resume etika profesi

26
Resume Etika Profesi Oleh: Hisma Yuliet Abu Sopyan (17/3D) DIII Akuntansi Pemerintahan SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Upload: hisma

Post on 05-Dec-2014

8.805 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Resume etika profesi

Resume Etika ProfesiOleh: Hisma Yuliet Abu Sopyan (17/3D)

DIII Akuntansi PemerintahanSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Page 2: Resume etika profesi

Pengertian dan Pendekatan Etika

Pengertian Etika

Etika sebagai suatu studi untuk memahami apa yang merupakan kehidupan yang baik

dan menaruh perhatian terhadap penciptaan kondisi bagi orang-orang untuk mencapai

kehidupan yang baik tersebut.

Etika, Moral, dan Moralitas

Istilah etika sering disamakan dengan moral (Latin: mos) atau moralitas (Latin: moralis;

Inggris: morality).

Kedua istilah tersebut, etika dan moralitas (atau moral), memang mempunyai

pengertian yang sangat dekat, dan dalam hubungan ini kita dapat mendefinisikan etika

sebagai studi tentang moralitas; studi mengenai norma-norma yang dimiliki atau dianut

oleh individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah (baik dan jahat).

Etika dan Nilai

Etika biasanya dianggap sebagai istilah yang lebih umum. Etika mengacu pada konsepsi

mengenai kesejahteraan manusia dan pengembangan prinsip-prinsip untuk mencapai

kesejahteraan tersebut. Di pihak lain, nilai dapat dipahami sebagai hasrat khusus

terhadap objek-objek konkret atau keyakinan yang dianggap penting.

Amoral dan Immoral

Amoral berbeda dengan immoral. Sejalan dengan itu, jika dikatakan perbuatan amoral,

maka hal itu dimaksudkan sebagai perbuatan yang tidak ada relevansinya atau tidak

ada hubungannya dengan moral atau etika. Sedangkan perbuatan immoral

dimaksudkan sebagai perbuatan yang tidak bermoral atau perbuatan yang melanggar

norma-norma moral atau etika.

Etika dan Etiket

Etiket tidak sama dengan etika. Etiket berarti sopan santun. Keduanya memang

berkaitan dengan perilaku manusia dan sifat normatif (member norma), namun etiket

hanya menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, sedangkan etika tidak

Page 3: Resume etika profesi

terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberikan norma terhadap

perbuatan itu sendiri.

Pendekatan-Pendekatan Etika

1. Etika Deskriptif (Descriptive Ethics)

Etika dekriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu,

kelompok/golongan atau masyarakat tertentu. Kajian semacam ini umumnya

dilakukan oleh ilmu-ilmu sosial seperti anthropologi dan sosiologi.

2. Etika Normatif (Normative Ethics)

Dengan pendekatan normatif, etika merupakan suatu kajian mengenai standar

moral yang tujuannya adalah untuk sedapat mungkin menentukan standar mana

yang benar atau didukung oleh alasan terbaik, dan berusaha mencapai

kesimpulan mengenai moral yang benar dan salah serta moral yang baik dan

buruk.

3. Etika Analitis (Analytical Ethics)

Pendekatan ini berusaha untuk mentransendensikan atau memberikan jarak

antara teori-teori dan prinsip-prinsip etis yang dapat menyebabkan terjadinya

benturan tindakan dan menilai prinsip-prinsip tersebut berdasarkan nilai-nilai

tertinggi ummat manusia dalam rangka mengatasi benturan tersebut.

Dua Ciri Khas Sudut Pandang Etika

Pertama adalah kemauan untuk menemukan dan bertindak berdasarkan alasan atau

nalar (reasons). Artinya, dalam membuat pertimbangan atau melakukan penilaian etis

kita harus memilki komitmen untuk menggunakan alasan dalam menentukan mengenai

apa yang harus dilakukan dan menyusun argumen-argumen moral yang meyakinkan

diri kita sendiri dan orang lain.

Kedua, sudut pandang moral mengharuskan kita untuk objektif atau tidak memihak

(impartial). Dalam hal ini, kita harus memasukkan kepentingan orang lain dan juga

kepentingan kita sendiri, dalam pertimbangan kita dan memberikan bobot yang sama

pada semua kepentingan dalam memutuskan apa yang harus kita lakukan.

Page 4: Resume etika profesi

T eori-Teori Etika

1. Etika TELEOLOGI

Suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan tujuannya atau akibat dari

perbuatan tersebut.

Egoisme Etis

Suatu tindakan dianggap baik/buruk jika bertujuan atau berakibat baik bagi dirinya

sendiri/pelakunya.

Altruisme Etis

Suatu tindakan dianggap baik/buruk jika bertujuan atau berakibat baik bagi orang lain

kecuali dirinya sendiri/pelakunya .

Utilitarianisme

Suatu tindakan dianggap baik/buruk berdasarkan penilaian apakah perbuatan tersebut

membawa akibat yang baik bagi siapa saja.

2. Etika DEONTOLOGI

Suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau

tidak dengan kewajiban, sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma moral yang berlaku.

Deontologi Tindakan

Apabila seseorang dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan,

seseorang harus memahami apa yang harus dilakukan tanpa mendasarkan pada aturan

atau pedoman.

Deontologi Kaidah

Suatu tindakan benar atau salah karena kesesuaian atau ketidaksesuaiannya dengan

satu atau lebih prinsip moral

Deontologi Monistik

Page 5: Resume etika profesi

Teori ini mendukung suatu kaidah umum seperti “the golden rule” (kaidah emas)

sebagai prinsip moral tertinggi yang menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau

prinsip-prinsip moral lainnya.

Deontologi Pluralistik

Ada sejumlah prinsip moral seperti kejujuran, menepati janji, memperbaiki kesalahan,

berkeadilan, menyantuni, berterima kasih, menyakiti, yang merupakan prima facie,

kewajiban tersebut harus dilaksanakan kecuali pada situasi tertentu bertentangan

dengan kewajiban yang sama atau lebih kuat.

3. Etika KEUTAMAAN

Benar atau salah, baik atau buruk tindakan tergantung pada karakter pelakunya (agent

based ethics).

Keunggulan : moralitas dalam suatu masyarakat dibangun melalui sejarah atau cerita.

Kelemahan : ketika berbagai kelompok masyarakat memunculkan berbagai keutamaan

moral yang berbeda-beda sesuai dengan pendapat masing-masing.

Hak dan Keadilan

Konsep Hak

Pengertian Hak

Hak merupakan alat penting yang tujuan utamanya adalah untuk memungkinkan

individu memilih secara bebas apakah memenuhi kepentingan atau menjalankan

aktivitas tertentu dan melindungi pilihan-pilihan tersebut.

Secara umum, hak adalah suatu klaim yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Jenis-Jenis Hak

Hak Legal dan Hak Moral

Hak Legal adalah hak yang diakui dan ditegakkan sebagai bagian dari sistem hukum.

Sementara itu, Hak Moral adalah hak yang berasal dari suatu sistem norma moral dan

tidak bergantung kepada adanya sistem hukum.

Page 6: Resume etika profesi

Hak Khusus dan Hak Umum.

Hak Khusus berkaitan dengan individu-individu tertentu. Sumber utama hak khusus

adalah kontrak atau perjanjian, karena instrumen ini menciptakan sejumlah hak dan

kewajiban bagi individu-individu yang membuat perjanjian. Sementara itu, Hak Umum

adalah hak yang melibatkan klaim terhadap setiap orang, atau kemanusiaan secara

umum.

Hak Negatif dan Hak Positif

Umumnya hak negatif berkorelasi dengan kewajiban pada pihak lain untuk tidak

bertindak pada kita. Di lain pihak, hak positif adalah hak yang mewajibkan orang lain

bertindak untuk kita.

Teori Hak Alamiah.

Hak alamiah adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang semata-mata sebagai manusia.

Hak ini memiliki 2 ciri khas: (1) universal dan (2) tanpa syarat.

Teori Teleleologi.

Hambatan utama bagi teori teleleologi adalah bahwa hak seringkali berfungsi untuk

melindungi kepentingan individu terhadap klaim yang didasarkan pada kesejahteraan

umum.

Teori Deontologi.

Dalam hubungannya dengan teori deontologi, hak dilandasi oleh konsepsi manusia

sebagai agen rasional, yakni sebagai makhluk yang berkemampuan untuk bertindak

secara otonom.

Konsep Keadilan.

Keadilan Aristoteles

Keadilan Universal adalah keadilan yang berlaku bagi keseluruhan keutamaan. Dalam

hubungan ini, orang yang adil adalah orang yang selalu berbuat benar secara moral dan

mematuhi hukum.

Keadilan Khusus berkaitan dengan keutamaan pada situasi khusus.

Page 7: Resume etika profesi

Menurut Aristoteles ada 3 jenis keadilan khusus: yaitu keadilan distributif, keadilan

kompensasi dan keadilan retributif.

Keadilan distributif.

Keadilan distributif berkaitan dengan distribusi manfaat dan beban. Keadilan distributif

umumnya bersifat perbandingan, artinya pertimbangan dalam keadilan distributif

bukan jumlah absolut manfaat atau beban yang didistribusikan kepada masing-masing

orang, tetapi jumlah bagi masing-masing orang dibandingkan dengan jumlah bagi

orang lain.

Keadilan kompensasi

Keadilan kompensasi menyangkut masalah pemberian imbalan atau penggantian

(kompensasi) kepada seseorang karena kekeliruan atau kesalahan yang menimpanya.

Keadilan kompensasi bertujuan untuk mengembalikan apa yang hilang dari seseorang

akibat kesalahan orang lain. Dalam hubungan ini, seseorang mempunyai kewajiban

moral untuk memberikan kompensasi kepada pihak yang menjadi korban apabila

terdapat tiga kondisi berikut:

1. Perbuatan yang menyebabkan kerugian adalah perbatan yang salah atau

merupakan kelalaian.

2. Perbuatan orang yang bersangkutan merpakan penyebab sesungguhnya

kerugian itu.

3. Orang tersebt secara sengaja menyebabkan kerugian.

Keadilan retributif

Keadilan retributif berkaitan dengan pemberian hukuman terhadap pelaku kesalahan.

Dalam hubungannya dengan pemberian hukuman, keadaan berikut ini harus dipenuhi

agar seseorang dapat diminta bertanggung jawab secara moral atau dapat dikenai

hukuman sehingga keadilan kompensasi dicapai:

1. Seseorang tidak dapat dikenai hukuman apabila ia tidak tahu atau tidak memiliki

kebebasan untuk memilih apa yang ia perbuat.

2. Orang yang dihukum sungguh-sungguh melakukan kesalahan.

3. Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan kesalahannya.

Page 8: Resume etika profesi

Teori Egilatarian: Keadilan sebagai Kesetaraan (Equality)

Pendukung egalitarianism berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang relevan di

antara manusia yang dapat membenarkan perlakuan berbeda (tidak sama). Oleh sebab

itu, semua manfaat dan beban harus didistribusikan menurut rumusan bahwa “Setiap

orang harus diberi bagian yang sama persis dari manfaat dan beban masyarakat atau

kelompok”.

Salah satu teori egalitarian mengenai keadilan yang paling berpengaruh adalah teori

keadilan yang dikembangkan oleh John Rawls. Oleh John Rawls, keadilan diartikan

sebagai kewajaran. Sesuai dengan pandangan ini, keadilan dalam distribusi manfaat dan

beban dalam suatu masyarakat terjadi apabila:

1. Setiap orang memiliki kebebasan yang sama (prinsip kebebasan yang sama).

2. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa sehingga:

a. Menguntungkan pihak yang paling tak beruntung (prinsip perbedaan), dan

b. Sesuai dengan tugas dan kedudukan yang terbuka bagi semua berdasarkan

persamaan kesempatan (prinsip kesetaraan dalam kesempatan).

Etika Kepedulian

Kepedulian dan keberpihakan telah menjadi prinsip moral penting sebagaimana

dikemukakan oleh pandangan etika kepedulian atau etika komunitarian yang secara

historis dipelopori oleh pendukung gerakan feminism.

Kepedulian dan Keberpihakan dalam Etika

Etika kepedulian menekankan kepada 2 tuntutan, yaitu:

1. Masing-masing kita ini berada dalam atau jaringan hubungan dan harus menjaga

dan harus membina hubungan konkret dan berharga yang kita miliki dengan

orang-orang tertentu.

2. Masing-masing kita harus peduli terhadap mereka yang dengannya kita secara

konkret berkaitan, khususnya terhadap mereka yang sangat memerlukan dan

bergantung kepada kepedulian kita.

Kepedulian dan Etika Komunitarian

Page 9: Resume etika profesi

Menurut etika kepedulian, gagasan hubungan konkret tidaklah terbatas pada hubungan

antara dua individu atau hubungan antara seseorang dengan kelompok tertentu.

Panduan berikut berguna dalam hal terdapat konflik antara kepedulian dan prinsip

moral, antara lain:

1. Tentukan prinsip mana yang lebih atau paling penting;

2. Pilih/ikuti prinsip yang lebih/paling penting;

3. Terima konsekuensi apa pun dari pilihan tersebut sekalipun yang paling buruk.

Kritik terhadap Etika Kepedulian

Ada dua kritik penting terhadap etika kepedulian.

Pertama, etika kepedulian dapat menjurus kepada favoritisme yang tidak adil. Misalnya

karena memihak, seseorang lebih mengutamakan orang dari golongannya.

Kritik kedua, menyatakan bahwa tuntutan etika kepedulian dapat menyebabkan

“pemadaman”. Artinya, dalam mengajak agar peduli, etika kepedulian terlihat menuntut

agar sesorang mau mengorbankan diri demi orang lain.

Kritik ini ditanggapi oleh pendukung etika kepedulian dengan menyatakan bahwa

pandangan yang baik mengenai kepedulian akan menyeimbangkan kepedulian

terhadap diri sendiri (orang yang berkepedulian) dengan kepedulian terhadap orang

lain.

Penalaran Moral dan Standar Moral

Pengertian Penalaran Moral

Penalaran moral mengacu kepada proses penalaran yang digunakan untuk menilai

apakah perilaku, kebijakan, atau institusi tertentu sesuai atau melanggar standar moral.

Penalaran moral selalu meliputi 2 unsur pokok:

(1) Pemahaman mengenai standar moral apa yang memerintahkan (mengharuskan),

melarang, membenarkan atau menyalahkan, dan

Page 10: Resume etika profesi

(2) Bukti, fakta atau informasi yang menunjukkan bahwa orang, perilaku, kebijakan,

atau institusi tertentu memiliki unsur-unsur yang diperintahkan, dilarang,

dibenarkan, atau disalahkan oleh standar moral tersebut.

Proses Penalaran Moral

Contoh: Atasan yang adil adalah atasan yang tidak membebani bawahan yang

baik/rajin, atau tidak membiarkan bawahan yang malas.

Contoh: Perilaku C tidak sesuai dengan prinsip keadilan, maka C adalah atasan yang

bertindak tidak adil.

Contoh: Pegawai A rajin dan kinerjanya bagus, tetapi malah sering mendapatkan

tambahan beban pekerjaan dari atasannya (B); pegawai C malas, tetapi dibiarkan oleh

B.

Kriteria Kecukupan Penalaran Moral

Pertama dan utama, penalaran moral harus logis.

Kedua, bukti atau informasi mengenai fakta yang dikutip untuk mendukung

pertimbangan harus akurat, relevan, dan lengkap.

Ketiga, standar moral yang digunakan dalam penalaran harus konsisten.

Standar Moral

Pertimbangan (Keputusan) Moral

Mengenai benar atau salahnya perilaku,

kebijakan, atau institusi.

Informasi atau Fakta

Mengenai perilaku, kebijakan, atau institusi yang menjadi sorotan.

Proses Pembandingan (Penilaian)

Apakah perilaku, kebijakan, atau institusi sesuai

dengan standar moral

yang relevan?

Page 11: Resume etika profesi

Standar Moral

Pengertian Standar Moral

Standar moral, sering disebut juga dengan moralitas, adalah ukuran, patokan atau

standar yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan

salah, atau apa yang baik dan buruk.

Standar moral mengandung 2 unsur, yaitu:

1. Norma: keyakinan yang kita miliki tentang apa atau tindakan apa yang secara

moral benar atau salah, baik atau buruk.

2. Nilai: merupakan pertimbangan baik atau buruk yang kita berikan pada sesuatu.

Standar moral terdiri dari norma moral khusus dan prinsip moral umum. Norma moral

khusus meliputi perintah atau larangan untuk melakukan pebuatan tertentu. Sedangkan

prinsip moral memberikan panduan yang sifatnya lebih umum untuk berperilaku dan

dapat diaplikasikan pada berbagai situasi keputusan.

Karakteristik Standar Moral

Pertama, standar moral berkaitan dengan masalah-masalah yang kita anggap dapat

secara serius memberikan kemaslahatan dan kemudaratan bagi ummat manusia.

Kedua, standar moral tidak dibentuk atau diubah oleh pihak atau badan-badan yang

memiliki otoritas tertentu.

Ketiga, standar moral haruslah lebih diutamakan dibandingkan nilai-nilai lain termasuk

kepentingan pribadi.

Keempat, dan umumnya, standar moral didasarkan pada pertimbangan tidak memihak

(imparsial atau objektif).

Kelima, atau yang terakhir, standar moral berkaitan dengan emosi-emosi khusus dan

kosakata khusus.

Dengan demikian, sekali lagi, standar moral adalah standar yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang:

(1) Kita pandang memiliki konsekuensi serius;

Page 12: Resume etika profesi

(2) Didasarkan pada alasan baik dan bukan pada otoritas;

(3) Tidak mendahulukan kepentingan pribadi;

(4) Didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak; dan

(5) Penyimpangan terhadapnya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu

serta kosakata atau istilah khusus.

Pendekatan Standar Moral dalam Pengambilan Keputusan

Standar Moral:

1. Memaksimalkan manfaat sosial.

2. Menghormati hak moral.

3. Membagi manfaat dan beban secara adil.

4. Menaruh kepedulian.

Proses Perbandingan (Penilaian):

Apakah perilaku, kebijakan atau institusi sesuai dengan standar moral yang relevan?

Informasi atau Fakta:

Mengenai perilaku, kebijakan, atau institusi yang menjadi sorotan.

Pertimbangan (Keputusan) Moral:

Mengenai benar atau salahnya perilaku, kebijakan, atau institusi.

Standar moral untuk menilai suatu perbuatan atau keputusan, yaitu:

1. Prinsip menepati janji atau kesetiaan (fidelity).

2. Prinsip ganti rugi (reparation).

3. Prinsip berterima kasih (gratitude).

4. Prinip keadilan (justice).

5. Prinsip berbuat baik (beneficence).

6. Prinsip mengembangkan diri (self-improvement).

7. Prinsip tidak merugikan (non-malificence atau no harm).

Page 13: Resume etika profesi

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan suatu studi mengenai prinsip-prinsip atau standar-standar

moral dan bagaimana standar-standar ini berlaku bagi sistem dan organisasi yang

digunakan oleh masyarakat untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa,

dan bagi orang-orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut.

Dua hal yang perlu dicatat dari pengertian di atas.

Pertama, etika bisnis bukanlah suatu jenis lain etika; ia adalah etika dalam konteks

bisnis; memfokuskan pada apa yang merupakan perilaku yang benar atau salah di ranah

bisnis dan bagaimana prinsip-prinsip moral diterapkan oleh para pelaku bisnis pada

situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka di lingkungan

pekerjaan.

Kedua, para pelaku bisnis tidak perlu mengadopsi seperangkat prinsip etika untuk

memandu mereka dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis dan seperangkat

prinsip lain untuk memandu kehidupan pribadi mereka.

Dimensi Moral dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Terlepas dari rumitnya hubungan etika bisnis dengan ekonomi dan hukum, bisnis

adalah organisasi ekonomi yang tidak hanya menjalankan kegiatannya berdasarkan

aturan-aturan hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang berlaku di

masyarakat.

Bahkan dapat dikatakan, bahwa seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab sosial, etika merupakan dimensi sangat

penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Cakupan Etika Bisnis

Isu-isu yang dicakup oleh etika bisnis meliputi topik-topik yang luas. Isu-isu ini dapat

dikelompokkan ke dalam 3 dimensi atau jenjang, yaitu: (1) sistemik, (2) organisasi, dan

(3) individu.

Page 14: Resume etika profesi

Isu-isu sistemik dalam etika bisnis berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan etika yang

timbul mengenai lingkungan dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya suatu

bisnis atau perusahaan: ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial lainnya.

Isu-isu organisasi dalam etika bisnis berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan etika

tentang perusahaan tertentu.

Sementara itu, isu-isu individu dalam etika bisnis menyangkut pertanyaan-pertanyaan

etika yang timbul dalam kaitannya dengan individu tertentu di dalam suatu perusahaan.

Manajemen beretika, yakni bertindak secara etis sebagai seorang manajer dengan

melakukan tindakan yang benar (doing right thing).

Manajemen etika adalah bertindak secara efektif dalam situasi yang memiliki aspek-

aspek etis. Situasi seperti ini terjadi di dalam dan di luar organisasi bisnis.

Agar dapat menjalankan baik manajemen beretika maupun manajemen etika, para

manajer perlu memiliki beberapa pengetahuan khusus.

Pentingnya Etika Bisnis

Latar Belakang Peningkatan Perhatian terhadap Etika Bisnis

Ada 4 faktor yang memberikan sumbangan terhadap pudarnya konsensus mengenai

praktik perusahaan dan manajemen yang patut:

(1) Pertumbuhan ukuran organisasi bisnis yang berarti bahwa pasar tidak lagi

mengatur atau mengendalikan banyak kegiatan dan keputusan bisnis.

(2) Pertumbuhan cakupan ketentuan dan persyaratan hukum atas bisnis dan

keterlibatan pemerintah dalam kegiatan-kegiatan perusahaan.

(3) Kepedulian masyarakat terhadap eksternalitas yang tidak dapat dikendalikan

langsung oleh pasar.

(4) Martabat manusia dan nilai kehidupan manusia yang merupakan prioritas baru

dalam agenda nilai-nilai sosial.

Alasan-alasan lain bagi peningkatan perhatian terhadap etika binis meliputi:

(1) Penurunan umum kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan bisnis.

Page 15: Resume etika profesi

(2) Perkembangan manajemen sebagai satu profesi.

(3) Pertanyaan atau keraguan menyangkut legitimasi peranan manajemen.

Manfaat Jangka Panjang dan Manfaat Jangka Pendek

Kenneth H. Blanchard, seorang pakar manajemen, menegaskan bahwa dalam suatu

lingkungan bisnis yang kompetitif, arena bagi segala sesuatu berlangsung,

pertimbangan etis haruslah yang didahulukan. Ia mengibaratkan manajemen bisnis

yang semata-mata berorientasi laba tak ubahnya seperti “bermain tenis dengan mata

yang tertuju pada papan skor, bukan pada bola. “Tegasnya, beretika adalah yang terbaik

bagi kepentingan perusahaan dan para manajer dalam jangka panjang dan juga jangka

pendek.

Perspektif Makro dan Mikro

Perspektif makro mempertimbangkan pentingnya etika dalam sistem ekonomi.

Sedangkan perspektif mikro melihat pentingnya etika dari sisi perusahaan secara

individual.

Perspektif Tanggung Jawab Perusahaan.

Pergeseran Paradigma dan Tuntutan Etis.

Kini masyarakat memiliki makna baru menyangkut hubungan antara manusia dan

pekerjaan, dan keterkaitan antara organisasi bisnis dan masyarakat secara keseluruhan.

Paradigma baru ini secara jelas menegaskan perlunya tata-kelola perusahaan yang tidak

dapat melepaskan diri dari pertimbangan-pertimbangan etis.

Manusia dan Pekerjaan

Pada dasarnya sebagian besar waktu seseorang dihabiskan untuk bekerja (berada di

lingkungan kerja).

Keterkaitan

Organisasi pada hakikatnya merupakan bagian integral dari komunitas dunia yang

saling berhubungan dan merupakan ekosistem.

Faktor-Faktor Lingkungan dan Tuntutan Etis

Page 16: Resume etika profesi

Sejumlah perkembangan lingkungan bisnis telah secara objektif menyebabkan bisnis

atau manajemen bisnis perlu memfokuskan diri pada isu-isu etika, lebih dari apa yang

pernah ada sebelumnya. Perkembangan-perkembangan ini meliputi, antara lain:

globalisasi, teknologi, kompetisi, dan persepsi masyarakat terhadap etika sosial.

Perusahaan sebagai Agen dan Lingkungan Moral

Manajemen mempunyai 2 tantangan pokok.

Tantangan pertama adalah bagaimana memperoleh kesediaan bekerja bekerjasama dari

para pegawai (konstituen intern) tanpa memanipulasi atau melakukan pemaksaan

terhadap mereka.

Tantangan kedua adalah bagaimana menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi

perusahaan dan kepentingan pegawai.

Sejalan dengan tantangan kedua ini, perusahaan mempunyai dua bidang tanggung

jawab, yaitu:

(1) Menciptakan kehidupan kerja yang bermutu (quality work life), dan

(2) Membangun karakter moral para pegawai.

Tantangan dan tanggung jawab ini dilandasi oleh falsafah bahwa manusia bukanlah alat

untuk mencapai tujuan, tetapi tujuan itu sendiri. Untuk mencapai kemakmuran,

perusahaan tidak cukup memiliki keunggulan teknis, tetapi harus juga memiliki

keunggulan moral para pegawainya.

Prinsip-Prinsip Etika dalam Bisnis

Prinsip Manfaat, Hak, Keadilan, dan Kepedulian.

Sebagai etika terapan, etika bisnis berkenaan dengan penggunaan atau penerapan

standar moral yang sudah ada ketika mengambil keputusan-keputusan bisnis, bukan

penetapan standar moral (baru atau tersendiri) bagi bisnis.

Aktivitas bisnis hanyalah bagian dari aktivitas manusia, sehingga prinsip-prinsip moral

yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan pada kehidupan bisnis.

Page 17: Resume etika profesi

Prinsip manfaat menuntut agar bisnis mempertimbangkan apakah keputusan-

keputusannya akan sejauh mungkin memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan

biaya atau kerugian sosial.

Prinsip hak menghendaki agar tindakan atau kebijakan bisnis harus konsisten dengan

hak-hak moral dari mereka yang akan dipengaruhi.

Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan, dan setiap pihak

diperlakukan sesuai dengan standar atau kriteria yang objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Prinsip kepedulian menuntut agar tindakan, keputusan, atau kebijakan bisnis

menunjukkan kepedulian yang selayaknya terhadap kesejahteraan mereka yang

memiliki hubungan erat atau ketergantungan, seperti para pegawai.

Keputusan-keputusan bisnis selayaknya mempertimbangkan keempat prinsip tersebut

secara terintegrasi.

Prinsip-Prinsip Umum Lainnya

Ada sejumlah prinsip (berdasarkan teori teleleologi dan deontologi) yang juga

dipandang relevan untuk kegiatan dan keputusan bisnis.

Otonomi.

Otonomi mengacu kepada sikap dan kemampuan untuk memutuskan dan bertindak

berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

Tanggung jawab

Tanggung jawab berarti bahwa seseorang bertanggung jawab terhadap tindakan-

tindakannya dan melaksanakan pengendalian diri.

Kejujuran.

Kejujuran mensyaratkan niat baik dan tulus untuk menyampaikan kebenaran.

Integritas.

Page 18: Resume etika profesi

Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadaran akan kebenaran

atau hati nurani pada semua situasi.

Keandalan

Keandalan berarti berusaha secara maksimal dan masuk akal atau layak dalam

memenuhi komitmen.

Kesetiaan.

Kesetiaaan merupakan suatu tanggung jawab untuk menjunjung tinggi dan melindungi

kepentingan orang-orang tertentu dan organisasi.

Rasa Hormat.

Rasa Hormat meliputi gagasan-gagasan seperti keadaban, sopan santun, keluhuran,

toleransi, dan kesediaan menerima.

Kewarganegaraan

Kewarganegaraan mencakup kepatuhan pada hukum dan partisipasi sesuai dengan

kemampuan agar kehidupan bermasyarakat berjalan.

Berdasarkan etika kewajiban W.D. Ross, ada 7 prinsip etika yang dapat diberlakukan

dalam kehidupan sosial termasuk kehidupan bisnis.

Ketujuh prinsip tersebut adalah kewajiban untuk: (1) menepati janji, (2) mengganti

kerugian, (3) berterima kasih, (4) keadilan, (5) berbuat baik, (6) pengembangan diri, (7)

tidak merugikan.

Etos Bisnis

Etos pada dasarnya berarti sikap dasar seseorang atau sekelompok orang dalam

melaksanakan kegiatan tertentu.

Sejalan dengan itu, etos bisnis mengacu pada suasana atau ciri khas yang menandai

bisnis; etos bisnis mengacu kepada suatu kebiasaan atau budaya etis menyangkut

kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu.

Etos bisnis sebagai budaya perusahaan memiliki beberapa fungsi penting:

Page 19: Resume etika profesi

1. Memberikan makna identitas diantara para anggota organisasi.

2. Mendorong suatu komitmen para anggota terhadap sesuatu yang lebih besar

daripada diri sendiri (organisasi).

3. Memberikan kestabilan bagi sistem sosial organisasi, dan

4. Menyediakan alasan atau pembenaran dan arahan untuk berperilaku.

Etos bisnis dengan demikian sangat diperlukan agar prinsip-prinsip etika bisnis dapat

dilaksanakan. Sebagai budaya perusahaan, etos bisnis mengkondisikan setiap manajer

atau pelaku bisnis secara konsisten memasukkan etika adalam proses pengambilan

keputusannya.