resensi cerpen

5
Resensi Cerpen - Identitas Cerpen Judul Cerpen: Kopiah Haji Nama Pengarang: Raida Fitriani Penerbit: Zukzez Ekspress Tebal Buku: 160 halaman Cerpen yang diresensikan: Halaman 13-21 Cetakan: ke-I, April 2014 Penerjemah: - - Pendahuluan Raida Fitriani terlahir pada 27 Mei 1987, dengan gelar S.Kom setelah berhasil menyelesaikan studinya di STMIK Banjarbaru. Bakat sebenarnya yang ia miliki adalah menulis, namun hal itu baru disadarinya ketika mulai bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Banjarbaru pada akhir tahun 2006, padahal sejak SMP, ia sudah aktif menulis untuk mengisi mading sekolah berupa cerpen. Cerpen pertamanya dimuat pada tahun 2009 dengan judul “Kenangan Sepiring Rujak Pak Surip” di harian Banjarmasin Post, itulah awal dirinya semakin bersemangat untuk menulis dan mengasah kemampuannya yang kemudian tiga cerpen berikutnya juga sukses diterbitkan di harian yang sama. Pada akhirnya ia sukses membuat buku dengan self publishing berjudul “Kumpulan Artikel, Puisi, dan Cerpen Sebutir Pasir” yang cukup diminati oleh pembaca yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menyusul kemudian buku kedua yang juga masih self publishing berjudul “Tersenyum Pada

Upload: joshua-hicks

Post on 22-Nov-2015

90 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Resensi Cerpen

Identitas Cerpen Judul Cerpen: Kopiah Haji Nama Pengarang: Raida Fitriani Penerbit: Zukzez Ekspress Tebal Buku: 160 halaman Cerpen yang diresensikan: Halaman 13-21 Cetakan: ke-I, April 2014 Penerjemah: -

PendahuluanRaida Fitriani terlahir pada 27 Mei 1987, dengan gelar S.Kom setelah berhasil menyelesaikan studinya di STMIK Banjarbaru. Bakat sebenarnya yang ia miliki adalah menulis, namun hal itu baru disadarinya ketika mulai bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Banjarbaru pada akhir tahun 2006, padahal sejak SMP, ia sudah aktif menulis untuk mengisi mading sekolah berupa cerpen. Cerpen pertamanya dimuat pada tahun 2009 dengan judul Kenangan Sepiring Rujak Pak Surip di harian Banjarmasin Post, itulah awal dirinya semakin bersemangat untuk menulis dan mengasah kemampuannya yang kemudian tiga cerpen berikutnya juga sukses diterbitkan di harian yang sama. Pada akhirnya ia sukses membuat buku dengan self publishing berjudul Kumpulan Artikel, Puisi, dan Cerpen Sebutir Pasir yang cukup diminati oleh pembaca yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menyusul kemudian buku kedua yang juga masih self publishing berjudul Tersenyum Pada Kehidupan berisi kumpulan artikel yang penuh motovasi dan renungan hidup. Saat ini selain sibuk dengan pekerjaannya sebagai Administrasi Keuangan di sebuah perusahaan, penulis yang sering gokil tapi bias serius ini sedang bersemangat menyelasikan calon buku ketiganya yang Insya Allah akan coba ditawarkan ke penerbitan nasional.

IsiPak Haji Komar selalu memakai kopiah hajinya. Kemanapun ia pergi, baik ke masjid, tidur, sampai mandi pun kopiah itu selalu dipakainya. Istrinya, Bu Aisyah pun sampai bingung melihatnya. Ia selalu memberitahu suaminya namun suaminya tidak mau mendengarkannya. Istrinya ingat ketika ada hajatan dan salah satu temannya, Ridwan mengunjunginya. Pak Haji Komar pun diam namun berkata bahwa oleh-oleh dari tanah suci sudah habis yang membuat istrinya kesal. Keesokan harinya saat waktu Subuh, kopiah Pak Haji Komar menghilang. Di awal ia tak mau memakai kopiah lamanya yang berwarna hitam namun setelah istrinya membujuknya, ia mengalah. Ia pergi ke masjid dengan penuh kesal yang membuat sholatnya tidak khusyu. Kemudian Pak Haji Marwan yang kebagian kultum pun menyampaikan kultumnya tentang penampilan seorang muslim. Akhirnya Pak Haji Komar pun sadar dan tidak menyebut-nyebut kopiah hajinya lagi.

Analisis Unsur Intrinsik Tema: Penampilan Muslim Latar: Waktu: Maghrib: saat adzan Maghrib tengah berkumandang. Isya: memilih nongkrong di sekitar mushala sekalian menunggu shalat Isya tiba Subuh: di saat adzan Subuh berkumandang Tempat: Rumah Pak Haji Komar: Jarak antara mushala An-Nuur dengan rumah Pak Haji Komar hanya berjarak beberapa meter. Mushala: akhirnya sampai di mushala sampai muadzin bersiap mengumandangkan iqamat. Hajatan Perkawinan: untuk memenuhi sebuah undangan hajatan perkawinan Suasana Menegangkan: Saat Pak Haji Komar kehilangan kopiahnya. Tenang: Saat Pak Haji Marwan menyampaikan kultumnya. Alur: Maju Tokoh: Pak Haji Komar, Bu Aisyah, Pak Haji Marwan, Ridwan Perwatakan: Pak Haji Komar: Sombong, dan tidak mau kalah. Bu Aisyah: Penyabar Pak Haji Marwan: Bijak Ridwan: Ramah Sudut Pandang: Orang Ketiga Serba Tahu Amanat: Jangan menyombongkan diri sendiri, belum tentu diri kita jauh lebih baik daripada orang lain.

Analisis Unsur Ekstrinsik Nilai MoralMenjadi orang sombong tidak ada manfaatnya, justru sombong akan menjerumuskan kita. Karena, orang sombong tidak akan disukai banyak orang dan tidak akan disukai oleh Allah SWT. Nilai SosialSudah naik haji atau belum, kita tetap sama di mata Allah SWT. Tidak ada yang beda kecuali ketakwaan kita kepada-Nya. Kita harus menghargai orang lain dan berpenampilan sewajarnya saja, tidak perlu berlebihan agar dipandang orang lain sebagai orang yang hebat. Nilai Budaya: -

Kelebihan dan Kekurangan KelebihanCerita ini menyelipkan nilai moral dan nilai sosial yang tinggi sehingga pembaca bisa lebih mengambil hikmah dibalik cerita tersebut. Bahasanya juga mudah dipahami. KekuranganCerita ini mungkin mempunyai alur yang mudah ditebak sehingga pembaca sudah tahu akhir dari cerita tersebut yang membuat pembaca bisa-bisa menjadi malas untuk membacanya.

PenutupCerpen ini cukup menarik bagi semua usia baik tua maupun muda. Melalui cerpen ini, kita akan tahu bagaimana cara berpenampilan di masyarakat dan kita bisa mengambil nilai-nilai moral dan sosial yang ada di cerpen ini.