representasi sinden perempua dalam program tv “sedap malam” di rcti
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh. Alhamdulilah hirobil alamin di semester 6
saya selalk mahasiswa di universitas paramadina mendapatkan matakuliah riset kualitatif dan
terimakasih atas bimbingan dan arahan bapak selaku dosen pengajar kulitatif saya. Kali ini saya
sedang berlatih membuat atau menyusun riset kualitatif guna memenuhi syarat kelulusan mata
kuliah riset kualitatif
Jakarta,
Fajrin abdhilah
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program acara di media TV ada banyak jenisnya dan sangat beragam. dan tiap-
tiap program acara dibungkus atau di buat dengan semenarik mungkin dengan idea-idea
kereatif yang selalu berkembang. Untuk membuat program yang menarik dapat di lihat
dari tata panggung, set properti, pemilihan talen atau artis, pemilihan busana artis atau
wardrobe, pemilihan lagu, konten dan back sound. Semua di kerjakan oleh programmer
dan team kereatif dari program TV.
Perkembangan program televisi di indonesia sendiri kini mengalami peningkatan
terlihat bahwa pada tiap dua bulan sekali pasti ada program baru yang muncul dari
beberapa stasiun TV di indonesia, indonesia memiliki 11 stasiun tv nasional maupun
swasta, dengan banyaknya jumlah stasiun TV menbuat persaingan di dunia pertelevisian
menjadi sangat ketat dan menuntut para programmer lebih kreatif dalam menciptakan
program program baru di indonesia. Meskipun ada program yang segmen dan kontennya
hampir sama di dua stasiun tv yang berbeda. Contoh, Program talkshow sedap malam di
RCTI dan intermezzo di MNC TV, kedua program tersebut sama-sama ber genre
talkshow namun pada sajiannya dan tampilannya ada kereatifitas yang terlihat berbeda.
yang menjadi daya tarik dan membuat perbedaan pada ke dua perogran tersebut.
Program-program yang di buat semenarik mungkin oleh mereka para
programmer tv dengan tujuan program tersebut mendapatkan rating maupun share yang
tinggi. Sehingga pada akhirnya program tersebut memiliki nilai jual tinggi terhadap iklan
atau pihak advertensi yang ingin memasang iklan di program yang memiliki rating dan
share tinggi.
Rating adalah jumlah khalayak dari seluruh populasi penduduk yang
penonton/audien/pemirsa salah satu program TV sedangkan share adalah jumlah
Page 2
khalayak yang menonton/audienc/pemirsa yang menonton program TV dalam satu
stasiun TV swasta maupun nasional. Di indonesia sendiri perhitugan rating dan share di
dapat dari AGB Nielsen.
Program Talkshow yang terbaru di RCTI adalah sedap malam yang merupakan
program Remake atau penghidupan kembali program yang sudah lama tidak di
tayangkan judul sedap malam sendiri pertama kali tayang di ANTV yang di presenteri
oleh Showiman kini program sedap malam hadir dengan lebih kreatif dan menarik.
Dengan presenter kondang tanah air Ruben Onsu dan Nycta Gina.
Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah
Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah program
televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh
seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin
mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh
moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan
menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun
ditempat lain.( http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow/ diakses pada 2 mei 2013)
Konsep acara ini sebagian besar hampir sama seperti acara-acara talkshow
lainnya. Dengan membahas satu topic permasalahn dan memngundang bintang tamu
selebritis terkenal. Namun yang menjadi menarik di Sedap malam ada sinden yang
memberikan tip dewasa dengan penampilan yang mengundang mata-mata pria. Dengan
tarian yang sangan gemulai dan sensasional. Hostnya juga terkadang membawakan acara
dengan lucu hingga mengundang tawa penontonya.
Page 3
1.2. Rumusan Identifikasi Masalah
1.2.1. Identifikasi masalah
Pada program acara talkshow sedap malam yang tayang pukul 22.15 di stasiun tv
RCTI memiliki kalimat jargon “talkshow malam yang membahana, sensasional dan
hot” pada jam-jam seperti itu jelas yang menjadi target audien adalah orang dewasa bisa
pria maupun wanita. Namun tidak menutup kemungkinan pada jam yang bisa di bilang
belum terlalu lewat tengah malam dapat menarik perhatian anak di bawah umur dan
remaja yang belum tidur di jam-jam itu. Namun pada segmen tertentu tepat pada jam 12
malam ada tokoh sinden yang muncul degan kostum baju kebaya jawa dan berlogat
wanita genit nan sexy menggoda dengan tari-tarian Jawa yang sensasional dan
memberikan informasi seputar Tips dewasa dan seluk beluk kehidupan orang dewasa.
Program sedap malam sendiri memiliki sebutan Kumbang-kumbang untuk para
penontonnya.
apakah tokoh sinden di acara ini menjadi salah satu bungkusan kereatif sebagai
daya tarik untuk menarik penonton?. Tokoh sinden atau penari di perankan oleh aktris
yang berinisial nama asli nya adalah Roro Fitria. Dengan mengenakan kebaya sinden
jawa di iringi alunan musik gemelan jawa yang alunan suaranya mengikuti gerakan si
sinden/neng geulis. Sinden sendiri memiliki arti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah “penyanyi wanita pd seni gamelan atau dl pertunjukan wayang (golek, kulit)”
namun sinden di program ini lebih banyak menari dengan penampilan ala sinden jawa
dan bertanya mengenai beberapa hal yag mencangkul ruang lingkup dewasa kepada
bintang tamu dan memberikan tips-tips dewasa sembari menari dengan tarian yang
sangan menarik bagi kaum adam,
Berikut contoh tips yang di berikan oleh neng geulis di program sedap malam yang
tayang pada 20 Mar 2013 dengan bintang tamu Nikita milzani, Irfan Hakim dan Opiek
Kumis. “tips dahsyat dari eneng untuk pasangan, kasih pasangan kamu rangsangan
visual” pada segmen ini neng gelis memberikan tips dan pada akhir tips eneng gelis
mencontohkan rangsangan visual yakni hampir membuka sebagian bajunya namun
keburu di halangi oleh Ruben Onsu selaku host. Sebelum memberikan tips neng gelis
juga memberikan tebak-tebakan “bentuknya imut keras dan kaliat terakhirnya “OL”
Page 4
apakah itu, klunya kalo di goyang pinggul makin enak, apakah itu?”. Setelah beberapa
orang menerka-nerka dan menjawab neng gelis pun memberikan jawaban,”jawabanya
itu, JEMPOL” neng gelis memberikan jawaban sambil goyang pinggul dan
mengacungkan jempolnya. Pada segmen ini merupakan segmen yang di khususkan untuk
sinden sin eng gelis karena pada segmen ini waktu hampir di dominasi oleh kemunculan
sinden, tips yang di bawakan neng gelis ini juga merupakan daya tarik program sedap
malam untuk menarik perhatian penonton.
1.2.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
“Analisi isi program sedap malam dalam segmen tips dewasa sinden neng
geulis “
1.3. Pertanyaan penelitian
Bagaimanakah tentang isi segmen neng geulis yang memberikan tips
dewasa dalam program sedap malam menjadi daya tarik bagi penonton.
1.4. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui daya tarik penonton terhadap isi tips yang diberikan neng
geulis pada program acara talkshow sedap malam.
Untuk mengetahui hubungan kaitanya rating dengan kemunculan sinden neng
gelis di program acara talkshow sedap malam.
1.5. Kegunaan penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah mempelajari strategi program acara sedap
malam yang telah memenangkan Panasonic Gobel Awards 2013 kategori Talkshow
Hiburan
Page 5
1.5.1. Manfaat Penelitian Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan teori dalam khazanah
yang berkaitan dengan komunikasi.
1.5.2. Manfaat Penelitian Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para
programmer dan praktisi media TV tentang bagaimana mengemas sebuah
program talkshow yang berbeda dari biasanya yang kini sedang di minati oleh
khalayak banyak.
Page 6
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan
melalui media dalam penelitian ini media nya adalah media TV dengan komunikatornya
adalah program TV sedangkan komunikanya adalah penonton atau audienc, untuk itu
peneliti akan menjelaskan ilmu komunikasi secara umum terlebih dahulu sebagai
berikut.
2.1.1 Ilmu komunikasi
Ilmu komunikasi menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah “proses
mengubah perilaku orang (Communication is the process to modify the behavior
of other individuals )”. Sedangkan Lasswell menyajikan suatu model
komunikasi yang berbentuk sederhana. Model ini sering diajarkan kepada
mahasiswa yang baru belajar ilmu komunikasi. Menurut Lasswell komunikasi
dapat didefinisikan sebagai :
Siapa (who)
Dalam penelitian ini “who” adalah siapa yang me njadi target
audien dari program tv sedap malam
Bicara apa (says what)
Dalam penelitian ini “says what” adalah konten, tema dan
pembahasan yang di sajikan program sedap malam yang di berikan kepada
khalayak/penonton dan menjadi konsumsi informasi bagi mereka
Pada saluran mana (in which channel)
Penelitian yang di gunakan adalah pada saluran media tv
Page 7
Kepada siapa (to whom)
Pada hakikatnya yang menjadi target audien dari program sedap
malam adalah orang Dewasa. namun selain orang dewasa Kepada” siapa
pesan” yang di sajiakan dalam sedap malam tersampaikan dan menjadi
konsumsi siapa.
Dengan pengaruh apa (with what effect)
Pada penelitian ini pengaruh apa yang dapat terjadi dari pesan yang
di sampaikan program tv sedap malam melalui media tv
Berikut ini adalah definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut
beberapa ahli:
PALO ALTO
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus
menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat
percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi
HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol,
sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan
BOVEE
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan
LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa
dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa
CARL I. HOVLAND
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator
Page 8
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal
maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain
THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi
dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol
EDWIN EMERY
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain
DELTON E, Mc FARLAND
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia
WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang
yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua
proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan
CHARLES H. COOLEY
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang
dan menyimpan dalam waktu
A. WINNET
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian
atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut
Page 9
KARFRIEDKNAPP
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem
simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui
media lain (tulisan, oral, dan visual)
(di ambil dari http://infoilmukomunikasi.blogspot.com/2012/04/definisi-ilmu-
komnikasi.html yang di akses pada 2 mei 2013)
2.1.2 Fungsi komunikasi
Menyampaikan informasi (to inform)
Mendidik(to educate)
Menhibur(to entertain)
Mengpengaruhi(to influence)
2.1.3 Model komunikasi
Komunikasi satu tahap (one step flow communication)
Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum
hipodermik. Pesan yang disampaikan melalui media massa langsung
ditujukan kepada komunikan tanpa perantara, misalnya pemimpin
pendapat. Namun, pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan
juga tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.
Komunikasi dua tahap (two step flow communication)
Disebut komunikasi dua tahap karena model komunikasi ini
dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi antarpesona.
Model ini menggambarkan bahwa pesan lewat media massa diterima
oleh individu (pemimpin pendapat) yang terinformasi (well informed).
Para pemimpin pendapat itu menginterpretasi setiap pesan sesuai dengan
frame of referente dan field of experience yang ada pada dirinya.
Page 10
Komunikasi multitahap (multistep flow communication)
Model komunikasi multitahap menyatakan bahwa dalam laju
komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah
saluran yang berganti-ganti, artinya beberapa komunikan menerima pesan
langsung dari komunikator melalui saluran media massa, lalu
menyebarkan kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan beberapa
kali dari sumbernya melalui beberapa tahap
Media tv yang di teliti oleh peneliti dalam hal ini media tv merupakan
jenis komunikasi satu arah (one way communication) yang berratri bahwa
media tv tidak mendapat arus balik secara langsung dari penontonnya. Dari
program sedap malam sendiri tidak memfasilitasi untuk komunikasi dua arah
seperti melalui telfon interaktif, sms, twiter. Facebook, maupun skaype. dari
penonton di rumah ke studio langsung. Mengingat program sedap malam sendiri
di produksi secara taping ataou tidak live/langsung sehingga untuk melalkukan
komunikasi dengan penonton secara langsung menjadi sangat tidak efektif.
Konsep komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti penyampaian
pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi
bersifat instrumental dan persuasif. Berikut beberapa defenisi komunikasi yang
mendukung komunikasi sebagai tindakan satu arah:
Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan-rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan).
Gerald R. Miller, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan
pesan kepada penerima dengan niat yang di sadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima”. Everett M. Rogers, “Komunikasi adalah proses di
Page 11
mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Harold Laswell,
mendefinisikan komunikasi sebagai “Who says what in wich channel to
whom with what effect”.
Proses komunikasi satu arah
(di ambil dari http://andyfebruary29.files.wordpress.com/2012/12/12.jpg
yang diakses pada 2 mei 2013)
2.2 Komunikasi massa
Joseph De Vito (BUKU: communicology: an intro-duction to the study of
communication) Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-
pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah
dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,
majalah, film, buku dan pita.
McQuil (1987) Teori Komunikasi Massa komunikasi massa terutama
dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massa dan untuk
menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Di samping itu, ada pula makna lain yang
dianggap makna asli dari kata massa, yaitu makna yang mengacu pada kolektivitas
tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama. Kamus bahasa
Inggris memberikan definisi massa sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak
mengenal keberadaan individualitas. Definisi ini ini hampir menyerupai pengertian
Page 12
massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi, khususnya bila dipakai dalam kaitannya
dengan audien media.( http://komunikasi-1985.blogspot.com/2012/01/pengertian-
komunikasi-masa-menurut.html diakses pada 2 mei 2013)
Media TV termasuk komunikasi massa yang memiliki Karakteristik menurut
Konsep Klasik adalah:
1. Ditujukan pada khalayak luas, heterogen tersebar, anonim serta tidak
mengenal batas geografis dan budaya
2. Bersifat umum, bukan perorangan
3. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah
4. Penyampaian pesan berjalan cepat dan mampu menjangkau khalayak yang
luas dalam waktu yang relatif singkat
5. Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir
6. Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer
7. Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan (sosial, ekonomi, politik,
budaya dll)
(sumber bahan materi kuliah)
2.2.1 karakteristik komunikasi massa
komunikasi massa berlangsung satu arah
komunikator pada komunikasi massa melembaga
pesan pada komunikasi massa bersifat umum
media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Page 13
2.3 Media massa
Media massa adalah Suatu proses ketika organisasi media memproduksi dan
mentransmisi pesan-pesan pada masyarakat luas dan proses ketika pesan-pesan tersebut
dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi audience
Suatu proses ketika komunikator- komunikator menggunakan media untuk
menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus, menciptakan makna-makna
serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam melalui berbagai
cara (Defluer & Mc Quail, 1985)
2.3.1 Fungsi media massa
Fungsi media massa dalam masyarakat: MENURUT HAROL LASWELL
Surveillance (pengawasan lingkungan) , Correlation of the response of the society to
enviroment (korelasi), Transmitter of cultural (transmisi budaya) DAN MENURUT
Charles wright Entertainment (hiburan)
Transmitter of cultural (transmisi budaya)- Pentransferan nilai-nilai selain
dilakukan oleh orang guru. Media massa memberikan frame of reference, pengetahuan.
Di masyarakat modern peran media dalam sosialisasi atau tramisi nilai-nilai menjadi
sangat penting.
2.3.2 Sifat media massa
Sifat media massa cetak maupun elektronik dalam masyarakat secara
umum adalah.
Surveillance (pengawasan lingkungan)
Contoh Kejadian bencana alam yang terjadi di muka bumi di belahan bumi
manapun pastinya media massa wajib memberitakan keseluruh khalayak
/audienc untuk menindak lanjuti bencana mediamassa terus mengawasi dan
terus memberitakan.
Page 14
Correlation of the response of the society to enviroment (korelasi)
Media memberikan banyak pilihan informasi bagi khalayak agar khalayak
dapat memilih dan menentukan informasi yang akan di konsumsinya.
Transmitter of cultural (transmisi budaya)
Media massa juga menjadi trasmisi budaya dimana media yang
menginformasikan atau mengabarkan suatu kebudaya yang di konsumsi
khalayak dan kebudayaan itu dapat di ceerna dan di tiru oleh khalayak selaku
pengkonsumsi media massa.
Entertainment (hiburan)
Program pada media massa tv pada khusunya ada program film sebagai media
hiburan khalayak selain media sebaga sarana mencari informasi
2.3.3 Kaitan dengan penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa TV
merupakan media massa dengan arus komunikasinya satu arah yang di produksi
untuk mentransmisikan pesan-pesan yang di sampaikan media tv dari program-
perogram yang di tonton oleh penonton, sedangkan perogran sedap malam
bersifat menghibur, mengtrasmisikan budaya dan penonton menonoon TV guna
mencari hiburan korelasi dan korelasi.
2.4 Televisi
Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang
menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat,
berurutan, dan diiringi unsur audio. Walaupun demikian pengertian ini harus dibedakan
dengan media film yang menggunakan kecepatan 24 bingkai per detik sehingga gambar
tampak hidup. Setiap gambar dari rangkaian tersebut dapat dengan mudah kita kenali
dengan mata telanjang.
Page 15
Kata televisi berasal dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata
visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa latin. Jadi, televisi berarti suatu
sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.
2.4.1 Perkembangan pertelevisian
Pertelevisian di indonesiua di awali oleh TVRI sebagai setasiun
televisinasional pertama dan satu satunya di indonesia pada 24 agustus 1962 lalu
di susul oleh setasiun tv swasta RCTI pada tahun 24 agustus 1989 hingga kini
tahun 2013 ada 11 setasiun TV nasional maupun swasta
2.4.2 Karakteristik TV
Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Beberapa
karakteristik media televisi adalah sebagai berikut :
Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang
penglihatan dan pendengaran manusia.
Dapat menghadirkan objek yang amat kecil/besar, berbahaya, atau langka.
Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
Mampu menyajikan unsur warna, bunyi, gerakan, dan proses dengan baik.
Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film,
foto, dan gambar dengan baik.
dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak
menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
Mudah ditonton tanpa harus menggelapkan ruangan.
Membangkitkan perasaan intim atau media personal.
(http://books.google.co.id/books?
id=F2JCU2E0VwgC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=karakteristik+tv++
+sutisno&source=bl&ots=fgG7RHecRc&sig=-
Page 16
L_ftRNYBEt8rmUrjtsXUufO05E&hl=en&sa=X&ei=I5iCUb2PEojNrQetloDACw&redir
_esc=y)
2.5 Program tv
Program televisi terbagi dua yaitu program produksi dan berita. Program
produksi/softnews merupakan program yang berisi informasi dan hiburan seperti
tayangan drama, magazines, documentary, dan lain-lain. Sedangkan program
berita /hardnews merupakan jenis program yang menayangkan informasi-
informasi ter-update mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
2.5.1 Talkshow
Program berbincang yang di lakukan lebih dari dua orang di televisi, atau
biasa dikenal dengan program talkshow, produksi program talkshow dapat
dilaksanakan di dalam studio maupun di luar studio televisi. Program talkshow
ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau
lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat,
atau tanya jawab persoalan dengan menanyakannya langsuk ke bada pihak yang
bersangkutan.
Page 17
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini membahas tentang Analisi isi program sedap malam dalam segmen
tips dewasa sinden neng geulis, karena Pendekatan KUALITATIF lebih menekankan
pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). maka
peneliti lebih memilih menganalis suatu program acara tv
1.2. Jenis penelitian
Jenis penelitian deskriftif
1.3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah program talkshow Sedap malam di RCTI yang
tayang tiap hari rabu jam 22.30 WIB. Secara keseluruhan Peneliti akan meneliti program
sedap malam namun peneliti lebih mengkhususkan kosentrasinya pada segmen tips. Tips
di bawakan oleh sinden tari neng geulis yang berinisial asli Roro Fitria bagai mana
penampilan neng geulis dalam membawakan tips di layar kaca. Tips-tips dewasa seperti
apa yang di berikan dan pembawaan neng geulis dalam tarian-tarianya yang sensasional.
1.4. Lokasi penelitian
Penelitian di lakukan di studio 3 RCTI JI. Raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta,
kode pos 11530
1.5. Key Informan dan Informan
Untuk memperoleh data dan melengkapi penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara mendalam dengan key informan dan informan. key informan adalah sumber
informasi yang dapat memberikan keterangan penting dalam suatu penelitian sedangkan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian
Page 18
Key informan yang akan peneliti wawancarai adalah Bapak Goib selaku Eksekutif
Produser dari program acara talkshow Sedap malam. Usia 43 tahun kelahiran Wonog.
Bapak Goib sudah berpengalaman di dunia pertelevisian indonesia, sudah 20 tahun
berkerja di stasiun tv. Kemudian yang menjadi Informan adalah team kreatif salah
satunya Mas.Raja ia berkerja di bagian kreatif sejak program sedap malam pertama kali
tayang di layar kaca
1.6. Tehnik pengumpulan data
Peneliti menggunakan Teknik pengumpulan data dalam memperoleh dan
mengumpulkan data-data. Data dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu data primer
dan sekunder.
1.6.1. Data perimer
Pengambilan data primer dilakukan peneliti melalui wawancara mendalam
dan observasi guna memperoleh data secara langsung yang diperoleh dari sumber
peneliti. Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek
penelitian. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
penelitian.
Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui,
yakni mengenalkan diri, menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi
wawancara, dan mengajukan pertanyaan
Terdapat dua jenis wawancara, yakni wawancara mendalam (in-depth
interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara
terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa
pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan
dilakukan berkali-kali. Kemudian wawancara terarah (guided interview) di mana
peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.
Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan,
yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih
Page 19
memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan dari pada bertatap muka dengan
informan, sehingga suasana terasa kaku
Berikut tata cara Wawancara yang baik:
Memerhatikan dan mendengarkan
Identifikasikan isu
Hindari penilaian (judgement)
Pahami respon
Jangan libatkan perasaan/emosi
Catat, verbal-nonverbal
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim
dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan
menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian
Observasi memiliki beberapa bentuk yaitu :
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
2. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
3. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim
peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
Page 20
1.6.2. Data sekunder
Pengambilan data sekunder, yakni data penunjang penelitian secara teoritis dengan
cara memperoleh atau mengumpulkan buku-buku karangan ilmiah yang berhubungan
dengan masalah yang bersangkutan, artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Yang di dapat peneliti dari berbagai sumber. Seperti hasil dari baca majalah
yang yang rubriknya menyangkut tentang acara sedap malam di RCTI, artikel-artikel dari
internet tentang acara sedap malam, forum-forum diskusi di dunia maya yang membahas
tentang neng geulis sedap malam.
1.7. Tehnik analisis data
Dalam sebagian besar penelitian kualitatif, analisis data tidak dilakukan dalam
satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data merupakan proses sistematis yang
berlangsung secara terus menerus, bersamaan dengan pengumpulan data (Daymon
2008:545-548). Analisis data kualitatif berkaitan dengan :
1. Reduksi data : Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-
potongan yang lebih teratur dengan mengkoding, menyusunnya menjadi kategori
(memoing), dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana.
2. Interpretasi : Mendapatkan makna dan pemahaman terhadap kata-kata dan tindakan
para partisipan riset, dengan memunculkan konsep dan teori (atau teori berdasarkan
generalisasi) yang menjelaskan temuan.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara
dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan key informan dan informannya, untuk
selanjutnya dianalisis melalui konsep-konsep yang digunakan sebagaimana tertera di Bab
2.
Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data
secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik
yang dipelajari. Dengan demikian pada gilirannya peneliti akan dapat menemukan makna
dari data yang dikumpulkannya. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding
sebagai tahap yang penting, meskipun peneliti yang satu dan yang lain menberikan
Page 21
usulan prosedur yang tidak sepenuhnya sama. Pada akhirnya, penelitilah yang berhak
(dan bertanggung jawab) memilih cara melakukan koding yang dianggapnya paling
efektif bagi data yang diperolehnya.
Dalam menganalisis transkrip, peneliti dapat pula mengikuti langkah-langkah
analisis yang disarankan Strauss dan Corbin. Mereka membagi langkah koding dalam 3
bagian :
a. Koding terbuka (Open Coding) : Peneliti menyusun transkripsi verbatim (kata
demi kata) atau catatan lapangannya sedemikian rupa sehingga ada kolom
kosong yang cukup besar di sebelah kiri dan kanan transkrip. Hal ini akan
memudahkannya membubuhkan kode-kode atau catatan-catatan tertentu
diatas transkrip tersebut.
b. Koding aksial (Axial Coding) : Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan
penomoran atau pengkodean sesuai dengan konsep yang digunakan pada
baris-baris transkrip atau catatan lapangan tersebut. Hal ini memudahkan
peneliti dalam melakukan tahap coding selanjutnya atau selective coding.
c. Koding Selektif (Selective Coding): Menyederhanakan data adalah dengan
menggabungkan semua kategori, sehingga menghasilkan tema khusus.
Penggabungan tidaklah banyak berbeda dengan pengkodean terporos, kecuali
tingkat abstraknya. Konsep-konsep yang digunakan dalam penggabungan
lebih abstrak dari konsep pengkodean terporos. Kepekaan teoritik dari peneliti
sangat penting. Inti dari proses penggabungan itu adalah bagaimana peneliti
dapat menemukan spirit teoritis dari semua kategori. Spirit teoritis itu
mungkin saja tidak tampak secara eksplisit, tetapi tertangkap oleh pikiran
peneliti.
1.8. Keabsahan penelitian
Page 22
Kriteria-kriteria untuk mengevaluasi keterpercayaan adalah :
1. Credibility (kredibilitas), Menurut Lincoln dan Guba (1985), suatu riset akan
kredibel jika orang-orang yang terlibat mengakui kebenaran temuan-temuan riset dalam
konteks sosialnya sendiri.
Dalam penelitian ini apa tindakannya? Jelaskan...
2. Transferability, Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
Maksudnya adalah mempertimbangkan bagaimana prinsip atau model apapun yang
kemungkinan dimunculkan dalam riset ini, dapat diberlakukan untuk situasi sejenis
dimanapun gejala itu dianggap berlangsung. Penelitian ini, diharapkan dapat menjadi
acuan untuk penelitian lain.
3. Dependability (tingkat ketergantungan), Kredibilitas dan tingkat ketergantungan
berhubungan erat. Agar temuan riset dapat dikaitkan (dengan yang lain), maka temuan
tersebut harus konsisten dan akurat.
4. Confirmability (dapat dikonfirmasikan), Yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan
kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan
dicantumkan dalam laporan lapangan. Agar riset dapat dikonfirmasikan, peneliti harus
mampu menunjukkan bagaimana data terkait dengan sumbernya, sehingga pembaca
dapat menetapkan bahwa kesimpulan dan penafsiran muncul secara langsung dari
sumber tersebut. Untuk memenuhi standar confirmability, seluruh jawaban yang
bersumber dari dari key informan dan informan dikonfirmasi dengan jawaban informan
lainnya sehingga hasilnya diharapkan menjadi obektif. Selain itu penggunaan sumber
data sekunder berupa website, surat kabar, majalah turut pula membantu konfirmasi data
yang diperoleh melalui wawancara. Langkah lain untuk memenuhi standar
confirmability, adalah peneliti menyertakan proses coding mulai dari open coding,
dimana seluruh hasil wawancara dituangkan kedalam bentuk transkrip dengan tabel.
kemudian axial coding, hasil open coding tadi dikategorikan dan disesuaikan dengan
konsep yang dipakai sebagai acuan (coding dapat dilihat pada Lampiran)
1.9. Keterbatasan penelitian
Page 23
Dalam setiap penelitian pasti ditemui kelemahan dan keterbatasan penelitian, begitu pula
dengan penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbatasan penelitian yaitu :
Menentukan waktu wawancara dengan pak Goib selaku key informan karena
sibuk dengan kerjaanya. Sesudah kerja pun sulit di temui karena selalu
beristrirahat pergi pulang ke rumah
Waktu produksi program sedap malam yang begitu lama membuat peneliti merasa
lelah dan ngantuk di saat observasi
Page 24