respon para pendidik tentang pembatalan kurikulum 2013

5
RESPON PARA PENDIDIK TENTANG PEMBATALAN KURIKULUM 2013 DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh : DISWANTI, A. Ma 1303102 FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

Upload: andi-sudiharto

Post on 30-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

METODE PENDIDIKAN ISLAMRESPON PARA PENDIDIK TENTANG PEMBATALAN KURIKULUM 2013DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAHPEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Oleh :

DISWANTI, A. Ma

1303102

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUANIAIN RADEN FATAH PALEMBANG2014RESPON PARA PENDIDIK TENTANG PEMBATALAN KURIKULUM 2013

Pertama, Banyak aspek yang tidak jelas dan sulit dimengerti, baik oleh siswa maupun oleh guru. Contohnya pada sistem penilaian. Penilaian yang menggunakan IPK mulai diterapkan di sekolah saya sejak 2 semester lalu. Pada semester 2 kemarin pun, belum tampak adanya pemahaman oleh guru-guru yang mengisi rapot. Sehingga, seluruh nilai A- diberi IPK 3,66, tanpa variasi. Semester ketiga ini, disaat guru sudah mulai memahami sistem penilaiannya, nilai UTS pun bervariasi. Namun, variasi ini malah menunjukkan penurunan pada grafik nilai siswa dibandingkan semester 2 yang lalu.

Begitu juga dengan sistem pembelajaran di kelas. Pernyataan bahwa siswa harus lebih aktif, guru hanya bertindak sebagai fasilitator menimbulkan pertanyaan, baik pada guru, maupun pada siswa. Guru pun bingung bagaimana cara menerapkan ini. Dan tidak semua mapel mampu diajarkan melalui cara ini. Beberapa tetap sangat memerlukan penjelasan langsung dari guru. Contoh, matematika, fisika, dan kimia. Apabila konsep ini dipaksakan kepada guru yang belum memahami, maka siswa bisa jadi korbannya. contohnya, ada salah satu guru pada kelas 10, yang mengajar hanya dengan memberikan banyak tugas, dan tanpa memberikan evaluasi atas pekerjaan siswa, langsung memberikan ulangan. Siswa pun bertanya, jika guru hanya bertindak sebagai fasilitator, untuk apa siswa bersekolah? Apabila ujung-ujungnya siswa harus mempelajari semua hal sendiri, untuk apa siswa meninggalkan rumah dari jam 6.30 pagi hingga 15.00 sore untuk bersekolah?

Kedua, selama 3 semester ini, siswa telah merasakan bahwa Kurikulum 2013 sangat membebani siswa maupun guru. Siswa, para siswa, telah merasakan betapa banyaknya tugas yang siswa terima setiap harinya dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Dengan adanya kewajiban nilai tugas per kompetensi dasar per mata pelajaran, maka setiap guru pun terpaksa memberikan tugas, yang jumlahnya sungguh membebani psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, saya memiliki beberapa adik kelas yang mengaku bahwa mereka sampai harus tidur jam 12 malam tiap harinya karena beban tugas yang diberikan. Disamping itu, kewajiban adanya nilai ulangan harian tiap kompetensi dasar juga membebani siswa. Siswa sudah tidak mengenal lagi istilah minggu tenang sebelum UAS, karena seminggu sebelum UAS pun siswa masih disibukkan dengan banyak ulangan harian. Beban materi pelajaran yang siswa terima pun jumlahnya lebih banyak dibandingkan jika menggunakan KTSP. Adanya lintas minat yang semestinya digunakan untuk mengakomodir minat siswa, pada kenyataannya hanya menambah beban belajar siswa. Siswa yakin bahwa suatu generasi bangsa yang baik tidak bisa dibangun diatas penekanan mental. Suatu generasi bangsa yang baik memerlukan kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Dan Kurikulum 2013 telah memberi beban mental yang berat bagi siswa, para siswa.

Bagi para guru, sistem penilaian yang rumit juga menyulitkan mereka dalam menilai. Siswa, di Surabaya, telah menerapkan sistem rapot online. Namun, dalam sistem ini, banyak sekali aspek yang harus dinilai, mulai dari afektif, psikomotorik, dan kognitif. Guru siswa pun mengakui, ada sekitar 30 lebih nilai yang harus diinput per siswa, per mata pelajaran. Apabila satu poin saja kosong, maka nilai tidak akan keluar. Guru siswa pun terpaksa berjuang, sampai harus lembur hingga jauh malam, untuk mengupload seluruh nilai siswa ke database dengan fasilitas internet yang lambat dan server yang terkadang bermasalah. Sistem penilaian yang rumit ini mengakibatkan guru menjadi tersibukkan dengan sistem penilaian ini, yang bisa berakibat terbengkalainya tugas utama guru yang mulia, yaitu mendidik dan membimbing para siswa di kelas.

Ketiga, banyak kejanggalan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013 ini. saya akan mengangkat tentang konsep pembangunan karakter. Kurikulum 2013 menekankan pada pembangunan karakter siswa. Salah satunya adanya penilaian afektif. Ya, siswa sebenarnya setuju bahwa pembangunan karakter bangsa merupakan hal yang sangat penting apabila suatu bangsa ingin maju. Namun, menurut kami, cara penilaian afektif ini tidak efektif dan tidak logis. Dalam penilaian afektif ini, setiap sikap, seperti kejujuran, kepedulian, dan lain sebagainya harus diangkakan. Pertanyaan kami, apakah sikap adalah sesuatu yang bisa diangkakan? kami yakin, bahwa yang diperlukan dalam pembangunan karakter bangsa adalah teladan. kami setuju dengan konsep Pak Anies, bahwa yang harus dibangun mutunya terlebih dahulu adalah para guru.

Berdasar pandangan-pandangan kami diatas, maka kami meyakini bahwa langkah Pak Anies untuk menghentikan Kurikulum 2013 di sebagian sekolah adalah suatu langkah awal yang baik untuk menyelamatkan generasi siswa. Sekali lagi siswa dan guru berterima kasih atas kebijakan Bapak. Namun, menurut kami, solusi terbaik adalah menghentikan Kurikulum 2013 secara total.

Sekali lagi, para pendidik banyak mendukung kebijakan untuk menghentikan K13. Apabila ada yang berkata bahwa kebijakan ini terburu-buru, ingatlah bahwa K13 juga diluncurkan secara terburu-buru pula.

PAGE

4