resume amphibi

Upload: rhypham

Post on 19-Oct-2015

132 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

RESUME

Nama : Siti Nur ArifahNim : 120341400022Offering : AJudul : Amphibi Tempat: Kos Mertojoyo Blok C 2bWaktu Penulisan : 03 Novermber 2013

1. Ciri UmumDalam Sukiya (2005) dijelaskan bahwa kelas amphibian memiliki ciri-ciri yang meliputi hal-hal sebagai berikut:a. Rangka tulang keras, rahang dan kerangka bertulang, eksotermik (berdarah dingin)b. Larva hidup di dalam air, larva bernafas dengan insang, larva mengalami metamorphosisc. Individu dewasa hidup di daratan, bernafas dengan paru-paru dan kulit.d. Jantung beruang tigae. Melakukan pembuahan secara eksternal 2. Habitat dan PenyebaranMenurut Iskandar (1998), seperti arti pada umumnya, amphibi hidup selalu berasosiasi dengan air. Nama amphibi sendiri berarti hidup dalam dua alam yaitu darat dan air. Namun demikian, amphibi menghuni habitat yang bervariasi, dari yang tergenang dibawah permukaan air sampai yang hidup di puncak pohon tinggi. Kebanyakan kelompok amphibi hidup di kawasan berhutan, sebab mereka membutuhkan kelembaban yang cukup untuk melindungi tubuhnya dari kekeringan. Beberapa hidup di sungai dan tidak pernah meninggalkan perairan. Jenis yang hidup diluar air akan menuju air biasanya dalam musim kawin dan perkembangbiakan. 3. Klasifikasi AmphibiMenurut Hegner dan Stiles (1957) amphibi ada 10 ordo yang sudah punah dan 3 ordo yang masih hidup. Dijelaskan dalam Iskandar (1998), 3 ordo tersebut adalah Ordo Apoda (Ghymnophiona), Ordo Cauda atau Urodela (salamander), dan Ordo Anura (Katak dan Kodok).

3.1 Ordo Apoda (Ghymnophiona) Biasa disebut sesilia memiliki ciri utama yaitu tidak memiliki tungkai atau kaki (A yang berarti tidak, poda atau phodus yang berarti kaki

Gambar : IchthyophisSumber: Herpetology, 2009

3.2 Ordo Cauda atau Urodela (salamander). Ciri yang paling menonjol dari ordo ini adalah, tubuh yang memanjang, memiliki anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Dalam Sukiya (2005) dijelaskan bahwa ordo ini memiliki 8 familia, yaitu:a. b. Hynobidaec. Chryptobranchidae (giant salamnader)d. Ambystomidaee. Salamandridaef. Amphiumidaeg. Plethodontidae (lungless salamander)h. Proteidae (mudpuppies dan olm)i. Sirenidae

(A) (B) (C)Gambar: (A) Mud Salamander. (B) Tiger salamander (C) Long Tail Salamander

3.3 Ordo Anura (Katak dan Kodok) Merupakan bangasa amphibi yang terbesar dan sangat beragam. Terdiri dari 4.100 jenis katak dan kodok. Jumlah taksa bar uterus bertambah terutam adi daerah daerah tropis yang smapai sekarang belum diteliti.

Gambar Leptobrachium hasseltiiSumber: IUCN 20074. MorfologiAnggota dari kelompok Amphibi yang representative adalah katak. Katak memiliki empat kaki lompat. Kaki belakang yang berfungsi untuk melompat berukuran lebih panjang dari pada kaki depan yang ramping dan pendek. Memiliki mata yang relative besar dengan pupil mata horizontal dan vertical. Ada pula pupil yang berbetuk seperti berlian yang khas bagi masing masing kelompok. Jari biasanya terdapat selaput disela sela jari, bentuk ujung jari silindris dan gada. Kulit bervariasi, dari yang halus sampai yang kasar, dan tertutup oleh tonjolan tonjolan duri yang kasar pada kodok. Beberapa marga memiliki sepasang geligi berbentuk seperti taring pada rahang bawah terutama yang jantan (Iskandar, 1998).

Gambar : morfologi katak

5. Anatomi5.1 Sistem rangkaMenurut Sukiya (2005) katak memiliki tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas: Cranium yang sempit Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula yang besar untuk mata. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral). Sukiya (2005) memaparkan bahwa amfibi memiliki tengkorak dengan tebal dan luas secara proporsional. Mereka memiliki tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal dan skuamosa pada tengkoraknya. Kebanyakan permukaan dorsal dari tubuh Anura tidak seluruhnya tertutup oleh tulang. Bagian dari kondrokranium masih belum mengeras, pengerasan hanya terjadi pada daerah oksipital dan eksoksipitalnya, dan masing-masing memiliki kondila yang bertemu dengan vertebra ruas pertama (Sukiya: 2005). Tidak terdapat langit-langit/palatum sekunder pada amfibi, sehingga menyebabkan nares internal lebih maju di dalam langit-langit mulut.

Gambar Sistem Rangka KatakSumber: Storer dalam Sukiya, 2005

Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan fungsinya. Tulang tempurung kepala sambung menyambung dengan erat, sedang cingulum anterior dengan cingulum posterior merupakan tulang-tulang yang terangkai menjadi satu. 3.2 Sistem ototSistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapi tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik (Sukiya: 2005).Katak dan vertebrata lainnya memiliki tiga jenis serabut otot, yaitu serabut otot halus, serabut otot jantung, dan serabut otot berserat melintang. Menurut Hickman (2001) serabut otot berserat melintang yang disebut juga sebagai otot lurik atau otot rangka memiliki beberapa tipe, yakni flexor, extensor, abductor, adductor, depressor, levator, rotator.

Gambar : Sistem Otot pada katak:Sumber: Kardong dalam Sukiya :2005

3.3 Sistem sirkulasiJantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Hal ini menyebabkan ampibi memiliki permasalahan serius dalam hal penempatan darah beroksigen dari paru dan darah berkarbon dari seluruh tubuh. Untuk mencegah terjadi pencampuran dua jenis darah tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung amphibi mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari (Sukiya: 2005). Sistem peredaran darah dari tubuh masuk ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Sebagai pengecualian untuk salamander yang tidak mempunyai paru-paru, di mana celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada (Sukiya: 2005).

Gambar Skema Jantung Katak Sumber: Wahyuni, 20123.4 Sistem pencernaanMenurut Iskandar (1998), semua amphibi adalah carnivora. Makanan utamnaya beruapa arthropoda, cacing, dan larva serangga yang berukuran kecil.

Gambar: mulut katak bersta bagian bagiannyaSumber: Storer dalam Sukiya, 2005

Sistem pencernaan pada amphibia secara berurutan dimulai dari mulut kemudian menuju faring Esofagus lambung usus dan terakhir anus (Sukiya: 2005). Pencernaan pada amphibi juga dibantu dengan kehadiran sejumlah enzim yang disekresikan oleh hati dan pankreas.

Gambar: skema sistem pencernan katak3.5 Sistem PernafasanAmphibi dalam perjalanan hidupnya mengalami proses metamorfosis. Dalam proses metamorfosis ini juga melibatkan proses organogenesis dan perubahan sistem organ. Pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang internal. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru, yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang (Brontowidjoyo, 1994).Selama tahap larva sebagian besar amfibi bernafas dengan insang. Insang ini bukan tipe internal seperti pada ikan, tetapi insang eksternal. Struktur insang luar adalah filamenous, tertutup epitelium bersilia, umumnya mereduksi selama metamorfosis. beberapa Amphibi berekor, insang luar ini ada selama hidupnya (Sukiya, 2005).

Proses Pernapasan pada KatakSumber: Brawijaya, 20073.6 Sistem EkskresiGinjal pada amphibi disebut dengan Organon Uropetricum. Pada amphibi baik ekskresi renal dan kelenjar reproduksi tidak memiliki saluran khusus yang tersendiri. Oleh karena itulah sistem eksresi pada amphibi disebut sebagai sistem ekskresi gabungan. Karena masing-masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.

Gambar: Sistem Ekskresi Katak3.7 Sistem ReproduksiKatak bereproduksi dengan melakukan pembuahan ekternal (fertilisasi eksternal). Pembuahan eksternal adalah peristiwa fertilisasi dimana pertemuan antara sel telur dengan sperma terjadi di luar tubuh betina. Fertilisasi eksternal yang dilakukan katak terjadi ketika katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan segera sperma disemprotkan). Gambar: Proses perkawinan pada katakGambar: Sistem Reproduksi Katak

Gambar Siklus Hidup Katak (Metamorfosis Katak)3.8 Sistem SarafSistem saraf amfibi pada dasarnya sama seperti pada ikan. Pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak tengah, dimana sel-sel saraf (lapisan abu-abu) terkonsentrasi di dalam tektum. Telensefalon secara alami merupakan bagian penciuman, sehingga memperluas hemisfer cerebral. Lineal body ditemukan pada semua amfibi bergerak lamban, maka cerebellum sangat kecil kecuali pada Caecilia. Hanya ada 10 saraf kranial. Akar dorsal dan ventral dari saraf spinal bergabung melalui foramen intervertebra (Sukiya, 2005).Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf tepi (PNS). Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis) (Hickman, 2001). a. Organ IndraKhoane internal, apertura nasal berfungsi selain sebagai penciuman juga untuk saluran udara. Biasanya epitelium olfaktori lembut dan terbatas pada bagaian dorsal nasal. Struktur olfaktori yang lain pada amfibi adalah organ Jacobson (organ vomeronasal). Mata Amfibi memiliki kelopak mata atas dan kelompak mata bawah, ada lagi kelopak mata ketiga yang transparan, yang disebut membrana niktitans (Brontowidjoyo, 1994). Ada berbagai macam alat pendengaran Amfibi. Salamander dan golongannya tidak punya pengdengaran tengah , meski salamander dipercaya dapat mendeteksi vibrasi.3.9 Sistem EndokrinSistem endokrin mirip dengan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa (Hipofifis). Kelenjar hipofisis ini terletak di bawah otak dan mempunyai 3 lobus yang masing-masing menghasilkan hormone.Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insuline yang mengatur metabolisme zat gula. 4. Ciri Khusus1. Kulit dan Kelenjar KulitKulit Amfibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit terjaga kelembababnya karena adanya kelenjar mukosa, bahkan pada spesies yang hidup di air, mucus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. (Sukiya, 2005).Racun yang terdapat pada Amfibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Tipe racun lain pada Amfibi adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant. 2. Warna TubuhAmfibi memiliki warna yang beraneka ragam. Ada hijau terang, kuning, oranye, emas. Sedangkan warna biru dan merah jarang ditemukan. Warna tubuh amfibi bisa disebabka oleh pigmen atau secara structural bahkan dihasilkan oleh keduanya (padua pigmen dan structural). Pigmen pada Amfibi sebagaimana pada ikan , terletak pada kromatofora di kulit (Sukiya, 2005).

Gambar: Keanekaragaman warna Katak

3. Pergantian KulitSeluruh kulit amfibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di bawah control hormon. Pengelupasan kulit pada katak pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih (Sukiya, 2005).4. Alat Gerak (appendages)Sebagian besar amfibi berekor modern memiliki empat tungkai relative lemah yag tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya, kaki depan memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada beberapa spesies terjadi pengurangan (Sukiya, 2005).5. Manfaat Amfibia. Untuk menanggulangi hamab. Sebagai alat dalam uji kehamilan pada wanita

REFLEKSI DIRIAmphibi merupakan salah satu anggota hewan vertebrata yang menyenangi hidup di area dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Salah satu ciri utama amphibi yang paling muah diidentifikasi adalah tubuhnya yang selalu tertutup oleh kulit yang lembab. Kulit yang lembab ini berguna untuk membantu proses pernafasan amphibi ketika dia sudah dewasa dan hidup di daratan. Menurut terminologinya sendiri amphibi berasal dari 2 kata yunani yakni amphi dan bios. Yang ketika ditransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia berarti makhluk yang selama hidupnya memiliki 2 bentuk kehidupan yakni kehidupan darat dan .Seperti halnya ikan dan reptilian, amphibi merupakan kelompok hewan poikiloterm (berdarah dingin) yakni suhu tubuhnya menyesuaikan dengan suhu ingkungan. Untuk itu amphibi membutuhkan sinar matahari guna membantu metabolism dalam tubuhnya (Hickman,2001). Pada permulaan siklus hidupnya amphibi hidup di perairan, kemudian bermetamorfosis sehingga dapat hidup di daratan. Ketika hidup di perairan amphibi muda bernafas dengan insang. Insang ini lama kelamaan pada akhir perkembangannya akan terudimentasi digantikan oleh paru. Demikan juga dengan alat geraknya yang semula ekor juga akan tergantikan dengan tungkai dan kaki yang berselaput (Hickman, 2001). Terdapat sekitar 3000 spesies amphibian yang masih dapat bertahan hingga saat ini dan dapat dibagi menjadi tiga golongan utama yakni urodela (salamander), anura (katak) dan apoda (caecilia).Katak mmempunya kelenjar granular yang berfungsi untuk memproduksi zat obnoxious (menjijikkan) atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Kelenjar racun pada katak dan kodok dapat menimbulkan iritas pada kulit. Pigmen pada Amfibi sebagaimana pada ikan , terletak pada kromatofora di kulit. Sel-se pigmen ini biasanya dinamakan menurut jenis pigmen yang dikandungnya. Melanofora mengandung pigmen coklat dan hitam, lipofora mengandung pigmen merah, kuning, dan oranye. Amfibi juga memiliki sel-sel pigmen yang disebut guanofora, yakni semacam iridosit pada ikan, mengandung Kristal guanine yang dapat memproduksi iridesen atau efek putih terang. Umumnya lipofora terletak di dekat permukaan kulit. Lebih ke arah dalam terdapat guanofora dan yang paling dalam terdapat melanofora. Seluruh kulit amfibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di bawah control hormon. Lapisan luar kulit tidak hanya satu bagian, tidak sebagaimana pada reptile, tetapi dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya utuh dan mengelupas bersamaan. Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spesies yang berbeda.Ada keunikan mengenai katak ini adalah terdapat katak terkecil di dunia ini hanya memiliki ukuran sebesar kuku manusia saja, bahkan lebih kecil. Para peneliti berhasil mendeteksi spesies baru katak dari Lembah Cosqipata, Peru, yang unik dengan ukuran tubuh sangat kecil. Tanpa pengamatan seksama, katak yang hanya sebesar kuku jari manusia mungkin akan terlewatkan.

DAFTAR PUSTAKABrontowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: ErlanggaHickman, Cleveland P. Robert, Larry S. Larson, Allan. 2001. Integrated Principles of Zoology, 11th Edition. New York: McGraw-HillIskandar, Djoko T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Bogor : Puslitbang Biologi LIPI.Kastawi, Yusuf. 1992. Vertebrata Bagian II. Malang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UM Press.Wulangi, K.S. 1994. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.Brawijaya, digilib. 2007. Pernapasan Katak. (Online), (http: www.digilib.brawijaya.ac.id), diakses pada 3 November 2013.

KRITERIA PENILAIAN RESUMEMATAKULIAH ZOOLOGI VERTEBRATASEMESTER GASAL 2013-2014No.

ElemenSkorMaksPenilaian

Diri Teman Dosen

I. IdentitasResume

1Judul4

2Foto2

3Nama penulis2

4Tempat dan waktu penulisan2

II. BagianTeksUtamaResume

5Topik-topik Bahasan pada bagian inti:

Relevan dengan topik bahasan yang dipaparkan pada RPS15

Berisi point-point penting yang berkaitan dengan topik bahasan15

Beragam konsep dieksplor dari banyak sumber (> 5 sumber buku atau artikel)15

Menyajikan hasil eksplorasi berupa konsep yang relevansinya dengan konsep yang dipelajari15

Gambar/ diagram/ foto yang disertakan10

Analisis kritis20

J u m l a h S k o r M a k s i m a l 100