkebunan,
dan perikanan, namun di saat yang
sama juga tetap menekan tingkat
kesenjangan.
[ 9 ]
KEGIATAN UTAMA
KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU-PULAU KECIL
Selain daerah perbatasan, wilayah pinggiranseperti pulau-pulau kecil juga menjadi agendapembangunan nasional, di mana jumlah pulaukecil yang sudah bernama paling sedikit ada13.466. Sebanyak 60% populasi pendudukIndonesia tinggal di wilayah pesisir yang matapencahariannya mengandalkan sumberdayalaut dan perikanan. Namun, masih terdapatpermasalahan yang dihadapi di pulau kecil,seperti Indeks Kerentanan Tinggi (kejadiantsunami, pertumbuhan dan kepadatanpenduduk, elevasi, kemiringan, danpenggunaan lahan), rendahnya mutuinfrastruktur, dan Pulau Tarakan menghadapisituasi unstainability infrastruktur danteknologi. Kegiatan ini secara umum dilakukanuntuk melihat permasalahan yang dihadapimasyarakat di pulau-pulau kecil.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi kondisi infrastruktur eksisting
(terutam aair bersih dan sanitasi), potensisosekling, dan kendala pembangunaninfrastruktur dan pengembangan wilayah.
2. Identifikasi kondisi tatanan kelembagaanlokal eksisting.
3. Analisis daya dukung, tingkat kerentanan(fisik dan non fisik), inovasi/pengembangan teknologi berbasiskomunitas.
4. Perumusan kebijakan.
OUTPUT:Policy brief dalam pengembangan infrastruktur PUPR di pulau-pulau kecil.
[ 10 ]
OUTCOME:1. Untuk memperoleh gambaran kondisi
infrastruktur dan masyarakat di lokasistudi.
2. Konsep Road map pengembanganinfrastruktur dalam kurun beberapa tahunkedepan.
3. Aktor-aktor kelembagaan dan wacanakolektif yang dominan terkaitpengembangan infrastruktur.
4. Konsep delivery system pengembanganinfrastruktur yang potensial dikembangkan
PENERIMA MANFAAT:Pihak internal Kementerian PUPR antara lain:Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Marga, DitjenSumber Daya Air, Badan PengembanganInfrastruktur Wilayah, Balitbang. Sedangkanuntuk pihak eksternal, kajian ini akan menyasarantara lain:Kementrian Desa, Daerah Tertinggaldan Transmigrasi serta Pemerintah daerah
LOKASI:Rote Ndao - Nusa Tenggara Timur, Bintan -Kepulauan Riau, dan Mandeh - Sumatera Barat.
PAGU ANGGARAN:Rp 659.073.000 (Enam Ratus Lima PuluhSembilan Juta Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:Berdasarkan hasil kajian, dalam mengatasipermasalahan yang dihadapi di setiap lokasikajian, secara bertahap perlu dilakukanprogram-program sebagai berikut:• Kabupaten Rote NdaoBerdasarkan hasil analisis yang dilakukan,kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah airbaku baik itu untuk keperluan sehari hari danirigasi pertanian.• Kabupaten BintanBerdasarkan hasil analisis yang dilakukan,kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah disektor air baku, aksesibilitas dan kualitas jalanserta penanganan abrasi pantai.• Kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir
SelatanBerdasarkan hasil analisis yang dilakukan,kebutuhan mendesak di wilayah ini adalah disektor SDA (Air baku), Cipta Karya (sanitasi danpersampahan) serta kelistrikan.
[ 11 ]
KEGIATAN UTAMA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA PERUMAHAN NELAYAN KHUSUS DI ATAS AIR
Kepulauan yang memiliki potensi besar disektor perikanan, namun profesi sebagainelayan berkurang setiap tahunnya. Hal inidisebabkan oleh banyak faktor, salah satunyaminimnya kesejahteraan, terlihat daripermukiman nelayan yang identik dengankumuh karena keterbatasan fasilitaspenunjang. Diperlukan infrastrukturpermukiman yang mendukung kehidupan paranelayan sesuai kearifan lokal setempat,khususnya infrastruktur penyedia air baku,pengolahan air limbah, dan persampahan. Disisi lain, fakta menunjukkan bahwa sebagiannelayan yang bermukim di atas air sejak turuntemurun (suku Bajau) mengalami persoalanlegalitas rumah. Jumlah Suku Bajau diIndonesiasangat banyak, tersebar dari Sabanghingga Merauke. Suku Bajau memiliki kearifanlokal hidupdi atas laut dan menangkap ikanmerupakan satu-satunya mata pencahariannya.Tujuan kegiatan ini untuk mengidentifikasiaspek teknis, peraturan, sosial budayadanlingkungan pada rumah nelayan khusus di atasair. Tujuan penelitian ini adalahmenyusunkonsep rumah khusus nelayan di atas air danstrategi pengelolaannya.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi karakteristik masyarakat
nelayan yang tinggal di atas air.2. Identifikasi karakteristik permukiman
nelayan di atas air.3. Identifikasi pengelolaan keberlanjutan
rumah nelayan di atas air.
OUTPUT:Sebagai rekomendasi kebijakan bagistakeholder terkait dalam menyediakaninfrastruktur PUPR, khususnya untukmeningkatkan kualitas rumah nelayan khususdi atas air.
OUTCOME:Sebagai rekomendasi kebijakan bagistakeholder terkait dalam menyediakaninfrastruktur PUPR, khususnya untukmeningkatkan kualitas rumah nelayan khususdi atas air.
[ 12 ]
PENERIMA MANFAAT:Penerima manfaat dari kegiatan penelitian inimeliputi Ditjen Penyediaan Perumahan, DitjenCipta Karya - Kementerian PUPR, KementerianKelautan dan Perikanan
LOKASI:1. Sulawesi Tengah, Kabalutan, Tojo Una-
Una2. Sulawesi Tengggara, Wakatobi, Pulau
Wangi-Wangi. 3. Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya,
Kampung Nelayan Sungai Kakap. 4. Kalimantan Timur, Bontang, Kampung
Nelayan Bontang Kuala.
PAGU ANGGARAN:Rp 634.978.000 (Enam Ratus Tiga Puluh EmpatJuta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
REKOMENDASI:1. Menyiapkan peraturan untuk
permukiman nelayan khusus di atas air.2. Penyediaan infrastruktur pengolahan air
limbah dan persampahan.3. Edukasi kepada masyarakat terkait
kesadaran lingkungan.4. Konsep pengelolaan septic tank komunal.5. Optimalisasi wisata perikanan dan produk
hasil laut.6. Wisata budaya rumah di atas air.7. Koordinasi standarisasi rumah dan
pemrograman.8. Pembentukan kelembagaan pengelolaan
lingkungan.9. Kajian terkait daya dukung permukiman di
atas air.10. Pembentukan zonasi penataan ruang
permukiman di atas air.
[ 13 ]
KEGIATAN UTAMA
LEGALISASI KEBIJAKAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Selain daerah perbatasan, wilayah pinggiranseperti pulau-pulau kecil juga menjadi agendapembangunan nasional, di mana jumlah pulaukecil yang sudah bernama paling sedikit ada13.466. Sebanyak 60% populasi pendudukIndonesia tinggal di wilayah pesisir yang matapencahariannya mengandalkan sumberdayalaut dan perikanan. Namun, masih terdapatpermasalahan yang dihadapi di pulau kecil,seperti Indeks Kerentanan Tinggi (kejadiantsunami, pertumbuhan dan kepadatanpenduduk, elevasi, kemiringan, danpenggunaan lahan), rendahnya mutuinfrastruktur, dan Pulau Tarakan menghadapisituasi unstainability infrastruktur danteknologi. Kegiatan ini secara umum dilakukanuntuk melihat permasalahan yang dihadapimasyarakat di pulau-pulau kecil.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi rancangan peraturan yang
dibutuhkan user dalam menerapkanteknologi hasil litbang.
2. identifikasi bagaimana rancanganperaturan tentang penilaian kesesuaianteknologi
OUTPUT:1. Draft SE Menteri PUPR tentang Pedoman
Penerapan Teknologi Hasil Litbang.2. Draft SE Kepala Badan Litbang
Kementerian PUPR tentang PenilaianKesesuaian Teknologi.
OUTCOME:Menyediakan payung hukum bagi user (sektor)sebagai acuan dalam menerapkan (replikasi)teknologi hasil litbang. Tujuan penelitian iniadalah menyusun rancangan peraturantentang penerapan teknologi hasil litbangKementerian PUPR (termasuk tentang penilaiankesesuaian teknologi).
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal teknis di lingkunganKementerian PUPR
LOKASI:Jawa Barat, Yogyakarta, Surabaya
PAGU ANGGARAN:Rp 451.239.000 (Empat Ratus Lima Puluh Satujuta Dua Ratus Tiga Puluh Sembilan RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
1. Rancangan Surat Edaran Menteri tentangTata Cara Penerapan Teknologi diKementerian PUPR sebagai acuan kepadaUnit Organisasi Pelaksana terkaitpelaksanaan penerapan teknologi untukpembangunan infrastruktur bidangPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Rancangan SE ini berisi:• Tata cara pelaksanaan penerapan
teknologi• Tata cara pelaksanaan kerjasama
penerapan teknologi• Monitoring dan evaluasi penerapan
teknologi2. Rancangan Surat Edaran Kepala Badan
Litbang tentang Penilaian KesesuaianTeknologi sebagai upaya mendukungpembangunan infrastruktur melaluipenerapan teknologi dari hasil litbangatau hasil kliring terhadap teknologi dariluar dalam upaya melakukan alihteknologi di lingkungan KementerianPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.SE ini berisi:• Pengenalan teknologi dari luar
Badan Litbang PUPR• Indikator penilaian kesesuaian
teknologi• Pemeriksaan administrasi• Audiensi• Ekspose teknis• Uji laboratorium• Uji gelar• Surat keterangan hasil uji dan
penilaian kesesuaian teknologi• Monitoring dan evaluasi
[ 15 ]
4. Kajian Ekologi Danau di Indonesia 5. Meikarta: Problematika, Potensi
Dampak, dan Ulasan Kebijakan6. Rencana Joint Research
Pengembangan Teknologi 3D Printing7. Inovasi Kebijakan KPBU dalam
Pemenuhan Layanan Sosial (Edukasidan Pendidikan)
8. Kebijakan Pembangunan Infrastrukturdi Kawasan Konservasi Cagar Budayadan Cagar Alam: Studi Kasus Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
9. Penjajakan Kerjasama Penerapan Teknologi Recycling Concrete dengan Uni Eropa
OUTPUT:Output kegiatan berupa policy brief (dalambentuk nota dinas) untuk Pimpinan disiapkanoleh Tim agar Pimpinan Kementerian PUPRdapat memperoleh insight dari rekomendasikebijakan yang ditawarkan.
Dalam rangka mendukung tugas pelaksanaanpenelitian dan pengembangan, pengkajiankebijakan dan strategi pengembanganinfrastruktur serta penerapan teknologi hasilpenelitian dan pengembangan di bidangPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,Puslitbang KPT memberikan layanan advisteknis kepada Unit Organisasi di lingkunganKementerian PUPR, Pemda dan stakeholderslainnya, agar rekomendasi Kebijakan untukpenanganan permasalahan publik dapatdimanfaatkan sesuai dengan kondisi yangterjadi di lapangan.
LINGKUP KEGIATAN:1. Kebijakan Penerapan Building
Information Modelling (BIM) di lingkungan Kementerian PUPR
2. Manajemen Penanganan Bencana: Tantangan, Rekomendasi Kebijakan, danPeluang Riset
3. Partisipasi Masyarakat MendukungPembangunan Jembtan Gantung
KEGIATAN UTAMA
PELAYANAN ADVIS DAN PENDAMPINGAN TEKNIS
[ 17 ]
OUTCOME:Tujuan kegiatan ini adalah termanfaatkannyarekomendasi Kebijakan untuk penangananpermasalahan public.
PENERIMA MANFAAT:1. Stakeholder di lapangan, yaitu
Direktorat Jenderal teknis di lingkunganKementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat.
2. Pemerintah dan Pemerintah DaerahProvinsi maupun Pemerintah DaerahKabupaten/ Kota.
LOKASI:Lokasi pelaksanaan advis adalah Jawa Barat,Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur,Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan,Bali dan Maluku Utara.
PAGU ANGGARAN:Rp 638.168.000 (Enam Ratus Tiga PuluhDelapan Juta Seratus Enam Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
1. Mempersiapkan proposal dan laporankepada Menteri PUPR terkait action planimplementasi Penerapan BuildingInformation Modelling (BIM) di lingkunganKementerian PUPR pada pilot project.
2. Policy Brief “Manajemen PenangananBencana : Tantangan, Rekomendasi
Bencana: Tantangan, RekomendasiKebijakan, dan Peluang Riset” akan segeradisampaikan kepada Pimpinan.
3. Kegiatan Partisipasi MasyarakatMendukung Pembangunan JembatanGantung dikemas dalam bentuk [Draft]Panduan untuk disampaikan kepadaDitjen Bina Marga.
4. Kajian Ekologi Danau di Indonesia telahdisampaikan kepada Pimpinan dan UNORterkait.
5. Policy Brief Meikarta: Problematika,Potensi Dampak, dan Ulasan Kebijakanakan menjadi lessons learned bagaimanaagar kejadian serupa tidak terjadi lagi disektor properti tanah air.
6. Puslitbang KPT akan melakukankomunikasi intens dengan PT. PP(Persero) terkait Rencana Joint ResearchPengembangan Teknologi 3D Printing.
7. Policy Brief Inovasi Kebijakan KPBU akandifokuskan pada ide asuransi bencana(dilaksanakan pada awal TA. 2019).
8. [Draft} Policy Brief “KebijakanPembangunan Infrastruktur di KawasanKonservasi Cagar Budaya dan Cagar Alam :Studi Kasus Taman Nasional Bukit BarisanSelatan” akan segera disampaikan kepadaPimpinan sebagai bentuk keberpihakanKementerian PUPR terhadapkeberlanjutan ekosistem dan biodiversity.
9. Penjajakan Kerjasama PenerapanTeknologi Recycling Concrete dengan UniEropa akan dilanjutkan pada TA. 2019dengan the most possible options untukpengembangan teknologi secara mas.
[ 18 ]
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI BIDANG SUMBER DAYA AIR MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BENDUNGAN, IRIGASI, DAN PENYEDIAAN AIR BAKU
Pembangunan waduk, penyediaan air baku,serta pembangunan dan rehabilitasi irigasimerupakan program untuk mendukungketahanan pangan. Mengacu pada haltersebut, Puslitbang SDA telah menghasilkanberbagai teknologi bidang SDA yang berpotensimendukung pencapaian sasaran programketahanan pangan nasional.
Tujuan penelitian ini adalah menyusunrekomendasi kebutuhan teknologi yang perludikaji / dikembangkan lebih lanjut olehPuslitbang SDA untuk menjawab isu strategis /kebutuhan pasar / tantangan infrastruktur SDA.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
tantangan, permintaan user, direktifpimpinan).
2. Analisis kebutuhan akan teknologi3. Identifikasi ketersediaan teknologi
(Balitbang dan luar).4. Pengembangan teknologi eksisting
Balitbang / modifikasi teknologi luar /inovasi baru.
5. Rekomendasi: Kisi-kisi untuk Litbang(Pengembangan teknologi dan teknologimendukung ketahanan pangan).
OUTPUT:1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaanLitbang (kisi-kisi pengembangan teknologimendukung ketahanan pangan).
OUTCOME:Menjadi dasar penerapan dan program risetpengembangan teknologi pada tahun anggaranberikutnya, sehingga dapat membantu dalammendukung ketahanan pangan.
[ 20 ]
PENERIMA MANFAAT:Penerima manfaat dari kegiatan ini adalahDirektorat Jenderal Sumber Daya Air, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah,masyarakat setempat.
LOKASI:Lokasi Studi kegiatan ini terdapat di ProvinsiJawa Barat (WS Citarum, WS Cimanuk-Cisanggarung, dan WS Citanduy), Jawa Timur(WS Brantas dan WS Bengawan Solo),Kalimantan Selatan (WS Barito), dan SumateraBarat (WS Indragiri-Akuaman dan WSBatanghari).
PAGU ANGGARAN:Rp. 635.416.000 (Enam Ratus Tiga Puluh LimaJuta Empat Ratus Enam Belas Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN:1. Teknologi untuk mengatasi Kebocoran
saluran irigasi: Saluran irigasi berbahanferosemen, Jaringan Irigasi Perpipaan,dan Saluran Irigasi Modular
2. Teknologi untuk mengatsi KerusakanInfrastruktur Irigasi: Pintu Sorong TonjolBerbahan GFRP serta PengembanganAlat Ukur Debit Real Time dan AkumulasiVolume.
3. Teknologi untuk mengatasi kondisi lahanpertanian yang berada di atas saluranirigasi: Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).
REKOMENDASI:1. Perlunya evaluasi kinerja teknologi yang
dihasilkan oleh Puslitbang SDA secaraberkelanjutan.
2. Teknologi yang dikembangkan harusmempertimbangkan tidak hanya aspekteknis, namun juga aspek sosial, ekonomi,dan lingkungan.
3. Teknologi SDA yang dikembangkan haruslebih sinkron dengan permasalahan dankebutuhan pengguna.
4. Perlunya dilakukan kerjasama/kolaborasipengembangan teknologi SDA, baikdengan litbang lainnya, perguruan tinggi,maupun produsen / industri penghasilteknologi di dalam maupun luar negeri.
Sedimentasi Saluran Irigasi Batang Anai
Keramba Ikan dan Gulma di Bendungan Cengklik
[ 21 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI AIR
BERSIH DAN SANITASI PERMUKIMAN
Target gerakan nasional 100-0-100 oleh
Direktorat Cipta Karya dilakukan dengan 3
pendekatan, yaitu membangun sistem, fasilitasi
pemerintah daerah, serta pemberdayaan
masyarakat.
Demikian dengan pembangunan sarana dan
prasarana air minum dan sanitasi yang
menggunakan prinsip pemberdayaan
masyarakat. Salah satunya dilakukan melalui
program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat) dan Sanimas
(Sanitasi Berbasis Masyarakat). Dengan
partisipasi masyarakat, sarana dan prasarana
yang dibangun melalui program-program
tersebut diharapkan dapat dioperasikan dan
diperlihara sehingga tercapai keberlanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah menyusun
rekomendasi kebutuhan teknologi air minum
dan sanitasi permukiman di lokasi terpilih di
Indonesia yang perlu dikaji / dikembangkan
lebih lanjut oleh Puslitbang Perumahan dan
Permukiman untuk menjawab isu strategis /
kebutuhan pasar / tantangan infrastruktur
Perumahan dan Permukiman.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
tantangan, permintaan user, direktifpimpinan).
2. Analisis kebutuhan akan teknologi.3. Identifikasi ketersediaan teknologi
(Balitbang dan luar).4. Pengembangan teknologi eksisting
Balitbang / modifikasi teknologi luar /inovasi baru.
5. Rekomendasi: kisi-kisi Litbang(Pengembangan teknologi mendukungkebutuhan air minum & sanitasi.
OUTPUT:1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaanLitbang (kisi-kisi pengembangan teknologimendukung kebutuhan air minum dan sanitasipermukiman).
OUTCOME:Menjadi dasar penerapan dan program risetpengembangan teknologi pada tahun anggaranberikutnya, sehingga dapat membantumeningkatkan pengolahan air bersih dansanitasi permukiman bagi masyarakat sekitar.
[ 22 ]
PENERIMA MANFAAT:Penerima manfaat dari kegiatan ini adalahDirektorat Jenderal Cipta Karya, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah,Asosiasi Kelompok Sanitasi Seluruh Indonesia(Aksansi), Asosiasi Badan Pengelola SistemPengolahan Air dan Sanitasi (BPSPAMS) sertamasyarakat.
LOKASI:Kebumen, Rembang, Kepulauan Selayar.
PAGU ANGGARAN:Rp. 485.322.000,00 (Empat Ratus DelapanPuluh Lima Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:1. Analisa klasifikasi teknologi Balitbang
Perumahan dan Permukiman yang sudah
siap terap, antara lain: Pompa Hidram,
Biokontaktor, Meralis, Teknologi
Pengolahan Air Payau Sistem Membram
ALS, Pengolahan Air Payau Sistem
destilator Atam Kaca, Sub Reservoir Air
destilator Atam Kaca, Sub Reservoir Air Hujan
dan Aquifer Storage and Recovery (ASR).
2. Teknologi Balitbang Perumahan dan
Permukiman yang perlu pengembangan,
antara lain: Instalasi IPA Merotek dengan
penambahan proses elektrolisis, Teknologi
Saringan Rumah Tangga dilengkapi dengan
proses desinfeksi, Teknologi Meteran Air
dengan Sistem Prabayar, dan Teknologi
Penangkapan dan Pengolahan Air Hujan
Sistem Komunal.
3. Rekomendasi ketersediaan Teknologi
Eksternal yang dapat diadopsi dan
dikembangkan, antara lain: Pengembangan
Decision Support System untuk
Pendistribusian Air (FIGARO) dan
Pengembangan Teknologi menggunakan
Material Polimer Kalium Poliakrilat (Solid
Rain).
4. Inovasi teknologi baru yang dapat di adopsi
dan diterapkan antara lain: Sistem
Pembayaran dengan Sistem IOT (Internet
of Things) dan Modular Water Treatment
System.
[ 23 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
PEMETAAN KEBUTUHAN TEKNOLOGI BIDANG
JALAN DAN JEMBATAN DI KAWASAN
PERBATASAN MENDUKUNG KONEKTIVITAS
Pemerintah saat ini melalui kebijakan NawaCita, menyinggung pentingnya pembangunandi perbatasan. Implementasi dari kebijakan ituadalah mulai gencarnya pembangunan didaerah pinggiran seperti kawasan perbatasanyang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
Dengan pembangunan infrastruktur Jalan danJembatan, diharapkan dapat meningkatkanmobilitas dan mengurangi biaya logistiksehingga daya saing nasional meningkat dandisparitas antar wilayah di Indonesiaberkurang.
Tujuan penelitian ini adalah menyusunrekomendasi kebutuhan teknologi bidang jalandan jembatan di kawasan perbatasanmendukung konektivitas yang perlu dikaji /dikembangkan lebih lanjut oleh PuslitbangJalan dan Jembatan untuk menjawab isustrategis / kebutuhan pasar / tantanganinfrastruktur Jalan dan Jembatan.
LINGKUP KEGIATAN:1. Identifikasi isu strategis (hasil kajian,
tantangan, permintaan user, direktifpimpinan).
2. Analisis kebutuhan akan teknologi.3. Identifikasi ketersediaan teknologi
(Balitbang dan luar).4. Pengembangan teknologi eksisting
Balitbang / modifikasi teknologi luar /inovasi baru.
5. Rekomendasi: kisi-kisi Litbang(Pengembangan teknologi bidang jalandan jembatan di kawasan perbatasanmendukung konektivitas.
OUTPUT:1 (Satu) Naskah rekomendasi perencanaanLitbang (kisi-kisi pengembangan teknologi dankisi-kisi pengembangan teknologi di perbatasanmendukung konektivitas).
[ 24 ]
OUTCOME:Menjadi dasar penerapan dan program risetpengembangan teknologi pada tahun anggaranberikutnya, sehingga dapat membantumeningkatkan konektivitas bagi masyarakatsekitar.
PENERIMA MANFAAT:Penerima manfaat dari kegiatan ini adalahDirektorat Jenderal Bina Marga, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah daerah. danmasyarakat.
LOKASI:Pulau Weh (D.I. Aceh), Pulau Bintan (KepulauanRiau) dan Pulau Rote (Nusa Tenggara Timur).
PAGU ANGGARAN:Rp.732.758.000 (Tujuh Ratus Tiga Puluh DuaJuta Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
1. Teknologi Balitbang bidang JATAN yang
perlu pengembangan untuk isu di PPKT
adalah timbunan ringan mortar busa,
proteksi lereng vegetatif dan jembatan
ringan (judesa)
2. Modifikasi teknologi eksternal bidang
JATAN untuk isu di PPKT adalah spray
injected patching, perkuatan lereng
geogrid, zat aditif untuk stabilisasi tanah,
road barrier silinder jalan dan spek khusus
jalan PPKT
3. Inovasi teknologi bidang JATAN untuk isu
di PPKT adalah beton polimer tanpa
agregat batu, peningkatan kualitas
material lokal substandar, jalan sebagai
tanggul embug, sampah plastik sebagai
pengganti agregat, sistem manajemen
pemeliharaan jalan lingkup kota /
kabupaten
[ 25 ]
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI EMBUNG SEDERHANA
Pembangunan waduk dan embung dilakukansebagai upaya untuk meningkatkan kapasitassumber air. Berdasarkan data potensi sumberair Indonesia sebesar 3,9 Triliun m3/tahun.Potensi tersebut baru dimanfaatkan kuranglebih 13,8 Miliar m3 atau 58 m3/kapita yangdikelola melalui reservoir. Embung merupakansalah satu reservoir, berfungsi sebagaibangunan penyimpan air hujan yangdimanfaatkan selama musim kering untukberbagai kebutuhan masyarakat. TeknologiEmbung sederhana perlu dikajikesiapterapannya sebelum dimanfaatkan olehpengguna.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiEmbung Sederhana.
2. Menganalisis kelayakan TeknologiEmbung Sederhana dari berbagai aspek.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Embung Sederhana.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi EmbungSederhana.
Pembangunan Embung Sederhana di Kupang
[ 27 ]
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Sumber Daya AirKementerian PUPR, Puslitbang Sumber DayaAir Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah,dan masyarakat.
LOKASI:Kupang, Nusa Tenggara Timur.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (DelapanRatus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus DuaPuluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Teknologi Embung Sederhana sudahmemenuhi persyaratan minimal kelengkapanDokumen Teknis 1-6 dan memenuhipersyaratan kelayakan serta memiliki tingkatmanfaat yang tinggi, namun sangatterpengaruh oleh kondisi lokasi penerapanteknologi, antara lain:
(1) Bahan baku blanket embung di kelurahantuatuka memanfaatkan kapur karenaketersediaannya melimpah, namun tidakberlaku untuk daerah lain,
(2) Masih terjadi permasalahan kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutu saatpemesanan, penerimaan barang, danproses konstruksi, dan
(3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,kontraktor, dan pekerja) selama proseskonstruksi.
REKOMENDASI:1. Perlu percepatan legalisasi Dokumen
Teknis 1-6 yang sah untuk digunakan olehuser.
2. Perlu memperhatikan ketersediaan bahanbaku blanket embung dilihat darisumberdaya lokal yang ada (kapur, tanahlempung, geotekstil, dll).
3. Perlu meningkatkan pengawasan, sepertimengecek kuantitas dan kualitas bahanbaku/barang jadi pada saat pemesanan,penerimaan barang, dan proseskonstruksi untuk menghindari kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutuyang dipersyaratkan.
4. Perlu melakukan pemantauan secara realtime pada saat proses konstruksi.
[ 28 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PINTU AIR FIBER
Dalam mendukung program pembangunanjaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar danprogram rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3juta hektar perlu dilakukan pembangunansaluran irigasi yang cepat, kuat, dan mudahditerapkan. Teknologi Saluran Irigasi Modularmerupakan salah satu teknologi saluran irigasiyang dapat meminimalisir kebocoran, sehinggalebih efektif dan efisien dalammendistribusikan air. Sebagai pelengkap sistemirigasi, Balai Litbang Irigasi jugamengembangkan Teknologi Pintu Air Fibersebagai alternatif pintu air konvensional.Teknologi tersebut di atas telah melaluiserangkaian proses penelitian, namunteknologi tersebut perlu dikajikesiapterapannya sebelum dimanfaatkan olehpengguna.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPintu Air Fiber.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi PintuAir Fiber dari berbagai aspek.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Pintu Air Fiber.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi Pintu AirFiber.
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
Jenis Fiber Glass Reinforcement untuk Plastik
[ 29 ]
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Sumber Daya AirKementerian PUPR, Puslitbang Sumber DayaAir Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah,dan masyarakat.
LOKASI:Situbondo, Jawa Timur.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (DelapanRatus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus DuaPuluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:Teknologi Pintu Air Fiber sudah memenuhipersyaratan minimal kelengkapan DokumenTeknis 1-6 dan persyaratan kelayakan sertamemiliki tingkat manfaat yang tinggi, namunsangat terpengaruh oleh kondisi lokasipenerapan teknologi, antara lain:
(1) Terdapat perubahan harga bahan bakupintu air fiber sehingga mempengaruhibiaya produksi,
(2) Masih terjadi permasalahan kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutusaat pemesanan, penerimaan barang,dan proses konstruksi, dan
(3) Kurang kontrolnya kinerja SDM(konsultan, kontraktor, dan pekerja)selama proses konstruksi.
[ 30 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi Pompa AirTenaga Hidro.
Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro (PATH)merupakan salah satu inovasi Balai LitbangSungai yang mendukung sistem penyediaan airyang berkelanjutan, baik untuk pertanianmaupun air baku. Dengan teknologi ini prosespemompaan air tidak memerlukan energi listrikatau bahan bakar minyak dengan biayaoperasional yang tinggi, namun langsungmemanfaatkan energi tinggi jatuh aliran untukmenggerakkan turbin dan pompa. Teknologitersebut di atas telah melalui rangkaian prosespenelitian, namun teknologi tersebut perludikaji kesiapterapannya sebelum dimanfaatkanoleh pengguna.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPompa Air Tenaga Hidro.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi PompaAir Tenaga Hidro dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI POMPA AIR TENAGA HIDRO
PATH dengan Turbin Cross Flow/ Aliran Silang
[ 31 ]
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Sumber Daya AirKementerian PUPR, Puslitbang Sumber DayaAir Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah,dan masyarakat.
LOKASI:Temanggung, Jawa Tengah.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (DelapanRatus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus DuaPuluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Teknologi Pompa Air Tenaga Hidro sudahmemenuhi persyaratan minimal kelengkapanDokumen Teknis 1-6 dan memenuhipersyaratan kelayakan serta memiliki tingkatmanfaat yang tinggi, namun sangatterpengaruh oleh kondisi lokasi penerapanteknologi, antara lain:
terpengaruh oleh kondisi lokasi penerapanteknologi, antara lain:(1) Vendor turbin untuk PATH yang sesuai
spesifikasi yang dipersayaratkan masihterbatas,
(2) Masih terjadi permasalahan kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutu saatpemesanan, penerimaan barang, danproses konstruksi, dan
(3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,kontraktor, dan pekerja) selama proseskonstruksi.
REKOMENDASI:1. Perlu percepatan legalisasi Dokumen
Teknis 1-6 yang sah untuk digunakan olehuser.
2. Perlu memperhatikan waktu pemesananturbin untuk PATH karena vendor PATHmasih terbatas.
3. Perlu meningkatkan pengawasan, sepertimengecek kuantitas dan kualitas bahanbaku/barang jadi pada saat pemesanan,penerimaan barang, dan proseskonstruksi untuk menghindari kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutuyang dipersyaratkan.
4. Perlu melakukan pemantauan secara realtime pada saat proses konstruksi.
[ 32 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Saluran Irigasi Modular.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi SaluranIrigasi Modular.
Dalam mendukung program pembangunanjaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar danprogram rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3juta hektar perlu dilakukan pembangunansaluran irigasi yang cepat, kuat, dan mudahditerapkan. Teknologi Saluran Irigasi Modularmerupakan salah satu teknologi saluran irigasiyang dapat meminimalisir kebocoran, sehinggalebih efektif dan efisien dalammendistribusikan air. Teknologi tersebut di atastelah melalui rangkaian proses penelitian,namun teknologi tersebut perlu dikajikesiapterapannya sebelum dimanfaatkan olehpengguna.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiSaluran Irigasi Modular.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi SaluranIrigasi Modular dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI SALURAN IRIGASI MODULAR
Saluran Irigasi Modular
[ 33 ]
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi .
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Sumber Daya AirKementerian PUPR, Puslitbang Sumber DayaAir, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
LOKASI:Serang, Banten.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi SDA yaitu Rp. 837.524.000 (DelapanRatus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus DuaPuluh Empat Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Teknologi Saluran Irigasi Modular sudahmemenuhi persyaratan minimal kelengkapanDokumen Teknis 1-6 dan persyaratankelayakan serta memiliki tingkat manfaat yangtinggi, namun sangat terpengaruh oleh kondisilokasi penerapan teknologi, antara lain:
(1) Metode pelaksanaan saluran irigasimodular dapat dilakukan dengan precastplant dan precast on workshop,
(2) Masih terjadi permasalahan kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutu saatpemesanan, penerimaan barang, danproses konstruksi, dan
(3) Kurang kontrolnya kinerja SDM (konsultan,kontraktor, dan pekerja) selama proseskonstruksi.
REKOMENDASI:1. Perlu percepatan kelengkapan dan
legalisasi Dokumen Teknis 1-6 yang sahuntuk digunakan oleh user.
2. Perlu memperhatikan metode yang cocokdigunakan untuk pelaksanaan konstruksisaluran irigasi modular dengan caraprecast (precast plant) atau insitu (precaston workshop).
3. Perlu meningkatkan pengawasan, sepertimengecek kuantitas dan kualitas bahanbaku/barang jadi pada saat pemesanan,penerimaan barang, dan proseskonstruksi untuk menghindari kekuranganbahan baku dan ketidaksesuaian mutuyang dipersyaratkan.
4. Perlu melakukan pemantauan secara realtime pada saat proses konstruksi.
[ 34 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Model Kemitraan dalam
Penataan Kawasan Kumuh.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari kelengkapan Dokumen Teknis sertakajian Dokumen Rencana Bisnis TeknologiModel Kemitraan dalam Penataan KawasanKumuh.
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
Dalam RPJMN 2015-2019, Pengentasan
kawasan kumuh menjadi target utama. Secara
nasional, luasan kawasan kumuh di Indonesia
seluas 38.431 hektar yang tersebar di 416
kabupaten/kota. Tiga provinsi yang memiliki
kawasan kumuh terluas adalah: Jawa Tengah,
Nanggroe Aceh Darussalam, dan Jawa Barat.
Pengentasan kawasan kumuh menjadi
tantangan berbagai pihak, sehingga diperlukan
upaya kolaboratif yang memerlukan kemitraan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta,
dan, masyarakat setempat (Industri Bisnis,
2018). Upaya kemitraan tersebut diperlukan
dalam pembangunan infrastruktur agar
program-program yang dijalankan dari masing-
masing pihak lebih terpadu sehingga kegiatan
dapat berjalan lancar, komprehensif, dan tidak
tumpang tindih.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiModel Kemitraan dalam PenataanKawasan Kumuh.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi ModelKemitraan dalam Penataan KawasanKumuh dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (MODEL
KEMITRAAN DALAM PENATAAN KAWASAN KUMUH)
[ 35 ]
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Cipta Karya, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah, danmasyarakat.
LOKASI:Hunian sub komunal, di Kawasan permukimankumuh RW 23 Semanggi, Kota Surakarta danCigugur Tengah, Kota Cimahi.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi permukiman yaitu Rp. 1.006.356.000(Satu Milyar Enam Juta Tiga Ratus Lima PuluhEnam Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Penataan kawasan permukiman kumuh yangdilakukan sebelumnya lebih bersifat penataansecara fisik dan tidak mengatur tentangkemitraan. Pendekatan yang digunakan jugalebih bersifat top-down dengan program yangdirancang dan dilaksanakan oleh pemerintahtanpa melibatkan peran serta masyarakat.Penataan kawasan permukiman kumuh denganmenggunakan model kemitraan sangatpotensial untuk diterapkan dalam penataankawasan kumuh di Indonesia. Pendekatan
kawasan kumuh di Indonesia. Pendekatankemitraan dapat menjadi alternatif pendekatanpenataan kawasan secara terpadu denganmelibatkan banyak stakholders. Keterlibatanbanyak mitra ini dapat menjadi keuntungandengan pembagian peran dalam penataankawasan kumuh. Setiap mitra dapatberkontribusi sesuai dengan keahlian masing-masing. Namun Pemerintah Daerah sebagaipimpinan dalam kemitraan perlu untukmengkoordinasikan seluruh mitra agar tetapberada dalam kemitraan dan menjalankanperan sesuai dengan kesepakatan antar mitra.
REKOMENDASI:Berdasarkan kasus penataan kawasanpermukiman kumuh RW 23 Semanggi, modelkemitraan yang dilaksanakan telah berjalandengan baik. Namun model kemitraan iniapabila akan diterapkan di lokasi lain, wajibmemperhatikan hal berikut:• Komitmen dari pemerintah daerah.• Pendanaan dalam melaksanakan penataan
kawasan permukiman kumuh• Waktu pelaksanaan• Keberlanjutan kegiatan• Karakteristik lokasi dan masyarakat
[ 36 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi IPAL Biotour.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi IPALBiotour.
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna bahwa teknologi tersebut layakuntuk diterapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Cipta Karya, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah, Pelakuyang bergerak di bidang Perumahan Komersialmelalui Asosiasi Pengembang Perumahan, sertapelaku pengembang Rumah susun bersubsidiAsosiasi Kelompok Sanitasi Seluruh Indonesia(Aksansi) dan masyarakat.
Pemerintah secara operasional menetapkan
target jangka menengah 2015–2019 dengan
kebijakan tercapainya 100% pelayanan sanitasi
pada tingkat kebutuhan dasar. Data Direktorat
Jenderal Cipta Karya pada pertengahan tahun
2017 menunjukkan akses air limbah domestik
sebesar 76,08% dengan perincian 67,20%
akses layak dan 8,88% akses dasar. Sementara
masih terdapat 6 juta penduduk tanpa akses air
limbah domestik. Dari penduduk yang telah
memiliki akses, sebagian besar berupa sistem
individual yang kondisinya belum sesuai
dengan standar pemenuhan baku mutu air.
Untuk menjawab tantangan pemenuhan baku
mutu air limbah domestik, Puslitbang
Perumahan dan Permukiman telah
menghasilkan teknologi biotour yang telah diuji
coba pada skala 1 : 1 dengan hasil telah
memenuhi seluruh parameter baku mutu air
limbah terbaru. Kemudian untuk menunjang
upaya replikasi perdana dari teknologi ini, maka
harus disiapkan kelengkapan seluruh dokumen
khususnya dokumen teknis dan dokumen
rencana bisnis teknologi biotour.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :
1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiIPAL Biotour.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi IPALBiotour dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI IPAL BIOTOUR
[ 37 ]
LOKASI:Desa Sindangpakuon, Cimanggung, Jawa Barat;Rumah Susun Cingised, Bandung, Jawa Barat;dan Desa Sukaresmi, Megamendung, Bogor.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi permukiman yaitu Rp. 1.006.356.000(Satu Milyar Enam Juta Tiga Ratus Lima PuluhEnam Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:• Dalam metode perencanaan, aspek
kerentanan bencana khususnya banjir dantanah longsor belum dimasukkan sebagaikriteria dalam pemilihan lokasi unit IPALBiotur.
• Dalam metode pelaksanaan pekerjaan,koordinasi antara pembuatan chasingbiofilter dengan pemasangan tangki biofilterbelum efektif antara pelaksana pekerjaanlapangan (kontraktor atau kelompokmasyarakat) dengan vendor biofilter.
• Dalam metode operasional danpemeliharaan, IPAL Biotur khususnya dalampemeliharaan kolam sanita, aspekkeamanan dari jangkauan anak-anak belumterpenuhi.
• IPAL Biotur terbukti memiliki kelayakanekonomi berupa penyerapan tenaga kerjabaik dalam proses produksi biofilter danproses pembangunan IPAL dan operasionalpemerliharaan, Lebih ekonomis, yaitudengan harga yang relative sama namunIPAL Biotour lebih memenuhi baku mutusesuai dengan peraturan yang terbaru.
IPAL Biotour lebih memenuhi baku mutusesuai dengan peraturan yang terbaru.
• IPAL Biotur terbukti memiliki kelayakanfinansial dengan menggunakan metode LCCadalah sebesar Rp 355.747.945,-
• Beneficiaries teknologi IPAL Biotour yangbersentuhan langsung dengan produk akhiradalah kelompok masyarakat yangtergabung dalam KSM dan KPP, PihakSwasta (Pengembang PerumahanKomersial), dan Pemerintah Daerah selakupengelola rusun.
• Rantai pasok dari aspek kelancaran sudahterpenuhi, namun aspek ketersediaanbelum mencukupi khususnya apabilaterdapat banyak pesanan di berbagaiwilayah dalam waktu bersamaan.
• Teknologi IPAL Biotour merupakanteknologi yang minim risiko baik secaraoperasional (teknis dan non-teknis) danlegal. Risiko-risiko yang muncul masih dapatdikendalikan dengan sumber daya yangtersedia.
• Penerapan teknologi IPAL Biotour dapatmenyerap tenaga kerja local pada prosespembangunan dan operasionalpemeliharaan. Namun, dalam prosesoperasional dan pemeliharaan, kompetensidan kapasitas KSM masih rendah, sehinggaoperasi dan pemeliharaan kurang optimal.
• IPAL Biotour terbukti ramah lingkungandengan kemampuannya mengolah airlimbah sesuai dengan baku mutu KemenLHK yang terbaru dan mampu mendaurulang air limbah tersebut untuk kebutuhanpertanian dan perikanan.
[ 38 ]
3. Melakukan kajian rencana bisnis,
meliputi: kajian kelayakan ekonomi,
finansial, peluang pasar atau
beneficiaries, rantai pasok, resiko,
kelembagaan dan tenaga kerja, sosial
budaya dan lingkungan.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Preservasi Jalan: Material lokal.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi teknologipreservasi jalan: Material Lokal.
Di Indonesia pada daerah tertentu sulitmendapatkan material bangunan sesuaistandar bahan jalan. Kebutuhan material untukkonstruksi jalan dan jembatan di tiap daerahberbeda, begitu pula dengan ketersediaanmaterial. Untuk meningkatkan efisiensi dalampengadaan dalam bidang prasarana jalan,pemanfaatan bahan lokal perlu ditingkatkan.
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan danJembatan telah mengembangkan teknologimaterial lokal dimana fokus utama adalahpemanfaatan material lokal untuk penerapan dibidang jalan dan jembatan.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPreservasi Jalan: Material lokal.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi Materiallokal tersebut dari berbagai aspek.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Preservasi Jalan: Material lokal.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PRESERVASI JALAN: MATERIAL LOKAL
[ 39 ]
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna baik Ditjen Kementerian PUPR,Pemerintah Daerah ataupun pihak swastabahwa teknologi tersebut layak untukditerapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Bina Marga, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah(Provinsi, Kabupaten atau Kota).
LOKASI:Ruas sp. Bango – Kempo, Kabupaten Dompu,Nusa Tenggara Barat.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh EnamJuta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
[ 40 ]
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
1. Fokus pada pasar eksisting yang ada dan
terus meningkatkan promosi agar pangsa
pasar dapat meluas sampai pada pasar
potensial (potential market).
2. Perluasan pasar untuk kawasan di sekitar
lokasi material dapat menjadi salah satu
alternatif untuk pemanfaatan material
lokal.
3. Perlu adanya kajian keberlanjutan quarry
sehingga terdapat pembatasan pada
jumlah dan frekuensi tertentu agar
kualitas lingkungan tetap terjaga.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Preservasi Jalan: Aspal Karet.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi PreservasiJalan: Aspal Karet.
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna baik Ditjen Kementerian PUPR (BinaMarga), Pemerintah Daerah ataupun pihakswasta bahwa teknologi tersebut layak untukditerapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi .
Menurunnya kondisi ekonomi dunia,permintaan ekspor karet alam dalam negerimenurun cukup signifikan sehingga harga karetalam jatuh dan membuat para petani karetmerugi. Mengatasi hal ini pemerintahmendorong pemanfaatan karet alam untukkebutuhan dalam negeri sertamengembangkan pengolahan karet alamkhususnya yang dapat mendukungpembangunan infrastruktur nasional.
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan danJembatan telah mengembangkan teknologiAspal Karet Lateks. Teknologi aspal karetmemiliki beberapa jenis, aspal karet yang akandibahas pada penelitian kesiapterapan aspalkaret ini adalah aspal karet lateks.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPreservasi Jalan: Aspal Karet.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi AspalKaret dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PRESERVASI JALAN: ASPAL KARET
[ 41 ]
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Bina Marga, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah(Provinsi, Kabupaten atau Kota).
LOKASI:Kabupaten Lahat – Tebing Tinggi – MuaraBeliti, Sumatera Selatan.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh EnamJuta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN DANREKOMENDASI:
1. Adanya kebijakan dalam penggunaan
teknologi buatan dalam negeri dapat
mendominasi penggunaan teknologi pada
target pasar tertentu, seperti pemerintah
pusat & pemerintah daerah.
2. Permasalahan adalah pada keterbatasan
alat (bitumen plant) untuk mencampur
aspal dengan karet lateks dimana
ketersediaan untuk saat ini Bitumen
Pencampur karet lateks dengan aspal
hanya terdapat di lampung, sehingga
diperlukan bitumen pencampur karet
lateks dilokasi lain untuk mempermudah
distribusi.
3. Kebutuhan akan pedoman teknis dalam
pelaksanaan untuk menunjang
pelaksanaan dilapangan untuk
meminimalisir kesalahan seperti pada
saat seperti pencampuran, konstruksi dan
penghamparan.
[ 42 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Preservasi Jalan: Timbunan
Ringan.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi PreservasiJalan: Timbunan Ringan.
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna baik Ditjen Kementerian PUPR (BinaMarga), Pemerintah Daerah ataupun pihakswasta bahwa teknologi tersebut layak untukditerapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
Tanah lunak di Indonesia sangat banyak dantersebar di berbagai daerah. Hal inimenyebabkan banyak terjadinya keruntuhantimbunan, instabilitas tanah timbunan danpenurunan berlebih baik pada orpit jembatanmaupun pondasi jalan. Karena permasalahantersebut, maka dibutuhkan teknologi jenistimbunan yang memiliki berat ringan namuntetap mempunyai kekuatan yang memadai.
Dalam menjawab isu ini, Puslitbang Jalan danJembatan (Pusjatan) telah mengembangkanteknologi timbunan ringan. Permasalahan padaturunnya tanah menjadi salah satu latarbelakang. Timbunan ringan merupakanalternative teknologi untuk konstruksitimbunan dimana mencampurkan aditif foamagent ke dalam mortar (campuran beton)sehingga mortar tersebut memiliki berat jenisyang lebih kecil dibanding dengan timbunantanah.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPreservasi Jalan: Timbunan Ringan.
2. Menganalisis kelayakan TeknologiTimbunan Ringan tersebut dari berbagaiaspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PRESERVASI JALAN: TIMBUNAN RINGAN
[ 43 ]
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
1. Fokus pada pasar eksisting yang ada dan
terus meningkatkan promosi agar pangsa
pasar dapat meluas sampai pada pasar
potensial (potential market).
2. Adanya kebijakan dalam penggunaan
teknologi buatan dalam negeri dapat
mendominasi penggunaan teknologi pada
target pasar tertentu, seperti pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
3. Adanya sosialisasi secara menyeluruh
terkait teknologi timbunan ringan,
metode kerja ideal serta penerapan yang
sudah dilakukan.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Bina Marga, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah(Provinsi, Kabupaten atau Kota).
LOKASI:Ekang, Anculai, Kangboi (Kep. Riau), Kota Lahat(Sumatera Selatan), Siak dan Arenka (Riau),Pangkalan Lima – Kumai (Kalimantan tengah),Antapani (Bandung), Kedaton (Cirebon),Sinapeul (Sumedang), Dermoleng, Kretek,Kosambi, Klonengan (Brebes), Manahan (Solo)serta Probolinggo.
PAGU ANGGARAN:Keseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh EnamJuta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
[ 44 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan analisis kesiapterapan
Teknologi Rusun Pracetak Modular.
2. Melakukan penilaian Dokumen Teknis
Teknologi.
3. Melakukan kajian rencana bisnis, meliputi:
kajian kelayakan ekonomi, finansial,
peluang pasar atau beneficiaries, rantai
pasok, resiko, kelembagaan dan tenaga
kerja, sosial budaya dan lingkungan.
OUTPUT:1 (Satu) rekomendasi kesiapterapan yangterdiri dari Dokumen Teknis serta kajianDokumen Rencana Bisnis Teknologi RusunPracetak Modular .
OUTCOME:Memberikan kepercayaan di kalanganpengguna baik Ditjen Kementerian PUPR,Pemerintah Daerah ataupun pihak swastabahwa teknologi tersebut layak untukditerapkan dengan menyusun DokumenKesiapterapan Teknologi.
Pusat Litbang Perumahan dan Permukimanmenghasilkan teknologi rusun pracetakmodular. Teknologi ini memiliki beberapakeunggulan dibanding teknologi pembangunanrusun secara konvensional. Salah satunya rusunpracetak modular dapat diterapkan di seluruhwilayah rawan gempa, dengan bangunanterstandarisasi, dan pelaksanaan konstruksilebih cepat.
Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapanteknologi hasil litbang PUPR, Balai LitbangPenerapan Teknologi Permukimanmelaksanakan kegiatan “PenyiapanKesiapteraan Teknologi Rusun PracetakModular” pada tahun anggaran 2018. Kegiatanini diharapkan dapat membantu mengetahuikesiapterapan teknologi tersebut sehinggadapat direplikasi dan diindustrilisasi untukpemenuhan kebutuhan perumahan bagimasyarakat.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah :1. Mengidentifikasi Dokumen Teknis 1-6,
serta Dokumen Rencana Bisnis TeknologiPreservasi Jalan: Timbunan Ringan.
2. Menganalisis kelayakan Teknologi RusunPracetak Modular dari berbagai aspek.
KEGIATAN UTAMA
PENYIAPAN KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN(SUB KEGIATAN RUSUN PRACETAK MODULAR)
[ 43 ]
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
1. Berdasarkan hasil analisis pada 8 aspek
dokumen rencana bisnis, Teknologi Rusun
Pracetak Modular telah siap untuk
diterapkan, dengan analisis pada aspek:
a. Aspek Ekonomi dan Finansial (Value
for Money, Cost Benefit, Finansial)
b. Aspek Peluang Industri dan Pasar
(Peluang Pasar, Peluang Industri)
c. Aspek Rantai Pasok
d. Aspek Risiko
e. Apek Kelembagaan dan
Ketenagakerjaan
f. Aspek Sosial Budaya
g. Aspek Lingkungan
2. Berdasarkan kajian terhadap dokumen
teknis, teknologi ini tidak siap terap
karena tidak memenuhi standar
kelayakan pada spesifikasi teknis dan
metode perencanaan.
PENERIMA MANFAAT:Direktorat Jenderal Bina Marga, BalitbangKementerian PUPR, Pemerintah Daerah(Provinsi, Kabupaten atau Kota).
LOKASI:Rusun Modular Asrama Mahasiswa ITBJatinangor yang berada di lingkungan KampusITB, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, JawaBarat.
PAGU ANGGARAN:NKeseluruhan kegiatan penyiapan kesiapterapanteknologi Bidang Jalan dan Jembatan yaitu: Rp.756.348.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh EnamJuta Tiga Ratus Empat Puluh Delapan RibuRupiah) secara Swakelola.
[ 44 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
FORUM BISNIS TEKNOLOGI
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkamenyebarluaskan informasi teknologi hasilpenelitian dan pengembangan KementerianPUPR sekaligus memberikan edukasi kepadamasyarakat, serta sebagai intermediator antarapeneliti teknologi, produsen, dan pengguna(mempertemukan konsumen dan produsenteknologi litbang) dalam membahas bisnisproses dalam memasarkan teknologi hasillitbang.
LINGKUP KEGIATAN:1. Inventarisasi dokumen kesiapterapan
teknologi hasil litbang PUPR2. Koordinasi dan Kesepakatan dengan
Pusat-Pusat Litbang atas teknologi HasilLitbang yang akan diforum-bisniskan
3. Pemaparan teknologi unggulan danrencana dan prospek bisnis teknologi
4. Tindak lanjut: Observasi kantor, kapasitasproduksi
5. Fasilitasi networking antara calon mitrabisnis dan Pusat-pusat Litbang
6. Fasilitasi dan administrasi perjanjiankerjasama antara calon mitra bisnisdengan Pusat-pusat Litbang
OUTPUT:.
Kegiatan ini menghasilkan Surat Pernyataan(menjadi aplikator hasil litbang) yangditandatangani pada akhir acara Forum Bisnis2018. Selanjutnya, akan dilakukan koordinasidengan Puslitbang terkait untuk teknologiuntuk menghasilkandokumen PerjanjianKerjasama Aplikator yang menunjukkankemitraan antara Puslitbang teknis denganpara aplikator dan produsen dalam rangkapenyebarluasan informasi teknologi hasilpenelitian dan pengembangan, penerapan, danpemasaran teknologi hasil litbang
OUTCOME:1. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh pusatdan balai-balai di lingkungan PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi.
2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya yang ada untuk melaksanakanpenelitian, pengembangan danpenerapan teknologi yang lebih baik,lebih cepat, dan tepat sasaran.
[ 46 ]
PENERIMA MANFAAT:1. Stakeholder di lapangan, yaitu Direktorat
Jenderal Teknis di lingkunganKementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat.
2. Pemerintah dan Pemerintah DaerahPropinsi maupun Pemerintah DaerahKabupaten/Kota.
3. Masyarakat, asosiasi profesi, akademisi,swasta, aparat hukum, dan pelaku usahayang ingin memproduksi teknologi litbangPUPR maupun memanfaatkan teknologitersebut
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat
PAGU ANGGARAN:Rp 383.193.000 (Tiga Ratus Delapan Puluh TigaJuta Seratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN &REKOMENDASI:Kegiatan ini diharapkan dapatmenyebarluaskan produk-produk Litbang danteknologi andalan baik inovasi sains danteknologi, serta menyebarluaskan produk-produk hasil penelitian dan pengembangan,khususnya hasil Litbang terapan yang didukungdengan visualisasi produk dan demopenerapan teknologi yang diharapkan dapatmenghasilkan masukan dan gagasan yangbermanfaat bagi kegiatan litbang di PusatLitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologiuntuk membangun konsep yang lebih inovatifdan aplikatif yang dapat mempertemukankepentingan pemerintah dan masyarakat.
[ 47 ]
KEGIATAN UTAMA
PENGEMBANGAN KEMITRAAN KERJASAMA DAN AKSELERASI TEKNOLOGI HASIL LITBANG PUPR
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menjalinkemitraan atau kerjasama dalam negeri antaraPusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakandan Penerapan Teknologi, Badan Penelitiandan Pengembangan, Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat dengan mitrakerjasama yaitu kementerian atau lembagapemerintah dan non kementerian seperti dinasdi pemerintah daerah, serta perguruan tinggi.Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalahuntuk menyiapkan dokumen perjanjiankerjasama dan tata cara operasional kemitraanatau kerjasama dalam negeri antara PusatPenelitian dan Pengembangan Kebijakan danPenerapan Teknologi, Badan Penelitian danPengembangan, Kementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat dengan mitrakerjasama atas penerapan produk penelitiandan jasa layanan litbang sesuai dengan kriteriayang ditetapkan dalam rangka optimalisasipelaksanaan tugas pokok dan fungsinya baikteknis maupun administratif.
LINGKUP KEGIATAN:1. Penjajagan kerjasama.2. Monitoring tindak lanjut perjanjian
kerjasama.3. Evaluasi perjanjian kerjasama.
OUTPUT:.
Kegiatan ini akan menghasilkan dokumenlegalitas Perjanjian Kerjasama yangmenunjukkan kemitraan antara PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi denganinstitusi/lembaga pemerintah dan nonpemerintah dalam rangka penelitian danpengembangan serta penerapan teknologi hasillitbang.
OUTCOME:1. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh pusatdan balai-balai di lingkungan PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi.
2. Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya yang ada untuk melaksanakanpenelitian, pengembangan danpenerapan teknologi yang lebih baik,lebih cepat, dan tepat sasaran.
PENERIMA MANFAAT:Internal Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat, kementerian/lembagapemerintah, pemerintah daerah, danperguruan tinggi.
LOKASI:Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, JawaTengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur,Sumatera Utara, dan Bali.
PAGU ANGGARAN:Rp 343.141.000 (Tiga Ratus Empat Puluh TigaJuta Seratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN &REKOMENDASI:Penjajagan dengan HAGI akan menjadi bahanmasukan untuk penyusunan perjanjiankerjasama pada tahun anggaran 2019.
[ 48 ]
1111111111
1111
1
KEGIATAN UTAMA
DISEMINASI HASIL LITBANG DAN PUBLIKASI/PAMERAN
Mempublikasikan hasil kegiatan litbangmelalui kegiatan pameran ataupun kegiatanlain seperti diseminasi hasil litbang, seminar,workshop, dan sosialisasi baik yangdiselenggarakan secara terpadu, sendirimaupun pihak lain, serta menyebarluaskaninformasi melalui pameran dan ataupunkegiatan lain seperti Seminar, workshop, dansosialisasi.
LINGKUP KEGIATAN:1. Workshop Policy Brief dan Penerapan
Teknologi2. Diseminasi/Pameran Terpadu Rencana
Program Litbang3. Seminar Terpadu Hasil Litbang4. Pencetakan Materi Publikasi: Company
Profile, Katalog, Leaflet, Booklet, Buku Hasil Litbang, Kalender
OUTPUT:.
Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalahLaporan Pendahuluan dan Laporan AkhirKegiatan.
OUTCOME:Termanfaatkannya / tersebarluaskannya hasillitbang PUPR.
PENERIMA MANFAAT:Puslitbang Teknis dan Direktorat Jenderal dilingkungan kementerian PUPR, BUMN danSwasta
[ 49 ]
LOKASI:1. Keikutsertaan Dalam Pameran Pra
Konsultasi Regional: Semarang, Kendari,Banjarmasin, dan Jambi.
2. Pelaksanaan Diseminasi / BimbinganTeknis Terintegrasi PenyelenggaraanInfrastruktur PUPR KewenanganPemerintah Daerah Wilayah Tengah,Barat dan Timur: Yogyakarta, Medan, danLombok.
3. Pelaksanaan Pameran Teknologi TepatGuna: Surabaya, Pekanbaru, Palembang,Bandung, Jakarta, Palu, Denpasar,Surabaya, dan Tangerang.
PAGU ANGGARAN:Rp 693.403.000 (Enam Ratus Sembilan PuluhTiga Juta Empat Ratus Tiga Ribu Rupiah) secaraSwakelola.
KESIMPULAN &REKOMENDASI:Diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang telahdilakukan ini, dapat menyebarluaskan produk-produk Litbang dan teknologi andalan baikinovasi sains dan teknologi, sertamenyebarluaskan produk-produk hasilpenelitian dan pengembangan, khususnya hasilLitbang terapan yang didukung denganvisualisasi produk dan demo penerapanteknologi yang diharapkan dapat menghasilkanmasukan dan gagasan yang bermanfaat bagikegiatan litbang di Pusat Litbang Kebijakan danPenerapan Teknologi untuk membangunkonsep yang lebih inovatif dan aplikatif yangdapat mempertemukan kepentinganpemerintah dan masyarakat.
[ 50 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:12. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
pemanfaat• Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)• Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum FHO)
3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
belum dilakukan tahun sebelumnya)5. Penyerahan Dokumen Teknis dan Dokumen
Rencana Bisnis kepada UNOR 6. Penyusunan Panduan Penerapan Teknologi
OUTPUT:1. Terbangunnya 1 (satu) teknologi pengaman
pantai sepanjang 200 meter kombinasi batukali dan Blok Beton 3B.
2. Dokumen Rencana Bisnis.3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana danBuku Penerapan teknologi).
Dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata,pemerintah daerah akan mengembangkanpusat Pulau Morotai yang terletak di DesaDaruba Pantai dengan melakukan reklamasiuntuk dimanfaatkan sebagai ruang terbukahijau. Teknologi blok beton 3B dipilih karenaselain berfungsi sebagai bangunan penahangelombang (revetmen) untuk lahan reklamasi,dapat juga dimanfaatkan oleh nelayan sebagaiakses dari daratan ke laut dan sebaliknya.Penggunaan Blok Beton 3B juga sebagai salahsatu upaya diseminasi produk hasil BalitbangKementerian PUPR melalui kegiatan replikasiperdana oleh Puslitbang KPT.
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:1. Menerapkan teknologi pengaman pantai
blok beton 3B kombinasi revetmen batuhasil Balitbang PUPR sebagai perlindunganlahan reklamasi di Desa Daruba, KabupatenPulau Morotai.
2. Mengevaluasi dan menyusun rencana bisnisteknologi teknologi pengaman pantai BlokBeton 3B hasil Balitbang PUPR.
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI PENGAMANPANTAI DI MOROTAI
[ 52 ]
OUTCOME:Sebagai showcase teknologi perlindunganpantai yang teruji bagi Ditjen SDA maupunPemerintah Daerah.
PENERIMA MANFAAT:Pemerintah Kab. Morotai, PemerintahProvinsi Maluku Utara, Masyarakat di DesaDaruba, Ditjen SDA Kementerian PUPR, danPuslitbang SDA.
LOKASI:Desa Daruba, Pulau Morotai.
PAGU ANGGARAN:Rp. 8.740.512.000,- (Delapan Milyar TujuhRatus Empat Puluh Juta Lima Ratus Dua BelasRupiah) secara Swakelola dan Kontraktual.
KESIMPULAN:1. Teknologi pengaman pantai blok beton 3B
kombinasi revetment batu hasil penelitiandari Balai Litbang Pantai, PuslitbangSumber Daya Air dapat diterapkan diKabupaten Pulau Morotai.
2. Gambaran proses rantai pasok denganmetode pembuatan blok beton 3B melaluipabrikasi di pulau jawa dan dikirimmenggunakan kapal laut. Porsi biayalogistic dan transportasi sebesar 26% dari
menggunakan kapal laut. Porsi biayalogistic dan transportasi sebesar 26% daritotal biaya (termasuk margin penjualan).
3. Untuk analisis kelembagaan diperolehhasil bahwa pengelolaan dan perawatanakan dilakukan oleh Dinas PUPR Kab.Pulau Morotai setelah dilakukan prosesserah terima.
4. Masyarakat Desa Daruba secara umummemiliki tingkat keberterimaan yangtinggi/positif terhadap rencanapembangunan pengaman pantai blokbeton 3B baik dilihat dari para pemangkukepentingan maupun secara keseluruhan.
REKOMENDASI:1. Berdasarkan penerapan teknologi blok
beton pengaman pantai di Kab. PulauMorotai dapat dirumuskan bahwa dalamproses pembuatan blok beton 3B haruscepat diambil keputusan apakah akanmelakukan cetak di tempat atau pabrikasidi luar lokasi.
2. Ketersediaan material, pekerja dan alatharus dipastikan dari awal kegiatan.
3. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukansecara bersamaan harus dijadwalkandengan baik sehingga mempercepatproses konstruksi.
[ 53 ]
Pulau Morotai sebagai salah satu KSPNmemiliki potensi wisata berupa alam bahari(pantai, bentang laut, dan bawah laut) wisataalam pegunungan (air terjun, tempatpemandian, trekking), dan wisata sejarahhingga dijuluki "Mutiara di Bibir Pasifik".
Sebagai wujud dukungan terhadappembangunan infrastruktur PUPR di KSPNMorotai, Balai Litbang Penerapan TeknologiJalan dan Jembatan akan melakukan replikasiPerdana teknologi jalan wisata yang telahdihasilkan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan.Teknologi tersebut meliputi Teknologi FasilitasPejalan Kaki dan Fasilitas Jalur Sepeda.
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANA PENERAPAN JALAN WISATA DI MOROTAI
LINGKUP KEGIATAN:1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:12. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
pemanfaat• Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)• Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
FHO)3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
belum dilakukan tahun sebelumnya)5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR6. Penyusunan Panduan Penerapan
Teknologi
[ 58 ]
OUTPUT:1. Terbangunnya 1 (satu) unit penerapan
teknologi jalan wisata2. Dokumen Rencana Bisnis3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana danBuku Penerapan teknologi)
OUTCOME:Sebagai showcase teknologi penerapan jalanwisara bagi Ditjen Bina Marga maupunPemerintah Daerah.
PENERIMA MANFAAT:Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, danPuslitbang Jalan dan Jembatan, PemerintahDaerah, Masyarakat yang berada di KabupatenMorotai
LOKASI:Kab. Morotai, Maluku Utara
PAGU ANGGARAN:Rp. 5.915.575.000 (Lima Milyar Sembilan RatusLima Belas Juta Lima Ratus Tujuh Puluh LimaRibu Rupiah) secara Swakelola dan Kontraktual
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
[ 59 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:12. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada
pemanfaat• Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)• Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
FHO)3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
belum dilakukan tahun sebelumnya)5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR 6. Penyusunan Panduan Penerapan
Teknologi
OUTPUT:1. Terbangunnya 1 (satu) Unit MCK Plus dan
Plaza2. Dokumen Rencana Bisnis3. Dokumen Replikasi Perdana, Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana danBuku Penerapan teknologi
• isu/agenda prioritas yang didukung KSPN(Kawasan Perbatasan dan Kawasan Pulau-pulau terluar).
• Merupakan rangkaian menujukesiapterapan teknologi melalui penerapanteknologi dalam skala 1:1 untukmembuktikan teknologi Balitbang telahPROVEN Ddlam rangka mendukungprogram prioritas pengembangan KSPNkhususnya KSPN Morotai.
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:1. Mempertemukan Aplikator dengan
Peneliti dalam rangka menyebarluaskanhasil teknologi dan menginisiasi kerjasamapengembangan dan industrialisasiteknologi.
2. Melakukan replikasi perdana teknologi diKSPN Morotai.
3. Memperkenalkan produk teknologi hasilLitbang PUPR, sehingga dapat dicontohdan diterapkan oleh para pihak terkaitdalam rangka penyediaan air bersih dansanitasi yang memadai.
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI TOILET UMUM WISATA DI MOROTAI
[ 54 ]
OUTCOME:Sebagai showcase teknologi toilet umum wisatayang teruji bagi Ditjen Cipta Karya, DitjenPenyediaan Perumahan, maupun PemerintahDaerah.
PENERIMA MANFAAT:Ditjen Cipta Karya, Ditjen PenyediaanPerumahan, Puslitbang Perumahan danPermukiman, Pemda dan Masyarakat.
LOKASI:Daruba Pantai, Kabupaten Pulau Morotai,Provinsi Maluku Utara.
PAGU ANGGARAN:Rp. 6.800.000.000 (Enam Milyar Delapan RatusJuta Rupiah) secara Kontraktual dan Swakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
[ 55 ]
KEGIATAN UTAMA
REPLIKASI PERDANATEKNOLOGI RISHA (RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT)DI LOMBOK DAN SUMBAWA, NTB
[ 54 ]
2. Pelatihan OP (Alih Teknologi) kepada pemanfaat• Pelatihan Operasi (Sebelum PHO)• Pelatihan Pemeliharaan (Sebelum
FHO)3. Penyusunan Dokumen Replikasi Perdana4. Penyusunan Dok. Rencana Bisnis (apabila
belum dilakukan tahun sebelumnya)5. Penyerahan Dokumen Teknis dan
Dokumen Rencana Bisnis kepada UNOR 6. Penyusunan Panduan Penerapan
Teknologi
OUTPUT:1. Terbangunnya RISHA sebanyak 20 Unit
(Tahap I) dan 80 unit (tahap II)2. Dokumen Rencana Bisnis.3. Dokumen Replikasi Perdana (Buku Laporan
Hasil pelaksanaan Replikasi Perdana danBuku Penerapan teknologi).
Kawasan Lombok dan sekitarnya merupakandaerah yang rawan diguncang gempa karenaterdapat pengaruh patahan atau sesar Floresdari timur laut Pulau Bali, Lombok, Sumbawa,hingga Flores.Struktur bangunan yang tahangempa sangat penting diaplikasikan khususnyauntuk merekonstruksi rumah dan bangunanyang telah hancur dalam gempa lalu.BadanLitbang PUPR telah menghasilkan beberapateknologi rumah tahan gempa, salah satunyaialah Rumah Instan Sehat Sederhana (RISHA).Keunggulan dari model Rumah contoh TahanGempa, yaitu lebih cepat, lebih murah, lebihramah lingkungan, lebih tahan gempa, movable(knock down), lebih ringan, dapat dimodifikasi,serta dibuat dari komponen beton sederhana,ringan, dan tidak memerlukan alat berat, sertamudah dibuat oleh kalangan umum atau UKM.
LINGKUP KEGIATAN:1. Konstruksi Fisik Teknologi dalam Skala 1:1
OUTCOME:• Untuk mendorong penyebarluasan
produk teknologi litbang berupa rumahtahan gempa di wilayah Lombok,Sumbawa dan sekitarnya.
• Agar rehabilitasi dan rekonstruksi rumahdan bangunan fasilitas umum sertabangunan fasilitas sosial dapatberlangsung dengan cepat sesuai dengantarget yang sudah dicanangkan PresidenJoko Widodo, didukung oleh penerapanteknologi rumah tahan gempa RISHA.
• Terbentunya fasilitator lapangan yangterampil dalam membuat panel, merakitpanel dan membangun RISHA.
• Masyarakat luas mampu mengenal danmemahami cara membangun rumahtahan gempa yang baik dan benar melaluipendampingan teknis fasilitator lapangan(FL).
• Terwujudnya kemandirian masyarakatuntuk membangun kembali rumah danbangunan dengan teknologi rumah tahangempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
PENERIMA MANFAAT:Ditjen Cipta Karya, Ditjen PenyediaanPerumahan, Puslitbang Perumahan danPermukiman, Pemda dan Masyarakat sekitaryang terdampak.
LOKASI:Provinsi Nusa Tenggara Barat (KabupatenLombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat,Lombok Tengah, Kota Mataram, dan Sumbawa)
PAGU ANGGARAN:Rp. 11.700.000.000 (Sebelas Milyar TujuhRatus Juta Rupiah) secara Kontraktual danSwakelola.
KESIMPULAN & REKOMENDASI:
[ 55 ]
LINGKUP KEGIATAN:1. Mengukur kinerja dari teknologi beton
ferosemen untuk jaringan irigasi tersier,
teknologi jaringan irigasi perpipaan dan
teknologi PEGAR karung geotekstil rangka
bambu.
2. Menyusun materi teknis rekomendasi
kebijakan penerapan ketiga teknologi.
3. Menyiapkan modul pelatihan yang efektif
untuk alih teknologi dari ketiga teknologi.
OUTPUT:1. Laporan kinerja teknologi beton
ferosemen untuk jaringan irigasi tersier,
teknologi jaringan irigasi perpipaan dan
teknologi PEGAR karung geotekstil rangka
bambu.
2. Rekomendasi peningkatan kinerja ketiga
teknologi tersebut.
3. Materi teknis rekomendasi kebijakan
penerapan ketiga teknologi tersebut.
4. Modul pelatihan untuk alih teknologi dari
ketiga teknologi tersebut.
Dalam rangka mencapai tujuan RencanaStrategis Kementerian PUPR, Ditjen SDAmembutuhkan dukungan infrastruktur berupateknologi hasil litbang bidang SDA yangdisediakan Balitbang, khususnya PuslitbangSDA. Sebanyak 74 teknologi sumber daya airyang telah dikembangkan Puslitbang SDAbelum dimanfaatkan oleh Ditjen SDA. Hal inidisebabkan Ditjen membutuhkan teknologihasil litbang yang dapat memenuhi kebutuhaninfrastruktur PUPR di lapangan.
Tujuan monev penerapan teknologi adalah:1. Melakukan monitoring dan evaluasi fungsi
dan kinerja dari teknologi betonferosemen untuk jaringan irigasi tersier,teknologi jaringan irigasi perpipaan danteknologi PEGAR karung geotekstil rangkabambu.
2. Menyusun rekomendasi untukpeningkatan kinerja ketiga teknologitersebut.
3. Menyusun materi teknis rekomendasikebijakan penerapan ketiga teknologitersebut.
4. Menyusun dan mengembangkan modulpelatihan untuk alih fungsi dari ketigateknologi tersebut.
KEGIATAN UTAMA
MONEV HASIL PENERAPAN REPLIKASI PERDANA TEKNOLOGI SUMBER DAYA AIR
Saluran Irigasi Ferosemen
Jaringan Irigasi Perpipaan
PEGAR karung geotekstil rangka
bamboo
[ 61 ]
OUTCOME:sebagai bahan rekomendasi dalampenyempurnaan penerapan teknologi bagipenerima manfaat.
PENERIMA MANFAAT:Dirjen Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah,Pengguna teknologi, Penyedia jasa, danBPSDM Kementrian PUPR.
LOKASI:Teknologi Ferosemen untuk Jaringan IrigasiTersier diterapkan di Kabupaten Sleman,Teknologi Jaringan Irigasi Pipa Sederhanaditerapkan di Kabupaten Magelang danTeknologi PEGAR Karung Geotekstil RangkaBambu diterapkan di Kabupaten Demak.
PAGU ANGGARAN:Rp. 774.276.000 (Tujuh Ratus Tujuh PuluhEmpat juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:1. Kondisi fisik atau konstruksi teknologi
tidak terdapatnya kerusakan.2. Kinerja teknologi berfungsi dengan baik.3. Adanya potensi untuk menjamin
keberlanjutan teknologi.
REKOMENDASI:Untuk menjamin keberlanjutan teknologi, perluadanya mekanisme dalam pelaksanaan Operasidan Pemeliharaan, serta panduan operasipemeliharaan yang disusun dan disepakati olehpenerima manfaat.
[ 62 ]
OUTCOME:
PENERIMA MANFAAT:Puslitbang Teknis, Direktorat Jenderal dilingkungan Kementerian PUPR
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat
PAGU ANGGARAN:Rp. 670.000.000 (Enam Ratus Tujuh Puluh JutaRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN &REKOMENDASI:Sarana lab yang lengkap dan memadai, sertaSDM yang berkualitas sangat dibutuhkanmengingat semakin banyaknya permintaanpermintaan Clearing House terkait teknologiinfrastruktur didang pekerjaan umum danperumahan rakyat
Penilaian Kesesuaian Teknologi (PKT) dari luarBalitbang PUPR diperlukan untuk membuktikanbahwa teknologi tersebut sesuai dan dapatdigunakan pada proyek-proyek infrastrukturbidang PUPR baik secara teknis, sosial,ekonomi, linghkungan, finansial, maupunkeberlanjutannya.
LINGKUP KEGIATAN:1. Memerikasa berkas administrasi
permohonan dan audiensi2. Ekspose pengenalan teknologi, 3. Uji laboratorium (difasilitasi Puslitbang
Teknis)4. Uji gelar5. Penyiapan konsep rekomendasi
kesesuaian teknologi6. Penyampaian sertifikat kelayakan dan
rekomendasi yang sudah ditandatangaiKepala Balitbang kepada Penyediateknologi
OUTPUT:29 permohonan yang masuk ke Balitbang: 5aplikator siap ekspose, 7 aplikator belumaudiensi, 3 aplikator tidak lolos audiensi, 14aplikator sudah ditindaklanjuti untukpenyelesaiannya (koordinasi dengan Pus Teknisdan Unor terkait)
KEGIATAN PENDUKUNG
PENILAIAN KESESUAIAN TEKNOLOGI (CLEARING HOUSE)
[ 63 ]
OUTPUT:1. Reviu Renstra Puslitbang KPT Tahun 2015-
2019
2. Formulir RKP dan Renja K/L
3. Struktur KRISNA Tahun 2019
4. Matrik Sinkronisasi Program denganDitjen
5. Usulan Program dan Kegiatan Tahun 2019
6. TOR dan RAB TA. 2019
7. RKA-KL TA. 2019
8. Konsep DIPA TA. 2019
OUTCOME:Terselenggaranya program, kegiatan dananggaran Puslitbang KPT TA. 2019 sesuaidengan Renstra dan TUSI Puslitbang KPT.
PENERIMA MANFAAT:Bidang / Bagian dan Balai di lingkunganPuslitbang KPT.
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY
Untuk mewujudkan pemenuhan Renstra 2015-2019 , maka perlu dibuat kegiatan penyusunanprogram, kegiatan, dan anggaran di lingkunganPuslitbang KPT.
LINGKUP KEGIATAN:1. Review Renstra Puslitbang KPT 2015-2019
2. Mengikuti rangkaian Trilateral Meeting
dan Multilateral Meeting
3. Penyusunan program dan kegiatan
prioritas tahun 2019 (Rencana Kerja
Pemerintah)
4. Penyusunan Renja KL sesuai dengan Pagu
Indikatif TA. 2019
5. Need Assesment ke Balai/Bidang/Bagian
(longlist)
6. Penajaman Usulan Kegiatan dengan Ditjen
dan stakeholders lain
7. Penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran dan
RKA-KL Pagu Alokasi Anggaran
8. Reviu KRISNA
9. Penelitian dan Penelaahan RKA-KL
10. Finalisasi RKA-KL
11. Penyusunan Kurva - S dan Konsep DIPA
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN DAN ANGGARAN
[ 62 ]
PAGU ANGGARAN:Rp 754.615.000 (Tujuah Ratus Lima Puluh EmpatJuta Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) secaraSwakelola.
KESIMPULAN:• Penyusunan program dan anggaran
Puslitbang KPT TA. 2019 sudah mengikutikaidah-kaidah dan kebijakan penganggaran:money follow program, holistik, tematik danspasial.
• Pagu definitif hanya memenuhi 87,18% darikebutuhan Renstra.
• Porsi anggaran kegiatan litbang (corebusiness) (59,1%) vs porsi anggaranpendukung (40,9%) cukup ideal.
• Dinamika perubahan usulan program dankegiatan sesuai dengan arahan danpetunjuk pimpinan.
• Ketidaksiapan Readiness Criteria penerapanteknologi (perubahan lokasi).
• Perlunya pembahasan finalisasi reviurenstra dan core business Puslitbang KPT.
• Kualitas data dukung TOR/KAK kegiatan TA.2019 perlu perbaikan kedepannya.
[ 62 ]
8. Mengkoordinir Penyusunan RENSTRA
dan LKIP 2018 Balai
9. Mengupload semua dokumen terkait
penerapan SAKIP (Renstra, PK, Rencana
Aksi, Laporan Bulanan, LKIP) ke dalam
aplikasi e-SAKIP Kementerian
OUTPUT:1. Perjanjian Kinerja (PK) Eselon III dan
Eselon II TA. 20182. Rencana Aksi (B0) dan Laporan Bulanan
(B1-B12) Eselon III (Balai) dan Eselon II TA. 2018
3. LKIP Eselon III (Balai) dan Eselon II TA. 2017
4. Laporan Hasil Penilaian/ Evaluasi SAKIP di Tingkat Eselon II TA.2017
5. Draft LKIP Eselon III (Balai) dan Eselon II TA 2018
6. Laporan Pendahuluan dan Akhir TA. 2018;7. Panduan Substansi Dokumen Output
Kegiatan (9 Panduan)
OUTCOME:Diharapkan dapat meningkatkan kualitas,efisiensi, dan efektifitas pelaksanaan programkegiatan yang dilaksanakan tim peneliti danmanajemen di lingkungan Puslitbang KPT untuktahun anggaran berjalan dan tahun anggaranberikutnya.
Kegiatan pemantauan dan evaluasidimaksudkan untuk memantau danmengendalikan pelaksanaan kegiatan dalamtahun berjalan/tertentu yang telahdiperjanjikan di dalam Perjanjian Kinerja (PK)dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaankegiatan tersebut. Hasil kegiatan evaluasidituangkan dalam bentuk Laporan KinerjaInstansi Pemerintah (LKIP)
LINGKUP KEGIATAN:1. Penyusunan PK Puslitbang KPT TA. 2018,
rencana aksi, Laporan Bulanan, LKIP TA.
2017, dan laporan kegiatan (laporan
pendahuluan dan laporan akhir),
2. Panduan Substansi Dokumen Output
Kegiatan
3. Rapat koordinasi,
4. Diskusi dengan para narasumber,
5. Pemantauan dan evaluasi progres fisik
dan keuangan pelaksanaan kegiatan
penelitian dan manajemen di lingkungan
Puslitbang KPT
6. Identifikasi kendala-kendala pelaksanaan
kegiatan penelitian dan manajemen di
lingkungan Puslitbang KPT
7. Pemantauan lapangan kegiatan replikasi
perdana
KEGIATAN PENDUKUNG
MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN AKUNTABILITAS KINERJA
[ 63 ]
PENERIMA MANFAAT:Bidang / Bagian dan Balai di lingkunganPuslitbang KPT.
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku Utara,Sumatera, Nusa Tenggara.
PAGU ANGGARAN:Rp 717.207.000 (Tujuh Ratus Tujuh Belas JutaDua Ratus Tujuh Ribu Rupiah) secaraSwakelola.
KESIMPULAN:1. Secara keseluruhan, Sub bidang
Pemantauan dan Evaluasi telahmenyelesaikan seluruh kegiatan yang menjadi ruang lingkup sesuai dengan KAK 2018.
2. Pemantauan PK, Laporan Bulanan / Rencana Aksi (B0-B12) Puslitbang KPT telahdisusun dan dijadikan acuan dalampelaksanaan kegiatan selama tahun 2018.
3. LKIP Puslitbang KPT 2017 telah disusun dandiserahkan kepada Sekretariat Balitbangserta menjadi gambaran penerapan SistemAkuntabilitas Kinerja Puslitbang KPT selamatahun 2017.
4. Draft LKIP Puslitbang KPT 2018 telahdisusun dan akan difinalkan di Bulan Januari2019
5. Kendala yang dihadapi dalammelaksanakan kegiatan tersebutdiantaranya :• Pelaksanaan pembahasan laporan• Jadwal pelaksanaan pembahasan
laporan dapat berubah sewaktu-waktu.
• Draf laporan terlambat dikumpulkan ke Subbid Monev.
• Evaluasi secara substansi laporanbelum ada panduannya.
• Pelaksanaan penyusunan LKIP.• Rekapitulasi data bahan LKIP belum
tersedia secara otomatis (perlumenunggu lama sampai terkumpul).
• Pelaksanaan Penyusunan PanduanSubstansi Dokumen Output.
• Mengalami Revisi beberapa kali.
[ 63 ]
OUTPUT:Keluaran dari kegiatan Penyiapan Materi TeknisAlih Teknologi Hasil Litbang PUPR ini adalahLaporan Akhir Penyiapan Materi Teknis AlihTeknologi Hasil Litbang PUPR.
OUTCOME:Terselenggaranya Kegiatan Penyiapan MateriTeknis Alih Teknologi Hasil Litbang PUPR.
PENERIMA MANFAAT:Bidang/Bagian, Balai di lingkungan PuslitbangKPT, Stakeholder & Masyarakat Luas.
LOKASI:1. Denpasar, Bali2. Nusa Tenggara Timur3. Buleleng, Bali4. D.I Yogyakarta & Jawa Tengah5. Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
PAGU ANGGARAN:Rp. 2.071.442.000 (Dua Milyar Tujuh PuluhSatu Juta Empat Ratus Empat Puluh Dua RibuRupiah) secara Swakelola dan Kontraktual.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentangKeterbukaan Informasi Publik. Pasal yangmenjadi acuan kegiatan ini adalah pasal 1 danpasal 9. Melalui kegiatan ini diharapkan kualitasinfrastruktur bidang kebijakan dan penerapanteknologi akan meningkat seiringbertambahnya pengetahuan, pemahaman dankesadaran masyarakat/stakeholder akanpenggunaan hasil litbang. Kegiatan inimerupakan pendampingan terhadappelaksanaan jasa konsultansi Penyiapan MateriTeknis Alih Teknologi.
LINGKUP KEGIATAN:1. Melakukan koordinasi dengan pihak –
pihak terkait
2. Melakukan penyiapan dokumentasi
administrasi untuk peninjauan lapangan
3. Melakukan pendampingan terhadap pihak
konsultan untuk meninjau lapangan
4. Melakukan diskusi teknis audio visual dan
sistem e-learning dengan staf/pihak
terkait
5. Melakukan evaluasi sistem informasi e-
learning
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYIAPAN MATERI TEKNIS ALIH TEKNOLOGI HASIL LITBANG PUPR
[ 63 ]
KESIMPULAN:Kegiatan ini telah melakukan pendampinganterhadap pembuatan e-learning teknologisebagai berikut :• E-learning terdiri dari Audio Visual (AV)
Teknologi, Modul Teknologi, dan MateriSosialisasi
• Audio visual tersusun sebanyak 32 buah,terdiri dari 16 teaser (durasi 1-2 menit) dan16 sosialisasi (durasi 3-7 menit)
[ 63 ]
REKOMENDASI:Perlu dibentuk personil khusus yang mengelolaaplikasi ini, terutama untuk menangani segalapertanyaan dari masyarakat terhadap teknologiyang tersedia dalam sistem e-learningsehingga dapat memperbesar penetrasipemakaian teknologi hasil Litbang PUPR ditengah – tengah masyarakat
OUTCOME:Terselenggaranya kegiatan PenyelenggaraanData Laboratorium kebijakan InfrastrukturPUPR dengan hasil seperti updating 159 datakebijakan dan pemetaan 204 teknologi hasillitbang PUPR.
PENERIMA MANFAAT:Pihak internal (Bidang dan Balai Puslitbang KPT) dan pihak eksternal (para pengambil kebijakan di lingkungan Kementerian PUPR).
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY
PAGU ANGGARAN:Rp.195.577.000,- (Seratus Sembilan Puluh Lima Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Rupiah) secara Swakelola.
Memaksimalkan resource data yang telah adadan mengintegrasikannya agar siap digunakandalam pengambilan kebijakan pimpinan, pusat-pusat litbang serta unit lain di lingkunganKementerian PUPR.
LINGKUP KEGIATAN:1. Koordinasi kebutuhan
2. Inventarisasi dan pengumpulan data
3. Pembuatan data katalog
4. Pembuatan konsep pengembangan
Penyelenggaraan Data Laboratorium
Kebijakan Infrastruktur PUPR
OUTPUT:1. Website / aplikasi Penyelenggaraan Data
Laboratorium kebijakan Infrastruktur PUPR2. Laporan Pendahuluan3. Laporan Akhir
KEGIATAN PENDUKUNG
PENYELENGGARAAN DATA LAB. KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR PUPR
[ 63 ]
KESIMPULAN:Lab Kebijakan Infrastruktur PUPR dapatmendukung data dan regulasi mengenaikebijakan infrastruktur PUPR seperti updating159 data kebijakan, pemetaan 204 teknologihasil litbang PUPR, dan memberikan saranabagi pelaksanaan kegiatan penelitian danpenyusunan policy brief mendukungpembangunan infrastruktur PUPR.
REKOMENDASI:Dikarenakan data kebijakan dan regulasimengenai kebijakan infrastruktur PUPR masihterbatas maka harus dilakukan koordinasidengan pihak luar/stakeholder untukmenambah data kebijakan umum, membuattampilan daftar teknologi hasil litbang yangdapat menunjukan teknologi yang siap danlengkap dokumen teknisnya dan melengkapikekurangan data dukung dan detail mengenaiproduk litbang.
[ 63 ]
OUTPUT:1. Pengembangan konten dan tampilan
website Puslitbang KPT (website PuslitbangKPT menduduki peringkat 6 dari 21website Unit Kerja di LingkunganKementerian PUPR pada lomba website2018)
2. Penerbitan Berita dan Artikel di WebsitePuslitbang KPT
3. Pengembangan aplikasi Puslitbang KPTberbasis mobile (Android dan IOS)
4. Laporan Pendahuluan5. Laporan Akhir
OUTCOME:Tersebarluaskannya berita dan informasikegiatan litbang kebijakan dan penerapanteknologi dan produk-produk litbang melaluiwebsite dan aplikasi mobile.
Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Website danE-Marketing sesuai dengan Peraturan MenteriPUPR Nomor: 17/PRT/M/2016 TentangPenyelenggaraan Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) di Kementerian PUPR danPeraturan Menteri PUPR Nomor:35/PRT/M/2016 Tentang Cetak Biru TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) di KementerianPUPR.
LINGKUP KEGIATAN:1. Pengembangan aplikasi Puslitbang KPT
berbasis website dan mobile (Android danIOS)
2. Pengembangan konten aplikasi e-marketing
3. Pemeliharaan website Puslitbang KPT4. E-kliping media informasi Puslitbang KPT5. Penulisan berita website dan pengelolaan
media sosial Puslitbang KPT
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN WEBSITE DAN E-MARKETING
[ 63 ]
PENERIMA MANFAAT:• Penerima manfaat adalah masyarakat
umum, pemda dan instansi yangmembutuhkan informasi mengenaikebijakan dan penerapan teknologi hasillitbang PUPR.
• Mahasiswa yang membutuhkan data daninformasi mengenai kebijakan infrastrukturPUPR.
• Stakeholders terkait dan calon aplikator.
LOKASI:Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT.
PAGU ANGGARAN:Rp.273.675.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh TigaEnam Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN• Pengelolaan website Puslitbang KPT
terselenggara dengan baik dan efisien.• Website Puslitbang KPT berhasil masuk
peringkat 6 dari 21 peserta pada lombakonten website dan aplikasi diKementerian PUPR.
• Puslitbang KPT mengembangkan aplikasiberbasis Android dan IOS yang dapatdiunduh di google playstore dan appstore.
• Peningkatan jumlah berita dan artikelsebesar 120 tulisan dalam kurun waktusatu tahun.
REKOMENDASI:Meningkatkan penulisan berita dan artikeluntuk memperkaya konten website PuslitbangKPT.
[ 63 ]
OUTPUT:1. Sertifikat dan SK Akreditasi Jurnal Ilmiah2. Jurnal Sosial Ekonomi PU Volume 10.1
Edisi April 20183. Jurnal Sosial Ekonomi PU Volume 10.2
Edisi November 20184. Laporan Pendahuluan5. Laporan Akhir
OUTCOME:Terakreditasinya Jurnal Sosial EkonomiPekerjaan Umum oleh Kemenristekdikti dantersebarluaskannya karya tulis ilmiah litbangkebijakan dan penerapan teknologi melaluiJurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum.
PENERIMA MANFAAT:Para peneliti dan perekayasa di lingkunganPuslitbang KPT, Puslitbang ABC, UNOR lain,Pemda, Masyarakat pemerhati teknologi,Lembaga litbang lain dan Akademisi.
Memuat artikel ilmiah hasil litbang sosialekonomi lingkungan dan kebijakaninfrastruktur ke-PUan dalam Jurnal SosialEkonomi PU dan mempublikasikannya keberbagai instansi pemerintah, pemerintahdaerah, Perguruan Tinggi, perpustakaan terkaitserta institusi lainnya.
LINGKUP KEGIATAN:1. Reakreditasi Jurnal2. Menghimpun naskah masuk3. Seleksi bahan naskah oleh Dewan Redaksi4. Rapat dengan Dewan Editor5. Proses Editing dan pengecekan naskah
oleh Dewan Editor6. Distribusi naskah ke Mitra Bestari7. Revisi naskah oleh Penulis8. Layout naskah oleh Dewan Redaksi9. Publishing dan Pencetakan Proof Reading10. Pencetakan Jurnal11. Distribusi Jurnal
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN JURNAL
[ 63 ]
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY.
PAGU ANGGARAN:Rp.321.451.000,- (Tiga Ratus Dua Puluh SatuJuta Empat Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah)secara Swakelola.
KESIMPULAN:• Jurnal Sosek PU pada tahun 2018 telah
terbit sebanyak 2 kali yaitu Volume 10.1Edisi April dan Volume 10.2 EdisiNovember sesuai jadwal yangdirencanakan. Setiap terbitan jurnalmemuat enam sampai tujuh karya tulisyang telah melewati proses penyaringanoleh Dewan Redaksi dan Mitra Bestari.Proses penerbitan naskah melalui e-jurnaldengan linkhttp://jurnalsosekpu.pu.go.id/index.php/sosekpu/index
• Terakreditasinya Jurnal Sosek PU sebagai“peringkat 2” oleh KemenristekdiktiTanggal 09 Juli 2018 Nomor21/E/KPT/2018 hingga tahun 2020.
• Komposisi penulis Volume 10.1 Edisi Aprildan Volume 10.2 Edisi November 2018sudah sesuai dengan aturan di Perka LIPIyaitu 60% penulis eksternal dan 40%penulis internal.
REKOMENDASI:• Mekanisme Call for paper maupun
permohonan langsung yang lebih efektifuntuk menjaring naskah yang sesuaidengan ruang lingkup jurnal.
• Diperlukan percepatan bagi penelitiinternal dalam menyusun tulisan yangdimuat di jurnal terbitan berikutnya,melalui pelatihan pengelolaan karya tulisilmiah.
• Diperlukan pelatihan penggunaan OJSkepada dewan editor, mitra bestari danpeneliti untuk memudahkan prosespenerbitan jurnal.
[ 63 ]
KEGIATAN PENDUKUNG
FASILITASI, KOORDINASI, MONITORING
PERLAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI,DAN PEMBINAAN SMM
OUTPUT:1. SOP Makro dan Teknis2. SK Plt. Kaba tentang pembentukan tim
counterpart dan responden penilaianmaturitas pelaksanaan SistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Balitbang Kementerian PUPR
3. Kuesioner SPIP dengan responden Pusatdan Balai-Balai dilingkungan Puslitbang KPT
4. Laporan Pedahuluan5. Laporan Akhir
OUTCOME:Terselenggaranya kegiatan litbang kebijakandan penerapan teknologi yang sesuai denganstandar SMM dan penerapan SPIP.
PENERIMA MANFAAT:• Bidang/Bagian/Balai di lingkungan Pus KPT• Para peneliti dan perekayasa di lingkungan
Puslitbang KPT• Stakeholders lainnya
Mengakomodasi seluruh sistem yang terkaitpenjaminan mutu seluruh proses kegiatan yangdilaksanakan oleh Kementerian PUPR. Hal inimerupakan salah satu bagian dari upayamelaksanakan Reformasi Birokrasi diKementerian PUPR untuk melakukanpembaharuan dan perubahan mendasarterhadap sistem penyelenggaraanpemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek: Kelembagaan (organisasi),Ketatalaksanaan (Business Process), dan SDMAparatur.
LINGKUP KEGIATAN:1. Persiapan dan koordinasi (Penajaman KAK
dan Koordinasi)2. Implementasi SMM/ISO 9001:20083. Pembahasan Pengembangan Institusi
Puslitbang KPT terkait pelaksanaanReformasi Birokrasi di Kementerian PUPR
4. Koordinasi kegiatan RB dengan Pusat-Pusat Litbang di lingkungan BalitbangKementerian PUPR
5. Diskusi HKI6. Penyusunan dokumen Sistem Operasional
Prosedur (SOP)7. Konsolidasi pelaksanaan SPIP8. Pengisian kuesioner
KEGIATAN PENDUKUNG
FASILITASI, KOORDINASI, MONITORING PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI, DAN PEMBINAAN SMM
[ 63 ]
FOTO
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY
PAGU ANGGARAN:Rp.261.455.000,- (Dua Ratus Enam Puluh Satu Juta Empat Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:• SOP Makro dan Teknis yang telah disusun
lalu didistribusikan kepada unit eselon 3Pusat dan Balai-Balai di lingkunganPuslitbang KPT. Dengan adanya SOPsangat mempermudah perincian ataustandar yang tetap mengenai aktivitaspekerjaan yang berulang-ulang yangdiselenggarakan dalam suatu organisasi.
• Telah mengikuti pelatihan pemahamanperaturan HKI (Hak Cipta, Desain Industri,Merek) dan drafting paten yangdiselenggarakan oleh SekertariatBalitbang pada 6-7 Desember 2018 diPusjatan.
• SK Plt. Kaba tentang pembentukan timcounterpart dan responden penilaianmaturitas pelaksanaan SistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan Balitbang Kementerian PUPR.
• Kuesioner SPIP dengan responden Pusatdan Balai-Balai dilingkungan PuslitbangKPT.
REKOMENDASI:• Koordinasi intensif dengan Sekertariat
Balitbang mengenai penerapan SPIP.
[ 63 ]
OUTCOME:Terwujudnya Laporan Keuangan PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi BalitbangPUPR yang mendapatkan opini Wajar TanpaPengecualian (WTP).
PENERIMA MANFAAT:Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi.
LOKASI:Jakarta, Bekasi, Bandung, Solo, Surabaya, Yogyakarta, Banjarmasin, Makassar.
PAGU ANGGARAN:Rp. 347.354.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Kegiatan penunjang, menghasilkan 3 Laporan,yaitu Laporan Keuangan Semester II TA 2017,Laporan Keuangan Semester I TA 2018, danLaporan Keuangan Triwulan III TA 2018.
Guna mewujudkan Laporan Keuangan SatkerPuslitbang Kebijakan dan Penerapan TeknologiBalitbang PUPR yang mendapatkan opini WajarTanpa Pengecualian (WTP).
LINGKUP KEGIATAN:1. Koordinasi Pelaksanaan Rekonsiliasi dan
Penyusunan Laporan Keuangan2. Mengikuti Sosialisasi dan Workshop
Peraturan Keuangan3. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA dan
Penyusunan Laporan Keuangan Semester II TA 2017
4. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA danPenyusunan Laporan Keuangan Semester I TA 2018
5. Pelaksanaan Rekonsiliasi SAIBA danPenyusunan Laporan Keuangan TriwulanIII TA 2018
OUTPUT:1. Laporan Keuangan Semester II TA 20172. Laporan Keuangan Semester I TA 2018 3. Laporan Keuangan Triwulan III TA 2018
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI DAN PELAPORAN KEUANGAN
[ 63 ]
OUTCOME:Terwujudnya pengelolaan dan penatausahaanBMN Satker Puslitbang Kebijakan danPenerapan Teknologi Balitbang PUPR sesuaidengan peraturan yang berlaku gunamempertahankan opini Wajar TanpaPengecualian (WTP)
PENERIMA MANFAAT:Internal Puslitbang Kebijakan dan PenerapanTeknologi.
LOKASI:Jakarta, Bekasi, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Bali
PAGU ANGGARAN:Rp. 326.028.000,- (Tiga Ratus Tiga Puluh Juta Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN:Kegiatan penunjang, telah menghasilkan 3Laporan, yaitu Laporan BMN Semester II TA2017, Laporan BMN Tahunan (TA 2017), danLaporan BMN Semester I TA 2018.
Mewujudkan pengelolaan dan penatausahaanBMN Satker Puslitbang Kebijakan danPenerapan Teknologi Balitbang PUPR sesuaidengan peraturan yang berlaku gunamempertahankan opini Wajar TanpaPengecualian (WTP).
LINGKUP KEGIATAN:1. Koordinasi Pelaksanaan Rekonsiliasi dan
Penyusunan Laporan BMN 2. Mengikuti Sosialisasi dan Workshop
Peraturan tentang Penatausahaan BMN 3. Pelaksanaan Rekonsiliasi BMN dan
Penyusunan Laporan BMN Semester II TA 2017
4. Penyusunan Laporan BMN Tahunan (TA 2017)
5. Pelaksanaan Rekonsiliasi BMN danPenyusunan Laporan BMN Semester I TA 2018
OUTPUT:1. Laporan BMN Semester II TA 20172. Laporan BMN Tahunan (TA 2017)3. Laporan BMN Semester I TA 2018
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI DAN PELAPORAN BMN
[ 63 ]
OUTCOME:Terwujudnya pengelolaan kehumasan,kearsipan, dan rumah tangga PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi BalitbangPUPR sesuai dengan peraturan yang berlaku
PENERIMA MANFAAT:Internal Puslitbang Kebijakan dan PenerapanTeknologi.
LOKASI:Jakarta, Bekasi, Bandung, Bogor, Surabaya
PAGU ANGGARAN:Rp. 617.019.000,- (Enam Ratus Tujuh Belas JutaSembilan Belas Ribu Rupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN & SARAN:Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjangdan telah menyelenggarakan Rapim Pus KPT,menyusun Buku Akseptabilitas PenerapanInovasi Teknologi, menyewa Kendaraan DinasOperasional dan Pejabat, mengelola Arsip TA2018, menata dan menyimpan Arsip TA 2014,2015, dan 2017. Untuk perbaikan ke depan,disarankan agar penyelenggaraan Rapim.
Mewujudkan pengelolaan kehumasan,kearsipan, dan rumah tangga PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi BalitbangPUPR sesuai dengan peraturan yang berlaku.
LINGKUP KEGIATAN:1. Fasilitasi Penyelenggaraan Rapim Pus KPT2. Fasilitasi Penyusunan Buku Rekam Jejak
PusKPT3. Pelaksanaan Sewa 2 (dua) unit Kendaraan
Dinas Operasional dan 1 (satu) unit Kendaraan Dinas Pejabat Eselon II
4. Pengelolaan Arsip TA 20185. Penataan Arsip TA 2014, 2015, dan 20176. Penyimpanan Arsip
OUTPUT:1. Terselenggaranya Rapim Pus KPT (24
Januari di Jakarta, 21 Februari di Surabaya, 3 April di Bandung, 18-19 Juli di Surabaya, 26 November di Jakarta, 10-17-31 Desember di Jakarta)
2. Tersusunnya Buku Rekam Jejak Pus KPT dengan judul “Akseptabilitas PenerapanInovasi Teknologi”
3. Tersewanya 2 (dua) unit Kendaraan DinasOperasional dan 1 (satu) unit KendaraanDinas Pejabat Eselon II
4. Terkelolanya Arsip TA 20185. Tertatanya Arsip TA 2014, 2015, dan 20176. Tersimpannya Arsip dalam Ruang Arsip
KEGIATAN PENUNJANG
PENGELOLAAN KEHUMASAN KEARSIPAN DAN RUMAH TANGGA
[ 63 ]
OUTCOME:Terselenggaranya kegiatan pengembangankapasitas SDM sesuai dengan target.
PENERIMA MANFAAT:Bidang / Bagian dan Balai di lingkunganPuslitbang KPT.
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, D.IYogyakarta
PAGU ANGGARAN:Rp 992.793.000,- (Sembilan Ratus SembilanPuluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan PuluhTiga Ribu Rupiah) secara Swakelola.
Untuk mendorong motivasi pegawai agar selaludapat meningkatkan kinerja kompetensi sertaproduktivitas kerja, maka perlu dibuat kegiatanpengembangan kapasitas sumber dayamanusia.
LINGKUP KEGIATAN:1. Penyusunan daftar nominatif pegawai
tugas belajar2. Penyusunan daftar PNS yang telah
mengikuti diklat penjenjangan dan non penjenjangan
3. Penyusunan kebutuhan diklat pegawai
OUTPUT:1. Daftar nominatif pegawai tugas belajar
dalam dan luar negeri2. Daftar PNS yang telah mengikuti
diklat/pelatihan penjenjangan dan non penjenjangan selama tahun 2018
3. Penyelenggaraan in house training SDM Puslitbang Kebijakan d33an PenerapanTeknologi
4. Kebutuhan diklat pegawai
KEGIATAN PENUNJANG
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
[ 63 ]
KESIMPULAN :1. Pada tahun 2018 Puslitbang KPT telah
menyelenggarakan Bimbingan Teknis inhousing antara lain:• Training of Tariner (ToT) Alih Teknologi
bidang jalan dan jembatan, air danpermukiman
• Bimbingan Teknis ManajemenKonstruksi
• On The Job Training (OJT) kegiatanpengenalan kelitbangan CPNS formasi2017
2. Puslitbang KPT mengirimkan pegawaiuntuk mengikuti berbagai jenisdiklat/pelatihan antara lain:• Diklat fungsional:
⁻ Diklat Jafung Peneliti TingkatPertama
⁻ Diklat Jafung Perekayasa• Diklat Struktural:
⁻ Diklat PIM IV⁻ Diklat PIM II⁻ Seleksi Diklat PPRA Lemhanas LIX
• Diklat Teknis:⁻ Diklat Sistem Akuntansi Instansi⁻ Pelatihan dan Ujian Sertifikasi
Keahlian Pengadaan Barang/JasaPemerintah
⁻ Diklat Penilaian Potensi danKompetensi untuk administratordan pengawas
⁻ Diklat Purna Karya Bakti⁻ Diklat Assesment
• Tugas belajar:⁻ ADB-Japan Scholarship Program
(ADB-JSP) program studi S2 –International Development diJepang
REKOMENDASI1. Memfasilitasi pegawai yang memerlukan
diklat/pelatihan untuk meningkatkankeahlian atau keterampilannya.
2. Memberikan penugasan kepada pegawaiuntuk mengikuti diklat/pelatihan agardapat mengaplikasikan keahlian maupunketerampilannya.
[ 63 ]
OUTCOME:Terselenggaranya kegiatan pengelolaanadminitrasi kepegawaian yang efektif danefisien.
PENERIMA MANFAAT:Bidang/Bagian dan Balai di lingkunganPuslitbang KPT.
LOKASI:DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, D.I Yogyakarta.
PAGU ANGGARAN:Rp 228.732.000,- (Dua Ratus Dua PuluhDelapan Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua RibuRupiah) secara Swakelola.
KESIMPULAN :Kegiatan pengelolaan administrasikepegawaian yang tertata dan baik dapatmembuat pekerjaan administrasi menjadi lebihmudah baik dalam hal pengurusan kenaikanpangkat, data-data kepegawaian, pegawai yangakan pensiun, kenaikan gaji berkala, SKP danadministrasi lainnya.
REKOMENDASIDalam melakukan kegiatan pembinaanpengelolaan administrasi kepegawaiandiperlukan sarana dan prasarana yangmemadai serta ruang untuk penyimpanandokumen-dokumen kepegawaian.
Agar tercapainya kondisi budaya kerja baruyang lebih efisien dan efektif maka perlumelakukan identifikasi dan layanan terkaitkegiatan pengelolaan administrasikepegawaian di lingkungan PuslitbangKebijakan dan Penerapan Teknologi.
LINGKUP KEGIATAN:1. Penyusunan dan pemrosesan usul KP PNS2. Penyusunan dan pemrosesan KGB PNS3. Penyusunan dan pemrosesan usul
penghargaan PNS 4. Penyusunan dan pemrosesan
pengangkatan jafung PNS5. Penyusunan dan pengolahan DUK PNS6. Penyusunan dan pemrosesan formulir
isian LP2P PNS7. Penyusunan dan pemrosesan PNS yang
akan pensiun
OUTPUT:1. Daftar Nominatif KP pegawai periode April
dan Oktober 2018
2. Daftar Nominatif Kenaikan Gaji Berkala2018
3. Daftar Nominatif Pemberian TandaPenghargaan periode Agustus danDesember 2018
4. Daftar Nominatif Pengangkatan JabatanFungsional Peneliti dan Jafung lainnya
5. Daftar Urut Kepangkatan PNS tahun 2018
6. Daftar Nominatif PNS wajib LP2P tahun2018
7. Daftar Penilaian SKP PNS tahun 2018
8. Daftar Nominatif PNS yang akan pensiuntahun 2018
KEGIATAN PENDUKUNG
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
[ 63 ]